laporan praktikum€¦ · laporan praktikum respirasi oleh : golongan f/ kelompok 1b 1. dika probo...
TRANSCRIPT
-
i
LAPORAN PRAKTIKUM
RESPIRASI
Oleh :
Golongan F/ Kelompok 1B
1. Dika Probo Pangestu 161510501011
2. Kizah Musdalifah 161510501012
3. Eka Pransiska Utamala Malinda 161510501015
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
-
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan termasuk makhluk hidup yang juga memerlukan adanya energi
untuk melakukan segala aktivitas mereka. Aktivitas tersebut dapat berupa sintesis,
gerak, absorbsi unsur hara serta transpor elektron yang sebelumnya dari proses
respirasi energi kimia yang tersimpan akan diubah menjadi ATP yang memiliki
energi tinggi sehingga mampu mendukung proses metabolisme dan beberapa
aktivitas / proses hidup tanaman. Tanaman dalam memperoleh nutrisi atau
makanan bergantung pada lingkungan sekitar mereka, ketersediaan nutrisi tersebut
harus mampu mencukupi kebutuhan dari tanaman. Proses reaksi kimia dalam sel
tumbuhan membutuhkan unsur penting yakni oksigen. Ketersediaan oksigen pada
lingkungan sekitar juga sangat diperlukan.
Respirasi dapat berlangsung secara aerobik maupun anaerobik dalam sel
tanaman. Respirasi aerob yakni proses yang membutuhkan adanya oksigen dan
repirasi anaerob sendiri proses tidak membutuhkan adanya oksigen atau disebut
juga fermentasi. Pengukuran laju metabolisme dapat dilakukan dengan mengukur
banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup yang diamati per satuan
waktu. Beberapa hal tersebut dapat terjadi karena pada proses oksidasi
memerlukan oksigen dari bahan makanan yang diserap dan akan menghasilkan
suatu produk keluaran dalam bentuk energi. Laju pada metabolisme dapat
diperkirakan dengan melihat laju pada konsumsi/serapan tanaman terhadap
oksigen.
Kegiatan respirasi yang dilakukan oleh manusia serta hewan terjadi siang
dan malam hari meskipun saat mereka beristirahat. Tumbuhan, melakukan proses
respirasi saat malam hari serta melakukan kegiatan fotosintesis di siang hari , hal
tersebut dilakukan tumbuhan dikarenakan saat siang hari tumbuhan dapat
memperoleh energi dari sinar matahari yang optimal ,akan tetapi malam hari
tumbuhan tetap melakukan proses fotosintesis saat mendapatkan pencahayaan
yang memadai sehingga mampu mengurai CO2 yang terdapat di udara.
-
2
Tumbuhan memiliki ciri tersendiri apabila terjadi proses respirasi yakni
dimana hasil dari proses respirasi berupa atp dan reaksi fotosintesis tersebut
dibentuk dari penyimpanan bahan cadangan makanan contohnya lemak dan
tepung. Memerlukan konsumsi oksigen pada proses siklus asam trikarboksilat,
jadi pada kondisi kekurangan oksigen proses tersebut tidak akan berjalan berbeda
apabila terdapat jaringan parenkim pada tanaman tertentu. Daun sebagai tempat
terjadinya reaksi respirasi, lebih tepatnya pada bagian daun mitokondria dan
sitoplasma yang dimana reaksi tersebut sangat penting sebab mampu melepaskan
energi dari gula. Pengendalian reaksi kimia lain melalui ATP.
Pembakaran dan respirasi termasuk pada proses pelepasan energi potensial
yang memiliki perbedaan. Pembakaran berlangsung seacara tidak terkontrol
sehingga antar molekul terpecah, menyeluruh sehingga molekulnya terbakar
secara keseluruhan, energi yang dihasilkan berbentuk panas dan menyala.
Respirasi berlangsung secara terkontrol, terjadi secara pelan-pelan, hasil dari
proses tersebut dalam bentuk ATP yang dipecah apabila saat diperlukaan saja.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi serta
membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi.
-
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi adalah suatu proses dimana terjadi pertukaran reaksi kimia yang
terjadi antara organisme dengan lingkungannya. Makhluk hidup melakukan
respirasi, terutama tumbuhan yang digunakan untuk mengambil oksigen yang
berasal dari udara kemudian membuangnya dalam bentuk karbondioksida. Proses
respirasi yaitu penguraian gula serta pelepasan energi dari sel tumbuhan. Respirasi
dilakukan pada stomata lentisel dan ruang antar sel. Respirasi dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu, respirasi aerob yang memerlukan bantuan oksigen untuk
menguraikan gula dan anaerob yang tidak memerlukan bantuan oksigen
(Nelistya., 2009).
Respirasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu, tahapan glikolisis, siklus krebs,
dan rantai transpor elektron. Tahapan glikolisis merupakan suatu reaksi
pemecahan molekul glukosa (C6) menjadi asam piruvat (C3) yang secara langsung
dilakukan dalam sitoplasma secara anaerob, menghasilkan suatu energi yang
berupa 2 molekul ATP. Proses awal yaitu masuknya glukosa dalam sel melalui
protein yang terdapat pada membran sel secara spesifik, kemudian setelah glukosa
masuk ke dalam sel sitoplasma, akan mengalami suatu proses yang disebut
dengan glikolisis. Pada glikolisis gula akan dirubah dalam bentuk heksosa yaitu
glukosa (Rahmatan dkk., 2012).
Mekanisme secara umum yang beralih antara mode respirasi katabolik dan
anabolik, serta sarana umum yang digunakan untuk mengendalikan status pada
karbon, energi dan redoks sel. Pengangkutan aktif ion pada mineral yang
digunakan ke dalam tanaman adalah suatu proses intensif energi yang didukung
oleh respirasi pada tanaman. Respirasi tanaman dapat pula dibagi ke dalam proses
pertumbuhan sebagai pendukung, yang dapat mendukung proses perawatan serta
pengangkutan ion secara khusus. Proses pengangkutan tersebut bersifat dinamis
dan bervariasi, sebab ATP cenderung pada kedinamisan dan bervariasi
(Vanlerberghe., 2013).
Proses respirasi sebagai substrat sumber energi dapat menurunkan total asam
pada saat penyimpanan yang dikarenakan penggunaan suatu asam-asam organik
-
4
yang terdapat pada tanaman. Penurunan total tersebut dikarenakan dalam proses
respirasi, gula terurai menjadi asam piruvat yang daoat menghasilkan CO2 dan
H2O. Akibat yang ditimbulkan oleh penggunaan asam-asam organik tersebut
adalah jumlah asam organik dapat menurun yang menyebabkan nilai dari asam
juga menurun. Laju respirasi dapat menahan penggunaan asam-asam organik
sehingga dapat ditekan untuk mempertahankan total asam pada tanaman selama
dalam proses penyimpanan (Novita dkk., 2012).
Respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu substrat yang tergantung
pada ketersediaan substrat utama dalam bentuk karbohidrat, temperatur dapat
mempengaruhi kerja suatu enzim dan oksigen yang berfungsi sebagai tempat
penerimaan elektron pada daur krebs. Respirasi memiliki strategi pertumbuhan
yang mengakolasikan suatu fraksi karbon yang relatif tinggi menuju ke akar,
dapat meningkatkan suatu tingkat dimana dapat mengekstrak uap air dari matriks
tanaman. Strategi pertumbuhan tersebut akan dapat menghasilkan suatu biaya
metabolisme pada respirasi pertumbuhan dan perawatan nyata sebagai langkah
untuk biomassa akar tambahan pada tanaman (Pavlick et al., 2013).
Respirasi aerob dan fotosintesis dapat didukung dengan adanya penggenangan
sebagai salah satu strategi untuk penghindaran (escape strategy) terhadap
penggenangan untuk membantuk dalam kebutuhan oksigen dan karbondioksida.
Pada saat tanaman kekurangan oksigen (keadaan hipoksia), maka akar adventif
akan terbentuk sebagai upaya untuk mencari tekanan oksigen yang tinngi. Akar
tersebut akan mengurangi pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh adanya
genangan dengan memperluas area perakaran di udara dan meningkatkan respirasi
aerob serta mengoksidasi rizosfer (Rohmah dkk., 2016).
Peningkatan respirasi dan kapasitas AOP yang terdapat pada tanaman dingin
akan melindungi terhadap spesies oksigen reaktif (ROS) yang ada di mitokondria
dan photodamage pada kloroplas. Pengonsumsian yang berlebihan akan
mereduktan melalui jaringan transpor elektroda negatif pada alternatif
mitokondria. Peningkatan respirasi mitokondria terutama yang didukung oleh
jalur oksidatif sitokrom (COP) (Gandin et al., 2014).
-
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Agrobiosains yang berjudul “Respirasi” dilaksanakan pada hari
Sabtu, 14 Oktober 2017 pukul 16.00 – 17.30 WIB di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Erlenmeyer 250 cc.
2. Neraca.
3. Kertas saring.
4. Respirometer.
5. Beaker glass
6. Botol semprot.
7. Biuret
3.2.2 Bahan
1. Biji imbibisi kacang hijau, kecambah kacang hijau (24 jam dan 48 jam).
2. Larutan CaCl2 0,2 N.
3. Larutan NaOH 0,2 N.
4. Larutan HCl 0,05 N.
5. Aquadest.
6. Vaseline.
7. Indikator pp.
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Memasukkan sedikit NaOH (1 butir) ke dalam dasar respirometer dan
memasukkan pula kassa logam ke dalam tabung objek yang telah diisi oleh
-
6
biji atau kecambah kacang hijau sebanyak 15 butir dengan ukuran atau tinggi
kecambah kacang hijau yang sama.
2. Menutup sementara respirometer dengan tangan, agar NaOH tidak menguap.
3. Mengolesi vaseline pada lingkar tabung objek dan tabung pengumpul
respirometer.
4. Menutup tabung objek dengan tabung pengumpul.
5. Mengisi alat suntik dengan sedikit tinta dengan menyedotnya.
6. Menyuntikkan tinta satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung
pengumpul hingga mencapai angka 0.
7. Melihat perubahan tetes tinta (menurun) dalam waktu 2 menit dalam pipa
ukur. Mencatat perubahan tetes tinta yang menunjukkan pemakaian volume
oksigen oleh biji atau kecambah kacang hijau dalam waktu 2 menit.
8. Mengeluarkan kassa logam dari respirometer.
9. Menuangkan aquadest 5 ml ke dasar tabung respirometer yang terdapat
NaOH.
10. Menuangkan larutan NaOH ke dalam erlenmeyer.
11. Menuangkan 15 ml aquadest ke dalam erlenmeyer yang terisi larutan NaOH
dan menggoyangkan erlenmeyer hingga butiran NaOH larut dalam aquadest.
12. Menuangkan CaCl2 0,2 N ke dalam erlenmeyer larutan NaOH dan
menggoyangkannya hingga terdapat endapan CaCO3.
13. Menyaring endapan CaCO3 dengan kertas saring.
14. Menyemprot endapan CaCO3 pada kertas saring dengan aquadest sebanyak
100 ml.
15. Meneteskan indikator pp sebanyak 5-10 kali ke dalam larutan endapan
CaCO3 hingga larutan tersebut berwarna pink.
16. Mentitrasi larutan endapan CaCO3 yang telah berwarna pink dengan HCl 0,05
N hingga larutan tersebut berubah menjadi bening dan mencatat volume
titrasi tersebut.
17. Menghitung volume karbondioksida dengan rumus : V = x N.HCl x
Mr.HClx V. HCl
Keterangan : N.HCl = 0,05
-
7
Mr. HCl = 44
18. Menghitung volume oksigen yang terpakai dengan rumus : V= 3,14 x 0,75 x
0,75 x (perubahan posisi tetes air) mm3.
19. Menghitung Kuosien Respirasi (KR) dengan rumus : KR =
20. Mencatat seluruh perhitungan ke dalam tabel.
3.4 Variabel Pengamatan
1. Volume CO2.
2. Volume O2.
3. Kuosien Respirasi
3.5 Analisis Data
Perolehan data yang dilakukan selama kegiatan praktikum selanjutnya akan
dilakukan dengan analisis statistik deskriptif.
-
8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Perlakuan Indikator Perlakuan
Volume O2 Volume CO2
1. Imbibisi 1,47 5,94
2. 24 Jam 0,65 1,55
3. 48 Jam 2,72 2,56
Data diatas merupakan data hasil pengamatan respirasi pada biji kacang
hijau yang memperoleh hasil volume O2 dan volume CO2. Biji kacang hijau yang
dilakukan untuk kegiatan pengamatan yang diperlakukan dengan cara imbibisi
dapat menghasilkan volume O2 sebanyak 1,47 dan volume CO2 sebanyak 5,94.
Kecambah kacang hijau yang berusia 24 jam dilakukan pengamatan yang
menghasilkan volume O2 sebanyak 0,65 dan volume CO2 sebanyak 1,55.
Kecambah kacang hijau yang berusia 48 jam dilakukan pengamatan yang
menghasilkan volume O2 sebnyak 2,72 dan volume CO2 sebanyak 2,56. Volume
O2 dan volume CO2 yang dihasilkan dapat di hitung dengan perhitungan sebgai
berikut:
Perlakuan Imbibisi
Volume O2 = 3,14 x (0,75)2 x
= 3,14 x (0,75)2 x
= 1,47
Volume CO2 = ½ x V x HCl x N x HCl x Mr x HCl
= ½ x 5,4 x 0,05 x 44
= 5,94
KR =
=
= 4,04
-
9
4.2 Pembahasan
Biji dan tanaman baru dapat melakukan respirasi layaknya makhluk hidup
lain. Respirometer merupakan alat untuk mengamati proses respirasi pada biji
kecambah. Pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan alat
respirometer yaitu kecambah kacang hijau di imbibisi, kecambah kacang hijau
dengan usia 24 jam, dan kecambah usia 48 jam.
Cara untuk mengetahui volume O2 dan volume CO2 yang ada pada
kecambah kacang hijau yaitu menggunakan bahan berupa larutan NaOH, HCL,
dan larutan CaCl. Larutan yang telah disiapkan terlebih dahulu selanjutnya
langkah awal yang dilakukan yaitu memasukkan NaOH yang masih dalam bentuk
butiran yang padat. Ujung penutup tabung di olesi menggunakan vaseline.
Langkah selanjutnya yaitu memasukkan kacang hijau yang telah di imbibisi
terlebih dahulu. Fungsi dari larutan NaOH sendiri yaitu untuk dapat menyerap
oksigen yang yang dikandung dalam biji kacang hijau. Larutan NaOH telah
diberikan dan dimasukkan dalam tabung maka langkah selanjutnya yaitu ujung
pada tabung di tutup lalu diberikan tinta hitam dengan takaran titik nol.
Langkah awal telah dilakukan maka langkah selanjutnya yaitu menunggu
tinta yang di suntikkan ke dalam respirometer selama 2 menit. Perubahan yang
terjadi selama selang waktu 2 menit tersebut yaitu tinta tersebut akan bergerak ke
bawah dan tinta akan menjauhi titik nol atau titik awal. NaOH yang ada pada
gelas beker di ambil kemudian NaOH tersebut di larutkan dengan menggunakan
CaCl. NaOH yang telah di larutkan menggunakan CaCl kemudian di cuci dengan
air Aquades yang berfungsi untuk memisahkan endapan dari kertas saring.
Pemberian air Aquades yaitu sebanyak 100ml. Langkah selanjutnya yaitu
pemberian indikator PP dengan cara meneteskan 2 tetes saja. Pemberian indikator
PP akan memberikan perubahan warna berupa warna pink. Langkah terakhir yaitu
titrasi. Titrasi dilakukan dengan menggunakan larutan HCl dengan volume awal
yang mana volume tersebut telah ditentukan terlebih dahulu. NaOH yang di titrasi
yaitu di tetesi menggunakan larutan HCl sampai berubah warna menjadi warna
bening. Proses untuk mengetahi vulume O2 dan volume CO2 talah dilalui sehingga
hita bisa mengetahui hasil volume tersebut.
-
10
Gambar 1.1 Grafik Volume O2 dan CO2
Data hasil pengamatan di atas dapat terlihat dengan jelas, perlakuan yang
membutuhkan volume O2 terbanyak yaitu pada kecambah 48 jam. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu meningkatnya laju respirasi. Konsentrasi oksigen akan
menurun apabila respirasi yang terjadi mengalami peningkatan. Laju respirasi
dapat menyebabkan meningkatnya konsumsi oksigen dan peningkatan hasil CO2.
Peningkatan suhu merupakan salah satu penyebab terjadinya konsumsi oksigen.
Grafik data pada gambar diatas menunjukkan bahwa volume O2 dan
volume CO2 yang dibutuhkan terjadi pada perlakuan 24 jam. Volume O2 yang
paling sedikit dibutuhkan terjadi pada perlakuan 24 jam. Volume CO2 yang dapat
menghasilkan paling banyak yaitu terjadi pada perlakuan imbibisi. Suhu
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses respirasi.
Imbibisi ialah peristiwa berpindahnya molekul iar ke suatu zat yang
memiliki pori besar dan molekul tersebut menetap dalam zat tersebut. Imbibisi
bisa berlangsung dengan baik jika memiliki daya ikat yang kuat antara penyerap
air dan air dari lingkungan. Perlakuan imbibisi pada biji kacang hijau memiliki
daya konsumsi lebih tinggi daripada daya produksi, karena biji kacang hijau telah
di imbibisi terlebih dahulu (Puspitaningrum, 2012).
-
11
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Perlakuan konsumsi O2 pada kacang hijau yang diimbibisi mendapat hasil data
sebanyak 1,47 mm3, pada perlakuan kecambah selama 24 jam menyerap
oksigen sebanyak 0,65 mm3 dan 2,72 mm
3 didapat dengan perlakuan selama
48 jam. Kondisi diatas dapat disimpulkan bahwa kacang hijau yang telah
tumbuh selama 48 jam memerlukan adanya oksigen yang lebih banyak dari
pada kacang hijau dengan perlakukaan selama 24 jam dan pelakuan imbibisi.
2. Perlakuan pada kacang hijau yang diimbibisi menghasilkan volume CO2 yang
banyak yakni 5,94 mm3, apabila dibandingkan dengan perlakuan kacang hijau
selama 24 jam 1,55 mm3 dan pada perlakuan selama 48 jam 2,56 mm
3. Faktor
luar meyebabkan data yang diperoleh dalam hasil CO2 pada beberapa
perlakuan kacang hijau menjadi kurang maksimal.
3. KR (Kuosien Respirasi) yang diperoleh pada perlakuan imbibisi adalah 4,04
mm3.
5.2 Saran
Praktikum yang telah dilakukan berlangsung secara baik dan sesuai
prosedur yang ada , akan tetapi praktikum sendiri memiliki kelebihan waktu yang
tidak sesuai dengan yang ada pada prosedur. Akan lebih baik apabila manejemen
waktu dapat diperhatikan sehhingga praktikum mampu berjalan tepat waktu sesuai
dengan yang ditentukan.
-
12
DAFTAR PUSTAKA
Gandin, A., N. K. Koteyeva, E. V. Voznesenskaya, G. E. Edward, and A. B.
Cousins. 2014. The Acclimation of Photosynthesis and Respiration to
Temperature in the C3-C4 Intermediate Salsola divaricata: Induction of
High Respiratory CO2 Release under Low Temperature. Plant, Cell and
Environment, 37(1):2601-2612.
Nelistya, N. 2009. Mengenal Bagian-Bagian Tumbuhan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Novita, M., Satriana, Martunis, S. Rohaya, dan E. Hasmarita. 2012. Pengaruh
Pelapisan Kitosan terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tomat Segar
(Lycopersicum pyriforme) pada berbagai Tingkat Kematangan. Teknologi
dan Industri Pertanian Indonesia, 4(3):1-8.
Pavlick, R., D. T. Drewry, K. Bohn, B. Reu, and Kleidon. 2013. The Jena
Diversity-Dynamic Global Vegetation Model (JeDi-DGVM): a diverse
approach to representing terrestrial biogeography and biogeochemistry
based on plant functional trade-offs. Biogeosciences, 10(1): 4137-4177.
Puspitaningrum, M., M. Izzati, dan S. Haryanti. 2012. Produksi Dan Konsumsi
Oksigen Terlarut Oleh Beberapa Tumbuhan Air. Buletin Anatomi dan
Fisiologi, 20(1): 47-55.
Rahmata, H. dan Liliasari. 2012. Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi tentang
Konsep Katabolisme Karbohidrat (Respirasi Seluler). Pendidikan IPA
Indonesia, 1(1): 91-97.
Rohmah, E. A. dan T. B Saputro. 2016. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kedelai
(Glycine max L.) Varietas Grobogan pada Kondisi Cekaman Genangan.
Sains dan Seni ITS, 5(2):2337-3520.
Vanlerberghe, G. C. 2013. Alternative Oxidase: A Mitocondrial Respiratory
Parthway to Maintain Metabolic and Signaling Homeostasis during
Abiotic and Biotic Stress in Plants. Molecular Sciences, 14(1): 6805-
6847.
-
13
LAMPIRAN
Gambar 1. Kecambah Imbibisi
Gambar 2. Pengambilan 15 butir kecambah kacang hijau
-
14
Gambar 3. Proses peletakkan 1 butir NaOH
Gambar 4. Pemberian tinta tepat pada garis 0 (nol) selama 2 menit
-
15
Gambar 5. Pengambilan larutan NaOH
Gambar 6. Penuangan Aquadest sebanyak 20 ml dan 2,5 ml CaCl2 pada
larutan NaOH
-
16
Gambar 7. Proses pencampuran larutan CaCl2 pada larutan NaOH
Gambar 8. Proses penyaringan larutan CaCl3
-
17
Gambar 9. Proses pengendapan pada kertas filter
Gambar 10. Pencucian menggunakan aquadest 100 ml
-
18
Gambar 11. Pemberian tetesan Indikator PP
Gambar 12. Perubahan warna oleh Indikator PP
-
19
Gambar 13. Titrasi pada larutan HCl
Gambar 14. Perubahan warna oleh larutan HCl
-
20
Gambar 15. ACC Flowchart Acara 2
Gambar 16. ACC Flowchart Acara 2
-
21
Gambar 15. ACC Flowchart Acara 2
Gambar 16. Tabel ACC Lembar Kerja
-
22
Gambar 17. Tabel ACC Lembar Kerja
Gambar 18. Tabel ACC Lembar Kerja
-
23
LITERATUR
Nelistya, N. 2009. Mengenal Bagian-Bagian Tumbuhan. Jakarta: Penebar
Swadaya.
-
24
Rahmata, H. dan Liliasari. 2012. Pengetahuan Awal Calon Guru Biologi tentang
Konsep Katabolisme Karbohidrat (Respirasi Seluler). Pendidikan IPA
Indonesia, 1(1): 91-97.
-
25
Novita, M., Satriana, Martunis, S. Rohaya, dan E. Hasmarita. 2012. Pengaruh
Pelapisan Kitosan terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tomat Segar
(Lycopersicum pyriforme) pada berbagai Tingkat Kematangan. Teknologi
dan Industri Pertanian Indonesia, 4(3):1-8.
-
26
Pavlick, R., D. T. Drewry, K. Bohn, B. Reu, and Kleidon. 2013. The Jena
Diversity-Dynamic Global Vegetation Model (JeDi-DGVM): a diverse
approach to representing terrestrial biogeography and biogeochemistry
based on plant functional trade-offs. Biogeosciences, 10(1): 4137-4177.
-
27
Vanlerberghe, G. C. 2013. Alternative Oxidase: A Mitocondrial Respiratory
Parthway to Maintain Metabolic and Signaling Homeostasis during Abiotic
and Biotic Stress in Plants. Molecular Sciences, 14(1): 6805-6847.
-
28
.
Rohmah, E. A. dan T. B Saputro. 2016. Analisis Pertumbuhan Tanaman Kedelai
(Glycine max L.) Varietas Grobogan pada Kondisi Cekaman Genangan.
Sains dan Seni ITS, 5(2):2337-3520.
-
29
Gandin, A., N. K. Koteyeva, E. V. Voznesenskaya, G. E. Edward, and A. B.
Cousins. 2014. The Acclimation of Photosynthesis and Respiration to
Temperature in the C3-C4 Intermediate Salsola divaricata: Induction of
High Respiratory CO2 Release under Low Temperature. Plant, Cell and
Environment, 37(1):2601-2612.