landasan teori disiplin kerja

Upload: muhammad-khodri

Post on 08-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    1/9

     

    7

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    2.1 Pengertian Disiplin

    Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin “discipline” yang berarti

    “latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat.”

    Disiplin muncul sebagai usaha untuk memperbaiki perilaku individu sehingga taat

    azas dan selalu patuh pada aturan atau norma yang berlaku. 

    Terkait dengan pengertian disiplin, para ahli pendidikan banyak memberi

     batasan diantaranya; Siswanto (2001) memandang bahwa disiplin adalah suatu

    sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan

    yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup

    menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia

    melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Flippo (dalam

    Atmodiwirjo, 2000) mengemukakan bahwa displin adalah setiap usaha

    mengkoordinasikan perilaku seseorang pada masa yang akan datang dengan

    mempergunakan hukum dan ganjaran. Definisi diatas memfokuskan pengertian

    disiplin sebagai usaha untuk menata perilaku seseorang agar terbiasa

    melaksanakan sesuatu sebagaimana mestinya yang dirangsang dengan hukuman

    dan ganjaran.

    Atmosudirjo (dalam Atmodiwirjo, 2000) mendefinisikan disiplin sebagai

     bentuk ketaatan dan pengendalian diri erat hubungannya rasionalisme, sadar, tidak

    emosional. Pendapat ini mengilustrasikan bahwa displin sebagai suatu bentuk

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    2/9

     

    8

    kepatuhan terhadap aturan melalui pengendalian diri yang dilakukan melalui

     pertimbangan yang rasional.

    Depdiknas (2001) mendefinisikan disiplin atau tetib adalah suatu sikap

    konsisten dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini displin sebagia suatu

    sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Menurut pandangan ini displin sebagai

    sikap yang taat terhadap sesuatu. Menurut pandangan ini disiplin sebagia sikap

    yang taat terhadap sesuatu aturan yang menjadi kesepakatan atau telah menjadi

    ketentuan.

    Fathoni (2006) kedisiplinan dapat diartikan bila mana pegawai selalu

    datang dan pulang pada tepat waktu yang ditentukan oleh kepala manejer,

     pimpinan dari masing-masing instansi.

    Menurut Hasibuan (2002) disiplin adalah suatu sikap menghormati dan

    menghargai suatu peraturan yang berlaku,baik secara tertulis maupun tidak tertulis

    serta sanggup menjalankannya dan tidak menolak untuk menerima sanksi-sanksi

    apabila dia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

    Pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja

    adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui serangkaian perilaku

    yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketentraman,

    keteraturan dan ketertiban.

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    3/9

     

    9

    2.2 Tujuan Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai

    Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama pembinaan disiplin

    kerja adalah demi kelangsungan dan kemajuan perusahaan. Siswanto (2001),

    Secara khusus tujuan pembinaan disiplin kerja para pegawai, antara lain:

    1. 

    Agar para pegawai menaati segala peraturan dan kebijakan perusahaan yang

     berlaku, baik tetulis maupun tidak tertulis.

    2.  Agar pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta

    mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tetentu yang

     berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang

    diberikan kepadanya.

    3. 

    Agar dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang

     berlaku pada perusahaan.

    2.3 Jenis-jenis Disiplin kerja 

    2.3.1 Disiplin Preventif

    Disiplin preventif menurut Handoko (2002) adalah kegiatan yang

    dilaksanakan untuk mendorong para pegawai agar mengikuti berbagai macam

    aturan yang berlaku sesuai undang-undang. Sehingga penyelewengan waktu kerja

    tidak dapat disia-siakan dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Sasaran pokok

    utamanya adalah untuk mendorong disiplin diri diantara para pegawai. Dengan

    cara ini para pegawai dapat menjaga dan menyesuaikan dengan waktu yang telah

    ditentukan bukan semata-mata karena paksaan dari manajemen. Manajemen

    mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan suatu lingkungan disiplin yang

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    4/9

     

    10

    membawa akan adanya hasil kerja yang baik. Bila para pegawai tidak mengetahui

    standar apa yang harus dicapai, maka akan cenderung menjadi salah arah. Di

    samping itu, manajemen hendaknya menetapkan standar-standar secara positif

    dan bukan secara negatif.

    2.3.2 Disiplin Korektif

    Disiplin korektif menurut Handoko (2000) adalah kegiatan yang diambil

    untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk

    menghindari pelanggaran-pelanggaran yang lebih lanjut. Kegiatan korektif seiring

     berupa suatu hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan. Sebagai contoh,

    tindakan pendisiplinan berupa skorsing dan tindakan jenis pendisiplinan lainnya.

    Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran

    terhadap aturan-aturan yang diberlakukan untuk pegawai.

    2.3.3.Disiplin Waktu

    Disiplin waktu menurut Handoko (2010) adalah jenis disiplin yang paling

    mudah dilihat dan dikontrol baik dari pihak manajemen yang bersangkutan serta

    masyarakat. Mengenai disiplin terhadap jam kerja.

    2.3.4 Disiplin Kerja

    Disiplin pekerjaan pada dasarnya terdiri dari: metode pengerjaan, prosedur

    kerjanya, waktu dan jumlah unit yang telah ditetapkan dan mutu yang telah di

     patuhi. Keempat teori ini bentuknya adalah aturan yang harus diikuti secara ketat

    dan tepat. Keharusan mengikuti aturan kerja ini dicakup dalam satu istilah kerja.

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    5/9

     

    11

    Dalam usaha mendisiplin kerja ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan:

    a. 

    Pembagian tugas dan pekerjaan telah dibuat lengkap dan dapat diketahui

    dengan sadar oleh para pekerja.

     b. 

    Adanya petunjuk kerja yang singkat, sederhana dan lengkap.

    c. 

    Kesadaran atas setiap pekerja terhadap tugas yang menjadi tanggung

     jawabnya.

    2.4 Indikator-Indikator Kedisiplinan

    Indikator yang mempengaruhi tingkat disiplin pegawai suatu perusahaan,

    menurut Hasibuan (2002), antara lain adalah sebagai berikut :

    1. Tujuan dan kemampuan

    Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta

    cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini berarti bahwa tujuan

    (pekerjaan) yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan

     pegawai bersangkutan, agar dia bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin

    dalam mengerjakannya. Disinilah letak pentingnya asas the right man in the right

     place and the right man in the right job (penempatan orang-orang yang tepat pada

    tempat yang tepat dan penempatan orang-orang yang tepat pada pekerjaan yang

    tepat).

    2. Teladan pimpinan

    Teladan pimpinan sangat berperan sekali dalam menentukan kedisiplinan

     pegawai, karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    6/9

     

    12

    Pimpinan harus memberikan contoh yang baik misalnya jujur, berdisipiln, adil,

    serta sesuai dengan kata dengan perbuatannya.

    3. Balas jasa

    Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan

    karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai

    terhadap perusahaan/pekerjaannya, jika kecintaan pegawai semakin baik terhadap

     pekerjaannya, maka kedisiplinan mereka akan semakin baik.

    4. Keadilan

    Keadilan juga ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena

    ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan diminta

    diperlakukan sama dengan manusia yang lain. Keadilan yang dijadikan dasar

    kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa atau hukuman akan meransang

    terciptanya kedisiplinan pegawai yang baik. Seorang manajer yang cakap dalam

    memimpin akan selalu berusaha berlaku adil terhadap semua bawahannya, dengan

    demikian akan tercipta disiplin yang baik pada diri setiap pegawai.

    5. Waskat

    Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata yang paling efektif

    dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti

    atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja,

    dan prestasi kerja bawahannya. Waskat sangat efektif untuk meransang

    kedisiplinan dan moral kerja pegawai, karena mereka merasa mendapat perhatian,

     bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasannya. Jadi waskat

    adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah/mengetahui kesalahan,

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    7/9

     

    13

    membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja,

    mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang

     paling efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam

    mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

    6. Sanksi hukuman

    Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan

     pegawai. Dengan sangsi hukum yang semakin berat, maka pegawai akan semakin

    takut untuk melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku

    indispliner pegawai juga akan semakin berkurang. Sanksi hukum harus diterapkan

     berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas

    kepada seluruh pegawai. Sanksi hukum harus bersifat mendidik pegawai untuk

    mengubah perilakunya yang bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang sudah

    disepakati bersama. Lebih jauh sanksi hukum haruslah wajar untuk setiap

    tingkatan indisipliner, sehingga dapat menjadi alat motivasi bagi pegawai untuk

    menjaga dan memelihara kedisiplinan dalam perusahaan.

    7. Ketegasan

    Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi baik/

     buruknya kedisiplinan pegawainya. Jadi pimpinan harus berani tegas dalam

     bertindak untuk menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan

    sanksi hukum yang telah ditetapkan.

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    8/9

     

    14

    8. Hubungan kemanusiaan

    Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut

    menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan, hubungan-hubungan

     baik bersifat vertikal maupun horizontal dapat dilakukan secara harmonis.

    2.5 Tingkat dan Jenis sanksi Disiplin Kerja Pegawai

    Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para tenaga kerja yang

    melanggar norma-norma organisasi adalah memperbaiki dan mendidik para

    tenaga kerja yang melakukan pelanggaran disiplin. Pada umumnya sebagai

     pegangan pimpinan meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja

    yang dikemukakan oleh Sastrohadiwiryo (2003) terdiri atas sanksi disiplin berat,

    sanksi disiplin sedang, sanksi disiplin ringan.

    1.  Sanksi Disiplin Berat

    Sanksi disiplin berat misalnya :

    a.  Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan atau pekerjaan

    yang diberikan sebelumnya.

     b.  Pembebasan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagai

    tenaga kerja biasa bagi yang memegang jabatan.

    c. 

    Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri

    tenaga kerja yang bersangkutan.

    d.  Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai tenaga kerja

    di organisasi atau perusahaan.

  • 8/19/2019 Landasan Teori Disiplin Kerja

    9/9

     

    15

    2.  Sanksi Disiplin Sedang

    Sanksi disiplin sedang misalnya :

    a. 

    Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah

    dirancangkan sabagaimana tenaga kerja lainnya.

     b. 

    Penurunan upah atau gaji sebesar satu kali upah atau gaji yang

     biasanya diberikan harian, mingguan, atau bulanan.

    c.  Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan

     pada jabatan yang lebih tinggi.

    3.  Sanksi Disiplin Ringan

    Sanksi disiplin ringan misalnya :

    a. 

    Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan.

     b.  Teguran tertulis.

    c. 

    Pernyataan tidak puas secara tertulis.

    Penetapan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai

    yang melanggar hendaknya dipertimbangkan dengan cermat, teliti, dan seksama

     bahwa sanksi disiplin yang akan dijatuhkan tersebut setimpal dengan tindakan dan

     perilaku yang diperbuat. Dengan demikian, sanksi disiplin tersebut dapat diterima

    dengan rasa keadilan. Kepada pegawai yang pernah diberikan sanksi disiplin dan

    mengulangi lagi pada kasus yang sama, perlu dijatuhi sanksi disiplin yang lebih

     berat dengan tetap berpedoman pada kebijakan pemerintah yang berlaku.