landasan teori

29
LANDASAN TEORI LILITAN TALI PUSAT Tali pusat sangatlah penting. Janin bebas bergerak dalam cairan amnion, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Gerakan janin dalam rahim yang aktif pada tali pusat yang panjang besar kemungkinan dapat terjadi lilitan tali pusat. Tali pusat dapat membentuk lilitan sekitar badan, bahu, tungkai atas / bawah, leher. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang berlebihan, tali pusat yang panjang, dan bayinya yang kecil. (Oxorn, Harry.1996. Patologis & Fisiologis Persalinan, YEM : Jakarta ) Sebenarnya lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun, menjadi bahaya ketika memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim (mules) dan kepala janin turun memasuki saluran persalinan. Lilitan tali pusat bisa menjadi semakin erat dan menyebabkan penurunan utero-placenter, juga menyebabkan

Upload: anthy-benteng

Post on 25-Jul-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI

LILITAN TALI PUSAT

Tali pusat sangatlah penting. Janin bebas bergerak dalam cairan amnion,

sehingga pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Gerakan janin

dalam rahim yang aktif pada tali pusat yang panjang besar kemungkinan dapat

terjadi lilitan tali pusat. Tali pusat dapat membentuk lilitan sekitar badan, bahu,

tungkai atas / bawah, leher. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang

berlebihan, tali pusat yang panjang, dan bayinya yang kecil.

            (Oxorn, Harry.1996. Patologis & Fisiologis Persalinan, YEM :

Jakarta )

Sebenarnya lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun,

menjadi bahaya ketika memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim

(mules) dan kepala janin turun memasuki saluran persalinan. Lilitan tali pusat bisa

menjadi semakin erat dan menyebabkan penurunan utero-placenter, juga

menyebabkan penekanan / kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat.

Akibatnya suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi

menjadi hipoksia.

( Mochtar , Rustam , 1998,  Synopsis Obstetri, EGC : Jakarta )

Bayi terlilit tali pusat karena :

1. Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum

memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan

Page 2: LANDASAN TEORI

jumlah air ketuban berlebihan ( polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit

tali pusat.

2. Tali   pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat

bayi rata-rata 50 – 60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-

beda. Dikatakan panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika

kurang dari 30 cm.

                  ( Conectique.com >> Pregnancy : Waspadai ,Janin Terlilit  Tali Pusat )

Penyebab bayi meninggal karena tali pusat :

1. Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi

pada trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu

ke janin melalui tali pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan

umumnya bayi bergerak bebas.

2. Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal

tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami

hipoksia / kekurangan oksigen.

                  ( Conectique.com >> Pregnancy : Waspadai ,Janin Terlilit  Tali Pusat )

Tanda- tanda bayi terlilit tali pusat :

1.     Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah

janin (kepala / bokong) belum memasuki bagian atas rongga panggul.

2.     Pada janin letak sungsang / lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha

memutar janin (versi luar / knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan

tali pusat.

Page 3: LANDASAN TEORI

3.     Tanda penurunan DJJ dibawah normal, terutama pada saat kontraksi.

                  ( Conectique.com >> Pregnancy : Waspadai ,Janin Terlilit  Tali Pusat )

Cara mengatasinya :

1. Memberikan oksigen pada ibu dalam posisi miring. Namun, bila

persalinan masih akan berlangsung lama dengan DJJ akan semakin lambat

(Bradikardia), persalinan harus segera diakhiri dengan operasi Caesar.

2. Melalui pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah

ada gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan

sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi

untuk menilai erat atau tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna

(Coller Doppen) atau USG tiga dimensi, dan dapat lebih memastikan tali

pusat tersebut melilit atau tidak dileher, atau sekitar tubuh yang lain pada

janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut.

                  ( Conectique.com >> Pregnancy : Waspadai ,Janin Terlilit  Tali Pusat )

Dalam pimpinan persalinan terutama kala dua observasi, DJJ sangatlah

penting segera setelah his dan refleks mengejan. Kejadian distress janin

merupakan indikasi untuk menyelesaikan persalinan sehingga bayi dapat

diselamatkan. Jika tali pusat melilit longgar dileher bayi, lepaskan melewati

kepala bayi namun jika tali pusat melilit erat dileher, lakukan penjepitan tali pusat

dengan klem di dua tempat, kemudian potong diantaranya, kemudian lahirkan

Page 4: LANDASAN TEORI

bayi dengan segera. Dalam situasi terpaksa bidan dapat melakukan  pemotongan

tali pusat pada waktu pertolongan persalinan bayi.

( Prawirohardjo , Sarwono , 2005, Buku  Acuan  Pelayanan  Kesehatan

Maternal dan  Neonatal, YBP – SP : Jakarta )

Page 5: LANDASAN TEORI

MANAGEMENT KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGIS

DENGAN LILITAN TALI PUSAT TERHADAP NY. AS

DI BPS SAYANG IBU METRO

TAHUN 2007

Tanggal 28 November 2007

A.    Pengumpulan Data Dasar.

a.            Identitas

Nama Istri    : Ny. AS                                  Nama Suami    : Tn. AD

Umur            : 24 Tahun                               Umur               : 28 Tahun

Agama          : Islam                                     Agama             : Islam

Suku             : Jawa                                      Suku                : Lampung

Pendidikan   : SMP                                      Pendidikan      : SMA

Pekerjaan      : IRT                                        Pekerjaan         : Buruh

Alamat         : Jl. Mawar 28 Metro               Alamat                        : Jl. Mawar 28

Metro

b.             Anamnesa

Tanggal        : 28 November 2007

Oleh             : Bidan

1.       Keluhan utama waktu masuk

GII PI A0  umum kehamilan 40 minggu, mules sejak pukul 05.00 WIB, tanggal 28

November 2007. Nyeri perut mules hilang tumbuh, semakin sering ibu rasakan

pukul 07.00 WIB, ibu merasa tidak nyaman, dan ada pengeluaran lendir

pervaginam sedikit.

Page 6: LANDASAN TEORI

2.     Keluhan sejak kunjungan terakhir.

Ibu mengatakan merasa cepat lelah dan cemas menghadapi persalinannya.

3.    Tanda-tanda persalinan

a. His                  : Ada, sejak tanggal 28 November 2007 pukul 07.00 WIB.

b. Frekwensi       : 2x / 10 menit

c. Lamanya         : 20 detik, kekuatan sedang

d. Lokasi, ketidak-nyamanan : daerah abdomen

4.    Pengeluaran Pervaginam

a. Darah Lendir  : ada

b. Air Ketuban   : Negatif

c. Darah              : Tidak ada

5.    Riwayat kehamilan sekarang

a. HPHT             : 21 Februari 2007

b. Siklus             : 28 hari

c. ANC               : 2x, tidak teratur.

6.    Riwayat Persalinan

Anak ke I lahir spontan pervaginam, ditolong bidan, BB = 3000 gram, PB = 50

cm, jenis kelamin laki-laki.

7.   Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir.

20x dalam 24 jam

8.   Makan dan minum terakhir

Page 7: LANDASAN TEORI

Ibu mengatakan makan terakhir pukul 17.00 WIB, minum terakhir 1 jam yang

lalu.

9.   BAB terakhir

    Ibu BAB terakhir 8 jam yang lalu.

10.  BAK terakhir

      Ibu BAK terakhir 30 menit yang lalu.

11.  Tidur

      Ibu mengatakan tidur + 3 jam sejak pukul 20.30 – 23.30 WIB

12.  Psikologis

      Ibu mengatakan merasa cemas menghadapi persalinannya.

c.             Pemeriksaan Fisik

1.      Keadaan umum              : baik, kesadaran : komposmentris

2.      Status emosional            : cemas dan ibu tampak gelisah

3.      Tanda vital

a. Tekanan Darah           : 120/80 mmhg

b. Nadi                           : 80x / menit

c. Pernapasan                 : 20x / menit

d. Suhu                           : 370 C

4.      Pemeriksaan Fisik

a.  Rambut

   Kotor, tidak rontok dan tidak berketombe

b. Muka

Tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum

Page 8: LANDASAN TEORI

c.  Mata

Tidak ada oedema, conjungtiva sedikit pucat,

d. Hidung

Bersih, tidak ada polip, simetris

e.  Telinga

   Bersih, simetris, tidak ada serumen

f.  Leher

   Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, vena jugolaris maupun kelenjar      

getah bening

g. Dada

1.          Payudara

Simetris kanan-kiri, puting susu menonjol, clostrum keluar sedikit

2.          Paru-paru

Pernapasan tidak terdengar ronchi dan wheezing

3.          Jantung

Tidak terdengar mur-mur

h. Punggung

    Punggung ibu lordosis, ibu merasa nyeri pada daerah punggung.

i.   Ekstermitas Atas : Fungsi pergerakan baik, simetris,  tidak ada cacat, tidak ada

oedema, jari-jari lengkap, kuku kotor.

Ektermitas bawah : Fungsi pergerakan baik, simetris,  tidak ada cacat, tidak ada

oedema dan varises, kuku kotor, reflek patella (+) 

j.   Abdomen

Page 9: LANDASAN TEORI

1. Bekas luka : tidak ada        Oedema : tidak ada oedema

            Pembesaran perut : sesuai umur kehamilan, carietes tidak ada

2. TFU : 35 cm

3. Palpasi Uterus TBJ : (TFU – 12)155 = 3565 gram

a.. Leopold I              : teraba bagian bulat, lebar dan tidak melenting   

                                     (bokong)

b. Leopold II             : pada abdomen ibu bagian kiri teraba bagian-

                                     bagian kecil janin, pada abdomen ibu sebelah

                                     kanan teraba bagian  datar  (puka)

c. Leopold III            : teraba bagian keras, bulat melenting (kepala)

d. Leopold IV           : Bagian terendah janin sudah masuk PAP

                                     (divergen)

4. Palpasi kandung kemih kosong

5. DJJ : 110x/menit, teratur

    Punctum maximum : 2 jam diatas pusat perut ibu bagian kanan

k. Genetalia

1.  Inspeksi

Vulva dan vagina : tidak ada varises, luka peradangan dan nyeri.

Pengeluaran       : ada, pengeluaran lendir bercampur darah

Air ketuban        : utuh

Perineum            : tidak ada bekas luka parut

Page 10: LANDASAN TEORI

2. Pemeriksaan Dalam

a. Serviks                       : pembukaan 3 pukul 07.00 WIb

b. Arah                           : antefleksi

c. Selaput                       : teraba selaput ketuban karena ketuban beku

d. Konsistensi                : lunak

e. Bagian terendah         : persentasi kepala dengan lilitan tali pusat

Kala I

B.     Identifikasi Masalah, Diagnosa dan Kebutuhan

1.      Diagnosa

Ibu GII PI A0, hamil 40 minggu, inpartu kala I , janin hidup tunggal, fase laten,

intra uterus dengan persentasi kepala.

Dasar :

a.       HPHT : 21 Februari 2007

b.      Pembukaan serviks 3 cm pukul 07.00

c.       DJJ (+) 110x / menit

d.      Punctum anak 2 jam diatas pusat perut ibu bagian kanan.

e.       TFU : 35 cm

f.       TBJ = (TFU – 12)155 = 3565 gram

g.      Leopold I        : teraba bagian bulat, lebar dan tidak melenting (bokong)

Leopold II       : pada abdomen ibu bagian kiri teraba bagian-bagian

Page 11: LANDASAN TEORI

      kecil janin, pada abdomen ibu sebelah kanan teraba                       

                          bagian datar (puka)

Leopold III     : teraba bagian keras, bulat melenting (kepala)

Leopold IV                 : Bagian terendah janin sudah masuk PAP

(divergen).

h.      Pemeriksaan dalam teraba : tali pusat

2.      Masalah

a.   Gangguan emosional

b. Gangguan nyeri

c. Gangguan aktifitas

d. Gangguan cairan dan nutrisi

Dasar :

                                     a.      Ibu tampak gelisah dan cemas

                                    b.      Ibu mengatakan cemas terhadap persalinan

                                     c.      Ibu menyatakan nyeri pada daerah vulva

                                    d.      Ibu tampak lemas dan letih.

3.      Kebutuhan

a.       Dukungan emosional dan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

b.       Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi

Dasar :

                                        a.         Ibu gelisah dan cemas

Page 12: LANDASAN TEORI

                                        b.         Ibu mengatakan cemas terhadap persalinan

                                        c.         Ibu menyatakan nyeri pada daerah vulva

                                       d.         Ibu tampak lemas dan letih.

C.     Antisipasi Masalah Potensial dan Diagnosa lain

Potensial terjadinya partus lama

D.      Evaluasi Kebutuhan Segera

       Kolaborasi dengan dokter jika terjadi komplikasi

E.      Rencana

1.           Jelaskan pada ibu keadaan kehamilannya saat ini.

a.       Jelaskan pada ibu kemungkinan akan terjadi penyulit dalam persalinan.

b.       Jelaskan pada ibu bahwa persalinan itu akan berjalan dengan baik.

2.           Lakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf

a.        Kontraksi uterus setiap 10 menit.

b.       Pemantauan DJJ tiap 30 menit

3.           Pemantauan keadaan umum ibu.

4.           Persiapan alat-alat untuk pertolongan persalinan dan ruangan untuk persalinan

yang bersih dan nyaman.

5.           Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

a.       Anjurkan pada ibu untuk mencari posisi yang nyaman.

b.       Anjurkan pada ibu untuk BAK ke kamar mandi

c.       Libatkan keluarga dan suami untuk memberikan dukungan psikologis.

Page 13: LANDASAN TEORI

6.            Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu.

F.       Pelaksanaan.

1.           Jelaskan pada ibu keadaan kehamilannya saat ini.

a.       Jelaskan pada ibu kemungkinan akan terjadi penyulit dalam persalinan.

b.       Jelaskan pada ibu bahwa persalinan itu akan berjalan dengan baik.

2.           Lakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf

a.       Kontraksi uterus setiap 10 menit.

b.      Pemantauan DJJ tiap 30 menit

3.           Pemantauan keadaan umum ibu.

a.   TD                     : 120/80 mmhg

b.   Nadi                  : 80x / menit

c.   Pernapasan        : 20x / menit

d.   Suhu                 : 370 C

4.           Mempersiapkan alat-alat untuk pertolongan persalinan dan ruangan untuk

persalinan yang bersih dan nyaman.

5.           Memberikan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

a.        Menganjurkan pada ibu untuk mencari posisi yang nyaman,yaitu miring

kiri/kanan untuk mengurangi nyeri

b.       Menganjurkan pada ibu untuk BAK ke kamar mandi

c.        Libatkan keluarga dan suami untuk mmberikan dukungan psikologis.

6.          Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu.

Menganjurkan pada ibu untuk makan dan minum

Page 14: LANDASAN TEORI

G.        Evaluasi

1.       Ibu tampak kurang mendapat penjelasan tentang hasil pemeriksaan

2.       Alat-alat pertolongan persalinan dan alat-alat resusitasi bayi sudah siap

3.       Ibu merasa nyaman ditempatkan diruangan yang bersih

4.   Ibu bersedia miring ke kiri

5.   Ibu mengerti dan melaksanakan teknik relaksasi yang diajarkan

6.   Ibu ditemani oleh keluarga

7.   Pukul 14.00 pembukaan lengkap, ketuban pecah spontan, vulva membuka,

perineum menonjol, ibu mengatakan sepertinya ingin BAB, penurunan kepala 0/5

teraba lilitan tali pusat, his teratur dan sering.

8.   Ibu mengatakan merasa nyeri saat ada kontraksi.

H.        Pengkajian His dan DJJ

TanggalJam

Pembukaan

FrekwensiHIS

Lamanya

Kekuatannya

Relaksasi DJJ Penurunan Kepala

Ketuban/ PenyusupanNadi TD suhu

02 Februari 2008

07.00 33x dalam

10

20

detikSedang 86 110/70 37.5 110x/menit

4/5 +/ 0

07.303x dalam

10

20

detikSedang 82 120/70 37.3 110x/menit

08.003x dalam

10

20

detikSedang 84 120/80 37 110x/menit

08.304x dalam

10

30

detikSedang 83 120/70 37.7 110x/menit

09.004x dalam

10

30

detikSedang 85 110/70 37.6 110x/menit

09.304x dalam

10

20

detikSedang 88 110/70 33.2 110x/menit

10.00 4x dalam 40 Sedang 92 120/70 37.1 100x/menit

Page 15: LANDASAN TEORI

10 detik

10.305x dalam

10

20

detikKuat 83 120/80 37 110x/menit

11.00 55x dalam

10

40

detikKuat 85 120/80 37 110x/menit

3/5 +/0

Kala II  Pukul 15.15 WIB

S          : Ibu mengatakan perutnya semakin mules, terasa ingin BAB

O         : a.  Ibu tampak mengedan

              b. Vulva dan anus mulai membuka disertai pengeluaran bloodslym

              c.  His semakin sering, kuat dan teratur 4x / 10 menit lamanya 4 detik

              d.  Periksa dalam pukul 14.00, pembukaan lengkap, fase aktif.

              e.  Porsio teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-), persentasi kepala.

Page 16: LANDASAN TEORI

A         : GII, PI, A0, hamil 40 minggu inpartu kala II, intrauterin, persentasi kepala

dengan

               lilitan tali pusat

              a. Masalah     : Potensial terjadinya Hipoksia pada bayi.

              b. Diagnosa   : 1.  His semakin sering dan kuat

                                      2. TBJ : 3565 gram

                                      3. Lilitan tali pusat pada leher bayi.

              c.  Kebutuhan            : 1. Pertolongan proses persalinan.

                                                  2. Dukungan emosional pada ibu

                                                  3. Bimbingan pada proses mengedan

P          : a.  Melaksanakan pertolongan persalinan

              b.  Menelusuri leher bayi untuk mengetahui adanya lilitan tali pusat.

                   Potensial terjadinya asfiksia, melonggarkan lilitan tali pusat di leher

bayi dan

       melepaskannya melewati kepala bayi.

c.     Menyiapkan peralatan resusitasi

d.   Mengelap wajah bayi segera setelah kepala bayi lahir

e.    Segera mengeringkan dan menghangatkan bayi segera setelah lahir bayi

sepenuhnya (pukul 15.15), BB = 3500 gram, PB = 50 cm

f.     Memotong tali pusat dan mengikatnya.

g.    Memberikan bayi pada ibu.

h.    Memantau kontraksi uterus.

i.      Memberikan rangsangan taktil pada bayi karena  bayi  tidak  spontan  menangis.

Page 17: LANDASAN TEORI

j.      Memantau keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu.

Kala III Pukul 15.30 WIB

S          : Ibu mengatakan perutnya terasa mules

O         : 1. K/U baik, kesadaran, composmentris

              2. TD : 120/80 mmhg, pols : 80x/menit

                  RR : 20x/menit, temp : 370 C.

A         : 1. Diagnosa ibu GII PI A0 ; partu kala III

                  Dasar :

a.         Ibu telah selesai partus kala II pukul  15.15 WIB

       BB : 3500 gram, PB : 50 cm, Jenis kelamin : laki-laki

b.         Uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari dibawah pusat

c.         Plasenta belum lahir.

2. Masalah : Potensial terjadinya retensio plasenta

    Dasar :

a.        Ibu mengatakan nyeri pada bagian bawah.

b.        Plasenta belum lahir.

c.        Kontraksi uterus baik.

d.       TFU 2 jari di bawah pusat

        3. Kebutuhan : a. Pemenuhan Nutrisi cairan

                                 b. segera lakukan management aktif kala III

P          : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini bahwa ibu akan melahirkan plasenta

Page 18: LANDASAN TEORI

              2. Lakukan pemeriksaan TTV

              3. Lakukan management aktif kala III

                  a. Pemberian oksitosin 10 IU / 1 M

                  b. Lakukan PTT

              4. Lahirkan plasenta.

                  Plasenta lahir lengkap pukul 15.30

a.       Kotiledon dan selaput utuh.

b.      Panjang tali pusat 70 cm

c.       Lebar plasenta 15 cm

d.      Berat plasenta 500 gram

e.       Tebal plasenta 2 cm

f.       Insensi : marginal

5.  Lakukan masase fundus selama 15 detik

6.  Lakukan vulva Hygiene bersihkan daerah perineum ibu

7.  Libatkan keluarga dalam memberikan motivasi dan dukungan.

Kala IV

S          : Ibu mengatakan perutnya terasa mules, badannya terasa pegal dan lemas.

O         : 1. Pemeriksaan tanda vital

                 TD : 120/80 mmhg  RR : 20x / menit

                 Temp : 370 C pols : 80x / menit

2.  Keadaan kandung kemih kosong

3.  TFU 2 jari di bawah pusat

4.  kontraksi uterus baik

Page 19: LANDASAN TEORI

5.  Pendarahan pervaginam 150 cc

6.  bayi lahir pukul 15.15 WIB, BB : 3500 gram, jenis kelamin laki-laki.

A.        : 1. Diagnosa : Ibu GII PI A0 partus spontan pervaginam, partus kala IV

                  Dasar :

a.       Ibu partus spontan pervaginam pukul 15.15 WIB

b.      Plasenta lahir lengkap pukul 15.30 WIB

c.       Pengeluaran lochea rubra

d.      Kontraksi uterus baik.

e.       TFU 2 jari di bawah pusat

2.   Masalah : Potensial terjadinya pendarahan post partum

Dasar : 1. Plasenta lahir pukul 15.30 WIB

             2. Pendarahan pervaginam tanpa lochea rubra

3.    Kebutuhan :

a.        Penyuluhan tentang personal hygiene

b.        Mobilisasi dini

c.        Penyuluhan tentang pemberian ASI sedini mungkin

d.       Penyuluhan tentang ibu menyusui

P          : 1. Penyuluhan tentang personal hygiene

2. Mobilisasi dini

3.Penyuluhan tentang pemberian ASI sedini mungkin

4. Berikan penyuluhan tentang pemeriksaan nutrisi bagi ibu menyusui

5. Observasi kontraksi uterus ibu

Page 20: LANDASAN TEORI

 

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, EGC : Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-SP ;  Jakarta

Oxorn Harry, 1996. Patologi dan Fisiologi Persalinan, YEM ; Jakarta

Conectique. com >> Pregnancy : Waspadai  , Janin  Terlilit Pusat