uji cepat tanah dan pupuk

28
LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN, PEMUPUKAN, DAN KESEHATAN TANAH ACARA II UJI CEPAT TANAH DAN PUPUK Disusun oleh : Nama : Sri Devi Miranty (12329) Okvita Musdalifah (12465) Hanifah Lutfia (12344) Ferli Madawvossi (12472) Rizvy Maryam A (12365) Gol. / Kelompok : A3 Siang / 3 Asisten : Nadia Ayu Pitaloka LABORATORIUM KIMIA TANAH DAN KESUBURAN TANAH JURUSAN TANAH

Upload: okpit

Post on 23-Oct-2015

352 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum kesuburan tanah yaitu tentang uji ceat tanah dan pupuk

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN, PEMUPUKAN, DAN KESEHATAN

TANAH

ACARA II

UJI CEPAT TANAH DAN PUPUK

 

Disusun oleh :

Nama : Sri Devi Miranty (12329)

Okvita Musdalifah (12465)

Hanifah Lutfia (12344)

Ferli Madawvossi (12472)

Rizvy Maryam A (12365)

Gol. / Kelompok : A3 Siang / 3

Asisten : Nadia Ayu Pitaloka

LABORATORIUM KIMIA TANAH DAN KESUBURAN TANAH

JURUSAN TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2013

Page 2: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

ABSTRAKSI

Praktikum Kesuburan, Pemupukan dan Kesehatan Tanah Acara II yang berjudul Uji cepat tanah dan Pupuk dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan praktikum ini adalah mengetahui fungsi dan cara kerja dari Perangkat Uji Tanah Sawah dan Perangkat Uji Tanah Kering, mengetahui kandungan N, P, K, bahan organik dan pH dari sampel tanah, serta mengetahui rekomendasi yang sesuai terhadap tanah yang diuji. Alat yang digunakan adalah alat tulis, kamera, Perangkat Uji tanah Sawah (PUTS), dan perangkat Uji tanah Kering (PUTK). Bahan yang digunakan adalah tanah Inceptisol, tanah Alfisol, tanah Imogiri, dan tanah Pogung. Pengujian ini dilakukan dengan menguji tanah sampel yang telah disediakan dengan Perangkat Uji Tanah Kering untuk tanah Inceptisol dan tanah Alfisol, sedangkan dengan Perangkat uji tanah Sawah untuk tanah Imogiri dan tanah Pogung. Dari hasil pengamatan diperoleh pada tanah kering Inseptisol kadar hara P sangat tinggi, kadar hara K sedang, kadar pH tanah agak masam (pH 5-6) dan kadar C-organik tanah agak masam. Pada tanah kering Alfisol kadar hara P sangat tinggi, kadar hara K rendah, kadar pH tanah agak masam (pH 5-6) dan kadar C-organik tanah agak masam. Pada tanah sawah Pogung kadar hara N sangat tinggi, kadar hara P sedang, kadar hara K sedang dan kadar pH tanah agak masam (pH 5-6). Pada tanah sawah Imogiri kadar hara N sangat tinggi, kadar hara P rendah, kadar hara K sedang dan kadar pH tanah agak masam (pH 5-6). Rekomendasi untuk tanah kering Inseptisol adalah pupuk SP- 36 50 kg/ha, pupuk KCl 50kg/ha + 5 ton/ha jerami, sistem drainase konvensional, pupuk N dalam bentuk urea dan C-organik 2 ton/ha. Rekomendasi untuk tanah kering Alfisol adalah pupuk SP- 36 250 kg/ha untuk jagung sedang untuk kedelai dan pagi gogo diperlukan 200 kg/ha, pupuk KCl 75kg/ha, sistem drainase konvensional, pupuk N dalam bentuk urea dan C-organik 2 ton/ha. Rekomendasi untuk tanah sawah Pogung adalah pupuk Urea 200 kg/ha, pupuk SP- 36 75 kg/ha, pupuk KCl 50kg/ha + 5 ton/ha jerami, sistem drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea. Rekomendasi untuk tanah sawah Imogiri adalah pupuk Urea 200 kg/ha, pupuk SP- 36 50 kg/ha, pupuk KCl 50kg/ha + 5 ton/ha jerami, sistem drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea.

Page 3: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan media tanam yang paling utama dalam kegiatan pertanian. Karena

itu, perlu diketahui berbagai macam sifat fisika dan kimia tanah, terutama kandungan hara

yang terdapat dalam tanah tersebut. Untuk dapat mengetahui secara cepat kandungan hara

di dalam tanah, dapat digunakan seperangkat alat pengujian tanah.

Perangkat uji tanah dapat menguji secara cepat kandungan hara seperti N, P, K dan

juga kandungan bahan organic maupun pH dari tanah yang diuji. Perangkat uji tanah ini

dapat menguji jenis tanah kering dan juga tanah sawah secara cepat di lapangan. Hasil dari

pengujian tanah ini dapat memberikan gambaran kasar terhadap kondisi tanah yang diuji.

Selain itu perangkat uji tanah juga dapat memberikan rekomendasi perlakuan yang tepat

untuk membuat tanah yang diuji memjadi lebih subur. Oleh karena itu, penting

mengetahui cara penggunaan dan juga perinsip kerja dari perangkat pengujian tanah, baik

tanah kering maupun tanah sawah.

B. Tujuan

1. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari Perangkat Uji Tanah Sawah dan Perangkat Uji

Tanah Kering.

2. Melakukan pengujian tanah untuk mencari kandungan N, P, K, bahan organik dan pH

dari sampel tanah.

3. Mengetahui rekomendasi yang sesuai terhadap tanah yang diuji.

Page 4: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting yang dapat

dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman (Setyati, 2002). Tanah mendukung

pertumbuhan tanaman dengan menyediakan media tumbuh bagi perakarannya, serta

memberikan berbagai unsure hara dan air yang diperlukan tanaman dalam proses

metabolismenya. Produktivitas lahan merupakan hasil dari kemampuan lahan (termasuk

kesuburan tanah, lereng, kelembaban, suhu dan lainnya) untuk menampung dan menyediakan

kondisi lingkungan terbaik yang dibutuhkan fungsi-fungsi perakaran tanaman (Johnson et.

al., 2000).

Setiap jenis tanah dengan kelas tekstur yang berbeda nyata akan mempunyai distribusi

ukuran pori yang berbeda dan akan berpengaruh terhadap karakteristik atau perilaku

kelembaban tanah yang berbeda. Begitu juga tanah yang bertekstur sama apabila berbeda

strukturnya akan memiliki karakter kelembaban tanah yang berbeda pula. Tanah berstruktur

berbeda punya distribusi ukuran pori berbeda (Murtilaksono dan Wahyuni, 2004). Kualitas

tanah mempunyai arti yang sangat penting dalam produksi pertanian. Kesuburan tanah dapat

diartikan sebagai kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara, air dan oksigen bagi

tanaman atau kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Aune, 2006).

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, dan

biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman dalam hal ini termasuk

bahan pembenah tanah (soil conditioner) (Artiola, 2004). Rekomendasi pemupukan

merupakan salah satu komponen yang mendukung keberhasilan peningkatan produktivitas

padi (Badan Litbang Pertanian. 2007). Salah satu rekomendasi pemupukan yang telah

dideseminasikan adalah pemupukan dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD) untuk

pupuk N, dan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) untuk pupuk P dan K (Purwani, J dan

Rasti, 2009).

Penelitian uji tanah ditujukan untuk menentukan pemupukan N, P, dan K yang akurat

dan efisien, sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Dari penelitian

ini, Balittanah berhasil membuat alat untuk menganalisis dengan cepat dan akurat, yaitu (1)

status hara N, P, K, dan pH tanah lahan sawah di lapangan, yang dinamakan Perangkat Uji

Tanah Sawah (PUTS), (2) status hara P, K, C-organik, pH tanah, dan kebutuhan kapur lahan

kering di lapangan, yang dinamakan Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), (3) analisis kadar

hara N, P, dan K dalam pupuk padat, yang dinamakan Perangkat Uji Pupuk (PUP)

(Nursyamsi, 2008).

Page 5: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

Pembuatan rekomendasi pemupukan khusus untuk beraneka jenis tanah dan tanaman

tidaklah mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis dan

jumlah pupuk yang digunakanpada sebidang lahan bagi tanaman tertentu (Tisdale et al.

1990). Pemilihan cara pemupukan yang baik, tergantung pada berbagai faktor, diantaranya

jenis tanah, kadar lengas, daya semat tanah terhadap berbagai hara, pengolahan, macam

tanaman, system perakaran tanaman, kemampuan tanaman mengekstraksi hara dalam tanah,

dan macam pupuk yang digunakan (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Untuk tanah inceptisol pembanding digunakan pupuk N, P, dan K tunggal yang dosis

pupuk P dan K-nya ditentukan berdasarkan uji tanah menggunakan Perangkat Uji Tanah

Kering (PUTK) dari Balai Penelitian Tanah. Berdasarkan PUTK takaran pupuk rekomendasi

yang digunakan adalah 300 kg urea ha-1, 50 kg SP 36 ha-1, dan 100 kg KCl/ha. Selain pupuk

majemuk NPK, semua perlakuan diberi pupuk kandang 2 ton ha-1 dan kaptan 1,5 ton/ha

(Turekhih, E. dan I. A. Sipahutar, 2010).

Page 6: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

III. METODOLOGI

Praktikum Kesuburan, Pemupukan dan Kesehatan Tanah Acara II dengan judul “Uji

Cepat Tanah dan Pupuk” dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Oktober 2013 di Laboratorium

Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Alat yang digunakan adalah alat tulis, kamera, Perangkat Uji tanah Sawah

(PUTS), dan perangkat Uji tanah Kering (PUTK). Bahan yang digunakan adalah tanah

Inceptisol, tanah Alfisol, tanah Imogiri, dan tanah Pogung.

Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah menguji tanah yang telah

disediakan dengan Perangkat Uji Tanah Kering untuk tanah Inceptisol dan tanah Alfisol,

sedangkan dengan Perangkat uji tanah Sawah untuk tanah Imogiri dan tanah Pogung. Untuk

Perangkat Uji Tanah Kering dilakukan pengujian P, K, pH dan C-Organik sedangkan untuk

Perangkat Uji Tanah Sawah dilakukan pengujian N, P, K dan pH. Pengujian secara teknis

dilakukan berdasarkan tata cara yang sudah tersedia di dalam buku petunjuk yang sudah

berada pada perangkat uji, baik Perangkat Uji Tanah Kering maupun Perangkat Uji Tanah

Sawah dengan pengamatan yang intensif sehingga dapat ditentukan rekomendasi perlakuan

bagi tanah yang diuji (tanah Inseptisol, tanah Alfisol, tanah Pogung dan tanah Imogiri).

Page 7: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK)

Tabel 1 Hasil uji cepat tanah dengan Perangkat Uji Tanah Kering2.

Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

Tabel 2 Hasil uji cepat tanah dengan Perangkat Uji Tanah Sawah

B. Pembahasan

Kebutuhan unsur hara didalam tanah menjadi salah satu faktor yang penting untuk

pertumbuhan tanaman. Kebutuhan hara makro/mikro yang cukup akan membantu

peningkatan hasil produksi tanaman. Pemupukan berimbang tidak harus memberikan semua

No Jenis tanah Uji Hasil Rekomendasi

1 Inseptisol P Sangat tinggi 50 kg SP-36/ haK Sedang 50 kg Kcl/ha- Kcl+Jerami 5 ton/hapH Agak masam Sistem drainase konvensional, pupuk N

dalam bentuk UreaC-org Agak masam 2 ton/ha

2 Alfisol P Sangat tinggi Untuk Jagung 250 Kg/ha SP-36 dan untuk kedelai dan padi gogo 200 Kg/ha SP-36

K Rendah Untuk jagung,kedelai,dan padi gogo 75 kg/ha

pH Agak masam Sistem drainase konvensional, pupuk N dalam bentuk Urea

C-org 2 ton/ha

NoLokasi Tanah

sawahUji Hasil Rekomendasi

1 Pogung N Sangat tinggi 200 kg urea/haP Sedang 75 kg SP-36/haK Sedang KCl (50 kg/ha) ; KCl+jerami (50 t

jerami/ha)pH Agak masam Sistem drainase konvensional, pupuk N

dalam bentuk Urea2 Imogiri N Sangat tinggi 200 kg/ha

P Rendah 50 kg SP-36/haK Sedang KCl (50 kg/ha) ; KCl+jerami (5t jerami/ha)pH Agak masam Sistem drainase konvensional, pupuk N

dalam bentuk Urea

Page 8: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

unsur makro/mikro yang dibutuhkan, tetapi memberikan unsur yang jumlahnya tidak cukup

tersedia untuk tanaman. Penerapan pemupukan berimbang berdasar uji tanah memerlukan

data analisa tanah. Perolehan data tersebut dapat diketahui dengan perangkat uji tanah cepat.

Penggunaan perangkat uji tanah dapat memberikan data langsung dilapangan beserta

rekomendasi jumlah pupuk yang dibutuhkan.

Teknik uji cepat adalah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan

analisis kualitatif secara langsung di lapangan dengan cepat, tepat dan akurat. Ion-ion dapat

diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif

modern menggunakan sifat fisika seperti warna dan pembentukan endapan untuk

mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi tertentu. Namun demikian dapat juga

menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif

menggunakan alat-alat yang sederhana yang dapat dilakukan untuk menjadi dasar metode uji

cepat tanah.

Perangkat uji cepat tanah terdiri dari Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), Perangkat

Uji Tanah Kering (PUTK) dan Perangkat Uji Pupuk (PUP). PUTS bekerja dengan cara

mengukur hara N, P, dan K yang terdapat di dalam tanah. PUTK ini digunakan untuk

mengukur kadar P, K, C-Organik, pH, dan kebutuhan kapur dalam tanah. Sedangkan PUP

merupakan perangkat yang digunakan untuk mengukur kadar N,P, dan K pada pupuk. Ketiga

jenis perangkat uji tersebut bekerja secara semi kuantitatif dengan metode kolorimetri atau

pewarnaan yang dibandingkan dengan bagan standar warna untuk mengetahui rekomendasi

pemupukan yang dibutuhkan.

Satu unit PUTK, PUTS dan PUP terdiri dari satu paket bahan kimia dan alat untuk

penetapan hara tanah sesuai kategori perangkat ; bagan warna hara yang diuji ; buku petunjuk

penggunaan serta rekomendasi pemupukan. Ketiga perangkat uji tersebut dibedakana hanya

bedasarkan unsur hara yang diujikan. Perangkat bahan kimia telah disediakan berdasarkan

pengujian yang ingin dilakuakan sehingga mudah dilakukan oleh semua kalangan termasuk

petani. Pengujian dengan perangkat ini masih bernilai semi kualitatif dan ahnay dapat

digunakan untuk teknik dilapangan, karena nilai valid kandungan unsur hara dapat dilakukan

secara laboratorium. Buku petunjuk yang ada didalam setiap perangkat berisi petunjuk

pemakaaian dan rekomendasi jumlah pupuk yang digunakan untuk jenis tanaman tertentu,

terutama padi, jagung dan kedelai.

Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara  P, dan K tanah yang terdapat dalam

bentuk tersedia secara semi kuantitatif. Penetapan P dan pH dengan metode

kolorimetri (pewarnaan).  Hasil analisis P dan K tanah  selanjutnya digunakan sebagai

dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K spesifik lokasi untuk tanaman

jagung, kedelai dan padi gogo.

Page 9: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

Prinsip kerja PUTS ini adalah mengukur kadar hara N, P, dan K tanah dalam

bentuk tersedia, yaitu hara yang larut dan atau terikat lemah dalam kompleks jerapan

koloid tanah. Kadar atau status hara N, P, dan K dalam tanah ditentukan dengan cara

mengekstrak dan mengukur hara tersedia di dalam tanah. Oleh karena itu, Pereaksi

atau bahan kimia yang digunakan dalam alat uji tanah ini terdiri atas larutan

pengekstrak dan pembangkit warna. Bentuk hara yang diekstrak dengan PUTS untuk

nitrogen adalah NO3-N dan NH4-N, untuk fosfat adalah orthophosphate (PO43-,

HPO4+, dan H2PO4-) dan kalium adalah K+. Pengukuran kadar hara dilakukan secara

semi kuantitatif dengan metode kolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis N, P,dan K

tanah ini selanjutnya digunakan sebagai kriteria penentuan rekomendasi pemupukan

N, P, dan K spesifik lokasi untuk tanaman padi sawah dengan produktivitas setara IR-

64. Prinsip kerja PUP adalah mengukur kadar hara nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium

(K) dalam pupuk secara semi kuantitatif dengan metode kolorimetri (pewarnaan) dan

pembentukan endapan.

A. Nitrogen

Nitrogen diserap oleh tanaman sebagai NO3- dan NH4

+ kemudian dimasukkan ke

dalam semua gas amino dan Protein.  Ada juga bentuk pokok nitrogen dalam tanah

mineral, yaitu nitrogen organik, bergabung dengan humus tanah ; nitrogen

amonium dapat diikat oleh mineral lempung tertentu, dan amonium anorganik

dapat larut dan senyawa nitrat.

Nitrogen yang tersedia tidak dapat langsung digunakan, tetapi harus mengalami

berbagai proses terlebih dahulu.  Pada tanah yang immobilitasnya rendah nitrogen

yang ditambahkan akan bereaksi dengan pH tanah yang mempengaruhi proses

nitrogen.  Begitu pula dengan proses denitrifikasi yang pada proses ini ketersediaan

nitrogen tergantung dari mikroba tanah yang pada umumnya lebih menyukai

senyawa dalam bentuk ion amonium daripada ion nitrat. Nitrogen banyak didapat

dari udara. Udara merupakan sumber nitrogen paling besar yang dalam proses

pemanfaatannya oleh tanaman melalui perubahan terlebih dahulu, dalam bentuk

amonia dan nitrat yang sampai ketanah melalui air hujan, atau yang di ikat oleh

bakteri pengikat nitrogen.

Adapun fungsi daripada unsur nitrogen pada tanaman adalah (1) meningkatkan

pertumbuhan tanaman, (2)meningkatkan  kadar protein dalam tanah, (3)

meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan rerumputan ternak,

(4)meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah, (5) berfungsi

Page 10: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Ciri-ciri tanaman yang

kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau

kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan

mati, jaringan tanaman mengering dan mati, buah kerdil, kecil dan cepat masak

lalu rontok.

Selain daripada ciri tanaman kekurangan nitrogen, kelebihan nitrogen juga dapat

berdampak negatif pada tanaman, yaitu:

Menghasilkan tunas muda yang lembek / lemah dan vegetatif

Kurang menghasilkan biji dan biji-bijian

Menperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian

Mengasamkan reaksi tanah, menurunkan PH tanah, dan merugikan tanaman,

sebab akan mengikat unsur hara lain, sehingga akan sulit diserap tanaman.

Pemupukan jadi kurang efektif dan tidak efisien.

Pupuk anorganik yang mengandung unsur N yang tinggi adalah Urea, ZA,

Amonium Sulfat.

Unsur N mudah bergerak (mobile) dan berubah bentuk menjadi gas dan unsur

lain serta hilang melalui penguapan (volatilisasi) dan pencucian (leaching). Oleh

karena itu, dalam aplikasinya di lapangan, efisiensi pupuk N hanya sekitar 30- 40%

dari jumlah pupuk yang diberikan. Rendahnya efisiensi pupuk N dapat diatasi

dengan:

a. Membagi pupuk (split application) menjadi 2-3 kali pemberian pada saat

pertumbuhan tanaman optimal, yaitu setelah tanam, pembentukan anakan

maksimal, dan menjelang berbunga;

b. Membenamkan urea ke dalam lapisan reduksi di dalam tanah (10-15 cm);

penggunaan urea briket atau urea granul yang dibenamkan dapat meningkatkan

efisiensi pupuk N hingga 20-30%;

c. Menggunakan pupuk N yang dilapisi belerang atau silika (silica coated

urea/SiCU)

d. Menggunakan penghambat nitrifikasi dan urease inhibitor, seperti

dicyandiamide.Dari keempat cara di atas, yang paling banyak diaplikasikan dan

mudah diterapkan adalah cara pertama.

Untuk meningkatkan ketelitian rekomendasi N dengan PUTS dapat digunakan

bagan warna daun (BWD) yang dikembangkan olehInternational Rice Research

Institute (IRRI) dan Balai Penelitian Tanaman Padi. BWD digunakan untuk

Page 11: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

memantau kebutuhan N tanaman padi secara periodik selama masa

pertumbuhannya.

B. Phospor

Phospor merupakan unsur macro yang dibutuhkan tanaman untuk menyusun

protoplasma dan intisel. Unsur ini oleh tanaman diserap dalam bentuk H2PO4ֿ dan

HPO4ֿ. Fungsi utama dari unsur ini adalah mempercepat pertubuhan akar semia,

mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa,

mempercepat pembungaan dan pemasakan biji serta meningkatkan produksi biji.

Adapun pentingnya unsur P bagi tanaman adalah :

Sebagai senyawa utama untuk membentuk Atp dan ADP, yaitu senyawa yang

dihasilkan pada proses respirasi siklus Krebs. Sehingga tanaman dapat melakukan

segala aktifitasnya.

Membentuk DNA dan RNA untuk pembentukan intisel.

Membentuk senyawa Fosfolipid yang berfungsi dalam mengatur keluar

masuknya zat-zat makanan dalam sel.

Fosfor di dalam tanah tidak mudah bergerak (immobile) dan sebagian besar

terikat atau terfiksasi oleh oksida, mineral liat, dan bahan organik. Karena tidak

mudah bergerak, keberadaan hara P mudah dideteksi di dalam tanah. Hal ini sesuai

dengan hasil pengujian nilai kesesuaian pengekstrak P dengan PUTS yaitu 90%.

Perangkat Uji Tanah Sawah V.01.16 Ketersediaan hara P di dalam tanah sangat

rendah karena:

Jumlah P-tanah sedikit,

Sebagian besar P terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diambil tanaman

P terikat oleh Al dan Fe dalam bentuk Al-P dan Fe-P pada tanah masam serta

dalam bentuk Ca-P pada tanah alkalin. Pada pH masam, P dalam tanah akan segera

terikat oleh Fe dan Al sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Begitu pula bila P

diberikan pada tanah alkalin akan diikat oleh Ca dan CaCO3 sebagai Ca-P yang

tidak larut. Namun demikian, pada kondisi tanah sawah, pH tanah yang semula

masam atau alkalin akan berubah menuju pH netral (6-7). Pada pH netral, bentuk P

tanah terdapat dalam kondisi yang paling mudah diserap tanaman.

C. Kalium

Kalium merupakan unsur utama yang dibutuhkan tanaman. Sangat penting

peranannya dalam pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan

bagian kayu, meningkatkan kualitas biji atau buah. Unsur Kalium diserap tanaman

Page 12: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

dalam bentuk ion K+. Dalam beberapa sumber dijelaskan, bahwa peranan K yang

penting dalam tanaman diantaranya sebagai elemen penting yang bersifat

higroskopis (muddah menyerap dan menahan air). Unsur K biasanya terdapat pada

stomata daun. Dengan sifatnya yang higroskopis tersebut, Kalium mampu

membuat persediaan air yang ada dan dibutuhkan dalam proses transpirasi,

fotosintesis, absorpsi, maupun transportasi unsur hara dalam tanaman tersebut

menjadi optimal.

Sumber-sumber Kalium adalah :

1. Beberapa jenis mineral.

2. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis.

3. Air irigasi serta larutan dalam tanah.

4. Pupuk buatan (KCL, ZK, dan lain-lain)

Cadangan K dalam tanah cukup banyak, namun hanya sebagian kecil yang

tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman, yaitu yang terlarut dalam air serta K

yang dapat dipertukarkan. Ion K tergolong unsur yang mudah bergerak sehingga

mudah sekali hilang dari tanah melalui pencucian, karena K tidak ditahan dengan

kuat di permukaan koloid tanah. Mengingat sifat K yang mudah hilang dari dalam

tanah, maka efisiensinya rendah seperti halnya N, sehingga pemberian pupuk K

perlu dibagi minimal dua kali. Sebagian besar K yang diserap tanaman padi berada

dalam jerami (80%). Oleh karena itu, pengembalian jerami ke lahan sawah sama

dengan memupuk K. Selain dari pupuk, sumber K untuk tanah sawah adalah air

irigasi dan jerami.

D. Kemasaman Tanah (pH)

pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan

menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0

hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH antara 7 hingga 14. pH tanah

menunjukan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi H+ dan

OHֿ dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih banyak

dari OHֿ, maka suasana larutan tanah menjadi asam. Sebaliknya bila konsentrasi

OHֿ lebih banyak dari konsentrasi H+ maka suasana menjadi basa. pH tanah atau

tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur

hara seperti nitrogen (N), Kalium (K), Phospor (P), dan unsur lain yang dibutuhkan

tanaman dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan dari

penyakit. pH tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah. Banyak petani yang

Page 13: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

sudah mendengar tentang pH tanah, akan tetapi belum bisa mengerti pentingnya

mengetahui pH tanah dan bagaimana cara mengukurnya. Apalagi untuk mengukur

pH tanah dibutuhkan alat yang mahal, sehingga petani tidak pernah memiliki

kesempatan untuk mengukur langsung pH tanah mereka. Padahal dengan

mengetahui pH tanah yang ada di dalam lahan, mereka dapat menjaga kesuburan

tanah. Pentingnya mengetahui pH tanah adalah sebagai berikut :

Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh

tanaman. Unsur hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH

netral.

Menunjukan adanya kemungkinan unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH

masam banyak ditemukan ion-ion Al yang memfiksasi unsur P, sehingga unsur

P sulit diserap oleh tanaman.

Mempengaruhi perkembangan organisme. Bakteri akan berkembang biak dalam

pH lebih dari 5,5, apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan

terhambat. Jamur dapat berkembang biak pada pH dibawah 5,5 dan diatas itu

jamur harus bersaing dengan bakteri.

. Tanah sawah pada umumnya mempunyai pH sekitar netral (6-7). Pada kondisi

ini, ketersediaan semua unsur hara dalam kondisi optimal. Informasi tentang pH

tanah sawah berguna dalam pemilihan jenis pupuk, pengelolaan tata air, dan

mendeteksi peluang terjadinya keracunan suatu unsur mikro seperti Fe dan Mn

pada tanah masam dan Na pada tanah alkalin. Reaksi tanah, yang dinyatakan

dengan nilai pH, menunjukkan tingkat kemasaman tanah. Tanah sawah umumnya

mempunyai pH tanah netral sekitar 6-7. Jika tanah mineral disawahkan

(digenangi), maka pH tanah akan mengarah ke netral, atau dengan kata lain tanah

awal yang mempunyai pH masam akan meningkat pH-nya menuju netral,

sebaliknya tanah awal yang mempunyai pH alkalin akan turun menuju pH netral.

Perubahan pH tanah menuju netral mempunyai manfaat terhadap tingkat

ketersedian hara tanah. Pada tanah sawah ber-pH netral ketersediaan hara dalam

kondisi optimal dan unsur hara tertentu yang dapat meracuni tanaman mengendap.

Pada tanah masam, ketersediaan beberapa hara lebih rendah dari tanah netral, serta

kemungkinan besar muncul keracunan besi (Fe++) pada pH tanah <4.5. Ciri tanah

yang banyak mengandung besi umumnya pada permukaan air genangan terlapisi

seperti karat/ minyak, berbau menyengat, dan pada daun padi terdapat bintik karat

Pada kondisi terjadi keracunan Fe, disarankan untuk menerapkan sistem drainase

Page 14: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

berselang (intermittent drainage) dengan tujuan untuk membuang larutan tanah

yang mengandung besi (Fe) tinggi. Cara lain adalah dengan menambahkan bahan

organik ke dalam tanah, dimana senyawa organik akan mengikat besi. Selanjutnya

pada tanah basa atau alkalin, ketersediaan haranya juga rendah dan terdapat

kemungkinan kelebihan Na. Salah satu metoda untuk mengurangi keracunan Na

adalah melakukan pencucian tanah dengan air ber-pH netral. Ciri tanah yang

kelebihan Na adalah pada permukaan tanah pada saat kering akan dilapisi kristal

putih (garam), tanaman tumbuh tidak normal, akar tanaman berwarna kehitaman

sehingga mengasilkan produksi gabah sangat rendah.

Dari hasil yang di dapat PUTK pada tanah inseptisol, didapat hasil P tinggi

dengan di dapat rekombinasi dosisi pupuk P yang di perlukan sebesar 50 kg SP-36/ha.

Sedangkan pada hasil percobaan tanah Alfisol didapat unsur hara P sangat rendah

sehingga di butuhkan Pupuk P yang lebih tinggi berkisar 200 kg SP-36/ha. Sedangkan

untuk unsur K pada tanah Inseptisol didapat bahwa unsur K nya rendah sehingga di

anjurkan memberi dosis K 50-100 kg KCL/ha dan pada tanah alfisol lebih rendah dari

inseptisol sehingga di anjurkan memberi dosis pupuk yg lebih berkisar 75 Kg

KCL/ha. Pada pengujian untuk pH didapat pada tanah iseptisol dan tanah alfisol di

anjurkan untuk membuat sistem drainase konvensional. Dan pada uji C-organik

didapat hasil yang sama untuk rekomendasi yaitu hanya 2 ton/ha. Menurut Nuryani et

al, 2003 Karakteristik tanah inseptisol adalah memiliki solum tanah agak tebal yaitu

1-2 meter, warnanya hitam atau kelabu sampai dengan cokelat tua, teksturnya pasir,

debu, dan lempung, struktur tanahnya remah berkonsistensi gembur, memiliki pH 5,0

sampai 7,0, memiliki bahan organik cukup tinggi, yaitu antara 10% sampai 31%,

memiliki kandungan unsur hara yang sedang sampai tinggi, produktivitas tanahnya

sedang sampai tinggi. Jenis tanah Alfisol memiliki lapisan solum tanah yang cukup

tebal yaitu antara 90-200 cm, tetapi batas antara horizon tidak begitu jelas. Warna

tanah adalah coklat sampai dengan merah. Tekstur agak bervariasi dari lempung

sampai liat, dengan struktur gumpal bersusut. Kandungan unsur hara tanaman seperti

N, P, K dan Ca umumnya rendah dan reaksi tanahnya (pH) sangat tinggi (Sarief,

1979). Hal ini menunjukan hasil yang sesuai dengan sifat tanah tersebut.

Pada hasil Percobaan untuk Prangkat Uji Tanah Sawah yang di bagi menjadi tua

jenis tanah yaitu tanah Pogung dan tanah Imogiri Didapat hasil nilai N pada tanah

Pogung dan imogiri didapat status haranya rendah sehingga di butuhkan dosis N

berkisar 200kg/ha. Pada pengujian fosfat pada tanah di pogung berstatus sedang

Page 15: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

sehingga di butuhkan 75kg SP-36/ha sedangkan tanah di imogiri didapat hasil nilai P

tinggi sehingga di butuhkan dosis P sekitar 50 kg SP-36/ha. Dan pada pengujian nilai

K didapat hasil yang sama untuk status K tanah yaitu sedang sehingga di perlukan

dosisi K sekitar 50 kg KCL/ha.dan pada uji pH di anjurkan untuk kedua daerah

tersebut membuat sistim drainase konvensional dengan pupuk N dalam bentuk urea.

Dari hasil tersebut didapat bahwa untuk nilai N dan K pada tanah di pogung dan di

imogiri dikarenakan pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama

dengan N. Dan dapat di lihat bahwa tanah di daerah pogung dapat di katakan lebih

baik di banting tanah di imogiri jika di lihat dari unsur N, P, K dan pH.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) dan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)

adalah perangkat uji cepat tanah yang digunakan secara langsung pada lapangan

untuk mengetahui kandungan hara dalam tanah secara praktis, cepat dan mudah

namun belum memiliki hasil yang akurat sehingga dibutuhkan penelitian lebih

lanjut di laboratorium. PUTS bekerja dengan cara mengukur hara N, P, dan K yang

Page 16: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

terdapat di dalam tanah. PUTK ini digunakan untuk mengukur kadar P, K, C-Organik, pH,

dan kebutuhan kapur dalam tanah

2. Pada tanah kering Inseptisol kadar hara P sangat tinggi, kadar hara K sedang, kadar

pH tanah agak masam (pH 5-6) dan kadar C-organik tanah agak masam. Pada

tanah kering Alfisol kadar hara P sangat tinggi, kadar hara K rendah, kadar pH

tanah agak masam (pH 5-6) dan kadar C-organik tanah agak masam. Pada tanah

sawah Pogung kadar hara N sangat tinggi, kadar hara P sedang, kadar hara K

sedang dan kadar pH tanah agak masam (pH 5-6). Pada tanah sawah Imogiri kadar

hara N sangat tinggi, kadar hara P rendah, kadar hara K sedang dan kadar pH tanah

agak masam (pH 5-6).

3. Rekomendasi untuk tanah kering Inseptisol adalah pupuk SP- 36 50 kg/ha, pupuk

KCl 50kg/ha + 5 ton/ha jerami, sistem drainase konvensional, pupuk N dalam

bentuk urea dan C-organik 2 ton/ha. Rekomendasi untuk tanah kering Alfisol

adalah pupuk SP- 36 250 kg/ha untuk jagung sedang untuk kedelai dan pagi gogo

diperlukan 200 kg/ha, pupuk KCl 75kg/ha, sistem drainase konvensional, pupuk N

dalam bentuk urea dan C-organik 2 ton/ha. Rekomendasi untuk tanah sawah

Pogung adalah pupuk Urea 200 kg/ha, pupuk SP- 36 75 kg/ha, pupuk KCl 50kg/ha

+ 5 ton/ha jerami, sistem drainase konvensional dan pupuk N dalam bentuk urea.

Rekomendasi untuk tanah sawah Imogiri adalah pupuk Urea 200 kg/ha, pupuk SP-

36 50 kg/ha, pupuk KCl 50kg/ha + 5 ton/ha jerami, sistem drainase konvensional

dan pupuk N dalam bentuk urea.

B. Saran

Alat PUTS harus digunakan secara teliti, karena menentukan tindakan

manajemen tanah sawah yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Artiola, J.F. 2004. Environmental chemical properties and processes. In Artiola,J.F., Pepper, I.L. & Brusseau, M. (eds) Environmental monitoring and characterization. Elsevier, Inc., Amsterdam, 241-261.

Aune, J. 2006. Soil Fertility Management. <http://athene.umb.no/emner/pub/EDS215/ LectureSoil.html>. Diakses pada 13 Oktober 2013.

Page 17: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

Badan Litbang Pertanian. (2007). Petunjuk Teknis Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Johnson GV, Raun WR, Zhang H, Hattey JA. 2000. Oklahoma Soil Fertility Handbook. First Edition. Department of Plant and Soil Sciences. Stillwater: Oklahoma State University

Murtilaksono, K. Dan E.D. Wahyuni. 2004. Hubungan Ketersediaan Air Tanah dan Sifat-sifat Dasar Fisika Tanah. Jurnal Tanah dan Lingkungan 6 (2) : 46- 50.

Nursyamsi,D. 2008. Kimia dan Kesuburan Tanah. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Purwani, J dan Rasti S. 2009. Teknik Aplikasi Pupuk Hayati Untuk Efisiensi Pemupukan San Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Sarief. S. 1979. Ilmu Tanah Umum. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran,

Bandung.

Setyati, S. 2002. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tisdale, S. L., W. L. Nelson, dan J. D. Beaton. 1990. Soil Fertility and Fertilizers 4th edition. Macmillan Publising Company, New York.

Tuherikh, E. dan I.A.Sipahutar. 2010. Pengaruh pupuk NPK majemuk (16:16:15) terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L) di tanah inceptisol. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

LAMPIRAN

Page 18: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

Gambar Perangkat Uji Tanah Sawah

Pereaksi Uji N Pereaksi Uji P + Bagan Warna Hara P

Pereaksi Uji K Pereaksi Uji pH

Page 19: Uji Cepat Tanah Dan Pupuk

Bagan Warna Hara K Bagan Warna Hara N Bagan Warna pH