kumpulan teori preeklampsia

8
Kumpulan teori mengenai etiologi dan patogenesis preeklampsia: a. Teori kelainan vaskularisasi Pada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arterialis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Hal ini memberi dampak penururnan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah uteroplasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokontriksi, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. 1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta Ke lapisan otot arteria spiralis Degenerasi lapisan otot Invasi trofoblas Masuk ke jar sekitar a. spiralis Jaringan matriks jadi gembur A. spiralis mudah distensi dan dilatasi ↓ TD dan Resistensi Vaskular ↑ Aliran darah uteroplasenta agar aliran darah ke janin cukup dan perfusi jaringan ↑ “Remodelling Arteri Spiralis”

Upload: nabila-arinafril

Post on 11-Aug-2015

67 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kumpulan Teori Preeklampsia

Kumpulan teori mengenai etiologi dan patogenesis preeklampsia:

a. Teori kelainan vaskularisasiPada kehamilan normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke

dalam lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arterialis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Hal ini memberi dampak penururnan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran darah pada daerah uteroplasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik.

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokontriksi, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.

1. Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

Ke lapisan otot arteria spiralis

Degenerasi lapisan otot

Invasi trofoblas

Masuk ke jar sekitar a. spiralis

Jaringan matriks jadi gembur

A. spiralis mudah distensi dan dilatasi

↓ TD dan Resistensi Vaskular

↑ Aliran darah uteroplasenta agar aliran darah ke janin cukup dan

perfusi jaringan ↑

“Remodelling Arteri Spiralis”

Page 2: Kumpulan Teori Preeklampsia

Bagan Mekanisme Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta

b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel

Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (radikal bebas).Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal ini akan merusak membran sel yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak selain dapat merusak membran sel, juga akan merusak nukleus dan protein sel endotel.

Jika sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak maka akan terjadi disfungsi endotel, yang akan berakibat:

Gangguan metabolisme prostaglandin Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan.

Agregasi trombosit memproduksi tromboksan suatu vasokonstriktor kuat. Pada hipertensi kehamilan kadar tromboksan lebih tinggi sehingga terjadi vasokontriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah

Perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus Peningkatan permeabilitas kapilar Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor, yaitu endotelin

Tidak terjadi invasi trofoblast pada lapisan otot a. spiralis dan jar. matriks sekitar

Lap.otot a.spiralis tetap kaku & keras

Lumen a. spiralis tidak distensi dan dilatasi

A. spiralis vasokontriksi

Kegagalan “Remodelling Arteri Spiralis”

↓ Aliran darah uteroplasenta

Hipoksia & iskemia plasenta

Page 3: Kumpulan Teori Preeklampsia

Peningkatan faktor koagulasi

Kegagalan “Remodelling Arteri Spiralis”

Plasenta mengalami iskemi dan hipoksia

Menghasilkan oksidan (radikal bebas)

Oksidan berupa Radikal Hidroksil

RH merusak memb. sel yang mengandung banyak as. lemak tak jenuh

As.lemak tak jenuh peroksida lemak

↑ Peroksida lemak

Merusak memb. sel endotel

Disfungsi endotel

Gang. Metabolisme PG

↓ Prostasiklin (PGE2)

vasodilator kuat

Agregasi sel trombosit di daerah endotel yang rusak

↑ Tromboksan (TXA2) vasokonsttrikotor kuat

Vasokontriksi PD

↑ TD

↑ Peroksida lemak

↓ Antioksidan (Vit. E) pd kehamilan

- Perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus- ↑ permebilitas kapilar- ↑ produksi bahan vasopresor (endotelin)- ↑ Faktor koagulasi

Page 4: Kumpulan Teori Preeklampsia

Bagan Mekanisme Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas & Disfungsi Endotel

c. Teori Intoleransi Imunologik antara ibu dan janin

Pada perempuan hamil normal, terdapat Human Leucocyte Antigen Protein G (HLA-G) yang berfungsi sebagai berikut ;

HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel NK ibu, sehingga si ibu tidak menolak hasil konsepsi (plasenta).

HLA-G mempermudah invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua ibu. Namun, pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi penurunan ekspresi HLA-G. Penurunan HLA-G akan menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Padahal Invasi trofoblas penting agar jaringan desidua lunak dan gembur sehingga memudahkan dilatasi arteri spiralis.

d. Teori Adaptasi Kardiovaskuler

Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopressor. Refrakter berarti pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan bahan vasopresor atau dibutuhkan kadar vasopresor yang lebih tinggi untuk menimbulkan respon vasokontriksi. Terjadinya refrakter pembuluh darah karena adanya sintesis PG pada sel endotel pembuluh darah.

Akan tetapi, pada hipertensi dalam kehamilan terjadi kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor dan terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan vasopresor.

e. Teori Genetik

Ada faktor keturunan dan familiar dengan model gen tunggal. Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklampsia, 26 % anak perempuan akan mengalami preeklampsia pula dan 8% anak menantu mengalami preeklampsia.

f. Teori Defisiensi Gizi

Beberapa hasil penetilian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan, seperti defisiensi kalsium pada wanita hamil dapat mengakibatkan risiko terjadinya preeklampsia/eklampsia.

g. Teori Stimulus Inflamasi

Page 5: Kumpulan Teori Preeklampsia

Pada kehamilan normal plasenta akan melepkaskan debris trofoblas, sebagai sisa proses apoptosis dan nektrotik trofoblas, akibat reaksi stres oksidatif. Bahan-bahan ini selanjutnya akan merangsang proses inflamasi. Pada kehamilan normal, jumlah debris trofoblas masih dalam batas wajar, sehingga reaksi inflamasi juga masih dalam batas normal.

Hal tersebut berbeda dengan proses apoptosis pada preeklampsia, dimana terjadi peningkatan stress oksidatif ↑ produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblas. Sehingga menjadi bebas reaksi inflamasi dalam darah ibu sampai menimbulkan gejala-gejala preeklampsia padai ibu.

Komplikasi Preeklampsia/ eklampsia Nyeri epigastrium menunjukkan telah terjadinya  kerusakan pada liver dalam bentuk kemungkinan (Manuaba, 2007) :1)      Perdarahan subkapsular2)      Perdarahan periportal system dan infark liver3)      Edema parenkim4)      Peningkatan pengeluaran enzimTekanan darah dapat meningkat sehingga menimbulkan kegagalan kemampuan system otonom aliran darah system saraf pusat ( ke otak ) dan menimbulkan berbagai bentuk kelainan patologis sebagai berikut  (Manuaba,2007):1)      Edema otak karena permeabilitas kapiler bertambah2)      Iskemia yang menimbulkan infark serebral3)      Edema dan perdarahan pada batang otak dan retina4)      Dapat terjadi herniasi batang otak yang menekan pusat vital medulla oblongata.Komplikasi terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsia dan eklampsia. Komplikasi dibawah ini yang biasa terjadi pada preeklampsia berat dan eklampsia (Wibowo dan Rachimhadi, 2006)1)      Solusio plasentaKomplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada preeklampsia.2)      HipofibrinogemiaBiasanya terjadi pada preeklampsia berat. Oleh karena itu dianjurkan untuk pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.3)      HemolisisPenderita dengan preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsy penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.4)      Perdarahan otakKomplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia.5)      Kelainan mataKehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina. Hal ini merupakan tanda gawat akan terjadi apopleksia serebri.6)      Edema paru-paru

Page 6: Kumpulan Teori Preeklampsia

Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang ditemukan abses paru-paru.7)      Nekrosis hatiNekrosis periportal hati pada preeklampsia/eklampsia merupakan akibat vasospasme arteriole umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia,tetapi ternyata juga dapat ditemukan pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.8)      Sindroma HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes danlow plateletMerupakan sindrom kumpulan gejala klinis berupa gangguan fungsi hati, hepatoseluler (peningkatan enzim hati [SGPT,SGOT], gejala subyektif [cepat lelah, mual, muntah, nyeri epigastrium]),hemolisis akibat kerusakan membrane eritrosit oleh radikal bebas asam lemak jenuh dan tak jenih. Trombositopenia (<150.000/cc), agregasi ( adhesi trombosit di dinding vaskuler), kerusakan tromboksan      (Vasokontriktor kuat ), lisosom ( Manuaba, 2007)9)      Kelainan ginjalKelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotel tubulus ginjal tanpa kelainan struktur yang lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.10)  Komplikasi lainLidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia aspirasi dan DIC ( disseminated intravascular coagulation).11)  Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin.Ibu yang menderita preeklampsia merupakan predisposisi terjadinya kelahiran premature (Prawirohardjo,2005). Paritas pertama dan paritas lebih dari 5, serta riwayat kehamilan dan persalinan dengan komplikasi obstetric, dapat memperbesar kematian perinatal (Prawirohardj