kumpulan karya tulis pemenang lomba penulisan konperensi sanitasi dan air minum nasional (ksan)...

Upload: oswar-mungkasa

Post on 04-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    1/59

    KUMPULAN MAKALAH

    PEMENANG LOMBA KARYA TULIS KONPERENSI SANITASI DAN AIR MINUM NASIONAl (KSAN) TAHUN 2011

    Kategori Pelajar Juara 1 M asfar Syafar

    SMA Negeri 1 Bulukumba Tema : Upaya penanggulangan terkait minimnya akses terhadap air bersih dan buruknya layanan sanitasi. Judul : Upaya penanggulangan penyediaan air bersih di daerah pesisir studi kasus pesisir pantai Bulukumba.

    Juara 2 Siti Kholifatul SMA Negeri 1 Ponorogo

    Tema : Upaya penanggulangan terkait minimnya akses terhadap air bersih dan buruknya layanan sanitasi. Judul : Saatnya Sanitasi dan Akses Air Bersih Menjadi Sorotan

    Juara 3 Muhammad Gilang Ramadhan Putra Ponpes Daar ElQolam II

    Tema : Upaya penanggulangan terkait minimnya akses terhadap air bersih dan buruknya layanan sanitasi. Judul : Upaya pemukiman PPA Sanila di lingkungan masyarakat

    Kategori Mahasiswa Juara 1 Hakimatul Mukaromah

    Universitas Diponegoro Tema: Pentingnya keterlibatan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan pembangunan AMPL. Judul: Partisipasi Masyarakat sebagai Jawaban atas Tantangan Pembangunan Sarana dan Prasarana AMPL di Indonesia

    Juara 2 Frederic Hamonangan Universitas Brawijaya

    Tema: Upaya penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia. Judul: Upaya Peningkatan Stratifikasi Sosial Masyarakat Miskin di Indonesia, Dengan Pemerataan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Berkelanjutan , Sistematis , dan Efisien.

    Juara 3 Gayuh Mustiko Jati Universitas Gajah Mada

    Tema: Upaya penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia Judul: SEBUAH #OPTIMISME (Memberantas Kemiskinan Melalui Pembangunan Air Minum dan Sanitasi)

    Kategori Pelajar dan Mahasiswa Juara Favorit

    Mushonnifun Faiz Sugihartanto SMA Negeri 3 Malang

    Tema: Upaya penanggulangan terkait minimnya akses terhadap air bersih dan buruknya layanan sanitasi. Judul: Menanggulangi Masalah Ketersediaan Air Bersih dan Sanitasi di Indonesia

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    2/59

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    3/59

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    4/59

    o Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu daerah pesisir dengan ketersediaan air

    bersih yang minim

    Kabupaten Bulukumba adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi

    Selatan yang luas wilayahnya sekitar 1.154,67 km2

    yang terdiri dari 22,22% daerah pantai,

    0,79% daerah lembah, 15,87% daerah perbukitan, dan 61,60% merupakan dataran. Secara

    kewilayahan kabupaten Bulukumba berada pada kondisi empat dimensi yaitu dataran tinggi

    pada kaki gunung Bawakaraeng-Lompo Battang, dataran rendah, pantai dan laut lepas.

    Dengan jumlah penduduk sebanyak 394.757 jiwa (berdasarkan sensus penduduk 2010) yang

    tersebar di 10 kecamatan, 24 kelurahan, serta 123 desa. Adapun ke 10 kecamatan tersebut

    yaitu Kecamatan Gantarang, Kecamatan Ujungbulu, Kecamatan Ujung Loe, Kecamatan

    Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang, Kecamatan

    Kindang, Kecamatan Rilau Ale dan Kecamatan Bulukumpa. Dari ke-10 kecamatan tersebut

    tujuh di antaranya merupakan daerah pesisir yang dimanfaatkan sebagai sentra

    pengembangan pariwisata dan perikanan. (Wikipedia)

    Dari kondisi geografis Kabupaten Bulukumba yang terdiri dari 22,22% daerah pantai

    tersebut memberi gambaran bahwa Kabupaten Bulukumba terletak hampir di sepanjang

    pesisir pantai. Inilah yang membuat sebagian besar penduduk Kabupaten Bulukumba yang

    bermukim di pesisir pantai memilih profesi sebagai nelayan dan buruh rumput laut, yang

    mana kebanyakan dari nelayan ini adalah nelayan yang berpendapatan rendah yang masih

    berada di bawah garis kemiskinan. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan yang kuat

    mengapa nelayan di sepanjang pesisir pantai ini memiliki akses air bersih yang rendah dan

    sanitasi yang buruk.

    Nelayan tersebut lebih memilih menggunakan air tanah (sumur) dibanding mendapat

    pasokan dari PDAM dikarenakan biaya pemasangan yang relatif mahal. Masalah yang

    selanjutnya timbul adalah adanya perubahan rasa, aroma, dan warna air sumur di daerah

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    5/59

    pesisir Kabupaten Bulukumba akibat dari semakin kecilnya daerah resapan air hujan dan

    semakin menipisnya kandungan air tanah akibat pembangunan berkelanjutan yang tanpa

    batas. Yang mana sumur yang mereka buat kebanyakan berair asin (payau), memiliki aroma

    yang tidak enak dan berwarna kekuningan karena dekat daerah pantai. Hal ini membuat

    penduduk yang bermukim disekitar pesisir terpaksa mengkomsumsi air tidak layak tersebut.

    Hal ini tentunya sangat memprihatinkan karena dengan mengkomsumsi air berkadar garam

    tinggi (air payau) dapat menyebabkan terjadinya penyakit diare, mual, muntaber, pusing,

    gangguan pencernaan, dan berbagai gangguan kulit seperti kudisan dan bisul.

    o Ada solusi, tapi tidak efektif

    Untuk permasalahan penduduk yang bermukim di pesisir pantai tersebut sebenarnya

    sudah ada solusinya , yaitu dengan melakukan pemurnian air laut. Pada dasarnya prinsip

    pemurnian air laut adalah proses pemisahan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar,

    proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk mengolah air asin

    menjadi air tawar, antara lain:

    1.Penyulingan

    Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam,

    yaitu dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut

    dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap tinggal dalam larutan

    (air laut). Dengan menggunakan alat suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi

    dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan

    perluasan dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat.

    2.Osmosis Balik (Reverse Osmosis)

    Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan dengan memberikan tekanan

    terhadap air laut, sehingga memaksa dari molekul-molekul air murni menembus suatu

    membran semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik,

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    6/59

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    7/59

    membutuhkan biaya yang tinggi karena menggunakan bahan kimia dan prosesnya yang

    rumit. Disamping itu juga terjadi kesenjangan antara pemerintah dan rakyatnya, pemerintah

    sangat tidak peduli dan acuh terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh rakyatnya

    saat ini. Sehingga sangat tidak mungkin terjalin kerja sama untuk menarik investor agar

    menginvestasikan uangnya untuk membantu kesejahteraan masyarakat pesisir dengan

    menyediakan akses air bersih yang layak.

    o Merumuskan solusi, menghadapi tantangan

    Untuk menghadapi permasalahan ini kita membutuhkan solusi yang jitu sekaligus

    efektif, Nah, coba kita tinjau kembali! Bahan apa saja yang yang tersedia dalam jumlah yang

    berlimpah dan bisa dimanfaatkan sebagai filter untuk menyaring air asin (payau) menjadi air

    tanah yang layak? Fakta membuktikan bahwa arang dan sekam padi mampu menetralkan air

    asin (payau) menjadi air berpH normal (pH 7) sehingga menjadi air yang layak komsumsi.

    Disamping itu kita tidak perlu takut kekurangan bahan baku tersebut karena sekam padi dan

    arang tergolong limbah yang banyak tersedia dimana-mana. Apalagi berdasarkan studi

    pustaka yang telah saya lakukan ternyata arang dan sekam padi telah teruji keandalannya

    sebagai salah satu bahan filter untuk pengolahan air yang tercemar oleh bakteri coli, logam

    berat (Cu dan Cr), memperbaiki warna, dan tingkat kejernihan air

    Nah, sekarang sudah jelas bagaimana buruknya penyediaan air bersih bagi masyarakat

    pesisir Kabupaten Bulukumba, bagaimana melakukan melakukan pemurnian air laut menjadi

    air tawar, serta bahan apa saja yang yang tersedia dalam jumlah yang berlimpah dan bisa

    dimanfaatkan sebagai filter untuk menyaring air asin (payau) menjadi air tanah yang layak.

    Sekarang, yang dibutuhkan adalah sebuah pemikiran yang maju untuk menciptakan sebuah

    inovasi baru demi menyediakan air bersih yang layak yang dapat meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat pesisir. Maka berdasarkan masalah tersebut maka saya mencoba melakukan

    eksperimen sederhana yang adapun hasilnya yaitu:

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    8/59

    Parameter Filter sekam padi Filter arang Filter Campuransekam padi dan arangBanyaknya air 1 liter 1 liter 1 liter

    Warna Jernih Agak jernih JernihRasa Agak asin tawar Tawar

    Aroma Agak berbau Tidak berbau Tidak berbaupH 7,35 7 7,1Sumber: data primer. Uji laboratorium sangat dibutuhkan

    Ternyata pada filter sekam padi dengan volume air sebanyak 1 liter, setelah dilakukan

    penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke jernih, sedangkan rasanya

    tidak terjadi perubahan karena tetap asin, hal ini disebabkan oleh pori sekam padi yang lebih

    besar dibanding arang. Dan aromanya masih agak berbau dan setelah diuji menggunakan

    pHmeter didapat bahwa pH-nya sebesar 7,35 (basa).

    Sedangkan pada filter arang dengan volume air sebanyak 1 liter, setelah dilakukan

    penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke jernih, begitu pula dengan

    rasanya terjadi perubahan dari yang semula asin menjadi tawar, sedangkan dicium dari

    aromanya ternyata tidak menimbulkan bau. Dan setelah diuji menggunakan pHmeter didapat

    bahwa pH-nya sebesar 7 (normal) sehingga menjadi air yang layak komsumsi.

    Sedangkan pada filter campuran sekam padi dan arang dengan volume air sebanyak 1

    liter, setelah dilakukan penyaringan diketahui bahwa ada perubahan warna dari keruh ke

    jernih, begitu pula dengan rasanya terjadi perubahan dari yang semula asin menjadi tawar,

    sedangkan dicium dari aromanya ternyata tidak menimbulkan bau. Dan setelah diuji

    menggunakan pHmeter didapat bahwa pH-nya sebesar 7,1 yang dibulatkan menjadi pH 7

    (normal) sehingga menjadi air yang layak komsumsi.

    Berdasarkan eksperimen sederhana yang telah saya lakukan, didapatkan kesimpulan

    bahwa air hasil penyaringan yang paling baik adalah air hasil saringan pada filter campuran

    sekam padi dan arang, yang mana kualitas warna yang dihasilkan jernih, rasanya tawar, tidak

    berbau, dan berada pada pH yang normal. Yang mana hal ini dihasilkan oleh pori arang yang

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    9/59

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    10/59

    Sekarang yang dibutuhkan adalah terjun langsung ke lapangan, memberikan sosialisasi

    terhadap masalah ini, memberikan solusi, pemahaman dan mencoba menerapkan solusi

    tersebut kepada masyarakat, karena praktek lebih baik dibanding hanya teori. Idealnya,

    mengapa kita harus menunda-nunda sebuah kesempatan emas untuk masa depan yang lebih

    cerah selagi hari ini masih ada waktu. Kesadaran untuk menolong sesama yang sedang

    kesusahan harus dipupuk sejak dini.

    Kesimpulannya, pemanfaatan berbagai limbah dan bahan yang melimpah dan murah di

    Indonesia terutama arang dan sekam padi dapat menjadi solusi permasalahan yang kompleks

    dimasyarakat, misalnya ketersediaan air bersih bagi masyarakat pesisir, permasalahan

    kesehatan karena air minum yang tidak layak dsb. Jadi, untuk apa berlepas diri karena

    benturan ekonomi apabila terdapat solusi dengan harga yang murah, terjangkau, dan mudah

    didapat, banyak hal yang bisa dioptimalkan pemanfaatnnya didalam negeri kita tercinta ini.

    Buktikan pada dunia bahwa kita adalah bangsa yang mandiri, bangsa yang mampu

    menyelesaikan berbagai permasalahan, termasuk masalah penyediaan air bersih sekalipun.

    Maju terus Indonesiaku ! Mari tingkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan taraf

    kesehatan masyarakat pesisir dengan menyediakan air bersih dan sanitasi yang layak!

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    11/59

    Lampiran gambar kondisi pesisir pantai Bulukumba

    Masyarakat pesisir Kabupaten Bulukumba yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai

    Nelayan dan buruh rumput laut yang berpendapatan rendah, sehingga masih berada di bawah

    garis kemiskinan.

    sanitasi yang buruk dan selokan pembuangan air yang kotor dan tersumbat

    beberapa sumur warga pesisir yang ditutup karena berair asin (payau) dan ada pula yang

    terpaksa digunakan karena minimnya ketersediaan air bersih.

    banner tentang penerapan PHBS dan sambungan air bersih yang dimiliki seorang warga yang

    menjadikan air bersih sebagai barang ekonomi yang dijual seharga 500/ember

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    12/59

    lain :

    - Fina- Fina

    KE

    - Fina- Juar

    - Sis- Juar- Juar- Juar

    Bul

    Lur

    nadi

    lis National

    lis dan pen

    ENPORA

    lis 3 rd Indon

    a II kategori

    a berpresta

    a III passing

    a II passing

    a I olimpiad

    Nama l

    kumba, pa

    no 9 Bul

    a emailnyaMA Neger

    Young Inv

    erima peng

    2010

    esian Scien

    pelajar lom

    i pada 100 t

    great olim

    great olimpi

    e astronomi

    BIODA

    engkap M

    a tanggal 3

    kumba, S

    Asfar_smai 1 Buluku

    ntor Award

    hargaan Y

    e Project O

    ba Esai LR

    ahun keban

    iade astron

    ade astrono

    tingkat kab

    A PENUL

    . Asfar Sy

    Agustus 1

    lawesi Sel

    [email protected]. Adapu

    2010

    uth Nation

    lympiad 20

    TN ITB 20

    gkitan nasio

    mi tingkat

    mi tingkat k

    paten tahu

    S

    far, berusi

    94. Beraga

    tan. Nomo

    com . Kinin prestasi y

    l Science

    1

    11

    nal Kab. B

    abupaten t

    abupaten ta

    n 2011

    17 tahun

    a Islam, b

    telepon 0

    uduk di kelang pernah

    and Techn

    lukumba ta

    hun 2008

    hun 2010

    dan lahir

    ralamat di

    124220115

    as XII IPAdiraih anta

    logy Awar

    hun 2008

    i

    l.

    3,

    1ra

    s

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    13/59

    Nama : M. ASFAR SYAFAR

    Tempat/Tanggal lahir : BULUKUMBA, 3 AGUSTUS 1994

    Status : Pelajar/Mahasiwa *) coret salah satu

    Nama Sekolah/Universitas: SMA NEGERI 1 BULUKUMBA

    Tema yang dipilih : UPAYA PENANGGULANGAN TERKAIT MINIMNYA AKSES

    TERHADAP AIR BERSIH DAN BURUKNYA LAYANAN

    SANITASI

    Akun Twitter : TIDAK ADA

    Akun Facebook : ASFAR SYAFAR

    Alamat Email : [email protected]

    Alamat Rumah : JL. LURE 9, BULUKUMBA, SULAWESISELATAN

    No Handphone : 085696638507/(0413) 82926

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    14/59

    1

    Pemenang Kedua Kategori PelajarLomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    Saatnya Sanitasi dan Akses Air Bersih Menjadi SorotanOleh Siti Kholifatul (SMA Negeri 1 Ponorogo)

    Sehat, satu kata sederhana namun cukup rumit dalam usaha pencapaian terhadapnya.

    Kesehatan menjadi indikator penting penentu sejahtera tidaknya suatu masyarakat. Kesehatan

    adalah kebutuhan primer yang tidak bisa tidak mutlak dimiliki oleh setiap manusia. Tanpa

    memiliki komponen satu ini, manusia tidak akan bisa melakukan kegiatan apapun untuk

    menunjang kehidupannya. Dan bahkan ketidak tercapaian definisi sehat dalam diri seseorang

    dapat mengancam kelangsungan hidup seseorang tersebut. Karenanya adalah hal yang wajib

    untuk menjadikan kesehatan sebagai sorotan utama setiap individu dan lebih jauh pemerintah

    sebagai pengayom masyarakat itu sendiri. Dalam pencapaian sehat yang ideal ada beberapa

    indikator yang harus dipenuhi, diantaranya adalah kepenuhan akan gizi dalam makanan yang

    dikonsumsi, latihan fisik secara proporsional, pola hidup yang sehat, akses air bersih dan

    sanitasi yang layak.

    Selama ini permasalahan yang dialami masayarakat Indonesia terkait masalah akses

    air besih dan sanitasi yang layak masih sangat kompleks. Hasil studi Indonesian Sanitation

    Sector Development Program Tahun 2006, sekitar 47% masyarakat masih berperilaku buang

    air besar ke sungai, sawah, kolam, dan tempat terbuka lainnya. Sungguh ironis jika kita lirik,

    hampir setengah dari penduduk Indonesia belum memiliki kesadaran yang memadai dengan

    konsep sanitasi yang ideal. Padahal dengan jumlah penduduk yang mencapai hampir 230 juta

    jiwa, kondisi sanitasi yang buruk dapat mengakibatkan munculnya berbagai macam wabah

    penyakit yang dapat dengan mudah menyerang dan menyebar ke masyarakat yang padat

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    15/59

    2

    penduduk. Penyakit yang dapat disebabkan oleh buruknya sanitasi dan kualitas air adalah

    diare, hepatitis A, disentri, basil kolera, polio, cacingan dan penyakit-penyakit lainnya yang

    penyebarannya sangat cepat. Ambil contoh saja kasus diare, berdasarkan data World Health

    Organization (WHO) tahun 2004, penyakit ini masih menjadi penyebab terbesar kematian

    anak di dunia yang membuat 1,8 juta orang di dunia meninggal, dimana sebagian besar dari

    mereka adalah anak dengan usia di bawah lima tahun. Fakta yang mencengangkan dimana

    anak-anak penerus bangsa kita direnggut oleh penyakit yang disebabkan oleh buruknya

    kondisi sanitasi. Belum lagi masalah sulitnya akses terhadap air bersih terutama di daerah-

    daerah terpencil di Indonesia. Karenanya diperlukan suatu sistem yang benar-benar fokus

    menanggulangi masalah ini.

    Sanitasi sendiri adalah perilaku pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah

    manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan

    tujuan untuk menghindarkan manusia dari berbagai macam penyakit. Bahaya ini bisa saja

    terjadi secara fisik, disebabkan oleh mikrobiologi dan agen-agen kimia dari penyakit-

    penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan bisa berupa

    feses (kotoran) hewan dan manusia, limbah buangan padat, air buangan domestik (air bekas

    cucian, air seni, air buangan mandi), limbah buangan industri, limbah buangan pertanian, dan

    lain lain. Limbah-limbah dapat dengan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari

    dengan jumlah yang sangat besar. Kalkulasikan saja limbah domestik dari sekian juta kepala

    rumah tangga, belum lagi dengan limbah hasil industri dan pertanian yang jumlahnya tidak

    kalah besar. Hal ini tentu dapat menjadi masalah yang serus jika tidak ditangani secara

    proporsional dan berkala. Sementara susahnya akses terhadap sanitasi dasar mencapai

    90,5%(di perkotaan dan 67% di pedesaan. Namun akses terhadap sanitasi setempat yang

    aman (menggunakan septic tank) baru mencapai 71,06% (kota) dan 32,47% (desa). Hal ini

    turut memperburuk keadaan. Kondisi sanitasi yang buruk sudah sangat rawan menyebarkan

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    16/59

    3

    berbagai macam wabah penyakit, masih ditambah lagi dengan susahnya akses terhadap air

    bersih. Padahal air adalah kebutuhan vital bagi manusia. Manusia dapat bertahan tanpa

    makanan lebih dari satu bulan, tapi manusia akan mati tanpa mengkonsumsi air lebih dari

    tujuh hari saja. Hal ini juga mengindikasikan bahwa air adalah komponen utama yang

    dikonsumsi manusia, karenanya kebutuhan akan air sifatnya mutlak dan tidak bisa ditawar-

    tawar lagi.

    Bersamaan dengan permasalahan yang kompleks ini, deadline Millenium

    Development Goals di tahun 2015, yang menargetkan pengurangan setengah dari populasi

    penduduk yang tidak terjangkau akses ke sanitasi yang baik pada tahun 2015 semakin

    mendesak. Karenanya perlu diadakan evaluasi yang berkala terhadap sistem sanitasi dasar

    dan air bersih di Indonesia untuk mengetahui faktor apa yang menghambat tercapainya

    kondisi sanitasi dan akses air bersih yang ideal. Sehingga dapat diketahui mana-mana yang

    perlu diperbaiki dan diperbaharui. Faktor-faktor yang perlu dievaluasi adalah stakeholder

    yang berperan di dalamnya, yaitu pihak pemerintah dan masyarakat sendiri.

    Dari pihak pemerintah, hendaknya mengkaji ulang peraturan dan undang-undang serta

    program-program yang dicanangkan untuk peningkatan kualitas dan mutu sanitasi dan air.

    Dewasa ini perhatian pemerintah terhadap sektor sanitasi sangatlah minim, sanitasi belum

    menjadi prioritas pembangunan bagi para pengambil keputusan. Berdasarkan data, alokasi

    APBN pusat untuk sektor ini pada tahun 2002 hanya 1,8%. Rata-rata APBD provinsi tahun

    2002 3,3%, sementara APBD kabupaten dan kota tahun 2002 sejumlah 5,7%. Terlihat betapa

    kebutuhan akan sanitasi dan akses air bersih masih sangat dikesampingkan oleh pemerintah.

    Padahal dapat kita lihat dengan gamblang kondisi lingkungan masyarakat kita. Pemukiman

    kumuh masih merajalela menghiasi kota-kota besar, masalah persampahan yang tak kunjung

    usai, minimnya fasilitas sanitasi terutama bagi warga yang kurang mampu, merebaknya

    penyakit malaria dan muntaber, kejadian luar biasa diare hingga flu burung, menunjukkan

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    17/59

    4

    betapa buruknya kondisi sanitasi di Indonesia. Hal ini terjadi karena buruknya infrastruktur

    sanitasi yang dibangun pemerintah untuk penyediaan air bersih, pengelolaan sampah,

    drainase air selokan, dan lain-lain.

    Selain itu, susahnya akses air bersih tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di daerah

    terpencil. Bahkan, masyarakat di perkotaan pun kesulitan mendapatkan air bersih hingga

    untuk mendapatkannya masyarakat harus membayar mahal sehingga bagi mereka yang tidak

    mampu cukuplah menggunakan air sungai yang penuh dengan kuman dan bakteri. Air minum

    perpipaan sebagai sistem perairan yang ideal masih belum dirasakan oleh masyarakat secara

    maksimal. Hal ini karena mahalnya air yang bersumber dari Perusahaan Daerah Air Minum

    (PDAM). Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena PDAM sendiri memiliki berbagai macam

    permasalahan kompleks yang menghambat produktivitas mereka untuk menyediakan air

    bersih yang layak dan terjangkau bagi masyarakat. Permasalahan tersebut mencakup

    permasalahan secara teknis (air baku, unit pengolah dan jaringan distribusi yang sudah tua,

    tingkat kebocoran, dan lain lain) maupun aspek non-teknis (status kelembagaan PDAM,

    sulitnya menarik investasi swasta, pengelolaan yang tidak berprinsip kepengusahaan, tarif

    tidak full cost recovery , dan lain lain. Hal ini menyebabkan cost untuk produksi menjadi

    sangat besar sehingga mau tidak mau tarif PDAM pun cukup tinggi hingga tidak dapat

    dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

    Karenanya pemerintah hendaknya mulai memberi perhatian lebih dengan

    meningkatkan anggaran pembelanjaan negara pada sektor ini. Dan tentunya juga melakukan

    koordinasi kepada pemerintah daerah untuk ikut fokus dalam upaya perbaikan sanitasi dan

    akses air bersih di daerahnya, karena berdasar UU No. 32 Tahun 2004 masalah sanitasi

    merupakan kewenangan daerah sedang perkembangan di daerah belum menunjukkan

    perbaikan yang signifikan. Secara ekonomis, peningkatan anggaran untuk sanitasi terlihat

    akan banyak menyedot banyak income, namun jika kita telisik lebih dalam lagi tidak adanya

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    18/59

    5

    sanitasi yang baik mengakibatkan biaya kesehatan membengkak untuk menangani berbagai

    kasus atas penyakit yang banyak muncul karena buruknya sanitasi. Sanitasi yang buruk juga

    menyebabkan kualitas air menurun yang lagi-lagi akan berdampak pada pendanaan

    ketersediaan air untuk masyarakat. Selain itu, hal ini juga berakibat buruk pada pariwisata

    Indonesia yang juga menurun peminatnya karena kondisi Indonesia yang tidak higienis.

    Perbaikan sarana sanitasi dengan peningkatan anggaran untuk memperbaikinya tidak akan

    membuat pemerintah membuang dana tersebut dengan sia-sia, artinya dana tersebut sama

    sekali tidak bersifat konsumtif. Karena produktivitas yang meningkat dan terhindarnya dari

    sakit dan kematian. Juga akan meningkatkan angka harapan hidup dan menyumbang

    peningkatan perkembangan ekonomi setiap tahun.

    Estimasi dana yang mencukupi harus dibarengi dengan efektifitas program yang telah

    dicanangkan sebelumnya. Program-program seperti Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    (STBM), pembentukan komunitas, Open Defaction Free , cuci tangan pakai sabun,

    pengelolaan air minum rumah tangga, sanitasi total, proyek jamban dan sanitasi dasar harus

    digalakkan lebih giat lagi. Kontrol dan sosialisasi secara langsung dari pihak pemerintah

    kepada masyarakat perlu terus dilakukan untuk melaksanakan program ini secara efektif.

    Selain itu, pemerintah harus pula mengefektifkan peran swasta dan masyarakat sebagai

    pelaku aktif dalam proyek perbaikan sanitasi ini. Hendaknya peran Lembaga Swadaya

    Masyarakat (LSM) dan organisasi swasta digalakkan dan diekplorasi lagi, seperti penggunaan

    metode kemitraan antara pemerintah dengan yayasan/ LSM. Dimana pemerintah memberikan

    dana hibah untuk pembangunan proyek perbaikan snitasi dan akses air bersih sedang LSM

    bertindak sebagai pengelola sehingga dana tersebut bergulir dan dikelola oleh masyarakat

    sendiri dibawah control kontrol dan difasilitasi oleh yayasan. Bantuan secara teknis dari

    pihak yayasan sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah, dan peran yayasan sebagai

    pendamping masyarakat itu sendiri.

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    19/59

    6

    Di samping itu kesadaran masyarakat adalah faktor utama yang harus diperbaiki,

    karena bermacam infrastruktur dan fasilitas yang dibangun pemerintah akan sia-sia jika

    masyarakat tidak memiliki iktikad baik dan memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya

    sanitasi. Masyarakat adalah objek sekaligus subjek aktif yang akan menyukseskan program

    ini. Kesadaran masyarakat akan pentingnya memelihara fasilitas sanitasi dan pentingnya

    menjaga kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan berbagai cara. Di antaranya, dengan

    melibatkan tokoh masyarakat yang disegani dalam kampanye dan sosialisasi. Ini artinya

    harus ada tokoh masyarakat yang mumpuni dalam hal kelingkungan, jika tidak ada maka

    pemerintah harus melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat tersebut dan

    memberikan pengetahuan yang cukup mengenai program-program sanitasi yang akan

    dilaksanakan. Karena umumnya masyarakat akan lebih tergerak jika pihak yang

    menggerakkan adalah tokoh yang disegani dan mereka kenal dalam kesehariaannya. Selain

    itu, media juga berperan banyak dalam penyebaran propaganda positif dan kampanye

    kesadaran kelingkungan. Pemerintah dapat mensosialisasikian program jamban bersih lewat

    media elektronik, spanduk, media cetak, dan lain-lain.

    Sosialisasi secara langsung juga harus dilakukan, hal ini dapat melalui kelompok

    Karang Taruna atau perkumpulan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di

    daerah. Hal ini justru akan lebih mengena, karena masyarakat dapat berinteraksi secara

    langsung dan bertanya bermacam hal terkait sanitasi dan air bersih. Serta pembentukan

    kelompok aktif di masyarakat seperti forum-forum kepedulian terhadap lingkungan, remaja

    masjid, klub jantung sehat, klub manula, pengelola kebersihan/sampah, dan lain-lain. Dengan

    adanya forum-forum tersebut, akan membentuk kesadaran dari semua elemen masyarakat.

    Masyarakat, baik dari kalangan muda, tua, ibu-ibu, remaja, pelajar, dan yang lainnya.

    Sehingga jika semua pihak terkait telah memiliki kesadaran yang tinggi, program dapat

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    20/59

    7

    dilaksanakan dengan mantap karena semua subjek yang berkecimpung di dalamnya telah

    siap.

    Setelah kesadaran dan pengetahuan tersebut terbentuk, masyarakat dapat menentukan

    sendiri program-program yang sesuai dengan kebutuhan daerahnya, menyusun rencana aksi,

    membentuk tim dan mengelola pembangunan fisik. Sehingga terbentuklah masyarakat yang

    mandiri dalam hal inisiasi, pelaksanaan, dan pengawasan perbaikan sanitasi itu sendiri. Dari

    sinilah kesejahteraan masyarakat dalam hal sanitasi dan akses air bersih dapat tercapai.

    Sumber:

    1. Pedoman Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Departemen Kesehatan RI

    2008

    2. Kajian Kebijakan Pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat oleh Ir. Tuti Kustiah.

    Pusat Penilitian & Pengembangan Permukiman, Balitbang Dep.PU, Desember 2005

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    21/59

    1

    Pemenang Ketiga Kategori PelajarLomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    UPAYA PEMUKIMAN PPA SANILA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

    Oleh Muhammad Gilang Ramadhan Putra (Ponpes Daar El-Qolam II)

    Keadaan negara Indonesia masih terlihat sangat memilukan, dimana satu wilayah atau

    lingkungan sekitar mengalami peristiwa yang sudah biasa terjadi, kekurangan air.

    Keterlibatan masyarakat dalam menangani masalah ini menjadi salah satu hal yang

    rumit, jika kita melihat dari sisi ekonomi. Banyak dari masyarakat tak mampu yang tak

    sanggup untuk mengatasi kekurangan air ini karena adanya ketidakpastian dari

    pemerintah dalam penanggulangan akses air bersih dan sanitasi layak bagi masyarakat

    tak mampu tersebut. Sungguh sangat berbeda dengan mereka yang hanya menggunakan

    berbagai fasilitas tertentu dan mengeluarkan uang banyak tanpa berpikir panjang. Patut

    kita sadari bahwa hal ini dapat menjadi suatu landasan pemikiran seseorang dimana

    perlu adanya aktifitas yang didukung oleh fasilitas tertentu, yang mungkin dapat

    membantu masyarakat tersebut dalam penanggulangan minimnya akses terhadap air

    bersih dan sanitasi layak untuk masyarakat.

    Air adalah senyawa penting bagi semua bentuk kehidupan yang ada di muka

    bumi, dan tidak ditemukan di planet lain. Unsur tersebut sungguh sangat dibutuhkan

    dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, khussusnya dalam hal jasmani. Air yang

    dibutuhkan tentunya air bersih yang bermutu baik dan biasa dikonsumsi oleh manusia

    atau dimanfaatkan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Jika bukan, maka kadar yang

    terdapat dalam air tersebut akan merusak kandungan yang seharusnya dibutuhkan dalam

    memenuhi kebutuhan sehari-hari.

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    22/59

    2

    Penggunaan air bersih sangat terkait dengan kegiatan sanitasi. Sanitasi adalah

    perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia

    bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan

    harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Kebiasaan yang

    dilakukan masyarakat dapat mendukung faktor-faktor yang akhirnya akan menjadi hasil

    yang sangat analitis, seperti pembiasaan dalam hidup bersih dari segala sisi. Hasil

    tersebut juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dirinya dari

    berbagai kotoran dan cinta alam. Akan tetapi, jika dilihat dari bahaya-bahaya yang

    dialami, mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi, dan agen-agen kimia atau

    biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah

    kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan

    buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), dan bahan

    buangan industri dan bahan buangan pertanian. Maka dari itu, perlu adanya akses air

    bersih dan sanitasi layak sebagai penanggulangan umum.

    Sebenarnya, masalah yang dialami oleh masyarakat ini bukanlah perkara yang

    rumit, jika pemerintah menindaklanjuti masalah ini dengan akurat. Saya, sebagai

    masyarakat indonesia sendiri, menyadari adanya kekurangan dalam kinerja pemerintah

    kali ini. Banyak sekali hal-hal mudah yang selalu diremehkan sehingga hasil yang

    diinginkan benar-benar tidk maksimal. Melalui apa yang saya analisa dari problema

    tersebut, saya ingin sekali menggalakkan upaya PPA SANILA (Program Penyulingan

    Air dan Sanitasi Layak) sebagai acuan dan sumber dalam mengatasi masalah yang

    selama ini melanda kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang

    benar-benar kurang mampu.

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    23/59

    3

    PPA SANILA ini diperuntukkan untuk masyarakat yang benar-benar kurang

    mampu dan kesulitan untuk mengakses air bersih. Saya menggalakkan program ini

    berdasarkan apa yang saya amati, dan setelah apa yang dibutuhkan telah dipenuhi, saya

    dapat menyusun keanggotaan kecil yang ada di sekolah. Saya mengajak beberapa teman

    saya yang bergerak di bidang kesehatan dan kegiatan ilmiah. Karena sekolah saya

    berbasis pesantren, saya akan menggalakkan terlebih dahulu di desa sekitar pesantren

    saya, tepatnya di daerah Pasir Gintung. Melalui penyulingan air, saya dapat mengakses

    air tersebut agar dapat dipergunakan oleh masyarakat sekitar.

    Penyulingan air yang dilakukan terbagi kedalam beberapa proses yang perlu

    diperhatikan langkah-langkahnya. Langkah awal yang harus ditempuh yaitu dengan

    menggunakan proses destilasi. Proses ini akan menghilangkan kandungan garam yang

    terkandung dalam air secara sistematis. Akan tetapi, salah satu kekekurangannya adalah

    biayanya yang terlalu mahal. Sekali pemakaian alat destilasi dapat mencapai jutaan

    rupiah, dan hal ini tak mungkin terjadi jika masyarakat belum dapat memenuhi

    kebutuhan sehari-hari mereka dan juga pemerintah yang terlalu mementingkan hal besar

    dibandingkan kesejahteraan umat manusia. Maka dari itu, perlu adanya pembaharuan

    yang layak agar proses ini dapat mendukung akses air bersih dan pelayanan sanitasi

    yang terjamin.

    Dengan adanya inovasi dan beberapa pemikiran, maka didapatlah perantara

    proses yang mudah dan terjangkau. Kita dapat menggunakan saringan kain katun.

    Pembuatan saringan air dengan menggunakan kain katun merupakan teknik

    penyaringan yang paling sederhana atau mudah. Air keruh disaring dengan

    menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari kotoran

    dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung pada

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    24/59

    4

    ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan. Selanjutnya, kita dapat memanfaatkan

    kapas sebagai saringan. Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik

    dari teknik sebelumnya. Seperti halnya penyaringan dengan kain katun, penyaringan

    dengan kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada

    dalam air keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas

    yang digunakan.

    Selain pemanfaatan melalui perantara katun, kita juga dapat menggunakan

    sistem aerasi. Aerasi merupakan proses penjernihan dengan cara mengisikan oksigen ke

    dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon

    dioksida serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air

    dapat dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air

    seperti besi dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan

    endapan yang nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

    Adapun proses yang hampir sejenis, yaitu proses penyaringan pasir lambat. Saringan

    pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir

    pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan

    menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati

    lapisan kerikil. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir

    Lambat (SPL). Setelah itu, ada yang dinamakan proses penyaringan pasir cepat.

    Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas lapisan pasir pada

    bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik bila

    dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air

    bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    25/59

    5

    dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir. Untuk keterangan lebih lanjut dapat

    temukan pada artikel Saringan Pasir Cepat (SPC).

    Adapun proses penyulingan air yang unik yaitu Gravity-Fed Filtering System

    dan saringan arang. Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan

    Pasir Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua

    tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil

    penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan

    Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang

    dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan

    yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa/multi Saringan Pasir

    Lambat. Sedangkan saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan

    tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam

    menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat

    berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Dengan begitu air yang dihasilkan dapat

    dikonsumsi dengan mudah oleh masyarakat banyak.

    Proses-proses penyulingan ini akan sangat berguna jika ada dukungan dari

    masyarakat. Setelah itu, proses sanitasi akan berlangsung dengan sangat mudah dan

    stabil. Karena, banyak sekali dari masyarakat yang meremehkan kegiatan sanitasi di

    lingkungan terbuka. Maka, perlu adanya program sanitasi layak lingkungan yang

    merupakan status kesehatan suatu lingkungan dan mencakup perumahan, pembuangan

    kotoran, dan penyediaan air bersih.

    Masyarakat tentu tidak perlu bersusah payah dalam mengkonsumsi air yang

    didapat dari hasil sulingan, karena PPA SANILA ini akan mencoba untuk membuat

    pemukiman di berbagai tempat strategis dan tertimpa bahaya akses air dan layanan

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    26/59

    6

    buruk sanitasi, khususnya pemukiman pada sekitar daerah Pasir Gintung. Dengan

    adanya pemukiman ini, masyarakat dapat berbondong-bondong untuk mengkonsumsi

    akses air bersih dan program sanitasi layak dengan sangat mudah dan teratur. Hal ini

    ditujukan agar masyarakat luas, khususnya masyarakat Pasir Gintung dapat memulai

    hidup bersih dari masa belia.

    Setelah semuanya berjalan dengan lancar dan stabil, saya dapat menyarankan

    kepada pemerintah tentang apa yang saya canangkan. Karena program ini sangat

    berpengaruh dalam mengatasi minimnya akses air bersih dan sanitasi tersebut. Terdapat

    hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi tersebut

    berhubungan langsung dengan kesehatan, penggunaan air, dan pemulihan biaya.

    Jika kita lihat dari sisi kesehatan, semua penyakit yang berhubungan dengan air

    sebenarnya berkaitan dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak

    benar. Sehingga, memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah

    tidak efektif. Maka dari itu, perlu adanya perhatian lebih lanjut dari hubungan tersebut,

    karena dampaknya akan sangat buruk jika tidak dapat diperbaiki satu sama lain.

    Begitu pula dengan sisi penggunaan air. Kita bisa mengambil contoh dari toilet

    siram dengan desain lama. Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa

    memakan hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan

    jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit

    baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari

    penggunaan air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan.

    Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah rumah

    tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    27/59

    7

    di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa

    menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar.

    Kita juga harus memperhatikan sisi pemulihan biaya yang terjadi dalam

    hubungan sanitasi terhadapa penyediaan air tersebut. Biaya pengumpulan, pengolahan,

    dan pembuangan limbah meningkat dengan cepat begitu konsumsi meningkat. Apabila

    kita hanya merencanakan satu sisi penyediaan air tanpa memperhitungkan biaya sanitasi

    akan menyebabkan kota berhadapan dengan masalah lingkungan dan biaya tinggi yang

    tak terantisipasi. Pada tahun 1980, Bank Dunia melaporkan bahwa dengan

    menggunakan praktik-praktik konvesional, untuk membuang air dibutuhkan biaya lima

    sampai enam kali sebanyak biaya penyediaan. Ini adalah untuk konsumsi sekitar 150

    hingga 190 liter air per kepala per hari. Informasi lebih baru dari Indonesia, Jepang,

    Malaysia dan A. S. menunjukkan bahwa rasio meningkat tajam dengan meningkatnya

    konsumsi; dari 1,3 berbanding 1 untuk 19 liter per kepala per hari menjadi 7 berbanding

    1 untuk konsumsi 190 liter dan 18 berbanding 1 untuk konsumsi 760 liter. Lalu, hal

    tersebut juga berpengaruh dalam penggunaan ulang air. Jika sumber daya air tidak

    mencukupi, air limbah merupakan sumber penyediaan yang menarik, dan akan dipakai

    baik resmi disetujui atau tidak. Oleh karena itu, peningkatan penyediaan air cenderung

    mengakibatkan peningkataan penggunaan air limbah, diolah atau tidak dengan

    memperhatikan sumber-sumber daya tersebut supaya penggunaan ulang ini tidak

    merusak kesehatan masyarakat.

    Proses penyulingan yang digalakkan ini akan menjadi sempurna dengan adanya

    pemukiman atau penetapan dibeberapa daerah tertentu, sehingga masyarakat hanya akan

    datang dan meminta air hasil penyulingan tersebut. Air yang dihasilkan telah menjadi

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    28/59

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    29/59

    9

    GAMBAR-GAMBAR PROSES PENYULINGAN AIR DENGAN MUDAH

    DAN PRAKTIS

    Sumber: http://aimyaya.com/id/lingkungan -hidup/kumpulan-teknik-

    penyaringan-air-sederhana/

    Gambar 1.1. Saringan Kain Katun

    Gambar 1.2. Saringan Kapas

    Gambar 1.3. Aerasi

    Gambar 1 Error! No text of specified style indocument. .4. Saringan Pasir Lambat

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    30/59

    10

    Gambar 1.5. Saringan Pasir Cepat

    Gambar 1.6. Gravity-fed Filtering System

    Gambar 1.7. Saringan Arang

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    31/59

    Partisipasi Masyarakat sebagai Jawaban atasTantangan Pembangunan Sarana dan Prasarana AMPL di Indonesia

    Oleh:Hakimatul Mukaromah

    (Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro)

    Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap manusia.

    Kebutuhan air bersih di perkotaan rata-rata adalah sekitar 100-200 liter/orang/hari.

    Artinya jika dikalikan dengan total penduduk Indonesia, yaitu sejumlah

    237.641.326 jiwa (Sensus Penduduk, 2010) maka dapat diketahui betapa besarnya

    kebutuhan air bersih yang harus di- supply . Jumlah ini belum termasuk kebutuhan

    untuk kegiatan agrikultur dan industri yang tentunya memiliki jumlah lebih besar

    dibandingkan dengan kebutuhan air domestik.

    Ada berbagai macam sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh

    masyarakat Indonesia. Pada tahun 2006, 52,1% penduduk Indonesia telah

    memiliki akses terhadap air bersih yang aman 1. Sebagian besar masyarakat

    perkotaan telah memiliki akses terhadap air perpipaan atau PDAM. Namun, hal

    ini berbeda dengan masyarakat di pedesaan atau yang tinggal di daerah dataran

    tinggi yang tidak terjangkau pelayanan air bersih dari PDAM. Hal ini tidak

    menjadi masalah jika daerah tempat tinggal mereka memiliki kualitas dan

    kuantitas air tanah yang baik dan layak digunakan untuk keperluan domestik

    seperti minum, cuci, masak, mandi, dan lainnya. Akan tetapi, hal ini menjadi

    kesulitan sendiri bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi, di mana sumber air

    1 Pembangunan Air Minum dan Penyediaan Lingkungan di Indonesia, 2008

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    32/59

    tanah sangat terbatas kuantitasnya. Terkadang masyarakat tersebut harus berjalan

    berkilo-kilometer untuk dapat mengambil air bersih sebagai kebutuhan sehari-

    hari.

    Penyediaan sarana dan prasarana AMPL khususnya air minum tidak

    hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Masyarakat, sebagai konsumen,

    seharusnya juga ikut serta dalam pembangunan dan pemeliharaannya. Hal inilah

    yang saat ini dikembangkan di Indonesia, yaitu kerjasama antara pemerintah dan

    masyarakat. Bahkan tidak menutup kemungkinan adanya bantuan pihak lain

    seperti LSM atau dari private sector. Kerjasama ini bisa dilakukan dalam aspek

    finansial, teknologi atau dalam hal sosialisasi dan pendampingan.

    Sampai saat ini telah banyak program yang telah dilaksanakan oleh

    Pokja AMPL (Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) dalam

    upaya meningkatkan pembangunan, penyediaan, pemeliharaan dan keberlanjutan

    pelayanan khususnya untuk prasarana dan sarana air bersih atau air minum.

    Program tersebut diantaranya adalah pembuatan sambungan komunal di

    Kelurahan Sunggal, Kampung Baru, Kampung Sei Meti, Kota Medan dan Desa

    Cibodas, Bandung; pembuatan sumur bor di Kelurahan Kedung Kandang dan

    Lesanpuro Kota Malang; program zakat air di Kabupaten Pemalang; dan berbagai

    program lainnya2

    . Dari beberapa program penyediaan sarana dan prasarana airbersih di atas, terdapat satu hal yang menjadi perhatian Pokja AMPL, yaitu

    keterlibatan masyarakat.

    2 Pembangunan Air Minum dan Penyediaan Lingkungan di Indonesia, 2008

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    33/59

    Peran serta masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana

    AMPL menjadi salah satu strategi yang dilakukan oleh Pokja AMPL. Masyarakat

    dapat berperan sebagai pencetus ( pioneer) , pelaksana pembangunan, pemelihara,

    serta dapat berperan dalam monitoring dan evaluasi AMPL. Keterlibatan

    masyarakat ini tentunya memiliki tujuan yang penting, yaitu pembangunan sarana

    dan prasarana AMPL diharapkan dapat berjalan dengan sustainable . Hal ini

    mengingat banyak sekali tantangan yang harus dihadapi baik pada tahap sebelum,

    saat, maupun setelah proses pembangunan sarana dan prasarana AMPL.

    Pada fase pertama, yaitu sebelum pembangunan sarana dan prasarana

    AMPL, partisipasi masyarakat merupakan salah satu pondasi bagi keberlanjutan

    pembangunan yang akan dilakukan. Pada tahap ini biasanya terdapat seorang

    pioneer dari dalam komunitas yang memiliki kemauan dan kemampuan kuat

    dalam melakukan inisiasi atau pengajuan pembuatan sarana dan prasarana AMPL.

    Bahkan tidak menutup kemungkinan pioneer tersebut berasal dari luar komunitas

    yang memiliki kapabilitas yang lebih dan mampu melakukan pendekatan persuasi

    terhadap masyarakat.

    Pada tahap ini kadang terdapat konflik dari dalam komunitas target

    pembangunan sarana dan prasarana AMPL. Konflik ini bisa timbul dari aspek

    finansial atau pembiayaan pembangunan, aspek fisik (lahan yang akan dipakaiuntuk pembangunan), atau pengambilan keputusan lain yang sulit mencapai

    mufakat. Oleh karena itu, suatu lembaga, baik secara formal maupun informal

    perlu dibentuk. Dalam lembaga ini beranggotakan orang-orang yang berasal dari

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    34/59

    dalam komunitas maupun dari luar komunitas yang dianggap memiliki pengaruh

    leadership terhadap komunitas.

    Dengan adanya kelembagaan yang mampu mengkoordinir masyarakat

    secara lebih sistematis dan berasal dari dalam komunitas mereka sendiri, maka

    akan cenderung untuk lebih mudah diketahui kemauan masyarakat dan diharapkan

    juga nantinya mampu meminimalisir konflik yang mungkin timbul. Peran awal

    lembaga atau organisasi ini adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat atas

    pembangunan sarana dan prasarana AMPL; melakukan musyawarah terkait lokasi

    pembangunan, sistem pembiayaan, dan hal teknis lainnya; sebagai fasilitator

    antara masyarakat keseluruhan dengan institusi atau lembaga donor/pemberi

    bantuan (jika ada).

    Dengan adanya tahap inisiasi dan sosialisasi yang sifatnya lebih

    partisipatif, maka masyarakat akan merasa dilibatkan dalam pengambilan

    keputusan. Tahap sosialiasi ini dapat dilakukan secara konvensional seperti

    pertemuan rutin atau melalui teknik lain yang lebih menarik minat masyarakat.

    Misalnya, visualisasi pemanfaatan sampah anorganik oleh komunitas lain yang

    telah berhasil menerapkannya. Tujuan yang diharapkan dari proses sosialisasi ini

    adalah masyarakat nantinya memiliki rasa memiliki ( sense of belonging) dan rasa

    tanggung jawab dalam operasional sarana dan prasarana AMPL hingga waktuyang akan datang.

    Selanjutnya pada tahap pembangunan, masyarakat memang tidak

    diharuskan untuk berpartisipasi secara langsung. Tetapi, tidak menutup

    kemungkinan bagi mereka untuk ikut serta dalam proses pembangunan fisik ini.

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    35/59

    Yang pasti, masyarakat diharapkan mengerti sistem yang diterapkan dan mampu

    mereplikasi sendiri jika dibutuhkan.

    Pepatah mengatakan, Setiap orang bisa membangun, tetapi hanya

    sebagian yang mampu merawat dan menjaga. Seperti halnya sarana dan

    prasarana AMPL, proses pembangunannya memang cukup mudah, namun untuk

    menjaga fungsinya agar tetap sustain tidak hanya membutuhkan kemampuan

    tetapi juga kemauan yang jauh lebih besar. Oleh karena itu, diperlukan strategi

    guna mengajak masyarakat agar tetap konsisten menjaga sarana dan prasarana

    AMPL yang telah dibangun. Misalnya adalah dengan penyelenggaraan sayembara

    atau pemberian apresiasi terhadap masyarakat yang memiliki kontribusi besar

    dalam menjaga keberlanjutan sarana dan prasarana AMPL.

    Dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan

    pengelolaan sarana dan prasarana AMPL belum tentu dapat menjamin

    keberlanjutan dari pemanfaatan sarana dan prasarana AMPL tersebut. Perlu

    adanya monitoring dan evaluasi baik dari insider team maupun outsider time . Hal

    ini untuk memantau apakah ada penyelewengan atas sistem yang telah disepakati

    sebelumnya. Pengawasan ini perlu dilakukan mengingat kebutuhan akan sarana

    prasarana AMPL yang tentunya meningkat seiring dengan pertambahan penduduk

    di wilayah terkait. Sehingga konsistensi penerapan sistem yang telah disepakatidapat rentan untuk diselewengkan.

    Keterlibatan masyarakat ini tidak hanya secara teknis seperti yang

    tersebut di atas. Tetapi, pemahaman masyarakat akan pentingnya menjaga

    keberlanjutan sumber daya dan kelestarian lingkungan menjadi bagian yang tidak

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    36/59

    terpisahkan. Keterbatasan sumber daya air misalnya, meskipun telah dibangun

    sarana dan prasarana yang mampu men- supply kebutuhan air bersih secara

    mencukupi bahkan lebih, masyarakat tetap harus menghemat penggunaannya.

    Karena terkadang seiring dengan perkembangan sarana dan prasarana yang ada,

    perilaku masyarakat cenderung berubah. Ketika masyarakat kesulitan untuk

    mendapatkan air bersih, mereka cenderung untuk sebisa mungkin menghemat

    penggunaannya. Sedangkan ketika air bersih sudah mampu diakses secara lebih

    mudah, perilaku mereka berubah menjadi lebih loyal dalam menggunakan air

    bersih. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi pasca pembangunan sebagai salah

    satu upaya untuk tetap menjaga keberlanjutan sarana dan prasarana AMPL serta

    untuk keberlanjutan ketersediaan sumberdaya yang ada.

    Pelibatan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana AMPL

    ini, pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sadar dan peduli

    terhadap lingkungannya. Mereka diharapkan juga mampu lebih mandiri atau

    bahkan mampu berinovasi dalam pemanfaatan potensi dan sumber daya di

    lingkungan mereka terkait dengan pemberdayaan yang telah dilakukan seiring

    dengan jalannya sosialisasi. Dengan adanya kesinambungan antara kemajuan

    sumber daya manusia dan kebijakan pemanfaatan sumber daya alam maka

    diharapkan dapat tercipta lingkungan yang sehat dan berkelanjutan.

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    37/59

    REFERENSI

    Bappenas, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, DepartemenKesehatan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan. 2003.Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan

    Lingkungan Berbasis Masyarakat . Jakarta: Bappenas

    http://www.bps.go.id/aboutus.php?sp=0, diakses pada 2 Oktober 2011

    http://eprints.undip.ac.id/4624/1/dodyTA.pdf, diakses pada 2 Oktober 2011

    http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-compatibility-mode.pdf, diakses pada 2 Oktober 2011

    http://www.indonesiatoday.in/, diakses pada 2 Oktober 2011

    Pokja AMPL. 2008. Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia . Jakarta: Pokja AMPL

    http://eprints.undip.ac.id/4624/1/dodyTA.pdfhttp://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-compatibility-mode.pdfhttp://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-compatibility-mode.pdfhttp://www.indonesiatoday.in/http://www.indonesiatoday.in/http://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-compatibility-mode.pdfhttp://kuliah.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/pengantar-pengolahan-air-bersih-compatibility-mode.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/4624/1/dodyTA.pdf
  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    38/59

    Pemenang Kedua Kategori MahasiswaLomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    Tema : Upaya penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia

    Upaya Peningkatan Stratifikasi Sosial Masyarakat Miskin di Indonesia,Dengan Pemerataan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang

    Berkelanjutan , Sistematis , dan Efisien

    Oleh Frederic Hamonangan Tumanggor (Universitas Brawijaya)

    Latar Belakang

    Dari hasil sensus penduduk tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia adalah 218,868,791 jiwa.

    Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara negara- negara yang sedang

    berkembang setelah Cina dan India. Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1990 maka akan

    terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata 1,98 2,11% pertahun. Bila dilihat dari luas

    wilayah pada peta penyebaran penduduknya, kita akan melihat realita bahwa pola penyebaran

    pendududk di 33 propinsi, tidak merata. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2005 sekitar

    60% penduduk tinggal di pulau Jawa, padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luas wilayah

    Indonesia. Dilain pihak pulau Kalimantan yang luas wilayahnya hampir 6 kali luas wilayah pulau

    jawa, hanya ditempati oleh 5% dari jumlah penduduknya (BPS, 2011).

    Dilihat dari tingkat pertambahan penduduknya, Indonesia masih masuk dalam kategori tinggi.

    Hal ini bila tidak diupayakan pengendaliannya akan menimbulkan banyak masalah. Sebagai

    contoh di Indonesia, tingkat partisipasi anak usia sekolah untuk tingkat SMA sederajat, baru

    mencapai 55.83%. Dibanding negara tetangga, tingkat partisipasi pendidikan kita masih

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    39/59

    tergolong rendah. Hongkong misalnya, pada tahun 1985 telah mencapai 95%, Korea Selatan

    88% dan Singapura telah mencapai 95 % (Surabaya Post, 2 Oktober 2005). Masalah-masalah

    lain seperti tingkat pendidikan tenaga kerja di Indonesia juga sangat rendah. Sekitar 77%

    angkatan kerja masih berpendidikan rendah (dibawah SMA/sederajat). Hal ini, tentu saja akan

    berdampak terhadap pendapatan perkapita yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap

    kualitas hidup dan konflik pada kehidupan rumah tangga seperti perceraian dan perkawinan usia

    dini yang nantinya akan berpengaruh terhadap angka kelahiran dan kematian. Hal inilah yang

    dalam banyak hal dijadikan indikator bagi kesejahteraan suatu Negara sesuai dengan paradigma

    ahli kependudukan Amerika Serikat, Sharp et al , negara miskin itu miskin karena dia miskin (a poor country is poor because it is poor). Nampaknya sederhana, tetapi harus diingat bahwa

    manusia adalah sebagai subjek tetapi juga sekaligus objek pembangunan sehingga bila tidak

    diantisipasi mungkin pada gilirannnya akan berakibat ketidakstabilan atau kerapuhan suatu

    negara.

    Polemik Kemiskinan di Indonesia

    Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu, umumnya

    masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya

    kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati

    fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan pembangunan sanitasi air yang memadai

    dan kemudahan - kemudahan lainnya yang biasa tersedia pada jaman modern di negara-negara

    maju. Pemerintah Indonesia yang berorientasi mengembangkan Indonesia menjadi negara maju

    dan mapan dari segi ekonomi tentu menganggap kemiskinan adalah masalah mutlak yang harus

    segera diselesaikan disamping masalah lain yaitu ketimpangan pendapatan, strukturisasi

    pemerintahan, inflasi, defisit anggaran dan lain sebagainya. Pertumbuhan penduduk yang

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    40/59

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    41/59

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    42/59

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    43/59

    menjadi Pekerjaan Rumah (PR) untuk kita bersama adalah air bersih yang sejatinya menjadi sumber

    kehidupan warga sekitar, kini sudah tercemar dan berubah warna hitam pekat, sehingga tidak layak lagi

    untuk mandi, cuci dan minum. Sedangkan untuk masalah sanitasi, ternyata ada kira-kira 20% penduduk

    Indonesia yang masih buang air besar sembarangan . Hal inilah yang menyebabkan perlu adanya suatu

    pemerataan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di seluruh wilayah yang ada di Indonesia

    hingga ke pelosok desa dan daerah terpencil. Pemerataan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi

    yang dimaksud disini, adalah pembangunan sistem air minum pada wilayah-wilayah tertentu

    sesuai dengan urgensinya yang terencana dan terintegrasi dengan pemerintah daerah yang juga

    memerlukan peran aktif masyarakat setempat, dan tertuang dalam suatu rencana tata

    pembangunan sistem air minum dan sanitasi jangka panjang. Selanjutnya, suatu rencana tata

    pembangunan sistem air minum dan sanitasi jangka panjang tersebut, digunakan sebagai acuan

    kebijakan spasial bagi pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang diharapkan dapat

    berkelanjutan, sistematis, dan efisien bagi masyarakat. Sehingga, masyrakat akan dapat hidup

    secara layak dan sehat, serta kesempatan mereka untuk dapat melakukan upaya optimal dalam

    rangka untuk memajukan status sosial mereka agar dapat terus bergerak menuju stratifikasi sosial

    yang lebih tinggi, dapat berjalan dengan baik.

    Strategi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Berkelanjutan, Sistematis, dan

    Efisien

    Dilihat dari kegagalan program penanggulangan kemiskinan selama ini, strategi dan kebijakan

    alternatif yang berpihak kepada rakyat miskin, option for the poor menjadi kebutuhan mutlak

    menanggulangi kemiskinan. Salah satunya kebijakan alternatif yang berpihak kepada rakyat

    miskin adalah dengan diadakannya Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Berkelanjutan,

    Sistematis, dan Efisien di seluruh Indonesia. Untuk membuat sebuah strategi dan kebijakan

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    44/59

    alternatif tersebut, diperlukan pengetahuan yang memadai tentang bagaimana penerapan

    Pembangunan Air Minum dan Sanitasi, dapat berjalan secara berkelanjutan, sistematis, dan

    efisien. Sehingga kita harus dapat membedakannya, dengan penjabaran sebagai berikut ;

    Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Berkelanjutan

    Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Berkelanjutan adalah strategi pembangunan Air

    Minum dan Sanitasi yang ditekankan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama

    masyarakat miskin yang sangat memerlukan peran aktif dan sinergi antara pemerintah daerah

    dan masyarakat untuk dapat membangun sistem sanitasi dan air minum yang baik dan

    berkelanjutan ( Sustainable ) melalui tahapan-tahapan yang telah terprogram sebelumnya dan

    telah disepakati bersama. Peran aktif masyarakat dan pemerintah daerah dihrapkan dapat saling

    mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan harus berlandaskan prinsip "memenuhi kebutuhan

    sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan".

    Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Sistematis

    Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Sistematis adalah strategi pembangunan Air Minum

    dan Sanitasi yang menekankan hubungan dan keterkaitan program-program yang telah dan akan

    dicanangkan oleh pemerintah untuk dapat membuat sistem pembangunan air minum dan sanitasi

    yang baik, dan memiliki dapat positif bagi masyarakat dalam jangka waktu yang relatif lama,

    serta penerapannya akan mudah dan dapat terus dilakukan. Contohnya melalui sistematika yang

    ada pada konsep evolusi-sanitasi, yaitu konsep pendekatan pengembangan program sanitasi,

    yang dimulai dengan;

    1. Fase awal evolusi; berupa peningkatan sistem on-site (kondisi sanitasi kebanyakan saat

    ini), ditingkatkan secara teknis menjadi sistem on-site (septic tank) yang layak memenuhi

    persyaratan teknis, beserta dengan penyediaan pelayanan IPLT, baik skala kota maupun

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    45/59

    komunal. Fase ini dialamatkan bagi upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan

    peningkatan akses masyarakat ke sanitasi dasar yang lebih baik.

    2. Fase interim; berupa peningkatan on-site menjadi sistem komunal (centralize system),

    yang dapat berupa small sewerage system atau small bore system. Fase ini merupakan

    solusi sanitasi yang dialamatkan, dengan tujuan pengurangan pencemaran badan air

    (sungai)/air tanah oleh polutan limbah cair domestic.

    3. Fase akhir evolusi sanitasi; merupakan fase peningkatan dari beberapa komunal system,

    yang dihubungkan oleh pipa induk ke IPAL terpusat, berupa sewerage system skala

    perkotaan. Fase ini dialamatkan untuk peningkatan kualitas lingkungan (Strategy andAction plan: Mainstreaming Gender : water and sanitation, 2006 )

    Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Efisien.

    Pembangunan Air Minum dan Sanitasi yang Efisien adalah strategi pembangunan Air Minum

    dan Sanitasi dengan menggunakan metode tepat guna yang sederhana dalam penerapannya,

    hemat biaya, dan cenderung memerlukan jangka waktu pembangunan yang singkat. Misalnya

    dengan pengelolahan limbah Kotoran Manusia menjadi Sumber Energi, seperti yang telah

    dilakukan didaerah Banjarbaru Propinsi Kalimantan selatan ( Mitra News, 23 Maret 2011 ). Gas

    Methan yang dihasilkan kotoran manusia dijadikan sumber energi alternative dengan adanya

    sistem sanitasi yang efisien. Pemilihan limbah tersebut sebagai salah satu bagian pemanfaatan

    energi alternatif. Efisiensi sistem sanitasi seperti ini justru akan menjadi jawaban terbaik dalam

    menghadapi problem habisnya energi yang berasal dari sumber daya alam (SDA) seperti minyak

    bumi, batu bara, dan gas alam yang dijadikan sumber utama bahan baku energi. Diharapkan,

    dengan strategi pembangunan sanitasi yang efisien, selain ramah lingkungan, sesuatu yang

    dulunya dianggap limbah oleh masyarakat, justru akan dapat menjadi energi alternatif yang

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    46/59

    menguntungkan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung. Tentu saja,

    peningkatan kesejahteraan ini akan berpengaruh dalam peningkatan stratifikasi sosial masyarakat

    miskin menjadi lebih baik dari sebelumnya.

    Frederic Hamonangan Tumanggor, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya.

    Email : [email protected] / [email protected]

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    47/59

    Pemenang Ketiga Kategori MahasiswaLomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    Tema:Upaya Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pembangunan Air Minum dan Sanitasi di Indonesia

    SEBUAH #OPTIMISME

    (Memberantas Kemiskinan Melalui Pembangunan Air Minum dan Sanitasi)

    Oleh Gayuh Mustiko Jati (Universitas Gadjah Mada)

    Pendahuluan

    Di negara berkembang seperti Indonesia ini, fenomena kemiskinan merupakan salah

    satu hal jamak dan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Di Indonesia sendiri, angka

    kemiskinan berada pada kisaran 14,15% dari total penduduk pada tahun 2010 1. Hal ini perlu

    mendapat perhatian serius mengingat 14,15 % bukanlah angka yang kecil jika dibandingkan

    total penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta jiwa. Kemiskinan menjadi hal krusial yang

    perlu dengan segera diselesaikan karena kemiskinan menjadi pemicu banyak hal terkait

    permasalahan kependudukan dan kriminalitas.

    Penyebab pasti kemiskinan tidak dapat diketahui secara pasti, namun kemiskinan

    disinyalir karena kurangnya pemerataan dalam pembangunan dan ketidaksiapan masyarakat

    dalam menghadapi perkembangan. Namun, hal ini tidak lantas menjadi acuan utama karena

    sejatinya permasalahan kemiskinan dapat diatasi jika dilakukan upaya penanggulangan yang

    tepat, setidaknya angka kemiskinan dapat diminimalisasi dengan kesungguhan dan kolaborasi

    pemerintah dengan rakyat. Melalui pendekatan ini, dengan optimisme yang terarah,

    kemiskinan dapat ditanggulangi dan angka kemiskinan dapat ditekan. Salah satu cara

    1 http://www.antaranews.com/berita/1260211179/bps-angka-kemiskinan-2010-tidak-banyak-berubah-dari-2009

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    48/59

    menanggulanginya adalah dengan pembangunan air minum dan sanitasi. Pertanyaan yang

    akan timbul adalah apa keterkaitan antara kemiskinan dan pembangunan air minum dan

    sanitasi? Bagaimana mungkin dua hal yang nampaknya berbeda haluan ini saling

    mempengaruhi?

    Kemiskinan

    Kemiskinan merupakan bentuk dari ketidakberdayaan seseorang dalam aspek

    ekonomi. Seperti halnya kemiskinan yang terjadi di Indonesia, umumnya terjadi akibat

    kesulitan dalam hal ekonomi. Entah itu karena pengangguran atau penghasilan yang tidak

    mampu memenuhi kebutuhan dan kurang dari penghasilan minimal yang ditentukan atau

    memang karena keadaan yang tidak mendukung. Kemiskinan ini erat kaitannya dengan

    beberapa pola kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Beberapa studi mengenai pola hidup

    masyarakat mendapati bahwa kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat merupakan

    bentuk dari ketidaksiapan masyarakat menghadapi perubahan. Perubahan yang dimaksud

    disini adalah perkembangan zaman. Betapa tidak, mereka yang tidak siap menghadapi

    perubahan inilah yang tidak mampu menyesuaikan dengan iklim persaingan dan cenderung

    memasrahkan diri kepada keadaan. Memang, beberapa kemiskinan difaktori oleh latar

    belakang keluarga, pendidikan, lingkungan, sistem dalam suatu komunitas, dan juga pola

    pikir. Mengapa penulis memasukkan pola pikir juga? Karena sejatinya kemiskinan, atau

    apalah kita menyebutnya itu, adalah bentuk dampak dari hasil pola pikir manusia. Setidaknya

    orang yang berpikir dengan kreatif dan alternatif tidak akan membiarkan dirinya terkungkung

    dalam permasalahan kemiskinan. Sementara orang yang pasrah akan keadaan akan terus

    melakukan pembiaran yang justru membuat mereka tetap bertahan pada zona kemiskinan.

    Suatu hal yang miris adalah kemiskinan ini ternyata sudah menjadi rantai yang sangat

    kuat sehingga sulit sekali untuk melepaskan diri jika terjebak dalam siklus ini. Dari data yang

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    49/59

    diperoleh dari BPS, menunjukkan bahwa angka kemiskinan yang terjadi pada tahun 2009-

    2010 hingga 2011 tidak mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menjadi indikasi

    bahwa program pengentasan kemiskinan yang dijalankan pemerintah belum sepenuhnya

    berjalan dengan baik. Padahal beberapa program pengentasan kemiskinan sudah digadangkan

    pemerintah dan menjadikan optimisme dalam penurunan angka kemiskinan di Indonesia.

    Program ini meliputi perbaikan sektor pendidikan, kesempatan berkarya dan hal-hal besar

    lainnya dalam sektor ekonomi. Namun, pemerintah tidak menyadari bahwa perbaikan aspek

    individual sebenarnya yang lebih penting dan fundamental yakni aspek kesehatan, baik

    kesehatan tubuh maupun kesehatan lingkungan. Mengapa demikian?

    Air Minum dan Sanitasi

    Air yang merupakan kebutuhan pokok paling mendasar dari manusia, dan pemenuhan

    kebutuhan akan air merupakan sebuah hal mutlak yang perlu dipenuhi. Seperti kita ketahui

    air kita gunakan untuk minum, mandi, mencuci, dan berbagai aktivitas kehidupan lain. Tanpa

    air, sepertinya kehidupan ini tidak akan berjalan. Dalam hal untuk minum, dimensi

    pembahasan air tidak hanya sebatas membahas kuantitas air yang tersedia saja, namun faktor

    kualitas menjadi nilai penting yang harus diperhatikan. Kuantitas air yang dikonsumsi

    menunjukkan ketersediaan air, apakah mencukpi atau tidak dan sampai pada pembahasan

    dengan cara apa kita mecukupinya. Sementara pembahasan pengenai kualitas menjadi

    penentu selanjutnya karena kualitas air yang dikonsumsi sangat menentukan kualitas

    kesehatan seseorang karena berhubungan langsung dengan aktivitas dalam tubuh seseorang.

    Pada tahap ini, peran air menjadi sangat besar dan sangat krusial. Air menjadi faktor penentu

    sehat atu tidaknya seseorang maupun masyarakat.

    Sanitasi, istilah lain untuk menyebut usaha untuk membina dan menciptakan suatu

    keadaan yg baik di bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat (Kamus Besar Bahasa

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    50/59

    Indonesia), juga sangat mempengaruhi kesehatan seseorang karena sanitasi berhubungan erat

    dengan sistem pengelolaan lingkungan. Di masyarakat sendiri, sanitasi ini dikenal dengan

    istilah MCK, yakni mandi, cuci, dam kakus walaupun pada praktiknya sanitasi tidak hanya

    sebatas itu, sanitasi memiliki kajian yang lebih luas, terutama pada kesehatan lingkungan dan

    masyarakat. Sanitasi sangat menentukan kesehatan masyarakat, mengingat lingkungan

    sebagai tempat tinggal masyarakat merupakan tempat semua aktivitas masyarakat. Jika

    lingkungan sehat, bukankah masyarakatnya juga akan sehat? Begitulah keterkaitan sanitasi

    dengan kesehatan masyarakat, baik kesehatan pada tingkat individu maupun sampai tingkat

    masyarakat.

    Antara Kemiskinan dan Air Minum dan Sanitasi

    Kemiskinan dan pembangunan air minum dan sanitasi memang tidak memiliki

    korelasi langsung. Namun jika menelusuri lebih jauh, kedua hal berbeda ini memiliki satu

    keterikatan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Jika kita lihat dari pembahasan

    kemiskinan dan air minum dan sanitasi ternyata ada sebuah keterkaitan yang apabila ditarik

    lurus akan bertumpu pada titik yang sama, yakni pengentasan kemiskinan.

    Seperti yang telah kita bicarakan, ada aspek fundamental yang seharusnya dibenahi

    dalam upaya pengentasan kemiskinan adalah perbaikan dalam sektor kesehatan. Di satu sisi,

    aspek kesehatan dan sanitasi merupakan salah satu indikator dalam pemenuhan kesehatan.

    Hal ini berarti, upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan dengan upaya

    pembangunan air minum dan sanitasi. Karena kedua hal tersebut memiliki keterkaitan, yakni

    sebagai aspek dasar kesehatan dan melalui kesehatan ini kemiskinan dapat ditanggulangi.

    Pengaruh yang demikian besar bagi kesehatan, menempatkan air minum dan sanitasi juga

    menjadi hal penting yang diperlu diperhatikan oleh semua kalangan masyarakat saat ini, juga

    pemerintah.

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    51/59

    Sebuah studi Bank Dunia yang disebarluaskan bulan Agustus 2008 menemukan

    bahwa kurangnya akses terhadap sanitasi menyebabkan biaya finansial dan ekonomi yang

    berat bagi ekonomi Indonesia, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi sektor publik dan

    perdagangan. Sanitasi yang buruk, termasuk kebersihan yang buruk, menyebabkan sedikitnya

    120 juta kasus penyakit dan 50.000 kematian dini setiap tahun, dengan dampak ekonominya

    senilai lebih dari 3,3 miliar dolar AS per tahun. 2 Melihat fakta ini, perbaikan faktor kesehatan

    melalui pembangunan air minum dan sanitasi menjadi sangat penting dalam rangka

    mengurangi dampak lanjutannya, yang salah satunya adalah kemiskinan.

    Pembangunan air minum dan sanitasi seharusnya menjadi prioritas pemerintah dan

    dimasukkan dalam program penanggulangan kemiskinan. Dalam praktiknya nanti,

    pembangunan air minum dan sanitasi akan berimbas positif pada sektor kebersihan

    lingkungan, dan dengan terciptanya kebersihan lingkungan akan membawa dampak yang

    baik bagi ekonomi masyarakat yang akan mengurangi kemiskinan, walaupun secara tidak

    langsung. Lalu pembangunan air minum dan sanitasi seperti apa yang diperlukan untuk

    menciptakan kesehatan di masyarakat?

    Pembangunan Air Minum dan Sanitasi

    Pembangunan air minum dan sanitasi yang dilakukan tidak hanya melibatkan satu

    pihak saja, namun pembangunan air minum dan sanitasi harus dilakukan dengan kolaborasi

    antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait serta LSM-LSM yang bergerak

    di bidang tersebut. Tanpa adanya kolaborasi yang terstruktur, sangat sulit menciptakan

    pembangunan air minum dan sanitasi. Karena, pembangunan air minum dan sanitasi

    merupakan hajat besar dan hal ini perlu menjadi semacam acuan dan titik balik menengahi

    permasalahan air minum dan sanitasi yang erat kaitannya dengan kesehatan .

    2 http://www.ird.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=58&lang=in

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    52/59

    Pemerintah selaku pemegang otoritas hendaknya mengambil kebijakan kesehatan

    yang tepat dan merakyat dalam pembangunan air minum dan sanitasi, memberi ruang kepada

    publik untuk turut serta menghasilkan solusi, dan memberikan dukungan anggaran yang

    sesuai. Masyarakat pun harus bersikap terbuka dan positif, agar upaya yang dilakukan

    pemerintah bisa berjalan, selain itu karena masyarakat sendiri yang menjalani makan

    diperlukan kesadaran yang tinggi serta kemandirian dan disertai tekad yang kuat dalam

    pembangunan air minum dan sanitasi. Lembaga-lembaga terkait dan LSM juga memegang

    peranan penting karena selain menjadi representasi pemerintah, lembaga dan LSM ini

    menjadi pengawas pelaksanaan kebijakan dan anggaran serta menjadi mitra yang baik bagi

    masyarakat.

    Secara konkrit, langkah yang perlu ditempuh untuk melakukan pembangunan air

    minum dan sanitasi adalah dengan penyelamatan sumber air dan penerapan sanitasi yang

    terstruktur. Penyelamatan sumber air adalah penyelamatan terhadap sumber-sumber air yang

    dikonsumsi oleh masyarakat, yakni tindakan preventif untuk menjaga kelestarian sumber

    daya air. Selama ini, sumber air masyarakat berasal dari sungai, danau, hujan, air tanah dan

    sebagainya. Cara yang perlu dilakukan adalah menghindari pencemaran dan penjagaan

    sumber air yang dinamis dan berkelanjutan. Menurut Menteri Lingkungan Hidup, air sungai

    sebagai sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum harus diselamatkan dari ancaman

    pencemaran lingkungan. 3 Penecemaran merupakan ancaman serius, sehngga untuk

    membangun sumber air minum diperlukan upaya preventif ini.

    Program-program pembangunan air minum dan sanitasi juga perlu dijalankan, seperti

    program-program yang dilakukan oleh IRD yakni bekerja bersama masyarakat-masyarakat

    lokal untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur air dan sanitasi, mendidik penduduk

    3 http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/09/18/65209/Menteri-LH-Sungai-Sebagai-Sumber-Air-Minum-Harus-Diselamatkan

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    53/59

    mengenai kebersihan yang lebih baik, berkontribusi pada perlindungan lingkungan hidup, dan

    membantu masyarakat memperoleh pendapatan dari penyediaan layanan-layanan dasar.

    Selain itu, kolaborasi juga diperlukan dengan lembaga yang bejangkauan lebih luas

    lagi. Misalnya kombinasi antara peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi dan

    pendidikan mengenai praktik-praktik kesehatan dan kebersihan yang baik. Berkolaborasi

    dengan UNICEF, pihak berwenang setempat, dan perusahaan penyedia layanan publik

    lainnya. 4 Selain itu, pembangunan air minum juga ditekankan pada keseriusan masyarakat

    dalam menjaga sumber air, pembangunan infrastruktur di masyarakat dengan bantuan

    pemerintah, serta keberlangsungan pelestarian dan penjagaan dengan skematis dan

    terorganisasi. Masyarakat juga diharapkan lebih kritis dan selektif dalam menentukan air

    minum.

    Pembangunan dalam hal sanitasi meliputi usaha kesehatan masyarakat dan

    lingkungan, langkah yang ditempuh tidak jauh berbeda yakni dengan pencegahan

    pencemaran lingkungan dan kesadaran akan arti pentingnya kebersihan lingkungan disertai

    dengan upaya yang serius dari pemerintah. Pada intinya, harus ada kerjasama antara

    pemerintah dan masyarakat dalam berbagai sektor. Pembangunan sektor sanitasi yang baik

    selain memang kebutuhan dasar yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan

    pencapaian kinerja pembangunan nasional, juga merupakan investasi dengan nilai

    pengembalian yang tinggi, seperti yang diungkapkan Direktur Perumahan dan Permukiman

    Bappenas, Nugroho Tri Utomo. 5 Oleh karena itu, pembangunan dalam aspek air minum dan

    sanitasi menjadi hal penting yang perlu segera direalisasikan.

    4 http://www.ird.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=52&Itemid=58&lang=in5 http://www.sigapbencana-bansos.info/berita/17302-sanitasi-yang-baik-merupakan-investasi-.html

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    54/59

    Optimisme dalam Penanggulangan Kemiskinan

    Dengan beberapa uraian mengenai pembangunan air minum dan sanitasi, muncullah

    optimisme dalam penanggulangan kemiskinan melalui langkah ini. Betapa tidak,

    pembangunan air minum dan sanitasi akan menciptakan kesehatan bagi masyarakat dan

    dengan kesehatan inilah masyarakat bisa berkarya dan dengan modal kesehatan, masyarakat

    bisa mencari penghidupan yang layak dan lebih baik sehingga pada muaranya nanti akan

    mengurangi kemiskinan. Seperti yang telah kita bahas, yang menyebabkan kemiskinan adalah

    dari masing-masing individu, karena itu dengan meningkatnya kesehatan pada tingkat

    individu yang dipengaruhi lingkungan ini yang menyebabkan mereka lebih konsentrasi dalam

    upaya perbaikan ekonomi, dan dengan perbaikan ekonomi inilah mereka bisa mengentaskan

    diri dari kemiskinan. Berdasarkan perhitungan dari Bappenas, setiap anggota keluarga harus

    mengeluarkan uang sebanyak Rp350.000 per tahun, jika memiliki sanitasi yang buruk untuk

    biaya-biaya seperti ke dokter, beli obat, dan lain-lain. Nah, jika memiliki sanitasi yang baik

    maka biaya-biaya yang diperlukan untuk kesehatan tersebut bisa diminimalisasi dan

    dialokasikan untuk perbaikan ekonomi.

    Pemerintah, dengan segala upayanya untuk mengurangi kemiskinan, harus memulai

    pengentasan kemiskinan dari aspek kesehatan. Karena, dengan perbaikan kesehatan maka

    anggaran kesehatan dapat berkurang dan dapat dialokasikan untuk sektor ekonomi yang

    menjadi sektor langsung pengentasan kemiskinan. Program ini harus diintegrasikan oleh

    pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Karena banyak para pengambil kebijakan di daerah

    menganggap sanitasi sebagai isu tidak penting. Ini dibuktikan dengan alokasi anggaran yang

    jumlahnya minim. Sebagai dampaknya, sanitasi tertinggal dibandingkan dengan sektor

    lainnya. Padahal sanitasi adalah kebutuhan dasar masyarakat. Kondisi sanitasi yang buruk

    berdampak pada rendahnya derajat kesehatan masyarakat sehingga muncul berbagai penyakit

  • 7/30/2019 Kumpulan Karya Tulis Pemenang Lomba Penulisan Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011

    55/59

    yang berbasis sanitasi. Sebaliknya sanitasi yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan

    masyarakat. Lebih jauh lagi, kesejahteraan masyarakat akan ikut meningkat. Jumlah

    penderita penyakit akan turun. Pemerintah kota/kabupaten bisa menghemat anggaran di

    bidang kesehatan.6

    Oleh karena itu, dengan melihat bernagai fakta, aspek sanitasi dan air

    minum juga mennetukan tingkat kesejahteraan yang merupakan salah satu indikator untuk

    mengentaskan kemiskinan.

    Penutup

    Sektor air minum dan sanitasi yang dipegang langsung oleh masyarakat perlu dijaga

    dan perlu dibangun dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Air minum dan sanitasi yang

    sangat mengindikasi kesehatan ini menjadi hal fundamental yang perlu dibenahi pemerintah

    dalam upaya pengentasan kemiskinan, karena masyarakat yang sehat akan lebih mudah

    dalam berkarya dan dengan berkarya tersebut masyarakat berarti tengah berusaha

    mengentaskan diri dari kemiskinan. Pemerintah juga tidak perlu mengeluarkan ribuan

    kebijakan dan menghimbau masyarakat untuk lari dari kemiskinan, karena dengan sendirinya,

    dengan kesadaran, masyarakat akan berusaha menghindari kemiskinan apabila ada perhatian

    dari pemerintah. Jika dipikir-pikir siapa yang tidak ingin selalu sehat? Siapa juga yang ingin

    menjadi miskin? Jawabannya tidak ada, dan dengan perhatian dari pemerintah maka akan

    tercipta kesadaran masyarakat, tentunya dengan perhatian dari pihak-pihak yang mampu pula.

    Kolaborasi yang baik dari masyarakat dan pemerintah dan optimisme nantinya akan

    menghasilkan sesuatu yang bermakna. Dalam hal ini, pembangunan air minum dan sanitasi

    akan m