kritik deskriptif bangunan di kauman (2)

Download Kritik Deskriptif Bangunan Di Kauman (2)

If you can't read please download the document

Upload: marcheliagupitasari

Post on 24-Jul-2015

246 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

KRITIK DESKRIPTIF : RUMAH DI KAUMAN

RIESKY BAYU SURYADI STEFANI NATALIA SABATINI DIANA ALMA PRASETIA

33978 34009 34297

Daftar isi1. PENDAHULUAN : ART DECO ........................................................................................................... 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5. 2. DEFINISI .................................................................................................................................. 1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 1 CIRI CIRI ................................................................................................................................ 2 ARSITEKTUR ART DECO DI INDONESIA .................................................................................. 3 CONTOH ART DECO DI INDONESIA ........................................................................................ 3

TINJAUAN BANGUNAN .................................................................................................................. 5 2.1. TINJAUAN LOKASI................................................................................................................... 5 Alamat............................................................................................................................. 5 Letak dalam Peta ............................................................................................................ 5

2.1.1. 2.1.2. 2.2. 2.3. 3.

SEJARAH SINGKAT .................................................................................................................. 5 DATA DATA EKSISTING ........................................................................................................ 6

KRITIK DESKRIPTIF ........................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 22 LAMPIRAN ............................................................................................................................................ 23

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | ii

1. PENDAHULUAN : ART DECO1.1. DEFINISI Ada beberapa definisi dari Art deco menurut beberapa sumber : http://www.bandungheritage.org Art Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain. Dalam perjalanannya Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia. http://en.wikipedia.org/wiki/Art_Deco Art deco or deco, is an eclectic artistic and design style that began in Paris in the 1920s and flourished internationally throughout the 1930s, into the World War II era. The style influenced all areas of design, including architecture and interior design, industrial design, fashion and jewelry, as well as the visual arts such as painting, graphic arts and film. http://www.arsitekturindis.com Art Deco merupakan gaya yang mengutamakan hiasan-hiasan tradisional setempat, tetapi ia terbuka terhadap sesuatu yang baru, keterbukaan ini tercermin dalam pemakaian material yang baru dan dengan teknik yang baru, tak jarang pula mereka melakukan penggabungan material, sehingga hasil karya mereka hampir selalu inovatif dan eksperimentatif.

Dari beberapa pengertian art deco di atas, dapat disimpulkan bahwa kata kunci dari art deco adalah Ecletic Artistic. Ecletik berarti gabungan dan artistic berarti bersifat seni. Art deco disebut ecletic karena merupakan gabungan dari beberapa gaya berseni pada masa itu. Art deco disebut artistic karena art deco merupakan gaya yang meliputi segala macam bidang yang berhubungan dengan desain dan kesenian.

1.2. LATAR BELAKANG Latar belakang munculnya art deco didasari oleh munculnya revolusi industri dan adanya perang dunia pertama. Revolusi industri menyebabkan :

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 1

pergeseran sosial masyarakat yang berarti pergeseran nilai dan level keindahan, terciptanya material baru seperti kaca dan plastik, serta meledaknya jumlah barang produksi mesin yang sayangnya kurang diminati masyarat.

Sedangkan Perang Dunia I menyebabkan, kehancuran di banyak area yang akhirnya membuat masyarakat sibuk menata kembali lingkungannya dengan barang-barang yang baru munculnya perabotan dengan sebuah gaya yaitu gaya art nouveau. Sayangnya gaya ini tidak dapat bertahan karena cenderung kurang fungsional, penuh dekorasi, dan harganya sangat mahal.

Seni modern yang muncul pada awal abad ke-20 ini merefleksikan sensasi yang dialami pada waktu itu. Para seniman mencari pemecahan atas konflik yang timbul dengan menciptakan suatu gaya yang dapat merangkul selera semua lapisan masyarakat. Pengertian bahwa dengan desain yang bagus dapat menaikkan omset penjualan sudah dikenal oleh para seniman dan pengusaha sehingga hal ini membuat mereka berpikir bagaimana menghasilkan barang dengan desain yang bagus, artinya sesuai dengan selera pasar dan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat. 1.3. CIRI CIRI Pada tahun 1920-an, art deco cenderung memiliki ciri geometris yang tegas. ditandai dengan bentuk bergaris, bersudut tegas, zigzag, atau berundak. Sedangkan ornamen geometris yang menghiasi bangunan terinspirasi oleh mesin- mesin industri yang serba presisi dan ancient art dari beberapa kebudayaan, seperti kebudayaan Aztek, Maya, India, Afrika, dan Mesir (http://www.tabloidrumah.com/). Sedangkan pada tahun 1930-an, art deco memiliki ciri bentuk yang lebih fleksibel, bergelombang, dan biasa disebut streamline. memasuki periode bentuk streamline. Bentuk ini lahir sebagai akumulasi beberapa hal. Di antaranya adalah World Depression, Wall Street Crash di tahun 1929 yang berdampak pada efisiensi. Pada saat yang bersamaan, industri transportasi dengan bentuk aerodinamis semakin berkembang. Tampilan dekorasi Art Deco di periode ini menjadi relatif lebih sederhana. Bentuk bangunannya pun menjadi aerodinamis, streamline, dan ocean liner diilhami oleh bentuk alat transportasi pesawat udara, kapal laut, maupun mobil. (http://www.tabloidrumah.com/).KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 2

1.4. ARSITEKTUR ART DECO DI INDONESIA Pada awalnya, pengaruh Art Deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam Art Deco dengan ciri khasnya elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Setelah itu, pada periode pertengahan maa kejayaan art deco, perkembangan arsitektur Art Deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung IKIP), juga rancangan Schoemaker. Perkembangan Art Deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang kelenturan fasadenya merupakan pengejawantahan dari kemodernan teknologi arsitektural. Contoh fasad yang dinamis salah satunya adalah fasad Hotel Savoy Homann Bandung yang dirancang oleh A.F. Aalbers. 1.5. CONTOH ART DECO DI INDONESIA Berikut beberapa contoh bangunan art deco yang ada di Indonesia : 1.5.1. Hotel Preanger, Bandung Selama seperempat abad Grand Hotel Preanger yang berarsitektur gaya Indische Empire menjadi kebanggaan orang-orang Belanda di Kota Bandung yang kemudian pada akhirnya direnovasi dan didesain ulang pada tahun 1929 oleh C.P. Wolff Schoemaker dibantu oleh muridnya, Ir. Soekarno.

Gambar 1. 1 Hotel Preanger Bandung Sumber : http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=238716&page=27

1.5.2. Villa Isola, Bandung

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 3

Villa Isola adalah bangunan villa yang terletak di kawasan pinggiran utara Kota Bandung. Berlokasi pada tanah tinggi, di sisi kiri jalan menuju Lembang (Jln. Setiabudhi), gedung ini dipakai oleh IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Bandung, yang sekarang menjadi -UPI). Villa Isola adalah salah satu bangunan bergaya arsitektur Art-deco yang banyak dijumpai di Bandung.

Gambar 1. 2 Villa Isola, Bandung Sumber : www.google.co.id/image

1.5.3. Hotel Savoye Homman Modern dan rasa optimisme adalah gambaran yang dimunculkan pada karya ini. Orang-orang sering menjuluki lengkungan itu dengan Ocean Liner Style. Hal ini mengacu pada bentuk kapal pesiar yang pada saat itu merupakan karya manusia yang patut dibanggakan, jadi bentukan kapal dan bentuk lengkung dijadikan sebagai ekspresi kemoderenan.

Gambar 1. 3 Hotel Savoye Homman Sumber : http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1158851

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 4

2. TINJAUAN BANGUNAN2.1. TINJAUAN LOKASI Objek Pembahasan dari kritik arsitektur ini adalah sebuah bangunan art deco di Kampung Kauman, Yogyakarta. 2.1.1. Alamat Alamat dari rumah ini adalah Kampung Kauman, K.A.M 11699. 2.1.2. Letak dalam Peta Secara tampak udara dan peta garis, letak bangunan objek pembahasan ini dapat digambarkan melalui gambar berikut. Ketiga rumah ini berdempetan sehingga tampak menyatu dari atas.

Gambar 2. 1 Letak Bangunan pada Peta Sumber : www.maps.google.co.id

2.2. SEJARAH SINGKAT Penghuni sekaligus pemilik salah satu rumah yang menjadi objek bahasan bernama Mohammad Zain. Ia berkelahiran di tahun 1938 (73 tahun). Saat ini, beliau sering menjaga rumah ini namun juga bertempat tinggal bersama keluarganya di Deresan IV No. 27, Yogyakarta dengan nomer telepon 0274-379502.KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 5

Tabel 2. 1 Kronologis Kepemilikan

Gambaran

Keterangan Sebelum dibangun sebagai bangunan tempat tinggal, jalan serta daerah tersebut merupakan rawa. Terbentuknya kampung ini tepatnya 16 tahun setelah didirikannya kesultanan Ngayogyaningrat Berdirinya bangunan ini tidak diketahui dengan pasti, namun berdasarkan hasil wawancara diperkirakan bangunan ini dibangun pada tahun 1930-an oleh ayah dari Moh. Zain yang bernama Abdul Rahman. Bentuk bangunan masih memanjang. Sekitar tahun 2000-an bangunan ini diwariskan kepada anak dan isteri dari Abdul Rahman, termasuk Moh. Zain. Bangunan diberi sekat dinding dan tambahan ruang seperti toilet. Kondisi sekarang ini, semua rumah sudah tidak ditinggali lagi, termasuk Pak Zain yang sudah memiliki keluarga sendiri, hanya sekedar mampir ke rumah untuk menjaga warisan peninggalan ayahnya.

Awal pembangunan dari rumah ini adalah untuk menjadi rumah tinggal bagi keluarga besar pembangun rumah. Seiring berjalannya waktu, pewarisan dilakukan kepada tiga pihak ahli waris dan ketiganya menggunakan rumah ini sebagai rumah tinggal. 2.3. DATA DATA EKSISTINGTabel 2. 2 Data Eksisting

No Item 1 LETAK

Rincian Penghuni Alamat

Keterangan Mohammad Zain

K.A.M 11699. Kauman. Yogyakarta

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 6

Letak Dalam Peta

Gambar 2.3. 1 Foto Udara

2

SEJARAH SINGKAT

Nama Pemilik saat ini

Dari ketiga rumah yang merupakan sebuah kesatuan bangunan yang direncanakan untuk dijadikan objek pembahasan, hanya satu yang masih dihuni. Rumah pertama (A) dari sebelah utara tidak dihuni karena lantai turun dan sampai saat ini masih dibiarkan dengan lubang yang menganga sehingga tidak dapat digunakan. Rumah kedua (B) dari utara dihuni oleh seorang bernama Mohammad Zain yang juga adalah pemilik dari rumah tersebut. Rumah ketiga (C) dari utara tidak dihuni karena pemiliknya telah lama mengalami sakit dan perlu dirawat di tempat lain bersama keluarganya.

A

B C

Gambar 2.3. 2 Skema Kepemilikan

Kepemilikan awal Tahun Berdiri Fungsi Awal Fungsi Sekarang Perubahan penting Renovasi

Abdul Rahman 1920-an Rumah Tinggal Rumah TInggal Terjadi beberapa perubahan pada bangunan Renovasi yang dilakukan pada bangunan ini berkaitan dengan pemecahan kepemilikan dengan penambahan sekat dan dinding pembatas.

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 7

Gambar 2.3. 3 Renovasi penambahan sekat

Pada gambar di atas menjelaskan denah eksisting bangunan milik Pak Zain yang berada di tengah. Berikut ruang-B sebelumnya tidak ada, sekat yang memisahkan antara ruang B dan ruang A. Ruang A merupakan ruang yang tidak dapat diakses dari rumah Pak Zain, hanya dapat diakses dari rumah sebelahnya. Pemecahan kepemilikan Sekitar tahun 2000-an bangunan ini diwariskan kepada anak dan isteri dari Abdul Rahman, termasuk Moh. Zain. Bangunan diberi sekat dinding dan tambahan ruang seperti toilet. Kondisi sekarang ini, semua rumah sudah tidak ditinggali lagi, termasuk Pak Zain yang sudah memiliki keluarga sendiri, hanya sekedar mampir ke rumah untuk menjaga warisan peninggalan ayahnya.

Gambar 2.3. 4 Skema Pemecahan Kepemilikan

i

Penghilangan/ Penambahan dan perubahan banyak dilakukan penambahan pada bangunan C dan A, pada bangunan A pintu ruang dan jendela depan sudah diganti dengan pintu KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 8

dan jendela baru. Pada bangunan C pintu dan jendela juga telah diganti, pada bagian lantai atap dilakukan penambahan dinding dan atap, yang sebelumnya hanya dak beton yang berfungsi sebagai tempat bermain dan ruang jemurkemudian difungsikan sebagai kamar, sehingga saat ini lantai atap menjadi lantai 2.

Gambar 2.3. 5 Penambahan/Penghilangan pada Bangunan

Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan sedang, tidak baik, dan juga tidak buruk dan masih layak huni. Tingkat kerusakan hanya pada mengelupasnya lapisan cat pada dinding, dan lantai yang amblas pada area antara ruang tamu dan ruang tidur/TV (lihat gambar denah). Hal ini dikarenakan konstruksi tanahnya menurun.

Gambar 2.3. 7 kondisi lantai yang telah ambles

Gambar 2.3. 6 Kondisi Dinding Dengan Cat yang telah mengelupas

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 9

3

DATA FOTO EKSTERIOR

Tampak Eksterior

Gambar 2.3. 8 Tampak Eksterior Bangunan

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 10

i

Pintu

Gambar 2.3. 9 Pintu dan Jendela pada bangunan

Jendela

Gambar 2.3. 10 Jendela pada Bangunan B

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 11

Perlubangan lain

Perlubangan lain pada Bangunan berfungsi sebagai ventilasi. Disini perlubangan memiliki rauta persegi dan lingkaran

Gambar 2.3. 11 Perlubangan pada Bangunan

Gerbang

Tidak terdapat gerbang pada bangunan, hal ini dikarenakan bangunan terletak pada kawasan kampung kota yang padat penduduk.

Gambar 2.3. 12 Kondisi Bangunan yang langsung menghadap ke jalan

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 12

Tangga

Tangga pada teras sudah mengalami perubahan dimana sudah di renovasi menggunakan tegel keramik

Gambar 2.3. 13 Tangga pada teras rumah

Pagar Menara Tulisan Hiasan Atap

Tidak terdapat pagar di depan rumah TIdak terdapat menara pada bangunan Tidak terdapat hiasan tulisan pada bangunan Terdapat hiasan atap / parapet pada rumah B dan C , pada rumah B

Gambar 2.3. 14 Hiasan pada Atap

Talang dan Corong Tidak terdapat sebuah elemen hiasan pada Air talang

Gambar 2.3. 15 Talang air pada teras

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 13

Detail Ornamen

Gambar 2.3. 17 Detail ukiran pada pintu samping

Gambar 2.3. 16 Detail cornice pada atas jendela

Elemen Lain

4

DATA FOTO INTERIOR

Lantai

Lantai menggunakan tegel Terazo berwarna kuning dengan bercak merah

Gambar 2.3. 18 entrance samping berupa gapura kecil

Dinding

Gambar 2.3. 19 Tegel Terazo Pada rumah

Gambar 2.3. 20 Dinding Menggunakan Konstruksi 1.5 bata

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 14

Plafon

Gambar 2.3. 21 Bangunan menggunakan Plafond rangka yang dicat putih polos

Railing

Pada interior tidak terdapat railing, namun pada eksterior terdapat railing yang membatasi balkon atas

Gambar 2.3. 22 Railing eksterior Pada Rumah A

Perabot Kursi

Tidak terlalu banyak jejak jejak Art deco yang ditemukan pada perabot

Gambar 2.3. 23 Perabot Meja Kursi pada Ruang Tamu

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 15

Meja

Gambar 2.3. 24 Meja Pada Ruang Tamu

Almari

Ditemukan Jejak Art deco pada Almari Pakaian, dimana terdapat beberapa elemen dekoratis yang menghiasinya

Gambar 2.3. 25 Detail Pada Almari Pakaian

Sekat ruang 5 DATA GAMBAR Denah Bangunan

Tidak Terdapat sketsel pada rumah ini

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 16

Gambar 2.3. 26 Denah Bangunan

Tampak Bangunan

Gambar 2.3. 27 Tampak Bangunan

Detil Pintu dan Jendela Rumah A (ibu Tiri Moh. Zain)

Gambar 2.3. 28 Pintu Jendela Rumah A

Detil Pintu dan Jendela Rumah B (Moh. Zain)

Gambar 2.3. 29 Pintu Jendela 1 Rumah B

Detil Pintu dan Jendela Rumah B (Moh. Zain)

Gambar 2.3. 30 Pintu Jendela 2 Rumah B

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 17

Detil Pintu dan Jendela Rumah Tiga (Adk Moh. Zain)

Gambar 2.3. 31 Pintu Jendela Rumah C

6

KETERANGAN Rak Dinding LAIN

Pada bagian belakang rumah, terdapat pengurangan pada dinding berbentuk persegi panjang sehingga terbentuk cekungang yang menjorok ke dalam dinding yang memiliki tebal sekitar 20-30 cm. Bagian menjorok ini digunakan sebagai rak barang dan telah ada sejak rumah ini dibangun.

Gambar 2.3. 32 Perlubangan pada dinding

Jembatan dua

lantai Sejak lama, Kauman merupakan kampung yang padat dan memiliki hubungan sosial masyarakat yang erat. Hal ini juga terjadi pada pemilik rumah ini dan tetangganya. Rumah mereka berdekatan namun dipisahkan oleh gang kecil. Untuk memperdekat interaksi, pemilik rumah sengaja membuka akses dan membuat jembatan penghubung di lantai dua antara rumahnya dan tetangganya tersebut.

Gambar 2.3. 33 Jembatan Penyambung dengan tetangga

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 18

Gapura

Gang kecil di samping rumah ini tidak mengarah kemanapun selain membuka akses pintu samping bagi rumah ini dan rumah di sebelahnya. Gang ini tidak luput dari semangat menghias. Pada muka depan gang terdapat tambahan ornamen yang menyerupai gapura. Tambahan ini tidak mengalami penghiasan berlebihan kecuali list berundak mengikuti bentuk aslinya.

Gambar 2.3. 34 Gapura pada samping rumah

3. KRITIK DESKRIPTIFArt Deco adalah gaya hias yang lahir setelah Perang Dunia I dan berakhir sebelum Perang Dunia II yang banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya eksterior, interior, mebel, patung, poster, pakaian, perhiasan dan lain-lain. Dalam perjalanannya Art Deco dipengaruhi oleh berbagai macam aliran modern, antara lain Kubisme, Futurisme dan Konstruktivisme serta juga mengambil ide-ide desain kuno misalnya dari Mesir, Siria dan Persia. Di Indonesia pengaruh Art Deco dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda dengan ciri khas elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Setelah itu, pada periode pertengahan masa kejayaan art deco, perkembangan arsitektur Art Deco di Indonesia tampil lebih sederhana. Mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder. Perkembangan Art Deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan dan bentuk plastis yang kelenturan fasadenya merupakan pengejawantahan dari kemodernan teknologi arsitektural. Arsitektur memang menggambarkan kehidupan zaman itu. Pengaruh aliran De Stijl dari Belanda yang menyuguhkan konsep arsitektural kembali ke bentuk yang sederhana dan pengkomposisian bentuk-bentuk sederhana menghasilkan pencahayaan dan bayangan yang menarik Aliran ini pula yang banyak mempengaruhi penganut arsitektur Art Deco di Indonesia. Kauman merupakan salah satu kampung kota yang cukup tua di Yogyakarta, kampung ini mulai berkembang pada tahun 1920-an, sehingga langgam bangunan pada daerah ini cukup banyak terpengaruh gaya Art Deco mulai dari masa awal perkembangan hingga pada masa akhir yang mendekati Arsitektur Jengki. Dari sekian banyak bangunan art deco di Kauman, kami mengambil satu sampel bangunan yaitu rumah tinggal milik keluarga besar Moh. Zain. Rumah ini terdiri dari empat buah modul memanjang yang menjadi satu. Setiap modul memilikiKRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 19

pintu dan perbedaan cara mengolah muka atap sehingga tampak seperti empat rumah yang berbeda. Kesamaan garis lantai dan garis langit serta beberapa detil membuat keharmonisan muka rumah ini tetap terjaga. Bangunan ini dibangun pada tahun 1930-an, massa kejayaan art deco. Pemiiknya adalah seorang pedagang yang cukup berpunya untuk dapat membangun rumah dengan mengikuti mode pada masa itu hingga masyarakat sekitar menyebut rumah itu omah gedong (rumah gedung, rumah yaang indah). Digunakan sebagai rumah tinggalnya bersama keluarganya, tahun demi tahun dilalui bangunan ini tanpa pernah beralih fungsi. Setelah pemilik meninggal, sekitar tahun 2000-an, rumah ini dibagikan kepada tiga ahli waris yaitu istri kedua pemilik dan kedua putra pemilik. Beberapa penambahan dilakukan agar ketiga rumah ini dapar terpisah secara akses dan dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing. Di sisi lain, secara fasad, Istri kedua dan putra kedua dari pemilik rumah melakukan renovasi pada pintu dan jendela rumah sedangkan putra pertama pemilik rumah tidak melakukan renovasi. Akibatnya, rumah yang besar ini akhirnya tampak seperti tiga buah rumah berbeda karena terdapat perbedaan detil pintu dan jendela. Saat ini, dari ketiga rumah tersebut, hanya satu rumah yang masih ditempati. Rumah tersebut adalah rumah milik anak pertama pemilik. Rumah milik istri pemilik mengalami kerusakan pada lantai akibar tanah yang ambles dan meninggalkan lubang besar yang sulit ditanggulangi hingga akhirnya ditinggalkan. Sedangkan rumah milik putra kedua telah ditinggalkan sejak putra kedua ini mengalami sakit dan harus dirawat di tempat yang lebih memadai. Letak rumah milik putra pertama pemilik ini adalah di antara kedua rumah yang lain. Dari empat buah modul pada rumah awal, rumah ini mengambil porsi dua modul. Pintunya kini selalu terbuka, dijaga oleh pemilik rumah, Moh. Zain. 72 tahun yang lalu, ia lahir dan besar di rumah itu dan kini ia merasa harus merawat rumah peninggalan orang tuanya itu. Meskipun telah memiliki rumah sendiri, di masa pensiunnya ini, setiap hari ia pergi ke rumah ini hanya untuk berbenah dan menikmati masa lalu. Rumah ini masih sekokoh dulu bahkan setelah melalui gempa di Yogyakarta pada tahun 2006. Hanya dinding-dindingnya mulai menunjukkan rona suram dan kerentaan, begitu juga dengan konsol-konsolnya yang menunggu dipoles kembali. Dibalik itu, sisa kejayaan rumah ini masih dapat dirasakan ketika memasuki pintu yang masih asli sejak awal dibangun. Sayangnya, kenyamanan penggunaan rumah ini terganggu oleh turunnya tanah di daerah ini. Bukan hanya rumah milik istri pemilik saja yang mengalami penurunan tanah, rumah Moh. Zain juga mengalaminya. Perbedaannya adalah turunnya tanah di rumah istri pemilik meninggalkan lubang yang besar sedangkan rumah Moh. Zain hanya mengalami cekungan pada lantai. Langgam Art Deco pada bangunan ini dapat terlihat pada beberapa elemen bangunan ini. Pada fasad bangunan, bentukan geometris sangat terlihat pada parapet. Di sini elemen geometris tersebut berfungsi untuk menutupi bentuk atapKRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 20

pada fasad, sehingga lebih bersifat dekorasi atau sebagai pemanis saja. Pintu dan jendela memiliki bentuk geometris yang didominasi bidang datar dan garis lurus yang dipadu dengan apik sehingga masih memberi kesan sederhana. Pintu dan jendela ini mirip dengan pola pintu dan jendela di rumah lain. Pada bouven bagian belakang terdapat bentuk lingkaran yang merupakan salah satu ciri Art Deco yang dipengaruhi oleh bentuk jendela pada kapal. Elemen bukaan didominasi bentukan kotak persegi panjang yang disusun dengan rapi di atas pintu dan jendela. Konsol atapnya menggunakan besi tuang dengan motif sulur. Motif juga dimunculkan pada pintu samping rumah ini berupa detail motif tanaman. Detail-detail menggunakan motif motif sulur tanaman mungkin juga terpengaruh dengan budaya Islam karena, kebetulan, kampung Kauman pada saat itu merupakan basis Muhammadiyah sehingga pengaruh budaya Islam juga cukup kuat pada daerah ini. Elemen dekorasi lain muncul melalui sebuah cornice pada tampak bangunan. Penambahan ini dapat dimaksudkan sebagai aksen pembagian bangunan (lantai satu, lantai atap) pada tampak.

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 21Gambar 3. 1 Elemen elemen Art Deco Pada Bangunan

DAFTAR PUSTAKAhttp://www.bandungheritage.org http://en.wikipedia.org/wiki/Art_Deco http://www.arsitekturindis.com http://www.tabloidrumah.com/ http://www.googleearth.com/ http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1158851 http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=238716&page=27

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 22

LAMPIRAN

KRITIF DESKRIPTIF BANGUNAN DI KAUMAN | 23