kriteria aliran sesat

Download kriteria aliran sesat

If you can't read please download the document

Upload: sinta-silviani-dwi-lestari

Post on 09-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Rabu, 07 Nopember 2007Rabu,07 Nopember 2007MUI Tetapkan Kriteria Aliran Sesat Sebelum dinyatakan sesat, MUI mengkaji dulu secara mendalam. JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan sepuluh kriteria suatu aliran dapat digolongkan tersesat. Namun, tidak semua orang dapat memberikan penilaian suatu aliran dinyatakan keluar dari nilai-nilai dasar Islam.''Suatu paham atau aliran keagamaan dapat dinyatakan sesat bila memenuhi salah satu dari sepuluh kriteria,'' kata Ketua Panitia Pengarah Rakernas MUI Tahun 2007, Yunahar Ilyas, di Jakarta, Selasa (6/11). Sekretaris MUI, Ichwan Sam, menambahkan, kriteria tersebut tidak dapat digunakan sembarang orang dalam menentukan suatu aliran itu sesat dan menyesatkan atau tidak. ''Ada mekanisme dan prosedur yang harus dilalui dan dikaji terlebih dahulu. Harus diingat tidak semudah itu mengeluarkan fatwa,'' tegasnya.Pedoman MUI itu menyebutkan, sebelum suatu aliran atau kelompok dinyatakan sesat, terlebih dulu dilakukan penelitian. Data, informasi, bukti, dan saksi tentang paham, pemikiran, dan aktivitas kelompok atau aliran tersebut diteliti oleh Komisi Pengkajian.Selanjutnya, Komisi Pengkajian memanggil pimpinan aliran atau kelompok dan saksi ahli atas berbagai data, informasi, dan bukti yang didapat. Hasilnya kemudian disampaikan kepada Dewan Pimpinan.Bila dipandang perlu, Dewan Pimpinan dapat menugaskan Komisi Fatwa untuk membahas dan mengeluarkan fatwa. ''Di batang tubuh fatwa mengenai aliran sesat, juga ada poin yang menyatakan akan menyerahkan segala sesuatunya kepada aparat hukum dan menyeru masyarakat jangan bertindak sendiri-sendiri,'' jelas Ichwan.Wapres, Jusuf Kalla, meminta seluruh komponen masyarakat, terutama para ulama dan tokoh agama, tidak lari menyikapi maraknya aliran sesat. ''Untuk menyikapi aliran sesat ini, kita tidak bisa menggunakan langkah-langkah kekerasan, seperti lempar-lemparan, bakar-bakaran, dan sebagainya. Polisi dan jaksa boleh mengambil tindakan formal, tetapi secara hati nurani tidak selesai. Kita harus introspeksi,'' kata Kalla di hadapan peserta Rakernas MUI, kemarin.Pemerintah, sambung Menag, Maftuh Basyuni, terus berupaya meyakinkan para penganut aliran sesat agar dapat kembali ke jalan yang benar. Upaya kekerasan atau anarkis dalam menyikapi aliran sesat, menurut Maftuh, tak akan menyelesaikan masalah.''Malah akan menambah genting suasana. Toh sekarang sudah banyak tokoh aliran sesat yang ditangkap dan menyerahkan diri, tergantung aparat untuk menindaklanjutinya.''Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Adian Husaini, menyebut keluarnya putusan MUI sebagai sesuatu yang ditunggu-tunggu umat Islam. ''Dengan demikian, jelas apa saja kriteria aliran sesat itu,'' kata Adian. Sepuluh kriteria yang ditetapkan MUI itu merupakan ajaran Islam yang mendasar. ''Ini penekanannya lebih untuk umat sendiri.'' Sepuluh Kriteria Aliran Sesat - Mengingkari rukun iman dan rukun Islam - meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i (Alquran dan as-sunah), - Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran - Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran - Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah tafsir - Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam- Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul- Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir- Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah- Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i Sumber: MUI Rabu,07 Nopember 20078:47:00Aliran Sesat Menarik Karena Mampu Tawarkan Surga InstanJakarta--RoL-- Aliran sesat yang kerap muncul di sejumlah daerah sangat erat kaitannya dengan beragam faktor sosiologis yang terdapat dalam masyarakat di tanah air dan mampu menawarkan " surga yang instan" , kata Ketua Tim Pembela Muslim (TPM) Mahendradatta. "Munculnya aliran sesat sangat berhubungan dengan berbagai faktor sosiologis yang mempengaruhi masyarakat kita seperti tingginya angka kemiskinan dan tingkat stres sehingga banyak orang yang kerap mencari jalan pintas untuk mencapai sesuatu," katanya di Jakarta, Rabu.Ia menuturkan, sejumlah aliran sesat seperti Al Qiyadah Al Islamiyah itu bisa menarik banyak orang karena menawarkan "surga " atau kenikmatan yang akan diraih pengikutnya secara cepat atau "instan".Selain itu, Mahendradatta juga melihat bahwa faktor lainnya adalah karena tidak sedikit warga yang mudah tertipu dan berpikir secara irasional terhadap sesuatu hal yang bila dipikirkan sebenarnya bertentangan dengan akal sehat. "Misalnya masih ada yang mau memberikan uang dengan janji akan diberikan bunga hingga sebesar puluhan persen per bulan, padahal itu kan bisa dibilang tidak mungkin. Begitu juga adanya dengan fenomena kemunculan aliran sesat," katanya.Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahid Institute, Ahmad Suaedy mengemukakan munculnya beragam aliran ini sepatutnya juga dijadikan sebagai bahan mawas diri para agamawan yang berada dalam "mainstream" atau garis utama agamanya.Sebelumnya, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengemukakan aliran sesat dan menyesatkan yang mengaitkan diri dengan ajaran Islam bermunculan di Indonesia antara lain karena dakwah belum dilakukan secara meluas dan menyentuh segenap kaum Muslim di Tanah Air. "Boleh jadi adanya paham-paham baru yang bertentangan dengan akidah Islamiyah ini disebabkan karena dakwah yang belum meluas dan mendalam ke seluruh umat Islam," kata Din.Menurut dia, hal tersebut dapat terindikasi dari masih minimnya jumlah orang Islam yang masuk ke dalam salah satu ormas Islam di Tanah Air.Din mengungkapkan, dari sekitar 190 juta umat Muslim di Indonesia, maka baru sekitar 100 juta orang yang bergabung dengan beragam ormas Islam. "Untuk itu, umat Islam harus bermuhasabah (introspeksi diri-red) karena mungkin dakwah yang kita lakukan masih berputar-putar di lingkungan tertentu saja," katanya. Antara/ytoSelasa,06 Nopember 200723:06:00Ulama Diminta Perbaiki Metode DakwahLaporan: Budi RahardjoJakarta-RoL--Buntut dari bermunculannya aliran sesat belakangan ini, para ulama atau tokoh agama Islam diminta untuk memperbaiki metode dakwahnya terhadap masyarakat. Kekerasan bukanlah cara yang paling tepat untuk menghadapi aliran yang dinilai menyimpang itu.Permintaan introspeksi kepada para ulama itu disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika berbicara dihadapan peserta Rakernas Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2007 di Istana Wapres di Jakarta, Selasa (6/11). ''Mari kita instropeksi, di mana letak kesalahan dakwah kita dan kesalahan ajaran ini, mari dibahas dan diluruskan,'' imbuhnya dihadapan para ulama, kiai, atau tokoh agama yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.Wapres memandang fenomena aliran sesat itu hendaknya disikapi dengan bijak. Para ulama tidak bisa lari dari persoalan sosial kemasyarakatan itu. Terlebih lagi, masalah ini pun jangan sampai disikapi dengan jalan kekerasan, main hakim sendiri. Baginya, cara kekerasan itu sudah kuno dan tak sesuai lagi dengan kondisi bangsa saat ini. ''Sedikit-sedikit bakar orang, lemparin orang, kecuali dakwahnya berubah menjadi dakwah api dan batu,'' kritiknya.Sebagai pemimpin, Kalla merasa prihatin melihat aliran sesat yang merebak di tengah-tengah masyarakat. Apalagi, sebagian besar yang menjadi korbannya berasal dari kalangan mahasiswa yang menjadi harapan masa depan negeri ini. Karena itulah, ia begitu menekankan pentingnya pendekatan persuasif untuk menyikapi semua aliran yang dianggap menyimpang oleh MUI ini. ''Polisi dan jaksa boleh mengambil tindakan formal, tetapi secara hati nurani belum tentu bisa diselesaikan, karenanya kita harus introspeksi,'' tegasnya.Sejalan dengan keinginan Wapres, Menteri Agama Maftuh Basyuni menegaskan bahwa pihaknya terus berusaha untuk meyakinkan para pengikut aliran sesat agar kembali ke ajaran Islam yang benar. Ia sependapat bila kekerasan atau tindakan anarkis tak bisa dijadikan sebagai solusi atas permasalahan umat ini. Kekerasan justru hanya akan menambah masalah bangsa. ''Lagi pula sekarang sudah banyak tokohnya yang ditangkap aparat,'' sergahnya.Kendati banyak mahasiswa yang menjadi korban dari ajaran sesat ini, Menag tak akan reaktif dengan melakukan pengawasan terhadap kegiatan dakwah di kampus. Lantaran tak ingin berburuk sangka terhadap semua kalangan, pemerintah cukup memberikan arahan atau petunjuk bagi kegiatan dakwah di kampus-kampus. ''Kalau memang ada yang masih buruk dari dakwah itu, ya kita luruskan,'' ujarnya.Semestinya Wapres ikut menghadiri pembukaan Rakernas MUI itu di Istana Negara bersama Presiden SBY Senin (5/11) lalu. Namun lantaran sedang sakit, mantan pengusaha ini terpaksa membatalkan kehadirannya. Karena itu ketika mendapatkan kesempatan untuk berbicara di rakernas itu, ia pun menyampaikan permohonan maafnya. ''Saya meminta maaf tidak hadir kemarin karena flu, tapi dengan kehadiran Bapak-bapak di sini, saya merasa sehat,'' guraunya. Selasa,06 Nopember 200715:11:00MUI: Aliran Pimpinan Juhata tidak Sesuai Al-Quran dan Al-HadistTangerang-RoL-- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang, Banten menyatakan, ajaran aliran pimpinan Juhata tidak sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Al-Hadist yang menjadi pegangan umat Islam."Sebelumnya, Juhata menyatakan akan kembali ke ajaran Islam yang sebenarnya. Namun dia (Juhata) tetap menggelar ajarannya yang menyimpang tersebut," kata Sekretaris MUI Kabupaten Tangerang, Nuralam, di Tangerang, Selasa.Pernyataan MUI tersebut terkait warga empat desa, yakni Desa Surya Bahari, Sukawali, Kramat dan Buaran Mangga, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang, yang melakukan pengrusakan terhadap satu rumah yang menjadi tempat pengajian pimpinan Juhata yang dianggap aliran sesat, satu pabrik penggilingan padi dan empat unit kendaraan roda dua.Kejadian tersebut terjadi di Kampung Encle Kecil RT 03/03 Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang, Banten pada hari Senin malam (5/11) sekitar pukul 21.00 hingga Selasa dinihari (6/11) pukul 00.30 WIB.Nuralam mengemukakan, MUI sudah menyatakan ajaran pimpinan Juhata tersebut menyimpang, setelah dibahas melalui rapat internal MUI sebelum terjadi pengrusakan dan pembakaran yang dilakukan ratusan warga tersebut. Bahkan MUI pernah mengajak bicara Juhata yang disaksikan Muspika Kecamatan Pakuhaji, Polsek Pakuhaji serta tokoh agama dan masyarakat setempat, tentang permasalahan aliran yang diajarkan Juhata.Terakhir, MUI mengadakan pertemuan dengan Juhata pada hari Senin (5/11) lalu dan pimpinan ajaran tersebut menyatakan bersalah, karena sudah menafsirkan Al-Quran tanpa didasari ilmu agama Islam yang cukup dan benar. "Jadi kasus pengrusakan rumah oleh warga, sudah di luar urusan MUI, karena MUI sudah mengadakan pertemuan dan menyidang Juhata untuk kembali ke ajaran Islam yang benar," kata Nuralam menegaskan.Menurut dia, berdasarkan penjelasan Juhata, MUI menyimpulkan ajaran tersebut tidak benar, karena ucapan terjemaahan "Tiada Tuhan selain Allah" diganti dengan "Tiada Tuhan selain Aku" dan kalimat Syahadat (Janji umat Islam) tidak sah jika tidak diikuti puasa 27 hari.Selasa,06 Nopember 200714:20:00Agama Baha'i Bukan Sekte dalam IslamPalu-RoL-- Direktur Hubungan Masyarakat dan Pemerintah Majelis Nasional Baha'i Indonesia, Rudi Soraya, menegaskan bahwa Agama Baha'i yang berkembang di sejumlah negara, termasuk Indonesia, kurun beberapa dekade terakhir, tidak berafilisasi kepada salah satu agama yang ada di dunia ini."Agama Baha'i itu independen dan universal, bukan merupakan sekte/aliran dalam Islam atau agama lain," katanya kepadaAntara di Palu melalui saluran telepon selular dari Jakarta, Selasa.Pernyataan tersebut disampaikan Rudi Soraya menanggapi pemberitaan media massa di Indonesia akhir-akhir ini yang dinilainya telah mengusik keberadaan Ummat Baha'i di Tanah Air, menyusul adanya 31 umat Islam di dataran tinggi Palolo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang melepaskan keyakinannya dan selanjutnya memeluk Agama Baha'i.Dalam pemberitaan-pemberitaan tersebut disebutkan bahwa Agama Baha'i merupakan sekte dalam Islam yang baru dikembangkan oleh Mulahi, mantan penghulu di Palolo, yang meyakini adanya nabi lain bernama Baha'ullah selain Nabi Muhammad serta menjadikan himpunan petikan tulisan Baha'ullah sebagai kitab suci.Menurut Rudi Soraya, agama Baha'i itu merupakan agama berdiri sendiri yang lahir sejak tahun 1863 di Turki. Agama ini didirikan oleh Nabi Baha'ullah (wafat tahun 1892 di Bahji) dan memiliki kitab suci sendiri yang merupakan hasil tulisan tangan Baha'ullah setelah menerima wahyu dari Tuhan.Agama Baha'i juga memiliki tata cara beribadah sendiri, memiliki rumah ibadah sendiri, selain ummatnya mempercayai keesahan Tuhan dan meyakini adanya kehidupan setelah kematian, namun tidak mengenal pendeta atau imam.Pemimpin Agama Baha'i dewasa ini hanya ada pada struktur organisasi Masyarakat Internasional Baha'i (Baha'i International Community), Majelis Nasional, dan Majelis Setempat yang dipilih secara demokratis, tetapi tidak melalui pemungutan suara atau pemilihan.Ajaran-ajaran Agama Baha'i lainnya yaitu menjaga keselarasan dan toleransi antarumat beragama, mengajarkan prinsip kesatuan dalam umat manusia; mengembangkan budi pekerti; menetapkan hukum-hukum moral untuk menjamin terselenggaranya kehidupan yang murni dan suci; mewajibkan sebahyang, puasa, dan doa; serta mendorong umatnya setia kepada pemerintah. Ia juga mengatakan, Agama Baha'i yang telah berkembang di 190 negara, sejak tahun 1948 telah diakui sebagai suatu lembaga non-pemerintah dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa.Bahkan pada tahun 1970 Baha'i International Community juga memperoleh status resmi sebagai badan penasehat Dewan PBB Untuk Bidang Sosial-Ekonomi (ECOSOC) dan Dana Anak-Anak Internasional PBB (UNICEF).Sementara itu, sumberAntara di Palu menyebutkan pemeluk Agama Baha'i di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah sudah cukup banyak, namun jumlahnya tidak diketahui secara pasti sebab para penganjurnya sangat tertutup dengan dunia luar. "Selain di Kecamatan Palolo, penganut Agama Baha'i juga telah ada di Kota Palu (ibukota Provinsi Sulteng)," kata sumber namun menolak disebutkan namanya.Sebelumnya Humas Kanwil Depag Sulteng, Muhammad Ramli, mengatakan pihaknya belum dapat memastikan bahwa ajaran Baha'i yang berkembang di Kabupaten Donggala dan Kota Palu, sesat sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu. "Penelitian itu sendiri menfokuskan pada ajaran Baha'i dan metode penyebarannya di tengah masyarakat, sebab kedua hal tersebut memiliki payung hukum yang diatur dalam KUHP dan peraturan presiden," katanya.Selasa,06 Nopember 200722:59:00Kejaksaan Awasi Sembilan Aliran Kepercayaan Laporan: Rifa AnggiBandung-RoL--Kejaksaan Negeri (Kejari) Bale Bandung, Kabupaten Bandung akan melakukan pengawasan terhadap sembilan aliran kepercayaan yang berkembang di wilayah Kabupaten Bandung. Pengawasan ini dilakukan untuk mencegah berkembangnya aliran kepercayaan tersebut menjadi sempalan agama sehingga menjadi sebuah aliran yang menyesatkan.''Ada 9 aliran kepercayaan di Kabupaten Bandung. Beberapa diantaranya memang sudah membubarkan diri, tapi kami tetap akan mengawasinya,''jelas Kepala Kejari Bale Bandung, Adil Wahyu Wijaya SH MH, seusai rapat Pengawas Aliran Kepercayaan dan Agama Masyarakat (PAKEM), Selasa (6/11).Kesembilan aliran kepercayaan yang tengah diawasi itu adalah Paguyuban Rasa Tunggal di Kecamatan Ngamprah; Suara Imam, Dayeuh Kolot; Warga Ningrat/Imam Mahdi di Batujajar; Tarekat Asmaniah, Batujajar; Islam Saqub di Cipongkor; Ratu Imam Mahdi di Cimenyan; Pondok Rosuli di Baleendah; Agama Bahai di Cimaung dan aliran kepercayaan Perjalanan di Ciparay.Dari sembilan aliran kepercayaan tersebut, hampir semua aliran kepercayaan tersebut sudah tidak aktif. Saat ini, hanya aliran kepercayaan Perjalanan yang masih aktif dan memiliki 8.500 orang pengikut.Ditambahkan Adil, saat ini di Kabupaten Bandung juga ditemukan adanya aliran sempalan agama yang menamakan diri Tatanan Persatuan Qur'an (TPQ). Aliran ini, kata Adil, dinilai memiliki ajaran yang hampir mirip dengan Al-Quran Suci yang telah dinyatakan sesat.''TPQ ini mirip dengan Al-Quran suci karena untuk menyebarkan ajarannya melakukan pembaiatan dan meminta kepada pengikutnya untuk setia kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri,''cetus Adil.Aliran ini diketahui berkembang di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung setelah terdapat tiga wanita yang mengaku telah menjadi korban. Ketiga wanita ini mengaku telah dibaiat dan dimintai uang antara Rp 50 ribu hingga Rp 400 ribu dengan alasan untuk sodaqah.Dalam proses pembaiatan, ketiga wanita ini terlebih dahulu diberikan air minum. ''Setelah itu, para korban mengaku seperti terhipnotis dan mengikuti semua perintah yang diberikan,''jelas Adil.Setelah tiga hari, ketiga wanita ini baru bisa tersadarkan diri dan merasa telah menjadi korban sebuah aliran sesat. Sebelum membuat rekomendasi pelarangan aliran ini, Adil mengatakan, PAKEM akan melakukan pengkajian yang lebih mendalam tentang TPQ.Salah satu hasil rekomendasi dari rapat PAKEM yang diselenggarakan pada Selasa (6/11) ini, tambah Adil, adalah mengenai rekomendasi supaya gerakan penyebaran aliran Ahmadiyah yang berkembang di Kabupaten Bandung untuk dilarang dan dihentikan secara hukumSenin,05 Nopember 20078:42:00MUI Jambi: LDII Anut Ajaran Islam Jam'iyahJambi--RoL-- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jambi menyatakan ajaran yang dianut oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di daerah itu berasal dari ajaran Islam Jam'iyah, satu dari enam alirat sesat yang difatwakan MUI pusat.Ketua MUI Jambi, Prof DR Sulaiman Abdullah di Jambi, Senin menjelaskan, LDII itu adalah aliran kelompok atau organisasi Islam pada Orde Baru (Orba) bernama Lembaga Karyawan Republik Indonesia (Lemkari) yang menganut paham Islam Jam'iyah.Aliran tersebut oleh MUI dinyatakan sesat, karena dalam praktek atau melaksanakan ibadah kesehariannya tidak mau menyatu dengan ummat Islam lainnya, atau mereka sholat dan melakukan kegiatan di tempat dan masjid yang mereka bangun sendiri.Setelah reformasi kelompok tersebut mengganti nama dari Lemkari menjadi LDII, dan paham yang mereka anut tetap mengacu pada ajaran Islam Jam'iyah.Di Provinsi Jambi jumlah pengikut LDII itu cukup banyak dan tersebar hampir di semua kabupaten dan kota, namun keberadaan mereka tetap dalam pengawasan tim Pengawas Agama dan Kepercayaan Masyarakat (Pakem) beranggotakan dari berbagai instansi terkait.LDII secara ibadah dan syahadat belum tampak penyimpangan yang mencolok atau bertentangan keras dengan ajaran Islam seperti ajaran Al-Qiyadah yang mengakui pimpinannya Rasul, sehingga keberadaan mereka tidak begitu ditentang dan meresahkan umat Islam lainnya.Sulaiman mengatakan, dalam kegiatan ibadah dan kesehariannya LDII tidak mau menyatu dengan ummat Islam lainnya dengan mengeklusifkan diri, hal itu jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang menyatakan ummat Islam itu bersaudara.Senin,05 Nopember 200712:19:00Aliran Sesat Al-Qiyadah Menyebar di TangerangTangerang--RoL-- Aliran sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah pimpinan Ahmad Mushaddeq ternyata sudah menyebar di wilayah Tangerang, Banten, dan diindikasikan aliran sesat tersebut tersebar di dua hingga tiga titik. "Tiga titik tersebut sudah terlibat aliran sesat yang diduga mulai masuk Tangerang sejak mencuatnya kasus Al-Qiyadah," kata Kepala Polres Metro Tangerang, Kombes Polisi Hasanuddin usai apel bersama anggotanya, di Tangerang, Banten, Senin.Mantan Komandan Detasemen 88 Anti Teror Mabes Polri ini, mengatakan, saat ini anggota satuan intel Polrestro Tangerang sudah bergerak untuk mencari informasi kegiatan dan keterlibatan warga Tangerang yang terlibat aliran sesat tersebut.Sebanyak 53 anggota intel Polrestro dan seluruh anggota intel di delapan polsekta yang masuk wilayah Polrestro Tangerang dikerahkan untuk mengawasi dan mengamati seluruh kegiatan aliran Al-Qiyadah.Menurut Hasanuddin, sesuai pemetaan dan informasi, warga yang terlibat ajaran sesat mencapai 20 orang, namun demikian warga tersebut belum diamankan karena petugas masih mencari informasi lebih jauh tentang keterlibatannya.Selain mencari informasi keterlibatan, petugas juga sedang mendalami aktivitas dan cara perekrutan, setelah mendapat informasi cukup banyak, warga yang terlibat akan diamankan untuk mengantisipasi maraknya penyebaran aliran sesat itu.Saat ini Polrestro Tangerang sudah berkoordinasi dengan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemkot Tangerang guna mengantisipasi semakin maraknya aliran sesat berkembang di Kota Tangerang.Sementara itu, Walikota Tangerang Wahidin Halim mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan sejumlah tokoh agama dan meminta mereka untuk lebih intensif mengawasi kegiatan sekelompok warga yang berkaitan dengan upacara atau ritual yang dianggap ganjil.Namun demikian, Halim meminta kepada warga Kota Tangerang agar tidak melakukan tindakan yang anarkis jika menemukan penyebar ajaran agama yang menyimpang tersebut.Warga hanya dihimbau melaporkan penemuan aliran sesat ke aparat kepolisian sebagai petugas yang berhak mengambil tindakan, katanya.MUI dan Kejaksaan Agung secara resmi mengeluarkan fatwa tentang aliran Al-Qiyadah pimpinan Ahmad Mushaddeq dianggap ajaran menyesatkan dan diharamkan untuk menyebar di Indonesia, karena ajaran di luar koridor ajaran Islam.