korelasi antara lafazh dan makna dalam fawÂshil …

61
KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL QUR’ÂNIYYAH (Studi Analisis Semantik Fonologi terhadap Ayat-Ayat Di Juz Tabârak ) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Oleh : Yogi Suparman NIM: 218410846 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ) JAKARTA 1441 H/2021 M

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA

DALAM FAWÂSHIL QUR’ÂNIYYAH

(Studi Analisis Semantik – Fonologi terhadap Ayat-Ayat Di Juz Tabârak )

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama

(M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Oleh :

Yogi Suparman

NIM: 218410846

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ) JAKARTA

1441 H/2021 M

Page 2: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA

DALAM FAWÂSHIL QUR’ÂNIYYAH

(Studi Analisis Semantik – Fonologi Terhadap Ayat-Ayat Di Juz Tabârak )

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama

(M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Oleh :

Yogi Suparman

NIM: 218410846

Pembimbing :

Prof. Dr. H.D. Hidayat M.A

Ziyadul Haq, SQ.,MA.,Ph.D

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT ILMU AL-QUR‟AN (IIQ) JAKARTA

1441 H/2021 M

Page 3: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis yang berjudul “ Korelasi Antara Lafazh dan Makna Dalam Fawâshil

Qur‟âniyyah (Studi Analisis Semantik – Fonologi Terhadap Ayat-Ayat Di

Juz Tabârak )” yang disusun oleh Yogi Suparman dengan nomor induk

mahasiswa 218410846 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan di

nilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diujikan di sidang

munaqasyah.

Pembimbing I,

Prof. Dr. H.D. Hidayat M.A

Tanggal : 21 Februari 2021

Pembimbing II,

Ziyadul Haq, SQ.,MA.,Ph.D Tanggal : 25 Februari 2021

Page 4: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

ii

Page 5: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yogi Suparman

NIM : 218410846

Tempat/ Tanggal Lahir : Tasikmalaya 10, April 1989

Program Studi : Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT)

menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ Korelasi Antara Lafazh dan Makna

Dalam Fawâshil Qur‟âniyyah (Studi Analisis Semantik – Fonologi Terhadap

Ayat-Ayat Di Juz Tabârak)” adalah benar-benar asli karya saya, kecuali

kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan dalam

karya ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Cianjur, 25 Februari 2021

(Yogi Suparman)

Page 6: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

iv

صالبحثملخ ي القرآنفمتعددة أنواعها والمناسبات هذا البحث يتحدث عن المناسبات في القرآن الكريم.

حث في نوع واحد منها وهي المناسبة بين اللفظ والمعنى في فواصل االعظيم. فلذلك يركز البوأما المنهج المستخدم في هذا البحث فهو المنهج الوصفي عن طريقة آي جزء تبارك.

المصدر الأساسي هو الكتبعلوم اللغوية خاصة علم البلاغة والدلالة والأصوات. و دراسات الي ظلال القرآن فو ط مباشر بالموضوع ككتب التفاسير أهمها تفسير الكشاف التي لها ارتبا

. وأما المصدر الثنوي فهو جميع الكتب التي لها علاقة بالموضوع وغيرهاالتنوير والتحرير و وغيرها. ةالعلمي ثو والبح سواء كانت من كتب الدراسات العلمية والمجلة

تلاف أصوت الحروف الهجائية في فواصل الآيات إن اخوأما نتائج هذا البحث فهي أولا : يمعانغمة الألفاظ و القوية بين ن ثانيا: ثمة العلاقةالقرآنية يؤثر كثيرا في اختلاف معاني الآيات.

تالآيات القرآنية في جزء تبارك كما وردت في سورة الجن حيث إن الآيات مختتمة بنغمة صو صوت الدال يناسب مضمون الآيات في سورة الجن الجهر. فحرف الدل التي تدل على القوة و

الجادة و فإنه يتحدث عن التوحيد الخالص عن الشرك. فالتوحيد أمر عظيم يحتاج إلى القوة لمفخمة الحروف المجهورة والقوية و د من هذا البحث أن أصوات ااستفيفي تبليغه إلى الأمة. و

ي تتعلق بالعقيدة بالخاصة الآيات التو بترهيال ياتآتستخدم كثيرا في القرآن في تعبير معاني عذاب النار كما هو سائغ في محور والموت وتهديد الكفار و كالحديث عن قيام الساعة

بينية اللطيفة كحروف اللين والحروف الأصوات الحروف اللينة و السور المكية كجزء تبارك. وأما يث عن الجنة حدالك لترغيبا يفإنها تستعمل كثيرا في تعبير معان –مع كونها مجهورة -

الله عليه ول صلىكذلك تستعمل في خطاب الرسو الثواب العظيم للمؤمنين ونعيمها والوعد و .الإنسانفي سورة المزمل و تلطفا به كما وردتوسلم رحمة له و

،جزءتباركالقرآنيةالكلماتالمفتاحية:المناسبة،صوتالفاصلة

Page 7: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

v

KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA

DALAM FAWÂSHIL QUR’ÂNIYYAH

(Studi Analisis Semantik – Fonologi Terhadap Ayat-Ayat Di Juz Tabârak)

Yogi Suparman

ABSTRAK

Tulisan ini merupakan penelitian tentang munâsabah dalam Al-Qur’an.

Jenis-jenis munâsabah dalam Al-Qur’an sangatlah banyak. Sehingga

penelitian ini hanya fokus pada munâsabah (korelasi) antara lafazh (bunyi)

dengan maknanya, terutama dalam fâshilah ayat-ayat di juz Tabârak.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif

dengan pendekatan ilmu linguistik terutama ilmu balâghah, ilmu dalâlah dan

ilmu ashwât. Sumber data primernya adalah kitab-kitab yang berhubungan

langsung dengan tema pembahasan terutama kitab-kitab tafsir seperti, Tafsir

al-Kasysyaf, Fî Zhilâlil Qur’an dan at Taẖrîr wa at Tanwîr. Adapun sumber

data sekundernya adalah semua kitab atau tulisan yang berkaitan dengan tema,

baik berbentuk karya ilmiyah, majalah, jurnal atau yang lainnya.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, pertama: Keberagaman dan

perbedaan bunyi huruf-huruf hijaiyah pada setiap fâshilah ayat Al-Qur’an

sangat berpengaruh pada makna kandungan suatu surat. Kedua, adanya

korelasi yang kuat antara bunyi akhir fâshilah dengan makna ayat yang

dikandung. Seperti dalam surat Al Jin, ayat-ayatnya diakhiri dengan huruf dal

yang memiliki sifat bunyi yang kuat (syiddah) dan jelas (jahr). Bunyi huruf ( د )

tersebut sangat cocok dengan kandungan surat tersebut yaitu penjelasan

tentang tauhid yang benar, tanpa dicampuri kesyirikan. Tauhid adalah perkara

yang sangat butuh ketegasan dan kejelasan dalam penyampainnya.

Sehingga dari penelitian ini dapat diambil faidah bahwa bunyi huruf

yang memiliki sifat jahr (nyaring, jelas), syiddah (kuat) dan isti’la (tebal)

sering digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang menakutkan atau tentang

aqidah seperti hari kiamat, datangnya kematian, ancaman kepada orang kafir

dan azab neraka, dan ini merupakan pokok pembahasan pada surat atau ayat

makiyah seperti pada juz Tabârak. Adapun huruf-huruf yang memiliki sifat

bunyi yang lunak, lembut (huruf lîn dan bainiyyah) namun tetap jelas, sering

digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang menyenangkan seperti kenikmatan

surga, pahala bagi orang-orang mukmin atau digunakan untuk menasehati nabi

Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam seperti dalam surat Al-Muzzammil

dan Al-Insân.

Kata Kunci : Munâsabah, Korelasi, Bunyi Fâshilah Qur’an, Juz Tabârak

Page 8: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

vi

ABSTRACT

This paper is a study of munâsabah in Al-Qur’an. There are many kinds

of munâsabah in Al-Qur’an. So that, this paper is focus on munâsabah that has

something to do with lafazh (sound) and meaning, especially in fâshilah of

every single verse in chapter Tabârak. Research method used in this paper is

qualitative description in approaching linguistic especially knowledge of

balaghah, dalâlah, and ashwât. The data sources are interpretation books

(tafsir books) such as Tafsir al-Kasysyaf, Fî Zhilâlil Qur’an, at Taẖrîr wa at

Tanwî, etc. Furthermore, secondary data sources are all written that has

something to do with theme, such as scientific paper, magazine, journal, etc.

The concluding of this research is, first: Existing munâsabah in every

surah and verse is very helful in interpreting Al-Qur’an and understanding the

meaning deeper contained in each surah and verse. So with this munâsabah

creates all surah and verse in Al-Qur’an one complete whole and indivinsible.

Second, existing of strong correlation between ending sound of fâshilah with

the meaning of verse contained. As in the surah Al-Jin that verses are ended

by letter dal ( د) that has strong sound characteristics (syiddah) and vivid (jahr).

The characteristics of sound letter are very appropriate in contained of surah

that illustrate the true unity of god (true tauhid), were not mixed-up. For the

cause of unity of god (tauhid) is one thing requires clarity and assertiveness in

conveying.

So that from this paper could be concluded that all sound of letters are

vivid (jahr), strong (syiddah), and bold (isti’la) is often used to illustrate the

terrifying event or have something to do with faith such as end of world, death,

threat to infidels and threat of hell fire. This one thing is actually the main topic

in surah or verses of makiyah existed in chapter Tabârak. As though the letters

that have weak sound, soft (the letters lîn and bainiyyah) often used to illustrate

pleasant conditions like enjoyment heaven, or reward for the mukmin in return.

This is used to give an advice to prophet Muhammad shallallâhu ‘alaihi

wasallam as contained in surah Al-Muzzammil and Al-Insân.

Keyword : Munâsabah, Correlation, Sound of Fâshilah Qur’an,

Chapter Tabârak

Page 9: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

vii

MOTTO

Allah Tabâraka wa Ta’âla berfirman :

رأولوالألباب ب رواآياتهولي تذك كتابأن زلناهإليكمباركل يد“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan

berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shâd [38] :29).”

Dari Sahabat yang Mulia Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

ركممنت علمالقرآنوعلمه خي . “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”

(H.R Bukhari)

Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu, berkata:

وجلعزاللهكلاممنشبعتلماق لوب ناطهرتلو Utsman bin Affan pernah berkata, “Seandainya hati kita bersih, niscaya hati kita tidak akan pernah merasa kenyang (bosan) dari firman Allah

'Azza wa Jalla (Al-Qur'an).”

Page 10: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini dipersembahkan untuk orang-orang yang penulis cintai karena

Allah Ta’âla mereka itu adalah :

Ibunda tercinta Eti, yang selalu menyayangi penulis semenjak di alam

kandungan hingga penulis dewasa dan berumah tangga, linangan air mata

dan doa-doa beliau yang sangat tulus dan sepenuh hati di keheningan malam

menjadi keberkahan bagi hidup penulis.

Ayahanda tercinta Maman, yang menjadi sosok penguat dan teladan kepala

rumah tangga bagi penulis, kerja keras beliau dalam mencari nafkah untuk

keluarga siang-malam tak pernah lelah dan bosan.

Istri tercinta Arini Nurhanifah, sebagai sosok istri sekaligus pendamping

hidup yang selalu setia menemani penulis dikala suka maupun duka, curahan

perhatian, dukungan dan pengorbanan yang diberikan tak pernah berhenti

setiap detik dan waktu.

Kedua Mertua tercinta yang selalu memberikan pengertian, dukungan dan

doa-doa yang tulus dan ikhlas.

Ananda Maitsa Faihana dan Usaid Abdulllah Fadhil yang selalu menjadi

penyejuk mata dan penghibur jiwa di saat capek dan penat. Semoga Allah

menjadikan mereka anak-anak shalih ahlul Qur’an dan pejuang Islam.

Kakak-kakak penulis, Teh Yani Mulyani, A Hendrik, Teh Yuli dan adik-adik

penulis, Novi Nurfadilah, Anifa Andari, Sinta Desiana dan semua adik-adik

penulis dukungan moril dan materil yang mereka curahkan menjadi

penyemangat setiap saat dan begitu juga semua keluarga penulis semoga

Allah selalu memberkahi dan meridhai mereka semua.

Al Asatidah Al Afadhil, Ust. Syahidin rahimahullah, Ust. Ade Suryaman,

Ust. Dude Imaduddin, Ust. Luthfi ‘Abdul ‘Aziz, Ust. Ues, Syekh Abu Aiman

Al Qamari, Syekh Fu’ad, Ust. Arif Taufiqurahman, Ust. Fatkhurahman dan

semua guru-guru penulis yang telah membimbing dan mencurahkan ilmu dan

pengalamannya bagi penulis semoga Allah selalu merahmati dan meridhai

mereka semua serta membalasnya dengan surga Al Firdaus Al `A’la.

Semua sahabat seperjuangan penulis yang telah menemani penulis selama

menuntut ilmu, semoga Allah selalu menjaga ikatan ukhuwah ini hingga ke

surga-Nya.

Page 11: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tabâraka wa Ta’âla Dzat yang maha

memudahkan semua urusan hamba-hamba-Nya. Atas taufik dan hidayah-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Korelasi

Antara Lafazh dan Makna Dalam Fawâshil Qur’âniyyah (Studi Analisis

Semantik-Fonologi Terhadap Ayat-Ayat Di Juz Tabârak)”. Shalawat

teriring salam teruntuk insan mulia, pemuka para nabi dan rasul yaitu

Muhammad shallallâhu’alaihi wasallam, kepada keluarga, para sahabat dan

semua ummatnya yang istiqamah di atas jalannya sampai akhir zaman.

Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak

banyaknya kepada semua pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian tesis

ini. Karena penulis sadar bahwa selesainya karya tulis ini bukan semata-mata

hasil jerih payah penulis sendiri. Namun yang paling utama adalah atas taufik

dan pertolongan dari Allah ‘Azza wa Jalla kemudian atas bantuan, bimbingan

dan arahan dari para masyayikh dan guru-guru penulis, yang mudah-mudahan

Allah selalu merahmati, melindungi, meridhai dan memberikan balasan yang

sebesar-besarnya di dunia dan di akhirat. Dengan segala kerendahan hati

penulis mengucapkan jazâkumullâhu khairâ kepada:

1. Prof. Dr. Khuzamah T. Yanggo, MA. selaku rektor Institut Ilmu Al-Qur’an

(IIQ) Jakarta.

2. Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. selaku direktur Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

3. Dr. H. Ahmad Syukran, MA. selaku kepala Prodi Studi Ilmu Al-Qur’an dan

Tafsir Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

Page 12: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

x

4. Prof. Dr. H.D. Hidayat M.A selaku dosen pembimbing I dalam penelitian

tesis ini, yang telah bersabar membimbing penulis dan selalu memberikan

bimbingan terbaik.

5. Ziyadul Haq, SQ.,MA.,Ph.D selaku pembimbing II dalam penelitian tesis

ini, yang selalu meluangkan waktu untuk mengoreksi dan mengarahkan

penulis hingga detik-detik terakhir.

6. Para guru dan dosen program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah mendidik dan mencurahkan

ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama masa perkuliahan.

7. Seluruh staf Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan administrasi penulisan tesis ini.

8. Para masyayikh, asatidz dan ustadzat yang pernah membina dan mendidik

penulis selama di bangku sekolah atau perguruan tinggi, baik di pondok

pesantren Nurul Iman, di Ma’had Aly Ar Rayah, di LIPIA Jakarta dan

dimana saja, semoga Allah selalu menjaga, melindungi, merahmati dan

memberikan pahala serta memberikan balasan surga.

9. Para sahabat tercinta, kawan-kawan seperjuangan di Program Pasca Sarjana

IIQ Jakarta yang selalu memotivasi, memberikan bantuan, semangat dan

do’a. Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik dan semoga Allah

selalu menjaga tali ukhuwah kita hingga mengantarkan kita ke jannah-Nya.

Selanjutnya, besar harapan penulis agar tulisan ini bermanfaat bagi

semua kalangan. Saran dan masukan dari para pembaca sangat penulis

harapkan, agar tesis ini semakin lebih baik. Terakhir, penulis berdoa kepada

Allah Tabâraka wa Ta’âla semoga tulisan ini menjadi timbangan amal

kebaikan bagi penulis di akhirat kelak. Âmin.

Cianjur, 22 Februari 2021

Yogi Suparman

Page 13: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

xi

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................i

PENGESAHAN PENGUJI ...........................................................................ii

PERNYATAAN PENULIS...........................................................................iii

ABSTRAK .....................................................................................................iv

MOTTO ........................................................................................................vii

PERSEMBAHAN .......................................................................................viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................ix

DAFTAR ISI .................................................................................................xi

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1

B. Permasalahan................................................................................... 16

1. Identifikasi Masalah ................................................................... 16

2. Pembatasan Masalah .................................................................. 17

3. Perumusan Masalah ................................................................... 18

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 18

D. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 19

E. Kajian Pustaka ................................................................................ 19

F. Metodologi Penelitian..................................................................... 23

1. Jenis Penelitian ........................................................................ 23

2. Sumber Data ............................................................................ 23

3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 24

Page 14: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

xii

4. Metode Analisis Data .............................................................. 24

5. Pendekatan yang Digunakan.................................................... 25

G. Sistematika Penulisan .....................................................................26

BAB II ILMU MUNÂSABAH DAN FÂSHILAH AL-QUR’ÂN

A. Pengertian Ilmu Munâsabah ............................................................28

B. Asal Mula Ilmu Munâsabah .............................................................29

C. Urgensi dan Fungsi Ilmu Munâsabah ..............................................30

D. Pro Kontra Ilmu Munâsabah Di Kalangan Ulama ...........................34

E. Jenis-Jenis Munâsabah .................................................................... 37

F. Makna Fâshilah Menurut Bahasa dan Istilah ...................................40

G. Persamaan dan Perbedaan Antara Sajak, Fâshilah dan Qâfiyah......42

H. Pro Kontra Keberadaan Sajak Dalam Al-Qur’an..............................44

BAB III ANTARA ILMU DALÂLAH DAN ILMU ASHWÂT

(SEMANTIK-FONOLOGI )

A. Pengertian Ilmu Dalâlah...................................................................56

B. Macam- Macam Ilmu Dalâlah .........................................................57

C. Pengertian Ilmu Ashwât...................................................................62

D. Terbentuknya Bunyi Dalam B. Arab............................................... 68

E. Hubungan Antara Lafazh dan Makna.............................................70

F. Makhârij Al Hurûf dan Sifatnya.....................................................74

Page 15: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

xiii

BAB IV ANALISIS PENDEKATAN SEMANTIK -FONOLOGI

TERHADAP FAWÂSHIL ÂY JUZ TABÂRAK

A. Keindahan dan Keselarasan Bunyi Dalam Fâshilah Qur’âniyyah

..........................................................................................................86

B. Munâsabah atau Korelasi Antara Lafazh (bunyi) dan Makna Dalam

Fawâshil Ây Surat Al-Mulk Sampai Al-Mursalât ..........................92

1. Surat Al-Mulk ...........................................................................92

2. Surat Al-Qalam ......................................................................109

3. Surat Al-Hâqqah .................................................................... 120

4. Surat Al-Ma’ârij .....................................................................133

5. Surat Nûh ................................................................................146

6. Surat Al-Jin ............................................................................ 153

7. Surat Al-Muzzammil ............................................................. 168

8. Surat Al-Muddatstsir .............................................................. 176

9. Surat Al-Qiyâmah ................................................................. 182

10. Surat Al-Insân ........................................................................191

11. Surat Al-Mursalât ...................................................................200

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 212

B. Saran- Saran ................................................................................... 213

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 215

GLOSARIUM ............................................................................................ 225

Page 16: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

xiv

INDEKS ..................................................................................................... 231

CURRICULUM VITAE ........................................................................... 235

Page 17: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin mengacu pada buku pedoman Penulisan

Proposal, Tesis dan Disertasi yang diberlakukan di Program Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

A. Konsonan

No. Huruf Arab Latin No. Huruf Arab Latin

th : ط a 16 : ا 1

zh : ظ b 17 : ب 2

` : ع t 18 : ت 3

gh : غ ts 19 : ث 4

f : ف j 20 : ج 5

q : ق h 21 : ح 6

k : ك kh 22 : خ 7

l : ل d 23 : د 8

m : م dz 24 : ذ 9

n : ن r 25 : ر 10

w : و z 25 : ز 11

h : ه s 27 : س 12

‘ : ء sy 28 : ش 13

y : ي sh 29 : ص 14

dh : ض 15

Page 18: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

xvi

B. Vokal

Vokal Tunggal Vocal Panjang Vocal Rangkap

Fatẖah : a ي : آ :

Kasrah : i و : ي :

Dhammah : u و :

C. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti alif lam ( ال ) qamariyah.

Kata sandang yang diikuti oleh alif ( ال ) qamariyah ditranliterasikan sesuai

dengan bunyinya. Contoh : البقرة : al-Baqarah

b. Kata sandang yang diikuti alif lam ( ال ) syamsiyah.

Kata sandang yang diikuti alif lam ( ال ) syamsiyah, ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan

bunyinya. Contoh :

ar-rajul : الرجل

as-Sayyidah : السيدة

c. Syaddah (Tasydid)

Syaddah ( tasydid ) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ,( ـ

sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid. Aturan ini berlaku

secara umum, baik tasydid yang berada ditengah kata, di akhir kata

ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyah. Contoh :

Âmanna billahi : آمنا بالله

ك ع والر : wa ar-rukka`i

d. Ta Marbûthah

Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata

sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.

Page 19: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

xvii

Contoh :

الأف ئ دة : al-Af’idah

ية عة الإس لام al-Jami`ah al-Islamiyyah : الجام

Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di-washal)

dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi huruf “t”.

بة لة ناص Âmilatun Nâshibah` : عام

الآية الكب رى : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf Kapital

Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi

apabila dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang Disempurnakan

(EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama

tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada

EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak

tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali

dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri,

bukan kata sandangnya. Contoh : `Ali Hasan al-Âridh, al-`Asqallânȋ, al-

Farmawȋ dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata dan nama-nama surat

suratnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur’an, Al-Baqarah, Al-

Ikhlas, Al-Fâtihah dan seterusnya.

Page 20: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kitâbullâh yang merupakan mukjizat terbesar nabi

dan rasul yang mulia Muhammad shallallâhu ‘alihi wa sallam. Al-Qur’an

adalah mukjizat yang abadi yang akan selalu terjaga hingga hari kiamat. Allah

Subhânahû wa Ta’âla berfirman:

ن ر وا نا له لحف ظو ك ل نا الذ ن نز ا نا نح

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami

(pula) yang memeliharanya.”(QS. Al-Hijr [15]:9)

Kemukjizatan Al-Qur’an dilihat dari semua aspeknya. Baik aspek

makna, bahasa, lafazh, kalimat atau yang lainnya. Jika ditinjau dari aspek

bahasa maka Al-Qur’an memiliki ketinggian sastra dan gaya bahasa yang tidak

tertandingi. Dari semenjak pertama kali turun ke bumi sampai sekarang tidak

ada satu pun baik dari golongan manusia atau jin yang bisa membuat dan

menyaingi sastra Al-Qur’an. Allah Subhânahû wa Ta’âla berfirman:

ث ل ه و ن ب م ان ل يأ تو ث ل هذا ال قر ا ب م تو ن على ان يأ ن س وال ج تمعت ال ان لو ك قل لىن اج

ي را بع ضهم ل بع ض ظه

“Katakanlah, “sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk

membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat

membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu

sama lain.”(QS. Al-Isrâ’ [17]: 88)

Dan diantara bentuk tantangan yang paling dahsyat sekaligus menjadi

kelebihan dan keunggulan yang hanya dimiliki Al-Qur’an adalah adanya

Page 21: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

2

fâshilah1 atau sajak yang menghiasi akhir-akhir dari setiap ayat Al-Qur’an.

Keberadaan fâshilah atau sajak itu sendiri menjadi saksi dan sebagai bukti

bahwa Al-Qur’an itu berasal dari Allah Al Hakîm Al Khabîr dan bukan buatan

atau karangan nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Di sisi lain

adanya keindahan fâshilah atau sajak dalam Al-Qur’an menunjukkan

kebenaran risalah yang dibawa oleh nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa

sallam.2 Mushtafa Shadiq Ar Rafi’i dalam bukunya I’jâz Al-Qur’an wa al

Balâghah an Nabawiyyah menyatakan :

“Fâshilah-fâshilah yang mengakhiri setiap ayat-ayat Al-Qur’an tiada

lain merupakan sebuah gambaran yang utuh dan sempurna untuk sebuah

keseimbangan, yang mengakhiri kalimat-kalimat yang berirama (bersajak).

Fâshilah tersebut selalu selaras dengan ayat-ayatnya, dengan tingkat

keselarasan yang sangat menakjubkan. Baik keselarasan dalam segi bunyi,

konteks dan maknanya...”3

Al-Qur’an sejak pertama kali turun sungguh seakan-akan telah menyihir

bangsa Arab. Sebagian diantara mereka ada yang langsung mendapat hidayah

masuk Islam, sebagian yang lain tetap ingkar dan tidak mau beriman. Dan jika

dicermati tentang sekelompok kecil orang-orang yang pertama kali memeluk

1. Fâshilah menurut imam Az Zarkasyi dalam kitabnya al Burhân fî Ulûmil Qur’an

dan imam Assuyuthi dalam kitabnya Al Itqan fi Ulumil Qur’an adalah kalimat (kata) akhir

pada sebuah ayat seperti qâfiyah dalam sya’ir dan sajak. Dalam kitab al Burhan dibahas secara

detail mengenai fâshilah dan beliau membuat bab khusus yaitu Ma’rifatu Fawâshil wa

Ru’ûsul Ây. Begitu juga dalam kitab Al Itqan, imam as Suyuthi membuat bab khusus yaitu fî

Fawâshilil Ây. Lihat: Az Zarkasyi, al Burhân fî Ulûmil Qur’an, ( Beirut: Dar Al ma’rifah,

1990 ) Cet. Ke-1 Jilid 1 h. 149 dan Jalaluddin As Suyuthi, al Itqân fî ‘Ulûmil Qur’an, Tahqiq:

Ibrahim Makki Ath Thanthawi (Kairo: Dar Al Alamiyah, 2017) Cet.Ke-1 Jilid 3 h.242 2 Kamaluddin Abdul Ghaniy Al Mursi, Fawâsil al Âyât Al-Qur’aniyyah,

(Iskandariyah: al Maktab al Jami’iy Al Hadits, 1999), Cet. Ke-1 h. 45 3 Musthafa Shadiq Ar Rafi’i, I’jâz Al-Qur’an wa al Balâghah an Nabawiyyah,

(Beirut: Dar al Kitab al ‘Arabi, 1973), Cet. Ke-9 h. 216

Page 22: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

3

agama Islam seperti Khadijah4, Abu Bakar5, Ali bin Abi Thalib6, Zaid bin

Haritsah7 radhiyallâhu ‘anhum maka diantara sebab masuknya mereka ke

dalam agama Islam adalah karena kemukjizatan Al-Qur’an.8

Kisah Islamnya Umar bin Khattab9 dan kisah kufurnya Al Walid bin Al

Mughirah10 adalah merupakan dua contoh kisah diantara sekian banyak kisah

tentang keimanan dan kekufuran. Kedua tokoh tersebut membuktikan tentang

dahsyatnya mukjizat qur’aniy (pengaruh Al-Qur’an) yang sudah sejak awal

4. Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul ‘Uza bin Qushay al Qurasyiyah Al

Asadiyah, dari suku Quraisy. Beliau adalah Istri Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam yang

pertama, darinya lahir Al Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah.

Beliau wafat pada tahun ke 3 sebelum hijrah. Lihat : Ibnu Hajar Al ‘Asqalani, al Ishâbah fî

Tamyîzi ash Shahâbah, ( Beirut: Dâr Kutub al ‘Ilmiyah, 1994) Cet. Ke-1, Jilid 8 h. 99 dan

Khairuddin Az Zarkali, al A’lam ( Beirut: Darul ‘Ilm lil Malayin, 2002) Cet. Ke-15 Jilid 2 h.

302 5.Abdullah bin Abu Quhafah Utsman bin ‘Amir bin Ka’ab at Taimi Al Qurasyi.

Beliau adalah khalifah pertama dari Khulafa ar Rasyidin dan orang yang pertama kali beriman

kepada Rasulullah shallallâhu’alaihi wasallam dari golongan laki-laki dewasa dan salah satu

pemuka yang disegani dikalangan bangsa Arab, beliau sangat tahu dan paham tentang nasab-

nasab suku-suku Arab. Beliau wafat pada tahun 13 H. Lihat: Khairuddin Az Zarkali, al A’lam

Jilid 4 h. 102 6. Ali bin Abi Thalib bin ‘Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdil Manaf Al Hasyimi

Al Qurasyi, Abu Al Hasan, khalifah ke 4 dari Khulafa ar Rasyidin, salah satu dari sepuluh

orang yang dijamin masuk surga, beliau adalah anak dari paman Rasulullah shalallahu’alaihi

wasallam yaitu Abu Thalib, yang terkenal dengan keberanian yang kepandaiannya dalam

berpidato. Lihat: Ibnu Hajar Al ‘Asqalani, al Ishâbah fî Tamyîzi ash Shahâbah, Jilid 4 h. 464

dan Khairuddin Az Zarkali, Al A’lam, Jilid 4 h. 295 7.Zaid bin Haritsah bin Syurahil ( Syurahbil) bin ‘Abdul Uza bin Zaid bin Umru’ul

Qa’is Al Kalbi ( Al Ka’biy) . Beliau adalah sahabat yang dijadikan anak angkat oleh Rasulullah

shalallahu’alaihi wasallam, sehingga pada waktu itu orang-orang memanggilnya Zaid bin

Muhammad hingga datang larangan dari Allah mengenai hal itu yaitu dalam surat Al Ahzab

[33] ayat 3. Beliau wafat pada tahun 8 H. Lihat: Ibnu Hajar Al ‘Asqalani, al Ishâbah fî Tamyîzi

ash Shahâbah, Jilid 2 h.494 dan Khairuddin Az Zarkali, Al A’lam, Jilid 3 h.57 8. Sayyid Qutub, Tashwîr al Fanniy fil Qur’an,( Kairo : Dar Asyyuruq, 2004) Cet.

Ke-17 h. 11 9. Umar bin Al Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza Al Qurasyi Al ‘Adwi Abu Hafs.

Khalifah kedua dari Khulafa Ar Rasyidin, orang yang pertama kali digelari amirul mukminin,

yang terkenal dengan keberanian, keadilan dan banyaknya daerah yang ditaklukan. Lihat: Ibnu

Hajar Al ‘Asqalani, Al Ishâbah fi Tamyîzi ash Shahâbah, jilid 4 h. 484 dan Khairuddin Az

Zarkali, Al A’lam, jilid 5 h. 45 10. Al Walid bin Al Mughirah bin Abdullah bin Amr bin Makhzum Al Qurasy Al

Makhzumi, beliau adalah salah satu pemuka Quraisy yang memusuhi Rasulullah

shalallahu’alaihi wasallam menguasai banyak sya’ir dan sastra bangsa Arab, beliau memiliki

anak yang bernama Khalid seorang sahabat yang mulia yang digelari saifullah (pedang Allah).

Lihat : Khairuddin Az Zarkali, Al A’lam, jilid 2, h. 300

Page 23: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

4

mengemparkan bangsa Arab, sekaligus menjelaskan dari dua sisi yang berbeda

tentang pesona Al-Qur’an yang mendapat pengakuan yang sama, baik dari

orang-orang mukmin atau kafir.11

Adapun kisah Islamnya Umar bin Khatthab sebagaimana yang

diriwayatkan oleh Ibn Ishaq12 dari Abdullah bin Abi Nujaih bahwasannya

Umar bin Khattab berkata : “Dahulu saya sangat membenci Islam. Saya adalah

peminum khamer di masa jahiliyah. Saya menyukai khamer dan selalu

meminumnya. Dahulu saya selalu berkumpul bersama para pemuda kaum

Quraisy. Pada suatu malam saya keluar untuk berkumpul bersama teman-

teman, namun saya tidak mendapati mereka. Kemudian saya pun berangkat

menuju teman lama, seorang pembuat khamer di Mekah, dengan harapan bisa

minum khamer darinya, namun ketika sampai saya pun tidak mendapatinya.

Akhirnya, saya pergi ke Ka’bah untuk melakukan thawaf sebanyak 7 putaran

atau 70 putaran. Dan ternyata di dekat Ka’bah saya mendapati Rasulullah

sedang berdiri melaksanakan shalat. Kebiasaan Rasulullah, apabila beliau

shalat adalah menghadap Syam dan menjadikan Ka’bah pada posisi antara

dirinya dan arah Syam. Dan beliau mengambil tempat shalat pada dua rukun

yaitu rukun hajar aswad dan rukun yamani.” Saya berkata kepada diri saya

ketika melihat beliau shalat: “Demi Allah, seandainya tadi malam saya

mendengarkan apa yang dibaca Muhammad.” Maka akhirnya saya

memutuskan untuk mendekati beliau dan mendengarkan apa yang ia baca.

Saya pun datang dari arah hajar, dan bersembunyi di balik kain ka’bah. Posisi

saya dengan Rasulullah adalah hanya terhalang kain Ka’bah. Ketika saya

mendengarkan Al-Qur’an, hati saya pun luluh, dan tersentuh karenanya dan

11. Sayyid Qutub, Tashwîr al Fanniy fil Qur’an, h.11 12. Ibnu Ishaq, Sîrah Nabawiyyah, (Beirut: Dâr Kutub Al ‘Ilmiyyah, 2004) Cet. Ke-

1 h. 220

Page 24: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

5

saya pun menangis. Maka setelah itu saya pun masuk Islam karena

mendengarkannya13.”

Riwayat lain yang paling masyhur menyebutkan kisah Islamnya Umar

bin Khattab adalah bahwasannya ketika itu Umar keluar dengan membawa

pedang. Dia bermaksud untuk membunuh Rasulullah, yang pada waktu itu

Rasulullah bersama para sahabatnya sedang berkumpul di sebuah rumah di

Shafa. Jumlah mereka sekitar 40 orang dari kalangan laki-laki dan perempuan.

Di tengah perjalanan menuju rumah tersebut Umar bertemu dengan

Nu’aim bin ‘Abdullah yang menanyakan maksud dan tujuannya. Maka Umar

diperingatkan olehnya dan disuruh untuk segera pulang dan melihat sebagian

keluarganya, yaitu saudara iparnya Sa’id bin Zaid bin ‘Amr dan adik

perempuannya yaitu Fatimah binti Khattab, keduanya sudah masuk ke dalam

agama Islam dan meninggalkan agama nenek moyangnya. Maka seketika itu,

berangkatlah Umar menuju keduanya. Sesampainya di rumah mereka, Umar

mendengar Khabbab bin Arat membacakan kepada keduanya Al-Qur’an (yaitu

awal surat Thaha). Ketika Khabbab merasa Umar akan masuk, ia pun segera

bersembunyi. Kemudian Umar masuk rumah seraya bertanya: “ Suara bacaan

apa yang tadi saya dengar?” Keduanya menjawab: "Tidak, hanya sekadar

perbincangan di antara kami." Umar berkata lagi: "Tampaknya, kalian berdua

sudah menjadi penganut ash-Shâbiah.”14 Iparnya berkata: "Wahai Umar!

Bagaimana pendapatmu jika kebenaran itu berada pada selain agamamu?"

Mendengar itu, Umar langsung melompat ke arah iparnya itu lalu menginjak-

injaknya dengan keras. Lantas saudara perempuannya datang dan mengangkat

suaminya menjauh darinya, namun dia justru ditampar oleh Umar, sehingga

darah mengalir dari wajahnya.

13. Lihat : Ibnu Hisyam, Sîrah Nabawiyyah,( Thantha: Dâr Ashahabah, 1995) Cet.

Ke-1 Jilid 1 h. 329-334 14. sebutan terhadap pengikut Islam ketika itu.

Page 25: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

6

Saudara perempuannya berkata dalam keadaan marah: “Wahai Umar ! Jika

kebenaran ada pada selain agamamu, maka bersaksilah bahwa tiada Tuhan

(Yang berhak disembah) selain Allah dan bersaksilah bahwa Muhammad

adalah Rasulullah.” Ketika Umar merasa putus asa dan menyaksikan kondisi

saudaranya yang berdarah, dia menyesal dan merasa malu, lalu berkata,

"Berikan yang ada di tangan kalian ini kepadaku dan bacakan untukku!”

Saudara perempuannya itu berkata: "Sesungguhnya engkau itu najis, dan tidak

ada yang boleh menyentuhnya melainkan orang-orang yang suci; oleh karena

itu, berdiri dan mandilah!” Kemudian dia berdiri dan mandi, lalu mengambil

lembaran tersebut dan membaca: “Dengan nama Allah yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang.” Dia berkata pada dirinya: “Sungguh nama-nama yang

baik dan suci.” Kemudian dia melanjutkan dan membaca: “Sesungguhnya Aku

ini adalah Allah, tidak ada Ilah (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku

dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS.Thaha [20]: 14)

Dia (Umar) berkata: “Alangkah indah dan mulianya perkataan ini!

Kalau begitu, tolong bawa aku ke hadapan Muhammad!” Saat Khabbab

mendengar ucapan Umar, dia segera keluar dari persembunyiannya seraya

berkata : "Wahai Umar, bergembiralah karena sesungguhnya aku berharap

engkaulah yang dimaksud dalam doa Rasulullah pada malam Kamis: “Ya

Allah, kokohkanlah Islam ini dengan salah stu dua orang yaitu Al-Khaththab

atau Abu Jahal bin Hisyam.” Kemudian berangkatlah Umar menghadap

Rasulullah dan menyatakan masuk Islam. Kemudian tersiarlah berita

keislaman Umar.15

Semua riwayat tentang berita keislaman Umar menghimpun informasi

bahwa Umar mendengar atau membaca Al-Qur’an. Sehingga inilah salah satu

pendorong masuknya Umar ke dalam agama Islam. Dengan tetap tidak

15. Lihat : Ibnu Hisyam, Sîrah Nabawiyyah, h. 329-334 dan Ibnu Ishaq, Sîrah

Nabawiyah, 220

Page 26: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

7

menafikan faktor-faktor lain dalam sejarah keislaman Umar. Walaupun begitu

faktor-faktor tersebut tidak bisa menafikan bahwa pengaruh kemukzijatan Al-

Qur’an sangat besar dalam sejarah keislaman Umar, yang mana membuatnya

bersegera untuk memeluk agama Islam.16

Itulah kisah nyata dalam sejarah, tentang keislaman Umar bin Khattab.

Adapun kisah kekufuran Al Walid bin Al Mughirah terdapat dalam riwayat-

riwayat yang sangat banyak di antaranya :

Diriwayatkan oleh sahabat mulia yaitu Abdullah bin Abbas beliau

menuturkan17 : Bahwasannya Al Walid bin Al Mughirah datang kepada

Rasulullah shallallâhu’alaihi wa sallam, maka Nabi pun membacakan

kepadanya Al-Qur’an dan sepertinya Al Walid tersentuh dengan ayat-ayat Al-

Qur’an. Kemudian sampailah kabar tentang ini kepada Abu Jahal. Maka Abu

Jahal langsung pergi menemui Al Walid dan berkata: “Hai Al Walid,

sesungguhnya kaummu bermaksud mengumpulkan harta untuk diberikan

kepadamu. Sungguh kamu telah mendatangi Muhammad dan kamu terpesona

terhadap apa yang dibawanya.” Kemudian Al Walid menimpal dan berkata:

“Kaum Quraisy sudah mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling

banyak hartanya diantara mereka. Jadi untuk apa mereka mengumpulkan harta

16. Sayyid Qutub, Tashwîr al Fanniy fil Qur’an, h.13

Diantara sebab lain masuknya Umar kedalam agama Islam adalah doa Rasulullah

Shallahu’alaihi wasallam sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih yang diriwayatkan dari

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam berdoa:

س لام ب أحب " ز الإ ل أو ب عمر ب ن ال خطاب اللهم أع جلي ن إ لي ك ب أب ى جه . قال وكان أحبهما إ لي ه عمر "هذي ن الر

“Ya Allah, muliakanlah agama Islam dengan salah seorang yang lebih Engkau cintai dari

diantarkedua laki-laki ini: Abu Jahal atau Umar Khaththab.”Perawi mengatakan bahwa yang

lebih dicintai oleh Allah adalah Umar. (HR. Tirmidzi, no. 3682)

Menurut Syekh Mahmud Al Mishry bahwa pendapat yang rajih tentang sebab Islamnya

Umar Bin Khattab adalah karena do’a Nabi ini. Adapun penyebab lain yang ada dalam riwayat-

riwayat yang masyhur, semuanya adalah riwayat yang dhaif. Lihat: Mahmud Al Mishry,

Asẖâbu ar Rasûl shallallâhu ‘alaihi wa sallam, (Syibrul Khoimah: Dar Attaqwa li an Nasyri

wa at Tauzi’, 2002) Cet. Ke-1 Jilid 1 h. 98 17 Ibnu Katsir, Tafsîr Al-Qur’an al Azhîm, ( Dar Attayibah li an Nasyri wa at Tauzi’,

1999), Cet. Ke-2 Jilid 8 h.267

Page 27: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

8

untukku?” Abu Jahal pun berkata: “Katakanlah tentang Al-Qur’an dengan

sebuah perkataan yang menunjukkan bahwa kamu ingkar dan benci

terhadapnya hingga kaummu mengetahuinya.”

Kemudian Al Walid menjawab: “Apa yang harus aku katakan (tentang

Al-Qur’an)? Demi Allah, tidak seorang pun diantara kalian yang lebih

mengetahui tentang sya’ir-sya’ir, prosa, qashidah dan juga sya’ir-sya’ir jin

sebagaimana yang aku ketahui. Demi Allah apa yang disampaikan Muhammad

tidak serupa dengan itu sedikitpun. Demi Allah sesungguhnya perkataan yang

ia ucapkan sangat enak (didengar), nikmat (dirasakan jiwa) dan sungguh

bagian atasnya berbuah dan bagian bawahnya begitu subur. Perkataannya

begitu luhur dan tidak ada yang mengunggulinya serta menghantam apa yang

ada di bawahnya.” Kemudian Abu Jahal mengomentari: “Demi Allah kaummu

tidak akan ridha sampai kamu mencelanya.” Al Walid berkata: “Tinggalkanlah

aku, sehingga aku berfikir.” Maka berkatalah Al Walid (tentang Al-Qur’an ):

“Al-Qur’an ini adalah sihir yang memberikan pengaruh dan bisa

mempengaruhi yang lain.” Dalam riwayat lain ia berkata: “Sungguh Al-Qur’an

ini adalah sihir yang sangat berpengaruh. Tidaklah kalian melihat Al-Qur’an

ini bisa memisahkan antara seseorang dengan keluarganya, anak-anaknya dan

juga budak-budaknya!” Maka turunlah surat Al-Muddatstsir ayat 11.18

ي دا ن ي ومن خلق ت وح ذر

“Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri

telah menciptakannya.”(QS. Al-Muddatstsir [74]: 11)

Kisah diatas hanya salah satu contoh dari sekian banyak contoh sekaligus

menjadi saksi dan bukti bahwa manusia sangat lemah di hadapan sastra Al-

Qur’an yang merupakan kalâmullâh .19 Padahal Al Walid adalah seorang yang

18. Manna’ Al Qattan, Mabâhits fî ‘Ulûmil Qur’an, ( Kairo: Maktabah Wahbah,1995),

h. 259 19 Diantara contoh lain adalah kisah Islamnya sahabat yang mulia Usaid bin Al Khudair

oleh sahabat yang mulia Mus’ab Bin Umair. Sebagaimana dituturkan oleh Aisyah Binti Syathi’

Page 28: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

9

paling senior dan paling faham terhadap sastra-sastra Arab bahkan sya’ir -

sya’ir jin. Namun walaupun begitu ia tak berdaya dan sangat lemah di hadapan

ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Dari dua kisah di atas semakin jelas dan teranglah bahwa Al-Qur’an

memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan dan kebiasaan

bangsa Arab sehingga tidak sedikit di antara mereka yang tadinya gemar

menghafal dan mempelajari sya’ir-sya’ir, kemudian beralih kepada menghafal

dan mempelajari Al-Qur’an. 20

Para cendikiawan muslim telah berusaha meneliti dan mengkaji tentang

rahasia keajaiban pengaruh Al-Qur’an termasuk di dalamnya penelitian

tentang i’jâzul Qur’an. Mereka telah banyak membahas tentang berbagai sisi

kemukjizatan Al-Qur’an. Dan memang benar terbukti bahwa sisi kemukjizatan

Al-Qur’an sangatlah banyak sehingga tidak mungkin bisa dibahas seluruhnya.

dalam bukunya Al I’jâz Al Bayâni lil Qur’an yang dijadikan sebagai dalil kemukjizatan Al-

Qur’an. Karena dalam kisah tersebut dijelaskan bahwa Usaid Bin Khudoir tadinya hendak

mengusir Mus’ab bin Umair dari tempat tinggalnya karena telah mengajarkan sesuatu ajaran

yang aneh dan baru kepada penduduk yang ada disana, namun setelah Usaid Bin Khudoir

mendengarkan apa yang dibawa Mus’ab Bin Umair yaitu Al-Qur’an maka seketika itu pula

Usaid langsung menyatakan masuk Islam. Dan mengajak kaumnya untuk masuk Islam pula,

dan pada akhirnya semua kaumnya masuk Islam. Lihat: Aisyah Binti Syathi’, al I’jâz al Bayâni

lil Qur’an wa Masâil Ibn al Azraq, ( Kairo: Dar Al M’aarif, 1984) Cet. Ke-3 h. 41-42. Lihat

pula: Mahmud Al Misriy, Ashhabur Rasul,( Syibrul Khoimah: Dar Attaqwa, 2002) Cet. Ke-1

Jilid 2 h. 190-192 20. Seperti yang terjadi pada Labid bin Rabi’ah (534-644 M) salah seorang penyair

yang terkenal sejak zaman jahiliyah dan termasuk ke dalam jajaran penyair al mu’allaqât as

sab’ah (sya’ir-sya’irnya sangat fenomenal di kalangan bangsa Arab, sehingga memdapat

kemuliaan untuk ditempelkan di dinding atau di kain yang menutupi ka’bah). Pada awalnya ia

hendak membendung pengaruh Al-Qur’an yang sudah menyebar ke semua suku-suku Arab

dengan sya’ir-sya’irnya yang terkenal, namun setelah ia berusaha sekuat tenaga hasilnya sia-

sia dan percuma. Akhirnya ia pun terpesona dengan Al-Qur’an dan memutuskan untuk masuk

Islam kemudian ia pun beralih dari mempelajari sya’ir kepada mempelajari Al-Qur’an dan

menghafalkannya. Sehingga ketika di zaman kekhalifahan Umar, ia diminta oleh khalifah

untuk menuliskan sebuah sya’ir tentang Islam namun ia menolaknya dan menggantikannya

dengan tulisan surat Al-Baqarah. Kemudian ia menyodorkan lembaran tersebut kepada

khalifah Umar seraya berkata: “Allah telah menggantikan untukku dengan ini (ayat Al-Qur’an)

sebagai pengganti sya’ir-sya’ir.” Maka khalifah Umar pun memberi hadiah untuknya dan

menambahkannya. Lihat : Abu Abdullah Al Husain Az Zauzani, Syarh Al Mu’allaqât As

Sab’ah, ( Beirut: ad Dar Al ‘Alamiyah: 1992) h. 7 dan 87

Page 29: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

10

Disamping, karena semakin hari ilmu pengetahuan semakin berkembang dan

pasti akan selalu ada hal-hal baru yang ditemukan oleh para ilmuan Islam

mengenai i’jaz dan pengaruh Al-Qur’an. 21

Oleh karena itu, siapa saja yang mengkaji dan menghayati Al-Qur’an

serta mentadaburi ayat demi ayatnya, maka pasti ia akan menemukan sisi

kemukjizatan Al-Qur’an dan ia pasti akan mendapati bahwa setiap susunan

huruf, kata, kalimat dan uslûb (gaya bahasa) Al-Qur’an serta bunyi-bunyi atau

irama ayat-ayatnya sangat menakjubkan, penuh dengan makna. Di antara

contohnya adalah sebagai berikut:

1. Surat As-Sajadah Ayat 26-27

ي أ م ا ن ف ي ذل ك ل ن ه ن ف ي مسك شو ن يم ن ال قرو م م ن قب ل ه نا م لك د لهم كم اه ت افلا ولم يه

ن معو ض (62) يس ر ق ال ماء ا لى ال ا انا نسو ن ه اولم يرو عا تأ كل م ج ب ه زر ر ال جرز فنخ

ن رو (67) ان عامهم وان فسهم افلا يب ص

“Dan tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka, betapa banyak umat-

umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, sedangkan mereka sendiri

berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sungguh, pada yang demikian

itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah). Apakah mereka tidak

mendengarkan (memperhatikan)?Dan tidakkah mereka memperhatikan,

bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus,

lalu Kami tumbuhkan (dengan air hujan itu) tanam-tanaman sehingga hewan-

hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka

mengapa mereka tidak memperhatikan?”( QS. As-Sajadah [32]: 26-27)

Pada ayat ke 26 diakhiri dengan ن معو dan pada ayat ke 27 diakhiri افلا يس

dengan ن رو dan kedua ayat ini mempunyai kesamaan huruf akhir yaitu افلا يب ص

huruf wau dan nun sehingga menimbulkan bunyi yang selaras, seimbang dan

indah. Adapun hubungan antara akhir ayat beserta makna yang terkandung di

dalamnya adalah; pada ayat 26 berbicara tentang kondisi-kondisi ummat

terdahulu yang sudah Allah binasakan, sehingga yang menjadi fokus

21. Abdul Karim Haqah, al Fâshilah fîl Juz al Akhîr Min Al-Qur’an, h.8

Page 30: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

11

pembicaraannya adalah tentang sejarah umat terdahulu. Maka akan sangat

cocok dan pas ayat tersebut diakhiri dengan kalimat ن معو karena افلا يس

peristiwa sejarah yang telah berlalu hanya bisa didengarkan saja. Adapun pada

ayat ke 27 fokus pembicaraannya adalah mengenai proses turunnya hujan dari

langit, yang mana peristiwa turunnya hujan bisa disaksikan langsung oleh mata

sehingga ayat tersebut sangat cocok dan pas diakhiri dengan kalimat افلا

ن رو 22.يب ص

2. Surat Al-Balad Ayat 1-7

بلد م ب هذا ال بلد (1) ل اق س ب هذا ال ل ما ولد ( 6)وان ت ح ن سان ف ( 3)ووال د و نا ال ي لقد خلق

ر علي ه احد ( 4)كبد سب ان لن يق د ت مال لبدا ( 5)ايح لك ل اه سب ان لم يره ( 2)يقو ايح

(7) احد

“Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah) dan engkau (Muhammad,

bertempat di negeri (Mekah) ini, dan demi (pertalian) bapak dan anaknya.

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

Apakah dia (manusia) itu mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang berkuasa

atasnya? Dia mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”

Apakah dia mengira bahwa tidak ada sesuatu pun yang melihatnya?” (QS. Al-

Balad [90]: 1-7)

Pada ayat-ayat di atas semua fâshilah diakhiri dengan huruf yang sama

yaitu huruf dâl kecuali ayat ke 6 diakhiri dengan alif namun huruf sebelumnya

adalah huruf dâl. Pada surat ini Allah bersumpah dengan kota Mekah, dengan

keberadaan nabi Muhammad di kota Mekah, dan bersumpah dengan setiap

bapak (nabi Adam) beserta keturunannya, bahwasannya manusia diciptakan

dalam keadaan susah payah. Adapun hikmah dari keterkaitan antara fâshilah

ayat dengan isi kandunganya, terutama jika dilihat dari huruf akhirnya yaitu

huruf dâl, maka ia adalah huruf yang syiddah (kuat) dan jahr (nyaring, jelas

22. Muhammad As Shaghir Maisah, Jamâliyât al Ī’qo’ Shauti fil Qur’an al Karîm,

(Sukroh: Jami’ah Muhammad khudoir, 2012), h. 38-39

Page 31: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

12

dan terang) dan huruf ini sangat cocok dengan makna yang terkandung dalam

ayat-ayatnya. Karena sumpah pada ayat-ayat di atas hakikatnya adalah sebagai

penguat dan penegas, juga sebagai bentuk ta’zhim atau pengagungan yang

ditujukan untuk kota Mekah, kedudukan Nabi Muhammad dan pengagungan

untuk yang menciptakan manusia dari ketiadaan yaitu Allah ‘Azza wa Jalla.

Dan sebenarnya pengagungan tersebut hakikatnya adalah untuk Allah semata

yang menciptakan manusia dan segalanya. Selain itu huruf dâl sangat cocok

dengan kata كبد yang berarti hakikat keadaan manusia. Sebagaimana huruf dal

juga sangat cocok dengan makna yang terkandung dalam kata احد yaitu sebagai

jawaban dari pertanyaan yang ada dalam ayat yang ke 5 dan 7 yaitu bahwa

Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu dan Allah Maha Melihat.23

Itulah dua diantara contoh dari sekian banyak contoh-contoh dalam Al-

Qur’an. Sehingga dari sinilah perhatian para ulama terhadap pembahasan i’jaz

bayâni24 dan i’jâz lughawi dalam Al-Qur’an sangat besar. Di antara karya-

karya ulama yang banyak memuat tentang pembahasan‘ijaz, baik yang

23. Abdul Karim Haqah, al Fâshilah fil Juz al Akhîr Min Al-Qur’an, (Sukroh: Jami’ah

Muhammad Khudair 2009), h. 114-115 24 I’jaz Bayâni atau disebut juga dengan i’jaz balâghi definisinya adalah :

و ة اد ب ع ه ع ي ر ش ت ان ي ي ب ف آن ر ق ال ل ث م ب ان ي ت لى الإ ع ي د ح الت ب م ه ت ر د ى ق ل ع ن الج و ان س ن الإ ز ج ع ات ب ث إ و ي ه ان ي الب از ج ع الإ

اه و ع ي د ف ل و س الر ق د ص ار ه ظ إ د ص ق ة ل ام ع م

Penetapan (pembuktian) akan kelemahan kemampuan manusia dan jin dengan cara

tahaddiy (tantangan) untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Qur’an dalam hal

penjelasan syari’at-syari’atnya yang berhubungan dengan ibadah atau muamalah. Dengan

tujuan untuk menampakkan (membuktikan) kebenaran (ajaran) Rasulullah shallallâhu’alaihi

wasallam sebagaimana pengakuan beliau.

Dari definisi tersebut ada beberapa poin penting yaitu:

- Al-Qur’an Al Karim adalah mu’jizat, tidak dilihat dari kuantitas dan ukurannya, baik

sedikit atau banyak semuanya adalah mu’jizat

- Kemu’jizatan Al-Qur’an ada pada semua aspeknya, aspek bayan (penjelasan isinya),

struktur bahasa, uslûb dll. Keunggulan dan kelebihan bahasa dan sastra Al-Qur’an diatas

semua bahasa manusia dan jin.

- Tantangan untuk menandingi Al-Qur’an terus berlaku bagi semua manusia dan jin, dan

tantangan ini akan terus berlaku sampai hari kiamat

- Al-Qur’an adalah haq dan bukti bahwa nabi Muhammad berada di atas yang haq sekaligus

menunjukan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang haq.

Lihat : Ammar Sâsi, Al I’jaz Al Bayâniy Fil Qur’an al Karîm, (AL Balidah: Dâr

Ma’ârif, 2003) Cet. Ke-1 h. 77

Page 32: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

13

membahas secara langsung dan khusus seperti kitab an Nukat fî I’jâzil Qur’an

al Karîm karya Ali bin Isa Ar Rummani, I’jâzul Qur’an wal Balâghah an

Nabawiyyah karya syekh Musthafa Shadiq ar Rafi’i, at Tashwîr al Fanniy fil

Qur’an karya syekh Sayyid Qutub, atau yang membahas secara tidak langsung

seperti kitab-kitab tafsir yaitu Tafsir al Kasysyaf karya imam az Zamakhsyari,

Tafsir al Baẖr al Muẖith karya imam ar Razi, Nazhm ad Durar fî Tanâsub al

Âyât wa as Suwar karya imam Burhanuddin Al Biqa’i, Tafsir at Taẖrîr wa

Tanwîr karya imam Ibnu ‘Asyur, Tafsir Fi Zhilâlil Qur’an karya syekh Sayyid

Qutub, TafsîrAl Marâghi karya syekh Mushthafa Al Maraghi, dan lain-lain.

Dengan banyaknya karya ulama tersebut maka penulis sangat tertarik

untuk mengkaji salah satu dari bagian i’jazul Qur’an terkhusus mengenai i’jaz

bayâni dan i’jâz lughawi yaitu tentang al munâsabah. Mengingat jenis-jenis

munâsabah dalam Al-Qur’an sangat banyak, maka penelitian ini hanya akan

fokus membahas tentang munâsabah atau korelasi antara lafazh (bunyi) akhir

ayat (fâshilah) dengan makna yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an

khususnya dalam juz Tabârak atau juz 29. Adapun alasan penulis memilih

tema ini adalah sebagai berikut :

Pertama, pembahasan mengenai i’jazul Qur’an merupakan topik kajian

yang sangat penting untuk diteliti dan dipahami oleh setiap muslim. Karena

hal tersebut termasuk ke dalam bentuk pengamalan dari firman Allah

Subẖânahû wa Ta’ala yaitu:

ه إ ليك م ـ ب أنزلن ـ ت ب ك ـ لوا ٱلألب يتذكر أو ت ه ۦ ول ـ ا ءاي يدبرو ل رك ـ ب

“Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh

dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya

mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai akal pikiran.” (QS. Shâd

[38]: 29)

Dan mengkaji tentang i’jazul Qur’an (sisi kemukjizatan Al-Qur’an)

termasuk bagian dari taddabur Al-Qur’an. Bahkan dengan mengkaji dan

Page 33: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

14

memahami sisi kemukjizatan Al-Qur’an, maka akan semakin menambah dan

memperkuat keimanan seseorang kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Kedua, pentingnya mempelajari dan memahami ilmu munâsabah Al-

Qur’an bagi setiap muslim terutama bagi seorang ulama dan da’i. Karena

dengan mempelajari ilmu ini, maka akan sangat membantu dalam memahami

lebih dalam setiap kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Adanya ilmu munâsabah

ini menjadikan setiap huruf, kata, kalimat, ayat dan surat yang ada dalam Al-

Qur’an seolah-olah sesuatu kesatuan yang utuh yang tidak terpisahkan.

Sebagaimana yang dikatakan oleh imam Ibnu Al-‘Arabi25 bahwa munâsabah

adalah keterikatan ayat-ayat Al-Qur'an satu dengan yang lainnya sehingga

seolah-olah menjadi satu ungkapan yang mempunyai kesatuan makna dan

keteraturan redaksi. Oleh karena itu, ilmu munâsabah merupakan ilmu yang

sangat agung.26

Ketiga, pembahasan mengenai fawâshil Qur’aniyyah yang

dihubungkan dengan ilmu dalâlah (semantik) dan ilmu ashwât (fonologi)

belum mendapatkan perhatian yang banyak dari kalangan peneliti dan pengkaji

tafsir di Indonesia. Sehingga penulis merasa terpanggil sekaligus tertantang

untuk mengkaji dan meneliti tema ini. Dengan harapan, penelitian ini bisa

menjadi inspirasi bagi peneliti selanjutnya.

Keempat, dalam penelitian ini penulis memilih fokus pada pembahasan

munâsabah dalam juz Tabarak, disebabkan beberapa pertimbangan, di

antaranya adalah :

25. Muhammad bin Abdullah bin muhammad bin Abdullah bin Ahmad yang terkenal

dengan sebutan Ibnul ‘Arabiy Al Qadhi Abu Bakar Al Ma’arifi al Isybili Al Andalusi Al

Maliki. Dilahirkan di Isybilia (sebuah daerah di Spayol) pada tahun 468 H. dan wafat pada

tahun 543 H. seorang mujtahid dan al hafidz fil hadits. Beliau sangat ahli dalam berbagai

bidang ilmu seperti usul fiqh, hadits, tafsir dll. Diantara karyanya dalam bidang tafsir adalah

At Tafsir dalam 5 jilid dan dalam bidang hadits adalah Kitab ‘Aridhah al Ahwadzi fi Syarh at

Tirmidzi. Lihat : Khairuddin Az Zarkali, al A’lam, Jilid 6 h. 230 dan Shalahuddin Khalil ash

Shafadi, Al Wâfî bil Wafâyât, (Beirut: Dar Ihya at Turats al ‘Arabiy, 2000), Jilid 3 Cet. Ke-1

h. 265-266 26. Jalaluddin As Suyuthi, Al Itqan fi ‘Ulumil Qur’an, jilid 3, h. 268

Page 34: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

15

1. Surat-surat yang ada dalam juz Tabarak memiliki ayat-ayat yang pendek

dan memiliki fawâshil yang beragam. Di antaranya adalah fâshilah yang

diakhiri huruf ra yang sebelumnya mad seperti dalam surat Al-Mulk, Nûh,

Al-Insân, fâshilah yang diakhiri huruf nun yang sebelumnya huruf wau dan

ya sukun seperti dalam surat Al-Qalam, fâshilah yang diakhiri huruf ta

marbûthah yang menghasilkan bunyi ha sukun seperti dalam surat, Al-

Hâqqah , Al-Qiyâmah, fâshilah yang diakhiri dengan huruf-huruf yang

dipanjangkan sebanyak 2 harakat, seperti huruf ra di surat Nûh, huruf dal

di surat Al-Jin, huruf lam di surat Al-Muzzammil, fâshilah yang di akhiri

dengan huruf ra yang disukunkan karena waqaf yaitu dalam surat Al-

Muddatstsir dan sebagainya.

2. Semua surat yang ada dalam juz 29 adalah termasuk surat-surat makiyah.27

Sebagaimana sudah diketahui bahwa tema dan kandungan surat-surat

makiyah28 adalah tentang perbaikan aqidah, menjauhi perkara syirik,

keimanan kepada Allah, hari kebangkitan dan lain-lain.29 Sehingga perkara

27 Lihat : Abdurahman bin Nasir As Sa’diy, Taisîr al Karîm ar Rahmân fî Tafsîr

Kalâmil Mannân,( Riyadh: Dar Assunnah, 2005) Cet. Ke-1 h. 875-903

Dalam kitab tafsir al Muẖarrar Al Wajîz fî Tafsîr Kitâb al ‘Azîz karya imam Ibn ‘Atihyah al

Andalusi disebutkan, sebagian ulama tafsir berpendapat surat Al-Insân termasuk Makiyah dan

sebagian yang lain mengatakan termasuk surat Madaniyah. Diantara yang berpendapat

Madaniyah adalah Qotadah dan Mujahid. Lihat: Abdul Haq bin Ghalib bin ‘Athiyah Al

Andalusiy, al Muẖarrar Al Wajîz fî Tafsîr Kitâab al ‘Azîz (Libanon: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah,

1993) h. 380

28 Para ulama berbeda pendapat mengenai dhabith (ketentuan) pengertian Makiyah

dan Madaniyah. Pendapat pertama yaitu: Makiyah adalah semua ayat/surat yang turun sebelum

hijrah Rasul shallahu’alaihi wasallam, Madaniyah adalah semua ayat/surat setelah hijrah.Ini

adalah pendapat yang paling masyhur, karena pengertian ini adalah yang paling syumul (

lengkap dan menyeluruh) dan mencakup semua bagiannya.

Pendapat kedua yaitu: Makiyah adalah ayat atau surat yang turun di kota Mekah

walaupun setelah hijrah. Sedangkan Madaniyah adalah ayat atau surat yang turun di kota

Madinah. Pendapat Ketiga: Makiyah adalah ayat atau surat yang khitabnya ditujukan kepada

Ahli Mekah dan Madaniyah adalah ayat atau surat yang khithabnya untuk ahli Madinah.

Diantara tiga pendapat ini menurut Nuruddin ‘Ithr pendapat yang paling banyak diterima oleh

para ulama adalah pendapat pertama. Lihat: Nuruddin ‘Ithr, ‘Ulûmul Qur’an al

Karim,(Damaskus: Mathba’atu Asshobah, 1993) Cet. Ke-1 h.55-56 29Lihat: Muhammad Faruq An Nabhan, Al Madkhal ilâ ‘Ulûmil Qur’an al Karim,

(Halab: Dar ‘Alamil Qur’an, 2005) h. 95

Page 35: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

16

ini sangat penting dan harus selalu diperhatikan oleh seorang da’i dan setiap

muslim secara umum.

3. Dalam juz 29 terdapat banyak kisah yang bisa dijadikan pelajaran,

diantaranya kisah pemilik kebun dalam surat Al-Qalam, kisah nabi Nûh

bersama kaumnya, kisah golongan Jin yang menyimak Al-Qur’an dan kisah

Al Walid bin Al Mughirah dalam surat Al-Muddatstsir .30

4. Juz Tabârak31 adalah juz yang banyak dihafal di masyarakat Indonesia

selain juz ‘Amma atau juz 30. Diantara suratnya ada yang sangat populer

dan tidak asing di kalangan masyarakat Indonesia yaitu surat Al-Mulk.32

Karena surat Al-Mulk ini memiliki keutamaan khusus yang tidak dimiliki

oleh surat yang lain.33

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Kajian dan penelitian tentang korelasi antara lafazh (bunyi) dan makna

yang ada dalam ayat Al-Qur’an adalah pembahasan mengenai munâsabah

30.Lihat: Ibnu Katsir, Tafsîr Al-Qur’an al Azhîm, ( Dar Attayibah Linnasyri wa Tauzi’,

1999), Cet. Ke-2 Jilid 8 h.174-301 31. Diantara kitab yang membahas secara khusus tentang tafsir juz Tabârak adalah

kitab karya syekh Musthafa Al ‘Adawi dengan judul at Tashîl li Ta’wîl at Tanzîl Tafsîr Juz

Tabârak fi Su’âl wa al Jawâb, yang diterbitkan oleh Maktabah Makkah ; Tonto, Mesir tahun

2002 dan kitab Muqarrar Tafsîr Juz Tabârak yang disusun oleh 3 orang syekh yaitu syekh Dr.

Zhahir bin Fakhri az Zhahir, syekh Thalal bin ‘Isa al Fadhikh dan syekh Ibrahim bin

Muhammad as Sulthan. Kitab ini dijadikan buku panduan atau buku pembelajaran di Jami’ah

al Islamiyah ( Universitas Islam) pada Fakultas Syariah di Madinah, Saudi Arabia. 32. Lihat : https://id.wikipedia.org/wiki/Juz_29 diakses tanggal 05 Mei 2021 pukul

10: 22 WIB

33. Dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah

bahwasannya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam, bersabda: “Ada suatu surat dari Al-Qur’an

yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai

dia diampuni, yaitu: “Tabârakalladzî Biyadihil Mulku.. (surat Al-Mulk)”(HR. At Tirmidzî)

Adapun teks lengkap hadits ini akan dipaparkan pada bab ke empat dalam pembahasan surat

Al-Mulk.

Page 36: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

17

antara lafazh atau bunyi akhir yang digunakan Al-Qur’an untuk menjelaskan

makna yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut. Sehingga dalam

pembahasan ini secara tidak langsung meliputi beberapa hal penting yaitu:

ilmu munâsabah, ilmu dalâlah, ilmu ashwât dan fawâshil Al-Qur’an. Oleh

karena itu penulis melihat ada beberapa permasalahan penting yang menjadi

pembahasan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Adanya pro kontra tentang hukum mengkaji dan mendalami ilmu

munâsabah dalam Al-Qur’an.

b. Adanya hubungan antara ilmu munâsabah dengan fawâshil ayat.

c. Adanya perbedaan ulama tentang pengertian fawâshil dan sajak.

d. Adanya pro kontra di kalangan ulama mengenai istilah yang pantas untuk

kata atau kalimat yang berada di ujung ayat dalam Al-Qur’an, ada yang

memilih istilah sajak dan ada yang lebih mengutamakan istilah fâshilah.

e. Adanya pengaruh yang sangat besar dari fâshilah terhadap bentuk kata dan

struktur kalimat dalam ayat Al-Qur’an.

f. Adanya pengaruh yang sangat besar dari keberagaman dan perbedaan bunyi

huruf-huruf hijaiyah pada fâshilah ayat terhadap kandungan makna suatu

surat.

g. Adanya korelasi antara ilmu dalâlah (semantik) dan ilmu ashwât (fonologi),

antara lafazh dan makna.

h. Adanya keterkaitan yang sangat kuat dan erat antara lafazh (bunyi) dan

makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an terutama dalam setiap

fâshilah surat yang ada pada juz Tabârak.

2. Pembatasan Masalah

Sebenarnya pembahasan mengenai ilmu munâsabah Al-Qur’an sangat

luas, mencakup semua munâsabah yang ada dalam Al-Qur’an. Baik

munâsabah khârijiyah yang meliputi : Munâsabah antara surat sebelumnya

Page 37: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

18

dan sesudahnya, munâsabah penutup surat dengan permulaan surat setelahnya,

munâsabah permulaan surat dengan permulaan surat setelahnya atau

munâsabah dâkhiliyah yang meliputi : Munâsabah urutan ayat dalam satu

surat, munâsabah permulaan surat yang disesuaikan dengan tema kandungan

surat, munâsabah permulaan surat dengan penutup surat, munâsabah fâshilah

ayat dengan makna kandungan ayat atau munâsabah antara irama atau bunyi

dengan makna yang terkandung di dalamnya dll.

Oleh karena itu, agar pembahasan pada tesis ini tidak melebar kemana-

mana maka penulis hanya memfokuskan penelitiannya pada pembahasan

mengenai munâsabah antara lafazh (bunyi) akhir ayat (fâshilah) dengan makna

kandungan ayatnya terkhusus dalam surat- surat di juz Tabârak atau juz 29.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka

perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa dampak pendekatan semantik-fonologi dalam menganalisis korelasi

antara fâshilah ayat dan maknanya?

2. Bagaimana korelasi (munâsabah) antara lafazh (bunyi) dan makna yang

ada pada fâshilah ayat-ayat di juz Tabârak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang disebutkan di atas maka tujuan

penelitian tesis ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis dampak pendekatan semantik-

fonologi dalam menganalisis korelasi antara fâshilah ayat dan maknanya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis korelasi atau munâsabah antara

lafazh (bunyi) dan makna yang ada dalam fâshilah ayat-ayat di juz

Tabârak.

Page 38: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

19

D. Kegunaan Penelitian

Diantara kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmiyah

dalam kepustakaan Islam secara umum. Terkhusus dalam bidang ilmu Al-

Qur’an dan tafsir karena pembahasan dalam penelitian ini mengenai sisi

i’jaz bayâni, dan i’jâz shauti dalam Al-Qur’an. Terutama mengenai

munâsabah atau korelasi antara lafazh (bunyi) dan makna dalam fâshilah

surat-surat di juz Tabârak atau juz 29.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

pengetahuan dan pemahaman tentang adanya hubungan yang kuat antara

lafazh (bunyi) akhir yang digunakan dalam fâshilah ayat Al-Qur’an dengan

makna yang terkandung di dalamnya terutama dalam fâshilah ayat surat-

surat pada juz Tabârak atau juz 29. Selain itu, penelitian ini diharapkan

pula mampu menyumbangkan gagasan pikiran bagi peneliti selanjutnya

agar terus mengkaji Al-Qur’an dari berbagai aspeknya terutama aspek i’jâz

bayâni dan i’jâz shauti.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi dan

referensi bagi para pecinta Al-Qur’an, pengkaji Al-Qur’an dan tafsir, dan

bagi seluruh kaum muslimin secara umum khususnya di negeri tercinta

Indonesia, dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam

terhadap Al-Qur’an beserta tafsirnya terutama dari sisi kemukjizatannya.

E. Kajian Pustaka

Setelah penulis mencari dan meneliti beberapa tulisan-tulisan yang

membahas tentang tema ini, maka penulis menemukan beberapa kajian

ilmiyah, baik berbentuk buku, penelitian tesis atau lainnya. Di antaranya

adalah sebagai berikut:

Page 39: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

20

Pertama : Tesis yang berjudul Al Fâsilah fî Juz Al Akhîr Min Al-Qur’an

Dirâsah Shautiyah Dalâliyah yang ditulis oleh Abdul Karim Haqah untuk

mendapatkan gelar Magister pada jurusan Bahasa dan Sastra di Universitas

Muhammad Khudhair, Sakrah, Al Jazair pada tahun 2009. Tesis ini sangat

bagus dan sangat berharga karena sangat membantu penulis. Terlebih tema

yang dibahas secara umum memiliki kesamaaan dengan tema yang akan

penulis kaji dan teliti yaitu seputar fâshilah. Tesis ini penelitiannya fokus pada

fâshilah yang ada pada juz 30 dari sisi dalâlah shautiyah yaitu indikasi bunyi

yang timbul dari setiap fâshilah surat-surat pada juz 30. Dari bunyi huruf-huruf

tersebut menghasilkan makna yang relevan dan sangat cocok dengan

kandungan ayat tersebut. Dengan kata lain penulisnya berusaha

mengkorelasikan antara makna ayat dengan bunyi fâshilah yang ada pada ayat

tersebut. Objek penelitian yang dibahas pada tesis tersebut adalah terfokus

pada juz 30 saja adapun juz 29 atau juz Tabârak tidak dibahas, sehingga objek

penelitiannya berbeda dengan yang akan dibahas oleh penulis pada tesis ini.

Selain itu, penulis melihat objek penelitian ini belum banyak disentuh oleh

para peneliti di Indonesia, bahkan sangat jarang dibahas dan diteliti. Oleh

karenanya mudah-mudahan tesis penulis nanti bisa menjadi bahan inspirasi

bagi para peneliti selanjutnya.

Kedua: Buku karya D.I Ansusa Putra dengan judul “Sajak Al-Qur’an;

Potret Dialektika Al-Qur’an dan Budaya Verbal Arab Pra Islam” yang

diterbitkan tahun 2011. Buku ini sebelumnya merupakan tesis yang berjudul

“Sajak Dalam Al-Qur’an, Analisa Linguistik Surat Ar Rahman” yang diajukan

oleh penulisnya untuk mendapatkan gelar Magister Agama bidang Humaniora

di Pascasarjan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Diantara kesimpulan penelitian dalam buku ini adalah di dalam Al-

Qur’an terdapat sajak, dan sajak merupakan uslûb yang dipakai oleh Al-Qur’an

untuk menjelaskan tentang inti ajaran Islam yaitu tauhid. Dan kebanyakan

Page 40: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

21

surat-surat yang bersajak adalah makiyah. Sedangkan kota Mekah adalah

tempat pertama kali Al-Qur’an diturunkan. Penggunaan sajak dalam Al-

Qur’an sangat relevan karena ditujukan kepada komunitas yang menjunjung

tinggi sastra yaitu bangsa Arab. Diantara kebiasaan mereka sebelum Al-Qur’an

turun dan sebelum Islam datang adalah bersajak, baik dalam bentuk natsr

(prosa), sya’ir-sya’ir atau bahkan dalam komunikasi sehari-hari. Karena

bahasa Arab sudah menjadi budaya bagi bangsa Arab.

Dalam penelitian buku ini penulisnya mengambil contoh surat Ar-

Rahman sekaligus menjadi pembahasan yang pokok dalam penelitiannya.

Karena surat Ar-Rahman termasuk kedalam golongan surat-surat makiyah.

Ayat-ayat yang ada di dalamnya seluruhnya bersajak. Dan pembahasannya pun

seputar tauhid, nikmat-nikmat Allah, gambaran surga dan neraka.

Oleh karena itu penulis sangat terbantu dengan adanya buku tersebut,

karena tema yang diangkat secara umum memiliki kesamaan dengan tema

yang akan diangkat oleh penulis yaitu tentang sajak atau fâshilah ayat dalam

Al-Qur’an. Namun surat yang menjadi objek penelitian penulis adalah surat-

surat yang ada dalam juz Tabârak atau juz 29. Selain itu penulis akan lebih

memfokuskan pada kajian munâsabah yaitu korelasi antara lafazh atau bunyi

dengan makna yang terkandung di dalamnya dan hal ini tidak dibahas dalam

buku tersebut.

Ketiga: Tesis berjudul “Munâsabah Surat-Surat Juz ‘Amma, Kajian

Terhadap Pemikiran Burhanuddin Al Biqa’i Dalam Kitab Nazhm ad Durar fî

Tanâsub al Ayât wa as Suwar” yang ditulis oleh Said Ali Setiyawan untuk

memperoleh gelar Magister di bidang Ilmu Agama Islam di Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga pada tahun 2015. Dalam kesimpulan tesis ini disebutkan bahwa

setidaknya ada sepuluh jenis munâsabah yang ada dalam juz ‘Amma.

Diantaranya adalah munâsabah antara kata atau kalimat dalam satu ayat. Dari

hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa antara kata demi kata dalam

Page 41: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

22

ayat-ayat Al-Qur’an saling berkaitan dan memiliki hubungan yang sangat kuat.

Sehingga menimbulkan efek i’jâz. Terlebih korelasi antara lafazh atau bunyi

fâshilah beserta maknanya sama sekali belum dibahas pada tesis ini. Oleh

karena itu penulis akan memfokuskan penelitian tesis ini pada sisi munâsabah

antara bunyi dan makna dalam fâshilah ayat Al-Qur’an.

Keempat: Karya ilmiyah berjudul, Dalâlatul Fâshilah fil Qur’an Al

Karim, Surah Al-Mulk Anmudzâjan. Penulisnya adalah dua orang mahasiswi

yaitu Nasyi’ Maryam dan Al-Mulky Ikram. Keduanya merupakan mahasiswi

di Center Univercity Ain Temounchent (C.U.A.T) Al Jazair pada tahun 2016.

Pembahasan dalam karya ilmiyah ini secara umum mirip dengan tema yang

akan penulis bahas yaitu tentang fâshilah. Hanya saja yang menjadi objek

kajiannya adalah surat Al-Mulk saja dan belum menyentuh aspek munâsabah

antara lafazh (bunyi) dengan makna yang dikandung dalam fâshilah ayat-

ayatnya. Sehingga objek penelitiannya berbeda dengan yang akan penulis

bahas pada tesis ini.

Dalam karya ilmiyah ini penulisnya berusaha menghubungkan antara

dalâlah fâshilah yang ada dalam surat Al-Mulk dengan makna yang tersirat

dalam ayat-ayatnya tersebut. Dan diantara kesimpulan yang ada dalam karya

ilmiyah ini adalah fâshilah merupakan ciri khas dari nazham Al-Qur’an.

Sekaligus merupakan uslûb Al-Qur’an sehingga istilah yang sangat layak dan

pantas untuk akhir ayat dalam Al-Qur’an adalah fâshilah bukan sajak. Maka

dari kesimpulan karya ilmiyah ini bisa dipahami bahwa penulisnya sangat

menolak istilah sajak untuk akhir ayat Al-Qur’an dan lebih memilih istilah

fâshilah.

Maka dari hasil kajian pustaka ini penulis menyimpulkan bahwasannya

pembahasan mengenai korelasi antara lafazh (bunyi) dan makna dalam

fâshilah ayat-ayat pada juz Tabârak atau juz 29 belum ada yang membahasnya.

Sehingga masih membutuhkan kajian dan penelitian.

Page 42: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

23

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif atau deskriptif34 kualitatif.35 Karakteristik utama penelitian kualitatif

dalam paradigma postpositivisme36 adalah pencarian makna dibalik data.37

Adapun data utama yang menjadi objek penelitian dalam tesis ini adalah Al -

Qur’an dan kitab-kitab tafsir.

Penelitian dengan pendekatan kualitatif mempunyai ciri-ciri atau

karakteristik diantaranya bersifat ilmiyah, deskriptif, dan membangun teori

dari dalam (grounded theory). Uraian hasil penelitian dengan pendekatan

kualitatif ini bersifat analitik berdasarkan hasil pengkajian terhadap objek

penelitian secara langsung sebagai sumber utama.38

2. Sumber Data

Dengan memperhatikan jenis penelitian di atas maka penulis membagi

sumber data menjadi dua bagian, yaitu sumber data primer dan sekunder.

Diantara sumber data primer adalah kitab-kitab tafsir yang banyak membahas

34. Penelitian Deskriptif menurut Suryabrata sebagaimana dikutip oleh Dadan

Rusmana adalah bertujuan untuk mendeskripsikan (sebuah penelitian) secara sistematis,

faktual dan akurat. Lihat : Dadan Rusmana, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir

(Bandung: Pustaka Setia: 2015), cet.ke-1 h.25 35. Lihat :Dadan Rusmana, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir h.25 36. Dalam filsafat postpositivisme kebenaran didasarkan pada esensi atau sesuai

dengan hakikat objek dan kebenaran bersifat holistic(menyeluruh) Lihat : Dadan Rusmana,

Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir cet.1 h.25 37. Dadan Rusmana,Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir h.24

Penelitian kualitatif dalam aliran postpositivisme dibedakan menjadi dua, yaitu

penelitian kualitatif dalam paradigma fenomologi dan penelitian kualitatif dalam paradigma

bahasa. Penelitian kualitatif dalam paradigma fenomologi bertujuan mencari esensi makna

dibalik fenomena, sedangkan dalam paradigma bahasa bertujuan mencari makna kata ataupun

makna kalimat serta makna tertentu yang terkandung dalam sebuah teks, termasuk teks tafsir

dan teks hasil penelitian. Maka dari penjelasan Dadan Rusmana tersebut. jenis penelitian ini

masuk kedalam jenis penelitian kualitatif dalam paradigma bahasa. 38. Lihat : D.I Ansusa Putra, Sajak Al-Qur’an; Potret Dialektika Al-Qur’an dan

Budaya Verbal Arab Pra Islam, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2011), h.18

Page 43: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

24

tentang munâsabah dan i’jâz bayâni atau i’jâz lughawi seperti Nazhmu ad

Durar karya imam Al Biqa’i, al Baẖru al Muẖith karya imam Abu Hayyan Al

Andalusi, Mafâtiẖ al Ghaib karya imam Ar Razi, Al Kasysyaf karya imam Az

Zamakhsyari, Fî Zhilâlil Qur’an karya syekh Sayyid Qutub, at Taẖrîr wa at

Tanwîr karya syekh Ibnu ‘Asyûr, Tafsîr al Marâghî karya syekh Musthafa Al

Maraghi, Shafwah at Tafâsîr karya syekh Muhammad Ali As Shabuni, dan

Tafsîr al Munîr karya Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili.

Adapun sumber data sekunder adalah semua buku atau karya ilmiyah

yang berhubungan langsung dengan tema penelitian ini, baik berbentuk

desertasi, tesis, jurnal atau lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data.39Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang

berkaitan dengan tujuan penelitian.40

Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan metode dokumentatif

yaitu dengan mengumpulkan, memeriksa dan mencatat apa saja yang relevan

dengan tema penelitian yang bersumber dari kitab-kitab, buku-buku, jurnal

majalah dan lainnya. Pengumpulan data ini diambil dari sumber data primer

dan sekunder.

4. Metode Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, maka tahap

berikutnya adalah tahap analisis. Tahap ini merupakan tahap yang sangat

. 39. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : CV. Alfabeta, 2009), Cet

ke-7, h. 308 40. Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Penerbit Erlangga,

2013),h.61

Page 44: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

25

penting dan menentukan. Pada tahap ini data diolah sedemikian rupa sehingga

berhasil disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk

menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.41

Analisis data melibatkan pengerjaan data, organisasi data, pemilahan

menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-

hal penting dan dipelajari, dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada

orang lain.42

Pembahasan dan pemaparan dalam tesis ini bersifat deskriptif analitik.

Deskriptif adalah suatu metode yang bermaksud untuk menggambarkan data-

data dalam menguji atau menjelaskan sebuah tulisan, untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut dengan pokok masalah. Sedangkan

analitik adalah sebuah tahapan untuk menguraikan data-data yang terkumpul

dan tersusun secara sistematis.

5. Pendekatan yang Digunakan

Dalam menentukan suatu pendekatan dan metode yang relevan dengan

suatu penelitian, maka alangkah baiknya terlebih dahulu harus diketahui

tentang objek penelitian itu sendiri. Adapun objek penelitian pada tesis ini

adalah ayat-ayat suci Al-Qur’an pada surat-surat di juz Tabârak atau juz 29,

terutama mengenai lafazh (bunyi) dan maknanya. Oleh karena itu pada

penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan ilmu bahasa (linguistik)

terutama ilmu balâghah (ilmu stilistika), ilmu dalâlah (semantik) dan ilmu

ashwât (fonologi) dalam mengungkap adanya munâsabah atau korelasi antara

lafazh (bunyi) kata dengan makna yang tersembunyi yang ada pada setiap

ujung ayat-ayatnya (fawâshil).

41. HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2004), Cet Ke-1, h. 96

42. Nurul Zuriah, Metodologi, Penelitian Sosial dan Pendidikan, ( Jakarta: Bumi

Aksara, 2007) Cet. Ke-2, h.217

Page 45: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

26

Menurut penulis menganalisa Al-Qur’an dengan pendekatan ilmu

linguistik (bahasa) terutama ilmu balâghah (stilistika), ilmu dalâlah

(semantik) dan ilmu ashwât (fonologi) adalah hal yang sangat menarik.

Karena Al-Qur’an itu sendiri merupakan sumber rujukan utama dalam ilmu

bahasa dan sastra Arab. Terlebih Al-Qur’an itu adalah kalam ilahi yang tidak

akan pernah habis keajaibannya. Oleh karenanya pendekatan ilmu linguistik

dalam objek kajian tesis ini sangat tepat, cocok dan relevan.

G. Sistematika Penulisan

Sistem penulisan tesis ini merujuk pada buku pedoman penulisan tesis

dan disertasi terbaru yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta

Tahun 2020 edisi revisi. Adapun sistematika dalam penelitian tesis ini, maka

penulis membagi pembahasannya menjadi lima bab, setiap babnya terdiri dari

sub bab dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, permasalahan, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II Ilmu Munâsabah Dan Fawâshil Al-Qur’an

Bab ini meliputi; pengertian ilmu munâsabah menurut bahasa dan

istilah, asal mula ilmu munâsabah, urgensi dan fungsi ilmu munâsabah, pro

kontra ilmu munâsabah di kalangan ulama, jenis-jenis munâsabah, makna atau

pengertian fâshilah menurut bahasa dan istilah, persamaan dan perbedaan

antara sajak, fâshilah dan qâfiyah, pro kontra keberadaan sajak dalam Al-

Qur’an.

Page 46: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

27

Bab III Antara Ilmu Dalâlah Dan Ilmu Ashwât (Semantik-Fonologi)

Bab ini meliputi; pengertian ilmu dalâlah, macam- macam ilmu

dalâlah, pengertian ilmu ashwât, terbentuknya bunyi dalam b. Arab,

hubungan antara lafazh dan makna dan makhârijul huruf dan sifatnya.

Bab IV Analisis Pendekatan Semantik -Fonologi Terhadap Fawâshil Ây

Juz Tabârak

Dalam bab ini akan dibahas mengenai keindahan dan keselarasan bunyi

dalam fâshilah Qur’âniyyah serta korelasi antara lafazh (bunyi) dan makna

dalam fâshilah setiap surat yang ada di juz Tabârak atau juz 29, dimulai dari

surat Al-Mulk sampai dengan surat Al-Mursalât.

Page 47: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

212

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dari bab-bab terdahulu maka penelitian tesis

tentang “ Korelasi Antara Lafazh dan Makna Dalam Fawâshil Qur’âniyyah

(Studi Analisis Semantik – Fonologi terhadap Ayat-Ayat Di Juz Tabârak )”

telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Keberagaman dan perbedaan bunyi huruf-huruf hijaiyah yang

mengakhiri setiap fâshilah ayat-ayat di juz Tabârak sangat berdampak

dan berpengaruh terhadap kandungan makna yang ada pada setiap

suratnya.

2. Adanya keterkaitan yang kuat antara lafazh (bunyi) dan makna dalam

setiap fâshilah ayat-ayat juz Tabârak. Diantara bukti adanya keterkaitan

tersebut adalah kebanyakan ayat-ayat yang menjelaskan tentang

peristiwa hari kiamat, kematian dan azab neraka seperti dalam surat Al-

Hâqqah, Al-Ma’ârij, Al-Muddatstsir, Al-Qiyâmah dan Al-Mursalât

seringkali diakhiri oleh bunyi-bunyi huruf yang memiliki sifat syiddah

(kuat) dan isti’la (terangkat) yang membuat suara tebal dan berat seperti

huruf ق (qaf) atau bunyi yang bersifat jahr (nyaring, jelas, kuat) seperti

huruf ع (‘ain) dan ب (ba) yang menghasilkan bunyi yang jelas dan kuat

serta menunjukan pada ketegasan dan kekuatan, atau bunyi yang bersifat

mufakhamah (tebal) seperti huruf ر yang berharakat fatẖah atau

dhammah atau dalam keadaan sukun yang didahului oleh huruf yang

berharakat fatẖah atau dhammah. Selain itu adalah bunyi yang bersifat

mendalam (‘amîq) seperti huruf هـ atau ة dalam keadaan sukun, yang

menghasilkan suara yang menggemuruh yang mengisyaratkan pada

gambaran kondisi yang sangat mencekam dan menyeramkan. Oleh

Page 48: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

213

karena itu, bunyi- bunyi huruf tersebut sangat sesuai menggambarkan

keadaan peristiwa tersebut.

Adapun ketika ingin menjelaskan tentang petunjuk dan

nasehat untuk Rasulullah shallallâhu’alaihi wasallam maka Al-Qur’an

menggunakan bunyi huruf yang menunjukan pada kelembutan seperti

huruf ل, karena termasuk huruf yang lunak dan mudah ketika diucapkan.

Dan ketika Al-Qur’an ingin menjelaskan tentang kenikmatan yang

diperoleh oleh orang-orang yang beriman ketika di surga maka bunyi

huruf yang dipilih adalah huruf ن dan م yang didahului oleh huruf lîn

(lunak atau lembut) yaitu ي sukun dan و sukun, sehingga menyebabkan

bunyi menjadi panjang, seperti pada surat Al-Qalam , Al-Hâqqah dan

Al-Mursalât atau menggunakan bunyi huruf ر yang disertai alif seperti

yang ada pada surat Al-Mulk dan Al-Insân . Karena huruf ر merupakan

huruf yang memiliki sifat jahr (nyaring, jelas) dan tikrâr (pengulangan

bunyi) sehingga sangat cocok untuk menggambarkan kenikmatan yang

terus-menerus, kekal abadi selamanya.

Selain itu, ketika Al-Qur’an ingin menjelaskan tentang perkara

tauhid yang merupakan perkara yang sangat penting, karena

berhubungan dengan hak Allah Subhânahû wa Ta’âla maka bunyi huruf

yang dipilih adalah huruf yang menunjukan pada ketegasan dan kekuatan

yaitu huruf د, karena huruf ini memiliki sifat syiddah (kuat) sehingga

sangat sesuai dengan makna yang dimaksud, seperti dalam surat Al-Jin .

B. Saran -Saran

Al-Qur’an adalah kalâmullâh yang merupakan petunjuk bagi ummat

manusia. Ia adalah mukjizat abadi sepanjang zaman yang tidak akan pernah

berubah. Isinya selalu relevan dari masa ke masa, dari generasi ke generasi. Ia

adalah samudra yang tidak akan pernah habis ilmunya. Oleh karena itu, setelah

penulis meneliti bagian dari ilmu Al-Qur’an yaitu tentang ilmu munâsabah

Page 49: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

214

ayat. Maka ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan kepada para

pembaca yaitu sebagai berikut:

1. Kajian tentang ilmu munâsabah sangat luas. Sehingga masih sangat

perlu untuk diteliti dan dikaji. Karena dalam hal ini penulis hanya

meneliti salah satu jenis dari ilmu munâsabah yaitu munâsabah antara

lafazh (bunyi) dengan makna pada fâshilah ayat-ayat juz Tabârak.

Adapun jenis yang lain masih sangat banyak, seperti munâsabah fâshilah

ayat dengan makna kandungan ayatnya, munâsabah bentuk kata

(shighah) dengan makna yang dikandung dalam sebuah ayat, munâsabah

fâshilah nama-nama Allah dengan makna ayatnya atau yang lainnya.

2. Dalam penelitian ini, penulis hanya berfokus pada korelasi antara lafazh

dan makna yang ada dalam juz Tabârak saja. Sedangkan pada juz yang

lainnya belum dibahas. Sehingga layak untuk dijadikan bahan penelitian

selanjutnya. Terutama yang belum banyak disentuh oleh para peneliti

adalah munâsabah yang ada pada juz-juz awal dan tengah. Selain itu

sepanjang pengetahuan penulis, untuk penelitian yang membahas

tentang munâsabah antara lafazh atau bunyi huruf sebuah kata dengan

makna ayatnya, masih jarang dibahas oleh peneliti ilmu Al-Qur’an dan

tafsir yang ada di Indonesia.

Akhir kata, penulis sampaikan bahwa tidak ada gading yang tak retak,

begitu pula dengan tesis ini. Jika masih banyak kekurangan di sana sini maka

itu dari kelemahan dan kejahilan penulis. Mudah-mudahan ke depannya bisa

dilengkapi oleh peneliti-peneliti yang lain. Semoga Allah Ta’âla mengampuni

segala kekhilafan dan dosa penulis, dan semoga penelitian ini bermanfaat dan

membawa keberkahan bagi penulis khususnya dan umumnya bagi semua kaum

muslimin.

Page 50: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

215

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Jalil, Manqur, ‘Ilmu ad Dalâlah Usûluhû wa Mabâhitsuhû fi Turats al-

Arabiy, Damaskus: Ittihad al Kuttab al ‘Arab, 2001.

Al Bukhari, Muhammad bin Isma’il, Shaẖiẖ Al Bukhâri, Beirut: Dar Ibn

Katsir, 2002.

Abu Zaid, Ahmad, at Tanâsub al Bayâniy fil Qur’an, Ribat: Ad Dar Baidha’:

1992.

Al ‘Alwi, Yahya bin Hamzah, ath Thirâz, Beirut: Al Maktabah Al Ashriyyah,

2002.

Al Amudi, Ibtisam Umar, al Mukhtârât min al Munâsabât Baina Suwar wa al

Âyât, Riyad: Maktabah Malik Fahd, 2015.

Al Andalusi, Abu Hayan, Tafsir al Baẖr al Muẖîth, Beirut: Dar al Kutub al

‘Ilmiyah, 1993

Al Andalusiy, Ibn ‘Athiyah, al Muẖarrar Al Wajîz fî Tafsîr Kitâb al ‘Azîz

Libanon: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah, 1993.

Anis, Ibrahim, al Aswât al Lughawiyyah, Kairo: Maktabah al Ajlu, 1975.

___________, Dalâlatul Alfâzh , Kairo: Maktabah Al Ajlu, 1976.

Al ‘Askariy, Abu Hilal, Kitâb ash Shanâ’ataîn al Kitâbah wa Asy Syi’ir,

Beirut: Dar Maktabah Alamiyah.

Al ‘Asqalani, Ibnu Hajar, al Ishâbah fî Tamyîzi ash Shahâbah, Beirut: Dâr

Kutub al ‘Ilmiyah, 1994.

Page 51: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

216

‘Asyûr, Ibnu, at Taẖrîr wa at Tanwîr, Tunisia: Dar at Tunisiyah li an Nasyr,

1984.

Al Bagdadi, Al Alusi, Rûẖul Ma’ânî, Beirut: Dâr Iẖya at Turats al ‘Arabiy.

Baidan, Nashruddin, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2011.

Al Baghwi, Ma’âlim at Tanzîl, Riyadh: Dâr Tayyibah, 1992.

Al Baqilani, Abu Bakar, I’jâzul Qur’an, Mesir: Dâr Ma’ârif, 1971.

Basyar, Kamal, Ilmu al Ashwât, Kairo: Dar Gharib, 2000.

Bintu Syathi, Aisyah, Al I’jâz Al Bayâni lil Qur’an wa Masâil Ibn al Azraq,

Kairo: Dar Al Ma’ârif, 1984.

Al Biqa’i, Nazhmu ad Durar fî Tanâsub Âyât wa as Suwar, Beirut, Dâr Kutub

al ‘Ilmiyah:1995.

Ad Dâyah, Fâyiz, ‘Ilmu ad Dilâlah al ‘Arabiy Baina an Nazhariyyah wa at

Tathbîq, Damaskus : Dâr al Fikr 1996.

Dhiya Ad Din, Ibnu Atsir, al Matsal as Sâ’ir fî Adabil Kâtib wa Syâ’ir, Kaira:

Dâr An Nahdhah, t.t.

Adz Dzahabi, Siyar ‘Alâm an Nubalâ, Beirut: Muassasah Ar Risalah, 1985.

Faris, Ibnu, Mu’jam Maqâyîs al Lughah, Beirut, Dar Iẖya At Turats Al Arabiy

: 2001.

_________, as Shahibai, Beirut: Maktabatul Ma’ârif, 1993.

Page 52: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

217

Al Fatali, Hamid ‘Abdul Hamzah Ubaid, Anwâ’u Ad Dalâlah wa Thuruqu

Isti’mâlihâ fî Kitâb Mafâhim Al-Qur’an li Subhâni, Iraq: Jami’ah Bagdad.

Fathoni, Ahmad, Metode Maisura, Jakarta: Yayasan Bengkel Metode Maisura

dan Pesantren Takhasus IIQ Jakarta : 2007.

Ghalib, Normain, Atsaru al Mustawâ as Shauti fi Tasykîl ad Dalâlah, Irak :

Jami’atu Zakhu, 2016.

Al Hambali, Ibnu ‘Imad, Syadzarât adz Dzahab fî Akhbâr Man Dzahab,

Beirut: Dar Ibnu Katsir, 1986.

Haqah, Abdul Karim, al Fâshilah fil Juz al Akhîr Min Al-Qur’an, Sukrah:

Jami’ah Muhammad Khudair, 2009.

Al Haritsi Ali, Uslûbul Qasam fî Al- Qur’an al Karîm, Mekah: Jami’ah Ummul

Qura’, 1991.

Hisyam, Ibnu, Sîrah Nabawiyyah, Thantha: Dâr Ashahabah, 1995.

Ichwan M. Nor., Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Semarang: Rosai Media Group,

2008.

Idrus, Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2013.

Ishaq, Ibnu, Sîrah Nabawiyyah, Beirut: Dâr Kutub Al ‘Ilmiyyah, 2004.

‘Ithr, Nuruddin, ‘Ulûmul Qur’an al Karim, Damaskus: Mathba’atu Asshobah,

1993.

Al Jahizh, al Bayân wa at Tabyîn, Kairo: Maktabah Khaniji, 1998.

Page 53: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

218

Jamilah, Bintu Yaminah, al Fâshilah Al-Qur’aniyah wa Jamâliyâtuhâ fî

Sûratai Thâha dan ar Rahmân, Al Jazair: 2012.

Al Jazairy, Abu Bakar, Aisar at Tafâsîr li Kalâm al‘Aliyy al Kabîr, Jeddah:

Rasim li ad Di’ayah wa al I’lan, 1990.

Jinni, Ibnu, Sir Shinâ’ât al I’râb, Libanon: Dâr Kutub al Ilmiyah, 2007.

Kadzim, Mirafat Yusuf, Dalâlah Fâshilah Qur’aniyyah fî Sûrah Al-Jin,

Bagdad: Universitas Bagdad, 2016.

Al Kafawi, Abul Baqa Al Husaini, al Kulliyât, Mu’jam fî al Musthalahât wa

al Furûq al Lughawiyyah, Beirut: Muassasah ar Risalah, 1998.

Katsir, Ibnu, Tafsîr Al-Qur’an al ‘Azhîm, Kairo: Maktabah Aulad As Syekh,

2000.

Al Khafaji, Ibn Sinan, Sirr al Fashâhah, Beirut: Darul Kutub Al Ilmiyyah,

1982.

Khalkan, Ibn, Abu Bakar, Wafâyât al ‘A’yân wa Anbâ’ Abnâ az Zamân, Beirut:

Dar Ash Shadir, 1900.

Kurnaedi, Abu Ya’la dan Nizar Sa’ad Jabal, Metode Asy Syafi’i Ilmu Tajwid

Praktis , Jakarta: Pustaka Imam Asy Syafi’i, 2017.

Mahmud, Jamal, ad Dalâlât al Ma’nawiyyah li Fawâshil Âyât Al-Qur’aniyyah

Yordania: Dar Al Fath, 2010.

Mahmud, Abdul Fattah, al Fâshilah Al-Qur’aniyyah wa as Saja’ Saudi

Arabiya : Jazan Univercity, 2007.

Page 54: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

219

Maisah, Muhammad As Shaghir, Jamâliyât al Ī’qo’ Shauti fil Qur’an al

Karîm, Sukroh: Jami’ah Muhammad Khudhair, 2012.

Makarim, Nasir, al Amtsal fî Tafsîr al Kitâb al Munazzal, Maktabah Sulaiman.

Mandur, Ibnu, Lisânul ‘Arab, Kairo: Darul Hadits, 2003.

Marlina, Lina, Pengantar Ilmu Ashwât , Bandung: Fajar Media, 2019.

Al Maraghi, Ahmad Mushtafa, Tafsîr al Marâghî, Mesir: Syarikah Maktabah

wa Mathba’ah Mushthofa Al Ba’bi al Halabi, 1946.

Mathlub, Ahmad, Mu’jam Mushthalahât an Naqd al ‘Arabi al Qadîm, Beirut:

Maktabah Lubnan Nasyirun, 1997.

Al Mishry, Mahmud, Asẖâbu ar Rasûl Shalallahu ‘alaihi wa Sallam, Syibrul

Khoimah: Dar Attaqwa lin Nasyri wa at Tauzi’, 2002.

Muhammad, Hani, al Munâsabah Baina Fawâshil Qur’aniyyah wa Âyâtihâ,

Gazza: Al Jami’ah islamiyah: 2009.

Muslim, Mushtafa dkk, at Tafsîr al Maudû’i, Uni Emirat Arab: Jami’ah al

Syariqah, 2010.

Al Mursi, Kamaluddin Abdul Ghaniy, Fawâsil al Âyât Al-Qur’aniyyah,

Iskandariyah: al Maktab al Jami’iy al Hadits, 1999.

Mu’taqii, Nadiyah, Ishâmu Dârisin al ‘Arab al Muhadditsîn fi Irsâ’i Usus

‘Ilmi ad Dalâlah, Al Jaza’ir: Jami’ah Mu’ammari, 2015.

An Nabhan, Muhammad Faruq, al Madkhal ilâ ‘Ulûmil Qur’an al Karîm,

Halab: Dar ‘Alamil Qur’an, 2005.

Page 55: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

220

An Nasafi, Madârik at Tanzîl wa Haqaiq at Ta’wîl, Tafsîr an Nasafî, Saudi

Arabia: Maktabah Nizar Mushthafa al Baz, 2009.

An Nasa’i, Ahmad bin Syu’aib bin Sinan, Sunan An Nasâ’i, Riyadh : Dar

Hadharah li an Nasyr wa at Tauzi’, 2015.

Nasution, Sahkhalid, Pengantar Linguistik Bahasa Arab, Sidoarjo: CV. Lisan

Arabi, 2017.

Nuruddin ‘Isham, al Ashwât al Lughawiyyah, Beirut: Dar Al Fikr Al Lubnani,

1992.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta:

Pusat Bahasa, 2008.

Putra, D.I Ansusa, Sajak Al-Qur’an, Potret Dialektika Al-Qur’an dan Budaya

Verbal Arab Pra Islam, Jakarta, Gaung Persada Press: 2011.

Al Qattan, Manna’, Mabâhits fî ‘Ulûmil Qur’an, Kairo: Maktabah Wahbah,

1995.

Al Qurthubi, al Jâmi li Ahkâmil Qur’an, Beirut: Muassasah ar Risalah, 2006.

Qutub, Sayyid, Fî Zhilâlil Qur’an, Mesir : Dâr Asy Syuruq, 2003.

____________, Tashwîr al Fanniy fil Qur’an, Kairo : Dar asy Syuruq, 2004.

Ar Rafi’i, Musthafa Shadiq, I’jâzul Qur’an wal Balâghah Nabawiyah, Beirut:

Dar Al Kutub Al Arabiy,1973.

Page 56: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

221

Rak’atiy, Danisy Muhammadiy dan Ali Ridha Ridhayi, Surah Nûh Dirâsah

Uslûbiyah Dalâliyah fi Mustawâ as Shaut wa as Sharf, Asfahan:

Kulliyah Al Lughah Al Ajnabiyah, 2013.

Ar Razi, Zainudin Al Hanafi, Mukhtâr as Shiẖâh, Kairo: Dâr I‘badu Ar

Rahman: 2014.

Ar Razi, Fakhru, Mafâtih al Ghaib, Beirut: Dâr Al Fikr, 1981.

Ar Rummani, Ali bin Isa, an Nukat fî I’jâzil Qur’an al Karîm, Dahla:

Maktabatul Jami’ah Al malayyah Al Islamiyah, 1994.

Rusmana, Dadan, Metode Penelitian Al-Qur’an dam Tafsir, Bandung: Pustaka

Setia: 2015.

As Sa’diy, Abdurahman bin Nasir, Taisîr al Karîm ar Rahmân fî Tafsîr

Kalâmil Mannân, Riyadh: Dar Assunnah, 2005.

Sasi, Ammar, al I’jâz al Bayâniy fil Qur’an al Karîm, Al Balidah: Dâr Ma’ârif,

2003.

As Sayyid, Muhammad Yusuf Hasyim, al Munâsabah Bainal Fâshilah wa

Âyâtihâ, Dirâsah Tathbîqiyyah li Sûratai al Ahzâb wa Saba’, Gaza: Al

Jami’ah Al Islamiyyah, 2009.

As Shabuni, Muhammad Ali, Shafwah at Tafâsîr, Beirut: Dar Al-Qur’an Al

Karim, 1981.

Shalahuddin Khalil ash Shafadi, al Wâfî bil Wafâyât, Beirut: Dar Ihya at Turats

Al ‘Arabiy, 2000.

Page 57: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

222

As Shagir, Muhammad Ali Husain, as Shaut al Lughawi fî Al-Qur’an, Beirut:

Dar Al Mu’arrikh Al’Araby, 2000.

Sirajuddin, Ibnul Mulaqqin, at Taudhîẖ li Syarẖi al Jâmi’ ash Shaẖîh,

Damaskus: Dar An Nawadir, 2008.

Sonny, HM. Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2004.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, CV. Alfabeta, Bandung, 2009.

Suraij, Dalilah, dan Shabirîn Al Abbasi, Jamâliyât at Tanâsub as Shauti fîl

Qur’an al Karîm, Sûrah Al-Muddatstsir Anmûdzajan, Al Jaza’ir:

Wizaarah at Ta’lim Al ‘Ali wa Al Bahst Al Ilmi, 2018.

Suwaid, Aiman Rusydi, at Tajwîd al Mushawwar, Sukoharjo: Zamzam, 2018.

As Suyuthi, Jalaluddin, Asrâr Tarîib Al-Qur’an, Mesir: Darul I’tisham 1978.

_________________, al Itqân fî ‘Ulûmil Qur’an, Kairo: Dâr Alamiyah, 2017.

_________________, Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani,

2016.

Asy Syaukani, Muhammad bin Ali, Fathul Qadîr, Riyadh: an Nasyr ad Dauli,

2010.

Thaba’, Abdul Jawad Muhammad, Dirâsât Balâghiyyah fî as Saja’ wal

Fâshilah al Qur’aniyyah, Mesir: Dar ar Raqm, 1993.

Ath Thabari, Jâmi’ al Bayân, Beirut: Muassasah ar Risalah, 1994.

Page 58: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

223

At Tirmidzi, Muhammad bin ‘Isa, Sunan At Tirmidzî, Beirut: Dar at Ta’shil,

2014.

Umar, Ahmad Mukhtar, Ilm al-Dalâlah, Kairo: Alam al-Kutub, 1998.

Ya’kub, Emil Badi’, Misyal ‘Ashi, al Mu’jam al Mufasshal fî al Lughah wa al

Adab, Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin, 1987.

Yasminah Malki, al Binâ as Shauti wa Tasykîli, Sûrah Al-Mulk, Tilmisan:

Jami’ah Abu Bakar, 2016.

Az Zamakhsyari, al Kasysyâf, Kairo: Syarikatul Quds, 2016.

Az Zarkali, Khairuddin, al A’lam, Beirut: Darul ‘Ilm Lil Malayin: 2002.

Az Zarkasyi, al Burhân fî Ulûmil Qur’an, Beirut: Dar Al Ma’rifah, 1990.

Az Zauzani, Abu Abdullah Al Husain, Syarh Al Mu’allaqât As Sab’ah, Beirut:

ad Dar Al ‘Alamiyah: 1992

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : Bumi

Aksara, 2007.

Az Zuhaili, Wahbah, Tafsir al Munîr, Damaskus: Darul Fikr, 2009.

Zuhdi, Masjfuk, Pengantar ‘Ulûmul Qur’an, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993.

Majalah ‘Ulûm al Lughah al ‘Arabiyyah wa Âdâbuhâ, Vol. 3 No. 3 (t.t)

https://kbbi.web.id/ diakses tanggal 24 November 2020.

https://en.wikipedia.org/wiki/Daniel_Jones_(phonetician) diakses tanggal 26

November 2020

Page 59: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

224

https://id.wikipedia.org/wiki/Ferdinand_de_Saussure diakses tanggal 26

November 2020

https://id.wikipedia.org/wiki/Juz_29 diakses tanggal 05 Mei 2021

Page 60: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

235

CURRICULUM VITAE

Nama Lengkap : Yogi Suparman

Tempat / Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 10 April 1989

Agama : Islam

Status : Menikah

Anak Ke : 3 dari 6 bersaudara

Istri : Arini Nurhanifah

Jumlah Anak : 2 Orang ( Satu Perempuan, Satu Laki-Laki )

1. Maitsa Faihana

2. Usaid Abdullah Fadhil

Alamat Asal : Kp. Parakan Panjang RT/RW 02/02, Desa

Sukamanah, Kecamatan Cigalontang,

Kab.Tasikmalaya, Jawa Barat

Alamat Tinggal Sekarang : Kp. Panyaweuyan RT/RW 01/01, Desa

Ciherang, Kec. Pacet, Kab. Cianjur

No. Hp : 089629881918

Alamat Email : [email protected]

Aktivitas : Mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Al Qur’an

ZAD (STIQ) dan di SMP ZAD IQBS Cianjur –

Jawab Barat sampai s ekarang

Riwayat Pendidikan :

Sekolah Dasar 6 Tahun (SDN Sukamanah II Cigalontang Tasikmalaya)

Tahun 1996 - 2002

Madrasah Tsanawiyah 3 Tahun (Pondok Pesantren Nurul Iman Desa.

Sukamanah Kec. Cigalontang Tasikmalaya) Tahun 2002- 2005

Madrasah ‘Aliyah 3 Tahun (Pondok Pesantren Nurul Iman Desa.

Sukamanah Kec. Cigalontang Tasikmalaya) Tahun 2005 - 2008

Page 61: KORELASI ANTARA LAFAZH DAN MAKNA DALAM FAWÂSHIL …

236

Ma’had Aly Ar Rayah Sukabumi 3 Tahun atau setara dengan Diploma 3

Tahun 2008-2011

LIPIA Jakarta ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Arab) 4 Tahun / S1

Jurusan Syari’ah tahun 2011-2015

Prestasi Akademik :

Pernah Peringkat 3 ditingkat SD Sukamanah II

Pernah Peringkat 2 ditingkat MTs Nurul Iman

Pernah Peringkat 1 ditingkat MA Nurul Iman

Pernah Peringkat 1 ditingkat Ma’had Aly Ar Rayah di semester 3 dan

semester akhir

Pernah Peringkat 3 ditingkat S1 LIPIA Jakarta di semester 1 dan semester

akhir

Pengalaman Bekerja :

Pernah mengajar ditingkat SD Annajah Jakarta selama 3 tahun Th. 2012-

2015

Pernah mengajar ditingkat SD/Kuttab Al Fatih Jakarta Timur Th. 2015-

2016

Pernah mengajar ditingkat SD Abu Hurairah Jakarta Barat Th. 2017-2018

Pernah mengajar ditingkat SMP, SMA, Program Tahfidz dan Program

Tadrib Ad-Du’at di Pondok Pesantren Madinatul Qur’an Jonggol-Bogor Th.

2018-2020

Pengalaman Organisasi :

Pernah menjadi Bagian Bahasa di Pondok Pesantren Nurul Iman

Tasikmalaya

Pernah menjadi Anggota PII Kabupaten Tasikmalaya

Pernah menjadi Bagian Dapur dan Kesehatan di Ma’had Aly Ar Rayah

Pernah menjadi Bagian Koordinator Kepesantrenan di Pon-Pes Madinatul

Qur’an

Pernah menjadi Ketua Bagian Akademik di Pon-Pes Madinatul Qur’an