konsep etika menuntut ilmu menurut syekh …

69
KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH MUHAMMAD SYAKIR DALAM KITAB WASHAYA AL ABAA ‘I LI ABNAA’I SKRIPSI Oleh INAYATUN HANIAH NIM. 201172279 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDIN JAMBI 2021

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH

MUHAMMAD SYAKIR DALAM KITAB WASHAYA

AL ABAA ‘I LI ABNAA’I

SKRIPSI

Oleh

INAYATUN HANIAH

NIM. 201172279

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDIN

JAMBI

2021

Page 2: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH

MUHAMMAD SYAKIR DALAM KITAB WASHAYA

AL ABAA ‘I LI ABNAA’I

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu

(S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh

INAYATUN HANIAH

NIM. 201172279

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDIN

JAMBI

2021

Page 3: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …
Page 4: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

ii

Page 5: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

iii

Page 6: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

iv

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jalan Lintas Jambi-MuaroBulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro

Jambi. Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupakan hasil karya

sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan

hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian

tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku.

Jambi, 29 April 2021

Penulis

Inayatun Haniah

201172279

Page 7: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

v

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha

penyayang berkat do’adan usaha, Alhamdulillah sampai detik ini selalu bersyukur

atas nikmat tak terhingga atas ilmu yang bermanfaat.

Saya persembahkan skripsi ini untuk orang yang saya sayangi yang

menjadi motivasi dan penyemangat bagi saya dalam menyelesaikan skripsi ini,

terutama untuk ayah saya Sumarno dan Ibu saya Roisatun dan tak lupa kakak

saya Abdul Ma’arif, M.Pd yang telah memberi banyak support dan bantuan dan

adik saya Kuni Afifatuzzahro yang selalu mendukung dan mendo’akan saya

hingga detik ini.

Tak lupa ucapan terimakasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada para

dosen, terutama dosen pembimbing I Ibu Dr. Tuti Indriyani, M.Pd.I dan Dosen

pembimbing II Ibu Elly Surayya, M.Pd.I yang telah meluangkan dan sabar

memberikan bimbingan dan arahan kepada saya, semoga Allah selalu melindungi

dan meninggikan derajatnya di dunia akhirat dan semoga ilmu yang diberikan

kepada saya bisa menuntun saya menjadi manusia yang berharga di dunia dan

bernilai di akhirat. Aamiin

Page 8: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

vi

MOTTO

لكم وإ لس فٱفسحوا يفسح ٱلل ا إذا قيل لكم تفسحوا في ٱلمج أيها ٱلذين ءامنو ذا قيل ي

وٱلل ت درج ٱلعلم أوتوا وٱلذين منكم ءامنوا ٱلذين ٱلل يرفع فٱنشزوا بما ٱنشزوا

تعملون خبير

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.Al-Mujadilah : 11)

Page 9: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Subhanallohu wa Ta’ala, Rabb yang

maha ‘Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang di ajarkan-Nya,

sehingga skripsi ini dapat di rampungkan, Sholawat dan salam atas kepada Nabi

Muhammad Sollallohu alaihi Wassalam, pembawa risalah pencerahan bagi

manusia.

Penulisan skripsi ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa penulisan skripsi ini banyak melibatkan pihak yang telah memberikan

motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis

menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada

1. Bapak Rektor Prof. Dr. Su’aidi Asyari, MA. Ph.D, selaku rektor UIN Sulthan

Thaha Saifudi Jambi.

2. Ibu Dekan Dr. Hj. Fadhilah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

3. Bapak Muklis, S.Ag M.Pd. I selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam dan Bapak Habib Muhammad, S. Ag M. Ag selaku Sekretaris Program

Studi Pendidikan Agama Islam.

4. Ibu Dr. Tuti Indriyani, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Elly

Surayya, M. Pd selaku Dosen Pembimbing II.

5. Segenap dosen dan karyawan/karyawati UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

6. Orang Tua dan keluarga yang sudah memberikan motivasi tiada henti hingga

menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

viii

7. Sahabat-sahabat saya, Isna’atul Rizki dan Nurul Huda

Akhirnya semoga Allah Subhanallohu wa Ta’ala berkenan membalas segala

kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jambi, 29 April 2021

Penulis,

Inayatun Haniah

NIM: 201172279

Page 11: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

ix

Abstrak

Nama : Inayatun Haniah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir

Dalam Kitab Washoya Al-Abaa’I Lil Abnaa’i

Fokus pada skripsi ini membahas tentang etika belajar menurut Syekh

Muhammad Syakir dalam kitab washoya al-abaa'i lil abnaa'i. Tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep etika menuntut ilmu menurut

Syekh Muhammad Syakir dalam kitab Washoya Al-Abaa'i Lil Abnaa'i. Penelitian

ini menggunakan penelitian pustaka (library research) dimana datanya diperoleh

melalui buku, internet atau majalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep etika menuntut ilmu menurut

Syekh Muhammad Syakir dalam kitab washoya al-abaa'i lil abnaa'i yaitu belajar

sungguh-sungguh dan semangat tinggi, manajemen waktu, membaca dan

memahami pelajaran, melaksanakan diskusi, belajar secara bertahap, taat pada

aturan, menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif, lebih memuliakan

pendidik daripada orang tua, ahklak terpuji dan mencari ridho pendidik.

Kata kunci : konsep etika, menuntut ilmu, Kitab Washoya Al-Abaa’I Lil Abnaa’i

Page 12: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

x

Abstract

Name : Inayatun Haniah

Study Program : Islamic education

Title : The Ethical Concept of Demanding Knowledge According to

Sheikh Muhammad Syakir in the Washoya Al-Abaa'i Lil Abnaa'i

Book

This focus in research is the ethics of studying according to Syekh

Muhammad Syakir in the book washoya al-abaa'i lil abnaa'i. The purpose of this

study was to determine the ethics of studying according to Syekh Muhammad

Syakir in the Washoya Al-Abaa'i Lil Abnaa'i Book. This research uses library

research (library research) in which data is obtained through books, books or

magazines.

The results showed that the ethical concept of studying knowledge

according to Sheikh Muhammad Syakir in the book washoya al-abaa'i lil abnaa'i,

namely Real Learning and High Spirit, time management, reading and

understanding lessons, carrying out discussions, learning patiently, obeying rules,

create conducive situations and conditions, honor teachers more than parents,

have good morals, and seek the approval of educators.

Keywords : ethical concept, studying, the book washoya Al-Abaa’I Lil Abnaa’i

Page 13: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

NOTA DINAS……………………………………………………………..... ii

SURAT PERNYATAAN…………………………………………………… iii

PERSEMBAHAN…………………………………………………………… iv

MOTTO……………………………………………………………………... vi

KATA PENGANTAR………………………………………………………. vii

ABSTRAK…………………………………………………………………... ix

ABSTRACT…………………………………………………………………. x

DAFTAR ISI………………………………………………………………… xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian 4

C. Rumusan Masalah 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Riwayat Hidup Muhammad Syakir 6

B. Biografi Syekh Muhammad Syakir 7

C. Kajian Teoritik 7

1. Pengertian Etika 7

2. Objek Etika 10

3. Tujuan Mempelajari Etika 11

4. Peranan Etika 12

5. Pengertian Ilmu 13

6. Objek ilmu 14

7. Keutamaan Menuntut Ilmu 16

8. Hukum Menentut Ilmu 17

9. Pengertian Etika Menuntut Ilmu 17

D. Hasil Penelitian Yang Relevan 18

BAB III PENDEKATAN DAN DESAIN PENELITIAN

Page 14: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

xii

A. Pemikiran Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Syakir dalam

Kitab Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ 19

B. Pendekatan dan Desain Penelitian 25

C. Setting dan Subjek Penelitian 26

D. Jenis dan Sumber Data 28

E. Teknik Pengumpulan Data 28

F. Teknik Analisis Data 31

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 32

H. Jadwal Penelitian 32

BAB IV

A. Temuan Umum 33

B. Temuan Khusus dan Pembahasan 36

1. Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir 36

2. Relevansi Konsep Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad

Syakir dalam Kitab Washaya Al-Abaa’i Lil Abnaa’i dengan

pendidikan Akidah-Akhlak di MI dan MTs 45

BAB V

A. Kesimpulan 48

B. Saran 48

Daftar Pustaka

Foto Dokumentasi

Jadwal Bimbingan

Page 15: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk mengikuti kemajuan jaman yang terus berkembang, setiap

manusia harus senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan diri.

Untuk bisa menyelaraskan kemampuan diri demi kemajuan dalam hidup

manusia perlu melakukan pelestarian dan pengembangan kebudayaan dengan

pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan hal yang perlu

mendapatkan perhatian lebih serius agar generasi yang ada dapat mengikuti

tuntutan dan perkembangan jaman demi kemajuan masyarakat. Sejalan dengan

yang tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bahwa pelaksanaan pendidikan di Indonesia bukan hanya untuk

membentuk manusia yang cerdas dalam pengetahuan, tetapi juga memiliki

akhlak yang baik.

Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sadar dalam

membimbing, mengajar serta melatih peserta didik untuk dapat berperan

dimasa yang akan datang (Wiarta dan Putra.2019:1). Menurut Islam sebagai

agama yang kita anut, menuntu ilmu adalah kewajiban dan bertujuan agar

menjadikan manusia yang baik, dan memiliki akhlakul karimah serta memiliki

keterampilan untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT (Wahyudi, 2006:62).

Untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera didunia dan diakhirat

manusia membutuhkan ilmu, oleh sebab itu menuntut ilmu hukumnya adalah

wajib dan Menuntut ilmu yang didasari untuk keimanan kepada Allah SWT

merupakan hal yang mulia. Nabi Muhammad SAW telah berkata bahwa Allah

akan memudahkan orang yang menuntut ilmu dan Allah menyukai hal tersebut

karena telah menjalankan perintah agama. (Juwariyah.2010:141).

Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barrr dalam sebuah hadist yang berbunyi

(Baharruddin.2007) :

Page 16: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

2

ن طا قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : طلب العلم فريضة على كل مسلم وإ

يء حتى الحيتان فى البحر )روه ابن عبد البر( لب العلم يستغفر له كل ش

Artinya:“Rasulullah SAW. Bersabda, mencari ilmu itu wajib bagi setiap

muslim. Dan sesungguhnya segala sesuatu hingga mahluk hidup di

lautan memintakan ampun bagi penuntut ilmu.” (H.R. Ibnu Abdul

Barr)

Bagi seorang muslimi menutut ilmu adalah wajib. Disamping hal itu,

menuntut ilmu adalah pekerjaan yang mulia dan akan mendapatkan ganjaran

yang besar disisi Allah SWT terlebih ilmu syar’I yang berguna untuk

kemaslahatan hidup seorang muslim didunia dan diakhirat.

Menurut Nidhomuddin & Muslimin (2018:291), setiap manusia

menginginkan bahwa ilmu yang diperoleh adalah ilmu yang bermanfaat tetapi

tidak sedikit juga manusia yang tahu bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu

yang diperoleh dengan etika yang baik saat melaksanaakan proses menuntut

ilmu tersebut.

Hal yang lebih penting dari sebuah kewajiban atas menuntut ilmu ialah

etika yang seorang gunakan ketika menuntut ilmu. Seorang penuntut ilmu

sangat perlu memperhatikan dan tahu etika dalam menuntut ilmu agar nantinya

ilmu yang dipelajari dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain

serta mendapat keberkahan dari proses menuntut ilmu. Sikap, keterampilan,

nilai, reaksi, keyakinan dan tingkah laku (etika) merupakan faktor penentu

yang berpengaruh untuk hasil dari perjuangan belajar yang dilakukan oleh

seorang manusia (Alisuf Sabri, 2007:54). Hasil akhir yang diharapkan dari

proses menuntut ilmu adalah seseorang dapat berkembang tidak hanya dari segi

pengetahuan tetapi yang lebih penting adalah perubahan yang lebih baik

terhadap tingkah laku atau etika.

Etika merupakan sebuah kebiasaan. Menurut Burhanuddin Salam

(2012:3), etika berasal dari bahasa latin yaitu Ethic, atau etika merupakan

Ethikos, “a body of moral principles or values”. Etika merupakan moral,

susila, budi pekerti dan adab. Istighfarotur Rahmaniyah (2010:3) menyebutkan

keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara sangat dipengaruhi oleh etika

dari setiap individu penduduknya, karena etika akan membentuk karakter dan

Page 17: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

3

jati diri suatu bangsa. Oleh sebab itu, dalam dunia pendidikan dan saat proses

pembelajaran sangat penting untuk menerapkan etika yang baik.

Etika merupakan hal yang sangat penting diperhatikan bagi setiap

individu dalam menuntut ilmu, baik itu ilmu agama maupun ilmu umum. Islam

menjelaskan bahwa etika sangat perlu untuk diajarkan kepada penuntut ilmu

agar ilmu yang diajarkan dapat bermanfaat. Banyak sekali kasus yang terjadi di

Indonesia yang mencoreng dunia pendidikan yang merupakan efek dari etika

yang tidak baik dilakukan oleh seorang pelajar. Seperti contohnya adalah

maraknya tawuran antar pelajar serta tindakan tidak terpuji yang lain yang

sering terjadi pada lingkungan masyarakat

Perilaku yang tidak baik yang muncul saat ini dalam dunia pendidikan

merupakan problematika yang berasal dari proses menuntut ilmu. Sebagai

seorang penuntut ilmu atau orang yang terpelajar, sudah seharusnya penuntut

ilmu jauh dari etika yang tidak terpuji. Dunia pendidikan tanah air saat ini

dalam proses pendidikan lebih berfokus pada nilai yang menjadi tolak ukurnya

dan sering terlupa tujuan akhir dari proses menuntut ilmu yang juga tertuang

dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu untuk

membentuk manusia yang bermartabat dan mempunyai etika yang baik sebagai

bekal hidupnya dalam bermansyarakat bukan manusia yang tidak memiliki

etika dan kering rohani.

Melihat maraknya masalah yang terjadi dimasyarakat, sangat penting

untuk melakukan perubahan dan mengajarkan etika kepada penuntut ilmu.

Syaikh Muhammad Syakir bin Shȃlih Al-Utsaimȋn merupakan seorang ulama

yang banyak menulis kitab tentang etika atau ahklakul karimah bagi seorang

penuntut ilmu. Syaikh Muhammad Syakir bin Shȃlih Al-Utsaimȋn hidup pada

masa kemajuan islam namun pada masa tersebut moral ataupun etika

manusianya pada masa itu sangat rendah. Dan oleh karenanya, Syekh

Muhammad Syakir merupakan tokoh yang memiliki peran dalam memberikan

titik terang pada permasalahan yang timbul dalam dunia pendidikan terutama

tentang etika.

Page 18: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

4

Dalam menuntut ilmu banyak peserta didik yang belum memahami

tentang etika, hal tersebut tentunya membuat peserta didik melakukan tindakan

tercela baik terhadap orang tua, pendidik maupun masyarakat. Melihat fakta

dilapangan yang terjadi pada dunia pendidikan tentang buruknya etika para

penuntut ilmu, maka sangat perlu adanya tindakan yang akan memperbaiki

etika bagi para penuntut ilmu. Untuk memperbaiki hal tersebut, sangat perlu

dilakukan pengkajian tentang etika dalam menuntut ilmu. Syekh Muhammad

Syakir merupakan ulama sekaligus penulis kitab yang berkaitan dengan etika

menuntut ilmu, dengan judul Washoyaa Al-Abaa’i li Abnaa’i. Dalam kitab ini

Syekh Muhammad Syakir membahas tentang etika bagi para penuntut ilmu.

Ciri khas dari kita Washoyaa Al-Abaa’i li Abnaa’i adalah dalam setiap awal

kalimat selalu diawali dengan kalimat “yaa bunayya” yang artinya “wahai

anakku”.

Tidak butuh proses yang lama dalam mengkaji kitab Washoyaa Al-

Abaa’i lil Abnaa’i karena kitab ini mudah dimengerti dan tidak pula tebal

namun kitab ini berisi makna yang sangat banyak (luas). Kitab Washoyaa Al-

Abaa’i lil Abnaa’i membahas tentang pengetahuan dan implementasi peserta

didik dalam beretika agar peserta didik mampu menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Kitab ini sangat bermanfaat dan penting untuk dikaji karena isi dari

kitab ini sangat berguna untuk memperbaiki etika bagi para penuntut ilmu agar

memiliki akhlakul karimah.

Sejalan dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

tertarik untuk membahas “ Konsep Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad

Syakir Dalam Kitab Washoya Al-Abaa’i Li Abnaa’i ”

B. Fokus Penelitian

Agar pembahasannya tidak meluas, maka fokus utama yang akan pada

menjadi pusat bahasan penelitian ini yaitu bahwa ini ialah penelitian pustaka

(library research) sehingga perlakuan yang diberikan dilaksanakan di

perpustakaan yang objek penelitiannya yaitu buku, kitab ataupun tulisan-

tulisan ilmiah yang berkaitan dengan konsep etika dalam menuntut ilmu

Page 19: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

5

menurut Syekh Muhammad Syakir dalam kitab Washoya Al- Abaa’I Lil

Abnaa’i.

C. Rumusan Masalah

Uraian diatas telah memberikan gambaran masalah yang akan dibahas, untuk

itu rumusan masalah dari penelitian ini ialah

1. Bagaimana konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir

dalam Kitab Washoya Al-Abaa’i Li Abnaa’i?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a) Tujuan Penelitian

Penulis dapat mengambil beberapa tujuan yang akan dicapai dari penelitian

ini, yakni :

1. Agar mengetahui konsep menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad

Syakir dalam kitab Washoya Al-Abaa’i Lil Abnaa’i.

b) Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gelar sarjana S1

2. Isi dari pembahasan penelitian bisa memperluas khasanah ilmu

pengetahuan dalam pendidikan

3. Memupuk sikap sadar betapa pentingnya Etika bagi penuntut ilmu

4. Tolak ukur untuk penuntut ilmu supaya bersikap dan beretika yang baik

5. Menyumbangkan tulisan ilmiah yang berguna

Page 20: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Riwayat Hidup Muhammad Syakir

Syekh muhammad Syakir merupakan seorang ulama sekaligus pengarang

kitab washaya al abaa’I li abnaa’i. beliau lahir di jurja pada pertengahan syawal

1282. Ayahnya Ahmad bin Abdul Qodir bin Abdul Waris seorang kepala

hakim di sudan. (Bruinessen, 1995:160).

Syekh Muhammad Syakir memulai pendidikan sejak usianya masih

sepuluh tahun dan ayahnya merupakan guru utamanya. Muhammad Syakir

belajar berbagai macam ilmu, termasuk ilmu syair dan sastra Arab dari Asy-

Syaikh Abdussalam Al-Faqi dan juga ilmu hadist.

Ayah Syekh Muhammad Syakir selain sebagai seorang hakim, ia juga

merupakan seorang wakil rektor di Universitas Al-Azhar dan Syekh

Muhammad Syakir merupakan salah satu mahasiswa di universitas al-azhar.

Dan beliau berguru dengan beberapa ulama, yaitu: Asy Syaikh Ahmad Ays-

Syingithi, Asy-Syaikh Syakir Al-iraqi dan Syekh Jamaluddin Al Qasimi.

Syekh Muhammad Syakir merupakan seorang yang mempunyai tingkat

sabar yang luar biasa serta mempunyai hapalan yang sangat kuat. Beliau

mampu memahami hadist dan mampu mengungkapkannya dengan akal dan

nash. (https://ahlulhadits.wordpress.com/2007/09/26/syaikh-ahmad-syakir/ ,di

akses 18 Januari 2021, 09.30 WIB).

Selama hidup, Syekh Muhammad Syakir merupakan seorang hafidz Al-

Qur’an. Pada tahun 1307 H, beliau diberi amanah untuk memberi fatwa dan

menduduki jawaban sebagai ketua mahkamah mudiniyah Al-Qulyubiyyah dan

dipilih menjadi hakim yang syar’i di Sudan dan beliau juga merupakan seorang

tokoh pembaharuan di Universitas Al-Azhar (Abdullah, 2002:172).

Muhammad Syakir ditunjuk menjadi seorang ulama Iskandaria pada

tahun 1322 H dan mampu mengembalikan kejayaan Islam. Ketika menjabat

sebagai seorang wakil para guru Al-azhar beliau menggunakan kesempatan itu

untuk mendirikan Jami’iyyah Tasyni’iyyah pada tahun 1913 H

(Abdullah,2002: 173).

Page 21: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

7

Muhammad Syakir adalah seorang tokoh yang pemberani dan hanya

takut kepada Allah. Di akhir hidupnya, Muhammad Syakir menderita lumpuh.

Beliau menjalani hidup dalam keadaan lumpuh dengan sabar dan penuh

berharap hanya kepada Allah dengan keyakinan yang penuh bahwa beliau telah

menjalankan kewajiban berdasarkan hukum agama dan pada akhirnya Syekh

Muhammad Syakir wafat pada tahun 1358 H (1939 M).

B. Karya-karya Syekh Muhammad Syakir

Adapun beberapa karangan dari Syekh Muhammad Syakir yang sudah

banyak dikenal di kalangan masyarakat ialah:

1. Kitab washaya al-abaa’I li abnaa’i, tentang akhlak.

2. Min al himayah untuk mantik

3. Dalam bidang ilmu Hadist kitab al-Idah li al Matan Isauji adalah karyanya

(http://al-charish.blogspot.co.id/2012/06/syechmuhammad-syakir.html ,

diakses pada 11 April 2017, 21.27 WIB).

Di dalam kitab mantik ini beliau lebih memperhatikan mengenai sunnah

rosul, yang mana telah banyak kitab kitab sunnah karangannya yaitu:

1. al-idah Li al Matan Isauji

2. Syarh Musnad Imam Ahmaad (selesi samapi beliau wafat)

3. Tahqiq terhadap Al-Ihkam karya Ibnu Hazm

4. Tahqiqi terhadap Alfiyatul Hadits Karya As-Syuyuti

5. Takhrij terhadap Tafsir At-Thabrani bersama sudara beliau Muhmud Syakir

Syekh Muhammad Syakir mrupakan imam hadist, hal ini telah di akui

banyak masyarakat, selain itu beliau juga banyak memahami ilmu-ilmu lain,

salah satunya akidah akhlak. Dikarenakan tidak memungkinkan untuk peneliti

kunjungi, maka penulis hanya memfokuskan kepada informasi yang sudah ada

, guna untuk memperjelas karya-karya syekh Muhammad syakir.

C.Kajian Teoritik

1. Pengertian Etika

Setiap makhluk hidup mempunyai jiwa untuk memilah mana yang

baik dan mana yang buruk, dengan berpengetahuan maka manusiaakan

Page 22: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

8

condong cerdas dalam memutuskan segala sesuatu. Hal ini sesuai dalam

alqur’an surah al-maidah ayat 100 yang artinya (Depag RI, 2005) :

اولي اللباب ع قل ليستوى الخبيث والطي ب ولوا ي جبك كثرة الخبيث فتقواالله

(١٠٠: الم ئدة )لعد تفلهون

Artinya : “Katakanlah: "tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun

banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, Maka bertakwalah

kepada Allah Hai orang- orang berakal, agar kamu mendapat

keberuntungan.”

Ayat al-Qur‟an diatas menunjukkan bahwa setiap manusia sudah

memiliki pengetahuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang

buruk, sebelum ia terjun ke dunia nyata. Dengan itu dapat dikatakan setiap

manusia sudah mempunyai akal sebelum ia ada di dunia ini. Karena itu

sampai di mana tertib-teraturnya kehidupan yang ia bina, tergantung pada

sedalamapamanusia mampu memahaminya. Oleh karena itu bias di

mengerti bagaimana pendapat berbagai warna kehidupan manusia yang

penuh ragam.

Secara etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno “ethikos”

dan “ethos” dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal

yang biasa; padang rumput; kandang; habitat; kebiasaan; adat; akhlak;

watak; perasaan; sikap; dan cara berpikir. Menurut KBBI, Etika dapat

diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan

tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Etika menurut Syamsiyatun dalam Busiri (2020), merupakan dunianya

filsafat, nilai dan moral yang mana etika bersifat abstrak dan berkenaan

dengan persoalan baik dan buruk. Yang mana dapat disimpulkan bahwa

etika adalah 1) ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan terutama tentang

hak dan kewajiban; 2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan

akhlak; 3) nilai mengenai benar atau salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat.

Lebih lanjut menurut Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar dewantara

Page 23: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

9

seperti yang dikutip oleh Abudin Nata, etika adalah ilmu yang mempelajari

soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semuanya,

teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat

merupakan perimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang

dapat merupakan perbuatan ( Nata. 2011).

Etika bagi seseorang terwujud alam kesadaran moral (moral

conciousness) yang memuat keyakinan „benar dan tidak sesuatu. Perasaan

yang muncul bahwa ia akan salah bila melakukan sesuatu yang diyakininya

tidak benar berangkat dari norma-norma moral dan perasaan self-respect

(menghargai diri) bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya

harus ia pertanggungjawabkanpada diri sendiri. Begitu juga dengan

sikapnya terhadap orang lain bila pekerjaan tersebut mengganggu atau

sebalikya mendapatkan pujian.

Secara terminologis arti kata etika sangat dekat pengertiannya dengan

istilah al-Qur‟an yaitu al-khuluq. Untuk mendeskripsikan konsep kebajikan,

al- Qur‟an menggunakan sejumlah terminologi sebagai berikut: khair, bir,

qist,„adl, haqq, ma‟ruf, dan taqwȃ( Badroen. 2005).

Menurut beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan etika ialah

suatu baik bruruknya perilaku seseorang . Selain itu pengertian etika bias di

lihat dari beberapa fungsinya yang mana yang pertama apabila kita lihat dari

pembahasannya, etika berupaya merubah apa yang di perbuatnya, kedua,

dilihat dari sisi akal, maka etika akan terpusat pada akalnya, Ketiga,dilihat

dari fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetapan

terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah

perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan

sebagainya. Ia merupakan konsep atau pikiran mengenai nilai-nilai untuk

digunakan dalam menentukan posisi perbuatan yang dilakukan manusia.

Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang

ada.Keempat,dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif, yakni dapat

berubah-ubah sesuai dengan tuntutanzaman (Nata. 2011).

Page 24: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

10

2. Objek Etika

Objek etika menurut Franz Magnis Suseno dalam Rakhmat (2013),

adalah pernyataan moral. Apabila diperiksa dari segala macam moral, pada

dasarnya hanya ada dua macam, yakni; pernyataan tentang tindakan

manusia sendiri atau tentang unsur-unsur kepribadian manusia seperti

watak.

Etika secara lebih detail merupakan ilmu yang membahas tentang

moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan dengan moralitas. Etika

sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tingkah laku moral dapat dihampiri

berdasarkan atas tiga macam pendekatan, yaitu:

a. Etika deskriptif adalah cara melukiskan tingkah laku moral dalam arti

luas seperti: adat kebiasaan, anggapan tentang baik atau buruk, tindakan

yang diperbolehkan atau tidak. Etika deskriptif mempelajari moralitas

yang terdapat pada individu, kebudayaan atau sub-kultur tertentu. Oleh

karena itu etika deskriptif ini tidak memberikan penilaian apa pun, ia

hanya memaparkan. Etika deskriptif lebih bersifat netral. Misalnya:

Penggambaran tentang adat mengayau kepala pada suku primitif.

b. Etika normatif mendasarkan pendiriannya atas norma. Ia dapat

mempersoalkan norma yang diterima seseorang atau masyarakat secara

lebih kritis. Ia bisa mempersoalkan apakah norma itu benar atau tidak.

Etika normatif berarti sistemsistem yang dimaksudkan untuk

memberikan petunjuk atau penuntun dalam mengambil keputusan yang

menyangkut baik atau buruk. Etika normatif ini dibagi menjadi dua,

yaitu:

• Etika umum, yang menekankan pada tema-tema umum seperti: Apa

yang dimaksud norma etis? Mengapa norma moral mengikat kita?

Bagaimana hubungan antara tanggungjawab dengan kebebasan?

• Etika khusus, upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip etika umum

ke dalam perilaku manusia yang khusus.Etika khusus juga

dinamakan etika terapan.

c. Metaetika, yaitu kajian etika yang ditujukan pada ungkapanungkapan

Page 25: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

11

etis.Bahasa etis atau bahasa yang dipergunakan dalam bidang moral

dikaji secara logis.Metaetika menganalisis logika perbuatan dalam

kaitan dengan “baik” atau “buruk”.Perkembangan lebih lanjut dari

metaetika ini adalah Filsafat Analitik.Etika Deskriptif, yang

mendeskripsikan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat

kebiasaan, anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang

diperbolehkan atau tidak diperbolahkan (Sya’roni. 2014).

Menghadapi berbagai macam objek etika sebagaimana tersebut di

atas, dapat disimpulkan bahwa perbuatan yang dimaksud sebagai objek

etika ialah perbuatan sadar baik oleh diri sendiri atau oleh pengaruh lain

yang dilandasi oleh kehendak bebas. Singkatnya: objek etika ialah perbuatan

sadar. Jadi, perbuatan itu disertai niat dalam batin.

Hal itu sejalan dengan firman Allah subhȃnahu wa ta‟ȃlȃ:

Q S Al-Baqarah : 256

فمنيكفر بلطا غوت ويؤمن با االله شد من الغي ين قد تبين الر ل اكراه فى الد

سميع عليم فقدا ستمسك باالعر وة ال ى لانفصام لها واالله (٦٢٥: البقرة )وثق

Artinya: "Tidak ada paksaan dalam agama, sesungguhnya sudah nyata

petunjuk dari pada kesesatan". (QS. Al-Baqarah : 256)

Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap manusia diberikan bebas untuk

berbuat. Namun bebas disini lain dari artian tidak ada batasan, melainkan

bebas yang telah ditentukan oleh norma yang terpacu dalam dua akibat,

yang pertama membenarkan dan yang kedua menjerumuskan.

Simpelnya, objek etika ialah semua perbuatan manusia yang muncul

yang dilakukan dengan sengaja, dan menyadari atas apa yang akan di

perbuatan.

3. Tujuan Mempelajari Etika

Etika tidak dapat menjadikan manusia baik, tetapi dapat membuka

matanya untuk melihat baik dan buruk, maka etika tidak berguna bagi kita,

kalau kita tidak mempunyai kehendak untuk menjalankan perintah-perintah-

Page 26: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

12

Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Orang yang tidak mempelajari

etika, dapat juga memberi hukum baik dan buruk kepada sesuatu, dan dapat

pula ia menjadi baik perangainya. Tiap-tiap ilmu memberi pandangan

kepada yang mempelajarinya dalam dilingkungan yang diselidiki oleh ilmu

itu. Maka yang mempelajari etika dapat menyelidiki dengan seksama segala

perbuatan yang dikemukakan kepadanya, dengan tidak tunduk dalam

menentukan hukumnya kepada kebiasaan orang, tetapi segala pendapatnya

hanya diambil dari pandangan ilmu pengetahuan, peraturannya dan

timbangannya.

Tujuan Etika bukan hanya mengetahui pandangan, bahkan setengah

dari tujuan-tujuannya, ialah mempengaruhi dan mendorong kehendak kita,

supaya membentuk hidup suci dan menghasilkan kebaikan dan

kesempurnaan, dan memberi faedah kepada sesama manusia. Maka Etika itu

ialah mendorong kehendak agar berbuat baik, akan tetapi ia tidak selalu

berhasil kalau tidak ditaati oleh kesucian manusia.

4. Peranan Etika

Menurut Ahmad Amin, setidaknya ada empat alasan mengapa etika

diperlukan pada era saat ini;

Pertama, individu hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistic.

Pluralistic yang dimaksud di sini adalah perbedaan suku, daerah

dan agama, termasuk di dalamnya juga bidang moralitas.Individu

sering kebingungan untuk mengikuti moral yang benar yang harus

diikuti.Untuk mencapai suatu pendirian dalam pergolakan

pandangan-pandangan di bidang moral, maka refleksi kritis

tentang etika diperlukan.

Kedua, pada saat ini individu berada dalam pusaran transformasi

masyarakat yang berlangsung sangat cepat. Modernisasi telah

merambah budaya tradisional ke segala penjuru tanah air, hingga

masuk ke pelosok-pelosok desa, bahkan ke tempat yang

sebelumnya tidak dapat dijamah. Pengaruh modernisasi

Page 27: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

13

mengakibatkan berubahnya cara berpikir manusia;

berkembangnya rasionalisme, materialisme, sekularisme,

individualisme dan pluralism religius. Serta sistem pendidikan

modern telah mengubah lingkungan budaya dan rohani secara

hakikidi dunia, termasuk di dalamnya Indonesia.Dalam

menghadapi situasi ini maka diperlukan etika, agar manusia tidak

kehilangan orientasi dan dapat membedakan mana moralitas

hakiki yang tidak boleh berubah dengan pemahaman-pemahaman

yang boleh berubah.

Ketiga, perubahan sosial, budaya dan moral yang terjadi saat ini, sering

digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk

memancing di air yang keruh.Pihak-pihak itu berdalih dengan

menawarkan ideologi-ideologi yang dibawa sebagai obat

penyelamat, sehingga muncul aliran-aliran yang aneh dan

menyimpang dari akal sehat.Untuk itu etika diperlukan untuk

menghadapi ideologi-ideologi ini melalui tinjauan kritis dan

objektif dalam membentuk penilaian, agar tidak terlalu mudah

terpancing atau terpengaruh ajaran yang dibawanya.

Keempat, etika juga diperlukan kaum agamawan untuk membantu

menemukan dasar kemantapan dalam iman kepercayaannya,

sekalaigus berpartisipasi dan tidak menutup diri terlibat dalam

semua dimensi kehidupan masyarakat yang sedang berubah

(Ahmad. 1997).

5. Pengertian Ilmu

Secara bahasa, al-„ilmu adalah lawan dari al-jahl (kebodohan), yaitu

mengetahui sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan

pengetahuan pasti. Secara istilah dijelaskan oleh sebagian ulama bahwa ilmu

adala ma‟rifah (pengetahuan) sebagai lawan dari al-jahl (ketidaktahuan).

Menurut ulama lainnya, ilmu itu lebih jelas dari apa yang diketahui

(Muhammad bin Shalih Al-utsmani. 2006).

Page 28: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

14

Ilmu (science) adalah pengetahuan yang logis dan empiris.Sekalipun

demikian, hendaklah diketahui juga bahwa berlandakan kesepakatan umum

pemakai istilah di Indonesia, ilmu berarti juga pengetahuan

(knowledge).DiIndonesia Istilah ilmu sering diganti dengan ilmu

pengetahuan.Ini memang sering membingungkan (Tafsir. 1994)

Ilmu dibagi menjadi dua, yaitu ilmu dhorȗrȋ dan ilmu nazhorȋ. Ilmu

dhorȗrȋ adalah yang onyek pengetahuan di dalamnya bersifat semi pasti,

tidak perlu pemikiran dan pembuktian. Misalnya pengetahuan bahwa api itu

panas. Sedangkan ilmu nazhorȋ adalah yang membutuhkan pemikiran dan

pembuktian. Misalnya pengetahuan mengenai kewajiban berniat dalam

berwudhu (Muhammad bin Shalih Al-utsmani. 2006).

Ilmu yang dianjurkan oleh Islam untuk dipelajari dan ditunjukkan oleh

al- Qur‟an untuk digali adalah setiap ilmu pengetahuan yang didasari

olehdalil-dalil, karena itu para ulama kaum muslimin tidak menganggap

taqlid (ikut-ikutan) sebagai ilmu, sebab taqlid tidak lebih dari “mengekor

pada pendapat orang lain” tanpa mengetahui alasannya. Nabi Muhammad

shallallȃhu „alaihi wasallam bersabda:

Hadist nabi

عليه وسلم من سلك طريقا يلتمس ع صل االله ن أبي هريرة قال رسول االله

له طريقا إلى الجنة قال أبو عيس هذا حديث حسن د االله رواه )فيه علما سه

(يالترمذ

Artinya : “Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia

akan menjadikannya faham tentang agamanya”. (HR.Bukhari,

Muslim)

6. Objek Ilmu

Objek dari ilmu pengetahuan adalah apa saja, mulai dari manusia

hingga seluruh alam nyata yang dalam hal ini objeknya harus bersifat

empiris dan terukur. Secara ontologis ilmu membatasi diri pada pengkajian

obyek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia dan inilah yang

membedakan dengan agama yang jangkauannya sampai pada obyek yang

Page 29: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

15

bersifat transendetal yang berada diluar kemampuan manusia.

Nilai kebenaran dari ilmu pengetahuan adalah positif sepanjang

positifnya peralatan yang digunakan dalam penyelidikannya yaitu indra,

pengalaman danpercobaan. Karena akal manusia terbatas, yang tak mampu

menjelajah wilayah yang metafisik, maka kebenaran ilmu pengetahuan

dianggap relatif. Maka ilmu pengetahuan selalu siap diuji kebenarannya dan

akan tetap diakui sebagai benar sampai ada pembuktian dengan bukti yang

lebih kuat.

Menurut pandangan Al-Gazali, ilmu dapat dilihat dari dua segi, yaitu

ilmu sebagai proses dan ilmu sebagai obyek. Melalui segi proses, Al-

Ghazali membagi ilmu menjadi ilmu hissiyah, ilmu aqliyah dan ilmu

ladunni. Ilmu hissiyah diperoleh manusia melalui penginderaan (alat indra),

sedangkan ilmu aqliyah diperoleh melalui kegiatan berfikir (akal).

Sedangkan ilmu ladunni diperoleh langsung dari Allah, tanpa melalui proses

penginderaan atau pemikiran (nalar), melainkan melalui hati, dalam bentuk

ilham (Jalaluddin. 1994).

Ilmu juga dapat dikatakan sebagai obyek menurut pandangan Al-

Ghazali dapat dibagi menjadi tiga kelompok:

a. Ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak, baik sedikit maupun

banyak, seperti sihir, azimat, nujum dan ilmu tentang ramalan nasib. Ilmu

ini tercela karena tidak memiliki nilai manfaat, baik di dunia maupun

diakhirat.

b. Ilmu pengetahuan yang terpuji, baik sedikit maupun banyak, namun

kalau banyak lebih terpuji, seperti ilmu agama dan ilmu tentang

beribadat. Ilmu pengetahuan seperti itu terpuji secara mutlak karena

dapat melepaskan manusia (yang mempelajarinya) dari perbuatan tercela,

mensucikan diri, membantu manusia mengetahui kebaikan dan

mengerjakannya, memberitahu manusia ke jalan dan

c. usaha mendekatkan diri kepada Allah dalam mencari ridha-Nya guna

Page 30: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

16

mempersiapkan dunia untuk kehidupan akhirat yang kekal.

d. Ilmu pengetahuan yang dalam kadar tertentu terpuji, tetapi jika

memperdalaminya tercela, seperti ilmu keTuhanan, cabangilmu filsafat

dan sebagian dari filsafat Naturalisme. Menurut Al-Ghazali, ilmu-ilmu

tersebut jika diperdalam akan menimbulkan kekacauan pikiran dan

keraguan, dan akhirnya cenderung mendorong manusia kepada kufur dan

ingkar.

Menyimak pandangannya, terlihat bahwa Al-Ghazali berpendapat

bahwa ilmu sebagai obyek tidak bebas nilai.Setiap ilmu pengetahuan yang

dipelajari harus dikaitkan dengan nilai moral dan nilai manfaat. Karena itu

selanjutnya ia melihat ilmu dari sudut pandang nilai ini dan membaginya

menjadi dua kelompok. Pembagian ini didasarkan atas nilai manfaat bagi

yang mempelajarinya dan bagi kepentingan masyarakat.

7. Keutamaan Menuntut Ilmu

Sesungguhnya ilmu memiliki kedudukan yang mulia dan tinggi itu

seperti yang diungkapkan dalam QS. Al-Mujaadilah: 11;

لكم ٱلل يفسح فٱفسحوا لس ٱلمج في تفسحوا لكم قيل إذا ا ءامنو ٱلذين أيها ي

ٱلعلم أوتوا وٱلذين منكم ءامنوا ٱلذين ٱلل يرفع فٱنشزوا ٱنشزوا قيل وإذا

ت وٱلل بما تعملون خبير درج

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Allah subhȃnahu wa ta’ala telah memuji ilmu dan pemiliknya serta

mendorong hamba-hamba-Nya untuk berilmu dan membekali diri

dengannya.

Tidak sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu

sebagaimana tidak sama orang yang hidup dengan orang yang mati, orang

Page 31: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

17

yang mendengar dengan orang yang tuli, dan orang yang melihat dengan

orang yang buta. Ilmu adalah cahaya yang bisa dijadikan petunjuk oleh

manusia sehingga mereka bisa keluar dari kegelapan menuju cahaya terang.

Karena ilmu menjadi sebab diangkatnya derajat orang-orang yang

dikehendaki Allah subhȃnahu wa ta‟ȃlȃ.

8. Hukum MenuntutIlmu

Mencari ilmu syar‟i adalah fardhu kifayah, apabila ada orang yang

sudah mempelajarinya maka hukumnya menjadi sunnah bagi yang lainnya.

Tetapi terkadang mencari ilmu ini menjdi fardhu „ain bagi manusia.

Menurut Imam al-Qurtubi menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu

terbagi dua, yaitu:

Pertama, hukumnya wajib; seperti menuntut ilmu tentang shalat, zakat,

puasa.Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat yang menyatakan

bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib.

Kedua, hukumnya fardhu kifayah; seperti menuntut ilmu tentang

pembagian hak, tentang pelaksanaan hukum qishas, cambuk,

potong tangan dan lain sebagainya.

Ketahuilah, menuntut ilmu itu adalah suatu kemuliaan yang sangat

besar dan menempati kedudukan yang sangat tinggi bahkan seperti berjihad

di jalan Allah subhȃnahu wa ta‟ȃlȃ.

9. Pengertian Etika Menuntut Ilmu

Setelah dijelaskan seluruh definisi dari etika dan menuntut ilmu di

atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa etika menuntut ilmu adalah

ilmu yang menjelaskan bagaimana seharusnya perasaan, sikap, serta cara

berfikir seseorang penuntut ilmu dalam kegiatan belajarnya terhadap

kesadaran moral yang memuat keyakinan baik-buruk, benar-tidaknya

sesuatu perbuatan berdasarkan aturan yang berlaku di lingkungan

masyarakat.

Page 32: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

18

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Penulis berusaha mencari penelitian yang relevan dengan cara mencari

tema yang sama pada skripsi-skripsi berbentuk penelitian library research

yang ada di Perpustakaan Utama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penulis

tidak menemukan judul penelitian yang sama dengan judul yang penulis teliti,

hanya saja ada penelitian yang mengkaji suatu persoalan dan metode penelitian

yang sama mengenai etika menuntut ilmu, yaitu:

1. Hasil penelitian M.H. Nur Romadlon yang berjudul Konsep Etika Belajar

Mengajar dalam Kitab Adab Al-Dunyȃ Wa Al-Dȋn karya Imam Al-

Mawardi. Pada penelitian tersebut di bahas mengenai sosok Imam al-

Mawardi yang memberikan solusi atau jawaban terhadap berbagai persoalan

yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar serta beberapa syarat yang harus

diketahui oleh seorangmurid.

2. Hasil penelitian Husnul Khuluq yang berjudul Konsep Belajar Siswa

Menurut Al-Ghazali. Pada penelitiannya tersebut Husnul Khuluq membahas

tentang 4 konsep etika belajar menurut Al-Ghazali yang dipaparkan sesuai

dengan petunjuk al-Qur‟an danal-Hadits.

3. Hasil penelitian Alfian Haikal yang berjudul Akhlak Belajar dalam Kitab

Ta‟lȋm Al-Muta‟allim. Pada penelitian tersebut dibahas mengenai sosok

Syaikh Al-Zamuji yang merupakan penulis kitab ta’lim al-muta’allim serta

nebyikapi beberapa pemikiran tokoh tersebut mengenai akhlak.

Page 33: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

19

BAB III

PEMIKIRAN SYEKH MUHAMMAD SYAKIR

A. Pemikiran Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Syakir dalam

Kitab Washaya Al-Abaa’ Li Abnaa’

Kitab washaya al-abaai li abnaa’i membahas tentang adab dalam

menuntut ilmu, yang mana ada beberapa pembahasan yang sangat cocok untuk

di ajarkan kepada siswa didik. Penulis sudah memiliki beberapa konsep nuntut

ilmu yang terkait dalam kitab washaya ini. Yang mana bisa di uraikan sebagai

berikut:

1. Giat dalam belajar dan motivasi yang kuat

Para penuntut ilmu di dalam kitab ini sangat diharuskan agara

memiliki rasa yang giat dalam belajar dan motivasi yang tinggi, seperti yang

telah di kutip:

شط ون د بج بني : اقبل عل طلب العلم يا

Artinya: “Wahai anakku, belajarlah dengan sungguh-sungguh dan penuh

semangat. Janganlah waktumu jangan sampai berlalu dengan

sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat bagimu”.

Jadi pada proses menuntut ilmu para pencari ilmu harus peserta didik

mempunyai niat yang giat dan motivasi yang tinggi, yang mana dengan

demikian dalam proses belajar akan terasa khidmat dan tidak membosankan.

2. Mengatur Waktu

Para penuntut ilmu harus pintar untutk membagi waktu dengan baik,

waktu yang ksosong seharusnya di pergunakan untuk hal-hal yang positif,

contohnya seperti: membaca ataupun mengulang pelajaran dan masih

banyak contoh lainnya. Selain itu, para peserta didik seharusnya jangan

mengulur-ulur waktu, karena waktu juga penentu kesuksesan di masa yang

akan mendatang. Apabila tidak bias memanajemen waktu dengan baik bias

di katakana kesuksesan akan tertunda. Di dalam kitab ini Syekh Muhammad

Syakir menjelaskan :

Page 34: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

20

ئلة تستفد ها. و ا حر ص علئ وقتك ان يذهب منه شيئ ل تنفع فيه بمس

Artinya: “Jagalah waktumu jangan sampai berlalu dengan sesuatu yang

tidak mendatangkan manfaat bagimu.”

Dengan demikian, para penuntut ilmu harus pandai mengatur waktu

dengan sebaik-bainya, agar kesuksesan di masa depan agar cerah.

3.Membaca dan Memahami Pelajaran

Para penuntut ilmu tidak hanya disekolah saja membaca, akan tetapi

dimanapun bisa untutk membaca, karena dengan membaca bisa menambah

wawasan, membaca juga tidak harus pada saat jam pelajaran berlangsung,

melainkan di jam istirahat sekalipun bias untuk digunakan membaca..

Seperti yang terkutip dalam kitab tersebut adalah:

رة عليك مطا لعة جي دة قبل استما عها من الستذ فى يا بني : طالع درسك المقر

واذا اشكل عليك المرفى مس ئلة من المسا ئل فل تستنكف من . مجلس الدرس

الى عرضها على احد اخوانك, لتستر ك معه فى فهمها. ول تنتقل من مسئلة

اخرى قبل فهم الولى فهما جي د.

واذا اجلسك الستاذ فى مكا نك الذى عينه لك من الدروس فل تجلس فى غيره.

واذا تعد ى عليك احداخوانك بالجلوس فيه فل تنا زعه وتشاتمه, ورفع ا لمرالى

حتى يقيمه ويجلسك فى مكا نك المعين. استا ذك

Artinya: “Wahai anakku, baca dan pahamilah dengan penuh kesungguhan

pelajaaran yang telah maupun yang belum di bahas oleh

pendidikmu bila engkau menemui kesulitan jangan ragu untuk

bertaya dan mendiskusikannya dengan temanmu. Dan jangan

engkau alihkan kemasalah lain, sebelum tuntas masalah pertama

dan dapat kau pahami dengan baik. Apabila peserta didik telah

memilihkan tempat untukmu, jangan engkau pindah ke tempat

yang lain. Bila seorang teman kamu hendak menempati tempat

Page 35: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

21

dudukmu, janganlah kamu bertengkar atau menganggunya, tetapi

kemukakan kepada peserta didik agar beliau memberimu tempat

duduk tertentu”.

Jadi, para siswa dapat membaca dan memahami pelajaran di manapun

dan kapan pun tidak harus dipatok pada saat jam pelajaran berlangsung.

4. Menjadikan situasi yang tenang

Para penuntut ilmu tidak boleh lalai pada saat jam pelajaran

berlangsung, yang mana agar saat jam belajar berlangsung tidak ada siswa

yang mengobrol ataupun membuka forum di dalam forum. Dan siswa juga

dapat bertanya jika ada penjelasan yang kurang di fahami ataupun tidak di

mengerti. Seperti yang terkutip dalam kitab yaitu:

ديث ول بالمنا يابنى : اذشرع الستاذ فى قراءة الدرس فل تتشغل عنه با لح

ا, واياك ان تشغل فكرك قشة مع اخوانك واصغ الى ما يقوله الستا ذ اصغاء تام

قريرها ت بشئ آخومن الهواجس النفسية اثناءاادرس واذااشكلت عليك مسئلة بعد

فاطلب من الستاذ بالدب والكمال اعادتها. واياك ان ترفع صوتك على استاذك

قولك. اوتنا زعه اذااعرض عليك ولم يلتفت الى

Artinya: “Wahai anakku, bila pendidik telah memulai pelajaran, jangan

engkau larut dalam pembicaraan dengan temanmu, simaklah

setiap pembicaraan pendidk dengan penuh kesungguhan. Jangan

engkau melamun ditengah-tengah pelajaran.Bila engkau menemui

kesulitan, mintalah kepada pendidik dengan sopan untuk

mengulangi menerangkan sekali lagi.Jangan engkau bantah

penjelasan pendidik, sehingga dia tidak menyukaimu”.

Saat jam pelajaran berlangsung, suasana kelas diharuskan tenang dan

aman, agar saat pelajaran di mulai pendidik mampu menerangkan pelajaran

dengan baik. Selain itu juga para siswasebelum jam pelajaran di mulai harus

menyiapkan kelas dengan sebaik mungkin, seperti: menyusun kursi,

menyapu ruangan kelas serta mempersiapkan segala alat tulis yang di

butuhkan seorang pendidik pada saat menjelaskan. Sehingga pada proses

Page 36: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

22

belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan tenag tanpa hal-hal lain yang

bisa mengurangi konsentrasi para siswa. Apabila siswa belum memahami

pelajaran bisa ditanyakan kepada pendidik dengan tegas tidak ada rasa malu.

Dan pada saat pendidik mengulang menjelaskan, maka siswa harus

mendengarkan dengan baik, agar bisa di fahami.

Jadi ketika akan memulai proses pembelajaran para siswa harus

mempersiapkan segala yang di butuhkan pada saat proses belajar mengajar

berlangsung, selain perlengkapan belajar mengajar para siswa harus

membersihkan ruangan kelas agar ketika pelajaran berlangsung terasa aman

dan bersih.

5.Patuh pada Aturan

Pada setiap tempat sudah pasti ada yang namanya tata terbib ataupun

aturan yang telah ditetapkan, begitu pula dengan sekolah. Peraturan yang

telah ditetapkan tersebut harus dipatuhi oleh para siswa. Apabila terdapat

siswa yang melanggar peraturan tersebut maka sudah ada sanksi yang telah

ditetapkan. Tidak hanya sanksi saja, akan tetapi ada yang namanya guru BK

yang mana tugas guru BK tersebut adalah memberikan arahan kepada siswa

yang melanggar aturan tersebut. Sesuai dengan yang telah tertulis dalam

kitab:

الدب بين يدى استا ذه سقطت قيمته عنداستا يابني : اذ خرج الت لميذ عن حد

جو على قلة ادبه. ذه وعند اخوا نه واستحق التأديب والز

Artinya: “Wahai anakku, bila seorang peserta didik telah melanggar adab

dihadapan guru dan teman-temannya, maka wajiblah dididik untuk

beradab yang baik karena belum menguasai masalah adab”.

Jadi para siswa diwajibkan menuruti segala peraturan yang telah

ditetapkan oleh sekolah tersebut, supaya pada saat proses belajar

berlangsung dapat berjalan dengan baik. Seperti yang telah dikatakan diatas

setiap siswa yang melanggar peraturan akan diberi sanksi sesuai dengan apa

yang di langgarnya, setelah itu akan diberi arahan oleh guru BK. Guna

Page 37: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

23

untuk memberi arahan kepada peserta didik agar tidak mengulangi

pelanggaran peraturan yang telah ditetapkan.

6. Menghormati guru dilebihkan dari

Kitab washaya karangan syekh Muhammad syakir menjelaskan

bahwasannya seorang siswa harus lebih menghormati guru daripada orang

tua, syekh Muhammad syakir menjelaskan:

يابني : اذالم تحترم استاذك فوق احترا مك ل بيك لم تستفد من علو مه ول

من دروسه شيئا.

Artinya: “Bila engkau tidak memulyakan pendidik lebih dari orang tuamu,

maka engkau tidak akan mendapatkan manfaat dari ilmu yang

diajarkannya”.

Jadi menurut pandangan syekh Muhammad syakir para siswa harus

menghormati guru lebih dari orang tua, mengapa demikian, seperti yang

telah dituliskan dalam kutipan di atas, para siswa harus menghormati guru

lebih dari orang tua agar ilmu yang di dapat dari seorang guru akan

bermanfaat dan lebih mudah untuk di fahami, karena apabila seorang siswa

tidak ta’zim kepada seorang penddidik, maka ilmu yang diberikan oleh

seorang pendidik tidak akan masuk, dan apabila masuk tidak akan barokah..

7. Beradab baik

Di dalam menuntut ilmu, para siswa harus mempunya akhlak yang

baik. Seperti sifat yang ramah serta hormat kepada seorang pendidik

ataupun orang yang lebih tua. Sifat thawaduk sangat baik bagi para siswa,

selain itu juga sifat tidak ingin di puji juga diperlukan. Dengan sikap rendah

hati para siswa akan mudah menerima ilmu yang disampaikan oleh seorang

guru, sedangkan sifat takabbur dan sombong akan menghambat ilmu yang

telah disampaikan oleh seorang guru kepada para siswa. Dalam kitab ini

dijelaskan:

Page 38: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

24

يا بني : از ينة العلم للتوا ضع والدب . فمن تو ضع الله رفعه. وحبب فيه

من تكبر واساءالدب سقط من اعين النا س وبغضه الله اليهم . فل خلقه و

. يكاد يجد انسانا يكرمه اويشفق عليه

Artinya: “Wahai anak ku tawadlu’ atau merendahkan hati dan akhlak yang

baik itu adalah hiasan ilmu pengetahuan. Maka barang siapa

tawadlu’ karena Allah maka akan diangkatlah derajatnya. Allah

akan menjadikan seluruh makhlukNya cinta dan hormat

kepadanya. Barangsiapa takabur dan berakhlak tercela maka

jatuhlah martabatnya.Allah akan menjadikan seluruh makhluk

membenci dirinya, dan tidak mungkin ada orang yang

menghormati, memulyakan, dan menyayanginya”.

Dengan demikian, pada proses mencari ilmu para siswa harus

mempunyai sifat yang rendah hati, karena sifat rendah hati itulah yang akan

menghantarkam siswa tersebut ke kepribadian yang baik. Sifat rendah hati

merupakan akhlak yang baik yang disenangi oleh semua pendidik. Dengan

berakhlak baik seorang pendidik akan meridhoi segala ilmu yang telah

diberikan selama proses belajar mengajar. (Sunarto, 2011:45-51).

Seperti yang terkutip dalam kitab yaitu:

Siswa diwajibkan berperilaku yang sopan, seperti yang telah di kutip

dalam kitab ini:

من غضب الساتذة والعلماء. فاياك. شىءاضر على طالب العلم يابنى : ل

سين اوتسئ الدب اما مه, فان اقل ما يا بنى : ان ت غضب احدا من المدر

يابنى : نصيحتى لك طيعة. فا قبل. ينتجه غضب السا تذة الحرمان والق

ولتمس رضوان مشا يخك, واسألهم الدعاءلك بالفتح عسى الله ان يستجيب

بتهال الى الله تعا لى ان واذا خلوت بنفسك فكثرمنالد عاء دعاء هم لك وال

. يرزقك العلم النا فع والعمل به. ان ربك سميع الدعاء واسع الكرم والجود

Artinya: “Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi peserta didik dari

pada kemarahan pendidik dan ulama, karena itu, takutlah anakku,

Page 39: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

25

jangan sampai engkau membuat kemarahan pendidikmu atau

menunjukkan aklah tercela dihadapannya.Terimalah anakku

nasehat ini! Carilah keridhoan para pendidik, mintalah do’a mereka

agar engkau mudah dalam belajar. Semoga Allah mengabulkan

do’a para pendidik sehingga tercapai cita-citamu. Apabila engkau

sedang menyepi seorang diri, perbanyaklah munajat (berdialog)

dan tawaka l(berserah diri) kepada Allah, semoga Allah

memberimu ilmu pengeahuan yang luas dan bermanfaat dengan

mengamalkan ilmu tersebut. Sesungguhnya Rabbmu Maha

mendengar dan mengabulkan segala do’a, yang luas Anugerh dan

kemulyaan-Nya”.

Jadi saat proses menuntut ilmu, seluruh siswa harus berperilaku

terpuji, tidak boleh takabbur, karena dengan sifat yang baik maka ilmu akan

mudah di raih dan barokah, akan tetapi sebaliknya, apabila siswa bersikap

takabbur maka ilmu yang diajarkan oleh seorang guru akan sulit untuk

difahami dan tidak akan berkah, sama dengan hal nya orang berkerja tidak

mendapat hasil atau sia-sia.

Adab menuntut ilmu setiap siswa harus memantapkan niat dan juga

berikhtiar dengan disertai do’a-do’a dan juga harus pintar dalam membagi

waktu. Agar masa depan yang akan didapat cerah dan membahagiakan.

Selain itu juga setiap siswa harus terlebih menghormati guru dari orang tua

,dan siswa harus mampu mengulang pelajaran yang telah di ajarkan oleh

peserta didik, dan juga harus giat membaca dimana saja. Karena dengan

membaca akan mendapatkan sumber ilmu. Siswa juga harus melihat dengan

tekun ketika seorang guru menjelaskan pelajaran. Jika ada yang belum

difahami bisa langsung ditanyakan dan siswa harus mendengarkan dengan

cermat agar bisa memahaminya.

B. Pendekatan dan Desain Penelitian

Peneliti pada saat pelaksanaan pengumpulan data, harus menentukan

sumber-sumber data serta lokasi di mana sumber data tersebut dapat ditemukan

dan diteliti. Berbeda dengan penelitian lapangan lokasi pengumpulan data

Page 40: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

26

untuk penelitian kepustakaan jauh lebih luas bahkan tidak mengenal batas

ruang. Setting penelitian merupakan patokan di mana lokasi tersebut

dilaksanakan. Sebelum menyebutkan lokasi penelitian, ada baiknya untuk

menyebutkan ciri khusus dari penelitian kepustakaan untuk membedakan

setting penelitian kepustakaan dengan penelitian lain seperti penelitian

lapangan.

Penelitian kepustakaan memiliki beberapa ciri khusus, antara lain;

pertama penelitian ini berhadapan langsung dengan teks atau data angka, bukan

dengan lapangan atau saksi mata (eyewitness), berupa kejadian, orang atau

benda-benda lain. Kedua, data bersifat siap pakai (readymade), artinya peneliti

tidak pergi kemana-mana, kecuali hanya berhadapan langsung dengan sumber

yang sudah ada di perpustakaan. Ketiga, data diperpustakaan umumnya adalah

sumber data sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh data dari tangan

kedua bukanasli dari tangan pertama dilapangan. Keempat, kondisi data di

perpustakaan tidak dibagi oleh ruang dan waktu (Zed, 2004).

Berdasarkan ciri di atas, penelitian ini dilakukan di perpustakaan yang

mengoleksi data-data mengenai konsep etika menuntut ilmu, lebih khususnya

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi sebagai sarana untuk

melakukan penelitian kepustakaan serta perpustakaan umum UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi. Selain itu, data juga ditemukan di toko-toko buku,

kitab dan Internet. Dari berbagai tempat tersebut, perpustakaanlah yang paling

kaya data dan mudah ditemukan.

C. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sesuai dengan obyek

kajian penelitian ini, maka jenis penelitian ini termasuk dalam kategori

penelitian kepustakaan (library research), yaitu:

pertama, dengan mencatat semua temuan mengenai motivasi konsumsi secara

umum pada setiap pembahasan penelitian yang didapatkan dalam

literatur-literatur dan sumber-sumber, dan atau penemuan terbaru

mengenai prilaku motivasi konsumsi yang dapat mempengaruhi

siklus penawaran dan permintaan pada pasar. Setelah mencatat,

Page 41: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

27

kedua, memadukan segala temuan, baik teori atau temuan baru pada prilaku

yang terjadi pada temuan terbaru dan valid.

Ketiga, menganalisis segala temuan dari berbagai bacaan, berkaitan dengan

kekurangan tiap sumber, kelebihan atau hubungan masing-masing

tentang wacana yang dibahas di dalamnya. Terakhir adalah

mengkritisi, memberikan gagasan kritis dalam hasil penelitian

terhadap wacana-wacana sebelumnya dengan menghadirkan temuan

baru dalam mengkolaborasikan pemikiran-pemikiran yang berbeda,

utamanya dalam tulisan ini adalah pemikiran al-Ghazali dan

Abraham Maslow tentang model motivasi konsumsi.

Menurut Kaelan, dalam penelitian kepustakaan kadang memiliki

deskriptif dan juga memiliki ciri historis (Kaelan, 2010). Dikatakan historis

karena banyak penelitian semacam ini memiliki dimensi sejarah, termasuk di

dalamnya penelitian agama, misalnya tentang karya tokoh pemikir keagamaan

masa lalu seperti imam al-Ghazali dan lain sebagainya. Penelitian karya-karya

tokoh agama tersebut termasuk penelitian kepustakaan (Kaelan, 2010).

Penelitian kepustakaan ini bisa meliputi kritik pemikiran, penelitian sejarah

agama, dan dapat pula penelitian tentang karya tertentu atau naskah tertentu

(Kaelan, 2010). Oleh karenanya penelitian kepustakaan akan menghadapi

sumber data berupa buku-buku yang jumlahnya sangat banyak sehingga

memerlukan motode yang memadai. Untuk itu dalam penelitian kepustakaan,

mengumpulkan buku harus secara bertahap, sebab akan kesulitan apabila tidak

demikian.

Untuk mendapatkan segala kebutuhan tersebut di atas, bisa dihasilkan

melalui perpustakaa, toko buku, journal, pusat penelitian dan jaringan internet

dengan mengakses wacana dan info mengenai kitab washoya karangan Syekh

Muhammad Syakir. Dengan menggunakan data-data dari berbagai referensi

baik primer maupun sekunder. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik

dokumentasi, yaitu dengan jalan membaca (text reading), mengkaji,

mempelajari, dan mencatat literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang

dibahas dalam tulisan ini.

Page 42: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

28

D. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sesuai dengan obyek kajian

penelitian ini, maka jenis penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian

kepustakaan (library research), yaitu penelitianyang dilaksanakan di

perpustakaan, objek penelitiannya buku, koran, majalah, dan lain sebagainya

yang berkaitan dengan konsep etika menuntut ilmu menurut Syekh Muhammad

Syakir.

1. Sumber Data :

Penelitian ini isinya merupakan kutipan data guna memberikan

ilustrasi sajian laporan. Selain itu data nya akan terbagi menjadi dua bagian,

yaitu primer dan sekunder.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer merupakan data yang amat sangat di

butuhkan yang berkesinambungan dengan penelitian ini. Kitab Washoya

Al-Abaa’lil Abnaa’ karya Syekh Muhammad Syakir.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu didapat dari beberapa sumber yang

m,ana data ini tidak bisa langsung digunakan, karena tidak langsung

menyenggol pada penelitian ini. Seperti terjemah Syekh kitab Washoya

Al-Abnaa’. Untuk memudahkan penulis ini tentu tidak lepas akan adanya

beberapa referensi yang berkolerasi dengan judul untuk membantu

menjelaskan, menjabarkan dan memperkuat pendapat yang dikemukakan

oleh Syekh Muhammad Syakir.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, dalam hal ini penulis akan melakukan

identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web

(internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan

untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah dan sebagainya yang berkaitan dengan Konsep etika menuntut

ilmu menurut Syekh Muhammad Syakir. Maka dilakukan langkah langkah

sebagai berikut:

Page 43: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

29

1. Mengumpulkan data-data yang ada baik melalui buku-buku, dokumen,

majalah internet (web).

2. Menganalisa data-data tersebut sehingga peneliti bisa menyimpulkan

tentang masalah yang dikaji.

Pada hakikatnya tidak ada acuan khusus dalam mengumpulkan data

pada metode ini, namun tidak dengan begitu saja data yang dikumpulkan

dijadikan hasil penelitian, karena akal manusia memberikan bimbingan

pekerjaan secara sistematis dan sesuai dengan objek kajiannya. Oleh

karenanya perlu teknik tertentu agar hasil penelitian sifatnya sistematis dan

objektif.

Dua instrument penelitian digunakan dalam pengumpulan data ini, yaitu :

Pertama, pengumpulan data dalam bentuk verbal simbolik, yaitu

mengumpulkan naskah-naskah yang belum dianalisis. Dalam

pengumpulan data ini peneliti bisa menggunakan alat rekam,

seperti fotocopy dan lain sebagainya.

Kedua, kartu data yang berfungsi untuk mencatat hasil data yang telah

didapat untuk lebih memudahkan peneliti dalam mengklarifikasi

data yang telah didapatkan di lapangan, selain itu pula kartu data

memberikan solusi jika instrumen pertama sulit untuk

dioperasionalkan, kartu data bisa digunakan sebagai pengganti

dari instrument pertam, namun dengan konsekuensi lamanya

waktu berada di lokasi sumber data.

Pertama-tama yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah

menentukan lokasi pencarian sumber data, seperti perpustakaan dan pusat-

pusat penelitian. Setelah menentukan lokasinya, mulai mencari data yang

diperlukan dalam penelitian. Data yang kemudian didapatkan dilokasi akan

dibaca oleh seorang peneliti, karena tugas utama peneliti adalah mampu

menangkap makna yang terkandung dalam sumber kepustakaan tersebut. Oleh

karena itu ada dua tahap dalam membaca data yang telah diperoleh.

1. Membaca pada tingkat simbolik. Seorang peneliti tidak mungkin akan

membaca seluruh sumber yang didapatkan dari pertama hingga akhir. Jika

Page 44: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

30

itu dilakukan, maka akan menyita waktu dan akan mengurangi efisiensi

waktu penelitian. Tahap ini ialah dengan tidak membaca secara keseluruhan

melainkan dengan menangkap sinopsis dari buku, bab, subbab sampai pada

bagian terkecil dari buku, hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui

peta penelitian, hasilnya akan dicatat dalam kartu data dan diberikan kode

sesuai dengan peta dan kategori penelitian yang dilakukan.

2. Membaca pada tingkat semantik. Membaca data yang telah dikumpulkan

dengan lebih terperinci, terurai dan menangkap esensi dari data tersebut. Hal

ini membutuhkan ketekunan dan waktu yang cukup lama. Tiap poin yang

dibaca dilakukan analisis dalam data tersebut. Peneliti harus mendahulukan

data yang bersifat primer, jika sudah dianggap cukup selanjutnya

mengumpulkan data yang bersifat sekunder. Setelah membaca secara

semantik dilakukan, dicatat dalam kartu data, tahapan pencatatan dalam

kartu ada di antaranya:

a. Mencatat secara qoutasi, yaitu dengan mencatat kutipan langsung tanpa

merubah sedikitpun redaksi sumber data atau dari penulis karya tersebut,

biasanya untuk mencatat terminologi-terminologi kunci untuk

mengembangkan interpretasi yang lebih luas.

b. Mencatat secara paraphrase, dengan menangkap intisari dari data dengan

redaksi kata yang disusun oleh peneliti sendiri. Proses ini bisa dilakukan

dengan analisis verstehen untuk menagkap intisari dari data yang berupa

uraian panjang lebar, lalu diambil intisari pemahaman dari uraian

panjang tersebut menjadi kalimat singkat dan padat agar dengan mudah

terekam pada kartu data.

c. Mencatat secara sinoptik, mencatat model ini lebih pada ringkasan,

artinya setelah membaca bagian atau sub bagian data kategori tertentu,

kemudian peneliti membuat ringkasan atau sinopsis yang harus

benarbenar persis sama secara logis dari data yang dibaca.

d. Mencatat secara presis. Mencatat model ini adalah kelanjutan dari

mencatat secara sinoptik. Seletah mencatat secara sinoptik, peneliti akan

menghadapi hasil dari catatan sinoptik yang banyak, maka perlu

Page 45: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

31

pengkategorian catatan, misalnya unsur nilai agama, nilai budaya,

epsitemologi, aksiologi, etika dan unsur-unsur lainnya. Peneliti lebih

lanjut membuat catatan yang lebih padat lagi berdasarkan pada catatan

sinoptik yang terkumpul pengetahuan (sub. Peng), masing-masing ditulis

di sisi kanan, tengah dari kiri atas kartu data, begitu seterusnya dengan

data lain.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini digunakan penulis dalam

penyusunan skripsi ini adalah:

1. Analisis Content atau isi. Cara ini ialah bagaimana menganilisi atau meneliti

tentang karya ilmiah yang berisi pesan dari suatu pembicaraan. Menurut

(Bungin, 2001:172-173) analisis ini adalah teknik penelitian yang membuat

inferensi-inferensi (proses penarikan kesimpulan berdasarkan pertimbangan

yang dibuat sebelumnya atau pertimbangan umum; simpulan) yang dapat

ditiru (Replicabel), dan shahih data dengan memperhatikan konteksya.

2. Induktif yaitu suatu metode pola fikir yang terpaku pada kenyataan dan

fikiran dengan patokan sebagai pemecah masalah . (Hadi, 1981:42)

3. Metode kontekstual adalah metode yang digunakan untuk mencari,

mengolah, dan menemukan kondisi yang lebih konkret (terkait dengan

kehidupan nyata). Metode ini akan membantu penulis untuk mengaitkan

antara isi yang ada di dalam kitab Washaya Al-Aba’ Lil Abnaa’ dengan

pendidikan akidah akhlak di MI dan Mts situasi dan mendorong penulis

untuk membuat hubungan antara isi yang ada dalam kitab Washaya Al-Aba’

Lil Abnaa’ dengan penerapannya dalam pendidikan akidah akhlak di MI

dan Mts.

G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik Pemeriksaan data setidaknya ditentukan menggunakan tiga

kategori,yaitu :

Pertama, kepercayaan, kredibilitas seseorang peneliti sangat dipertanyakan

apakah data tepat dalam fokusnya, ketepatan memilih informan dan

pelaksanaan motode pengumpulan datanya. Analisis data dan

Page 46: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

32

interpretasi data, seluruhnya membutuhkan konsistensi satu sama

lain.

Kedua, keteralihan (transferbility) hasil penelitian yang dikemudian hari

dijadikan rujukan kembali pada penelitian yang setema dan

dipelajari lebih lanjut oleh peneliti lain. Jika seorang peneliti

memahami dan mendapat gambaran yang jelas terhadap hasil

penelitian sebelumnya, maka hasil penelitian tersebut sudah

memenuhi standar transferbilitas.

Ketiga, kebergantungan penelitian terhadap data yang didapatkan, dengan

kata lain penelitian adalah hasil rekam jejak dari data yang telah

ditelusuri di lapangan.

Keempat, kepastian, adalah menguji keabsahan hasil penelitian terhadap

kasus atau fenomena yang sudah terjadi dilapangan baik secara

teoritis atau aplikatif, jika hal tersebut terbukti, maka hasil

penelitian bisa dikatakan absah.

H. Jadwal Penelitian

Penelitian yang berjudul “Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh

Muhammad Syakir” di laksanakan tanggal 10 September 2020, untuk

pengumpulan data dari sumber-sumber yang tertulis yang diperoleh dari

koleksi, buku-buku yang ada di perpustakaan, internet, jurnal, serta sumber lain

yang mendukung penelitian.

Kemudian waktu selebihnya digunakan untuk melakukan kualifikasi

data, menganalisis, menyimpulkan hasil penelitian serta menyusun dalam

bentuk hasil laporan ataupun penelitian. Selanjutnya tempat yang digunakan

untuk melakukan penelitian ini bertempat di perpustakaan utama UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

Page 47: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

33

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

A. Riwayat Hidup Muhammad Syakir

Syekh muhammad Syakir merupakan seorang ulama sekaligus pengarang

kitab washaya al abaa’I li abnaa’i. beliau lahir di jurja pada pertengahan syawal

1282. Ayahnya Ahmad bin Abdul Qodir bin Abdul Waris seorang kepala

hakim di sudan. (Bruinessen, 1995:160).

Syekh Muhammad Syakir memulai pendidikan sejak usianya masih

sepuluh tahun dan ayahnya merupakan guru utamanya. Muhammad Syakir

belajar berbagai macam ilmu, termasuk ilmu syair dan sastra Arab dari Asy-

Syaikh Abdussalam Al-Faqi dan juga ilmu hadist.

Ayah Syekh Muhammad Syakir selain sebagai seorang hakim, ia juga

merupakan seorang wakil rektor di Universitas Al-Azhar dan Syekh

Muhammad Syakir merupakan salah satu mahasiswa di universitas al-azhar.

Dan beliau berguru dengan beberapa ulama, yaitu: Asy Syaikh Ahmad Ays-

Syingithi, Asy-Syaikh Syakir Al-iraqi dan Syekh Jamaluddin Al Qasimi.

Syekh Muhammad Syakir merupakan seorang yang mempunyai tingkat

sabar yang luar biasa serta mempunyai hapalan yang sangat kuat. Beliau

mampu memahami hadist dan mampu mengungkapkannya dengan akal dan

nash. (https://ahlulhadits.wordpress.com/2007/09/26/syaikh-ahmad-syakir/ ,di

akses 18 Januari 2021, 09.30 WIB).

Selama hidup, Syekh Muhammad Syakir merupakan seorang hafidz Al-

Qur’an. Pada tahun 1307 H, beliau diberi amanah untuk memberi fatwa dan

menduduki jawaban sebagai ketua mahkamah mudiniyah Al-Qulyubiyyah dan

dipilih menjadi hakim yang syar’i di Sudan dan beliau juga merupakan seorang

tokoh pembaharuan di Universitas Al-Azhar (Abdullah, 2002:172).

Muhammad Syakir ditunjuk menjadi seorang ulama Iskandaria pada

tahun 1322 H dan mampu mengembalikan kejayaan Islam. Ketika menjabat

sebagai seorang wakil para guru Al-azhar beliau menggunakan kesempatan itu

Page 48: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

34

untuk mendirikan Jami’iyyah Tasyni’iyyah pada tahun 1913 H

(Abdullah,2002: 173).

Muhammad Syakir adalah seorang tokoh yang pemberani dan hanya

takut kepada Allah. Di akhir hidupnya, Muhammad Syakir menderita lumpuh.

Beliau menjalani hidup dalam keadaan lumpuh dengan sabar dan penuh

berharap hanya kepada Allah dengan keyakinan yang penuh bahwa beliau telah

menjalankan kewajiban berdasarkan hukum agama dan pada akhirnya Syekh

Muhammad Syakir wafat pada tahun 1358 H (1939 M).

a. Karya-karya Syekh Muhammad Syakir

Adapun beberapa karangan dari Syekh Muhammad Syakir yang sudah

banyak dikenal di kalangan masyarakat ialah:

1. Kitab washaya al-abaa’I li abnaa’i, tentang akhlak.

2. Min al himayah untuk mantik

3. Dalam bidang ilmu Hadist kitab al-Idah li al Matan Isauji adalah karyanya

(http://al-charish.blogspot.co.id/2012/06/syechmuhammad-syakir.html ,

diakses pada 11 April 2017, 21.27 WIB).

Di dalam kitab mantik ini beliau lebih memperhatikan mengenai sunnah

rosul, yang mana telah banyak kitab kitab sunnah karangannya yaitu:

8. al-idah Li al Matan Isauji

9. Syarh Musnad Imam Ahmaad (selesi samapi beliau wafat)

10. Tahqiq terhadap Al-Ihkam karya Ibnu Hazm

11. Tahqiqi terhadap Alfiyatul Hadits Karya As-Syuyuti

12. Takhrij terhadap Tafsir At-Thabrani bersama sudara beliau Muhmud

Syakir

Syekh Muhammad Syakir adalah ulama dan penulis kitab yang lahir di

Jurja, pada pertengahan syawal tahun 1282 H. Lahir dari seorang ayah bernama

Ahmad bin Abdul Qodir bin Abdul Waris yang merupakan seorang kepala

hakim di Sudan dan kemudian berpindah ke Iskandariyah. (Bruinessen,

1995:160).

Syekh Muhammad Syakir memulai pendidikan sejak usianya masih

sepuluh tahun dan ayahnya merupakan guru utamanya. Muhammad Syakir

Page 49: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

35

belajar berbagai macam ilmu, termasuk ilmu syair dan sastra Arab dari Asy-

Syaikh Abdussalam Al-Faqi dan juga ilmu hadist.

Ayah Syekh Muhammad Syakir selain sebagai seorang hakim, ia juga

merupakan seorang wakil rektor di Universitas Al-Azhar dan Syekh

Muhammad Syakir juga merupakan mahasiswa di universitas tersebut. Di sana

beliau belajar dari beberapa orang ulama, diantaranya: Asy Syaikh Ahmad

Ays-Syingithi, Asy-Syaikh Syakir Al-iraqi dan Syekh Jamaluddin Al Qasimi.

Syekh Muhammad Syakir merupakan seorang yang memiliki kesabaran

yang tinggi dan memiliki hapalan yang sangat kuat. Beliau mampu memahami

hadist dan mampu mengungkapkannya dengan akal dan nash.

(https://ahlulhadits.wordpress.com/2007/09/26/syaikh-ahmad-syakir/ ,di akses

18 Januari 2021, 09.30 WIB).

Ketika hidupnya, Syekh Muhammad Syakir merupakan seorang hafidz

Al-Qur’an. Pada tahun 1307 H, beliau diberi amanah untuk memberi fatwa dan

menduduki jawaban sebagai ketua mahkamah mudiniyah Al-Qulyubiyyah dan

dipilih menjadi hakim yang syar’i di Sudan dan beliau juga merupakan seorang

tokoh pembaharuan di Universitas Al-Azhar (Abdullah, 2002:172).

Muhammad Syakir ditunjuk menjadi seorang ulama Iskandaria pada

tahun 1322 H dan mampu mengembalikan kejayaan Islam. Ketika menjabat

sebagai seorang wakil para guru Al-azhar beliau menggunakan kesempatan itu

untuk mendirikan Jami’iyyah Tasyni’iyyah pada tahun 1913 H

(Abdullah,2002: 173).

Muhammad Syakir adalah juga seorang yang cerdas serta gagah berani

yang hanya takut kepada sang pencipta. Pada masa sisa umurnya ia mengalami

sakit berupa lumpuh. Beliau seorang yang amat sangat sabar meski berbagai

cobaan datang menghampirinya.

b. Kekurangan kitab washaya al-abaa’I li abnaa’i

Adapun beberapa kekurangan dari kitab washaya al-abaa’I li abnaa’I

karangan syekh Muhammad syakir:

1. Kitab ini belum terkenal luas oleh para penuntut ilmu

2. Untuk kitab kuningnya sulit fi cari

Page 50: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

36

3. Ada nya perbedaan beberapa tulisan dari kitab ini

c. Kelebihan kitab washaya al-abaa’I li abnaa’i

Adapun beberapa kelebihan dari kitab washaya al-abaai li abnaa’i

1. Bahasa yang mudah difahami

2. Setiap awalan kalimat yang selalu di mulai dengan kata “yaa

bunayya” yang artinya wahai anakku

3. Kitab nya yang tipis dan mudah untuk dibawa kemana saja

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir

Dalam kitab washaya para siswa harus memperhatikan beberapa hal:

1. Giat dalam belajar dan motivasi yang kuat

Para penuntut ilmu di dalam kitab ini sangat diharuskan agara

memiliki rasa yang giat dalam belajar dan motivasi yang tinggi, seperti yang

telah di kutip:

ونشاط. بجد يابنى : اقبل على طلب العلم

Artinya: “belajarlah dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat”

Kata giat belajar dalam kitab ini بجدyang berarti dengan sungguh-

sungguh. Sesuai yang telah allah jelaskan dalam alqur’an surat Ar-Ra‟ad

13:11 yang artinya “sesunggunya Allah SWT tidak merubah keadaan

suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri

mereka sendiri”, maksudnya yaitu Allah akan merubah segala keadaan

apabila orang tersebut ada keinginan untuk merubahnya.

Oleh karena itu, para siswa dalam p;roses menuntut ilmu harus

memiliki jiwa yang giat dalam belajar, dan motivasi yang kuat, agar pada

saat kehiatan belajar berlangsung siswa tidak merasakan jenuh.agar

tertanam nya rasa giat tersebut para siswa harus memluruskan niat

terlebih dahulu, karena dengan niat yang baik maka segala hal-hal baik

akan mengikutinya. Sedangkan kata motivasi yang tunggi di tulis dengan

kata نشاط yang berarti penuh motivasi yang tinggi. Maksudnya disini

yaitu dengan motivasi yang tinggi, maka siswa akan lebih lengkap

Page 51: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

37

niatnya , karena giat belajar dengan motivasi yang tinggi sangat

berkesinambungan. (Aljufri, 2009:7).

Dengan ini, pada saat menuntut ilmu, siswa wajib menanamkan

rasa giat belajar dan motivasi yang tinggi, agar pada saat pembelajaran

berlangsung akan terasa asik dan tidak membosankan.

2. Mengatur Waktu

Waktu adalah pedang, yang mana apabila kita tidak pandai

mengaturnya maka waktu dapat membahayakan kita. Oleh karena itu

dalam proses belajar mengajar kita harus pandai manajemen waktu dengan

baik. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam kitab ini :

. و ا حر ص علئ وقتك ان يذهب منه شيئ ل تنفع فيه بمسئلة تستفد ها

Artinya: “aturlah waktumu jangan sampai berlalu dengan sesuatu yang tidak

mendatangkan manfaat bagimu.”

Setiap penuntut ilmu wajib pandai manajemen waktu sebaik

mungkin, tidak hanya untuk para peserta didik saja tapi untuk semua

personal yang ada dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Hal yang sanagt dibutuhkan untuk meminimalisisr waktu dengan

pas adalah rancangan untuk di hari yang akan datang, guna untuk masa

depan yang baik. Waktu yang tidak bisa kita atur akan merugikan diri

kita sendiri. Sebenarnya bukan waktu yang dapat di atur, karena waktu

akan terus ada meskipun kita tidak di dunia ini sekalipun. Namun,

sebagai orang yang berakal kita dapat membagi waktu dengan sebaaik

mungkin, agar wacana yang kita tetapkan dapat berjalan sesuai dengan

rancangan kita. Masa bukanlah hal yang bisa di atur, sebab masa ketika

kita lahir atau tidak masa akan terus berlalu tanpa henti. Jam hanya

dipergunakan untuk peringatan saja. Jadi time management sebenarnya

adalah self management atau kemampuan untuk mengatur diri sendiri (

Letisha, 2016:12-14).

Dengan bisanya siswa mengatur waktu dengan baik, maka apaun

yang telah di rancang akan berjalan dengan tepat wakyu, dan juga bisa

memposisikan waktu kosong untuk hal-hal yang bermanfaat. Oleh sebab

Page 52: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

38

itu siswa harus pandai-pandai mengatur waktu dengan sebaik mungkin

agar rancangan-rancangan yang telah dibuat akan berjalan dengan

semestinya. Dengan pengaturan waktu yang baik juga bisa menjadikan

kehidupan di masa yang akan datang menjadi lebih terarah.

3. Mengulang dan Mengerti Materi Pelajaran melaksanakan diskusi

para siswa sudah seharusnya untuk selalu membaca, meskipun

tidak sedang dalam lingkup sekolah para siswa juga sudah seharusnya

selalu mengulang pelajaran apapun yang telah di ajarkan oleh para

pendidik. Dengan mengulang pelajaran akan mempermudah siswa

dalam memahami pelajaran yang akan di bahas dalam pertemuan

selanjutnya. Di dalam kitab ini Syekh Muhammad Syakir

menjelaskan :

رة عليك مطا لعة جي دة قبل استما عها من الستذ فى طالع درسك المقر

مجلس الدرس

Artinya: “baca dan pahamilah dengan penuh kesungguhan pelajaaran

yang telah maupun yang belum di bahas oleh pendidik”.

Uraian diatas menjelaskan bahwa kata طا لع yang berarti dengarkan

dan pahamilah. Yang artinya setiap siswa sangat dianjurkan untuk

mendengarkan serta memahami apa yang dijelaskan oleh seorang guru,

tidak hanya mendengar dan memahami saja, melainkan harus dengan

penuh rasa kesungguhan dan niat yang penuh.

Hal itu guna agar siswa mampu menyaring pelajaran dengan baik,

dan searah dengan firman Allah swt yang pertama kali turun, yaitu surah

al alaq yang artinya bacalah. Menulis dan membaca merupakan suatu

pegangan dalam hal mencari ilmu. Karena setiap orang yang mencari

ilmu tidak pernah lepas dari dua hal tersebut.

Selain memahami pelajaran setiap siswa juga harus melaksasnakan

diskusi, guna untuk mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang

muncul dalam setiap pelajaran. Diskusi yang dimaksudkan disini tidak

hanya pada saat jam pelajaran saja, melainkan bisa di lakukan kapan saja

Page 53: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

39

dan dimana saja. Jika dalam pelaksanaan diskusi tersebut belom

menemukan jawaban, maka bisa ditanyakan kepada guru pada saat jam

pelajaran berlangsung.

Adapun beberapa cara agar siswa bisa mengulang pelajaran dengan

baik, yaitu:

Cara pertama, diperlukan niat untuk melakukan pengulangan yang

akan memicu paham nya akan siswa dalam memahami materi yang di

ulangnya tersebut. Cara kedua,mengulang materi pelajaran dengan baik

di rumah, hal ini juga memudahkan para guru dalam menjelaskan ,

karena dengan adanya pengulangan pelajaran dirumah secara tidak

langsung para siswa sedikit banyaknya telah memahami apa-apa yang

telah diajarkan oleh gurunya disekolah. (Sriyono dkk, 16:1992).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap siswa sangat

dianjurkan untuk mengulang pelajaran serta melakukan diskusi. Dengan

demikian, secara tidak langsung siswa akan memahami pelajaran-

pelajaran yang telah di ajarkan.

4. Melakukan Diskusi

Dalam proses belajar sudah menjadi hal lumrah apabila siswa

menjumpai berbagai permasalahan. Dengan adanya masalah tersebut

maka perlu diadakannya diskusi. Guna untuk memecahkan permasalahan

yang muncul tersebut. Hal ini telah di kutip dalam kitab ini:

مرفى مس ئلة من المسا ئل فل تستنكف من عرضها واذا اشكل عليك ال

على احد اخوانك, لتستر ك معه فى فهمها

Artinya: “Bila engkau menjumpai kesulitan jangan ragu untuk bertanya

dan mendiskusinkannya dengan temanmu”.

Ada beberapa tujuan dari dilakukannya diskusi:

1) Memberikan rasa semangat siswa untuk berfikir

2) Para siswa dapat mengaplisasikan pendapatnya masing-masing

3) Memberikan wawasan yang luas untuk peserta didik

Page 54: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

40

4) Menjadikan siswa bebas untuk berpendapat dan menyimpulkan atas

apa yang telah di diskusikannya.

Setiap diskusi setiap siswa diberi hak untuk menyebutkan segala

pendapatnya, dan selanjutnya dengan kompak mencari solusi dari

beberapa pendapat yang telah disebutkan oleh beberapa siswa

tersebut. (Ahmadi, 1993:35).

Dengan begitu, jika dalam jam pelajaran berlangsung dan

mendapati masalah ataupun ada beberapa materi yang kurang faham bisa

di pecahkan pada saat berdiskusi. Dengan demikian para siswa bisa

berperan aktif dalam menguraikan segala pendapatnya. Dan mengajarkan

siswa untuk berani berbicara dan mengeluarkan pendapat.

5. Belajar dengan tingkatan

Setiap sekolah sudah pasti telah ditentukan waktu dalam belajar.

Ada yang 1 jam ada juga yang 2 jam. Oleh karena itu didalam kitab

washaya ini, pengarang menjelaskan mengenai belajar dengan tingkatan.

Sulaiman (27:1986) dalam bukunya menjelaskan bahwa belajar

bertahap,belajar secara beruntutn tidak akanmembuat siswa akan menjadi

pintar, akan tetapi akan menjadikan siswa jenuh, dan bosan, bahkan

setress. Dengan begitu alangklah baiknya belajar di langsungkan secara

beberapa waktu, jangan semuanya harus dituntaskan dalam jangka waktu

satu kali tatap muka.

Dalam kitab ini menjelaskan:

ول تنتقل من مسئلة الى اخرى قبل فهم الولى فهما جي د.

من الدروس فل تجلس فى واذا اجلسك الستاذ فى مكا نك الذى عينه لك

غيره

Artinya: “Dan jangan engkau alihkan kemasalah lain, sebelum tuntas

masalah pertama dan dapat kau pahami dengan baik”.

Jadi siswa sudah seharusnya menghadapi pelajaran dalam waktu

yang secukupnya, tidak semuanya beruntun. Karena dengan belajar

secara terus menerus akan menumbuhkan tingkat kejenuhan yang kuat,

Page 55: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

41

dan juga siswa dihadapkan dengan segudang materi sudah jelas tidak

akan bisa untuk memahaminya.

6. Patuh dengan aturan

Sudah jelas, bahwasannya setiap tempat memiliki aturan yang telah

berlaku, sama hal nya dengan sekolah. Para siswa sudah seharusnya

mematuhi segala aturan yang telah di tetapkan oleh sekolah yang terkait.

Adapun sanksi bagi siswa yang melanggar aturan tersebut. Sanksi

tersebut diberikan sesuai dengan pelanggaran yang telah di lakukan

(Sunarto, 2011:47).

Menurut ini menyebutkan :

الدب بين يدى استا ذه سقطت قيمته عنداستا ذه اذ خرج الت لميذ عن حد

جو على قلة ادبه. وعند اخوا نه واستحق التأديب و الز

Artinya: “Jika siswa tidak mentaati peraturan di depan pendidik depan

pendidik dan rekan nya, wajib untuk dididik agar bisa beradab

baik dan mentaati peraturan dengan baik”.

Siswa yang melanggar selain mendapat hukuman juga diberikan

bimbingan serta arahan oleh guru BK. Yang mana hal tersebut dilakukan

supaya siswa kedepannya mampu berperilaku dengan baik dan mentaati

segla peraturan (Aljufri, 2009:95)

Dalam waktu layanan BK tidak langsung diberikan arahan,

melainkan ditanya terlebih dahulu apa ada memiliki masalah sehingga

siswa tersebut bisa menjadi seperti itu. Setelah itu baru di cari titik terang

untuk hal itu. Dan selanjutnya akan dicari tujuannya dengan sebaik

mungkin (Nursalim, 2013:5).

Jadi apabila peseta didik tidak taat pada aturan, maka siswa

tersebut akan mendapatkan hukuman serta arahan yang diberikan oleh

guru bimbingan konseling. Tujuannya agar siswa tersebut kedepannya

mampu menjadi lebih baik lagi.

Page 56: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

42

7. Menjadikan keadaan yang damai

Dalam waktu belajar berlangsung, sudah seharusnya siswa mampu

menjadikan kelas yang tenang dan damai. Karena dalam proses

belajar tidak akan berjalan dengan baik apabila keadaan di dalam

kelas ricuh dan ramai. Di dalam kitab ini :

قراءة الدرس فل تتشغل عنه با لحديث ول بالمنا قشة اذشرع الستاذ فى

ا, واياك ان تشغل مع اخوانك واصغ الى ما يقوله الستا ذ اصغاء تام

رس فكرك بشئ آخومن الهواجس النفسية اثناءااد

Artinya: “jika pendidigur sudah menjelaskan materi, tidak diperbolehkan

siswa untuk berbicara dengan rekannya, dengarkanlah apa yang

disampaikan dengan serius,jangan malah memperalih

perhatianmu akan gurumu”

Setiap siswa sudah seharusnya menyimak dan mendengarkan apa

yang tengah di terangkan oleh seorang pendidik. Dan tidak dianjurkan

untuk berbicara ataupun memperalih perhatian kemanapun kecuali

terhadap guru yang tengah mengajarnya. Selain itu juga tidak dianjurkan

untuk bertanya apabila seorang guru tengah letih (Aljufri, 2009:29).

Jadi ketika mencari ilmu pada saat guru menerangkan setiap siswa

harus tekun dan mendengarkan dengan baik, tidak boleh berbicara dan

tidak boleh bermain-main. Karn mudah di fahami.

8. Lebih menghormati guru dari orangtua

Sudah seharusnya dalam menuntut ilmu siswa harus lebih

menghormati guru dari orang tua, seperti yang telah dijelaskan dalam

kitab ini:

اذالم تحترم استاذك فوق احترا مك ل بيك لم تستفد من علو مه ول من

دروسه شيئا

Artinya: “jika kamu tidak menghormati guru lebih dari orangtuamu ,

ilmu yang akan diperoleh oelhmu tidak akan barokah”

Page 57: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

43

Sudah kita ketahui bersama bahwa, setiap guru di akui sebagai

pekerjaan yang sangat mulia. Karena guru bukan suatu ahli dalam

sebidang, melainkan memiliki tujuan untuk mencerdaskan segala anak

bangsa. Antara guru dan orangtua keduanya samsam orang yang sudah

sepatutnya di hargai, namun dikarenakan guru sebagai pendidik yang

mendidik siswa disekolah dan guru juga termasuk pekerjaan yang mulia,

maka siswa di anjurkan untuk lebih menghormati guru dari pada

orangtua. Telah dijelaskan juga dalam hadist nabi.

Di dalam hadis Nabi Rasulullah saw bersabda: ”kedudukan bagi

kalian seperti seorang ayah bagi anaknya” maksudnya: nabi sebagai

pendidik dalam menyelamatkan manusia dari penderitaan jangka panjang

yang abadi nanti di akhirat. Sedang kedua orang tua yang menyelamatkan

anaknya dari penderitaan di dunia belaka. Oleh karena itu, hak seorang

pendidik lebih besar daripada hak kedua orang tua dalam bab ilmu,

karena orang tua sebagai sebab hadirnya seorang anak dalam kehidupan

yang fana di dunia ini,

Jadi di proses mencari ilmu seorang guru berperan penting, oelh

sebab itu guru juga wajib dihormati. Adapun cara menghargai guru

dengan cara mengamalkan apa yang telah diajarkan. (Aljufri, 2009:28).

9. Perilaku yang baik

Perilaku yang baik sudah seharusnya dimiliki oleh semua orang.

Juga termasuk seorang siswa. Dalam kitab ini dijelaskan bahwasannya :

از ينة العلم للتوا ضع والدب . فمن تو ضع الله رفعه. وحبب فيه خلقه

اليهم . فل يكاد وبغضه الله ومن تكبر واساءالدب سقط من اعين النا س

يجد انسانا يكرمه اويشفق عليه.

Artinya: “Wahai anak ku berendah hati dan berperilaku baik, karena

berperilaku baik akan menjadi perhiasan ilmu pengetahuan.

Barang siapa yang rendah hati, akan Allah angkat derajatnya.

Allah juga menjadikan makhluk yang di cintanya patuh

Page 58: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

44

kepadaNya, dan siapa yang bersifat sombong maka akan

mendapatkan perilaku yang tercela”.

Sikap rendah hati maksudnya tidak merasa dirinya mempunyai

segala hal dan mampu mengerjakan segala hal (Asy‟ari, 2008:66).

Setiap siswa sudah seharusnya memiliki sifat yang rendah hati,

sikap rendah hati merupakan salah satu sifat yang terpuji. Dengan sifat

terpuji itulah siswa dapat menjadi seorang yang berakhlakul karimah.

10. Mengharap Ridho guru

Setiap siswa sangat diharuskan untuk mencari ridho seorang guru,

yang mana jika guru ridho akan ilmunya maka siswa akan dengan mudah

mendapatkan ilmu yang diberikannya. dalam kitab ini Menjelaskan

bahwasanya :

الب العلم من غضب الساتذة والعلماء. فاياك. يا بنى : ل شىءاضر على ط

سين اوتسئ الدب اما مه, فان اقل ما ينتجه ان تغضب احدا من المدر

. يابنى : نصيحتى لك ولتمس غضب السا تذة الحرمان والقطيعة. فا قبل

رضوان مشا يخك, واسألهم الدعاءلك بالفتح عسى الله ان يستجيب دعاء هم

بتهال الى الله تعا لى ان ير زقك لك واذا خلوت بنفسك فكثرمنالد عاء وال

العلم النا فع والعمل به. ان ربك سميع الدعاء واسع الكرم والجود.

Artinya: “Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi peserta didik dari

pada kemarahan pendidik dan ulama, karena itu, takutlah

anakku, jangan sampai engkau membuat kemarahan pendidikmu

atau menunjukkan aklah tercela dihadapannya.Terimalah

anakku nasehat ini! Berburulah ridhonya seorang guru, dan

meminta do’a agar mudah menimba ilmu. Semoga Allah

mengabulkan do’a para pendidik sehingga tercapai cita-citamu.

Apabila engkau sedang menyepi seorang diri, perbanyaklah

munajat (berdialog) dan tawaka l(berserah diri) kepada Allah,

semoga Allah memberimu ilmu pengeahuan yang luas dan

bermanfaat dengan mengamalkan ilmu tersebut. Sesungguhnya

Page 59: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

45

Rabbmu Maha mendengar dan mengabulkan segala do’a, yang

luas Anugerh dan kemulyaan-Nya”.

Menghormati ilmu sama saja menghormati pendidik, tidak hanya hormat

dengan guru melainkan orang tua dan jug teman. Sesame siswa harus saling

hormat menghormati dan saying menyayangi (Aljufri 2009:36).

Setiap siswa tidak akan mendapat ilmu yang berkah apabila belum

mendapatkan ridho dari seorang gurunya, karena keberhasilan siswa ditentukan

juga dengan hormat atau tidaknya ia terhadap gurunya.

Jadi agar dapat ridho dari guru siswa harus hormat, dan berperilaku yang

baik, selain itu juga harus menghormati ilmu, orangtua dan juga teman.

2. Relevansi Konsep Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir

dalam Kitab Washaya Al-Abaa’i Lil Abnaa’i dengan pendidikan Akidah-

Akhlak di MI dan Mts.

Keputusan mentri agama republik Indonesia nomor: 165 tahun 2014

tentang “kurikulum 2013 mata pelajaran pendidikan agama Islam dan bahasa

arab pada madrasah”. Kurikulum 2013 dimasudkan untuk mengembangkan

potensi peserta didik menuju kemampuan dalam berfikir reflektif bagi

penyelesaian masalah sosial di masyarakat.

Adapun tujuan adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki

kemampuan hidup sebagi pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Mengingat standar kompetensi lulusan harus tercapai pada akhir jenjang.

Sebagai usaha untuk memudahkan operasioanal perumusan kompetensi dasar,

diperlukan tujuan antara yang menyatakan capaian kompetensi pada tiap akhir

jenjang kelas pada setiap jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah

Tsanawiyah (Mts), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan

(MAK). Capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas dari 1 samapi VI,

kelas VII samapai dengan IX, Kelas X samapi dengan kelas XII disebut dengan

Kompetensi Inti.

Page 60: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

46

A. Tujuan Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di MI dan MTs

a. Tujuan Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di MI

Akidah akhlak adalah suatu pelajaran yang membahas mengenai

contoh perilaku yang baik, selain itu juga akidah akhlak membahas tentang

norma-norma yang baik. Yang mana mata pelajaran ini juga sangat penting

untuk di ajarkan kepada para peserta didik. Selain membahas mengenai

akhlak yang baik juga membahas mengenai asmaul husna dan keteladanan

dan kebiasaan yang baik untuk kehidupan sehari-hari, baik dalam

lingkungan masyarakat ataupun lingkungan sekolah.

Secara awam mata pelajaran akidah akhlak memiliki kiprah yg krusial

guna untuk menyampaikan suatu rangsangan kepada peserta didik supaya

berperilaku yg baik dan berbudi pekerti yang sopan pada kehidupan sehari-

hari. Mata pelajaran akidah akhlak selain mempunyai kiprah yang baik, pula

berkaitan dengan kitab karangan syekh Muhammad syakir , yg mana

terdapat berkesinambungan antara keduanya. Terutama pada mengantisipasi

akibat negatif era globalisasi serta krisis multidimensional yg melanda

bangsa serta Negara Indonesia.

Mata pelajaran Akidah-Akhlak pada MI bertujuan agar membekali

siswa supaya bisa :

1) Membangun suatu sikap siswa menjadi baik, dan menyampaikan

pengalaman-pengalaman buat siswa, serta supaya menumbuhkan rasa

berperilaku yang baik pada kehidupan sehari-hari. Selain itu juga untuk

lebih mempertinggi rasa iman serta takwaa siswa pada Allah Swt.

2) Membentuk penerus bangsa supaya menjadi penerus yang baik secara

tingkah laku, dan mengerti akan kaidah kehidupan yang sudah di

terapkan pada masyarakat, hal ini bermanfaat supaya menanamkan

penerus bangsa yang pandai dan berprilaku baik

B. Tujuan Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di MTs

Banyak mata pelajaran yang dipelajari di pada tingkat MTs, salah

satunya yaitu mata pelajaran Akidah-ahklak. Materi pada setiap mata

pelajaran tersebut harus diajarkan secara bertahap pada tiap jenjang

Page 61: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

47

pendidikan yang bertujuan supaya siswa mampu memahami dan

mengamalkan ilmu yang dipelajari.

Akidah-Ahklak memiliki sumbangsih untuk memotivasi siswa supaya

ingin belajar tentang akhlak yang baik dan menjadi sikap yang mendarah

daging dalam diri siswa pada kehidupannya. Mempunyai sikap yang baik

perlu dibiasakan dalam diri siswa di zaman yang serba global seperti saat

ini.

1) Menanamkan perilaku yang dapat mengembangkan pengetahuan serta

kebiasaan kepada siswa tentang perilaku dan akidah Islami agar menjadi

umat islam yang terus mengembangkan keimanan serta ketakwaan

kepada Allah Swt.

2) Membentuk Masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti baik serta

terjauhkan dari sikap tidak terpuji pada kehidupan baik individu dan

sosial.

Syekh Muhammad Syakir dalam kitabnya, menuliskan tentang belajar

yang benar-benar, motivasi tinggi, mengatur waktu, membaca dan mempelajari

pelajaran, bertanya, diskusi, taat aturan, melihat situasi dan kondisi, lebih

menghormati guru, perilaku yang baik dan mengejar ridho guru. Hal itu, sesuai

dengan materi pada pelajaran Akidah Akhlak yang bersumber dari kurikulum

k-13 yang mengendepankan potensi siswa.

Akidah-Akhlak membahas tentang rukun iman dan Asmaul Husna dan

kebiasaan yang baik sesuai dengan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari

baik sosial maupun individu. Etika dalam mencari ilmu dalam karya Syekh

Muhammad Syakir bisa menjadi referensi untuk siswa dalam menuntut ilmu

serta dapat mengaplikasikan etika menuntut ilmu agar menjadi mudah dan

berkah serta mendapat ridho Allah.

Page 62: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

48

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas maka dapat di ambil beberapa kesimpulan , yaitu :

1. Konsep Etika Menuntut Ilmu Menurut Syekh Muhammad Syakir dalam

Kitab Washaya Al-Abaa’i Li Abnaa’i sebagai berikut:

1. Belajar dengan tekun dan motivasi yang tinggi

2. Mengatur Waktu

3. Mengulang dan Mengerti Materi Pelajaran Melaksanakan diskusi

4. Bertahap dalam Belajar

5. Menuruti Aturan Yang Ditetapkan

6. Mewujudkan Kondisi dan Suasana kondusif

7. Menghormati Guru

8. Berprilaku yang Baik

9. Mengejar Ridho Guru

B. Saran

Untuk menindaklanjuti pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini,

maka penulis dapat memberi saran antara lain :

1. Mencari ilmu merupakan hal yang wajib untuk dilakukan setiap muslim/at

dari baru dilahirkan hingga liang. Maka dari itu, sudah semestinya kita

mempunyai motivasi yang tinggi dalam mencari ilmu.

2. Mencari ilmu perlu memahami hak dan hal yang wajib dan perlu

mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan serta mengamalkan

perilaku yang terpuji pada kehidupan sosial maupun individu.

Page 63: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

49

Daftar Pustaka

Ahmad, Mudhor. 1997. Etika Dalam Islam. Surabaya : Al Ikhlas

Amin, Ahmad. 1957. Al-Akhlaq : Etika (Ilmu Akhlak), Terj. Farid Ma’ruf.

Jakarta : Bulan Bintang

Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran,

Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Bandroen, Faisal. Dkk. 2005. Etika dan Bisnis Islam. Jakarta : UIN Jakarta Press

Busiri, Ahmad. 2020. Etika Murid Dalam Menuntut Ilmu Perspektif Syaikh Az-

Zarnuji. Jurnal Akademika Manajemen Pendidikan Islam Vol.2 No. 1.55-70

Darsana., Wierta dan Putra Made. 2019. Pengaruh Model Problem Based

Learning berbasis Portofolio Terhadap Kompetensi Pengetahuan Siswa

Kelas IV SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Tahun 2017/2019. Universitas

Pendidikan Ganesha

Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Jakarta : Syamil Cipta Media

Direktorat Jendral Pendidikan Islam. 2006. Undang-Undang dan Peraturan

Pemerintah RI tentang Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama RI

Etika (Def.1). (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indononesia Online. Diakses

melalui https://kbbi.kemdikbud.go.id/ tanggal 14 Desember 2020

Kaelan. 2010. Metode Penelitian Agama Islam Kualitatif Interdisiplin.

Yogyakarta : Paradigma

Mansur. 2004. Sejarah Sarekah Islam dan Pendidikan Bangsa, Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Mestika, Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Yogyakarta : Yayasan Obor

Indonesia

Muhammad bin Shalih Al-Utsmani. 2006. Panduan Lengkap Menuntut Ilmu.

Jakarta : Pustka Ibnu Katsir

Nata, Abudin. 2011. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Nidhomuddin, Zaynul Fata & Muslimin. 2018.

Page 64: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

50

Sya’ban, Mokh. 2014. Etika Keilmuan : Sebuah Kajian Filsafat Ilmu. Jurnal

Teologia Vo. 25 No. 1

Sabri, Alisuf. 2007. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional.

Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Wahyudi, M. Jindar. 2006. Nalar Pendidikan Qur’an. Yogyakarta : Apeiron

Philotes

Ya’qub, Hamzah. 1988. Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah (Suatu

Pengantar), Bandung : Diponegoro

Syaki, Muhammad. 1326 Washoya al-abnaa’. Semarang : Toha Putra.

Syakir Muhammad. 2008. Jangan Engkau Tambah Dosaku. Bandung : Akidah

Akhlak

Page 65: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

51

Foto Dokumentasi Penelitian

Page 66: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

52

Page 67: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

53

Page 68: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

54

Page 69: KONSEP ETIKA MENUNTUT ILMU MENURUT SYEKH …

55

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Data Pribadi

Nama : INAYATUN HANIAH

Tempat/Tanggal Lahir : Penerokan, 04 Juni 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telp/Hp : 0857-0944-8336 / 0857-6421-2639

E-mail : [email protected]

Motto Hidup : Menuju baik itu baik

Latar Belakang Pendidikan

Tahun 2006-2011 : SDN 77/1 Penerokan Kab. Batanghari

Tahun 2011-2014 : MTs Putri As’ad Olak Kemang

Tahun 2014-2017 : MAS As’ad Olak Kemang

Tahun 2017-2021 : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Prestasi

1. Juara 3 Da’i MTQ Tingkat Jurusan PAI 2020

2. Juara 1 Syarhil Qur’an MTQ Tingkat Jurusan PAI Tahun 2019

3. Juara 3 Lomba Berzanzi (Nazdom) MTQ Tingkat Desa Penerokan 2017