slnkretlsme dalam upacara basapa dl makam syekh

75
LAPORAN PENELlTlAN SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA - Dl MAKAM SYEKH BURHANUDDIN I. . L I . . . * 13- :s- I . . &.. . ,','?.!S .- r .,. : - . -- . - , -.A. .- t LL* ' . - 366 .,5 /=g -_.___ - Oleh : ADRl FEBRIANTO. S.Sos NIP : 132 232 489 Jurusan Sejarah Fakultas llmu - llmu Sosial Universitas Negeri Padang 2000

Upload: vuonghanh

Post on 23-Jan-2017

240 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

LAPORAN PENELlTlAN

SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA - Dl MAKAM SYEKH BURHANUDDIN

I. . L

I . . . * 13- :s- I . . &. . . ,','?.!S .- r . , . : - . -- . - , -.A. .-

t L L * '

. - 366 .,5 /=g -_.___ -

Oleh :

ADRl FEBRIANTO. S.Sos

NIP : 132 232 489

Jurusan Sejarah Fakultas llmu - llmu Sosial Universitas Negeri Padang

2 0 0 0

Page 2: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

KATA PENGANTAR

Puji sukur kita panjatkan ke hadapan Allah S.W.T yang memberikan

kekuatan sehingga laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Penelitian

mandiri ini dilakukan sebagai salah satu wujud tri darma perguruan tinggi.

Ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, Bapak Prof.

Marjani Martamin yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan

laporan ini. Juga ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Bustamam,

Saudara Yasrina Ayu, S.Pd, saudara Armaini dan Arina Ida Putri atas

dorongan dan dukungan morilnya dan terutama para informan yang

memberikan data sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

Laporan ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu

dibutuhkan kritik dan saran pembaca untuk mendapatkan hasil yang sebaik-

baiknya pada masa-masa yang akan datang.

Padang, 8 Agustus 2000

Penulis

Page 3: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

ABSTRAK

Religi sebagai salah satu unsur kebudayaan dalam realitasnya dilakukan dalam bentuk praktek ibadah keagamaan dan prilaku sinkretisme yang menjadi tradisi dalam masyarakat. Di komplek makam Syekh Burhanuddin Ulakan Pariaman, pengunjung yang datang dari berbagai daerah di Sumatera Barat dan propinsi lainnya serta masyarakat sekitarnya pada hari Rabu setelah minggu kedua bulan Safar dalam hitungan tahun Hijjriyah datang berziarah dan melaku kan aktivitas sin kretisme, yaitu berupa aktivitas religius yang mencampurkan unsur ibadah lslam dengan unsur- unsur religius di luar Islam. Wujudnya adalah berupa prilaku atau aktivitas mantawaan, mengambil pasir kubur, mengambil air sumur dan air kimo, mengambil air batu ampa,. serta meletakkan sesajen, dengan tujuan-tujuan yang baik dan untuk mencelakakan orang lain (kabaji).

lbadah lslam dan tradisi sinkretisme yang dilakukan peziarah ini dihubungkan dengan arwah Syekh Burhanuddin, yang diyakini sebagai orang yang keramat 1 sakral semasa hidupnya maupun setelah kematiannya, sampai sekarang. Oleh karena keyakinan akan kesakralan (sacre) inilah yang mendorong dan melatar belakangi aktivitas sinkretisme, bahkan aktivitas ibadah islam seperti shalat, berdoa, berzikir, dan membaca shalawat nabi juga dilakukan dengan menghubungkannya kepada arwah Syekh Burhanuddin. Hal ini dilakukan karena mangakui Syekh Burhanuddin sebagai orang yang besar peranannya dalam mengembangkan agama lslam di Minangkabau. Di samping itu agama lslam yang dijalankan tidaklah diterima langsung dari Allah, tetapi melalui perantaraan Nabi, para kalifah dan wali- wali Allah, ulama dan guru-guru yang mengembangkan agama lslam itu sendiri.

Page 4: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

DAFTAR IS1

......................................................................... Kata Pengantar .................................................................................... Abstrak

Daftar Isi ..................................................................................

BAB I Pendahuluan ................................................

A . Latar Belakang dan Permasalahan .....................

B . Tujuan ............................................................

............................................................. C . Lokasi

D . Metode Penelitian ..............................................

E . Waktu Penelitian ................................................

BAB II Komplek Makam, Sejarah Syekh Burhanuddin,

Tujuan. Latar Belakang Basafa dan Sinkretisme

A . Komplek Makam dan Lingkungan Sekitarnya .........

B . Sejarah Ringkas Syekh Burhanuddin ......................

C . Foklor Mengenai Makam Syekh Burhanuddin .........

D . Tujuan Basapa ........................................................

E . Latar Belakang Basapa dan Sinkretisme .................

BAB Ill Sinkretisme dalam Basapa ...................................

A . Aktivitas-aktivitas Sinkretisme .................................

BAB IV Kesimpulan .............................................................

......................................................................... Daftar Pustaka

................................................................................. Lampiran

Page 5: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

B A B I

P e n d a h u l u a n

A. Latar Belakang dan Permasalahan

Agama lslam dianut oleh lebih dari 80% penduduk lndonesia yang

berjumlah sekitar 210 juta, oleh karena itu menjadikan masyarakat lndonesia

sebagai masyarakat yang terbesar penganut lslamnya di dunia. Dari bukti-

bukti peninggalan sejarah diketahui bahwa lslam telah hadir di lndonesia

sejak abad ke tujuh Masehi yang lampau. lslam dibawa dan disebarkan

secara tidak langsung melalui perdagangan. "Penyebaran agama lslam

secara intensif terjadi sekitar abad ke 13 Masehi. lslam tersebar dari pulau ke

pulau secara terus menerus, penyebaran itu dilakukan oleh pedagang-

mubaligh dan mubaligh-pedagang, pemuka masyarakat, orang biasa atau

malahan oleh penguasa setempat."'

A.H. Jhon menjelaskan bahwa persebaran agama lslam sejak abad

ke-13 makin lama makin cepat meluas di kepulauan lndonesia ini, terutama

terjadi berkat usaha penyebar mistik lslam (Syufi). Para penyiar itu menjadi

aliran mistik lslam (tariqa) yang melarikan diri dari Baghdad ketika kota itu

diserbu orang Mongol pada tahun 1258.~ Soekmono mengatakan bahwa,

' Sjamsudduha, Penyebariln dan Perkembangan Agama Islam-Katolik Protestan di Indonesia.(Jakarta: Usaha Nasional,l987), ha1.23. Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, (Jakarta: Balai Pustaka,1984), hal.53.

Page 6: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

"tempat lslam mendapat pijakan pertamanya adalah di Aceh Utara,

sedangkan waktunya adalah menjelang akhir abad ke 13 Masehi, pembawa

dan penyiarnya adalah adalah pedagang-pedagang dari India, dan cara

pengislamannya berlangsung secara damaimn3

Di Minangkabau agama lslam mulai berpengaruh pada abad ke 14

Masehi, dan pembawa ajaran agama lslam adalah mubaligh-mubaligh dan

pedagang-pedagang yang tidak dan belum dikenal dan melakukannya

dengan sukare~a.~ Masuknya agama lslam ke Minangkabau sangat besar

pengaruhnya sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari adat

Minangkabau itu sendiri, Taufik Abdullah mengatakan, "Minangkabau

merupakan salah satu daerah yang mengalami proses lslamisasi yang

sangat dalam dan agama lslam telah menyatu dengan kehidupan

ma~~araka tn~a" .~ Adat basandi sarak, sarak basandi Kitabullah, mengandung

pengertian bahwa setiap orang Minang adalah penganut Islam, dan jika tidak

lslam berarti hilanglah keminangannya, karena adatnya yang bersendikan

Kitabullah (Al Qur'an).

Sebelum masuknya lslam ke Indonesia agama Hindu dan Budha telah

lebih dulu berkembang, di samping adanya religi-religi asli dalam setiap

masyarakat atau suku bangsa di Indonesia. Masuknya agama lslam tidaklah

Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, (Jakarta:Kanisius,l987), ha1.43. Bustami, dkk, Aspek, Arkeologi lslam Jentang Makam dan Surau Syekh Eurhanuddin Ulakan,

(Padang:Mushalla,l983), ha1.3. Dalarn Taufik Abdullah,Ed., Sejarah dan Masyarakat Lintasan Histons lslam, (Jakarta:Yayasan Obor,l987), ha1.104.

Page 7: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

otomatis menghilangkan unsur-unsur Agama Hindu atau Budha serta religi-

religi asli tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya

diselenggarakan berbagai macam upacara, seperti pada masyarakat Jawa

dilaksanakan upacara grebeg yang dilaksanakan pada hari besar lslam6,

upacara semah pada masyarakat Suku Laut di Riau Kepulauan yang

diselengggarakan apabila ada anggota keluarga yang sakit, atau

kepercayaan kepada makhluk halus, ruh atau berbagai kekuatan gaib dalam

alam semesta (antu) pada masyarakat Sakai di Riau daratan. Pada

masyarakat Sunda dapat dilihat masih dijalankannya tradisi keruhun, yaitu

upacara meminta berkah kepada para arwah leluhur sebelum melaksanakan

pekerjaan-pekerjaan penting .' Contoh-contoh tersebut di atas memperlihatkan bahwa masuknya

agama lslam menyebabkan terjadinya percampuran dalam kepercayan dan

tradisi religius masyarakat Indonesia dengan ajaran agama Islam. Seperti

dinyatakan Geertz, . . .

... bahwa tradisi religius Jawa khususnya dari kaum petani merupakan campuran unsur-unsur India, lslam dan unsur-unsur pribumi Asia Tenggara. Hasilnya adalah sebuah sinkretisme yang selaras dengan mitos-mitos dan ritus yang di dalamnya Dewi-Dewi Hindu, Nabi-Nabi Muslim dan para Santo, dan roh-roh makhluk halus setempat semuanya mendapat tempat yang layak. Bentuk-bentuk ritual inti dalam sinkretisme ini adalah adanya sebuah perayaan bersama yang disebut "slametan".

Lihat Sjamsuduha, Ibid. hal. 36 - 37. Lihat Koentjaraningrat, dkk, Ed., Masyarakat Terasing di Indonesia, (Jakarta:Gramedia,l993), Lihatjuga Zulyani Hidayah, Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia, (Jakarta:LP3ES,1996). ' Clifford Geertz, Kebudayaan dan Agama, (Jakarta:Kanisius,l992), ha1.76.

Page 8: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Di Minangkabau sebelum masuknya lslam masyarakat masih

berpedoman kepada hukum adat atau adat istiadat serta ajaran Hindu dan

Budha. Masuknya ajaranl agama lslam menyebabkan terjadinya proses

harmonisasi antara adat istiadat dan doktrin Islam, karena agama lslam

dianggap tidak bertentangan dengan hukum adat yang telah lama

berkembang. lslam dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. Agama

lslam diintegrasikan ke dalam adat istiadat dan dijadikan pedoman dalam

bertingkah laku sehari-hari. Walaupun pada satu sisi terdapat pertentangan

ajaran lslam dengan kebiasaan seperti berjudi yang menyebabkan terjadinya

konflik antara penganut ajaran lslam tulen dengan kelompok masyarakat

yang ingin mempertahankan tradisi tersebut, yang kemudian dikenal dengan

Perang Paderi.

Pada masa sekarang dapat dikatakan sudah seratus persen orang

Minangkabau beragama Islam. Namun dalam masyarakat masih ditemukan

tradisi-tradisi sinkretisme seperti halnya pada suku bangsa-suku bangsa

lainnya. Sebahagian masyarakat Minang masih percaya kepada tempat-

tempat atau benda-benda keramat, adanya individu-individu yang diakui

kesakralannya, percaya kepada adanya hantu, sijundai, kuntianak, orang

bunian (orang halus), adanya kekuatan gaib dalam benda-benda tertentu dan

lain-lain yang mendasari pola-pola tingkah laku sinkretisme tersebut.

Page 9: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Salah satu aktivitas keagamaan di Minangkabau yang memperlihatkan

percampuran antara tradisi-tradisi lama dengan aktivitas religius lslam

adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh para peziarah di makam Syekh

Burhanuddin di Ulakan Pariaman pada waktu Upacara basapa. Upacara

(ceremony) merupakan sistem aktivitas atau rangkaian tindakan yang ditata

oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan

dengan berbagai macam peristiwa tetap, yang biasanya terjadi dalam

masyarakat yang ber~angkutan.~ Upacara basapa atau bersafar adalah

upacara-upacara keagamaan yang diselenggarakan ummat lslam yang

berziarah di komplek makam Syekh Burhanuddin pada malam hari di Ulakan

Pariaman pada hari Rabu setelah tanggal 10 pada bulan Syafar dalam

hitungan penanggalan Hijriyah setiap tahunnya. Oleh karena itu aktivitas

keagamaan ini disebut dengan bersafar atau basapa dalam Bahasa

Minangkabau, karena sesuai dengan waktu pelaksanaanya.

Pelaksanaan upacara basapa ini dilakukan dua kali, yaitu sapa

gadang dan safa ketek. Sapa gadang adalah upacara basapa pertama yang

dilakukan setelah tanggal 10 di bulan Safar yang diikuti oleh peziarah dalam

jumlah yang besar yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera Barat

serta propinsi lainnya seperti Riau dan Jambi. Sapa ketek adalah safar yang

dilakukan seminggu setelah sapa gadang dilakukan, untuk menampung

Anyono Suyono, Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademika Pressindo,l985), ha1.423.

Page 10: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

peziarah dari daerah Padang Pariaman dan masyarakat perantau dari

Padang Pariaman. Namun kenyataannya pada sapa ketek peziarah yang

datang juga berasal dari luar daerah Padang Pariaman. Dilihat dari jumlah

pengunjung dan peziarah yang datang lebih banyak terdapat pada sapa

gadang dibandingkan dengan sapa ketek. Namun dalam aktivitas

pelaksanaannya sama saja.1°

Riset yang pernah dilakukan sebelumnya adalah mengenai Aqidah

lslamiyah oleh Tim Peneliti dari IAlN Imam Bonjol, Dampak Ekonomi dari

Aktivitas Bersafar oleh Nofriyaldi (19%5), mahasiswa Jurusan Sosiologi

Universitas Andalas dan Makna Aktivitas Dalam Upacara Bersafar di makam

Syekh Burhanuddin yang dilakukan oleh Yuhendri (1995) untuk skripsi S1 di

Jurusan Antropologi FlSlP Unand. Di samping itu Tim dari IKlP Padang

(1998) pernah melakukan riset mengenai Tradisi Basapa di Ulakan dan

Dampaknya Terhadap Masyarakat Setempat. Dari STKlP PGRl Padang

tahun 1994 melakukan riset mengenai Pelaksanaan Upacara Safar.

Banyaknya penelitian yang pernah dilakukan belum menyentuh kepada

deskripsi aktivitas religius berupa pola prilaku sinkretisme, yaitu adanya

percampuran antara unsur-unsur religi asli, termasuk Hindu dan Budha

dengan unsur-unsur Islam.

l o Lihat Yuhendri, Makna Aktivitas Dalam Upacara Bersafar di Makam Syekh Burbanuddin, Skripsi S1 Antropologi, (Padang,Universitas Andalas,1995), hal. 6.

Page 11: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

7

Basapa atau bersafar pada prinsipnya adalah aktivitas berziarah yang

dilakukan oleh umat lslam di komplek makam Syekh Burhanuddin yang

dilaksanakan pada setiap bulan Safar. Dalam aktivitas berziarah atau basapa

ini banyak peziarah yang juga melakukan aktivitas-aktivitas yang

berhubungan dengan ajaran agama lslam maupun kepercayaan yang

diyakininya. Ajaran agama lslam yang dimaksudkan adalah setiap aktivitas

keagamaan yang dilakukan oleh penganut lslam itu sendiri sesuai dengan

aturan-aturan atau aktivitas keagamaan yang diperintahkan oleh Tuhan, atau

mengikut sunnah Nabi.

Bagi kalangan ahli antropologi, aktivitas upacara keagamaan

merupakan aktivitas yang sangat penting artinya, karena agamal religi

merupakan salah satu unsur kebudayaan yang pasti terdapat dalam semua

masyarakat manapun di dunia. Analisis religi banyak dimulai dari upacara-

upacara yang dilakukan, karena sistem ritus dan upacara merupakan usaha

manusia untuk mencari hubungan dengan Tuhan, dewa-dewa atau

makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib." Oleh ~oentjaraningrat'~

suatu agama merupakan religi bagi penganutnya, karena dalam suatu agama

terdapat komponen lain selain sistem ritus dan upacara, yaitu adanya emosi

keagamaan yang menyebabkan seseorang bersikap religius, adanya sistem

keyakinan yang mengarahkan orang dalam melakukan aktivitas religius, serta

' ' Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalifas dan Pembangunan, (Jakarta:Gramedia,l987), ha1.145 l 2 Ibid.

Page 12: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

adanya ummat atau kesatuan sosial yang melakukan aktivitas religius. Religi

dalam pengertian manusia tunduk dan patuh kepada sistem keyakinan atau

kekuatan gaib yang diyakini ada di lingkungan manusia dan berpengaruh

kepada kehidupannya.

Emosi keagamaan merupakan komponen yang membuat suatu

keyakinan itu menjadi sakral (sacre), yang menghubungkan manusia dengan

alam supranatural, yang transcendental. Kesakralan inilah yang

membedakan dari segala sesuatu yang profan (profane), yang duniawiah

sifatnya. Oleh karena itu setiap religi yang tumbuh maupun yang datang dari

luar dan berkembang dalam masyarakat maupun agama samawi yang

berhubungan dengan segala sesuatu yang sakral maupun yang profan dapat

dikatakan dengan religi. Bedanya agama-agama samawi datangnya dari

wahyu Tuhan atau kitab suci, sedangkan religi lainnya merupakan tradisi

normatif yang berkembang dalam masyarakat, oleh karena itu dapat

dikatakan sebagai unsur kebudayaan.

Upacara keagamaan menjadi penting artinya karena dihubungkan

dengan tujuan hidup manusia, sedangkan dalam sistem religi sendiri seperti

yang dikatakan Freusz bahwa pusat dari tiaptiap sistem kepercayaan yang

ada di dunia ini adalah upacara, dan melalui kekuatan yang dianggapnya

berperan dalam tindakan-tindakan seperti itu manusia mengira dapat

memenuhi dan dapat mencapai tujuan hidupnya baik materil maupun

Page 13: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

spirituil.13 Dalam upacara keagamaan yang dilakukan kadang terdapat

aktivitas-aktivitas yang sinkretis sifatnya, karena masuk dan bercampurnya

unsur-unsur religi yang terdapat dalam masyarakat sesuai dengan

perkembangan masyarakat itu sendiri. Oleh Haviland, sinkretisme itu terjadi

dalam proses akulturasi antara satu budaya kepada budaya yang lain. Lebih

tepatnya dikatakan sebagai percampuran unsur-unsur lama untuk

membentuk sistem yang baru.14 Dalam perkembangan kebudayaan di

Indonesia terlihat bahwa adanya unsur-unsur budaya yang berasal dari

proses akulturasi atau difusi kebudayaan, di antaranya adalah masuknya

unsur budaya India dan Cina, yang dapat dilihat dalam unsur kesenian.

Budaya atau kebudayaan dilihat sebagai keseluruhan pengetahuan

yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan

menginterpretasikan lingkungan yang dihadapi, dan untuk mendorong dan

menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan.15 Kebudayaan dalam

pengertian ini merupakan sistem pemikiran yang melandasi setiap aktivitas

yang dilakukan manusia. Budaya yang didefenisikan seperti itu mengacu

pada hal-ha1 yang dipelajari manusia, bukan hal-ha1 yang mereka kerjakan

dan perbuat.16 Walaupun demikian aktivitas yang dikerjakan manusia yang

dipelajari atau disosialisasikan dalam jangka waktu yang lama sehingga

l3 Koentjaraningrat, Sejarah Teon' Antropologi. (Jakarta:UI Press, Cetakan kedua,1987), ha1.69. l 4 Wlliam A Havilland, Antropologi edisi keempat Jilid 2, (Jakarta,Erlangga,l988), hal. 263. IS Oleh Parsudi Suparlan, ed., dalam Pendahuluan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta,Sinar Harapan dan

Y ayasan Obor Indonesia,l984.Cetakan pertama), ha1.14. Keesing, Antropologi Budaya Sualv Perspekfif Kontemporer, (Jakarta,Erlangga,l989), ha1.69.

Page 14: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

tercipta pola tingkah laku terhadapnya dapat dikatakan sebagai aktivitas

budaya, termasuk aktivitas sinkretisme yang dilakukan oleh peziarah di

makam Syekh Burhanuddin karena merupakan tingkah laku religi yang

merupakan bagian dari unsur kebudayaan. Aktivitas pengambilan pasir kubur

Syekh Burhanuddin yang kemudian ditebarkan di sawah dan ladang dengan

tujuan untuk meningkatkan kesuburan atau melimpahkan hasil panen

dilakukan oleh peziarah adalah berdasarkan kepada sistem pengetahuan

yang telah dimiliki oleh para peziarah tersebut. Contoh tersebut lebih jelasnya

dapat dilihat pada Bab 3, serta contoh-contoh lainnya merupakan tingkah

laku kebudayaan dalam beragama, atau dapat dikatakan tingkah laku

sinkretis, karena terdapat percampuran antara unsur religi Islam dengan

unsur religi yang .bukan Islam.

Sistem upacara merupakan wujud kelakuan (behavioral manifestation)

dari religi. Seluruh sistem upacara itu terdiri dari aneka macam upacara yang

bersifat harian, musiman, atau kadangkala. Upacara itu masing-masing

terdiri dari berbagai macam kombinasi dari berbagai macam unsur upacara,

seperti bersaji, berdoa, bersujud, berkorban, makan bersama, menari dan

bernyanyi, berprosesi, bersandiwara suci, berpuasa, intoxikasi, bertapa,

bersemedi.17 Di antara unsur upacara tersebut dilakukan peziarah di komplek

makam Syekh Burhanuddin saat basapa. Unsur upacara atau aktivitas

l 7 Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta,Gramedia,l987,Cetakan ketigabelas), ha1.147.

Page 15: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

sinkretis yang dilakukan peziarah di komplek makam Syekh Burhanuddin

yang menjadi perhatian dari riset ini adalah, mengambil pasir makam Syekh

Burhanuddin, mengambil air sumur di komplek makam dengan tujuan-tujuan

tertentu, meletakkan ramuan obat-obatan dan kemenyan di atas makam,

mengambil air kimo, mengambil air batu ampa, membawal meletakkan

hewan peliharaan seperti ayam dan kambing, atau meletakkan sesajen, dan

aktivitas mantawaan. Pada tahun-tahun sebelumnya, makam Syekh

Burhanuddin ditutupi dengan kainl tirai makam. Tirai makam inipun diambil

dengan jalan disobek sebahagiannya untuk tujuan-tujuan tertentu oleh

peziarah. Oleh karena itu yang ingin dideskripsikan adalah apa latar belakang

sehingga aktivitas-aktivitas sinkretisme itu dilakukan oleh peziarah dan

aktivitas apa saja yang dapat dikatakan sebagai sinkretrisme? Pertanyaan

tersebut mendasari dan memberikan inspirasi sehingga penelitian dan

laporan ringkas ini dibuat.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan riset ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan latar belakang peziarah melaksanakan berbagai

aktivitas sinkretisme di komplek makam Syekh Burhanuddin di Ulakan

Pariaman.

Page 16: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

2. Mendeskripsikan berbagai macam aktivitas sinkretisme yang dilakukan

peziarah pada waktu bersafar.

C. Lokasi

Penelitian mengenai sinkretisme dalam upacara basapa ini dilakukan

di Komplek makam Syekh Burhanuddin yang terletak di Desa Manggopoh

Palak Gadang Ulakan, Kecamatan Perwakilan Nan Sabaris, Kabupaten

Padang Pariaman, Sumatera Barat. Penelitian di lokasi makam ini dilakukan

adalah untuk memperoleh data melalui observasi dan wawancara langsung

terhadap peziarah. Penelitian juga dilakukan di Padang dan di daerah

Padang Pariaman lainnya, yaitu dengan mengunjungi peziarah ke rumahnya

atau ke mushallanya dan masjid untuk melakukan wawancara di luar waktu

basapa.

D. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif,

yaitu suatu pendekatan di dalam penelitian yang memfokuskan perhatian

pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala

yang ada dalam kehidupan manusia atau yang biasa dikenal dengan pola-

pols.'' Oleh karena itu teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dengan

'' Parsudi Suparlan, Pengantar Metode Penelifian Kualifatif, 1985. Artikel yang tidak dipublikasikan.

Page 17: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

13

jalan pengamatan dan wawancara mendalam yang dilakukan kepada para

subjek penelitian, yaitu para peziarah yang terlibat langsung dengan aktivitas

sinkretisme, maupun para informan yang mengetahui aktivitas tersebut.

E. Waktu Penelitian

Pengumpulan data sudah mulai dilakukan tahun 1992 yang lalu,

semasa penulis masih mahasiswa di Jurusan Antropologi, FlSlP Universitas

Andalas, dalam rangka kuliah lapangan ke makam Syekh Burhanuddin untuk

mata kuliah Pengantar Antropologi Religi. Pengamatan dan wawancara juga

dilakukan pada safar tahun 1993 dan 1994, baik pada safa ketek maupun

safa gadang yang dilakukan bersama Saudara Yuhendri, teman sesama

mahasiswa yang tertarik terhadap aktivitas basapa ini. Jadi sedikit banyaknya

telah diketahui dan dimiliki catatan mengenai aktivitas basapa di Ulakan ini.

Pada basapa tahun 1421 Hijriyah ini yang bertepatan dengan tanggal 14

Safar atau 17 Mei 2000 saat sapa gadang dilakukan dan tanggal 24 Mei 2000

pada sapa ketek pengumpulan data kembali dilakukan, terutama untuk

menulis laporan ini.

Page 18: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

B A B II

Komplek Makam, Sejarah Syekh Burhanuddin,

Tujuan, Latar Belakang Basapa dan Sinkretisme

Untuk memahami latar belakang dan aktivitas sinkretisme yang

dilakukan peziarah di makam Syekh Burhanuddin di Ulakan Pariaman,

adalah perlu untuk mengetahui komplek makam dan lingkungan

sekitarnya sebagai tempat aktivitas sinkretisme dilakukan, serta sejarah

Syekh Burhanuddin yang berhubungan dengan munculnya

pelaksanaan aktivitas basapa dan sinkretisme serta latar belakang dan

tujuan basapa yang dilakukan peziarah. Oleh karena berhubungan

dengan latar belakang dan aktivitas sinkretisme itulah semuanya itu

perlu dideskripsikan.

A. Komplek Makam dan Lingkungan Sekitarnya

Makam Syekh Burhanuddin yang didatangi peziarah setiap tahun

berada di daerah pantai dari Desa Manggopoh Palak Gadang, sebelas

kilometer sebelah selatan dari kota administratif Pariaman. Secara

admisitratif desa Manggopoh Palak Gadang termasuk ke dalam Kecamatan

Petwakilan Nan Sabaris, Kabupaten Padang Pariaman, berbatasan langsung

Page 19: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

dengan desa - desa lainnya seperti desa Lubuk Kemuning di sebelah utara,

desa Sandi Mulia di sebelah timur, desa Ulakan Tengah di sebelah

selatannya. Sedangkan di sebelah barat dari desa Manggopoh Palak Gadang

adalah Samudera Indonesia, yang pantainya dikenal dengan Pasir Ulakan.

Lokasi komplek makam Syekh Burhanuddin ini merupakan daerah

utama dari Desa Manggopoh Palak Gadang, berdekatan dengan Pasar

Ulakan yang menjadi pusat distribusi barang-barang yang datang dari luar

desa, dan daerah perumahan penduduk. Dari 334 ha wilayah desa ini, sekitar

160 ha di antaranya merupakan daerah pemukiman penduduk. Wilayah

lainnya sebahagian besar dipenuhi persawahan dan ladang penduduk yang

memenuhi areal sekitar 157 ha. Ladang penduduk kebanyakan ditanami ubi

kayu, kacang-kacangan, cabe, tanaman palawija lainnya dan tanaman yang

paling banyak adalah kelapa. Walaupun demikian pohon-pohon tua juga

banyak terdapat, seperti durian, rambutan dan nangka. Diperkirakan hampir

semua penduduk yang memiliki areal menanami pohon kelapa yang dapat

menjadi penghasilan tambahan. Di antara pohon-pohon kelapa yang ada

umumnya berbatang tinggi dan telah berumur tua. Kolam-kolam ikan

digunakan penduduk sebagai tempat pemeliharaan ikan gurami dan lele

dumbo, tetapi kebanyakan kolam-kolam ikan ini tidak dikelola dengan baik.

Mata pencaharian penduduk terutama yang tinggal di daerah pantai adalah

sebagai nelayan. '

Page 20: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Daerah Ulakan ini pada awalnya berupa daerah perladangan, yang

disebut penduduk dengan palak atau ladang. Nama Desa Manggopoh Palak

Gadang mempunyai pengertian yang berhubungan dengan sejarah

perkembangan desa itu. Palak Gadang berarti ladang yang luas. Sedangkan

istilah manggopoh diperoleh dari kebiasaan penduduk yang pergi berladang

pagi hari dan pulang sore harinya dengan tergopoh-gopoh atau tergesa-gesa.

Pendatang yang datang terutama para peziarah ke makam Syekh

Burhanuddin lebih mengenal nama Ulakan daripada nama desa ini, karena

telah populer dari dulunya. Nama Ulakan merupakan nama kenagarian

sebelum dipecah menjadi sembilan belas desa dan kemudian menjadi tujuh

desa dalam tahun 1989.

Mengenai nama Ulakan berhubungan dengan sejarah kedatangan

Syekh ~urhanuddin.'~ Sebelum kedatangan Syekh Burhanuddin daerah ini

dikenal dengan nama Padang Lagondi. Disebut Padang Lagondi karena

adanya daerah terbukal padang yang dijadikan arena berjudi sabung ayaml

ayam balago. Nama Padang Lagondi berubah menjadi Ulakan setelah

kedatangan Syekh Burhanuddin.

Ulakan dalam bahasa Minangnya berasal dari kata mangulakan yang

berarti menolak. Menolak yang dimaksudkan adalah menolak kedatangan

I e Wawancara dengan Bapak Haji Zainuddin di Desa Sikapak Tangah Pariaman, 24 September 1994 dan 7 Mei 2000. Lihat juga ~uheidri , Makna AKtivifas Dalam Upacara Bersafar di Makam Syekh Buhanuddin, Skripsi S1 Antropologi, (Padang,Universitas Andab1 995).

Page 21: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Syekh Burhanuddin dari Aceh setelah menuntut ilmu agama Islam kepada

Syekh Abdul Rauf selama tiga belas tahun untuk mengembangkannya di

Minangkabau. Saat kedatangan Syekh Burhanuddin dari Aceh yang diantar

dengan kapal oleh murid-murid Syekh Abdul Rauf, kerajaan Minangkabau

sedang bermusuhan dengan kerajaan Aceh. Oleh sebab itu pada saat kapal

Syekh Burhanuddin mendarat, mereka diserang dan ditolak kehadirannya

oleh masyarakat setempat, karena dikira yang datang adalah prajurit

Kerajaan Aceh, karena kapal yang ditumpang Syekh Burhanuddin

merupakan kapal layar khas Aceh. Karena adanya penolakan ini untuk

sementara waktu Syekh Burhanuddin kembali ke laut dan singgah di pulau

Angso Duo. Oleh karena kesalahpahaman itu kata-kata mangulakan

kemudian menjadi ulakan saja, yang sampai sekarang tetap dipakai menjadi

nama daerah.

Komplek makam Syekh Burhanuddin dengan areal sekitar lima hektar

itu, ditandai dengan pintu gerbang yang telah dibangun permanen,

bertuliskan "KOMPLEK MAKAM SYEKH BURHANUDDIN" berwarna kuning

keemasan di bagian atasnya. Pintu gerbang yang besar dan menghadap ke

arah barat atau pantai Ulakan ini diikuti dengan jalan semen dua jalur menuju

pintu gerbang kedua, yaitu pintu masuk areal bangunan makam Syekh

Burhanuddin, dengan jarak sekitar 50 meter dari gerbang utama.

Dalam areal bangunan makam Syekh Burhanuddin yang dibangun

bergonjong terdapat beberapa makam lainnya yang tidak dikenal yang

Page 22: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

ditandai dengan batu-batu nisan yang berasal dari batu kali yang tidak

beraturan. Makam-makam ini terletak di sekeliling makam utama dan

tanahnya tidaklah ditinggikan. Permukaannya sudah ditutupi dengan batu-

batu cetakan yang datar dan keramik, menjadi lantai dari bangunan makam

secara keseluruhan, walaupun demikian bangunan makam ini sudah

ditinggikan setengah meter dari permukaan tanah. Menurut para ulama

setempat, makam-makam tersebut adalah kuburan para murid Syekh

Burhanuddin. Makam yang dikenal adalah makam dua orang sahabat Syekh

Burhanuddin di sebelah kiri dan kanan makamnya, yaitu makam Syekh Abdul

Rahman dan ldris Dt. Majo Lelo. Makam Syekh Burhanuddin berada di

tengah-tengah di antara makam Syekh Abdul Rahman dan ldris Dt. Majo

Lelo. Ketiga makam ini dibangun permanen dengan dikelilingi dengan pagar

besi dan atap permanen. Pagar besi ini baru dibangun dalam tahun 1999.

Sebelumnya ketiga makam ini tigak berpagar, tetapi ditutupil dibatasi dengan

kain kelambu makam. Jadi di dalam bangunan makam secara keseluruhan,

terdapat bangunan khusus makam Syekh Burhanuddin dan kedua

sahabatnya. Seperti halnya bangunan-bangunan kubur orang-orang penting

yang dikenal, bangunan kubur Syekh Burhanuddin didirikan sebuah rumah

yang disebut cungkup atau k~bah .~ '

Lihat Soekrnono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3, (Jakarta,Kanisius,l988.Cetakan kelima), ha1.83.

Page 23: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Dalam bangunan permanen berlantai keramik ini juga terdapat sebelas

kulit kerang besar, dengan ukuran diameter sekitar setengah meter. Pada

waktu basapa kulit-kulit kerang besar yang disebut kimo ini diisi air dan

ditaburi bunga rampai dan asam oleh penjaganya. Selain kimo terdapat

sebuah batu ampa, batu pipih berwarna hitam yang terus disirami air pada

saat basapa. Dalam bangunan ini juga tumbuh tujuh batang kamboja putih.

Selain itu pada bagian ujung sebelah timur, tepat disamping pagar

besi makam terdapat sebuah bak besar dari semen dengan tinggi satu meter,

panjang tiga meter. Bak ini berfungsi sebagai tempat menampung beras

sumbangan peziarah. Penjaga kubur yang menerima beras yang dibawa

peziarah dengan kantong, memasukkan beras ke dalam bak tersebut melalui

dua buah saluran yang dibangun miring, khusus untuk memasukkan beras

dari balik kubur ke bak beras tersebut.

Di sekeliling bangunan utama ini terdapat sebanyak 69 suraul

mushalla yang dibangun seperti rumah-rumah petak memanjang. Bangunan

surau-surau ini didirikan setengah permanen dan permanen. Satu bangunan

memanjang terdiri satu sampai dengan delapan surau. Di luar komplek

makam juga terdapat surau - surau peziarah yang menggunakan sebahagian

ruangan yang ada di rumah-rumah penduduk, sehingga secara

keseluruhannya terdapat sebanyak 73 surau.

Surau-surau atau mushalla tersebut memiliki nama-nama sendiri.

Nama yang diberikan berdasarkan nama daerah peziarah yang datang atau

Page 24: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

berdasarkan nama dari pimpinant guru kelompok peziarah, seperti Surau

Pakandangan, Surau Padang Gantiang, Surau H. Suna, Surau Taunku Tak

Makan, Surau Labai Munir dan lain-lain. Pada tahun-tahun yang lalu nama

surau-surau tersebut dituliskan di atas pintu masuk, sedangkan pada sapa

tahun 2000 sudah tidak terlihat lagi, diganti dengan nomor surau, kecuali

pada suaru di luar komplek makam.

Surau-surau tersebut dibangun sebagai tempat peziarah dalam

melaksanakan aktivitas keagamaan selama upacara basapa dilaksanakan,

bagi peziarah yang datang secara rutin dan berkelompok. Surau-surau

tersebut dibangun berkat bantuan dari para perantau dari daerah peziarah

masing-masing, sedangkan tanah untuk lokasi surau merupakan tanah wakaf

dari keturunan ldris Dt. Majo Lelo. Diluar waktu bersafar surau-surau tersebut

dipelihara oleh salah seorang jemaah yang biasanya telah cukup tua yang

berasal dari daerah, yang disubsidi oleh jemaah lain dari kampungnya atau

dari anak-anaknya.

Dalam komplek makam, bangunan lain yang menonjol adalah masjid.

Masjid ini sekaligus merupakan masjid nagari. Posko basapa yang sehari-

harinya menjadi kantor kepala desa, menjadi pusat pengendalian dan

keamanan pada saat sapa berlangsung. Selain itu dalam komplek makam

terdapat dua sumur tempat berwuduk yang berdinding semen tepat di

hadapan masjid, dan sebuah batang ketaping (ketapangl Terminalia Catappa

Linn ) yang sudah cukup tua dan berbatang besar, yang menurut sejarahnya

Page 25: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

dibawa oleh Syekh Burhanuddin dari Aceh. Pada bagian belakang dan

samping komplek banyak tumbuh pohon pinago biru yang berfungsi sebagai

pohon pelindung.

Saat safar dilaksanakan (malam hari) seluruh areal komplek makam

dipenuhi tidak saja oleh peziarah yang mengelompok di lapangan terbuka

karena tidak memliki surau tersendiri, tetapi juga oleh para pedagang yang

banyak menggelar dagangannya di atas tikar atau meja, ataupun para

pengunjung lainnya yang datang untuk hanya sekedar melihat-lihat aktivitas

safar. Dapat dikatakan areal safar seperti pasar malam saja. Kebanyakan

dagangan yang dijual di dalam komplek makam ini adalah kemenyan

(Menyan Arab1 Boswellia spec.) untuk keperluan aktivitas bersapar dan

makanan-makanan kecil seperti, goreng pisang, sala lauak, penjual rokok

dan permen, buku-buku agama, tikar pandan dan lain-lain. Demikian juga

dengan Pasar Ulakan yang terdapat di samping komplek makam, dipenuhi

oleh pedagang dan pengunjung. Bahkan pasar Ulakan ini seakan-akan

pindah ke sepanjang jalan menuju komplek makam, karena pedagang yang

biasa menetap di Ulakan maupun pedagang yang datang untuk berjualan

pada malam safar dilaksanakan, mendirikan toko-toko darurat di sepanjang

jalan. Jalan ini menjadi penuh sesak oleh pengunjung dan pedagang.

Page 26: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

B. Sejarah Ringkas Syekh Burhanuddin *' Syekh Burhanuddin lahir di Padang Panjang pada awal abad ke 17

Masehi. Semasa kecilnya bernama Pono dan beliau anak dari sepasang

petani. Ayah beliau bernama Pampak dan ibu beliau bernama Cukuik. Ketika

Pono dilahirkan, agama lslam telah berkembang selama 300 tahun di Aceh.

Pada abad ke 14, agama lslam telah sampai ke Minangkabau. Pusat

kerajaan Minangkabau pada saat itu belum lagi disentuh oleh agama lslam

karena masyarakatnya masih menganut agama ~ u d h a . ' ~ Manurut ~ b d u l l a h , ~ ~

Syekh Burhanuddin atau Pono dimasa kecilnya belum lagi mengenal seluk

beluk agama lslam karena orang tuanya menganut agama Budha.

Pono dan kedua orang tuanya karena sesuatu sebab pindah dari

Pariangan Padang Panjang ke Sintuak Lubuk Alung. Di Sintuak ini

bermamak atau menjadi kemenakan dari Dt. Sati, yang memberikan

sebidang tanah dan tempat tinggal. Pada waktu itu Pono mulai berteman baik

dengan ldris Dt. Majo Lelo.

Di daerah Tapakis, tidak beberapa jauh dari Sintuak telah dikenal

seorang ulama, Yah Yuddin, yang datang dari Madinah. Oleh karena itu

dikenal sebagai Tuanku Madinah. Pono belajar lslam dari Taunku Madinah,

21 Wawancara dengan Haji Zainuddin di Desa SikapakTengah tanggal 24 September 1994, Mahyuddin, 17 Mei 2000 di Pasar Usang, serta ditunjang dengan sejarah tertulis yang ada.

22 Zainal Bakar, Sejarah Syekh Burbanuddin, Pemda Tk.ll Padang Pariaman. 1993. Ha1.4. 23 Hawash Abdullah, Perkembangan llmu Tasawuf dan Tokoh-tokohnya di Nusantara, (Surabaya:Al Ikhlas,

1980). hal. 53.

Page 27: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

sampai ia memperkenalkan kepada kedua orang tuanya sehingga mereka

meninggalkan agama Budha.

Setelah semua ilmu yang ada pada Tuangku Madinah dipelajarinya,

maka disuruhlah Pono oleh Tuangku Madinah untuk lebih melengkapi ilmu

agama lslam berguru kepada Syekh Abdul Rauf di Aceh. Syekh Abdul Rauf

adalah seorang ulama besar dan seorang tokoh Sufi yang menyebarkan

tharikat Syatariah yang ulung untuk ~ a m a n n ~ a . ' ~

Semasa Pono mempelajari agama lslam dari Syekh Abdul Rauf beliau

menjadi murid kesayangan, sehingga memperoleh keistimewaan baik dalam

mempelajari agama lslam maupun dalam kehidupan sehari-hari, sampai

Pono diangkat oleh Syekh Abdul Rauf sebagai anaknya karena Syekh Abdul

Rauf tidak memiliki anak laki-laki.

Syekh Abdul Rauf mengajarkan ilmu agama lslam meliputi bidang;

- Nahu dan Syaraf, adalah ilmu pengetahuan membaca dalam Bahasa

Arab.

- Tauhid dan Fiqih adalah ilmu pengetahuan tentang hukum lslam dan cara

mendekatkan diri kepada Allah.

Hawash Abdullah, /bid. hal. 49.

Page 28: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Semua ilmu ini bersumber pada Al Qur'an yang diajarkan oleh gurunya

Syekh Abdul Rauf sehingga sempurnalah pelajaran tharikat dan saripati Al

Qur'an yang bersumber pada surat ~ l f a t i h a h . ~ ~

Dalam menuntut ilmu pada Syekh Abdul Rauf, berbagai macam ujian

dijalani oleh Pono. Salah satu di antaranya diutarakan oleh Syekh Haji

Jalaluddin, berikut ini :

Pada suatu hari Syekh Abdul Rauf memakan sirihnya, tiba-tiba tempat kapur sirihnya jatuh ke dalam kakus yang mana kakus itu sangat dalam, yang telah dipakai bertahun-tahun. Tuan Syekh berkata: "Siapa di antara murid-muridku yang sudi membersihkan kakus untuk mengambil tempat kapur sirihku yang jatuh ke dalamnya?". Murid- murid yang banyak merasa keberatan, lantas Pono berkata bahwa ia sanggup mengambilnya dan mulailah Pono bekerja membersihkan sumur hingga tempat kapur sirih itu didapatnya, sehingga bertambah yakinlah Syekh Abdul Rauf. Selanjutya Syekh Abdul Rauf berdoa dan berkata, tanganmu akan dicium oleh Raja, Penghulu, orang-orang besar dan murid-muridmu tidak akan putus-putusnya sampai akhir zaman dan ilmu kamu akan memberkati dunia ini (1972;3-4).

Ujian lainnya juga dilalui Pono untuk menguji keimanannya. Suatu hari

Pono ditinggalkan berdua dengan puteri gurunya di rumah. Karena godaan

setan hati Pono bergetar dan gairah seksualnya timbul ketika melihat puteri

gurunya tidur. Setelah berbagai cara dilakukan Pono untuk meredam

nafsunya, namun tidak juga berhasil. Akhirnya Pono pergi keluar rumah

kemudian dikeluarkannya kelaminnya dan dipukul di atas sebuah batu

sehingga mengeluarkan darah. Batu inilah yang kemudian dikenal dengan

2s Zainal Bakar, /bid. ha1.9.

Page 29: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

sebagai batu ampa, yang kemudian menjadi salah satu objek sinkretisme

dalam aktivitas basapa.

Setelah ujian tersebut dilaluinya, dan ilmu yang diberikan oleh Syekh Abdul Rauf sudah semuanya dipahami, maka Syekh Abdul Rauf merasa bahwa Pono sudah benar-benar mantap keimanannya sehingga digantilah nama Pono menjadi Burhanuddin yang berarti penyuluh agama, dan diberi gelar Syekh. Nama ini. diberikan pada saat Syekh Burhanuddin akan kembali ke Minangkabau dan beliau juga memberikan sebuah buku tuhfah dan empat lembar jubah, ikat pinggang dan sebuah kopiah dari negeri Yaman. Semua pemberian ini melambangkan tanda kebesaran dengan ilmu yang sudah penuh di dalam hati. Syekh Burhanuddin diminta kembali ke Minangkabau untuk megamalkan dan mengembangkan semua ilmu yang telah diperolehnya selama berguru di Aceh. Mulai saat itu resmilah Syekh Burhanuddin diangkat sebagai kalifah Syekh Abdul Rauf untuk daerah ~ i n a n g k a b a u . ~ ~

Setelah 13 tahun menuntut ilmu dari Syekh Abdul Rauf, Syekh

Burhanuddin kembali ke Minangkabau yang diantar oleh sahabat-sahabatnya

dengan kapal layar dan melabuh di Pariaman. Ketika mendarat Syekh

Burhanuddin diulak oleh penduduk setempat karena dikira prajurit Aceh,

sehingga beliau menetap sementara di pulau Angso Duo. Setelah berada di

Pulau Angso Duo inilah Syekh Burhanuddin teringat akan kawan lamanya,

ldris Dt. Majo Lelo. Syekh Burhanuddin kemudian mengirimkan surat kepada

ldris Dt. Majo Lelo. Setelah surat Syekh Burhanuddin dibaca ldris Dt. Majo

Lelo, maka dijemputlah Syekh Burhanuddin bersama pemuka adat Ulakan.

Nofrialdi, Bersafar dan Dampak Ekonominya Terhadap Masyarakat Ulakan, Skripsi S1 Sosiologi, (Padang, Universitas Andalas,1992), ha1.31.

Page 30: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 31: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 32: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 33: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 34: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 35: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 36: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 37: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 38: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 39: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 40: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 41: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 42: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 43: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 44: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 45: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 46: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 47: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 48: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 49: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 50: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 51: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 52: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 53: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 54: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 55: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 56: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 57: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 58: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 59: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 60: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 61: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 62: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 63: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 64: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 65: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 66: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 67: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 68: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 69: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 70: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 71: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 72: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH
Page 73: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Gambar 01. Gerbang komplek makam Syekh Burhanuddin

Gambar 02. Makam Syekh Burhanuddin dengan cungkupnya yang ramai dikunjungi peziarah.

Page 74: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Gambar 03. Makam Syekh Burhanuddin dikelilingi peziarah yang berdoa di luar cungkupnya.

-&..Y

Gambar 04. ~etugas dalam cungkup makam sedang mengambil pasir makam dengan menggunakan sanduak tampuruang.

Page 75: SlNKRETlSME DALAM UPACARA BASAPA Dl MAKAM SYEKH

Gambar 05. Pakiah-pakiah berdoa dengan kemenyan dalam komplek makam. Di dekatnya nampak batu nisan kubur murid Syekh Burhanuddin.

Gambar 06. Pedagang dalam komplek makam, yang menjual untaian manik-manik untuk tasbih, kemenyan, bawang putih, benang tiga warna dan lain-lain.