keterlibatan orang tua dalam pendampingan belajar …eprints.ums.ac.id/72128/10/naskah...

14
KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR ANAK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Jurusan Magister Psikologi Sekolah Pascasarjana Oleh: CHLARASINTA DURI KARTIKA S300160034 PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN

BELAJAR ANAK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada

Jurusan Magister Psikologi Sekolah Pascasarjana

Oleh:

CHLARASINTA DURI KARTIKA

S300160034

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR

ANAK

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

CHLARASINTA DURI KARTIKA

S300160034

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen

Pembimbing

Dr. Nanik Prihartanti, M. Si

ASUS1
Typewritten text
PUBLIKASI ILMIAH
Page 3: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR

ANAK

OLEH

CHLARASINTA DURI KARTIKA

S300160034

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Program Studi Magister Psikologi

Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, 11 Maret 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Nanik Prihartanti, M. Si (…………….)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Eny Purwandari, M. Si (……………..)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Taufik, M. Si., Ph. D. (……………..)

(Anggota II Dewan Penguji)

Direktur Sekolah Pascasarjana,

Prof. Dr. Bambang Sumarjoko, M. Pd

Page 4: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kemagisteran di

suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diternitkan orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Maret 2019

Penulis

ChlaraSinta Duri Kartika

S300160034

Page 5: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

1

KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR ANAK

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlibatan orang tua dalam

mendampingi belajar anak yang saat ini mengalami perubahan kurikulum.

Informan dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak usia SD

terdiri dari ayah dan ibu. Penelitian ini adalah penelitian fenomenologis dengan

pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan

observasi. Wawancara yang dilakukan adalah semi terstruktur. Hasil penelitian

menemukan bahwa ayah dan ibu saling berbagi peran dalam mendampingi anak

belajar saat dirumah walaupun aktivitas disekolah paling banyak dilakukan oleh

para ibu. Hal ini didasari ayah sebagai pencari nafkah yang jam pulangnya tidak

menentu. Proses keterlibatan orang tua melingkupi unsur dukungan orang tua,

ikut serta orang tua dan penguatan perkembangan belajar anak. Posisi kelahiran

anak juga berdampak pada bagaimana orang tua memperlakukan anak saat

pembelajaran berlangsung.

Kata kunci: Keterlibatan Orang tua, Pendampingan, Belajar, Kurikulum

Abstract

This study is aimed to describe the parental involvement accompany learning with

their children and changes curriculum. Informants in this study were parents who

had children in elementary school consisting of father and mother. This study uses

a phenomenological qualitative research design with a method of data collection

used interviews and observations. Interviews conducted are semi-structured. The

results of the study found that fathers and mothers shared roles in assisting

children to learn while at home even though school activities were mostly carried

out by mothers. This is based on the father as the breadwinner whose hour of

return is erratic so that he entrustfully to the mother. The process of parental

involvement encompasses the support of parents, participates in parents and

strengthens the development of childrens learning. The position of child birth also

has an impact on how parents treat children when learning takes place.

Kata kunci: Parental involvement, Accompany, Learning, Curriculum 2013

1. PENDAHULUAN

Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu dibutuhkan

untuk menunjang keberhasilan akademik baik di lingkungan paling dekat dengan anak yakni

rumah hingga di sekolah. Bagi seorang anak, mikrosistem itu keluarga dekat, teman-teman ,

atau guru dan kegiatan-kegiatan bermain dan sekolah. Hubungan dalam mikrosistem bersifat

resiprokal (hubungan yang berjalan dua arah). Anak memengaruhi orangtua dan orangtua

memengaruhi anak. Mesosistem adalah sejumlah interaksi dan hubungan di antara semua

Page 6: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

2

elemen mikrosistem, para anggota keluarga saling berinteraksi satu sama lain dengan guru

(Woolfolk, 2009).

Mengingat saat ini pendidikan Indonesia menerapkan Kurikulum 2013, maka dibutuhkan

koordinasi peran antara orang tua dan peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran

(Mulyana, 2014). Adapun secara khusus koordinasi tersebut bertujuan sebagai berikut: (1)

saling membantu dan saling mengisi, dengan menerima kekurangan dan kelemahan peserta

didik, orang tua diharapkan dapat membina secara baik, (2) Bantuan-bantuan keuangan dan

barang-barang, (3) mencegah perbuatan yang kurang baik, (4) bersama-sama membuat

rencana yang baik untuk peserta didik dengan mengetahui kelebihan-kelebihan yang dimiliki

(Mulyana, 2014). Orang tua menjadi sumber utama dalam penerapan kurikulum serta

pengalaman orang tua dengan pelaksanaan kurikulum dan kehidupan sekolah anaknya

merupakan komponen penting (Bangou, Ibrahim, & Fleuret, 2015). Keterlibatan orang tua

dalam pendidikan anak tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 7 Ayat 1 yang berbunyi “Orang tua berhak berperan serta

dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan

anaknya”. Keterlibatan orang tua didefinisikan sebagai partisipasi orang tua dalam proses

pendidikan anak-anak mereka (Diadha, 2015).

Hasil poling tanggapan masyarakat yang dilakukan Sugiyono, Sutopo & Nuryanto, 2014

terhadap latar belakang munculnya kebijakan kurikulum 2013 menunjukkan bahwa sekitar

36% orangtua kurang paham dengan perubahan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil

wawancara awal, orang tua murid merasa kesulitan mengajarkan anaknya yang duduk di

bangku kelas IV hinggga V SD dengan metode tersebut, nilai anaknya menjadi turun serta

kesulitan melihat perkembangan anaknya. Hamalik (dalam Krissandi & Rusamawan, 2015)

mengemukakan bahwa peranan orang tua dalam pengembangan dan implementasi kurikulum

berkenaan dengan dua hal, yaitu: penyusunan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum. Peranan

orang tua lebih besar dalam pelaksanaan kurikulum.Dalam pelaksanaan kurikulum

dibutuhkan kerjasama yang sangat erat antara guru, sekolah, dan para orang tua murid.Selain

mendampingi siswa belajar di rumah, orang tua secara berkala menerima laporan hasil belajar

siswa berupa rapor dan sebagainya.

Secara umum, keterlibatan orang tua dapat dikategorikan berdasarkan tiga kriteria: (1)

berbasis rumahvs berbasis Sekolah, (2) perilaku awal vs orang tua awal (3) perilaku vs

sikap.Asumsinya, keterlibatan orang tua dalam pendidikan tidak terbatas hanya membantu

Page 7: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

3

pekerjaan rumah, tetapi juga menghadiri pertemuan orang tua dan guru, berbicara kepada

anak-anak tentang pentingnya pendidikan, memberikan dorongan, menerima laporan kelas

dan kemajuan dari sekolah, serta membicarakan masalah perilaku.

Berpijak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan

pokok batasan masalah berikut: bagaimana keterlibatan orang tua dalam mendampingi belajar

anak? Adapun pertanyaan penelitian ini adalah: (1) bagaimana keterlibatan orang tua dalam

pendampingan kegiatan belajar anak di rumah? (2) bagaimana keterlibatan orang tua dalam

pendampingan kegiatan belajar anak di sekolah?

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.

Gejala penelitian berupa atribut psikologis keterlibatan orang tua, dimana orang tua

berpartisipasi dalam aktivitas belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Sikap tersebut

diikuti dengan pemantauan, komunikasi, bimbingan dan pengajaran. Subjek penelitian

diambil dengan menggunakan teknik purposive (Herdiansyah, 2010) dengan kriteria (1)

keluarga inti, terdiri ayah dan ibu (2) memiliki anak usia SD.

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Teknik wawancara

yang digunakan berupa wawancara terbuka. Creswell (2013) mengemukakan beberapa

prosedur dalam melakukan analisis data sebagai berikut; mengolah dan mempersiapkan data

untuk dianalisis yang dalam hal ini dengan melakukan transkip wawancara , men-scanning

materi, mengetik data lapangan dan menyusun data.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan metode penelitian yang telah dirumuskan pada bab tiga, penulis menemukan tiga

kelompok informan atau tiga unit keluarga yang sesuai dengan karakteristik informan yang

telah ditentukan dalam penelitian ini , diantaranya:

Tabel 1. Data Demografi Informan

No. Kel.ke Nama Status Usia

(tahun)

Jenis

Kelamin

Pendidikan Pekerjaan Alamat Jumlah

anak

1 I TB Anak 10 Pr SD Pelajar Pemalang

3

2 I TJR Ayah 43 Lk SMA Pegawai

Swasta

Pemalang

3 I EK Ibu 42 Pr SMA Pegawai

Honorer

Pemalang

4 II YKU Anak 10 Pr SD Pelajar Pemalang

5 II Y Ayah 54 Lk Sarjana Wiraswasta Pemalang

Page 8: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

4

6 II P Ibu 49 Pr SMA Ibu rumah

tangga

Pemalang 4

7 III AZP Anak 10 Pr SD Pelajar Pemalang

2

8 III ESY Ayah 37 Lk Sarjana Wiraswasta Pemalang

9 III SF Ibu 37 Pr Sarjana Guru Pemalang

Berdasarkan deskripsi keluarga yang sudah dipaparkan diatas, data menunjukkan

bahwa masing-masing keluarga memiliki posisi kelahiran anak yang berbeda. Untuk keluarga

I memiliki jumlah total 3 anak yang terdiri dari anak pertama (SMA),anak kedua (SMP) dan

anak ketiga (SD) dan keluarga II memiliki jumlah total 4 anak yang terdiri dari anak pertama

(sudah menikah), anak kedua (kuliah), anak ketiga (SMK) dan anak keempat (SD), posisi

anak yang masuk dalam karakteristik penelitian merupakan anak bungsu, sedangkan pada

keluarga III memiliki jumalh total 2 anak yang terdiri dari anak pertama (SD) dan anak kedua

(balita), posisi kelahiran anak yang masuk karakteristik penelitian adalah anak pertama

(sulung). Hal ini pun berdampak pada saat orang tua mendampingi anak belajar. Berdasarkan

wawancara yang diperoleh dari narasumber keluarga I dan keluarga II yang memiliki anak

bungsu menyatakan selain karena cenderung sudah terlatih dan rileks dalam mengajari

anaknya belajar berdasarkan pengalaman belajar bersama anak yang sebelumnya, narasumber

juga mengungkapkan bahwa sebagai anak bungsu, ada indikasi bahwa dalam pendampingan

belajar anak cenderung bergantung pada arahan orang lain. Narasumber mengakui hal

tersebut bisa terjadi karena sudah dibiasakan sejak kecil hingga terbawa pada usia SD.

Bantuan yang diberikan berupa petunjuk pengerjaan, mengerjakan pekerjaan anak yang

digunakan sebagai contoh dan menuliskan rumus-rumus yang dibutuhkan. Berbeda dengan

keluarga III, posisi kelahiran anaknya yang merupakan anak sulung membuat orang tua

cenderung mengutamakan kemandirian anak dalam belajar yang secara tidak langsung untuk

memberikan contoh pada adiknya. Narasumber menuturkan bantuan dan dampingan tetap ada

namun dalam frekuensi yang kecil karena ingin mengukur sejauh mana kemampuan anak

dalam belajar. Bagi keluarga III, belajar dengan anak adalah pengalaman pertama kali dan hal

yang baru.

Berdasarkan urutan kelahiran pada deskripsi keluarga narasumber didapatkan bahwa

posisi yang diperoleh adalah anak sulung dan anak bungsu. Sulloway (dalam Vitamind, 2003)

mengungkapkan posisi anak dalam keluarga 4, yaitu anak tunggal, anak sulung, anak tengah,

dan anak bungsu. Untuk anak sulung sebagai anak pertama dituntut dapat mengarahkan diri,

menentukan pilihan dan bertanggung jawab atas pilihannya tersebut. Ia sudah terbiasa

memenuhi keperluannya sendiri. Begitu pula dengan cara belajar, anak sulung cenderung

kreatif, percaya diri dan motivasi yang dimiliki juga tinggi serta mudah untuk menyesuaikan

Page 9: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

5

diri dengan lingkungan baru. Sedangkan anak bungsu biasanya bersifat manja dan bergantung

pada orang-orang sekitarnya dalam hal apapun, hal ini mengakibatkan anak bungsu menjadi

individu yang tidak dapat menyesuaiakan diri dengan baik, mudah putus asa dan memiliki

tanggung jawab yang rendah sebab anak bungsu cenderung berpikir bahwa tidak perlu

bersusah payah melakukan sesuatu sendiri karena mengandalkan orang tua dan kakaknya.

Seperti yang tertera pada tabel proses pengarahan belajar dibawah ini:

Tabel 2. Proses Pendampingan Belajar

Keluarga I Keluarga II Keluarga III

Pengarahan: Ayah

menanyakan kepada anak

mengenai mata pelajaran apa

yang akan dipelajari, setelah itu

Ayah meminta anak untuk

menyiapkan hal-hal yang

dibutuhkan untuk belajar seperti

meja, alat tulis, buku dan lembar

untuk coret-menyoret. Sebelum

anak praktek belajar langsung,

ayah memberi penjelasan

dengan mengerjakan satu soal

sebagai contoh sembari berkata

“ini rumus untuk digunakan

mengerjakan soal ini,

perhatikan cara pengerjaannya

seperti ini”. Anak

memperhatikan dari samping

sambil mengangguk. Lalu ayah

meminta anak untuk

mengerjakan soal yang sudah

dipelajari bersama.

Pengarahan: Berdasarkan

observasi, ibu bertanya pada

anak mengenai materi pelajaran

apa yang akan dipelajari. Anak

belajar menyesuaikan jadwal

yang hari itu adalah

matematika. Kemudian Ibu

meminta buku dan membuka

halaman terakhir yang dipelajari

anak di sekolah dengan merujuk

pada soal-soal latihan. Ibu

mengajak anak untuk membaca

soal bersama-sama terlebih

dahulu dengan suara keras.

Selanjutnya anak diminta untuk

memahami sejenak dan ibu

mengawali dengan bertanya

“Sudah? Nah coba ini

dikerjakan disini” sambil

menunjuk lembaran kosong

untuk latihan soal

Pengarahan: Anak

menunjukkan materi yang perlu

dipelajari kepada ibu, lalu ibu

meminta anak untuk

memperdalam materi dengan

latihan soal secara mandiri

sesuai penjelasan guru disekolah

untuk mengetahui sejauhmana

pemahaman anak. Kemudian

anak mengerjakan latihan soal

seperti yang diminta oleh Ibu.

Pemantauan Praktek: Di sela-

sela saat anak mengerjakan

latihan soal, ayah memberi

petunjuk atau clue untuk anak

dan berkata “coba dilihat sudah

benar belum penggunaan

angkanya?”

Pemantauan Praktek: Saat

latihan soal, Ibu memberikan

arahan dalam mengerjakan

sembari mengingatkan agar

tidak keliru dan tidak tergesa-

gesa dalam menjawab. Sambil

proses pengerjaan soal

berlangsung, ibu menyelipkan

beberapa penjelasan materi “Ini

namanya tabel, ini diagram

batang dan ini diagram

lingkaran, dibedakan

warnanya”

Pemantauan Praktek:

Berdasar pengamatan, Ibu

memang menginginkan anak

menyelesaikan latihan soal

sendiri tanpa bantuan sampai

selesai adar tidak

ketergantungan dengan orang

lain. Ada sekitar 3-4 kali anak

menatap pada ibunya, namun

ibu memberi isyarat untuk tetap

lanjut mengerjakan dan

tinggalkan soal yang dirasa

sulit. Ibu juga sempat bertanya

pada anak “Sudah selesai atau

belum?”

Koreksi: Cara yang digunakan

Ayah saat mengoreksi pekerjaan

Koreksi: Ibu dan anak bersama-

sama saling mengoreksi satu

Koreksi: Setelah latihan usai,

Ibu mengambil hasil pekerjaan

Page 10: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

6

anak adalah saat dan sesudah,

jadi saat anak berlatih soal Ayah

memberi petunjuk kemudian

sesudah latihan usai, Ayah akan

mengambil lembar hasil soal

yang sudah diselesaikan anak

sembari mencoret-coret untuk

menandakan jawaban yang betul

dan masih keliru. Setelah

dikoreksi, Ayah akan

memberikan contoh lagi untuk

perbaikan jawaban yang masih

salah yang nantinya akan

dijadikan acuan anak untuk

berlatih kembali.

sama lain selain itu ibu

menunjukan kekurangan

jawaban dengan memberikan

tanda dan disampaikan pada

anak.

anaknya sambil memberi tanda

pada soal-soal yang belum

terjawab dan menunjukkan

kepada anak serta menjelaskan

cara pengerjaan yang benar. Di

akhir sesi ibu meminta anak

untuk memperdalam materi

kembali dan berani bertanya

pada guru mengenai hal-hal

yang kurang paham.

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa para orang

tua melakukan keterlibatan secara aktif dalam pendampingan belajar, meskipun masih

didominasi oleh para ibu, ayah juga berusaha untuk bergabung dan memberikan pengajaran,

pemantauan dan pengawasan di sela-sela kesibukannya mencari nafkah. Pembagian tugas

juga diterapkan oleh orang tua sebagai bekal dalam proses pembelajaran mengingat kebijakan

pendidikan saat ini mengalami perubahan. Usaha yang dilakukan dengan menambah referensi

serta sumber-sumber yang diperoleh melalui diskusi antara orang tua, pertemuan rutin di

sekolah serta mem-browsing materi seminar tentang pendidikan.

Gambar 1. Proses Keterlibatan Orang Tua dalam Mendampingi Belajar Anak

Page 11: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

7

Penelitian Deslandes dan Barma (2016) menunjukkan praktek keterlibatan orangtua

cenderung berpengaruh positif terhadap keberhasilan dan perkembangan belajar anak. Orang

tua sendiri yang menciptakan lingkungan belajar yang bisa mendukung atau melemahkan

pengalaman belajar (Wang dan Khalil, 2014). Sikap tersebut diikuti dengan pemantauan,

komunikasi, bimbingan dan pengajaran. Penelitian serupa milik Khan, Ahmad, Hamdan,

Mustaffa dan Tahir (2014) juga menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua mempengaruhi

kekuatan psikologis dan kesejahteraan untuk mengatasi rasa stress akademik yang dialami.

Sikap pemantauan, komunikasi, bimbingan dan pengajaran yang terdapat di penelitian

terdahulu membuktikan bahwa orang tua sudah melakukan tanggung jawab berupa

pembelajaran yang bukan hanya sekedar teori melainkan ada praktek didalamnya sekaligus

arena untuk bermain anak, serta ikut mempelajari sesuai kurikulum yang berlaku. Adapun

secara khusus koordinasi tersebut bertujuan sebagai berikut: (1) saling membantu dan saling

mengisi, dengan menerima kekurangan dan kelemahan peserta didik, orang tua diharapkan

dapat membina secara baik, (2) Bantuan-bantuan keuangan dan barang-barang, (3) mencegah

perbuatan yang kurang baik, (4) bersama-sama membuat rencana yang baik untuk peserta

didik dengan mengetahui kelebihan-kelebihan yang dimiliki (Mulyana, 2014). Sebenarnya

letak peran orang tua dalam kurikulum 2013 tidak hanya sebatas itu, orang tua bisa terlibat

langsung dalam mendidik dan mendampingi anak namun lokasi tentu tidak di sekolah

melainkan dirumah dengan alokasi waktu tak terhingga (Arumlila, 2015). Huang (2013)

menjelaskan orang tua yang belajar bersama anak dapat memperluas pemahaman dan

mengembangkan ilmu baru serta menerapkan strategi-strategi pembelajaran dengan

memanfaatkan kegiatan yang menyenangkan, aktivitas menulis dan menggambar serta

permainan kata

Penggunaan teknologi sebagai sumber referensi belajar anak juga menjadi perhatian

khusus para orang tua. Penyediaan fasilitas tersebut memudahkan namun perlu adanya

kesepakatan dalam penggunaannya. Para orang tua pun membuat kesepakatan masing-masing

yang pada dasarnya bersifat prefentif agar anak tidak mengakses ke situs-situs yang tidak

sesuai dengan usianya dan hanya diperbolehkan untuk mencari bahan belajar yang tentunya

juga diawasi orang tua. Namun anak juga diberi kelonggaran dalam memanfaatkan fasilitas

tersebut. Penelitian Rojas, Barandiaran dan Gonzales (2018) mengungkapkan dalam

penelitiannya yakni sebesar 53,54 % orang tua membuat strategi dalam membatasi

penggunaan internet kepada anak-anak mereka. hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya

intervensi dan kontrol untuk menghindari anak mengakses hal-hal yang tidak pantas di dunia

Page 12: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

8

maya. Misalnya dengan penarikan telepon seluler dan mematikan fasilitas wifi. Orang tua

juga memberi kelonggaran di akhir pekan atau kebebasan untuk anak mengakses internet

sebagai hiburan, namun tetap dipantau dan diawasi. Orang tua juga merasakan kesulitan lain

ketika merundingkan aturan tentang penggunaan internet dan mengajari anak untuk tidak

ketergantungan pada teknologi serta mengajari anak untuk menggunakan internet secara

bertanggung jawab.

Para orang tua juga secara khusus terlibat langsung dalam kegiatan sekolah sehingga

bisa mengetahui secara langsung kemajuan pembelajaran anak baik dari segi kognitif, afektif

dan konatif melalui pertemuan rutin, diskusi melalui grup sosial media dan program-program

yang sifatnya wajib seperti menjadi anggota komite sekolah, program pembentukan karakter

dan ekstrakurikuler yang bisa dipantau langsung oleh orang tua. Berdasarkan riset-riset

(Robbins dan Searby, 2013; Ng & Yuen ,2015; Bui & Rush,2014) juga menunjukkan bahwa

pengalaman orang tua ketika berperan dengan sekolah untuk meningkatkan prestasi akedemik

anak melalui partisipasi disekolah.

Selain mendampingi siswa belajar di rumah, orang tua secara berkala menerima

laporan hasil belajar siswa berupa rapor dan sebagainya. Strategi lain yang dibutuhkan adalah

antara orang tua dan guru didorong untuk saling menelepon dan mengirim email ke rumah

serta mengunjungi web sekolah secara berkala (Pakter & Chen, 2013). Granata, Mejri dan

Rizzi (2016) mengungkap hubungan keluarga dan sekolah dalam mencapai pengalaman

dalam pendidikan yang optimal dengan cara membuang prasangka dan berusaha

menyesuaikan diri. Myers dan Myers (2015) secara umum mengungkapkan, keterlibatan

orang tua dalam pendidikan tidak terbatas hanya membantu pekerjaan rumah, tetapi juga

menghadiri pertemuan orang tua dan guru, berbicara kepada anak-anak tentang pentingnya

pendidikan, memberikan dorongan, menerima laporan kelas dan kemajuan dari sekolah, serta

membicarakan masalah perilaku.

4. PENUTUP

Penulis menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini telah mencapai tujuan penelitian yang telah

diajukan. Hasilnya adalah keterlibatan orang tua dapat menjadi sebuah proses dalam

memahami anak belajar sesuai kebutuhan yang juga dilihat berdasarkan kedudukan anak

dalam keluarga. Selain itu adanya perhatian, pemantauan, pengadaan fasilitas dan bantuan

serta pengawasan menjadi unsur-unsur yang sudah terpenuhi saat proses pembelajaran

berlangsung. Orang tua berusaha untuk memahami kedudukan anak dalam struktur keluarga

Page 13: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

9

untuk menerapkan strategi belajar yang tepat. Adanya upaya untuk memperkuat

(reinforcement) daya tarik belajar anak melalui siraman rohani, belajar sambil bermain dan

wisata edukatif. Keterlibatan orang tua juga disekolah di tunjukkan dalam berinteraksi dengan

pihak sekolah, terutama pada wali kelas anak baik melalui via tatap muka maupun dengan

menggunakan alat telekomunikasi untuk mengetahui perkembangan belajar anak serta berita

terbaru. Ikut serta secara aktif dalam pertemuan rutin, diskusi grup maupun partisipasi

program wajib yang diadakan sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bangou, F., Ibrahim, A., & Fleuret, C. (2015). C'est la cle du succes: Thinking Through the

Parental Experience of a New Support Program for Newecomer Students in Minority

French-Speaking Schools in Canada. International Journal of Society, Culture &

Language Vol.3 No.2 , 35-46.

Bui, K., & Rush, R. A. (2014). Parental Involvement in Middle School Predicting College

Attendance For First Generation Students. Journal of Education Vol.136 No.4 , 1-17.

Cresswell. (2016). Research Design Pendekatan Kualitatif, kuantitatif dan Mixed.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Deslandes, R., & Syilvie, B. (2016). Revisiting the Challenges Linked to Parenting Home-

School Relationship at the High School Level. Canadian Journal of Education Vol.39

No.4 , 1-32.

Diadha, R. (2015). Keterlibatan Orang Tua dalam Pendidikan Usia Dini di taman Kanak-

Kanak. Edusentris, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Vol.2 No.1 , 61--71.

Granata, A., Mejri, O., & Rizzi, F. (2016 ). Family-School Relationship in the Italian Infant

Schools: Not Only a Matter of Cultural Diversity. SpringerPlus Journal Vol.5 , 1-9.

Huang, S. (2015). The Use of Literacy Bags Promotes Parental Involvement in Chinese

Children's Literacy Learning in The Englis Language. SAGE, Language Teaching

Research Vol.17 No.2 , 251-268.

Khan, A., Roslee, A., Hamdan, A. R., Mustaffa, M. S., & Tahir, L. M. (2014). Does

Psychological Strengths and Subjective Well Being Predicting Parental Involvement

Problem Solving Among Malaysia and Indian Students. SpringerPlus Vol. 3 , 1-6.

Krissandi, A. D., & Rusmawan. (2015). Kendala Guru Sekolah Dasar Dalam Implementasi

Kurikulum 2013. Cakrawala Pendidikan Vol. XXXIV No.3 , 457-467.

Mulyana. (2014). Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Myers, S. M., & Myers, C. B. (2013). The Dynamics of Parental Involvement in U.S. Schools

from 1996 to 2007. Journal of School Public Relations Vol.34 , 74-104.

Page 14: KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR …eprints.ums.ac.id/72128/10/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Sumbangsih orang tua dalam rangka mensukseskan kegiatan akademik anak tentu

10

Ng, S.-W., & Yuen, G. (2015). Exploring Teaching Professionals Constraints In

Implementation Of Parental Involvement In School Education. Procedia-Social and

Behavioral Sciences Vol. 191 , 1077-1081.

Pakter, A., & Chen, L. (2013). The Daily Text: Increasing Parental Involvement In Education

With Mobile Text Messaging. Journal Education Technological Systems, Vol. 41 No. 4

, 353-367.

Robbins, C., & Searby, L. (2013). Exploring Parental Involvement Strategies Utilized by

Middle School Interdisiplinary Teams. School Community Journal, Vol.23 No.2 , 113-

136.

Rojas, I. B., Barandiaran, A. A., & Gonzales, E. O. (2018). Parental Mediation of the Internet

Use of Primary Students: Beliesfs, Strategies and Difficulties. Media Education

Research Journal Vol. XXVI , 71-79.

Sugiyono, Sutopo, & Nuryanto, A. (2014). Tanggapan masyarakat Terhadap Implementasi

Kurikulum 2013. Laporan Implementasi Kurikulum 2013 , 1-48.

Vitamind. (2003). Misteri Perilaku Anak Sulung, Tengah, Bungsu dan Tunggal. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Wang, M. T., & Khalil, S. S. (2014). Does Parental Involvement Matter for Student

Achievement and Mental Health In High School. Child Development Vol. 85 No.2 ,

610-625.

Woolfolk, A. (2009). Educational Psychology Active Learning Edition. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.