secure attachment orang tua terhadap kemandirian …

157
SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK AS-SALAM K OTA JAMBI TESIS OLEH : MIARI EDLIN KUSWARDANI NIM : MPU 1622592 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

1

SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN

ANAK USIA DINI 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK AS-SALAM

K OTA JAMBI

TESIS

OLEH :

MIARI EDLIN KUSWARDANI

NIM : MPU 1622592

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

TAHUN 2020

Page 2: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

2

Page 3: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

3

Page 4: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

4

Page 5: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

5

Page 6: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

6

MOTTO

Artinya: “wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari ai neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya melaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan1

1Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung:

Diponegoro,2006)

Page 7: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

7

ABSTRAK

Miari Edlin kuswardani, NIM: MPU. 16.22592 Secure Attachment Orangtua

Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini 4-5 Tahun Di Taman Kanak-Kanak As-

salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Tesis. Pascasarjana Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak usia dini 4-5

tahun di taman kanak-kanak as-salam kecamatan alam barajo kota jambi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang dengan teknik

pengambilan dilakukan secara purposive sampling. Dengan subjek penelitian ini

adalah anak-anak murid TK kelompok A dengan rentang usia 4-5 tahun di

semester 2. Sedangkan orangtua dari murid, guru kelompok A dan kepala seklah

sebagai informan. Selanjutnya teknik pengumpulan data dengan menggunakan

observasi, wawancara, analisis data dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa pertama, persepsi orang tua tentang

urgensi secure attachment (kelekatan aman) menunjukkan terdapat kurangnya

pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya dari secure attachment

(kelekatan aman) terhadap kemandirian anak usia dini. Kedua, faktor yang

menentukan secure attachment orang tua ialah melibatkan adanya komunikasi,

kepercayaan, pengasingan antara orang tua dan anak dan figur orang tua terhadap

anak. Ketiga bagaimana menentukan secure attachment yaitu dengan adanya

sistem pola asuh yang baik dan terarah yang terjalin secara kontinyu sejak dini

oleh orang tua terhadap anak.

Implikasi penelitian yang menunjukkan bahwa kelekatan aman

orang tua terhadap anak usia dini dapat meningkatkan kemandirian anak.

Dalam hal ini kelekatan membentuk pola asuh orang tua dalam

mengembangkan kemandirian anak. Orang tua yang memahami

kelekatan aman dan pentingnya kemandirian anak akan menerapkan

dalam keseharian dengan tujuan meningkatkan kemandirian anak

tersebut. Menciptakan hubungan yang aman untuk anak dan memberikan

kepercayaan untuk anak sudah merupakan pelatihan sederhana untuk

kemandirian anak.

Kata Kunci: Secure Attachment, Orang Tua, Kemandirian Anak Usia Dini 4-

5 Tahun

Page 8: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

8

ABSTRACT

Miari Edlin kuswardani, NIM: MPU. 16.22592 Secure Attachment Parents

Independence of 4-5 Years Early Childhood in As-salam Kindergarten Alam

Barajo Sistrict, Jambi City. Thesis Postgraduate Sultan Thaha Saifuddin Jambi

State Islamic University 2019

This study aims to improve the independence of 4-5 years old children in the

kindergarten as-salam alam Barajo district jambi city

This research uses descriptive qualitative method with the sampling technique

carried out by purposive sampling. With the subject of this study were children of

group A kindergarten students with a range of age 4-5 years in semester 2. While

the parents of students, group A teachers and head of the school were informants.

Furthermore, data collection techniques using observation, interviews, data

analysis and documentation.

The results of this study found that first, parents' perceptions about the urgency of

secure attachment showed a lack of understanding and awareness of the

importance of secure attachment to early childhood independence. Second, the

factors that determine parental secure attachment involve communication, trust,

alienation between parent and child and the parent figure of the child. Third, how

to determine secure attachment is the existence of a good and directed parenting

system that is continuously established early on by parents of children.

Implications of research that show that the safe attachment of parents to early

childhood can increase children's independence. In this case, attachment forms the

pattern of parenting in developing children's independence. Parents who

understand the secure attachment and the importance of the child's independence

will apply in everyday life with the aim of increasing the child's independence.

Creating safe relationships for children and giving trust to children is a simple

training for children's independence.

Keywords: Secure Attachment, Parents, Independence ofearly childhood 4-5

Years

Page 9: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

9

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah menganugerahkan rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga tesis yang

berjudul “Secure Attachment Orangtua Terhadap Kemandrian Anak Usia Dini 4-5

tahun di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jamabi”

ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

untuk menyelesaikan studi Strata Dua di UIN STS Jambi. Sawat dan Salam

senantiasa tercurah atas junjungan kita Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW,

rahmat seluruh alam.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati, bahwa tanpa adanya bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, tesis ini sulit untuk dapat diselesaikan dengan

baik, untuk otu, penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. H.Hidayat

M.Pd dan bapak Dr. Zawaqi Afdal jamil S.Ag.M.Pdi. Bapak Prof. Dr. H. Husein

Silitonga M.Pd Direktur PPs UIN STS Jambi dan Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi

Asy’ari, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS Jambi. Seterusnya kepada teman-

teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya

satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan penulis selama

penelitian dan penulisan tesis ini.

Selanjutnya dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis tidak luput

dari adanya kesalahan dan kekurangan terhadap tulisan tesis ini. Untuk itu peneliti

sangat mengharapkan sumbangan kritik dan saran yang bersifat membangun guna

untuk menyempurnakan tesis ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan

petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua Aamiin Yarabbal’alamin.

Jambi, November 2020

Penulis

Miari Edlin Kuswardani

Page 10: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. iv

PENGESAHAN ........................................................................................ v

MOTTO .................................................................................................... vi

ABSTRAK .............................................................................................. vii

ABSTARCT ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 7 C. Batasan Dan Fokus Penelitian ................................................ 7 D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................... 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Kajian Tentang Kemandirian 1. Pengertian Kemandirian.................................................... 9 2. Kemandirian Anak Usia dini ............................................ 11 3. Ciri-ciri Kemandirian Anak Usia Dini ............................... 13 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak .. 14 5. Melatih Kemandirian Anak .............................................. 17 6. Kemandirian dan Harga Diri ............................................ 19 7. Perkembangan Kemandirian .......................................... 20

B. Kajian Tentang Secure Attachment 1. Pegertian Secure Attachment ......................................... 37 2. Aspek-Aspek Secure Attachment ................................... 39 3. Perkembangan Attachment ............................................ 40 4. Karakteristik Individu Yang Memiliki Secure Attachment 41 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Secure Attachment 43 6. Manfaat Kelekatan .......................................................... 44 7. Membentuk Kelekatan Positif ......................................... 45 8. Kelekatan dan Pola Asuh ................................................ 46

C. Penelitian Yang Relevan ....................................................... 51

Page 11: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

11

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ........................................................... 56 B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian ..................................... 58 C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 58 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 60 E. Teknik Analisis Data .............................................................. 61 F. Uji Keterpercayaan Data ....................................................... 62 G. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 63

BAB IV DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 65 B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian

1. Temuan Penelitian a. Persepsi Orangtua Tentang Urgensi Secure Attachment ... 76 b. Faktor yang Menentukan Secure Attachment Orangtua .... 87 c. Upaya Menentukan Secure Attachment ............................. 97

2. Analisis Hasil Penelitian......................................................... 109

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 128 B. Implikasi ..................................................................................... 129 C. Rekomendasi ............................................................................. 129 D. Kata Penutup ............................................................................. 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Tingkat Pencapaian Perkembangan Fisik-Motorik AUD ............... 23

Tabel 2: Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif AUD ........................ 26

Tabel 3: Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa AUD ........................ 29

Tabel 4: Tingkat Pencapaian Perkembangan Sosial-Emosi AUD ............... 31

Tabel 5: Tingkat Pencapaian Perkembangan Seni AUD ............................. 35

Tabel 6: Jadwal Penelitian .......................................................................... 64

Tabel 7: Nama-nama Tenaga Pendidik Taman Kanak-Kanak .................... 68

Tabel 8: Kelompok Belajar Taman Kanak-Kanak As-salam ........................ 70

Tabel 9: Nama Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak As-salam ............ 71

Tabel 10: Keadaan Sarana Taman Kanak-Kanak As-salam ....................... 72

Tabel 11: Keadaan Prasarana Taman Kanak-Kanak As-salam .................. 74

Page 13: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Anak-anak adalah perhiasan kehidupan di dunia. Anak adalah

amanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada orang tua. Imam al-

Ghazali dalam Suwaid mengatakan bahwa anak adalah amanat ditangan

kedua orang tuanya, hatinya yang suci adalah mutira yang masih mentah,

belum dipahat maupun dibentuk. Apabila dibiasakan dan diajari dengan

kebaikan maka dia akan tumbuh dalam kebaikan pula. Dampak dari

kedua orangtuanya akan hidup bahagia di dunia dan diakhirat.2

Dalam islam, anak tidak hanya diakui sebagai amanah dari Allah,

tetapi juga sebagai harapan (dambaan, penyejuk mata, dan hiasan dunia).

Sebagai Firman Allah SWT di dalam surat Al-Kahfi ayat 46:

Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi

amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi

Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.3

Dari penjelasan surat Al-Kahfi ayat 46 dijelaskan bahwa anak adalah

perhiasan bagi kehidupan didunia dan menjadi harapan bagi kedua

orangtuanya kelak di akhirat. Oleh sebab itu, penting sekali mendidik anak

agar tumbuh dan berkembang secara wajar dan menjadi hamba yang

patuh kepada Allah SWT. Mulailah mengajari dan mendidik anak dimulai

sejak dini.

2 Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting Cara Nabi Saw Mendidik Anak Yogyakarta: Pro-U Media, 2009, hal.238. 3 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, Bandung:

Diponegoro,2006, hal. 434.

Page 14: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

2

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jesmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.4

Pendidikan anak usia dini terdiri dari pendidikan formal, nonformal,

dan informal. Pendidikan taman kanak-kanak merupakan salah satu

bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal

yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun

sampai enam tahun.5

Pendidikan anak usia dini sangat diperlukan untuk mengoptimalkan

perkembangan otak anak, pendidikan anak usia dini hendaknya dapat

diartikan secara luas yang mencakup seluruh proses stimulasi psikososial

dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga

pendidikan. Stimulasi perlu diberikan kepada anak usia dini mengingat

masa usia dini merupakan golden age bagi tumbuh kembang anak.6

Anak usia dini menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, ialah anak sejak lahir sampai usia

enam tahun. Sementara itu, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

menyatakan bahwa rentangan usia anak usia dini. Pendidikan anak usia

dini mengacu pada pendidikan yang diberikan kepada anak usia 0-6 tahun

atau sampai dengan 8 tahun. Sebenarnya, sejak anak masih ada dalam

kandungan, pendidikan secara tidak langsung sudah diberikan oleh

ibunya antara lain berwujud pembiasaan, kedisiplinan, kebersihan,

keteraturan, kesehatan dan gizi, ketenangan serta kesabaran.

Sementara itu National for the Education of Young Children (NAECY)

membagi anak usia dini menjadi 0-3 tahun (fodde), 3-4 tahun

(prasekolah), 5-6 tahun (kelas awal SD) dan 7-8 tahun (kelas lanjut SD).

4 Permendikbud RI No.146 tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini hal 2 5 Yuliani Nuraini Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta: PT Indeks, 2011, hal.22 6 Riana masher. Emosi anakusia dini dan strategi pengembangannya. Jakarta: Kencana, 2011 hal

120.

Page 15: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

3

Menurut Bloom pendidikan sejak usia dini penting sekali sebab

perkembangan mental yang meliputi perkembangan intelegensi,

kepribadian dan tingkah laku sosial berlangsung cepat, pada usia dini.

Menurut Landshears perkembangan kognitif pada anak usia dini 4-8 tahun

sudah mencapai 30%. Beberapa pandangan tersebut menunjukan

pentingnya pendidikan sejak usia dini. Dengan demikian, pendidikan bagi

anak usia dini wajib diperhatikan.7

Yang dimaksudkan dengan anak prasekolah adalah mereka yang

berusia antara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowmn. Mereka biasanya

mengikuti program prasekolah dan kindergarten. Sedangkan di Indonesia,

umum nya mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 bulan –

5 tahun) dan Kelompok Bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6

tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-kanak.8

Masa kanak-kanak awal sering disebut masa Golden Age, pada masa

ini sejumlah hubungan yang dilakukan anak dengan anak lain meningkat

dan ini sebagian menentukan bagaimana gerak maju perkembangan

sosial mereka tentu akan menimbulakan kemandirian dan keberanian

anak. Anak yang mengikuti pendidikan prasekolah melakukan

penyesuaian sosial yang lebih baik, dibandingkan dengan anak yang tidak

mengikuti pendidikan prasekolah. Karena mereka dipersiapkan secara

lebih baik untuk melakukan partisipasi yang aktif dalam kelompok

dibandingkan dengan anak-anak yang aktifitas sosialnya yang terbatas

dengan anggota keluarga dan anak-anak dari lingkungan keluarga

terdekat. Keuntungan pendidikan prasekolah adalah memberikan

pengalaman sosial dibawah bimbingan guru yang terlatih yang membantu

mengembangkan hubungan yang menyenangkan dan berusaha agar

anak-anak tidak mendapat perlakuan yang mungkin menyebabkan

mereka menghindari hubungan sosial dan membuat anak merasa tidak

percaya diri ataupun takut untuk melakukan sesuatu. Pada umumnya 7Santoso Soegeng. dkk, Dasar-dasar Pendidikan Tk. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012 hal: 1.3. 8Patmonodewo Soemiarti. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000 hal: 19.

Page 16: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

4

anak-anak dengan usia prasekolah dengan diberinya stimulasi yang baik

dan tepat akan membantu anak untuk berkembang dalam segala aspek

yang juga akan mempengaruhi kemandirian anak.

Mandiri adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur

pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha

sendiri untuk mengatasi perasaan malu dan keragu-raguan. Tak terkecuali

seorang anak pada akhirnya kelak juga harus dapat tumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang mandiri agar dapat unggul dalam setiap

kompetisi. Mandiri dimulai dari lingkungan keluarga, yang berupa

pemberian kesempatan untuk menyelesaikan tugas sederhana tanpa

bantuan, kebebasan dalm mengambil keputusan, dan mengembangkan

diri sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhan.

Kemandirian anak akan berkembang dengan baik jika diberikan

kesempatan melalui berbagai latihan secara terus menerus dan bertahap.

Latihan-latihan tersebut dapat berupa tugas-tugas tanpa memerlukan

bantuan yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan

kemampuan anak. Kemandirian memberikan dampak yang positif bagi

anak, jadi tidak ada salahnya jika diajarkan sedini mungkin yang

disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan kemampuan anak.

Kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang

bersifat afektif antar satu orang dengan orang lainnya yang mempunyai

arti khusus. Hubungan yang dibina akan bertahan cukup lama dan

memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak tampak dalam

pandangan anak karena terjadi secara alamiah. Terdapat serangkaian

proses yang harus dilalui untuk membentuk kelekatan tersebut.

Proses pembentukan kelekatan harus didasarkan pada keyakinan

anak terhadap penerimaan lingkungan akan mengembangkan kelekatan

yang aman dan figur lekatnya (secureattachment) dan mengembangkan

rasa percaya pada orangtua dan lingkungan.

Page 17: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

5

Secure (kelekatan) terdiri dari tiga pola yaitu: (1)Secure Attachment

(Pola Aman); (2)Esistance Attachment (Pola Melawan/ Ambivalen);

(3)Avoidant Attachment (Pola Menghindar).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelekatan yaitu kelekatan aman

(Secureattachment), lebih sensitif dan responsif sehingga anak yakin

orangtua selalu ada di saat Ia membutuhkan dan anak merasa nyaman.

Orang tua yang menerapkan kelekatan melawan (ambivalent attachment),

anak merasa tidak pasti bahwa orangtuanya selalu ada dan responsive

saat dibutuhkan, akibatnya anak mudah mengalami kecemasan untuk

berpisah dengan orangtua. Sedangkan orangtua yang menerapkan

kelekatan menghindar (avoidant attachment), anak tidak percaya diri

karena pada saat berinteraksi tidak direspon oleh orangtua sehingga anak

kurang mampu bersosialisasi.9

Guru merupakan orangtua kedua di lingkungan sekolah, saat anak

berada dilingkungan sekolah maka tanggung jawab anak sepenuhnya di

pegang oleh guru kelas selama anak menjalankan kegiatan bermain dan

belajar di sekolah, untuk itu guru pun harus memiliki strategi untuk dekat

dengan anak, karena anak yang ditinggal oleh ibu nya selama sekolah

membutuhkan waktu untuk membiasakan diri, untuk itu kelekatan aman

bisa juga dilakukan untuk seorang guru agar anak merasa aman dan

nyaman ketika berada disekolah, selama ditinggal oleh orang tuanya, dan

dengan cara itu pula guru dapat membantu orangtua mengembangkan

kemandirian anak, tentunya mandiri saat sekolah yang dibantu oleh guru

dan mandiri saat dirumah yang dibantu oleh orangtua nya.

Terbentuknya kemandirian anak dapat dilakukan dengan cara

bagaimana seorang guru dan orang tua bekerjasama dalam

menumbuhkan kemandirian anak tersebut. Saat anak dirumah ibu

berperan dalam mengajarkan sesuatu yang berhubungan dengan

9 Nurhayati Hani “hubungan kelekatan (secure attachment) anak pada orangtua dengan

kemandirian anak kelompok B TK PKK 37 Dodogan Jatimulyo Dlingo Bantul” 04, Juni 2017.

Page 18: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

6

kemandirian, misalnya pekerjaan yang dapat dia lakukan sendiri tanpa

dibantu oleh ibu, begitu pula saat si anak berada disekolah, guru

memberikan pengertian atau penjelasan mengenai kemandirian dengan

bahasa yang sederhana dan contoh yang sederhana yang dapat

dimengerti oleh anak.

Anak adalah anugrah yang telah diberikan oleh Allah SWT, anak

adalah rezeki, dan kebahagian buat orangtua, untuk itu orangtua harus

mendidik anak dengan baik, sebagaimana Allah berfirman dalam surat

An-Nahl yang berbunyi

مع والبصار هاتكم ل تعلمون شيئا وجعل لكم السه أخرجكم من بطون أمه والله

لفئدة لعلهكم تش كرون وا

Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”

Berdasarkan grand tour yang dilakukan peneliti di lapangan di

temukan pada Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi, bahwa kurang

nya kemandirian anak dalam melakukan sesuatu.

Observasi awal yang penulis lakukan di Taman Kanak-kanak As-

salam terdapat 8 dari 14 anak yang belum mandiri dalam hal: 3

diantaranya: pertama anak tidak mau masuk kelas jika ibu nya tidak ikut

kedalam kelas, kedua anak tidak mau makan jika tidak didampingi ibu nya

dan ketiga anak merasa tidak percaya diri saat melakukan tugas dari ibu

guru.

Pada anak yang tidak mandiri ini merupakan kondisi yang

menunjukan bahwa kelekatan aman (secure attachment) ibu kepada anak

Page 19: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

7

sangatlah penting, untuk itu diperlukan adanya kerjasama antara orang

tua dan guru disekolah dalam menumbuhkan kemandirian anak.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji

“Secure Attachment orang tua terhadap kemandirian anak usia dini 4-5

Tahun di TK As-salam”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari masalah diatas maka pertanyaan pokok yang

diajukan adalah “Bagaimana Secure Attechment dapat mempengaruhi

Kemandirian Anak Usia Dini 4-5 Tahun Di taman Kanak-kanak As-salam

Kota Jambi:

1. Bagaimana persepsi orang tua tentang urgensi Secure Attechment

pada anak usia dini

2. Faktor apa saja yang menentukan Secure Attachment orang tua pada

anak usia dini

3. Bagaimana upaya untuk menentukan Secure Attachment orang tua

pada anak usia dini

C. Batasan dan Fokus Penelitian

Mengingat luasnya pembahasan dan keterbatasan waktu dalam

penelitian ini rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka

peneliti melakukan penelitian di Taman Kanak-kanak As-salam Kota

Jambi. Kelas yang dilakukan untuk penelitian yaitu kelas anak usia 4-5

tahun (TK A) dengan jumlah anak didik nya di Taman Kanak-Kanak As-

salam 14 orang. Penelitian ini berfokus pada orang tua dari peserta didik.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 20: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

8

Secara umum tujuan ini adalah untuk meningkatkan kemandirian anak

usia dini di Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi. Secara khusus

penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui persepsi orang tua tentang urgensi kelekatan aman

orang tua pada anak di Taman Kanak-Kanak As-salam Kota Jambi

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menentukan kelekatan aman

orang tua pada anak di Taman Kanak-Kanak As-salam Kota Jambi

c. Untuk mengetahui upaya untuk menentukan kelekatan aman orang tua

pada anak di Taman Kanak-Kanak As-salam Kota Jambi

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan banyak manfaat

bagi khasanah keilmuan, khususnya terkait dengan kemandirian anak

b. Secara Praktis

Penelitian secara praktis dapat memberikan manfaat dan nilai

tambah berbagai pihak yaitu:

1. Bagi lembaga/ yayasan, sebagai sumbang pemikiran dalam

mengembangkan serta meningkatkan mutu program pendidikan dan

kualitas pendidikan.

2. Bagi tenaga pendidik, dapat menjadi referensi, masukan dan gambaran

tentang secure attachment terhadap kemandirian anak.

3. Bagi orang tua yang terkait, dapat dijadikan tambahan ilmu untuk

meningkatkan kemandirian anak.

4. Bagi penulis merupakan tambahan pengetahuan kususnya dibidang

pendidikan taman kanak-kanak dalam meningkatkan kemandirian anak

melalui secure attachment orang tua.

Page 21: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

9

BAB II

LANDASAN TEORI, DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Kemandirian

Para pakar psikologi perkembangan anak sepakat dengan pendapat

bahwa kemandirian terbentuk ketika seorang individu berusia dini. Namun

kemandirian ini tidak akan lepas dari pengaruh lingkungan. Lingkungan

yang pertama memiliki andil terbesar membentuk kepribadian mandiri

adalah lingkugan keluarga.10

Kemandirian adalah suatu sikap individu yang diperoleh secara

kumulatif selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk

bersikap mandiri dalam menghadap berbagai situasi lingkungan, sehingga

individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri dengan

kemandiriannya. Kemandirian merupakan suatu upaya yang dilakukan

dan dimaksudkan untuk melatih anak dalam memecahkan masalahnya.

Istilah kemandirian anak pada umumnya dikaitkan dengan

kemampuan untuk melakukan segala sesuatunya sendiri. Apakah itu

memakai baju sendiri, menalikan sepatunya sendiri tanpa harus

tergantung pada bantuan orang lain.

Parker mengatakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk

mengelola semua milik kita, tahu bagaimana mengelola waktu, berjalan

dan berfikir secara mandiri, disertai kemampuan untuk mengambil resiko

dan memecahkan masalah.

Kemandirian adalah bagian dari kepribadian yang merupakan

susunan unsur akal yang dapat menentukan perbedaan tingkah laku atau

tindakan dari setiap individu.

10

Derry Iswidharmanjaya, Bila anak usia dini bersekolah, Jakarta: Elex Media Komputindo,2013hal.37

Page 22: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

10

Kemandirian menurut Sutari Imam Barnadib, meliputi perilaku mampu

berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/ masalah, mempunyai rasa

percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang

lain. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali yang

mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala

sesuatu bagi diri sendiri.

Secara umum kemandirian bisa dilihat dari tingkah laku. Tetapi

kemandirian tidak selalu berbentuk fisik yang ditampilkan dalam tingkah

laku, tetapi juga ada dalam bentuk emosional dan sosialnya.11

Sedangkan pribadi yang mandiri adalah melakukan hidup yang utama

dan salah satu kebutuhan setiap manusia diawal usianya. Mengajarkan

anak menjadi pribadi yang mandiri memerlukan proses, tidak memanjakan

mereka secara berlebihan membiarkan mereka bertanggung jawab atas

perbuatannya merupakan hal yang perlu dilakukan jika kita ingin menjadi

mandiri.12

Menurut Diane Trister Dogde kemandirian ana usia dini dapat dilihat

dari pembiasaan dan kemampuan anak dalam kemampuan fisik, percaya

diri, bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, mau berbagi,

mengendalikan emosi.13

Selanjutnya Brewer juga menyatakan bahwa kemandirian Taman

Kanak-kanak indikatornya adalah pembiasaan yang terdiri dari

kemampuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab disiplin, pandai

bergaul, mau berbagi, mengendalikan emosi.14

Perlunya mengajar dan mendidik untuk mengenal apa itu mandiri

dimulai saat usia TK yang dimana anak mudah menyerap dan mengingat

yang diajarkan, maka disini perlu peranan tenaga pendidik dan orang tua

dapat bekerjasama dalam meningkatkan kemandirian anak.

11 Komala, “mengenal dan mengembangkan kemandirian anak usia dini melalui pola asuh orang

tua dan guru”. Vol 1, No 1. 2015, 32. 12 Yamin-Sabari. Panduan PAUD, Pendidikan Anak Usia Dini.Jambi: Referensi, 2013, hal 58. 13

Ibid, hal 60. 14 Ibid, hal 61.

Page 23: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

11

2. Kemandirian Anak Usia Dini

Kemandirian anak usia dini berbeda dengan kemandirian remaja

maupun orang dewasa. Jika definisi mandiri untuk remaja dan orang

dewasa adalah kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab atas

apa yang dilakukan tanpa membebani orang lain, sedangkan untuk anak

usia dini Sidharto dan Izzaty mengemukakan bahwa salah satu ciri khas

perkembangan psikologis pada anak usia TK (4-6 tahun) adalah mulai

munculnya keinginan anak untuk mengurus dirinya sendiri.15

Menurut Rich, kemandirian anak dibentuk dari lingkungan keluarga

dimana anak tinggal dan dari kesempatan yang diberikan orangtua

kepada anaknya untuk melakukan sesuatu secara mandiri. Berawal dari

bawaan dari lingkungan keluarganya, maka hal tersebut menjadi sebuah

pembiasaan anak yang dibawa juga oleh anak ke sekolah. Pembiasaan

kemandirian dapat dilakukan melalui masalah sederhana misalnya mau

berusaha menyelesaikan tugas sendiri sampai selesai tanpa bantuan.16

Mandiri dalam arti yang lain adalah bagaimana anak belajar untuk

mencuci tangan, makan, memakai pakaian, mandi, atau buang air

kecil/besar sendiri. Mengajarkan anak menjadi pribadi yang mandiri

memerlukan proses, tidak memanjakan mereka secara berlebihan dan

membiarkan mereka bertanggung jawab atas perbuatannya merupakan

hal yang perlu dilakukan jika kita ingin anak menjadi mandiri.17

Teori perkembangan psikososialnya membagi perkembangannya

kedalam empat tahap, salah satunya adalah tahap initiative vs guilt (4-5

tahun) dimana rasa kemandirian anak ditandai dengan menunjukan sikap

inisiatif yaitu mulai lepas dari ikatan orang tua, bergerak bebas, dan

berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua

15 Rahayu ,Kemandirian Anak Prasekolah. (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim,2013)hal 20. 16 Ibid, hal 20. 17

M. Yamin-J.S Sanan, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) (Jakarta: Gaperindo, 2012) hal65.

Page 24: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

12

menimbulkan keinginan untuk berinisiatif sedangkan keadaan sebaliknya

menimbulkan rasa bersalah.18

Kemandirian menurut Sutari Imam Barnadib, meliputi perilaku mampu

berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa

percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang

lain. Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Kartini dan Dali yang

mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala

sesuatu bagi diri sendiri.19

Anak dapat mengatakan apa yang mereka inginkan dan mengerjakan

tanggung jawab seperti membereskan mainan yang berserakan sudah

merupakan awal bahwa anak telah mandiri. Perlu diketahui jika kita

mendorong anak mendewasakan diriya sebelum usianya maka akan

beresiko kehilangan kemandirian atau malah menjadi lebih mandiri yang

menyebabkan anak tidak mau diperintah atau diajarkan. Anak harus

diajarkan untuk mandiri secara perlahan-lahan seperti menapaki tangga

dan tunjukkan bagaimana mandiri itu dengan mencontohkan pada anak.

Penanaman sifat kemandirian ini harus dimulai sejak anak prasekolah,

tetapi harus dalam keangka proses perkembangan manusia, artinya orang

tua tdak boleh melupakan bahwa anak bukanlah miniatur orang dewasa,

sehingga ia tidak bisa dituntut menjadi orang dewasa sebelum waktunya.

Serta orang tua harus mempunyai kepekaan terhadap setiap proses

perkembangan anak dan menjadi fasilitator bagi perkembangannya.20

Mengajari anak sesuai dengan umurnya dapat membuat anak merasa

percaya diri dan berani dalam melakukan sesuatu, orang tua pun harus

meyakinkan anak dan percaya kepada anak bahwa ia bisa dan

memberikan semangat atau dorongan dan memberikan pujian apabila

anak dapat melakukan sesuatu dengan sendiri.

18 Ibid, hal 65. 19

Ibid,hal 68. 20 Ibid, hal 70,71.

Page 25: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

13

3. Ciri-ciri Kemandirian Anak Usia Dini

Bagaimana anak mandiri adalah refleksi dari apa yang mereka

dapatkan di rumah dan di lingkungan dimana ia berada. Anak mandiri

untuk ukuran anak usia dini terlihat dengan ciri-ciri. Adapun ciri-ciri

kemandirian pada anak yaitu: a)Dapat melakukan segala aktifitasnya

secara sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa,

b)Dapat membuat keputusan dan pilihan sesuai dengan pandangan,

pandangan itu sendiri diperolehnya dari perilaku atau perbuatan orang-

orang disekitarnya, c)Dapat bersosialisasi dengan orang lain tanpa perlu

ditemani orangtua dan, d)Dapat mengontrol emosinya bahkan dapa

tberempati terhadap orang lain.21

Adapun ciri khusus kemandirian pada anak usia dini, yaitu:

a)mempunyai kecendrungan memecahkan masalah dari pada berkutat

dalam kekhawatiran bila terlibat masalah, b)tidak takut mengambil resiko

karena sudah mempertimbangkan baik-buruknya. c)percaya terhadap

penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau meminta

bantuan dan d)mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya.22

Lovinger mengatakan bahwa ada enam tingkatan kemandirian, yaitu;

(1)Tingkat inplusif dan melindungi diri; (2)Tingkat konformistik; (3)Tingkat

sadar diri; (4)Tingkat seksama; (5)Tingkat individualistic; (6)Tingkat

mandiri.23

Kemandirian anak usia dini juga dapat dilihat dari tujuh indikator, yaitu:

a)Mempunyai rasa percaya diri, b)Memiliki kemampuan fisik,

c)Bertanggung jawab, d)Disiplin, e)Pandai bergaul, f)Saling berbagi,

g)Dapat mengendalikan emosi.

21Komala, “Mengenal dan mengembangkan kemandirian anak usia dini melaui pola asuh orang tua dan guru”. Vol 1 No 1. hal 36. 22 Yusuf,S. Psikologi perkembangan anak dan remaja.(Bandung:PT.Remaja 2006). hal 63. 23

Yamin, M dan Sanan, J, S, Panduan pendidikan anak usia dini (PAUD). (Jakarta: Gaperindo 2012) hal 63.

Page 26: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

14

Perkembangan kepribadian anak pada usia dini sangat tergantung

pada interaksi antara anak dan orang tua. Agar dapat berinteraksi dengan

intensif, orang tua harus memperhatikan faktor lingkungan, pemberian

pengarahan, menentukan pilihan, kebebasan berinisiatif dan melatih

tanggung jawab.

Dalam kemandirian anak usia dini mulai berinisiatif, maka anak akan

merasa penuh energi dan mampu berbuat sesuatu sehingga ingin

bergerak kesana kemari dengan lebih bebas. Oleh karena itu orang tua

harus lebih banyak mendengarkan, sehingga anak merasa mendapat

tanggapan positif. Orang tua hanya memberikan kebebasan berinisiatif

tetapi juga membantu mengembangkannya agar anak bisa berlatih

bertanggung jawab karena anak pada usia dini jika tidak dilatih tanggung

jawab akan tetap tergantung pada orang lain dan tidak dapat mandiri.

Oleh karena itu tanggung jawab ini berkembang sedikit demi sedikit maka

orang tua hendaknya mulai memberikan tanggung jawab atas tugas-tugas

yang sederhana dan terus meningkat sampai usia anak bertambah.

Dengan demikian anak dapat dikatakan mandiri apabila tidak

bergantung pada orang lain dalam mengurus dirinya, mampu

menyelesaikan tugas sendiri sampai selesai meskipun terkadang masih

dibantu, serta mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik.

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Anak

Sebagaimana aspek-aspek psikologis lainnya, kemandirian juga

bukanlah semata-mata merupakan pembawaan yang melekat pada diri

individu sejak lahir. Perkembangannya juga dipengaruhi oleh berbagai

stimulus yang datang dari lingkungannya, selain potensi yang dimiliki

sejak lahir sebagai keturunan orang tuanya. Seorang anak dalam

menegakkan kemandirian bergantung pada tiga hal, yaitu: 1)Sikap sosial

terhadap kemandirian dalam kultur seseorang (anak) tersebut, 2)Pola

Page 27: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

15

asuh dan kelekatan anak dengan orang tua, 3)Interaksi dengan teman

sebaya dan dukungan terhadap prilaku mandiri.24

Hurlock menambahkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kemandirian adalah: 1)Pola Asuh Orang Tua. Dengan pola asuh

demokratis sangat merangsang kemandirian anak, dimana orangtua

memiliki peran sebagai pembimbing yang memperhatikan terhadap setiap

aktivitas dan kebutuhan anak, terutama yang berhubungan dengan studi

dan pergaulannya baik dilingkungan keluarga maupun sekolah. 2)Jenis

Kelamin. Anak yang berkembang dengan tingkah laku maskulin lebih

mandiri dibandingkan dengan anak yang mengembangkan pola tingkah

laku yang feminis. Karena hal tersebut laki-laki memiliki sifat yang agresif

dari pada anak perempuan yang sifatnya lemah lembut dan pasif.

3)Urutan Posisi Anak. Anak pertama diharapkan untuk menjadi contoh

dan menjaga adiknya lebih berpeluang untuk mandiri dibandingkan

dengan anak bungsu yang mendapatkan perhatian lebih dari orang tua

dan saudara-saudaranya sehingga berpeluang kecil untuk mandiri.

Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala perkembangan

kemandirian antara lain: 1)kebiasaan selalu dibantu atau dilayani,

misalnya orang tua selalu melayani keperluan anak-anak seperti

mengerjakan PRnya, akan membuat anak-anak manja dan tidak mau

berusaha sendiri sehingga akan membuat anak tidak mandiri. 2)Sikap

orangtua yang selalu bersikap memanjakan dan memuji anak akan

menghambat kemandiriannya. 3)Kurangnya kegiatan diluar rumah, disaat-

saat anak tidak mempunyai kegiatan dengan teman-temannya akan

membuat anak bosan sehingga dia akan malas, tidak kreatif serta tidak

mandiri. 4)Peranan anggota lain, misalnya ada saudara yang melakukan

tugas rumahnya maka akan menghambat kemandiriannya.

Cara orang tua mengasuh dan mendidik anak sangat berperan

penting dalam pembentukan kepribadian anak. Namun dengan adanya

24

I, Puryanti, jurnal: Hubungan Kelekatan Anak Pada Ibu Dengan Kemandirian di Sekolah. (Semarang: UIN Semarang, 2012) hal 23.

Page 28: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

16

era yang semakin modern seperti saat ini ternyata terdapat kendala untuk

membangun karakter kemandirian anak terutama untuk keluarga yang

memiliki tingkat ekonomi menengah keatas. Biasanya para orang tua di

keluarga dengan status ekonomi menengah keatas dalam pengasuhan

anak lebih mempercayakan pada jasa baby sitter (pengasuh anak), atau

pembantu. Hal ini disebabkan kesibukan akan karir orang tuanya.

Sayangnya kebanyakan pengasuhan yang diberikan oleh pengasuh atau

pembantu biasanya lebih ke arah “melayani”. Hal inilah yang membuat

anak-anak jadi kurang mandiri.

Ketidakmandirian anak akan berpengaruh ketika anak bersekolah,

misalnya ketika anak diminta oleh gurunya untuk menempelkan kertas,

anak tersebut merasa dirinya tidak mampu padahal sebenarnya dia

mampu melakukannya. Karena itu, seringkali yang mengerjakan tugas

tersebut adalah pengasuhnya yang duduk berdekatan dengan anak itu

didalam kelas.

Tingkat kepercayaan orang tua juga seringkali menjadi hambatan

untuk peningkatan kemandirian anak. Orang tau seringkali member

penilaian yang salah terhadap anaknya, yakni menganggap anaknya

masih belum mampu untuk mengerjakan tugas tertentu.25

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh tingkat kemandirian anak usia

prasekolah terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal merupakan faktor yang ada di diri anak itu sendiri meliputi emosi

dan intelektual. Faktor emosi ini ditunjukan dengan kemampuan

mengontrol emosi dan tidak terganggunya kebutuhan emosi orangtua.

Sedangkan faktor intelektual diperlihatkan dengan kemampuan untuk

mengatasi berbagai masalah yang diadapi. Sementara itu faktor eksternal

yaitu faktor yang datang atau ada di luar anak itu sendiri. Faktor ini

meliputi lingkungan, karakteristik, sosial, stimulasi, pola asuh, cinta dan

25

Derry Iswidharmanjaya, Bila anak usia dini bersekolah,( Jakarta: Elex Media Komputindo,2013)hal.38.

Page 29: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

17

kasih sayang, kualitas informasi anak dan orang tua, dan pendidikan

orang tua dan status pekerjaan ibu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian antara lain: Gen atau keturunan orang tua,

lingkungan serta faktor-faktor yang terwujud dari pola asuh dan kelekatan

yang kurang sesuai dengan anak.

5. Melatih Kemandirian Anak

Menurut Tassoni banyak hal yang dapat dilakukan sepanjang hari untuk

mendorong anak bertindak mandiri. Namun hal ini bukan berarti

meninggalkan anak untuk melakukannya sendiri. Beberapa hal yang

dapat menolong anak menjadi mandiri melalui kegiatan bermain

diantaranya: 1)Mendorong anak membereskan mainannya sendiri,

2)Mendorong anak untuk memilih mainannya sendiri, 3)Mengizinkan anak

berlatih mengenakan pakaian dengan menyediakan baju-baju yang

menarik bagi anak untuk dipakaikan, 4)Mendorong anak untuk

memberesihkan meja bila kotor, 5)Memuji anak jika mereka sudah

mencoba untuk menjadi mandiri.26

Aktivitas makan juga dapat menolong anak menjadi mandiri, menurut

Hendricks bukan hanya aktivitas makannya saja, namun bisa juga dilatih

untuk menyediakan makanan, untuk melayani, membuat pilihan,

membersihkan meja dan sebagainya. Salah satu cara untuk menolong

anak memiliki kemandirian yang berkaitan dengan aktivitas makan adalah

memberi keyakinan bahwa mereka tidak menunggu untuk disuapi.27

Berk juga menyatakan bahwa keterampilan merawat diri anak usia dini,

berangsur-angsur berkembang menjadi mahir berpakaian baju. Anak usia

2 tahun sudah dapat meletakkan dan mengambil baju. Anak usia 3 tahun

sudah dapat buang air kecil dan air besar sebagaimana diperlukan. Antara

26 Penny Tassoni, Diploma Child Care And Education ( OxfordL Heinemann Educational Publisher, 2002), hal. 417 27 Joanne Hendrick, The Whole Child (New Jersey : Marril Prentice Hall, 1996) hal 74

Page 30: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

18

4-5 tahun sudah dapat mengenakan dan melepaskan baju tanpa

pengawasan. Anak juga dapat menggunakan sendok ketika makan,

bahkan usia 4 tahun sudah dapat menggunakan garpu dan usia 5-6 tahun

sudah dapat menggunakan pisau untuk memotong makanan lembut.

Mengancingkan baju dan menaikkan resleting juga sudah mampu

dilakukan anak usia prasekolah. Pada anak usia 6 tahun keterampilan

merawat diri sudah lebih rumit seperti memakai sepatu bertali sendiri.

Mereka sangat puas bisa mengatur tubuh mereka sendiri. Mereka bangga

akan kemandirian mereka dan keterampilan baru mereka ini juga akan

membuat hidup lebih mudah ketika dewasa kelak. Namun orang tua perlu

kesabaran akan kemampuan anak-anak mereka. Ketika anak lelah dan

tergesa-gesa, mereka akan makan dengan tangan mereka sendiri,

memakai baju terbalik, memakai sepatu kiri dikaki kanan dan

sebagainya.28

Untuk melatih kemandirian anak, selain menyediakan kesempatan yang

sesuai dengan umur anak (menyelesaikan tugas sendiri, membuat

keputusan) juga perlu menyediakan bantuan hanya jika mereka minta

ditemani atau diperhatikan. Anak perlu didorong untuk melakukan sesuatu

sendiri yang mereka dapat lakukan. Ada perbedaan antara melakukan

untung dengan (doing to) dengan melakukan bagi (doing for) anak. Perlu

menahan diri untuk menunggu anak menaikkan resleting, mengerti kapan

anak perlu dibantu tanpa diambil alih tidak berbicara terlalu banyak saat

anak sedang berusah belajar. membangun kompetensi pada diri anak

dengan membiarkan anak melakukannya sendiri, akann meningkatkan

harga diri yang selanjutnya dapat melatih pengendalian diri anak.

Mengizinkan anak mengalami “penguasaan” dengan membuat keputusan

sendiri dan menjadi mandiri adalah dua cara untuk mendorong

terbentuknya kompetensi. Maccoby (1980) mengatakan bahwa

mendorong anak untuk membuat pilihan dan keputusan melakukan

28 Laura E, Berk , Infants, Children and Adolescent (Boston: Allyn and Bacon,1999) hal.313.

Page 31: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

19

sesuatu bagi diri mereka sendiri akan mengurangi standar pencapaian

yang logis.29

Sejak dini anak sudah memiliki kapasitas untuk mengembangkan

kemandirian. Oleh karena itu, orang tua harus memberi kesempatan bagi

anak untuk mengembangkan kemandiriannya dengan mencoba

keterampilan baru, seperti memberi kesempatan pada anak dalam

menggunakan peralatan makan, memilih pakaian yang ingin

dikenakannya, membuka kemasan atau bungkusan dan banyak hal-hal

kecil lainnya. Perasaan berhasil dalam melakukan sesuatu pada akhirnya

akan memunculkan rasa senang dan percaya diri sehingga anak tidak

takut untuk mencoba keterampilan baru lainnya.

6. Kemandirian dan Harga Diri

Bee menyatakan ”too much control and the vhild not have sufficient

opportunity to explore, too little control and the child will become

unmanageable and fail to learn the social skill he will need to get along

with peers as well as adults”, terlalu banyak pengawasan mengakibatkan

anak tidak akan cukup kesempatan untuk mengeksplorasi, terlalu sedikit

pengawasan anak juga akan menjadi tidak mampu mengatur dirinya dan

gagal belajar bersosialisasi yang dibutuhkan ketika bergaul dengan teman

sebaya sebaik orang dewasa. Kemudian Hurlock menegaskan bahwa

semakin banyak anak melakukan sendiri, semakin besar kebahagiaan dan

rasa percaya atas dirinya. Kebergantungan menimbulkan kekecewaan

dan ketidakmampuan diri.30

Apabila anak-anak tidak diberi kesempatan mempelajari keterampilan

tertentu, dimana perkembangannya sudah memungkinkan dan anak ingin

melakukan karena berkembangnya keinginan mandiri, maka mereka tidak

saja kurang memiliki dasar keterampilan yang telah dipelajari teman-

teman sebayanya tetapi juga akan kurang memiliki motivasi untuk 29 Joanne Hendrick, The Child, , hal 148 30

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Jilid 1. Terjemahan Meitsari Tjandra (Jakarta: Erlangga, 2008) hal. 150.

Page 32: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

20

mempelajari berbagai keterampilan pada saat diberi kesempatan.31

Tassoni mengemukakan bahwa anak yang merasa positif tentang dirinya

memiliki harga diri yang tinggi. Hal ini berarti mereka lebih suka mencoba

hal-hal yang baru, siap meminta pertolongan dan mudah berteman. Anak-

anak dengan harga diri yang rendah kurang percaya diri dan mudah

menyerah jika mereka pikir mereka akan gagal. Kadang-kadang anak

dengan harga diri yang rendah dengan sengaja berkelakuan tidak baik

karena mereka takut mencoba hal-hal yang sulit dan akhirnya gagal.32

Hendrick menyatakan jika orang tua melakukan terlalu banyak bagi

anaknya, maka menyebabkan harga diri anak rendah. Sekalipun orang

tua memiliki alasan untu menghemat waktu atau pekerjaan dapat

dikerjakan dengan cepat dan tepat, namun lebih baik menunggu dan

membiarkan anak melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, yang mana

akan memberi kesempatan kepada anak untuk merasakan kemenangan

akan kemandirian dan akhirnya membawa kepada pencapaian.33

7. Perkambangan Kemandirian

Kemandirian terkait dengan aspek kepribadian yang lain (percaya diri

dan berani) harus dilatih pada anak sedini mungkin agar tidak

menghambat tugas-tugas perkembangan anak selanjutnya.

Perkembangan kemandirian adalah proses yang meliputi unsur-unsur

normatif. Hal ini mengandung makna bahwa kemandirian merupakan

suatu roses yang terarah. Perkembangan kemandrian sejalan dengan

hakikat eksistensi manusia, arah perkembangan tersebut harus sejalan

dan berlandaskan pada tujuan hidup manusia. Setiap tahun berganti, anak

kecil semakin kurang menggunakan waktunya untuk bergaul dengan

orang dewasa dan hanya memperoleh kesenangan sedikit dari pergaulan

31 Elizabet B. Hurlock, DevelopmentPsychology, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Terjemahan Istiwidayanti & Soedjarwo (Jakarta: Erlangga, 1991), hal 111. 32 Penny Tassoni, Diploma Child Care and Education (Oxford: Heinemann Educationa Publishe, 2002). hal 251. 33 Joanne Hendrick, The Whole Child, hal 143.

Page 33: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

21

dengan orang dewasa. Pada saat yang sama, minat mereka terhadap

teman sepermainan yang berusia sebaya semakin bertambah dan

kesenangan yang mereka peroleh dari pergaulan ini semakin kuat.

Dengan berkembangnya keinginan terhadap kebebasan, anak-anak mulai

melawan otoritas orang dewasa.

Walaupun ingin mandiri, anak-anak masih berusaha memperoleh

perhatian dan penerimaan dari orang dewasa. Jika mereka telah

memperoleh kepuasan dari perilaku kelekatan pada masa kanak-kanak,

mereka akan terus berusaha membina hubungan yang bersahabat

dengan orang dewasa, terutama anggota keluarga.

Betapapun kuatnya keinginan berhubungan dengan teman sebaya,

orangtua dan guru masih bertanggung jawab memberikan contoh bagi

pengembangan sikap sosial ini, apakah akan merupakan sikap yang

penuh niat baik dan kerja sama yang tulus terhadap semua orang ataukah

akan merupakan sikap tidak toleran dan prasangka terhadap mereka yang

berbeda.34

Peranan guru sangat berpengaruh pada anak untuk menunjang

kemandirian anak di sekolah, sedangkan peranan orang tua

menumbuhkan dan meningkatkan kemandirian anak dirumah. Maka pada

saat anak disekolah guru lah yang akan membimbing anak. Bimbingan

pada dasarnya merupakan upaya pembimbingan untuk membantu

individu mencapai perkembangan yang optimal. Berkaitan dengan

bimbingan ini, Shertzer dan Stone (1971) mengartikan bimbingan sebagai

process of helping an individual to understand himself and hisworld, yang

bermakna bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan kepada

individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.35

Adapun tujuan bimbingan pada anak usia dini dilakukan untuk

membantu mereka dalam hal: a)lebih mengenal dirinya, kemampuannya,

sifatnya, kebiasaannya, dan kesenangannya; b)mengembangkan potensi 34 Ibid,30. 35

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya), Jakarta : Prenadamedia Group, 2014 hal 181

Page 34: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

22

yang dimilikinya; c)mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya; dan

d) menyiapkan perkembangan mental dan sosial anak untuk masuk ke

lembaga pendidikan selanjutnya.36

Perkembangan kemandirian ini tentu ikut mempengaruhi 6 aspek

perkembangan anak usia dini yang mana telah ditetapkan oleh kementrian

pendidikan terkhusus nya pada anak usia dini, perkembangan ini pun

memiliki tingkat pencapaian yang sesuai dengan usia anak.

1) Perkembangan fisik-motorik

Fisik secara bahasa diartikan sebagi jesmani, badan, tubuh.

Sedangkan motorik diartikan dengan penggerak.37 jadi perkembangan

fisik-motorik anak usia dini dapat diartikan sebagai perubahan bentuk

tubuh pada anak usia dini yang berpengaruh terhadap keterampilan gerak

tubuhnya.

Terkait dengan perkembangan fisik pada anak usia dini tersebut,

Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwa perkembangan fisik pada

individu meliputi empat aspek: 1)Sistem syaraf, yang sangat berpengaruh

pada aspek perkembangan kognitif dan emosinya, 2)Otot-otot, yang

mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motoriknya,

3)Kelenjar endogrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola perilaku

baru dan 4)Struktur fisik/ tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

Adapun tingkat pencapaian perkembangan yang berhasil dicapai anak

pada suatu tahap tertentu pada aspek fisik-motorik yang telah ditetapkan

oleh BNSP (Badan Nasional Standar Pendidikan) yang menetapkan

standar minimum tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini yang

harus dijangkau oleh TPA,KB, maupun TK.

Berikut adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

perkembangan fisik-motorik anak usia dini 38

36 Syaodih E. Peranan Bimbingan Guru, Pengasuhan Orang Tua, dan Interaksi Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Prilaku Sosial Anak TK. Tesis PPS-IKIP Bandung, 2008 hal 16 37 Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, jakarta:Balai Pustaka, 2002, hal 317 38

Ali Nugraha dkk, Program Pelibatan Orang Tua Dan Masyarakan, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2011) hal. 3.6-3.15

Page 35: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

23

Tabel 2.1

Tingkat Pencapaian Perkembanga Fisik-Motorik Anak Usia Dini

Usia Keterampilan motorik kasar Keterampilan motorik halus

0-3 bln - Reflex menggenggam benda yang yang menyentuh tangan

- Menegakkan kepala saatdi telungkupkan

- Tengkurep - Berguling kekanan dan

kekiri

- Memainkan jari tangan dan kaki

- Memegang benda yang tidak terlalu kecil dengan lima jari

3-6 bln - Meraih benda didepannya - Tengkurap dengan dada

diangkat kedua tangan menopang

- Duduk dengan bantuan

- Memasukkan benda kedalam mulut

- Memindhkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain

6-9 bln - Melempar benda yang dipegang

- Duduk tanpa bantuan - Merangkak kesegala arah - Berdiri dengan bantuan

- Memegang benda dengan ibu jari dan jari telunjuk

- Bertepuk

9-12 bln - Meraik benda yang terjangkau

- Berjalan dengan berpegangan

- Berjalan beberapa langkah tanpa bantuan

- Melakukan gerak menendang bola yang cukup besar

- Menggaruk kepala - Memegang benda yang

keras dan tipis (kancing atau mata uang logam)

- Memukul-mukul atau mengetuk-ngetuk mainan

12-18 bln - Berjalan sendiri - Naik tangga dengan

merangkak - Menendang bola kearah

depan - Berdiri dengan satu kaki

selama 1 detik

- Meniru membuat coretan garis

- Menyusun menara dengan tiga balok

- Memegang gelas dengan dua tangan

- Menumpahkan kanding dengan mangkok dan memasukkannya kembali

18-24 bln - Melompat ditempat - Naik tangga dengan

berpegangan - Berjalan mundur beberapa

- Meniru membuat coretan garis vertical dan horizontal

- Memasukkan dua

Page 36: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

24

Usia Keterampilan motorik kasar Keterampilan motorik halus

langkah - Menarik benda yang tidak

terlalu berat (kursi kecil)

bentuk ke dalam lubang yang sesuai

- Membalik halaman buku tetapi belum sempurna

- Merobek kertas

2-3 th - Berjalan sambil berjinjit - Melompat kedepan dan

kebelakang dengan dua kaki

- Melempar dan menangkap bola

- Menari mengikuti irama - Naik turun tangga dengan

berpegagan

- Meremas kertas atau kain dengan menggerakkan lima jari

- Melipat kertas walaupun belum rapi/lurus

- Menggunting kertas tanpa pola

- Koordinasi jari tangan cukup baik untuk memegang benda pipih (sikat gigi, sendok)

3-4 th - Berlari sambil membawa susatu yang ringan (bola)

- Naik-turun tangga dengan kaki bergantian

- Melempar bola kedalam keranjang

- Melompat turun dari ketinggian kurang lebih 20 cm ( dibawah tinggi lutut anak)

- Meniru gerakan senam sederhana

- Menuangkan air, pasir, atau biji-bijan kedalam tempat penampung (mangkuk, ember)

- Memasukkan benda kecil ke dalam botol (potongan lidi, kerikil, biji-bijian)

- Meronce manik-manik yang tidak terlalu kecil dengan benang yang agak kaku

- Menggunting kertas

4-5 th - Menari meniru gerakkan-gerakkan binatang, pohon tertiup angin, pesawat terbang dan sebagainya

- Melakukan gerakan menggantung (bergelayut)

- Megkoordinasikan jari-jari tangan dengan mata dalam melakukan gerakan yang lebih rumit dengan baik

- Memasang dan melepas kancing baju

- Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni (menggambar, melukis, menari dan lannya)

- Membuat suatu bentuk dengan lilin atau tanah

Page 37: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

25

Usia Keterampilan motorik kasar Keterampilan motorik halus

5-6 th - Melakukan koordinasi gerakan kaki-tangan-kepala dalam meniru tarian atau senam

- Meniti balok titian - Terampil menggunakan

tangan kanan dan kiri

- Menggambar dan menulis

- Menggunting - Menempel gambar

dengan tepat - Menyimpulkan tali

sepatu - Menyikat gigi tanpa

bantuan

2) Perkembangan Kognitif

Kognitif merupakan kata sifat yang berasal dari kata kognisi (kata

benda). Kognisi diartikan dengan kemampuan belajar atau berfikir atau

kecerdasan, yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan

konsep baru, keterampilan untuk memahami apa yang terjadi di

lingkungannya, serta keterampilan menggunakan daya ingat dan

menyelesaikan soal-soal sederhana.39

Desmita mengungkapkan jika kata kognitif digunakan oleh ahli

psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan

dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang

memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan

masalah, dan merencanakan masa depan atau semua proses psikologis

yang berhubungan dengan bagaimana individu mempelajari,

memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai

dan memikirkan lingkungannya.40

Perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat juga diartikan

sebagai perubahan psikis yang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir

anak usia dini. Dengan kemampuan berfikirnya, anak usia dini dpat

mengeksplorasi dirinya sendiri, oran lain, hewan dan tumbuhan, semua

39 S.R.R.Pudjiati dan Alzena Masykouri, Mengasuh Kecerdasan di Usia 0-2 Tahun, Jakarta : Dirjen PAUDNI, 2011 Hal 6 40

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik : Panduan Bagi Orang Tua dan Guru Dalam Memaham Psikologi Anak Usia SD,SMP, dan SMA, Bandung : Rosda, 2009)Hal 97-98

Page 38: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

26

berbagai benda yang ada disekitarya sehingga mereka dapat memperoleh

pengetahuan.

Untuk menentukan serta menganalisis tingkat pencapaian

perkembangan kognitif pada anak usia dini, maka terlebih dahulu harus

mengkaji teori mengenai tahapan perkembangan kognitif pada anak usia

dini. Teori yang sangat terkenal dan paling banyak dikaji adalah teori

perkembangan kognitif menurut piagiet.

Piagiet percaya bahwa pemikiran anak berkembang menurut tahap-

tahap atau periode-periode yang terus bertambah kompleks.41

Tingkat pencapaian perkembangan kognitif pada anak usia dini,

BNSP banyak dipengaruhi oleh teori tahapan perkembangan kognitif

menurut piagiet. Tingkat pencapaia perkembangan kognitif tersebut antara

lain:42

Tabel 2.2

Tingkat Pencapaian Perkembanga Kognitif Anak Usia Dini

Usia Perkembangan Kognitif

0-3 bulan - Mampu membedakan apa yang diinginkan (ASI, susu dari botol, atau komponen/ pacifier)

- Berhenti menangis stelah digendong atau diberi susu

3-6 bulan - Memperhatikan dan memilih permainan yang diinginkan

- Mengulurkan kedua tangan untuk digendong

6-9 bulan - Mengamati benda-benda yang bergerak - Berpaling kearah sumber suara - Mengamati benda-benda yang kemudian dipegang dan

dijatuhkan

9-12 bulan - Memahami perintah sederhana - Menunjukan reaksi saat namanya dipanggill - Mencoba mencari benda yang disembunyikan - Mencoba membuka atau melepas benda yang tertutup

12-18 bulan - Menyebutkan beberapa nama benda - Menanyakan nama benda yang belum dikenal - Membedakan ukuran benda (besar-kecil) - Mengenal beberapa warna primer (merah, biru, kuning)

41 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung : Rosda, 2010 Hal 46-47 42

Ali Nugraha, dkk, Program Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat Jakarta, Universitas Terbuka, 2011, hal 3.8-3.14

Page 39: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

27

Usia Perkembangan Kognitif

- Menyebut nama sendiri dan orang-orang dikenalnya

18-24 bulan - Mempergunakan alat permainan dengan cara semaunya

- Meniru gambar wajah orang - Memahami konsep angka dan hitungan sederhana - Memahami prinsip milik orang lain

2-3 tahun - Menyebut bagian-bagian suatu gambr ( wajah orang, mobil, binatang dan lainnya)

- Memahami prinsip ukuran (besar-kecik, panjang-pendek)

- Mengenal kembali bagian-bagian tubuh (lima bagian) - Mengenal tiga macam bentuk geometri, seperti

lingkaran, ssegtiga dan persegi empat.

3-4 tahun - Menempatkan benda dalam urutan berdasarkan ukuran (paling kecil-paling besar)

- Menemukan/ mengenali bagian yang hilang dari suatu pola gambar (wajah orang,, mobil dan lainnya)

- Mengekspresikan diri - Memahami perbedaan antara dua hal dari jenis yang

sama (misalnya perbedaan antara bua rambutan dan pisang, perbedaan antara ayam dan kucing)

4-5 tahun - Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk, warna atau ukuran

- Menyebutkan beberapa angka dan huruf - Menggunakan benda-benda sebagai permainan

simbolik (misalnya kursi sebagai mobil) - Mengenal sebab-akibat tentang alam sekitar

5-6 tahun - Mengklasifikasikan benda berdasarkan fungsinya (misalnya pensil untuk menulis)

- Menunjukann kegiatan yang bersifat eksploratif dan menyelidik

- Mencari alternatf dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam suatu aktivitas

- Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan bersama teman-teman

- Menunjukan inisiatif dan kreativitas dalam memilih tema permainan.

3) Perkembangan Bahasa

Bahasa pada anakusia dini adalah perubahan sistem lambung bunyi

yang berpengaruh terhadap kemampuan berbicara anak usia dini. Dengan

kemampuan berbicaranya itu anak usia dini bisa mengidentifikasi dirinya,

Page 40: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

28

serta berinterksi dan bekerja sama dengan orang lain. Dengan demikian

setidaknya ada tiga fungsi bahasa bagi anak usia dini yaitu: a)Bahasa

merupakan alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan anak,

b)Bahasa merupakan alat untuk menjalin komunikasi anak dengan orang

lain, c)Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh anak untuk hidup

bersama dengan orang lain disekitarnya.

Menurut penelitian, terdapat empat aspek perkembangan bahasa yang

harus dikuasai untuk dapat berkomunikasi dengan efektif, yaitu fonologi,

semantic, sintaksis dan pragmatic. Fonologi merupakan pengetahuan

mengenai sistem suara yang dipergunakan dalam bahasa dan merupakan

aturan untuk mengkomibanisikan suara-suara tersebut. Semantic adalah

pemahaman tentang unit dasar bahasa (morfem) yang mempresentasikan

arti kata dan arti kalimat. Sintakis merupakan aturan untuk

mengkombinasikan kata-kata menjadi frasa atau kalimat yang berarti.

Sedangkan pragmatic merupakan prinsip bagaimana bahasa

dipergunakan dalam situasi sosial yang berbeda-beda.43

Seiring dengan bertambahnya usia anak, kemampuan berbicara

mereka akan berkembang. Untuk mengoptimalkan perkembangan bahasa

tersebut maka diperlukanlah pemberian stimulasi berupa pembelajaran

bahasa bagi anak usia dini, terlebih lagi belajar bahasa yang sangat

krusial terjadi sebelum anak berusia 6 tahun.44

Adapun tingkat pencapaian perkembangan bahasa pada anak usia dini

yang telah disusun oleh BNSP sudah sesuai dengan

karakteristik perkembangan bahasa anak usia dini. Tingkat pencapaian

perkembangan bahasa pada anak usia dini tersebut adalah sebagai

berikut:

43 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan : Anak Tiga Tahun Pertama, Bandung : Refika Aditama, 2007 hal 152. 44

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini : Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya, Jakarta : Kencana, 2011 hal 74.

Page 41: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

29

Tabel 2.3

Tingkat Pencapaian Perkembanga Bahasa Anak Usia Dini

Usia Perkembangan Bahasa

0-3 bulan - Menangis - Berteriak - Bergumam

3-6 bulan - Mendengarkan ucapan orang lain - Mengoceh - Tertawa atau tersenyum kepada orang yang mengajak

berkomuniakasi

6-9 bulan - Menirukan ucapan - Merespons permainan cilukba - Menunjukan benda dengan mengucapkan satu kata

9-12 bulan - Mengucapkankan dua kata untuk menyatakan keinginan

- Menyatakan penolakan - Menyebut nama benda atau binatang

12-18 bulan - Mengucapkan kalimat terdiri dari dua kata - Merespons pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak - Menunjukan bagian tubuh yang ditanyakan - Memahami cerita pendek

18-24 bulan - Mengungkapkann kata-kata sederhana untuk menyatakan keingintahuan

- Menaruh perhatian pada gambar-gambar dalam buku - Menjawab pertanyaan dengan kaimat pendek - Menyanyikan lagu sederhana

2-3 tahun - Hafal beberapa lagu sederhana - Memahami cerita/ dongeng sederhana - Menggunakan kata Tanya dengan tepat (apa, siapa,

bagaimana, mengapa dan dimana)

3-4 tahun - Menyatakan keinginan dengan megucapkan kalimat sederhana

- Menceritakan pengalaman yang dialami dengan cerita sederhana

- Membaca cerita bergambar dalam buku dengan kata-kata sendiri

- Memahami perintah yang mengandung 2 pengertian (ambil buku lalu berikan pada ibu)

4-5 tahun - Mengutarakan sesuatu hal kepada orang lain - Menyatakan alasan terhadap sesuatu yang diinginkan

atau ketidaksetujuan - Mengenal perbendaharaan kata mengenai kata sifat

(nakal, pelit, baik, jelek dan lainnya) - Menceritakan kembali cerita / dongeng yang pernah

Page 42: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

30

Usia Perkembangan Bahasa

didengar

5-6 tahun - Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan)

- Terlibat dalam pemilihan dan memutuskan aktivitas yang akan dilakukan bersama temannya

- Perbendaharaan kata lebih kaya dengan lengkap untuk melakukan komunikasi verbal

4) Perkembangan Sosial-Emosi

Sosial-emosi dapat diartikan sebagai perbuatan yang disertai dengan

perasaan-perasaan tertentu yang melingkupi individu disaat berhubungan

dengan orang lain. Jadi perkembangan sosial-emosional pada anak usia

dini adalah perubahan perilaku yang disertai dengan perasaan-perasaan

tertentu yang melingkupi anak usia dini saat berhubungan dengan orang

lain.

Perkembangan sosial dan emosi merupakan dua aspek yang berlainan

tetapi dalam kenyataanya satu sama lain saling mempengaruhi, pada

kesehariannya, saat berinteraksi dengan orang lain, perilaku anak usia

dini selalu dilingkupi dengan perasaannya dan perasaan yang melingkupi

anak usia dini juga akan berpengaruh terhadap perilaku yang

dimunculkannya. Sebagai contoh misalnya saat anak bisa bermain

dengan teman-temannya, ia akan merasa senang; disaat anak sedang

marah dengan temannya, ia akan enggan bermain dengan temannya.

Yuliani Nuarani Sujiono dan Bambang Sujiono mengungkapkan bahwa

ada tiga hal yang harus dibelajarkan pada aspek perkembangan sosial-

emosi anak usia dini, antara lain: 1)Rasa percaya terhadap lingkungan

luar diri anak, 2)Kemandirian dan pengendalian diri, 3)Mengambl inisiatif

serta belajar berprilaku yang dapat diterima oleh kelompok sosial.45

Kemudian Rini Hildayani, dkk mengungkapkan bahwa ada empat aspek

perkembangan sosial-emosi pada anak usia dini yang harus

45

Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, Jakarta : Indeks, 2010 Hal 43-44

Page 43: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

31

dikembangkan, yaitu: 1)Perkembangan pemahaman diri,

2)Perkembangan hubungan sosial, 3)Perkembangan kemampuan

mengatur diri sendiri dan 4) Perkembangan perilaku sosial.

Adapun tingkat pencapaia perkembangan sosial-emosi pada anak usia

dini yang telah disusun oleh BNSP sudah sesuai dengan karakteristik

perkembangan sosial-emosi anak usia dini. Tingkat pencapaian

perkembangan sosial-emosi pada anak usia dini tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.4

Tingkat Pencapaian Perkembanga Sosial-Emosi Anak Usia Dini

Usia Perkembangan Sosial-Emosi

0-3 bulan - Menatap dan tersenyum - Menangis untuk mengkspresikan ketidaknyamanan

3-6 bulan - Merespons dengan gerakan tangan dan kaki - Menangis jika tidak mendapatkan yang diinginkan

6-9 bulan - Mengulurkan tangan atau menolak untuk diangkat (digendong)

- Menunjukan kepada sesuatu yang diinginkan

9-12 bulan - Menempelkan kepala bila merasa nyaman dalam pelukan (digendong) atau meronta kalau merasa tidak nyaman

- Menyatakan keinginan dengan berbagai gerakan tubuh dan ungkapan kata-kata sederhana

- Meniru cara menyatakan perasaan sayang dengan memeluk

12-18 bulan - Menunjukan reaksi marah jika permainannya diambil - Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang

baru dikenal - Bermain bersama teman tetapi sibuk dengan

mainnannya sendiri (solitary play) - Memperhatikan/mengamati teman-temannya

beraktivitas

18-24 bulan - Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang marah, takut, kecewa)

- Menunjukkan reaksi menerima atau menolak kehadiran orang lain

- Bermain bersama teman dengan mainan yang sama - Berekspresi dalam bermain peran (pura-pura)

2-3 tahun - Memahami hak orang lain (harus antri, menunggu giliran)

Page 44: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

32

Usia Perkembangan Sosial-Emosi

- Menunjukkan sikap berbagi, membantu, dan bekerja sama

- Menyatakan perasaan terhadap anak lain (suka dengan teman karena baik, tidak suka dengan teman karena nakal dan lainnya)

- Berbagi peran dalam suatu permainan (menjadi dokter, perawat atau pasien, menjadi penjaga toko atau pembeli)

3-4 tahun - Bersabar menunggu antrian - Bereaksi terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar

(marah, jika diganggu atau diperlakukan berbeda) - Menunjukkan reaksi menyesal saat melakukan

kesalahan - Menunjukkan sikap toleran sehingga dapat bekerja

dengan kelompok

4-5 tahun - Mampu berbagi, menolong dan membantu teman - Antusias dalam melakukan perlombaan - Menahan perasan dan mengendalikan reaksi (sakit

tetapi tidak menangis, marah tapi tidak memukul) - Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan

5-6 tahun - Bersikap kooperatif dengn teman - Menunjukkan sikap toleran - Mengekspresikan emosi dalam berbagai situasi

(senang, gembira, antusias, dan sebagainya) - Memahami peraturan disiplin - Mengenal tata krama dan sopan santun sesuai dengan

nilai sosial budaya setempat

5) Perkembangan Moral dan Agama

Perkembangan moral pada anak usia dini adalah perubahan psikis

pada anak usa dini yang memungkinkannya unruk dapat mengetahui

mana perilaku yang baik yang harus dilakukan dan mengetahui mana

perilaku yang buruk yang harus dihindarinya berdasarkan norma-norma

tertentu. Norma merupakan aturan, kaidah ataupun ukuran yang

digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai atau membandingkan

sesuatu. Norma tersebut bisa berasal dari masyarakat sehingga disebut

norma sosial ataupun norma susila, juga berasal dari agama sehingga

disebut norma agama.

Page 45: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

33

Perkembangan moral dan agama pada anak usia dini dapat diartikan

sebagai perubahan psikis yang dialami oleh anak usia dini terkait dengan

kemampuannya dalam memahami dan melakukan perilaku yang baik

serta memahami dan menghindari perilaku yang buruk berdasarkan

ajaran agama yang diyakininya. Dalam sudut pandang islam, upaya

melakukan prilaku yang baik dan menghindari yang buruk tersebut sering

diistilahkan dengan taqwa. Taqwa dapat diartikan dengan awas, hati-hati,

menjaga diri, memelihara dan keselamatan diri yang dapat diusahakan

dengan melakukan hal yang baik dan yang benar, menjauhi yang jahat

dan salah.46

ada tiga aspek yang harus dikembangkan dalam perkembangan moral

dan agama pada anak usia dini, antara lain 1)Aspek kognitif, 2)Aspek

Afektif, 3)Aspek perilaku.

Sama seperti halnya perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa,

sosial-emosi; tingkat pencapaian perkembangan moral dan agama pada

anak usia dini juga dipengaruhi usia anak. Berikut adalah tingkat

pencapaian perkembangan moral dan agama pada anak usia dini yang

telah ditetapkan oleh BNSP.

Tabel 2.5

Tingkat Pencapaian Perkembanga Moral dan Agama Anak Usia Dini

Usia Perkembangan moral dan agama

2-3 Tahun - Meniru gerakan berdoa/sembahyang sesuai dengan agamanya

- Hafal doa-doa pendek sesuai dengan agamaya - Memahami kapan mengucapkan salam,

terimakasih, maaf dan sebagainya

3-4 Tahun - Memahami pengertian perilaku yang berlawanan meskipun belum selalu dilakukan, seperti baik-buruk, benar-salah, sopan dan tidak sopan

- Memahami arti kasihan dan sayang kepada ciptaan Tuhan

4-5 Tahun - Mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya - Meniru gerakan ibadah

46

Novan Ardy Wiyani, endidikan Agama Islam : Berbasis Pendidikan Karakter, Bandung : Rosda, 2013 hal 14

Page 46: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

34

Usia Perkembangan moral dan agama

- Mengucapkan doa sebelum dan/ atau sesudah melakukan sesuatu,

- Mengenal prilaku baik/sopan dan buruk - Membiasakan diri berprilaku baik - Mengucapkan salam dan membalas salam

5-6 Tahun - Mengenal agama yang dianut - Membiasakan diri beribadah - Memahami perilaku mulia

(jujur,penolong,sopan,hormat,dsb) - Mengenal perilaku baik dan buruk - Mengenal ritual dan hari besar keagamaan - Menghormati agama orang lain

6) Perkembangan Seni

Perkembangan seni pada anak usia dini adalah salah satu proses

pencapaian angka dalam bidang seni dengan berpatokan Standar Tingkat

Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (STTPA). Pendidikan seni

berperan penting untuk merangsang perkembangan belahan otak bagian

kanan anak. Pelajaran seni terbukti dapat meningkatkan kepandaian

berekspresi anak, pemahaman sisi-sisi kemanusiaan, kepekaan dan

konsentrasi yang tinggi, serta kreativitas yang gemilang.

Dengan begitu, diharapkan anak yang diberikan kebebasan untuk

mengembangkan bakat seninya seperti melukis, menulis puisi, bernyanyi

atau bermain alat musik, akan mudah menapaki tangga menuju puncak

prestasi. Orang tua tentu bangga dengan pencapaian buah hatinya

tersebut/ dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional

PAUD disebutkan STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang

dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan,

mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa,

sosial-emosional, serta seni. Berikut Standar Tingkap Pencapaian

Perkembangan Anak Usia Dini :

Page 47: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

35

Tabel 2.5

Tingkat Pencapaian Perkembangan Seni Anak Usia Dini

Usia Perkembangan Seni

0-3 bulan - Menoleh pada berbagai suara musik atau bunyi-bunyian dengan irama teratur

- Mendengar, menoleh atau memperhatikan musik atau suara dari pembicaraan orang tua/orang disekitarnya

- Melihat objek yang diatasnya - Melihat ke gambar atau benda yang ditunjukkan 30cm

dari wajahnya

3-6 bulan - Mendengarkan berbagai jenis musik atau bunyi-bunyian dengan irama yang teratur

- Menjatuhkan benda untuk didengar suaranya - Memperhatikan orang bicara - Memalingkan kepala mengikuti suara orang - Memperhatikan jika didengarkan irama lagu dan

mainan yang bersuara - Mengikuti irama lagu dengan suaranya secara

sederhana - Mengamati objek yang berbunyi disekitarnya - Menoleh atau memalingkan wajah secara spontan

ketika ditunjukkan foto/gambar/cermin dan berusaha menyentuh

6-9 bulan - Melakukan tepuk tangan sederhana dengan irama tertentu

- Tertarik dengan mainan yang mengeluarkan bunyi - Anak tertawa ketika diperlihatkan stimulus yang

lucu/aneh - Merespons bunyi atau suara dengan gerakan tubuh

(bergoyang-goyang dengan ekspresi wajah yang sesuai)

- Berusaha memegang benda, alat tulis yang diletakkan di hadapannya

9-12 bulan - Menggerakan tubuh ketika mendengarkan musik - Memainkan alat permainan yang mengeluarkan bunyi - Memukul benda dengan irama teratur - Bersuara mengikuti irama musik atau lagu - Mencoret diatas media (kertas, tembok)

12-18 bulan - Bisa menyanyikan lagu hanya kata terakhir - Merespon berbagai macam suara orang terdekat,

musik, atau lagu dengan menggoyangkan badan - Mengetahui suara binatang - Paham adanya perbedaan suara/bahasa orang

dsekitarnya (terutama ibu dan orang terdekat)

Page 48: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

36

Usia Perkembangan Seni

- Menirukan bunyi, suara atau musik dengan irama teratur

- Mencoret-coret - Mengusap dengan tangan pada kertas/kain degan

menggunakan berbagai media

18-24 bulan - Anak mengenali musik dari progam audio visua yang disukai

- Mendengar sesuatu dalam waktu yang lama - Secara berulang bermain dengan alat permainan yang

mengeluarkan suara - Anak tertawa saat mendengar humor yang lucu - Bertepuk tangan dengan bergerak mengikuti irama dan

birama - Bergumam lagu dengan 4 bait - Meniru suara binatang - Menunjukkan suatu reaksi kalau dilarang atau

diperintah - Menggambar dari beberapa garis - Membentuk suatu karya sederhana - Menyusun 4-6 balok membentuk suatu model - Bertepuk tangan dengan pola sederhana

2-3 tahun - Memperhatikan dan mengenali suara yang bernyanyi atau berbicara

- Menyanyi sampai tuntas dengan irama yang benar - Menyanyikan lebih dari 3 lagu dengan irama yang

benar sampai tuntas - Bersama teman-teman menyanyikan lagu - Bernyanyi mengikuti irama dengaan bertepuk tangan

atau menghentakkan kaki - Meniru gerakan berbagai binatang - Paham bila orang terdekatnya menegur - Mencontoh gerakan orang lain - Bertepuk tangan sesuai irama - Menggambar benda-benda lebih spesifik - Mengamati dan membedakan benda di sekitarnya yang

di dalam rumah

3-4 tahun - Mengenali berbagai macam suara dari kendaraan - Meminta untuk diperdengarkan lagu favorit secara

berulang - Mendengarkan atau menyanyikan lagu - Menggerakkan tubuh sesuai irama - Bertepuk tangan sesuai irama musik - Meniru aktivitas orang aik secara langsung maupun

melalui media

Page 49: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

37

Usia Perkembangan Seni

- Bertepuk tangan dengan pola berirama - Menggambar dengan menggunakan beragam media - Membentuk sesuatu dengan plastisin - Mengamati dan membedakan benda di sekitarnya yang

di luar rumah

4-5 tahun - Senang mendengarkan berbagai macam musik atau lagu kesukaannya

- Memainkan alat musik/instrument/benda yang dapat membentuk irama yang teratur

- Memilih jenis lagu yang disukai - Bernyanyi sendiri - Menggunakan imajinasi untuk mencerminkan perasaan

dalam sebuah peran - Membedakan peran fantasi dan kenyataan - Menggunakan dialog, perilaku dan berbagai materi

dalam menceritakan suatu cerita - Mengekspresikan gerakan dengan irama yang

berfariasi - Menggambar objek disekitarnya - Membentuk berdasarkan objek yang dilihatnya - Mendeskripsikan sesuatu dengan ekspresif yang

berirama - Mengkombinasikan berbagai warna ketika

menggambar atau mewarnai

5-6 tahun - Anak bersenandung atau bernyanyi sambil mengerjakan sesuatu

- Memainkan alat musik/instrument/ benda bersama teman

- Menyanyikan lagu dengan sikap yang benar - Menggunakan berbagai macam alat musik tradisional

maupun alat musik lain untuk menirukan suatu irama atau lagu tertentu

- Bermain drama sederhana - Menggambar berbagai macam bentuk yang beragam - Melukis dengan berbagai cara dan objek - Membuat karya seperti bentuk sesungguhnya dengan

berbagai bahan.

8. Pengertian Secure Attachment

Secure Attachment merupakan salah satu dari jenis-jenis attachment.

Menurut Santrock, Attachment (kelekatan) adalah ikatan emosional yang

kuat antara dua orang. Sedangkan menurut Bowlby menyatakan

Page 50: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

38

kelekatan adalah keinginan anak untuk selalu merasa dekat dengan figure

lekatnya dan biasanya figure lekat seorang anak adalah ibu atau

pengasuh utamanya. Attachment adalah adanya suatu relasi antara figure

sosial tertentu dengan suatu fenomena tertentu yang dianggap

mencerminkan karakteristik relasi yang unik.

Pendapat Ainswort mengenai Attachment mengatakan bahwa

attachment adalah ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan anak

melalui interaksinya dengan orang yang mempunyai arti khusus dalam

kehidupannya, biasanya orang tua.47

Kelekatan tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi berkembang dalam

serangkaian fase. Menurut Bowlby menyatakan selama proses interaksi

berlangsung antara anak dan pengasuh utama, anak akan

mengembangkan pemahaman kognitif yang terdiri atas dua model kerja

yaitu self esteem dan aspek tentang kehidupan sosial. Secara umum

pendapat-pendapat tersebut berasal dari pengalaman-pengalaman

individu terhadap objek lekatnya yang pada akhirnya berkembang saat

berinteraksi dengan orang lain diluar keluarga sesuai dengan basic

cognitive ( aspek kognitif ) dan emotional representation ( emosi ) yang

diberikan objek lekatnya pada anak.

Bartholowew dalam Baroon dan Byrne48, mengemukakan ada empat

gaya attachment yaitu sebagai berikut:

Gaya Kelekatan Aman (Secure Attachment Style)

Individu dengan pola ini digambarkan sebagai individu yang mempunyai

harga diri, kepercayaan interpersonal yang tinggi, mempunyai pandangan

yang positif dan mampu membuat hubungan interpersonal berdasarkan

saling percaya. Anak yang memiliki hubungan dekat dengan orangtua

menunjukkan tidak terlibat dalam aktifitas kenalakan.

Gaya Kelektan Takut Mengindar (Fearfull-Avoidant Attachment Style)

47 Ervika-Eka, Kelekatan (Attachment) Pada Anak: Universitas Sumatra Utara. Vol 17. 2015, hal. 1-17. 48

Baron, A.R dan Byrne, D, Psikologi Sosial, Terjemahan Oleh Ratna Djuwita. (Jakarta: Erlangga 2003) hal. 10

Page 51: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

39

Individu dengan pola ini mempunyai pandangan negatif terhadap dirinya

dan orang lain,menderita perasaan dalam ketidakcukkupan,kecemasan

dan akan menghindar hubungan dekat dengan orang lain. Anak yang

memiliki kelekatan ini akan berhubungan dengan kenakalan

Gaya Kelekatan Terpreukupasi (Pre-Occupied Attachment Style)

Individu dengan pola ini mempunyai pandangan yang negatif terhadap

dirinya sendiri, tetapi masih mengharapkan orang lain akan menerima dan

mencintai dirinya, sehingga individu dengan tipe ini berusaha membuat

hubungan dengan orang lain tetapi mereka takut ditolak. Anak yang

memiliki pandangan positif dan negatif terhadap dirinya sendiri akan

mempunyai kemampuan berkompetensi sosial.

Gaya Kelekatan Menolak (Dismissing Attachment Style)

Individu dengan pola ini mepunyai karakter positif dalam memandang diri

sendiri, merasa berharga, mandiri dan merasa patut untuk mendapat atau

membuat hubungan dekat dengan orang lain, tetapi mereka terkadang

menolak hubungan yang tulus karena mereka mengharapkan orang lain

yang lebih buruk dari mereka, sehingga pola ini digolongkan dalam sisi

negatif. Anak dengan gaya kelekatan ini kekurangan komunikasi dan

kepercayaan ditmbah dengan perasaan terabaikan, biasanya

berhubungan dengan perilaku seperti agresif dan kenakalan-kenakalan

lainnya.

Dari berbagai macam kelekatan diatas tentu yang baik untuk anak

ialah kelekatan aman dimana telah dijelaskan bahwa kelekatan aman

mampu membuat pengaruh positif terhadap kempetensi sosial dan saling

percaya antar sesama, bukan hanya kepada orang tua tetapi orang yang

ada dilingkungan nya.

9. Aspek-Aspek Secure Attachment

Armsden dan Greenberg menyebutkan terdapat tiga aspek kelekatan

yang juga berfungsi sebagai kelekatan aman, yaitu:

Trust (Kepercayaan),

Page 52: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

40

Orang tua memberikan kepercayaan, memahami kebutuhan, menghargai,

dan menghormati pilihan maupun keputusan, melibatkan dalam

menyelesaikan konflik, maupun masalah yang terjadi pada anak.

Orangtua tetap mengontrol apa yang dilakukan anak di sekolah maupun di

lingkungan lainnya.

Comunication (komunikasi),

Terciptanya komunikasi yang baik antara ibu dan anak yang ditunjukan

dengan keterbukaan perasaan keduanya. Anak dapat menceritakan

segala masalah yang dihadapi dengan jujur dan apa adanya kepada ibu,

sehingga ibu dapat memberikan solusi terhadap masalah tersebut.

Dengan demikian akan tercipta kondisi anak yang aman dan anak dapat

menghadapi segala permasalahannya dengan baik.

Alienation ( pengasingan ),

Pengasingan terjadi karena adanya penolakan dari figure lekat, dalam hal

ini ibu terhadap anaknya. Hal ini sangat mempengaruhi kelekatan antara

keduanya karena apabila terjadi penolakan, anak akan merasa asing

dengan ibunya sendiri sehingga menciptakan kelekatan tidak aman antara

ibu dan anak. Sedangkan ibu yang memiliki kelekatan aman dengan

anaknya tidak akan melakukan penolakan terhadap anaknya. Ibu dengan

Secure Attachment akan selalu menerima anaknya dalam keadaan

apapun sehingga anak merasa disayangi dan dihargai.49

10. Perkembangan Attachment

Kelekatan tidak timbul secara tiba-tiba namun berkembang melalui

serangkaian tahapan, diawal dengan preferensi umum bayi terhadap

manusia sehingga kebersamaan dengan pengasuh utama. Berikut ini

adalah empat tahapan yang didasarkan pada konsep kelekatan menurut

Bowlby: 1)Tahap 1: Dari lahir hingga usia 2 bulan. Secara insting bayi

menjalin kelekatan dengan manusia. Orang asing, saudara dan orangtua

memiliki peluang yang sama untuk membangkitkan senyuman atau

49 J.W Santrock. Perkembangan Anak. Eds 11. Jakarta : Salemba Humanika, 2011,hal 218.

Page 53: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

41

tangisan dari bayi. 2)Tahap 2: Dari usia 2 hingga 7 bulan. Kelekatan

menjadi berfokus pada satu individu, biasanya kepada pengasuh utama,

bersamaan dengan bayi belajar secara bertahap membedakan antara

orang yang dikenal dan tidak dikenalnya. 3)Tahap 3: Dari usia 7 sampai

24 bulan. Kelekatan yang khusus berkembang. Ketika keterampilan

lokomotor meningkat, bayi secara aktif berusaha menjalin kontak secara

teratur dengan para pengasuh, seperti ibu dan ayah. 4)Tahap 4: Dari usia

24 bulan dan seterusnya. Anak-anak menjadi lebih menyadari perasaan,

tujuan dan rencana orang lain, serta mulai mempertimbangkan hal-hal ini

dalam menentukan tindakannya sendiri.

11. Karakteristik Individu Yang Memiliki Secure Attachment

Adapun ciri-ciri gaya kelekatan aman menurut Ainsworth yaitu

mempunyai model mental diri sebagai orang berharga, penuh dorongan

dan mengembangkan model mental orang lain sebagai orang yang

bersahabat, di percaya, responsif dan penuh kasih sayang.

Berkembangnya model mental ini memberikan pengaruh yang positif

terhadap kompetensi sosial, dan hubungan romantis yang saling

mempercayai.

Hal ini terlihat pada karakteristik pada berikut: 1)Memiliki kepercayaan

ketika berhubungan dengan orang lain, yaitu individu mampu menjalin

keakraban dengan orang lain baik dengan orang baru sekalipun, tidak

khawatir bila orang lain yang mendekatinya dan senantiasa memandang

orang lain dengan pandangan positif. 2)Memiliki konsep diri yang bagus,

yaitu pemahaman individu terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Indikasi

bahwa individu memiliki konsep diri yang bagus adalah mengembangkan

sikap yang penuh percaya diri, mampu mandiri, berpikir realistis akan

kemampuan yang dimiliki dan berusaha mencapai hasil yang sebaik

mungkin. 3)merasa nyaman untuk berbagi perasaan dengan orang lain,

yaitu individu memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dan

pemikiran apa saja yang ada dalam dirinya. Hal ini meliputi kemampuan

Page 54: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

42

untuk berbagi cerita atau pengalaman, kemampuan untuk mendengarkan

orang lain, dan siap menerima masukan dari siapapun. 4)Peduli dengan

siapapun, yaitu individu memiliki jiwa responsif dan mampu memberikan

bantuan kepada orang lain.50

Berikut ini juga diuraikan beberapa karakteristik individu yang memiliki

secure attachment menurut Benokraitis yaitu: 1)sikap hangat dalam

berhubungan dengan orang lain. Individu yang secure attachment

cenderung lebih bersikap hangat dalam hal ini lebih ramah dalam

berhubungan dengan orang lain, baik dalam lingkungan keluarga ataupun

dalam hal pertemanan. 2)tidak terlalu bergantung pada orang lain. Individu

yang secure attachment sangat mandiri karena tidak selalu bergantung

dengan orang lain. Umumnya individu yang secure attachment merasa

yakin dalam melakukan sesuatu hal dan kemampuan akan dirinya karena

mendapat kasih sayang yang cukup dari keluarganya. 3)Tidak akan

menjauhi orang lain. Individu yang secure attachment cenderung tidak

akan menjauhi orang lain, lebih terbuka dengan orang lain. Individu yang

secure attachment mampu menjalin hubungan dengan orang

disekitarnya. 4)Sangat dekat dengan orang yang dangat disayanginya.

Individu yang secure attachment biasanya sangat dekat dengan orang

yang disayanginya dalam hal ini adalah orangtua dan keluarga. Individu

secure attachment juga umumnya sangat dekat dengan saudara

kandungnya seperti kakak atau adik. 5)Lebih empati terhadap orang lain.

Individu yang secure attachment lebih empat dengan orang lain karena

individu secure attachment memiliki rasa sosial yang tinggi. 6)Sangat

percaya pada orang yang disayangi. Indvidu yang secure attachment

cenderung lebih percaya terhadap orang yang disayanginya seperti

orangtua dan keluarga karena individu yang secure attachment memiliki

hubungan yang sangat dekat dan didasari oleh kasih sayang yang sangat

kuat dengan keluarganya. 7)Lebih nyaman bersama orang yang

50

A.F Helmi, Gaya Kelekatan Dan Kemarahan. Universitas Gajah Mada. Vol. 17, No. 2, 1999, ibid,hal. 68.

Page 55: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

43

disayangi. Individu yang secure attachment lebih nyaman untuk

menghabiskan waktu bersama dengan orang-orang yang disayanginya

seperti keluarganya51

12. Faktor-faktor yang mempengaruhi Secure Attachment

Secure attachment/ kelekatan aman terjadi lebih baik dalam situasi-

situasi tertentu yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kelekatan yang aman yaitu: 1)Peran orang tua,

2)Komunikasi antara orangtua dengan anak, 3)Konflik antara orangtua

dan anak. 52 Bowlby mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

secure attachment yaitu : 1)Kasih sayang, 2)Perhatian yang berlanjut,

3)Temperamen bayi.53

Colin dalam Suci lia dkk,54 menjelaskan pola-pola kelekatan

dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:

Tokoh pengasuh

Kepribadian dari pengasuh utama dapat menentukan atau mempengaruhi

pola kelekatan pada anak. Pengasuh yang menderita penyakit mental

atau gangguan kepribadian mungkin mengasuh dan merespon bayi

dengan cara menyimpang, kemudian bayi akan mengembangkan

penjagaan, mengubah, atau penyimpangan pola dari perilaku kelekatan.

Faktor-faktor demografis

Jenis kelamin bayi, urutan atau golongan sosial mempengaruhi pola

kelekatan. Status sosial ekonomi yang sangat rendah dapat membantu

untuk meramalkan pola kelekatan terhadap ibu. Pada kasus sebuah

keluarga yang sangat miskin, anxious attachment kepada ibu lebih banyak

51 Desiani Maentiningsih, skripsi: "Hubungan Antara Secure Attachment Dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja" Jakarta: universitas Gunadarma, 2008,hal 5. 52 J.W Santrock. Perkembangan Anak. Eds 11. Jakarta : Salemba Humanika, 2011 hal 221. 53 Dwi L Nugrohowati, "Hubungan Antara Kelekatan Yang Aman Dan Keterbukaan Diri Dengan Penyesuaian Sosial Pada Mahasiswa Angkatan 2015 Psikologis UNS" (Surakarta: Unverstas Sebelas Maret 2016), hal 22.

54 Suci Lia, dkk, Kelekatan Orangtua Untuk Pembentukan Karakter, (Aceh:Universitas Jabal Ghafur

Sigli Aceh2018) Vol 1 No 1

Page 56: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

44

dalam keadaan yang biasa dari pada mereka yang berada di tingkat

ekonomi yang lebih baik. Keluarga dalam kemiskinan sering mengalami

beragam masalah.

Penggunaan obat-obatan dan alkohol

Ibu yang menggunakan alkohol atau obat-obatan saat masa kehamilan

akan menyebabkan efek jangka panjang atau bahkan efek yang tidak

dapat diubah pada bayi. Orang dewasa yang kecanduan obat-obatan

mungkin berpengaruh banyak efek yang tidak diinginkan pada anak.

Tempramen bayi

Sifat tempramen pada bayi termasuk tingkatan aktivitas, rentang perhatian

kecendrungan dalam keadaan sulit, kemarahan, takut, emosional,

menenangkan dan ketekunan.

Kelahiran premature

Bayi yang prematur cenderung menunjukkan koordinasi motorik yang

lemah, lebih sedikit menangis, lebih mudah marah dan sulit merasakan

kenyamanan.

Dukungan sosial

Dukungan sosial ibu memberikan kontribusi yang penting untuk kualitas

kelekatan anak pada ibu.

13. Manfaat Kelekatan

Santrock menyebutkan beberapa manfaat kelekatan adalah

memfasilitasi kecakapan dan kesejahteraan sosial seperti yang

dicerminkan dalam beberapa ciri seperti harga diri, penyesuaian emosi

dan kesehatan fisik membantu menunjukkan kesejahteraan emosi yang

lebih baik, membantu untuk memiliki harga diri yang lebih tinggi, sebagai

fungsi adaptif untuk menyediakan dasar rasa aman terhadap anak agar

dapat mengeksplorasi dan menguasai lingkungan baru serta dunia sosial

yang semakin luas dalam kondisi psikologi yang sehat, membantu anak

dari kecemasan dan kemungkinan perasaan tertekan atau ketegangan

emosi yang berkaitan dengan transisi dan masa kanak-kanak menuju ke

Page 57: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

45

masa dewasa, membantu keberhasilan anak dalam hubungan dan harga

diri pasa masa awal, membantu anak untuk mengahasilkan hubungan

positif dan dekat di luar keluarga dengan teman sebaya.55

14. Membentuk Kelekatan Positif

Menurut Tia Rahmania berbagai bentuk kelekatan dapat diberikan

kepada anak adalah pemahaman dan pengertian tentang kebutuhan pada

anak dan tanggapan orangtua. Misalnya, bagaimana orangtua membuat

anak merasa nyaman bila di dekat mereka, orangtua menunjukan sikap

yang hangat dan ketertarikan pada aktivitas yang dilakukan anak,

sehingga terjalin percakapan yang santai dan nyaman, dukungan

orangtua terhadap pengembangan otonomi atau kemandirian anak.

Misalnya, orangtua memberi kesempatan anak untuk mengambil

keputusan, orang tua berperan dalam memberikan dukungan secara

emosional disaat anak berada dalam masalah atau tertekan. Tentunya

dukungan emosional ini akan bisa dilakukan apabila orangtua dan anak

sendiri sebelumnya telah merasa nyaman mengungkapkan kondisi

perasaan mereka satu sama lain, oleh karena itulah para orangtua harus

bisa mendukung munculnya keterbukaan perasaan di dalam keluarga,

respon yang positif. Hindari untuk mengkritik saat anak mengajukan

pendapatnya, walaupun ide tau gagasan mereka tidak biasa tapi coba

awali dengan meminta anak untuk mengungkapkan idenya terlebih dahulu

sebelum kemudian mengajak mereka untuk berpikir konsekuensinya yang

bisa terjadi dari ide tersebut. Hal itu jauh lebih baik dan akan membuat

anak merasa mendapatkan apresiasi sehingga terjadi keterbukaan antara

orangtua dan anak.56

55 J.W Santrock, AdolesCence: Perkembangan Remaja. Terjemahan Oleh Shinto dan Sherly Saragih, (Jakarta: Erlangga 2003) hal 40. 56

Tia Rahmania, Sentra Tumbuh Kemnang Anak, (http://www.kancilku.com) Diakses pada tanggal 15 April 2019

Page 58: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

46

15. Kelekatan Dan Pola Asuh

Kelekatan anak dapat ditunjukkan pada satu individu atau lebih yang

disebut figure atau objek lekat. Anak dengan kelekatan aman (secure

attachment) menggunakan orang tua sebagai dasar aman untuk

engeksplorasi dunia dan sebagai tempat aman untuk kembali

mendapatkan dukungan emosional. Salah satu faktor yang mempengaruhi

kualitas kelekatan anak menurut Shafer 57 adalah kualitas pengasuhan.

Anak yang mendapatkan kelekatan yang cukup, akan measa aman dan

lebih positif terhadap lingkungan, menunjukkan interes yang lebih besar

ketika mengajak bermain. Anak-anak ini juga lebih bersifat sosial tidak

hanya dengan kelompoknya, tetapi juga dengan kelompok usia lain/

intergenerasi.58

Hubungan anak dengan orang tua merupakan sumber emosional dan

kognitif bagi anak. Hubungan dengan orang tua atau pengasuh utamanya

(dalam hal ini adalah antara anak dengan ibunya) menurut Bowlby akan

membentuk internal working model, yaitu reprsentasi kognitif mengenai

diri sendiri (diri anak), orang lain serta penerimaan lingkungan yang

dibangun melalui interaksi yang terbentuk antara anak dengan ibunya.59

Ibu merupakan sekolah pertama bagi seorang anak, yaitu tempat

anak-anaknya mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya dalam

kehidupan mereka di dunia ini. Anak pun akan tumbuh dan berkembang

dengan baik dalam menjalankan fungsinya. Dengan demikian, kehadiran

orang tua (khusus nya ibu) dalam perkembangan anak menjadi kunci

utamanya. Bila anak kehilangan peran dan fungsi dari seorang ibu (karena

ada juga keluarga yang terpaksa harus mengalihkan peran dan fungsi

seorang ibu kepada orang lain yang dikarenakan oleh suatu hal) maka

anak akan kehilangan haknya untuk dibina, dibimbing dan diberi kasih

57 R. David Shaffer “Social And Personality Development.USA: Thomson. 2005, hal. 87 58 Meilanny Budiarti Santoso dan Megawati Batubara, Jurnal “Kelekatan Antara Ibu dan Anak Usia Sekolah” (Bandung : Universitas Padjajaran,2017)Vol. 6 No. 1 59

M. Habibi “ Bimbingan Bagi Orang Tua Dalam Pencapaian Pola Asuh Untuk Meningkatkan Kematangan Sosial Anak” Jurnal (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2006) Vol. 1 No.1

Page 59: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

47

sayang dan perhatian.60 Sementara itu dalam pengasuhan dari peran

ayah turut membantu perkembangan anak.

Peran ayah adalah bagian yang tak terpisahkan dalam keluarga. Ayah

dan ibu saling bahu membahu membangun keluarga yang bahagia dan

sejahtera. Meskipun demikian terdapat peran ayah yang cukup dominan

dibandingkan ibu seperti: Player, ayah menjadi teman bermain bagi anak-

anaknya. Permainan anak merasa nyaman dan menjadi sarana

membangun ikatan. Semakin sering ayah bermain dengan anak, biasanya

semakin berkualitas mental anak. Kemudian teacher, seorang ayah yang

baik juga harus bisa berperan sebagai guru. Guru itu berarti sumber

pengetahuan bagi anak. Peran penting ayah sebagai guru bukan hanya

untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk memelihara rasa

keingintahuan anak. Protector, setiap ayah pasti memiliki naluri untuk

melindungi anaknya sejak lahir. Akan tetapi fungsi ayah sebagai pelindung

bukan hanya itu, yang terpenting adalah mengajarkan anak-anak untuk

melindungi dirinya sendiri karena orang tua tak mungkin bersama mereka

setiap waktu. Sebagai pelindung ayah perlu berusaha mengenal dunia

anak: mengetahui apa kesukaannya, apa yang dibencinya, teman-teman

dekatnya, dan dunia yang ditekuni anak. Partner, sebagai partner ayah

memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dengan ibu. Sebagai

partner, ayah tidak hanya berharap dan bergantung pada ibu, tetapi juga

terlibat aktif. Ayah juga memiliki hak untuk bermain bersama anak, tak

hanya berfungsi sebagai “bad cop” untuk menakut-nakuti anak. Dengan

demikian, maka peraturan rumah tangga pun perlu disepakati dan tidak

boleh bersebrangan. Ayah dan ibu perlu punya suara sama. Jika ayah

mengatakan tidak, ibu juga mengatakan yang sama, demikian juga

sebaliknya. Kasih ibu bersifat tidak bersyarat sedangkan cinta ayah lebih

bersifat kualitatif dan melekat pada performence anak. Ibu khawatir

tentang bagaimana bayinya bisa bertahan hidup, sedangkan ayah berpikir

bagaimana anaknya dapat menghadapi masa depan. Ibu mendisiplikan

60 ibid

Page 60: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

48

anak-anak waktu demi waktu, sedangkan ayah mendisiplinkan anak

dengan peraturan. Dari ibu anak belajar segi emosinya, sedangkan dari

ayah, anak belajar untuk hidup di tengah masyarakat.61

Menurut Hassan pola asuh merupakan suatu sistem atau cara

pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh seseorang kepada orang

lain. Dalam hal ini, pola asuh yang diberikan orang tua/ pendidik terhadap

anak adalah mengasuh dan mendidiknya dengan penuh pengertian. Hal

yang mempengaruhi pola asuh adalah salah satu faktor yang secara

sgnifikan turut membentuk karakter anak. Hal ini didasari bahwa

pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan utama dan pertama

bagi anak, yang tidak bisa digantikan oleh lembaga pendidikan

manapun.62

Ada beberapa tipe pola asuh orang tua menurut Hassan. Tipe pola

asuh tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:63

1. Tipe Autoriatif

Orang tua tipe autoratif akan menerima dan melibatkan anak sepenuhnya.

Orang tua ini memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan

mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial

sesuai dengan usia dan kemampuan mereka. Akan tetapi mereka tetap

memberikan kehangatan, bimbingan dan komunikasi dua arah. Mereka

memberikan penjelasan dan alasan atas hukuman dan larangan. Anak

dari orang tua seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, tegas

terhadap diri sendiri, ramah dengan teman sebayanya, dan mau bekerja

sama dengan orang tua. Anak juga akan berhasil secara intelektual dan

sosial, menikmati kehidupan, dan memiliki motovasi yag kuat untuk maju.

61Nurul Aini“Problematika Anak Yang Hidup Tanpa Ayah” (Malang: Universitas Negeri Malang,2012)hal 45. 62

Hassan, Maimunah “Pendidikan Anak Usia Dini” (Yogyakarta: Diva Press, 2010, hal. 24. 63 Ibid, hal 26-27.

Page 61: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

49

2. Tipe Otoriter

Orang tua tipe otoriter selalu menuntut dan mengendalikan semata-mata

karena kekuasaan, tanpa kehangatan, bimbingan dan komunikasi dua

arah. Mereka mengendalikan dan menilai perilaku anak dengan standar

mutlak. Mereka menghargai kepatuhan, rasa hormat terhadap kekuasaan

mereka, dan tradisi. Anak-anak dengan orang tua seperti ini cenderung

memiliki kompetensi dan tanggung jawab sedang, cenderung menarik diri

secara sosial dan tidak memiliki sikap spontanitas. Anak perempuan dakn

tergantung pada orang tuanya dan tidak memiliki motivasi untuk maju.

Anak laki-laki cenderung lebih agresif dibandingkan dengan anak laki-laki

lain.

3. Tipe penyabar

Orang tua tipe penyabar akan menerima, responsif, sedikit memberikan

tuntutan pada anak-anaknya. Anak akan lebih positif moodnya dan lebih

menunjukkan vitalitasnya dibandingkan anak dari keluarga otoriter. Orang

tua yang serba membolehkan akan mendorong anak menjadi agresif dan

cenderung tidak percaya diri.

4. Tipe penelantar

Orang tua tipe penelantar lebih memperhatikan aktivitas diri mereka

sendiri dan tidak terlibat dengan aktivitas anak-anaknya. Mereka tidak

tahu dimana anak-anak mereka berada, apa yang sedang dilakukan, dan

siapa teman-temannya data di luar rumah. Mereka tidak tertarik pada

kejadian di sekolah anak, jarang bercakap-cakap dengan anak-anaknya

dan tidak mempedulikan pendapat anak-anaknya.

Sedangkan menurut Nini Subini dalam Asmani orang tua

mempunyai bermacam-macam pola asuh64

1. Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan

kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka.

64

Jamal Mamur Asmani “Kiat Mengembangkan Bakat Anak Di Sekolah” (Jogjakarta: Diva Press 2012) Hal 55-58

Page 62: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

50

Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari

tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga

bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang

berlebihan yang melampaui anak. Orang tua tipe ini juga memberikan

kebebasan kepada anak memilih dan melakukan suatu tindakan, dan

pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

2. Otoriter

Termasuk tipe ini adalah orang tua yang mendidik anaknya dengan keras

dan kaku. Semua perintah yang dikatakan orang tua harus dituruti oleh

anaknya. Apa pun yang dikatakan orang tua dianggap benar oleh anak.

Orang tua dengan tipe ini cenderung galak dan sering marah. dampak

terburuk dari sikap otoriter orang tua ini adalah dapat menimbulkn depresi

anak, hubungan anak dan orang tua tidak akrab, anak cenderung nurut

karena takut, bukan karena hormat atau kewajiban, anak menjadi

terkekang, kemungkinan berontak di luar rumah sangat tinggi untuk

melampiaskan emosinya saat didalam rumah, dan dapat mengakibatkan

dendam pada anak.

3. Permisif

Dalam hal ini orang tua yang selalu mengikuti semua kemauan anak atau

terlalu memanjakan anak. Apa pun yang diinginkan anak orang tua segera

memenuhinya. Sifat ini akan memebentuk pribadi anak yang kurang baik.

Dampak negatifnya adalah anak cenderung tidak ulet dalam usaha

mencapai sesuatu, cepat meninggalkan tugas yang sulit, lebih banyak

menuntut pemuasan segera tanpa usaha yang sungguh-sungguh,

cenderung mengandalkan orang lain. Kurang memiliki rasa tanggung

jawab, menimbulkan permasalahan emosi dan perilaku anak, suka

merengek bahkan merajuk hingga keinginannya terpenuhi, dan control

impuls yang buruk bagi anak.

Page 63: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

51

4. Mengabaikan

Tipe ini menunjukkan bahwa orang tua mengabaikan apa pun yang

dilakukan oleh anak, baik berbahaya bagi anak ataupun tidak. Dampaknya

adalah timbulnya perilaku yang agresif, liar pada anak.

5. Timbal balik

Orang tua jenis timbal balik adalah orang tua yang mempertimbangkan

secara rasional setiap keputusan yang diambil bersama. Kondisi seperti

ini akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak. Selain itu komunikasi

antara anak dengan orang tua menjadi lebih dekat.

B. Penelitian Relevan

Penetapan materi subjek penelitian dan temuan penelitian. Maka peneliti

mengidentifikasi sumber-sumber dalam bentuk hasil-hasil temuan

penelitian yang telah ada dan mempunyai relevansi dengan penelitian

yang sedang dilakukan, dengan asumsi agar tidak terjadi pengulangan

pada lokasi penelitian dan subjek yang sama dan sekaligus dapat

membantu mengembangkan analisis pemahaman terhadap temuan

penelitian. Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan yang peneliti

lakukan:

1. Penelitian Imul Puryanti (2013) yang berjudul: “Hubungan Kelekatan

Anak Pada Ibu Dengan Kemandirian Di Sekolah TK Hj. Isriati

Baiturrahman I Kota Semarang” Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini

dapat diterima, yaitu adanya hubungan positif yang signifikan antara

kelekatan anak pada ibu dan kemndirian anak di sekolah pada siswa-

siswi TK Hj. Isriati Baiturrahman I Semarang. Didapat dari nilai korelasi

sebesar rˣʸ = 0,621 dengan taraf signifikansi p = 0,000 (p<0,05). Tand

positif berarti semakin positif kelekatan anak pada ibu maka semakin

Page 64: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

52

tinggi kemandirian, dan sebaliknya semakin negatif kelekatan anak

pada ibu maka kemandirian semakin rendah.65

2. Penelitian Fauzul Muthmainah (2016) yang berjudul: “ Pengaruh Secure

Attachment Terhadap Kemandirian Anak Usia Dini Di Ra Muslimat Nu I

Beliung Poncokusumo Malang” Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, dapat disimpulkan bahwa anak usi adini di RA Muslimat

NU I Belung Poncokusumo Malang sebagian besar memiliki skor

sedang pada Secure Attachment yaitu 43 anak (86%). Artinya rata-rata

anak memiliki rasa aman berada didekat ibu, sementara itu untuk

tingkat kemandirian anak usia dini di RA Muslimat NU I Belung

Poncokusumo Malang sebagian besar memiliki skor sedang pada

kemandirian yaitu 52%, namun hasilnya beda tipis dengan siswa yang

memiliki tingkat kemandirian tinggi yaitu 48%. Artinya sebagian besar

anak tidak brgantung pada orang lain dalam mengurus dirinya, mampu

menyelesaikan tugas sendiri sampai selesai. Dari hasil penelitian ini

juga menunjukan bahwa secure attachment mempunyai pengaruh

terhadap kemandirian anak usia dini, berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kemandirian anak usia dini.66

3. Penelitian Tina Wuryantari (2015) yang berjudul: “Hubungan Antara

Attachment Objek Pengganti Dengan Temramen Pada Anak Usia 4-6

Tahun Di Lingkungan Sikunir Kelurahan Bergaslor Kecamatan Bergas”.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang postif antara kelektan aman dengan tempramen mudah terungkap

sebesar 0,5544 atau 55,4%. Hasil uji korelasi lainnya adalah ada

hubungan negatif antara kelekatan aman dengan tempramen sulit pada

anak usia 406 tahun, tingkat kontribusi yang dihasilkan sebesar -51,5%.

Selain itu, adda hubungan negati pula antara kelekatan tidak aman dan

65 Imul Puryanti,”Hubungan Kelekatan Anak Pada Ibu Dengan Kemandirian Di Sekolah” Semarang: Universitas Negeri Semarang 2013, hal 84. 66 Fauzul Muthmainah,”Pengaruh Secure Attachment Terhadap Kemandirian Anak USia Dini Di RA muslimat Nu 1 Beliung Poncokusumo Malang” Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2016, hal 114.

Page 65: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

53

menghindar dengan tempramen mudah, tingkat kontribusi yang

dihasilkan sebesar -56%. Pola kelekatan aman memiliki hubungan yang

positif dengan tempramen mudah. Hal ini disebabkan karena objek

pengganti selalu siap membantu, menjaga dan melindungi anak kapan

saja dalam melewati berbagai pengalaman emosinya. Kelekatan aman

yang diberikan oleh objek pengganti dapat menghilangkan rasa cemas

dan perasaan tertekan atau ketegangan emosi yang berkaitan dengan

tempramen.67

4. Penelitian Edi Hendri Mulyana, dkk (2017) yang berjudul: “Kemampan

Anak Usia Dini Mengelola Eosi Diri PadaKelompok B Di k Pertiwi DWP

Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya”. Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan mayoritas anak usia dini pada kelompok B1 di Tk

pertiwi DWP dalam hal kemampuan anak usia dini mengelola emosi diri

berada pada tingkat pencapaian perkembangan dinilai BSH

(Berkembang Sesuai Harapan). Kemampuan anak usia dini mengelola

emosi diri pada kelompok B1 di Tk Pertiwi DWP terbagi empat aspek

yaitu kemampuan mengenal emosi kebanyakan dalam tingkat

pencapaian perkembangan dinilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan).

Pada kemampuan mengatur emosi sesuai dengan situasi dan kondisi

diri secara mayoritas dalam tingkat pencapaian perkembangan dinilais

BSB (Berembang Sangat Baik). Pada kemampuan memanfaatkan

emosi secara positif jumlah terbesar dalam tingkat pencapaian

perkembangan dinilai BSH (Berkembang Sesuai Harapan). Pada

kemampuan memiliki pertahanan diri dalam menghadapi setiap

persoalan secara mayoritas dalam tingkat pencapaian dinilai BSB

(Berkembang Sangat Baik).68

67 Tina Wuryantari, “Hubungan Antara Attachment Objek Pengganti Dengan Tempramen Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Lingkungan Sikunir Kelurahan Bergaslor Kecamatan Bergas” Semarang: Universitas Negeri Semarang 2015 hal 101. 68 Edi Hendri Mulyana,”Kemampuan Anak Usia Dini Mengelola Emosi Diri Pada Kelompok B Di TK Pertiwi DWP Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya” Tasikmalaya: Universitas UPI Tasikmalaya 2017, Vol.1 No.2 (2017).

Page 66: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

54

5. Penelitian Cenceng (2015) yang berjudul: “ Perilaku Kelekatan Anak

Usia Dini (Perspektif John Bowlby)”. Berdasarkan penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut: teori kelekatan (attachment) merupakan

istilah yang pertama kai diperkenalkan oleh John Bowlby. Teori ini

mencoba menguraikan pola relasi orangtua-anak yang dimulai sejak

bayi. Kelekatan ini akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan

manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain

pengganti ibu. Seorang anak dapat dikatakan lekat pada orang lain jika

mempunyai kelekatan fisik dengan seseorang, menjadi cemas ketika

berpisah dengan figur lekat, menjadi gembira dan lega ketika figur

lekatnya kembali dan orientasinya tetap pada figur lekat walaupun tidak

melakukan interaksi. Anak memperhatikan gerakan, mendengarkan

suara dan sebisa mungkin berusaha mencari perhatian figur

lekatnya.ada empat fase kelekatan yaitu fase 1 (sejak lahir sampai usia

3 bulan): respon tak terpilah kepada manusia; fase 2 (usia 3 sampai 6

bulan); focus pada orang-orang dikenal; fase (usia 6 sampai 3 tahun);

kelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif; dan fase 4 (

usia 3 tahun sampi akhir masa kanak-kanak): tingkah laku

persahabatan, sedangka npola kelekatan ada tiga macam, yaitu secure

attachment (pola aman), resistant attachment (pola

melawan/ambeven), dan avoidant attachment (pola menghindar).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelekatan bisa membawa

bagi anak-anak, seperti anak-anak menjadi lebih mandiri, lebih percaya

diri dalam membangun hubungan interpersonal, kecerdasan moral lebih

baik, dan sebagainya.69

6. Penelitian Suci Lia, dkk (2018) yang berjudul “Kelekatan Orang Tua

Untuk Pembentukan Karakter Anak” kesimpulan dari penelitian ini yaitu

kelekatan positif antara anak dan orangtua akan memberikan

kesejahteraan sosial pada anak, anak akan memiliki harga diri yang

69

Cenceng,”Perilaku Kelekatan Pada Anak Usia Dini (Perspektif John Bowlby)” Samarinda: Intitute Agama Islam Negeri Samarinda, Vol.IXX No.2 2017.

Page 67: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

55

tinggi, mampu mengendalikan emosi, dan kesehatan fisik sehingga

anak mampu menguasai lingkungan yang baru dan mampu

menghasilkan hubungan yang positif. Anak yang memiliki kelekatan

yang baik dengan orangtua akan dapat memiliki rasa percaya terhadap

orang tua dan menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua begitu

pula sebaliknya, orangtua akan memberikan respon yang baik saat

anak menjalin komunikasi dengan orangtua mereka. Kelekatan

orangtua yang tinggi pada anak ditunjukkan dengan kepercayaan,

dapat membantu, menerima diri anak apa adanya, memberikan cinta

dan kepedulian yang layak pada anak. Kualitas yang tinggi dapat

membuat individu melihat dirinya layak untuk dicintai dan memandang

individu dilingkungan sosialnya dapat diandalkan serta dapat berpikir

positif dalam menjalani hidup.70

70 Suci Lia Sari,dkk,”Kelekatan Orangtua Untuk Pembentukan Karakter Anak” Aceh: Jabal Ghafur Sigli Aceh, Vol.1 No.1 2018.

Page 68: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan

dan Taylor sebagaimana dikutip Meleong mengedifinisikan metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau pesan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara

holistic (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai bagian dari suatu keutuhan. Penelitian kualitatif menggunakan

metode pengamatan, wawancara atau penelaah dokumen.71 Oleh karena

itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau

populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek yang berupa individu,

organisasional atau perspektif yang lain. Pada umumnya penelitian

deskriptif tidak menggunakan hipotesis (non hipotesis) sehingga dalam

penelitiannya tidak memerumuskan hipotesis.72 Adapun alasan penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena dalam penelitian ini

data yang dihasilkan berupa data deskriptif yang diperoleh dari data-data

berupa tulisan, kata-kata dan dokumen yang berasal dari sumber atau

informan yang diteliti dan dapat dipercaya.

Metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan, pertama

menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat

hubungan antara peneliti dan responden; ketiga, metode ini lebih peka

71 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), hal

4. 72

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), hal 3-4.

Page 69: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

57

dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan penajaman pengaruh bersama

dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.73

Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

gambar. Selain itu semua data yang dikumpulkan kemungkinan menjadi

kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, tape recorder, dokumen pribadi, catatan atau memo

dan dokumen resmi lainnya.74 Penelitian kualitatif menghendaki agar

pengertian dan hasil interpretasi yang diperoleh dibandingkan dan

disepakati oleh manusia yang dijadikan sumber data. Dalam hal ini peneliti

mengamati dan wawancara terhadap responden mengenai Secure

Attachment orang tua terhadap kemandirian anak usia dini 4-5 tahun di

taman kanak-kanak as-salam yang meliputi hubungan orang tua kepada

anak, kemandirian anak dirumah dan kemandirian anak disekolah. Data

yang didapati selanjutnya diinterpretasi dalam penulisan tesis.

Ada beberapa alasan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Salah

satu diantaranya adalah bahwa metode ini telah digunakan secara luas

dan dapat meliputi lebih banyak segi dibanding dengan metode-metode

penyelidikan yang lain. Metode ini banyak memberikan kontribusi

terhadap ilmu pengetahuan melalui pemberian informasi keadaan

mutakhir, dan dapat membantu kita dalam mengidentifikasi faktor-faktor

yang berguna untuk pelaksanaan percobaan. Selanjutnya metode ini

dapat digunakan untuk menghasilkan suatu keadaan yang mungkin

terdapat dalam situasi tertentu. Dan penelitian ini disebut penelitian

kualitatif, peneliti akan mengamati data tentang informasi mengenai

Secure Attachment Orang Tua Terhadap kemandirian anak usia dini 4-5

tahun di taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi.

73

Lexy J. Meleong, Op. Cit, hal. 9-10. 74 Ibid, hal. 11.

Page 70: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

58

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian

1. Situasi Sosial

Obyek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian

yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada obyek penelitian

ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-

orang (actros) yang ada pada tempat (place) tertentu.75

Penelitian ini akan dilakukan di TK As-Salam Kec. Alam Barajo. Kota

Jambi. sekolah Tk As-salam merupakan Yayasan atau milik sendiri

(swasta) yang didirikan pada tahun 2002. Lokasi Tk As-salam ini terletak

di jl. Sk syahbudin, lrg. Alamanda III kel. Mayang kec. Alam barajo.

Peneliti akan melakukan penelitian di sekolah Tk As-salam karena

terdapat kurangnya kemandirian anak, dapat dilihat beberapa anak yang

sulit untuk melakukan sesuatu dengan sendirinya. Dengan hal ini penelliti

tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana kelekatan aman (secure

attachment) orang tua terhadap kemandirian anak tersebut.

2. Subjek Penelitian

Dalam pengambilan subjek atau informen penelitian maka perlu

memperhatikan hal-hal berikut:

a. Subjek menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi

sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati

b. Subjek tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada

kegiatan yang sedaang diteliti

c. Subjek yang mempunyai waktu yang memadai untuk diminta informasi

Peneliti memilih subjek penelitian atau responden yaitu orang tua/

wali murid dan guru kelas yang mengajar untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan oleh peneliti.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk mencari

pemecahan masalah terhadap permasalahan, dan setiap permasalahan

75 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), hal 215.

Page 71: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

59

hanya dapat diselesaikan dan dipecahkan dengan baik jika didukung oleh

data yang valid dan sesuai dengan objek penelitian, karena tanpa adanya

kesesuaian dan keabsahan data dengan penelitian sangat berpengaruh

pada hasil dari penelitian yang dilakukan oleh seseorang peneliti. Dalam

penelitian ini ada dua jenis data, yaitu

1. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam proses penelitian ini terbagi

menjadi dua yaitu, data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti

untuk tujuan penelitian secara khusus. Data tersebut adalah nilai hasil

kemampuan anak yang didapatkan dari hasil pengamatan atau observasi

yang dilakukan peneliti

b. Data Sekunder

Data Sekunder (data penunjang) yaitu data yang diperoleh dari

sumber kedua yaitu berupa dokumen-dokumen, catatan, gambar, dan

lain-lain, seperti struktur organisasi TK As-salam, data tentang sekolah,

kepala sekolah, data guru dan karyawan serta muridnya.

Dalam pencarian data kualitatif, peneliti mengambil data-data yang

dianggap perlu untuk dikumpulkan dengan teknik pendekatan seperti

wawancara, pengamatan dan data-data yang lain seperti dokumen dan

lembaran-lembaran lainnya. Data dalam pengertian yang sesungguhnya

adalah jenis-jenis sumber yang diperoleh peneliti pada subjek

penelitiannya.76 Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

data primer yang dapat dimaknai untuk menggambarkan lebih rinci

mengenai Secure Attachment Orang Tua Terhadap Kemandirian Anak

Usia Dini 4-5 Tahun Di Taman Kanak-anak As-salam Kota Jambi.

76 Muhammad Nazir, Metode Penelitian Ilmu Sosial ( Jakarta: Ghalia Indonesia,2005) hal 266.

Page 72: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

60

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

darimana data diperoleh.77 sedangkan menurut Suharsini Arikunto, yang

dimaksud degan sumber data adalah subyek dari mana data-data

diperoleh. Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang

didapat melalui wawancara, sumber data peristiwa (situasi) yang didapat

melalui observasi, dan sumber data utama dalam penelitian adalah kata-

kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain.78

Sumber data dalam penelitian ini adalah anak Taman Kanak-kanak

As-salam Kota Jambi beserta orang tuanya yang menjadi sampel

penelitian dan dokumen-dokumen, gambar dan lain-lain, seperti struktur

organisasi TK As-salam kota jambi, data tentang sekolah, kepala sekolah,

data guru dan karyawan serta muridnya.

D. Teknik Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam studi kualitatif memiliki teknik tersendiri.

Teknik yang lazim digunakan dalam penelitian tersebut adalah

pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

a. Pengamatan.

Pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan

secara langsung terhadap fenomena yang ada. Teknik pengamatan

dilakukan oleh peneliti dengan sasaran diam atau proses.79 Pengamatan

yang dilakukan peneliti adalah pengamatan non partisipan, dimana

peneliti hanya mengamati dan tidak terlibat langsung.

b. Wawancara

Wawancara adalah upaya yang dilakukan peneliti menemukan

pengalaman informan dari topik tertentu atau situasi spesifik dari apa 77

Suharsimi Arikunto, Op. Cit, 207. 78

Ibid, hal 106. 79 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal 24

Page 73: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

61

yang dikaji. Selanjutnya, peneliti mengadakan interpretasi lebih lanjut

sesuai pemahaman peneliti di lapangan dengan terlebih dahulu

mengadakan cross check pada teori lain.80 Metode wawancara yang

dipergunakan oleh peneliti adalah metode wawancara terstruktur, di

mana metode ini sesuai dengan skenario yang telah dibuat oleh

peneliti. Sebagai informan yang akan diwawancara untuk memperoleh

data penelitian adalah Orang Tua dari anak usia dini 4-5 tahun Kota

Jambi.

c. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara atau teknik memperoleh data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.81

Dalam metode dokumentasi ini, dokumen tersebut dikumpul lalu

diadakan seleksi data untuk mencari kesesuaian variabelitas dengan

fokus penelitian. Dokumen mengenai tentang profil sekolah, struktur

organisasi, jumlah tenaga pendidik, jumlah siswa dan siswai, dan

sarana prasarana.

E. Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis data mengalir, yang menurut Huberman and Miles dalam Mukhtar,

yaitu (1)pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan proses

berlangsung sepanjang penelitian, dengan menggunakan seperangkat

instrument yang telah disiapkan, guna memperoleh informasi data melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi. (2)reduksi data. Reduksi data

menunjukkan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,

mengabstraksikan, dan mentransformasikan data mentah yang muncul

dalam penulisan catatan penelitian. (3)display data. Display data adalah

usaha merangkai informasi yang terorganisir dalam upaya 80 Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif; Dasar-Dasar dan Aplikasi (Malang; Yayasan Asah

Asih, 2006) hal 61. 81 Suharsimi Arikunto, Op, Cit hal 201.

Page 74: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

62

menggambarkan kesimpulan data mengambil tindakan. Biasanyan bentuk

display (penampilan) data kualitatif menggunakan teks narasi. (4)verifikasi

dan menarik kesimpulan. Verifikasi dan menarik kesimpulan merupakan

aktivitas analisis, dimana pada awal pengumpulan data, seseorang analis

mulai memutuskan apakah sesuatu bermakna, atau tidak mempunyai

keteraturan, pola, penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab

akibat, dan proposisi.82

F. Uji Keterpercayaan Data (Trushworthiness)

Dalam rangka mencapai kesahihan atau keterpercayaan data, maka

selama proses penelitian, peneliti melakukan uji keterpercayaan data

yaitu:

1. Memperpanjang waktu peneliti di lapangan, data yang diselidiki masih

terdapat kekurangan peneliti menambah waktu penelitian untuk lebih

akuratnya data yang didapati.83 Setelah data diperoleh peneliti

melakukan analisis untuk memperkuat keilmiahan sebuah karya tulis.

Untuk mempertajam isi sebuah tesis perlu diadakan penelitian ulang

atau memperpanjang waktu dilapangan;

2. Triangulasi terdiri dari 4 cara yaitu; 1)Triangulasi sumber berarti

membandingkan dan mengecek kembali derajat keterpercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif. 2)Triangulasi metode menginplementasikan adanya

model-model pengumpulan data secara berbeda (observasi,

wawancara, dan testing) dengan pola yang berbeda. 3)Triangulasi

dengan jalan menggunakan peneliti yang berbeda merupakan salah

satau upaya untuk mengecek kembali derajat keterpercayaan data.

4)Triangulasi dengan teori didasarkan pada asumsi bahwa fakta

tertentu tidak dapat diperiksa keterpercayaannya hanya satu teorinya.84

82

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian

Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan ( Jakarta: Gaung ersada Press, 2010),hal 141-142 83

Lex J.Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal 326. 84 Mukhtar, Op.cit, hal 165-168

Page 75: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

63

3. Berdiskusi dengan pembimbing dan teman-teman sejawat, setelah

mendapati hasil penelitian dilapangan, peneliti melakukan diskusi

dengan pembimbing dan teman-teman sejawat untuk memperdalamkan

hasil penelitian. Adanya diskusi dengan dosen pembimbing, teman-

teman sejawat yang memahami tentang masalah ini.

4. Perpanjangan keikutsertaan. Perpanjangan kehadiran penelitian akan

memungkinkan peningkatan derajat keterpercayaan data ulang

dikumpulkan. Dipihak lain perpanjangan kehadiran peneliti juga

dimaksudkan untuk membangun kepercayaan pada subjek terhadap

peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

G. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Tk As-salam Kec. Alam Barajo, Kota

Jambi. sampel yang diambil yaitu siswa dan siswi di kelas A pada

semester akhir (II).

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan selama 2 bulan antara

bulan April sampai dengan Juni 2019, di Taman Kanak-kanak As-Salam

Kota Jambi. Peneliti melakukan pengambilan data awal dan data

penelitian (Penyebar skala) yakni pada waktu-waktu yang sesuai dengan

kelonggaran orang tua serta tidak mengganggu kegiatan orang tua,

Page 76: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

64

No

Jenis kegiatan

Penelitian

Bulan

Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Jun-19 Jan-20

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan

Proposal √ √ √ √ √ √

2 Seminar Proposal √

3 Perbaikan Hasil

Seminar

√ √

4 Izin Riset √

5 Pengumpulan

dan Penyusunan

Data

√ √ √ √ √ √

6 Analisa dan

Penyempurnaan

Draft

√ √ √ √

7 Ujian Pratesis √

8 Ujian tesis √

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Tabel 1: Jadwal Penelitian

NB : Jadwal penelitian ini bersifat tentatif : akan berubah sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan

Page 77: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

65

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI, TEMUAN PENELITIAN

DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Historis Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi

Taman Kanak-kanak As-salam di dirikan pada tanggal 20 Juli 2002

oleh Ketua Lembaga Pendidikan As-salam Ibu Hj. Dahniar, Beliau

mendirikan Taman Kanak-kanak As-salam di Dorong oleh rasa

kecintaan beliau terhadap dunia pendidikan terutama Pendidikan

Anak Usia Dini. Namun pada akhir tahun 2017 Ketua Lembaga diganti

dengan Bapak H. Edy Kusnadi S.E yang merupakan menantu dari ibu

Hj. Dahniar. Istri dari bapak H. Edy kusnadi S.E itu sendiri merupakan

anak dari ibu hj. Dahniar yang menjabat sebagai Kepala Sekolah

Taman Kanak-kanak As-salam.

Taman Kanak-kanak As-salam beralamat di Jl. Sk. Syahbudin, Lorong

Alamanda III Rt. 04 kel. Mayang Kec. Alam Barajo Kota Jambi.

Bangunan Taman Kanak-kanak As-salam berdiri diatas tanah seluas

1600 m² dengan luas bangunn 260 m² dan tanah yang tersedia di

pakai untuk permainan dan bermain anak-anak.

2. Visi, Misi dan Tujuan Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi

a) Visi Taman Kanak-Kanak As-salam

Menjadikan anak sebagai generasi penerus yang nantinya memiliki

dasar-dasar berfikir islami, terampil, mandiri, cerdas dan sholeh-

sholehah.85

b) Misi Taman Kanak-Kanak As-salam

1) Menanamkan aqidah sejak usia dini

2) Membiasakan anak untuk bersikap hidup secara islami

85 Dokumen KTSP Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi

Page 78: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

66

3) Melatih dan mengembangkan kecerdasan, daya kreatif,

keterampilan dan kemandirian

4) Mendidik dan mengasuh untuk kecerdasan spiritual, kecerdasan

intelektual dan kecerdasan emosional

5) Membentuk karakter dan kepribadian anak yang sholeh sholehah

sejak dini dan mengoptimalisasikan dirinya dalam menjalani

kehidupan

c) Tujuan Taman Kanak-kanak As-salam

1) Mengembangkan seluruh kemampuan anak sesuai dengan tahap

perkembangan

2) Mengembangkan sosialisasi anak sesuai dengan kaidah-kaidah

islam

3) Melatih dan mengembangkan daya cipta dan daya fikir

4) Mengembangkan keterampilan motorik halus, kasar

5) Belajar membaca Al-quran dengan metode Iqra’

6) Melatih anak membiasakan berdo’a setiap saat

7) Mengamalkan ajaran islam (aqidah, akhlaq, ibadah iqra’, dan

tahfiz, hadist, do’a harian serta sirah nabawiyah dan sahabat)

8) Mengamalkan peraturan dan disiplin pada anak

9) Memberikan disiplin pada anak

10) Memberikan kesempatan anak bermain

3. Profil Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi

1. Nama Sekolah : Taman Kanak-Kanak As-salam

2. Alamat : JL. Sk. Syahbudin, Lr. Alamanda III Rt 04, Kel

Mayang, Kec. Alam Barajo Kota Jambi

3. Nama Yayasan : Dahniar Muluk Hamzah

4. NPSN :10507056

5. NSS : -

6. Tahun Didirikan : 2002

Page 79: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

67

7. Tahun Beroperasi : 2002

8. Akte Notaris Pendirian Organisasi/ Yayasan Pendidikan

Pengesahan Notaris Pendirian Lembaga PAUD (V) ada

copy terlampir ( ) tidak ada

a. Dikeluarkan oleh : M.Zen, S.H

b. Nomor : 75

c. Tanggal/ bulan/tahun :23 Februari 2018

9. NPWP atas Nama Lembaga : (V) ada ( ) tidak ada

a. Nomor NPWP : 03.074.986.5-331.000

b. Nama di NPWP : Yayasan Dahniar Muluk As-salam

10. Rekening Tabungan/ Giro di Bank Pemerintah

Atas Nama Lembaga Paud : (V) ada copy terlampir ( ) tidak ada

a. Nama Bank : Bank Jambi

b. Nomor Rekening : 3000942277

c. Nama Rekening : TK As-salam

11. Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan

a. Nama Ketua Yayasan : H. Edy Kusnadi S.E

b. Status Bangunan : Milik Sendiri

c. Luas Tanah :1600 m²

d. Luas Bangunan :1400 m²

12. Geografis Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi

Taman kanak-kanak As-salam terletak di Jl. Sk. Syahbudin, Lorong

Alamanda III, Rt 04, Kel. Mayang, Kec. Alam Barajo. Kota Jambi

secara geografis terletak di:

a. Sebelah Timur Pemukiman Penduduk

b. Sebelah Barat Jalan raya, Rumah Sakit Abdul Manap

c. Sebelah selatan Pemukiman Penduduk

d. Sebelah Utara Perumahan Villa Gading

4. Keadaan Guru Taman Kanak-Kanak As-salam Kota Jambi

Personil guru Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi terdiri dari

ketua lembaga, seorang kepala sekolah, 8 orang guru, 1 tenaga

Page 80: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

68

operator/ TU dan 1 tenaga pramubakti. Adapun nama-nama guru

Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.1 Nama-nama Tenaga Pendidik Taman Kanak-kanak As-

salam Kota Jambi86

No Nama Jabatan Mengajar

1 H.Edy Kusnadi S.E Ketua Lembaga

2 Hj. Lidarnita S.Pd Kepala Sekolah

3 Nurhikmah S.Pd Guru Guru PAUD

4 Aminah S.Pd Guru Guru PAUD

5 Roza Linda S.Pd Guru Guru PAUD

6 Rozi Kartika S.Pd Guru Guru PAUD

7 Hartika Iskandar S.Pd Guru Guru PAUD

8 Eni Dewita S.Pd Guru Guru PAUD

9 Rhoudotusa’adah S.Pd Guru Guru PAUD

10 Dessy Yurnalis S.Pd Guru Guru PAUD

11 Anis Watimamlu’ah S.Pd Tu/ Operator -

12 Ami Pramubakti -

86 Ibid

Page 81: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

69

Adapun struktur kepengurusan Taman Kanak-kanak As-salam

dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Bagan 4.1 : Struktur Organisasi Taman Kanak-kanak As-salam

Kota Jambi Tahun Ajaran 2017-2018

Ketua Lembaga

H. Edy Kusnadi S.E

Sekretaris

Fevrianty Edlyn Ramadanti

Guru TK B

TK B1 Hartika Iskandar S.Pd

Roudhotu Sa’adah S.Pd

TK B2 Aminah S.Pd

Roza Linda S.Pd

TK B3 Rozi Kartika S.Pd

Eni Dewita S.Pd TK

B4

Nurhikmah S.Pd

Guru TK A

Dessy Yurnalis S.Pd

Bendahara/Operator

Anis Watimamlu’ah S.Pd

Kepa Sekolah

Hj. Lidarnita S.Pd

Page 82: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

70

5. Keadaan Peserta Didik Taman Kanak-kanak As-salam Kota Jambi

Jumlah peserta didik di Taman Kanak-Kanak As-salam Kota Jambi

tahun pelajaran 2018-2019 adalah 92 orang terbagi kedalam 5

rombongan belajar, yaitu 1 kelompok A dan 4 kelompok B. sampai

dengan bulan juni 2019 keadaan anak didik di Taman Kanak-kanak

As-salam berjumlah 92 orang, yang terdiri dari 44 orang laki-laki dan

48 orang perempuan.

Adapun data kelompok belajar Taman Kanak-kanak as-salam

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Kelompok Belajar Taman Kanak-kanak As-salam87

N

o

Nama Kelompok

Belajar

Kelompok Jumlah Siswa Wali kelas

L P JML

1 Rabi’ul Awal Kelompok A 8 6 14 Dessy Yurnalis

S.Pd

2 Rabi’ul Akhir Kelompok B1 10 10 20 Hartika Iskandar

S.Pd

Roudhotu Sa’adah

S.Pd

3 Jumadil Awal Kelompok B2 10 11 21 Aminah S.Pd

Roza Linda S.Pd

4 Jumadil Akhir Kelompok B3 10 11 21 Rozi Kartika S.Pd

Eni Dewita S.Pd

5 Rajab Kelompok B4 6 10 16 Nurhikmah

Total 44 48 92

87 Ibid

Page 83: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

71

Kelompok belajar yang menjadi tempat penelitian yaitu kelompok A

semester II dengan jumlah siswa dan siswi nya 14 orang anak. Adapun

daftar nama anak kelas kelompok A dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Nama Anak Kelompok A Tk As-salam Kota Jambi Tahun

Ajaran 2018-201988

No Nama Anak

Jenis Kelamin Tahun Kelahiran

lk Pr

1 Athaya Nadira Danisy √ 2013

2 Akhdan Kayana Azka √ 2014

3 Bagas Raditya Andisa √ 2013

4 Gwen Aristya √ 2014

5 Haura Assyifa √ 2014

6 Kaisa Azka Arifah √ 2014

7 Maulana Abidzar √ 2013

8 Muhammad Ajie Wardhana √ 2013

9 Muhammad Attalif Gea √ 2013

10 M. Ghezy ZHafran Ghalibie √ 2013

11 M. Orlando Azka Af √ 2014

12 Reizaswira Davina Sakhi

Wibowo

√ 2013

13 Yasinta Anastasya √ 2014

14 Hazafran Tama √ 2014

88 Ibid

Page 84: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

72

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana Taman Kanak-kanak As-salam

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Keadaan Sarana Taman Kanak-kanak As-salam 89

No Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan

1 Meja dan kursi Pimpinan

1 Ruang Kepala Sekolah

Baik

2 Kursi dan Meja Tamu 1 Ruang Kepala Sekolah

Baik

3 Lemari 1 Ruang Kepala Sekolah

Baik

4 Tempat Sampah 1 Ruang Kepala Sekolah

Baik

5 Jam Dinding 1 Ruang Kepala Sekolah

Baik

6 Papan Struktur 2 Ruang Kepala Sekolah

Baik

7 Meja dan Kursi TU 1 Ruang Tata Usaha Baik

8 Lemari 1 Ruang Tata Usaha Baik

9 Komputer 1 Ruang Tata Usaha Baik

10 Meja dan Kursi Guru 11 Ruang Guru Baik

11 Lemari 2 Ruang Guru Baik

12 Jam Dinding 1 Ruang Guru Baik

13 Tempat Sampah 1 Ruang Guru Baik

14 Papan Tulis 1 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

15 Jam Dinding 1 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

16 Tempat Sampah 1 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

17 Meja Siswa 14 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

18 Kursi Siswa 14 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

19 Karpet 1 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

20 Rak Buku 1 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

21 Rak Permainan 1 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

89 Ibid

Page 85: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

73

No Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan

22 Meja Guru 1 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

23 Kursi Guru 1 Sentra Persiapan / Rabiul Awal

Baik

24 Papan Tulis 1 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

25 Jam Dinding 1 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

26 Tempat Sampah 1 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

27 Meja Siswa 17 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

28 Kursi Siswa 17 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

29 Karpet 1 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

30 Rak Buku 1 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

31 Rak Permainan 1 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

32 Meja Guru 1 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

33 Kursi Guru 1 Sentra Alam/ Rabiul Akhir

Baik

34 Papan Tulis 1 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

35 Jam Dinding 1 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

36 Tempat Sampah 1 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

37 Meja Siswa 18 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

38 Kursi Siswa 18 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

39 Karpet 1 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

40 Rak Buku 1 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

41 Rak Permainan 1 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

42 Meja Guru 1 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

43 Kursi Guru 1 Sentra Balok/ Jumadil Awal

Baik

44 Papan Tulis 1 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

45 Jam Dinding 1 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

Page 86: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

74

No Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan

46 Tempat Sampah 1 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

47 Meja Siswa 18 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

48 Kursi Siswa 18 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

49 Karpet 1 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

50 Rak Buku 1 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

51 Rak Permainan 1 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

52 Meja Guru 1 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

53 Kursi Guru 1 Sentra Peran/ Jumadil Akhir

Baik

54 Papan Tulis 1 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

55 Jam Dinding 1 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

56 Tempat Sampah 1 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

57 Meja Siswa 15 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

58 Kursi Siswa 15 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

59 Karpet 1 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

60 Rak Buku 1 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

61 Rak Permainan 1 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

62 Meja Guru 1 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

63 Kursi Guru 1 Sentra Imtaq/ Rajab Baik

Tabel 4.5 Keadaan Prasarana Taman Kanak-kanak As-salam

No Nama Prasaana Luas Bangunan Status

1 Ruang Kepala Sekolah 3x2,5 cm Milik

2 Ruang UKS 3x3 cm Milik

3 Ruang Guru 4x4 cm Milik

4 Ruang Kelas A 3x8 cm Milik

5 Ruang Kelas B1 4x8 cm Milik

6 Ruang Kelas B2 4x8 cm Milik

7 Ruang Kelas B3 4x8 cm Milik

Page 87: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

75

No Nama Prasaana Luas Bangunan Status

8 Ruang Kelas B4 4x8 cm Milik

9 Ruang KB 4x4 cm Milik

10 Ruang Perpustakaan 3x3 cm Milik

11 Kamar Mandi 2x2,5 cm Milik

12 Gudang 2x2 cm Milik

13 Ruang Penjaga Sekolah 4x8 cm Milik

Kelemahan Taman Kanak-kanak As-salam dari segi sarana dan

prasarana antara lain:

1. Belum tersedianya fasilitas kantin

2. Anak-anak perlu pengawasa khusus karena denkat dengan lalu

lalang kendaraan.90

Peluang yang dapat mendukung perkembangan Taman Kanak-

kanak As-salam Kota Jambi adalah sebagai berikut:

1. Kerjasama antara kelempok pertemuan orang tua dengan pihak

sekolah Taman Kanak-kanak As-salam terjalin dengan baik

2. Orang tua mendukung program dan kegiatan-kegiatan yang

diadakan oleh pihak sekolah

3. Halaman sekolah yang cukup luas

4. Alat permainan edukasi luar dan dalam cukup banyak

5. Suasana lingkungan yang strategis, aman dan nyaman91

90

Wawancara dengan Kepala Sekolah Tk As-salam 03 Mei 2019. 91 Observasi tanggal 01 April 2019.

Page 88: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

76

B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian

1.Temuan Penelitian

a. Persepsi Orangtua Tentang Urgensi Secure Attachment

1) Rendahnya Pengetahuan Orang tua terhadap Secure Attachment

(Kelekatan Aman)

Pendidikan merupakan suatu sarana untuk mencapai ilmu

pengetahuan, pengetahuan pun merupakan suatu jembatan untuk

mencapai sesuatu yang diinginkan. Dalam perkembangan anak orang tua

dituntut untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan

dan perkembangan anak, tidak hanya itu orang tua diharapkan mampu

untuk merealisasikannya pada kesehariannya dengan tujuan anak dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik, mengenai persepsi orang tua

tentang secure attachment (kelekatan aman) perlu adanya pengetahuan

dan pemahaman orang tua mengenai hal tersebut.

Saat mewawancarai ibu Sl yang menyatakan bahwa tidak memahami

kelekatan aman, namun dalam hal kemandirian ibu Sl mendukung untuk

mengajari anak mandiri sejak usia dini, tetapi ia merasa belum maksimal

dalam meningkatkan kemandirian anaknya, hal yang ibu tersebut lakukan

dalam meningkatkan kemandirian anaknya yaitu dengan cara memberi

pekerjaan ringan pada anaknya, yang terjadi terkadang sulit untuk

meminta hal tersebut pada anak karena adanya penolakan, ibu Sl

menyadari penyebab anaknya sulit untuk dilatih dalam kemandiriannya

dikarenakan terbiasa dimanja oleh neneknya, selama ibu bekerja yang

mengasuh dan mendidik anaknya ialah ibu dari ibu Sl, ibu Sl menyatakan

waktu untuk anak hanya dua hari karena ibu tersebut bekerja diluar kota,

untuk menghadapi kendala tersebut ibu Sl hanya meminta agar ibunya

tidak memanjakan dan ikut membantu melatih kemandirian anaknya.92

92

Wawancara dengan Orang Tua Murid ibu SI di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 06 April 2019

Page 89: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

77

Menurut ibu Ds wali kelas kelompok A yang menyatakan bahwa

kemandirian anak harus dibentuk sejak usia dini, orang tua dituntut untuk

mampu melatih dan mengembangkan kemandirian anak. Sejak usia 2

tahun yang dimana saat usia ini anak mulai mengerti apa yang kita

perintahkan, seperti meminta anak untuk mengambil suatu barang dan

meletakkan barang tersebut ditempatnya yang dapat ia jangkau, dalam

hal ini anak tersebut sudah mendapatkan latihan dalam kemandiriannya,

begitu pula pada fisik dan motorik anak. Dalam melatih kemandirian anak

ibu Ds menyatakan harus sesuai dengan usia dan kemampuannya.

Dengan adanya peranan orang tua dalam mengembangkan kemandirian

anak dirumah tentu akan berdampak saat ia mulai memasuki usia

sekolah, pada awalnya anak akan didampingi oleh ibunya selama proses

pengenalan lingkungan dan teman-teman namun diharapkan tidak dalam

jangka waktu yang lama ibu mendampingi anak, selama proses

pengenalan tersebut ibu Ds menyatakan perlu adanya penanaman

kemandirian dari orang tua dan guru dengan tujuan anak dapat mandiri

dilingkungan yang baru, tidak lagi bergantung pada ibu dan mampu

mengendalikan diri ketika ditinggal ibu disekolah.

Dalam menghadapi kendala ibu Ds menyatakan bahwa setiap anak

memiliki perilaku yang berbeda-beda dan permasalahan perilaku anak

yang berbeda-beda, namun dalam hal kemandirian anak kendala yang

harus diatasi ialah kerjasama orang tua dan guru, komunikasi antara

orang tua dan guru yang terbuka dalam hal perkembangan anak. Orang

tua memberikan informasi pada guru mengenai perilaku anak dirumah dan

guru memberikan informasi mengenai perilaku anak disekolah, sehingga

dapat singkron dalam mengatasi kendala tersebut.

Dalam perkembangan anak ibu Ds menyatakan setiap anak dalam

tingkatan perkembangan berbeda-beda ada yang berkembang dengan

cepat ada yang berkembang lambat seperti terdapat anak yang pada

semester awal anak tersebut menunjukan sikap yang tidak mandiri, ketika

di semester II anak telah menunjukan peningkatan dalam hal kemandirian,

Page 90: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

78

namun adapula anak yang menunjukan sikap tidak mandiri saat di

kelompok A, ketika memasuki kelompok B anak telah memiliki

peningkatan dalam hal kemandirian. Semua anak memiliki tingkat

perkembangannya masing-masing, dan tugas guru untuk mencari tau

penghambat perkembangan anak dan berupaya untuk meningkatkan

perkembangan anak tersebut.93

Berdasarkan observasi Dv anak dari ibu Sl yang saat datang

kesekolah, ketika diantar oleh ibunya anak tersebut menolak untuk masuk

kelas, ketika ibu membujuk dan ikut mengantar anak kedalam kelas, anak

tersebut terus memegang baju ibunya, saat ibu tersebut hendak pergi

untuk bekerja anak tersebut menunjukan ekspresi marah kemudian

menangis meminta ibunya tetap berada di sekolah untuk menemani anak

tersebut hingga proses belajar usai, ketika wali kelas mendekati si anak

dan membujuknya untuk masuk kelas anak tersebut menolak dan terus

menangis, hingga akhirnya datang seorang nenek yang merupakan nenek

dari anak tersebut (ibu dari ibu Sl), ketika nenek tersebut datang anak

tersebut diam dan memegang neneknya, kemudian masuk kelas, namun

anak tersebut tidak membolehkan nenek untuk keluar kelas hingga

pelajaran usai. Ketika kegiatan belajar, tampak nenek mendampingi anak

tersebut dan sesekali membantu anak tersebut untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh wali kelas kelompok A,sama halnya saat

kegiatan makan bersama tampak anak tersebut meminta neneknya untuk

menyuapinya, saat nenek menolak dan meminta untuk melakukannya

sendiri anak itu menolak dan tidak mau makan, melihat keadaan sepert itu

nenek menyuapinya hingga selesai. permasalahan kemandirian pada

anak tersebut terlihat hingga akhir kegiatan disekolah, ketika pelajaran

usai dan pulang, saat memakai sepatu dilihat nenek memasangkan

sepatu Dv dan memegang tas Dv.94

93 Wawancara Dengan Wali Kelas Kelompok A Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Pada Tanggal 02 April 2019 94

Observasi di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi pada Tanggal 05 April 2019

Page 91: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

79

Pada masa awal perkembangan anak, salah satu hal terpenting yang

harus dilakukan oleh orang tua adalah mendukung terbentuknya

kelekatan yang aman pada anak. Karena kelekatan ini merupakan hal

penting untuk pembentukan hubungan pada anak dan dapat

mempengaruhi hubungan anak sepanjang masa hidupnya, hubungan

yang erat antara kelekatan dengan jenis pengasuhan yang diberikan pada

anak dapat membantu orang tua dalam menghadapi krisis yang dialami

oleh anak selama masa perkembangannya, namun berdasarkan hasil

wawancara dan observasi diatas dapat dilihat rendahnya pengetahuan

orang tua mengenai kelekatan aman yang dibuktikan tidak memahami apa

itu kelekatan aman, dan waktu ibu yang cenderung sedikit untuk anak

,membuat sulitnya membentuk kelekatan aman antara ibu dan anak,

namun dalam hal kemandirian ibu tersebut mendukung dan penting untuk

melatih kemandirian anak, hanya saja ibu tersebut mengalami kendala

ketika melatih kemandirian anaknya dikarenakan pengasuhan sianak

banyak di ibu dari ibu tersebut (nenek), dan cara pengasuhan pun

berbeda dengan pengasuhan nenek dan ibunya, seperti yang dikatakan

ibu tersebut bahwa anak ini biasa dimanjakan oleh neneknya sehingga

menjadi suatu pembiasaan pada anak yang tentunya menjadi kendala

untuk ibu dalam mengembangkan kemandirian anak. Ibu yang memiliki

waktu sedikit untuk anak tidak memungkinkan anak untuk dapat mandiri.

Karena kemandirian anak perlu dilatih oleh orang tua terutama ibu yang

dimana ibu merupakan figur lekat anak. Namun tidak menutup

kemungkinan pengganti figur lekat anak mampu untuk melatih

kemandirian anak jika mampu memberikan pengasuhan yang tepat.

Anak yang diasuh oleh neneknya tentu berbeda dengan bagaimana

ibunya mengasuh, Sifat seorang nenek yang kebanyakan selalu menuruti

keinginan cucu agar tidak menangis atau membuatnya senang sehingga

melupakan pentingnya kemandirian. Pada usia ini penting untuk melatih

kemandirian anak, anak pun dituntut untuk memiliki keberanian dan

mampu bersosialisasi, kemandirian perlu diajarakan pada anak. Anak

Page 92: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

80

yang tidak dilatih kemandiriannya sejak usia dini kelak akan menjadi

individu yang tergantung sampai ia remaja bahkan dewasa nanti untuk itu

perlu adanya kerjasama ibu dan nenek dalam pengasuhan anak,

menyamai pola asuh ibu dan nenek dan turut mengembangkan

kemandirian anak.

Dalam hal ini menurut ibu Kepala Tk As-salam saat diwawancarai

mengenai tanggapan kepala sekolah mengenai kelekatan aman ibu dan

anak ia menyatakan bahwa kelekatan aman sangat penting untuk

perkembangan anak dan memberikan dampak yang baik dalam jangka

waktu uang panjang, selain itu orang tua terutama ibu yang merupakan

figur lekat utama anak yang memahami pentingnya kelekatan aman tanpa

ia sadari akan membentuk pola asuh yang baik untuk anaknya sehingga

pencapaian perkembangan anak terbentuk sesuai usianya. Ibu Ln turut

menyatakan bahwa kelekatan menyangkut perasaan anak kepada ibu,

ayah atau pengasuh penggantinya yang terbentuk pada dua atau tiga

tahun pertama kehidupan anak. Ibu Ln turut menyatakan bahwa kelekatan

aman sangat mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam hal

kemandiriannya, pada dasarnya anak yang mandiri tergantung bagaimana

cara orang tua mendidiknya dirumah dan pola asuh pun berkaitan dengan

kelekatan aman, maka dari itu kelekatan aman dapat mempengaruhi

kemandirian anak.95

2) Kurangnya Kesadaran Orang Tua dalam Membentuk Secure

Attachment (Kelekatan Aman)

Selain rendahnya pengetahuan orang tua terhadap kelekatan aman,

kesadaran orang tua pun dapat menghambat pembentukan kelekatan

aman, seperti halnya ibu Nf yang memiliki pengetahuan yang baik

mengenai kelekatan aman tapi cenderung tidak menyadari bahwa perilaku

ibu pada anak membuat anak menjadi tidak mandiri, hal ini diketahui dari

95

Wawancara Dengan Ibu Kepala Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Pada Tanggal 04 April 2019

Page 93: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

81

ibu Nf yang mengatakan bahwa kelekatan aman penting untuk

membentuk ikatan emosional antara ibu dan anak, karena berpengaruh

pada perkembangan anak, ibu Nf menyatakan untuk menentukan

kelekatan dengan anak perlu adanya kepercayaan antara ibu dan anak.

Dalam hal kemandirian anak, ibu Nf menyatakan mendukung dan turut

serta dalam mengembangkan kemandirian anak, selain itu ibu Nf juga

menyatakan akan lebih membantu jika ibu tersebut ikut serta dalam

mengembangkan kemandirian anaknya ketika disekolah, dengan cara ikut

memantau kegiatan anak disekolah, dalam artian ibu Nf berada

dilingkungan sekolah melihat langsung kegiatan anaknya. Selain itu ibu Nf

turut menyatakan bahwa lebih merasa aman jika ibu Nf terus berada

disekitar anaknya, agar dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,

dan ibu tersebut juga menyatakan bahwa anaknya pernah diganggu oleh

temannya, tidak terima akan hal tersebut ibu tersebut harus menjaga

anaknya agar anaknya tidak diganggu oleh temannya lagi dengan cara

ikut dalam kegiatan anak disekolah.96

Ibu Ds yang menyatakan bahwa setiap anak berbeda-beda, dari

perilakunya, kreatifitasnya, nakalnya, aktifnya anak disekolah. Apabila

terjadi masalah, guru tidak hanya diam, guru akan bertindak memecahkan

masalah dan memperbaiki keadaan, dalam kasus ibu Nf yang memiliki

anak bernama Ab memang sejak anaknya diganggu oleh temannya ibu Nf

duduk dikelas dan memantau anaknya, sebelumnya ibu Nf biasa duduk

diluar hanya memantau ketika anak nya bermain diluar, pada dasarnya

anak-anak saat usia dini tidak begitu memahami kekerasan yang

disengaja atau bisa dibilang bullying, seharusnya ibu Nf tidak perlu terlalu

mengkhawatirkan hal tersebut karena saat itu tidak ada cedera yang

cenderung membahayakan Ab, dan dapat diselesaikan dengan baik, pada

saat kejadian tersebut teman Ab hendak mengajak bermain, kemudian

saat bermain teman Ab tidak sengaja melempar sajadah yang mengenai

96

Wawancara Dengan Wali Wurid Ibu Nf di Taman Kanak-kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Pada Tanggal 05 April 2019

Page 94: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

82

mata Ab, ketika ibu Ds membujuk si anak, ibunya masuk kelas begitu

mendengar anaknya menangis, dan ibu Ds menjelaskan hal tersebut

kepada si ibu, sejak saat itu ibu tersebut selalu berada dikelas dengan

alasan anaknya yang meminta ibunya untuk duduk dikelas. Menurut ibu

Ds, ibu tersebut terbilang overprotective dalam mengasuh anak, dapat

dilihat selama proses belajar, kegiatan bermain diluar dan didalam kelas

dilihat ibu tersebut selalu memantau anaknya, ditambah lagi sikap dan

perilaku anak yang menjadi manja dan tidak mandiri dikarenakan anak

terus-terusan didampingi oleh ibunya, 97

Saat melakukan observasi tampak anak yang menunjukkan perilaku

yang bergantung pada ibu dan ibu yang terlalu mengatur dan sering

membantu anak, dalam hal mengerjakan tugas seperti meronce,

mewarnai, menjiplak dengan pelepah pisang, ibu turut membantu anak.

Apa yang seharusnya dapat anak lakukan sendiri membuat ibu

beranggapan bahwa anaknya mendapati kendala dalam menyelesaikan

tugasnya, tidak hanya itu ibu terlalu memantau setiap gerak gerik anaknya

ketika berinteraksi dengan teman-temannya dan adanya larangan jangan

begini jangan begitu sehingga yang terjadi saat dilapangan anak-anak

sulit untuk bereksplorasi dengan bebas,98

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat dilihat dari segi

pengetahuan ibu baik yang mengatakan bahwa kelekatan aman penting

untuk ibu dan anak dan untuk kemandirian pun ibu tersebut mendukung

untuk mengembangkan kemandirian anak, namun secara realita ibu keliru

dalam membentuk kelekatan aman dan keliru dalam melatih kemandirian

anak, dan ibu menunjukan sikap overprotective yang merupakan cara ibu

dalam mendidik anak dengan terlalu melindungi, tidak member

kesempatan pada anak untuk mengurusi keperluan-keperluannya sendiri,

mengambil keputusan dan bertanggung jawab, hal ini tentu akan

berdampak pada kemandirian anak, anak menjadi bergantung pada orang 97 Wawancara Observasi di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Pada Tanggal 04 April 2019

Page 95: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

83

tua terutama ibu, keudian anak menjadi penakut, dan cenderung egois.

Selain itu ibu Nf terlihat tidak percaya pada guru yang dimana tugas pihak

sekolah untuk mengajar, mendidik dan melatih perkembangan anak saat

disekolah. Proses pembelajaran dan perkembangan yang dilakukan oleh

anak disekolah dimulai ketika anak datang kesekolah, berinteraksi, belajar

dan bermain, mengasah bakat dan keterampilan, sikap, akhlak dan

perilaku, tutur bahasa yang baik hingga proses pembelajaran dan

perkembangan anak di sekolah selesai merupakan tanggung jawab guru

di sekolah tersebut. Apabila orang tua tidak memberikan kepercayaan

pada pihak sekolah tentu hal tersebut dapat menyulitkan pihak sekolah

untuk dapat melihat, mengasah dan mengembangkan bakat atau potensi

pada perkembangan anak tersebut. Hal tersebut tentu akan merugikan

anak itu sendiri bahkan orang tua pun ikut dirugikan, karena anak tersebut

tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang maksimal dari guru kelas

di sekolah tersebut, dikarenakan sikap atau perilaku orang tua yang terlalu

mendikte sang anak. Dan secara tidak langsung orang tua telah

memindsetkan anak tersebut untuk selalu bergantung kepada orang tua

yang membuat anak merasa tidak aman jika tidak dengan orangtua.

Sehingga anak tersebut memiliki jiwa kurang percaya diri dan merasa

lemah jika ia berada di tempat umum apabila tidak ada orang tua

disampingngnya.

Saat mewawancarai ibu kepala sekolah ibu Ln mengenai kendala

pihak sekolah dalam mengembangkan kemandirian anak, ibu Ln

menyatakan bahwa ibu Nf merupakan salah satu contoh menghambatnya

anak dalam bersikap mandiri. Dalam hal ini ibu Nf tidak memiliki

kepercayaan kepada pihak sekolah terutama guru untuk mendidik,

menjaga dan meningatkan perkembangan anak selama disekolah. Upaya

pihak sekolah dalam meningkatkan perkembangan anak dan kemandirian

anak ialah bekerja sama yang baik antara orang tua dan pihak sekolah hal

ini tentu yang diperlukan ialah kepercayaan orang tua kepada pihak

sekolah untuk meninggalkan anaknya disekolah selama proses belajar.

Page 96: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

84

Apabila dari orang tua tidak mempercayai pihak sekolah dan selalu ada

didalam kelas dan selalu membantu anaknya tentu anak tidak akan

mandiri, karena ibunya selalu didekatnya dan hal ini sungguh

disayangkan, dampak negatif akan terjadi pada anak hingga saat sianak

mulai memasuki sekolah dasar, dan ibu tentu akan merasa kesulitan jika

anak tidak mandiri saat memasuki sekolah dasar. Visi dan misi sekolah

taman kanak-kanak As-salam salah satunya membentuk anak untuk

mandiri, maka dari itu pihak sekolah selalu mengharapkan pada orang tua

agar dapat bekerja sama dengan baik. Selain itu ibu kepala sekolah ibu Ln

turut menyatakan bahwa di taman kanak-kanak As-salam memiliki

program parenting yang dimana program ini dibentuk berdasarkan kerja

sama orang tua dan pihak sekolah mengenai program kegiatan anak

selama bersekolah di Tk As-salam dan informasi mengenai

perkembangan anak selama disekolah, tidak hanya itu dalam forum

parenting ini pihak sekolah turut mengadakan pembekalan ilmu pada

orang tua mengenai anak usia dini yang menghadirkan narasumber

sesuai dengan ilmu yang akan diberikan, seperti masalah tumbuh

kembang anak yang narasumbernya dari pihak puskesmas, dan

mengenai perkembangan anak yang narasumbernya dari psikolog.

Dengan adanya pembekalan ilmu ini pihak sekolah tentu memiliki tujuan

selain mendapatkan ilmu, orang tua dapat menjalankannya dan memiliki

kesadaran tentang pentingnya pertumbuhan dan perkembangan

anaknya.99

Adapun penyebab lain yang membuat anak tidak mandiri seperti

halnya dengan ibu Db yang saat diwawancarai yang menyatakan bahwa

ibu tersebut mendapati kendala dalam meningatkan kemandirian anak

seperti halnya ibu yang terpaksa menunggu anaknya disekolah

dikarenakan perintah suaminya, ibu tersebut menyatakan jika anak yang

terus didampingi akan menjadi penghambat anak untuk mandiri, dan ibu

99

Wawancara Dengan Kepala Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi di Taman Kanak-Kanak As-salam Pada Tanggal 08 April 2019

Page 97: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

85

Db juga menyatakan bahwa sulit jika ibu tersebut yang menerapkan

kemandirian anak namun tidak ada kekompakan dari pihak ayah . Ayah

yang memiliki rasa khawatir yang tinggi dan beranggapan bahwa anaknya

lemah membuat ibu harus menunggu dan memantau anaknya secara

langsung ketika di sekolah, ibu tersebut juga menyatakan bahwa pada

anak yang pertama dan kedua ayahnya tidak seperti ini dan sikap ini

hanya ditujukan pada anak ke tiga dan 2 saudaranya merupakan laki-laki,

sehingga si ayah beranggapan bahwa anak laki-laki memiliki keberanian

dan dapat mengatasi permasalahan, dan Dr merupakan anak bungsu

perempuan satu-satunya yang membuat ayah menunjukan sikap

protective pada anak perempuannya, ibu tersebut turut menyatakan

bahwa anak bungsunya cenderung manja dengan ayah dan selalu dapat

pembelaan dari ayah ketika terjadi keributan antara kakak dan adik, selain

itu dikarenakan pembiasaan dari ayah yang memanjakan Dr dan ibu yang

dituntut ayahnya untuk mengikuti keinginan anaknya, Dr menjadi

bergantung pada ibu.100

Menurut ibu Ds yang menyatakan bahwa pada dasarnya jika ibu dan

ayah memiliki kekompakkan dalam mengasuh anak tentu tidak ada

kendala dalam kemandirian, mengasuh dalam artian mengasuh yang baik

yang akan berdampak baik pada anak. Selain itu jika tidak terjadi

kekompakan seperti halnya ibu Db dan suaminya, hal yang perlu ibu

lakukan ialah tetap mendidik dan melatih kemandiriannya, menolak

perintah suami demi hal positif tidak akan jadi masalah jika akan

berdampak baik pada anak, dan hendaknya ibu dan ayah dapat berbicara

serius mengenai pola asuh anaknya. Ibu Ds turut menyatakan bahwa saat

disekolah Dr yang cenderung cengeng, egois, dan selalu memanggil

ibunya dalam melakukan sesuatu, membuat ibu Ds beranggapan

penyebab ketidak mandirian Dr didapat dari pengasuhan orang tua, dan

ibu Ds juga menyatakan tampak dari ibu membuat penolakan pada anak

100

Wawancara Dengan Wali Murid Ibu Db Di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Pada Tanggal 09 April 2019

Page 98: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

86

ketika anak meminta untuk ibunya untuk ikut duduk dikelas namun

penolakan yang ibu tersebut lakukan bukan dengan cara yang kasar

melainkan dengan pengertian, pembujukan yang terarah yang pada

akhirnya anak tersebut dapat mengerti, dan ibu tersebut pun memantau

kegiatan anak hanya sebatas halaman sekolah tidak masuk kedalam

kelas.101

Saat peneliti mengamati Dr, ketika datang kesekolah hingga kegiatan

disekolah selesai dilihat ibu Dr menunggu dilingkungan sekolah, dan Dr

sesekali keluar masuk kelas untuk melihat ibunya, kemudian ketika

sedang mengerjakan tugas anak tersebut keluar dan menunjukan

lembaran tugas, dari kejauhan ibu mengacungkan jempol sambil berkata

“kerjakan hingga selesai”, dan ketika bermain bersama teman-temannya,

muncul sikap egois yang ingin meguasai mainan, tidak mau bergantian

ataupun berbagi ketika temannya berkata “jangan main sm Dr karena

pelit” seketika Dr menangis dan mengadu pada ibu, selain itu ketika

makan bersama Dr meminta ibunya untuk duduk dikelas dan si ibu

mencoba memberikan pengertian pada anak namun anak menolak dan

tidak mau makan jika ibunya tidak masuk ke kelas.

Berdasarkan wawancara dan observasi dapat dilihat

permasalahannya, faktor urutan saudara menjadi penghambat anak untuk

menjadi mandiri, ditambahlagi pengetahuan dari orang tua dan pola asuh

dari orang tua terutama ayah yang sifatnya memanjakan dikarenakan Dr

anak terakhir. Urutan saudara mempengaruhi kemandirian karena anak

pertama biasanya cenderung memiliki kemandirian dikarenakan ia adalah

contoh dan panutan dari adik-adiknya, sementara itu didikan orang tua

untuk anak pertama cepat diterima oleh anak pertama. Lain hal nya

dengan anak terakhir atau anak bungsu yang dimana orang tua kerap

sekali memanjakan, ditambah lagi pembiasaan-pembiasaan orang tua

dalam kalimat “ngalah dengan adik, adik masih kecil (saat adik melakukan

101

Wawancara Dan Observasi di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo kota Jambi Pada Tanggal 09 April2019

Page 99: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

87

kesalahan)” yang membuat anak bungsu atau anak terakhir merasa

mendapat pembelaan lebih dari orangtuanya. Kemudian faktor salah satu

orang tua yang sifatnya memanjakan anak, apabila berlebihan dalam

memanjakan anak tentu anak akan menjadi terbiasa dengan keadaan

tersebut sehingga sulit untuk melatih kemandiriaannya dikarenakan

kebiasaan tersebut. Memanjakan anak dalam konteks wajar tidak akan

menjadi masalah selama masih ada penanaman kemandirian anak dan

tanggung jawab kepada anak, seperti memberikan tugas ringan atau

meminta anak untuk membereskan mainan setelah bermain. 102

Kurangnya kekompakan ibu dan ayah turut menjadi penghambat

dalam kemandirian anak, ibu memberikan asuhan anak untuk anak

mandiri sementra ayah menerapkan asuhan atas keinginan anak

(mengikuti keinginan anak) membela didepan saudara dan ibunya

sehingga anak akan mengambil pembelajaran dari ayahnya saja, yang

seharusnya anak mengambil pembelajaran atas keduanya. Ibu dan ayah

harus kompak dalam memberikan pengasuhan pada anak dengan tujuan

anak harus mandiri dan tidak ada perbedaan asuhan antara adik dan

kakak-kakaknya, ibu dan ayah yang memberikan pengasuhan yang sama

dengan memiliki tujuan yang sama tidak akan mengalami hambatan

dalam mendidik anak untuk mandiri, menerapkan nilai-nilai positif-negatif,

dan mengetahui hal yang boleh-tidak boleh.

b. Faktor Yang Menentukan Secure Attachment Orangtua

Orangtua merupakan faktor kelekatan yang utama untuk kemandirian

sang anak, dimana orangtua dituntut harus intens dalam mengawasi,

melatih, memberikan pendidikan keluarga yang baik dan mengembangkan

potensi anak sejak usia dini, tidak hanya itu orang tua juga harus menjadi

pelopor utama dan penyumbang motivasi terbesar sang anak untuk maju

dan berkembang di masyarakat. Sukses tidaknya anak dalam hal

102

Observasi di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 11 April 2019

Page 100: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

88

kemandirian di masyarakat, tergantung seberapa jauh pendidikan dalam

keluarga dan kelekatan anak dengan orang tua yang baik dan benar yang

diterapkan orang tua kepada anak sejak usia dini.

1) Kurangnya komunikasi ibu pada anak dan peran ibu terhadap anak

Dalam menentukan kelekatan aman perlu adanya komunikasi orang

tua terhadap anak, dan peran orang tua dalam mengasuh, mendidik, dan

membimbing anak, namun bagaimana jika ibu pekerja yang waktunya

cenderung lebih banyak di tempat kerja sehingga peran ibu tergantikan

oleh orang lain dan kurangnya komunikasi orang tua terutama ibu pada

anak tentu menjadi kendala dalam hal kemandirian anak dan

pembentukan kelekatan antara ibu dan anak begitupula pada

pengetahuan ibu mengenai pentingnya kelekatan ibu dan anak, hal ini

dijelaskan pada ibu Rt yang saat diwawancarai yang menyatakan bahwa

tidak memahami mengenai kelekatan aman dan pentingnya kelekatan

aman selain itu kesibukan ibu Rt membuat ibu tersebut tidak begitu yakin

telah membentuk kelektan yang aman pada anaknya, dan waktu untuk

bersama anaknya cenderung sedikit, kemudian ibu tersebut menyadari

tidak sepenuhnya telah berhasil untuk melatih kemandirian anaknya

karena ibu tersebut merupakan seorang ibu pekerja yang dimana

waktunya banyak dikantor, sementara itu yang menjaga anaknya selama

ibu bekerja adalah baby sitter, dan yang menyiapkan segala

kebutuhannya lebih banyak yang menyiapkan adalah baby sitter, dan

anaknya pun menjadi terbiasa atas perlakuan dari baby sitternya tersebut,

hingga untuk melatih kemandirian anaknya pun ibu tersebut menyatakan

mengalami kendala, dan ibu tersebut menyadari penyebab dari kendala

tersebut. Dalam hal ini tentu kelekatan yang harusnya ada diantara ibu

dan anak beralih pada pengganti figur ibu seperti baby sitter sehingga

anak telah menentukan lekatnya pada seseorang yang selalu berada

didekatnya. Hal ini tentu berpengaruh pada kemandirian anak.

Dikarenakan baby sitter yang tidak memahami pentingnya meningkatkan

Page 101: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

89

perkembangan anak dan cenderung lebih menuruti atas perintah dari si

anak. Hal ini dikeluhkan oleh ibu Rt bahwa anaknya yang tidak mandiri

dan bergantung pada pengasuhnya, hal ini ia sadari atas apa yang ia

lakukan untuk mempekerjakan tenaga pengasuh untuk menyiapkan

segala kebutuhan anaknya dikarenakan ibu tersebut bekerja, namun

dampak yang didapat ia sadari setelah melihat anaknya yang terlampau

sering memerintah pengasuhnya dan tidak terjadi penolakan oleh

pengasuh tersebut sehingga anak menjadi terbiasa atas perlakuan yang

diberikan oleh pengasuh. Selain itu ibu Rt turut menyatakan bahwa

anaknya lebih dekat dengan baby sitter dari pada dirinya. Ketika ibu

tersebut hendak membawa anaknya pergi, si anak menolak dan lebih

memilih bermain dengan baby sitternya, ibu Rt pun turut menyadari

kesibukan ibu membuat kurangnya komunikasi ibu pada anak, dan

membuat anak lebih dekat dengan tenaga pengasuh.103

Menurut ibu Ds yang menyatakan bahwa sangat disayangkan jika ibu

memberikan asuhan hampir 100% pada pengasuh, karena jika tidak ada

penanaman kemandirian pada anak dari orang tuanya tentu akan

berdampak buruk untuk anak kedepannya, ada baiknya jika ibu turut

mengasuh dan memberikan pendidikan dirumah dan melatih kemandirian

anak, atau bisa saja ibu dan pengasuh bayi tersebut bekerja sama dalam

mendidik dan melatih kemandirian anak tersebut, namun yang terpenting

adalah pengetahuan untuk ibu dan pengasuh harus lah ada dan mampu

menerapkannya. Selain itu ada baiknya pula jika pengasuh bayi ini tidak

terlalu menuruti keinginan dari si anak, agar anak tidak terbiasa dan tidak

bergantung pada orang lain.104

Saat melakukan observasi ketika di kelas anak tersebut dapat

mengerjakan tugasnya dengan baik namun sesekali ia melihat kejendela

103 Wawancara Dengan Wali Murid Ibu Rt di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi pada Tanggal 13 April 2019 104

Wawancara Dengan Wali Kelas Kelompok A Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Pada Tanggal12 April 2019

Page 102: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

90

untuk memastikan baby sitternya berada dilingkungan sekolah, ketika

kegiatan makan bersama, si anak meminta baby sitternya untuk

menyiapkan bekal dan duduk disebelahnya sampai makan bersama

selesai, saat guru kelas bicara pada Bg untuk meminta baby sitter nya

menunggu diluar kelas anak tersebut menunjukan ekspresi ingin

menangis dan baby sitter pun meminta izin pada guru kelasnya untuk

tetap mengikuti keinginan si anak, kemudian saat pergantian sentra Bg

meminta baby sitter nya untuk membawa sepatunya ke rak sepatu tempat

dimana Bg pindah sentra, dan saat pulang sekolah pun yang memakaikan

sepatu dan membawa tas Bg ialah baby sitter nya.105

Menurut peneliti pengetahuan orang tua yang terbatas dapat

menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak menerima stimulasi

perkembangan yang cukup dan sesuai dengan tahapan usianya.

kurangnya pengetahuan stimulasi akan berdampak pada sikap yang tidak

mendukung terhadap pemberian stimulasi pada anak. Ibu dengan

pengetahuan tinggi tentang perkembangan anak cenderung bersikap

mendukung terhadap pemberian stimulasi pada anaknya guna

perkembangan anak yang optimal. Sebaliknya, ibu dengan pengetahuan

yang rendah tentang perkembangan anak cenderung bersikap kurang

mendukung dalam pemberian stimulasi perkembangan anak. Selain itu,

semakin tinggi tingkat pendidikan ibu juga terkait dengan perbaikan aspek

perkembangan anak, kualitas lingkungan rumah bagi anak, terutama

respon ibu dalam menyediakan bahan pembelajaran yang menunjang

perkembangan anak. Dan tingkat pendidikan ibu juga sangat

mempengaruhi cara berfikirnya, cara pandang bahkan persepsinya

terhadap suatu masalah yang ia alami.

Selain itu ibu yang bekerja tentu sulit dalam membagi watu sehingga

yang seharusnya peran ibu dalam menyiapkan kebutuhan anak dan

mengembangakan kemandirian anak tidak dapat ia lakukan dikarenakan

105

Observasi di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 15 April 2019

Page 103: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

91

kesibukannya. Adanya dua peran tersebut dapat menyebabkan ibu

kesulitan dalam membagi tugas. Waktu yang dimana telah banyak

menyita saat bekerja sehingga ketika pulang ibu merasa kelelahan

sehingga saat dirumah kesempatan untuk bermain dan berkomunikasi

dengan anak menjadi terbatas.

Adanya kerjasama orang tua dan pengasuh sangat diperlukan , orang

tua harus meminta pengasuh turut mengembangkan kemandirian anak,

tidak hanya menuruti keinginan anak, dan orang tua harusnya memahami

bahwa tugas pengasuh tidak hanya menyiapkan segala kebutuhan anak

saja dan menuruti keinginan anak namun terdapat pembelajaran yang

berdampak positif pada anak.

2) Kurangnya Kepercayaan Anak Pada Ibu

Lain halnya pada ibu Rk yang merupakan ibu rumah tangga yang

dimana waktunya cukup untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan

anak, namun Gw tidak menunjukan adanya kepercayaan pada ibunya

saat ia ditinggal disekolah, sehingga kemanapun ibunya pergi Gw selalu

mengikuti ibunya. ia akan kesekolah jika ibunya berada disekolah hingga

pelajaran usai, ia mau mengerjakan tugas jika ibunya memperhatikan atau

melihat dia. Sementara itu ibu Rk yang memiliki usaha rumahan dan tidak

mempunyai saudara untuk membantunya yang membuat ibu tersebut

kesulitan dalam mengatur waktu dan kegiatan nya, sehingga anaknya pun

jadi jarang kesekolah, hal ini jika ibunya mendapatkan orderan, sehingga

untuk menemani anaknya selama disekolah tidak ada dan anaknya pun

menolak sekolah jika ibunya tidak mendampinginya hingga kegiatan

disekolah selesai. Ibu Rk juga menyatakan kesulitan menghadapi perilaku

anaknya yang selalu meminta ibunya untuk selalu berada disekolah saat

kegiatan belajar. namun saat kegiatan disekolah berlangsung Gw tidak

meminta ibunya untuk melakukan sesuatu dalam artian si anak mampu

mengerjakan sesuatu dan tidak bergantung pada ibunya. Untuk

kemandirian si anak pun dirumah ibu Rk menyatakan ia cukup mandiri

Page 104: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

92

dan terkadang mau membantu ibunya dan menjaga adiknya. Dengan

perikalu Gw ketika disekolah yang ingin selalu didampingi, ibu Rk sempat

ingin anaknya berhenti sekolah dan akan mulai sekolah lagi di tahun

depan, setelah berkonsultasi pada ibu kepala sekolah mengenai hal ini,

ibu Rk mendapatkan solusi dengan tidak memberhentikan anaknya

sekolah namun beralih ke kelompok bermain, yang diman waktu

belajarnya hanya 1 minggu 3 kali sehingga ibu Rk dapat mengatur waktu

dan kegiatannya.106

Menurut ibu Ds yang menyatakan bahwa Gw seperti ini dikarenakan

pada awal masuk sekolah si anak didampingi oleh ibunya dihari pertama

dan kedua disekolah hingga kegiatan selesai, namun dihari ketiga ibunya

pergi untuk membeli bekal tetapi tidak mengatakan pada anaknya bahwa

ibunya akan keluar sebentar sehingga saat si anak mencari ibunya tetapi

ibunya tidak anak si anak menangis histeris, pada saat itu setiap sekolah

Gw selalu dekat dengan ibunya, saat ibunya meminta untuk masuk kelas

si anakpun selalu meminta ibunya untuk mengantar dan menunggu

didalam kelas, namun walaupun ibunya berada dikelas si anak tidak

menunjukkan sikap manja, maupun bergantung pada ibunya, saat

kegiatan belajar Gw mampu menyelesaikannya dengan baik, hanya saja

untuk bersosialisasi dengan teman-temannya Gw lebih memilih

menyendiri, bermain sendiri.107

Saat melakukan observasi tampak ibu Gw menunggu didalam kelas

dan memperhatikan setiap kegiatan anaknya hingga jam pulang. Saat

dikelas Gw menunjukan sikap yang baik walaupun ibunya berada dikelas,

mampu mengikuti kegiatan belajar dengan baik, tidak menunjukkan sikap

manja ataupun meminta pertolongan ibunya, saat ibu Gw keluar kelas

untuk membawa adiknya ketoilet Gw turut mengikuti ibunya, saat ibunya

106 Wawancara Dengan Wali Kelas Kelompok A Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tangga; 16 April 2019 107

Wawancara dengan Wali Kelas Kelompok A Taman Kanak-kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 23 April 2019

Page 105: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

93

meminta anaknya untuk berada dikelas, sianak menolak dan menunjukan

ekspresi ingin menangis.108

Kepercayaan sangat diperlukan untuk membentuk kelekatan aman,

kepercayaan ibu terhadap anak dan anak terhadap ibu, dalam temuan ini

tampak anak yang kehilangan kepercayaan pada ibu ketika di minggu

pertama sekolah, anak yang masih terasa asing di lingkungan baru butuh

proses untuk pengenalan lingkungan maka pihak sekolah membenarkan

saat minggu pertama anak didampingi oleh orang tuanya agar anak

merasa nyaman dilingkungan baru, setelah anak menemukan titik nyaman

disekolah, menemukan teman yang membuatnya nyaman dan menjadi

percaya diri ketika disekolah, maka saat itu perlahan orang tua dapat

meninggalkan anaknya disekolah,

Gw yang trauma saat ibunya tidak berada didekatnya membuat si

anak merasa cemas dan takut jika jauh dari ibunya. Ditambah lagi anak

merasa tidak percaya jika ibunya menunggu diluar kelas, yang ada

dipikiran anaknya jika ibunya diluar kelas ibunya akan meninggalkannya.

Dalam hal ini ibu harus membantu menumbuhkan kepercayaan anak

dengan cara ibu harus sering berkomunikasi pada anak memberikan

nasihat, pengertian, dan arahan mengenai perilakunya, kemudian ibu

harus berkomitmen pada diri ibu, jika ibu hendak keluar kelas untuk ke

suatu tujuan ibu harus mengatakan sesungguhnya, tidak memberikan

alasan yang tidak sesuai yang membuat anak menjadi tidak percaya pada

ibunya.

Menurut Ibu Kepala Taman Kanak-Kanak As-Salam saat

diwawancarai mengenai permasalahan yang dihadapi oleh ibu Rk, Ibu Ln

mengatakan bahwa si ibu memang ibu rumah tangga yang sibuk

diakarenakan adanya usaha rumahan ditambah lagi si ibu tidak memiliki

saudara dan jauh dari orang tua sehingga untuk mengantar jemput

anaknya kesekolah tidak ada, kemudian anaknya termasuk anak yang

108

Observasi di Taman Kanak-kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 18 April 2019

Page 106: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

94

kurang dalam bersosialisasi dilingkungan rumahnya sehingga membuat

anak tersebut tidak memiliki keberanian untuk ditinggal disekolah. Ibu Ln

juga menyatakan bahwa ibu tersebut ingin anaknya mengundurkan diri

dari TK As-salam dan akan menyekolahkan kembali tahun depan karena

tahun depan tersebut ayah si anak akan pindah ke Kota Jambi. Untuk

menghadapi permasalahan dari ibu Rk, Ibu Ln telah memberikan

pengertian, masukan dan arahan untuk ibu dan anaknya, ibu Ln memberi

saran untuk anaknya masuk ke kelompok bermain yang dimana waktu

sekolahnya hanya 3 kali dalam satu minggu dan tidak memakan waktu

yang lama sehingga ibu Rk dapat mengerjakan usaha rumahannya

sekaligus memantau anaknya, alasan ibu Ln memberikan solusi tersebut

karena anaknya kurang dalam bersosialisasi dan bermain dengan teman

seusianya, untuk itu ibu Ln mengarahkan agar si anak dapat mengikuti

kegiatan di luar rumah agar ada perkembangan pada diri anak. Ibu Ln

juga berharap jika ibu tersebut dapat memahami dan mengikuti solusi dari

ibu Ln akan ada perubahan pada diri anaknya terutama keberanian dan

rasa percaya dirinya.109

Ibu yang memiliki usaha dirumah dan pekerjaan lain yang cukup

menyita waktu dan tenaga untuk berinteraksi dengan anak menjadi

berkurang. Lain halnya dengan ibu yang hanya menjadi ibu rumah tangga

yang lebih memfokuskan diri untuk keluarga tentu waktu untuk

berinteraksi dengan anak cukup untuk mengembangkan kemandirian

anak.

seperti halnya pada Ibu Yn ibu dari Al yang merupakan ibu rumah

tangga tidak memiliki usaha ataupun pekerjaan lain, ketika diwawancara

ibu tersebut menyatakan sudah menerapkan kemandirian pada anaknya

sejak usia dua tahun, ibu juga menyatakan bahwa penting untuk mendidik

anak sejak usia dini, agar menjadi suatu kebiasaan hingga dewasa. Selain

itu ibu tersebut juga memberikan latihan sederhana seperti meminta

109

Wawancara dengan Ibu Kepala Tk As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 22 April 2019

Page 107: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

95

anaknya untuk membereskan mainan setelah bermain, meletakan sepatu

kerak sepatu, dan meletakkan pakaian kotor kemesin cuci. Ibu Yn juga

menyatakan tidak memiliki kendala dalam melatih kemandirian anaknya

dan ibu Yn turut menyatakan bahwa sikap si anak sama seperti ayahnya

saat seusia Al, dan tentunya didikan dari orangtua Al lah yang mampu

membentuk Al menjadi mandiri sejak usia dini.110

Menurut ibu Ds yang menyatakan bahwa orang tua yang memiliki

pengetahuan yang baik dan pola asuh yang baik akan membentuk anak

menjadi anak yang mandiri, mampu bersosialisasi dengan teman

seusinya, menjaga emosinya, berbahasa yang pasih dan jelas, memiliki

kreatifitas, dan berprilaku baik, baik pada teman sebaya dan orang yang

lebih tua. Dapat dilihat dari Al yang telah menunjukan sikap

kemandiriannya saat disekolah mampu bersosialisasi dengan baik,

mengikuti aturan bermain dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan

guru dengan baik, pengetahuan ibu dan cara ibu mendidik Al telah

menunjukan dampak positif pada anaknya.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan saat dilapangan Al

memang menunjukan sikap mandiri, disaat teman-temannya yang lebih

banyak menunjukkan sikap ketidak mandirian lain hal nya pada Al yang

menunjukan sikap sebaliknya. Seperti biasanya Al turun dari kendaraan

dan berpamitan pada ibu yang mengantarnya, dan mengantarnya hanya

batas pagar sekolah, ketika kegiatan belajar berlangsung Al dapat

mengikutinya dengan baik, bermain dengan baik, mengikuti aturan

bermain, menyelesaikan tugas dengan baik, sikap yang tenang dan

terarah, saat pergantian sentra dilihat Al keluar kelas untuk berpindah

kekelas lain, disaat teman-temannya berlari-larian hendak keluar ruangan

Al berdiri dan membentuk barisan sesuai yang diperintahkan oleh guru

110

Wawancara Dengan Wali Murid Ibu Yn di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 23 April 2019

Page 108: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

96

kelasnya, sikap mandiri Al ditunjukan hingga kegiatan belajar berakhir dan

pulang sekolah.111

Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang pendidikan anak usia

dini, pola asuh hingga kelekatan orang tua pada anak tentu akan

menerapkannya dan berusaha untuk membuat anak berkembang sesuai

usianya, semua permasalahan mengenai kendala dalam melatih

kemandirian anak atau anak tidak mandiri pada dasarnya ialah pola asuh

orang tua, bagaimana orang tua menerapkan pola asuh yang menurutnya

itu baik untuk anak, dan dari pola asuh tersebut akan membentuk jenis

kelekatan antara ibu dan anak.

Partisipasi ibu memiliki peranan penting bagi perkembangan anak.

Anak belajar pengetahuan dan keterampilan untuk pertama kalinya dari

orang tua. Secara khusus sikap dan perilaku orang tua terutama ibu

terhadap anaknya memiliki efek positif dan negatif pada anak yang akan

memiliki dampak seumur hidup. Hubungan ikatan emosional ibu dan anak

yang penuh kasih sayang yang akan terbentuk jika ibu memiliki waktu

yang cukup untuk anak sehingga akan menciptakan kemandirian pada

anak.

Penulis beranggapan jika seorang ibu yang tidak bekerja memberikan

pola asuh demokratis anak akan memiliki karakter yang sesuai dengan

harapan banyak ibu, banyak teori yang menurut para ahli yang

mengemukakan bahwa pola asuh demokratis sangat tepat untuk

membentuk karakter anak begitu pula pada kelekatan, kelekatan aman

yang memberikan dampak postif pada perkembangan anak. Namun tidak

pula menutup kemungkinan pada orang tua yang tidak bekerja

menerapkan pola asuh lain yang dimana dari masing-masing jenis pola

asuh memiliki dampak pada anak.

111

Wawancara dan Observasi di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 24 April 2019

Page 109: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

97

c. Upaya Menentukan Secure Attachment

Kelekatan merupakan ikatan emosional yang erat antara dua orang,

kelekatan ini akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan

manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain

pengganti ibu. Banyak penelitian yang menggambarkan kelekatan aman

berdampak positif untuk perkembangan anak terutama anak usia dini

yang dimana anak usia dini merupakan permulaan dalam membentuk

kepribadian, karakter dan membentuk pembiasaan-pembiasaan yang

positif, kelekatan juga berhubungan erat dengan pola asuh orang tua.

Pola Asuh Orang Tua Terhadap anak

1) Pola Asuh Otoriter

Berdasarkan temuan dilapangan yang dapat membentuk kelekatan

aman ialah pola asuh orang tua terhadap anak, pola asuh positif akan

berdampak pada kekelatan yang positif pada anak begitu pula sebaliknya.

Dalam hal ini seperti yang dikatakan Ibu Nt saat diwawancarai yang

menyatakan tidak begitu memahami apa itu kelekatan aman dan

mendapati kendala dalam meningkatkan kemandirian anaknya, ibu trsebut

turut menyatakan bahwa Az anak yang pendiam dan sulit untuk

berinteraksi dengan teman seusianya, saat dirumah Az hanya main

dengan kakaknya, ibu tersebut juga menyatakan bahwa ayah Az

cenderung keras dalam mendidik anak-anaknya, membuat banyak aturan

dan larangan sehingga anak-anaknya tidak bebas untuk bereksplorasi,

selain itu ibu tersebut yang hanya bisa menuruti suami menjadi sulit untuk

melatih anak-anaknya untuk dapat bersosialisasi dengan orang sekitar,

melatih keberanian, dan kepercayaan diri, namun dalam kemandirian Az

saat dirumah ibu tersebut menyatakan bahwa anaknya mandiri dalam

mengerjakan sesuatu, kemandirian anak tersebut dilatih oleh ayahnya

namun cara ayah melatih kemandirian anak tersebut dengan cara

Page 110: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

98

memberikan ancaman hal ini membuat si anak menjadi takut dan akan

terus merasa cemas jika tidak dilakukan oleh si anak.112

Dalam permasalahan Az peneliti mewawancarai guru kelas mengenai

perilaku Az di sekolah, ibu Ds yang menyatakan sikap Az seperti ini dari

awal masuk sekolah, dan sikapnya menunjukan sikap yang sama dengan

kakaknya yang sebelumnya pernah sekolah di TK As-salam, namun

kakaknya masih ada komunikasi dengan guru dan teman sebayanya.

Selain itu ibu Ds turut menyatakan bahwa Az terbilang cukup mandiri

dalam mengerjakan sesuatu dan menuruti perkataan ibu Ds namun pada

saat Az mengalami kesulitan seperti susah membuka tutup botol

minuman, atau mencari sepatunya yang hilang Az hanya diam dan

enggan untuk meminta bantuan, dalam hal ini ibu Ds pun mencari tau

penyebab dari permasalahan anak tersebut, yang ibu Ds ketahui dari

ibunya si anak bahwa dapat disimpulkan pola asuh yang ayah terapkan

pada anak memberi dampak pada si anak, pola asuh yang dimaksud ialah

pola asuh otoriter yang dimana pola asuh ini cara mendidik anak dengan

banyak aturan, orang tua yang merasa bahwa aturan dari orang tua

adalah benar dan tidak boleh ada toleransi atau tawar menawar sehingga

anak akan merasa tertekan dengan aturan tersebut, dalam hal

kemandirian kemungkinan anak dapat mandiri dalam hal seperti dapat

membereskan mainan atau tempat tidur sendiri namun proses pendidikan

dalam melatih kemandirian anak adanya ancaman seperti yang dikatakan

oleh ibu Az sehingga yang terjadi pada anak, anak akan melakukan

tugasnya dengan rasa takut atau terpaksa, bukan atas dasar keinginan

dari hati. Ibu Ds turut menyatakan bahwa pola asuh seperti ini jika orang

tua tidak mengetahui dampak yang terjadi sangat disayangkan untuk

perkembangan anak selanjutnya.113

112 Wawancara dengan Wali Murid Ibu Nt di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jamb 26 April 2019 113

Wawancara Dengan Wali Kelas Kelompok A Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 25 April 2019

Page 111: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

99

Saat peneliti melakukan observasi, dilihat Az menunjukan sikap

kurangnya bersosialisasi dengan teman sebayanya, selain itu Az saat

dikelas jarang berbicara, bertanya atau menjawab pertanyaan dari teman

maupun guru kelasnya, saat mengerjakan tugas pun Az terlihat sangat

lamban dalam menyelesaikannya, selain itu terlihat adanya penolakan

atau menghindar ketika teman-temannya bermain dan lebih bermain

sendiri.114

Anak dapat dikatakan mandiri tergantung dari bagaimana pola asuh

orang tua kepada anak dan bagaimana kelekatan antara orang tua dan

anak itu tercipta, penulis beranggapan bahwa sikap dari orang tua Az

menunjukan pola asuh otoriter dan pola kelekatan yang dilihat antara

orang tua dan anak menunjukan pola kelekatan cemas menghindar. Pada

pola asuh ini terjadi interaksi dengan orang tua dengan menggambarkan

cara-cara tertentu yang dianggap baik untuk anak. Hal-hal yang muncul

dalam pola asuh diasumsikan mempunyai hubungan yang erat dengan

attachmen (kelekatan). Hubungan antara orang tua dan anak sangat

mempengaruhi pada perkembangan seorang anak, untuk itu orang tua

haruslah menerapkan pola asuh yang sesuai menumbuhkan ikatan

emosional atau kelekatan, selain itu kelekatan merupakan salah satu

komponen dalam hubungan orang tua dan anak. Sementara itu pola asuh

menjadi penghubung kelekatan tersebut.

Pola asuh merupakan metode atau cara yang dipilih oleh orang tua

untuk berinteraksi dengan anaknya, dalam proses pengasuhan anak

harus memperhatikan orang-orang yang mengasuh dan cara menerapkan

larangan yang dipergunakan. Larangan terhadap pola pengasuhan anak

beraneka ragam. Tetapi pada prinsipnya cara pengasuhan anak

mengandung sifat pengajaran, pengganjaran dan pembujukan.

Pola asuh otoriter yang orang tua terapkan pada anak akan

berpengaruh pada kelekatan anak pada orang tua, dampak negatif dari

114

Observasi di Taman Kanak-kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 25 April 2019

Page 112: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

100

hasil pola asuh otoriter pada anak tentu anak akan membentuk ikatan

atau kelekatan yang tidak nyaman, aman, merasa cemas dan kerap untuk

menghindar. Memberikan masukan atau pengetahuan mengenai dampak

pola asuh otoriter kepada orang tua yang menerapkan pola asuh tersebut

sangat diperlukan, sebab jika tidak ditangani sejak dini dampak tersebut

akan berkepanjangan hingga anak usia dewasa dan tidak menutup

kemungkinan anak tersebut akan menerapkannya pada keturunannya.

Jika Az yang mendapatkan pola asuh otoriter lain halnya dengan Zf

yang mendapatkan pola asuh permisif dari orang tuanya.

2) Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif dapat diartikan sebagai pola perilaku orang tua

dalam berinteraksi dengan anak, yang membebaskan anak untuk

melakukan apa yang ingin dilakukannya tanpa mempertanyakan boleh-

tidak, baik atau buruk untuk dilakukannya. Pola asuh ini tidak

menggunakan aturan-aturan yang ketat bahkan bimbinganpun kurang

diberikan, sehingga tidak ada pengendalian atau pengontrolan serta

tuntutan kepada anak. Kebebasan diberikan penuh dan anak diijinkan

untuk memberi keputusan untuk dirinya sendiri, tanpa pertimbangan orang

tua dan berprilaku menuntut apa yang diinginkannya tanpa ada kontrol

dari orang tua dan berprilaku tanpa ada kontrol dari orang tua.

Perilaku yang ditunjukan pada Zf saat peneliti melakukan observasi

menunjukan perilaku agresif yang dimana perilaku tersebut disebabkan

dari pola asuh orang tua, namun bisa saja ia dapatkan dari apa yang dia

lihat atau pengaruh lingkungan. Perilaku agresif untuk usia dini

merupakan perkembangan dari anak tersebut namun sering kali

menimbulkan masalah tidak hanya disekolah maupun dirumah, apabila

tidak ada tindakan maka perilaku tersebut akan berdampak saat dia

beranjak dewasa, penanganan ini hendaknya ada kerjasama antara guru

Page 113: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

101

dan orang tua yang dimana mereka berperan dalam mendidik anak dalam

lingkup nya masing-masing.115

Saat mewawancarai Ibu Ek menyatakan bahwa ia menyadari jika

anaknya agresif ketika di sekolah, ibu Ek juga menyadari atas pola asuh

yang ia berikan pada anaknya, menuruti keinginan anaknya agar si anak

senang akan berberdampak anak menjadi anak yang sulit diatur, hal itu

dia dapatkan setelah berkonsultasi dengan psikolog saat ada kegiatan

parenting di TK As-salam, ibu Ek beranggapan bahwa membahagiakan

anaknya dengan cara mengabulkan keinginan anaknya mengabulkan hal-

hal yang anaknya senangi adalah cara yang benar, ibu Ek juga menyadari

akan sikap dan perilaku anaknya namun untuk merubah perilaku anaknya

ibu Ek mendapati kendala sehingga ia butuh masukan dan saran dari

psikolog tersebut untuk memperbaiki perilaku anaknya, ibu Ek turut

menyatakan jika ayah Zf memperlakukan anaknya sama dengan apa yang

dilakukan oleh ibu tersebut, sehingga ayah ibu si anak berkomitmen untuk

membahagiakan anaknya dengan menuruti apa yang membuat si anak

menjadi bahagia namun tidak tau bahwa akan berdampak pada perilaku

anaknya menjadi seperti itu, ibu tersebut juga menyatakan bahwa pada

awalnya ingin memindahkan anaknya setelah banyak keluhan dari wali

murid lain mengenai perilaku anaknya yang suka mengganggu teman-

temannya dan merasa malu, saat ibu Ek membicarakan masalah anaknya

pada kepala sekolah ibu tersebut disarankan untuk berkonsultasi dengan

psikolog.116

saat mewawancarai guru kelas mengenai perilaku Zf di sekolah ibu Ds

menyatakan bahwa anak tersebut memang anak yang agresif, suka

mengatur teman-temannya, marah jika tidak menuruti keinginannya, dan

bermain sesuka hatinya tanpa mengikuti aturan main, ibu Ds turut

menyatakan bahwa setiap anak yang memiliki sikap perilaku yang positif

115 Ovservasi di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 2 Mei 2019 116

Wawancara Dengan Wali Murid Ibu Ek di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 4 Mei 2019

Page 114: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

102

maupun negatif memiliki faktor penyebab, biasanya pola asuh dari orang

tuanya, ibu Ds beranggapan sikap anak tersebut seperti ini didapat dari

cara orang tuanya mengasuh, dan ibunya Zf ibu Ek pun pernah

mengeluhkan perilaku anaknya disekolah karena ada beberapa wali murid

yang melapor kepada ibu Ds mengenai anaknya yang diganggu oleh

anaknya. Kemudian ibu Desy turut menyatakan bahwa ibu Ek memang

salah dalam mengasuh anaknya, hal ini ibu Ds ketahui atas kesadaran ibu

tersebut yang dimana ia dapatkan dari kegiatan parenting yang

membahas perkembangan anak yang narasumbernya adalah psikolog.

Ibu Ds menyatakan turut memberikan solusi untuk ibu tersebut dan

berharap si ibu dapat memperbaiki pola asuhnya.117

Berdasarkan analisis penulis, orang tua Zf minim dalam pengetahuan

dan informasi mengenai pola asuh anak yang baik dan dampak positif dan

negatif nya dari pola asuh tersebut, selain itu kesadaran atas apa yang

salah dalam mengasuh anak ia selesaikan dengan ahlinya (psikolog).

Kerjasama antara ayah dan ibu dalam memperbaiki perilaku anak sangat

diperlukan agar jangan ada ketidak seimbangan dalam mendidik anak,

jika ibu mulai merubah pola asuh permisif menjadi pola asuh demokratis

sementara ayah tetap menerapkan pola asuh permisif maka sulit untuk

memperbaiki perilaku anak.

Hal yang harus orang tua rubah dalam memperbaiki perilaku anak

hendaknya tidak lagi terlalu memanjakan anak dengan menuruti segala

keinginan anak, membahagiakan anak tidak hanya menuruti keinginannya

jika terjadi tantrum pada anak hendak alihkan ke hal yang menyenangkan

untuk anak, kemudian komunikasi dua arah orang tua pada anak yang

dimana anak mendengarkan pendapat orang tua dan orang tua

mendengarkan pendapat anak, berikan aturan-aturan pada anak, aturan

yang dimaksud dalam hal yang sederhana misalnya anak yang ingin

117

Wawancara Dengan Wali Kelas Kelompok A Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi anggal 03 Mei 2019

Page 115: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

103

bermain diberikan aturan agar setelah bermain dapat membereskan

mainannya, bukan aturan yang memberatkan anak.

3) Perpisahan Figur Ayah Dalam Kehidupan Anak dan Pola Asuh

Yang diterapkan oleh Orang Tua tunggal

Berbeda pula dengan kasus yang dialami oleh As berdasarkan

wawancara, Ibu Lt yang menyatakan bahwa As dulunya anak yang

periang, mandiri, dan aktif, dan anaknya juga anak yang sangat dekat

dengan ayahnya, saat ibu Lt bekerja yang menjaga dan mengantar jemput

anaknya adalah suaminya, ibu tersebut juga menyatakan perubahan yang

terjadi pada anaknya disebabkan adanya konflik antara si ibu dan

suaminya. Ayah As tidak lagi tinggal bersama sebelum orang tua As resmi

bercerai, sejak saat itu si anak sering bertanya soal ayahnya, ibu Lt

mengatakan ketika anaknya bertanya soal kemana ayahnya ibu tersebut

langsung mengalihkannya dengan alasan-alasan yang dapat dipahami

oleh anaknya, namun dengan berjalannya waktu membuat si anak merasa

kehilangan sosok ayah, si anak mulai menunjukan sikap cengeng, marah

saat meminta untuk bertemu dengan ayahnya, menolak untuk bersekolah

bahkan saat bermain dengan teman-temannya si anak lebih memilih untuk

bermain sendiri dan mulai menunjukan sikap tidak percaya diri. Upaya

yang ibu Lt lakukan untuk menghadapi anaknya sudah banyak dilakukan

seperti konsultasi kepada orang tua ibu Lt, pada psikolog, hingga pihak

sekolah (Kepala Sekolah dan Guru kelas) untuk ikut mengembalikan

perkembangan anaknya, setelah memasuki semester II di bulan kedua si

anak mulai bersekolah dan didampingi oleh ibunya dari mulai datang

kesekolah hingga kegiatan belajar disekolah berakhir, dan hal ini

dilakukan oleh ibu atas keinginan anaknya, dan ibu lakukan agar anaknya

mau sekolah lagi dan bersosialisasi dengan teman-temannya lagi.118

Saat mewawancarai ibu Ds mengenai perilaku As yang menyatakan

bahwa sikap dari si anak disebabkan perceraian orang tuanya, ibu Ds

118

Wawancara Dengan Wali Murid Ibu Lt di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 07 Mei 2019

Page 116: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

104

turut menyatakan bahwa pada saat masuk sekolah si anak terbilang anak

yang ceria dan aktif dalam belajar namun pada saat memasuki semester II

anak tersebut mulai berubah, dan kesekolah seminggu hanya 2 sampai 3

kali masuk dan itupun harus dibujuk oleh ibunya dan didampingi oleh

ibunya, saat ibu Ds mencoba mencari tahu, ibu Ds melakukan kunjungan

kerumah ibu Lt ibu dari As, dan disaat itulah ibu Ds memahami penyebab

perubahan dari As. Ibu Ds juga menyatakan bahwa erceraian orang tua

berdampak pada psikis anak, akan lebih buruk jika anak melihat

pertengkaran ayah dan ibunya, pada saat usia ini anak-anak tidak

memahami apa itu perceraian namun jika kehilangan seseorang yang

biasanya ada untuk si anak tentu akan membuat anak menjadi sedih, dan

perlahan akan memberikan dampak perubahan pada perilak anak, seperti

yang terjadi pada As saat ini. Jika ibu tidak cepat memberikan tindakan

pada anak maka akan menjadi buruk dikemudian hari.119

Saat melakukan observasi tampak sikap As yang menunjukan adanya

rasa tidak percaya diri ketika berinteraksi dengan teman-teman seusianya,

sering menangis dikelas tanpa sebab dan sulit mengontrol emosi ketika

sedang marah, dalam kegiatan belajar tampak As lamban dalam

mengerjakannya bahkan tidak menyelesaikannya. Ketika pulang sekolah

ibu As datang menjemput As menunjukan sikap cuek ketika dipanggil

ibunya.120

Kehilangan seorang ayah yang disebabkan perceraian akan membuat

perubahan pada anak, yang pada awalnya anak merasa selalu dekat

dengan ayahnya, saat ayahnya jauh darinya dalam waktu yang lama tentu

akan berdampak pada anak ayah yang sebelumnya selalu ada untuk anak

kemudian pergi dalam kehidupan anak akan membuat anak merasa

bingung, dan akan selalu bertanya-tanya kepada ibu dan orang

disekitarnya, anak tidak mengerti apa itu perceraian dan tidak mengerti

119 Wawancara Dengan Wali Kelas Kelompok A di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 9 Mei 2019 120

Observasi di Taman Kanak-kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 06 mei 2019

Page 117: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

105

penyebab berpisahnya orang tuanya. Hal ini tentu akan membuat anak

menjadi pemurung, merasa sedih, kehilangan, emosional yang tidak

terkendali bahkan hilangnya kepercayaan diri anak dan anak akan

membatasi dirinya untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang

lain. Anak yang seharusnya banyak mendapat kasih sayang orang tua

menjadi berkurang. Anak yang kehilangan ayahnya yang diakibatkan

perceraian akan menganggu psikis dan mental anak saat disekolah, bila

saat teman-temannya pulang dijemput oleh ayahnya anak tersebut bisa

saja teringat ayahnya dan tanpa disadari emosional anak berubah. Begitu

pentingnya peran seorang ayah dalam keluarga memberikan banyak

dampak positif pada anak terutama anak usia dini yang dimana saat usia

ini anak lebih banyak membutuhkan perhatian dan kasih sayang oleh

ayah ibunya, namun dalam hal anak yang tidak memiliki ayah dikarenakan

perceraian orang tua tentu akan menganggu mental dan fisik anak,

terlebih jika anak mendengar atau melihat perkelahian antara ayah dan

ibunya.

Kebutuhan kasih sayang dalam satu keluarga yang utuh merupakan

hal yang penting untuk perkembangan anak, di dalam keluarga itu

terdapat ikatan emosional yang hangat dan penuh kasih sayang serta

pengasuhan orang tua terhadap anak yang membuat anak menentukan

kelekatan yang akan dia berikan kepada orang tuanya, ditambah lagi anak

melihat bentuk kasih sayang antara ayah dan ibu dan kasih sayang ayah

ibu kepada anak, jika ini tidak di dapatkannya lagi saat beranjak desawa

nantinya secara tidak langsung mempengaruhi kepribadian anak, anak

menjadi tidak aman, perasaan anak menjadi sedih yang begitu mendalam

karena orang tua nya tidak bersama lagi, menjadi kesepian, mudah

marah, suka menyendiri, dan merasa kehilangan.

Namun hal ini tidak menutup kemungkinan jika anak kelak dapat

beradaptasi dengan keadaan yang tentunya ibu yang telah memberikan

pengertian pada anak, menjelaskannya pada anak dalam konteks anak

dapat mengerti apa yang disampaikan oleh ibu dan ibu memberikan pola

Page 118: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

106

asuh yang tepat untuk anak sehingga anak benar-benar menyadari dan

mengerti jika orang tuanya memang sudah tidak bersama lagi, perlahan

anak akan terbiasa dengan ketidak hadiran seorang ayah, dan anak akan

menjadi lebih dewasa.

Lain halnya dengan Aj yang mengalami hal yang sama, yaitu

kehilangan ayahnya namun bukan karena perceraian melainkan

meninggal dunia, yang dimana saat itu Aj berusia 2 tahun. Ibu Ai ibu dari

Aj menyatakan pada saat usia Aj kehilangan ayahnya pada awalnya si

anak selalu bertanya akan kehadiran ayahnya, saat menginjak usia 3

tahun ibu Ai menjelaskan mengenai ayahnya dengan kalimat yang

dimengerti oleh anaknya, ibu tersebut menjelaskan nya dengan sabar dan

lembut sehingga respon yang didapat dari anaknya tidak membuat si anak

menjadi merasa sedih, pada saat memasuki usia 4 tahun ibu As mengajak

anaknya untuk bermain di Taman Kanak-Kanak untuk mengenal

lingkungan sekolah dan bermain dengan teman sebaya, namun Asi anak

menolak dan si anak lebih memilih untuk bermain dirumah. Ibu Ai

menyatakan bahwa butuh proses untuk menumbuhkan rasa percaya diri

anak apalagi saat melihat suatu keluarga utuh dan sering kali si anak

menunjukan wajah yang murung atau memperhatikan keluarga tersebut.

Kemudian ibu Ai menyatakan pindah kerumah orang tuanya yang dimana

lingkungan rumah orang tua ibu Ai memiliki banyak anak-anak yang usia

nya sama dengan anaknya, saat pindah kerumah neneknya, perlahan-

lahan anaknya menunjukan sikap bersosialisasi dengan teman sebaya,

dan pada saat itulah si anak mulai ingin bersekolah yang sama dengan

teman-temannya, pada usia 5 tahun Anaknya mulai sekolah di Taman

Kanak-Kanak As-salam. Dan saat bersekolah pada dua minggu pertama

anaknya merasa gugup, tidak percaya diri dan enggan untuk berpisah

dengan ibunya, namun seiring waktu si anak mulai menunjukkan sikap

mandiri, perlahan mau bersosialisasi dengan temannya, bermain dengan

Page 119: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

107

temannya, dan ibunya engantar hanya sebatas gerbang sekolah, tidak lagi

menunggu diluar kelas.121

Menurut ibu Ds, Aj anak yang mandiri, saat mengikuti kegiatan di

kelas anak tersebut menunjukan sikap yang baik, bermain dengan teman

dikelasnya, dan menyelesaikan tugas yang diberikan ibu Ds hingga

selesai. ibu Ds beranggapan sikap si anak yang seperti ini dengan latar

belakang kehilangan ayahnya didapat dari pola asuh yang baik dari

ibunya. Ibu Ds menyatakan bahwa pola asuh dari orang tua maupun

keluarga lain yang memberikan asuhan yang tepat akan membentuk

perilaku baik pada anak , pada dasarnya perilaku anak, perkembangan

anak didapat dari bagaimana cara orang tua mengasuh sekalipun itu

orang tua yang tidak lengkap dalam artian tidak memiliki ibu atau ayah,

selain itu guru turut mengembangkan perilaku dan perkembangan anak

tersebut saat disekolah dan orang tua melakukannya saat dirumah. Untuk

itu penting jika orang tua dapat memahami pentingnya pengasuhan anak

usia dini.122

sikap Aj yang dilihat ketika disekolah menunjukkan sikap mandiri, baik

dalam bersosialisasi dan berkomunikasi yang baik, tenang, dan mampu

menyelesaikan tugasnya dengan baik, bermain dengan teman-temannya

sesuai aturan, dan sabar dalam menunggu giliran, dan saat disekolah pun

tidak ada menunjuka sikap manja pada ibunya, dan mengerti batas antar

jemput orang tua.123

Kehilangan figur lekat saat usia yang dimana belum mengerti arti kata

“meninggal dunia” membuat anak tidak begitu mengalami gangguan

mental atau trauma, sebab dengan proses perkembangan anak ibu akan

memberikan pola asuh yang tepat sehingga anak yang kehilangan ayah

121 Wawancara dengan Wali Murid Ibu Ai di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 13 Mei 2019 122 Wawancara dengan Wali Kelas Kelompok A Taman Kanak-kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 15 Mei 2019 123

Observasi di Taman Kanak-kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Tanggal 14 Mei 2019

Page 120: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

108

tidak menutup kemungkinan anak bersikap mandiri dan menjadi lebih

dewasa.

Orang tua tunggal dengan pengetahuan yang baik mengenai pola

asuh anak dan menerapkan pola asuh yang tepat akan membentuk

kelekatan yang baik antara ibu dan anak. Dapat dilihat dari Ajie yang

mandiri disebabkan oleh faktor pola asuh ibu, cara ibu membentuk anak

menjadi mandiri, mau bersosialisasi dengan teman-temannya, dan aktif

disekolah hingga ibu dan Ajie tanpa disadari telah membentuk kelekatan

aman. Ibu tunggal yang cenderung berprilaku positif tidak menunjukkan

dampak negatif pada perkembangan sosial dan pendidikan anaknya.

Selain itu dukungan dari keluarga dan keitur sertaan untuk mengasuh dari

keluarga (nenek, kakek, paman, tante) juga termasuk dalam

meningkatkan perkembangan anak yang kehilangan figur ayah dalam

kehidupannya.

Bagaimana cara orang tua menentukan kelekatan dapat dilihat

bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak, memberikan suatu

pembiasaan atau pelajaran yang berdampak positif maka tanpa disadari

orang tua dan anak telah membentuk suatu kelekatan aman.

Kelekatan orang tua dan anak yang aman memprediksikan perilaku

sosial yang positif, intimasi dan emosi yang sehat pada masa remajanya

kelak. Dan anak yang mempunyai kelekatan aman memperoleh nilai yang

baik dan akan terlibat aktif dalam kegiatan sekolahnya. Kelekatan orang

tua dan anak yang aman juga menentukan keberhasilan anak dalam

perkembangannya, dan dapat menjadi penentu keberhasilannya pola

asuh orang tua terhdap anak sehingga perkembangannya dapat

berkembang secara optimal. Kelekatan aman sangat membantu dalam hal

kemandirian anak, karakter anak dan aspek-aspek perkembangan anak.

Dengan adanya kelekatan aman ini dapat dipastikan anak akan tumbuh

dewasa dengan baik

Page 121: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

109

2. Analisis Hasil Penelitian

a. Rendahnya pengetahuan orang tua terhadap secure attachment

dan Peran Orang Tua

Berdasarkan hasil temuan terdapat rendahnya pengetahuan dan

kesadaran orang tua mengenai kelekatan aman (secure attachment) yang

dbuktikan ketika melakukan wawancara beberapa ibu tidak memahami

apa itu kelekatan aman, yang menentukan kelekatan ataupun membentuk

kelekatan tersebut. Kelekatan aman memberikan dampak positif terhadap

anak, tidak hanya kemandirian tetapi juga berdampak pada

perkembangan emosi anak, pembentukan empati, nurani, perilaku

prososial, rasa percaya diri anak, perkembangan kognitif dan

perkembangan kreativitas anak. Hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Ainsworth dalam Upton yang menjelaskan kelekatan

adalah ikatan efeksional antara satu individu lain dan berlangsung dalam

jangka waktu yang lama.124 Bowlby turut menyatakan bahwa kelekatan

yang terbentuk selama bayi memiliki pengaruh yang penting pada tahap

perkembangan selanjutnya. Kelekatan orang tua merupakan fungsi adaptif

yang menyediakan landasan bagi anak untuk berinteraksi dengan

lingkungan yang lebih luas. Sedangkan Santrock menyatakan bahwa

kelekatan yang kokoh dapat melindungi anak dari kecemasan dan

perasaan depresi atau tekanan emosional yang berkaitan dengan masa

transisi antara anak-anak menuju dewasa. Kelekatan dapat membuat

anak menganggap bahwa mereka memiliki keluarga yang hangat, hingga

anak dapat menceritakan setiap keluhan yang mereka alami.125

124 Upton, P, Psikologi Perkembangan, Terjemahan Oleh Noermala Sari Fajar Widuri, (Jakarta: Erlangga, 2012) hal. 87. 125

J.W Santrock. Live Span DevelopmentI. Terjemahan Oleh Achmad Chasairi dan Juda Damanik. (Jakarta: Erlangga.2002) hal 41.

Page 122: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

110

Pada masa awal perkembangan anak salah satu hal penting yang

harus dilakukan oleh orang tua ialah memahami dan mendukung

terbentuknya kelekatan yang aman pada anak.

Baird dalam penelitian Eka Wuilida yang menyatakan bahwa

kelekatan merupakan hal penting bagi pembentukan hubungan pada anak

usia dini dan dapat mempengaruhi hubungan anak sepanjang masa

hidupnya. Hubungan yang erat antara kelekatan dengan jenis

pengasuhan yang diberikan kepada anak. Menurutnya dapat membantu

orang tua dalam menghadapi krisis yang dialami oleh anak selama masa

perkembangannya.126

Begitu pentingnya kelekatan aman antara ibu dan anak ini sehingga

banyak peneliti yang mempelajar dan mencari tau dampak kelekatan

aman teradap perkembangan anak seperti yang diungkapkan oleh Belsky

dalam Santrock yang menyatakan bahwa para peneliti mempelajari

pengembangan hubungan kelekatan dari waktu ke waktu dan untuk

menghubungkan pola kelekatan dengan perilaku berikutnya, kelekatan

telah dikaitkan dengan perilaku eksplorasi dan dampaknya terhadap

pembelajaran, suatu korelasi telah ditunjukan antara pola kelekatan dan

masalah perilaku disekolah. Kelekatan memainkan peranan penting dalam

perkembangan anak.127 Seperti halnya pada kemandirian anak, orang tua

yang memiliki kelekatan aman pada anak akan memberikan pengasuhan

yang tepat untuk anak sehingga dalam hal kemandirian anak akan

berkembang secara optimal, hal ini sejalan dengan teoru yang

dikemukakan oleh Mussen yang dimana ia mnyatakan bahwa kemandirian

salah satunya bergantung pada kelekatan anak dengan orang tua.

Kelekatan pada awal tahun pertama kehidupan memberikan suatu

126 Eka W.L , Diah K, & Herien P “Pengaruh Pengasuhan Ibu dan Nenek Terhadap Perkembangan Kemandirian dan Kognitif Anak Usia Prasekolah” Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen (Bogor: Institut Pertanian Bogor 2016) Vol 9 No 1. 127

J.W Santrock. Live Span DevelopmentI. Terjemahan Oleh Achmad Chasairi dan Juda Damanik. (Jakarta: Erlangga.2002) hal 26.

Page 123: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

111

landasan penting bagi perkembangan psikologis anak, diantaranya

kemandirian.128

Penanaman sifat kemandirian harus dimulai sejak anak prasekolah,

namun harus dalam keangka proses perkembangan anak dalam artian

orang tua tidak boleh melupakan bahwa anak bukanlah miniature orang

dewasa, sehingga anak tidak dituntut untuk menjadi dewasa sebelum

waktunya. Serta orang tua harus mempunyai kepekaan terhadap setiap

proses perkembangan anak dan menjadi fasilitator bagi perkembangan

anak. Bagaimana anak mandiri adalah bagaimana cara orang tua melatih

kemandiriannya dirumah. Kemandirian anak dapat dilihat bagaimana anak

dapat mengontrol emosinya, melakukan aktifitasnya sendiri, dapat

membuat keputusannya sendiri, dan mampu bersosialisasi dengan orang

lain tanpa perlu didampingi.

b. Komunikasi, kepercayaan, dan figure orang tua terhadap anak

faktor yang menentukan kelekatan aman antara ibu dan anak

melibatkan adanya kepercayaan ibu dan anak, komunikasi ibu dan anak,

dan figure orang tua dalam kehidupan sehari-hari dalam konteks orang

tua berperan dalam mendidik dan mengasuh dan meluangkan waktu yang

berkualitas untuk anak. Namun yag ditemukan dilapangan terdapat

beberapa orang tua yang waktunya cenderung sedikit untuk berinteraksi

dengan anak yang disebabkan adanya pekerjaan dan ibu yang merintis

usaha dirumah sehingga menjadi penghambat dalam pembentukan

kelekatan yang aman. Dari temuan masalah ini sejalan dengan teori yang

menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang menentukan kelekatan

aman antara ibu dan anak dalam teori yang dikemukakan oleh Baradja

dalam penelitian Imunl Puryanti129 yang menyatakan bahwa faktor-faktor

128 P,H Mussen dkk “Perkembangan Dan Kepribadian Anak” (Jakarta : Arcan, 2002) Hal 32. 129

Imul Puryanti,Tesis: “Hubungan Kelekatan Anak Pada Ibu Dengan Kemandirian Di Sekolah” (Semarang: Universitas Semarang) Hal. 19.

Page 124: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

112

yang dapat mempengaruhi terjadinya kelekatan antara seseorang anak

dan remaja dengan ibu adalah sebagai berikut:

a) Adanya kepuasan anak dan remaja terhadap pemberian objek lekat,

misalnya setiap kali seorang anak membutuhkan sesuatu maka objek

lekat mampu dan siap untuk memenuhinya. Dan objek lekat disini

adalah ibu mereka

b) Terjadi reaksi atau merespon setiap tingkah laku yang menunjukkan

perhatian. Misalnya, saat seorang anak dan remaja bertingkah laku

dengan mencari perhatian pada ibu, maka ibu mereaksi atau

meresponnya. Maka anak memberikan kelekatannya

c) Seringnya bertemu dengan anak, maka anak akan memberikan

kelekatannya. Misalnya seorang ibu yang lebih banyak menghabiskan

waktu di rumah memudahkan anak untuk berkomunikasi dengan ibu.

Adapun menurut Ainsworth dalam penelitian Annisa Chika yang turut

mengatakan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan

kelekatan dalam diri seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kelekatan tersebut antara lain ialah pengalaman masa lalu, keturunan,

dan jenis kelamin. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Pengalaman masa lalu. Hal ini berkaitan dengan kehidupan seseorang

sebelum seseorang memasuki usia remaja/dewasa. Perlakuan orang

tua dan oraang-orang disekitar individu tersebut mempengaruhi dirinya

dalam membangun kelekatan dalam dirinya. Kejadian yang ia alami

sejak masih kecil sampai memasuki dewasa muda, akan menjadi

peristiwa yang dapat membentuk kelekatan pada diri seseorang.

Perpisahan atau kehilangan orang-orang yang disayangi juga akan

mempengaruhi pembentukan kelekatan pada diri seseorang,

b) Faktor keturunan. Gen memang belum dapat dipastikan sebagai

pembawa sifat keturunan dari kelekatan. Kelekatan dikatakan dapat

mempengaruhi pembentukan kelekatan karena cenderung anak untuk

melakukan meniru orang tuanya. Anak akan meniru hal yang mereka

lihat, tidak hanya yang dilakukan oleh orangtua tetapi oleh orang-orang

Page 125: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

113

disekitarnya. Anak melihat dan melakukan hal tersebut berulang-ulang.

Pada akhirnya anak akan meniru tidak hanya perilaku tetapi juga

disertai emosi yang sama dengan figur yang ia contoh. Otomatis ketika

beranjak remaja secara alamiah tanpa ia sadari model pembentukan

kelekatan sedikit banyak akan mirip atau mencontoh orangtuanya dulu.

Seperti karakter dan sifat yang dimunculkan saat menyikapi sebuah

hubungan.

c) Jenis kelamin. Jenis kelamin juga menjadi faktor yang membentuk

kelekatan pada diri seseorang. Feeney dan Noller menyatakan bahwa

wanita memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibanding pria. Di

dalam hubungan percintaan, tingkat kecemasan ini akan

mempengaruhi kualitas hubungan seseorang dengan pasangannya.

Sedangkan dalam hubungan orangtua ke anak, ibu memiliki tingkat

kecemasan yang lebih, dalam hal ini kecemasan diartikan sebagai

kekuatiran yang ditimbulkan dari rasa kasih sayang yang terkadang

berlebih dari seorang ibu.130

Peran ganda seorang ibu yang dimana ibu rumah tangga dan ibu

sebagai pencari nafkah semakin dibutuhkan seiring dengan kemajuan

teknologi saat ini. Selain faktor ekonomi, partisipasi ibu di lapangan kerja

juga dipengaruhi oleh faktor sosial. Ibu yang bekerja di perusahn atau

instansi, ibu yang memiliki usaha dirumah dan pekerjaan lain yang cukup

menyita waktu dan tenaga untuk berinteraksi dengan anak menjadi

berkurang. Lain halnya dengan ibu yang hanya menjadi ibu rumah tangga

yang dimana lebih memfokuskan diri untuk keluarga tentu waktu untuk

berinteraksi dengan anak cukup untuk mengembangkan kemandirian

anak.

Keputusan seorang ibu yang sudah berkeluarga untuk bekerja akan

berpengaruh terhadap keluarganya, terhadap suami, anak maupun urusan

130

Annisa Chika,”Hubungan Antara Kelekatan Orangtua Anak Terhadap Kecerdasan Moral”,(https://pshycology.binus.ac.id) diakses pada tanggal 01 agustus 2019.

Page 126: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

114

rumah tangganya. Menurut Munandar dalam penelitian Frisca Maulina131

seorang wanita yang sudah menikah dan memutuskan untuk bekerja

mempunyai dampak positif dan negative bagi keluarganya, yaitu:

a. Dampak positif

1) Ibu yang bekerja mempunyai dampak positif terhadap harga diri dan

sikap terhadap diri sendiri, mereka lebih merasakan kepuasan hidup

yang membuatnya lebih mempunyai pandangan positif terhadap

masyarakat

2) Ibu yang bekerja lebih sedikit menunjukan keluhan-keluhan fisik,

kesehatan ibu yang bekerja terpengaruh secara negatif oleh

tuntutan-tuntutan dari rumah maupun pekerjaan.

3) Ibu yang bekerja lebih sedikit menggunakan teknik disiplin yang

keras atau otoriter. Mereka lebih menunjukkan pengertian dalam

keluarganya dengan anak.

4) Umumnya ibu yang bekerja lebih merawat dan memperhatikan

penampilannya.

5) Melalui bekerja, kewaspadaan mental mereka lebih berkembang

6) Ibu yang bekerja menunjukkan lebih banyak pengertian terhadap

pekerjaan seuaminya dan masalah-masalah yang bersangkutan,

sehingga mempunyai dampak positif terhadap hubungan suami istri.

7) Ibu yang bekerja mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya

juga menunjukkan penyesuaian pribadi dan sosial yang lebih baik.

b. Dampak Negatif

1) Ibu yang bekerja tidak dapat selalu ada pada saat-saat yang penting,

dimana ia sangat dibutuhkn. Misalnya kelita anak mendadak sakit,

jatuh, kecelakaan dan lain sebagainya.

2) Tidak semua kebutuhan anggota keluarga dapat terpenuhi. Misalnya

suami yang menginginkan masakan istrinya sendiri, anak pulang

sekolah dan ingin menceritaka pengalamannya pada ibu.

131

Frisca Maulina “Tingkat Kemandirian Anak Usia Dini Ditinjau Dari Status Kerja Ibu Di Kecamatan Reban Kabupaten Batang” ( Semarang: Universitas Semarang, 2014) hal 87.

Page 127: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

115

3) Ibu yang bekerja menghabiskan waktunya di luar rumah untuk

pekerjan sehingga ibu terlalu capek dan tidak mempunyai energy

untuk bermain dengan anaknya.

Ketika ibu bekerja yang menjaga dan mengasuh anak selama ibu

bekerja tentu orang lain, bisa saja keluarga dekat seperti nenek atau pun

tenaga pengasuh bayi (babysitter). Dalam pengasuhan anak selama ibu

bekerja tentu berbeda dengan cara orang tua terutama ibu dalam

mengasuh, seperti yang ditemukan terdapat permasalahn mengenai

kemandirian anak yang disebabkan oleh pembiasaan dari engasuh dekat

seperti nenek dan tenaga pengasuh bayi tersebut, 2 permasalahan yang

sama hanya objek pengasuhan yang berbeda. Dalam pengasuhan nenek,

sifat seorang nenek yang kebanyakan terlalu menuruti keinginan cucu

dikarenakan alasan agar cucu merasa bahagia dan merasa senang,

dalam hal ini tentu tanpa nenek sadari memberikan pengasuhan yang

sifatnya memanjakan sehingga anak menjadi terbiasa akan perlakuan

tersebut, menurut Eka Wuilida dalam penellitiannya yang menyatakan

bahwa pengganti figur lekat anak ketika ibu bekerja seperti nenek tidak

menutup kemungkinan anak akan cenderung tidak mandiri jika ibu dan

nenek menerapkan pola asuh yang tepat dan sama, pola asuh yang tepat

dalam mengasuh anak ialah pola asuh demokratis yang dimana orang tua

memberikan kebebasan namun tetap dalam pengawasan, kasih sayang

dan kehangatan dalam mengasuh. Kerja saa ibu dan nenek yang

merupakan figure lekat pengganti ibu dikarenakan ibu bekerja membentuk

anak mandiri yang disebabkan adanya kesamaan dalam pola asuh.132

Lain halnya pada tenaga pengasuh (babysitter) yang dimana tenaga

pengash ini memberikan pelayanan pengasuhan dan perawatan kepada

anak untuk menggantikan peran orang tua yang sedang bekerja. Pada

dasarnya orang tua harus memperhatikan beberapa syarat untuk memilih

pengasuh untuk anak, orang tua harus memilih pengasuh bayi yang 132132 Eka W.L, Diah & Herien P “Pengaruh Pengasuhan Ibu dan Nenek Terhadap Perkembangan Kemandirian dan Kognitif Anak USia Prasekolah” Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen (Bogor: IPB, 2016) Vol 9 No 1.

Page 128: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

116

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak secara mendaar dan

mempunyai kasih sayang yang tulus kepada anak agar orang tua merasa

anaknya aman berada dalam pengasuhan babysitter. Namun

permasalahan yang terjadi dilapangan anak yang diasuh cenderung

menunjukan sikap manja, dan memerintah sehingga anak menjadi tidak

mandiri, pengasuh bayi harusnya tidak mengikuti semua keinginan anak,

dan pengasuh pun dituntut untuk memiliki pengetahuan mengenai

pertumbuhan dan perkembangan anak, hal ini dijelaskan oleh Surya133

yang menyatakan bahwa ada beberapa hal kemampuan pengasuh

seperti:

a. Seorang pengasuh haruslah memiliki pengetahuan tentang kesehatan

terutama kesehatan anak misalnya: makanan apa yang dianjurkan dan

makanan apa yang tidak dianjurkan bagi anak usai 0-4 tahun,

bagaimana pertolongan pertama ketika mengalami kecelakaan atau

sakit, bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan anak.

b. Seorang pengasuh haruslah selalu berbahasa yang santun dan jelas.

Pada usia tersebut, anak sedang melatiih keterampilan dalam

berbicara. Dan pada masa itu, untuk mengasah keterampilan anak

dalam berbicara dan menjaga kesantunnya, seorang pengasuh harus

menjaga tutur katanya.

c. Seorang pengasuh harus memiliki kecerdasan yang cukup tinggi

karena anak usia tersebut memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan

selalu ingin bereksplorasi. Sehingga dengan kompetensi yang

dimilikiny, pengasuh tersebut menstimulasi semua aspek tumbuh

kembang.

d. Pengasuh harus berprilaku santun dan sopan karena pada usia ini anak

membutuhkan figur yang bisa memberikan tauladan dalam perjalanan

pengembangan karakternya.

133

Sutan Surya, Melejitkan Multiple Intelligence Anak Sejak Dini, (Yogyakarta: Andi, 2007) hal 2

Page 129: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

117

Adapun dampak positif dan negatif pada anak yang diasuh oleh baby

sitter yaitu:134

a. Dampak positif

1. Orang tua tidak merasa panic ataupun khawatir saat bekerja karena

dirumah telah ada yang menjaga si anak

2. Anak mendapatkan pengasuhan khusus dan anak mendapatkan

perhatian lebih dari orang sekitarnya

3. Anak mempunyai teman bermain dan bercerita, walaupun baby sitter

hanya menjalankan tugasnya

4. Anak mendapatkan pengasuhan dari orang yang berpengalaman

b. Dampak negatif

1. Anak tidak dapat merasakan peran orang tua dirumah

2. Anak telah terbiasa dengan orang lain atau baby sitter dibandingkan

dengan orang tua sendiri

3. Orang tua tidak dapat mengetahui sepenuhnya mengenai

perkembangan anak

4. Pengasuhan berpengaruh dengan watak, kepribadian anak baik dan

buruknya.

Selain komunikasi orang tua dan figure orang tua dapat menghambat

pembentukan kelekatan dan kemandirian anak kepercayaan orang tua

pun turut menjadi penghambat, berdasarkan hasil temuan terdapat orang

tua yang perilakunya overprotective pada anak, perilaku overprotective

merupakan sikap orang tua yang sifat nya terlalu melindungi, selalu

beranggapan bahwa anak akan merasa kesulitan sehingga setiap anak

berinteraksi ibu selalu membantunya, dan rasa tidak percaya ibu terhadap

kemampuan anak dalam permasalahan ini dijelaskan oleh Mappiare135

menyatakan bahwa orangtua overprotective atau yang basa dikatakan

orangtua yang melindungi anak secara berlebihan merupkan cara orang

tua mendidik anak dengan terlalu melindungi, tidak memberi kesempatan 134 Hanifa hafiza “Anak Yang Diasuh Oleh Orang Lain Atau Babysitter”, https://www.kompasiana.com diakses tanggal 22 mei 2019 135 Andi Mapiare, “Psikologi remaja” (Surabaya: Usaha Nasional, 1982) hal. 37.

Page 130: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

118

kepada anak untuk mengurusi keperluan-keperluannya sendiri, membuat

rencana, menyusun alternative, mengambil keputusan sendiri serta

bertanggung jawab terhadap keputusannya.

Perilaku overprotective orang tua dapat berdampak kurang

menguntungkan bagi perkembangan anak, anak yang mendapatkan kasih

sayang secara berlebihan, terlalu dilindungi, dan dihindarkan dari macam-

macam kesulitan hidup sehari-hari maka anak akan tampak lemah hati,

jika jauh dari orangtua, menjadi penakut, mental dan kemampuannya

menjadi rapuh, sangat egois, tidak tahan terhadap bantahan dan kritik dan

tidak sanggup menghadapi frustasi hidup.136 Pendapat yang sama juga

dikemukakan oleh Yusuf bahwa perilaku overprotective orang tua dapat

mengakibatkan anak merasa tidak aman saat jauh dari orang tua, dengki,

sangat tergantung atau tidak percaya diri, suka bertengkar, sulit dalam

bergaul dan lain-lain, hal tersebut dikarenakan anak sering dibantu orang

tua dalam berbagai hal dan tidak dibiasakan mandiri.137

Inti dari perilaku overprotective yang dilakukan ibu biasanya

pandangan ibu mengenai dunia sekitarnya, ibu menganggap dunia sekitar

sebagai suatu tempat yang tidak aman sehingga membuat ibu harus

melindungi anak dan tanpa disadari saat anak hendak ingin berkembang

tertahan oleh ibu, penulis branggapan perlu adanya perubahan dalam

perilaku ibu yang terlalu overprotective dalam mendidik anak, ibu harus

mengubah pandangan ibu bahwa dunia relatif aman untuk anak

bereksplorasi, kemudia ibu turut meyakinkan anak agar anak berani untuk

bereksplorasi diluar membantunya dan mendorong anak untuk melakukan

apa yang ingin dia lakukan.

Partisipasi ibu dalam membentuk kelekatan aman dengan tujuan agar

anak memiliki perkembangan yang optimal sangat diperlukan. Anak

belajar pengetahuan, keterampilan dan hal-hal lainnya yang bertujuan

136 Kartini Kartono, “Psikologi Remaja” (bandung: Mandar Maju, 2000) hal. 71. 137

Syamsu Yusuf, “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” (Bandung: Remaja Rosdakarya,2005) hal 49

Page 131: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

119

penegembangan diri anak untuk pertama kalinya dari orang tua. Secara

khusus sikap dan perilaku orang tua terutama ibu terhadap anaknya

memiliki efek positif maupun negatif tergantung bagaimana cara orang tua

mendidik anaknya yang tentu akan memiliki dampak semasa hidup anak.

Hubungan ikatan emosional ibu dan anak yang penuh kasih sayang yang

akan terbentuk jika ibu memiliki waktu yang cukup untuk anak sehingga

akan menciptakan kemandirian pada anak.

c. Pola asuh orang tua membentuk secure attachment (kelekatan

aman) ibu dan anak

Kelekatan aman berhubungan erat dengan pola asuh, kelekatan

terbentuk didasarkan atas bagaimana orang tua mengasuh anak dirumah.

Orang tua yang memberikan suatu pembiasaan atau pelajaran yang

berdampak positif maka tanpa orang tua sadari telah membentuk

kelekatan aman. Menurut Bowlby terdapat empat tahap kelekatan, Tahap

satu (0-2 bulan) secara insting bayi menjalin kelekatan dengan manusia,

orang asing, saudara dan orang tua, tahap dua (2-7 bulan) kelekatan bayi

hanya fokus pada satu individu (pengasuh utama), tahap tiga (7-24 bulan)

kelekatan bayi khusus berkembang. Bayi secara aktif sudah bisa menjalin

kontak dengan para oengasuh, seperti ayah dan ibu secara teratur, tahap

empat (usia 24 bulan- seterusnya) anak-anak lebih menyadari perasaan,

tujuan dan rencana orang lain.138

Dalam hal ini orang tua yang berhasil dalam membentuk kelekatan

aman dapat diartikan cara pola asuh orang tua yang berdampak positif

pada perilaku anak. Hal-hal yang muncul dalam pola asuh sasumsikan

mempunyai hubungan yang erat dengan attachment (kelekatan).

Hubungan antara orang tua dan anak sangat mempengaruhi pada

perkembangan seorang anak, untuk itu orang tua perlu menerapkan pola

asuh yang sesuai untuk menumbuhkan ikatan emosional atau kelekatan,

138

Kompasiana “ Mengetahui Kelekatan dan Pengasuhan Pada Anak Usia Dini” Artikel (https://www.kompasiana.com) diakses pada tanggal 15 April 2019.

Page 132: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

120

selain itu kelekatan merupakan salah satu komponen dalam hubungan

orang tua dan anak, sementara itu pola asuh menjadi penghubung

kelekatan tersebut.

Pola asuh merupakan metode atau cara yang dipilih oleh orang tua

untuk berinteraksi dengan anaknya, dalam proses pengasuhan anak

harus memperhatikan orang-orang yang mengasuh dan cara menerapkan

larangan yang dipergunakan. Larangan terhadap pola pengasuhan anak

beraneka ragam. Tetapi pada prinsipnya cara pengasuhan anak

mengandung sifat pengajaran, pengganjaran dan pembujukan.

Menurut Syaiful Bahri yang mengatakan bahwa pola asuh orang tua

merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak

dalam berinteraksi dan berkomunikasi selama dalam pengasuhan.139 Lain

halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Hurlock ia menyatakan pola

asuh orang tua adalah suatu metode untuk mendisiplinkan anak yang

diterapkan orang tua terhadap anaknya. Metode ini meliputi dua konsep,

yaitu konsep positif dan konsep negatif. Konsep positif dijelaskan bahwa

disiplin berarti pendidikan dan bimbingan yang lebih menekankan pada

disiplin diri dan pengendalian diri, sedangkan konsep negatif dijelaskan

bahwa disiplin dalam diri berarti pengendalian dengan kekuatan dari luar

diri, hal ini merupakan suatu bentuk pengakuan melalui cara yang tidak

disukai dan menyakitkan.140

Namun temuan penelitian terdapat orang tua yang menerapkan pola

asuh otoriter, permisif dan demokratis, dalam pola asuh otoriter dampak

perilaku pada anak yang mendapatkan pola asuh otoriter seperti yang

ditemukan dilapangan ketika observasi sikap anak menunjukan adanya

rasa cemas, merasa tidak percaya diri, dan sulit untuk bergaul, kemudian

pada anak yang mendapatkan pola asuh permisif perilaku yang ditunjukan

ialah agresif, sulit mengatur emosi, cenderung egois, lain pula pada anak

139 Djamarah Syaiful Bahr ”Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi Dalam Keluarga” (Jakarta : Rineka Cipta, 2014) hal 33. 140

Elizabeth Hurlock “Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” (Jakarta: Erlangga, 1997) hal. 82.

Page 133: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

121

yang mendapatkan pola asuh demokratis yang dimana anak ini

menunjukkan sikap yang tenang, mudah bergaul, perkembangan

kemandirian yang berkembang dengan optimal sesuai usianya. dari

semua jenis pola asuh yang memiliki dampak positif terhadap

perkembangan anak ialah pola asuh demokratis, dan dari pola asuh ini

tentu akan membentuk kelekatan aman antara anak dan orang tua.

Berdasarkan hasil temuan tersebut hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Goldon yang menjelaskan jenis-jenis pola asuh yaitu:

1. pola asuh otoriter, gaya pengasuhan ini bersifat membatasi dan

menghukum. Orang tua tidak kooporatif, menerapkan aturan yang

kaku, banyak menuntut anak tanpa memberikan kesempatan anak

untuk mengutarakan pendapatnya. Gaya pengasuhan ini menempatkan

orang tua sebagai pusat dan pemegang kendali. Orang tua melakukan

control yang ketat terhadap anak.

2. pola asuh permisif, orang tua dengan pola asuh permisif bersikap

kurang peduli terhadap anaknya, kurang memberi perhatian,

melepaskan kontrol terhadap anak, dan membiarkan anak untuk

melakukan apapun sesuka hatinya tanpa ada keterlibatan dari orang

tua untuk mengarahkannya. Orang tua melakukan evaluasi dan control

terhada perilaku anak. Orang tua senantiasa mengikuti keinginan anak.

3. pola asuh demokratis, pola asuh demokratis ini merupakan pola asuh

yang dipandang paling baik, pada pola asuh ini orang tua bersifat

kooporatif dan mendorong anak untuk mandiri namun tetap

memberikan batasan dan kendali terhadap tindakan anak. Orang tua

bersifat hangat dan mengasuh, sehingga komunikasi tetap terjalin

secara dua arah, nyaman dan adil. 141

Pola asuh otoriter biasanya diterapkan dalam keluarga yang

berdisiplin tinggu. Orang tua cenderung Pola asuh otoriter biasanya

diterapkan dalam keluarga yang berdisiplin tinggi. Orang tua cenderung

141

Normasyithah Syamaun “Dampak Pola Asuh Orang Tua & Guru Terhadap Kecendrungan Perilaku Agresif Siswa” (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) hal.28

Page 134: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

122

menentukan peraturan tanpa berdiskusi dengan anak-anak mereka

terlebih dahulu. Mereka tidak mempertimbangkan harapan dan kehendak

anak. Mereka juga menggunakan hukuman sebagai penegak kedisiplinan

dan dengan mudah mengumbar kemarahan dan ketidaksenangan kepada

anak. Anak-anak dari orang tua otoriter dapat menjadi anak yang pemalu,

penuh ketakutan, menarik diri, beresiko depresi, sulit membuat keputusan

dan cenderung sulit untuk mandiri. Adapun menurut Soetjiningsih142 yang

menyatakan bahwa efek pola asuh otoriter antara lain anak akan

mengalami inkompetensi sosial, sering merasa tidak bahagia,

kemampuan dalam berkomunikasi lemah, tidak memiliki inisiatif

melakukan sesuatu, dan kemungkinan berprilaku agresif. Anak-anak dari

orang tua yang otoriter seringkali tidak bahagia, takut dan cemas ketika

membandingkan dirinya dengan orang lain, tidak memiliki inisiatif dan

memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.143

Adapun penjelasan mengenai pola asuh permisif, Gunarsa dalam

penelitian Rabiatul Adawiah mengemukakan bahwa oang tua yang

menerapkan pola asuh permisif memberikan kekuasaan penuh pada

anak, tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab, kurang kontrol

terhadap perilaku anak dan hanya berperan sebagai pemberi fasilitas,

serta kurang berkomunikasi dengan anak. Dalam pola asuh ini

perkembangan kepribadian anak menjadi tidak terarah, dan mudah

mengalami kesulitan jika harus menghadapi larangan-larangan yang ada

dilingkungannya.144

Sutari Imam Badabit menyatakan orang tua yang menerapkan pola

asuh permisif memiliki sikap kurang tegas dalam menerapkan peraturan,

anak diberi kesempatan sebebas-bebasnya untuk berbuat dan memenuhi

keinginannya. Sementara itu Hurlock turut menyatakan jika orang tua

142 C,H Soetjiningsih, “Perkembangan Anak: Sejak Pembuahan Sampai Dengan Kanak-Kanak Akhir” (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012) hal 219. 143 John W Santrock “Life- Span Development (perkembangan Masa Hidup Jilid I) (Jakarta: Erlangga, 2012) hal. 290. 144

Rabiatul Adawiah “Pola Asuh Orang Tua Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak” Jurnal (Banjarmasin: ULM 2017) Vol 7 No 1

Page 135: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

123

permisif itu dominasi pada anak, sikap longgar atau kebebasan dari orang

tua, tidak ada bimbingan dan arahan dari orang tua dan kontrol dan

perhatian orang tua sangat kurang.145

Adapun dampak yang ditimbulkan pada anak yaitu anak akan menjadi

implusif, agresif, manja, kurang mandiri, kurang percaya diri, selalu hidup

bergantung, salah bergaul, rendah diir, nakal, kontrol diri buruk, egois,

suka memaksakan keinginan, kurang bertanggung jawab, dan

antisocial.146

Pola asuh sangat berkaitan dengan kelekatan, dari tiga jenis pola

asuh yang dijelaskan diatas pola asuh yang memberikan dampak positif

bagi perkembangan anak ialah pola asuh demokratis. Ayah dan ibu yang

memahami mengenai pola asuh ini dan menerapkannya pada anak-

anaknya, tentu akan dapat mengatasi kendala-kendala dalam kemandirian

anak. Kelekatan yang ditimbulkan tentu kelekatan aman. Namun

bagaimana jika anak yang hanya memiliki ibu, seperti yang ditemukan

dilapangan, permasalahn kemandirian dan perilaku anak disebabkan

perpisahan dirinya dengan ayahnya. Faktor perceraian ibu dan ayah

memberikan dampak negatif. Ibu yang berubah dalam engasuhan

diakibatkan adanya tekanan akibat perceraian. Hal tersebut sejalan

dengan teori Srinahayanti yang mengatakan bahwa pada umumnya,

perceraian pada pasangan yang memiliki anak usia dini (0-6 tahun), hak

asuh akan diberikan kepada ibu terkecuali bila ibu memiliki riwayat

gangguan jiwa sehingga waktu yang dimiliki anak dengan ayah bisa jadi

lebih minim daripada bersama ibu, terkadang anak juga harus mengalami

penyesuaian terhadap lingkungan yang baru bila anak pindah ke rumah

dan lingkungan yang berbeda. Penelitian Juth Wallerstein dan Joan Kelly

pada 60 keluarga yang mengalami kasus perceraian di California juga

menemukan bahwa anak pra sekolah (anak usia dini) akan lebih

145 M. Thalib, “40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak”(Bandung: Irsyad Baitur Salam, 2013) hal. 7-9 146

Kustiah Sunarty, Jurnal “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan Kemandirian Anak” (Malang: Universitas Negeri Malang, 2016) Vol 2 No 3

Page 136: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

124

mengalami kesuliatan dalam menyesuaikan diri menghadapi situasi yang

baru. Pada anak usia dini, mereka memiliki kemampuan kognitif yang

terbatas sehingga ia tidak bisa memahami dan memiliki keterampilan

dalam menghadapi perubahan, akibatnya mereka akan lebih rentan

terhadap masalah emosional dan kemampuan sosial. 147

Hetherington mengungkapkan bahwa anak pada keluarga yang

bercerai beresiko tinggi mengalami masalah perkembangan psikologis,

tingkah laku, sosial dan akademik dibandingkan dengan anak di keluarga

utuh (tidak bercerai).148

Perceraian yang terjadi membawa dampak bagi anak. Howard

Friedman membuktikan bahwa perceraian dan perpisahan orang tua

memiliki pengaruh besar lebih besar terhadap masalah-masalah kejiwaan

di kemudian hari daripada pengaruh kematian orang tua. Perceraian

memberikan pengaruh yang lebih mendalam kepada anak. Anak-anak

tetap berhak mendapatkan cinta, perhatian dan dorongan dari kedua

orang tuanya pasca perceraian. Pengasuhan bersama dapat dilakukan

dengan metode co-parenting.149 Priyatna menjelaskan Co-Parenting

adalah kerjasama antar kedua belah pihak orang tua pasca berakhirnya

sebuah ikatan perkawinan. Orang tua tetap melakukan pengasuhan

bersama pasca perceraian.150

Lain halnya perpisahan yang diakibatkan meninggal dunia, dalam

temuan penelitian terdapat anak yang kehilangan figur ayah saat usia 2

tahun yang dimana belum mengerti arti kata ”meninggal dunia” membuat

anak tidak begitu mengalami gangguan mental atau trauma, sebab

dengan proses perkembangan anak ibu akan memberikan pola asuh yang

147 Srinahyanti “Pengaruh Perceraian Pada Anak Usia Dini” (Vol. 16, 2018) Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. 148 E.M Hetherington “Social Support and Adjustment of Children in Divorced and Remairried Families Childhood” (https://journals.sagepub.com) diakses pada tanggal 18 April 2019. 149 J.Gottman & D. Joan “Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak” (Jakartta: PT Gramedia Pustaka Utama,1995) hal 160. 150A. Priyatna “Focus on Children” (Jakarta: Gramedia, 2010) hal. 32.

Page 137: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

125

tepat sehingga anak yang kehilangan ayah tidak menutup kemungkinan

anak bersikap mandiri dan menjadi lebih dewasa,

Menurut Psikolog Ike R. Sugianto, Psi dari Klinik Medikids Greenville,

saat dihubungi detikhealth, mengatakan jika anak hanya tinggal bersama

ibu maka perilakunya tergantung dari pola asuh sang ibu. Menurutnya

karakter seorang anak tidak bisa ditentukan oleh salah satu faktor saja,

karena itu anak yang diasuh oleh orang tua tunggal belum tentu memiliki

perilaku yang salah atau menyimpang. Ike menuturkan hal yang paling

mempengaruhi perilaku dari anak adalah bagaimana pola asuh dari

ibunya. Jika si ibu terus menekan atau menuntut agar anak bisa

melakukan segala hal sehingga tak perlu tergantung pada laki-laki, maka

kemungkinan besar anak akan tumbuh menjadi sosok mandiri. Namun jika

ibu protektif terhadap anaknya, maka ada kemungkinan anak akan

tumbuh menjadi sosok yang manja. Pola asuh orang tua sangat berperan

dalam hal ini. Karena meskipun si anak masih memiliki orang tua yang

lengkap tapi si ayah tidak berperan dalam perkembangannya, bisa saja

anak memiliki perilaku yang menyimpang.151

Orang tua tunggal dengan pengetahuan yang baik mengenai pola

asuh anak dan menerapkan pola asuh yang tepat akan membentuk

kelekatan yang baik antara ibu dan anak. Dapat dilihat dari Aj yang

mandiri disebabkan oleh faktor pola asuh ibu, cara ibu membentuk anak

menjadi mandiri, mau bersosialisasi dengan teman-temannya, dan aktif

disekolah hingga ibu dan Aji tanpa disadari telah membentuk kelekatan

aman. Ibu tunggal yang cenderung berprilaku positif tidak menunjukkan

dampak negatif pada perkembangan sosial dan pendidikan anaknya.

Selain itu dukungan dari keluarga dan keitur sertaan untuk mengasuh dari

keluarga (nenek, kakek, paman, tante) juga termasuk dalam

meningkatkan perkembangan anak yang kehilangan figur ayah dalam

kehidupannya.

151

Detik Health “ Perilaku Anak Tanpa Ayah” Artikel (https://m.detik.com) diakses pada tanggal 08 Mei 2019.

Page 138: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

126

Bagaimana cara orang tua menentukan kelekatan dapat dilihat

bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak, memberikan suatu

pembiasaan atau pelajaran yang berdampak positif maka tanpa disadari

orang tua dan anak telah membentuk suatu kelekatan aman.

Adapun kondisi yang dapat menimbulkan kelekatan pada anak pada

seseorang dapat diuraikan sebagai beriku:

1. Pengasuh anak

Termasuk pada siapa dan bagaimana pengasuhan dilakukan. Orang

yang paling banyak mengasuh anak adalah orang yang sering

berhubungan dengan anak dengan maksud mendidik dan

membesarkan anak. Hal ini menyangkut kualitas hubungan antara

pengasuh dan anak, disamping itu pengasuhan anak harus tetap dan

berhubungan dengan anak secara berkesinambungan.

2. Komposisi keluarga

Anak mempunyai kemungkinan untuk memilih salah satu dari orang-

orang yang ada didalam keluarga sebagai figur lekatnya. Figur lekat

yang dipilih anak biasanya adalah orang dewasa. Ibu biasanya

menduduki peringkat pertama figur lekat utama anak.

Hal ini dapat dipahami karena ibu biasanya lebih banyak berinteraksi

dengan anak dan berfungsi sebagai orang yang memenuhi kebutuhannya

serta memberikan rasa nyaman, namun dalam hal ini kuantitas waktu

bukanlah faktor utama terjadinya kelekatan. Kualitas hubungan menjadi

hal yang lebih penting daripada halnya mereka berinteraksi karena

dengan mengetahui lamanya anak berinteraksi belum tentu diketahui

tentang apa yang dilakukan selama interaksi.152

Kelekatan orang tua dan anak yang aman memprediksikan perilaku

sosial yang positif, intimasi dan emosi yang sehat pada masa remajanya

kelak. Dan anak yang mempunyai kelekatan aman memperoleh nilai yang

baik dan akan terlibat aktif dalam kegiatan sekolahnya. Kelekatan orang

152 Ibid. hal 5-8.

Page 139: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

127

tua dan anak yang aman juga menentukan keberhasilan anak dalam

perkembangannya, dan dapat menjadi penentu keberhasilannya pola

asuh orang tua terhdap anak sehingga perkembangannya dapat

berkembang secara optimal. Kelekatan aman sangat membantu dalam hal

kemandirian anak, karakter anak dan aspek-aspek perkembangan anak.

Dengan adanya kelekatan aman ini dapat dipastikan anak akan tumbuh

dewasa dengan baik

Page 140: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

128

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Persepsi Orangtua Tentang Urgensi Secure Attachment

Berdasarkan hasil temuan dapat disimpulkan bahwa

a. Rendahnya pengetahuan orang tua mengenai secure attachment

(kelekatan aman), hal ini diketahui berdasarkan hasil wawancara

pada ibu mengenai persepsi ibu tentang pentingnya secure

attachment (kekelatan aman)

b. Kesadaran orang tua mengenai secure attachment (kelekatan

aman), orang tua yang memiliki pengetahuan baik mengenai

kelekatan aman tetapi tidak membentuk kelekatan tersebut.

2. Faktor Yang Menentukan Secure Attachment Orangtua

a. Kurangnya komunikasi dan peran orang tua pada anak, hal ini

ditujukan ada ibu yang memiliki pekerjaan yang dimana waktunya

cenderung sedikit untuk berinteraksi dengan anak

b. Kurangnya rasa percaya anak pada ibu

Anak yang merasa tidak percaya pada ibunya untuk selalu berada

didekatnya menghambat anak untuk dapat mandiri dan akan selalu

didampingi oleh ibu ketika dilingkungan baru,

3. Upaya Menentukan Secure Attachment

Pola asuh orang tua menentukan model kelekatan orang tua pada

anak, orang tua dengan pola asuh demokratis menunjukan kelekatan

antara orang tua dan anak ialah kelekatan aman. Pola asuh demokratis

merupakan pengasuhan dengan kasih sayang, hangat, disiplin,

memberikan kebebasan namun masih dalam pantauan dan arahan.

Pola asuh permisif menunjukan perilaku orang tua yang sifat nya

membebaskan anak tanpa adanya arahan dan larangan yang membuat

anak akan menjadi agresif dan sulit untuk diatur. Pola asuh otoriter

menunjukan perilaku orang tua yang berdisiplin tinggi, membuat aturan

Page 141: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

129

tanpa adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak, dan

menentang jika anturan tersebut diabaikan. Pola asuh ini membuat

anak akan merasa terkekang, ketika diluar anak akan menunjukan

sikap agresif, merasa cemas, dan tidak percaya diri

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kelekatan aman

orang tua terhadap anak usia dini dapat meningkatkan kemandirian

anak. Dalam hal ini kelekatan membentuk pola asuh orang tua dalam

mengembangkan kemandirian anak. Orang tua yang memahami

kelekatan aman dan pentingnya kemandirian anak akan menerapkan

dalam keseharian dengan tujuan meningkatkan kemandirian anak

tersebut. Menciptakan hubungan yang aman untuk anak dan

memberikan kepercayaan untuk anak sudah merupakan pelatihan

sederhana untuk kemandirian anak.

C. Rekomendasi

Dari hasil penelitian ini bahwa kemandirian anak dapat berkembang

secara optimal dengan adanya kelekatan aman antara orang tua dan

anak. Ada beberapa hal yang menjadi rekomendasi penulis dalam

upaya peningkatan kemandirian anak usia dini di Taman Kanak-kanak

As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi antara lain sebagai

berikut:

1. Bagi Orang tua

Orang tua harus melatih kemandirian anak sejak usia dini dengan

memberikan pelatihan sederhana saat dirumah maupun diluar

lingkungan rumah, seperti meminta anak untuk melakukan

pekerjaan ringan dirumah, memilih pakaiannya sendiri,

membereskan mainan sendiri, dan ibu memberikan kepercayaan

pada anak untuk melakukan sesuatu, bersabar menunggu saat

anak melakukan tugasnya sendiri dan memberikan pujian atas

kemampuannya.

Page 142: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

130

Saat disekolah orang tua hendaknya memberikan kepercayaan

kepada pihak sekolah terutama tenaga pendidik (guru kelas) yang

dimana guru mendidik anak dari pagi saat kegiatan belajar dimulai

hingga kegiatan belajar selesai.

Orang tua harus saling berkomunikasi mengenai perkembangan

anak kepada guru guna untuk menyingkronkan perkembangan

anak dirumah dan disekolah.

Orang tua dituntut untuk memberikan pola asuh yang baik agar

dapat membentuk kelekatan aman (secure attachment)

2. Bagi Guru

Guru harus menciptakan suasana kelas yang tidak

membosankan, guru juga harus mempunyai trik untuk

menghadapi anak yang tidak mandiri saat disekolah, guru harus

memberikan dorongan pada anak yang tidak mandiri, dan

berupaya untuk mengembangkan kemandirian anak, tentu dengan

adanya kerjasama antara guru dan orang tua.

3. Bagi Kepala Sekolah TK As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota

Jambi

Diharapkan sekolah dapat memberikan fasilitas dan mendukung

anak dalam proses belajar untuk meningkatkan kemandirian anak.

Dan memberikan informasi atau pengetahuan mengenai kelekatan

aman, pola asuh dan kemandirian anak usia dini melalui kegiatan

parenting atau pertemuan walimurid, dengan narasumber yang

berkaitan hal tersebut guna meningkatkan pengetahuan orang tua

mengenai hal tersebut agar kelak dapat menerapkan dalam

keseharian sehingga dapat mengembangkan kemandirian anak

usia dini.

4. Bagi mahasiswa PAUDI

Dapat menjadi referensi dan menambah wawasan dalam

meningkatkan kemandirian anak usia dini dengan adanya

Page 143: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

131

hubungan kelekatan antara orangtua dan anak, untuk dapat

diterapkan dalam kehidupan peneliti dan bagi pembaca.

5. Bagi para peneliti selanjutnya

Disarankan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang

sama untuk melakukan penelitian ini dengan subjek dan sekolah

yang berbeda. Agar diperoleh hasil penelitian yang lebih luas dan

bermanfaat sebagai bahan informasi bagi dunia pendidikan.

D. Penutup

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jesmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pendidikan anak usia dini sangat diperlukan untuk mengoptimalkan

perkembangan otak anak, pendidikan anak usia dini hendaknya dapat

diartikan secara luas yang mencakup seluruh proses stimulasi psikososial

dan tidak terbatas pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga

pendidikan. Stimulasi perlu diberikan kepada anak usia dini mengingat

masa usia dini merupakan golden age bagi tumbuh kembang anak.

Mandiri adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur

pikiran, perasaan dan tindakan sendii secara bebas serta berusaha sendiri

untuk mengatasi perasaan malu dan keragu-raguan. Tak terkecuali

seorang anak pada akhirnya kelak juga harus dapat tumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang mandiri agar dapat unggul dalam setiap

kompetisi. Mandiri dimulai dari lingkungan keluarga, yang berupa

pemberian kesempatan untuk menyelesaikan tugas sederhana tanpa

bantuan, kebebasan dalm mengambil keputusan, dan mengembangkan

diri sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhan.

Kemandirian anak akan berkembang dengan baik jika diberikan

kesempatan melalui berbagai latihan secara terus menerus dan bertahap.

Page 144: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

132

Latihan-latihan tersebut dapat berupa tugas-tugas tanpa memerlukan

bantuan yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan

kemampuan anak. Kemandirian memberikan dampak yang positif bagi

anak, jadi tidak ada salahnya jika diajarkan sedini mungkin yang

diseuaikan dengan tahapan perkembangan dan kemampuan anak.

Kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang

bersifat afektif antar satu orang dengan orang lainnya yang mempunyai

arti khusus. Hbungan yang dibina akan bertahan cukup lama dan

memberikan rasa aman walaupun figure lekat tidak tampa dalam

pandangan anak karena terjadi secara alamiah. Terdapat serangkaian

proses yang harus dilalui untuk membentuk kelekatan tersebut.

Proses pembentukan kelekatan harus didasarkan pada keyakinan

anak terhadap penerimaan lingkungan akan mengembangkan kelekatan

yang aman dan figur lekatnya (secureattachment) dan mengembangkan

rasa percaya pada orangtua dan lingkungan.

Dalam meningkatkan kemandirian anak, anak perlu diberikan

dorongan untuk dapat melakukan sesuatu dengan sendiri tanpa bantuan

orang lain, melatih kemandirian anak diperlukan kesabaran dan usaha

yang keras, mendidik anak untuk mandiri akan berdampak positf untuk

usia selanjutnya dan pendidikan selanjutnya.

Terdapatnya hasil penelitian ini diperoleh dari observasi yang dimana

peneliti mengamati anak kelompok usia dini 4-5 tahun, kelompok A Taman

Kanak-kanak As-salam Kecamatan Alam Barjo Kota Jambi kemudian

melakukan wawancara pada orang tua siswa yang diamati dan

wawancara pada pihak sekolah untuk mengetahui bagaimana kelekatan

aman orang tua terhadap kemandirian anak usia dini

Dengan demikian dapat dipahami dalam meningkatkan kemandirian

anak perlu adanya kelekatan antara ibu dan anak, dengan adanya ikatan

tersebut orang tua akan menciptakan pola asuh yang baik untuk

meningkatkan kemandirian anak, tidak hanya itu pengetahuan mengenai

Page 145: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

133

kemandirian dan kelekatan akan menjadi penunjang ibu untuk

meningkatkan kemandirian anak usia dini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa tesis ini msih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Harapan penulis

semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mampu

memberikan masukan bagi pembaca dalam kelekatan orang tua terhadap

kemandirian anak usia dini 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak As-salam

Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi serta membantu peneliti lain dalam

mendapatkan informasi yang berhubungan dengan tesis ini.

Jambi, November 2019

Penulis

Miari Edlin Kuswardani

MPU 1622592

Page 146: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

134

DAFTAR PUSTAKA

Adawiah Rabiatul, Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Terhadap

Pendidikan Anak, (Banjarmasin: ULM, 2017) Vol 1 No 1

A.R Baron dan Byrne D, Psikologi Sosial, Terjemahan Oleh Ratna Dewi

Djuwita, (Jakarta: Erlangga, 2009)

Aini Nurul, Problematika Anak Yang Hidup Tanpa Ayah (Malang:

Universitas Negeri Malang, 2012) Vol 2 No 1

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2015)

Artikel, Mengetahui Kelekatan dan Pengasuhan Pada Ank Usia Dini,

(https://www.kompasiana.com) diakses tanggal 15 April 2019

Asmani Mamur Jamal, Kiat Mengembangkan Bakat Anak di Sekolah

(Jogjakarta: Diva Press, 2012)

Bahr Syaiful Djamarah, Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam

Keluarga (Jakarta: Rineka Cipta, 2014)

Berk, E Laura, Infants, Children And Adolscent (Boston: Ally and Bacon,

1999)

Cenceng, Perilaku Kelekatan Pada Ank Usia Dini (Perspektif John

Bowlby), (Samarinda: Institute Agama Islam Negeri Samarinda,

2017) Vol IXX No II

Chika Annisa, Hubungan Antara Kelekatan Orang tua Anak Terhadap

Kecerdasan Moral, (https://pshycology.binus.ac.id diakses tanggal

01 Agustus 2019

Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan : Anak Tiga Tahun Pertama

(Bandung: Refika Aditama, 2010)

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orangtua

dan Guru Dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD,SMP,dan

SMA (Bandung:Rosda,2009)

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terejemahannya

(Bandung: Diponegoro,2010)

Page 147: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

135

Detik Helath, Perilaku Anak Tanpa Ayah, Artikel (https://m.detik.com)

diakses tanggal 08 Mei 2019

Dr. Patmonodewo Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2009)

Ervika-Eka, Kelekatan (Attachment) Pada Anak, Jurnal (Medan:

Universitas Sumatra Utara, 2015) Vol 1 No 7

E syaodih, Peranan Bimbingan Guru, Pengasuhan Orang Tua dan

Interaksi Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Perilaku Sosial

Anak TK, (Bandung: PPS-IKIP, 2009)

Faisal Sanafiah, Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar Dan Aplikasi (Malang:

Yayasan Asah Asih, 2011)

Fauzul Muthmainah, Pengaruh Secure Attachment Terhadap Kemandirian

Anak Usia Dini di RA Muslimat Nu 1 Beliung Poncokusumo Malang,

(Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,

2016) Vol 1 No 1

Gottman, J dan D. Joan, Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak,

(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009)

Habibi, M, Bimbingan Bagi Orang Tua Dalam Pencapaian Pola Asuh

Untuk Meningkatkan Kematangan Sosial Anak, (Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia, 2012) Vol 1 No 1

Hafiza Hanifa, Anak Yang Diasuh Oleh Orang Lain Atau Babysitter,

(https://www.kompasiana.com) diakses tanggal 22 Mei 2019

Hani Nurhayati, Hubungan Kelekatan (Secure Attachment) anak pada

Orang Tua Dengan Kemandirian Anak Kelompok B TK PKK 3

dodogan Jatimulyo Dlingo Bantul (Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta,2015) Vol 1 No 1

Hasan Alwi,dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka,

2009)

Helmi A.F, Kelekatan (Attachment) Pada Anak. Jurnal(Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada) Vol. 17, No 1

Hendri Mulyana Edi, Kemampuan Anak Usia IDni Mengelola Emosi Diri

Pada Kelompo B Di TK Pertiwi DWP Kecamatan tawang Kota

Page 148: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

136

Tasikmalaya (Tasikmalaya: Universitas UPI Tasikmalata, 2017) Vol

1 No2

Hendrick Joanne, The Whole Child (New Jesey: Marril Prentice Hall, 2009)

Hetherington, E M, Social Support And Adjustment Of Children In

Divorced and Remairried Families Childhood,

(https://journals.sagepub.com) diakses tanggal 18 April 2019

Hj. Komala, Mengenal dan Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini

Melalui Pola Asuh Orang Tua dan Guru, Jurnal Vol 1 No 1

Hurlock B Elizabeth, Perkembangan Anak, Jilid 1, Terjemahan Meitasari

Tjandra, (Jakarta: Erlangga, 2012)

Hurlock Elizabeth, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan (Jakarta: Erlangga, 2011)

Iswidharmanjaya Derry, Bila Anak Usia Dini Bersekolag, ( Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2013)

Kartono Kartini, Psikologi remaja (Bandung: Mandar Maju, 2013)

Kountur Roni, Metode Penelitian Untuk Pembentukan Karakter Anak,

(Aceh: Jabal Ghafur Sigli Aceh, 2018) Vol 1 No 1

Latif Muktar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah: Panduan

Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan,

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2010)

Lia Suci, Kelekatan Orangtua Untuk Pembentukan Karakter, (Aceh:

Universitas Jabal Ghafur Sigli Aceh, 2018) Vol 1 No 1

Maentiningsih Desiani, Hubungan Antara Secure Attachment Dengan

Motivasi Berprestasi Pada Remaja, Jurnal (Jakarta:Universitas

Gunadharma,2009) Vol 1 no 3

Maimunah Hassan, Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Dive Press,

2010)

Mapiara Andi, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional, 2009)

Masher Riana, M.Si, P.Si, Emosi Anak Usia Dini Dan Strategi

Pengembangannya, (Jakarta: Kencana 2011)

Page 149: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

137

Maulina Frisca, Tingkat Kemandirian Anak Usia Dini Ditinjau Dari Status

Kerja Ibu Di Kecamatan Reban Kabupaten Batang, (Semarang:

Universitas Semarang, 2014) Vol 1 No 1

Meleong J.Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2012)

Mussen P,H, Perkembangan Dan Kepribadian Anak (Jakarta: Arcan,

2013)

Nazir Muhammad, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2011)

Nugraha Ali, dkk, Program Pelibatan Orang Tua dan Masyarakat,

Jurnal(Jakarta: Universitas Terbuka, 2011) Vol 2, No 2

Nugrohowati L Dwi, Hubungan Antara Kelekatan Yang Aman Dan

Keterbukaan Diri Dengan Penyesuaian Sosial Pada Mahasiswa

Angkatan 2015 Psikologis UNS, Jurnal (Surakarta: Universitas

Sebelas Maret, 2016) Vol 1 No1

Permendikbud RI No. 146 Tahun 2014, Tentang Kurikulum 2013

Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta, 2014)

Priyatna, A, Focus on Children, (Jakarta: Gramedia, 2010)

Puryanti imul, Hubungan Kelekatan Anak Pada Ibu Dengan Kemandirian

di Sekolah, Jurnal (Semarang: UIN Semarang, 2012) Vol 1 No 2

Rahayu, Kemandirian Anak Prasekolah, (Malang: UIN Maulana Malik

Ibrahim, 2013) Vol 1 No 3

Rahmania Tia, Sentra Tumbuh Kembang Anak, (http://www.kancilku.com)

Diakses tanggal 15 April 2019

Sabari Yamin, Panduan PAUD, Pendidikan Anak Usia Dini (Jambi:

Referensi, 2013)

Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2012)

Santrock J.W, Live Span Development, Terjemahan Oleh Ahmad Chasairi

dan Juda Damanik, (Jakarta: Erlangga, 2012)

Page 150: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

138

Santrock J.W, Perkembangan Anak. Eds 11 (Jakarta: Salemba Humanika,

2011)

Santrock J, W, Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup Jilid

I) (Jakarta: Erlangga, 2012)

Shaffer David, R, Social And Personalitiy Develoopment, (USA:Thomson,

2009)

Sioetjiningsih S,H, Perkembangan Anak: Sejak Pembuahan Sampai

Dengan Kanak-Kanak Akhir, ( Jakarta: Prenada Media Grup, 2012)

Siregar S, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2013)

Soegeng Santoso, Dasar-dasar Pendidikan TK, (Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2012)

Soegeng Santoso, Dasar-dasar Pendidikan TK, (Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2012)

Srinahayanti, Pengaruh Perceraian Pada Anak Usia Dini, (Jurnal Keluarga

Sehat Sejahtera, 2018) Vol 16

S.R.R Pudjiati dan Alzena Masykouri, Mengasah Kecerdasan di Usia 0-2

Tahun (Jakarta: Dirjen PAUDNI, 2011)

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010)

Sujiono Yuliani Nurani, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak

(Jakarta: PT ndeks, 2010)

Sunyoto Dadang, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, (Yogyakarta: CAPS,

2011)

Sunarty Kustiah, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Kemandirian Anak,

(Malang: Universitas Negeri Malang, 2016)

Surya Sutan, Melejitkan Multiple Intelligence Anak Sejak Dini (Yogyakarta:

Andi, 2010)

Susanto Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam

Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Kencana, 2011)

Suwaid Muhammad Nur Abduh Hafizh, Prophetic Parenting Cara Nabi

SAW Mendidik Anak, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2009)

Page 151: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

139

Syamaun Normansya, Dampak Pola Asuh Orang Tua dan Guru Terhadap

Kecendrungan Perilaku Agresif Siswa, (Jakarta: Ar-Ruzz Media,

2012)

Tassoni Penny, Diploma Child And Education (Oxford: Heinemann

educational ublisher, 2009)

Thalib M, 40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak (Bandug:Irsyad

Baitur Salam, 2013)

Wiyani Novan Ardy dan Barnawi, Pendidikan Agama Islam: Berbasis

Pendidikan Karakter, (Bandung: Rosda, 2013)

W.L Eka dkk, Pengaruh Pengasuhan Ibu dan Nenek Terhadap

Perkembangan Kemandirian dan Kognitif Anak Usia Prasekolah,

(Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2016)

Wuryantari Tina, Hubungan Antara Attachment Objek Pengganti Dengan

Tempramen Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Lingkungan Sikunir

Kelurahan Bargaslor Kecamatan Bargas, (Semarang: Universitas

Negeri Semarang, 2015) Vol 2 No 1

Yamin, M dan Sanan J, S, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

(Jakarta: Gaperindo, 2012)

Yusuf, S, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: PT

Remaja, 2009)

Page 152: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

140

LAMPIRAN

Page 153: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

141

Wawancara Dengan Kepala TK As-salam Di Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi

Page 154: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

142

Wawancara Dengan Wali Murid Kelompok TK A Di

Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi

Page 155: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

143

Wawancara Dengan Guru Kelas Kelompok TK A Di

Taman Kanak-Kanak As-salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi

Page 156: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

144

Observasi Di Lingkungan TK As-salam Kecamatan Alam Barajo

Kota Jambi

Page 157: SECURE ATTACHMENT ORANG TUA TERHADAP KEMANDIRIAN …

145

CURRICULUM VITAE

Informasi Diri

Miari Edlin Kuswardani dilahirkan di Kabupaten

Kerinci pada 14 Januari 1994. Putri dari H. Edy

Kusnadi S.E dan Hj. Lidarnita S.Pd, Suami Miari Edlin Kuswardani adalah

Alex Syaputra S.T dengan 1 orang putri, yaitu Alesha Zareen Hadid.

Riwayat Pendidikan

Memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Baiturrahim Jambi pada tahun 2015, ijazah Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) diperolehnya pada tahun 2011, Sekolah Menengah Pertama (SMP)

pada tahun 2008, dan memperoleh ijazah Sekolah Dasar (SD) pada tahun

2005.

Pengalaman Kerja

Pengalaman Kerja, yaitu sebagai Kepala Kelompok Bermain di PAUD As-

salam Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi pada tahun 2017- sekarang.