hadits berbakti kepada kedua orang tua

27
Berbakti Kepada Orang Tua ﻳﻦ# ﺑﺮاﻟﻮا13.50.013 R. Gesit Prasasti Alam ( ياسمابو) SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH DIROSAT ISLAMIYAH AL HIKMAH Juni 2014 / Sya'ban 1435 H

Upload: r-gesit-prasasti-alam

Post on 10-Jun-2015

13.941 views

Category:

Lifestyle


5 download

DESCRIPTION

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban mutlak dan mempunyai kedudukan amal yang lebih tinggi dibandingkan dengan amal lainnya berkaitan dengan hubungan manusia dengan sesamanya.

TRANSCRIPT

Page 1: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Berbakti Kepada Orang Tua

برالوا#ين

13.50.013 ❊ R. Gesit Prasasti Alam (ابو ياسمني)

SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH DIROSAT ISLAMIYAH

AL HIKMAH

Juni 2014 / Sya'ban 1435 H

Page 2: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

يه حسنا نسان بوال ينا ال قال ا: تعا7 : ووص

“ Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya”

(Al Ankabut:8)

2 Of 27

Page 3: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

DAFTAR ISIPendahuluan...........................................................................................................................4

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA...................................................................5A. Makna Berbakti kepada Kedua Orang Tua...................................................................5B. Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orang Tua............................................................5C. Mendahulukan Ibu........................................................................................................9D. Durhaka kepada Kedua Orang Tua.............................................................................11 D.1 Hukuman bagi orang yang durhaka kepada orang tuanya...................................21 D.2 sebab-sebab anak durhaka dan cara mengatasinya..............................................22E. Hikmah Berbakti Kepada Orang Tua..........................................................................24F. Do’a Kepada Kedua Orang Tua..................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................27

3 Of 27

Page 4: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Pendahuluan

Manusia diciptakan saling keterkaitan satu dengan lainnya. Dalam artian, manusia

membutuhkan manusia lainnya untuk menjalani hidupnya. baik dalam hal yang bersifat kecil

dan terlebih dalam hal yang begitu penting.

Namun tidak ada orang yang paling berjasa dalam hidup kita selain orang tua kita

sendiri. Mereka memberikan kasih sayang yang sungguh luar biasa kepada kita sejak kita

lahir hingga kapan pun mereka akan tetap memberikan kasih sayangnya kepada kita.

Tanpa sedikit pun mengeluh mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran,

memberi makan kita dengan penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta, dan banyak

lagi jasa-jasa orang tua yang tidak akan pernah akan terbalas.

Lalu apa yang akan kita lakukan untuk membalas semua kebaikannya?

Allah memerintahkan kita sebagai orang muslim untuk berbakti kepada mereka.

Sebagaimana firman-Nya ;

( يه حسنا (العنكبوت : نسان بوال ينا ال 8قال ا: تعا7 : ووص

“ Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya” (Al

Ankabut:8).

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban mutlak dan mempunyai kedudukan

amal yang lebih tinggi dibandingkan dengan amal lainnya berkaitan dengan hubungan

manusia dengan sesamanya.

Perintah berbakti kepada orang tua dalam al-Quran selalu disandingkan dengan

perintah untuk taat kepada Allah, mengingat betapa keutamaan dan kedudukan mereka

dihadapan anak-anaknya, dan ditekankannya perintah tersebut agar diperhatikan oleh

manusia. Kedudukan mereka yang begitu agung dan besarnya jasa mereka demi anak-anak,

menjadikan Allah membuat suatu ketentuan mutlak bahwa anak yang tidak berbakti atau

durhaka kepada mereka, akan dijatuhi hukuman dosa paling besar setelah syirik. Dan

hukuman ini tidak akan ditangguhkan menunggu saatnya hari kiamat, bahkan ketika di dunia

ini hukuman tersebut bias diberlakukan.

4 Of 27

Page 5: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Perbuatan berbakti atau durhaka akan membuahkan hasil masing-masing, yang sangat

berdampak bagi pelakunya dalam kehidupannya sehari-hari, bahkan sampai di akhirat kelak

dampak perbuatan tersebut akandirasakan oleh pelakunya. Anak yang berbakti kepada kedua

orang tuanya akan merasakan berbagai keuntungan, kebaikan dan keselamatan selama di

dunia ini, sehingga dikatakan bahwa keberhasilan hidup seseorang tergantung bagaimana

bentuk baktinya kepada orang tua mereka, sebaliknya, kehancuran hidupnya mencerminkan

bagaimana perlakuan buruknya terhadap orang tua, sehingga berbagai kesulitan,

ketidaktenangan, bahkan kesengsaraan selalumewarnai kehidupannya karena tindakan yang

selalu menentang, menyakiti, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah

untuk dilakukan kepada orang tuanya.

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

A. Makna Berbakti kepada Kedua Orang Tua.

Makna berbakti kepada kedua orang tua yakni berusaha membalas semua yang telah

diberikan kedua orang tua kita, meskipun semua kebaikan mereka tidak akan pernah bisa

terbalas oleh seorang anak. Oleh karena itu kita harus berusaha sebisa mungkin membuat

orang tua kita bangga membuat mereka bahagia.

Tanpa sedikit pun mengeluh mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran,

memberi makan kita dengan penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta, dan tentu

saja masih banyak lagi jasa-jasa orang tua yang tidak akan pernah akan terbalas.

Selain itu sebagai anak kita harus mentaati semua yang diperintahkan oleh kedua orang tua

kita namun dalam batasan tidak keluar dari aturan-aturan Allah SWT. dan Rasul-Nya.

B. Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orang Tua.

Rasulullah SAW. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan ‘Abdullah bin Mas’ud.

الة علئ وقتها قلت عم) اي قال قال الص) مسعود ر قال سالت اج)ب) ص اي العمل احب ال)ئ اب) قن قبد اب)هاد ف سبيل اب) ين قلت عم) اي قال ال Sبر الوا

5 Of 27

Page 6: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

“ Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Mas’ud ra. Bahwa ia berkata : Aku pernah bertanya

kepada Nabi SAW. ‘perbuatan apa yang paling disukai Allah?’ Nabi menjawab : ‘Shalat

pada awal waktu.’ Kemudian apa lagi? Nabi menjawab : ‘Berbakti kepada orang tua.’

Kemudian apa lagi?’ Nabi menjawab : ‘Jihad di jalan Allah.’ “

Dan dalam keterangan lain,

Amr Radhiyallahu Anhuma berkata, “Seseorang datang meminta izin untuk berjihad

brsama Nabi SAW. Nabi bersabda, ‘Apakah orang tuamu masih hidup?’ ia menjawab ‘ya’

Nabi bersabda “Berjihadlah dengan izin kedua orang tuamu”. (Dikeluarkan dalam kitab

Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).

Lihatlah bagaimana berbuat baik dan memberikan pelayanan kepada orang tua lebih

diutamakan ketimbang jihad?

Rasullullah SAW. bersabda, Maukah aku beritahu kalian tentang dosa yang paling

besar? “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua.” Lanjutan hadits ini adalah :

Asalnya Rasulullah bersandar lalu tegak duduk dan bersabda, “ ketahuilah, dan ucapan dusta

serta sumpah palsu“ beliau terus-menerus mengucapkan kata itu hingga kami ( para sahabat )

berkata, ”seandainya saja beliau diam“.

Keterangan di atas menunjukan bahwasanya termasuk dosa besar apabila seorang anak

mendurhakai orang tua, baik itu menyakiti hati mereka, mengucapkan kata-kata yantg tak

pantas kepada mereka ataupun tidak menghormati mereka sebagai orang yang telah

melahirkan, mengurus, membimbing hingga kelak kasih dan sayang mereka tak akan pernah

hilang atau pun berkurang kepada kita.

Dalam bab hadits mengenai dikabulkannya doa orang yang berbuat baik kepada

orangtua

إجابة دخء من بر واSيه

ي نافع قن ابن قمر ر[ اب) خبعنا إسماقيل نن إبراهيم بن ققبة قال أ k مريم حد)

عنا سعيد نن أ حد)

قنهما

6 Of 27

Page 7: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

خذهم المطر فمالوا إل لر ف البل عليه وسل)م قال بينما ثالثة غفر فتماشون أ صل) اب) قن رسول اب)

قماال عملتموها ب)طبقت عليهم فقال نعضهم كعض اغظروا أ

ت ل فم لرهم صخرة من البل فأ فانط)

ان شيخان كبيان و� صبية صغار كنت Sهم) إن)ه كن ل واحدهم الل)

بها لعل)ه ففرجها فقال أ صالة فادعوا اب)

(kييت حجر فما أ سقيهما قبل وSي و�ن)ه ناء k الش)

ي) أ Sت بوا

رع عليهم فإذا رحت عليهم فحلبت بدأ

أ

وقظهمان أكره أ

حلب فجئت بالالب فقمت عند رءوسهما أ

مسيت فوجديهما قد ناما فحلبت كما كنت أ

أ

نهم حk) طلعk ودأ

بية فتضاغون عند قدم) فلم يزل ذلك دأ بية قبلهما والص بالص

بدأن أكره أ

من نومهما وأ

(kلهم فرجة ح ماء ففرج اب) k فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج جا فرجة نرى منها الس)الفجر فإن كنت يعلم أ

شد ما يب الرجال النساء فطلبت إ£هاحبها كأ

هم) إن)ه كنت ل اننة قم¦ أ

ماء وقال اك)اk الل) يرون منها الس)

ا قعدت بي رجليها قالت يا بت حk) آييها بمائة دينار فسعيت حk) جعت مائة دينار فلقيتها بها فلم)غفسها فأ

k قد فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج وال يفتح الايم فقمت قنها الل)هم) فإن كنت يعلم أ ات)ق اب) قبد اب)

عطن حقا ق² قمله قال أ رز¦ فلم)

جيا بفرق أ

جرت أ

هم) إk كنت استأ

جا منها ففرج لهم فرجة وقال اآلخر الل) وال زرعه حk) جعت منه نقرا وراقيها فجاءk فقال ات)ق اب)

زل أ

¶ه ورغب قنه فلم أ ه فت فعرضت عليه حق)

بكهزأ k فقلت إk ال أ

وال يهزأ عطن حق فقلت اذهب إل ذلك اكقر وراقيها فقال ات)ق اب)

يظلمن وأ

k فعلت ذلك ابتغاء وجهك فافرج ما بق ففرجخذه فاغطلق بها فإن كنت يعلم أ

فخذ ذلك اكقر وراقيها فأ

قنهم اب)

Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu Maryam telah menceritakan kepada kami

Isma’il bin Ibrahim bin ‘Uqbah dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Nafi’ dari Ibnu

Umar radliallohu ‘anhuma dari Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:

“Suatu ketika tiga orang laki-laki sedang berjalan, tiba-tiba hujan turun hingga mereka

7 Of 27

Page 8: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

berlindung ke dalam suatu gua yang terdapat di gunung. Tanpa diduga sebelumnya, ada

sebongkah batu besar jatuh menutup mulut goa dan mengurung mereka di dalamnya.

Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada temannya yang lain; ‘lngat-ingatlah amal

shalih yang pernah kalian lakukan hanya karena mengharap ridla Alloh semata. Setelah itu,

berdoa dan memohonlah pertolongan kepada Alloh dengan perantaraan amal shalih tersebut,

mudah-mudahan Alloh akan menghilangkan kesulitan kalian. Kemudian salah seorang dari

mereka berkata; ‘Ya Alloh ya Tuhanku, dulu saya mempunyai dua orang tua yang sudah

lanjut usia. Selain itu, saya juga mempunyai seorang istri dan beberapa orang anak yang

masih kecil. Saya menghidupi mereka dengan menggembalakan ternak. Apabila pulang dari

menggembala, saya pun segera memerah susu dan saya dahulukan untuk kedua orang tua

saya. Lalu saya berikan air susu tersebut kepada kedua orang tua saya sebelum saya berikan

kepada anak-anak saya. Pada suatu ketika, tempat penggembalaan saya jauh, hingga saya baru

pulang pada sore hari. Ternyata saya dapati kedua orang tua saya sedang tertidur pulas. Lalu,

seperti biasa, saya segera memerah susu. Saya berdiri di dekat keduanya karena tidak mau

membangunkan dari tidur mereka. Akan tetapi, saya juga tidak ingin memberikan air susu

tersebut kepada anak-anak saya sebelum diminum oleh kedua orang tua saya, meskipun

mereka, anak-anak saya, telah berkerumun di telapak kaki saya untuk meminta minum karena

rasa lapar yang sangat. Keadaan tersebut saya dan anak-anak saya jalankan dengan sepenuh

hati hingga terbit fajar. Ya Alloh, jika Engkau tahu bahwa saya melakukan perbuatan tersebut

hanya untuk mengharap ridla-Mu, maka bukakanlah celah untuk kami hingga kami dapat

melihat langit! ‘ Akhirnya Alloh membuka celah lubang gua tersebut, hingga mereka dapat

melihat langit. Orang yang kedua dari mereka berdiri sambil berkata; ‘Ya Alloh, dulu saya

mempunyai seorang sepupu perempuan (anak perempuan paman) yang saya cintai

sebagaimana cintanya kaum laki-laki yang menggebu-gebu terhadap wanita. Pada suatu

ketika saya pernah mengajaknya untuk berbuat mesum, tetapi ia menolak hingga saya dapat

memberinya uang seratus dinar. Setelah bersusah payah mengumpulkan uang seratus dinar,

akhirnya saya pun mampu memberikan uang tersebut kepadanya. Ketika saya berada diantara

kedua pahanya (telah siap untuk menggaulinya), tiba-tiba ia berkata; ‘Hai hamba Alloh,

takutlah kepada Alloh dan janganlah kamu membuka cincin (menggauliku) kecuali setelah

menjadi hakmu.’ Lalu saya bangkit dan meninggalkannya. Ya Alloh, sesungguhnya Engkau

pun tahu bahwa saya melakukan hal itu hanya untuk mengharapkan ridhla-Mu. Oleh karena

itu, bukakanlah suatu celah lubang untuk kami! ‘ Akhirnya Alloh membukakan sedikit celah

8 Of 27

Page 9: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

lubang lagi untuk mereka bertiga. Seorang lagi berdiri dan berkata; ‘Ya Alloh ya Tuhanku,

dulu saya pernah menyuruh seseorang untuk mengerjakan sawah saya dengan cara bagi hasil.

Ketika ia telah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun berkata; ‘Berikanlah hak saya kepada

saya! ‘ Namun saya tidak dapat memberikan kepadanya haknya tersebut hingga ia merasa

sangat jengkel. Setelah itu, saya pun menanami sawah saya sendiri hingga hasilnya dapat saya

kumpulkan untuk membeli beberapa ekor sapi dan menggaji beberapa penggembalanya.

Selang berapa lama kemudian, orang yang haknya dahulu tidak saya berikan datang kepada

saya dan berkata; ‘Takutlah kamu kepada Alloh dan janganlah berbuat zhalim terhadap hak

orang lain! ‘ Lalu saya berkata kepada orang tersebut; ‘Pergilah ke beberapa ekor sapi beserta

para penggembalanya itu dan ambillah semuanya untukmu! ‘ Orang tersebut menjawab;

‘Takutlah kepada Alloh dan janganlah kamu mengolok-olok saya! ‘ Kemudian saya katakan

lagi kepadanya; ‘Sungguh saya tidak bermaksud mengolok-olokmu. Oleh karena itu, ambillah

semua sapi itu beserta para pengggembalanya untukmu! ‘ Akhirnya orang tersebut

memahaminya dan membawa pergi semua sapi itu. Ya Alloh, sesungguhnya Engkau telah

mengetahui bahwa apa yang telah saya lakukan dahulu adalah hanya untuk mencari ridla-Mu.

Oleh karena itu, bukalah bagian pintu goa yang belum terbuka! ‘ Akhirnya Alloh pun

membukakan sisanya untuk mereka.”

C. Mendahulukan Ibu.

Dalam kedua kitab shahih diriwayatkan :

جاء رجل ال رسول اهللا ص فقال }يا رسول اهللا من احق اجاس بسن الصحبه ؟ قال: )امك( ثم من؟ قال: )ثم

امك( قال: ثم من ؟ قال: )ثم امك( قال: ثم من؟ قال )ثم ابوك{( رواه اكخاري

“Seseorang datang kepada Rasulullah SAW. dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah

yang berhak mendapat perlakuan baik ? Rasulullah SAW. menjawab, “ ibumu.” Ia bertanya,

kemudian siapa lagi ? beliau menjawab “ ibumu “. Kemudian siapa lagi ? beliau menjawab

“ ibumu”. Ia menjawab lagi kemudian Rasulullah menjawab, “ ayahmu ”. HR. al-Bukhariy.

Takhrij Hadits.

Selain Imam al-Bukhoriy yang meriwayatkan hadits diatas ,Imam Ahmad, Imam

9 Of 27

Page 10: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Muslim, Imam Abu Daud, Imam at-Tirmidzi, dan Imam Ibnu majah pun meriwayatkan juga.

Matan diatas adalah yang dicatat oleh Imam al-Bukhariy dalam kitab adab, Babul Birri wa

Shilah dengan sanad sebagai berikut; Kata beliau, telah menceritakan kepada kami Quttaybah

bin Said, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari ‘Umarah bin al-Qa’qa, bin Syubrumah,

dari Abi Zur’ah, Dari Abu Hurayrah r.a. Imam Muslim meriwayatkan hadits ini melalui sanad

yang sama, dengan matan yang berbeda namun sema’na.

Imam Abu Daud dan at-Tirmidzi juga meriwatkan hadits yang semakna. Diterima dari

Bahiz bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya yaitu Mu’awiyyah bin Haydah. Ia bertanya

kepada Rasulullah Saw,

...من ابر؟ قال امك، ثم امك، ثم امك، ثم اباك، ثم االقرب فاالقرب

“Kepada siapa saya harus berbuat baik?” Jawab Rasulullah Saw, “Ibumu, kemudian ibumu,

kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian keluarga paling dekat kemudian keluarga

yang dekat...”

Melihat susunan sanad yang dilalui Imam Abu daud dan Imam at-Tirmidzi, Imam Ibnu

Hajar al-‘Asqalani juga memperkirakan bahwa seorang yang bertanya kepada Rasulullah

Saw. yang dimaksud oleh Abu Hurayrah itu adalah Mu’awiyyah bin Haydah.

Rasulullah SAW. mengulangi kewajiban berbakti kepada ibu hingga tiga kali

sedangkan kepada ayah hanya satu kali. Hal itu disebabkan derita seorang ibu lebih besar dari

pada ayah dan kasih sayang yang diberikannyua juga lebih besar daripada ayah. Belum lagi

jika dibandingkan dengan beratnya mengandung, kontraksi, melahirkan, berjaga malam dan

masih banyak lagi.

Jadi, dari keterangan diatas bahwasanya seorang anak dianjurkan lebih mengutamakan

seorang ibu ketimbang ayah, yang dilihat dari pengorbanan seorang ibu lebih besar dari

pengaorbanan seorang ayah.

التة تت اقدام اال مهات

“ Surga terletak dibawah telapak kaki para ibu “

10 Of 27

Page 11: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

D. Durhaka kepada Kedua Orang Tua.

Bakti (dalam bahasa arab disebut birrun) adalah kata yang mencakup kebaikan dunia

dan akhirat. Berbakti kepada kedua orang adalah berbuat baik kepada mereka memenuhi hak-

hak mereka dan menaati mereka dalam hal-hal yang mubah, bukan hal-hal yang wajib atau

maksiat.

Adapun lawan kata bakti adalah durhaka. Durhaka kepada orang tua adalah berbuat

buruk kepada mereka dan menyia-nyiakan hak mereka. Secara bahasa, kata al -‘uquuq

(durhaka) berasal dari kata al-‘aqqu yang berarti al-qath’u (memutus, merobek, memotong,

membelah). Adapun menurut syara’ adalah setiap perbuatan atau ucapan anak yang menyakiti

kedua orang tuanya. Diantara bentuk durhaka adalah :

1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (ucapan) ataupun

perbuatan yang membuat orang tua sedih dan sakit hati.

2. Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.

3. Membentak atau menghardik orang tua.

4. Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih mementingkan yang lain dari pada

mengurusi orang tuanya padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya

memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh perhitungan.

5. Merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan lain-lain.

6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan.

Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua

atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu” melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya

sendiri maka tidak mengapa dan karena itu anak harus berterima kasih.

7. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik

orang tua.

8. Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada sebagian orang

dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti kemauan istrinya. Na’udzubillah.

9. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan keberadaan orang

tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya meningkat. Tidak diragukan lagi,

sikap semacam ini adalah sikap yang amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang

11 Of 27

Page 12: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

keji dan nista.

Allah SWT. berfirman :

ين إحسانا Sيعبدوا إآل إي)اه وبالوا ال).… وق² ربك أ

“ Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan

hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak mu dengan sebaik-baiknya…

ف¦)هما أ و كهما فال يقل ل

حدهما أ

ا فبلغن) عندك الكب أ …إم)

…Jika salah seseorang diantara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan

“ AH “….

Artinya, janganlah berkata-kata kasar kasar kepada keduanya jika mereka telah tua dan

berumur. Selain itu wajib bagimu untuk memberikan pengabdian kepada mereka sebagaimana

mereka berdua memberikan pengabdian padamu. Keutamaan biasanya lebih dimiliki yang

pertama, bagaimana mungkin kedua pengabdian itu bisa disamakan? Kedua orang tuamu

menahan segala derita mengharapkan agar kamu bisa hidup. Sedangkan jika kamu menahan

derita karena keduanya, kamu mengharapkan kematiannya. Allah melanjutkan firmannya,

)هما قوال كريما. )اال ساء : … 23والينهرهما وقل ل )

“…dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (al-Isra’ : 23)

24ر)ب ارحهما كما رب)ياk صغيا. [ اال ساء : ]

“Ya Allah limpahkanlah rahmatmu kepada ibu bapakku sebagaimana mereka mengurus

ketika aku masih kecil “.

Allah Ta’ala berfirman,

..... يك إل) المصيSن اشكر ل ولوا

أ

“Agar kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, dan kepada-Ku lah

12 Of 27

Page 13: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

kembalimu”. ( Luqman : 14 ).

Ada tiga ayat yang diturunkan dan dikaitkan dengan tiga hal, tidak dterima salah-

satunya jika tidak dengan yang dikaitkannya :

1. Firman Allah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Maka barangsiapa taat

kepada Allah namun tidak taat kepada Rasul, ketaatannya tidak diterima“.

2. Firman Allah, “Dan dirikanlah shalat serta tunaikan zakat”. maka barangsiapa yang

melakukan shalat namun tidak mengeluarkan zakat maka tidaklah diterima.

3. Firman Allah, “Agar kamu bersyukur kepadaku dan kepada kedua orang tua mu“.

Barang siapa yang bersyukur kepadaku namun tidak bersyukur kepada ibu bapak tentu

saja itu akan sia-sia.

Dalam hadits lain mengenai bab Jangan seseorang mencela kedua orangtuanya

ال يسب الرجل واSيه

بن قمرو ر[ نيه قن حيد بن قبد الر)حن قن قبد اب)عنا إبراهيم نن سعد قن أ حد نن يونس حد)

عنا أ حد)

قنهما قال اب)

و¶يف يلعن يه قيل يا رسول اب) Sن يلعن الر)جل واكب الكبائر أ

عليه وسل)م إن) من أ صل) اب) قال رسول اب)

ه م)باه ويسب أ

با الر)جل فيسب أ

يه قال يسب الر)جل أ Sالر)جل وا

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus telah menceritakan kepada kami Ibrahim

bin Sa’d dari Ayahnya dari Humaid bin Abdurrahman dari Abdulloh bin ‘Amru radliallohu

‘anhuma dia berkata; Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya

termasuk dari dosa besar adalah seseorang melaknat kedua orang tuanya sendiri, ” beliau

ditanya; “Kenapa hal itu bisa terjadi wahai Rasululloh?” beliau menjawab: “Seseorang

mencela (melaknat) ayah orang lain, kemudian orang tersebut membalas mencela ayah dan

ibu orang yang pertama.”

Begitu pula dalam hadits lain mengenai Durhaka kepada Orang tua merupakan

diantaranya dosa besar

13 Of 27

Page 14: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

عقوق الواSين من الكبائر

Riwayat #1

عنا شيبان قن منصور قن المسي)ب قن ور)اد قن المغية بن شعبة عنا سعد نن حفص حد) حد)

د اكنات و¶ره لكمهات ومنعا وهات ووأ م)

م عليكم ققوق األ حر) عليه وسل)م قال إن) اب) قن اج)ب صل) اب)

ؤال و�ضاعة المال ة الس قيل وقال و¶ث

Telah menceritakan kepada kami Sa’d bin Hafsh telah menceritakan kepada kami Syaiban

dari Manshur dari Al Musayyib dari Warrad dari Al Mughirah bin Syu’bah dari Nabi

shallallohu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Sesungguhnya Alloh mengharamkan atas

kalian durhaka kepada kedua orang tua, tidak suka memberi namun suka meminta-minta dan

mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan membenci atas kalian tiga perkara, yaitu; suka

desas-desus, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta.”

Riwayat #2

قنه قال نيه ر[ اب)k بكرة قن أ

عنا خاS الواسطي قن الريري قن قبد الر)حن بن أ ثن إسحاق حد) حد)

وققوق اك باب) ش قال اإل كب الكبائر قلنا بل يا رسول اب)نبئكم بأ

ال أ عليه وسل)م أ صل) اب) قال رسول اب)

(kور فما زال فقولها ح ور وشهادة الز ال وقول الزور أ ور وشهادة الز ال وقول الز

ين وÚن مت)كئا فجلس فقال أ Sالوا

قلت ال يسكت

Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah menceritakan kepada kami Khalid Al Wasithi dari

Al Jurairi dari Abdurrahman bin Abu Bakrah dari Ayahnya radliallohu ‘anhu dia berkata;

Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak maukah aku beritahukan kepada

kalian sesuatu yang termasuk dari dosa besar? Kami menjawab; “Tentu wahai Rasululloh.”

Beliau bersabda: “Menyekutukan Alloh dan mendurhakai kedua orang tua.” -ketika itu

beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya: “Perkataan dusta dan

kesaksian palsu, perkataan dusta dan kesaksian palsu.” Beliau terus saja mengulanginya

14 Of 27

Page 15: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

hingga saya mengira beliau tidak akan berhenti.”

Riwayat #3

نسk بكر قال سمعت أ

نن أ ثن قبيد اب) عنا شعبة قال حد) د نن جعفر حد) عنا مم) د نن الو£د حد) ثن مم) حد)

قنه قال نن مالك ر[ اب)

وقتل اج)فس وققوق ك باب) و سئل قن الكبائر فقال الش عليه وسل)م الكبائر أ صل) اب) ذكر رسول اب)

ن)ه قال شهادةكث ظن أ

ور قال شعبة وأ و قال شهادة الز

ور أ كب الكبائر قال قول الز

نبئكم بأ

ال أين فقال أ Sالوا

ور الز

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Al Walid telah menceritakan kepada kami

Muhammad bin Ja’far telah menceritakan kepada kami Syu’bah dia berkata; telah

menceritakan kepadaku ‘Ubaidulloh bin Abu Bakr dia berkata; saya mendengar Anas bin

Malik radliallohu ‘anhu berkata; “Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam menyebutkan

tentang dosa besar atau beliau ditanya tentang dosa besar, lalu beliau menjawab:

“Menyekutukan Alloh, membunuh jiwa dan durhaka kepada kedua orang tua.” Lalu beliau

bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian yang termasuk dari dosa besar?” beliau

bersabda: “Perkataan dusta atau beliau bersabda: “Kesaksian palsu.” Syu’bah mengatakan;

“Dan saya menyangka bahwa beliau mengatakan; “Kesaksian palsu.”

باب تريم العقوق وقطيعة الرحم

وعن أk بكرة نفيع بن الارث ر[ اهللا عنه قال: قال رسول اهللا صل اهللا عليه وسلم: أال أنبئكم -336

بأكب الكبائر ؟ – ثالثا – قلنا: بل يا رسول اهللا، قال: اإلشاك باهللا، وعقوق الواSين، وÚن متكئا فجلس،

.فقال: أال وقول الزور وشهادة الزور فما زال يكررها حk قلنا: £ته سكت. متفق عليه

“Dari Abu Bakrah Nufai’ bin Al-Harits radhiyallahu ‘anhu [1], beliau berkata: Nabi

15 Of 27

Page 16: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” Maukah kamu aku beritahukan kepada kalian tentang

dosa besar yang paling besar?” – diulangi hingga tiga kali [2]- Kami menjawab,” Tentu saja

wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, ” menyekutukan Allah dan durhaka terhadap kedua

orang tua.” Sedangkan beliau [pada waktu itu] dalam keadaan bersandar, lalu beliau duduk

kemudian meneruskan sabdanya, “Ketahuilah! dan perkataan palsu dan kesaksian palsu.”

Beliau terus-menerus mengulanginya sampai-sampai kami berkata,” Andai saja beliau diam”.

(Muttafaqun ‘alaihi)

Takhrij Hadits:1. Hadits terdapat dalam Shahih Al-Bukhari (2654), Kitab persaksian, bab apa yang

dikatakan mengenai kesaksian palsu.

2. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam shahihnya (143), kitab

Iman, bab penjelasan tentang dosa-dosa besar dan yang termasuk paling besar.

3. Lihat juga dalam Jami’ At-Tirmidzi (2301), Kumpulan bab persaksian, bab apa yang

datang mengenai persaksian dusta.

Pelajaran yang Dapat Diambil dari Hadits:1. Dosa Memiliki Tingkatan

Hadits ini menjelaskan bahwa di antara dosa, ada yang besar, bahkan ada yang

terbesar dari dosa besar. Dapat dipahami pula dari hadits ini bahwa terdapat pula dosa

kecil. Al-Imam An-Nawawi menegaskan bahwa ini adalah pandangan jumhur ‘ulama

salaf dan khalaf. Pendapat ini juga diriwayatkan oleh ibnu ‘Abbas radhiyallahu

‘anhuma. Dalil untuk pendapat ini dapat dilihat dalam nash-nash Al-Qur’an, As-

Sunnah, dan keterangan para ulama, baik salaf maupun khalaf. Beliau melanjutkan,

“Perbuatan dosa yang dapat dilebur dengan ibadah shalat dan amal baik lainnya

disebut dengan shaghair (dosa-dosa kecil). Sedangkan dosa yang tidak dapat dilebur

dengan amal baik, maka disebut dengan kabair (dosa besar). Tentu saja dengan

disebutkannya dosa kecil tidak berarti perbuatan tersebut tidak buruk lagi kalau

disandarkan kepada Allah ta’ala.

16 Of 27

Page 17: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Kemudian pertanyaan berikutnya yang mungkin muncul, apakah dosa besar

jumlahnya hanya terbatas kepada tiga seperti disebutkan di atas? Para ‘ulama

rahimahumulahu ta’ala mengatakan bahwa tidak ada jumlah yang pasti untuk

perbuatan maksiat yang dikategorikan dosa besar. Telah datang (riwayat) dari ibnu

‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa beliau pernah apakah dosa-dosa besar itu

jumlahnya tujuh [5]? Maka beliau menjawab: ia mencapai 70. Diriwayatkan juga

bahwa ia mencapai 700. Adapun mengenai sabda nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Dosa-dosa besar ada tujuh”, maka yang dimaksud adalah, “Termasuk dalam dosa

besar adalah tujuh dosa.”

Ada beberapa tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui kalau suatu maksiat

tergolong dalam dosa besar. Di antaranya adalah menyebabkan pelakunya menerima

had, begitu pula ancaman yang keras berupa adzab neraka sebagaimana disebutkan

dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pelakunya juga disifati dengan fasiq oleh nash.

Pelakunya juga mendapat la’nat dari Allah. [6]

2. Adab Berbicara

Hadits ini pula menjelaskan tentang adab berbicara. Termasuk dalam adab berbicara

yaitu mengulang-ulang perkataan supaya benar-benar meresap ke dalam hati para

pendengar. Tentunya pengulangan ini hanya untuk hal-hal yang penting, bukan pada

setiap pembicaraan.

3. Syirik adalah dosa paling besar

Dalam hadits ini, syirik disebutkan pertama kali. Memang ia adalah dosa yang

terbesar. Terkadang, karena sering disebutkan justru hal ini luput dari perhatian kita.

Padahal, ini merupakan perkara yang teramat penting. Bahkan, barangsiapa yang mati

dalam keadaan menyekutukan Allah jalla jalaluh, maka ia tidak akan diampuni oleh

Allah. Ini berdasarkan firman-Nya azza wa jalla:

فقد افتى إعما عظيما ك باب) ك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يش ن يش ال فغفر أ إن) اب)

17 Of 27

Page 18: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni

segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang

besar.” (An-Nisa: 48)

Adapun seorang hamba yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah ta’ala,

seperti berzina, membunuh, dan dosa-dosa lainnya, sedangkan dia mengimani bahwa

perkara itu diharamkan tetapi karena lemahnya iman ia tetap mengerjakannya dan

belum sempat bertaubat, maka hal ini di sisi ahlus sunnah wal jama’ah berada di

bawah kehendak Allah (تـــــــــــــــــحت مـــــــــــــــــشيئة اهلل). Jika Allah kehendaki maka Allah

mengampunkannya, dan memasukkannya ke dalam jannah – misalnya karena amal

shalih yang dilakukannya, atau karena syafa’at, atau semata-mata karena karunia dan

rahmat dari Allah. Dan jika Allah menghendaki, Allah akan mengadzabnya sesuai

kadar maksiat yang diperbuatnya, tetapi dia tidak kekal di dalam neraka karena

tauhidnya menjadi penghalang kekalnya di neraka.[7]

Kami memohon kepada Allah supaya dimatikan dalam keadaan mentauhidkan-Nya

semata dan dimasukkan ke dalam jannah tanpa hisab, Allahumma amin.

4. Durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar yang paling besar.

Namun yang perlu diterangkan di sini bahwa durhaka kepada salah satu dari orang tua

juga termasuk dosa besar. Di antara alasannya adalah mendurhakai salah satu dari

keduanya hampir pasti berakibat mendurhakai atau melukai yang lainnya [8]. Begitu

pula hadits-hadits lain yang ada dalam bab ini.

5. Bahaya Perkataan dan Kesaksian palsu

Keadaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengubah posisinya dari bersandar

kepada duduk tegak mengisyaratkan akan pentingnya hal yang akan dibicarakan.

Dapat pula diambil faidah bahwa ini adalah penekanan akan keharamannya dan juga

besarnya keburukan perkara ini. Sebab pentingnya hal ini adalah karena perkataan

atau kesaksian dusta lebih mudah terjadi pada manusia dan ketidakpedulian

terhadapnya banyak berlaku. Sedangkan syirik, maka hal itu jauh dari hati seorang

18 Of 27

Page 19: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

muslim. Begitu pula durhaka, hal ini secara naluriah ditolak oleh manusia.

Dalam kedustaan, ikut bersamanya banyak maksiat lainnya seperti permusuhan, hasad,

dan lainnya. Maka ini tentunya memerlukan perhatian ekstra,dan yang jelas ini tidak

menunjukkan bahwa ia lebih besar dari apa yang disebutkan bersamanya berupa syirik. Akan

tetapi, ini dilihat dari sisi kerusakan yang ditimbulkan oleh kedustaan berdampak kepada

selain pelakunya, berbeda dengan syirik yang kerusakannya pada umumnya terbatas pada

pelaku.

Penggandengan perkataan dusta dengan syirik bahkan terdapat dalam al-Qur’an,

firman-Nya:

ور وثان واجتنبوا قول الزفاجتنبوا الرجس من األ

“Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan

dusta” (Al-Hajj: 30)

Masuk ke dalam larangan ini yaitu berdusta untuk tujuan senda-gurau. Ini berdasarkan

sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

ا وببيت ف وسط الن)ة لمن ترك الكذب و�ن كن áنا زقيم ببيت ف ربض الن)ة لمن ترك المراء و�ن كن مقأ

ن خلقه ل الن)ة لمن حس)مازحا وببيت ف أ

“Saya menjamin satu rumah di pinggir jannah bagi orang yang meninggalkan perdebatan

sekalipun dia benar, satu rumah di tengah jannah bagi orang yang meninggalkan kedustaan

sekalipun bergurau dan satu rumah di tempat tertinggi dalam jannah bagi orang yang baik

akhlaknya” [10]

Apabila untuk bergurau saja tidak diperbolehkan, maka apatah lagi untuk keadaan

yang lebih besar dari itu. Bagaimana pula dengan orang yang mengais rezeki dengan cara

berdusta, seperti bersandiwara, menulis cerita-cerita rekaan, melawak dan sebagainya? Kita

berlindung kepada Allah dari melanggar larangan-Nya.

19 Of 27

Page 20: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Namun begitu, ada kondisi di mana berdusta diperbolehkan seperti dalam peperangan,

ketika mendamaikan dua pihak yang sedang berseteru, dan perkataan seorang suami kepada

istrinya ataupun sebaliknya.[11]

Perkataan dusta akan berdampak semakin buruk apabila mimik wajah si pendusta

mengesankan seakan-akan ia berkata jujur. Lebih parah lagi kalau berita dusta itu disebarkan

oleh orang yang mendengarnya.

Adapun orang yang melakukan kesaksian palsu, maka sesungguhnya ia telah

melakukan empat keharaman sekaligus.

1. Pertama, dia berdusta

2. Kedua dia menzhalimi orang yang ia bersaksi palsu tentangnya.

3. Ketiga, ia menzhalimi temannya yang ia bersaksi palsu untuknya sehingga temannya

itu mengambil harta yang bukan haknya.

4. Keempat, dia membolehkan apa yang Allah haramkan [12]

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam terus-menerus mengulangi perkaannya yang terakhir

ini sampai-sampai para shahabat radhiyallahu ‘anhum berkata,” Andai saja beliau diam”.

Alasan para shahabat berbicara seperti ini karena mereka kasihan terhadap Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak suka terhadap sesuatu yang menyebabkan beliau marah.

[13]

Nasehat :

Perkataan dusta barangkali sudah menjadi “menu wajib” kita setiap hari. Karenanya

untuk meninggalkannya secara total tidaklah mudah. Untuk itu diperlukan usaha yang

sungguh-sungguh. Di antara usaha yang bisa kita lakukan adalah:

• Pertama, bulatkan niat dan azzam untuk meninggalkan perbuatan nista ini.

• Kedua, carilah teman dan lingkungan yang baik.

20 Of 27

Page 21: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Hukuman bagi orang yang durhaka kepada orang tuanya.Umat Islam sepakat bahwa durhaka kepada kedua orang tua adalah suatu hal yang

diharamkan dan termasuk dosa besar yang sudah disepakati keharamannya. Barang siapa

yang durhaka kepada orang tuanya, maka Allah akan menghukumnya dengan hukuman yang

berat, baik di dunia maupun di akhirat.

Adapun hukuman di dunia, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya akan

berada dalam kemurkaan Allah. Hal ini sebagaimana yang dikabarkan oleh sang pembawa

rahmat, Muhammad saw. Diriwayatkan dari ‘Abdulloh bin Amr’ bahwa dia berkata:

“Rasulullah

saw bersabda: Artinya: “Ridho Allah itu terletak pada Ridho orang tua, dan murka Allah itu

terletak pada murka kedua orang tua.” (Syu’ab al-Iman, Baihaqi, Juz

16, hlm. 338, Hadits no. 7584)

Barang siapa yang dimurkai Allah, maka dia akan dibenci olehNya, juga akan dibenci oleh

seluruh makhlukNya, lebih dari itu, Allah dan malaikat akan melaknatnya.

Diantara hukuman bagi orang yang durhaka kepada kedua orang tua

adalah:

1. Pelakunya menjadi sosok yang dilaknat oleh Allah. Hal ini sesuai dengan sabda

Rasulullah saw.

Artinya: “Allah melaknat orang yang mengubah batas (patok) tanah: Allah melaknat

budak yang bertuan kepada selain tuannya; Allah melaknat orang yang menyesatkan

jalan orang yang buta; Allah melaknat orang yang menyembelih (hewan) untuk selain

Allah; Allah melaknat orang yang melakukan hubungan seksual dengan binatang;

Allah melaknat orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya; dan Allah melaknat

orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth.” (Musnad Imam Ahmad, Juz 6,

hlm. 298, Hadits no. 2765)

2. Rizkinya akan dipersempit. Kalaupun rizkinya dilapangkan, itu merupakan istidraz

(tipuan) baginya.

Dengan demikian, barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, maka Allah

akan melapangkan rizkinya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits:

21 Of 27

Page 22: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Artinya:“Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya oleh Allah dan dilapangkan

rizkinya, serta dihindarkan dari kematian yang buruk, maka hendaklah dia bertaqwa

kepada Allah dan membina hubungan silaturahmi.” (Al Mustadrak, al-Hakim, Juz 17,

hlm 128, hadits no. 7389)

3. Ajalnya tidak akan ditangguhkan

4. Pelakunya berpeluang meninggal dunia dalam keadaan yang buruk, ia berpeluang

meninggal dalam keadaan buruk, seperti mati dalam keadaan maksiat.

5. Amalnya tidak diterima meskipun amal itu baik Itu disebabkan dia telah durhaka

kepada kedua orang tuanya, diriwayatkan dari Abu Umamah al Bahili, bahwa

Rasulullah saw bersabda:

Artinya: “Ada tiga (kelompok) yang Allah tidak akan menerima sharf dan tidak pula

adl Nya, yaitu orang yang durhaka (kepada kedua orang tuanya); orang yang sering

menyebut-nyebut apa yang telah dia berikan; dan orang yang mendustakan taqdir.”

(al-Ibaanah al-Kubraq, Ibnu Bathah, Juz 4, hlm 60 hadits no. 153)

sebab-sebab anak durhaka dan cara mengatasinyaAda beberapa hal yang menyebabkan seseorang durhaka kepada kedua orang tuanya,

diantaranya:

1. Tidak mengetahui keagungan orang tua dan tidak mengetahui hukuman atas

kedurhakaan itu, baik hukuman di dunia maupun di akhirat kelak.

2. Adanya sikap orang tua yang lebih mengutamakan atau mementingkan sebagian anak

atas sebagian lainnya atau dalam kata lain adanya ketidakadilan yang diberikan orang

tua kepada anak-anaknya.

3. Kelalaian dari orang tua dalam menafkahi anak-anaknya semasa kecil.

4. Berteman dengan orang-orang yang buruk budi pekertinya yang mendorong

sahabatnya menentang orang tuanya.

Diriwayatkan dari Abu Hurariroh r.a., dia berkata : “Rasulullah saw bersabda:

Artinya : “(Akhlak) seseorang itu tergantung pada akhlak sahabat karibnya. Karena itu,

22 Of 27

Page 23: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

hendaklah salah seorang diantara kalian memperhatikan siapa yang digauli (nya).” (Musnad

Imam Ahmad, Juz 16. hlm: 226, no Hadits 7685)

Itulah factor-faktor yang menyebabkan anak durhaka kepada orang tuanya. Namun

jika ditelaah lebih lanjut, faktor utamanya adalah kesalahan orangtua dalam mendidik anak.

Kesalahan tersebut bisa berupa kesalahan dalam menerapkan cara yang digunakan; seperti

terlalu banyak aturan atau sikap orangtua yang terlalu keras dan kasar terhadap anak.

Sikap lemah lembut dan kasih sayang adalah modal utama dan kunci keberhasilan

orangtua dalam mendidik anak. Inilah cara yang diajarkan Allah SWT kepada Rasulullah

SAW dalam mendidik umatnya. Allah berfirman:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap

mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri

dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah

membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159).

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Kelembutan adalah

hiasan bagi segala sesuatu.” (HR. Muslim, bab Al-Birru).

Sikap lemah lembut dalam mendidik anak merupakan faktor yang sangat mendukung

keberhasilan pendidikan anak. Orangtua selayaknya memahami bahwa anaknya bukanlah

malaikat yang tidak pernah berbuat salah, dan bukan pula setan yang tidak memiliki sisi

kebaikan.

Dalam bukunya Nasha`ih li Al-Abaa` Qabla ‘Uquq Al-Abnaa`, Prof. Sa’ad Karim

menjelaskan, ketika seorang anak melakukan kesalahan, tidak selayaknya orangtua langsung

memberikan hukuman yang bert. Yang harus dilakukan oleh orangtua adalah memberikan

nasehat dan petunjuk, menjelaskan kesalahan sang anak dengan cara yang bijak, sambil

memberikan keterangan tentang perilaku dan sikap yang benar. Setelah itu, memberikan

bimbingan dan arahan.

Salah seorang ulama yang merupakan pakar sosiologi, Ibnu Khaldun, pernah

mengingatkan bahaya sikap keras dan kasar dalam pendidikan. Dia menjelaskan bahwa

pendidikan yang didasari oleh sikap kasar dan keras seringkali menghasilkan manusia-

23 Of 27

Page 24: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

manusia suka berbohong, munafik, dan memiliki kepribadian rapuh.

Mengomentari hal yang sama, Prof. Jamal Al-Kasyif menyatakan, “Seorang anak yang

tumbuh dalam situasi dan kondisi yang keras dan kasar akan mengalami perkembangan

mental tidak sehat. Pengaruh dan dampak buruknya bervariasi, bisa cepat bisa juga lambat.”

Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kepercayaan, cinta,

dan saling pengertian, jarang sekali bersikap khianat atau melanggar janji. Dia akan

menjadikan kepercayaan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya. Dia akan

tumbuh menjadi manusia yang mengusung kepercayaan diri, berterus terang, dan jujur.

E. Hikmah Berbakti Kepada Orang Tua.

Berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim. Oleh karena

itu seorang anak akan mendapatkan hikmah apabila ia melaksanakan kewajiban tersebut,

diantaranya :

1. Mendapatkan ridha Allah SAW.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “ Keridhaan Allah ada dalam keridhaan ibu

bapak dan kemurkaan Allah ada dalam kemurkaan orang tua”. ( Diriwayatkan

Tirmidzi dari hadits Abdullah Bin Amr ). Amr Radhiyallahu Anhuma berkata, “

Seseorang datang meminta izin untuk berjihad brsama Nabi SAW. Nabi bersabda, ‘

Apakah orang tuamu masih hidup?’ ia menjawab ‘ya’ Nabi bersabda “Berjihadlah

dengan izin kedua orang tuamu”. (Dikeluarkan dalam kitab Shahih Bukhari dan

Shahih Muslim ).

2. Terhindar dari dosa besar.

Dalam kitab shahih Bukhari dan shahih muslim, Rasulullah SAW. bersabda, Maukah

aku beritahu kalian tentang dosa yang paling besar? Menyekutukan Allah dan durhaka

kepada orang tua.” Lanjutan hadits ini adalah : ….Asalnya Rasulullah bersandar lalu

tegak duduk dan bersabda, “ ketahuilah, dan ucapan dusta serta sumpah palsu “ beliau

terus-menerus mengucapkan kata itu hingga kami ( para shahabat ) berkata,”

seandainya saja beliau diam “.

3. Sebab bertambahnya rizki.

24 Of 27

Page 25: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

Dijelaskan dalam hadits Anas Bin Malik, Rasulullah SAW. bersabda : “ Barangsiapa

yang ingin dipanjangkan usianya dan ditambahkan rizkinya, maka hendaklah dia ihsan

kepada orang tuanya dan menyambung hubungan kekerabatanya “.

4. Menjamin terlahirnya anak-anak shaleh.

Diriwayatkan dalam hadits Ibnu Umar, Rasulullah bersabda : “ berbuatlah ihsan

kepada bapak-bapak kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbuat Ihsan kepada

kalian. Peliharalah kesucian diri kalian, niscaya istri-istri kalian akan memelihara

kesucian diri mereka “.

5. Balasan surga dari Allah SAW.

Didalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, Nasa’i, dan Hakim dari hadits

jahimah, Rasulullah bersabda, “ Surga terletak dibawah telapak kaki para ibu “ oleh

karena itu, kita harus berbakti kepada kedua orang tua, terutama ibu yang dinilai

pengorbanan dan kasih sayangnya lebih besar ketimbang ayah.

F. Do’a Kepada Kedua Orang Tua.

[ 24ر)ب ارحهما كما رب)ياk صغيا. [ اال ساء :

“ Ya Allah limpahkanlah rahmatmu kepada ibu bapakku sebagaimana mereka mengurus

ketika aku masih kecil “

Banyak ayat Al Qur’an maupun Al-Hadits yang menerangkan bahwa berbuat baik

kepada ibu bapak itu wajib. Bahkan, termasuk amal yang paling utama setelah beribadah

dengan ikhlas kepada Allah SWT.

Allah SWT. berfirman :

ين إحسانا Sيعبدوا إآل إي)اه وبالوا ال).… وق² ربك أ

“ Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan

hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak mu dengan sebaik-baiknya….. ( Al Israa

( 17 ) : 23 ).

25 Of 27

Page 26: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

ين إحسانا Sوا به شيئا وبالوا¶ ......اقبدوا اهللا والتش

“ Beribadahlah kepada Allah, dan janganlah kamu sekutukan dia dengan sesuatu apapun dan

berbaktilah kepada ibu bapakmu… ( An-Nisa : 36 ).

26 Of 27

Page 27: Hadits Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Pt. InterMasa, Jakarta.

Riyadus Sholihin, Toha Putra, Semarang

Zakaria, Aceng. Terjemah Al-Hidayah III, tt.

Adz-Dzahabi, AL-KABAIR Galaksi Dosa, Darul Falah.

Bulughul Maram, CV. A. Hassan, Diponegoro Bandung, 1986.

Ust. H. Muhammad Rahmat Najieb, S.Pd , Percikan Do’a, PT Raja Grafindo Persada Jakarta.

Ust. H. Muhammad Rahmat Najieb, S.Pd, Ibumu, Ibumu... Bapakmu, Majalah Risalah, tt.

27 Of 27