kesenian dari barang bekas
DESCRIPTION
kesenian dari barang bekasTRANSCRIPT
Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun
kelompok di mana bahan - bahannya terdiri dari barang-barang bekas[1]. Kesenian barang
bekas pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran Flores [1] . Beliau
merupakan bekas buruh bangunan di Bali [1] . Wensislaus Makur membuat tas unik
dari limbah karung plastikberas, sampai menembus pasar konsumen di Eropa [1] .
Barang-barang bekas yang dijadikan karya seni ini adalah bentuk pemanfaatan, penghematan,
dan gerakan untuk menjaga lingkungan [2] . Banyak orang yang sering membuang barang-barang
bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-barang ini
sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang
tersebut[2]. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita
juga telah turut menjaga lingkungan [2] .
Tak ada rotan, akarpun jadi, begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang
mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita harus kreatif untuk bisa memecahkan
masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara - cara yang tidak
biasa[3]. Peribahasa ini tepat digunakan untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang
unik itu tidak hanya dibuat dengan menggunakan bahan dan teknologi yang tinggi, tetapi kita
bisa memanfaatkan barang bekas dengan cara yang sangat sederhana[3]. Beberapa contoh
barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti [plastik]], bungkus sabun, bungkusan permen,
kardus bekas, kertas bekas atau koran bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan minuman,
benang, boneka, celengan, kaleng bekas, kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang
mempunyai nilai estetika [3] .
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Pemanfaatan Barang Bekas
2 Usaha Kesenian dari Barang Bekas
3 Lihat Pula
4 Pranala Luar
5 Referensi
Pemanfaatan Barang Bekas[sunting | sunting sumber]
Pot bunga dari plastik
Mengetahui info dan berita mengenai berbagai hal sudah menjadi kebutuhan setiap manusia [4] .
Untuk mengetahui isi dunia, kita tidak perlu berkeliling dunia[4]. Kemudahan
akses informasi sekarang ini memudahkan orang untuk mengetahui kabar terkini bahkan
hingga ke tempat yang jauh sekalipun[4]. Ada
banyak media informasi misalnya televisi, radio, internet, majalah, buku, maupun koran [4] . Koran
merupakan salah satu media informasi yang tidak pernah hilang dalam kehidupan manusia.
Sampai saat ini koran merupakan salah satu media informasi yang cukup
diminati masyarakat [4] . Bahkan tidak sedikit orang yang berlangganan koran untuk mengetahui
informasi terbaru[4]. Namun, setelah dibaca, orang sering mengabaikan koran tersebut,bahkan
membuangnya[4]. Jika koran itu diabaikan, maka lama-kelamaan akan menumpuk dan
mengotorirumah [4] . Biasanya, orang akan menjualnya ke tukang loak. Hal ini memang
merupakan sebuah solusi praktis yang cukup baik[4]. Tetapi, koran-koran bekas yang awalnya
hanya mengotori rumah itu dapat kita olah menjadi barang-barang yang memiliki fungsi
sehingga bisa dipakai serta mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi[4]. Koran bekas
tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk kerajinan seperti kap lampu, vas bunga,
tempat tisu, tempat majalah, keranjang buah, tempat pensil, baki, keranjang sampah, dompet,
wadah perhiasan, wadah telepon genggam, tempat pakaian kotor, asbak, dan hiasan dinding[4].
Selain memanfaatkan koran bekas, plastik bekas pun dapat dimanfaatkan[5]. Banyak pihak yang
mengungkapkan Jakarta adalah kotametropolitan yang modern [5] . Kota metropolitan ini
memiliki bangunan bertingkat dan pusat-pusat perbelanjaan modern yang menawarkan
berbagaiproduk modern[5]. Namun dari segi kebersihan lingkungan, Jakarta belum memenuhi
kriteria tersebut[5]. Data terakhir dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta menunjukkan,
jumlah sampah di Jakarta mencapai hampir 28.000 meter kubik setiap hari[5]. Komposisinya
terdiri dari 65 persen sampah organik dan 35 persen sampah nonorganik [5] . Penyumbang
terbesar sampah itu berasal dari sampah rumah tangga yang mencapai sekitar 60 persen dari
total sampah yang terdapat di Jakarta setiap harinya]][5]. Jumlah sampah plastik tergolong
cukup besar[5]. Padahal, sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk
dapat terurai[5]. Data dari Environment Protection Body, sebuah lembaga lingkungan hidup
diAmerika Serikat, mencatat ada sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di
seluruh dunia setiap tahunnya[5]. Ini berarti, sampah plastik jumlahnya terhitung cukup banyak[5].
Itulah sebabnya, Yayasan Unilever Indonesia bekerja sama dengan sejumlah Lembaga
Swadaya Masyarakat, mencoba memberikan penyadaran bahaya sampah plastik tersebut
dengan melakukan kegiatan Jakarta Green & Clean yang melibatkan banyak ibu rumah tangga
di lima wilayah[6]. Ibu-ibu rumah tangga itu diajak untuk mengubah sampah plastik bekas
bungkusan sabun cuci, pewangi busana, pengharum ruangan, dan sebagainya, menjadi karya
kreatif yang berguna[6]. Mulai dari dompet berbagai ukuran, tas, sampai payung, dan berbagai
pernak-pernik bermanfaat lainnya[6]. Ibu-ibu yang menjadi kader lingkungan di kedua tempat itu,
terlihat antusias mengumpulkan plastik-plastik bekas bungkusan dan dijahit menjadi dompet,
tas, payung, dan barang-barang berguna lainnya[6].
Usaha Kesenian dari Barang Bekas[sunting | sunting sumber]
Banyak pengusaha kesenian dari barang bekas ini memulai usahanya hanya karena hobi[7].
Misalnya, orang yang hobi menjahit, akhirnya menjual aneka tas dan dompet jahitan sendiri
yang terbuat dari kain dilengkapi dengan pernak-pernik [7] . Selain itu, produk dari barang bekas
juga tidak mengeluarkan modal besar, karena hanya memanfaatkan barang bekas[7]. Usaha
kesenian dari barang bekas ini merupakan kategori dalam menjual keahlian, sehingga yang
diperlukan kreativitas untuk merancang kesenian tersebut[7]. Selain itu, tidak mudah menjadi
pengusaha produk ini, karena harus dapat membaca situasi lingkungan eksternal [7] . Hal ini
adalah kunci pokok untuk berhasil[7]. Kesenian dari barang bekas digolongkan dalam alternatif
mencari penghasilan tambahan dengan membuka usaha sendiri[7]. Akan tetapi, diperlukan
pengorbanan waktu, tenaga dan biaya apabila ternyata sistem yang dibangun ga
DESAIN01 Oct 2013
Sampah Plastik Jadi Karya Seni di Lokakarya Kartun
By Vifick
Share
0
Love0
Membuat karya seni itu tidak selalu dengan media yang mainstream seperti
kanvas atau kertas. Dengan kreativitas dan gagasan yang inovatif, kita bisa
memanfaatkan sampah plastik di sekitar kita untuk diolah menjadi karya seni.
Seperti yang diajarkan oleh Made Bayak pada saat Lokakarya Kartun di Art
Center, Denpasar, Bali (28/09). Setelah memberikan presentasi, Made Bayak
mengajak para peserta praktek membuat lukisan dengan media sampah plastik.
Sebagai ikon pariwisata Indonesia, Bali kerap dikunjungi para wisatawan baik
lokal maupun mancanegara. Komoditas pariwisata ini benar-benar dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh masyarakat Bali. Keindahan alam, budaya yang eksotis,
hingga berbagai fasilitas pariwisata kelas dunia menjadikan pulau ini mendapat
predikat destinasi wisata terbaik di dunia. Akan tetapi segala kelebihan yang
dimiliki Bali sekarang justru terancam oleh keberadaan sampah yang dihasilkan
penduduk, pengelola wisata, maupun para wisatawan yang datang. Berbagai
riset menyebutkan, sampah di Bali sudah mencapai rata-rata 10.000 ton per
hari.
Meski telah ada usaha-usaha pemerintah dan LSM lingkungan untuk mengelola
sampah plastik, namun tetap saja persoalan ini masih sulit diatasi. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sampah
plastik yang bisa menghancurkan alam dan lingkungan hidup mereka. Di Bali,
dengan mudah kita melihat sampah plastik dibuang sembarangan, mencemari
pematang sawah, saluran irigasi, selokan, sungai, kebun, hutan bakau, pantai,
pegunungan, tebing, dan jurang. Tak hanya itu, di gang-gang kota, jalan
protokol, pasar tradisional, atau tempat umum lainnya, orang membuang
sampah plastik sesuka hatinya. Bahkan, sering terlihat orang seenaknya
membuang pembungkus plastik dari jendela mobil atau angkutan umum.
“Jika perilaku membuang sampah tidak segera diperbaiki maka Bali bisa
menjadi pulau penuh sampah. Ini fakta yang sangat menakutkan,” tutur Bayak.
“Di keluarga, saya memberi contoh bagaimana mengelola sampah plastik
menjadi karya seni. Anak saya melihat dan meniru saya mengumpulkan sampah
plastik di rumah. Sekarang dia sudah bisa memilah sampah dan menyimpannya
untuk dijadikan bahan karya seni. Hal-hal kecil seperti ini sesungguhnya bisa
dimulai dari diri sendiri dan keluarga,” tambahnya.
Workshop “Mengolah Sampah Menjadi Karya Seni” ini sebagai perpanjangan
dari proyek pribadi Made Bayak yaitu Plasticology. Proyek Plasticology adalah
mengolah sampah plastik dan benda bekas menjadi karya seni yang sekaligus
sebagai sarana kampanye isu sampah plastik, sosial, serta budaya. Visual yang
ditampilkan dalam kebanyakan karya Bayak adalah eksotisme Bali masa lalu,
yang sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang, terus menerus
dipropagandakan demi kepentingan industri pariwisata. Proyek ini telah
berpameran di beberapa tempat di Bali. Dalam konteks wacana Go Green yang
dikampanyekan Pemerintah Bali, karya seni dari sampah plastik ini bisa menjadi
implementasi paling nyata dari konsep ramah lingkungan. Bayak pun konsisten
mempromosikan teknik dan proses kreatifnya tersebut melalui pameran seni
rupa, workshop di sekolah dan komunitas-komunitas peduli lingkungan, seperti
pada saat Lokakarya Kartun ini.
Lokakarya Kartun yang diikuti 30 peserta dari SMU se-kota Denpasar ini adalah
program kreatif dari Pemerintah Kota Denpasar dengan fasillitator Tim Majalah
Kartun Bog-bog. Selain workshop tersebut, juga ada materi-materi lain, yaitu
“Kartun dan HIV/AIDS” oleh kartunis Bali Jango Pramartha, “Remaja dan
HIV/AIDS” oleh Prof. DR. Mangku Karmaya dan “Kartun dan Lingkungan Hidup”
oleh Putu Ebo Supardi.
Lokakarya ini diadakan dalam upaya mengajak para remaja Bali untuk aktif
dalam kegiatan kreatif dan kesenian, sekaligus mengampanyekan seni kartun
sebagai media edutainment yang efektif. Edutainment
(education dan entertainment) adalah konsep kampanye yang belakangan ini
gencar dilakukan oleh para seniman kartun Bali. “Kartun sebagai
media education dan entertainmentadalah sebuah movement, mengajak para
remaja untuk kritis menyikapi lingkungan dengan cara yang lucu dan
menyenangkan,” kata Jango Pramartha, salah satu penggagas Lokakarya Kartun
ini. “Harapannya adalah program-program yang berbasis ekonomi kreatif
seperti ini bisa menjadi kurikulum pada sekolah-sekolah. Atau setidaknya bisa
diterapkan dalam praktek belajar-mengajar sehari-hari. Misalkan jika proyek
Made Bayak tentang sampah plastik ini diceritakan kembali oleh para peserta di
sekolah masing-masing dan kemudian dipraktekkan lagi, maka di sekolah-
sekolah tidak ada lagi sampah plastik,” imbuhnya.
—–
Bertambahnya jumlah manusia berdampak pada semakin meningkatnya jumlah
kebutuhan manusia itu sendiri akan segala sesuatu diantaranya barang kebutuhan
primer, sekunder, ataupun tersier. Dalam hal penyediaan segala macam kebutuhan
tersebut tidak bisa lepas dari pengemasan serta bahan-bahan yang digunakan dalam
penyajiannya. Akan Tetapi proses tidak berhenti sampai disitu saja namun ada dampak
yang patut menjadi perhatian kita semua karena bisa memberikan dampak yang sangat
besar kepada manusia itu sendiri yaitu berupa sisa atau sampah dari proses penyediaan
segala barang kebutuhan tadi.
Sampah itu sendiri dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirknya suatu proses (Wikipedia, 2012). Selanjutya berdasarkan sifatnya sampah
juga dikategorikan menjadi dua yaitu sampah organik (degradable) yaitu sampah yang
mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun dan sebagainya bahkan
bisa diolah menjadi kompos. Jenis sampah yang kedua yaitu sampah anorganik
(undegradale) yaitu sampah yang tidak mudah membusuk atau sangat sukar untuk
diuraikan oleh mikroorgnasime seperti sampah plastik, kaleng, kertas, botol dan
sebagainya. Jenis sampah yang pertama yaitu sampah organik tadi tidak memberikan
dampak yang serius terhadap manusia dan lingkungan karena hanya membutuhkan
sedikit pengelolaan saja akan tetapi jenis sampah yang kedua yaitu sampah anorganik
sangat membutuhkan penanganan yang serius karena jika dibiarkan tertumpuk begitu
saja maka tidak dapat dibayangkan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan.
Misalkan saja sampah plastik karena berbahan polimer maka dibutuhkan waktu sampai
dengan 500 tahun untuk dapat terurai, apa jadinya dengan bumi kita ini jika sampah
plastik ini terus tertumpuk dan dibiarkan begitu saja.
Untuk menanggulangi masalah sampah anorganik ini selain menggunakan sistem daur
ulang ada sistem lain yang dapat digunakan yaitu dengan mengolah kembali sampah-
sampah tersebut menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis. Ada dua hal yang
didapat dari proses tersebut yaitu adanya usaha dalam mengurangi jumlah sampah
anorganik dan yang kedua bisa membuka lapangan kerja melalui tangan-tangan kreatif
sehingga menghasilkan karya-karya bernilai ekonomi.
Salah satu contoh usaha pengolahan kembali sampah anorganik ini adalah pengolahan
kertas bekas sebagai kerajinan rumah tangga atau menjadi perabotan rumah yang
sangat indah. Kegiatan pengolahan ini telah dilakukan oleh seorang warga Seteluk
kabupaten Sumbawa Barat NTB bernama Rahmi Citra Wardani. Berbekal bakat, ide
kreatif, daya imajinasi serta rasa kepedulian terhadap lingkungan ia mampu mengolah
sampah-sampah kertas seperti bungkus-bungkus rokok, kotak bekas, kertas cover buku
dan lain sebagainya menjadi anyaman berbagai bentuk. Rani nama sapaannya telah
berhasil membuat kerajinan berupa wadah kue berbentuk angsa, guci, keranjang buah,
vas bunga, kotak permen yang telah mampu ia pasarkan kepada warga disekitarnya.
Oleh karena selama ini para pengepul kertas bekas hanya mengambil atau mendaur
ulang sampah-sampah kertas berukuran besar saja seperti kardus atau kotak besar
lainnya sedangkan sisanya sampah kertas berukuran kecil pada akhirnya akan berujung
pada proses pembakaran yang juga memberikan dampak terhadap polusi udara.
Proses pengolahan sampah-sampah kertas ini dimulai oleh Rani dengan mengumpulkan
sampah-sampah dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Selain itu ia juga mengajak
kepada pemilik toko yang ada dilingkungannya agar ikut membantu mengumpulkan
sampah kertas sisa aktifitas dagangnya. Tidak lupa pula disampaikan dan
disosialisasikan bahwa sampah-sampah tersebut akan digunakan lagi menjadi bahan-
bahan kerajinan rumah tangga. Alhasil tidak sedikit dari warga sekitar yang ikut belajar
tentang bagaimana proses pengolahan sampah tadi menjadi barang bernilai ekonomis.
Setelah bahan-bahan terkumpul rani bersama warga yang berminat dalam proses
pengolahan ini mulai menggunting bahan kertas tadi sesuai ukuran. Selanjutnya kertas
yang telah digunting dilipat sesuai dengan modelnya yang barulah kemudian kertas hasil
lipatan tersebut dirangkai menjadi barang-barang atau perabotan rumah tangga yang
diinginkan. Langkah terakhir yaitu finishing yaitu dengan melapisi rangkaian kertas
dengan plastik transparan sebagai pelindung kertas dari air. Setelah dilapisi maka dapat
dipastikan hasil-hasil kerajinan tadi dapat bertahan lama. Sedangkan untuk
pemasarannya untuk sementara hanya mampu mencukupi kebutuhan warga sekitar
dikarenakan keterbatasan tenaga kerja dan sarana. Adapun kisaran harga yang
ditawarkan mulai dari Rp.10.000,- sampai dengan Rp.50.000,- tergantung pada bentuk,
ukuran dan kerumitan proses pembuatannya.
Patut dijadikan inspirasi bagi kita semua bahwa ide kreatif dan kemauan untuk berbuat
akan mampu mengantarkan kita pada kesuksesan pribadi dan kesuksesan sosial
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
0 K O M E N T A R :
P O S K A N K O M E N T A R
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
F3by ahmad & 8C. Diberdayakan oleh Blogger.
Copyright 2011 F3By l1k3 y0u. All rights reserved. Provided by Blogger TemplatesPresented by luggage bags online, Anaheim Hotels, SharePoint, Designed by Dedicated Servers.
Design Downloaded From Free Wordpress Themes | Free Website Templates | News and Observers
*
*
*
Terobosan SMK Negeri 3 Kimia Kota Madiun yang berhasil mengubah sampah plastik jadi
bahan bakar minyak.
Berawal dari kegelisahan Tri Handoko, guru kimia di Sekolah Menengah Kejuruan tersebut
melihat timbunan sampah plastik saat baru pulang dari kegiatan mengajar. Ia tercekat,
dalam benaknya, sampah plastik yang dibuat dari minyak bumi ini akan menjadi masalah
bila tak bisa di daur ulang.
Sejak itu, Tri mulai melakukan beragam percobaan untuk mengolah sampah plastik yang
selama ini merupakan limbah beracun dan menjadi pencemar lingkungan. Percobaan demi
percobaan dilaluinya. Bersama dengan anak didiknya di SMKN 3 Madiun, Tri tak lelah
melakukan uji coba untuk merubah plastik kembali ke asalnya yakni dari minyak.
Menjelang akhir 2010, uji coba Tri mulai membuahkan hasil. Dengan berbekal alat
sederhana yakni memanfaatkan bekas tabung gas kemasan 3 kilogram (kg) yang disulap
menjadi tempat pembakaran limbah plastik. Nah di ujung tabung itu dilengkapi dengan alat
destilasi atau penyulingan sederhana.
Ketika limbah plastik dipanaskan akan meleleh dan menghasilkan uap. Uap inilah yang
menjadi bahan bakar setelah sebelumnya didestilasi hingga menjadi cair.
Alat bisa dibangun dari material bekas, disesuaikan kemampuan pembuat dan kapasitas
limbah yang akan diolah. Alat yang dipakai bisa berbiaya Rp 650.000 hingga Rp 100 juta,
tergantung kebutuhan.
Prosesnya
Kepala SMKN 3 Kimia Kota Madiun, Sulaksono Tavip Rijanto menerangkan proses
pengolahan limbah plastik menjadi BBM ini melalui beberapa tahap.
“Pertama melalui pembakaran hingga 600 derajat Celcius, lalu disuling (firolisis) dan
penjernihan.Uap hidrokarbon hasil pembakaran inilah yang menjadi minyak yang bisa
digunakan untuk bahan bakar,” ucapnya.
Alat pembakaran dibuat dari tabung gas elpiji yang memiliki Standar Nasional Indonesia
(SNI) ukuran 3 kilogram. Tabung elpiji dilubangi dan dipasang corong besi dengan cara
dilas.Corong ini untuk memasukkan bahan plastik yang dibakar dalam tabung.
Setelah itu,tabung pembakaran dihubungkan dengan pipa penyulingan yang terhubung
dengan tabung penadah uap atau hidrokarbon yang mencair jadi minyak. Segala jenis
plastik bisa diolah dengan cara ini.
Plastik yang dimasukkan ke dalam tabung dipanaskan dengan gas elpiji sehingga terurai
dan uapnya mengendap menjadi minyak.
Satu kilogram plastik bisa menghasilkan sekitar satu liter minyak.
Agar efisien dan bernilai ekonomis,untuk pembakaran plastik selanjutnya menggunakan
minyak plastik hasil penyulingan. Proses pembakaran dan penyulingan minyak dari limbah
plastik ini ramah lingkungan.
“Dalam pembakaran, sama sekali tidak ada asap yang keluar karena setelah disuling,uap
ditampung dalam tabung yang tertutup sehingga asapnya tidak membahayakan,”kata
Tavip.
Soal unsur kimia dalam BBM limbah plastik ini,ujar Tavip,memang belum diteliti lebih lanjut.
Sejauh ini, penelitiannya belum sampai pada unsur yang ada seperti timbal atau Pb
(Plumbum) yang terkandung dalam BBM alternatif ini. “Kemungkinan ada karena ini dari
minyak bumi juga,” katanya.
Dari percobaaan tambahan diperoleh hasil bahwa bila plastik yang digunakan sebagai
bahan baku berasal dari bekas botol minuman mineral, maka hasil minyaknya lebih bagus
yakni lebih jernih ketimbang minyak yang berasal dari tas kresek bekas.
Dari hasil ini bisa disimpulkan bahwa semakin jernih dan bersih bentuk limbahnya semakin
bagus minyak yang dihasilkan.
Hasil Uji
Hasil uji laboratorium SMKN 3 Kota Madiun menunjukkan, solar limbah plastik
menghidupkan mesin pemotong rumput. Premium limbah plastik telah diuji kromatografi
gas pada laboratorium PT Sucofindo.
Nilai oktan BBM dari limbah plastik ini masih sekitar 84-85.Sedikit di bawah nilai oktan
premium yang berada di angka 87-88 dan agak jauh dari pertamax yang rata-rata 91-92.
“Memang kualitasnya masih di bawah premium dan pertamax, tapi kami sempurnakan
terus.Dulu hanya bisa untuk membersihkan noda karet lalu berkembang untuk
mengoperasikan mesin potong rumput. Sekarang dicoba di mobil yang juga sedang diuji
coba,” jelas Tavip.
Saat ditest di sekolah tetangga, BBM limbah plastik diterapkan pada mesin mobil Toyota
keluaran tahun 1980-an yang sering dipakai praktik siswa SMKN 1.
Kepala SMK Negeri 1 Kota Madiun Sigit Dewantoro mengatakan BBM dari limbah plastik
sudah bisa digunakan pada mini truk Esemka rakitan siswanya. “Namun rpm-nya (rotation
perminute) atau putaran mesinnya naik turun, belum bisa stabil. Jadi masih diisikan di
mesin praktik saja,”ujarnya.
Bank sampah
Karena kebutuhan sampah plastik yang tinggi, siswa semakin sulit memperoleh sampah
plastik. Karena itu, sekarang SMKN 3 ini bekerja sama dengan para pemulung agar
bersedia menjual sampah plastiknya ke sekolah. Untuk menampung pasokan sampah
plastik, rencananya akan dibuat bank sampah plastik di sekolah.
”Sekolah kami fokus ke upaya menjaga lingkungan dengan mengelola limbah. Sudah jadi
tradisi di sini,” kata Tavip.
Untuk mengajak masyarakat mengelola sampah plastik, sekolah yang memiliki Program
Keahlian Kimia Analis, Kimia Industri, dan Pengawasan Mutu Pangan itu membuat 15 alat
pengolah model terbaru. Sebelumnya, para siswa telah membuat lima model yang terus
dimodifikasi dan disempurnakan. Ke-15 alat itu telah dibagikan Gubernur Jatim ke SMK lain
di Jawa Timur,
PENDAHULUAN
Plastik adalah material yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Kemajuan teknologi dan industri membuat aktivitas produksi plastik terus
meningkat. Hampir semua produk menggunakan plastik baik sebagai kemasan
atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan
dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah
dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini
membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek
kehidupan manusia. Akibatnya,
jumlah produksi plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah.
Menurut Jean-Francois Nobelt (2005 : 4 - 7), Negara-negara berkembang
berusaha meningkatkan taraf hidupnya dengan tingkat konsumsi yang tinggi,
sehingga mereka membuang banyak sampah. Misalnya saja di Indonesia,
sampah yang terbuang setiap harinya saja sekitar 11.330 ton. Padahal
di negara-negara maju seperti Afrika, seorang Afrika hanya menghasilkan 17 kg
sampah rumah tangga setiap tahunnya. Sampah yang begitu banyak membuat
dunia kita menjadi rusak dan kemudian terjadi penyakit dimana-mana. Seperti
pada Abad Pertengahan,
sampah dibuang ke jalan dan sungai sehingga menimbulkan bau tidak sedap
dan meningkatkan resiko penularan penyakit, seperti pes. Tentunya kita tidak
ingin hal itu terjadi lagi bukan?
Kurangnya kesadaran akan limbah dan tingkat konsumsi masyarakat
serta aktivitas lainnya yang semakin bertambah mengakibatkan sampah terus
menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang umum ditemukan
di TPA antara lain botol minuman, deterjen, dan kantong plastik. Sampah-
sampah yang kurang menarik tersebut membuat kita enggan melihat bahkan
meliriknya. Padahal jika kita mau berusaha sedikit, sampah-sampah tersebut
dapat menjadi peluang usaha. Bahkan jika kita mau mengolahnya dengan
benar, usaha ini dapat menjadi sumber daya.
Akibat begitu banyaknya sampah di lingkungan, kita jadi bertanya-tanya.
Bagaimanakah cara untuk mengurangi sampah? Apakah ada persyaratan agar
sampah dapat diproses? Apa yang dapat kita olah dari sampah? Bagaiman cara
mengolah sampah tersebut? Dan, bagaimana cara mengelola usaha
tersebut agar sukses? Maka, disini akan dipaparkan jawaban-jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan di atas. Begitu juga dengan tip dan trik agar usaha daur
ulang sampah plastik dapat terus berkembang dan sukses.
PEMBAHASAN
A. Sampah Plastik
Limbah/sampah adalah sisa/buangan hasil aktivitas manusia/makhluk
hidup atau aktivitas alam yang dapat mengganggu keseimbangan alam jika
jumlahnya melebihi ambang batas. Aktivitas manusia tersebut antara lain
kegiatan pabrik, kegiatan rumah tangga, dan pembakaran. Sedangkan aktivitas
alam berupa bencana alam, misalnya gunung meletus, banjir, dan tanah longsor
(Haryanti, 2011: 1). Limbah tersebut memiliki komponen yang beragam dari
yang organik sampai yang nonorganik, yang dapat didaur ulang sampai yang
tidak dapat didaur ulang. Salah satu komponen limbah yang dapat didaur ulang
dan yang sering kita jumpai adalah plastik.
Menurut Gugun Gunawan (2007: 17 - 18) plastik mewakili ribuan bahan
yang berbeda sifat fisik, mekanik, dan kimianya. Secara garis besar plastik
dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar, yakni plastik yang
bersifat thermoplastic dan bersifatthermoset. Thermoplsatic dapat dibentuk
kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan
jenis thermoset bila telah dipakai tidak dapat digunakan kembali. Plastik yang
umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam
bentukthermoplastic. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan
plastik terus meningkat. Sebagai konsekuensinya, peningkatan sampah plastik
pun tidak terelakkan. Di Jabotabek, rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu
ton sampah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah
karena sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak
terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, dan tidak dapat berkarat
sehingga pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.
Hampir seluruh jenis sampah plastik (80%) dapat diproses kembali
menjadi barang semula. Ada juga beberapa jenis sampah plastik yang harus
dicampur terlebih dahulu dengan bahan baku baru untuk meningkatkan
kualitasnya. Tiga jenis sampah plastik yang populer dan laku di pasaran, yaitu:
1. Polietilena (PE)
Polietilena adalah bahan plastik yang tahan air, asam, alkali, dan hampir
semua jenis cairan. Contohnya: plastik pembungkus produk makanan, jus dan
minuman, tirai plastik (biasa digunakan sebagai tirai pada shower), botol
antipecah, pipa, ember, gelas, dan penyekat kawat atau kabel.
2. High Density Polyethylene (HDPE)
Plastik jenis ini juga resisten terhadap berbagai zat cair. Contohnya:
melamin (piring dan gelas melamin), kemasan deterjen, kemasan susu dari
karton, tangki bahan bakar kendaraan, kantong plastik, temapt makan plastik,
dan pipa air.
3. Polipropilenia (PP)
Polipropilenia adalah produk-produk yang terbuat dari fiber glass.
Prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah plastik
menurut Gugun Gunawan (2007: 4 - 5) dikenal dengan nama 4R, yaitu:
1. Reduce (Mengurangi)
Mengurangi maksudnya sebisa mungkin meminimalisasi barang atau
material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan. Misalnya, kita selalu menggunakan
kantong plastik saat berbelanja. Jika dalam satu minggu kita berbelanja
sebanyak tiga kali, maka dalam sebulan kita akan menghasilkan sampah berupa
kantong plastik sebanyak 12 buah. Tumpukan sampah kantong plastik akan
terus bertambah jika kita tidak segera mengurangi penggunaannya, atau
bahkan menggantinya dengan kantong belanjaan yang ramah lingkungan,
seperti kantong anyaman dari daun pandan.
2. Reuse (Menggunakan kembali)
Sebisa mungkin kita memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali.
Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini
dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebellum barang tersebut
menjadi sampah. Misalnya: menggunakan botol plastik (produk minyak goreng
atau sabun) yang bisa diisi ulang. Dengan demikian, setidaknya kita tidak akan
menghasilkan sampah botol plastik selama beberapa lama.
3. Recycle (Mendaur ulang)
Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang
lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri
informal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang lain. Di antara industri-industri ini ada yang mengubah sampah plastik
menjadi berbagai suvenir, sampah kertas menjadi lukisan dan mainan miniatur,
atau sampah alumunium foil menjadi tas dan dompet.
4. Replace (Mengganti)
Mengganti maksudnya teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah
barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan
lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah
lingkungan. Misalnya, ganti kantong plastik kita dengan keranjang saat
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoamkarena kedua bahan ini tidak bisa
didegradasi secara alami. Kita bisa menggunakan tas anyaman dari daun
pandan atau bambu sebagai pengganti kantong plastik dan menggunakan daun
pisang untuk membungkus makanan kita.
Secara umum, terdapat empat (4) persyaratan agar sampah plastik
dapat diproses oleh sebuah industri, antara lain: (Gugun Gunawan, 2007: 20)
1. Sampah plastik harus berbentuk tertentu, sesuai kebutuhan (biji, pellet,
serbuk, atau pecahan). Misalnya industri yang memproduksi alat-alat tulis
hanya membutuhkan biji plastik. Sementara untuk pellet, serbuk atau
pecahan dibutuhkan oleh industri-industri yang membutuhkan kemasan
plastik dan memproduksi barang-barang dari plastik, seperti industri
mainan anak-anak,
2. Harus homogen. Artinya, sampah plastik tersebut sudah dikelompok-
kelompokkan dan tidak lagi tercampur dengan jenis sampah lain,
3. Tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang dapat menurunkan kualitas
produk yang dihasilkan, dan
4. Diupayakan tidak teroksidasi. Artinya, sampah plastik tersebut masih
dalam keadaan layak produksi dan tidak mengandung zat-zat kimia
berbahaya.
B. Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Biji Plastik
Pemanfaatan sampah plastic (Gugun Gunawan, 2007: 20-21) dengan cara
mengolahnya kembali merupakan upaya untuk menekan pembuangan plastik
seminimal mungkin. Pemanfaatan sampah plastik dapat dilakukan dengan
pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia
pemanfaatan sampah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah
pemakaian kembali (reuse) untuk keperluan yang berbeda, misalnya kaleng
atau wadah bekas cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot dan ember.
Namun, hal itu tidak dapat menyelesaikan masalah volume sampah plastik yang
semakin bertambah. Proses daur ulang tampaknya sudah menjadi harga mati
untuk menanggulangi krisis sampah plastik ini.
Sebelum membahas proses daur ulang plastik secara lebih mendalam, akan
lebih baik jika kita mengetahui tahapan-tahapan pendaurulangan sampah
plastik menjadi biji plastik/bahan bakusetengah jadi, yaitu:
1. Pemisahan: sampah plastik harus dipisahkan dari material sampah lainnya,
misalnya memisahkannya dari material sampah organik atau keras.
2. Pemotongan: sampah plastik yang sudah dipisahkan kemudian dipotong-potong
sesuai dengan kebutuhan. Jika akan diolah menjadi biji plastik, sampah plastik
ini harus dipotong kecil-kecil untuk mempermudah proses pengolahannya.
3. Pencucian; sampah plastik yang suadah menjdi potongan-potongan ini harus
dicuci untuk membersihkannya dari zat-zat tertentu yang tidak dibutuhkan atau
dapat mengganggu proses pengolahan. Contoh zat tersebut adalah besi
4. Penggilingan; setelah dicuci, sampah plastik kemudian digiling agar menjadi biji
plastik. Tanda bahwa biji plastik yang dihasilkan melalui penggilingan memiliki
kualitas bagus adalah dari mengapung tidaknya biji plastik tersebut di atas air.
5. Biji plastik yang telah diolah inilah yang akan dikirim ke pabrik pengolahan
produk-produk daur ulang.
Berikut ini adalah jenis-jenis biji plastik dan harga jualnya:
Jenis Biji plastik Harga (Rp/kg)
Biji plastik Hd (Ex Injection) 7.000
Biji plastik Abs 10.000
Biji plastik Pet 5.500
Biji plastik Pp Cokelat 8.000
Biji plastik Pp putih 12.000
Biji plastik Pp hitam, merah, biru 6.000
B plastik Pp resin 7.000
C. Pengolahan Usaha Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Bahan Baku
Jadi (Biji Plastik)
1. Modal
Modal yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha daur ulang sampah plastik
sangat bervariasi, yaitu antara Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,-.
Modal awal tersebut digunakan untuk membeli mesin cetak eharga Rp
3.000.000,-, sampah plastik (bahan baku 2 kwintal) Rp 2.000.000,- dan sewa
tempat usaha Rp 5.000.000,- untuk satu tahun.
2. Pembiayaan
Dengan modal Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000, kita bisa menyewa tempat
yang cukup representative untuk tempat usaha kita. Sisa modal usaha, kita
gunakan untuk membeli sampah plastik dari pemulung dan untuk upah pekerja
kita. Sementara dengan modal Rp 15.000.000 – Rp 25.000.000,- di tangan, kita
bisa membayar upah lebih banyak pegawai dan membeli lebih banyak sampah
plastik dari pemulung. Modal besar akan mempermudah kita untuk
mengembangkan usaha, bukan hanya sebagai pengepul atau pemasok biji
plastik, tetapi juga sebagai produsen barang-barang hasil daur ulang sampah
plastik.
Keterangan Nilai (Rp)
A. Biaya Tetap
Sewa tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 =
Depresiasi peralatan Rp 3.000.000 : 12 =
420.000
250.000
B. Biaya Variabel
Gaji pegawai (Rp 40.000 x 4 orang x 30 hari)
Biaya listrik
Biaya telepon
4.800.000
150.000
300.000
C. Pembelian bahan baku (2 kwintal)
2.000.0000
Biaya total 7.920.000
Jika kita bisa mengoptimalkan usaha pengolahan sampah plastik hingga
mencapai minimal 10 ton biji plastik per bulan dengan harga Rp 5.000,- per
kilogram maka omset yang akan kita peroleh bisa mencapai Rp 50.000.000,-
dari omset tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp
42.080.000,-. Dengan keuntungan per bulan mencapai angka puluhan juta,
dalam satu bulan kita sudah bisa balik modal.
3. Tenaga Kerja
Pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik tidak memerlukan banyak
tenaga kerja, 4 – 5 orang pekerja sudah lebih dari cukup. Para pekerja tersebut
bertugas untuk menyortir sampah plastik, membersihkan, menggiling, dan
mencetaknya dengan mesin cetak. Agar usaha pengolahan biji plastik kita
berjalan lancar, kita harus tetap menjaga hubungan baik dengan para
pemulung. Mereka adalah pemasok utama bahan baku usaha kita. Semakin
banyak pemulung yang menjual sampah plastiknya kepada kita, semakin baik
usaha pengolahan biji plastik yang kita dirikan. Apalagi usaha pengolahan
sampah plastik membutuhkan jenis sampah plastik tertentu yang harus dipilah
dari ribuah ton sampah. Kita membayar para pemulung berdasarkan jumlah
sampah plastik yang berhasil mereka kumpulkan dan sortir.
Harga beli sampah plastik dari pemulung:
Jenis Biji plastik Harga (Rp/kg)
Plastk bekas air mineral 3.000
Pipa pralon 5.000
Sampah plastik lain 2.000 – 2.500
a. Penyaluran / distribusi
Untuk biji plastik, kita bisa menyalurkannya ke pabrik-pabrik yang memang
membutuhkan biji plastik sebagai bahan baku, seperti pabrik yang
memproduksi alat tulis atau pabrik-pabrik yang menghasilkan produk-produk
daur ulang. Dalam hal ini, jaringan usaha yang luas sangat diperlukan karena
tanpa jaringan akan sulit bagi kita untuk memasarkan produk kita. Sebagai
permulaan, kita bisa meminta bantuan koperasi UKM atau kementrian industri
dan kementrian Lingkungan Hidup untuk memberi akses ke perusahaan-
perusahaan yang memproduksi produk-produk dari plastik.
D. Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Produk Jadi (Souvenir)
Ketika mengunjungi resepsi pernikahan teman atau saudara, biasanya kita akan
mendapatkan souvenir yang menarik dari acara resepsi tersebut. Souvenir itu
ada yang berbentuk gantungan kunci, bingkai kaca kecil, pembuka botol ukuran
kecil, dan tempat tusuk gigi. Mungkin kita pernah bertanya-tanya, bagaimana
cara membuat souvenir tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya
jika kita membaca kisah Didit Purwono berikut ini. Pada pertengahan tahun
1998, Didit memutuskan untuk mendirikan usaha daur ulang sampah plastik
menjadi souvenir. Sebagai investasi awal, ia mengeluarkan dana sebesar Rp
5.000.000,- Dengan uang tersebut, ia membeli mesin cetak secong Rp
3.000.000,- dan sisanya ia gunakan untuk bahan baku berupa sampah plastik.
Didit memutuskan untuk memfokuskan usahanya pada produksi souvenir
pernikahan karena menurutnya, souvenir pernikahan memiliki daya jula yang
cukup tinggi dan sudah memiliki segmen pasar tersendiri.
Awalnya, Didit menjalankan usaha daur ulangnya ini di Surabaya. Namun, pada
tahun 2000 ia memindahkan produksinya ke Jakarta. Pemindahan tempat usaha
ini sangat membantu perkembangan usahanya karena akan lebih mudah
memasarkan produk di Jakarta di banding di Surabaya. Untuk menghasilkan
produk-produk souvenir pernikahan, ia membutuhkan 4 kwintak bahan baku
plastik per bulan. Dari bahan baku tersebut, ia bisa memproduksi ratusan
souvenir pernikahan dalam berbagai bentuk. Saat ini omset usahanya bisa
mencapai Rp 20.000.000,- per bulan. Dan agar, produk-produknya semakin
dikenal orang, ia pun kemudian membuka kios di Pusat Grosir Cililitan
dan workshop di Surabaya dan Jakarta.
Contoh souvenir pernikahan dari sampah plastik:
o Kaca hias bermotif bunga
o Bingkai foto kecil
o Kaca hias bermotif gambar pengantin
o Berbagai souvenir pernikahan yang sedang dipajang
o Cermin kecil
o Gantungan kunci
1. Bahan Baku
Sampah plastik yang dibutuhkan dalam produksi souvenir pernikahan adalah
gelas plastik air mineral dan ember bekas. Biasanya, bahan baku tersebut bisa
kita peroleh dari pengepul sampah plastik atau produsen biji plastik yang sudah
memiliki mesin penghancur plastik. harga bahan baku plastik yang sudah
dihancurkan adalah Rp 3.000,- per kilogram. Untuk satu kali produksi, minimal
dibutuhkan 50 kg bahan baku, dengan harga satuan Rp 3.000 /kg.
2. Peralatan
Berikut ini peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi :
· Tong kapasita 100 liter, tong ini digunakan untuk menampung bahan baku
plastik yang sudah dihancurkan dalam proses pemanasan/pelelehan.
· Kompor semawar; untuk proses pemanasan/pelelehan bahan baku, kita harus
menggunakan kompor semawar. Selain dapat menghasilkan panas dan
maksimal, kompor ini juga memiliki suhu panas yang tetap stabil.
· Dua batang besi ukuran 4 m yang berfungsi sebagai tuas pengungkit. Kita
mempergunakan besi tersebut saat menuangkan cairan bahan baku ke mesin
cetak.
· Matras; agar produk yang dihasilkan bagu (detail-detail dari reliefnya jelas),
setiap produk yang telah dicetak harus di-press dengan menggunakan matras.
· Gergaji; alat ini digunakan untuk merapikan produk agar sesuai dengan
bentuknya. Jika masih terdapat produk yang bentuknya belum sesuai dengan
pola, kita harus memotongnya dengan menggunakan gergaji kecil.
· Mesin amplas; pada saat pengamplasan akan lebih cepat dan efisien jika kita
menggunakan msin. Mesin amplas ini dapat dibeli di toko-toko yang menjual
peralatan pertukangan elektrik. Mesin amplas ini masih menggunakan amplas
sebagai media pengamplasan.
· Alat pendingin/kipas angin untuk menjaga kondisi suhu pada tungku/tong dan
alatpress agar tetap stabil.
· Alat semprot; pet atau yang lebih dikenal dengan nama kepala semprot ini
berbentuk seperti pistol dengan tabung di atasnya. Alat ini berfungsi untuk
menyimpan cat atau pernis yang akan disemprotkan di seluruh permukaan
produk souvenir.
· Kompresor listrik: kompresor yang berkekuatan kira-kira 0,5 PK ini cukup untuk
menyemprotkan cat dan pernis ke seluruh permukaan benda, seperti gantungan
kunci atau bingkai kaca. Kita dapat menghemat biaya pembelian jika membeli
kompresor berbahan bakar bensin.
Berikut ini adalah daftar harga dari alat-alat tersebut:
Keterangan Harga (Rp)
Gergaji manual 50.000
Mesin amplas 300.000
Alat press matras 5.000.000
Alat semprot 200.000
Kompresor listrik 75.000
Alat pendingin 300.000
Total Biaya 5.925.000
3. Tahap-tahap pengerjaan
a. Bahan baku plastik yang sudah dibeli dimasukkan ke dalam tong besar. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan proses produksi, dan agar bahan baku tidak
tercecer.
b. Setelah proses pengumpulan bahan baku selesai, dimulailah langkah
pemanasan. Langkah ini dilakukan dengan memanaskan bahan baku hingga
mencair agar proses pencetakan lebih mudah
c. Setelah pemanasan, kemudian dilakukan proses pencetakan bahan baku yang
telah menjadi cairan kental dimasukkan ke dalam tuas pengungkit/ mesin
genjot. Hal ini dilakukan untuk membuat souvenir sesuai pola yang diinginkan.
d. Langkah selanjutnya adalah proses pengepresan dengan alat press matras.
Pengepresan dilakukan agar kita bisa mendapatkan hasil produk yang
berkualitas, baik dari segi bentuk maupun ukuran.
e. Proses berikutnya adalah pemotongan. Dalam proses ini, produk dirapikan
dengan memotong bagian-bagian tepinya
f. Setelah dilakukan pemotongan, langkah selanjutnya adalah proses
pengamplasan. Proses ini dilakukan agar setiap produk yang akan dicat sudah
halus dan relief/ detail-detail kecilnya lebih terlihat.
g. Langkah berikutnya adalah pengecatan. Langkah pengecatan menggunakan
mesin ini dilakukan dengan kecermatan yang cukup tinggi karena pengecatan
yang ceroboh akan meninggalkan jejak penumpukan cat di permukaan produk
yang dibuat. Proses ini sebaiknya dilakukan pada saat hari sedang cerah karena
akan mempercepat proses pengeringan dan memasuki langkah pemernisan.
Untuk proses pengecatan ini diperlukan ketelitian, khususnya untuk pengecatan
produk yang memiliki lebih dari dua warna.
h. Langkah terakhir adalah pemernisan. Langkah inilah yang menjadikan produk
terlihat menarik. Proses pemernisan menjadikan warna yang masih kusam
menjadi mengkilap. Proses ini sebaiknya dilakukan saat hari cerah agar produk
yang sudah disemprot pernis mudah kering. Dan akhirnya produk siap untuk
dibungkus/ dipak sebelum dipasarkan.
4. Kapasitas produksi
Kapasitas produksi dalam sehari bisa mencapai 10.000 buah souvenir. Biaya
produksi persatuan Rp 175,- dengan harga jual Rp 250,-; itu untuk bentuk yang
biasa. Kapasitas produksi untuk satu bulan bisa mencapai 300.000 buah
souvenir dengan berbagai macam item. Asumsi omset 300.000 buah produk x
harga jual Rp 250 = Rp 75.000.000,- per bulan, adapun produk yang dihasilkan
yaitu gantungan kunci, bingkai kaca, bukaan botol, dan tempat tusuk gigi.
E. Pengolahan Usaha Daur Ulang Plastik Menjadi Suvenir
1 Modal
Modal awal dari usaha ini adalah Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000, Dana tersebut
digunakan untuk sewa tempat usaha, pembelian alat dan perlengkapan, serta
bahan baku. Berikut ini adalah estimasi dana yang harus kita keluarkan ketika
pertama kali mendirikan usaha ini.
Keterangan Nilai (Rp)
Sewa tempat usaha untuk satu tahun 5.000.000
Pembelian
Gergaji manual 4 buah @ Rp 50.000 200.000
Mesin amplas 300.000
Alat press matras 5.000.000
Alat semprot 75.000
Kompresor listrik 950.000
Alat pendingin 300.000
Pembelian perlengkapan
Thinner 7.000
Cat 20.000
Pernis 25.000
Amplas 10.000
Pembelian bahan baku 100 kg (Rp 2.500 per kg) 250.000
Total Biaya 12.137.000
2 Pembiayaan
Dalam sebulan, kita harus menyipkan dana rutin agar usaha daur ulang plastik
yang kita dirikan dapat terus berjalan. Yang termasuk ke dalam dana/ biaya
rutin tersebut adalah biaya sewa tempat usaha, depresiasi peralatan, pembelian
perlengkapan, biaya listrik dan telepon, usaha pekerja, dan pembelian bahan
baku. Berikut ini adalah perkiraan estimasi dana yang harus dikeluarkan per
bulan:
Keterangan Nilai (Rp)
Biaya tetap
Sewa tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 = 420.000
Depresiasi
- Gergaji manual 4 x @Rp 50.000 = Rp 200.000: 12 bulan= 250.000
- Mesin amplas Rp 300.000: 24 bulan = 13.000
- Alat press matras Rp 5.000.000: 24 bulan = 209.000
- Alat semprot Rp 75.000 : 12 bulan = 5.000
- Kompresor listrik Rp 950.000: 24 bulan = 40000
- Alat pendingin Rp 300.000: 24 bulan = 12.500
Biaya variabel
Biaya listrik 1.500.000
Biaya telepon 300.000
Biaya pekerja (12 orang) 9.000.000
Beli perlengkapan
- Thiner 50 liter (50 x Rp 7.000) 350.000
- Cat 50 kilogram (50 x Rp 20.000) 1.000.000
- Pernis 50 liter (50 x Rp 25.000) 1.250.000
- Amplas 60 meter (60 x Rp 10.000) 600.000
Biaya bahan baku (4 kwintal) 4.000.000
Total biaya 18.951.000
Jika dalam sebulan kita bisa memproduksi 300.000 item souvenir pernikahan
dalam berbagai bentuk dengan harga rata-rata Rp 250 per buah maka kita akan
mendapatkan pemasukan Rp 75.000.000,-. Setelah dikurangi biaya rutin, kita
akan mendapatkan keuntungan bersih Rp 56.049.000,-. Dengan modal awal
yang tidak lebih dari Rp 15.000.000, kita sudah bisa balik modal dalam rangka
waktu satu bulan.
3 Tenaga Kerja
Produksi souvenir berbahan baku plastik membutuhkan tenaga kerja yang
cukup banyak. Minimal kita harus mempekerjakan 12 orang. Sepuluh orang
bertugas di bagian produksi (pencetakan, pengecatan, dan pembungkusan) dan
dua orang di bagian pemasaran (penjaga workshop). Kita tidak harus
mempekerjakan tenaga kerja terampil karena tata cara pembuatan souvenir ini
mudah untuk dipelajari dan tidak terlalu rumit.
4 Tempat Produksi
Untuk tempat produksi, kita bisa menyewa tempat dengan ukuran minimal 2 x 3
meter. Di tempat produksi ini kita dapat menyimpan dua mesin pencetak. Atau,
agar biaya produksi lebih murah, kita bisa memanfaatkan ruangan kosong di
rumah, baik itu halaman belakang, garasi, gudang, maupun tempat kosong
lainnya.
5 Penyaluran / Distribusi
Kita bisa menyalurkan produk-produk kita dengan menitipkannya ke toko,
minimarket, atau supermarket. Agar bisa menjual produk di sana, kita harus
mengajukan penawaran terlebih dahulu. Namun, akan lebih baik jika kita
mempunyai jaringan langsung dengan orang-orang pemasaran di toko,
minimarket, atau supermarket tersebut. Selain menitipkannya, kita juga bisa
menjual produk-produk tersebut langsung di workshop kita. Satu hal yang
sangat berpengaruh terhadap proses pemasaran adalah promosi. Ada berbagai
macam cara yang bisa kita lakukan untuk promosi, misalnya kita bisa
berpromosi melalui media cetak atau media internet. Dalam hal penjualan
souvenir ini, pada umumnya promosi dilakukan melalui cara door-to-door, yaitu
dengan mendatangi agen-agen souvenir maupun melalui kerja sama
dengan wedding planner dalam hal pengadaan souvenir pernikahan. Kita juga
bisa membuka outlet di pusat pembelanjaan yang strategis dengan biaya sewa
skitar 2-3 juta per bulan. Dengan omset penjualan yang besar, biaya sewa tentu
dapat kita atasi.
PENUTUP
Pengelolaan sampah plastik perlu dilakukan untuk menangani permasalahan sampah
secara menyeluruh. Alternatif-alternatif yang dapat kita lakukan berkaitan dengan
pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:
a. Reduce (mengurangi)
b. Reuse (menggunakan kembali)
c. Recycle (mendaur ulang)
d. Replace (mengganti)
Alternatif-alternatif reduce dan reuse tidak selamanya dapat bertahan karena pada
saatnya nanti hasil dari tindakan reduce dan reuse adalah sampah plastik tersebut dibuang.
Maka sebagai alternatif akhirnya sampah plastik tersebut harus didaur ulang. Proses
pendaurulangan sampah plastik dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Memisahkan material sampah plastik dengan material sampah lainnya,
b. Sampah plastik dipotong-potong agar mudah dalam proses pengolahannya,
c. Potongan-potongan sampah plastik dicuci, dan
d. Setelah dicuci, sampah-sampah plastik digiling agar menjadi biji plastik.
Biji plastik yang telah kita proses dapat dijadikan usaha daur ulang sampah plastik baik
berupa bahan baku setengah jadi (biji plastik) maupun suvenir. Pengelolaan usaha daur
ulang sampah plastik harus terencana baik dalam modal, pembiayaan, tenaga kerja, tempat
produksi, dan cara menyalurkan/mendistribusikan produk daur ulang. Berikut tip dan trik
yang bisa kita praktikkan agar usaha daur ulang sampah plastik dapat terus berkembang
dan menjadi semakin besar (Gugun Gunawan, 2007: 34):
1. Pastikan modal kita cukup, baik untuk investasi awal maupun modal kerja.
2. Pahami, apakah usaha yang cocok untuk kita, sesuai dengan minat dan lokasi
usaha.
3. Kita harus memperhatikan standar sampah plastik yang akan didaur ulang;
sampah tersebut haruslah tidak terkontaminasi dan teroksidasi zat lain.
4. Kita tidak perlu modal besar untuk memulai usaha ini. Ketika tempat sudah
ada, modal bisa diatasi dengan mencari investor, walaupun itu masih dalam
skala kecil.
5. Menjalin hubungan dengan industri yang bergerak dalam usaha daur ulang
sampah.
6. Kita harus bisa melihat peluang pasar yang ada. Dan itu berkaitan dengan
kebutuhan industri besar terhadap bahan baku daur ulang plastic.
7. Kita juga harus memperhatikan standar harga; ketika menjual produk, apalagi
untuk kebutuhan industri, harga harus disesuaikan.
8. Menjalin kerjasama dengan pedagang dan pemulung untuk memenuhi pasokan
bahan baku
9. Untuk gudang, usahakan yang jauh dari permukiman penduduk karena
sebagian dari sampah tersebut dapat menimbulkan bau tak sedap
10. Terakhir, optimis, disiplin, dan kerja keras tentunya.
DAFTAR PUSTAKA
Nobelt, Jean-Francois. 2005. Sampah. Jakarta: Erlangga.
Haryanti. 2007. IPA SMK. Pengasih: SMKN 1 Pengasih.
Gunawan, Gugun. 2007. Mengolah Sampah Jadi Uang. Jakarta: TransMedia.
(http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/Pemanfaatan%20Limbah
%20Kantong%20Plastik%20untuk%20Pengembangan%20Desain
%20Produk1.pdf).