kesenian dari barang bekas

38
Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun kelompok di mana bahan - bahannya terdiri dari barang-barang bekas [1] . Kesenian barang bekas pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran Flores [1] . Beliau merupakan bekas buruh bangunan di Bali [1] . Wensislaus Makur membuat tas unik dari limbah karung plastikberas , sampai menembus pasar konsumen di Eropa [1] . Barang-barang bekas yang dijadikan karya seni ini adalah bentuk pemanfaatan, penghematan, dan gerakan untuk menjaga lingkungan [2] . Banyak orang yang sering membuang barang-barang bekas ke tempat sampah , padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang- barang ini sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang tersebut [2] . Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita juga telah turut menjaga lingkungan [2] . Tak ada rotan, akarpun jadi, begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita harus kreatif untuk bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara - cara yang tidak biasa [3] . Peribahasa ini tepat digunakan untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang unik itu tidak hanya dibuat dengan menggunakan bahan dan teknologi yang tinggi, tetapi kita bisa memanfaatkan barang bekas dengan cara yang sangat sederhana [3] . Beberapa contoh barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti [plastik]], bungkus sabun, bungkusan permen, kardus bekas, kertas bekas atau koran bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan minuman, benang, boneka, celengan, kaleng bekas, kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang mempunyai nilai estetika [3] . Daftar isi [sembunyikan ] 1 Pemanfaatan Barang Bekas 2 Usaha Kesenian dari Barang Bekas 3 Lihat Pula 4 Pranala Luar 5 Referensi

Upload: irinesusanto

Post on 27-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesenian dari barang bekas

TRANSCRIPT

Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun

kelompok di mana bahan - bahannya terdiri dari barang-barang bekas[1]. Kesenian barang

bekas pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran Flores [1] . Beliau

merupakan bekas buruh bangunan di Bali [1] . Wensislaus Makur membuat tas unik

dari limbah karung plastikberas, sampai menembus pasar konsumen di Eropa [1] .

Barang-barang bekas yang dijadikan karya seni ini adalah bentuk pemanfaatan, penghematan,

dan gerakan untuk menjaga lingkungan [2] . Banyak orang yang sering membuang barang-barang

bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-barang ini

sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang

tersebut[2]. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita

juga telah turut menjaga lingkungan [2] .

Tak ada rotan, akarpun jadi, begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang

mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita harus kreatif untuk bisa memecahkan

masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara - cara yang tidak

biasa[3]. Peribahasa ini tepat digunakan untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang

unik itu tidak hanya dibuat dengan menggunakan bahan dan teknologi yang tinggi, tetapi kita

bisa memanfaatkan barang bekas dengan cara yang sangat sederhana[3]. Beberapa contoh

barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti [plastik]], bungkus sabun, bungkusan permen,

kardus bekas, kertas bekas atau koran bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan minuman,

benang, boneka, celengan, kaleng bekas, kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang

mempunyai nilai estetika [3] .

Daftar isi

  [sembunyikan] 

1 Pemanfaatan Barang Bekas

2 Usaha Kesenian dari Barang Bekas

3 Lihat Pula

4 Pranala Luar

5 Referensi

Pemanfaatan Barang Bekas[sunting | sunting sumber]

Pot bunga dari plastik

Mengetahui info dan berita mengenai berbagai hal sudah menjadi kebutuhan setiap manusia [4] .

Untuk mengetahui isi dunia, kita tidak perlu berkeliling dunia[4]. Kemudahan

akses informasi sekarang ini memudahkan orang untuk mengetahui kabar terkini bahkan

hingga ke tempat yang jauh sekalipun[4]. Ada

banyak media informasi misalnya televisi, radio, internet, majalah, buku, maupun koran [4] . Koran

merupakan salah satu media informasi yang tidak pernah hilang dalam kehidupan manusia.

Sampai saat ini koran merupakan salah satu media informasi yang cukup

diminati masyarakat [4] . Bahkan tidak sedikit orang yang berlangganan koran untuk mengetahui

informasi terbaru[4]. Namun, setelah dibaca, orang sering mengabaikan koran tersebut,bahkan

membuangnya[4]. Jika koran itu diabaikan, maka lama-kelamaan akan menumpuk dan

mengotorirumah [4] . Biasanya, orang akan menjualnya ke tukang loak. Hal ini memang

merupakan sebuah solusi praktis yang cukup baik[4]. Tetapi, koran-koran bekas yang awalnya

hanya mengotori rumah itu dapat kita olah menjadi barang-barang yang memiliki fungsi

sehingga bisa dipakai serta mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi[4]. Koran bekas

tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk kerajinan seperti kap lampu, vas bunga,

tempat tisu, tempat majalah, keranjang buah, tempat pensil, baki, keranjang sampah, dompet,

wadah perhiasan, wadah telepon genggam, tempat pakaian kotor, asbak, dan hiasan dinding[4].

Selain memanfaatkan koran bekas, plastik bekas pun dapat dimanfaatkan[5]. Banyak pihak yang

mengungkapkan Jakarta adalah kotametropolitan yang modern [5] . Kota metropolitan ini

memiliki bangunan bertingkat dan pusat-pusat perbelanjaan modern yang menawarkan

berbagaiproduk modern[5]. Namun dari segi kebersihan lingkungan, Jakarta belum memenuhi

kriteria tersebut[5]. Data terakhir dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta menunjukkan,

jumlah sampah di Jakarta mencapai hampir 28.000 meter kubik setiap hari[5]. Komposisinya

terdiri dari 65 persen sampah organik dan 35 persen sampah nonorganik [5] . Penyumbang

terbesar sampah itu berasal dari sampah rumah tangga yang mencapai sekitar 60 persen dari

total sampah yang terdapat di Jakarta setiap harinya]][5]. Jumlah sampah plastik tergolong

cukup besar[5]. Padahal, sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk

dapat terurai[5]. Data dari Environment Protection Body, sebuah lembaga lingkungan hidup

diAmerika Serikat, mencatat ada sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di

seluruh dunia setiap tahunnya[5]. Ini berarti, sampah plastik jumlahnya terhitung cukup banyak[5].

Itulah sebabnya, Yayasan Unilever Indonesia bekerja sama dengan sejumlah Lembaga

Swadaya Masyarakat, mencoba memberikan penyadaran bahaya sampah plastik tersebut

dengan melakukan kegiatan Jakarta Green & Clean yang melibatkan banyak ibu rumah tangga

di lima wilayah[6]. Ibu-ibu rumah tangga itu diajak untuk mengubah sampah plastik bekas

bungkusan sabun cuci, pewangi busana, pengharum ruangan, dan sebagainya, menjadi karya

kreatif yang berguna[6]. Mulai dari dompet berbagai ukuran, tas, sampai payung, dan berbagai

pernak-pernik bermanfaat lainnya[6]. Ibu-ibu yang menjadi kader lingkungan di kedua tempat itu,

terlihat antusias mengumpulkan plastik-plastik bekas bungkusan dan dijahit menjadi dompet,

tas, payung, dan barang-barang berguna lainnya[6].

Usaha Kesenian dari Barang Bekas[sunting | sunting sumber]

Banyak pengusaha kesenian dari barang bekas ini memulai usahanya hanya karena hobi[7].

Misalnya, orang yang hobi menjahit, akhirnya menjual aneka tas dan dompet jahitan sendiri

yang terbuat dari kain dilengkapi dengan pernak-pernik [7] . Selain itu, produk dari barang bekas

juga tidak mengeluarkan modal besar, karena hanya memanfaatkan barang bekas[7]. Usaha

kesenian dari barang bekas ini merupakan kategori dalam menjual keahlian, sehingga yang

diperlukan kreativitas untuk merancang kesenian tersebut[7]. Selain itu, tidak mudah menjadi

pengusaha produk ini, karena harus dapat membaca situasi lingkungan eksternal [7] . Hal ini

adalah kunci pokok untuk berhasil[7]. Kesenian dari barang bekas digolongkan dalam alternatif

mencari penghasilan tambahan dengan membuka usaha sendiri[7]. Akan tetapi, diperlukan

pengorbanan waktu, tenaga dan biaya apabila ternyata sistem yang dibangun ga

DESAIN01 Oct 2013

Sampah Plastik Jadi Karya Seni di Lokakarya Kartun

By Vifick

Share

0

Love0

Membuat karya seni itu tidak selalu dengan media yang mainstream seperti

kanvas atau kertas. Dengan kreativitas dan gagasan yang inovatif, kita bisa

memanfaatkan sampah plastik di sekitar kita untuk diolah menjadi karya seni.

Seperti yang diajarkan oleh Made Bayak pada saat Lokakarya Kartun di Art

Center, Denpasar, Bali (28/09). Setelah memberikan presentasi, Made Bayak

mengajak para peserta praktek membuat lukisan dengan media sampah plastik.

Sebagai ikon pariwisata Indonesia, Bali kerap dikunjungi para wisatawan baik

lokal maupun mancanegara. Komoditas pariwisata ini benar-benar dimanfaatkan

sebaik-baiknya oleh masyarakat Bali. Keindahan alam, budaya yang eksotis,

hingga berbagai fasilitas pariwisata kelas dunia menjadikan pulau ini mendapat

predikat destinasi wisata terbaik di dunia. Akan tetapi segala kelebihan yang

dimiliki Bali sekarang justru terancam oleh keberadaan sampah yang dihasilkan

penduduk, pengelola wisata, maupun para wisatawan yang datang. Berbagai

riset menyebutkan, sampah di Bali sudah mencapai rata-rata 10.000 ton per

hari.

Meski telah ada usaha-usaha pemerintah dan LSM lingkungan untuk mengelola

sampah plastik, namun tetap saja persoalan ini masih sulit diatasi. Salah satu

penyebabnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sampah

plastik yang bisa menghancurkan alam dan lingkungan hidup mereka. Di Bali,

dengan mudah kita melihat sampah plastik dibuang sembarangan, mencemari

pematang sawah, saluran irigasi, selokan, sungai, kebun, hutan bakau, pantai,

pegunungan, tebing, dan jurang. Tak hanya itu, di gang-gang kota, jalan

protokol, pasar tradisional, atau tempat umum lainnya, orang membuang

sampah plastik sesuka hatinya. Bahkan, sering terlihat orang seenaknya

membuang pembungkus plastik dari jendela mobil atau angkutan umum.

“Jika perilaku membuang sampah tidak segera diperbaiki maka Bali bisa

menjadi pulau penuh sampah. Ini fakta yang sangat menakutkan,” tutur Bayak.

“Di keluarga, saya memberi contoh bagaimana mengelola sampah plastik

menjadi karya seni. Anak saya melihat dan meniru saya mengumpulkan sampah

plastik di rumah. Sekarang dia sudah bisa memilah sampah dan menyimpannya

untuk dijadikan bahan karya seni. Hal-hal kecil seperti ini sesungguhnya bisa

dimulai dari diri sendiri dan keluarga,” tambahnya.

Workshop “Mengolah Sampah Menjadi Karya Seni” ini sebagai perpanjangan

dari proyek pribadi Made Bayak yaitu Plasticology. Proyek Plasticology adalah

mengolah sampah plastik dan benda bekas menjadi karya seni yang sekaligus

sebagai sarana kampanye isu sampah plastik, sosial, serta budaya. Visual yang

ditampilkan dalam kebanyakan karya Bayak adalah eksotisme Bali masa lalu,

yang sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang, terus menerus

dipropagandakan demi kepentingan industri pariwisata. Proyek ini telah

berpameran di beberapa tempat di Bali. Dalam konteks wacana Go Green yang

dikampanyekan Pemerintah Bali, karya seni dari sampah plastik ini bisa menjadi

implementasi paling nyata dari konsep ramah lingkungan. Bayak pun konsisten

mempromosikan teknik dan proses kreatifnya tersebut melalui pameran seni

rupa, workshop di sekolah dan komunitas-komunitas peduli lingkungan, seperti

pada saat Lokakarya Kartun ini.

Lokakarya Kartun yang diikuti 30 peserta dari SMU se-kota Denpasar ini adalah

program kreatif dari Pemerintah Kota Denpasar dengan fasillitator Tim Majalah

Kartun Bog-bog. Selain workshop tersebut, juga ada materi-materi lain, yaitu

“Kartun dan HIV/AIDS” oleh kartunis Bali Jango Pramartha, “Remaja dan

HIV/AIDS” oleh Prof. DR. Mangku Karmaya dan “Kartun dan Lingkungan Hidup”

oleh Putu Ebo Supardi.

Lokakarya ini diadakan dalam upaya mengajak para remaja Bali untuk aktif

dalam kegiatan kreatif dan kesenian, sekaligus mengampanyekan seni kartun

sebagai media edutainment yang efektif. Edutainment

(education dan entertainment) adalah konsep kampanye yang belakangan ini

gencar dilakukan oleh para seniman kartun Bali. “Kartun sebagai

media education dan entertainmentadalah sebuah movement, mengajak para

remaja untuk kritis menyikapi lingkungan dengan cara yang lucu dan

menyenangkan,” kata Jango Pramartha, salah satu penggagas Lokakarya Kartun

ini. “Harapannya adalah program-program yang berbasis ekonomi kreatif

seperti ini bisa menjadi kurikulum pada sekolah-sekolah. Atau setidaknya bisa

diterapkan dalam praktek belajar-mengajar sehari-hari. Misalkan jika proyek

Made Bayak tentang sampah plastik ini diceritakan kembali oleh para peserta di

sekolah masing-masing dan kemudian dipraktekkan lagi, maka di sekolah-

sekolah tidak ada lagi sampah plastik,” imbuhnya.

—–

Bertambahnya jumlah manusia berdampak pada semakin meningkatnya jumlah

kebutuhan manusia itu sendiri akan segala sesuatu diantaranya barang kebutuhan

primer, sekunder, ataupun tersier. Dalam hal penyediaan segala macam kebutuhan

tersebut tidak bisa lepas dari pengemasan serta bahan-bahan yang digunakan dalam

penyajiannya. Akan Tetapi proses tidak berhenti sampai disitu saja namun ada dampak

yang patut menjadi perhatian kita semua karena bisa memberikan dampak yang sangat

besar kepada manusia itu sendiri yaitu berupa sisa atau sampah dari proses penyediaan

segala barang kebutuhan tadi.

Sampah itu sendiri dapat diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirknya suatu proses (Wikipedia, 2012). Selanjutya berdasarkan sifatnya sampah

juga dikategorikan menjadi dua yaitu sampah organik (degradable) yaitu sampah yang

mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun dan sebagainya bahkan

bisa diolah menjadi kompos. Jenis sampah yang kedua yaitu sampah anorganik

(undegradale) yaitu sampah yang tidak mudah membusuk atau sangat sukar untuk

diuraikan oleh mikroorgnasime seperti sampah plastik, kaleng, kertas, botol dan

sebagainya. Jenis sampah yang pertama yaitu sampah organik tadi tidak memberikan

dampak yang serius terhadap manusia dan lingkungan karena hanya membutuhkan

sedikit pengelolaan saja akan tetapi jenis sampah yang kedua yaitu sampah anorganik

sangat membutuhkan penanganan yang serius karena jika dibiarkan tertumpuk begitu

saja maka tidak dapat dibayangkan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan.

Misalkan saja sampah plastik karena berbahan polimer maka dibutuhkan waktu sampai

dengan 500 tahun untuk dapat terurai, apa jadinya dengan bumi kita ini jika sampah

plastik ini terus tertumpuk dan dibiarkan begitu saja.

Untuk menanggulangi masalah sampah anorganik ini selain menggunakan sistem daur

ulang ada sistem lain yang dapat digunakan yaitu dengan mengolah kembali sampah-

sampah tersebut menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis. Ada dua hal yang

didapat dari proses tersebut yaitu adanya usaha dalam mengurangi jumlah sampah

anorganik dan yang kedua bisa membuka lapangan kerja melalui tangan-tangan kreatif

sehingga menghasilkan karya-karya bernilai ekonomi.

Salah satu contoh usaha pengolahan kembali sampah anorganik ini adalah pengolahan

kertas bekas sebagai kerajinan rumah tangga atau menjadi perabotan rumah yang

sangat indah. Kegiatan pengolahan ini telah dilakukan oleh seorang warga Seteluk

kabupaten Sumbawa Barat NTB bernama Rahmi Citra Wardani. Berbekal bakat, ide

kreatif, daya imajinasi serta rasa kepedulian terhadap lingkungan ia mampu mengolah

sampah-sampah kertas seperti bungkus-bungkus rokok, kotak bekas, kertas cover buku

dan lain sebagainya menjadi anyaman berbagai bentuk. Rani nama sapaannya telah

berhasil membuat kerajinan berupa wadah kue berbentuk angsa, guci, keranjang buah,

vas bunga, kotak permen yang telah mampu ia pasarkan kepada warga disekitarnya.

Oleh karena selama ini para pengepul kertas bekas hanya mengambil atau mendaur

ulang sampah-sampah kertas berukuran besar saja seperti kardus atau kotak besar

lainnya sedangkan sisanya sampah kertas berukuran kecil pada akhirnya akan berujung

pada proses pembakaran yang juga memberikan dampak terhadap polusi udara.

Proses pengolahan sampah-sampah kertas ini dimulai oleh Rani dengan mengumpulkan

sampah-sampah dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Selain itu ia juga mengajak

kepada pemilik toko yang ada dilingkungannya agar ikut membantu mengumpulkan

sampah kertas sisa aktifitas dagangnya. Tidak lupa pula disampaikan dan

disosialisasikan bahwa sampah-sampah tersebut akan digunakan lagi menjadi bahan-

bahan kerajinan rumah tangga. Alhasil tidak sedikit dari warga sekitar yang ikut belajar

tentang bagaimana proses pengolahan sampah tadi menjadi barang bernilai ekonomis.

Setelah bahan-bahan terkumpul rani bersama warga yang berminat dalam proses

pengolahan ini mulai menggunting bahan kertas tadi sesuai ukuran. Selanjutnya kertas

yang telah digunting dilipat sesuai dengan modelnya yang barulah kemudian kertas hasil

lipatan tersebut dirangkai menjadi barang-barang atau perabotan rumah tangga yang

diinginkan. Langkah terakhir yaitu finishing yaitu dengan melapisi rangkaian kertas

dengan plastik transparan sebagai pelindung kertas dari air. Setelah dilapisi maka dapat

dipastikan hasil-hasil kerajinan tadi dapat bertahan lama. Sedangkan untuk

pemasarannya untuk sementara hanya mampu mencukupi kebutuhan warga sekitar

dikarenakan keterbatasan tenaga kerja dan sarana. Adapun kisaran harga yang

ditawarkan mulai dari Rp.10.000,- sampai dengan Rp.50.000,- tergantung pada bentuk,

ukuran dan kerumitan proses pembuatannya.

Patut dijadikan inspirasi bagi kita semua bahwa ide kreatif dan kemauan untuk berbuat

akan mampu mengantarkan kita pada kesuksesan pribadi dan kesuksesan sosial

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

0 K O M E N T A R :

P O S K A N K O M E N T A R

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

F3by ahmad & 8C. Diberdayakan oleh Blogger.

 

Copyright 2011 F3By l1k3 y0u. All rights reserved. Provided by Blogger TemplatesPresented by luggage bags online, Anaheim Hotels, SharePoint, Designed by Dedicated Servers.

Design Downloaded From Free Wordpress Themes | Free Website Templates | News and Observers

*

*

*

Terobosan SMK Negeri 3 Kimia Kota Madiun yang berhasil mengubah sampah plastik jadi

bahan bakar minyak.

Berawal dari kegelisahan Tri Handoko, guru kimia di Sekolah Menengah Kejuruan tersebut

melihat timbunan sampah plastik saat baru pulang dari kegiatan mengajar. Ia tercekat,

dalam benaknya, sampah plastik yang dibuat dari minyak bumi ini akan menjadi masalah

bila tak bisa di daur ulang.

Sejak itu, Tri mulai melakukan beragam percobaan untuk mengolah sampah plastik yang

selama ini merupakan limbah beracun dan menjadi pencemar lingkungan. Percobaan demi

percobaan dilaluinya. Bersama dengan anak didiknya di SMKN 3 Madiun, Tri tak lelah

melakukan uji coba untuk merubah plastik kembali ke asalnya yakni dari minyak.

Menjelang akhir 2010, uji coba Tri mulai membuahkan hasil. Dengan berbekal alat

sederhana yakni memanfaatkan bekas tabung gas kemasan 3 kilogram (kg) yang disulap

menjadi tempat pembakaran limbah plastik. Nah di ujung tabung itu dilengkapi dengan alat

destilasi atau penyulingan sederhana.

Ketika limbah plastik dipanaskan akan meleleh dan menghasilkan uap. Uap inilah yang

menjadi bahan bakar setelah sebelumnya didestilasi hingga menjadi cair.

Alat bisa dibangun dari material bekas, disesuaikan kemampuan pembuat dan kapasitas

limbah yang akan diolah. Alat yang dipakai bisa berbiaya Rp 650.000 hingga Rp 100 juta,

tergantung kebutuhan.

Prosesnya

Kepala SMKN 3 Kimia Kota Madiun, Sulaksono Tavip Rijanto menerangkan proses

pengolahan limbah plastik menjadi BBM ini melalui beberapa tahap.

“Pertama melalui pembakaran hingga 600 derajat Celcius, lalu disuling (firolisis) dan

penjernihan.Uap hidrokarbon hasil pembakaran inilah yang menjadi minyak yang bisa

digunakan untuk bahan bakar,” ucapnya.

Alat pembakaran dibuat dari tabung gas elpiji yang memiliki Standar Nasional Indonesia

(SNI) ukuran 3 kilogram. Tabung elpiji dilubangi dan dipasang corong besi dengan cara

dilas.Corong ini untuk memasukkan bahan plastik yang dibakar dalam tabung.

Setelah itu,tabung pembakaran dihubungkan dengan pipa penyulingan yang terhubung

dengan tabung penadah uap atau hidrokarbon yang mencair jadi minyak. Segala jenis

plastik bisa diolah dengan cara ini.

Plastik yang dimasukkan ke dalam tabung dipanaskan dengan gas elpiji sehingga terurai

dan uapnya mengendap menjadi minyak. 

Satu kilogram plastik bisa menghasilkan sekitar satu liter minyak.

Agar efisien dan bernilai ekonomis,untuk pembakaran plastik selanjutnya menggunakan

minyak plastik hasil penyulingan. Proses pembakaran dan penyulingan minyak dari limbah

plastik ini ramah lingkungan.

“Dalam pembakaran, sama sekali tidak ada asap yang keluar karena setelah disuling,uap

ditampung dalam tabung yang tertutup sehingga asapnya tidak membahayakan,”kata

Tavip.

Soal unsur kimia dalam BBM limbah plastik ini,ujar Tavip,memang belum diteliti lebih lanjut.

Sejauh ini, penelitiannya belum sampai pada unsur yang ada seperti timbal atau Pb

(Plumbum) yang terkandung dalam BBM alternatif ini. “Kemungkinan ada karena ini dari

minyak bumi juga,” katanya.

Dari percobaaan tambahan diperoleh hasil bahwa bila plastik yang digunakan sebagai

bahan baku berasal dari bekas botol minuman mineral, maka hasil minyaknya lebih bagus

yakni lebih jernih ketimbang minyak yang berasal dari tas kresek bekas.

Dari hasil ini bisa disimpulkan bahwa semakin jernih dan bersih bentuk limbahnya semakin

bagus minyak yang dihasilkan.

Hasil Uji

Hasil uji laboratorium SMKN 3 Kota Madiun menunjukkan, solar limbah plastik

menghidupkan mesin pemotong rumput. Premium limbah plastik telah diuji kromatografi

gas pada laboratorium PT Sucofindo.

Nilai oktan BBM dari limbah plastik ini masih sekitar 84-85.Sedikit di bawah nilai oktan

premium yang berada di angka 87-88 dan agak jauh dari pertamax yang rata-rata 91-92.

“Memang kualitasnya masih di bawah premium dan pertamax, tapi kami sempurnakan

terus.Dulu hanya bisa untuk membersihkan noda karet lalu berkembang untuk

mengoperasikan mesin potong rumput. Sekarang dicoba di mobil yang juga sedang diuji

coba,” jelas Tavip.

Saat ditest di sekolah tetangga, BBM limbah plastik diterapkan pada mesin mobil Toyota

keluaran tahun 1980-an yang sering dipakai praktik siswa SMKN 1.

Kepala SMK Negeri 1 Kota Madiun Sigit Dewantoro mengatakan BBM dari limbah plastik

sudah bisa digunakan pada mini truk Esemka rakitan siswanya. “Namun rpm-nya (rotation

perminute) atau putaran mesinnya naik turun, belum bisa stabil. Jadi masih diisikan di

mesin praktik saja,”ujarnya.

Bank sampah

Karena kebutuhan sampah plastik yang tinggi, siswa semakin sulit memperoleh sampah

plastik. Karena itu, sekarang SMKN 3 ini bekerja sama dengan para pemulung agar

bersedia menjual sampah plastiknya ke sekolah. Untuk menampung pasokan sampah

plastik, rencananya akan dibuat bank sampah plastik di sekolah.

”Sekolah kami fokus ke upaya menjaga lingkungan dengan mengelola limbah. Sudah jadi

tradisi di sini,” kata Tavip.

Untuk mengajak masyarakat mengelola sampah plastik, sekolah yang memiliki Program

Keahlian Kimia Analis, Kimia Industri, dan Pengawasan Mutu Pangan itu membuat 15 alat

pengolah model terbaru. Sebelumnya, para siswa telah membuat lima model yang terus

dimodifikasi dan disempurnakan. Ke-15 alat itu telah dibagikan Gubernur Jatim ke SMK lain

di Jawa Timur,

PENDAHULUAN

Plastik adalah material yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-

hari. Kemajuan teknologi dan industri membuat aktivitas produksi plastik terus

meningkat. Hampir semua produk menggunakan plastik baik sebagai kemasan

atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan

dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah

dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini

membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek

kehidupan manusia. Akibatnya,

jumlah produksi plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah.

Menurut Jean-Francois Nobelt (2005 : 4 - 7), Negara-negara berkembang

berusaha meningkatkan taraf hidupnya dengan tingkat konsumsi yang tinggi,

sehingga mereka membuang banyak sampah. Misalnya saja di Indonesia,

sampah yang terbuang setiap harinya saja sekitar 11.330 ton. Padahal

di negara-negara maju seperti Afrika, seorang Afrika hanya menghasilkan 17 kg

sampah rumah tangga setiap tahunnya. Sampah yang begitu banyak membuat

dunia kita menjadi rusak dan kemudian terjadi penyakit dimana-mana. Seperti

pada Abad Pertengahan,

sampah dibuang ke jalan dan sungai sehingga menimbulkan bau tidak sedap

dan meningkatkan resiko penularan penyakit, seperti pes. Tentunya kita tidak

ingin hal itu terjadi lagi bukan?

Kurangnya kesadaran akan limbah dan tingkat konsumsi masyarakat

serta aktivitas lainnya yang semakin bertambah mengakibatkan sampah terus

menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang umum ditemukan

di TPA antara lain botol minuman, deterjen, dan kantong plastik. Sampah-

sampah yang kurang menarik tersebut membuat kita enggan melihat bahkan

meliriknya. Padahal jika kita mau berusaha sedikit, sampah-sampah tersebut

dapat menjadi peluang usaha. Bahkan jika kita mau mengolahnya dengan

benar, usaha ini dapat menjadi sumber daya.

Akibat begitu banyaknya sampah di lingkungan, kita jadi bertanya-tanya.

Bagaimanakah cara untuk mengurangi sampah? Apakah ada persyaratan agar

sampah dapat diproses? Apa yang dapat kita olah dari sampah? Bagaiman cara

mengolah sampah tersebut? Dan, bagaimana cara mengelola usaha

tersebut  agar sukses? Maka, disini akan dipaparkan jawaban-jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan di atas. Begitu juga dengan tip dan trik agar usaha daur

ulang sampah plastik dapat terus berkembang dan sukses.

PEMBAHASAN

A.   Sampah Plastik

Limbah/sampah adalah sisa/buangan hasil aktivitas manusia/makhluk

hidup atau aktivitas alam yang dapat mengganggu keseimbangan alam jika

jumlahnya melebihi ambang batas. Aktivitas manusia tersebut antara lain

kegiatan pabrik, kegiatan rumah tangga, dan pembakaran. Sedangkan aktivitas

alam berupa bencana alam, misalnya gunung meletus, banjir, dan tanah longsor

(Haryanti, 2011: 1). Limbah tersebut memiliki komponen yang beragam dari

yang organik sampai yang nonorganik, yang dapat didaur ulang sampai yang

tidak dapat didaur ulang. Salah satu komponen limbah yang dapat didaur ulang

dan yang sering kita jumpai adalah plastik.

Menurut Gugun Gunawan (2007: 17 - 18) plastik mewakili ribuan bahan

yang berbeda sifat fisik, mekanik, dan kimianya. Secara garis besar plastik

dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar, yakni plastik yang

bersifat thermoplastic dan bersifatthermoset. Thermoplsatic dapat dibentuk

kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan

jenis thermoset bila telah dipakai tidak dapat digunakan kembali. Plastik yang

umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam

bentukthermoplastic. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan

plastik terus meningkat. Sebagai konsekuensinya, peningkatan sampah plastik

pun tidak terelakkan. Di Jabotabek, rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu

ton sampah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah

karena sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak

terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, dan tidak dapat berkarat

sehingga pada akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.

Hampir seluruh jenis sampah plastik (80%) dapat diproses kembali

menjadi barang semula. Ada juga beberapa jenis sampah plastik yang harus

dicampur terlebih dahulu dengan bahan baku baru untuk meningkatkan

kualitasnya. Tiga jenis sampah plastik yang populer dan laku di pasaran, yaitu:

1.    Polietilena (PE)

Polietilena adalah bahan plastik yang tahan air, asam, alkali, dan hampir

semua jenis cairan. Contohnya: plastik pembungkus produk makanan, jus dan

minuman, tirai plastik (biasa digunakan sebagai tirai pada shower), botol

antipecah, pipa, ember, gelas, dan penyekat kawat atau kabel.

2.    High Density Polyethylene (HDPE)

Plastik jenis ini juga resisten terhadap berbagai zat cair. Contohnya:

melamin (piring dan gelas melamin), kemasan deterjen, kemasan susu dari

karton, tangki bahan bakar kendaraan, kantong plastik, temapt makan plastik,

dan pipa air.

3.    Polipropilenia (PP)

Polipropilenia adalah produk-produk yang terbuat dari fiber glass.

Prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah plastik

menurut Gugun Gunawan (2007: 4 - 5) dikenal dengan nama 4R, yaitu:

1.    Reduce (Mengurangi)

Mengurangi maksudnya sebisa mungkin meminimalisasi barang atau

material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,

semakin banyak sampah yang dihasilkan. Misalnya, kita selalu menggunakan

kantong plastik saat berbelanja. Jika dalam satu minggu kita berbelanja

sebanyak tiga kali, maka dalam sebulan kita akan menghasilkan sampah berupa

kantong plastik sebanyak 12 buah. Tumpukan sampah kantong plastik akan

terus bertambah jika kita tidak segera mengurangi penggunaannya, atau

bahkan menggantinya dengan kantong belanjaan yang ramah lingkungan,

seperti kantong anyaman dari daun pandan.

2.    Reuse (Menggunakan kembali)

Sebisa mungkin kita memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali.

Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini

dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebellum barang tersebut

menjadi sampah. Misalnya: menggunakan botol plastik (produk minyak goreng

atau sabun) yang bisa diisi ulang. Dengan demikian, setidaknya kita tidak akan

menghasilkan sampah botol plastik selama beberapa lama.

3.    Recycle (Mendaur ulang)

Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang

lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri

informal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi

barang lain. Di antara industri-industri ini ada yang mengubah sampah plastik

menjadi berbagai suvenir, sampah kertas menjadi lukisan dan mainan miniatur,

atau sampah alumunium foil menjadi tas dan dompet.

4.    Replace (Mengganti)

Mengganti maksudnya teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah

barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan

lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah

lingkungan. Misalnya, ganti kantong plastik kita dengan keranjang saat

berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoamkarena kedua bahan ini tidak bisa

didegradasi secara alami. Kita bisa menggunakan tas anyaman dari daun

pandan atau bambu sebagai pengganti kantong plastik dan menggunakan daun

pisang untuk membungkus makanan kita.

Secara umum, terdapat empat (4) persyaratan agar sampah plastik

dapat diproses oleh sebuah industri, antara lain: (Gugun Gunawan, 2007: 20)

1. Sampah plastik harus berbentuk tertentu, sesuai kebutuhan (biji, pellet,

serbuk, atau pecahan). Misalnya industri yang memproduksi alat-alat tulis

hanya membutuhkan biji plastik. Sementara untuk pellet, serbuk atau

pecahan dibutuhkan oleh industri-industri yang membutuhkan kemasan

plastik dan memproduksi barang-barang dari plastik, seperti industri

mainan anak-anak, 

2. Harus homogen. Artinya, sampah plastik tersebut sudah dikelompok-

kelompokkan dan tidak lagi tercampur dengan jenis sampah lain,

3. Tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang dapat menurunkan kualitas

produk yang dihasilkan, dan 

4. Diupayakan tidak teroksidasi. Artinya, sampah plastik tersebut masih

dalam keadaan layak produksi dan tidak mengandung zat-zat kimia

berbahaya.

B.   Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Biji Plastik

Pemanfaatan sampah plastic (Gugun Gunawan, 2007: 20-21) dengan cara

mengolahnya kembali merupakan upaya untuk menekan pembuangan plastik

seminimal mungkin. Pemanfaatan sampah plastik dapat dilakukan dengan

pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia

pemanfaatan sampah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah

pemakaian kembali (reuse) untuk keperluan yang berbeda, misalnya kaleng

atau wadah bekas cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot dan ember.

Namun, hal itu tidak dapat menyelesaikan masalah volume sampah plastik yang

semakin bertambah. Proses daur ulang tampaknya sudah menjadi harga mati

untuk menanggulangi krisis sampah plastik ini.

Sebelum membahas proses daur ulang plastik secara lebih mendalam, akan

lebih baik jika kita mengetahui tahapan-tahapan pendaurulangan sampah

plastik menjadi biji plastik/bahan bakusetengah jadi, yaitu:

1.    Pemisahan: sampah plastik harus dipisahkan dari material sampah lainnya,

misalnya memisahkannya dari material sampah organik atau keras.

2.    Pemotongan: sampah plastik yang sudah dipisahkan kemudian dipotong-potong

sesuai dengan kebutuhan. Jika akan diolah menjadi biji plastik, sampah plastik

ini harus dipotong kecil-kecil untuk mempermudah proses pengolahannya.

3.    Pencucian; sampah plastik yang suadah menjdi potongan-potongan ini harus

dicuci untuk membersihkannya dari zat-zat tertentu yang tidak dibutuhkan atau

dapat mengganggu proses pengolahan. Contoh zat tersebut adalah besi

4.    Penggilingan; setelah dicuci, sampah plastik kemudian digiling agar menjadi biji

plastik. Tanda bahwa biji plastik yang dihasilkan melalui penggilingan memiliki

kualitas bagus adalah dari mengapung tidaknya biji plastik tersebut di atas air.

5.    Biji plastik yang telah diolah inilah yang akan dikirim ke pabrik pengolahan

produk-produk daur ulang.

Berikut ini adalah jenis-jenis biji plastik dan harga jualnya:

Jenis Biji plastik Harga (Rp/kg)

Biji plastik Hd (Ex Injection) 7.000

Biji plastik Abs 10.000

Biji plastik Pet 5.500

Biji plastik Pp Cokelat 8.000

Biji plastik Pp putih 12.000

Biji plastik Pp hitam, merah, biru 6.000

B plastik Pp resin 7.000

C.   Pengolahan Usaha Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Bahan Baku

Jadi (Biji Plastik)

1.      Modal

Modal yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha daur ulang sampah plastik

sangat bervariasi, yaitu antara Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,-.

Modal awal tersebut digunakan untuk membeli mesin cetak eharga Rp

3.000.000,-, sampah plastik (bahan baku 2 kwintal) Rp 2.000.000,- dan sewa

tempat usaha Rp 5.000.000,- untuk satu tahun.

2.      Pembiayaan

Dengan modal Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000, kita bisa menyewa tempat

yang cukup representative untuk tempat usaha kita. Sisa modal usaha, kita

gunakan untuk membeli sampah plastik dari pemulung dan untuk upah pekerja

kita. Sementara dengan modal Rp 15.000.000 – Rp 25.000.000,- di tangan, kita

bisa membayar upah lebih banyak pegawai dan membeli lebih banyak sampah

plastik dari pemulung. Modal besar akan mempermudah kita untuk

mengembangkan usaha, bukan hanya sebagai pengepul atau pemasok biji

plastik, tetapi juga sebagai produsen barang-barang hasil daur ulang sampah

plastik.

Keterangan Nilai (Rp)

A.     Biaya Tetap

Sewa tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 =

Depresiasi peralatan Rp 3.000.000 : 12 =

420.000

250.000

B.     Biaya Variabel

Gaji pegawai (Rp 40.000 x 4 orang x 30 hari)

Biaya listrik

Biaya telepon

4.800.000

150.000

300.000

C.    Pembelian bahan baku (2 kwintal)

2.000.0000

Biaya total 7.920.000

Jika kita bisa mengoptimalkan usaha pengolahan sampah plastik hingga

mencapai minimal 10 ton biji plastik per bulan dengan harga Rp 5.000,- per

kilogram maka omset yang akan kita peroleh bisa mencapai Rp 50.000.000,-

dari omset tersebut, kita akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp

42.080.000,-. Dengan keuntungan per bulan mencapai angka puluhan juta,

dalam satu bulan kita sudah bisa balik modal.

3.      Tenaga Kerja

Pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik tidak memerlukan banyak

tenaga kerja, 4 – 5 orang pekerja sudah lebih dari cukup. Para pekerja tersebut

bertugas untuk menyortir sampah plastik, membersihkan, menggiling, dan

mencetaknya dengan mesin cetak. Agar usaha pengolahan biji plastik kita

berjalan lancar, kita harus tetap menjaga hubungan baik dengan para

pemulung. Mereka adalah pemasok utama bahan baku usaha kita. Semakin

banyak pemulung yang menjual sampah plastiknya kepada kita, semakin baik

usaha pengolahan biji plastik yang kita dirikan. Apalagi usaha pengolahan

sampah plastik membutuhkan jenis sampah plastik tertentu yang harus dipilah

dari ribuah ton sampah. Kita membayar para pemulung berdasarkan jumlah

sampah plastik yang berhasil mereka kumpulkan dan sortir.

Harga beli sampah plastik dari pemulung:

Jenis Biji plastik Harga (Rp/kg)

Plastk bekas air mineral 3.000

Pipa pralon 5.000

Sampah plastik lain 2.000 – 2.500

a.      Penyaluran / distribusi

Untuk biji plastik, kita bisa menyalurkannya ke pabrik-pabrik yang memang

membutuhkan biji plastik sebagai bahan baku, seperti pabrik yang

memproduksi alat tulis atau pabrik-pabrik yang menghasilkan produk-produk

daur ulang. Dalam hal ini, jaringan usaha yang luas sangat diperlukan karena

tanpa jaringan akan sulit bagi kita untuk memasarkan produk kita. Sebagai

permulaan, kita bisa meminta bantuan koperasi UKM atau kementrian industri

dan kementrian Lingkungan Hidup untuk memberi akses ke perusahaan-

perusahaan yang memproduksi produk-produk dari plastik.

D.   Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Produk Jadi (Souvenir)

Ketika mengunjungi resepsi pernikahan teman atau saudara, biasanya kita akan

mendapatkan souvenir yang menarik dari acara resepsi tersebut. Souvenir itu

ada yang berbentuk gantungan kunci, bingkai kaca kecil, pembuka botol ukuran

kecil, dan tempat tusuk gigi. Mungkin kita pernah bertanya-tanya, bagaimana

cara membuat souvenir tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya

jika kita membaca kisah Didit Purwono berikut ini. Pada pertengahan tahun

1998, Didit memutuskan untuk mendirikan usaha daur ulang sampah plastik

menjadi souvenir. Sebagai investasi awal, ia mengeluarkan dana sebesar Rp

5.000.000,- Dengan uang tersebut, ia membeli mesin cetak secong Rp

3.000.000,- dan sisanya ia gunakan untuk bahan baku berupa sampah plastik.

Didit memutuskan untuk memfokuskan usahanya pada produksi souvenir

pernikahan karena menurutnya, souvenir pernikahan memiliki daya jula yang

cukup tinggi dan sudah memiliki segmen pasar tersendiri.

Awalnya, Didit menjalankan usaha daur ulangnya ini di Surabaya. Namun, pada

tahun 2000 ia memindahkan produksinya ke Jakarta. Pemindahan tempat usaha

ini sangat membantu perkembangan usahanya karena akan lebih mudah

memasarkan produk di Jakarta di banding di Surabaya. Untuk menghasilkan

produk-produk souvenir pernikahan, ia membutuhkan 4 kwintak bahan baku

plastik per bulan. Dari bahan baku tersebut, ia bisa memproduksi ratusan

souvenir pernikahan dalam berbagai bentuk. Saat ini omset usahanya bisa

mencapai Rp 20.000.000,- per bulan. Dan agar, produk-produknya semakin

dikenal orang, ia pun kemudian membuka kios di Pusat Grosir Cililitan

dan workshop di Surabaya dan Jakarta.

Contoh souvenir pernikahan dari  sampah plastik:

o    Kaca hias bermotif bunga

o    Bingkai foto kecil

o    Kaca hias bermotif gambar pengantin

o    Berbagai souvenir pernikahan yang sedang dipajang

o    Cermin kecil

o    Gantungan kunci

1.      Bahan Baku

Sampah plastik yang dibutuhkan dalam produksi souvenir pernikahan adalah

gelas plastik air mineral dan ember bekas. Biasanya, bahan baku tersebut bisa

kita peroleh dari pengepul sampah plastik atau produsen biji plastik yang sudah

memiliki mesin penghancur plastik. harga bahan baku plastik yang sudah

dihancurkan adalah Rp 3.000,- per kilogram. Untuk satu kali produksi, minimal

dibutuhkan 50 kg bahan baku, dengan harga satuan Rp 3.000 /kg.

2.      Peralatan

Berikut ini peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi :

·      Tong kapasita 100 liter, tong ini digunakan untuk menampung bahan baku

plastik yang sudah dihancurkan dalam proses pemanasan/pelelehan.

·      Kompor semawar; untuk proses pemanasan/pelelehan bahan baku, kita harus

menggunakan kompor semawar. Selain dapat menghasilkan panas dan

maksimal, kompor ini juga memiliki suhu panas yang tetap stabil.

·      Dua batang besi ukuran 4 m yang berfungsi sebagai tuas pengungkit. Kita

mempergunakan besi tersebut saat menuangkan cairan bahan baku ke mesin

cetak.

·      Matras; agar produk yang dihasilkan bagu (detail-detail dari reliefnya jelas),

setiap produk yang telah dicetak harus di-press dengan menggunakan matras.

·      Gergaji; alat ini digunakan untuk merapikan produk agar sesuai dengan

bentuknya. Jika masih terdapat produk yang bentuknya belum sesuai dengan

pola, kita harus memotongnya dengan menggunakan gergaji kecil.

·      Mesin amplas; pada saat pengamplasan akan lebih cepat dan efisien jika kita

menggunakan msin. Mesin amplas ini dapat dibeli di toko-toko yang menjual

peralatan pertukangan elektrik. Mesin amplas ini masih menggunakan amplas

sebagai media pengamplasan.

·      Alat pendingin/kipas angin untuk menjaga kondisi suhu pada tungku/tong dan

alatpress agar tetap stabil.

·      Alat semprot; pet atau yang lebih dikenal dengan nama kepala semprot ini

berbentuk seperti pistol dengan tabung di atasnya. Alat ini berfungsi untuk

menyimpan cat atau pernis yang akan disemprotkan di seluruh permukaan

produk souvenir.

·      Kompresor listrik: kompresor yang berkekuatan kira-kira 0,5 PK ini cukup untuk

menyemprotkan cat dan pernis ke seluruh permukaan benda, seperti gantungan

kunci atau bingkai kaca. Kita dapat menghemat biaya pembelian jika membeli

kompresor berbahan bakar bensin.

Berikut ini adalah daftar harga dari alat-alat tersebut:

Keterangan Harga (Rp)

Gergaji manual 50.000

Mesin amplas 300.000

Alat press matras 5.000.000

Alat semprot 200.000

Kompresor listrik 75.000

Alat pendingin 300.000

Total Biaya 5.925.000

3.      Tahap-tahap pengerjaan

a.    Bahan baku plastik yang sudah dibeli dimasukkan ke dalam tong besar. Hal ini

dilakukan untuk memudahkan proses produksi, dan agar bahan baku tidak

tercecer.

b.    Setelah proses pengumpulan bahan baku selesai, dimulailah langkah

pemanasan. Langkah ini dilakukan dengan memanaskan bahan baku hingga

mencair agar proses pencetakan lebih mudah

c.    Setelah pemanasan, kemudian dilakukan proses pencetakan bahan baku yang

telah menjadi cairan kental dimasukkan ke dalam tuas pengungkit/ mesin

genjot. Hal ini dilakukan untuk membuat souvenir sesuai pola yang diinginkan.

d.    Langkah selanjutnya adalah proses pengepresan dengan alat press matras.

Pengepresan dilakukan agar kita bisa mendapatkan hasil produk yang

berkualitas, baik dari segi bentuk maupun ukuran.

e.    Proses berikutnya adalah pemotongan. Dalam proses ini, produk dirapikan

dengan memotong bagian-bagian tepinya

f.     Setelah dilakukan pemotongan, langkah selanjutnya adalah proses

pengamplasan. Proses ini dilakukan agar setiap produk yang akan dicat sudah

halus dan relief/ detail-detail kecilnya lebih terlihat.

g.    Langkah berikutnya adalah pengecatan. Langkah pengecatan menggunakan

mesin ini dilakukan dengan kecermatan yang cukup tinggi karena pengecatan

yang ceroboh akan meninggalkan jejak penumpukan cat di permukaan produk

yang dibuat. Proses ini sebaiknya dilakukan pada saat hari sedang cerah karena

akan mempercepat proses pengeringan dan memasuki langkah pemernisan.

Untuk proses pengecatan ini diperlukan ketelitian, khususnya untuk pengecatan

produk yang memiliki lebih dari dua warna.

h.    Langkah terakhir adalah pemernisan. Langkah inilah yang menjadikan produk

terlihat menarik. Proses pemernisan menjadikan warna yang masih kusam

menjadi mengkilap. Proses ini sebaiknya dilakukan saat hari cerah agar produk

yang sudah disemprot pernis mudah kering. Dan akhirnya produk siap untuk

dibungkus/ dipak sebelum dipasarkan.

4.      Kapasitas produksi

Kapasitas produksi dalam sehari bisa mencapai 10.000 buah souvenir. Biaya

produksi persatuan Rp 175,- dengan harga jual Rp 250,-; itu untuk bentuk yang

biasa. Kapasitas produksi untuk satu bulan bisa mencapai 300.000 buah

souvenir dengan berbagai macam item. Asumsi omset 300.000 buah produk x

harga jual Rp 250 = Rp 75.000.000,- per bulan, adapun produk yang dihasilkan

yaitu gantungan kunci, bingkai kaca, bukaan botol, dan tempat tusuk gigi.

E.   Pengolahan Usaha Daur Ulang Plastik Menjadi Suvenir

1    Modal

Modal awal dari usaha ini adalah Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000, Dana tersebut

digunakan untuk sewa tempat usaha, pembelian alat dan perlengkapan, serta

bahan baku. Berikut ini adalah estimasi dana yang harus kita keluarkan ketika

pertama kali mendirikan usaha ini.

Keterangan Nilai (Rp)

Sewa tempat usaha untuk satu tahun 5.000.000

Pembelian

      Gergaji manual 4 buah @ Rp 50.000 200.000

      Mesin amplas 300.000

      Alat press matras 5.000.000

      Alat semprot 75.000

      Kompresor listrik 950.000

      Alat pendingin 300.000

Pembelian perlengkapan

      Thinner 7.000

      Cat 20.000

      Pernis 25.000

      Amplas 10.000

Pembelian bahan baku 100 kg (Rp 2.500 per kg) 250.000

Total Biaya 12.137.000

2    Pembiayaan

Dalam sebulan, kita harus menyipkan dana rutin agar usaha daur ulang plastik

yang kita dirikan dapat terus berjalan. Yang termasuk ke dalam dana/ biaya

rutin tersebut adalah biaya sewa tempat usaha, depresiasi peralatan, pembelian

perlengkapan, biaya listrik dan telepon, usaha pekerja, dan pembelian bahan

baku. Berikut ini adalah perkiraan estimasi dana yang harus dikeluarkan per

bulan:

Keterangan Nilai (Rp)

Biaya tetap

Sewa tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 = 420.000

Depresiasi

-  Gergaji manual 4 x @Rp 50.000 = Rp 200.000: 12 bulan= 250.000

-  Mesin amplas Rp 300.000: 24 bulan = 13.000

-  Alat press matras Rp 5.000.000: 24 bulan = 209.000

-  Alat semprot Rp 75.000 : 12 bulan = 5.000

-  Kompresor listrik Rp 950.000: 24 bulan = 40000

-  Alat pendingin Rp 300.000: 24 bulan = 12.500

Biaya variabel

Biaya listrik 1.500.000

Biaya telepon 300.000

Biaya pekerja (12 orang) 9.000.000

Beli perlengkapan 

-  Thiner 50 liter (50 x Rp 7.000) 350.000

-  Cat 50 kilogram (50 x Rp 20.000) 1.000.000

-  Pernis 50 liter (50 x Rp 25.000) 1.250.000

-  Amplas 60 meter (60 x Rp 10.000) 600.000

Biaya bahan baku (4 kwintal) 4.000.000

Total biaya 18.951.000

Jika dalam sebulan kita bisa memproduksi 300.000 item souvenir pernikahan

dalam berbagai bentuk dengan harga rata-rata Rp 250 per buah maka kita akan

mendapatkan pemasukan Rp 75.000.000,-. Setelah dikurangi biaya rutin, kita

akan mendapatkan keuntungan bersih Rp 56.049.000,-. Dengan modal awal

yang tidak lebih dari Rp 15.000.000, kita sudah bisa balik modal dalam rangka

waktu satu bulan.

3    Tenaga Kerja

Produksi souvenir berbahan baku plastik membutuhkan tenaga kerja yang

cukup banyak. Minimal kita harus mempekerjakan 12 orang. Sepuluh orang

bertugas di bagian produksi (pencetakan, pengecatan, dan pembungkusan) dan

dua orang di bagian pemasaran (penjaga workshop). Kita tidak harus

mempekerjakan tenaga kerja terampil karena tata cara pembuatan souvenir ini

mudah untuk dipelajari dan tidak terlalu rumit.

4    Tempat Produksi

Untuk tempat produksi, kita bisa menyewa tempat dengan ukuran minimal 2 x 3

meter. Di tempat produksi ini kita dapat menyimpan dua mesin pencetak. Atau,

agar biaya produksi lebih murah, kita bisa memanfaatkan ruangan kosong di

rumah, baik itu halaman belakang, garasi, gudang, maupun tempat kosong

lainnya.

5    Penyaluran / Distribusi

Kita bisa menyalurkan produk-produk kita dengan menitipkannya ke toko,

minimarket, atau supermarket. Agar bisa menjual produk di sana, kita harus

mengajukan penawaran terlebih dahulu. Namun, akan lebih baik jika kita

mempunyai jaringan langsung dengan orang-orang pemasaran di toko,

minimarket, atau supermarket tersebut. Selain menitipkannya, kita juga bisa

menjual produk-produk tersebut langsung di workshop kita. Satu hal yang

sangat berpengaruh terhadap proses pemasaran adalah promosi. Ada berbagai

macam cara yang bisa kita lakukan untuk promosi, misalnya kita bisa

berpromosi melalui media cetak atau media internet. Dalam hal penjualan

souvenir ini, pada umumnya promosi dilakukan melalui cara door-to-door, yaitu

dengan mendatangi agen-agen souvenir maupun melalui kerja sama

dengan wedding planner dalam hal pengadaan souvenir pernikahan. Kita juga

bisa membuka outlet di pusat pembelanjaan yang strategis dengan biaya sewa

skitar 2-3 juta per bulan. Dengan omset penjualan yang besar, biaya sewa tentu

dapat kita atasi.

PENUTUP

Pengelolaan sampah plastik perlu dilakukan untuk menangani permasalahan sampah

secara menyeluruh. Alternatif-alternatif yang dapat kita lakukan berkaitan dengan

pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:

a.    Reduce (mengurangi)

b.    Reuse (menggunakan kembali)

c.    Recycle (mendaur ulang)

d.    Replace (mengganti)

            Alternatif-alternatif reduce dan reuse tidak selamanya dapat bertahan karena pada

saatnya nanti hasil dari tindakan reduce dan reuse adalah sampah plastik tersebut dibuang.

Maka sebagai alternatif akhirnya sampah plastik tersebut harus didaur ulang. Proses

pendaurulangan sampah plastik dapat dilakukan sebagai berikut:

a.    Memisahkan material sampah plastik dengan material sampah lainnya,

b.    Sampah plastik dipotong-potong agar mudah dalam proses pengolahannya,

c.    Potongan-potongan sampah plastik dicuci, dan

d.    Setelah dicuci, sampah-sampah plastik digiling agar menjadi biji plastik.

Biji plastik yang telah kita proses dapat dijadikan usaha daur ulang sampah plastik baik

berupa bahan baku setengah jadi (biji plastik) maupun suvenir. Pengelolaan usaha daur

ulang sampah plastik harus terencana baik dalam modal, pembiayaan, tenaga kerja, tempat

produksi, dan cara menyalurkan/mendistribusikan produk daur ulang. Berikut tip dan trik

yang bisa kita praktikkan agar usaha daur ulang sampah plastik dapat terus berkembang

dan menjadi semakin besar (Gugun Gunawan, 2007: 34):

1.      Pastikan modal kita cukup, baik untuk investasi awal maupun modal kerja.

2.      Pahami, apakah usaha yang cocok untuk kita, sesuai dengan minat dan lokasi

usaha.

3.      Kita harus memperhatikan standar sampah plastik yang akan didaur ulang;

sampah tersebut haruslah tidak terkontaminasi dan teroksidasi zat lain.

4.      Kita tidak perlu modal besar untuk memulai usaha ini. Ketika tempat sudah

ada, modal bisa diatasi dengan mencari investor, walaupun itu masih dalam

skala kecil.

5.      Menjalin hubungan dengan industri yang bergerak dalam usaha daur ulang

sampah.

6.      Kita harus bisa melihat peluang pasar yang ada. Dan itu berkaitan dengan

kebutuhan industri besar terhadap bahan baku daur ulang plastic.

7.      Kita juga harus memperhatikan standar harga; ketika menjual produk, apalagi

untuk kebutuhan industri, harga harus disesuaikan.

8.      Menjalin kerjasama dengan pedagang dan pemulung untuk memenuhi pasokan

bahan baku

9.      Untuk gudang, usahakan yang jauh dari permukiman penduduk karena

sebagian dari sampah tersebut dapat menimbulkan bau tak sedap

10.   Terakhir, optimis, disiplin, dan kerja keras tentunya.

DAFTAR PUSTAKA

Nobelt, Jean-Francois. 2005. Sampah. Jakarta: Erlangga.

Haryanti. 2007. IPA SMK. Pengasih: SMKN 1 Pengasih.

Gunawan, Gugun. 2007. Mengolah Sampah Jadi Uang. Jakarta: TransMedia.

(http://www.fsrd.itb.ac.id/wp-content/uploads/Pemanfaatan%20Limbah

%20Kantong%20Plastik%20untuk%20Pengembangan%20Desain

%20Produk1.pdf).