keramat dan wali ok - babburoyyan.files.wordpress.com › 2011 › 09 › keramat-dan-wali-… ·...

33
BAB 1 KERAMAT DAN WALI "Keramat" berasal dari bahasa Arab, menurut bahasa artinya "mulia". Menurut ajaran Islam ialah "kejadian luar biasa yang tidak masuk akal pada diri Wali. "Wali" berasal dari bahasa Arab, "waliyun", artinya orang saleh yang ketaatannya terus-menerus kepada Allah, tanpa diselang-selingi oleh perbuatan maksiat. Wali menurut Yusuf bin Ismail An-Nabhani dalam kitahnya "Jaami'u Karaamatil Aulia", dari segi bahasa artinya "dekat". Apabila seseorang dekat kepada Allah, disebabkan ketaatan dan keikhlasannya, dan Allah pun dekat kepadanya dengan melimpahkan rahmat, kebajikan dan kurnia- Nya, maka pada saat itu terjadilah perwalian, ya'ni orang itu dinamakan "Wali". Allah melindungi mereka, sehingga terhadap diri mereka tidak perlu terdapat kekhawatiran. Dan Allah mengurniai mereka berbagai kelebihan yang tidak diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang lain, berupa kejadian atau peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal, sebagaimana Allah mengurniai mu'jizat kepada Nabi dan Rasul-Nya. Firman Allah Surat Yunus 62-63 : Iωr & ŘχÎ) u !$u ŠÏ9÷ρr & «!$# Ÿω êöθy z óΟÎγøŠn =t æ Ÿωu ρ öΝèδ šχθçΡt øts ∩∉⊄∪ šÏ%©!$# (#θãΖt Β#u (#θçΡ%Ÿ2u ρ šχθà)-Gt ƒ ∩∉⊂∪ "Ingatlah, sesungguhnya Wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa." (QS. Yunus, 62-63). Adapun peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal itu menurut Ahli Sunnah terbagi kepada : 1. Mu’jizat, ialah kejadian luar biasa pada diri Nabi-nabi dan Rasul-rasul sesudah diangkat menjadi Rasul, seperti bulan terbelah dua, pohon tumbuh dari dalam batu, dan sebagainya. 2. Irhash, ialah kejadian luar biasa pada diri Nabi SAW sebelum diangkat menjadi Rasul, seperti dada dibedah tanpa merasa sakit.

Upload: others

Post on 28-Jan-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BAB 1 KERAMAT DAN WALI

    "Keramat" berasal dari bahasa Arab, menurut bahasa artinya "mulia". Menurut

    ajaran Islam ialah "kejadian luar biasa yang tidak masuk akal pada diri Wali.

    "Wali" berasal dari bahasa Arab, "waliyun", artinya orang saleh yang ketaatannya

    terus-menerus kepada Allah, tanpa diselang-selingi oleh perbuatan maksiat.

    Wali menurut Yusuf bin Ismail An-Nabhani dalam kitahnya "Jaami'u Karaamatil

    Aulia", dari segi bahasa artinya "dekat".

    Apabila seseorang dekat kepada Allah, disebabkan ketaatan dan keikhlasannya,

    dan Allah pun dekat kepadanya dengan melimpahkan rahmat, kebajikan dan kurnia-

    Nya, maka pada saat itu terjadilah perwalian, ya'ni orang itu dinamakan "Wali".

    Allah melindungi mereka, sehingga terhadap diri mereka tidak perlu terdapat

    kekhawatiran. Dan Allah mengurniai mereka berbagai kelebihan yang tidak diberikan

    kepada hamba-hamba-Nya yang lain, berupa kejadian atau peristiwa luar biasa yang

    tidak masuk akal, sebagaimana Allah mengurniai mu'jizat kepada Nabi dan Rasul-Nya.

    Firman Allah Surat Yunus 62-63 :

    Iωr& �χ Î) u!$ uŠÏ9 ÷ρr& «!$# Ÿω ê’öθ yz óΟÎγ øŠn=tæ Ÿωuρ öΝèδ šχθçΡt“ øts† ∩∉⊄∪ šÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u (#θ çΡ% Ÿ2uρ šχθà)−Gtƒ ∩∉⊂∪

    "Ingatlah, sesungguhnya Wali-wali Allah itu tiada kekhawatiran terhadap mereka

    dan tidak pula mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka

    selalu bertaqwa." (QS. Yunus, 62-63).

    Adapun peristiwa luar biasa yang tidak masuk akal itu menurut Ahli Sunnah

    terbagi kepada :

    1. Mu’jizat, ialah kejadian luar biasa pada diri Nabi-nabi dan Rasul-rasul sesudah

    diangkat menjadi Rasul, seperti bulan terbelah dua, pohon tumbuh dari dalam batu,

    dan sebagainya.

    2. Irhash, ialah kejadian luar biasa pada diri Nabi SAW sebelum diangkat menjadi

    Rasul, seperti dada dibedah tanpa merasa sakit.

  • 3. Keramat, ialah kejadian luar biasa pada diri Wali-wali, seperti ayam mati dapat

    hidup dengan doanya, sudah tahu tamu yang akan datang dan sebagainya.

    4. Ma'unah, ialah kejadian luar biasa pada diri orang Islam yang awam, seperti

    mengetahui yang ghaib-ghaib, dan sebagainya.

    5. Istidraj, ialah kejadian luar biasa pada orang fasik, seperti sanggup mengangkat batu

    besar, menghentikan kereta api yang sedang berjalan kencang, dan sebagainya.

    6. Sihir, ialah kejadian luar biasa pada orang kafir atau penjahat-penjahat, seperti kebal

    tahan ditembak atau dibacok.

    Dalil Adanya Keramat

    Adapun dalil adanya keramat pada Wali-wali itu, adalah :

    1. Firman Allah.

    2. Hadis.

    3. Perbuatan Sahabat.

    4. Logika.

    Adapun ayat Al-Qur'an yang menjadi dalil itu antara lain :

    1. Surat Ali Imran 36-37, yang maksudnya : "Maka tatkala istri Imran melahirkan

    anaknya, dia pun berkata : "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang

    wanita, dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki

    (yang dinazarkan itu) tidaklah seperti anak perempuan (yang dilahirkan ini),

    sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta

    anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan Engkau daripada setan yang

    terkutuk). Maka Tuhannya menerima ia (sebagai nadzar) dengan penerimaan yang

    baik dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria

    pemeliharanya."

    Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati makanan

    disisinya. Zakaria berkata : "Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan)

    ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah

    memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya."

    2. Surat Maryam 25, yang maksudnya : "Dan goyanglah pangkal pohon korma itu

    kearahmu (maka) pohon itu akan menggugurkan buah korma yang masak

  • kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu."

    Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa Maryam tanpa disentuh laki-laki dapat

    melahirkan anak. Buah korma diperoleh dari pelepah yang kering, dan rezeki yang

    diterimanya tidak pada musimnya dan tanpa sebab yang menyertainya.

    Peristiwa luar biasa itu terjadi pada Maryam, sedangkan ia bukan Nabi. Inilah yang

    dinamakan keramat.

    3. Peristiwa tujuh orang anak muda yang tinggal dalam gua selama 300 tahun, tanpa

    makan dan minum, tetapi tubuhnya tetap sehat. Peristiwa itu diterangkan Allah

    pada Surat Al-Kahfi; 9-26.

    Adapun dalil Sunnah, antara lain hadis sahih Bukhari dan Muslim dari Abu

    Hurairah, yang maksudnya : "Tiada bercakap-cakap (anak-anak) dalam ayunan kecuali

    tiga orang. Isa anak Maryam, seorang bayi laki-laki di masa Juraij pengabdi dan seorang

    anak laki-laki lain.

    Adapun tentang Isa, sudah kamu ketahui. Dan Juraij adalah seorang laki-laki Bani

    Israil yang rajin dan tekun beribadat. Ia mempunyai seorang ibu. Pada suatu hari ia

    shalat, tiba-tiba ibunya rindu kepadanya, lalu memanggilnya : "Juraij"!

    Juraij menjawab : "Ya Allah, apakah shalat lebih baik daripada melihatnya?",

    sambil melanjutkan shalatnya.

    Ibunya memanggil pula untuk kedua kalinya. Juraij menjawab seperti yang

    pertama, diulanginya tiga kali, terus shalat dan meninggalkannya.

    Sikap Juraij itu menyinggung perasaan sang ibu, seraya berkata: "Ya Allah,

    janganlah Engkau matikan dia, sebelum Engkau perlihatkan kepadanya wanita-wanita

    nakal!"

    Di situ terdapat seorang wanita tuna susila. Dia menyatakan : "Saya akan

    menggoda Juraij sampai dia berzina."

    Ia pun membujuk dan merayu Juraij, tetapi tidak berhasil. Di situ pun terdapat

    pula seorang gembala yang berlindung di tempat ibadah Juraij pada malam hari.

    Sesudah gagal membujuk Juraij, didatanginya gembala tadi berulang kali. Dan akhirnya

    terjadilah perzinaan antara mereka, yang mengakibatkan ia melahirkan anak.

    Kepada khalayak dikatakannya bahwa bayi itu adalah dari Juraij.

    Mendengar keterangan itu, kaum Bani Israil pun menyerang Juraij,

  • menghancurkan rumah ibadahnya, mencaci-maki dan mengutuknya. Walaupun

    demikian, namun Juraij tetap sabar, terus mengerjakan shalat dan mendoa.

    Bersamaan dengan itu, bayi itu pun bergerak-gerak menggeliatkan badannya.

    Kata Abu Hurairah : "Seolah-olah saya melihat isyarat Nabi SAW. dengan

    tangannya : "Hai anak, siapa ayahmu?" Bayi itu menjawab : "Gembala itu." Mendengar

    cakap bayi itu, timbullah penyesalan orang banyak, lalu minta maaf dan siap akan

    membangun kembali rumah ibadahnya dari emas dan perak.

    Juraij menolak, dan dibangunnya kembali sebagaimana semula.

    Adapun bayi yang lain, ialah seorang anak yang masih menyusu kepada ibunya.

    Tiba-tiba melintas di situ seorang anak muda yang gagah, tampan dan cantik. Sang ibu

    mendoa : "Ya Allah, jadikanlah anakku ini, seperti anak muda yang ganteng itu!"

    Bayi yang sedang menyusu itu bercakap : "Ya Allah, jangan jadikan aku seperti

    dia!"

    Kemudian melintas pula seorang wanita nakal, pelacur, pencuri dan pernah

    dihukum. Ibu bayi tadi mendoa : "Ya Allah, janganlah jadikan anakku ini seperti wanita

    itu!"

    Bayi itu pun bercakap pula : "Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu!"

    Sesudah itu, sang ibu pun menanyakan halnya.

    Bayi mungil itu menjawab : "Sesungguhnya anak muda ganteng itu adalah

    seorang yang zalim, berwatak kasar, saya tidak menyukainya. Dan wanita itu

    sebenarnya baik, tetapi dituduh orang pelacur, pencuri dan bekas hukuman. Dia selalu

    mengucapkan "hasbiallah".

    Demikian kisahnya, bayi dalam ayunan dapat bercakap-cakap menurut hadis

    Bukhari dan Muslim, sedang ia bukan Nabi.

    Dan hadis muttafaq 'alaihi Bukhari dan Muslim, yang mengisahkan tiga orang

    laki-laki berlindung dalam sebuah gua, tak bisa keluar karena sebuah batu besar

    menutup pintunya. Mereka mendoa kepada Allah dengan perantaraan amal saleh

    masing-masing, sehingga mereka selamat, berhasil ke luar dari gua itu.

  • Dalil Perbuatan Sahabat

    Ada pun perbuatan sahabat menjadi dalil bagi adanya keramat itu banyak sekali.

    Imam Fakhrur Razi mengatakan : "Masalah keramat itu banyak terdapat dalam

    kitab-kitab Tasawuf dengan berbagai versi. Barang siapa ingin mengetahuinya, silahkan

    menela'ahnya!"

    Keramat pada diri Sahabat itu adalah untuk mempertinggi martabat mereka.

    Pada halaman lain, kita muatkan keramat sejumlah para Sahabat.

    Adapun dalil secara logika tentang kepastian adanya keramat itu, antara lain :

    1. Jika keramat tidak ada, tentu penyebabnya salah satu antara dua, Allah tidak

    sanggup memperbuatnya atau orang yang beriman tidak mampu menerimanya.

    Faktor pertama itu darat melemahkan kekuasaan Allah, sedangkan menganggap,

    Allah lemah, adalah kafir. Dan faktor kedua itu, batal, karena mengenal zat, sifat

    dan perbuatan Allah secara berkesinambungan, adalah wajib. Tatkala orang yang

    beriman dan saleh di kurniai-Nya ma'rifah (pengenalan), mahabbah (kecintaan),

    dzikir (ingatan) dan syukur, maka tentu saja ia dapat menerima peristiwa luar biasa,

    dan itulah yang dinamakan keramat.

    2. Seorang ajudan Presiden, biasanya bebas keluar masuk ruangan kerjanya. Dia dapat

    melakukan sesuatu yang orang lain tidak bola melakukannya. Secara logika, jika

    sudah dekat sekali dengan Presiden, tentu dia banyak mendapat fasilitas dan

    kemudahan.

    Jadi dekat itu adalah dasar dan kedudukan atau kemudahan itu adalah akibat.

    Presiden dari semua Presiden dan penguasa dari semua penguasa adalah Allah

    SWT. Dia merajai semua alam ini. Dia dapat memberikan kehormatan dan

    penghargaan kepada orang dekatnya, berupa taufik dan hidayah, sehingga orang itu

    dapat mengetahui maksud seseorang yang berkunjung kepadanya, jauh sebelumnya,

    dan sebagainya.

    Jadi jelaslah orang yang dekat dengan Allah, seperti Wali-wali, tidaklah mustahil

    terjadi keramat pada dirinya, sebagai limpah kurnia Allah kepadanya.

  • Jenis Keramat

    Adapun anggota tubuh mempunyai keramat, jika dipergunakan untuk ta'at. Mata

    dapat melihat yang akan datang mengunjunginya dari jarak jauh, melihat sesuatu di

    balik dinding, dan sebagainya. Telinga dapat mendengar suara ghaib. Lidah dapat

    bercakap-cakap dengan mayat dalam kubur. Tangan dapat menyembuhkan penyakit,

    perut menolak bila dihidangkan makanan haram. Kaki dapat berjalan di atas air atau di

    udara. Hati dapat mengetahui sesuatu sebelum terjadi.

    Adapun jenis keramat itu bermacam-macam, diantaranya : dapat menghidupkan

    yang mati, laut terbelah, sesuatu berobah dalam sedetik, jarak jauh menjadi dekat,

    binatang atau benda bisa bercakap, penyakit menjadi sembuh, ditaati hewan, makbul

    doa, mengetahui yang ghaib, tahan tidak makan dan minum dalam waktu lama.

    Terhindar dari kejahatan, terbuka sumber kekayaan, mengarang dalam kesibukan, tidak

    kena racun, dan sebagainya.

    Lebih jauh tentang masalah seluk-beluk keramat ini, dapat dilihat kitab kami,

    berjudul "Konsultasi Agama Islam".

  • BAB 2 KERAMAT SESUDAH MATI

    Tentang keramat Wali-wali baik di masa hidup maupun sesudah matinya,

    terdapat ikhtilaf. Ada yang mempercayainya dan ada pula yang tidak mempercayainya,

    tidak perlu diusut, karena berarti tidak mempercayai ketetapan Al-Qur'an dan Sunnah

    Nabi. Dan terhadap kalangan yang mempercayainya, tentu sadar bahwa keramat

    sesudah mati itu adalah termasuk sejenis keramat, yang tidak disangkal oleh akal dan

    Syara'.

    Imam Ibnu Hajar menyatakan : "Tidaklah mengherankan kalau kalangan

    Mu'tazilah menyangkal adanya keramat, sebab lebih jauh lagi daripada itu mereka pun

    menyangkalnya. Mereka menyangkal nash-nash yang mutawatir (hadis-hadis yang

    terkenal), seperti menyangkal adanya pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir, siksa

    kubur, kolam Rasulullah SAW nanti di akhirat, timbangan dosa dan pahala, dan lain-

    lain yang bersifat dusta.

    Timbulnya anggapan demikian, karena mereka sangat berpegang pada akal yang

    fasid (tidak obyektif), dan dengan akal yang demikian pula menyangkal beberapa tanda-

    tanda kebesaran Allah.

    Yang mengherankan ialah kalau sangkalan itu datangnya dari kalangan yang

    menamakan dirinya Ahli Sunnah.

    Adapun dalil adanya keramat sesudah mati, antara lain sebagai berikut :

    Keramat adalah sesuatu yang mungkin. Setiap yang mungkin itu adalah jaiz

    (boleh jadi). Jadi keramat sesudah mati itu adalah jaiz (boleh jadi), bukan wajib dan

    bukan pula mustahil. Sebab jika tidak terjadi, tentu lazim mentarjihkan (menguatkan)

    salah satu dua yang mungkin tanpa sesuatu yang memperkuatnya. Kuatnya sesuatu

    tanpa yang menguatkan, adalah mustahil.

    Lagi Pula jika dikatakan tidak mungkin terjadi, sedangkan keramat itu adalah

    ciptaan Allah dan ketentuan-Nya dan sasaran pokok kekuasaan-Nya adalah sesuatu

    yang mungkin, baik untuk mengadakan ataupun untuk tidak mengadakan, niscayalah

    Allah itu lemah, bukan Maha Kuasa. Allah lemah adalah mustahil.

  • Jika dikatakan setiap yang boleh jadi, tidak mesti terjadi, maka anggapan itu

    benar. Tetapi terdapat alasan kuat dari hadis Nabi SAW yang memastikan adanya

    keramat sesudah mati itu.

    Al-Hafizh Al-Mundziri dalam kitab "At-Targhib Wat-Tarhib" memuat hadis

    Turmudzi (gharih), yang menyatakan bahwa Ibnu Abbas berkata :

    "Beberapa orang Sahabat membentang kemah di atas sebuah kuburan. Dia tidak

    menyangka bahwa tempat itu adalah kuburan, padahal ia kuburan seorang manusia.

    (Pada malam harinya) Sahabat itu mendengar mayat dalam kubur itu membaca Al-

    Qur'an surat Al-Mulku dari awal sampal akhir (dengan suara yang merdu).

    (Setelah dilaporkannya kepada Rasulullah SAW.), maka beliau pun bersabda : "Surat

    Al-Mulku itu adalah mencegah kejahatan) dan menyelamatkan (dari siksa kubur)."1

    Berdasarkan hadis itu, jelaslah bahwa beliau mengakui adanya keramat sesudah

    mati, sebab mengakui adanya mayat membaca Al-Qur'an, dengan menyatakan "Surat

    Al-Mulku itu mencegah dan menyelamatkan"

    Jika sekiranya keramat orang mati itu tidak ada, tentulah beliau membantahnya

    seketika itu juga, sebab;

    "Keterangan tidak boleh terlambat dari waktu yang diperlukan."

    Kalangan Ulama Tasawuf, Wali-wali Quthub dan ahli-ahli filsafat tidak

    membantah adanya keramat sesudah mati itu, karena Para Wali itu dijadikan Allah

    sebagai anak kunci atau sebagai anak tangga untuk menyampaikan hajat orang yang

    mendoa kepada-Nya. Dan mereka merupakan wasilah untuk melepaskan orang dari

    kesulitan-kesulitan.

    1 "At-Tawassul Waz-Ziarah" halaman 192.

  • Firman Allah Surat Al-Isra; 20

    yξ ä. ‘‰ÏϑœΡ Ï Iω àσ̄≈ yδ ÏIω àσ̄≈ yδ uρ ô ÏΒ Ï !$ sÜtã y7În/u‘ 4 $ tΒ uρ tβ% x. â !$sÜ tã š�În/u‘ # ·‘θ ÝàøtxΧ ∩⊄⊃∪

    Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan

    bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhannut tidak dapat dihalangi."

    Yang dimaksud dengan golongan ini dan golongan itu adalah mereka yang

    tersebut dalam ayat 18 dan 19 sebelumnya, yakni orang yang menghendaki kehidupan

    dunia dan orang, yang menghendaki kehidupan akhirat.

    Jika lbnu AI-Qaiyim mengemukakan adanya keramat Wali-wali itu, merupakan

    tanda-tanda kebesaran Allah, maka Syekh Abdul Wahab Sya'rani memperkuat pendapat

    itu dengan alasan beliau sendiri telah menyaksikannya berkali-kali.

    Syekh Muhammad Husnain Al-'Adawi dalam kitabnya "Al-Mathalibul Qudsiah

    Fi Ahkaamir Ruuhi Wa Aastsatihal Kauniah", menegaskan bahwa limpah kurnia Allah

    kepada Wali-wali berupa keramat, baik pada masa hidup maupun sesudah matinya,

    adalah suatu hal yang pasti di kalangan tokoh-tokoh ahli Tasawuf, bahkan juga

    kalangan lain, karena tidak ada alasan menolaknya baik logika, maupun ayat Al-Qur'an

    ataupun hadis Nabi."

    Wali itu sudah diidzinkan Allah dapat melakukan sesuatu dengan ketentuan-Nya

    sebelum sesuatu itu terjadi, sesuai dengan ilmu-Nya.

    Abu Al-Ma wahib As-Syadzali menyatakan bahwa Wali yang sempurna ialah

    yang sudah mendapat keidzinan Allah untuk memutarbalikkan sesuatu dalam alam mi.

    Allah mengurniainya keramat di saat hidupnya sebagaimana diberinya sesudah matinya.

    Allah menyembuhkan orang sakit, menyelamatkan orang karam, mengalahkan

    musuh, menurunkan hujan, dan sebagainya, sebagai kemuliaan (keramat) bagi Wali itu.

    Boleh jadi Allah memunculkan seseorang yang menyerupainya, ketika orang itu

    memerlukannya dan memintakan bantuannya. Dan bersamaan dengan itu, permintaan

    orang itu pun diperkenankan-Nya.

    Pendeknya, orang-orang yang mengakui adanya keramat Wali-wali itu, seperti

    menyembuhkan orang sakit atau menyelamatkan orang yang karam di tengah lautan,

    baik di masa hidup maupun sesudah matinya, bukan berarti bahwa merekalah yang

  • membuatnya. Sama sekali tidak. Dan bukan pula Allah telah melimpahkan kepada

    mereka untuk melakukannya. Tetapi yang dimaksud adalah para Wali itu, disebabkan

    kesucian diri dan kemuliaannya di sisi Allah, bila orang memohon kepada-Nya, dengan

    menghadapkan wajah kepada roh-roh mereka yang bersih dan suci, permintaan itu

    diperkenankan-Nya.

    Menghadapkan wajah kepada roh-roh itu, di kalangan mereka disebut "Al-fi'lu

    bil masyii'ah" artinya melakukan sesuatu dengan kehendak Allah.

    Firman Allah Surat Az-Zumar; 34:

    Μçλ m; $ ¨Β šχρâ !$ t±o„ y‰ΖÏã öΝÍκÍh5u‘ 4 y7Ï9≡ sŒ â !#t“y_ tÏΖÅ¡ ós ßϑø9 $# ∩⊂⊆∪ "Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka.

    Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik."

    Dan firman Allah Surat Al-Insan 30:

    $ tΒ uρ tβρâ !$t±n@ HωÎ) βr& u !$t±o„ ª!$# 4 ¨βÎ) ©! $# tβ% x. $ ¸ϑŠÎ=tã $Vϑ‹ Å3ym ∩⊂⊃∪ "Dan kamu tidak menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali bila ia dikehendaki Allah.

    Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

    Sebahagian Wali itu amat akrab dengan Allah dan dikasihi-Nya, sebagaimana

    firman Allah dalam hadis Qudsi :

    "Barangsiapa memusuhiku wali-Ku, maka sesungguhnya Aku mempermaklumkan

    perang terhadapnya. Tiadalah hamba-Ku dekat kepada-Ku dengan mengerjakan

    sesuatu. yang paling Aku kasihi dari yang Ku-wajibkan kepadanya. Dan senantiasalah

    hamba-Ku itu dekat kepada-Ku dengan mengerjakan amal-amal sunnat, sampai dia Ku-

    kasihi. Apa bila Aku telah mengasihinya, jadilah Aku pendengarnya yang dengan itu

    dia mendengar jadilah Aku penglihatannya yang dengan itu dia melihat, jadilah Aku

    tangannya yang dengan itu dia mengamuk (memegang), jadilah Aku kakinya yang

  • dengan itu dia berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, niscaya Ku-beri, dan jika dia

    mohon perlindunganku, niscaya akan Ku-lindungi."

    Hadis tersebut diriwayatkan Bukhari dalam "Sahih"-nya.

    Di antara keramat Hamzah bin Abdul Muthalib sesudah wafatnya, ia

    dimandikan oleh Malaikat, sebagaimana maksud hadis yang dikeluarkan Al-Hakim dari

    Ibnu Abbas, dia berkata :

    "Hamzah mati terbunuh dalam keadaan junub. Maka Rasulul-lah SAW bersabda : "Dia

    dimandikan Malaikat."

    Dan menurut hadis Al-Baihaqi dari Al-Wagidi bahwa Fathimah al- Khuza'iah

    berkata:

    "Aku pernah menziarahi kuburan Hamzah, aku ucapkan "assalamu 'alaikum wahai

    paman Rasulullah saw. Maka kudengar jawabannya kepadaku : "Wa 'alaikumussalam

    warahmatullah."

    Pengakuan Nabi SAW. bahwa jenazah Hamzah dimandikan oleh Malaikat dan

    Hamzah menjawab salam seorang wanita dari dalam kuburnya, menunjukkan adanya

    keramat sesudah mati.

    Dan banyak lagi keterangan lain yang membuktikan adanya keramat sesudah

    mati, tetapi kami cukupkan sekedar sekian.

  • BAB 3. TINGKATAN WALI-WALI

    Imam Ibnu Al-'Arabi dalam kitabnya "A-Futuhatul Makkiah" dan Imam Al-

    Manawi dalam kitabnya "Muqaddimah Thabaqaatis Shughra", mengemukakan

    tingkatan Wali dan martabat mereka. Jumlah mereka cukup banyak, ada yang terbatas

    dan ada pula yang tidak terbatas.

    Nama dan tingkatan mereka itu adalah sebagai berikut :

    1. Al-Agthab ( ) atau Wali Quthub, ialah Wali yang lengkap pada dirinya

    segala sesuatu yang bertalian dengan kewalian dan meliputi semua martabat. Ia

    hanya seorang dalam suatu masa. Jika ia meninggal dunia, digantikan oleh Wali

    Quthub lain. Pada masanya dialah yang memimpin dan menguasai semua Wali di

    seluruh dunia.

    Kedudukannya menyamai kedudukan Khalifah Abu Bakar Shiddiy, Umar bin

    Khathab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hasan, Mu'awiah bin Yazid,

    Umar bin Abdul Aziz dan Al-Mutawakkil.

    Wali Quthub menempati kedudukan Khalifah dalam urusan batin, seperti

    kedudukan Ahmad bin Harun Al-Rasyid, Abu Yazid Busthami, dan lain-lain.

    2. Al—Imamah ( ), Imam-imam, hanya dua orang dalam satu masa,

    seorang bernama Abdur Rabbi dan seorang lagi Abdul Malik. Mereka

    menggantikan kedudukan Wali Quthub jika ia meninggal dunia. Jahatan mereka

    laksana wazir atau menteri, pembantu Wali Quthub. Seorang di antara

    3. Al-Autad ( ), mereka cuma empat orang dalam satu masa, seorang di

    negeri Pas, dinamakan Ibnu Ja'dan. Pekerjaannya sehari-hari mengambil upah

    menyaring bubuk hinai. Seorang lagi di Timur, seorang di Barat, seorang di

    Selatan dan seorang di Utara. Masing-masing menguasai wilayah bersangkutan.

    Pembagian wilayah itu dipusatkan kepada Ka'bah. Kadang-kadang di antara

    mereka terdapat juga wanita. Gelar mereka Abdul Haiyi, Abdul 'Alim, Abdul

    Qadir dan Abdul Murid.

  • 4. Al-Abdal ( ), jumlah mereka 7 orang. Allah menugaskan mereka

    menguasai iklim yang tujuh, dan setiap mereka menguasai wilayah tertentu.

    Seorang di antara mereka di atas tumit Nabi Ibrahim, kedua di atas kaki Nabi

    Musa, ketiga di atas kaki Nabi Harun, keempat di atas kaki Nabi Idris, kelima di

    atas kaki Nabi Yusuf, Isa dan Adam.

    Dinamakan "Abdal" (pengganti), karena jika mereka meninggalkan suatu tempat

    dan menunjukkan di situ seorang pengganti, maka mereka tunjuk seseorang yang

    mirip dengan mereka, tanpa diketahui orang lain. Bahkan ia bersifat kerohanian.

    Jadi yang ditinggalkan mereka itu sebagai pengganti dinamakan badal

    (pengganti).

    Ibnu Al-Arabi mengakui pernah melihat Wali Abdal yang tujuh orang itu di

    Mekkah dan bergaul baik dengan mereka. Seorang lebih cantik dari yang lainnya.

    Dan Ibnu Al-Arabi juga pernah melihat seorang di antara mereka, bernama Musa

    Al-Baidarani di Sevilla (Spanyol) pada tahun 586. Dia mendatangi Ibnu Al-Arabi

    dan bergaul serta beramah-tamah dengan teman-temannya. Dan pernah juga

    melihat seorang di antara mereka, menguasai gunung-gunung, bernama

    Muhammad bin Asyraf Ar-Randi. Dan sahabat Ibnu Al-Arabi, bernama Abdul

    Majid bin Salamah, pernah bertemu dengan salah seorang di antara mereka

    bernama Mu'az bin Al-Asyrash. Dia berkirim salam kepada Ibnu Al-Arabi. Abdul

    Majid menanyakan tentang cara mereka dapat mencapai kedudukan sebagai Wali

    Abdal itu. Mu'az bin Al-Asyrash menjawab sebagaimana diterangkan oleh Abu

    Thalib Al-Maliki : "Dengan empat perkara, yakni : lapar, jaga (tidak tidur) waktu

    malam, diam dan mengasingkan diri dari masyarakat ramai (uzlah).

    5. An-Nuqaba' ( ), 12 orang dalam satu masa, sesuai dengan bintang beredar di

    langit. Setiap Naqib mengetahui bintang yang khusus untuknya. Allah mengurniai

    mereka ilmu pengetahuan tentang hukum Syari'at, sehingga mereka mengetahui

    dan sadar tipu-daya nafsu dan peranan Iblis.

    Jika melihat bekas telapak kaki orang di atas tanah, maka mereka tahu apakah

    orang yang mempunyai jejak itu bodoh atau cerdik, orang baik atau tidak,

    sebagaimana alim-ulama mengetahui sesuatu keadaan dengan firasat.

  • Di Negeri Mesir banyak sekali orang yang ahli melihat jejak di batu-batu besar,

    padahal mereka bukan Wali.

    6. An-Nujba'u ( ), delapan orang dalam satu masa. Sikap dan tindakan

    mereka menunjukkan tanda-tanda amal mereka diterima Allah. Yang tahu mereka

    itu Wali, adalah Wali-wali yang lebih tinggi martabatnya dari mereka. An-najib

    artinya "cerdas" atau "budiman".

    7. Al-Hawariyun ( ) berasal dari kata tunggal "hawari", artinya "pembela

    atau "pembantu." Hawari hanya seorang saja dalam setiap masa. Jika ia

    meninggal dunia, maka digantikan oleh orang lain.

    Di zaman Nabi SAW, yang menduduki martabat hawari ini antara lain Zubir bin

    'Awam, meskipun pejuang dengan senjata pada masa itu cukup banyak.

    Adapun yang dinamakan hawari ialah orang yang membela agama dengan senjata

    dan hujjah (dalil) yang kuat. Allah mengurniainya ilmu pengetahuan, ketrampilan,

    keberanian dan ketekunan beribadat.

    8. Al-Rajabiun ( ), empat puluh orang dalam setiap masa. Dinamakan

    mereka dengan Rajabiun, karena kekeramatan mereka muncul hanya dalam bulan

    Rajab saja. Tidak banyak orang yang mengenal mereka, meskipun terdapat di

    berbagai negeri, seperti Yaman, Syam, dan lain-lain. Antara mereka saling kenal-

    mengenal.

    Ibnu Al-'Arabi mengakui pernah bertemu dengan seorang di antara mereka di

    sebuah negeri, dan rindu ingin bertemu lagi.

    Di antara mereka ada yang mencapai maksudnya hanya pada Rajab dan ada pula

    yang sepanjang masa. Adapun yang dilihat oleh Ibnu Al-'Arabi itu, Wali Rajabiun

    yang tersingkap kepadanya semua rahasia alam sepanjang masa.

    Tersingkap kepadanya penolakan terhadap mazhab Syi'ah, karena dia melihat

    mereka seperti babi. Disuruhnya seorang di antara golongan Syi'ah yang tidak

    mengenalnya, supaya tobat kepada Allah. Jika tobatnya benar, maka dilihatnya

    orang itu sebagai manusia. Tetapi bila orang itu hanya pura-pura tobat, tidak dari

    hati, maka dilihatnya orang itu tetap seperti babi. Orang itu pun tobat dengan

  • benar-benar dan kemudian meninggalkan aliran Syi'ah yang dianutnya.

    Peristiwa seperti ini terjadi juga terhadap dua orang yang pintar dari penganut

    madzhab Syafi'i. Menurut pandangan batinnya, kedua mereka itu mempunyai

    keyakinan tidak baik terhadap Abu Bakar dan Umar dan mengagungkan Ali bin

    Abi Thalib dan Syi'ah.

    Tatkala kedua orang itu ingin bertemu dengan Wali itu, ternyata ditolaknya dan

    disuruhnya keluar, karena Allah telah menyingkapkan tabir batinnya, dilihatnya

    mereka itu dalam bentuk rupa babi.

    Inilah tanda-tanda kelebihan mereka, kurnia Allah kepada mereka, padahal kedua

    orang penganut madzhab Syafi'i tadi yakin, tidak seorang pun tahu apa yang

    tersembunyi dalam hati mereka, sedang mereka tokoh terkemuka, terkenal, jujur

    dan ahli Sunnah pula. Perasaan mereka itu disampaikan kepada sang Wali.

    Wali Al-Rajabiun itu pun menjawab : "Kulihat anda berdua seperti babi." Inilah

    tanda antara aku dengan Allah, tentang orang yang madzhabnya seperti anda

    berdua."

    Keduanya pun tobat kepada Allah, dalam hati, Wali itu pun berkata pula : "Nah,

    sekarang anda telah kembali ke madzhab yang anda anut, karena kulihat anda

    berdua sudah seperti manusia."

    Keduanya ta'jub, tercengang, lantas tobat kepada Allah Ta'ala.

    Wali-wali Rajab itu, pada hari pertama bulan Rajab, merasa badannya berat

    bagaikan dihimpit langit. Mereka berbaring di atas ranjang, dengan tubuh yang

    kaku, tidak bergerak, bahkan pelupuk matanya pun tidak berkedip sampai sore.

    Keesokan harinya perasaan demikian agak berkurang dan pada hari ketiga,

    tersingkaplah rahasia-rahasia kebesaran Allah kepada mereka, sehingga mereka

    dapat menyaksikan peristiwa-peristiwa ghaib, sedangkan mereka masih tetap

    berbaring di atas ranjang dengan berselimut. Sesudah dua atau tiga hari, barulah

    mereka bercakap-cakap.

    Apabila bulan Rajab berakhir, seolah-olah mereka bagaikan terlepas dari ikatan

    yang kuat, lalu bangkit. Jika mereka pengrajin atau pedagang, maka kembalilah

    masing-masing kepekerjaannya sehari-hari.

  • 9. Al-Khatam ( ), atau "Penutup", hanya seorang sepanjang masa, dengan

    memiliki kekuasaan yang cukup luas, tidak seorang pun menyamainya. Ia

    mengurus dan menguasai wilayah kekuasaan ummat Muhammad SAW.

    Kemudian Allah mengangkat seorang Wali Penutup yang mengurus dan

    menguasai alam semesta sejak Nabi Adam sampai ke masa Wali terakhir, yaitu

    Nabi Isa as.

    Selain Rasul, beliau adalahlah Wali terakhir atau Wali Penutup. Pada hari

    kiamat nanti, beliau mempunyai dua tempat berhimpun, satu bersama ummat

    Muhammad SAW dan satu lagi berhimpun dengan para Rasul.

    10. Sejumlah 300 orang setiap masa, tidak Dertambah tidak berkurang, semuanya

    bulak-balik di hati Nabi Adam as., sebagai yang dimaksud sabda Nabi SAW:

    "Sesungguhnya mereka di had Nabi Adam as."

    Mereka tidak nampak, kecuali dengan pandangan kasyaf (tembus), dan mereka

    suka mendoa sebagaimana firman Allah Surat Al-Araf 23:

    Ÿω$ s% $uΖ−/u‘ !$ oΨ÷Ηs>sß $ uΖ|¡ à�Ρr& βÎ)uρ óΟ ©9 ö�Ï�øós? $ uΖs9 $ oΨôϑym ö� s?uρ ¨ sðθä3uΖs9 z ÏΒ zƒÎ�Å£≈ y‚ ø9 $# ∩⊄⊂∪ "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak

    mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami

    termasuk orang-orang yang merugi."

    11. Sejumlah 40 orang bulak-balik di hati Nabi Nuh as., sebagaimana sabda Nabi

    SAW bahwa dalam lingkungan umatnya terdapat 40 orang di hati Nabi Nuh as.

    Doa mereka ialah doa Nabi Nuh sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an Surat

    Nuh; 28 :

    Éb>§‘ ö� Ï�øî$# ’Í< £“t$ Î!≡ uθ Ï9 uρ yϑÏ9 uρ Ÿ≅yzyŠ š_ ÉLøŠt/ $YΖÏΒ ÷σãΒ t ÏΖÏΒ÷σßϑù=Ï9 uρ ÏM≈ oΨÏΒ÷σßϑø9 $#uρ Ÿωuρ ÏŠ Ì“s? tÏΗÍ>≈ ©à9 $# �ωÎ) # I‘$ t7 s? ∩⊄∇∪

    "Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu-bapakku, orang yang masuk kerumahku dengan

    beriman dan semua orang beriman laki-laki dan wanita. Dan janganlah Engkau

  • tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kebinasaan."

    Kecemburuan mereka dalam membela agama cukup tinggi. Jika terdapat

    perselisihan di antara mereka, maka semuanya berhimpun kepada Nabi Nuh,

    sebagaimana bila terjadi perselisihan di antara wali yang 300 orang di hati Nabi

    Adam mereka berhimpun kepada Adam.

    Karena jumlah mereka 40 orang dan tingkat mereka pun 40, maka mereka

    melakukan khalwat yang dinamakan mereka "khalwat al-fatah" selama 40 hari.

    Dasar mereka berkhalwat 40 hari itu, adalah sabda Nabi SAW:

    "Barangsiapa ikhlas beribadat kepada Allah selama 40 hari, niscaya menonjollah

    sumber-sumber hikmah dari hatinya ke atas lidahnya."

    12. Sejumlah tujuh orang bolak-balik di hati Nabi Ibrahim as. setiap masa, tidak

    bertambah dan tidak berkurang. Tentang keadaan mereka, terdapat hadis yang

    diriwayatkan dari Nabi SAW doa mereka adalah doa Nabi Ibrahim as.

    sebagaimana firman Allah Surat Asy-Syu'araa' 83 :

    Éb>u‘ ó=yδ ’ Í< $ Vϑò6ãm Í_ø)Ås ø9 r&uρ š Ås Î=≈¢Á9 $$ Î/ ∩∇⊂∪

    "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam

    golongan orang-orang yang saleh."

    Martabat mereka cukup tinggi, diselamatkan dari keragu-raguan dan belenggu

    dalam hati mereka dicabut Allah. Orang lain terhindar dari sangka buruknya,

    karena mereka tidak mempunyai sangka buruk, dan mempunyai ilmu pengetahuan

    yang benar. Mereka memandang orang semuanya baik.

    Ibnu Al-'Arabi pernah bertemu dengan salah seorang di antara mereka.

    13. Sejumlah lima orang bulak-balik di hati Jibril as. Sepanjang masa, tidak

    bertambah dan tidak berkurang. Perilaku mereka telah diriwayatkan dari Nabi

    SAW. Merekalah raja dalam thariqat (jalan) ini, memiliki pengetahuan sebanyak

    tenaga kekuatan sayap Jibril yang dipergunakannya untuk naik dan turun. Nanti di

    Padang Mahsyar mereka berdiri tegak bersama Jibril.

  • 14. Sejumlah tiga orang di hati Mikail as., tidak bertambah tidak berkurang sepanjang

    masa. Ilmu pengetahuan mereka seimbang dengan tenaga kekuatan Mikail, dan

    mempunyai akhlak yang baik.

    15. Seorang di hati Israfil as. sepanjang masa. Hadis Nabi SAW. menyebutkan

    tentang ilmu pengetahuan yang dimilikinya sebanyak ilmu pengetahuan malaikat

    Israfil.

    Abu Yazid Busthami termasuk salah seorang yang bulak-balik di hati Israfil.

    Tetapi barang siapa yang berada di hati Israfil, tidak selamanya berada di hati Isa

    a.s.

    Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi berkata : "Sebahagian dari Syekh-Syekh kita di hati Isa

    as., dan dia termasuk tokoh besar."

    16. Rijalul ghaib ( ) , jumlah mereka sepuluh orang, tidak bertambah tidak

    berkurang. Mereka sangat khusyu', bercakap-cakap hanya dengan berbisik-bisik,

    disebabkan sangat takutnya kepada Allah.

    Firman Allah Surat Thoha 108 :

    ........... ÏM yèt±yz uρ ßN#uθô¹ F{ $# Ç≈ uΗ ÷q§�= Ï9 Ÿξsù ßìyϑ ó¡n@ �ωÎ) $T¡ôϑ yδ ∩⊇⊃∇∪

    "Dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu

    tidak mendengar kecuali bisikan raja."

    Mereka itu tersembunyi, di langit dan di bumi, munajat hanya kepada Allah dan

    hanya Allah yang menyaksikannya.

    Firman Allah Surat Al-Furqan 63 :

    ߊ$ t7Ïãuρ Ç≈uΗ÷q §�9$# šÏ%©!$# tβθ à± ôϑtƒ ’ n? tã ÇÚö‘ F{ $# $ ZΡöθ yδ #sŒ Î)uρ ãΝßγ t6 sÛ%s{ šχθ è=Îγ≈ yfø9 $# (#θ ä9$s% $Vϑ≈ n=y™ ∩∉⊂∪

    "Dan hamba--hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-

    orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil

    menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan."

  • Mereka pemalu, bila mendengar suara kuat, mereka terkejut dan kagum.

    Menurut istilah orang-orang yang dekat dengan Allah, mereka itulah yang

    dimaksud "rijalul ghaib" Kadang-kadang dimaksudkan juga orang-orang yang

    tidak terlihat oleh pandangan mata dan kadang-kadang dimaksudkan jin-jin yang

    beriman dan saleh. Dan dimaksudkan juga satu kalangan yang tidak belajar ilmu

    dan tidak makan, minum, tetapi semua keperluan hidupnya, diperoleh dari alam

    ghaib.

    17. Sejumlah 18 orang menonjolkan perintah Allah, dan melaksanakannya, tidak

    bertambah dan tidak berkurang sepanjang masa. Mereka menegakkan hak-hak

    Allah, sebagaimana firman Allah surat Al-An'am 91 :

    ……… ( ¢Ο èO öΝèδ ö‘sŒ ’ Îû öΝÍκÅÎöθ yz tβθ ç7yè ù=tƒ ∩⊇∪ "Kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al-Qur'an kepada mereka), biarkanlah

    mereka beimain-main dalam kesesatannya."

    Dan firman-Nya Surat Nuh; 8 :

    ¢ΟèO ’ÎoΤÎ) öΝåκèEöθ tãyŠ # Y‘$yγ Å_ ∩∇∪

    "Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cars

    terang-terangan."

    Seorang Syekh bernama Abu Madyan, termasuk salah seorang dari mereka,

    pernah mengatakan kepada teman-temannya; "Tonjolkanlah kesepakatan kamu

    kepada orang, sebagaimana orang banyak menonjolkan pertengkaran mereka dan

    tonjolkanlah sesuatu kurnia Allah kepadamu, lahir maupun batin, karena Allah

    berfirman dalam Surat Dhuha; 11 :

    $ ¨Βr& uρ Ïπ yϑ÷è ÏΖÎ/ y7 În/u‘ ô^ Ïd‰y⇔sù ∩⊇⊇∪

    "Dan terhadap ni'mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya

    (dengan bersyukur)."

    Dan sabda Nabi SAW. :

  • "Menyebut-nyebut ni'mat Allah, adalah kesyukuran."

    18. Sejumlah delapan orang, dinamakan rijalul quwatil ilahiah (laki- laki yang

    mempunyai tenaga kekuatan ketuhanan). Tanda-tanda mereka dalam Al-Qur'an

    disebutkan pada Surat Al-Fatah; 27 :

    "Keras terhadap orang-orang kafir".

    Allah menamakan mereka "Dzul quwatil matiin", artinya" yang mempunyai

    kekuatan lagi sangat kokoh", sebagaimana firman Allah Surat Adz-Dzariat 58.

    Dinamakan orang juga mereka dengan "rijalul qahri" (laki-laki gagah).

    Seorang di antara mereka bernama Abu Abdullah Ad-Daqqaq, tinggal di negeri

    Fas. Dia berkata : "Tiada seorang pun didepanku.

    Syekh Muhyiddin menyatakan bahwa pernah bertemu dengan satu jamaah dari

    kalangan mereka di Andalus. Mereka menurut Syekh Muhyiddin mempunyai

    kesan yang menakjubkan dan salah seorang di antara mereka adalah gurunya.

    19. Sejumlah lima orang setiap masa, tidak bertambah tidak berkurang, mempunyai

    kekuasaan seperti rijalul ghaib yang delapan, cuma di antara mereka ada yang

    lemah-lembut atau bersikap lunak.

    Kedudukan mereka di kaki Rasul-Rasul.

    Dalil tentang mereka, firman Allah Surat Thoha 44 :

    Ÿωθ à)sù …çµ s9 Zω öθ s% $YΨÍh‹ ©9 …ã& ©#yè ©9 ã� ©.x‹tF tƒ ÷ρr& 4ý øƒs† ∩⊆⊆∪

    "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-

    lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."

    Dan firman-Nya Surat Ali Imran; 158 :

    È⌡s9 uρ öΝšF •Β ÷ρr& öΝçFù=ÏF è% ’ n

  • 20. Sejumlah lima belas orang yang menaruh belas kasihan dan menyayangi semua

    makhluk, baik beriman maupun tidak.

    Dalil tentang mereka firman Allah tentang angin Nabi man, Surat Shad 36 :

    $ tΡö� ¤‚ |¡sù çµs9 yxƒÌh�9 $# “Ì� øgrB ÍνÌ� øΒr' Î/ ¹ !% s{â‘ ß]ø‹ym z>$ |¹r& ∩⊂∉∪ "Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik

    menurut ke mana saja yang dikehendakinya."

    Mereka memandang semua makhluk dengan kasih sayang tidak memandangnya

    dari segi hukum dan peraturan. Karena itulah mereka tidak diberi jabatan

    menguasai sesuatu wilayah.

    21. Sejumlah empat orang setiap masa, tidak bertambah tidak berkurang. Mereka

    adalah laki-laki yang hebat dan terhormat.

    Dalil tentang mereka firman Allah Surat At-Thalaq 12:

    ª!$# “Ï%©!$# t,n=y{ yìö6 y™ ;N≡ uθ≈ oÿxœ z ÏΒ uρ ÇÚö‘ F{ $# £ßγ n=÷W ÏΒ ãΑ̈”t∴tGtƒ âHö∆F{ $# £ åκs]÷Qt/ (# þθ çΗs>÷ètF Ï9 ¨βr& ©!$# 4’ n?tã Èe≅ ä. &ó x« Ö�ƒ ωs% ¨βr& uρ ©!$# ô‰s% xÞ%tn r& Èe≅ä3Î/ > ó x« $ RΗø>Ïã ∩⊇⊄∪

    "Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah

    berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa alas

    segala sesuatu dan sesungguhnya Allah ilmu- Nya benar-benar meliputi segala

    sesuatu."

    Dan firman-Nya Surat Al-Mulk 3 :

    “Ï% ©!$# t, n=y{ yìö7 y™ ;N≡ uθ≈ yϑy™ $]%$ t7 ÏÛ ( $ ¨Β 3“t� s? †Îû È, ù=yz Ç≈ uΗ÷q§�9 $# ÏΒ ;Nâθ≈ x�s? ( ÆìÅ_ö‘ $$ sù u�|Ç t7ø9 $# ö≅ yδ 3“ t� s? ÏΒ 9‘θ äÜèù ∩⊂∪

    "Tuhan yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak

    melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang."

    Mereka tidak dikenal di muka bumi, tetapi terkenal di langit, karena hati mereka

    dibangsakan ke langit. Seorang di antara mereka di hati Nabi Muhammad SAW,

    seorang di hati Nabi Hud as., seorang di hati Nabi Syu'aib as. dan seorang lagi di

    hati Nabi Shaleh as.

    Empat pemuka Malaikat, ya'ni Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail memperhatikan

    mereka dari langit yang tinggi.

  • Mereka benar-benar menakjubkan dan urusan mereka aneh dan jarang terjadi.

    Syekh Muhyiddin menegaskan, bahwa tidak pernah ia menjumpai orang seperti

    mereka, ketika ia bertemu dengan mereka di Damaskus. Dan sebelumnya pernah

    bertemu di Andalus. Waktu itu ia sama sekali tidak mengetahui bahwa mereka

    mempunyai martabat yang begitu tinggi. Pada mulanya dianggapnya mereka

    sebagai hamba Allah biasa. Lantas ia pun bersyukur atas perkenalan dan

    pengetahuan tentang keadaan mereka.

    22. Rijalul Fatah ( ), dua puluh empat orang setiap masa, sesuai

    dengan jumlah jam sehari semalam. Setiap jam diawasi oleh seorang dari mereka.

    Setiap orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima ilmu pengetahuan

    dan rahasia-rahasia kebesaran Allah, maka seorang di antara mereka

    mengawasinya. Mereka terpencar-pencar di muka bumi, tidak pernah berkumpul

    sampai kiamat. Setiap orang tetap tinggal di tempat. Dua orang di antara mereka

    di Yaman, empat orang di Timur, empat orang di Barat dan yang lainnya di

    tempat-tempat lain.

    Dalil tentang mereka firman Allah Surat Fathir 2 :

    $ ¨Β ËxtGø�tƒ ª!$# Ĩ$ ¨Ψ=Ï9 ÏΒ 7π uΗ÷q§‘ Ÿξ sù y7 Å¡ôϑãΒ $ yγ s9 ( $ tΒ uρ ô7 Å¡ ôϑムŸξ sù Ÿ≅ Å™ö� ãΒ … çµs9 . ÏΒ Íνω÷èt/ 4 uθ èδ uρ Ⓝ Í•yè ø9 $# ãΛÅ3ptø: $# ∩⊄∪

    "Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak

    ada seorangpun yang dapat menahannya."

    23. Sejumlah tujuh orang setiap masa, tidak bertambah dan tidak berkurang,

    dinamakan rijalul ma 'arijil 'ula ( ), atau tokoh-tokoh yang

    menguasai tangga yang tinggi. Setiap orang menguasai satu anak tangga. Mereka

    mempunyai martabat yang tinggi di kalangan para Wali.

    Dalil tentang mereka, firman Allah Surat Muhammad 35:

    Ÿξ sù (#θ ãΖÎγ s? (# þθ ããô‰s?uρ ’n

  • Kalangan ahli thariqat kadang-kadang menganggapnya Wali Abdal, karena

    jumlahnya tujuh, sebagaimana menganggap Wali Rajabiun sebagai Abdal, karena

    jumlahnya 40 menurut kalangan yang percaya memang jumlah mereka 40 orang.

    Terjadinya perbedaan pandangan itu, karena mereka tidak diberi Allah

    pengetahuan tentang itu, dan tidak pula diberi tahu mengenai jumlahnya.

    Sepanjang masa Allah menguasai tokoh-tokoh yang bersih untuk menjaga alam

    yang tidak diketahui jumlahnya, malahan mereka bertambah dan berkurang. Ada

    yang mengurus air, ada yang menjaga keamanan, ada yang mengurus

    persahabatan dan persaudaraan, keluarga Allah (orang yang dekat denganNya),

    ahli-ahli hadis, agen-agen dalam pertukaran barang-barang, dan orang-orang yang

    suci. Setiap martabat ini dijaga oleh seorang dari rijalul ma 'artjil 'ula ini.

    24. Sejumlah dua puluh satu orang, dinamakan rijalu tahtil asfal (tokoh-tokoh alam

    bawah). Mereka ahli jiwa yang diperoleh dari kurnia Allah, tidak mengenal jiwa

    orang lain. Jumlah mereka tidak bertambah tidak berkurang setiap waktu.

    Dalil tentang mereka firman Allah Surat At Tin 5 :

    ¢ΟèO çµ≈tΡ÷Š yŠ u‘ Ÿ≅ x�ó™r& t, Î#Ï�≈ y™ ∩∈∪ "Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)."

    Yang dikehendaki Allah dalam ayat ini ialah alam tabiat, karena tidak ada yang

    paling di bawah atau rendah daripadanya. Dikembalikan-Nya ke alam itu, supaya

    dihidupkanNya dengan tabiat tadi.

    Mereka tidak mempunyai pandangan selain kepada sesuatu yang, datang dari

    Allah beserta nafas. Mereka termasuk ahli hudlur ma 'ad dawam (berkekalan hati

    beserta Allah).

    24. Sejumlah tiga orang, dinamakan rijalul imdadil ilahi wa1 kauni. Jumlah mereka

    tetap, tidak bertambah tidak berkurang setiap masa. Mereka terus-menerus

    menegakkan kebenaran dan menolong makhluk, dengan lunak, lemah-lembut dan

    kasih rasa sayang, bukan dengan tindak kekerasan, kekasaran dan anggar

    kegagahan.

    Di antara mereka terdapat juga wanita. Allah menugaskan mereka untuk

  • menyampaikan hajat orang.

    Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi menyatakan bahwa ia pernah bertemu seorang di antara

    mereka si Sevilla (Spanyol), bernama Musa bin Amran, tokoh pada masanya, tidak

    pernah meminta keperluannya kepada makhluk.

    Nabi SAW bersabda :

    "Barangsiapa yang menerimakan satu padaku, niscaya kuterimakan untuknya Sorga,

    ya'ni dia tidak meminta sesuatu kepada seseorang."

    Watak mereka lemah-lembut, sehingga terlihat bagaikan mengambil manfaat dari

    makhluk.

    "Aku tidak pernah melihat orang selemah-lembut itu dalam pergaulan." kata

    Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi.

    26. Sejumlah tiga orang yang dihangsakan kepada Tuhan (tidak sama dengan Tuhan)

    dan yang digolongkan bersifat penyayang. Jumlah mereka tetap, tidak bertamhah

    tidak berkurang, dalam beberapa keadaan mereka menyerupai Wali Abdal, tetapi

    mereka bukan Wali Abdal.

    Dalil tentang mereka firman Allah Surat Al-Anfal 35 :

    $ tΒ uρ tβ% x. öΝåκèEŸξ |¹ y‰ΨÏã ÏM øQt7ø9 $# �ω Î) [ !% x6 ãΒ Zπ tƒÏ‰óÁ s?uρ 4 (#θ è%ρä‹sù z>#x‹ yè ø9 $# $ yϑÎ/ óΟçFΖä. šχρã�à�õ3s? ∩⊂∈∪

    "Shalat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan

    tangan."

    Mereka ahli tentang wahyu Allah, sehingga mendengarnya bagaikan gemerincing

    lonceng.

    27. Seorang tokoh, kadang-kadang terdiri atas wanita, mengetahui sesuatu secara

    terperinci, berani, banyak dakwah tentang kebenaran. Ucapannya benar dan

    hukumnya adil.

    Kata Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi : "Seorang yang bermartabat seperti ini adalah

    Syekh kita Abdul Qadir AI-Jabali di Baghdad.

    Sampai saat ini saya tidak tahu orang yang melebihinya dalam martabat ini.

  • Sayang saya tidak pernah bertemu dengannya. Dalil tentang mereka, firman Allah

    Surat Al-An'am 18:

    uθ èδ uρ ã� Ïδ$s)ø9 $# s−öθ sù ÍνÏŠ$t6 Ïã 4 uθ èδ uρ ãΛ Å3ptø: $# ç�VÎ7 sƒø: $# ∩⊇∇∪ "Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba--hamba-Nya."

    28. Seorang saja pada satu masa, kejadiannya seperti Nabi Isa, dilahirkan antara roh

    dan manusia, sebagaimana dihikayatkan bahwa Ratu Balqis dilahirkan dari hasil

    hubungan jin dan manusia.

    Berbeda dengan pendapat ahli medis yang menyatakan bahwa tidak mungkin dari

    mani wanita, lahir anak. Tetapi Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

    Tugasnya ialah menjaga alam barzakh. Dan setiap masa tidak pernah kosong dari

    tokoh seperti ini.

    29. Seorang saja pada setiap masa, kadang-kadang dia wanita. Dia seorang yang aneh,

    selalu menyamar seperti orang kebanyakan lalu-lintas di jalan.

    Orang yang mengenal perilaku Wali Quthub, menyangkanya Wali Quthub, tetapi

    mereka sebenarnya bukan Wali Quthub.

    30. Rijalu’ ainit tahkim waz zawa-id, ( )

    ya'ni tokoh-tokoh hukum dan perbekalan, sepuluh orang setiap masa,

    menonjolkan tujuan khusus dengan lidah yang lancar dalam mendoa. Keimanan

    mereka kepada yang ghaib-ghaib bertambah-tambah dan keyakinan mereka untuk

    mencapai yang demikian itu pun makin bertambah-tambah pula. Bagi mereka

    tidak ada yang tersembunyi, karena setiap yang tersembunyi itu bagi mereka jelas

    kelihatan dan setiap gerak langkahnya adalah ibadah.

    Ketidakghaihan sesuatu bagi mereka itu adalah menambah iman mereka terhadap

    sesuatu yang ghaib lainnya dan bertambah-tambah pula keyakinannya untuk

    mencapainya.

    Dalil tentang mereka, firman Allah Surat Thoha 114 :

    ’ n?≈yètGsù ª! $# à7Î=yϑø9 $# ‘, ys ø9 $# 3 Ÿωuρ ö≅yf ÷ès? Èβ#u ö�à)ø9 $$ Î/ ÏΒ È≅ö6 s% βr& #|Ó ø)ムš�ø‹ s9 Î) ≅è%uρ Éb>§‘

  • ’ÎΤ ÷Š Η $ Vϑù=Ïã ∩⊇⊇⊆∪ "Dan katakanlah : "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

    Dan firman-Nya Surat Al- Fatah; 4 :

    uθ èδ ü“Ï% ©!$# tΑt“Ρr& sπ oΨ‹Å3¡¡9 $# ’ Îû É>θè=è% tÏΖÏΒ ÷σßϑø9 $# (# ÿρߊ# yŠ ÷”zV Ï9 $YΖ≈ yϑƒ Î) yì̈Β öΝÍκÈ]≈ yϑƒ Î) 3 ¬!uρ ߊθ ãΖã_ ÏN≡ uθ≈yϑ¡¡9 $# ÇÚö‘ F{ $#uρ 4 tβ% x.uρ ª!$# $ ¸ϑ‹Î=tã $Vϑ‹ Å3ym ∩⊆∪

    "Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin

    supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah

    ada)."

    Dan firman-Nya Surat Al-Anfal 2 :

    $ yϑ̄ΡÎ) šχθãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# tÏ% ©!$# #sŒ Î) t� Ï.èŒ ª!$# ôMn=Å_ uρ öΝåκæ5θ è=è% #sŒ Î)uρ ôM u‹Î=è? öΝÍκöW n=tã …çµ çG≈ tƒ#u öΝåκøEyŠ# y— $ YΖ≈ yϑƒ Î) 4’n? tãuρ óΟÎγ În/u‘ tβθ è=©.uθ tGtƒ ∩⊄∪

    "Sesungguhnya orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut

    Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-

    Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka

    bertawakkal."

    31. Rijalul isytiaq ( ), tokoh-tokoh kerinduan, berjumlah lima orang

    setiap masa, mereka termasuk golongan raja-raja ahli thariqat di jalan Allah, dan

    diperintahkan Allah kepada mereka untuk menjaga alam ini.

    Dalil tentang mereka, firman Allah Surat Al-Baqarah 238 :

    (#θ ÝàÏ�≈ ym ’n? tã ÏN≡ uθ n=¢Á9 $# Íο4θ n=¢Á9 $#uρ 4‘sÜó™âθ ø9 $# (#θ ãΒθè%uρ ¬! t ÏFÏΨ≈ s% ∩⊄⊂∇∪ "Peliharalah segala shalat (mu) dan (peliharalah) shalat wustha. Dan berdirilah

    untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'."

    Mereka terus-menerus siang-malam mengerjakan shalat.

    Muhyiddin Ibnu Al-'Arabi pernah berjumpa dengan seorang tokoh mereka

    bernama Shaleh Al-Barbari dan sahabatnya, bergaul dengan dia sampai akhir

    hayatnya. Dan pernah pula bertemu dengan tokoh mereka yang lain, bernama Abu

    Abdullah Al-Mandawi di negeri Fas.

  • 32. Sejumlah enam orang setiap masa, diantaranya termasuklah Ibnu Harun Al-Rasyid

    Ahmad As-Sabati.

    Ibu Al-Arabi menyatakan pernah berjumpa dengan dia ketika thawaf pada hari

    Jum'at selesai shalat tahun 599. Kami saling bertanya jawab dalam thawaf itu.

    Rohnya menjelma menjadi tubuh kasar, bagaikan tubuh Jibril yang merupakan

    diri sebagai seorang Arab desa.

    Masing-masing menguasai satu wilayah dari enam penjuru dunia. Di antara

    mereka kelihatan seperti barisan pengawal kaisar Roma, bergaul dengan Ibnu Al-

    Arabi dengan baik dan sering berjumpa di Damaskus, Swiss, Malta dan di istana

    Kaisar.

    Menurut Ibnu Al-'Arabi, dia sangat taat kepada ibunya, melayaninya, orang

    mampu, dan tidak diketahui apakah dia masih hidup atau sudah meninggal dunia.

    Ibnu Al-Qaiyim dalam kitabnya "Ar-Ruh", menerangkan perbedaan Wali Ar-

    Rahman (Wali Tuhan Yang Maha Penyayang) dengan Wali As-Syaithan (Wali

    setan).1

    Dikatakannya bahwa Wali Ar-Rahman itu disebutkan Allah dalam Al-Qur'an :

    1. Surat Yunus 62 :

    Iωr& �χ Î) u !$uŠÏ9 ÷ρr& «!$# Ÿω ê’öθ yz óΟ ÎγøŠn=tæ Ÿωuρ öΝèδ šχθçΡt“ øts† ∩∉⊄∪ "Ingatlah, sesungguhnya Wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap

    mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."

    2. Surat Yunus 63 :

    šÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#θ çΡ% Ÿ2uρ šχθà)−Gtƒ ∩∉⊂∪ "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa."

    3. Al-Baqarah 3 - 5 :

    tÏ% ©!$# tβθ ãΖÏΒ ÷σムÍ= ø‹tó ø9 $$ Î/ tβθ ãΚ‹É)ムuρ nο4θ n=¢Á9$# $ ®ÿÊΕuρ öΝßγ≈ uΖø%y— u‘ tβθ à)Ï�Ζム∩⊂∪ tÏ%©!$#uρ tβθãΖÏΒ ÷σム!$ oÿÏ3 tΑÌ“Ρé& y7 ø‹s9 Î) !$ tΒ uρ tΑÌ“Ρé& ÏΒ y7 Î=ö7s% Íοt� ÅzFψ$$Î/uρ ö/ ãφ tβθ ãΖÏ%θ ム∩⊆∪ y7Í× ¯≈ s9 'ρé& 4’n? tã “W‰èδ ÏiΒ

    öΝÎγ În/§‘ ( y7 Í×̄≈ s9 'ρé& uρ ãΝèδ šχθ ßs Î=ø�ßϑø9 $# ∩∈∪ "(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan

    1 “Ar-Ruh” halaman 262-264.

  • menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka; dan mereka

    yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan

    Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya

    (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya

    dan merekalah orang-orang yang beruntung."

    3. Al-Baqarah 177 :

    * }§øŠ©9 §�É9 ø9 $# βr& (#θ —9 uθ è? öΝä3yδθ ã_ãρ Ÿ≅t6 Ï% É− Î�ô³yϑø9 $# É>Ì� øóyϑø9 $#uρ £Å3≈ s9 uρ §�É9ø9 $# ô tΒ z tΒ#u «!$$ Î/ ÏΘ öθ u‹ø9 $#uρ Ì� ÅzFψ$# Ïπ x6Í× ¯≈ n=yϑø9 $#uρ É=≈tGÅ3ø9 $#uρ z↵Íh‹Î;̈Ζ9 $#uρ ’tA# u uρ tΑ$ yϑø9 $# 4’n? tã ϵÎm6 ãm “ ÍρsŒ

    4†n1ö� à)ø9 $# 4’yϑ≈ tGuŠø9 $#uρ tÅ3≈ |¡yϑø9 $#uρ t ø⌠$#uρ È≅‹Î6 ¡¡9 $# t,Î#Í←!$ ¡¡9$#uρ ’ Îû uρ ÅU$s%Ìh�9 $# uΘ$ s%r& uρ nο4θ n=¢Á9 $# ’ tA# u uρ nο4θ Ÿ2̈“9 $# šχθèùθ ßϑø9 $#uρ öΝÏδωôγ yè Î/ #sŒ Î) (#ρ߉yγ≈ tã ( tÎ�É9≈ ¢Á9 $#uρ ’ Îû Ï!$ y™ù' t7ø9 $# Ï !# §�œØ9$#uρ

    tÏn uρ Ä ù̈' t7 ø9$# 3 y7Í× ¯≈ s9 'ρé& t Ï%©!$# (#θ è%y‰|¹ ( y7 Í×̄≈ s9 'ρé& uρ ãΝèδ tβθ à)−Gßϑø9 $# ∩⊇∠∠∪ "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian,

    akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari

    kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang

    dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir

    (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan

    (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan

    orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang

    sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah

    orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang

    bertaqwa."

    5. Surat Al-Anfal 2-4 :

    $ yϑ̄ΡÎ) šχθãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# tÏ%©!$# #sŒ Î) t� Ï.èŒ ª!$# ôM n=Å_ uρ öΝåκæ5θ è=è% #sŒ Î)uρ ôMu‹ Î=è? öΝÍκöW n=tã …çµçG≈ tƒ#u öΝåκøEyŠ# y— $ YΖ≈ yϑƒ Î) 4’ n? tãuρ óΟÎγ În/u‘ tβθ è=©.uθ tGtƒ ∩⊄∪ š Ï%©!$# šχθßϑ‹ É)ムnο4θ n=¢Á9 $# $£ϑÏΒ uρ öΝßγ≈uΖø%y— u‘

    tβθ à)Ï�Ζム∩⊂∪ y7Í× ¯≈ s9 'ρé& ãΝèδ tβθãΖÏΒ ÷σßϑø9 $# $ y)ym 4 öΝçλ °; ìM≈y_ u‘yŠ y‰ΨÏã óΟ Îγ În/u‘ ×οt� Ï�øótΒ uρ ×−ø— Í‘uρ ÒΟƒÌ� Ÿ2 ∩⊆∪

    "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut

    nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-

    ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka

    bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan

  • sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itu.lah orang-orang yang

    beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat

    ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (ni'mat) yang mulia."

    6. Surat Al-Mukminun 1-11 :

    ô‰s% yxn=øùr& tβθ ãΖÏΒ÷σßϑø9 $# ∩⊇∪ tÏ% ©!$# öΝèδ ’ Îû öΝÍκÍEŸξ |¹ tβθ ãè ϱ≈yz ∩⊄∪ tÏ%©!$#uρ öΝèδ Ç tã Èθ øó̄=9 $# šχθàÊ Ì� ÷èãΒ ∩⊂∪ tÏ% ©!$#uρ öΝèδ Íο4θx.̈“=Ï9 tβθ è=Ïè≈ sù ∩⊆∪ tÏ%©!$#uρ öΝèδ öΝÎγ Å_ρã�à�Ï9 tβθ ÝàÏ�≈ ym

    ∩∈∪ �ω Î) #’n? tã öΝÎγ Å_≡uρø— r& ÷ρr& $ tΒ ôM s3n=tΒ öΝåκß]≈ yϑ÷ƒ r& öΝåκ̈ΞÎ* sù ç�öVxî š ÏΒθè=tΒ ∩∉∪ Ç yϑsù 4 xötGö/$# u !#u‘uρ y7 Ï9≡ sŒ y7 Í× ¯≈ s9'ρé' sù ãΝèδ tβρߊ$ yèø9 $# ∩∠∪ tÏ% ©!$#uρ öΝèδ öΝÎγ ÏF≈oΨ≈ tΒ L{ öΝÏδ ωôγ tãuρ tβθ ãã≡ u‘ ∩∇∪

    tÏ% ©!$#uρ ö/ ãφ 4’ n? tã öΝÍκÌE≡ uθ n=|¹ tβθ ÝàÏù$ ptä† ∩∪ y7Í× ¯≈ s9 'ρé& ãΝèδ tβθ èOÍ‘≡ uθ ø9 $# ∩⊇⊃∪ šÏ%©!$# tβθèOÌ� tƒ }̈ ÷ρyŠ ö� Ï�ø9 $# öΝèδ $pκW Ïù tβρà$Î#≈ yz ∩⊇⊇∪

    “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang

    khusyu’ dalam sembahyang; dan orang-orang yang menjauhkan diri dari

    (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna; dan orang-orang yang

    menunaikan zakat; dan orang-orang yang menjaga kemaluannya; kecuali terhadap

    istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka

    dalam hal ini tiada tercela; barangsiapa yang mencari di balik itu, maka mereka

    itulah orang-orang yang melampaui Batas. Dan orang-orang yang memelihara

    amanatamanat (yang dipikulnya) dan janji-janji; dan orang-orang yang

    memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewanisi;

    (ya'ni) yang akan mewarisi Sorga Firdaus, mereka kekal didalamnya.

    7. Surat Al-Furqan 63 - 69 :

    ߊ$ t7Ïãuρ Ç≈ uΗ÷q§�9 $# šÏ%©!$# tβθ à±ôϑtƒ ’ n? tã ÇÚö‘ F{$# $ ZΡöθ yδ #sŒ Î)uρ ãΝßγ t6 sÛ%s{ šχθ è=Îγ≈ yfø9 $# (#θ ä9$s% $Vϑ≈ n=y™ ∩∉⊂∪ zƒ Ï%©!$#uρ šχθçG‹ Î6 tƒ óΟ ÎγÎn/t� Ï9 # Y‰¤f ß™ $ Vϑ≈ uŠÏ%uρ ∩∉⊆∪ šÏ%©!$#uρ tβθ ä9θ à)tƒ $ uΖ−/u‘ ô∃Î�ñÀ $# $ ¨Ψtã z>#x‹ tã tΛ© yγy_ ( �χÎ) $ yγ t/# x‹tã tβ% x. $ ·Β#t�xî ∩∉∈∪ $ yγ ¯ΡÎ) ôNu !$ y™ # v� s)tGó¡ ãΒ

    $ YΒ$s)ãΒ uρ ∩∉∉∪ tÏ% ©!$#uρ !#sŒ Î) (#θ à)x�Ρr& öΝs9 (#θ èùÌ� ó¡ ç„ öΝs9 uρ (#ρç�äIø)tƒ tβ% Ÿ2uρ š÷t/ š�Ï9≡ sŒ $ YΒ#uθs% ∩∉∠∪ tÏ% ©!$#uρ Ÿω šχθããô‰tƒ yìtΒ «! $# $ ·γ≈s9 Î) t� yz#u Ÿωuρ tβθ è=çF ø)tƒ }§ø�̈Ζ9 $# ÉL©9 $# tΠ §� ym ª!$# �ω Î)

  • Èd, ysø9 $$ Î/ Ÿωuρ šχθçΡ÷“tƒ 4 tΒ uρ ö≅yè ø�tƒ y7Ï9≡ sŒ t, ù=tƒ $ YΒ$rOr& ∩∉∇∪ ô# yè≈ŸÒ ムã&s! Ü>#x‹yè ø9 $# tΠ öθ tƒ Ïπ yϑ≈ uŠÉ)ø9 $# ô$é#øƒs†uρ ϵŠÏù $ºΡ$ yγ ãΒ ∩∉∪

    "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang

    khusyu' dalam sembahyang; dan orang-orang yang menjauhkan diri dari

    (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna; dan orang-orang yang

    menunaikan zakat; dan orang-orang yang menjaga kemaluannya; kecuali terhadap

    istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam

    hal ini tiada tercela; barangsiapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah

    orang-orang yang melampaui Batas. Dan orang- orang yang memelihara amanat--

    amanat (yang dipikulnya) dan janji-janji; dan orang-orang yang memelihara

    sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi; (ya 'ni) yang akan

    mewarisi Sorga Firdaus, mereka kekal didalamnya.

    "Dan hamba-hamba yang baik daii Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah)

    orang-orang yang bedalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-

    orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)

    keselamatan."

    "Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan

    mereka."

    "Dan orang-orang yang berkata : "Ya Tuhan kami, jauhkanlah, 'adzab Jahannam

    dari kami, sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal."

    "Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-bunik tempat menetap dan tempat

    kediaman."

    "Dan orang-orangyang apa bila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-

    lebihan, dan tidak (pula) kikir; dan adalah (perbelanjaan itu) di tengah-tengah

    antara yang demikian."

    "Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak

    membunuh jiwa yang di haramkan Allah (membunuhnya ) kecuali dengan n) yang

    benai, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia

    mendapat (pembalasan) dosa (nya)."

    "(Yakni akan dilipatgandakan adazab untuknya pada hari kiamat dan dia akan

    kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina."

    8. Surat An-Nur 52 :

    tΒuρ ÆìÏÜム©!$# … ã&s!θ ß™u‘uρ |·øƒs†uρ ©!$# ϵø)−Gtƒ uρ y7 Í×̄≈ s9 'ρé' sù ãΝèδ tβρâ“ Í←!$ x�ø9 $# ∩∈⊄∪

  • "Dan barangsiapa yang taut kepada Allah dun Rasul-Nya dan takut kepada Allah

    dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat

    kemenangan."

    9. Surat A1-Ma'arij 19 - 35 :

    * ¨βÎ) z≈ |¡ΣM}$# t, Î=äz % ·æθ è=yδ ∩⊇∪ #sŒÎ) çµ ¡¡tΒ •�¤³9 $# $ Yãρâ“y_ ∩⊄⊃∪ #sŒ Î)uρ çµ ¡¡tΒ ç�öV sƒø: $# $ ¸ãθ ãΖtΒ ∩⊄⊇∪ �ω Î) t, Íj#|Á ßϑø9 $# ∩⊄⊄∪ tÏ% ©!$# öΝèδ 4’ n?tã öΝÍκÍEŸξ |¹ tβθ ßϑÍ←!#yŠ ∩⊄⊂∪ š É‹©9 $#uρ þ’ Îû

    öΝÏλ Î;≡uθ øΒ r& A, ym ×Πθè=÷è ¨Β ∩⊄⊆∪ È≅ Í←!$ ¡¡=Ïj9 ÏΘρã� ós yϑø9 $#uρ ∩⊄∈∪ tÏ% ©!$#uρ tβθ è%Ïd‰|Á ムÏΘ öθ u‹Î/ ÈÏd‰9 $# ∩⊄∉∪ tÏ% ©!$#uρ Νèδ ôÏiΒ É>#x‹tã ΝÍκÍh5u‘ tβθ à)Ï�ô±•Β ∩⊄∠∪ ¨βÎ) z>#x‹tã öΝÍκÍh5u‘ ç�öV xî 5βθ ãΒ ù' tΒ ∩⊄∇∪

    tÏ% ©!$#uρ ö/ ãφ öΝÎγ Å_ρã� à�Ï9 tβθ ÝàÏ�≈ ym ∩⊄∪ �ω Î) #’ n? tã óΟÎγ Å_≡ uρø—r& ÷ρr& $ tΒ ôM s3n=tΒ öΝåκß]≈ yϑ÷ƒ r& öΝåκ̈ΞÎ* sù ç�öV xî tÏΒθ è=tΒ ∩⊂⊃∪ Ç yϑsù 4 xötGö/$# u !#u‘uρ y7 Ï9≡ sŒ y7 Í×̄≈ s9 'ρé' sù ç/ èφ tβρߊ$ yèø9 $# ∩⊂⊇∪ tÏ% ©!$#uρ öΛèε

    öΝÍκÉJ≈ oΨ≈ tΒ L{ ôΜÏδ ωôγ tãuρ tβθãã≡ u‘ ∩⊂⊄∪ t Ï%©!$#uρ Νèδ öΝÍκÌE≡ y‰≈ pκy¶Î/ tβθ ßϑÍ←!$ s% ∩⊂⊂∪ tÏ% ©!$#uρ öΛèε 4’ n?tã öΝÍκÍEŸξ |¹ tβθÝà Ïù$ ptä† ∩⊂⊆∪ y7 Í×̄≈ s9 'ρé& ’Îû ;M≈̈Ζy_ tβθ ãΒ t�õ3•Β ∩⊂∈∪

    "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir" (19)

    "Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah." (20)

    "Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir" (21)

    "Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat." (22)

    "Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya." (23)

    "Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bahagian tertentu." (24)

    "Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa

    (yang tidak mau meminta)." (25)

    "Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan." (26)

    "Dan orang-orang yang takut terhadap Tuhannya." (27).

    "Karenanya sesungguhnya adzab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman

    (dari kedatangannya)." (28).

    "Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya," (29).

    "Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka

  • sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela." (30).

    "Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang- orang yang

    melampaui batas." (31).

    "Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan

    janjinya." (32).

    "Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya." (33).

    "Dan orang-orang yang memelihara shalatnya." (34).

    "Mereka itu (kekal) di Sorga lagi dimuliakan." (35).

    10. Surat At-Taubah 112 :

    šχθç6 Í≥̄≈ −F9 $# šχρ߉Î7≈ yè ø9 $# šχρ߉Ïϑ≈ ptø: $# šχθßs Í×̄≈ ¡¡9 $# šχθãè Å2≡ §�9$# šχρ߉Éf≈¡¡9 $# tβρã�ÏΒ Fψ$# Å∃ρã� ÷èyϑø9 $$ Î/ šχθ èδ$̈Ψ9 $#uρ Ç tã Ì� x6Ψßϑø9 $# tβθ ÝàÏ�≈ ys ø9 $#uρ ÏŠρ߉çtÎ:

    «!$# 3 Î�Åe³o0uρ š ÏΖÏΒ÷σßϑø9 $# ∩⊇⊇⊄∪ "Mereka itu adalah orang-orang bertaubat, yang beribadat, yang memuji (Allah)

    yang melewat, yang ruku, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan

    mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan

    germbirakanlah orang-orang mu'min itu."

    Ayat-ayat tersebut menjelaskan sifat-sifat Wali yang biasanya mempunyai

    keramat, sebagai akibat akrabnya dengan Allah. Dan inilah yang dinamakan Wali Allah.

    Jika tidak memiliki sifat-sifat tersebut, maka dia bukan Wali Allah, boleh jadi

    wali setan. Karena wali setan itu adalah orang-orang yang menurutkan kehendak

    pemimpin mereka, ya'ni Iblis. Dia berusaha mengajak orang kejalannya, baik dengan

    ucapan maupun dengan perbuatan. Bila ada orang melawannya, maka mereka akan

    memeranginya.

    Wali setan mengajak orang kepada syirik, maksiat, kedurhakaan dan melanggar

    ketentuan Allah.

    Apabila anda kesamaran, ragu-ragu apakah seseorang itu Wali Allah atau wali

    setan, maka perhatikanlah tiga perkara pada dirinya:

    1. Shalatnya.

    2. Kecintaannya dan keluarganya kepada Sunnah.

    3. Dakwahnya ke jalan Allah dan Rasul-Nya.

  • Apabila yang tiga perkara ini tidak ada pada dirinya, maka pastilah ia wali setan

    bukan Wali Allah, walaupun ia bisa berjalan di atas air, terbang di udara, mengetahui

    peristiwa yang akan terjadi, dan sebagainya.

    Maka Wali Ar-Rahman itu adalah orang-orang yang ikhlas menjalankan perintah

    Allah dan Rasul-Nya, menyatakan yang halal itu halal dan yang haram itu haram. Tidak

    melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. dan para

    sahabatnya, tidak menjadikan agama itu sebagai olok-olok dan permainan, amat suka

    mendengar bacaan Al-Qur'an dan amat benci mendengar bujukan setan.

    Firman Allah Surat Al-Anfal 34 :

    $ tΒ uρ óΟ ßγ s9 �ωr& ãΝåκu5Éj‹ yè ムª!$# öΝèδ uρ šχρ‘‰ÝÁ tƒ Çtã ωÉf ó¡yϑø9 $# ÏΘ#t� ys ø9 $# $ tΒ uρ (# þθ çΡ% Ÿ2 ÿ…çνu !$ uŠÏ9 ÷ρr& 4 ÷βÎ) ÿ…çνäτ !$ u‹Ï9 ÷ρr& �ω Î) tβθ à)−Gßϑø9 $# £Å3≈ s9 uρ öΝèδu�sYò2r& Ÿω tβθ ßϑn=ôètƒ ∩⊂⊆∪

    "Kenapa Allah tidak mengadzab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk

    (mendatangi) Masfidil Haram, dan mereka bukanlah orang-orang (Wali-wali-Nya)

    yang berhak menguasainya? Orang-orang (Wali-wali-Nya) yang berhak

    menguasai (nya), hanyalah orang-orang yang bertaqwa, tetapi kebanyakan mereka

    tidak mengetahui."