kelompok 2_makalah_gizi dan permasalahannya
DESCRIPTION
jkjTRANSCRIPT
GIZI DAN PERMASALAHANNYA
MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ilmu Giziyang dibina oleh Ibu Ir. Nugrahaningsih, M.P.
Disusun oleh:Kelompok 2/Kelas HP-GP’13
Annisa Sholikhah (130342615302)Hesti Nur Choirunnisa (130342615321)Ika Diana Werdani (130342615301)M. Sholeh Al-Qoyyim (130342603485)
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGIAgustus 2014
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka...................................................................................... 1
BAB 1: Pendahuluan
Latar Belakang.................................................................................. 2
Rumusan Masalah............................................................................. 3
Tujuan............................................................................................... 3
BAB II: Kajian Pustaka
Masalah gizi keluarga.......................................................................
Kelebihan gizi..........................................................................
Kekurangan gizi.......................................................................
Faktor penyebab masalah gizi keluarga............................................
Kelebihan gizi..........................................................................
Kekurangan gizi.......................................................................
Menjelaskan masalah gizi masyarakat..............................................
Kelebihan gizi..........................................................................
Kekurangan gizi.......................................................................
Menjelaskan faktor penyebab masalah gizi masyarakat....................
Kelebihan gizi...........................................................................
Kekurangan gizi........................................................................
BAB III: Penutup
Kesimpulan..........................................................................................
Daftar Rujukan....................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu fenomena yang berkembang di masyarakat ialah masalah
gizi. Saat ini Indonesia telah mengalami masalah beban ganda masalah gizi,
yaitu kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Masalah gizi sendiri telah
digolongkan sebagai penyakit yang tidak menular. Menurut Prof dr Tjandra
Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE (2015) prevalensi gizi
kurang pada balita di Indonesia adalah 19,6%. Prevalensi kurus dan sangat
kurus secara nasional tahun 2013 masih cukup tinggi yaitu masing-
masing 12,1% dan 5,3%. Kemudian masalah stunting/pendek pada balita
masih cukup serius, angka nasional 37,2 %. Prevalensi bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) adalah 10,2 %. Prevalensi bayi dengan panjang
badan <48 cm (bayi lahir pendek) adalah 20,2%.
Di pihak lain, secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12
tahun masih tinggi yaitu gemuk 10,8% dan sangat gemuk (obesitas)
8,8%. Prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar
8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk (obesitas). Prevalensi gemuk pada
remaja umur 16 – 18 tahun sebanyak 5,7% gemuk dan 1,6% obesitas.
Prevalensi penduduk dewasa berat badan lebih 13,5% dan obesitas 15,4%.
Berdasarkan uraian tersebut dapat ditarik masalah gizi di Indonesia
adalah gizi kurang (underweight), kurus (wasting), pendek (stunting), dan
kegemukan (obese). Dengan kata lain, terjadi masalah beban ganda pada
masalah gizi di Indonesia ialah kasus gizi kurang dan kelebihan gizi. Oleh
karena itu, makalah ini disusun untuk menjelaskan fenomena dan faktor
penyebab permasalahan gizi di Indonesia baik di keluarga maupun di
masyarakat.
2
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apakah masalah gizi keluarga?
2. Apakah masalah gizi masyarakat?
3. Apakah faktor penyebab masalah gizi di keluarga dan masyarakat?
I.3. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Menjelaskan masalah gizi keluarga.
2. Menjelaskan masalah gizi masyarakat.
3. Menjelaskan faktor penyebab masalah gizi di keluarga dan masyarakat.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Masalah Gizi Keluarga
A.1.Masalah Gizi Keluarga: Akibat Kelebihan Gizi
1. Obesitas
Penyakit ini terjadi ketika seimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ini dtimbun dtempat-tempat tertentu dantaranya dalam jaringan subcutan, dan didalam jaringan tirai usus. Seseorang dkatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.
Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dpaksa untuk bekerja lebih berat, karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu, pada umunya lebih cepat gerah, capai, dan mempunyai kecendrungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja.Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit: kardio-vaskuler, hipertensi, dan diabetes mellitus.
2. Diabetes melitus
Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin
dimana tubuh kekurangan hormon insulin, dikenal dengan istilah
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-
anak dan remaja.
Sampai saat ini, Diabetes Mellitus tipe 1 hanya dapat di obati
dengan pemberian therapi insulin yang dilakukan secara terus
menerus berkesinambungan. Riwayat keluarga, diet dan faktor
lingkungan sangat mempengaruhi perawatan penderita diabetes
tipe 1. Pada penderita diebetes tipe 1 haruslah diperhatikan
4
pengontrolan dan memonitor kadar gula darahnya, sebaiknya
menggunakan alat test gula darah. Terutama pada anak-anak atau
balita yang mana mereka sangat mudah mengalami dehidrasi,
sering muntah dan mudah terserang berbagai penyakit.
Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes tipe 2 adalah dimana hormon insulin dalam tubuh
tidak dapat berfungsi dengan semestinya, dikenal dengan istilah
Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Hal ini
dikarenakan berbagai kemungkinan seperti kecacatan dalam
produksi insulin, resistensi terhadap insulin atau berkurangnya
sensitifitas (respon) sell dan jaringan tubuh terhadap insulin yang
ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.
Ada beberapa teori yang mengutarakan sebab terjadinya
resisten terhadap insulin, diantaranya faktor kegemukan
(obesitas). Pada penderita diabetes tipe 2, pengontrolan kadar gula
darah dapat dilakukan dengan beberapa tindakan seperti diet,
penurunan berat badan, dan pemberian tablet diabetik. Apabila
dengan pemberian tablet belum maksimal respon penanganan
level gula dalam darah, maka obat suntik mulai dipertimbangkan
untuk diberikan.
3. Laktosa intoleran
Terlalu banyak minum susu menyebabkan diare. Karena
banyaknya laktosa, sehingga enzim laktose dalam sistem pencernaan
makanan kesulitan mengurainya menjadi glukosa dan galaktosa.
Selain itu diare juga dapat terjadi jika kualitas susu yang diminum
tidak terjaga kualitasnya.
4. Kanker atau tumor
Menurut penelitian Dr.Campbell casein pada susu pada diet susu
dosis tinggi dapat meningkatkan laju perkembangan sel kanker
(kesehatanvegan.com, 2010).
5
A.2.Masalah Gizi Keluarga: Akibat Kekurangan Gizi
Beberpa tanda-tanda klinis gizi buruk diatas menurut (Gibson, 2005),
sebagai berikut.
1. Marasmus
Ciri-ciri : 1). Badan nampak
sangat kurus; 2). Wajah seperti
orang tua; 3). Cengeng dan
atau rewel; 4). Kulit tampak
keriput, jaringan lemak
subkutis sedikit sampai tidak
ada (pada daerah pantat
tampak seperti memakai
celana longgar/”baggy
pants”); 5). Perut cekung; 6). Iga gambang; 7). Sering disertai
penyakit infeksi (umumnya kronis) dan diare
2. Kwashiorkor
Ciri-ciri : 1). Edema,
umumnya seluruh
tubuh, terutama pada
punggung kaki; 2).
Wajah membulat
(moon face) dan
sembab; 3). Pandangan mata sayu; 4). Rambut tipis, kemerahan
seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit dan
mudah rontok; 5). Perubahan status mental, apatis, dan rewel; 6).
Pembesaran hati; 7). Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila
diperiksa pada posisi berdiri atau duduk; 8). Kelainan kulit berupa
bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis); 9). Sering
disertai penyakit infeksi (akut), anemia
dan diare.
3. Marasmus Kwashiorkor
6
Merupakan gabungan dari beberapa gejala klinis marasmus dan
kwashiorkor.
Gambar 2.1.Diagram alur patogenesis marasmus dan kwashiorkor
(Sumber: McLaren, D.S., 1966, Lancer,ii, 485 dalam Almatshier, 2013)
4. Kekurangan yodium menyebabkan penyakit gondok. Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya defisiensi iodium, diantaranya:
a. Masukan iodium yang rendah,
b. Penghambatan metabolisme iodium oleh senyawa goitrogen
Goitrogen adalah senyawa yang dapat menghambat sintesa hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
c. Faktor genetik
Penyakit gondok dapat juga diturunkan, jadi ada penderita gondok
karena keturunan.
B. Masalah Gizi Masyarakat
7
B.1. Masalah Gizi Masyarakat: Akibat Kelebihan Gizi
Kelebihan gizi adalah keadaan patologis (tidak sehat) yang disebabkan
kebanyakan makan. Kegemukan (obesity), kelebihan berat badan (over
weight) merupakan tanda gizi salah yang berdasarkan kelebihan dalam
makanan (AgusKrisno, 2009).
a. Kelebihan protein membuat kinerja ginjal dan hati lebih kerasDapat membuat organ hati dan ginjal bekerja keras untuk memetabolisme
dan mengeluarkan nitrogen berlebih karena tingginya asam amino. Pada bayi yang diberikan susu formula dengan konsentrasi tinggi, menyebabkan kelebihan protein yang akan menyebabkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam.
b. Penyakit kegemukan (obesitas)Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Adapun penggolongan obesitas ada tiga kelompok, yaitu:
1. Obesitas ringan: kelebihan berat badan 20-40%2. Obesitas sedang: kelebihan berat badan 41-100%3. Obesitas berat: kelebihan berat badan> 100% (Adnani, 2011)
Penyebab obesitas sangatlah kompleks, tidak hanya faktor genetik namun juga gaya hidup dan faktor lingkungan berperan dominan dengan kejadian obesitas. Dari segi gaya hidup, gaya hidup yang tidak aktif dan perilaku makan yang tidak sehat menjadi penyebab obesitas. Perilaku makan yang tidak sehat dapat menjadi penyebab penting terjadinya obesitas dan salah satu bentuknya adalah mengkonsumsi makanan cepat saji. Makanan cepat saji memang memiliki kandungan gizi, seperti lemak, protein, vitamin, dan mineral, tetapi makanan ini juga mengandung sejumlah besar lemak jenuh, kolesterol, garam natrium, dan kalori dalam jumlah besar serta hanya sedikit mengandung serat (Angelina dalam Pramitya, 2013).
c. Diabetes MillitusDiabetes mellitus atau penyakit diabetes merupakan penyakit yang
umum terdapat pada manusia. Penyakit ini disebabkan karena kekurangan insulin yaitu suatu hormon yang dikeluarkan oleh sel-sel pancreas dan mempunyai peranan pada transport glukosa ke dalam sel. Glukosa yang merupakan hasil pencernaan karbohidrat, diabsorpsi melalui usus halus ke dalam darah dan untuk dapat dipergunakan oleh sel seperti sel otot dan sel lemak, transport glukosa diatur oleh hormone insulin, sedikit glukosa darah yang melewati ginjal akan disaring melalui glomeruli dan
8
secepatnya diabsorpsi kembali oleh tubula, tetapi kalau tubuh kekurangan insulin, lebih banyak glukosa berada dalam darah karena tidak dapat digunakan oleh sel dan jaringan tubula.
d. PenyakitJantungPenyebab penyakit jantung yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi) dan
disebut juga pengapuran pembuluh darah (arterosklerosis). Arterosklerosis berhubungan sangat erat dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah (hiperkholesterolemia). Arterosklerosis disebabkan karena terlalu gemuk atau terlalu banyaknya lemak dalam pembuluh arteri sehingga makin banyak yang tertimbun pada pembuluh, jantung bekerja keras untuk mengalirkan darah melalui pembuluh yang menyempit. Hiperkholesterolemia dapat terjadi bila lemak dalam dietnya banyak mengandung asam lemak jenuh.
e. Penyakit ginjal dan hatiKelebihan protein dapat mengakibatkan kerja berat pada ginjal,
terutama pada bayi dan bayi yang lahir dengan berat badan rendah, serta hipertrofi (pembesaran) pad ahati dan ginjal. Kelebihan protein juga dapat merangsang pengeluaran kalsium tubuh (Devi, 2010).
f. HipertiroidKelebihan yodium di dalam tubuh dikenal juga sebagai hipertiroid.
Hipertiroid terjadi karena kelenjar tiroid terlalu aktif memroduksi hormon tiroksin. Biasanya ditandai gejala mudah cemas, lemah, sensitif terhadap panas, sering berkeringat, hiperaktif, berat badan menurun, nafsu makan bertambah, jari-jari tangan bergetar, jantung berdebar-debar, bola mata menonjol serta denyut nadi bertambah cepat dan tidak beraturan. Untuk memenuhi kecukupan yodium sebaiknya di dalam menu sehari-hari sertakan bahan-bahan pangan yang berasal dari laut. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari untuk anak sampai umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.
g. HipertensiHipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi
berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi
dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga,
jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang
mengandung natrium dan lemak jenuh. Hipertensi dapat mengakibatkan
komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner
9
(PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang berakibat pada kelemahan
fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat
kecacatan bahkan kematian.Hipertensi atau yang disebut the silent killer
yang merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab
penyakit jantung (cardiovascular).
h. Neoplasma (kanker atau tumor)
i. Hipervitaminosis A
Kelebihan Vitamin A menyebabkan kulit kering dan mengelupas, pusing,
nausia, apatis, kerontokan rambut, pada anak gejalanya disertai dengan
muntah, drawaineas, bulging of the frontanelle (Astuti dan Gardjito, 1986).
j. Hipervitaminosis D
Kelebihan vitamin D (intake 2000 I.U. dalam jangka panjang)
menyebabkan hiperkalsemia atau kandungan Ca darah tinggi serta ginjal
akan mengalami kerusakan (Astuti dan Gardjito, 1986).
k. Hipervitaminosis E
Kelebihan vitamin E menyebabkan intake lemak dan asam lemak tidak
jenuh meningkat dalam tubuh.
B.2. Masalah Gizi Masyarakat: Akibat Kekurangan Gizi
Masalah gizi makro di masyarakat adalah masalah yang utamanya
disebabkan kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan protein.
Manifestasi dari masalah gizi makro bila terjadi pada wanita usia subur dan
ibu hamil yang Kurang Energi Kronis (KEK)
adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah
(BBLR). Bila terjadi pada anak balita akan
mengakibatkan marasmus, kwashiorkor atau
marasmic-kwashiokor dan selanjutnya akan
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak
usia sekolah (Alhamda dan Sriani, 2015).
Gambar 2.1. Busung Lapar (Kwashiorkor) pada Balita
10
Kekurangan asupan gizi di masyarakat dapat dibedakan menjadi
kekurangan karbohidrat, lipid, protein, vitamin dan mineral. Kurangnya
mengkonsumsi karbohidrat maupun gula dapat menyebabkan rendahnya
gula darah manusia yang dapat menyebabkan terganggunya metabolisme
sel, penderita terlihat lemas dan lesu dan bila telah kronis, penderita dapat
mengalami pingsan bahkan kematian.
Kekurangan lemak dapat menyebabkan terganggunya penyerapan
vitamin dalam tubuh. Kekurangan lemak juga dapat menyebabkan penderita
kesulitan mengatur suhu tubuh dan tubuh juga akan lemas serta kelenturan
kulit penderita akan berkurang (Astuti dan Gardjito, 1986).
Kekurangan protein menyebabkan proses metabolisme dan pembaruan
sel terganggu. Jika penderita ialah ibu hamil, bisa saja janinnya akan
keguguran atau kurang gizi atau mengalami keterbelakangan mental ketika
lahir. Jika penderita adalah balita yang kekurangan protein maka akan
menggangguproses kinerja tubuh dan tentunya mentalnya.
Kekurangan vitamin A menyebabkan kebutaan, keratinisasi:
xeropthalimia di mata, keratomalacia (kerusakan retina) (Astuti dan
Gardjito, 1986), rabun senja (hemuralapia) dan mata minus pada usia muda.
Kekurangan vitamin B1 menyebabkan penyakit beri-beri, kurangnya
elastisitas kulit, detak jantung cepat dan dapat menyebabkan kematian;
kekurangan vitamin B2 menyababkan fotophobia, radang kulit, rontoknya
rambut dan mulut pecah-pecah. Kekurangan vitamin B6 menyebabkan
anemia, kekurangan B12 dapat menyebabkan pernicious anemia yang
membuat penderita kekurangan O2 serta kekurangan vitamin B kompleks
menyebabkan tubuh penderita mudah lelah. Kekurangan vitamin D dapat
menyebabkan rachitis (pada anak-anak) dengan tanda-tanda tulang bengkok,
panggul kecil, gigi keluar terhambat. Selain itu defisiensi vitamin ini
menyebabkan penyakit Inggris (Rickets) dan kecepatan pertumbuhan lambat
karena tubuh lama menyerap Ca melalui usus. Kebutuhan vit.D yang
diperlukan tubuh ialah 300-400 g/hari. Kekurangan vitamin E dapat
menyebabkan keguguran pada wanita hamil. Kekurangan vitamin K
menyebabkan darah penderita sukar membeku. Kekurangan vitamin Niasin
11
umumnya terjadi di masyarakat Afrika menyebabkan penyakit pellagra yang
memiliki ciri kulit kasar, kulit berwarna kemerah-merahan, berwarna gelap,
terutama pada muka, tangan dan kaki serta mulut dan lidah menjadi nyeri
dan terasa terbakar, demikian pula saluran pencernaan makanan terasa
terbakar, diare disertai darah dan akhirnya dapat menjadi perubahan mental.
Kekurangan asam folat menyebabkan anemia. Kekurangan vitamin
pentotenat menyebabkan terganggunya sintesis hormon steroid. Kekurangan
vitamin Biotin menyebakan kulit menjadi bersisik, insomnia dan nyeri pada
otot. Kekurangan vitamin C menyebabkan skarbut yaitu pembuluh darah
rapuh sehingga mudah mengalami pendarahan, gusi menggembung dan
berdarah, terdapat tonjolan-tonjolan pembuluh darah dibawah kulit, sendi
rawan rapuh dan nyeri, gigi mudah tanggal, dan memiliki kekebalan tubuh
yang rendah sehingga mudah terserang penyakit (Astuti dan Gardjito, 1986).
Ada pula masalah gizi akibat kekurangan bahan mineral. Kekurangan
zat besi menyebabkan anemia. Kekurangan yodium menyebabkan penyakit
gondok. Kekurangan kalsium menyebabkan osteomalacia dan osteoparosis.
Kekurangan fosfor menyebabkan penuaan dini karena fosfor berperan
dalam asam nukleat dan nukleoprotein dalam pembelahan sel dan
reproduksi. Kekurangan atau defisiensi mangan dapat menyebabkan
pertumbuhan terhambat, lesu, apatis, refleks menurun dan anareksia.
Defisianse natrium umumnya jarang terjadi, tetapi apabila terjadi dapat
menyebabkan kram otot, lemak, sakit kepala dan pingsan. Kekurangan
tembaga menyebabkan tidak terproduksinya pigmen melanin. Kekurangan
Zink menyebabkan pertumbuhan terhambat, rambut rontok dan akhirnya
mati (Astuti dan Gardjito, 1986).
C. Faktor Penyebab Masalah Gizi di keluarga dan Masyarakat
D.1.Faktor Penyebab Masalah Kelebihan Gizi di Keluarga dan
Masyarakat
Kelebihan gizi lebih terjadi jika:1. Terdapat ketiak seimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran
energi.
12
Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih (overweight) dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini. Selanjutnya penurunan pengeluaran energi akan meningkatkan keseimbangan energi yang positif (Gibney, 2008).
2. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu, terutama di perkotaan menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama pola makan.
Pola makan berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidat, rendah serat kasar, dan tinggi lemak sehingga menjadikan mutu makanan ke arah tidak seimbang. Dampak masalah gizi lebih tampak dengan semakin meningkatnya penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, diabetes mellitus (DM), hipertensi, dan penyakit hati (Supriasa, 2002).
3. Pola asuh orang tua atau keluarga
D.2.Faktor Penyebab Masalah Kekurangan Gizi di Keluarga dan
Masyarakat
Menurut Alahamda dan Sriani (2015) dan unicef (1998) masalah gizi
dapat disebabkan oleh penyebab sebagai berikut.
1. Penyebab Langsung
Asupan makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan
kurang gizi. Misalnya anak yang mendapat cukup makannan tetapi sering
sakit, pada akhirnya dapat menderita kurang gizi. Demikian anak yang
kurang makan akan memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan akan
mudah terserang penyakit. Menurut Kasharina dkk. (2013) penyakit yang
dapat membuat penderitanya kekurangan gizi misalnya ialah diare,
campak, malaria dan sakit saluran pernafasan yang membebani dan
menyebabkan hilangnya cadangan gizi yang dibutuhkan oleh sel tubuh
manusia. Hal ini akan semakin parah bila penderita kekurangan pasokan
protein, kalori, vitamin dan mineral serta seringnya terjadi peradangan.
2. Penyebab Tidak Langsung
Ada 3 penyebab yang menyebabkan kurang gizi yaitu sebgai berikut.
Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai dalam hal
jumlah maupun mutu gizi.
13
Pola pengasuhan anak kurang memadai.
Hal ini biasanya terjadi karena orang tua kurang menyediakan
waktu, perhatian dan dukungan pada anak sehingga tumbuh dan
berkembang anak baik fisik, mental dan sosial kurang baik. Selain
itu faktor ini juga dapat terjadi karena kurangnya pendidikan,
pengetahuan dan keterampilan.
Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai
3. Pokok Masalah di Masyarakat
Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan
sumber daya masyarakat berkaitan dengan berbagai faktor langsung
maupun tidak langsung. Hal ini terjadi karena tingginya kemiskinan dan
rendahnya pendidikan masyarakat di Indonesia.
4. Akar Masalah
Kurangnya permberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya
pemanfaatan sumber daya masyarakat terkait dengan meningkatnya
pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan oleh kritis
ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak
tahun 1997. Sedangkan masalah yang mendasar ialah masalah politik dan
ekonomi dan sosial yang menyebabkan masyarakat menjadi lemah dalam
negara yang tidak stabil.
Selain itu ada pula faktor yang memperparah kondisi kurang maupun
lebih gizi yaitu akibat gizi salah, sebagai berikut.
a. Gizi salah primer, kelainan terletak pada intake dan pada makanan,
baik merupakan kelebihan maupun kekurangan.
b. Gizi salah sekunder, intake mencukupi tetapi terdapat rintangan pada
rangkaian prosos pencernaan, penyerapan, transportasi dan utilization
pada zat-zat makanan. Gangguannya yaitu :
Terjadi suatu keadaan defisiensi dalam efektifitas zat-zat makanan.
Mempertinggi desrtuksi atau ekskresi zat-zat makanan sehingga
persediaan untuk penggunaan dalam tubuh menjadi berkurang.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Daftar Pustaka
Adnani, Hariza. 2011. IlmuKesehatanMasyarakat. Yogjakarta: NuhaMedika.
Alhamda, Syukura dan Sriani, Yustina.2015.Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Masyarakat (IKM).Depublisher:Online google books.
Almatsier, Sunita. 2001. PrinsipDasarIlmuGizi. Jakarta :GramediaPustakaUtama.
Budiyanto, Agus Krisno. 2009. Dasar - dasarIlmuGizi. Malang: UMM Press.
Budianto, M.A.K. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food GiziuntukKeluarga. Jakarta: KOMPAS.
Gibney, Michael J. (2008). GiziKesehatanMasyarakat. Jakarta: EGC
Gibson, R.S. 2005. Principles of Nutrition Assesment. New York: Oxford
University Press.
Kasharina dkk.2013.Cegah Malnutrisi dengan Kelor.Yogyakarta: Kanisius.
Online google books.
Kesehatanvegan.com.2010.Ahli Gizi Mengatakan Terlalu Banyak Minum Susu
dapat Meningkatkan Kanker.Online:
(http://kesehatanvegan.com/2010/01/14/ahli-gizi-mengatakan-terlalu-
banyak-susu-dapat-meningkatkan-kanker/#more-1303) , diakses pada
20 Agustus 2015.
Pramitya, A.A. Istri Mira danValentina, Tience Debora. 2013.
HubunganRegulasiDiriDengan Status GizipadaRemajaAkhir di Kota
Denpasar. JurnalPsikologiUdayana, Vol. 1, No. 1, 43-53. Bali:
UniversitasUdayana, FakultasKedokteran, Program StudiPsikologi.
Supariasa, I. D. N., Bakri, B., Fajar, I. 2002.Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
16