aluminium dan senyawanya kelompok

24
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM STRUKTUR SENYAWA ANORGANIK Aluminium dan Senyawanya Penyusun : Kelompok 2 (dua) Septia Adella Awaludin Ma’rifatullah Indria Trisna Katrina Utari Novitria Jum’at/ 3 Oktober 2014 Dosen : Dra. Hj. Bayharti, M.Sc Miftahul Khair, S.Si, M.Sc Eka Yusmaita, S.Pd, M.Pd Asisten : Rian Setiawan Gusfaria Palendra LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

Upload: septia

Post on 21-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

laporan kelompok anorganik

TRANSCRIPT

Page 1: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

LAPORAN KELOMPOKPRAKTIKUM STRUKTUR SENYAWA ANORGANIK

Aluminium dan Senyawanya

Penyusun :

Kelompok 2 (dua)Septia Adella

Awaludin Ma’rifatullahIndria Trisna Katrina

Utari Novitria

Jum’at/ 3 Oktober 2014

Dosen : Dra. Hj. Bayharti, M.Sc Miftahul Khair, S.Si, M.Sc Eka Yusmaita, S.Pd, M.Pd

Asisten : Rian Setiawan Gusfaria Palendra

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2014

Page 2: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

ALUMINIUM DAN SENYAWANYA

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran):

Mahasiswa mampu membedakan sifat ion Al3+ dan Mg2+

A. TUJUAN

Mempelajari kimia aluminium dan senyawanya dan membandingkannya

dengan kimia magnesium dan senyawanya.

B. WAKTU PELAKSANAAN

Hari / tanggal : Jumat / 3 Oktober 2014

Pukul : 09.40-12.20 WIB

Tempat : Laboratorium Kimia Anorganik, FMIPA UNP

C. TEORI DASAR

Nama Aluminium diturunkan dari kata yang menunjukkan pada senyawa garam rangkap KAl

(SO4) 2.12 H2O, kata ini berasal dari bahasa latin alumen yang artinya garam pahit.

Aluminium dengan konfigurasi elektronik [10 Ne] 3s2 3p1 dikenal mempunyai tingkat

oksidasi -13 dalam senyawanya. Logam aluminium tahan terhadap korosi udara, karena

reaksi antara logam aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya (Sugiyarto,

2005: 123)

Bila terkena udara objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya. Tetapi lapisan

oksidasi ini melindungi objek dari oksidasi lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah

melarutkan logam ini. Pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer.

2Al+ + 6H+ → 2Al3+ + 3H2

Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit merkurium(II) klorida pada

campuran. Asam klorida pekat juga melarutkan aluminium.

2Al+ + 6HCl → 2Al3+ + 3H2 + 6Cl-

Asam sulfat pekat melarutkan aluminium dengan membebaskan belerang dioksida.

Page 3: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

2Al+ + 6H2SO4 → 2Al3+ + 3SO42- + 3SO2 + 6H2O

Asam klorida pekat membuat logam menjadi pasif. Dengan hidroksida-hidroksida alkali

membentuk larutan tetrahidroksoaluminat.

2Al + OH- + H2O → 2[Al (OH)]- + 3H2

Reaksi Aluminium dengan Air

Jika air diteteskan pada aluminium klorida pekat akan didapat reaksinya yang hebat

menghasilkan awan dari uap gas hydrogen klorida. Jika ditambahkan aluminium

klorida padat kedalam air yang berlebih akan menghasilkan gas hydrogen klorida dan

larutan asam. Salah satu aluminium klorida pada konsentrasi normal akan mempunyai

pH 2-3. Larutan yang lebih pekat pHnya akan lebih rendah lagi. Alumium klorida

bereaksi dengan air lebih dari sekedar larut. Hidrogen klorida tidak dapat terbentuk

jika tidak ada air yang cukup.

Pengendapan aluminium hidroksida oleh natrium hidroksida dan ammonia tidak akan

terjadi bila ada asam tartrat, asam sitrat, asam silfosalsilat, asam malat, gula dan lain-

lainsenyawa hidroksi organik, karena pembentukan garam-garam kompleks yang

larut. Maka zat-zat organic ini harus diuraikan dengan pemijaran perlahan-lahan, atau

penguapana dengan asam sulfat pekat atau asam nitrat pekat sebelum aluminium

dapat diendapkan dalam pengerjaan analisis kualitatif biasa (Svehla, 1985: 266-267)

Aluminium murni

Aluminium didapat dalam keadaan cair dengan elektrolisa, umumnya mencapai

kemurnian 90,85% berat. Dengan mengelektrolisa kembali dapat dicapai kemurnian

99,99%. Ketahanan korosi dapat berubah menurut kemurnian, pada umumnys untuk

kemurnian 99,0% atau diatasnya dapat dipergunakan diudara dan tahan bertahun-

tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa

jenisnya kira-kira sepertiganya. Oleh karena itu dapat dipergunakan untuk kabel

dalam berbagai bentuk utamanya sebagai lembaran tipis (Haryadi, 1990)

Aluminium merupakan logam putih keperakan dengan kerapatan yang rendah,

mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3. Sifat-sifat yang dimiliki aluminium :

1. Ringan, than korosi, dan tidak bercun, sehingga banyak diperhunakan

untuk alat rumah tangga, seperti panic, wajan, dan lai-lain.

Page 4: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

2. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus

makanan, obat dan rokok.

3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu, maka Al digunakan

sebagai kabel tiang listrik.

4. Panduan Al dengan logam lainnya menghasilakn logam yang kuat (seperti,

duralium, campuran Al, Cu, dan Mg) untuk pembuatan bahan pesawat.

5. Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.

6. Mudah terbakar dalam nyala api dan menghasilkan panas reaksi yang

tinggi

2 Al + 3/2 O2→Al2O3 + 399 kkal.

Sifat ini digunakan untuk mereduksi beberapa sulfide dan oksida, contoh :

2 Al + Fe2O3 → 2Fe + Al2O3 + 199 kkal

7. Bereaksi dengan asam menghasilkan gas jidrogen.

2 Al(s) + 6 H+(aq) → 2 Al3+ + 3H2(g)

8. Bereaksi dengan basa kuat terutama basa alkali, menghasilkan gas H2

Reaksi : 2 Al(S) + 2OH-(aq) + 6 h2O(l) → 2 AL (OH)3 + 3 H2(g)

9. Dengan udara logam ini membentuk lapisan oksida yang kuat pada

permukaannya yang dapat melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut,

karenanya logam ini dikatakan bersifat tahan karat (korosi) dan digunakan

untuk melapisi logam lain agar tahan karat (Haryadi, 1990)

Ilmu kimia aluminium sangat ditentukan oleh muatan yang besar dan

jari-jari yang kecil dari ion Al3+ , yaitu kerapatan muatan yang besar.

Kerapatan Muatan

Kation Satuan muatan Jari-jari ion (nm) Muatan/jari-jari

Na+ +1 0,098 10

Mg2+ +2 0,065 31

Al3+ +3 0,048 63

Zn2+ +2 0,074 27

Cu2+ +2 0,069 29

Page 5: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

Jika garam aluminium dilarutkan dalam air ion Al3+ segera

membentuk [Al(H2O)6]3+ yang biasanya ditulis dengan Al3+(aq).

Di dalam larutan air, air yang bebas berfungsi sebagai basa dan dapat

diperoleh kesetimbangan berikut,

[Al(H2O)6]3+ + H2O [Al(H2O)6]3+ + H2O

Dalam basa yang kuat seperti NaOH terjadi reaksi,

[Al(H2O)6]3+ + 3OH- [Al(H2O)3 (OH) 3] (S) + H2O(l)

Dalam larutan NaOH yang berlebih,

[Al(H2O)3 (OH) 3] (S) + OH- (aq) [Al(H2O)3 (OH) 3] (S) + H2O(l)

(Tim Struktur Senyawa Anorganik, 2014: 10)

Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam sulfat baik encer

maupun pekat menghasilkan garamnya. Dengan asam nitrat logam aluminium tidak bereaksi

karena permukaannya menjadi pasif, tetapi dalam keadaan tidak murni akan bereaksi dengan

asam nitrat dalam sembarang kepekatan. Larutan alkali kaustik panas bereaksi dengan

aluminium membentuk aluminat dan gas hidrogen. Logam aluminium dengan oksigen

membentuk lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi

lanjut.

Endapan putih seperti gelatin, yaitu aluminium hidroksida Al(OH)3 yang larut sedikit

dalam reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium

disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk kedalam larutan sebagai

aluminium hidroksida koloid (sol aluminium hidroksida). Sol ini berkoagulasi pada

pendidihan atau pada penambahan gara-garam yang larut (misalnya aluminium klorida)

dengan menghasilkan endapan aluminium hidroksida yang dikenal dengan gel aluminium

hidroksida.

Untuk menjamin pengendapan yang sempurna dengan larutan ammonia. Larutan

ammonium itu ditambahkan dengan sedikit berlebihan dan campuran didihkan sampai larutan

sedikit berbau ammonia. Bila bau diendapkan, ia mudah melarut dengan asam kuat, tetapi

setelah didihkan ia menjadi sangat lartut.

Al3+ + NH3 + H2O → Al (OH)3 + 3H+ (Sukardjo, 1990)

Page 6: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

D. ALAT DAN BAHAN

ALAT

1. Tabung reaksi

2. Gelas kimia

3. Pipa penyalur gas

4. Pembakar Bunsen

BAHAN

1. Keping aluminium

2. serbuk Al,

3. pita Mg

4. asam klorida encer,

5. natrium hidroksida encer,

6. larutan merkuri(II) klorida,

7. gas klor,

8. tabung pengering,

9. CaCl2,

10. aluminium klorida anhidrat,

11. magnesium klorida anhidrat,

12. magnesium oksida,

13. aluminium oksida,

14. larutan Al3+ 0,1 M,

15. arutan Mg2+ 0,1 M.

E. CARA KERJA

Eksperimen 1. Reaksi dengan Asam klorida

Campurkan 5ml asam klorida encer dengan beberapa keeping logam Al dalam satu tabung

reaksi

JIka Al belum bereaksi setelah lima menit, panaskan campuran ini

Page 7: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

Ulangi percobaan dengan pita Mg sebagai pengganti keeping aluminium

Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan Natrium Hidroksida

Campurkan 5ml larutan natrium hidroksida encer dengan beberapa keeping Al (atau sesendok

serbuk aluminium) dalam tabung reaksi.

Jika setelah 5 menit belum terjadi reaksi, panaskan tabung reaksi tersebut

Catat pengamatan dan periksa gas yang terbentuk

Tulis persamaan reaksi yang terjadi

Ulangi percobaan dengan Mg sebagai pengganti Al

Bandingkan kedua reaksi

Ekspeimen 3. Reaksi dengan Oksigen

Letakkan secarik aluminium foil dalam gelas kimia dan ditaburi dengan larutan merkuri (II)

klorida

Biarkan beberapa menit, kemudian cuci aluminium foil dengan air

Biarkan foil ini beberapa menit di udara

Eksperimen 4. Membandingkan aluminium klorida dan magnesium klorida

-Pemanasan klorida anhidrat

Panaskan aluminium klorida anhidrat dalam tabung reaksi

Page 8: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

Uraikan pengaruh pemanasan pada Al2Cl6 dan Mg Cl2

-Pengaruh air terhadap klorida anhidrat

Masukkan satu sendok aluminium klorida anhidrat ke dalam tabung reaksi

Tambahkan tetes demi tetes

Ulangi percobaan dengan magnesium klorida anhidrat sebagai pengganti Al klorida anhidrat

Eksperimen 5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida

Periksa reaksi dari Al oksida dan Mg oksida dengan air

Lalu periksa reaksi oksida-oksida ini mula-mula dengan asam klorida encer

Lalu perlakukan hal yang sama dengan natrium hidroksida en cer

Eksperimen 6. Membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi

Tuangkan 3 ml larutan Al3+((aq) ke dalam sebuah tabung reaksi dan ke dalam tabung yang lain

3 ml larutan Mg2+ 0,1 M.

Periksa pH setiap larutan dengan kertas indicator

Tambahkan larutan encer natrium hidroksida pada 3ml larutan Al3+ (aq) 0,1 M sehingga

endapan yang terbentuk melarut lagi

Ulang perobaan untuk larutan Mg2+(aq) 0,1 M senbagai pengganti larutan Al3+

(aq) 0,1 M

Page 9: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

F. TABEL PENGAMATAN

Eksperimen 1. Reaksi dengan asam klorida

Perlakuan Pengamatan dan reaksi

Campurkan 5ml asam klorida encer dengan

beberapa keeping logam Al dalam satu

tabung reaksi

Tidak bereaksi

JIka Al belum bereaksi setelah lima menit,

panaskan campuran ini

Larutan keruh disertai melarutnya logam, ada

gelembung gas yang terbentuk

2Al(s) + 6 HCl(aq) → 2 AlCl3(aq) + 3H2(g)

Ulangi percobaan dengan pita Mg sebagai

pengganti keeping aluminium

Mg lebih cepat bereaksi dibanding Al dan

Mg larut

Mg(s) + 2 HCl(aq) →MgCl2(aq) + H2(g)

Eksperimen 2. Reaksi dengan larutan Natrium hidroksida

Perlakuan Pengamatan dan reaksi

Campurkan 5ml larutan natrium hidroksida

encer dengan beberapa keeping Al (atau

sesendok serbuk aluminium) dalam tabung

reaksi.

Terbentuk sedikit gelembung pada keping

logam

Al(s) + 3NaOH(aq) → Al(OH)3 (aq) + H2

Tidak bereaksi, dan terlihat adanya letupan

pada pita Mg yang larut

Ulangi percobaan dengan Mg sebagai

pengganti Al

Mg(s) + 2NaOH(aq) →Mg(OH)2 + H2(g)

Setelah dipanaskan Al menghasilkan

gelembung gas yang lebih banyak daripada

Mg dan Al lebih cepat terbentuk gelembung

gas

Eksperimen 3. Reaksi dengan Oksigen

Page 10: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

Perlakuan Pengamatan dan reaksi

Letakkan secarik aluminium foil dalam gelas

kimia dan ditaburi dengan larutan merkuri

(II) klorida

Bereaksi, aluminium terkikis lama-kelamaan

dan ada banyak gelembung gas yang

terbentuk.

2Al(s) + 3HgCl2 → 2AlCl3(s) + 3Hg2+ (aq)

Biarkan beberapa menit, kemudian cuci

aluminium foil dengan air lalu dibiarkan foil

ini beberapa menit di udara

Aluminium foil bereaksi dengan oksigen

yang mana aluminium foil berubah menjadi

serbuk abu-abu agak kehitaman

4Al(s) + 3O2(g) →2Al2O(s)

Eksperimen 4 tidak dilakukan

Eksperimen 5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida

Perlakuan Pengamatan dan reaksi

Periksa reaksi dari Al oksida dan Mg oksida

dengan air

Al → serbuk berwarna putih, pH=7

Serbuk berwarna putih (serbuk Al

mengendap)

Mg → serbuk berwarna hitam, pH=10

Serbuk Mg larut dengan air

Al2O3(s) + 3H2O → 2Al(OH)3 + H2O

MgO(s) + 2H2O → Mg(OH)2 + H2O

Lalu periksa reaksi oksida-oksida ini mula-

mula dengan asam klorida encer

Al tidak larut (serbuk Al mengendap)

Al2O3(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3 + 3H2O, pH=1

MgO(s) + 2HCl(aq) → MgCl2 + H2O, pH=10

Lalu perlakukan hal yang sama dengan

natrium hidroksida encer

Al tidak larut dalam hidroksida encer

Mg larut dalam hidroksida encer

Al2O3(s) + 2OH- + 3H2O → 2Al(OH)4-(aq),

pH=14

MgO(s) + NaOH → , pH=13

Eksperimen 6. Membandingkan sifat asam-basa ion Al Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi

Perlakuan Pengamatan dan reaksi

Tuangkan 3 ml larutan Al3+((aq) ke dalam ----

Page 11: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

sebuah tabung reaksi dan ke dalam tabung

yang lain 3 ml larutan Mg2+ 0,1 M.

Periksa pH setiap larutan dengan kertas

indicator

pH Al3+ = 5

pH Mg2+ = 6

Tambahkan larutan encer natrium hidroksida

pada 3ml larutan Al3+ (aq) 0,1 M sehingga

endapan yang terbentuk melarut lagi

Al3+(aq) + 3OH-

(aq) → Al(OH)3(aq) (keruh)

2Al(OH)3 + 3OH- → Al(OH)4 + AlO2- +

2H2O (+40 tetes NaOH lagi : jernih)

Ulang perobaan untuk larutan Mg2+(aq) 0,1 M

sebagai pengganti larutan Al3+ (aq) 0,1 M

Mg2+ + 2OH- → Mg(OH)2(aq)

Mg2+ = keruh

+100 tetes NaOH lagi = tak ada perubahan

G. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, yaitu mengenai aluminium dan senyawanya lalu membandingkannya

dengan magnesium dan senyawanya.

1. Reaksi dengan asam klorida

Pada suhu normal logam Al yang direaksikan dengan HCl encer tidak terbentuk gelembung

gas. Kemudian setelah dipanaskan ada gelembung gas dan asap. Logam Al tidak berubah dan

larut.

2Al(s) + 6 HCl(aq) → 2 AlCl3(aq) + 3H2(g)

Dan pada logam Mg, setelah direaksikan dengan HCl encer pada suhu normal, menghasilkan

gelembung gas dan ada panas pada tabung. Sehingga tidak perlu dipanaskan, dan Mg yang

tadinya berbentuk pita larut di dalam HCl. Dari hasil ini, berarti Mg lebih cepat bereaksi

dengan HCl daripada Al.

Mg(s) + 2 HCl(aq) →MgCl2(aq) + H2(g)

Page 12: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

2. Reaksi dengan Natrium Hidroksida

Pada suhu normal, Al menghasilkan sedikit gelembung gas H2 sedangkan Mg tidak terbentuk

gas. Kemudian setelah dipanaskan, Al lebih cepat menghasilkan gelembung gas dan lebih

banyak gelembung gas daripada Mg. Ini berarti Al lebih cepat bereaksi di dalam NaOH

disbanding Mg.

Al(s) + 3NaOH(aq) → Al(OH)3 (aq) + H2

Mg(s) + 2NaOH(aq) →Mg(OH)2 + H2(g)

3. Reaksi dengan oksigen

Aluminium foil yang terbentuk seperti kertas putih mengkilat ditaburi dengan HgCl2

menyebabkan aluminium foil terkikis pada bagian permukaannya. Dan ada banyak

gelembung gas yang dihasilkan sehingga larutannya menjadi keruh. Dan setelah dibiarkan di

udara aluminium yang sudah terkikis tidak berubah, artinya aluminium membentuk lapisan

oksida sehingga jika dijadikan untuk melapisi logam maka ia sendiri yang akan terkikis oleh

zat lain dan melindungi lapisan di dalamnya. Hal ini karena sifat aluminium yang tahan karat

dan digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat.

2Al(s) + 3HgCl2 → 2AlCl3(s) + 3Hg2+ (aq)

4Al(s) + 3O2(g) →2Al2O3(s)

5. Membandingkan sifat asam basa aluminium oksida dan magnesium oksida

Aluminium dan magnesium adalah unsure yang sama-sama terletak pada periode ketiga tapi

golongan yang berbeda pada table periodic unsure. Untuk reaksi dengan air aluminium

oksida menghasilkan endapan putih sedangkan magnesium oksida larut dalam air dan

menghasilkan gelembung gas. Dan untuk nilai pH, Mg seharusnya lebih besar pHnya

daripada Al. hal ini sesuai dengan percobaan yang praktikan lakukan dimana Al3O3

pHnya adalah 7 dan MgO pHnya adalah 10. Hal ini jelas sesuai dengan teori.

Al2O3(s) + 3H2O → 2Al(OH)3 + H2O

MgO(s) + 2H2O → Mg(OH)2 + H2O

Kemudian untuk reaksi dengan HCl encer, aluminium oksida larut dan menghasilkan

gelembung sedangkan magnesium oksida tidak larut, tapi ada gelembung. Artinya dalam

Page 13: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

asam, Aluminium lebih mudah larut daripada magnesium oksida tetapi nilai pH yang

didapatkan dimana Al3O3 pHnya adalah 1 dan MgO pHnya adalah 10. Sifat keasaman Al

lebih besar daripada Mg karena muatan yang dimilikinya.

Al2O3(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3 + 3H2O(aq)

MgO(s) + 2HCl(aq) → MgCl2 + H2O(aq)

Dan untuk reaksi dengan NaOH encer, aluminium oksida dan magnesium oksida sama-sama

tidak larut tapi pada magnesium oksida dihasilkan gelembung gas dan aluminium oksida

menghasilkan endapan. Artinya magnesium oksida lebih besar kelarutannya daripada

aluminium oksida dalam basa. Dan pH aluminium 14 sedangkan magnesium 13

Al2O3(s) + 2OH- + 3H2O → 2Al(OH)4-(aq)

MgO(s) + NaOH → Na2MgO2(s) + H2O(aq)

6. Membandingkan sifat asam basa ion Al3+ dan Mg2+ yang terhidrasi

Laruan Al3+ dan Mg2+ mempunyai pH yang berbeda dari percobaan didapatkan pH Al3+

adalah 5 dan Mg2+ adalah 6. Berarti sifat asam Al3+ lebih kuat dibanding Mg2+. Dan reaksi

dengan NaOH encer, larutan Al3+ dan Mg2+ menjadi keruh. Kemudian direaksikan lagi

dengan NaOH berlebih sampai penambahan 40 tetes. Larutan Al yang tadinya keruh menjadi

jernih kembali sedangkan larutan Mg setelah 100 tetes tetap keruh. Disini endapan Al(OH)3

yang tadinya mengendap menjadi larut menghasilkan ion aluminat. Hal ini menunjukkan

bahwa aluminium hidroksida bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat asam maupun basa. Yaitu

Al(OH)3 ↔ H3AlO3

Al3+(aq) + 3OH-

(aq) → Al(OH)3(aq)

2Al(OH)3 + 3OH- → Al(OH)4 + AlO2- + 2H2O(aq)

Mg2+ + 2OH- → Mg(OH)2(aq)

H. KESIMPULAN

- aluminium bereaksi dengan HCl menghasilkan gelembung gas H2

- aluminium lebih lambat bereaksi dengan HCl dibandingkan dengan magnesium

- aluminium bereaksi dengan NaOH menghasilkan gelembung gas H2

Page 14: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

- aluminium bereaksi lebih cepat dengan NaOH dibanding magnesium

- aluminum dapat dijadikan pelapis logam yang tidak berkarat

- aluminium oksida di dalam air lebih bersifat asam di dalam air dibandingkan magnesium

oksida

- aluminium oksida lebih mudah larut dalam HCl dibandingkan dengan magnesium oksida.

Tapi dalam basa magnesium lebih mudah larut dibandingkan aluminium oksida.

- sifat basa magnesium lebih besar daripada aluminium

- ion Al3+ memiliki pH yang lebih kecil daripada Mg2+

- ion Al3+ menghasilkan endapan Al(OH)3 jika direaksikan dengan NaOH. Begitu juga

dengan Mg2+ menghasilkan Mg(OH)2

- Jika direaksikan dengan NaOH berlebih endapan Al(OH)3 menjadi larut. Ini menyebabkan

Al(OH)3 bersifat amfoter.

I. JAWABAN PERTANYAAN

1. Logam Al tidak mengahsilkan gelembung gas, logam Mg menghasilkan gelembung gas

dan panas pada tabung.

2. Harga potensial reaksi standar dari :

2H+ + 2e- ↔ H2 E0 = 0,0

Mg2+ + 2e- ↔ Mg E0 = -2,38

Al2+ + 3e- ↔ Al E0 = -1,67

Mg dan Al dapat bereaksi dengan hydrogen, dimana H+ cenderung tereduksi menjadi H2. Al

dan Mg lebih cenderung teroksidasi menjadi Mg2+ dan Al3+. Harga potensial reduksi Mg2+

<<< Al3+, sehingga Mg lebih mudah teroksidasi menjadi Mg+2 dibanding logam Al. Sehingga

reaksi Mg dengan HCl lebih cepat.

3. Logam Al setelah dipanaskan terbentuk gelembung gas H2

2Al(s) + 6 HCl(aq) → 2 AlCl3(aq) + 3H2(g)

Page 15: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

Logam Mg menghasilkan gas H2 setelah dipanaskan lebih banyak daripada Al

Mg(s) + 2 HCl(aq) →MgCl2(aq) + H2(g)

4. 2Al(s) + 6 HCl(aq) → 2 AlCl3(aq) + 3H2(g)

Mg(s) + 2 HCl(aq) →MgCl2(aq) + H2(g)

5. Mg lebih cepat bereaksi dengan HCl, tanpa dipanaskan menghasilkan gelembung gas dan

panas

6. Panci aluminium tidak boleh dicuci dengan soda karena logam Al dapat larut dan bereaksi

dengan basa membentuk AlO2-, gas H2 dan CO2

7. Pengamatan : aluminium foil setelah ditambah HgCl2 terkikis bagian permukaannya dan

saat dibiarkan di udara, aluminium berubah menjadi serbuk.

2Al(s) + 3HgCl2 → 2AlCl3(s) + 3Hg2+ (aq)

4Al(s) + 3O2(g) →2Al2O(s)

8. Larutan HgCl2 dapat membersihkan permukaan aluminium, karena HgCl2 ini mereduksi

Al2O3 yang terbentuk pada permukaan aluminium foil menjadi aluminium kembali.

9. Proses Al → Al3+

Proses O2 → O2-

Adalah proses endoterm, sebab terbentuk Al2O3 dan zat ini sangat stabil. Kalor pembentukan

dan energy bebas pembentukan Al2O3 sangat negative. Al2O3 terbentuk jika pengoksidasi

seperti O2 bereaksi di udara dengan logam Al. Zat ini sangat stabil karena memiliki titik leleh

ynag sangat tinggi, sangat keras dan tahan terhadap asam.

10. Aluminium tidak mengalami korosi, karena bila terkena udara, objek aluminium

teroksidasi pada permukaan, tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksidasi lebih

lanjut.

11. Aluminium ringan dan bahan kawat sehingga banyak dipakai seperti untuk pesawat

udara, kaleng makanan dan minuman serta alat-alat rumah tangga. Daya hantar Al cukup

baik, sehingga dipakai sebagai bahan kabel listrik berukuran besar.

Page 16: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

12. Pengaruh pemanasan pada Al2Cl2 dan MgCl2

Al2Cl2, tidak mencair dan berbentuk gas

MgCl2, dalam keadaan uap cenderung membentuk dinner seperti Al2Cl2

15. Al2O6 bersifat asam dalam air karena segera membentuk [Al(H2O6]3+ , dimana ion Al3+

bertindak sebagai asam lewis MgO dalam air membentuk endapan putih Mg(OH)2 yang

bersifat basa

16. a. Oksida bersifat basa = MgO dan Al2O3

b. Oksida bersifat asam = Al2O3

c. Oksida bersifat amfoter = 2AlO3

17. Reaksi

MgO(s) + 2HCl(aq) → MgCl2 + H2O

Al2O3(aq) + 2NaOH(aq) → 2NaAlO2(aq) + H2O

Al2O3(aq) + 6HCl(aq) → 2 AlCl3(aq) + H2O

18. Yang menyebabkan asam Bronsted-lowry adalah Al3+ karena asam melepaskan ion H+

bila dilarutkan dalam air, sedangkan Mg2+ bersifat basa.

19. Setelah ditambah NaOH, terbentuk endapan Al(OH)3 ditambah NaOH berlebih endapan

melarut lagi menjadi Al(OH)4-

Al3+(aq) + 3NaOH(aq) → Al(OH)3(s) + 3Na+(aq)

Al(OH)3 (s) + NaOH berlebih → Al(OH)4-(aq) + Na+(aq)

Page 17: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

20. Al(OH)3 tidak larut dalam air karena senyawa yang terbentuk sudah bermuatan.

[Al(H2O)]3+ dapat larut dalam air karena ion Al3+ masih dapat mengikat molekul air sampai

terbentuk [Al(H2O)6]3+.

21. MgCl2 ditambah NaOH membentuk endapan putih Mg(OH)2 dan setelah ditambah NaOH

berlebih tidak dapat melarut lagi endapan tersebut. Hal ini dikarenakan Mg(OH)2 memeiliki

sifat basa yang lebih kuat.

22. Kimia aluminium : Aluminium bersifat amfoter sehingga bereaksi dengan asam dan basa.

Kimia magnesium : Dapat bereaksi dengan asam, namun membentuk endapan jika bereaksi

dengan basa.

KEPUSTAKAAN

Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.

Sugiyarto, Kristian. 2003. Kimia Anorganik 2. Yogyakarta : UNM.

Page 18: Aluminium Dan Senyawanya Kelompok

Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Jakarta : Rineka Cipta.

Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif dan Semimikro Bagian 1. Jakarta :

Kalman Media Pustaka.

Tim Struktur Senyawa Anorganik. 2014. Penunutn Praktikum Struktur Senyawa Anorganik.

Padang : UNP press.