kedudukan duda malaysia dalam keluarga skripsi …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf ·...

93
KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT SASAK (Studi Di Masyakat Sasak Kelurahan Bunut Baok Lombok Tengah) SKRIPSI oleh : Ahmad Saipun Nazir (09210074) JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2016

Upload: dinhlien

Post on 24-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT SASAK

(Studi Di Masyakat Sasak Kelurahan Bunut Baok Lombok Tengah)

SKRIPSI

oleh :

Ahmad Saipun Nazir

(09210074)

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2016

Page 2: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT SASAK

(Studi Di Masyakat Sasak Kelurahan Bunut Baok Lombok Tengah)

SKRIPSI

oleh :

Ahmad Saipun Nazir

(09210074)

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2016

Page 3: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Demi Allah, dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap perkembangan

keilmuan, penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT SASAK

(Studi Di Masyakat Sasak Kelurahan Bunut Baok Lombok Tengah)

Benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau

jiplakan karya ilmiah milik orang lain, kecuali disebutkan referensinya secara

benar. Jika dikemudian hari skripsi ini terbukti merupakan karya ilmiah milik

orang lain, terdapat penjiplakan, duplikasi, atau memindah data orang lain, baik

secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang saya peroleh

karenanya batal demi hukum.

Malang, 31 Mei 2016

Penulis

Ahmad Saipun Nazir

NIM 09210074

Page 4: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

HALAMAN PERSETUJUAN

Setelah membaca dan mengkoreksi skripsi saudara Ahmad Saipun Nazir

(09210074), Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas Syariah, Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul :

KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADAT SASAK

(Studi Di Masyakat Sasak Kelurahan Bunut Baok Lombok Tengah)

Maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-

syarat ilmiah untuk diajukan pada majelis Dewan Penguji.

Malang, 07 Juni 2016

Mengetahui,

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah

Dr. Sudirman, M.ANIP. 197708222005011003

Dr. H. Mohamad Nur Yasin, SH, M.Ag.NIP. 196910241995031003

Page 5: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

PERSEMBAHAN

بسم هللا الرحمن الرحیم

رب العالمین الحمد

Karya Sederhana Ini Aku Persembahkan Untuk Kedua Orang-Tuaku,

Ayahanda Bapak Azhari, S.Pd dan Ibunda Masnah, S.Pd

Insya Allah Ini Adalah Permulaan Kebanggaan Kalian Kepadaku,

Semoga Selanjutnya Aku Dapat Mempersembahkan

Kebanggaan-Kebanggaan Berikutnya

Amin...

Selanjutnya,........................................

Karya Sederhana Ini Aku Persembahkan juga Untuk Saudara Saudariku

Ini Merupakan Buah Dari Support Dari Kalian Yang Tiada Akhir Untuk Adikmu

Terima Kasih Banyak Aku Ucapkan Untuk Kalian Semua Atas Dukungan Yang

Berbentuk Moril Maupun Materil Serta Segala Bentuk Dukungan Lainya

جزاكم هللا خیرا كثیرا وخیر الجزاء

.......آمین

Page 6: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

MOTTO

“Orang Yang Baik Dalam Pandangan Islam Adalah,

Orang Yang Baik Secara Vertikal )حبل من هللا( dan

Baik Secara Horizontal )حبل من الناس( ”

اإلیمان :منھماأفضل شيء ال خصلتان للمسلمین والنفع با“Dua amal perbuatan yang tak sesuatupun lebih afdhal dari

keduanya: pertama, Beriman kepada Allah dan kedua, bermanfaatbagi kaum muslim”

)نصائح العباد(

....

“dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakanuntukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung

dan merasa tenteram kepadanya....”

( QS: Ar-Rum ayat 21)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka”...

(QS: at-Tahrim ayat 9)

Page 7: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan ‘inayah Allah SWT yang tiada henti, skripsi yang

berjudul “Kedudukan Duda Malaysia Dalam Keluarga Perspektif Hukum

Islam Dan Hukum Adat Sasak (Studi Di Masyakat Sasak Kelurahan Bunut

Baok Lombok Tengah)” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada seseorang yang paling berjasa atas terciptanya alam semesta

ini, yaitu Nabi Muhammad SAW, kalau bukan karena beliau Allah tidak akan

meciptakan alam semesta ini. Penulisan skripsi ini banyak memberikan pelajaran

dan pengetahuan tentang nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, yang

mana nilai-nilai itu yang diajarkan Allah dan RasulNya. Semoga kita termasuk

golongan manusia yang baik dalam pandangan islam, yaitu manusia yang baik

hubungannya dengan sesama makhuk dan baik hubungannya dengan sang Khalik.

Amiin.

Selanjutnya, atas dukungan, bantuan, bimbingan, serta do’a dari berbagai

pihak dalam proses penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih

yang tak terhingga, jazaakumullahu khoirol jazaa, kepada :

1. Prof. Dr. Mudjia Rahardjo selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. Roibin, M.Hi selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. Sudirman, M.A selaku ketua jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah

Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang.

Page 8: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

4. Musleh Harry, SH, M.Hum selaku dosen wali penulis, terima kasih atas

nasehat, bimbingan serta arahan selama penulis menempuh perkuliahan.

5. Dr. Mohamad Nur Yasin, SH, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi.

Penulis haturkan banyak terima kasih atas waktu yang telah diluangkan

untuk konsultasi, diskusi, nasehat, dan bimbingan dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini menjadi ilmu yang

manfaat, sehingga beliau juga mendapat pahala dari manfaat ilmu dalam

skripsi ini. Amiin.

6. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah yang telah bersedia meluangkan waktu

untuk mendidik, membimbing, dan mengajarkan ilmu pengetahuan dengan

penuh kasih sayang. Semoga Allah SWT menjadikan ilmu pengetahuan

yang telah diajarkan sebai ilmu yang manfaat, serta terhitung sebagai

‘amal jaariyah untuk beliau semua.

7. Staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang, atas pelayanan dan partisipasi yang diberikan selama perkuliahan,

serta selama penyelesaian penulisan skripsi ini.

8. Para informen yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan

informasi yang sangat penting, demi kelanjutan penelitian ini.

Jazaakumullahu khoirol jazaa.

9. Orang tua penulis, bapak Azhari, S.Pd dan ibu Masnah, S.Pd terima kasih

atas do’a, nasehat, perhatian, serta dukungan materil dan moril yang tiada

henti diberikan selama perkulian maupun selama penulisan skripsi ini.

Page 9: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

10. Saudara-saudara penulis, Husnul Hidayati dan Diana Rahmawati, terima

kasih atas do’a dan dukungan kalian baik dukungan materil maupun

dukungan moril.

11. Seluruh teman-teman dan segenap pihak yang berpartisipasi dan

membantu dalam penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya. Sangat disadari karya ini masih jauh dari kata sempurna, akibat dari

keterbatasan ilmu pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman penulis. Oleh

karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna perbaikan

skripsi ini, sehingga akan mendekati kesempurnaan sebuah karya ilmiah.

Malang, 31 Mei 2016

Penulis

Ahmad Saipun Nazir

NIM 09210074

Page 10: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

BUKTI KONSULTASI ........................................................................................ iii

PERSEMBAHAN ................................................................................................. v

MOTTO ............................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv

ABSTRAK ......................................................................................................... xvii

ABSTRACT ...................................................................................................... xviii

الملخص ................................................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5

E. Definisi Operasional .......................................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 8

Page 11: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

A. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 8

B. Kerangka Teori ................................................................................................ 13

1. Pengertian Keluarga .................................................................................... 13

2. Peran Dan Tanggung Jawab Suami Istri Dalam Keluarga ......................... 24

3. Hak Dan Kewajiban Suami Istri Dalam Rumah Tangga Menurut Hukum

Islam ........................................................................................................... 25

4. Kedudukan Suami Istri Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam .................. 27

5. Pernikahan Dalam Adat Masyarakat Sasak ................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 39

A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 39

B. Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 39

C. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 40

D. Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 40

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 42

F. Metode Pengolahan Data ................................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 47

A. Latar Belakang Munculnya Duda Malaysia .................................................... 47

1. Sosio-Geografis Desa Bunut Baok ............................................................. 47

2. Faktor-Faktor Penyebab Istri Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) Di Luar

Negeri (Malaysia) ....................................................................................... 50

B. Kedudukan Duda Malaysia Dalam Rumah Tangga ........................................ 57

Page 12: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

1. Peran Dan Tanggung Jawab Duda-Malaysia Dalam Rumah Tangga ............. 57

2. Duda Malaysia Dalam Pandangan Hukum Adat Sasak .................................. 59

3. Kedudukan Duda-Malaysia Dalam Perpektif Hukum Islam .......................... 63

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 72

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 72

B. Saran ................................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

A. Buku, Penelitian, dan Jurnal ............................................................................ 75

B. Website ............................................................................................................ 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 78

Page 13: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

ABSTRAK

Ahmad Saipun Nazir. 2016. KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAMKELUARGA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM ADATSASAK (Studi Di Masyakat Sasak Kelurahan Bunut Baok LombokTengah). Skripsi. Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhsyiah. Fakultas Syariah.Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Dr.Mohamad Nur Yasin, SH, M.Ag.

Kata Kunci: Kedudukan, Duda-Malaysia, Hukum Islam Dan Adat

Hak dan kewajiban serta tanggung jawab suami istri, telah ditetapkan dalamajaran Islam dan adat masyarakat sasak. Suami sebagai kepala keluargabertanggung jawab menafkahi, menjaga, memelihara istri dan anak-anaknya. Istriselaku pendamping suami wajib patuh dan taat terhadap suami, serta bertanggungjawab membantu suami mengurus rumah tangga. Namun, fenomena istri menjadiTKW di masyarakat Bunut Baok tampak bertentangan dengan ajaran Islam danadat sasak tersebut. Berdasarkan uraian singkat di atas, muncul penelitian ini yangbertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya duda-malaysia.selanjutnya, bagaimana kedudukan duda-malaysia dalam keluarga, perspektifhukum Islam dan hukum adat masyarakat sasak.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan jenispenelitian lapangan (field reaserch). Sesuai dengan jenis dan sifat penelitian ini,maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatiffenomenologis, dengan sumber data berupa data primer dan sekunder yangdikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudiandata-data diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Latar belakang munculnya fenomena duda-malaysia bermula dari sumberdaya manusia (SDM) masyarakat Bunut Baok yang rendah, masyarakat minimskill dan pengetahuan sehingga masyarakat tidak berpikir panjang (berpikirinstan), dalam menyelesaikan permasalahan hidup berumah tangga. Lebih detail,terdapat faktor-faktor yang mendorong munculnya duda-malaysia yaitu faktorpendidikan, faktor lingkungan, dan faktor ekonomi.

Menurut hukum adat sasak, duda-malaysia merupakan kepala keluarga yangmemiliki tanggung jawab ganda, sebagai konsekuensi dari keputusannyamengizinkan istri sebagai TKW. Duda-Malaysia bertanggung jawab sebagaikepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga,untuk mengurus pekerjaan rumah serta segala yang menjadi tugas istri dalamrumah tangga. Kemudian, duda-malaysia dalam pandangan masyarakat sasak disebut sebagai mame periris (Seorang laki-laki yang tidak tahu malu, tidak punyatanggung jawab, dan tidak gentle). Sedangkan dalam pandangan hukum Islam,duda-malaysia tetap merupakan kepala keluara (suami), akan tetapi lalai darikewajiban dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.

Page 14: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

ABSTRACT

Ahmad Saipun Nazir, 2016. THE POSITION OF DUDA-MALAYSIA IN THEFAMILY PERSPECTIVE OF ISLAMIC LAW AND CUSTOMARYLAW (Studies In The Society of Sasak Bunut Baok District CentralLombok). Skripsi. Al-Ahwal Al-Syakhshiah department. Syariah Faculty.State Islamic University of Malang Maulana Malik Ibrahim. Dr. MohamadNur Yasin, SH, M.Ag

Key words: position, Duda-Malaysia, Islamic law and tradition

Rights and obligations responsibilities of husband and wife have beenassigned in the teachings of Islam and the society of Sasak people. The husbandas head of the family is responsible to feed, maintain, preserve his wife andchildren. Husband and wife as companion mandatory dutiful toward her husband,and the husband’s responsibility to help take care of the house hold. However,wife phenomenon became migrant workers in society Bunut Baok seems contraryto the teachings of Islam and the society of Sasak.

Based on the brief description above, this emerging research that aims tounderstand the background of a widower Malaysia. Furthermore, how to positionMalaysia widower in the family, the perspective of Islamic law and customarylaw sasak society.

This research used descriptive research design with the type of fieldresearch. According to the type and nature of this study is a phenomenologicalqualitative approach, with the data source in the form of primary and secondarydata collected by observation, interview, and documentation. Then the data isprocessed and the data were analyzed descriptively qualitative.

Malaysia widower background that stems from the low of human resources inBunut Baok, people who lack the skills and knowledge so that people are notthinking in solving problems of home life. More details are factors that encouragethe emergence of Malaysia’s widower research factor, environmental factor, andeconomic factor. Based on the law of sasak, widower Malaysia is the head of thefamily who have multiple responsibilities. Duda Malaysia is responsible as headof the family and responsible for replacing the wife’s role in the family. Then,widower Malaysia in view of the Sasak people called Mame periris(a man whoknows no sham, no responsibility for, and not gentle). Meanwhile, in the view ofIslamic law, a widower Malaysia is the husband who is unaware of theirobligations and responsibilities as the head of the family.

Page 15: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

الملخص

في األسرة منظور القانون Duda-Malaysiaموقف . 2016.أحمد سیف النذیرالقریة , الدرسة فى المجتمع الساسك.(اإلسالمي والقانون العرفي ساسك

. شعبة األحول الشخشسیة. البحث الجامعى). بونوت بوك لومبوك الوسطى.اإلسالمیة الحكومیة ماالنججامعة موالنا مالك إبراھیم. كلیة الشریعة

.نور یس الماجستیرالدكتور محمد: اإلشراف

.القانون العرفي ساسك, Duda-Malaysiaموقف: الكلمات الرئیسیة

وقد أنشئت , الحقوق والمسؤولیات، فضال عن مسؤولیات الزوج والزوجةالزوج لرئیس األسرة مسؤول .في تعالیم اإلسالم والمجتمعات األصلیة الساساك

مصاحب للزوج ملزم الزوجة.لیحفظ على زوجة و أوالد, لیحرس, لتوفیر. كذلك مسؤولة عن مساعدة زوجھا لإلدارة المنزلیة, بإطاعة وطاعة ضد الزوج

ظاھرة الزوجة أصبح العمال اإلندونیسیین فى المجتمع بونوت بوك , لكن .تتعارض باتعالیم اإلسالم وساسك األصلیة

وفقا . ھذا البحث یستخدم البحث الوصفي مع نوع من البحث المیدانیةثم المدخل البحث الذي یستخدم فى ھذا البحث ھو , لنوع وطبیعة ھذا البحث

مع مصدر البیانات في شكل البیانات األولیة , المدخل الكیفي الظواھر النوعیةثم تتم معالجة . ثائقوالثانویة التي تم جمعھا بطریق المالحظة و المقابلة و الو

. البیانات وتحلیلھا بالوصفي الكیفيالموارد , مالیزیا تبدأ من الموارد البشریة- الخلفیة إلى ظھور االرمل

و المجتمع نقص من المھارات , البشریة المجتمع بونوت بوك منخفضةبمزید , في حل مشاكل الحیاة المنزلیة, والمعارف حتى المجتمع ال یفكرون طویال

التفصیل، وھناك من العوامل التي تشجع على ظھور االرمل مالیزیا یعني من. العوامل التعلیمیة، والعوامل البیئیة، والعوامل االقتصادیة

االرمل مالیزیا یعني رئیس األسرة التي ,وفقا القانون العرفي ساسك مالیزیا مسؤوال كرئیس األسرة والمسؤولة عن- أرمل.تتحمل مسؤولیة مزدوجة

ثم، أرمل مالیزیا في الساساك الرأي . االستعاضة عن دور الزوجة في األسرةالرجل الذي ال یعرف الخجل، ال تتحمل أیة (mame periris)العام ویشار إلى و بینما في رأي الشریعة اإلسالمیة رمل ومالیزیا .رجل نبیلمسؤولیة، ولیس

.زوج مھمال لواجبات ومسؤولیات رئیسا لألسرة

Page 16: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Duda Malaysia merupakan istilah yang terdapat di masyarakat suku Sasak

Pulau Lombok. Duda Malaysia adalah seorang laki-laki yang masih memiliki

ikatan perkawinan, tetapi ditinggal istrinya merantau ke Malaysia untuk menjadi

tenaga kerja wanita. Hal itu terjadi disebabkan oleh himpitan ekonomi yang

menimpa keluarga Duda Malaysia. Keberangkatan seorang istri memang

berdasarkan kesepakatan atau izin dari suami (duda Malaysia).1

Fenomena istri menjadi TKW di Malaysia sebagai salah satu dampak dari

rendahnya SDM di masyarakat Bunut Baok. SDM yang rendah berimplikasi

terhadap kualitas pengetahuan masyarakat dalam banyak sisi kehidupan, bidang

ekonomi, agama, dan hukum misalnya. Akibatnya, mereka kesulitan dalam

menyelesaikan setiap problem kehidupan, termasuk problem keluarga. Sehingga,

ketika seseorang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam

maupun hukum adat dianggap biasa, selama untuk menyelesaikan permasalahan

keluarga. Faktor lingkungan masyarakat seperti ini yang menyebabkan para istri

mudah mengambil keputusan untuk menjadi TKW di Malaysia. Kemudian, para

suami yang juga berlatar belakang SDM yang rendah, serta melihat kondisi

masyarakat yang terkesan mendukung, sehingga begitu mudah memberi izin

kepada istri-istri.

1 Syafii, Wawancara, (Bunut Baok: 28 Juni 2015).

Page 17: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Pada dasarnya setiap komunitas manusia memerlukan pemimpin untuk

mengkoordinasikan kehidupan, sehingga bisa berjalan tertib, aman, dan penuh

kemaslahatan. Komunitas awal yang muncul dalam kehidupan manusia adalah

komunitas keluarga. Dalam kehidupan keluarga, suami (laki-laki) dianugerahi

kelebihan oleh Allah SWT untuk menjadi pemimpin dan penopang perempuan

(istri) dan seluruh anggota keluarga, sehingga suami dijadikan pemimpin dalam

rumah tangga. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 34:

Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, olehkarena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atassebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telahmenafkahkan sebagian dari harta mereka”.2

Berkat kelebihannya itu seorang laki-laki bertugas sebagai pencari rizki

(nafkah). Laki-laki pula yang berkewajiban memberikan nafkah terhadap

istrinnya. Sebaliknya, istri sebagai penerima nafkah untuk memenuhi semua

keperluannya. Selain mencari nafkah, suami berkewajiban menjaga istrinya dari

segala kemungkinan perbuatan maksiat. Suami juga memiliki kewajiban

memelihara istrinya dari sesuatu kesulitan atau mara bahaya. Suami juga wajib

mewujudkan kehidupan perkawinan yang diharapkan Allah, yaitu terwujudnya

keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.3

Kewajiban seorang suami untuk mencari nafkah sebagaimana diajarkan

dalam Islam juga menjadi prinsip yang berlaku dalam adat istiadat masyarakat

2 Qs, an-Nisa: 34.3 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Cet. I, (Jakarta: Kencana, 2011), 161.

Page 18: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Sasak di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Menurut adat masyarakat Sasak,

laki-laki adalah kepala keluarga yang bertanggung jawab dalam memenuhi

kebutuhan dan keperluan suatu rumah tangga. Sedangkan perempuan (istri)

bertanggung jawab membantu suami menjaga dan mengurus rumah dan anak-

anak.4

Namun, dalam praktek kehidupan di tengah masyarakat, sering terjadi

bahwa suami tidak melakukan kewajibannya untuk mencari nafkah, tetapi justru

sang istri yang sibuk mencari nafkah, baik bekerja di dalam negeri maupun di luar

negeri. Misalnya, Duda Malaysia yang membiarkan istrinya pergi ke luar negeri

untuk mencari nafkah keluarga. Sikap seperti ini memberikan kesan seorang

suami memperbudak istrinya, yaitu memposisikan istri sebagai pencari nafkah

keluarga. Padahal, Nabi melarang keras seorang suami memperbudak istrinya.

Sebagaimana Sabda beliau dalam hadits yang dikutip M.Thalib dalam bukunya:

)رواه ابن ماجھ...(لیس تملكون منھن شیأ

“tidaklah (seorang suami) berhak memperbudak istrinya sedikitpun”5

Selanjutnya, sebagaimana yang dijelaskan oleh rasulullah SAW; suami yang

bertanggung jawab bahkan berkewajiban atas nafkah keluarga (istri dan anak-

anak). Suami wajib memberi makan istrinya jika ia makan, suami wajib

memberikan istrinya pakaian jika ia membeli pakaian. Hal ini menunjukkan

keharusan suami memberi nafkah kepada istrinya dan nafkah merupakan

tanggung jawab penuh seorang suami.

4 Saipul Harits (Tokoh Masyarakat), wawancara, (Praya: 29 Juni 2015).5 M. Thalib, Manajemen Keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Pro-U, 2007), 136.

Page 19: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Praktek duda Malaysia menimbulkan masalah terkait kedudukan dan

tanggung jawabnya sebagai suami sekaligus kepala keluarga. Seorang kepala

keluarga seharusnya yang bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam

keluarga atau rumah tangga. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa Duda

Malaysia berpotensi tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai

kepala keluarga. Selain tidak mencari nafkah, kondisi yang berpisah lama dan

jarak yang jauh menjadikan Duda Malaysia akan kesulitan menjaga kemananan

dan melindungi istrinya dari perbuatan maksiat atau perbuatan bahaya selama

berada di Malaysia.

Fenomena keluarga Duda Malaysia di masyarakat sasak ini bertentangan

dengan ajaran Islam dan hukum adat Sasak. Kewajiban dan tanggung jawab suami

terhadap istrinya sebagaimana yang diajarkan Islam dan adat, banyak yang tidak

terlaksana. Kemudian hak-hak istri yang seharusnya didapatkan, banyak sekali

yang terabaikan. Kewajiban suami memberikan makanan, pakaian, dan

melindungi istri dari segala mara bahaya serta memelihara istri dari perbuatan

maksiat terabaikan. Sebaliknya, hak istri berupa sandang, pangan, papan,

terabaikan, bahkan berubah menjadi kewajiban istri. Kemudian, hak-hak istri yang

berupa perlindungan menjadi terbengkalai, bahkan tidak didapatkan sama sekali.

Berdasarkan uraian di atas, terdapat perbedaan yang mencolok antara

konsep keluarga yang ada dalam hukum Islam dan hukum adat dengan fenomena

keluarga Duda Malaysia. Kemudian, untuk mendapatkan kejelasan mengenai

fenomena Duda Malaysia, maka sangat penting untuk dilakukan suatu penelitian

empirik dengan judul “Kedudukan Duda Malaysia dalam keluarga perspektif

Page 20: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

hukum Islam dan hukum Adat Sasak.” Adanya penelitian ini diharapkan akan

dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat secara umum, tentang

kedudukan suami yang sesungguhnya di dalam keluarga. Sehingga para suami

tidak melalaikan tugas dan tanggung jawabnya selaku kepala keluarga.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, ada dua

permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini :

1. Bagaimana latar belakang keberadaan fenomena Duda Malaysia ?

2. Bagaimana kedudukan Duda Malaysia dalam keluarga menurut Hukum Adat

Masyarakat Sasak dan Hukum Islam ?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya fenomena Duda Malaysia.

2. Untuk mengetahui kedudukan Duda Malaysia dalam keluarga menurut hukum

adat Sasak dan hukum Islam.

D. Manfaat penelitian

Keberadaan penelitian tentang “Kedudukan Duda Malaysia dalam

keluarga” ini akan dapat memberikan manfaat, baik secara akademis maupun

secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Adanya penelitian ini menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam

bidang hukum perdata Islam, yaitu tentang kedudukan Duda Malaysia dalam

keluarga untuk mengetahui hukumnya menurut Islam dan adat Sasak. Hasil

penelitian ini menjadi warna baru dalam khazanah keilmuan tentang perkawinan,

Page 21: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

karena hasil penelitian ini merupakan fenomena yang terjadi pada masyarakat

Sasak. Selanjutnya penelitian ini dijadikan rujukan oleh teman-teman mahasiswa

atau siapa saja yang hendak memperkaya pengetahuan tentang kedudukan Duda

Malaysia dalam keluarga.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini memberikan manfaat secara praktis kepada penulis

khususnya dan pembaca serta masyarakat luas pada umumnya. Melalui hasil

penelitian ini semakin memperkaya pengetahuan kita tentang metode untuk

mewujudkan keluarga dalam Islam. Lebih-lebih hasil penelitian ini bersumber

dari masyarakat Sasak itu sendiri. Selanjutnya hasil penelitian ini merupakan

sebuah pengalaman, di mana pengalaman adalah guru terbaik. Dalam hal ini

belajar dari pengalaman orang yang telah menjalani rumah tangga, jauh lebih

efisien dari pengalaman pribadi.

E. Defnisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan

pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam

judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Kedudukan Duda Malaysia

Dalam Keluarga Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Adat Sasak”, maka definisi

operasional yang perlu dijelaskan, yaitu :

Page 22: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

1. Duda Malaysia

Duda adalah seorang laki-laki yang telah berpisah dari istrinya karena

perceraian.6 Sedangkan Malaysia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara,

di mana warga negara Indonesia banyak bekerja. Adapun duda malaysia yang

dimaksud dalam penelitian ini ialah, seorang suami yang istrinya pergi ke

Malaysia sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

2. Keluarga

Keluarga berarti seisi rumah yaitu ibu dan bapak beserta anak-anaknya

(batih/kecil/inti/)7. Dalam redaksi yang lain kata “keluarga” bermakna ibu bapak

dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.

3. Hukum Adat Sasak

Hukum mengandung suatu unsur yang mengatur tingkah laku atau

tindakan manusia dalam masyarakat. Adat secara bahasa berarti kebiasaan,

sedangkan secara istilah, adat merupakan gagasan kebudayaan yang terdiri dari

nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum. Sasak adalah

salah satu suku yang terdapat di Indonesia, yaitu terletak di Provinsi Nusa

Tenggara Barat. Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam

lingkungan kehidupan sosial di suatu daerah. Maka, hukum adat sasak yang

dimaksud ialah, sistem hukum, norma, dan nilai-nilai kebudayaan yang dikenal

dan berlaku di masyarakat suku sasak.

6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakata: BalaiPustaka, 1989).

7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakata: BalaiPustaka, 1989).

Page 23: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan susunan kronologi pembahasan dalam

skripsi ini. Adapun gambaran umum pembahasan dalam skripsi ini sebagai

berikut :

Bab I : Pendahuluan merupakan Bab pendahuluan yang terdiri atas latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penelitian terdahulu, sistematika pembahasan.

Bab II : Tinjauan pustaka yang berfungsi sebagai landasan maneliti/menganalisa

dalam sebuah penelitian. Tinjauan pustaka terdiri dari penelitian

terdahulu dan kerangka teori.

Bab III : Metode penelitian penelitian terdiri dari Lokasi Penelitian, Jenis

Penelitian, Pendekatan Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan

Data, Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data.

Bab IV : Paparan dan analisis data, yang mendeskripsikan serta menguraikan

secara detail tentang hasil penelitian dan hasil analisis penulis.

Bab V : Penutup, di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran. Kemudiandilengkapi dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yangmelengkapi skripsi ini.

Page 24: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu diperlukan untuk memperjelas dan mempertegas

keotentikan penelitian ini. Membandingkan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yang memiliki kesamaan topik. Ada beberapa penelitian sebelumnya

yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian ini.

1. Penelitian oleh M. Nur Yasin

M. Nur Yasin menulis buku berjudul Hukum Perkawinan Islam Sasak.

Bab IV buku itu secara khusus menguraikan dan mengkaji tetang “Menguji

Kesahihan Sosiologis Kompilasi Hukum Islam Dengan Parameter Praktek

Perkawinan Masyarakat Muslim Sasak”.8

Dalam penelitian bab IV buku tersebut membahas tentang menguji

validitas KHI dan rencana UU HTPA meliputi, kesahihan yuridis formil dan

materil (definisi perkawinan, saksi nikah, larangan kawin), kesahihan sosiologis

(perkawinan endogami, perkawinan eksogami, perkawinan poligami, perkawinan

poliandri, perkawinan kawin cerai bawah tangan, kawin lari/merariq, prosesi

perkawinan adat sasak), kesahihan filosofis, dan kesahihan politis. Kemudian

membahas tentang esensi dan optimalisasi gerakan-gerakan sosio-politis dan

akademik yuridis. Secara yuridis formil, keberadaan RUU HTPA menunjukkan

bahwa memang sudah matang, mapan, dan siap diundangkan. Secara yuridis

materiil tanpak jelas bahwa belum ada semangat reformasi dan semangat

8 M.Nur Yasin, Hukum Perkawinan Islam Sasak, (Malang:UIN Malang Press, 2008), 95-240.

Page 25: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

pembaharuan pemikiran hukum perkawinan pada RUU HTPA. Secara politis

kemunculan KHI pada tahun 1991 tidak dapat dilepaskan sama sekali

keterkaitannya dengan perpolitikan orde baru.

Penelitian yang dilakukan M. Nur Yasin memiliki beberapa kesamaan

dengan penelitian ini. Pertama, memiliki kesamaan lokasi penelitian yaitu

masyarakat sasak di pulau lombok NTB. Kedua, memiliki kesamaan topik yaitu

budaya perkawinan masyarakat sasak. Disamping itu, penelitian ini memiliki

perbedaan yang cukup signifikan. Penelitian M.Nur Yasin membahas secara

umum/global tentang perkawinan masyarakat sasak, kemudian fokus

penelitiannya pada proses menuju perkawinan masyarakat sasak. Sedangkan

penelitian ini memiliki ruang lingkup yang spesifik dan fokus penelitian ini pada

keadaan keluarga pasca perkawinan (keluarga duda malaysia).

2. Penelitian oleh Winda Yunitasari

Pertama, skripsi dengan judul “Perubahan Fungsi Keluarga Tenaga Kerja

Wanita (Studi Di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek)”. Skripsi ini

ditulis oleh Winda Yunitasari mahasiswa fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Malang Tahun 2011. Dalam skripsi tersebut diteliti dan dibahas tentang

mendiskripsikan awal munculnya TKW di Kecamatan Watulimo, pengaruh

tenaga kerja wanita terhadap perubahan fungsi keluarga serta dampak perubahan

fungsi keluarga TKW terhadap keharmonisan keluarga TKW. Ketika istri menjadi

TKW, keluarga yang ditinggalkan melakukan proses dialektik alamiah untuk

menjawab tantangan budaya tersebut. Ketidakseimbangan dalam ekosistem

keluarga itu menghasilkan perubahan fungsi atau peran sebagai tanggapan menuju

Page 26: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

keseimbangan baru. Ruang kosong yang ditinggalkan istri, menjadi tanggung

jawab bersama antara suami, orang tua, atau kerabat yang lain. Sehingga secara

otomatis semua tugas istri di dalam keluarga diambil alih oleh suami, termasuk

dalam mengasuh anak yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama.9

Penelitian yang dilakukan oleh Winda Yunitasari memiliki kesamaan objek

penelitian dengan penelitian ini, yaitu keluarga yang ibu rumah tangganya

menjadi TKW. Selain lokasi penelitian yang berbeda, terdapat perbedaan dalam

fokus penelitiannya, penelitian Winda lebih fokus pada perubahan fungsi keluarga

sedangkan fokus penelitian ini adalah kedudukan suami yang ditinggalkan istrinya

untuk menjadi TKW.

3. Penelitian oleh Saptia Juliana

Skripsi yang ditulis oleh Saptia Juliana mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Mataram, pada tahun 2013 berjudul “Peran Isteri Sebagai Pencari

Nafkah Dalam Keluarga Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Undang-Undang No 1

Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi Kasus Tentang Kehidupan Keluarga

TKW di Desa Santong, Kabupaten Lombok Utara).10 Dalam skripsi Saptia Juliana

dipaparkan bertujuan untuk mengetahui kedudukan hukum isteri sebagai pencari

nafkah keluarga menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan dan menurut Kompilasi Hukum Islam, mengetahui faktor isteri

mencari nafkah keluarga di Desa Santong KLU, dan mengetahui pandangan

9 Winda Yunitasari, “PERUBAHAN FUNGSI KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (Studidi Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek)”, Skripsi, (Malang: Universitas NegeriMalang, 2011).

10 Saptia Juliana, “Peran Isteri Sebagai Pencari Nafkah Dalam Keluarga Ditinjau Dari HukumIslam Dan Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi Kasus TentangKehidupan Keluarga TKW di Desa Santong, Kabupaten Lombok Utara)”, Skripsi, (Mataram:Universitas Mataram, 2013).

Page 27: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

masyarakat tersebut terhadap kedudukan isteri mencari nafkah. Hasil penelitian

ini Undang-undang Perkawinan dan KHI membolehkan melakukan pekerjaan,

sedangkan menurut Hukum Islam tidak, adapun faktor penyebab isteri mencari

nafkah di Desa Santong KLU adalah masalah ekonomi, putusnya perkawinan dan

kurang paham masyarakat terhadap pelaksanaan Hukum Islam dan Undang-

undang Perkawinan. Kesimpulannya Undang-undang Perkawinan dan KHI

menyetujui isteri mencari nafkah sedangkan Hukum Islam tidak. Saran yang

diberikan adalah pemerintah harus memperhatikan nasib masyarakat desa, dan

bagi wanita yang mencari nafkah tidak melupakan keluarganya.

Penelitian yang dilakukan oleh Saptia Juliana memiliki kesamaan tema

dengan penelitian ini. Akan tetapi fokus penelitiannya yang membedakannya

dengan penelitian ini. Penelitian Saptia lebih fokus kepada peran istri sebagai

pencari nafkah, sementara fokus penelitian ini ialah pada kedudukan suami dalam

keluarga (duda malaysia).

Berdasarkan tinjauan/kajian pustaka yang telah dilakukan, memang cukup

banyak penelitian dengan topik “perkawinan”, namun tema yang membedakan

penelitian yang satu dengan yang lainnya. Meskipun dengan topik yang sama

yakni perkawinan, penelitian ini sangat berbeda dengan penelitian terdahulu.

Tema dalam penelitian ini ialah, kedudukan Duda Malaysia (suami) dalam

keluarga, sedangkan penelitian sebelumnya lebih fokus kepada peran istri dan

perubahan fungsi keluarga.

Page 28: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Tabel Penelitian Terdahulu :

B. Kerangka Teori

1. Keluarga Sakinah

Menurut kamus besar bahasa Indonesia meliputi, ibu bapak dengan anak-

anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.11 Keluarga

merupakan sebuah institusi terkecil dalam masyarakat yang berfungsi sebagai

11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: BalaiPustaka, 1996).

No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Objek Formal ObjekMaterial

1 M. Nur Yasin/Universitas NegeriMaulanan MalikIbrahim Malang/2008

HukumPerkawinanIslam Sasak

HukumPerkawinanIslam

PerkawinanMasyarakatSusku Sasak

2 WindaYunitasari/UniversitasNegeri Malang/2011

PerubahanFungsi KeluargaTenaga KerjaWanita

FungsiKeluargaDalam Islam

Dampak IstriMenjadi TkwTerhadapPerubahanFungsiKeluarga

3 Septia Juliana /UniversitasMataram/2013

Peran IstriSebagai PencariNafkah DalamKeluargaDitinjau DariHukum IslamDan UU No.1Tahun 1974TentangPerkawinan

HukumPerkawinanIslam DanUu No.11974 TentangPerkawinan

Dampak IstriMenjadiPencariNafkahUtamaTerhadapKeluarga

Page 29: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

wahana untuk mewujudkan kehidupan yang tenteram, aman, damai dalam

sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya. Keluarga

adalah Suatu ikatan hidup yang didasarkan karena terjadinya perkawinannya juga

disebabkan karena persusuan atau muncul prilaku pengasuhan.

Al-Qur’an menyatakan beberapa kata yang mengarah pada keluarga. Ahlul

Bait disebut keluarga rumah tangga Rasulullah SAW (al-ahzab 33), wilayah kecil

adalah ahlul bait dan wilayah luas bisa dilihat dalam alur pembagian harta waris.

Keluarga perlu dijaga12, keluarga adalah potensi menghadirkan kasih sayang.

Menurut Abu Zahra bahwa institusi keluarga mencakup suami, istri, anak-anak

dan keturunan mereka, kakek, nenek saudara-saudara kandung dan anak-anak

mereka.13

Secara psikologi, keluarga bisa dijadikan sebagai dua orang berjanji hidup

bersama yang memiliki komitmen atas dasar cinta, menjalankan tugas dan fungsi

yang saling terkait karena sebuah ikatan batin, atau hubungan perkawinan yang

kemudian melahirkan ikatan sedarah, terdapat pula nilai kesepahaman, watak,

kepribadian yang satu sama lain saling mempengaruhi walaupun terdapat

keragaman, menganut ketentuan norma, adat, nilai yang diyakini dalam

membatasi keluarga dan yang bukan keluarga.14

Sedangkan kata “Sakinah” berarti tentram, damai, ketenangan, suci,

kerohanian.15 Sederhananya keluarga sakinah adalah keluarga yang didalamnya

12 QS. At-tahrim (66) : 6.13 Syaikh Fuad Shalih, Menjadi Pengantin Sepanjang Masa, (Solo: Aqwam, 2008), 121.14 Mufidah Ch, Psikologi Keluarga Islam, Cet. 3, (Malang: Uin-Malang Press, 2013), 34.15 Achmad Maulana, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Absolut, 2011), 465.

Page 30: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

terdapat suasana tentram, damai, ketenangan, kebahagiaan, kesuciann, dan

kerohanian.

Keluarga sakinah merupakan keluarga yang dibentuk sesuai dengan tujuan

pernikahan islami, yaitu membentuk keluarga muslim yang kokoh, meraih

kebahagiaan, kasih sayang, rahmat dan keceriaan di bawah naungan islam.

Adapun kakikat kebahagiaan rumah tangga ialah rasa puas terhadap pendamping

hidup, keselarasan bersama, saling memahami, dan bahu-membahu antara suami

istri supaya terpenuhinya kebutuhan yang pokok.16

a. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Keluarga Sakinah

Sebagaimana tuntunan Islam faktor pendukung dalam mewujudkan keluarga

sakinah yaitu:

1) Dilandasi oleh mawaddah dan rahmah

2) Hubungan saling membutuhkan satu sama lain sebagaimana suami istri

disimbolkan dalam al Qur’an dengan pakaian

3) Suami istri dalam bergaul memperhatikan yang secara wajar dianggap patut

(ma’ruf)

4) Sebagaimana dalam Hadits Nabi, keluarga yang baik adalah memiliki

kecenderungan pada agama, yang muda menghormati yang tua dan yang tua

menyayangi yang muda, sederhana dalam belanja, santun dalam pergaulan,

dan selalu introspeksi.

16 Syaikh Fuad Shalih, Menjadi Pengantin Sepanjang Masa, (Solo: Aqwam, 2008), 123 & 187.

Page 31: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

5) Memperhatikan empat faktor yang disebutkan dalam Hadits Nabi bahwa

indikator kebahagiaan keluarga adalah; suami istri yang setia, anak-anak

yang berbakti, lingkungan sosial yang sehat, dan dekat rezekinya.17

Adapun sebaliknya faktor penghambat terwujudnya keluarga sakinah antaralain:18

1) Aqidah yang keliru atau sesat yang dapat mengancam fungsi religius dalam

keluarga

2) Makanan yang tidak halal dan tidak sehat. Makanan yang haram dapat

mendorong seseorang melakukan perbuatan yang haram pula

3) Pola hidup konsumtif dan berfoya-foya mendorong seseorang mengikuti

kemauan gaya hidupnya, sekalipun yang dilakukan adalah hal-hal yang

diharamkanseperti korupsi, mencuri, menipu, dan sebagainya

4) Pergaulan yang tidak legal dan tidak sehat

5) Kebodohan secara intelektual maupun sosial

6) Akhlak yang rendah

7) Jauh dari tuntuna agama

b. Upaya-Upaya Untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah dapat terwujud, apabila proses menuju dan menjalankan

pernikahan sampai terbentuk sebuah keluarga sesuai dengan tuntunan Islam.

Sejalan dengan hal itu upaya untuk mewujudkan keluarga sakinah ada dua

macam. Pertama, upaya sebelum pernikahan yaitu memilih dan mengenali calon

pasangan, serta prakondisi mempersiapkan pernikahan.19 Umumnya manusia

memilih calon pasangan bermula dari yang tampak oleh mata (keindahan), baik

17 Mufidah Ch, Psikologi, 209-210.18 Mufidah Ch, Psikologi, 210.19 Mufidah Ch, Psikologi, 211.

Page 32: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

keindahan fisik maupun keindahan perilaku. Hal itu sangatlah wajar karena

manusia diciptakan Allah sebagai makhluk terindah (fi ahsani taqwim) yang

mengerti keindahan, serta bisa menikmati keindahan. Setiap manusia memiliki

selera yang berbeda-beda dalam menentukan kriteria calon pasangannya. Ada

yang lebih mengedepankan kecantikan, nasab (keturunan), harta, dan agama.

Sebagaimana tercantum dalam hadits:

عن أبي ھریرة رضي هللا عنھ عن النبي ص م قال ثم تنكح المرأة ألربع لمالھا ولحسبھا )رواه البخري ومسلم(وجمالھا ولدینھا فا ظفر بذات الدین تربت یدا ك

“Wanita itu dinikahi karena empat pertimbangan, kekayaannya, nasabnya,kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihkah wanita yang beragama niscayakalian beruntung”.20

Rasulullah SAW dalam hadits tersebut menganjurkan agar kita

mengedepankan agama dalam memilih pasangan. Mengedepankan agama berarti

memilih calon pasangan yang beragama secara substansial, atau dapat dilihat

sifat-sifatnya sebagai orang yang mematuhi agama. Mengimani sepenuhnya

adanya Allah sang pencipta yang Maha segala-galanya, sehingga ia tidak sanggup

untuk bersikap dan berperilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Kemudian

suami istri akan mendapatkan yang hakiki, disebabkan jaminan rumah tangga

semata-mata digantungkan kepada Allah yang Maha mengatur dan Maha

bijaksana.

Mengenali calon pasangan juga sangat penting sebelum melaksanakan akad

nikah. Akad nikah merupakan kontrak seumur hidup antara dua individu, dimana

mereka akan melalui suka maupun duka bersama. Sehingga perlu untuk saling

20 Mufidah Ch, Psikologi, 79-86.

Page 33: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

mengenal sebelumnya, agar dapat saling memahami, saling mengerti, dan dapat

saling beradaptasi kepribadian masing-masing.

Selanjutnya prakondisi persiapan pernikahan, yaitu persiapan untuk

memasuki pernikahan yang meliputi usia perkawinan yang cukup dan persiapan

mental. Usia perkawinan secara tegas tidak disebutkan dalam al Qur’an dan

Hadits. Namun ulama modern memandang perlu adanya batasan usia perkawinan

demi kemaslahatan suami istri. Secara formal dalam undang-undang perkawinan

memberi batas minimal usia perkawinan, yaitu 16 tahun untuk perempuan dan 19

tahun untuk laki-laki.21 Bahkan dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) usia ideal

perkawinan yaitu usia 21 tahun.22 Usia erat kaitannya dengan kematangan mental,

meskipun kematangan usia tidak selalu dikuti oleh kematangan mental. Namun

biasanya dengan bertambahnya usia sesorang maka bertambah pula kematangan

mentalnya. Kesiapan/kematangan mental merupakan salah satu bekal yang sangat

menentukan ketahanan dalam menghadapi perjalanan panjang rumah tangga.23

Kedua, upaya mewujudkan keluarga sakinah setelah pernikahan yaitu cara

pemeliharaan keluarga.24 Keluarga sakinah merupakan dambaan setiap insan yang

hendak berkeluarga maupun yang telah berkeluarga atau yang tengah berkeluarga.

Namun untuk mewujudkan keluarga sakinah dibutuhkan strategi dan upaya-upaya

yang disertai kesungguhan, kesabaran, dan ketekunan dari suami serta istri. Islam

telah memberikan rambu-rambu dalam al Qur’an sebagai legitimasi yang dapat

21 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan, Lembaran Negara No. 1 Tahun 197422 Kompilasi Hukum Islam, Buku I tentang hukum Perkawinan Pasal 15 Ayat 2.23 Mufidah Ch, Psikologi, 110.24 Mufidah Ch, Psikologi, 211.

Page 34: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

digunakan bagi suami istri dalam membangun dan melestarikan keluarga sakinah,

antaralain:

Selalu bersyukur saat mendapatkan nikmat

Seyogyanya ketika menusia mendapatkan karunia dalam bentuk apapun dari

Allah, hendaknya manusia bersyukur kepada Allah atas segala nikmat dan

karuniaNYA supaya apa yang didapatkannya itu barakah.25

Senantiasa bersabar saat ditimpa kesulitan

Hidup di dunia ini tidak akan luput dari masalah, kesulitan, dan cobaan.

Seorang laki-laki atau seorang perempuan hidup sendiri tanpa ada tanggungan

saja terkadang merasa kesulitan, apalagi hidup bersama seorang pasangan dan

anak-anak yang menjadi tanggungjawab. Tentulah kesulitan serta masalah-

masalah dalam berbagai bentuk yang merupakan cobaan akan datang silih

berganti. Akan tetapi semua itu akan mudah untuk dihadapi jika kita membangun

fondasi keimanan keluarga, bahwa masalah, kesulitan, atau apapun yang menimpa

merupakan sunnatullah. Sehingga akan tumbuh kekuatan dan kesabaran untuk

menghadapi semua itu. Sebagaimana firman Allah SWT.26

Bertawakal saat memiliki rencana

Allah SWT sangat suka kepada orang-orang yang melakukan sesuatu

dengan terencana kemudian bertawakal. Hendaknya dalam menyusun setiap

rencana suami istri selalu berserah/bertawakal kepada Allah SWT.27

25 QS. Ibrahim (14) : 7.26 QS. Lukman (31) : 17.27 QS. al-Imran (3) : 159.

Page 35: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Bermusyawarah

Seorang suami selaku pemimpin rumah tangga harus berani mengambil

keputusan-keputusan strategis. Alangkah damai dan indahnya suasana dalam

keluarga apabila suami selalu mengajak istri dan anak-anaknya untuk

bermusyawarah, guna merencanakan hal-hal penting dalam kehidupan berumah

tangga, misalnya tempat tinggal, pendidikan anak, dan lain-lain. Disamping itu

suami istri menghindari sikap otoriter, insya Allah musyawarah itu akan menjadi

lebih baik. Sebagaimana firman Allah dalam surat As-Syuura ayat 38:

“.... sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antaramereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikankepada mereka”28

Tolong menolong dalam kebaikan

Sebagai seorang suami Rasulullah SAW selalu membantu atau menolong

pekerjaan istri beliau. Beliau tidak segan untuk mengerjakan pekerjaan istri

seperti mencuci, menggendong anak, dan sebagainya. Kalau hendak membangun

keluarga sakinah maka suami istri harus saling meringankan beban masing-

masing. Sikap tolong-menolong dalam kebaikan,29 patut dijadikan hiasan dalam

rumah tangga.

28 Departemen Agama RI al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya: juz 1-30, (Kudus: Menara Kudus,2006).

29 QS. al-Ma’idah (5) : 2.

Page 36: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Senantiasa memenuhi janji

Memenuhi janji merupakan perintah Allah,30 sebagai bukti kemuliaan

seseorang dan dapat menumbuhkan kepercayaan. Bagaimana suami akan menjadi

suami yang baik dan dihargai istri dan anak-anaknya jika sering

menyalahi/mengingkari janji kepada mereka, begitupun sebaliknya.

Segera bertaubat bila terlanjur melakukan kesalahan

Tidak dapat dipungkiri dalam mengarungi bahtera rumah tangga, tidak

jarang suami/istri melakukan kesalahan. Apabila suami/istri melakukan kesalahan,

hendaknya segera bertaubat dan memohon ampun atas kesalahan itu.31

Saling menasehati

Untuk membentuk keluarga sakinah, tentunya dibutuhkan sikap lapang dada

dari masing-masing pasangan untuk dapat menerima nasehat ataupun memberikan

nasihat kepada pasangannya. Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran

sangat ditekankan oleh Allah SWT.32

Saling memberi maaf dan tidak segan untuk minta maaf kalau melakukan

kekeliruan

Minta maaf dan memberi maaf merupakan perbuatan baik yang disukai Allah,

sebagaimana firmanNYA:

33

30 QS. al-Ma’idah (5) : 1.31 QS. al-Imran (3) : 135.32 QS. al-‘Ashr (103) : 1-3.33 Departemen Agama RI al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya: juz 1-30, (Kudus: Menara Kudus,

2006)

Page 37: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

“...dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.(Ali ‘Imran: 134)

Suami istri selalu berprasangka baik

Hendaknya suami istri selalu berprasangka baik terhadap pasangannnya.

Sesungguhhnya prasangka baik akan lebih menentramkan hati, sehingga konflik

dalam keluarga lebih dapat diminimalisir. Disamping itu kebalikan dari

berprasangka baik yaitu prasangka buruk merupakan perbuatan dosa.34

Mepererat silaturrahim dengan keluarga suami/istri

Allah menciptakan manusia dari suku dan bangsa yang berbeda-beda agar saling

mengenal (bersilaturrahim).35

Silaturrahim/ukhuwah karena Allah merupakan salah satu dari rahasia-

rahasia agung yang dimasukkan Allah ke dalam hati, orang-orang yang beriman

secara sungguh-sungguh kepada Allah. Rasa cinta yang tumbuh dari semangat

ukhuwah ini begitu agung. Setidaknya ia mampu menjadikan hati kita merasakan

ketenangan.36

Melakukan ibadah secara berjama’ah

Dengan melaksanakan ibadah secara berjama’ah, ikatan batin antara suami

istri akan terasa lebih erat. Disamping itu, pahala yang dijanjikan Allah pun begitu

besar. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari yang dikutip

oleh Mufidah Ch, dalam bukunya:

عبد هللا بن عمر أن رسول هللا ص م قال ثم صالة الجماعة تفضل صالة الفذ بسبع عن)رواه البخري(وعشرین درجة

34 QS. al-Hujurat (49) : 12.35 QS. al-Hujurat (49) : 13.36 Mustafa Al-Qudhat, Merajut Nilai-nilai Ukhuwah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), 49-51.

Page 38: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

“Shalat berjama’ah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari pada shalatsendiri-sendiri”.

Mencintai keluarga suami atau istri sebagaimana mencintai keluarga sendiri

Berlaku adil atau tidak berat sebelah adalah hal yang mesti dijalankan oleh

masing-masing pasangan agar tercipta suasana saling menghormati dalam rumah

tangga. Mencintai dan menyayangi orang lain sebagaimana mencintai dan

menyayangi diri sendiri merupakan anjuran Rasulullah SAW, sebagaimana dalam

hadits beliau yang diriwayatkan Imam Muslim:37

)رواه مسلم(عن أنس عن النبي ص م قال ثم ال یؤمن أحدكم حتى حب ألخیھ ما یحب لنفسھ

“Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, sehingga mencintaisaudaranya (keluarga, sahabat, dan sebagainya) seperti mencintai dirinyasendiri”.

Memberi kesempatan kepada suami atau istri untuk menambah ilmu

Dengan bertambahnya ilmu pengetahuan suami atau istri, terutama dibidang

ilmu agama akan menjadi bekal suami istri untuk menghadapi dan menyelesaikan

permasalahan yang ada dalam keluarga.38 Apabila kesemuanya itu dikerjakan atau

dijalankan secara konsekuen oleh masing-masing pasangan, insya Allah akan

tercipta keluarga yang menjadi penyejuk hati.39

Istilah keluarga sakinah merupakan bentuk keluarga yang terdapat dalam

Islam. Maka, untuk mencapai sakinah dalam keluarga haruslah melalui cara yang

diajarkan oleh agama Islam. Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa,

mulai dari proses sebelum pernikahan sampai setelah terbentuk suatu keluarga

37 Mufidah Ch, Psikologi, 217.38 Mufidah Ch, Psikologi, 21839 Mufidah Ch, Psikologi, 218.

Page 39: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

sesuai atau merujuk kepada al-Qur’an dan al-Hadits. Sakinah dapat diusahakan

oleh insan yang berkeluarga, akan tetapi sakinah dalam keluarga merupakan

ciptaan Allah SWT selaku pencipta seluruh makhluk. Setiap manusia yang

menginginkan sakinah terdapat dalam keluarganya, sudah sewajarnya

menggunakan cara-cara yang di ridhoi oleh Allah ta’âla.

2. Peran dan Tanggung Jawab Suami Istri dalam Keluarga

Keberhasilan seorang suami dalam karirnya (pangkat dan jabatan) banyak

sekali didukung oleh motivasi, cinta kasih dan do’a seorang istri. Sebaliknya,

keberhasilan karier seorang istri juga didukung oleh pemberian akses, motivasi

dan keikhlasan suami. Oleh karena itu, dalam perannya sebagai seorang suami

atau istri, keduanya dapat melakukan peran-peran yang seimbang, diantaranya:

a) Berbagi rasa suka dan duka serta memahami peran, fungsi dan kedudukan

suami maupun istri dalam kehidupan sosial dan profesinya, saling

memberikan dukungan, akses, berbagi peran pada konteks tertentu dan

memerankan peran bersama-sama dalam konteks tertentu pula.

b) Memposisikan sebagai istri sekaligus ibu, teman dan kekasih bagi suami.

Demikian pula menempatkan suami sebagai bapak, teman, kekasih yang

keduanya sama-sama membutuhkan perhatian, kasih sayang, perlindungan,

motivasi, dan sumbang saran serta sama-sama memiliki tanggung jawab

untuk saling memberdayakan dalam kehidupan sosial, spiritual, dan juga

intelektual.

c) Menjadi teman diskusi, bermusyawarah dan saling mengisi dalam proses

peran pengambilan keputusan. Peran pengambilan keputusan merupakan

Page 40: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

peran yang cukup urgen, dan berat jika hanya dibebankan terus menerus pada

salah satu diantara suami atau istri.40

3. Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Rumah Tangga Menurut Hukum Islam

Hak di sini adalah apa-apa yang diterima oleh seseorang dari orang lain.

Sedangkan yang dimaksud kewajiban adalah apa yang mesti dilakukan seseorang

terhadap orang lain.41 Adanya hak dan kewajiban antara suami istri dalam

kehidupan rumah tangga itu dapat dilihat dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan

beberapa hadits Nabi. Dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah (2) ayat 228:

.......

‘’Bagi istri itu ada hak-hak berimbang dengan kewajiban-kewajibannyasecara makruf dan bagi suami setingkat lebih dari istri.....”42.

Ayat ini menjelaskan bahwa istri mempunyai hak dan istri juga mempunyai

kewajiban. Kewajiban istri merupakan hak bagi suami, begitu pula sebaliknya

sebagaimana dalam hadits Nabi, umpamanya hadits dari Amru bin al-Ahwash

yang artinya:

)رواه ابن ماجھ(ان لكم من النسائكم حقا ولنسائكم علیكم حقا

“...sesungguhnya kamu mempunyai hak yang harus dipikul oleh istrimudan istrimu juga mempunyai hak yang harus kamu pikul...”.43

Adapun kewajiban suami terhadap istrinya dapat dibagi kepada dua bagian:

1) Kewajiban yang bersifat materi yang disebut nafaqah.

2) Kewajiban yang tidak bersifat materi.

40 Mufidah Ch, Psikologi, 123-124.41 Amir Syarifuddin, Hukum, 59.42 Muhammad Thalib, Manajemen Keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Pro-U, 2007), 137.43 Muhammad Thalib, Manajemen, 136.

Page 41: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Kewajiban suami yang merupakan hak bagi istrinya yang tidak bersifat materi

adalah sebagai berikut:

a) Menggauli istrinya secara baik dan patut. Hal ini sesuai dengan firman

Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 19 :

“Pergaulilah mereka (istri-istrimu) secara baik. Kemudian bila kamu tidakmenyukai mereka (bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukaisesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.44

b) Menjaganya dari sesuatu yang mungkin melibatkannya pada suatu

perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh sesuatu kesulitan dan mara

bahaya.

c) Suami wajib mewujudkan kehidupan perkawinan yang diharapkan Allah

untuk terwujud, yaitu mawaddah, rahmah, dan sakinah.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat ar-Rum (30) Ayat 21:

“Di antara tanda-tanda kebesaran Allah Ia menjadikan untukmupasangan hidup supaya kamu menemukan ketenangan padanya danmenjadikan diantaramu rasa cinta dan kasih sayang. Yang demikiandengan tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.45

44 Departemen Agama RI al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya: juz 1-30, (Kudus: Menara Kudus,2006).45 Departemen Agama RI al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya: juz 1-30, (Kudus: Menara Kudus,2006).

Page 42: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

4. Kedudukan Suami Istri Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam46

Suami adalah kepala keluarga, dan istri sebagai ibu rumah tangga. Hak dan

kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam

kehidupan rumah tangga, serta masing-masing berhak melakukan perbuatan

hukum dalam kehidupan bermasyarakat.47 Suami adalah pembimbing terhadap

istri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga

yang penting-penting diputuskan oleh suami istri bersama. Suami wajib

melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah

tangga sesuai dengan kemampuannya. Suami wajib memberi pendidikan agama

kepada istri dan memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan

bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Sesuai dengan penghasilannya suami

menanggung:48

Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri.

Biaya rumah tangga, biaya dan perawatan dan biaya pengobatan bagi istri

dan anak.

Biaya pendidikan bagi anak.

Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir dan bathin kepada

suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam. Istri

menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan

sebaik-baiknya.49

46 Kompilasi Hukum Islam, Buku I tentang hukum Perkawinan, (Bandung: Citra Umbara), 346-348.

47 Kompilasi Hukum Islam, Buku I tentang hukum Perkawinan, Pasal 79.48 Kompilasi Hukum Islam, Buku I tentang hukum Perkawinan, Pasal 80, Ayat 1-4.49 Kompilasi Hukum Islam, Buku I tentang hukum Perkawinan, Pasal 83, Ayat 1&2.

Page 43: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

5. Pernikahan Dalam Adat Masyarakat Sasak

Adat merupakan aturan-aturan, tentang beberapa segi kehidupan manusia

sebagai kelompok sosial yang tumbuh dari usaha dalam suatu daerah tertentu di

Indonesia, untuk mengatur tata tertib serta tingkah laku masyarakat.50 Pulau

Lombok yang penduduknya terdiri dari suku sasak dan orang Bali,

perkawinan adat dilakukan dengan cara yang disebut memaling atau belako’,

meskipun saat ini tradisi ini sudah mulai pudar.51 Selain dengan cara meminang

dan melarikan gadis, terdapat adat kebiasaan lain yang disebut kawin tadong,

yakni perkawinan anak-anak atas persetujuan kedua belah pihak. Sekalipun hal

ini jarang terjadi, namun istilah kawin todong demikian populernya di kalangan

masyarakat suku sasak. Adapun proses pernikahan masyarakat suku sasak, secara

adat sebagai berikut :

a) Nenarih Atau Beketuan

Apabila seorang pemuda dan seorang pemudi sudah menyatakan saling

mencintai satu sama lain. Selanjutnya, seorang pemuda bertanya kepada pemudi

tentang kesiapannya untuk menikah, hal itu dilakukan secara lansung oleh

pemuda atau melalui subandar (perantara). Hal ini dalam adat sasak disebut

dengan belako, yaitu mengajukan pertanyaan kepada pemudi tentang kesanggupan

dan kesiapan untuk melaksanakan pernikaha, sebagai bentuk kesepakatan kedua

calon mempelai.

50 Giovani, Kawin Lari (Suatu Kajian Sosio-Antropologi Terhadap Nilai Luhur Dari Kawin LariDalam Perkawinan Adat Suku Sasak), Tesis, (Salatiga: UKSW, 2013), 26.

51Apriliasti, Makna Simbolis Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat,Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2013), 31.

Page 44: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

b) Merari’ (Menikah)

Kata merari’ berasal dari kata mara/moro (datang) dan ri’ yang berarti

diri, maka merari’ berarti datang menyerahkan diri. Dalam arti yang lebih luas,

merari’ merupakan penyerahan diri dua makhluk yang berlainan jenisnya, untuk

bersatu dalam dalam satu atap.

Untuk menikah dalam adat masyarakat sasak, harus melalui beberapa

tahapan, antaralain:

1) Memaling

Dalam perkawinan masyarakat sasak, untuk mengawali proses pernikahan

melalui meminang/melamar atau “pencurian” terhadap seorang wanita (calon

istri) yang disebut memaling. M em i n a n g / m e l am ar , p r o s e s i n ya h am p i r

s am a d e n g an p r o s e s i m e l am ar d i m as ya r a k a t u m u m n ya . Istilah

memaling dari sisi pengertiann ya , muncul karena proses membawa calon istri

itu selalu terjadi pada waktu malam.

Menurut Endah Setyorini kepala Museum Lombok, mengatakan bahwa

penggunaan kata “mencuri” atau memaling dalam perkawinan sasak tidak tepat.

Sebagai bukti, untuk mendapatkan wanita sebagai seorang istri tidak semudah

seorang pencuri mendapatkan hasil curian, akan tetapi untuk mendapatkan

seorang wanita sebagai pasangan hidup harus melalui proses yang cukup panjang.

Membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk saling mengenal, sehingga saling

mencintai, kemudian berlanjut ke proses merari’.

Sebagaimana pemuda-pemudi umumnya, saling mengenal melalui momen

saat piknik, berolahraga, saat sekolah, dan sebagainya, sehingga tumbuh rasa

Page 45: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

cinta diantara mereka. Sementara itu, sebagian pemuda-pemudi masyarakat sasak

menggunakan kesempatan ketika panen padi, masak-memasak dalam perayaan-

perayaan, dan sebagainya untuk saling mengenal. Alternatif lain pemuda-pemudi

sasak untuk saling mengenal ialah, dengan jalan mendatangi rumah wanita dengan

cara yang layak, hal itu disebut midang.

Bukti lain yang menunjukan bahwa memaling untuk merari’ itu tidak

sama dengan “mencuri” pada umumnya, karena dalam proses memaling untuk

merari’ itu calon mempelai wanita sebagai pemeran kunci dalam proses tersebut.

Wanita yang menentukan waktu penjemputan, menunjukan jalan yang paling

aman untuk dilalui, supaya tidak dijumpai kesulitan atau tidak diketahui oleh

keluarganya.

Sebaliknya, pihak lelaki yang akan menjemput kekasihnya secara diam-

diam, harus memperhatikan norma-norma adat dan norma kesusilaan. Norma

kesusilaan yang dimaksud di sini ialah, untuk menjaga kesucian dan kehormatan

gadis itu, maka didalam rombongan penjemputan secara diam-diam itu, selalu

ikut serta beberapa orang wanita yang nantinya akan mendampingi calon

pengantin wanita dalam perjalanan. Biasanya wanita-wanita itu adalah keluarga

terdekat dari pihak calon mempelai laki-laki. Tindakan ini untuk menjaga

kehormatan kedua belah pihak, karena sebelum sah pernikahan secara agama

berlangsung, pergaulan layaknya suami-istri tidak diperbolehkan.

Demikian fase memaling yang tidak lepas dari perasaan yang tidak tenang

terutama di dalam perjalanan, perasaan khawatir jika diketahui oleh keluarga

pihak wanita, yang tentunya menyusul dan menggagalkan prosesi tersebut,

Page 46: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

kemudian membawa pulang calon mempelai wanita. Perkembangan zaman yang

semakin maju dan teknologi yang semakin canggih menyebabkan sangat jarang

terjadi pengejaran untuk menggagalkan proses memaling. Teknologi canggih

dalam bentuk kendaraan menjadi penunjang kesuksesan memaling, dikarenakan

tempat tinggal wanita dan tempat tinggal laki-laki cukup jauh. Seraya menunggu

proses selanjutnya, calon mempelai lelaki dan wanita tersebut berada dalam

peseboan (persembunyian). Selama peseboan kedua calon mempelai tidak

diperkenankan berada di tempat umum.

2) Seboq

Di dalam laporan adat dari upacara perkawinan ini disajikan soal seboq

yang berlaku dalam perkawinan suku Sasak. Seboq artinya sembunyi yakni gadis

yang sudah dilakrikan disembunyikan di sebuah rumah keluarga atau rumah

sahabat. Dalam keadaan seboq baik gadis maupun calon suaminya terikat dengan

aturan aturan adat misalnya tidak boleh dilihat oleh pihak keluarga perempuan dan

jika hal itu terjadi akan menyebabkan deosan atau sangsi adat berupa denda.

3) Sejati

Setelah gadis berhasil dilarikan, sehari atau dua hari setelah itu orang

melakukan Sejati, yakni memberitahukan kepada orang tua gadis bahwa anaknya

telah dilarikan oleh seorang pemuda, meskipun dengan menyebutkan namanya,

untuk dijadikan istrinya. Pemberitahuan ini dilakukan oleh dua orang laki-laki

dengan menggunakan pakaian adat. Sejati dilakukan untuk menerangkan dengan

sebenarnya bahwa anaknya yang hilang bukanlah hilang sembarang hilang, dan

dengan sejati tersebut pihak keluarga gadis tidak ada alasan untuk menunutut

Page 47: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

dikemudian hari. Yang diberitahu biasanya orang tuanya, tetapi jika pada waktu

itu orang tua tidak ada, boleh juga diberitahukan kepada anggota keluarga lainya.

4) Selabar

Jika sejati sudah dilaksanakan maka setelah dua atau tiga hari adalah

diadakan lagi apa yang disebut selabar, yaitu kedua orang calon pengantin

melakukan sejati atau disebut pembayun. Sampai kini banyak orang sasak yang

melakukan selabar pada waktu sejati, pada waktu selabar ditentuka wali, soal

bayar adat, denda-denda adat jika ada serta penentuan hari melakukan sorong

serah.

5) Sejati Selabar

Sebagai kelanjutan dari tindakan merari’ itu, mulailah merupakan

kesibukan bagi kedua pihak keluarga. Dengan kedatangan kedua calon mempelai,

maka berkumpullah para keluarga, dan segera meminta izin memberitahukan

kepada kepala kampung, yang segera melanjutkan kepada kepala desanya.

Demikian pula halnya bagi kampung yang kehilangan wanita, pada keesokan

harinya memberikan laporan kepada kepala kampung atau kepala desanya.

Kepala kampung dari pihak lelaki lalu mengundang para tokoh-tokoh

kampung, untuk memusyawarahkan tindakan selanjutnya, di dalam penyeleseian

dari tindakan merari itu. Semua yang hadir biasanya tergabung didalam kerama

gubuk (rukun kampung). Tindakan pertama yang harus dilakukan, ialah mengirim

utusan kepada pihak keluarga calon pengantin wanita dan kepala desa

bersangkutan, untuk memberikan permakluman bahwa telah terjadi pe-merari-an

antara calon pengantin wanita yang diambil merari’ oleh si laki-laki. Tindakan ini

Page 48: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

dinamakan masejati selabar. Sejati artinya menentukan, dan sela-bar artinya

mengumumkan (selabar). Adapun maksud dari sejati selabar ini, ialah supaya

pihak keluarga calon pengantin wanita dan kepala desa setempat, tidak

mempunyai keraguan lagi, akan kehilangan calon pengantin wanita, sampai tujuh

hari dari pe-merari-an itu terjadi. Hal ini sangat penting untuk mendapat

perhatian karena untuk menghindarkan hal-hal yang terjadi, ditinjau dari segi

asusila, dan menurut adat pun dapat terjadi pengambilan kembali pihak wanita

oleh keluarganya sebelum pernikahan terjadi.

Akan tetapi kalau sudah dinikahkan, maka sekurang-kurangnya menurut

agama, mereka sudah sah menjadi suami-istri. Jadi sampai kepada proses ini harus

dilakukan dalam waktu secepat mungkin, kecuali ada hal-hal yang timbul,

misalnya orang tua calon pengantin wanita tidak menyetujui bakal menantunya

atau calon pengantin wanita masih ada masalah dengan laki-laki lain dan

sebagainya, pemberian wali akan dapat dipengaruhi. Dengan selesainya

pernikahan dilakukan, maka selesailah proses yang menurut agama, dan kedua

belah pihak, calon pengantin lelaki dan calon pengantin wanita sudah dapat

bergaul sebagai suami-istri yang sah, meskipun menurut adat masih ada beberapa

hal yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak, yaitu penyeleseian adat yang

dinamakan aji kerama, dengan kata yang lazim ialah sorong serah.

6) Bait Wali (Menjemput Wali)

Setelah upacara sejati selabar, selanjutnya beberapa hari kemudian dengan

mengiriman utusan yang terdiri dari seorang kiyai dan disertai dengan dua orang

sebagai saksi. Soal adat menjemput wali ini yang berhubungan dengan agama,

Page 49: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

menurut persyaratan Agama Islam, sesudah sejati selabar diterima, harus

secepatnya kedua calon mempelai dinikahkan, untuk menghindari hal-hal yang

mungkin tidak diinginkan.

Biasanya kalau tidak ada persoalan yang timbul, maka orangtua calon

mempelai wanita segera mengikrarkan penyerahan wali, meskipun dengan

mewakilkan pada siapapun. Sering juga terjadi pemberian wali ini, dengan

permufakatan bahwa orang tuanya yang menjadi wali dari calon pengantin wanita,

akan mendatangi rumah pihak pengantin laki, untuk menikahkan putra-putrinya

sendiri dengan beberapa orang anggota keluarganya yang disebut wali mujebir,

menurut hari atau malam tertentu, untuk mengadakan upacara pernikahan. Setelah

itu maka mempelai berdua sudah dianggap sah sebagai suami-istri secara Agama

Islam, juga sah menurut adat.

7) Bait janji

Sesudah pernikahan secara agama dilakukan, kemudian perundingan

dilakukan sebagai kelanjutan proses menentukan waktu untuk mengadakan

penyelesaian adat yang dinamakan ajikrame atau sorong serah, yang merupakan

puncak adat dari seluruh perkawinan dan bersifat menentukan. Perundingan ini

dinamakan bait janji, yaitu perundingan untuk menentukan kapan hari baik dan

bulan baik, supaya kerja yang akan dilakukan berjalan dengan baik. Perundingan

ini pada dasarnya lebih bersifat kekeluargaan, karena memerlukan orang-orang

tua yang dipandang ahli dalam mencari diwasa (waktu) dan saat-saat yang

baik. Dalam perundingan ini pula ditentukan besar-kecilnya kerja yang akan

berlangsung, dari mana dan berapa besar tamu yang akan diundang karena

Page 50: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

peralatan yang akan ber-langsung nanti tidak dilaksanakan di suatu tempat, tetapi

kedua belah pihak akan mengadakan peralatan, di mana masing-masing

mengundang semua kaum kerbat dan sahabat kenalannya masing-masing.

Adapun jarak waktu dari hari pernikahan sampai hari perundingan mengenai

penyelesaian adat, tidaklah mempunyai ketentuan karena tapi tergantung dari

permufakatan dan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Jika waktu

penyelesaian adat sudah ditentukan, maka kedua belah pihak mulai membuat

persiapan, karena sebagai diuraikan diatas, bahwa kedua belah pihak akan

mengundang kaum kerabat dan shabat kenalannya masing-masing, untuk turut

menghadiri upacara penting itu, karena selain dari pertemuan antara kedua laki

istri, juga akan bertemunya dua keluarga melalui sumbu perkawinan yang

nantinya meluas menjadi keluarga yang lebih besar.

Kira-kira seminggu atau sepuluh hari sebelum peralatan tiba, pihak

keluarga lelaki mengirimkan keluarga pihak perempuan, berbagai barang

sumbangan berupa bahan-bahan seperti beras, sapi, kayu api, dan bumbu-bmbu

secukupnya, adalah sebagai sumbangan untuk memeriahkan penerimaan pihak

lelaki sewaktu diadakan perhiatan nanti. Barang-barang dinamakan gantiran, yang

juga disebut pisuka karena besarnya tidak ditentukan, namun menurut kesukaan,

yang disesuaikan menurut besar kecilnya peralatan yang akan diadakan (tidak

mengikat). Perkembangan kemudian, sumbangan ini, agar lebih praktis,

diperhitungan dengan uang.

Page 51: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

8) Upacara Ajikrama (sorong serah)

Ajikrama berasal dari kata aji dan krama. Aji berarti nilai dan kerama

berarti cara atau adat. Ajikrama adalah nilai adat, yaitu sebagai perlambang dari

nilai diri atau harga diri dari pihak lelaki didalam adat. Ajikrama ini biasa disebut

upacara sorong serah yaitu merupakan perbuatan kedua pengantin, dalam hal

memberi dan menerima karena didalam perkawinan.

Dalam upacara adat sorong serah ini, dilakukan oleh kedua belah pihak,

yaitu pihak lelaki mengirim rombongan yang terdiri dari dua puluh sampai tiga

puluh orang, mendatangi keluarga pihak perempuan. Rombongan ini dinamakan

penyorong, sedangkan keluarga pihak perempuan yang akan menerima

penyerahan itu dinamakan penanggap atau penerima. Upacara ini dianggap

penting dalam adat perkawinan Sasak, maka kedua belah pihak merupakan hal

yang mutlak untuk mengundang kaum kerabatnya masing-masing sebagai saksi,

untuk mengetahui dengan siapa mereka mempertautkan dan menyambung

kekeluargaan, atau dengan istilah sasak “menyambung benang-bunge”

(menyambung benang kapas).

Rombongan penyorong dipimpin oleh seorang yang oleh pihak keluarga

lelaki diberi hak penuh sebagai wakil dan juru bicara yang meneuntukan.

Pemimpin ini dinamakan pembayun. Kata pembayun berasal dari kata “pemban

ing ayun” dari bahasa Jawa Kuno yang berarti pemimpin yang dimuka.

Pembayun ini pemimpin rombongan, dengan didampingi oleh seorang

yang nantinya bertugas sebagai juru solo (suluh). Juru solo ini bertugas, sebelum

rombongan memasuki tempat upacara, dengan disertai oleh sekurang-kurang dua

Page 52: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

orang, untuk menanyakan tentang kesiapan pihak penerima, untuk menerima

kedatanagan rombongan yang akan menyerahkan gegawan.

Setelah mengucapkan kata-kata permohonan izin sewaktu peristiwa

upacara sekedarnya, lalu menanyakanan kepada pihak penerima, apakah para

undangan dan kaum kerabat yang akan menerimanya sudah lengkap, dan tidak

ada lagi yang akan menerimanya sudah lengkap, tidak ada lagi yang akan

ditunggu. Kalau masih ada yang ditunggu, misalnya tamu penting atau keluarga

yang dekat, lalu pihak penerima, yang juga mempunyai juru bicara, belum atau

sudah siap, maka untuk rombangan penyorong sudah diizinkan memasuki

pelataran tempat upacara. Setelah rombongan duduk dengan tertib dimuka para

penerima, maka pihak pembayun menguraikan maksud kedatangannya, yang

intinya memohon penyelesaian adat dari perkawinan yang telah berlangsung.

Selanjutnya diadakan perdebatan yang seru antara kedua belah pihak, sampai

akhirnya menemui perdamaian dengan ditandai palu keputusan dijatuhkan.

Semua pembicaraan yang diselang-seling dengan tembang, diucapkan

dalam bahasa Jawa Kuno yang bercampur Bahasa Sasak, yang biasa di Lombok

disebut bahasa Kawi. Setelah upacara sorong serah ini selesai, barulah disusul

dengan datangnya kedua pengantin, yang dielu-elukan oleh para hadirin. Upacara

ini dinamakan nyongkol. Macam-macam harta benda yang dibawa penyorong

terdiri dari lima macam:52

52 Apriliasti, Makna, 72-81.

Page 53: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Sesirah (kepala), biasanya terdiri dari barang atau logam mulia, umpamanya

gelang emas atau semacamnya . Sesirah ini di Lomok Barat dinamakan otak

bebeli.

Lampak lemah, yang artinya : Lampak = telapak, lemah = tanah. Lamapak

lemah ini berupa uang.

Pemegat, yang berarti pemutus, berupa uang.

Salin dedeng atau disebut juga tedung arat, berupa sebuah ceraken, tempat

bumbu selengkapnya, diatasnya diletakkan sebilah buluh yang diruncingkan,

tetapi sekarang sering dipergunakan semprong lampu, dan sebilah kulit bambu

yang tajam, lalu diikat dengan sehelai kain yang cukup untuk jadi selendang.

Olen-olen, berupa sebuah peti, yang didalamnya diisi dengan bermacam kain

atau sarung tenunan, sekarang dipakai orang sebuah koper.

Semua pembawaan atau harta-benda itu kalau dinilai tidaklah seberapa

harganya, karena merupakan simbol semata yang mewakili sesuatu yang menjadi

maksud dari simbol tersebut. Sesudah upacara selesai maka dikembalikan kepada

pihak keluarga laki-laki, kecuali sejumlah uang yang dinamakan pemegat, yang

telah dibagi-bagikan kepada para tamu yang hadir, sebagai uang saksi.

Page 54: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ilmiah adalah cara mencari kebenaran secara ilmiah.53

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang dipakai untuk memahami obyek

yang menjadi sasaran, sehingga dapat mencapai tujuan dan hasil yang

diharapkan.54

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dan jenis penelitian

lapangan (field research). Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara

tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk

menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya

hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.55

Penelitian ini menggambarkan sifat-sifat individu-individu dari Duda

Malaysia, serta anggota keluarga masing-masing, menggambarkan keadaan

keluarga Duda Malaysia, menggambarkan latar belakang Duda Malaysia dan

kedudukannya dalam keluarga.

B. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan jenis dan sifat penelitian ini, yaitu penelitian lapangan yang

bersifat deskriptif, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif-

deskriptif, yaitu mencari suatu gambaran atau menggambarkan pengamatan secara

53 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia,), 36.54 Anto Bakker, metode-metode Filsfat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), 10.55 Amiruddin & Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers,

2006), 25.

Page 55: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

langsung dan melihat realitas.56 Pengambilan data dilakukan melalui pengamatan

dan pencatatan secara sistematik langsung di lapangan. Kemudian dilakukan

wawancara secara lansung terhadap para pihak yang menjadi objek penelitian ini.

Data-data yang ada diolah dan dianalisis secara sistematik. Selanjutnya, hasil

penelitian dipaparkan dan dideskripsikan dalam betuk tulisan.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan objek dalam penelitian ini terbatas pada

lingkup keluarga Duda Malaysia yang ada di masyarakat Sasak Kelurahan Bunut

Baok, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Pemilihan obyek

penelitian yang terbatas pada lingkup keluarga Duda Malaysia, agar penelitian

lebih fokus sehingga lebih akurat dalam penelitian serta pembahasan. Kelurahan

Bunut Baok dipilih karena merupakan wilayah yang paling marak fenomena Duda

Malaysia, kemudian lokasi Bunut Baok merupakan wilayah yang paling mudah

dijangkau oleh penulis sehingga lebih efektif dan efisien.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber dan jenis tidak dapat dipisahkan dalam penelitian ini. Sumber data

menentukan jenis data yang diperoleh. Jenis data yang diolah dalam penelitian ini

ialah data kualitatif. Data kualitatif lebih bersifat deskriptif-analitik, karena

menjelaskan kenyataan empiris non-numerik. Adapun sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini ialah:

56 Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Rev., Cet XIV,Jakarta, Rineka Cipta, 2010), 23.

Page 56: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

1. Sumber data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh lansung dari sumber utama,

diamati dan dicatat untuk pertama kalinnya.57 Dengan demikian, data primer

dalam penelitian ini ialah data yang dihimpun dari sumber utama berupa hasil

observasi dan hasil wawancara dengan para Tuan-Guru dan anggota keluarganya

yang dianggap tepat untuk dijadikan informan dan diambil informasinya.

Sedangkan pengambilan dan penentuan sampel sebagai sumber data primer dalam

penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, yakni sampling yang

dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti

menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki sampel itu.58 Sesuai dengan judul

penelitian ini, maka sampel yang dipakai dalam penelitian ialah para suami yang

ditinggal istrinya ke Malaysia untuk bekerja sebagai TKW, kemudian masyarakat

menyebutnya sebagai duda-malaysia. Oleh karena itu informan-informan dalam

penelitian ini, ialah duda-malaysia yang terdapat di masyarakat Bunut Baok. Hal

ini juga sesuai dengan sampel dalam metode kualitatif yang bersifat purposive,

artinya sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya

oleh peneliti. Tetapi berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Artinya,

melewati satu atau lebih pihak yang bukan peneliti sendiri.59 Meliputi data dari

buku, jurnal, majalah, keterangan-keterangan, dan publikasi yang lainnya.

57 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Prasetia Widia Pratama Yogyakarta), 55.58 Nasution, Metode Research : penelitian ilmiah, (Bandung: Jemmars, 1991), 132.59 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Prasetia Widia Pratama Yogyakarta, 2000), 56.

Page 57: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Data sekunder yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah data yang

berasal dari buku-buku yang relevan dengan pembahasan keluarga yang masih

ada hubungan dengan tema yang dibahas sebagai bahan yang dikorelasikan

dengan data primer yang telah dihimpun. Buku-buku tersebut mencakup buku-

buku yang bertemakan keluarga, perkawinan, hukum perdata islam, dan lain-lain.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan tahapan awal dalam sebuah

penelitian sebelum mengolah dan menganalisis data. Hal ini untuk memudahkan

lanjut kepada tahapan-tahapan berikutnya. Adapun metode pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam metode observasi dilakukan pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena dan fakta yang diselidiki, tanpa mengajukan

pertanyaan-pertanyaan meskipun objeknya manusia.60 Dalam penelitian ini

metode observasi yang dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, dan

mengumpulkan informasi tentang keluarga duda malaysia serta hal-hal yang

berkaitan dengan tema penelitian ini. Kemudian berdasarkan informasi-informasi

tersebut, diamati kesesuaiannya dengan ciri-ciri spesifik yang ditetapkan untuk

sampel dalam penelitian ini selanjutnya dijadikan sebagai informan.

Dalam penelitian ini, dilakukan observasi terhadap para duda-malaysia

serta keluarganya. Keadaan keluarga para duda-malaysia yang meliputi, pekerjaan

kepala keluarga, aktifitas kepala keluarga dan anak-anak di rumahnya, serta

60 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Prasetia Widia Pratama Yogyakarta, 2000), 58.

Page 58: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

orang-orang yang tinggal di rumahnya. Kemudian, pola asuh anak dan

pelaksanaan tanggung jawab para duda-malaysia dalam keluarganya. Selanjutnya,

dilakukan pencatatan segala sesuatu yang menjadi tujuan dari penelitian ini.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban-jawaban atas

pertanyaan itu.61 Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan beberapa

tokoh adat dan keluarga Duda Malaysia yang telah ditentukan sesuai ciri-ciri

spesifik yang ditetapkan untuk sampel dalam penelitian ini. Model wawancara

yang digunakan ialah wawancara semi struktur, yakni menentukan dan mencatat

beberapa pertanyaan yang di perlukan. Tetapi, tetap luwes dalam mengadakan

pertanyaan-pertanyaan pendalaman (probing) terhadap beberapa pertanyaan yang

telah dijawab, agar diperoleh data-data yang lengkap dan mendalam.

Wawancara dalam penelitian ini, dilakukan terhadap orang-orang serta

pihak-pihak yang telah ditentukan oleh penulis sebagai informen. Para duda-

malaysia, orang tua dan mertua mereka, serta anak-anak mereka. Kemudian,

tokoh-tokoh masyarakat serta tokoh adat yang terdapat di desa Bunut Baok.

Selanjutnya, masyarakat sekitar rumah duda-malaysia sebagai penguat data-data

yang diperoleh dari informen.

61 Lexy Moleong, Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Putra Ria, 2000), 135.

Page 59: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan penting yang berhubungan dengan masalan yang diteliti, sehingga

diperoleh data yang lengkap.62 Dokumentasi ini merupakan kumpulan-kumpulan

data yang berbentuk tulisan yang dapat bersumber dari buku, jurnal, majalah,

maupun keterangan-keterangan ilmiah lainnya.63 Adapun dokumentasi yang

dilakukan dalam penelitian ini, berupa pencarian dan pengumpulan data dari

sumber-sumber data yang berkaitan dengan keluarga menurut hukum Islam dan

hukum adat Sasak. Selain itu, bentuk dokumentasi lainnya berupa artikel online

atau file guna menambah referensi dalam penelitian ini.

F. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang telah diperoleh merupakan tahap yang

terpenting dalam suatu penelitian. Hal ini karena metode pengolahan data

berkaitan dengan hasil akhir penelitian. Pengolahan data dalam penelitian ini

dibedakan menjadi beberapa tahapan.

1. Editing

Editing adalah proses mengoreksi atau pengecekan data yang diperoleh

dari hasil wawancara, sebagaimana menurut Marzuki, bahwa proses editing

adalah proses ketika data yang masuk perlu diperiksa apakah terdapat kekeliruan

dalam pengisiannya (pencatatan) barangkali ada yang kurang lengkap, palsu, tidak

62 Basori dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 158.63 Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial : Format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya:

Airlangga University Press, 2001), 152-153.

Page 60: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

sesuai dan sebagainya.64 Dengan tujuan agar diperoleh data valid dan dapat

dipertanggung-jawabkan.

2. Klasifikasi (Classifying)

Klasifikasi merupakan proses pengelompokan semua data dari hasil

wawancara. Proses ini juga disebut sebagai proses tabulating, yaitu dimana

jawaban-jawaban yang serupa dikelompokkan dengan cara teliti dan teratur.65

Seluruh data yang diperoleh dibaca dan ditelaah secara mendalam, kemudian

digolongkan sesuai kebutuhan.

3. Verifikasi (Verifying)

Verifikasi adalah proses pemeriksaan data dan informasi yang telah

didapat dari lapangan. Data-data yang telah diperiksa dan diklasifikasikan

sebelumnya diperiksa kembali (Cross-Check), dimaksudkan agar validitas data

dapat diakui dan dilanjutkan pada proses pengelolaan data berikutnya.

4. Analisis (Analysing)

Analisis data disini berarti mengatur secara sistematis bahan hasil

wawancara dan observasi, menafsirkannya dan menghasilkan sebuah pemikiran,

pendapat, teori atau gagasan yang baru, yang kemudian disebut sebagai hasil

temuan (finding) dalam suatu penelitian kualitatif, yakni merubah data menjadi

temuan.66 Sedangkan dalam penelitian ini analisisnya bersifat induktif, yakni

mulai dari fakta, realita, gejala, yang diperoleh melalui observasi khusus,

64 Marzuki, Metodologi, 81.65 Marzuki, Metodologi, 83.66 J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, (Jakarta:

Grasindo,, 2010), 120-121.

Page 61: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

kemudian dibangun pola umum, yang berarti pola induktif ini bertitik tolak dari

yang khusus ke umum.67

5. Pembuatan Kesimpulan (Concluding)

Concluding sebagai tahapan akhir dari pengolahan data, yakni pengambilan

kesimpulan berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan dianalisa, untuk

memberikan pemahaman kepada pembaca atas kesenjangan yang ada di

masyarakat sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar-belakang masalah.

Kemudian kesimpulan dibuat berdasarkan rumusan masalah yang telah

ditentukan.

67 J.R. Raco, Metode, 121.

Page 62: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Keberadaann Fenomena Duda-Malaysia

1. Sosio-Geografis Desa Bunut Baok

Desa Bunut Baok merupakan satu desa dari 6 desa dan 9 Kelurahan yang

ada di wilayah Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah, yang

merupakan desa pemekaran dari Desa Aikmual pada tahun 1996. Desa Bunut

Baok adalah salah satu dari 15 Desa/Kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat

Indonesia. Terletak antara 116°16’ - 116°17’ Bujur Timur dan 08°40 - 08°41

Lintang Selatan. Secara geografis wilayah Bunut Baok terletak dibagian Utara

Tengah wilayah Kecamatan Praya Tengah dengan Luas Wilayah68 322.050 Ha /

3,2205 km2.

Desa Bunut Baok merupakan salah satu Desa yang terdapat di Pulau

lombok, yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Masyarakat desa Bunut

Baok seluruhnya beragama Islam. Kegiatan keagamaan (Islam) senantiasa

dijalankan dan dilestarikan. Bahkan, adat-istiadat masyarakat setempat secara

tidak lansung terkonstruk oleh nilai-nilai Islam. Meskipun seperti itu, sedikit

sekali masyarakat yang memahami hukum Islam secara menyeluruh dan

mendalam.

68 Zaini (staf kelurahan), Wawancara, (Bunut Baok: 16 februari 2016 ).

Page 63: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Desa Bunut Baok secara umum

masih cukup rendah, berdasarkan latar belakang pendidikan. Sesuai dengan

pendataan tahun 2015 yang lalu, bahwa angka buta aksara dari usia sekolah

sampai usia 50 tahun keatas tercatat sebanyak 48 jiwa. Warga yang tidak mampu

membaca dan menulis (buta aksara) rata-rata terdapat di semua dusun. Untuk

lebih akuratnya kondisi potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh

Desa Bunut Baok sebagai berikut:

a) Jumlah Penduduk : 6.786 jiwa

a. Laki-laki : 3.253 jiwa

b. Perempuan : 3.533 jiwa

b) Penduduk Menurut Strata Pendidikan

a. Sarjana (S1,S2,S3) : 116 orang

b. Diploma (D1,D2,D3) : 19 orang

c. SLTA / sederajat : 769 orang

d. SMP / sederajat : 1.247 orang

e. SD/ sederajat : 969 orang

f. Tidak Tamat SD : 112 orang

g. Buta Aksara : 48 orang69

Kondisi sosial masyarakat Desa Bunut Baok yang menunjukkan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang masih rendah, berdampak terhadap pola berpikir

kebanyakan masyarakat dalam menjalani hidup berumah tangga. Sumber Daya

Manusia (SDM) yang rendah, menyebabkan masyarakat tidak berpikir panjang

69Zaini (staf kelurahan), Wawancara, (Bunut Baok: 16 februari 2016).

Page 64: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

(berpikir instan) dalam menyelesaikan permasalahan hidup berumah tangga,

masyarakat minim skill dan pengetahuan sehingga kesulitan untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi. Kemudian, ibu rumah tangga di Desa Bunut Baok berpikir

untuk meminta izin untuk meninggalkan suami, hanya untuk meningkatkan taraf

ekonomi keluarga. Terbukti keseluruhan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di desa

Bunut Baok yang ke Luar Negeri, pendidikan terakhir mereka di bawah Sekolah

Menengah Atas (SMA).70

Selanjutnya, para Duda Malaysia yang terdapat di desa Bunut Baok

dengan mudah memberikan izin kepada istri mereka untuk pergi menjadi TKI

wanita. Hal itu disebabkan minimnya pengetahuan mereka, akibat rendahnya

pendidikan terakhir mereka yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan banyak

yang lulusan Sekolah Dasar (SD/MI). Hal senada diungkapkan oleh salah satu

tokoh Masyarakat desa setempat, tentang kurangnya pengetahuan Duda-Malaysia

terkait rumah tangga. Masyarakat Desa Bunut Baok yang berstatus Duda-

Malaysia, kurang paham tentang hukum yang mengatur kewajiban memberi

nafkah. Pemahaman mereka sebatas siapa yang mampu untuk melakukan

pekerjaan, maka ia yang harus bekerja dan memberi nafkah.71

Tindakan para suami yang memberikan izin kepada istri-istri mereka untuk

pergi bekerja ke Luar Negeri, menunjukkan kurangnya pengetahuan mereka (para

suami). Sebaliknya, para istri yang menjadi TKW ke Luar Negeri juga kurang

memahami aturan hukum Islam yang berlaku terhadap dirinya. Mencarai nafkah

merupakan kewajiban suami selaku kepala rumah tangga, sementara seorang

70 Gaweng, Wawaancara, (Bunut Baok: 17 februari 2016).71 Bahrudin (Kepala Desa Bunut Baok), Wawancara, (Bunut Baok: 25 fabruari 2016).

Page 65: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

perempuan boleh bepergian jika ditemani oleh mahram. Padahal, Rasulullah

S.A.W telah menjelaskan bahwa seorang perempuan tidak boleh pergi sendirian.

Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a:

)رواه البخاري ومسلم....(و محرممع ذوال تسا فر المرأة اال

”tidak diperbolehkan atas seorang wanita melakukan bepergian kecualibersamanya mahram...”.72

2. Faktor-Faktor Penyebab Istri Menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) Di Luar

Negeri (Malaysia)

Adapun faktor-faktor pendorong istri pergi ke Malaysia, ialah :

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam

keluarga, dalam menjalankan kehidupan bermasyakat. Berdasarkan wawancara

dengan suami dari salah seorang TKW (Duda Malaysia) di desa Bunut Baok

mengatakan bahwa: (loe’an sak ndek faham hukum masyarakat lek te lasing,

hukum sak tetulis bae ndekn faham ape lagi hukum adat sak ndek tetulis, ye noh

ampokn biase doang engat senine-senine sak lalo jok Malaysie jari TKI, tanggung

jawab keluarge kan nine mame taokn jari sai sak kewawe iye noh lalo begawean

jok jaok),73 sebagian besar warga tidak faham tentang hukum, sehingga warga di

desa Bunut Baok sudah terbiasa melihat fenomena para istri pergi merantau ke

Malaysia mencari nafkah untuk suami dan anaknya. Mereka menganggap hal itu

sebagai suatu perpindahan tanggung jawab rumah tangga. Peran suami sebagai

pemberi nafkah digantikan oleh istri untuk memberikan nafkah kepada suami dan

72 Segaf Hasan Baharun, Fiqih Muslimah, (Pasuruan: YPP DALWAH, 2012), 91.73 Amrin , Wawancara (Bunut Baok: 27 februari 2016).

Page 66: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

anak, sehingga tanggung jawabnya diberikan kepada istri.74 Berbeda jika warga

yang faham hukum melihat fenomena istri sebagai TKW, mereka menjadikannya

sebagai bahan pembicaraan dengan warga yang lain.

Dengan jumlah yang cukup banyak, Duda-Malaysia di desa Bunut Baok

mencapai jumlah sekitar 15 orang TKW, namun sampel untuk obyek penelitian

ini 5 keluarga duda-malaysia. Dari sekian banyak duda-malaysia jumlahnya dapat

bertambah seiring berjalannya waktu, hal ini menunjukkan maraknya fenomena

tersebut. Inilah yang kemudian membentuk kebiasaan dan selanjutnya berakar di

lingkungan masyarakat. Hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah Dinas

Ketenagakerjaan maupun Kemensos, untuk menekan jumlah TKI Wanita (istri)

agar generasi-generasi penerus bangsa tidak kekurangan kasih sayang seorang ibu.

b. Faktor Pendidikan

Dalam penelitian ini masalah pendidikan merupakan salah satu alasan

kenapa istri meninggalkan suaminya ke Malaysia untuk mencari nafkah untuk

suami dan anak-anaknya. Sebagaimana keterangan salah satu duda-malalaysia

dalam sesi wawancara : aran jak ite ndekt wah sekolah tinggi, nggakn bae

pegawean lalo jok bangket, jari buruh, dait ape sak arak pegawean. Sak aran te

ndek wah sekolah jak sulit mauk pegawean sak begak an hasiln, adekn bae inaqn

kanak lalo boyak kepeng jok Malaysie sang iye jage taok rizkin ite.75 Pertama,

pendidikan yang rendah menyebabkan istri sulit mendapatkan pekerjaaan di

daerah tempat tinggal. Kedua, pendidikan suami yang hanya tamatan SD/MI,

mengakibatkan suami hanya bisa bekerja di sawah dan atau menjadi buruh

74 Sarafudin, Wawancara, (Bunut Baok: 18 febriari 2016).

75 Saleh (kepala desa Bunut Baok), wawancara, (Bunut Baok: 24 febriari 2016).

Page 67: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

serabutan. Suami juga tidak faham tentang dampak negatif kepergian istri menjadi

TKW, sehingga dengan mudah memberikan izin kepada istrinya. Akibat dari

kurangnya kemapuan dan keterampilan suami dalam mencari pekerjaan untuk

memberikan nafkah kepada anak dan istrinya sehingga istri harus pergi mencari

nafkah keluar negeri (Malaysia).

Rendahnya tingkat pendidikan warga atau seseorang merupakan salah

satu penyebab dari kondisi keluarga yang miskin. Sebab bagaimanapun juga

kemampuan sumber daya manusia yang rendah, serta tidak memiliki ketrampilan

(skill) untuk menentukan pilihan-pilihan pekerjaan atau sumber penghasilan sesuai

batas kemampuannya. Sehingga, sumber penghasilan mereka terbatas pada sektor

pertanian sebagai buruh tani. Gejala yang muncul dan tampak sebagai

konsekuensi dari sumber daya manusia yang rendah adalah, tidak dimilikinya

sejumlah ketrampilan yang mendukung pada orientasi jenis pekerjaan yang dapat

memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup dan kebutuhan keluarga.

c. Faktor Ekonomi

Dalam penelitian ini masalah ekonomi adalah alasan yang paling utama

para isteri mencari nafkah untuk keluarganya. Suami yang tidak bekerja (sulitnya

mencari lapangan pekerjaan), karena sulitnya mendapatkan pekerjaan oleh para

suami menyebabkan para isteri harus turun tangan untuk membantu masalah

ekonomi keluarganya. Sebagaimana pernyataan salah seorang duda-malaysia : kan

jak iye ruen lek te kesulit pegawean, makakt mauk pegawean seruwe ruwe pire

lalok maukt kepeng, jarin milun inaqn kanak te lalo boyak kepeng timak-timakn

Page 68: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

sak jok jaok adekn bae aneh, pokokt sak kenak an tadah pengirup.76 Senada

dengan pernyataan tersebut, seorang tokoh masyarakat Bunut Baok

mengungkapkan : Masyarakat lek te kebanyakan begawean lek bangket sak

sekedik, jari tukang, dait jari kuli bangunan, jarin ndekn tetep pegaweann ye isikn

sak kesulitan lalok masalah ekonomi, sampek-sampekn lalo jok Malaysie seninen

pade.77 Pekerjaan suami yang tidak tetap, karena sebagian besar masyarakat desa

Bunut Baok kesehariannya bekerja sebagai petani (lahan pertanian berupa sawah

yang sangat minim), tukang kayu, dan buruh. Keadaan semacam itu sangat

menyulitkan keluarga untuk mendapatkan kehidupan yang layak dalam kehidupan

rumah tangganya, bahkan untuk kehidupan sehari-hari masih kekurangan.

Peran perempuan dalam ekonomi rumah tangga semakin penting sejalan

dengan menurunnya peranan sektor pertanian dalam perekonomian masyarakat.

Perempuan adalah pengelola rumah tangga, istri merupakan pihak yang paling

mengetahui seberapa besar kebutuhan rumah tangga, serta seberapa besar pula

penghasilan yang diperoleh suami. Jika perempuan memilih untuk bekerja

dan terlibat dalam ekonomi keluarga, hal itu karena penghasilan suami tidak

mencukupi.78 Oleh karena itu, istri merasa perlu membantu suami dan sebaliknya

suami sangat mendukung. Bekerja menjadi suatu strategi bagi istri untuk

menghadapi tekanan ekonomi sekaligus mewujudkan rasa bertanggung jawab

terhadap kelangsungan ekonomi rumah tangganya.

Pada dasarnya dalam adat istiadat masyarakat sasak, perempuan sangat

dihargai dan dihormati. Terbukti dari filosofi-filosofi rangkaian adat masyarakat

76 Waris, wawancara, (Bunut Baok: 24 febriari 2016).77 Sabarudin (Tokoh Agama Dan Masyarakat), wawancara, (Bunut Baok: 18 febrari 2016).78Marne (Mertua Duda), wawancara, (Praya: 27 februari 2016).

Page 69: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

sasak, terkait keluarga/pernikahan yang sarat akan penghormatan, penghargaan

terhadap perempuan dan keluarganya. Misalnya, merari’ (kawin-lari) di

masyarakat sasak yang mengandung nilai prestise dan penghargaan terhadap

pihak perempuan.79

Namun, dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan membuat

masyarakat terkadang melakukan hal-hal yang mengurangi harkat, martabat

dirinya. Semisal, Nine-Sasak (perempuan sasak) yang pergi menjadi Tenaga

Kerja Wanita (TKW) ke Luar Negeri.

Agama Islam pun terlebih dahulu telah mengangkat harkat, martabat

kaum perempuan, melalui nilai-nilai luhur yang terkandung dalam aturan Islam.

Secara historis, mengangkat harkat dan martabat perempuan merupakan salah

satu misi yang dibawa Nabi S.A.W melalui Islam. Rasulullah S.A.W

memberikan teladan perlakuan baik (Mu’asyarah bi al-ma’ruf) terhadap

perempuan sepanjang hidup beliau.80 Sebagaiman sabda Rasulullah S.A.W yang

di riwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a :

)رواه ابن ماجھ(خیر كم خیر كم آلھلھ وأنا خیر كم آلھلي

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadapkeluarga (istri-istri) kalian, dan aku adalah yang paling baik diantarakaliann terhadap keluaragaku (istri-istriku)”.81

Islam juga telah mengatur segala sesuatu terkait keluarga, mulai dari

proses menuju rumah tangga sampai selama berumah tangga, bahkan sampai

apabila rumah tangga diakhiri (perceraian). Islam mengatur tentang mengenali

79 M. Nur Yasin, Hukum Perkawinan Islam Sasak, (Malang:UIN Malang Press, 2008)80 Mufidah, Ch, Psikologi Keluarga Islam, (Malang: Uin-Press, 2008), 21-22.81 Muhammad Thalib, manajemen keluarga sakinah, (Yogyakarta: Pro-U, 2007), 143.

Page 70: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

dan memilih pasangan hidup melalui Nabi Muhammad S.A.W, sebagaimana

sabda Rasulullah S.A.W yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah r.a :

تنكح المرأة ألربع لمالھا ولحسبھا ولجمالھا ولدینھا فظفر بذات الدین تربت یداك

)رواه ابن ماجھ(

“...wanita dinikahi karena empat pertimbangan, kekayaannya,keturunannya, kecantikannya, dan agamanya, pilihlah yang beragamaniscaya kalian beruntung”.82

Hadits di atas tidak hanya berlaku untuk kaum laki-laki, akan tetapi berlaku pula

untuk kaum perempuan. Laki-laki dan perempuan semuanya adalah hamba Allah

SWT, hanya ketakwaan yang menjadi prioritas perbedaannya.

Islam juga mengatur proses pembentukan keluarga, perilaku dalam

berkeluarga, relasi dalam berkeluarga, dan mengurus keluarga, bahkan sampai

bagaimana mengakhiri sebuah rumah tangga. Segala sesuatu yang berkaitan dan

berhubungan dengan keluarga telah dibuat aturannnya. Islam sangat detail dalam

mengatur tentang rumah tangga (keluarga), agar sakinah dalam keluarga dapat

tercapai serta untuk menjaga harkat, martabat, dan kemuliaan perempuan.

Perempuan sangat diperhatikan dan dimuliakan dalam ajaran agama islam.

Rasulullah SAW memerintahkan umat beliau untuk hormat dan patuh kepada

perempuan (ibu) melebihi laki-laki (ayah). Nabi SAW memberikan teladan dalam

memuliakan perempuan, melalui perilaku beliau yang lemah lembut dan

memuliakan istri-istri beliau.83 Allah SWT pun telah memerintahkan kaum laki-

laki untuk berlaku baik (memuliakan) terhadap perempuan. Allah berfiman di

dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 19.

82 Muhammad Thalib, manajemen, 59.83 Mufidah, Ch, Psikologi Keluarga, 18-19.

Page 71: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

“....Hai orang-orang yang beriman bergaullah dengan mereka (istri-istrikalian) secara patut”. 84

Perempuan diciptakan sebagai media yang memberikan rasa tenang dan

nyaman untuk laki-laki (suami) dan anggota keluarga yang lain (anak-anak).

Seorang perempuan sebagai istri, apabila ia mampu berperan dalam rumah tangga

sebagaimana tuntunan Islam, maka rumah tangga akan menjadi seperti yang

diungkapkan oleh Nabi SAW, yaitu rumahku adalah surgaku. Hal ini berdasarkan

firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 21 :

....

“dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmuisteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasatenteram kepadanya”...,85

Seorang perempuan diciptakan sebagai pendamping suami yang melengkapi

suami dan memberi ketenangan jiwa suaminya. Di samping itu, perempuan dalam

rumah tangga dipersiapkan sebagai Madrasatul-ula (lembaga pendidikan

pertama) untuk anak-anaknya. Oleh karena itu, perempuan diharapkan untuk

meluangkan sebagian besar waktunya untuk mengurus rumah tangganya.

Sebagaimana hadits Nabi SAW dari Abu Umamah, dalam menjelaskan tentang

perempuan yang shalihah.86

)رواه ابن ماجھ(ا وان أقسم علیھا أبرتھ وان غاب عنھا نصحتھ في نفسھا ومالھ.....

84 Departemen Agama RI al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya: juz 1-30, (Kudus: Menara Kudus,2006).

85 Departemen Agama RI al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya: juz 1-30, (Kudus: Menara Kudus,2006).

86 Muhammad Thalib, manajemen, 58.

Page 72: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

“..... jika menerima giliran ia (perempuan/istri) berbakti pada suaminya,dan jika ditinggal pergi ia (perempuan/istri) menjaga dirinya dan hartasuaminya”.87

B. Kedudukan Duda-Malaysia Dalam Rumah Tangga

Duda-malaysia dalam penelitian ini adalah seorang suami yang ditinggal

pergi oleh istrinya untuk mencari nafkah keluar negeri (Malaysia). Suami sebagai

pemimpin dalam rumah tangga bertanggung jawab membimbing istri dan

anaknya, serta mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik.

1. Peran Dan Tanggung Jawab Duda-Malaysia Dalam Rumah Tangga

Apabila suami ditinggalkan oleh istrinya dan atau membiarkan istrinya

pergi ke luar negeri, maka tanggung jawab suami sebagai pemimpin dalam

keluarga semakin bertambah, sebagai konsekuensi atas pengambil alihan peran

istri bagi rumah tangga maupun ibu bagi anak-anaknya.88 Akibat dari istri yang

menjadi TKI di luar negeri, suami bertanggung jawab mengurus rumah dan anak-

anaknya. Suami juga bekerja mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari. Tidak

hanya menunggu dan mengharapkan uang hasil kerja istri yang menjadi TKI di

Luar Negeri.89 Para Duda-Malaysia yang tidak berpendidikan tinggi, bekerja

sebagaimana umumnya di pedesaan. Ada yang bekerja sebagai petani kecil-

kecilan dengan lahan berupa satu atau dua petak sawah kecil. Sebagian ada yang

bekerja sebagai buruh tani dan atau buruh bangunan (kuli bangunan), serta buruh

di toko-toko bangunan.90

87 Muhammad Thalib, manajemen, 58.88 Sri Rahayu, Pengaruh Istri Sebagai Pencari Nafkah Utama Terhadap Kehidupan Rumah

Tangga Perspektif Islam, Skripsi S1 (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014).89 Abdul Waris, wawancara, (Bunut Baok, 24 februari 2016).90 Jumahir, Wawancara, (Bunut Baok: 18 februari 2016).

Page 73: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Ketika ditanya tentang kenapa mengizinkan istri untuk pergi sebagai

TKW, terdapat beberapa macam jawaban dari para Duda-Malaysia. Abdul Wahab

dan Zainudin mengizinkan istri menjadi TKW, karena tidak ingin menghalangi

niat baik istri mereka. Adekan dengan lalo pete kepeng, melen tulung semamen

(biarkan orang pergi cari uang, ia mau bantu suaminya).91 Abdul Waris

memberikan izin kepada istri untuk menjadi TKW, disebabkan ekonomi keluarga

yang sulit, penghasilannya sebagai montir dibengkel sepeda motor tidak

mencukupi untuk kehidupan sehari-hari.92 sementara, Sarafudin dan Zaki

memberikan izin kepada istri untuk menjadi TKW agar mereka tau betapa

sulitnya mencari uang, serta agar menambah harta benda yang mereka miliki

semakin banyak ( aden taon idapn dengan pete kepeng, dait aden bau begakan

doe karakt ).93

Selanjutnya, ketika ditanya tentang siapa dan bagaimana mengurus anak-

anak, semua Duda-Malaysia yang menjadi informen memberikan jawaban yang

hampir sama. Ketika para ayah (Duda-Malaysia) pergi bekerja anak-anak mereka

dititipkan kepada orang tua mereka (nenek dari anak mereka).94 Anak-anak yang

sudah besar (Usia SLTP/SMA) bisa membantu ayah mereka untuk mengurus

rumah seprti menyapu, mencuci, dan lain-lain. Sedangkan, anak yang masih kecil

(Usia SD) diurus oleh neneknya.95

Namun, dalam melaksanakan kewajiban untuk mengurus rumah, seorang

pria (duda-malaysia) belum tentu dapat melakasanakannya dengan baik, karena

91 Abdul Wahab, wawancara, (Bunut Baok, 21 februari 2016).92 Abdul Waris, wawancara, (Bunut Baok, 19 februari 2016).93 Sarafudin & Zaki, wawancara, (Bunut Baok, 23 februari 2016).94 Zainudin, wawancara, (Bunut Baok, 21 februari 2016).95 Abdul Waris, wawancara, (Bunut Baok, 19 februari 2016).

Page 74: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

secara gender seorang wanita memiliki kelebihan dan keterampilan yang lebih

mumpuni dibanding pria dalam hal mengurus rumah dan anak-anak. Disamping

itu pula, duda-malaysia yang terpaksa harus mengambil peran dalam mengasuh

anak, belum tentu mendapatkan penerimaan yang baik seperti penerimaan seorang

anak kepada ibunya. Karena secara psikologi, kelekatan atau attachment seorang

anak dengan ibunya pada umumnya lebih kuat, ibu lebih peka menanggapi setiap

aktivitas anaknya seperti menangis, senang, marah dan manja, dibandingkan

dengan ayah. Hal ini merupakan elemen penting dalam mengasuh anak, karena

sikap yang demikian akan memberikan rasa aman bagi anak.96

Ketimpangan semacam ini yang dapat menimbukan masalah-masalah baru

seperti rumah yang kurang terurus, asupan gizi anak yang kurang baik, kenakalan

remaja, broken home pada anak, kekerasan pada anak dan lain sebagainya. Selain

itu, anak juga kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ketika kedua

orang tua hanya memprioritaskan materi atau ekonomi keluarga, maka anak akan

kehilangan sesuatu yang paling berharga (cinta dan kasih sayang orang tua).

Kalau anak hanya diberi uang, sedangkan kasih sayang dan cinta sangat minim,

maka uang yang diberikan itu tidak ada artinya untuk membina diri atau mental

anak.97

2. Duda-Malaysia Dalam Pandangan Hukum Adat Sasak

Dalam adat istiadat serta kebudayaan masyarakat sasak telah terjadi

akulturasi dengan nilai-nilai Islam, sejak masuknya Islam di pulau lombok pada

96 Nur (Tokoh Agama), wawancara, (Bunut Baok, 25 februari 2016).97 Muhammad Thalib, Manajemen, 197.

Page 75: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Abad enam belas.98 Proses akulturasi nilai-nilai Islam dan kebudayaan masyarakat

sasak dikawal oleh para agen akulturasi, yaitu para Tuan-Guru (Kiyai), para

ustadz, dan para tokoh masyarakat yang berkenaan dengan itu. Proses akulturasi

dilaksanakan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non

formal.

Selanjutnya, pada setiap unsur kebudayaan sasak tersebut terdapat nilai-

nilai Islam yang mempengaruhinya secara signifikan, mengarah kepada yang

lebih positif, sejalan dengan ajaran agama islam yang dianut masyarakat sasak

pada umumnya. Termasuk dalam unsur kebudayaan masyarakat sasak tersebut,

ialah tata cara beristri dan berkeluarga. Kebudayaan sasak yang islami ini akan

semakin positif apabila dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan dengan baik.

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, sesuatu yang dapat menimbulkan

terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya sasak ke arah yang negatif, perlu

dibendung sedemikian rupa, dengan berbagai macam upaya, dan secara maksimal.

Fenomena istri pergi menjadi TKI wanita yang sudah marak di masyarakat

sasak, adalah sesuatu yang dapat menimbulkan pergeseran nilai-nilai budaya

sasak itu sendiri. Fenomena seperti ini tidak dibenarkan dalam hukum adat

masyarakat sasak. Dalam masyarakat sasak sistem keluarga masih cenderung

patriarki, di mana laki-laki (suami) menjadi penanggung jawab utama dalam

keluarga.

Suami bertanggung jawab terhadap sandang, pangan, dan papan untuk istri

dan anak-anak. Suami juga bertanggung jawab untuk membimbing istri dan anak-

98 Syakur, Islam Dan Kebudayaan Sasak (Studi Tentang Akulturasi Nilai-Nilai Islam Ke DalamKebudayaan Sasak), (Yogyakarta, IAIN Sunan Kalijaga, 2002), 1-5.

Page 76: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

anak agar selalu berada dijalan Allah SWT, serta memelihara dan melindungi

mereka dari segala yang mengancam keselamatan mereka. Namun, duda-malaysia

selaku suami, tidak mungkin melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut karena

jarak yang sangat jauh memisahkan ia dengan istri. Misalnya, kewajiban nafkah

yang berupa materi, kewajiban nafkah batin berupa “menggauli” istrinya, dan

kewajiban untuk membimbing, mendidik serta melindungi istri dari segala sesuatu

yang mengancam jiwa dan kehormatan istri.99

Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang tokoh masyarakat desa

Bunut Baok dalam sesi wawancara, ia mengatakan bahwa seorang suami yang

mengizinkan istrinya menjadi TKI di luar negeri tidak dapat melindungi istri dari

bahaya yang mengancam jiwa dan kehoramatan istri (brembe yakn ntan jagak

seninen lekan setan nyate dait setan ndek senggitan), sehingga dipandang sebelah

mata oleh sebagian masyarakat. Suami yang seperti itu menjadi salah satu sumber

dosa masyarakat, karena ia banyak meninggalkan kewajiban terhadap istri serta

keluarga, sehingga ia menjadi bahan ghibah masyarakat yang faham akan

kewajiban dan tanggung jawab seorang suami, lanjutnya.100 Dengan bahasa kiasan

yang halus namun berkonotasi kasar, seorang tokoh adat masyarakat sasak

memberikan julukan kepada duda-malaysia sebagai mame periris. Seorang laki-

laki yang tidak tahu malu, tidak punya tanggung jawab, dan tidak gentl disebut

dengan mame periris.101 Tokoh adat tersebut tidak hanya geram kepada suami

yang mengizinkan istri menjadi TKI, bahkan sangat geram terhadap orang tua

yang memberikan izin anak perempuannya untuk menjadi TKI ke luar negeri.

99 Bp. Imran, wawancara, (Praya: 09 februari 2016).100 Sahabuddin, wawacara, (Bunut Baok: 24 februari 2016).101 Bp. Imran, wawancara, (Praya: 09 februari 2016).

Page 77: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Adat sasak tidak membenarkan seorang istri menjadi TKW, bukan berarti

melarang istri untuk berkreasi, berinovasi, dan bekerja untuk meringankan beban

suami. Menurut adat sasak, seorang perempuan yang rajin membantu suami,

meringankan beban suami merupakan istri yang solah (baik dan bagus).102

Sebaliknya, seorang istri yang hanya berdiam diri dan tidak mau dan atau enggan

membantu suami untuk meringankan beban suami, dipandang sebagai perempuan

yang Bagel (pemalas, lambat) dalam adat sasak.

Hak dan kewajiban suami istri dalam adat sasak hampir sama dengan hak

dan kewajiban suami istri dalam Islam, sebagai implikasi dari akulturasi nilai

ajaran Islam dan budaya sasak. Kewajiban suami terhadap istri ialah memberikan

nafkah lahir maupun nafkah batin, tidak boleh memukul wajah istri, tidak boleh

mengucilkan istri, dan seterusnya. Sedangkan kewajiban istri terhadap suami,

yaitu memenuhi kebutuhan biologis suami dan patuh serta taat kepada suami

selama tidak melanggar aturan syara’.

Pembagian peran dan tanggung jawab suami istri dalam adat sasak adalah

berdasarkan kewajiban masing-masing. Suami berperan sebagai kepala keluaraga,

yang bertanggung jawab menafkahi, melindungi, membimbing, dan mengatur

agar keluarga harmonis, tenang, tentram dan merasa nyaman. Istri sebagai

pendamping suami yang bertanggung jawab memenuhi hak suami dan patuh

kepada suami. Namun, adat sasak mengimplementasikan nilai ajaran Islam terkait

kewajiban istri yang harus taat dan membutuhkan ridha suami untuk mendapat

surga kelak. Sehingga, istri diberikan tanggung jawab melebihi kewajibannya

102 Bp. Imran, wawancara, (Praya: 09 februari 2016).

Page 78: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

terhadap suami. Memasak, mencuci, membersihkan rumah besertaa perabotannya,

dan pekerjaan rumah tangga yang lain bukan kewajiban istri, akan tetapi itu

semua menjadi tanggung jawab istri dalam adat sasak.

Berdasarkan uraian di atas, duda-malaysia sebagai kepala keluarga

mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam keluarga. Apabila duda-

malaysia mengizinkan istrinya menjadi TKW, maka ia harus menjalankan

tanggung jawab istrinya dalam keluarga. Sehingga, ia memiliki taanggung jawab

ganda dalam keluarga, sebagai konsekuensi atas keputusannya memberikan izin

kepada istri menjadi TKW.

3. Kedudukan Duda-Malaysia Dalam Perpektif Hukum Islam

Memang tidak terdapat penjelasan atau keterangan tentang kedudukan

duda-malaysia dalam hukum Islam. Namun kedudukan duda-malaysia dapat

diketahui melalui ajaran Islam tentang pernikahan dan keluarga. Nilai-nilai

pernikahan dan keluarga yang terkandung dalam ajaran Islam di antaranya,

melindungi martabat perempuan, mencegah pergaulan bebas, dan membebaskan

perempuan dari keharusan bekerja.103 Islam telah menetapkan aturan-aturan

tentang keluarga secara komprehensif.

Islam mengajarkan bahwa kedudukan suami istri setara dan seimbang.

Maksudnya, suami istri memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Hak dan

kewajiban suami istri telah ditetapkan sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Laki-laki sebagai suami ditentukan kewajiban dan tanggung jawabnya sesuai

dengan kelebihannya, yaitu kekuatan fisik dan akal. Perempuan selaku istri

103 Muhammad Thalib, Manajemen, 29-42.

Page 79: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

diberikan tanggung jawab sesuai dengan kelebihannya, yakni perasaan dan kasih

sayang yang kuat. Suami (laki-laki), dengan kelebihan yang dianugerahkan

kepadanya memiliki tanggung jawab yang lebih banyak dalam keluarga, serta

diberikan peran di luar rumah. Sebaliknya, kelebihan yang dimiliki istri

(perempuan) membuatnya banyak berperan di dalam rumah.104 Sebagaimana yang

tersirat dalam hadits-hadits Nabi SAW tentang hak dan kewajiban suami istri :

عن حكیم بن معاویة أن رجال سأل النبي صلى هللا علیھ وسلم ماحق المرأة على الرجل ؟ قال أن یطعمھا اذا طعم وأن یكسوھا اذ اكتسى وال یضرب الوجھ وال یقبح وال یھجر اال في

)رواه ابن ماجھ(.البیت

Dari Hakim Bin Mu’awiyah: sesungguhnya seorang laki-laki bertanyakepada Nabi SAW : apakah hak seorang istri atas suaminya ?, Nabi SAWbersabda : ia wajib memberi makan istrinya jika ia makan, memberi istrinyapakaian jika ia berpakaian, tidak boleh memukul wajah istrinya, tidak bolehmencela istrinya, dan tidak boleh mengucilkan istrinya kecuali di dalamrumah.105

والذي نفسي بیده ال تؤد المرأة حق ربھا حتى تؤدي حق زوجھا ولو سألھا نفسھا وھي على )رواه بن ماجھ(قتب لم تمنعھ

.... dan demi zat yang memiliki kuasa atas diriku (Rasulullah SAW), tidaklahseorang istri dapat dianggap telah menunaikan kewajiban kepada AllahSWT sehingga ia memberikan hak suaminya, kalau suaminya memintauntuk dilayani sedangkan ia berada di dapur maka ia tidak boleh menolakpermintaan suaminya.106

Selanjutnya, UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menjelaskan tentang

kesetaraan suami istri. Pertama, hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan

hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup

bersama dalam masyarakat. Kedua, masing-masing pihak berhak untuk

104 Muhammad Thalib, Manajemen, 135-138.105 Muhammad Thalib, Manajemen, 135.106 Muhammad Thalib, Manajemen, 138.

Page 80: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

melakukan perbuatan hukum. Ketiga, suami adalah kepala keluarga dan istri

adalah ibu rumah tangga.107

Berdasarkan UU No.1 1974 tentang perkawinan tersebut, seorang istri

berhak untuk terlibat dalam suatu hubungan hukum (dalam hal ini suatu hubungan

kerja) dengan perusahaan mana saja tanpa persetujuan dari suami. Sehingga

secara hukum, suami tidak berhak memutus hubungan hukum antara istrinya dan

perusahaan tempat istrinya. Selain itu, berdasarkan prinsip bahwa hubungan kerja

itu sendiri terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja,

sebagaimana diatur dalam Undang Undang No.13 tentang Ketenagakerjaan, Pasal

50. Sehingga, sebagaimana pada perjanjian pada umumnya, yang dapat

mengakhiri perjanjian adalah para pihak dalam perjanjian dengan persetujuan

keduanya, hal ini sesuai dengan Pasal 1338 Kitab Undang Undang Hukum

Perdata dan Pasal 55 Undang Undang No.13 tentang Ketenagakerjaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa, walaupun secara hukum

kedudukan suami istri sama serta masing-masing berwenang untuk melakukan

perbuatan hukum, tetapi lebih baik jika suami dan istri membicarakan secara baik

perihal istrinya bekerja atau tidak. Sekaligus untuk mempertimbangkan dengan

sungguh-sungguh apakah dengan istri bekerja ia tetap dapat melaksanakan

kewajibannya selaku istri dan ibu rumah tangga. Sehingga, dapat terbentuk

keluarga yang bahagia dan kekal.108

Kompilasi Hukum Islam juga mengatur kedudukan hukum suami istri.

Pertama, suami adalah kepala keluarga dan istri adalah ibu rumah tangga. Kedua,

107 UU No.1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan, Lembaran Negara No.1 Tahun 1974, Pasal 31.108http://m.hukumonline.com/klinik/detail/Lt5111ac11d2c24/kedudukan-isteri-yang-bekerjadari-

kacamata-hukum (diakses 16 januari 2013, pukul: 08.55 wita)

Page 81: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam

kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup dalam masyarakat. Ketiga, masing-

masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.109 Sesuai dengan bunyi

pasal tersebut dan dapat dipahami bahwa, suami istri masing-masing dapat

melakukan perjanjian hukum untuk suatu pekerjaan. KHI tidak melarang seorang

istri untuk bekerja di luar rumah, seperti halnya suami yang bekerja di luar rumah.

Tetapi, istri tidak boleh meninggalkan kewajiban-kewajibannya terhadap suami

dan keluarga. Istri tidak dibenarkan meninggalkan atau mengurangi kewajiban

yang dibebankan kepadanya dengan alasan waktunya sudah habis untuk bekerja.

Seorang istri harus lebih memprioritaskan pelaksanaan seluruh kewajibannya di

atas pekerjaannya. Dengan demikian berdasarkan UU No.1 1974 dan KHI bekerja

untuk seorang istri dibolehkan, bukan suatu keharusan.

Kebolehan seorang istri melakukan perbuatan hukum dalam UU No.1

Tahun 1974 dan KHI tidak dapat mewakili hukum Islam untuk membolehkan istri

menjadi TKI di luar negeri. Seorang istri sebagai subjek hukum, menurut hukum

berwenang mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum.110

Perbuatan hukum yang dimaksud ialah melakukan aktifitas yang berkaitan dengan

hukum, misalnya jual-beli, hutang-piutang, melakukan perjanjian, dan sebagainya.

Menurut hemat penulis, istri dibolehkan beraktifitas dan atau bekerja di

luar rumah, akan tetapi dibatasi oleh hak-hak suaminya (kewajiban istri terhadap

suaminya). Istri dibolehkan bekerja di luar rumah selama tetap dapat

melaksanakan kewajiban-kewajibannya. Bekerja di luar rumah tidak boleh

109 Kompilasi Hukum Islam, Buku I Tentang Hukum Perkawinan, Pasal 79.110 Saifullah, Buku Ajar Hukum Perdata Di Indonesia, (Malang: UIN Malang, 2007), 1-3.

Page 82: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

membuat istri lalai dalam menunaikan hak suami, misalnya tidak pulang dalam

jangka waktu yang lama. Khususnya ketika suami sangat memerlukan

keberadaannya. Ketika seorang istri bekerja, ia akan memiliki penghasilan sendiri

dan itu adalah hak istri sepenuhnya untuk mengelola dan membelanjakannya,

karena kewajiban untuk memberikan nafkah hanya ada pada suami.111 Namun,

istri yang memberikan penghasilannya untuk keperluan keluarga dan rumah

tangga terhitung sebagai sedekah atau sebagai penghasilan tambahan dalam

keluarga. Jika terdapat kesepakatan suami istri untuk bersama-sama memenuhi

kebutuhan keluarga dengan prinsip kasih sayang berdasarkan وأمر ھم شورى بینھم

adalah salah satu solusi yang terbaik.112

Islam memberikan larangan dengan tegas terhadap perempuan, agar tidak

keluar rumah tanpa ditemani mahramnya, tanpa alasan keperluan yang dibenarkan

oleh syara’. Islam sangat menjaga kesucian dan martabat perempuan, serta

membebaskan perempuan dari keharusan bekerja. Suami diwajibkan memberikan

nafkah kepada perempuan (istri), di antaranya berupa sandang, pangan, dan

papan. Suami diwajibkan pula untuk melindungi, membimbing, serta menyayangi

perempuan (istri). Kemudian, suami dilarang mencela, mengucilkan, dan

memukul wajah istri. Semua itu telah ditetapkan dalam firman Allah SWT

maupun dalam hadits-hadits RasulullahNYA113 :

111 Saifullah, Buku Ajar , 22.112 QS. As-Syura (42) : 38.113 Muhammad Thalib, Manajemen, 130-143.

Page 83: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias danbertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu...”(al-Ahzab:33)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dariapi neraka”... (at-Tahrim :9)

“...dan bergaullah dengan mereka (istri-istri) secara patut...”(an-Nisa’:19)

Ayat-ayat di atas menjelaskan serta menunjukkan bahwa Islam sangat

melindungi serta memuliakan perempuan. Istri (perempuan) dilarang untuk keluar

rumah seraya berdandan seperti orang jahiliyah, supaya istri terhindar dari fitnah

serta hal-hal yang mengancam jiwa dan kehormatannya. Perlindungan terhadap,

istri diimplementasikan melalui perintah kepada suami agar menjaga istri

(keluarga) dari api neraka. Kemudian, perintah kepada suami agar menggauli istri

dengan baik dan patut. Selain itu, ayat-ayat di atas mengisyaratkan bahwa ranah

perempuan condong dan lebih baik di rumah.

عن حكیم بن معاویة أن رجال سأل النبي صلى هللا علیھ وسلم ماحق المرأة على الرجل ؟ قال أن یطعمھا اذا طعم وأن یكسوھا اذ اكتسى وال یضرب الوجھ وال یقبح وال یھجر اال في

)رواه ابن ماجھ(البیت

Dari Hakim Bin Mu’awiyah: sesungguhnya seorang laki-laki bertanyakepada Nabi SAW : apakah hak seorang istri atas suaminya ?, Nabi SAWbersabda : ia wajib memberi makan istrinya jika ia makan, memberi istrinyapakaian jika ia berpakaian, tidak boleh memukul wajah istrinya, tidak bolehmencela istrinya, dan tidak boleh mengucilkan istrinya kecuali di dalamrumah.114

خیاركم خیاركم لنسائھم : قال رسول هللا صلى هللا علیھ وسلم : عن عبد هللا عمرو قال

)رواه بن ماجھ(

114 Muhammad Thalib, Manajemen, 135.

Page 84: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

“Dari Abdullah Bin ‘Amr, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orangyang paling baik diantara kalian ialah yang paling baik terhadap istri-istrimereka”.115

...ماضرب رسول هللا صلى هللا علیھ وسلم خادما لھ وال امرأة: عن عائشة قالت

)رواه ابن ماجھ(

“Dari ‘Aisyah, ia berkata: Rasulullah SAW tidak pernah sekalipun memukulpelayan beliau atau istri beliau...116

Hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam sangat memuliakan

perempuan (istri). Istri bagaikan ratu, yang mana makanan, pakaian, dan tempat

tinggal disediakan oleh suami. Suami harus berlaku baik kepada istri dan tidak

boleh memukulnya. Suami sebagai pemimpin keluarga sekaligus sebagai pelayan

keluarga, dengan kelebihan yang dianugerahkan kepadanya. Sebagaimana firman

Allah SWT dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 34:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allahtelah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dariharta mereka...”.117

Untuk menjaga kelestarian sistem keluarga, Islam menetapkan suami

sebagai pemimpin dalam keluarga, sesuai dengan tabiat yang ditetapkan bagi laki-

laki dan perempuan.118 Kepemimpinan laki-laki dalam keluarga meliputi bidang

pemberian belanja, pendidikan, dan pembuatan aturan dalam keluarga. Ilmu

biologi dan anatomi telah membuktikan bahwa kepemimpinan lelaki terhadap

115 Muhammad Thalib, Manajemen, 143.116 Muhammad Thalib, Manajemen, 145.117 Muhammad Thalib, Manajemen, 48.118 Muhammad Thalib, Manajemen, 47.

Page 85: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

perempuan memang merupakan tuntutan fisik dan spiritual.119 Secara fitrah,

perempuan memiliki pisik yang siap untuk mengandung, melahirkan, dan

menyusui. Pisik perempuan tersusun dari unsur yang membuatnya memiliki

kemampuan yang kuat untuk mengendalikan emosi. Sebaliknya, laki-laki

memiliki pembawaan pisik yang khusus, sehingga mampu melakukan pekerjaan

berat dan tindakan keluar. Berdasarkan firman Allah SWT dan Hadits Nabi SAW

tersebut, laki-laki (suami) bertindak sebagai kepala keluarga dan perempuan (istri)

sebagai pendampingnya. Suami yang bertanggung jawab secara menyeluruh

dalam keluarga, sedangkan istri mendampingi serta membantu meringankan

tanggung jawab suami. Suami yang tidak dapat mendidik istrinya dengan benar,

bahkan ia terpengaruh oleh keburukan istrinya, maka ia memperoleh dosa yang

amat besar. Oleh karena itu, pertanggung jawaban suami terhadap keluarga

sampai di akhirat.120 Sebagaimana firmanNya dalam surat at-Tahrim ayat 6 :

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..”.121

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa, Islam sangat

memuliakan perempuan dengan menjaga, memelihara, dan melindungi harkat

martabat perempuan. Sehingga, seorang suami memiliki banyak sekali kewajiban

dan tanggung jawab terhadap keluarga. Oleh karena suami telah sanggup dan

119 Muhammad Thalib, Manajemen, 48.120 Departemen Agama RI al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya: juz 1-30, (Kudus: Menara

Kudus, 2006).121 Muhammad Thalib, Manajemen, 145.

Page 86: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

sepakat untuk memperlakukan perempuan sesuai dengan ajaran Islam, ketika ia

menerima seorang perempuan dalam ijab-qabul (akad nikah).

Terkait hal tersebut, duda-malaysia termasuk orang yang lalai terhadap

kewajiban dan tanggung jawabnya kepada istri. Ia tidak mampu melindungi

istrinya dari fitnah akibat istri merantau seorang diri, tidak dapat memastikan

ketaatan istri kepada Allah, tidak sanggup memastikan terpeliharanya harkat,

martabat, serta kehormatan istri di rantauan.

Ia telah menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam yang sangat melindungi

dan memuliakan perempuan. Duda-malaysia membiarkan istri merantau di luar

negeri, tanpa ditemani mahramnya untuk mendapatkan materi/uang. Sementara,

suami turut menikmati hasil istrinya, padahal dirinya yang seharusnya bekerja

keras untuk menafkahi istri dan keluarga. Tindakan suami seperti itu terhadap istri

seolah-olah memperbudak istrinya. Padahal Rasulullah SAW melarang

memperbudak istri, sebagaimana sabda Beliau:

)رواه ابن ماجھ(فان ھن عند كم عوان لیس تملكون منھن شیئا ...

“...sesungguhnya mereka (para istri) itu berada di sisimu sebagaitawananmu dan kamu tidaklah berhak memperbudak mereka sedikitpun”.122

122 Muhammad Thalib, Manajemen, 143.

Page 87: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

Bab sebelumnya, berikut adalah kesimpulan dari seluruh pembahasan tersebut :

1. Latar belakang munculnya Duda-Malaysia

Latar belakang munculnya Duda-Malaysia adalah bermula dari sumber

daya manusia (SDM) masyarakat Bunut Baok yang rendah, masyarakat minim

skill dan pengetahuan sehingga masyarakat tidak berpikir panjang (berpikir

instan), dalam menyelesaikan permasalahan hidup berumah tangga. Lebih

detail terdapat beberapa faktor penyebab/pendorong para istri untuk menjadi

TKW, sehingga muncul istilah duda-malaysia di masyarakat sasak. Adapun

faktor-faktor tersebut adalah faktor pendidikan, faktor lingkungan, dan faktor

ekonomi.

2. Kedudukan Duda-Malaysia Perspektif Hukum Adat Sasak Dan Hukum Islam

Menurut hukum adat sasak, duda-malaysia merupakan kepala keluarga

yang memiliki tanggung jawab ganda. Duda-Malaysia bertanggung jawab sebagai

kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga.

Kemudian, duda-malaysia dalam pandangan masyarakat sasak di sebut sebagai

mame periris (Seorang laki-laki yang tidak tahu malu, tidak punya tanggung

jawab, dan tidak gentle).

Sedangkan dalam pandangan hukum Islam, duda-malaysia merupakan

suami yang lalai dari kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.

Page 88: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Ia telah melalaikan nilai-nilai ajaran Islam yang sangat memuliakan, serta

melindungi harkat, martabat, dan kehormatan perempuan. Kemudian, ia

melalaikan kewajiban menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga yang

dibebankan pada dirinya. Sebagaimana sabada Nabi SAW dalam hadits yang

diriwayatkan dari Dari Hakim Bin Mu’awiyah :

أن رجال سأل النبي صلى هللا علیھ وسلم ماحق المرأة على الرجل ؟ قال عن حكیم بن معاویةأن یطعمھا اذا طعم وأن یكسوھا اذ اكتسى وال یضرب الوجھ وال یقبح وال یھجر اال في

.البیت

Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW : apakah hakseorang istri atas suaminya ?, Nabi SAW bersabda : ia wajib memberimakan istrinya jika ia makan, memberi istrinya pakaian jika ia berpakaian,tidak boleh memukul wajah istrinya, tidak boleh mencela istrinya, dan tidakboleh mengucilkan istrinya kecuali di dalam rumah. (HR: Ibnu Majah)

B. Saran

1. Jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syari’ah sepatutnya mengadakan mata

kuliah baru terkait macam-macam perkawinan/ pernikahan di Indonesia,

dikarenakan banyaknya ragam adat dan budaya perkawinan/ pernikahan yang

berbeda di setiap daerah di Indonesia.

2. Dalam penelitian ini, hanya diteliti terkait kedudukan suami dalam keluarga,

yang mana istri ke luar negeri sebagai TKW perspektif hukum adat sasak dan

hukum Islam. Fenomena terkait istri yang menjadi TKW ke luar negeri,

memiliki banyak sisi yang perlu untuk dianalisa dan diteliti sehingga menjadi

sebuah karya ilmiah. Salah satu contoh, sisi lain dari tema penelitian ini yaitu

“Pandangan Tokoh Agama Terhadap Fenomena Duda-Malaysia”.

3. Hendaknya sebelum memutuskan untuk menikah, alangkah baiknya jika

mempelajari hak dan kewajiban serta tanggung jawab sebagai suami atau

Page 89: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

sebagai istri. Setelah menikah pun jangan pernah berhenti untuk belajar atau

menuntut ilmu, agar setiap keputusan dan perilaku berdasarkan ilmu

pengetahuan. Karena memang begitulah tuntunan Rasulullah SAW

sebagaimana sabda beliau yang artinya : “Tuntutlah ilmu sejak dalam

kandungan hingga ke liang lahad”.

Page 90: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku, Penelitian, dan Jurnal

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:

Rajawali Press, 2006.

Apriliasti, Makna Simbolis Pakaian Adat Pengantin Suku Sasak Lombok Nusa

Tenggara Barat, Skripsi, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Arikunto, Suharisimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi

Cet. XIV. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Bakker, Anto, metode-metode Filsfat, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986.

Basori dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta,

2000.

Baharun, Hasan, Segaf, Fiqih Muslimah, Pasuruan: YPP DALWAH, 2012.

Bungin, Burhan, Metode Penelitian Sosial : Format Kuantitatif dan Kualitatif,

Surabaya: Airlangga University Press, 2001.

Choiriah, Mufidah, Psikologi Keluarga Islam, Cet. 3, Malang: Uin-Malang Press,

2013.

Departemen Agama RI al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya: juz 1-30, Kudus:

Menara Kudus, 2006.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1996.

Gerungan WA, Psikologi Sosial, Cetakan 13, Bandung: Eresco, 1996.

Page 91: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

Giovani, Kawin Lari (Suatu Kajian Sosio-Antropologi Terhadap Nilai Luhur Dari

Kawin Lari Dalam Perkawinan Adat Suku Sasak), Tesis, Salatiga: UKSW,

2013.

Kompilasi Hukum Islam, Buku I tentang hukum Perkawinan, Bandung: Citra

Umbara, 2007.

Maulana, Achmad, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut, 2011.

Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Prasetia Widia Pratama Yogyakarta,

2000.

Moleong, Lexy, Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Putra Ria, 2000.

Nasution, Metode Research : penelitian ilmiah, Bandung: Jemmars, 1991.

Raco, J.R., Metode Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik, dan

Keunggulannya, Jakarta: Grasindo, 2010.

Syarifuddin, Amir, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Cet. I Jakarta:

Kencana, 2011.

Shalih, Fuad, Menjadi Pengantin Sepanjang Masa, Solo: Aqwam, 2008.

Thalib Muhammad, Manajemen Keluarga Sakinah, Yogyakarta: Pro-U, 2007.

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan, Lembaran Negara No.

1 Tahun 1974.

Yasin, M. Nur Yasin, Hukum Perkawinan Islam Sasak, Malang: UIN Malang

Press, 2008

Yazid, Panduan Keluarga Sakinah, Jakarta: Pustaka As-Syafi’i, 2011.

Page 92: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

B. Website

https://jayahidayat.files.wordpress.com/2011/01/bentuk-bentuk-hubungan-sosial-

dan-pranata-sosial-dalam-kehidupan-masyarakat.pdf diakses tanggal 05 Februari

2015.

http://mfile.narotama.ac.id/files/Umum/JURNAL%20IPB/PENGARUH%20PER

UBAHAN%20SOSIAL%20TERHADAP%20KELUARGA.pdf diakses tanggal

11 Februari 2015.

Page 93: KEDUDUKAN DUDA MALAYSIA DALAM KELUARGA SKRIPSI …etheses.uin-malang.ac.id/3810/1/09210074.pdf · kepala keluarga dan bertanggung jawab menggantikan peran istri dalam keluarga, untuk

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Panduan Interview :

Apa pekerjaan saudara ?

Apa pekerjaan istri saudara?

Apa alasan istri saudara jadi TKW ke Malaysia ?

Bagaimana perasaan saudara ketika istri hendak bekerja ke Malaysia ?

Bagaimana respon orang tua dan mertua saudara tentang hal ini ?

Siapa yang mengurus rumah dan anak-anak saudara ketika istri sudah di

Malaysia ?

Setelah istri bekerja di Malaysia, apa saudara masih tetap bekerja ?

Apa pendapat atau komentar masyarakat sekitar dengan kepergian istri saudara

sebagai TKW ke Malaysia ?

Apa pendapat bapak selaku tokoh adat dan tokoh masyarakat terkait fenomena

istri yang menjadi TKI di luar negeri ?

Merujuk pada adat budaya sasak terdahulu, bagaimana pembagian peran dan

tanggung jawab antara suami istri dalam suatu rumah tangga ?

Dalam adat sasak apa saja kewajiban suami kepada istri dan sebaliknya ?