04. akhlak kepada istri

51
BAGIAN IV : AKHLAK MUSLIM TERHADAP ISTRINYA الرابع القسم: زوجته مع سلمال أخلقRikza Maulan, Lc., M.Ag Sekretaris Dewan Pengawas Syariah Takaful Indonesia

Upload: yasin5582

Post on 08-Jul-2015

60.272 views

Category:

Spiritual


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 04. Akhlak Kepada Istri

BAGIAN IV : AKHLAK MUSLIM TERHADAP ISTRINYA

أخلق السلم مع زوجته: القسم الرابع

Rikza Maulan, Lc., M.AgSekretaris Dewan Pengawas Syariah

Takaful Indonesia

Page 2: 04. Akhlak Kepada Istri

2

Akhlak Muslim

Akhlak Kepada

Allah

Aklak Terhadap

Diri Sendiri

Akhlak Terahadap Keluarga

Akhlak Terhadap

Masyarakat

Fisik

Akal

Ruhiyah Orang Tua

Suami/ Istri

Anak-Anak

Kerabat

Khadimat

Sesama Muslim

Tetangga

Masyarakat

Rekan Kerja

Org Yg Dijumpai

Non Muslim

Akhlak Muslim Kaffah

Akhlak Bisnis Islam

Page 3: 04. Akhlak Kepada Istri

3

Makna Akhlak Terhadap Istri

• Akhlak terhadap istri adalah akhlak seorang muslim terhadap istrinya, dalam menjalani kehidupan bersama yang telah diikat dengan urwatil wustqa (ikatan yang kuat) dalam menjalani bahtera rumah tangganya menuju keridhaan Allah SWT.

• Pondasi dalam berakhlak terhadap istri adalah keridhaan Allah SWT, bukan sekedar keridhaan pasangan atau keridhaan jiwa kita. Karena hanya dengan landasan menggapai keridhaan Allah SWT lah, keluarga muslim yang sakinah, mawaddah dan rahmah dapat terwujud.

Page 4: 04. Akhlak Kepada Istri

4

Urgensi Akhlak Terhadap Istri

• Akhlak terhadap istri sangat penting bagi seorang muslim, karena Rasulullah SAW menjadikannya sebagai barometer akhlak seorang muslim.

• Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

ع�ن� أ�ب�ي ه�ر�ي�ر�ة� ق�ال� ق�ال� ر�س�ول� الله� ص�لى الله� ع�ل�ي�ه� و�س�لم� أ�ك�م�لرواه(ال�م�ؤ�م�ن�ي� إ�ي�ان-ا أ�ح�س�ن�ه�م� خ�ل�ق%ا و�خ�ي�ار�ك�م� خ�ي�ار�ك�م� ل�ن�س�ائ�ه�م� خ�ل�ق%ا

)الترمذيDari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW

bersabda, “Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang terbaik akhlaknya. Dan

sebaik-baik kalian adalah yang terbaik aklaknya terhadap istri-sitrinya.” (HR. Turmudzi)

Page 5: 04. Akhlak Kepada Istri

5

Cara Islam Memandang Pernikahan

• Pernikahan dalam Islam adalah penentram jiwa, penyejuk hati, pematri hati, tempat kehidupan yang nyaman bagi seorang laki-laki dengan perempuan di bawah naungan rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam, guna mewujudkan keridhaan ilahi...

• Pernikahan merupakan sarana ibadah untuk bertaqarrub kepada Allah SWT, yang di dalamnya terdapat tanda-tanda kebesaran Allah SWT...

Page 6: 04. Akhlak Kepada Istri

6

Tujuan Pernikahan

1. Menjaga kelangsungan kehidupan manusia. Sebagaimana difirmankan Allah SWT (QS. Annahl : 72) : “Dan Allah SAW telah menciptakan bagi kalian dari diri kalian sendiri pasangan-pasangan (istri-istri). Lalu Allah jadikan dari istri-istri kalian, anak-anak dan cucu-cucu.”

2. Menjaga nasab keturunan manusia, yang oleh karenanya menjaga kehormatan dan kewibawaan insan.

3. Menjaga individu dan masyarakat dari kerusakan moral, khususnya kerusakan hubungan antara laki-laki dengan perempuan. Karena Allah menciptakan satu sama lain memiliki kecenderungan.

Page 7: 04. Akhlak Kepada Istri

7

Tujuan Pernikahan

1. Menciptakan ta’awun suami istri untuk membentuk dan membangun sebuah keluarga.

2. Mendapatkan ketenangan dan ketentraman batin.

Page 8: 04. Akhlak Kepada Istri

8

Taujih RabbaniTaujih Rabbani• QS. Arruum : 21 :

و�م�ن� آيا�ت�ه� أ�ن� خ�ل�ق� ل�ك�م� م�ن� أ�ن�ف�س�ك�م� أ�ز�و�اج�ا ل�ت�س�ك�ن وا إ�ل�ي�ه�او�ج�ع�ل� ب�ي�ن�ك�م� م�و�د/ة� و�ر�ح�م�ة0 إ�ن/ ف�ي ذ�ل�ك� لي�ات) ل�ق�و�م

ي�ت�ف�ك;ر ونDan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,

supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir.

Page 9: 04. Akhlak Kepada Istri

9

Cara Islam Memandang WanitaCara Islam Memandang Wanita

• Wanita dalam Islam, ibarat perhiasan yang paling berharga di dunia ini... Tiada yang lebih berharga dibandingkan wanita shalehah...

• Namun perhiasan tersebut akan memiliki nilai paling berharga, jika dibingkai dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT...

Page 10: 04. Akhlak Kepada Istri

10

Taujih NabawiTaujih Nabawi

• Dalam hadits riwayat Imam Muslim :

رواه(الد?ن�ي�ا م�ت�اع=، و�خ�ي�ر� م�ت�اع�ه�ا ال�م�ر�أة� الص:ال�ح�ة� )مسلم

“Dunia itu adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita

shalehah.” (HR. Muslim)

Page 11: 04. Akhlak Kepada Istri

11

Profil Istri Idaman SejatiProfil Istri Idaman Sejati

• Istri ideal adalah sebagaimana digambarkan dalam hadits :

Aر�ب�عCل�م�ال�ه�ا و�ل�ح�س�ب�ه�ا و�ل�ج�م�ال�ه�ا و�ل�د�ي�ن�ه�ا، ف�اظ�ف�ر: ت�ن�ك�ح� ال�م�ر�أ�ة� ل)متفق عليه(ب�ذ�ات� الد�Oي�ن� ت�ر�ب�ت� ي�د�اك�

“Wanita itu dinikahi karena empat faktor; hartanya, keturunannya, kecantikannya dan

agamanya. Pilihlah yang memiliki agama yang bagus, engkau pasti beruntung.” (Muttafaqun

Alaih)

Page 12: 04. Akhlak Kepada Istri

12

Istri Yang Membahagiakan Suami

• Dalam sebuah hadits digambarkan :

أ�ل� أ�خ�ب�ر�ك� ب�خ�ي�ر� م�ا ي�ك�ن�ز� ال�م�ر�ءU؟ ال�م�ر�Cة� الص:ال�ح�ة�، إ�ذ�ا ن�ظ�ر� إ�ل�ي�ه�ارواه(س�ر:ت�ه�، و�إ�ذ�ا أ�م�ر�ه�ا أ�ط�اع�ت�ه�، و�إ�ذ�ا غ�اب� ع�ن�ه�ا ح�ف�ظ�ت�ه�

)الاكم“Maukah kalian aku beritahu dengan sesuatu yang terbaik bagi seseorang di dunia ini? Yaitu seroang istri yang shalehah. Apabila suami memandangnya, maka

ia akan menyenangkan suaminya. Jika ia memerintahkan sesuatu padanya, ia akan

mentaatinya. Dan jika suami meninggalkannya ia akan menjaga kehormatannya.” (HR. Al-Hakim)

Page 13: 04. Akhlak Kepada Istri

13

Bagian I : Akhlak Sebelum Pernikahan

• Akhlak sebelum pernikahan adalah akhlak seorang muslim sebelum pernikahan, seperti akhlak dalam memilih calon istri, memandang, ta’aruf, khitbah, hingga melakukan akad nikah.

• Karena pernikahan merupakan sebuah ikatan yang “suci”, maka harus dilakukan dengan cara-cara yang “suci” pula, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah.

Page 14: 04. Akhlak Kepada Istri

14

1. Memilih Calon Istri Berdasarkan Agamanya

• Akhlak seroang muslim dalam memilih calon pendamping hidupnya adalah berdasarkan “agamanya.”

• Berdasarkan agamanya bukan berarti menafikan aspek-aspek yang lain, seperti kecantikan, kepintaran, kekayaan, nasab dan faktor-faktor lainnya. Namun yang dimaksud adalah menjadikan faktor agama sebagai faktor utama dalam menentukan dan memilih calon istri.

Page 15: 04. Akhlak Kepada Istri

15

1. Memilih Calon Istri Berdasarkan Agamanya

• Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda;

ع�ن� أ�ب�ي ه�ر�ي�ر�ة� ر�ض�ي� الل�ه� ع�ن�ه� ع�ن� الن�ب�ي� ص�ل�ى الل�ه� ع�ل�ي�ه� و�س�ل�م� ق�الت�ن�ك�ح� ال%م�ر�أ�ة1 ل�أ�ر�ب�ع. ل�م�ال�ه�ا و�ل�ح�س�ب�ه�ا و�ج�م�ال�ه�ا و�ل�د�ين�ه�ا ف�اظ%ف�ر

)رواه البخاري(ب�ذ�ات� الد�ين� ت�ر�ب�ت� ي�د�اك� “Wanita itu dinikahi karena empat faktor; hartanya,

keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agama yang bagus, engkau pasti beruntung.”

(Muttafaqun Alaih)

Page 16: 04. Akhlak Kepada Istri

16

2. Ta’aruf Sesuai Manhajul Islam

• Ta’aruf bukanlah pacaran, sebagaimana yang dipahami oleh sebagian masyarakat.

• Namun ta’aruf merupakan sebuah proses untuk saling mengenal, antara calon istri dan calon suami, sesuai dengan manhaj dan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah.

• Ta’aruf bertujuan untuk “memantapkan” pilihan seseorang terhadap calon pendamping hidupnya. Oleh karena itulah, seseorang harus benar-benar mantap terhadap pilihannya tersebut, melalui sebuah proses taaruf.

Page 17: 04. Akhlak Kepada Istri

17

2. Ta’aruf Sesuai Manhajul Islam

Diantara tatacara ta’ruf yang dibenarkan secara syar’I ;

Melalui pihak ketiga (perantara), baik dari keluarga sendiri, keluarga calon istri, orang kepercayaan, Ustadz/ Ustadzah, dll.

Diperbolehkan bertemu secara langsung dengan didampingi pihak ketiga (agar tidak terjadi fitnah), untuk bertukar informasi mengenai kepribadian masing-masing.

Selama proses ta’aruf diperkenankan untuk melanjutkan atau menghentikan proses, jika dirasa terdapat hal-hal yang kurang cocok untuk kedua belah pihak.

Page 18: 04. Akhlak Kepada Istri

18

3. Yang Diperbolehkan Sebelum Pernikahan

• Disunnahkan “melihat” calon istri. Sebagaimana digambarkan dalam hadits :

ع�ن� ال�م�غ�ي�ة� ب�ن� ش�ع�ب�ة� أ�ن:ه� خ�ط�ب� ام�ر�أ�ة% ف�ق�ال� الن:ب�ي? ص�لىالله� ع�ل�ي�ه� و�س�لم� ان�ظ�ر� إ�ل�ي�ه�ا ف�إ�ن:ه� أ�ح�ر�ى أ�ن� ي�ؤ�د�م� ب�ي�ن�ك�م�ا

)رواه الترمذي(Dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra bahwasanya ia

melamar seorang wanita, lalu Nabi Muhammad SAW bertanya padanya, ‘Apakah kamu sudah

melihat calonmu?’ Karena sesungguhnya dengan melihat itu akan lebih melanggengkan antara kalian

berdua.” (HR. Turmudzi).

Page 19: 04. Akhlak Kepada Istri

19

3. Yang Diperbolehkan Sebelum Pernikahan

Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memandang :

• Tidak diperkenankan memandang, kecuali setelah adanya ‘azam’ dan tekad untuk menikah. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, ‘Apabila Allah SWT telah menetapkan dalam diri seseorang untuk mengkhitbah seorang wanita, maka tidak mengapa baginya untuk melihatnya.’ (HR. Ahmad & Ibnu Majah)

• Yang diperbolehkan untuk dilihat pada seroang wanita adalah wajah dan kedua telapak tangannya. Selain kedua bagian tersebut tidak diperbolehkan. Dan diperbolehkan juga melihat “calon” istrinya, tanpa sepengetahuannya.

Page 20: 04. Akhlak Kepada Istri

20

3. Yang Diperbolehkan Sebelum Pernikahan

• Diperkenankan juga untuk berbicara dengan calon istri, pada saat ta’aruf atau pada saat khitbah, atau pada saat lainnya, dengan kaidah tidak “mengganggu” hati, dan tidak berdua-duaan (baca ; khulwat)

• Tidak diperkenankan berjabat tangan dengan calon istri (dan juga dengan wanita yang bukan mahramnya).

Page 21: 04. Akhlak Kepada Istri

21

4. Tidak Mengkhitbah Seorang Wanita Yang Telah Dikhitbah Orang Lain

• Apabila ada seorang wanita yang telah dikhitbah oleh seorang muslim, maka tidak boleh bagi seseorang mengkhitbah wanita tersebut, kecuali jika ia membatalkan atau mengizinkannya.

• Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

ع�ن� ب�ن� ع�م�ر� ر�ض�ي� الله� ع�ن�ه�م�ا ك�ان� ي�ق�ول� ن�ه�ى الن:ب�ي? ص�لى اللهع�ل�ي�ه� و�س�لم� و�ل� ي�خ�ط�ب� الر:ج�ل� ع�ل�ى خ�ط�ب�ة� أ�خ�يه� ح�ت:ى ي�ت�ر�ك

)رواه البخاري(ال�خ�اط�ب� ق�ب�ل�ه� أ�و� ي�أ�ذ�ن� ل�ه� ال�خ�اط�ب� Dari Abdullah bin Umar ra berkata, bahwa Rasulullah

SAW bersabda, “Dan janganlah salah seorang mengkhitbah seorang wanita yang telah dikhitbah oleh saudaranya, hingga saudaranya tersebut meninggalka (membatalkan) sebelum dirinya, atau memberikan izin

padanya. (HR. Bukhari)

Page 22: 04. Akhlak Kepada Istri

22

4. Pacaran Dalam Islam

Istilah pacaran tidak ditemukan dalam kamus fiqh islami, dan pacaran bukan merupakan bagian dari ajaran Islam. Namun da sebagian mengistilahkan “pacaran Islami”, yaitu pacaran dengan batasan-batasan sebagai berikut :

• Tidak memandang (dengan syahwat). QS. Annur 30 – 31.

• Tidak berkhulwat. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian berdua-duaan dengan seroang wanita, karena ketiganya adalah syaitan.” (HR. Turmudzi)

• Tidak mencintainya, kecuali setelah diikat dengan akad nikah.(QS. Arrum : 21)

Page 23: 04. Akhlak Kepada Istri

23

Bagian II : Akhlak Dalam Walimatul Ursy

• Walimatul Urys merupakan salah satu sunnah Rasulullah SAW, yang dianjurkan untuk dilaksanaan oleh setiap muslim dalam melangsungkan pernikahan.

• Walimatul Urys memiliki dua fungsi utama, yaitu Mensyiarkan pernikahan Menysukuri atas segala anugerah dari

Allah SWT.• Oleh karena walimatul ursy bagian dari

sunnah, maka dalam pelaksanaannya diharuskan mengikuti adab dan etika yang sesuai dengan sunnah dan adab-adab Islami.

Page 24: 04. Akhlak Kepada Istri

24

Bagian II : Akhlak Dalam Walimatul Ursy

• Walimah didefiniskan ulama sebagai berikut :

الوليمة الطعام المتخذ للعرس مشتقة من الولم وهو الجمع لن الزوجين يجتمعان

Walimah adalah makanan yang dihidangkan untuk pengantin. Berasal dari kata ‘Al-Walm” yang berarti mengumpulkan. Karena dalam pernikahan suami dengan istri keduanya berkumpul.

Page 25: 04. Akhlak Kepada Istri

25

Bagian II : Akhlak Dalam Walimatul Ursy

• Akhlak dalam walimatul ursy adalah akhlak, adab dan etika seorang muslim dalam melangsungkan walimatul ursy agar sesuai dengan manhaj islam, seperti tidak menjadikan sebagai ajang maksiat, ikhtilat, sarana menghambur-hamburkan uang, menunda atau bahkan meninggalkan waktu shalat, dsb.

• Akhlak dalam walimatul ursy sangat diperlukan, karena merupakan rangkaian dari proses pernikahan yang “suci”, yang oleh karenanya kita mengharapkan pahala dan keridhaan dari Allah SWT dalam pelaksanaannya.

Page 26: 04. Akhlak Kepada Istri

26

1. Melaksanakan Walimatul Ursy

• Ulama berbeda pendapat dalam menentukan hukum pelaksanaan walimatul ursy : Sebagian ulama megatakan bahwa walimatul

urys wajib (Pandangan Daud Adzahiri)Sebagian lainnya mengatakan bahwa hukumnya

adalah sunnah wal istihbab (Jumhur Ulama).• Perbedaan pandangan tersebut diantaranya

berpangkal dari perbedaan ulama dalam mendefinisikan walimah. Sebagian mengkategorikan walimatul ursy sebagai mengiklankan/ mengumumkan pernikahan yang menjadi satu keharusan. Sedangkan sebagian lainnya mengkategorikannay sebagai sesuatu yang terpisah.

Page 27: 04. Akhlak Kepada Istri

27

1. Melaksanakan Walimatul Ursy

Adapun mengenai waktu pelaksanaan walimah, ulama juga berbeda pendapat :

• Menurut sebagian ulama, diantaranya ulama Malikiyah ketika akad nikah.

• Menurut sebagian ulama (diantaranya Qadhi Iyadh) ; disunnahkan setelah dukhul (setelah membina hubungan suami istri).

• Sebagian lainnya mengatakan boleh melangsungkan walimah hingga tiga hari, berdasarkan hadits ketika Rasulullah SAW menikahi Shafiyah, beliau melangsungkan walimahnya selama tiga hari.

Page 28: 04. Akhlak Kepada Istri

28

1. Melaksanakan Walimatul Ursy

Kesimpulannya, bagi yang mampu melaksanakan walimah, maka hendaknya melaksanakannya dengan niat :

1. Mensyukuri kenikmatan dari Allah SWT, 2. Mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan 3. Mensyiarkan pernikahannya agar tidak terjadi fitnah.Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :

Aمتفق عليه(أ�و�ل�م� و�ل�و� ب�ش�اة(“Langsungkanlah walimah, walaupun hanya dengan

seekor kambing.” (HR. Bukhari Muslim)

Page 29: 04. Akhlak Kepada Istri

29

2. Tidak Belebihan Dalam Pelaksanaan Walimah

Sebagai seroang muslim, kita dilarang melakukan israf (berlebih-lebihan) dalam segala hal, termasuk dalam pelaksanaan walimatul ursy.Allah SWT berfirman :

و�ل� ت�س�ر�ف�وا إ�ن/ه� ل� ي�ح�ب* ال)م�س�ر�ف�يي�اب�ن�ي ء�اد�م� خ�ذ�وا ز�ين�ت�ك�م� ع�ن�د� ك�ل� م�س�ج�د� و�ك�ل�وا و�اش�ر�ب�واHai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah

di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’raf/ 7 : 31)

Page 30: 04. Akhlak Kepada Istri

30

• Tidak berlebihan dalam pelaksanaan walimah diantaranya meliputi : Tempat yang tidak terlalu mewah, namun pantas

dan layak. Hidangan makanan yang tidak terlalu berlebihan,

namun cukup dan tidak kekurangan. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah menikah dengan Shafiyah, hidangan yang disediakan hanyalah kurma, keju dan mentega, yang dihidangkan diatas tikar yang terbuat dari kulit. Dan para sahabat memakannya hingga mereka kenyang. (HR. Bukhari).

Hiburan yang tidak terlalu mahal, namun cukup baik, islami dan mengingatkan hadirin pada Allah SWT.

2. Tidak Belebihan Dalam Pelaksanaan Walimah

Page 31: 04. Akhlak Kepada Istri

31

3. Mengundang Orang Miskin Dan Tak Punya

• Tidak diperkenankan bagi seseroang mengkhususkan untuk hanya mengundang kalangan yang kaya dan punya dalam walimatul ursynya.

• Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengingatkan :

ع�ن� أ�ب�ي ه�ر�ي�ر�ة� ر�ض�ي� الله� ع�ن�ه� أ�ن:ه� ك�ان� ي�ق�ول� ش�ر? الطع�ام� ط�ع�ام� ال�و�ل�يم�ةي�د�ع�ى ل�ه�ا ا�لCغ�ن�ي�اءU و�ي�ت�ر�ك� ال�ف�ق�ر�اءU و�م�ن� ت�ر�ك� الد:ع�و�ة� ف�ق�د� ع�ص�ى الله

)رواه البخاري(و�ر�س�ول�ه� ص�لى الله� ع�ل�ي�ه� و�س�لم� Dari Abu Hurairah ra bahwasanya beliau berkata, “Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah dimana yang diundang hanya orang-orang kaya dan

orang-orang miskin diabaikan. Dan barang siapa yang tidak menghadiri undangan, maka ia maksiat kepada

Allah dan Rasul-Nya SAW.

Page 32: 04. Akhlak Kepada Istri

32

4. Diperkenankan Melaksanakan Walimah Hingga Tiga Hari

• Apabila dihadapkan pada kondisi banyaknya keluarga, famili, handai taulan, serta Allah berikan keluasan rizki, maka diperbolehkan untuk mengadakan walimah hingga tiga hari. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dengan sanad yang jayyid dari Anas bin Malik ra bahwa beliau berkata, “Rasulullah SAW menikahi Shafiyah ra, beliau menjadikan pembebasannya sebagai maharnya dan menjadikan walimahnya tiga hari.”

• Namun yang perlu digaris bawahi bahwa pelaksanaan tiga hari tersebut bukan dalam rangka riya dan takabbur atau sekedar pamer harta. Namun lebih pada mensyiarkan pernikahan agar dapat menjadi sarana berkumpulnya keluarga dan handai tolan serta sahabat-sahabat lama.

Page 33: 04. Akhlak Kepada Istri

33

5. Menghindari Segala Kemungkaran Dalam Walimah

• Wajib bagi setiap muslim untuk menghindarkan diri dari segala bentuk kemungkaran dan kemaksiatan, termasuk di dalam walimah. Seperti membuka aurat, nyanyian dan dansa, menunda-nunda waktu shalat, memakai sesuatu yang diharamkan (seperti konde), makan dan minum sambil berdiri, dandanan yang berlebihan dsb.

• Hendaknya diadakan dengan suasana dan kondisi yang Islami, baik penyelenggara maupun tamu undangannya.

Page 34: 04. Akhlak Kepada Istri

34

6. Hijab Dalam Walimah• Salah satu yang dilarang dalam Islam adalah ikhtilat (bercampur

baurnya antara laki-laki dengan perempuan dalam satu majlis). • Larangan berikhtilat tersebut dalam walimah lebih ditekankan.

Karena menjadi salah satu penyebab turunnya ayat (asbabun nuzul) QS. Al-Ahzab : 15 : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.

Page 35: 04. Akhlak Kepada Istri

35

6. Hijab Dalam Walimah

• Hijab dalam walimah dimaksudkan agar tidak terjadinya percampuran antara tamu pria dan tamu wanita, sebagaimana yang disunnahkan dalam Qur’an dan Sunnah.

• Hijab dalam walimah dapat berbentuk hijab pembatas dari kain/ tabir, atau taman yang memisahkan antara tamu pria dan wanita. Atau dapat berbentuk ruangan yang berbeda, atau dapat juga tamu pria di luar ruangan dengan tenda, sementara tamu wanita di dalam ruangan. Dapat juga dengan hijab waktu, seperti tamu pria malam hari dan tamu wanita sore hari.

Page 36: 04. Akhlak Kepada Istri

36

7. Wajib Menghadiri Undangan Walimah

• Menghadiri undangan walimah wajib hukumnya bagi setiap muslim, kecuali jika terdapat udzur yang menjadikannya tidak dapat menghadiri walimah tersebut.

Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda : ع�ن� أ�ب�ي ه�ر�ي�ر�ة� ر�ض�ي� الله� ع�ن�ه� أ�ن:ه� ك�ان� ي�ق�ول� ش�ر? الطع�ام� ط�ع�ام� ال�و�ل�يم�ةي�د�ع�ى ل�ه�ا ا�لCغ�ن�ي�اءU و�ي�ت�ر�ك� ال�ف�ق�ر�اءU و�م�ن� ت�ر�ك� الد:ع�و�ة� ف�ق�د� ع�ص�ى الله

)رواه البخاري(و�ر�س�ول�ه� ص�لى الله� ع�ل�ي�ه� و�س�لم� Dari Abu Hurairah ra bahwasanya beliau berkata, “Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah dimana yang diundang hanya orang-orang kaya dan

orang-orang miskin diabaikan. Dan barang siapa yang tidak menghadiri undangan, maka ia maksiat kepada

Allah dan Rasul-Nya SAW.

Page 37: 04. Akhlak Kepada Istri

37

7. Wajib Menghadiri Undangan Walimah

Dalam menghadiri walimatul Ursy, terdapat adab-adab yang perlu dilakukan seorang muslim :

• Niat untuk Idkhalus Surur (membahagiakan kedua mempelai).

• Mengucapkan doa • Tidak berlebihan dalam mengambil makanan atau

minuman, serta tidak memakan dari tempat yang diharamkan, seperti piring dari emas/ perak.

• Segera meninggalkan walimah jika melihat terdapat fenomena kemaksiatan.

• Menghindari segala kebiasaan dan adat jahiliyah. Pada masa Rasulullah SAW terdapat sahabat yang mengucapkan “Birrafa’ wal Banin”.. Kemudian ditegur oleh sahabat yang lain, dengan mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang hal tersebut dan telah menggantinya dengan doa yang lebih baik, yaitu :

Aل�ك� و�ب�ار�ك� ع�ل�ي�ك� و�ج�م�ع� ب�ي�ن�ك�م�ا ف�ي� خ�ي�ر Uب�ار�ك� ال

Page 38: 04. Akhlak Kepada Istri

38

BAGIAN III : Akhlak Dalam Kehidupan

Rumah Tanggal

Page 39: 04. Akhlak Kepada Istri

39

1. Komitmen Dengan Syariah Islam Dalam Kehidupan Berumah Tangga

• Rumah tangga merupakan sarana untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karenanya, rumah tangga harus berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman & ketakwaan kepada Allah SWT.

• Pelanggaran syariah dalam berumah tangga akan berdampak panjang dalam kehidupan sosial masyarakat, karena rumah tangga merupakan pondasi dasar kehidupan bermasyarakat.

Page 40: 04. Akhlak Kepada Istri

40

1. Komitmen Dengan Syariah Islam Dalam Kehidupan Berumah Tangga

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda ;

ع�ن� اب�ن� ع�م�ر� ر�ض�ي� الله� ع�ن�ه�م�ا أ�ن ر�س�ول� الله� ص�لى الله� ع�ل�ي�ه� و�س�لمي�ق�ول� ك�لrك�م� ر�اعA و�ك�لrك�م� م�س�ئ�ولq ع�ن� ر�ع�ي:ت�ه�، ا�ل�م�ام� ر�اعA و�م�س�ئ�ولع�ن� ر�ع�ي:ت�ه�، و�الر:ج�ل� ر�اعA ف�ي أ�ه�ل�ه� و�ه�و� م�س�ئ�ولq ع�ن� ر�ع�ي:ت�ه�، و�ال�م�ر�أ�ةر�اع�ي�ةq ف�ي ب�ي�ت� ز�و�ج�ه�ا و�م�س�ئ�ول�ةq ع�ن� ر�ع�ي:ت�ه�ا، و�ال�خ�اد�م� ر�اعA ف�ي م�ال

)رواه البخاري(س�يtد�ه� و�م�س�ئ�ولq ع�ن� ر�ع�ي:ت�ه�� Dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah SAW bersabda. “Setiap kalian adalah

pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban dari apa yang dipimpinnya. Seorang Imam (pimpinan) adalah pemimpin dan ia

akan dimintai pertanggung jawaban dari apa yang dipimpinnya. Seorang laki-laki adalah pemimpin di keluarganya dan ia akan dimintai

pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban

atas apa yang dipimpinnya. Seorang khadim (pembantu) adalah pemimpin pada harta tuannya (majikannya), dan ia bertanggung jawab

atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Turmudzi, Abu Daud & Ahmad bin Hambal)

Page 41: 04. Akhlak Kepada Istri

41

2. Menjadi Tauladan Bagi Keluarganya

• Suami adalah ibarat “raja” yang memimpin rumah tangganya. Oleh karenanya ia hendaknya menjadi “tauladan” bagi istri dan anak-anaknya, dengan mencerminkan akhlaqul karimah dalam kehidupannya sehari-hari.

• Kebaikan rumah tangga akan terwujud jika kepala rumah tangga mampu membimbing, mengarahkan dan mentarbiyah keluarganya. Dan hal tersebut akan terealisasikan jika “suami” mampu menjadi tauladan bagi keluarganya.

Page 42: 04. Akhlak Kepada Istri

42

2. Menjadi Tauladan Bagi Keluarganya

• Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

ع�ن� أ�ب�ي ه�ر�ي�ر�ة� ق�ال� ق�ال� ر�س�ول� الله� ص�لى الله� ع�ل�ي�ه� و�س�لم� أ�ك�م�لال�م�ؤ�م�ن�ي� إ�ي�ان-ا أ�ح�س�ن�ه�م� خ�ل�ق%ا و�خ�ي�ار�ك�م� خ�ي�ار�ك�م� ل�ن�س�ائ�ه�م� خ�ل�ق%ا

)رواه الترمذي(Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah

SAW bersabda, “Sesempurna-sempurnanya keimanan seorang mu’min adalah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang

terbaik aklaknya terhadap istri-sitrinya.” (HR. Turmudzi)

Page 43: 04. Akhlak Kepada Istri

43

3. Berbuat Ma’ruf Terhadap Istrinya

• Suami yang baik senantiasa berusaha berbuat baik terhadap istrinya. Karena Allah SWT berfirman :

و�ع�اش�ر�وه�ن; ب�ال)م�ع�ر�وف� ف�إ�ن� ك�ر�ه�ت�م�وه�ن; ف�ع�س�ى أ�ن� ت�ك)ر�ه�وا ش�ي�ئ4ا و�ي�ج�ع�لالل/ه� ف�يه� خ�ي�ر?ا ك�ث�ي?ا

Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu

tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

(QS. Annisa’ : 19)

Page 44: 04. Akhlak Kepada Istri

44

3. Berbuat Ma’ruf Terhadap Istrinya

• Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda : ع�ن� أ�ب�ي ه�ر�ي�ر�ة� ر�ض�ي� الله� ع�ن�ه� ق�ال� ق�ال� ر�س�ول� الله� ص�لى الله� ع�ل�ي�ه� و�س�لماس�ت�و�ص�وا ب�النtس�اء� ف�إ�ن ال�م�ر�أ�ة� خ�ل�ق�ت� م�ن� ض�ل�عA و�إ�ن أ�ع�و�ج� ش�ي�ءA ف�يالضtل�ع� أ�ع�ل�اه� ف�إ�ن� ذ�ه�ب�ت� ت�ق�يم�ه� ك�س�ر�ت�ه� و�إ�ن� ت�ر�ك�ت�ه� ل�م� ي�ز�ل� أ�ع�و�ج

)رواه البخاري(ف�اس�ت�و�ص�وا ب�النtس�اء� Dari Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada wanita (istri-istri). Karena sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan yang paling

bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya. Jika engkau meluruskannya, maka engkau akan

mematahkannya. Dan jika engkau membiarkannya, maka ia akan terus bengkok. Maka aku berwasiat kepda kalian

untuk berbuat baik terhadap wanita.” (HR. Bukhari).

Page 45: 04. Akhlak Kepada Istri

45

4. Memperbaiki Kekurangan Istrinya.

• Istri merupakan amanah Allah SWT yang dititipkan kepada suami. Oleh karenanya “tanggung jawab” mentarbiyah istri ada di pundak suami. Segala kekurangan, kelemahan dan keterbatasan istri adalah menjadi tanggung jawab suami untuk memperbaikinya.

• Suami yang tidak memperbaiki kekurangan istri khususnya dalam hal agama, akan bertanggung jawab dihadapan Allah SWT. Terlebih-lebih jika membiarkan istrinya melanggar syariah Allah, seperti membiarkan istrinya meninggalkan jilbab.

Page 46: 04. Akhlak Kepada Istri

46

4. Memperbaiki Kekurangan Istrinya.

• Allah SWT berfirman : و�ي�ف)ع�ل�ون� م�ا ي�ؤ�م�ر�ونو�ال)ح�ج�ار�ة� ع�ل�ي�ه�ا م�ل�ئ�ك�ةI غ�ل�اظI ش�د�ادH ل� ي�ع�ص�ون� الل/ه� م�ا أ�م�ر�ه�مي�اأ�ي*ه�ا ال/ذ�ين� ء�ام�ن�وا ق�وا أ�ن)ف�س�ك�م� و�أ�ه�ل�يك�م� ن�ار?ا و�ق�ود�ه�ا الن;اس

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan. (QS. At-Tahrim : 6)

Page 47: 04. Akhlak Kepada Istri

47

5. Menjaga Rahasia Dan Aib Istrinya

• Suami adalah pakaian bagi istrinya demikian juga istri adalah pakaian bagi suaminya. Dan diantara fungsi pakaian adalah menutup “aurat” dan “kekurangan” orang yang memakainya.

• Suami dan istri merupakan orang yang paling mengetahui tentang aib dan kekurangan pasangannya. Dan oleh karenanya dilarang bagi keduanya membuka rahasia kekurangan pasangannya kepada orang lain.

Page 48: 04. Akhlak Kepada Istri

48

5. Menjaga Rahasia Dan Aib Istrinya

• Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

ع�ن� أ�ب�ي س�ع�يدA ال�خ�د�ر�ي: ق�ال� ر�س�ول� الله� ص�لى الله� ع�ل�ي�ه� و�س�لم� إ�نم�ن� أ�ش�رt الن:اس� ع�ن�د� الله� م�ن�ز�ل�ة% ي�و�م� ال�ق�ي�ام�ة� الر:ج�ل� ي�ف�ض�ي إ�ل�ى

)رواه مسلم(ام�ر�أ�ت�ه� و�ت�ف�ض�ي إ�ل�ي�ه� ث�م: ي�ن�ش�ر� س�ر:ه�ا Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya

seburuk-buruk derajat manusia di hari kaiamat ialah laki-laki yang menggauli istrinya,

kemudian membuka rahasia istrinya kepada orang lain.” (HR. Muslim)

Page 49: 04. Akhlak Kepada Istri

49

6. “Ridha” Terhadap Istrinya

• Setalah segala upaya dilakukan terhadap istrinya, seperti berbuat baik, memberikan bimbingan dan nasehat, serta hal-hal lainnya, dan istripun berusaha untuk menjadi istri yang baik, maka tinggallah sang suami memberikan “keridhaannya” kepada sang istri.

• Karena keridhaan suami terhadap istrinya, akan mengantarkan sang istri masuk ke dalam surga dengan keridhaan Allah SWT.

Page 50: 04. Akhlak Kepada Istri

50

6. “Ridha” Terhadap Istrinya

• Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda;

ع�ن� أ�مt س�ل�م�ة� ق�ال�ت� ق�ال� ر�س�ول� الله� ص�لى الله� ع�ل�ي�ه� و�س�لم� أ�ي?م�ارواه(ام�ر�أ�ةA م�ات�ت� و�ز�و�ج�ه�ا ع�ن�ه�ا ر�اضA د�خ�ل�ت� ال�ج�ن:ة�

)الترمذيDari Umu Salamah ra berkata, bahwa Rasulullah

SAW bersabda, “Wanita mana saja yang meninggal dunia, dan suaminya ridha terhadap dirinya, maka ia akan masuk ke dalam surga.”

(HR. Turmudzi)

Page 51: 04. Akhlak Kepada Istri

51

وال تعال أعلى وأعلم بالصوابوالمد ل رب العالي