kd 05 sumber hukum islam

18

Click here to load reader

Upload: nidarahmah

Post on 01-Jul-2015

843 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pelajaran agama islam

TRANSCRIPT

Page 1: Kd 05 sumber hukum islam

PENDAHULUAN

Kita awali dengan membaca bismillahirrohmanirrohim

Kompetensi Dasar : menjelaskan tentang sumber hukum Islam

Tujuan Modul

Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam

yang pertama dan utama

Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Hadits sebagai sumber hukum Islam

kedua

Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Ijtihad sebagai sumberhukum Islam ketiga

menjelaskan pengertian hukum taklifi dan hukum wad’i

Semua yang ada di Modul ini hendaknya dikerjakan secara mandiri dengan bantuan guru

atau kelompok.

Petunjuk penggunaan Modul :

Baca uraian materi dengan baik .

Kerjakan semua latihan dan tugas-tugas yang ada pada Modul ini.

Gunakan buku-buku refrensi, paket dan kamus sebagai pendamping.

Catatlah bagian-bagian yang belum anda pahami,kemudian diskusikan dengan teman anda

atau tanyakan kepada guru atau orang yang anda anggap mampu.

Jika belum menguasai 75% dari tiap kegiatan, maka ulangi kembali langkah-langkah itu

dengan seksama.

Mudah-mudahan anda dapat mencapai lompetensi dasar ini, jangan lupa anda terus

mengingat pelajaran Modul ini karena akan behubunganya dengan Modul berikutnya.

Waktu yang disediakan : 4 jam pelajaran termasuk menyelesaikan latihan-latihan atau

tugas.

Uraian materi

Page 2: Kd 05 sumber hukum islam

Sumber hukum Islam adalah suatu undang-undang, peraturan atau keputusan dan

ketentuan yang dijadikan dasar acuan atau pedoman untuk mengatur kehidupan manusia,

baik secara invidu maupun social.apabila ditinjau dari segi aspek hukum, syariat islam

mencakup dua hal yaitu Al-Qur’an dan sunah (hadits). Dua hal ini menjadi dasar syariat

secara keseluruhan. Kedua, hukum ijtihad yang ditetapkan oleh ulama’ ahli fiqih.

Melalui ijtihad para ulama’ merumuskan ketentuan yang terperinci menyangkut hukum

wajib, sunah, haram, makruh dan mubah.

Al-Qur’an sebagai sumber utama hukum Islam

Pengertian Al-Qur’an

Dari segi bahasa Al-Qur’an berarti “yang dibaca” atau “bacaan” sedangkan dari

segi istilah Al-Qur’an adalah firman (wahyu) Allah yang diturunkan kepada nabi

Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril yang merupakan mukjizat dan

menggunakan bahasa Arab, berisi tentang petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia,

dan bila kita membacanya merupakan ibadah.

Artinya: “sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih

lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mu’min yang mengerjakan

amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (Q.S. Al-Isra’:9)

Nama-nama Al-Qur’an

Menurut Imam Ibn Jarir Ath-Thabari dalam dalam tafsirnya Jamiul Bayan bahwa

Al-Qur’an memiliki empat nama, yaitu.

Al-Qur’an, karena ia dibaca, yaitu memberi pengertian pada kita supaya Al-

Qur’an itu dibaca dan diamalkan isinya oleh umat islam.

Al-Kitab, karena ia ditulis, yaitu yang ditulis pada lembaran-lembaran yang

dikumpulkan dan diikat menjadi mushaf.

Page 3: Kd 05 sumber hukum islam

Artinya: Itulah Al-kitab yang didalamnya tidak ada keraguan petunjuk bagi

mereka yang bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah:2)

Al-Furqan artinya penbeda, karena dia membedakan antara yang haq dan yang

batil, antara yang benar dan yang salah

Artinya: maha suci Allah yang telah menurunkan al-furqon (al-qur’an) kepada

hamba-Nya, agar dia memberi peringatan pada seluruh alam. (Q.S. Al-

Furqon:1)

Adz-Dzikr, artinya peringatan, yaitu peringatan dari Allah swt bagi mereka yang

ingkar dan durhaka kepada-Nya.

Artinya: Al-Qur’an ini adalah peringatan bagi orang-orang yang sebelumku.

Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena

mereka berpaling. (Q.S. Al-Anbiya’:24)

kedudukan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah sebagai sumber hukum Islam yang pertama dan utama yang

mana diturunkan kepada nabi Muhammad saw ketika beliau sedang berkhalawat di Gua

hira kpada tanggal 17 Ramadlan 40 tahun dari kelahiran nabi. Menurut Syeh Muhammad

Kundlori, Al-Qur’an diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari dengan rincian: 12

tahun, 5 bulan, 13 hari diturunkan dimekkah dan 9 tahun, 9 bulan, 9 hari diturunkan

dimadinah.Al-Qur’an terdiri dari 6666 ayat, 74.437 kalimat, 325.340 huruf, 114 surat, 30

juz dan 554 ruku’. Al-Qur’an dimulai dari surat Al-Fatihah dan diahiri dengan surat Qn-

Nas. Al-Qur’an sebagai sumber hukum memiliki tiga komponen dasar hukum yaitu

sebagai berikut.

Hukum I’tiqadiah, yaitu hukum yang yang mengatur hubungan rahaniah manusia

dengan Allah swt,dan berhubungan dengan masalah akidah (keimanan) dan tercermin

dalam rukun iman.Ilmu yang mempelajari tentang keimanan disebut ilmu tauhid,ilmu

kalam, atau ilmu usuluddin.

Page 4: Kd 05 sumber hukum islam

Hukum Amaliah, yaitu hukum yang mengatur hubungan rahaniah manusia dengan Allah

swt, antara manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungan sekitarnya dan tercermin

dalam rukun Islam dan disebut hukum syara’ atau syari’at dan ilmu yang mempelajarinya

disebut ilmu fiqih,.hukum syara’ dibagi menjadi dua kelompok yaitu

a). Hukum Ibadah yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt

secara langsung dalam bentuk lahiriah, seperti shalat, puasa, zakat, haji, kurban

dan lain-lain. Biasanya mengacu pada mazhab yang ada, diantaranya.

> Imam Syafi’i

> Imam Hanafi

> Imam Maliki

> Imam Hambali

b). Hukum Muamalat, yaitu hokum yang mengatur manusia dengan sesame manusia

serta alam sekitarnya.diantara contoh hokum muamalat yaitu sebagai berikut,

Hukum tentang pidana (Jinayah)

Hukum tentang warisan (fara’id)

Hukum tentang hukuman (hudud)

Hukum tentang perkawinan (munakahat)

Hukum tentang tata Negara (khilafah)

Hukum tentang perjuangan (jihad)

Hukum tentang jual beli (khiyar)

Hukum tentang pengadilan (aqdiyah)

Hukum Khuluqiyah, yitu hukum yang berhubungan dengan moral atau akhlak manusia,

baik sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam

perbuatan manusia sehari-hari melalui gerakan mulut, tangan maupun kaki. Ilmu yang

mempelajarinya disebut ilmu akhlak atau tasawuf.

Fungsi Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup

Page 5: Kd 05 sumber hukum islam

Ajaran-ajaran yang termuat dalam Al-Qur’an adalah kalam Allah swt yang terahir

untuk memberikan petunjuk yang benar kepada umat manusia, sepanjang masa oleh

karena itu Al-Qur’an dijaga kemurnaiannya oleh Allah swt.

Artinya: “sesungguhnya kami (Allah) menurunkan peringatan (Al-Qur’an) itu dan

sesungguhnya kami pasti senantiasa melindunginya (dari kepalsuan).” (Q.S. Al-

Hijr:9)

Sebagai kitab suci terahir yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, Al-

Qur’an memiliki kelebihan dan keistimewaan yang tidak dipunyai oleh kitab-kitab yang

diturunkan sebelumnya. Keistimewaan dan kelebihannya antara lain.

Al-Qur’an mengandung ringkasan ajaran ketuhanan yang pernah dimuat pada kitab-

kitab sebelumnya, dengan kata lain Al-Qur’an sebagai penyempurna dari kitab-kitab

sebelumnya.

Al-Qur’an ditujukan bagi semua umat sepanjang masa. Adapun kitab-kitab

sebelumnya hanya untuk bangsa tertentu dan dalam waktu tertentu pula.

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup abadi, karena Al-Quran memiliki kelengkapan

yang luar biasa dalam berbagai aspek dan memiliki keluwesan dari segi pemahaman

Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa yang sangat indah, mudah dibaca, diingat dan

dipahami.

Kemurnian Al-Qur’an dijamin oleh Allah tapi juga tidak lepas dari peran

manusia dalam menjaga kemurnian Al-Qur’an. Pada masa Rasulullah saw cara

memelihara Al-Qur’an dengan hafalan dari para penghafal Al-Qur’an dan ditulis pada

kulit pohon maupun binatang, sepeninggal Rasulullah karena dalam peperangan banyak

sahabat yang hafal Al-Qur’an meninggal dunia maka Al-Qur’an mulai dibukukan pada

masa khalifah Abu Bakar As-Sidiq dan disempurnakan pada masa khalifah Usman Bin

Affan dengan juru tulis sahabat Zaid bin Sabit.

Page 6: Kd 05 sumber hukum islam

Artinya: “Al-Qur’an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta

pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.”(Q.S. Ali-Imron:138}

Al-Hadis Sebagai Sumber Kedua Hukum Islam

Menurut bahasa Hadis berarti baru atau kabar, sedangkan menurut istilah, Hadis

adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad atau segala tingkah

laku yang Nabi Muhammad saw baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya.

Kedudukan hadis dalam ajaran Islam adalah sebagai sumber hukum Islam kedua setelah

Al-Qur’an, maksudnya sesuatu perkara yang tidak didapati hukumnya dalam Al-Qur’an,

maka hendaknya dicari dalam hadis.

Hadis Nabi Muhammad saw dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

Hadis Qouliyah, yaitu hadis yang didasarkan pada segenap perkataan (ucapan) Nabi

Muhammad saw.

Hadis Fi’liyah, yaitu hadis yang didasarkan pada segenap prilaku (perbuatan) yang

dilakukan Nabi Muhammad saw

Hadis Taqririyah, yaitu hadis yang didasarkan pada persetujuan (ketetapan) Nabi

Muhammad saw terhadap apa yang dilakukan sahabatnya. Artinya, Nabi Muhammad

memberikan penafsiran atas perbuatan yang dilakukan sahabatnya dalam suatu

hukum Allah swt, seperti diamnya atas suatu tindakan yang dilakukan sahabat sebagai

tanda persetujuan (boleh) atas perbuatan yang dilakuan sahabatnya.

Kedudukan Hadis

Hadis merupakan sumber hukum yang kedua setelah Al-Qur’an. Allah swt

mewajibkan kepada kita supaya mentaati hukum-hukum maupum apa yang dilakukan

oleh Nabi Muhammad saw, karena ada beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam Al-

Qur’an, sehingga rasulullah saw menjelaskan hukumnya, baik dengan perkata’an,

perbuatan, maupun dengan penetapan.

Page 7: Kd 05 sumber hukum islam

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik.” (Q.S.

Al-Ahzab:21}

Artinya: “……Apa yang diberikan rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang

dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah……” (Q.S. Al-Hasyr:7)

Artinya: “katakanlah: taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling, maka

sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”(Q.S. Ali-Imron:32)

s e s ungguhnya Al l ah t i dak menyukai or ang- or ang kaf i r . ”( Q. S. A

s e s ungguhnya Al l ah t i dak menyukai or ang- or ang kaf i r . ”

Artinya: “Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian; kalian tidak akan tersesat

selama kalian berpegang pada keduanya, yaitu kitabullah (Al-Qur’an) dan sunah

Rasul-Nya.” (H.R. Imam Malik)

Fungsi Hadis

Sebagai penguat atau pengukuh hukum yang telah disebutkan oleh Allah dalam

Al-Qur’an, sehingga keduanya (Al-Qur’an dan Hadis) menjadi sumber hukum

yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Contoh: larangan menyekutukan

Allah sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an, namun dikukuhkan lagi oleh Rasulullah

saw dalam hadisnya.

s a w da l am hadi snya. kan dal am Al - Qur ’ an, n

Artinya: “Inginkah kamu aku beri tahukan tiga dosa yang besar? Yaitu

menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, dan menjadi saksi

palsu atau berdusta.” (H.R.Muslim)

Sebagai penjelasan atau perincian terhadap ayat-ayat Al-Qur’an yang masih

bersifat umum.misalnya ayat Al-Qur’an yang memerintahkan untuk shalat,

Page 8: Kd 05 sumber hukum islam

membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji. Ketiganya masih bersifat umum

atau garis besar. Karena masih bersifat umum maka seperti halnya Allah

memerintahkan umat Islam untuk mendirikan shalat namun tidak diterangkan

bagaimana pelaksanaannya, banyak rakaatnya, serta rukun dan syaratnya, disini

fungsi hadis penjelaskan semua itu sehingga semua umatnya tidak kesulitan untuk

melaksanakan perintah tersebut.

me l a ks anakan per i nt ah t er sebut . t u sehi ngga

Artinya: “shalatlah sebagaimana kamu melihat saya shalat.” (H.R. Bukhari

Muslim)

Menjelaskan hukum-hukum yang tidak ada dalam Al-Qur’an. Hadis juga dapat

berfungsi untuk menetapkan hukum, apabila dalam Al-Qur’an tidak dijumpai.

Artinya: “Dan tidaklah apa yang diucapkannya (Rasul) itu menurut kemauan

hawa nafsunya, ucapan itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan.”

(Q.S. An-Najm:3-4)

Misalnya diharamkan menghimpun dua orang wanita yang bersaudara dalam

perkawinan atau diharamkan menikahi wanita yang masih mempunyai hubungan

muhrim.

mu h r i m. nan at au di har amkan meni kahi wani t a yang mas i h mempu

mu h r i m. nan at au di har

Artinya: “Tidak boleh seseorang mengumpulkan (memadu) seorang wanita

dengan (saudari) dan seorang wanita dengan saudari ibunya.” (H.R.

Mutafaq alaihi)

Ilmu untuk mengetahui istilah-istilah yang dipakai dalam ilmu hadis disebut

mustalah hadis,kegunaanya adalah untuk menilai kualitas hadis, apakah hadis itu sahih

(benar) atau palsu.istilah-istilah yang perlu diketahui berkaitan dengan proses

penyampaian sebuah hadis adalah sebagaimana berikut.

Page 9: Kd 05 sumber hukum islam

Sanad yaitu orang-orang yang yang menjadi sandaran dalam meriwayatkan hadis, dengan

kata lain sanad adalah orang-orang yang menjadi perantara dari nabi Muhammad saw,

sampai kepada perawi (rangkaian perawi-perawi hadis)

Matan yaitu perkataan (isi) hadis yang disampaikan.

Rawi (perawi) yaitu orang yang meriwayatkan hadis

Dilihat dari segi jumlah (banyak atau sedikitnya) rawi yang menjadi sumber berita, hadis

dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu hadis mutawatir dan hadis ahad.

Hadis Mutawatir

Hadis mutawatir adalah hadis memiliki banyak sanad dan tidak mungkin

(mustahil) perawinya untuk berdusta, sebab diriwayatkan oleh benyak orang.Hadis

mutawatir dibagi menjadi dua jenis, yakni

Mutawatir lafdhi, yaitu hadis yang mutawatir lafadznya, dengan kata lain hadis

yang bersumber dari perkataan Nabi Muhammad saw.

Mutawatir Ma’nawi, yaitu hadis yang mutawatir maknanya, dengan kata lain

hadis yang bersumber dari perbuatan Nabi Muhammad saw. Hadis ini

kuwalitasnya sama dengan keyakinan yang kita dapati apabila melihat dengan

mata sendiri.

Hadis Ahad

Hadis ahad adalah hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir. Hadis ahad

dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan kuwantitas dan kuwalitas rawinya.

Ditinjau dari kuwantitas (jumlah) perawinya, terbagi menjadi tiga macam,

yaitu hadis masyhur, hadis aziz dan hadis garib.

Hadis Masyhur, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh tiga sanad yang berlainan

Hadis Aziz, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi.

Hadis Garib, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh satu orang sanad, dengan kata lain

sanadnya hanya seorang diri.

Ditinjau dari segi kuwalitasnya, hadis ahad terbagi menjadi tiga macam, yaitu

hadis sahih, hadis hasan dsn hadis dhaif.

Hadis Sahih, yaitu hadis yang sanadnya cukup dan dari awal hingga akhir dan

disampaikan oleh rawi yang sempurna hafalannya. Adapun syarat-syarat hadis

sahih adalah.

Page 10: Kd 05 sumber hukum islam

1). Sanadnya harus bersambung

2). Perawinya sudah balig

3). Perawinya berakal

4). Perawinya tidak pernah mengerjakan dosa besar atau tidak sering melakukan

dosa kecil

5). Perawinyasempurna hafalannya

6).Perawinya harus adil dan hadis yang diriwayatkan tidak bertentangan dengan

hadis mutawatir atau dengan ayat Al-Qur’an

Hadis hasan, yaitu hadis yang dari segi hafalan perawinya kurang dari hadis sahih

Hadis dhaif, yaitu hadis yang kehilangan satu atau lebih dari syarat-syarat hadis

sahih dan hadis hasan

Pada masa rasulullah saw, pemeliharaan hadis hanya pada hafalan para

sahabat, karena Nabi melarang membukukannya, dihawatirkan tecampur dengan

Al-Qur’an. Pada pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz (daulah bani

Umaiyah) atas perintahnya maka hadis dibukukan untuk yang pertama kalinyadan

kitab hadis pertama disusun oleh Malik bin Anas atau Imam Malik yang berjudul

Al-Muwatta’ pada masa pemerintahan bani Abbasiyah. Dengan demikian lahirlah

kitab-kitab hadis sahih terkenal yang terkenal dengan Kutubus Sittah (kitab induk

yang enam).

Ijtihad

Ijtihad merupakan salah satu kunci dinamika hukum Islam. Muhammad Iqbal

salah satu penya’ir dan filosof dari Pakistan berpendapat bahwa ijtihad sebagai prinsip

gerak Islam. Menurut sejarah, ijtihad muncul dalam Islam karena ada kebutuhan antara

ajaran dan tuntutan realitas kehidupan manusia. Dengan ijtihad, masalah baru yang

ketetapannya tidak ada dalam Al-Qur’an dan hadis dapat dipecahkan dengan

menggunakan akal pikiran. Al-Qur’an menyerukan agar manusia menggunakan akal

pikirannya karena dengan demikian manusia akan dapat mendekatkan diri kepada Allah

swt. Dalam Al-Qur’an orang yang tidak menggunakan akal pikirannya diibaratkan

sebagai binatang yang bisu, tuli dan tidak mengerti apa-apa.

Page 11: Kd 05 sumber hukum islam

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari

jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk

memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak

dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka

mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat

Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.

Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-A’raf:179)

Adanya penafsiran yang berbeda dari sumber hukum Islam menjadikan kaum

muslimin untuk berfikir untuk mendapatkan kebenaran. Dalam hal ini terdapat sumber

hukum lain yaitu ijtihad yang merupakn sumber hukum Islam yang ketiga.

Ijtihad berasal dari bahasa arab dari bentuk fi’il madli yaitu ijtahada, bentuk

fi’il mudlarek yaitu yajtahidu, dan bentuk masdar yaitu ijtihadan yang arinya telah

bersungguh-sungguh, mencurahkan tenaga, menggunakan pikiran, dan bekerja

semaksimal mungkin. Sedangkan menurut istilah, ijtihad adalah suatu pekerjaan yang

menggunakan segala kesanggupan rohaniah untuk mendapatkan hukum syara’ atau

menyusun pendapat dari seluruh masalah hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan

hadis. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid, perlu dipahami bahwa hasil

ijtihad dari seorang mujtahid bersifat relative, sehingga tidak jarang terjadi perbedaan

hasil ijtihad satu dengan yang lainnya.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan melakukan

ijtihad antara lain sebagai berikut.

Mengerti dan memahami isi kandungan Al-Qur’an juga hadis yang berhubungan

dengan hukum-hukum.

Mampu berbahasa arab dengan baik sebagai kelengkapan dan kesempurna’an dalam

menafsirkan Al-Qur’an dan hadis.

Memahami ilmu ushul fiqih (cara mengambil hukum syari’at yang bertolak dari Al-

Qur’an dan Hadis) dengan baik.

Page 12: Kd 05 sumber hukum islam

Mengerti dan memahami soal-soal ijma’ (kesepakatan semua ahli ijtihad pada suatu

masa atas suatu hukum syara’), sehingga mujtahid tidak memberikan fatwa yang

berlainan dengan hasil ijma’ terdahulu.

Memahami nasikh dan mansukh, sehingga seorang mujtahid tidak mengeluarkan

hukum berdasarkan dalil yang sudah dimansukh (dibatalkan).

Bentuk-bentuk ijtihad yang yang dikenal dalam syari’at Islam adalah.

Ijma’

Adalah kesepakatan para ulama’ dalam menentukan hokum suatu masalah yang

timbul dikalangan umat Islam, karena belum adanya ketentuan dalam Al-Qur’an

maupun hadis.

Qiyas

Adalah menetapkan hukum suatu pemasalahan yang timbul dikalangan umat

Islam dengan cara mencari persaman sifat hokum yang baru dengan sifat hokum

yang yang sudah ada ketentuannya dalam Al-Qur’an ataupun hadis.

Bentuk-bentuk ijtihad yang masih diperselisihkan

Adalah sumber hukum islam yang mana tidak semua umat Islam menggunakan

sebagai sumber hokum dalam menentukan hukum suatu masalah dalam Islam. Adapun

adapun sumber hukum yang masih diperselisihkan antara lain.

Istihsan

Adalah menetapkan hukum masalah yang tidak ditentukan secara rinci dalam Al-

Qur’an maupun hadis yang didasarkan atas kepentingan umum (kemaslahatan) umum

dan demi keadilan.

Maslahah mursalah

Adalah kemaslahatan atau kebaikan yang yang tidak disinggung-singgung syara’

untuk mengerjakan atau meninggalkannya, sedangkan jika dilakukan akan membawa

manfa’at dan terhindar dari keburukan.

Istishab

Adalah meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan ditetapkan karena

adanya suatu dalil sampai ada dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum

tersebut.

Urf (adat kebiasaan)

Page 13: Kd 05 sumber hukum islam

Adalah segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan suatau masyarakat dan

dijalankan terus menerus, baik itu berupa perkata’an maupun perbuatan.

Madzhab sahabi

Adalah perkataan sahabat yang bukan didasarkan atas pikiran semata-mata adalah

menjadi hujjah umat Islam.

As-Syar’u man qablana

Adalah kebiasaan orang-orang terdahulu yang masih diteruskan oleh generasi

berikutnya dan hal itu tidak bertentangan dengan syari’at Islam.

Kedudukan dan Fungsi Ijtihad

Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum Islam yang ketiga setelah

Al-Qur’an dan hadis. Kedudukan ijtihad begitu penting dalam ajaran islam, karena ijtihad

telah dibuktikan kemampuannya dalam menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi

umat Islam mulai dari zaman Rasulullah saw sampai sekarang. Melalui ijtihad masalah-

masalah.yang tidak dapat ditemukan penyelesaiannya dalam Al-Qur’an maupun hadis

dapat dipecahkan, sehinnga ajaran Islam terus berkembang sedemikian rupa menuju

kesempurna’annya, bias dikatakan ijtihad merupakan daya gerak kemajuan umat Islam.

Artinya ijtihad merupakan kunci dinamika ajaran Islam.

Selain memang diperintahkan Al-Qur’an, ijtihad merupakan proses alamiah

bahwa manusia harus menggunakan fikirannya semaksimal mungkin. Apalagi pada masa

sekarang yang mana banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi umat Islam,

bolehkah kita berijtihad?Boleh ! dengan catatan, syarat-syarat mujtahid sebagaimana

yang telah diuraikan diatas terpenuhi. Oleh sebab itu di Indonesia terdapat lembaga yang

kita kenal dengan Majlis Ulama’ Indonesia (MUI) yang melakukan ijtihad secara kolektif

atas hal-hal yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan syari’at Islam, terutama

dalam hal muamalah.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil

amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,

Page 14: Kd 05 sumber hukum islam

maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika

kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu

lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa’:59)

Hukum Taklifi dan Hukum Wad’i

Hukum Islam adalah perintah Allah swt yang berhubungan umat Islam. Melalui

metode ijtihad para ulama’ merumuskan ketentuan-ketentuan yang terperinci menyangkut

prilaku orang mukallaf, baik dalam bentuk tuntutan, kebolehan, ataupun ketetapan yang

berdasarkan pada sebab, syarat, ataupun halangan. Ulama’ ushul fiqih membagi hokum

menjadi dua bagian besar, yaitu hukum taklifi dan hukum wad’i.

Hukum Taklifi

Menurut bahasa adalah hukum pemberian beban sedangkan menurut istilah Adalah

ketentuan Allah yang menuntut mukallaf (balig dan berakal sehat) yang berkaitan

dengan perintah untuk melakukan atau untuk meninggalkan suatu perbuatan.atau

pilihan untuk mengerjakan atau meninggalkan. Hukum taklifi dapat dibagi menjadi

lima kategori, yaitu.

Wajib adalah segala perintah Allah swt yang harus kita kerjakan, dan apabila ditinggal

akan berdosa..Macam-macam hukum wajib adalah sebagai berikut.

Wajib ain, yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh stiap muslim.

Antara lain shalat lima waktu, puasa bulan ramadhan, dan meneluarkan zakat

fitrah.

Wajib kifayah, yaitu suatu ketetapan yang apabila telah dikerjakan oleh

sebagian muslim, maka muslim lainnya terlepas dari kewajiban itu. Akan

tetapi jika tidak ada yang mengerjakannya maka berdosalah semuanya.

Contoh shalat jenazah.

Wajib syar’I, yaitu suatu ketentuan apabila dikerjakan mendatangkan pahala

dan jika tidak dikerjakan berdosa.

Wajib aqli, yaitu suatu ketetapan hokum yang harus diyakini kebenarannya

karena masuk akal atau rasional.

Page 15: Kd 05 sumber hukum islam

Wajib aqli nazari, yaitu kewajiban memahami suatu kebenaran dengan

memahami dalil-dalilnya atau dengan penelitian yang mendalam, seperti

mempercayai keberadaan (eksistensi) Allah swt.

Wajib aqli daruri, kewajiban mempercayai kebenaran dengan sendirinya

tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu, seperti orang makan jadi kenyang.

Wajib muaiyyah, yaitu suatu keharusan yang sudah ditetapkan macam

tindakannya. Contohnya berdiri bagi yang mampu diwaktu shalat.

Wajib mukhayyar, yaitu suatu kewajiban yang boleh dipilih salah satu dari

bermacam pilihan yang telah ditetapkan untuk dikerjakan, misalkan denda

dalam sumpah, boleh memilih antara memberi makan 10 orang miskin atau

memberi pakaian 10 orang miskin.

Wajib mutlaq, yitu suatu kewajibanyang tidak ditentukan waktu

pelaksanaannya, seperti membayar denda sumpah.

Sunah adalah perkara yang apabila dikerjakn mendapatkan pahala dan apabila

ditinggalkan tidak berdosa. Macam-macam hokum sunah adalah sebagai berikut.

Sunah muakkad, yaitu sunah yang sngat dianjurkan, misalnya shalat tarawih

dan shalat idul fitri

Sunah ghairu muakkad, yaitu sunah biasa, misalnya memberi salam kepada

orang lain dan puasa hari senin-kamis.

Sunah hajat, yaitu perkara-perkara dalam shalat yang sebaiknya dikerjakan,

seperti mengangkat kedua tangan ketika takbir dan mengucap Allahu Akbar

ketika akan ruku’ dan sujud.

Sunah ab’ad, yaitu perkara-perkara dalam shalat yang harus harus dikerjakan

dan kalau terlupakan, maka sebaiknya diganti dengan sujud sahwi, seperti

membaca tasyahud awal dan membac qunut.

Haram adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan berdosa dan apabila ditinggalkan

mendapat pahala, seperti meminum minuman keras, mencuri, dan berjudi.

Makruh adalah sesuatu yang tidak disukai atau diinginkan oleh Allah swt,akan tetapi

apabila tidak dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala. Contohnya

makan bawang mentah, jengkol, dan pete.

Page 16: Kd 05 sumber hukum islam

Mubah adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan atau ditinggalkan tidak

mendapatkan pahala maupun tidak berdosa.

Hukum Wad’i

Adalah ketentuan Allah swt yang mengandung pengertian bahwa terjadinya

sesuatu merupakan sebab, syarat, atau penghalang adanya suatu hokum. Misalnyan

shalat, menjadi sebab adanya kewajiban berwudlu terlebih dahulu, (Q.S. Al-Maidah:6).

Adanya kemampuan (istata’ah) adanya menjadi syarat wajibnya menunaikan ibadah haji

(Q.S. Ali-Imran: 97). Adanya perbedaan agama antara pewaris dan ahli waris, menjadi

penghalang dalam hal pembagian harta waris.

Rangkuman

Sumber hukum Islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, acuan,

dan pedoman dalam menetapkan hukum Islam.sumber hukum Islam tertinggi adalah Al-

Qur’an, kemudian hadis, dan yang terahir adalah ijtihad.

Al-Qur’an menurut bahasa adalah bacaan atau yang dibaca, Al-Qur’an merupakan

sumber hukum Islam yang pertama dan berfungsi sebagai pedoman hidup manusia

menuju keselamatan dan mengharap ridla Allah swt di dunia dan di akhirat.

Hadis menurut bahasa adalah perkataan, sedangkan menurut istilah adalah segala

sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw sebagai landasan hukum, baik berupa

perkataan, perbuatan maupn ketetapan (taqrir). Hadis merupakan sumber hokum kedua

yang harus diikuti oleh kaum muslimin.

Ijtihad adalah menggunakan seluruh kemampuan untuk menetapkan hokum

syari’at dengan berdasarkan pada Al-Qur’an dan hadis. Artinya ijtihad baru boleh

dilakukan bila hokum suatu permasalahan dan ketentuannya tidak tercantum secara

nyata, baik dalam Al-Qur’an ataupun dalam hadis. Adapaun bentuk ijtihad bermacam-

macam, diantanya adalah ijma’, qiyas (ra’yu), istishab, masalahah mursalah dll.

Tugas individu.

Sumber hukum Islam yang pertama dan utama adalah……..

Al-Qur’an dan hadis d. Al-Qur’an dan qiyas

Page 17: Kd 05 sumber hukum islam

Al-Qur’an dan ijma’ e. ijma’ dan istishab

aijma’ dan qiyas

Dari segi bacaan Al-Qur’an berarti…….

Kabar d. Bacalah

Bacaan c. Harus dibaca

Berita

Al-Qur’an berisi tiga komponen dasar hukum yaitu……

Aqidah-rukun islam-akhlaq d. Rukun iman-rukun islam-syari’at

Aqidah-syari’at-muamalat e. Aqidah-syari’at-syara’

Aqidah-syari’at-akhlaq

Hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan manusia dengan Allah, manusia

dengan sesamanya dan manusia dengan lingkungan sekitarnya disebut hukum….

Aqidah d. Perdata

Syari’at e. Pidana

Akhlaq

Kata hadis menurut bahasa berarti……

Baca’an d. Bacalah

Baru e. Sumber hukum

Bacaan

Hadis yang didasarkan pada perkataan nabi saw disebut

Hadis sahih d. Hadis taqririyah

Hadis mutawatir e. Hadis qauliyah

Hadis fi’liyah

Hadis yang diriwayatkan banyak sanad dan dan tidak dimungkinkan perawinya

berdusta karena diriwayatkan oleh orang banyak disebut…….

Hadis sahih d. Hadis mutawtir

Hadis masyhur e. Hadis bukhari

Hadis ahad

Ijtihad menurut bahasa berarti…….

Page 18: Kd 05 sumber hukum islam

Memikirkan alam d. Menyerahkan dana

Mencurahkan air mata e. Sumber hukum Islam

Mencurahkan tenaga

kesepakatan para ulama’ dalam mnetapkan suatu masalah disebut…….

Qiyas d. Istishab

Ijma’ e. Istihsan

Ra’yu

Kapan dimulainya ijtihad…….

Pada masa Rasulullah saw d. Pada masa bani abbasiyah

Pada masa khulafa’urrasyidin e. Pada mada sunan wali songo

Pada masa bani umaiyah

“Pemberian beban” adalah pengertian ….. menurut bahasa.

Hukum taklifi d. Hukum hukum wad’i

Hukum muamalah e. Hukum khuluqiah

Hukum amaliah

Tugas kelompok

“Pada tahun 2000, MUI telah mengeluarkan fatwa tentang praktik korupsi (ghulul), suap

(riswah) dan pemberian hadiah bagi para pejabat. Identifikasikan fatwa MUI tentang

korupsi dan suap kedalam hukum Islam.”