rpp kd 3.3 kelas x

28
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP 3 Sekolah : SMA/SMK Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas/Semester : I / I Topik/Sub Topik : Peranan Agama Alokasi Waktu : 8 x pertemuan (24 JP) A. Kompetensi Inti (KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya; (KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia; (KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah; (KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KD INDIKATOR 1.1. Mengamalkan manifestasi keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 1.1.1. Mengamalkan manifestasi keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2.2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, dan santun sebagai manifestasi keyakinan agama Buddha 2.2.1. Menunjukan sikap perilaku jujur, disiplin. Tanggung jawab, peduli, dan santun sebagai manifestasi keyakinan agama buddha. 3.3. Mendeskripsi kan berbagai fenomena kehidupan sesuai proses kerja hukum tertib kosmis (niyama) 3.3.1. Menjelaskan pengertian fenomena alam dan kehidupan sesuai dengan agama Buddha 3.3.2. Menjelaskan pengertian

Upload: ratna-prilianti-moment

Post on 12-Jul-2016

166 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

rpp agama buddha

TRANSCRIPT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANRPP 3

Sekolah : SMA/SMK Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Buddha dan Budi PekertiKelas/Semester : I / ITopik/Sub Topik : Peranan Agama Alokasi Waktu : 8 x pertemuan (24 JP)

A. Kompetensi Inti (KI-1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya;(KI-2) Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah

lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia;

(KI-3) Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah;

(KI-4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian KompetensiKD INDIKATOR

1.1. Mengamalkan manifestasi keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

1.1.1. Mengamalkan manifestasi keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2.2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, dan santun sebagai manifestasi keyakinan agama Buddha

2.2.1. Menunjukan sikap perilaku jujur, disiplin. Tanggung jawab, peduli, dan santun sebagai manifestasi keyakinan agama buddha.

3.3. Mendeskripsi kan berbagai fenomena kehidupan sesuai proses kerja hukum tertib kosmis (niyama)

3.3.1. Menjelaskan pengertian fenomena alam dan kehidupan sesuai dengan agama Buddha

3.3.2. Menjelaskan pengertian hukum Niyama3.3.3. Mengidentifikasi macam-macam Hukum

Niyama3.3.4. Menjelakan Hukum Utu Niyama3.3.5. Menjelaskan Hukum Bija Niyama3.3.6. Menjelaskan Hukum Kamma Niyama3.3.7. Menjelaskan Hukum Citta Niyama3.3.8. Menjelaskan Hukum Dhammaniyama3.3.9. Memberikan contoh Hukum Utu Niyama3.3.10. Memberikan contoh Hukum Bija Niyama3.3.11. Memberikan contoh Hukum Kamma Niyama3.3.12. Memberikan contoh Hukum Citta Niyama3.3.13. Contoh Hukum Dhammaniyama

4.3 Menalar berbagai fenomena kehidupan sesuai proses kerja hukum tertib kosmis (niyama)

4.3.4. membuat contoh penerapan hukum bija niyama (proses pertumbuhan biji kacang hijau menjadi kecambah)

Tujuan PembelajaranMelalui kegiatan mengamati, menanya, mendiskusikan, menyimpulkan dan mengomunikasikan, peserta didik diharapkan mengerti dengan baik dan benar

Pertemuan Pertama3.3.1. Menjelaskan pengertian fenomena alam dan kehidupan sesuai dengan agama Buddha3.3.2. Menjelaskan pengertian hukum Niyama3.3.3. Mengidentifikasi macam-macam Hukum Niyama

Pertemuan Kedua3.3.4. Menjelaskan Hukum Utu Niyama3.3.5. Menjelaskan Hukum Bija Niyama

Pertemuan Ke Tiga3.3.6. Menjelaskan Hukum Kamma Niyama3.3.7. Menjelaskan Hukum Citta Niyama

Pertemuan Ke Empat3.3.8. Menjelaskan Hukum Dhammaniyama3.3.9. Memberikan contoh Hukum Utu Niyama

Pertemuan Ke Lima3.3.10. Memberikan contoh Hukum Bija Niyama3.3.11. Memberikan contoh Hukum Kamma Niyama

Pertemuan Ke Enam3.3.12. Memberikan contoh Hukum Citta Niyama3.3.13. Contoh Hukum Dhammaniyama

Pertemuan Ke Tujuh4.3.4. membuat contoh penerapan hukum bija niyama (proses pertumbuhan biji kacang hijau menjadi kecambah)

Pertemuan ke 8 Ulangan harian C. Deskripsi Materi Pembelajaran

PERTEMUAN PERTAMA Pengertian fenomena alam dan kehidupan

Fenomena alam adalah peristiwa non artificial dalam pandangan fisika, dan kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat mempengaruhi manusia. Secara umum, asal mula fenomena alam dan kehidupan di dunia secara sederhana selalu dikaitkan dengan ”Dewa Pencipta”. Dalam hal ini yang menciptakan itu umumnya dimengerti sebagai Tuhan. Hal tersebut berhubungan dengan paham agama dan orang-orang tertentu yang memandang bahwa Tuhan adalah Maha Pencipta, Maha Kuasa, dan lain-lain.

Dalam agama Buddha, kepercayaan terhadap dewa atau makhluk ’adi kodrati’ entah itu diberi nama Tuhan atau apa pun namanya yang dihubungkan dengan asal mula suatu kejadian atau fenomena, yang mengatur dunia dan menentukan nasib manusia adalah sebuah ’mitos’. Mitos adalah suatu kisah yang bukan realitas/ kenyataan sebenarnya, tetapi ia berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Mitos sering ditemukan sebagai penjelasan atas sebuah fenomena alam. Misalnya pada zaman dahulu orang percaya bahwa gunung meletus itu karena dewa gunung sedang marah, tetapi sekarang kita tahu bahwa gunung meletus adalah peristiwa kimiawi yang terjadi secara alamiah.

Maha Pencipta dalam agama Buddha lebih dipandang sebagai Hukum Dharma (Dhamma Niyama). Terjadinya segala sesuatu di dunia ini termasuk terjadinya alam semesta ini didasarkan pada suatu hukum yaitu Hukum Sebab dan Kondisi yang Saling

Menjadikan. Artinya, bahwa suatu peristiwa atau fenomena itu terjadi bukan karena suatu pribadi yang maha kuasa, tetapi karena syarat-syarat atau hukumnya terpenuhi. Misalnya, syarat-syarat terciptanya roti. Roti dapat terjadi bila ada sebab dan kondisinya. Syarat-syarat atau hukum terjadinya roti adalah harus ada terigu, telur, air, bahan pengembang, gula, dan lain-lain.

Fenomena-fenomena alam yang dimaksud antara lain tentang: awan, cuaca, hujan, halilintar, gempa bumi, angin topan, gunung meletus.

HUKUM NIYAMAHukum Niyama adalah salah satu konsep ajaran Agama Budha mengenai hukum-hukum yang bekerja yang bekerja di alam ini. Hukum ini bekerja dengan sendirinya dan bersifat universal. Hukum alam dapat dibagi kedalam lima kelompok, yaitu : Utu Niyama, Bija Niyama, Kamma Niyama, Citta Niyama, Dhamma Niyama.

PERTEMUAN KEDUA

1. Utu Niyama Utu Niyama adalah hukum universal tentang energi yang mengatur terbentuk

dan hancurnya bumi, planet, tata surya, temperatur, cuaca, halilintar, gempa bumi, angin, ombak, matahari, hujan, gunung meletus; membantu pertumbuhan (metabolisme) manusia, binatang, dan pohon; atau segala sesuatu berupa fisik yang terbentuk dan hancur bertalian dengan energi.

Dunia materi terbentuk dari empat unsur utama (mahabhuta), yaitu unsur padat (pathavi), cair (apo), api (tejo), dan vayo. Unsur padat atau ”tanah” merupakan unsur yang bersifat ”luasan” dan liat, yang berfungsi menjadi basis unsur lainnya. Unsur kedua tidak dapat saling mengikat tanpa dasar untuk ikatan tersebut; unsur ketiga tidak dapat menghangatkan tanpa basis bahan bakar; unsur keempat tidak dapat bergerak tanpa dasar untuk gerakannya; semua materi bahkan atom sekali pun membutuhkan unsur pathavi sebagai basisnya. Unsur cair atau ”air” merupakan unsur yang bersifat kohesif (ikat-mengikat) dan dapat menyesuaikan diri, yang berfungsi memberikan sifat ikat-mengikat pada unsur lainnya. Unsur ini juga memberikan kelembaban dan cairan pada tubuhmakhluk hidup. Unsur panas atau ”api” merupakan unsur yang bersifat panas, yang memberikan fungsi panas dan dingin pada unsur lainnya. Karena unsur ini, semua materi dapat dihasilkan kembali untuk tumbuh dan berkembang setelah mencapai kematangan

Unsur angin atau secara harfiah berarti ”udara” merupakan unsur yang bersifat gerakan dan memberikan fungsi gerak pada unsur lainnya. Unsur gerak ini membentuk kekuatan tarikan dan tolakan pada semua materi. Unsur-unsur ini jika bertahan dalam kondisi yang tetap, dapat bertambah kekuatannya jika terdapat sebab yang cukup untuk bertambah, dan berkurang kekuatannya jika terdapat sebab yang cukup untuk berkurang. Misalnya, dalam benda padat unsur cair dapat memperoleh kekuatan gerak yang cukup sehingga menyebabkan benda padat tersebut mencair, dalam zat cair unsur panas dapat mengubahnya menjadi nyala api dan unsur cairnya hanya memberi sifat ikatan. Karena sifat intensitas dan jumlahnya ini, keempat unsur tersebut disebut unsur besar (mahabhutani). Intensitas dan jumlah unsur-unsur ini mencapai puncaknya ketika terjadinya pembentukan dan kehancuran alam semesta. Energi (utu) merupakan benih awal semua fenomena pada dunia materi dan merupakan bentuk awal dari unsur panas

Hukum energi merupakan proses berkelanjutan yang mengatur empat rangkaian pembentukan, kelanjutan, kehancuran, dan kekosongan alam semesta. Ia juga mengatur pergantian musim dan menentukan musim di mana tumbuhan menghasilkan bunga dan buah. Tidak ada yang mengatur kejadian-kejadian ini apakah manusia, dewa, atau Tuhan, kecuali hukum Utu Niyama ini

BIJA NIYAMA

Bija Niyama adalah hukum universal yang berkaitan dengan tumbuhtumbuhan, yaitu bagaimana biji, stek, batang, cabang, ranting, pucuk, daun dapat bertunas, bertumbuh, berkembang, dan berbuah. Kemudian dari satu bibit menghasilkan buah yang banyak, atau dari bibit yang kecil menumbuhkan pohon yang besar, dan lain-lain. Bija berarti ”benih” di mana tumbuhan tumbuh dan berkembang darinya dalam berbagai bentuk. Dari pandangan filosofi, hukum pembenihan hanyalah bentuk lain dari hukum energi. Dengan demikian pengatur perkembangan dan pertumbuhan dunia tumbuhanHukum pembenihan menentukan kecambah, tunas, batang, cabang, ranting, daun, bunga, dan buah di mana dapat tumbuh. Dengan demikian, biji jambu tidak akan berhenti menghasilkan keturunan spesies jambu yang sama. Hal ini juga berlaku untuk semua jenis tumbuhan lainnya dan tidak ada sosok pencipta yang mengaturnya.

PERTEMUAN KETIGAKAMMA NIYAMA

Perbuatan (kamma) merupakan perbuatan baik maupun buruk yang dilakukan seseorang yang disertai kehendak (cetana). Seperti yang disebutkan dalam kitab Pali: "Para bhikkhu, kehendak itulah yang Ku-sebut perbuatan. Melalui kehendaklah seseorang melakukan sesuatu dalam bentuk perbuatan, ucapan, atau pikiran" (Anguttara Nikaya, iii:415).

Di sini kehendak merupakan kemauan (tindakan mental). Dalam melakukan sesuatu, baik maupun buruk, kehendak mempertimbangkan dan memutuskan langkah-langkah yang diambil, menjadi pemimpin semua fungsi mental yang terlibat dalam perbuatan tersebut. Ia menyediakan tekanan mental pada fungsi-fungsi ini terhadap objek yang diinginkan.

Dalam melaksanakan tugasnya, termasuk juga tugas-tugas semua proses mental lainnya yang terlibat, kehendak menjadi pemimpin tertinggi dalam pengertian ia memberitahukan semua sisanya. Kehendak menyebabkan semua aktivitas mental cenderung bergerak dalam satu arah.

Hukum perbuatan mengatur akibat-akibat dari suatu perbuatan apakah baik atau buruk. Contoh-contoh akibat moral dari suatu perbuatan dapat dijumpai dalam berbagai sutta, misalnya dalam Majjhima-Nikaya, Cula-Kamma-Vibhanga-Sutta: "Akibat dari membunuh menyebabkan umur pendek, dan tidak melakukan pembunuhan menyebabkan umur panjang. Iri hati menghasilkan banyak perselisihan, sedangkan kebaikan hati menghasilkan perdamaian. Kemarahan merampas kecantikan seseorang, sedangkan kesabaran menambah kecantikan diri. Kebencian menghasilkan kelemahan, sedangkan persahabatan menghasilkan kekuatan. Pencurian menghasilkan kemiskinan, sedangkan pekerjaan yang jujur menghasilkan kemakmuran. Kesombongan berakhir dengan hilangnya kehormatan, sedangkan kerendahan hati membawa kehormatan. Pergaulan dengan orang bodoh menyebabkan hilangnya kebijaksanaan, sedangkan pengetahuan merupakan hadiah dari pergaulan dengan orang bijaksana."

Di sini pernyataan "membunuh menyebabkan umur pendek" mengandung makna bahwa ketika seseorang telah membunuh sekali saja manusia atau makhluk lainnya, perbuatan ini menyediakan akibat untuk terlahir kembali dalam keadaan menderita dengan berbagai cara. Selama masa ketika ia terlahir kembali sebagai manusia, perbuatan tersebut

menyebabkannya berumur pendek dalam ribuan kelahiran. Penjelasan yang sejenis juga berlaku untuk pernyataan sebab akibat yang lain di atas.

CITTA NIYAMA

Citta berarti "ia yang berpikir" (perbuatan berpikir), yang mengandung pengertian: yang menyadari suatu objek. Juga berarti: menyelidiki atau memeriksa suatu objek. Lebih jauh lagi, citta dikatakan berbeda-beda bergantung pada berbagai bentuk pikiran atas objek. Hal ini dinyatakan dalam kitab Pali: "Para bhikkhu, Aku tidak melihat hal lain yang sangat beraneka ragam seperti pikiran (citta). Para bhikkhu, Aku tidak melihat kelompok (nikaya) lain yang sangat beraneka ragam seperti makhluk-makhluk alam rendah (binatang, burung, dan seterusnya). Makhluk-makhluk alam rendah ini hanya berbeda dalam pikiran. Namun pikiran, O para bhikkhu, lebih beraneka ragam dibandingkan makhluk-makhluk ini" (Citten'eva cittikata. Samyutta-Nikaya, iii. 152).

Pikiran menjadi lebih beraneka ragam berkaitan dengan hal-hal yang tidak baik dibandingkan dengan hal-hal yang baik sehingga dikatakan "Pikiran menyenangi hal-hal yang buruk". Oleh sebab itu, mahkluk-makhluk di alam rendah yang dibuat dan diciptakan oleh pikiran lebih beraneka ragam dibandingkan semua makhluk lainnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dikatakan dalam kitab Pali: "O, para bhikkhu, Aku akan menyatakan bagaimana dunia berasal, dan bagaimana dunia berakhir. Apakah asal mula dunia itu, O para bhikkhu? Dikondisikan oleh mata dan objek-objek muncul kesadaran penglihatan. Ketiga hal ini disebut kontak. Karena kontak, muncul perasaan; karena perasaan, muncul keinginan.... Demikianlah asal mula seluruh tubuh yang berpenyakitan ini. Dikondisikan oleh telinga dan objek-objek... oleh hidung... oleh lidah... oleh tubuh, dan seterusnya... dikondisikan oleh indera pikiran dan benda-benda muncul kesadaran pikiran. Ketiga hal ini adalah kontak. Karena kontak, muncul perasaan; karena perasaan, muncul keinginan.... Demikianlah asal mula seluruh tubuh yang berpenyakitan ini. Inilah, O para bhikkhu, apa yang disebut asal mula dunia."

"Apakah akhir dunia itu, O para bhikkhu? Dikondisikan oleh mata dan objek-objek muncul kesadaran pikiran. Ketiga hal ini disebut kontak. Karena kontak, muncul perasaan; karena perasaan.... Karena keinginan sepenuhnya berakhir, ketamakan berakhir; karena ketamakan berakhir, kemenjadian berakhir. Demikianlah akhir dari seluruh tubuh yang berpenyakitan ini. Demikian halnya juga berhubungan dengan telinga dan alat indera lainnya. Inilah, O para bhikkhu, apa yang disebut akhir dunia" (Samyutta-Nikaya, iv 87).

Di sini ungkapan "dikondisikan oleh mata dan objek-objek muncul kesadaran mata, dan seterusnya" menunjukkan bahwa di dunia ini kesadaran dan proses pikiran orang-orang secara umum berbeda-beda dari momen ke momen dan menjadi sebab kelahiran kembali mereka dalam bentuk-bentuk yang berbeda dalam kehidupan berikutnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk yang berbeda pada kehidupan yang akan datang dibuat dan diciptakan oleh pikiran pada kehidupan sekarang. Karena perbedaan kesadaran, persepsi juga berbeda. Karena perbedaan persepsi, keinginan berbeda, dan karena hal ini berbeda, maka perbuatan (kamma) berbeda. Beberapa orang juga berpendapat bahwa karena kamma berbeda, kelahiran kembali di alam binatang beraneka ragam. Hukum psikis mengatur tentang pikiran atau kesadaran yang berbeda-beda dalam fungsi dan kejadian. Ini diulas dalam kitab Patthana pada bab "Hubungan yang Berurutan".

PERTEMUAN KEEMPATDHAMMA NIYAMA

Dhamma adalah sesuatu yang menghasilkan (dhareti) sifat dasarnya sendiri, yaitu kekerasannya sendiri ketika disentuh, sifat khusus sekaligus sifat universalnya adalah berkembang, melapuk, hancur, dan seterusnya. Dhamma yang dikategorikan dalam hubungan sebab "menghasilkan" fungsi hubungan sebab tersebut, dan yang dikategorikan dalam hubungan akibat "menghasilkan" fungsi akibat atau hasil. Pengertian ini meliputi semua Dhamma yang dibahas dalam Suttanta dan Abhidhamma Pitaka. Ini juga meliputi hal-hal yang disebutkan dalam Vinaya Pitaka dengan nama "tubuh aturan" (silakkhandha).

Di antara sutta-sutta, keseluruhan Mahanidana-Suttanta dan Nidana-samyutta membahas tentang Dhamma-niyama. Dalam salah satu sutta disebutkan: "Karena kebodohan muncul kamma: sekarang, O para bhikkhu, apakah para Tathagata muncul atau tidak, unsur (dhatu) ini ada, yaitu pembentukan Dhamma sebagai akibat, ketetapan Dhamma sebagai akibat (Dhammatthitata Dhammaniyamata). Karena kamma... (dan seterusnya seperti pada hubungan sebab akibat yang saling bergantungan)" (Samyutta-Nikaya, ii. 25). Ia juga disinggung dalam ungkapan: "Semua hal yang berkondisi (sankhara) adalah tidak kekal, penuh dengan penderitaan, dan tanpa aku."

Dalam beberapa teks, niyama ini disebut Dhammata: "Sesuai dengan Dhammata (hukum), para bhikkhu, bahwa ketika seorang Bodhisatta turun dari surga Tusita, memasuki rahim ibunya, cahaya yang sangat cemerlang muncul di seluruh dunia, termasuk dunia para dewa dan brahma... dan seribu sistem dunia berguncang...." (Digha-Nikaya, ii. 12).

Sifat Dhamma-niyama dapat diringkas dalam rumusan: "Ketika itu ada, ini ada. Dari kemunculan itu maka ini muncul. Ketika itu tidak ada, ini tidak ada. Ketika itu berakhir, maka ini berakhir" atau dalam pernyataan: "Inilah, para bhikkhu, tiga sifat khas dari hal yang berkondisi: dapat dipahami perkembangannya, dapat dipahami kelapukannya, dapat dipahami perubahannya ketika ia masih bertahan. Inilah, para bhikkhu, tiga sifat khas dari hal yang tidak berkondisi: perkembangannya tidak dapat dipahami, kelapukannya tidak dapat dipahami, perubahan dan durasinya tidak dapat dipahami" (Anguttara-Nikaya, i 152).

Dhamma-niyama merupakan keseluruhan sistem yang mengatur alam semesta. Empat niyama lainnya merupakan hukum alam yang spesifik yang mengkhususkan pada aspek tertentu dari alam semesta. Jadi, hukum alam apa pun yang tidak termasuk dalam keempat niyama yang pertama dikategorikan sebagai Dhamma-niyama.

Di sini kata Dhamma menunjuk pada semua hal mental maupun materi. Oleh sebab itu, bija, kamma, dan citta merupakan Dhamma, dan ia mengandung semua hal tersebut. Namun dalam klasifikasi niyama, nama-nama individual digunakan untuk keempat hal pertama untuk mengkhususkan dan membedakannya dari hal-hal lain, baik mental maupun materi, yang digolongkan di bawah nama umum "Dhamma". Karena alasan ini Dhamma-niyama tidak digunakan dalam penerapannya yang sepenuhnya, tetapi dibatasi pada hal-hal yang tidak termasuk keempat hal pertama. Ketika dibutuhkan untuk menggunakan utu sebagai niyama, seseorang tidak seharusnya menyebutnya Dhamma-niyama walaupun utu termasuk Dhamma, tetapi harus menggunakan nama individual yang sesuai dan menyebutnya sebagai utu-niyama.

Contoh utu niyama

CONTOH PROSES KERJA HUKUM UTU NIYAMA

PERTEMUAN KELIMACONTOH BIJA NIYAMA

CONTOH KAMMA NIYAMA

PERTEMUAN KEENAMCONTOH CITTA NIYAMA

CONTOH DHAMMA NIYAMA

PERTEMUAN KE TUJUHPROSES BIJA NIYAMA DALAM PEMBUATAN KECAMBAH

PembuatanUntuk membuat kecambah, diawali dari proses pembersihan biji. Saat ini bibit kacang hijau bahan baku kecambah kebanyakan merupakan impor dari Tiongkok dan Thailand.

Kacang hijau impor ini memiliki kualitas yang sangat baik untuk kecambah, meskipun harganya lebih mahal dibandingkan hasil panen petani lokal. Manmon tidak terlalu paham mengapa hal ini bisa terjadi.

Kacang hijau bibit kecambah

Biji kacang hijau dicuci dan dipisahkan dari kotoran dan biji yang tidak mau tumbuh. Biji yang tidak mau tumbuh akan mengambang ketika dicuci dengan air.

Setelah biji bersih, kemudian biji tersebut akan direndam selam kurang lebih enam sampai delapan jam sampai biji kembang. Hal ini tergantung kualitas dan jenis bibit yang digunakan. “Ada biji yang kuat menyerap air dan lama kembang, ada juga yang tidak,” papar Manmon.

Kacang hijau direndam selama 6-8 jam.

Setelah biji kacang hijau mengembang, kemudian ditiriskan menggunakan anyaman bambu yang di Bali dikenal dengan nama “sok“. Sisi sok dilapisi dengan lembaran plastik pvc untuk menampung pertumbumban kecambah.

Setelah ditiriskan, proses selanjutnya adalah menyiram biji tersebut setiap tiga jam. Kecambah akan siap dipasarkan bila telah tumbuh kurang lebih 5 cm dan berumur 3 hari sejak perendaman.

bibit kecambah ditiriskan dalam sok

kecambah disiriam menggunakan air setiap tiga jam

Kecambah kacang hijau siap dijual

Setelah berumur 3 hari, kecambah siap dijual dipasar.

Untuk dijual eceran, kecambah biasanya dibersihkan dari selaput biji yang masih melekat pada kepala kecambah. Proses pembersihan menggunakan teknik penapisan seperti pembersihan beras menggunakan nampan bambu.

PERTUMAN KE DELAPANULANGAN

E. Metode PembelajaranMetode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, demonstrasiModel Pembelajaran : Problem Based Learning ( pembelajaran berbasis masalah )Pendekatan : Scientific

F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Pendahuluan (10 menit )

1. Guru membuka pelajaran dengan salam2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi,memeriksa kerapian pakaian,alat dan bahan pembelajaran

4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari tentang fenomena alam

5. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pendekatan saintific

2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajarana. Mengamati

Peserta didik mengamati gambar tentang fenomena alam dan kehidupan

Angin Topan

Gunung MeletusPeserta didik mengamati fenomena hukum niyama

b. MenanyaPeserta didik mengajukan pertanyaan tentang fenomena alam dan kehidupan sesuai gambar yang telah diamatinyaPeserta didik menanyakan tentang hukum niyama dan macam – macam niyama

c. Mengumpulkan data dan informasi1. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang relevan tentang

fenomena alam dan kehidupan.2. Peserta didik mencari data dan informasi dengan membuat kliping Koran

/majalah tentang fenomena alam dan kehidupan3. Peserta didik mengumpulkan tentang fenomena hukum alam atau hukum

niayamad. Mengasosiasi

1. Peserta didik mencermati data dan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam dan kehidupan

2. Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan

3. Peserta mencermati informasi yang terkumpul tentang hukum alam atau hukum niyama

e. Mengkomunikasikan 1. Peserta didik menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan maupun tulisan

kepada guru2. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan tentang fenomena

alam dan kehidupan3. Peserta didikn menyampaikan hasil pengamatan tentang hukum alam atau

hukum niyama

3. Penutup (15 menit)1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

pembelajaran 2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran3.Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

4.Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian tugas

5.Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

6. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup

Pertemuan KeduaPendahuluan (2 x 10 menit )

1. Guru membuka pelajaran dengan salam2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian pakaian, alat dan bahan pembelajaran

4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari tentang fenomena alam

5. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pendekatan saintifik

2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajarana. Mengamati

Peserta didik mengamati vidio yang berhubungan dengan Utu Niyama dan Bija Niyama

“Video mengenai kiamat” dan “ Proses Pembuatan Kecambah”

b. MenanyaPeserta didik mengajukan pertanyaan tentang vidio yang telah diamatinya

c. Mengumpulkan data dan informasi1. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang relevan tentang Utu

Niyama dan Bija Niyam dari internet atau koran.2. Peserta didik mencari data dan informasi dengan membuat kliping Koran

/majalah/internet tentang Utu Niyama dan Bija Niyamad. Mengasosiasi

1. Peserta didik mencermati data dan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang Utu Niyama dan Bija Niyama

2. Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan

e. Mengkomunikasikan 1. Peserta didik menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan maupun tulisan

kepada guru2. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan tentang Utu Niyama

dan Bija Niyama

3. Penutup (15 menit)1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

pembelajaran 2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran3. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran4. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian

tugas

5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

6. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup

Pertemuan KeTigaPendahuluan (2 x 10 menit )

6. Guru membuka pelajaran dengan salam7. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik8. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian pakaian, alat dan bahan pembelajaran

9. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari tentang fenomena alam

10. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pendekatan saintifik

2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaranMengamati

Peserta didik mengamati vidio yang berhubungan dengan Kamma Niyama dan Citta Niyama

“Video Tawuran ” dan “ Orang bermeditasi”

MenanyaPeserta didik mengajukan pertanyaan tentang vidio yang telah diamatinya

Mengumpulkan data dan informasi1. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang relevan tentang Kamma

Niyama dan Citta Niyama dari internet atau koran.2. Peserta didik mencari data dan informasi dengan membuat kliping Koran

/majalah/internet tentang Kamma Niyama dan Citta NiyamaMengasosiasi1. Peserta didik mencermati data dan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan

internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang KammaNiyama dan Citta Niyama

2. Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan

Mengkomunikasikan 1. Peserta didik menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan maupun tulisan

kepada guru2. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan tentang Kamma

Niyama dan Citta Niyama

3. Penutup (15 menit)7. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

pembelajaran 8. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran9. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran10. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian

tugas11. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya12. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup

Pertemuan Ke EmpatPendahuluan (2 x 10 menit )1. Guru membuka pelajaran dengan salam2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian pakaian, alat dan bahan pembelajaran

4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari tentang fenomena alam

5. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pendekatan saintifik

2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaranMengamati

Peserta didik mengamati vidio yang berhubungan dengan Dhamma Niyama“Video atau gabar mengenai Kelahiran Buddha”

MenanyaPeserta didik mengajukan pertanyaan tentang vidio yang telah diamatinyaPeserta didik menanyakan cantoh tentang hukum Utu Niyama

Mengumpulkan data dan informasi1. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang relevan tentang Dhamma

Niyama dan Contoh Utu Niyama2. Peserta didik mencari data dan informasi dengan membuat kliping Koran

/majalah/internet tentang Dhamma Niyama dan Contoh Utu NiyamaMengasosiasi1. Peserta didik mencermati data dan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan

internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang Dhamma Niyama dan yang dapat menguatkan cantoh Utu Niyama

2. Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan

Mengkomunikasikan 1. Peserta didik menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan maupun tulisan

kepada guru2. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan tentang Dhamma

Niyama

3. Penutup (15 menit)1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

pembelajaran 2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran3. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran4. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian

tugas5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya6. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup

Pertemuan Ke LimaPendahuluan (2 x 10 menit )1. Guru membuka pelajaran dengan salam2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik

3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian pakaian, alat dan bahan pembelajaran

6. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari tentang fenomena alam

7. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pendekatan saintifik

2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaranMengamati

Peserta didik mengamati vidio yang berhubungan dengan Dhamma Niyama“Video atau gabar mengenai Kelahiran Buddha”

MenanyaPeserta didik mengajukan pertanyaan tentang vidio yang telah diamatinyaPeserta didik menanyakan cantoh tentang hukum Utu Niyama

Mengumpulkan data dan informasi3. Peserta didik mengumpulkan berbagai informasi yang relevan tentang Dhamma

Niyama dan Contoh Utu Niyama4. Peserta didik mencari data dan informasi dengan membuat kliping Koran

/majalah/internet tentang Dhamma Niyama dan Contoh Utu NiyamaMengasosiasi3. Peserta didik mencermati data dan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan

internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tentang Dhamma Niyama dan yang dapat menguatkan cantoh Utu Niyama

4. Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan

Mengkomunikasikan 3. Peserta didik menyampaikan hasil analisis dalam bentuk lisan maupun tulisan

kepada guru4. Guru bersama-sama peserta didik menyepakati kesimpulan tentang Dhamma

Niyama

3. Penutup (15 menit)4. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

pembelajaran 5. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran6. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran7. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian

tugas8. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya9. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup

Pertemuan Ke LimaPendahuluan (2 x 10 menit )

1. Guru membuka pelajaran dengan salam2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian pakaian, alat dan bahan pembelajaran

4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari tentang fenomena alam

5. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pendekatan saintifik

2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaranPeserta didik menanyakan tentang contoh Hukum Bija Niyama dan Kamma NiyamaPeserta didik melakukan analisis tentang contoh hukum bija niyama dan kamma niyamaPeserta didik mengumpulkan dan mnegasosiasikan informasi tentang hukum bija niyama dan kamma niyamaPeserta didik mengkomunikasikan hasil temuannya tentang contoh hukum bija niyma dan kamma niyma

3. Penutup (15 menit)1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

pembelajaran 2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran3. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran4. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian

tugas5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya6. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup

Pertemuan Ke EnamPendahuluan (2 x 10 menit )1. Guru membuka pelajaran dengan salam2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian pakaian, alat dan bahan pembelajaran

4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari tentang fenomena alam

5. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui pendekatan saintifik

2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaranPeserta didik menanyakan tentang contoh Hukum Citta Niyama dan Dhamma NiyamaPeserta didik melakukan analisis tentang contoh hukum Citta niyama dan Dhamma niyamaPeserta didik mengumpulkan dan mnegasosiasikan informasi tentang hukum Citta niyama dan Dhamma niyamaPeserta didik mengkomunikasikan hasil temuannya tentang contoh hukum Citta niyama dan Dhamma niyama

3. Penutup (15 menit)1. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

pembelajaran 2. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran3. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran4. Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut dalam pemberian

tugas

5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya

6. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup

Pertemuan Ke TujuhPendahuluan (2 x 10 menit )1. Guru membuka pelajaran dengan salam2. Guru dan peserta didik berdoa bersama dipimpin oleh seorang peserta didik3. Guru mengkondisikan peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti proses

pembelajaran yang diawali dengan melakukan presensi, memeriksa kerapian pakaian, alat dan bahan pembelajaran

4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha dalam kehidupan modern dengan materi yang akan dipelajari tentang fenomena alam

2. Kegiatan inti (95 menit) untuk 3 jam pelajaranPeserta didik mempersentasikan hasil dari proses Hukum Bija Niyama pada proses kecambah

3. Penutup (15 menit)5. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk mengevaluasi

pembelajaran 6. Guru bersama peserta didik menyimpulkan point-point hasil pembelajaran7. Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran8. Guru bersama peserta didik melakukan doa penutup

Pertemuan Ke delapanULANGAN

G. Penilaian 1. Pengetahuan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat! 1. Jelaskan yang dimaksud dengan fenomena alam! 2. Berikan tiga contoh fenomena alam yang sering Kamu jumpai dalam kehidupan

sehari-hari yang berhubungan dengan hukum niyama3. Jelaskan pengertian hukum niyama!4. Identifikasikanlah macam-macam hukum niyama!5. Jelaskan pengertian hukum utu niyama?

Kunci jawaban1. Fenomena alam adalah peristiwa non artificial dalam pandangan fisika, dan

kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat mempengaruhi manusia.

2. Contoh fenomena alam yang berhubungan dengan hukum niyama yaitu letusan gunung merapi, cuaca, gempa bumi, halilintar, tsunami.

3. Hukum niyama adalah salah satu konsep ajaran Agama Budha mengenai hukum-hukum yang bekerja yang bekerja di alam ini. Hukum ini bekerja dengan sendirinya dan bersifat universal.

4. Hukum niyama ada lima macam yaitu utu niyama, bijja niyama, kamma niyama, citta niyama dan dhamma niyama.

5. Utu niyama adalah hukum universal tentang energi yang mengatur terbentuk dan hancurnya bumi, planet, tata surya, temperatur, cuaca, halilintar, gempa bumi, angin, ombak, matahari, hujan, gunung meletus; membantu pertumbuhan (metabolisme) manusia, binatang, dan pohon; atau segala sesuatu berupa fisik yang terbentuk dan hancur bertalian dengan energi.

2. Penugasan

1. Buatlah kliping dari Koran /majalah/internet tentang fenomena alam dan kehidupan yang berhubungan dengan utu niyama!

3. Penilaian Sikap spiritualLembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan

kadang-kadang tidak melakukan2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan

sering tidak melakukan1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ………………….Kelas : ………………….Tanggal Pengamatan : …………………..Materi Pokok : …………………..

No Aspek PengamatanSkor

1 2 3 41 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi

4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan

Jumlah Skor

4. Penilaian sikap disiplinPetunjuk :Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan

kadang-kadang tidak melakukan2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan

sering tidak melakukan1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik yang dinilai : ………………….Kelas : ………………….Tanggal Pengamatan : …………………..Materi Pokok : …………………..

5. Penilaian sikap tanggung jawabNama Peserta Didik : ………………….Kelas : ………………….Materi Pokok : ………………….Tanggal : ………………….

PETUNJUK• Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti• berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari dengan

kriteria sebagai berikut :4 = SL, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan3 = SR, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan

No Aspek PengamatanSkor

1 2 3 41 Masuk kelas tepat waktu

2 Mengumpulkan tugas tepat waktu

3 Memakai seragam sesuai tata tertib

4 Mengerjakan tugas yang diberikan

5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran

6 Membawa buku teks sesuai mata pelajaran

Jumlah Skor

2 = KD, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan1 = TP, apabila tidak pernah melakukan

No Pernyataan TP KD SR SL

1 Melaksanakan tugas individu dengan baik

2 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan

3 Tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat

4 Menepati janji

5 Mengembalikan barang yang dipinjamJUMLAH SKOR

H. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Pembelajaran1. Media: a. Gambar : Angin Topan, gunung meletus, Gempa bumi

b. Internet 2. Alat/Bahan :

a. Laptopb. LCDc. Koran

3. Sumber Belajar:a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Pendidikan

Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas X, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

b. Dhammananda, Sri. 2005. Keyakinan Umat Buddha. Jakarta: Ehipassiko Foundation Yayasan Penerbit Karaniya.

c. Kusaladhamma, Bhikkhu. 2009. Kronologi Hidup Buddha. Jakarta: Ehipassiko Foundation

d. Miïgun Sayadaw, Tipitakadhara. 2008. Riwayat Agung Para Buddha 1. Jakarta: Ehipassiko Foundation & Giri Maïgala Publications.

e. Panjika. 2004. Kamum Umum Buddha Dharma. Jakarta: Trisattva Buddhist Centre.

f. S. Widyadharma, Pandita. 2004. Riwayat Hidup Buddha Gotama. Jakarta: Yayasan Pendidikan Buddhis Nalanda.

Semarang, ....................... 2014

MengetahuiKepala SMA Negeri 1..... Guru Mata Pelajaran

.................................... ................................