kata frasa klausa dan kalimat

32
I. BAB I PEMBUKAAN DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang................................................ ........................................................ ... 1.2 Rumusan Masalah................................................. ..................................................... 1.3 Maksud & Tujuan.................................................. .................................................... II. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kata..................................................... ......................................................... ................ 2.2 Frasa.................................................... ......................................................... ............... 2.3 Klausa................................................... ......................................................... .............. 2.4 Kalimat................................................. ........................................................ ............... III. BAB III PENUTUP DAFTAR ISI Page 1

Upload: ridho

Post on 11-Feb-2016

269 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Penjelasan dari Kata Frasa Klausa dan Kalimat

TRANSCRIPT

Page 1: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

I. BAB I PEMBUKAAN

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................

1.3 Maksud &

Tujuan...................................................................................................... II. BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kata..............................................................................................................................

2.2 Frasa............................................................................................................................

2.3 Klausa..........................................................................................................................

2.4

Kalimat........................................................................................................................

III. BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................

3.2

Saran..........................................................................................................................

3.3 Daftar Pustaka

..............................................................................................................

DAFTAR ISI Page 1

Page 2: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

BAB I

P

EMBUKAA

N

1.1 LATAR BELAKANG

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan

sesamanya. Tanpa bahasa tidak diketahui bagaimana manusia akan berhubungan satu sama

lainnya. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti yang tercantum

dalam ikrar sumpah pemuda 1928 yang berbunyi Kami Putra Putri Indonesia Menjunjung Bahasa

Persatuan Bahasa Indonesia. Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional indonesia. Bahasa

indonesia berasal dari bahasa melayu yang sampai saat ini masih kita gunakan. Dalam bahasa

Indoneia ada sub-sub yang akan dibahas seperti: Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa konsep dan contoh kata?

2. Apa konsep dan contoh frasa?

3. Apa konsep dan contoh dari klausa?

4. Apa konsep dan contoh dari kalimat?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan Tujuan kami dalam membuat makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui

konsep- konsep serta contoh dari kata, frasa, klausa dan kalimat agar dapat memahami lebih lanjut

mengenai Bahasa Indonesia. Dalam bahasa banyak sekali kata ataupun kalimat yang kita tidak

ketahui. Jadi dengan kami membuat makalah ini kita dapat melatih dalam memahami berbagai

jenis kata dalam Bahasa Indonesia.

PEMBUKAAN Page 2

Page 3: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KATA

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih

morfem (bentuk terkecil yang dapat membedakan makna atau mempunyai makna). Kata

adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar

kata tanpa atau dengan beberapa afiks (bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata entah

diawal, diakhir, ditengah, atau gabungan diantara ketiga itu). Gabungan kata-kata dapat

membentuk frasa, klausa, atau kalimat. Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi

empat:

1. Kata dasar: kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar.

Contoh: Kata jual adalah kata dasar dari jualan, sedangkan kata jualan selanjutnya menjadi bentuk

dasar dari berjualan.

2. Kata turunan: kata dasar yang telah berubah karena mendapatkan imbuhan baik di awalan,

sisipan, dan akhiran.

Contoh: Angga memukul temannya.

3. Kata ulang: kata ulang atau reduplikasi adalah kata yang mengalami proses pengulangan.

Contoh: Ikan-ikan itu berenang bebas di lautan.

4. Kata majemuk: gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu pengertia

baru. Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata, tetapi gabungan kata itu secara bersama-

sama membentuk suatu makna atau arti baru.

Contoh: Saya akan datang ke rumahmu sekarang atau nanti malam.

Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:

1. Nomina (kata benda): nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala

yang dibendakan, misalnya buku, kuda.

2. Verba (kata kerja): kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis.

3. Adjektiva (kata sifat): kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.

PEMBAHASAN KATA Page 3

Page 4: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

4. Adverbia (kata keterangan): kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata

benda, misalnya sekarang, agak.

5. Pronomina (kata ganti): kata pengganti kata benda.

6. Numeralia (kata bilangan): kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau

menunjukkan urutannya ke dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.

7. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya.

Adapun kata dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1. Kata Baku

a. Kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang

telah ditentukan.

b. Dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertuliss dengan pengukapan

gagasan secara cepat.

2. Kata Tidak Baku

a. Kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia

yang ditentukan.

b. Dalam bahasa sehari-hari, bahasa tutur.

KATA BAKU KATA TIDAK BAKU

Aktif Aktip

Ambulans Ambulan

Analisa Analisis

Anggota Anggauta

Antre Antri

Apotek Apotik

Atlet Atlit

Berpikir Berfikir

Frekuensi Frekwensi

Hakikat Hakekat

PEMBAHASAN KATA Page 4

Page 5: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

1. Pengertian Kelas Kata

Kelas kata (Jenis Kata) adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan bentuk, fungsi,

dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat yang baik dan benar, pemakai

bahasa harus mengenal jenis dan fungsi Kelas kata.

2. Fungsi Kelas

Kata

Fungsi kelas kata adalah sebagai

berikut:

1. Melambangkan pikiran atau gagasan yang abstrak menjadi konkret.

2. Membentuk bermacam – macam struktur kalimat.

3. Memperjeas makna gagasan kalimat,

4. Membentuk satuan makna sebuah frasa, klausa, atau kalimat.

5. Membentuk gaya pengungkapan sehingga menghasilkan karangan yang dapat dipahami dan

dinikmati oleh orang lain.

6. Mengungkapkan berbagai jenis ekspresi, antara lain: berita, perintah, penjelasan, argumentasi,

pidato – pidato dan diskusi.

7. Mengungkapkan berbagai sikap, misalnya: setuju, menolak, dan menerima.

Kelas kata bahasa indonesia terdiri atas:

1. Verba

1) Berdasrkan bentuk kata (morfologis), verba dapat dibedakan menjadi:

a) Verba dasar (tanpa afiks), misalnya: makan, pergi, minum, duduk, dan tidur.

b) Verba Turunan terdiri dari :

Verba dasar + afiks (wajib), misalnya: menduduki, mempelajari dan menyanyi.

Verba dasar + afiks (tidak wajib), misalnya: (mem)baca, (men)dengar, (men)cuci.

Verba dasar (terikat afiks) + afiks (wajib), misalnya: bertemu, bersua, mengungsi.

Reduplikasi atau bentuk ulang, misalnya: berjalan-jalan, minum-minum, mengais-

ngais.

Majemuk, misalnya cuci mata, naik haji, belai kasih.

2) Berdasarkan Fungsi, Verba digolongkan sebagai berikut:

a) Verba sebagai objekb.

b) Verba sebagai subjek

c) Verba sebagai pelengkap

PEMBAHASAN KATA Page 5

Page 6: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

d) Verba sebagai keterangan

PEMBAHASAN KATA Page 5

Page 7: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

2.Adjektiva

Adejktiva ditandai dengan dapat didampingkannya kata lebih, sangat, agak, dan paling.

Berdasarkan bentuknya, adjektiva dibedakan menjadi:

1) Adjektiva dasar, misalnya: baik, adil, dan boros.

2) Adjektiva turunan, misalnya: alami, baik-baik dan sungguh-sungguh

3) Adjektiva paduan kata (frasa) ada dua macam yaitu:

a) Subordinatif, jika salah satu kata menerangkan kata lainnya, misalnya: Panjang tangan, buta

warna, murah hati.

b) Koordinatif, setiap kata tidak saling menerangkan, misalnya: gemuk sehat, cantik jelita, dan

aman sentosa.

3. Nomina

Nomina adalah ditandai dengan tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, tetapi dapat

dinegatifkan dengan kata bukan, contoh: tidak kekasih seharusnya bukan kekasih. Nomina dapat

dibedakan sebagai berikut:

1) Berdasarkan bentuknya, nomina dibedakan atas:

a) Nomina dasar, misalnya : rumah, orang, burung, dan sebagainya.

b) Nomina turunan:

Ke- : Kekasih, kehendak Per- : Pertanda, Persegi Pe- : petinju, petaniPeng- : pengawas, pengacara-an : tulisan, bacaanPeng-an : penganiayaan, pengawasanPer-an : persatuan, perdamaianKe-an : kemerdekaan, kesatuan

2) Berdasarkan subkategori

a) Nomina bernyawa (contoh: kerbau, sapi, manusia) dan tidak bernyawa

(contoh: bunga, rumah, sekolah)

b) Nomina terbilang (contoh: lima orang mahasiswa, tiga ekor kuda) dan tak terbilang

(contoh: air laut, awan)

PEMBAHASAN KATA Page 6

Page 8: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

4. Promina

Promina adalah kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain, berfungsi untuk mengganti

nomina. Ada 3 macam Promina, yaitu:

1) Promina persona adalah promina yang mengacu kepada orang.

2) Promina petunjuk: promina petunjuk umum ialah, ini, itu, dan anu; Promina

petunjuk tempat sini, sana, situ.

3) Promina penanya adalah Promina yang digunakan sebagai pemarkah (Penanda)

pertanyaan. Dari segi makna, ada tiga jenis yaitu:

a) Orang siapa.

b) Barang apa menghasilkan turunan mengapa, kenapa, dengan apa.

c) Pilihan mana menghasilkan turunan di mana, ke mana, dari mana, bagaimana dan

bilamana.

5. Numeralia

Numeralia dapat diklasifikasikan berdasarkan Subkategori:

1) Numeralia takrif (tertentu) terbagi atas

a. Numeralia pokok ditandai dengan jawaban Berapa? Satu, dua, tiga, dst.

b. Numeralia tingkat ditandai dengan jawaban yang ke berapa?

c. Numeralia Kolektif ditandai dengan satuan bilangan, misalnya: lusin, kodi, meter.

2) Numeralia tak takrif (tak tentu), misalnya: beberapa, berbagai, segenap.

6.Adverbia

Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau

kalimat. Dalam kalimat, adverbia dapat didampingi adjektiva, numeralia, atau proposisi.

Berdasarkan bentuknya, adverbia terbagi atas:

1. Bentuk tunggal (monomofermis) : sangat, hanya, lebih, segera, agak, dan akan. Misalnya :

Orang itu sangat bijaksana. Ia hanya membaca satu buku, bukan dua.

2. Bentuk jamak (polimofermis) : belum tentu, benar-benar, jangan-jangan, kerap kali, lebih-

lebih, mau tidak mau, mula-mula. Misalnya :

Mereka belum tentu pergi hari ini. Mereka benar-benar mendatangai perpustakaan kampus.

PEMBAHASAN KATA Page 7

Page 9: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

7. Interogavita

Interogavita berfungsi menggantikan sesuatu yang hendak diketahui oleh pembicara atau

mengukuhkan sesuatu yang telah diketahuinya. Contoh : apa, siapa, berapa, mana, yang mana,

mengapa, dan kapan. Misalnya :

a. Berapa uang yang kau perlukan?

b. Yang mana rumah orang itu?

8. Demonstrativa

Demonstrativa berfungsi untuk menunjukkan sesuatu di dalam atau di luar wacana. Sesuatu

tersebut disebut anteseden. Contoh : ini, itu, di sini, di situ, berikut, dan begitu.

Misalnya:

a. Di sini, kita akan berkonsentrasi menghasilkan karya terbaik kita.

b. Bukti ini merupakan indikator bahwa orang itu berniat baik.

9.Artikula

Artikula berfungsi untuk mendampingi nomina dan verba

pasif. Contoh : si, sang, sri, para, kaum, dan umat.

Misalnya:

a. Si Kecil itu selalu datang merengek-rengek minta sesuatu.

b. Sang penyelamat akan datang saat kita perlukan.

10. Preposisi

Preposisi adalah kata yang terletak di depan kata lain sehingga berbuntuk frasa atau kelompok kata.

1) Preposisi dasar : di, ke, dari, pada, demi, dan lain-lain.

Contoh : Demi kemakmuran bangsa, mari kita tegakkan hukum dan keadilan.

2) Preposisi turunan : di antara, di atas, ke dalam, kepada, dan lain-lain.

Contoh : Di antara calon peserta lomba terdapat nama seorang peserta yang sudah menjadi

juara selama dua tahun.

PEMBAHASAN KATA Page 8

Page 10: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

11. Konjungsi

Konjungsi berfungsi untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau kalimat yang satu

dengan kalimat lain dalam suatu wacana. Konjungsi dikelompokkan menjadi dua, yaitu

1) Konjungsi intrakalimat : agar, atau, dan, hingga, sedang, sehingga, serta, supaya, tet

api, dan sebagainya. Contoh :

Ia belajar hingga larut malam Mereka bekerja keras sehingga berhasil mendapatkan cita-citanya.

2) Konjungsi ekstrakalimat : jadi, di samping itu, oleh karena itu, oleh sebab itu, dengan

demikian, walaupun demikian, akibatnya, tambahan pula, dan sebagainya. Contoh :

Pengusaha itu karya dan dermawan. Oleh karena itu, ia dihormati oleh tetangga di

sekitar rumahnya.

Kualitas pendidikan kita tertinggal dari negara maju. Oleh sebab itu, kita harus

bekerja keras untuk mengejar ketinggalan ini.

12. Fatis

Fatis berfungsi untuk memulai, mempertahankan, atau mengukuhkan pembicaraan. Jenis kata ini

lazim digunakan dalam bidang dialog atau wawancara. Misalnya : ah, ayo, kok, mari, nah, dan yah.

Contoh :

a. Kita memiliki kekayaan budaya. Ayo, kita tingkatkan produktivitas kita menjadi produk

baru selera dunia.

b. Nah, seruan itulah yang aku tunggu-tunggu.

13. Interjeksi

Interjeksi berfungsi untuk mengungkapkan perasaan, terdiri atas dua jenis :

Bentuk dasar : aduh, eh, idih,ih, wah, dan sebagainya. Contoh :

a. Aduh, mengapa Anda harus menghadapi masalah seberat itu.

b. Wah, saya merasa amat tersanjung dengan sambutan ini

Bentuk turunan : alhamdulillah, astaga, brengsek, insya Allah, dan sebagainya. Contoh :

a. Alhamdulillah, ekonomi Negara kita berangsur-angsur membaik.

b. Astaga, gedung itu dibom oleh teroris.

PEMBAHASAN KATA Page 9

Page 11: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

2.2 FRASA

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, misalnya: bayi sehat,

pisang goreng, sangat enak, sudah lama sekali dan dewan perwakilan rakyat.

1. Frasa Verbal

Frasa verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja, terdiri atas tiga jenis, yaitu

a. Frasa verbal modifikatif (pewatas); terdiri atas

Pewatas belakang, misalnya: Ia bekerja keras sepanjang hari.

Pewatas depan, misalnya: Mereka dapat mengajukan kredit di BRI.

b. Frasa verbal koordinatif adalah dua verba yang disatukan dengan kata penghubung dan/atau.

Mereka menangis dan meratapi nasibnya. Kita pergi atau menunggu ayah.

c. Frasa verbal apositif yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, misalnya:

Pulogadung, tempat tinggalnya dulu, kini menjadi terminal modern.

Usaha Pak Ali, berdagang kain, kini menjadi grosir.

Mata pencaharian orang itu, bertani dan berternak, sekarang telah maju.

2. Frasa Adjektval

Frasa adjektival adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata sifat atau keadaan

diterangkan) dengan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan, seperti: agak,dapat,

harus, kurang, lebih, paling, dan sangat.

agak baik : harus baik

akan tenang : kurang pandai

amat pandai : lebih baik

belum baik : paling tinggi

dapat palsu : selalu rajin

Frasa adjektival mempunyai tiga jenis:

a. Frasa adjektival modifikatif (membatasi), misalnya: cantik sekali, indah nian, hebat benar

b. Frasa adjektival koordinatif (mengabungkan), misalnya: tegap kekar, aman tentram, makmur

dan sejahtera, aman sentausa

c. Frasa adjektival apositif, misalnya:

Bima tokoh ksatria, gagah perkasa, dan suka menolong kaum yang lemah. Frasa apositif bersifat

memberiakan keterangan tambahan Bima tokoh ksatria yang tampan merupakan unsur utama

kalimat gagah perkasa merupakan keterangan tambahan. Frasa apositif terdapat dalam kalimat

berikut ini

Srikandi cantik, ayu rupawan, diperistri oleh Arjuna.

Skripsi yang berkualitas, terpuji dan terbaik, diterbitkan oleh universitas

PEMBAHASAN FRASA Page 10

Page 12: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

3. Frasa Nominal

Frasa nominal adalah kelompok kata benda yang dibentuk dengan memperluas sebuah kata benda

ke kiri dan ke kanan; ke kiri menggolongkan, misalnya: dua buah buku, seorang teman,

beberapa butir telur, ke kanan sesudah kata (inti) berfungsi mewatasi (membatasi), misalnya:

buku dua bua h, teman seorang, telur beberapa butir.

a. Frasa nominal modifikatif (mewarisi), misalnya: rumah mungil, hari Minggu, buku dua

buah, pemud kampus, dan bulan pertama.

b. Frasa nominal koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: hak dan kewajiban,dunia

akhirat, lahir batin, serta adil dan makmur.

c. Frasa nominal apositif

Anton, mahasiswa teladan itu, kini menjadi dosen di universitasnya.

Burung cendrawasih, burung langka dari Irian itu, sudah hampir punah.

Ibu Megawati, presiden republik indonesia, berkenan memberikan sambutaqn dalam acara itu.

4. Frasa Adverbial

Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata sifat. Frasa ini

bersifat modifikatif (mewatasi), misalnya: sangat baik, kata baik merupakan inti dan sangat

merupakan pewatas. Frasa adverbial yang termasuk jenis ini:kurang pandai, hampir baik, begitu

kuat, pandai sekali, lebih kuat, dengan bangga, dan dengan gelisah. Frasa adverbial yang bersifat

koordinatif (tidak saling menerangkan), misalnya: lebih kurang, kata lebih tidak menerangkan

kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.

5. Frasa Pronomial

Frasa Proniomial adalah frasa yang dibentuk dengan kata ganti. Frasa ini terdiri atas tiga jenis:

a. Modifikatif, misalnya: kami semua, kalian semua, anda semua, mereka semua, mereka itu,

mereka berdua, dan mereka itu. Koordinatif, misalnya: engkau dan aku, kami dan mereka, serta

saya dan dia,

b. Positif:

Kami, bangsa Indonesia, menyatakan perang melawan korupsi.

Mahsiswa, para pemuda, siap menjadi pasukan anti korupsi.

PEMBAHASAN FRASA Page 11

Page 13: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

6. Frasa Numerialia

Frasa numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan. Frasa jenis ini terdiri

atas dua jenis, yaitu

a. Modifikasi

Mereka memotong dua puluh ekor sapi kurban.

Orang itu menyumbang pembangunan jalan kampung dua juta rupiah.

b. Koordinaasi

Lima atau enam orang bertopeng melintasi kegelapan pada gang itu.

Entah tiga, entah empat kali saya makan obat hari itu.

7. Frasa Interogativa Koordinatif

Frasa interogativa Koordinatif adalah frasa yang berintikan pada kata tanya.

Jawaban apa atau siapa merupakan ciri subjek kalimat.

Jawaban mengapa atau bagaimana merupakan penanda predikat.

8. Frasa Demonstrativa Koordinatif

Frasa ini dibntuk dengan dua kata yang tidak saling menerangkan.

Saya bekerja di sana atau sini sama saja.

Saya memakai baju ini atau itu tidak masalah.

9. Frasa Proposisional Koordinatif

Frasa ini dibentuk dengan kata depan dan tidak saling menerangkan.

Perjalanan kami dari dan ke Bandung memerlukan waktu enam jam.

Koperasi dari, oleh dan untuk anggota.

PEMBAHASAN KATA Page 16

Page 14: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

2.3 KLAUSA

Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan

berpontensi menjadi kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan

predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi

kalimat.

Ada tiga hal yang dapat mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah:

1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti

klausa yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S. Sedangkan

P unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan unsur

internnya.

2. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, contoh: mahasiswa

itu belum mengerjakan tugas.

3. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan P, klausa positif

ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang mengaktifkan P, contoh:

mahasiswa itu mengerjakan tugas.

2.4 KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan secara

lisan maupun tulisan. Dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras

lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang

mencegah terjadinya perpaduan atau asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud

tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?),

tanda seru (!), dan didalamnya dapat disertakan tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), pisah (-),

dan spasi. Tanda titik, tanda tanya,

dan tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan sedangkan spasi

yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Tanda baca sepadan dengan jeda.

1. Ciri-ciri dari Kalimat.

Ciri-ciri dari kalimat ada tujuh, yaitu :

Dalam bahasa lisan diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan kesenyapan.

Kalimat aktif sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat,

Predikat transitif disertai objek, predikat intransitif dapat disertai pelengkap,

Mengandung pikiran yang utuh,

Menggunakan ukuran logis, setiap kata-kata atau kelompok kata yang mendukung fungsi

(subjek, predikat, objek, dan keterangan) disusun dalam satuan menurut fungsinya,

Mengandung satuan makna, ide, atau pesan yang jelas,

Dalam paragraf yang terdiri dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat disusun dalam satuan makna

PEMBAHASAN KATA Page 16

Page 15: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

pikiran yang saling berhubungan, hubungan dijalin dengan konjungsi, pronomina atau

kata ganti, repetisi, atau struktur sejajar.

2. Unsur-unsur Kalimat

a. Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa dalam

keadaan bagaimana subjek (pelaku)

Contoh : Pengusaha itu menemukan peluang bisnis barunya

b. Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal, atau

masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.

Contoh : Ayah sedang membaca Al-Qur’an

c. Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Contoh : Mahasiswa itu menerangkan

kerangka berfikirnya.

d. Pelengkap atau komponen adalah bagian kalimat yang melengkapi

Predikat. Contoh : Ibu membawakan saya oleh-oleh

e. Keterangan berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan

kalimat. Contoh : Kemarin Rektor berangkat ke Jakarta.

3. Jenis-jenis Kalimat

A.Berdasarkan Pengucapan

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

Kalimat Langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat

langsung juga dapat diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain

(orang ketiga).

Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“...”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat

perintah.

Contoh : “Saya gembira sekali”, kata Ayah, “karena kamu lulus ujian”

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang

lain. Kalimat langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi

kalimat berita. Contoh : Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

B.Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur

Gramatikal) Kalimat dapat dibedakan menjadi

2 jenis, yaitu:

Kalimat Tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdidi dari satu subjek

dan satu predikat.

Contoh : Ika sangat Rajin

Kalmat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata

benda. Contoh : Saya siswa kelas VI.

PEMBAHASAN KATA Page 16

Page 16: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. Contoh : Adik bernyanyi.

Kalimat Majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling

berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi 3

jenis, yaitu:

Kalimat majemuk setara (KMS). Kalimat ini terbentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal

dan kedudukan tiap kalimat sederajat.

Contoh : Makalah ini harus dikumpulkan besok atau minggu depan

Kalimat majemuk bertingkat (KMB). Kalimat majemuk beringkat terdiri atas satu suku kalimat

bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersbut memiliki pola hubungan yang

tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan yang lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai

klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut dengan klausa

sematan (anak kalimat).

Contoh :

Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat

mengacaukan data-data komputer itu.

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat

atau kebalikannya.

Contoh : Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

3. Berdasarkan Isi atau Fungsinya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Kalimat Perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain

untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam

penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Contoh : Jangan membuang sampah sembarangan !

b. Kalimat Berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,

biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi

menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Contoh : Nenek akan datang besok pagi.

c. Kalimat Tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau

reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya (?) dalam penulisannya

dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan

adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.

Contoh : Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan desainnya?

d. Kalimat Seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan “yang kuat”

atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonasi tinggi dalam

pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

Contoh : Aduh, Pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

PEMBAHASAN KATA Page 16

Page 17: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

4. Berdasarkan Unsur Kalimat

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Kalimat Lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan

satu buah predikat. Kalimat majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.

Contoh : Mahasiswa Berdiskusi di dalam kelas.

b. Kalimat Tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek

saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap

biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan

dan kekaguman. Contoh : Selamat Sore.

PEMBAHASAN KATA Page 16

Page 18: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

5. Berdasarkan Susunan Subyek-Predikat

Kalimat ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Kalimat Versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subyeknya. Kata atau frasa

tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk

menimbulkan kesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.

Kalimat ini biasanya dipaka i untuk penekanan atau ketegasan makna.

Contoh : Ambilkan koran di atas kursi itu !

b. Kalimat Inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan

pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K)

Contoh : Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.

6. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya) Kalimat dapat dibedakan menjadi 3

Jenis, yaitu:

1.Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama

(induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat).Unsur anak kalimat ini seakan-

akan dilepaskan saja oleh penulisnya Jika unsuranak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah

bermakna lengkap. Contoh:

Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di

negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2.Kalimat yang Klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat

dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak

kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai , terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk

kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk

keterangan. Contoh:

Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga Prancis itu di

bebaskan juga.

3.Kalimat yang Berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat mejemuk

campuran. Struktur kalimat ini memperlihatkankesejajaranyang sejalan dan dituangkan ke

dalam bangun kalimat yang simetri. Contoh:

Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba

melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.

PEMBAHASAN FRASA Page 12

Page 19: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

7. Berdasarkan Subyeknya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Kalimat Aktif adalah kalimat yang subyeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini

biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat

berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me- saja), misalnya : Pergi,

tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).

Contoh : Mereka akan berangkat besok pagi.

b. Kalimat Pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini

biasanya memiliki predikat berupa kata kerja di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.

Contoh : Ikan dipancing oleh Bapak.

PEMBAHASAN KATA Page 18

Page 20: Kata Frasa Klausa dan Kalimat

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari materi makalah yang telah kami bahas tadi, kami menarik kesimpulan bahwa:

Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu ataulebih

morfem. Kata merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.

Frasa merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak terikat oleh subjek dan

predikat. Klausa merupakan gabungan dari dua kata atau ebih yang terikat oleh subjek dan

predikat.

Kalimat merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna

minimal terdiri dari subjek dan predikat dan di akhiri oleh tanda baca.

3.2 SARAN

Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Karena

dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam memahami konsep mengenai kata,

frasa, klausa, dan kaliamat agar kita tidak keliru lagi dalam membuat sebuah karya ilmiah. Terlebih

lagi kita akan lebih mudah membuat sebuah karya ilmiah yang baik dan benar sesuai dalam

pelajaran Bahasa Indonesia.

3.3 DAFTAR PUSTAKA

1. Rachmadrivai. 2011. Sintaksis Bahasa Indonesia (frasa).

2. Henry Guntur Tarigan. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.

3. Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S.Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta:

Akademi Pressindo.

4. M. Asfandi Adul. 1990. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bulungan. Jakarta : Pembinaan

dan Pengembangan Bahasa.

PEMBAHASAN KATA Page 19