kalimat tunggal

24
Sintaksis II - Kalimat Tunggal Kalimat Tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola yang baru. Batasan ini menegaskan sekali lagi kepada kita bahwa semua kalimat inti termasuk dalam pengertian Kalimat Tunggal, sedangkan sebagian dari Kalimat Luas juga termasuk Kalimat Tunggal. Contoh: Adik menangis : adalah kalimat mayor, kalimat tunggal, dan kalimat inti, bukan kalimat luas. Menangis adik : adalah kalimat mayor, kalimat tunggal, tetapi bukan kalimat inti, dan bukan kalimat luas. Kemarin saya belajar saja di rumah : kalimat mayor, kalimat tunggal, bukan kalimat inti, tetapi kalimat luas. Sebaliknya kalimat-kalimat tunggal yang diperluas sekian macam hingga unsur-unsur baru itu membentuk satu atau lebih pola kalimat lagi, maka kalimat itu desibut Kalimat Majemuk. Jadi dalam kalimat majemuk akan kita junpai minimal dua pola kalimat dan tiap- tiap pola boleh diperluas lagi dengan satu atau lebih unsur–unsur tambahan. Kesimpulannya, tunggal dan majemuknya suatu kalimat, haruslah dilihat dari banyaknya pola kalimat yang ada pada sebuah kalimat. Jika hanya ada satu pola kalimat maka itu adalah kalimat tunggal; jika kalimat itu memiliki dua pola kalimat atau lebih, kalimat itu disebut kalimat majemuk. 1. Macam-Macam Kalimat Tunggal Berdasarkan macamnya kalimat tunggal dapat digolongkan atas:

Upload: prastina-kirana-dewi

Post on 20-Jan-2016

125 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: kalimat tunggal

Sintaksis II - Kalimat Tunggal

Kalimat Tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola yang baru.

Batasan ini menegaskan sekali lagi kepada kita bahwa semua kalimat inti termasuk dalam pengertian Kalimat Tunggal, sedangkan sebagian dari Kalimat Luas juga termasuk Kalimat Tunggal.

Contoh:

•  Adik menangis : adalah kalimat mayor, kalimat tunggal, dan kalimat inti, bukan kalimat luas.

•  Menangis adik : adalah kalimat mayor, kalimat tunggal, tetapi bukan kalimat inti, dan bukan kalimat luas.

•  Kemarin saya belajar saja di rumah : kalimat mayor, kalimat tunggal, bukan kalimat inti, tetapi                                                           kalimat luas.

Sebaliknya kalimat-kalimat tunggal yang diperluas sekian macam hingga unsur-unsur baru itu membentuk satu atau lebih pola kalimat lagi, maka kalimat itu desibut Kalimat Majemuk. Jadi dalam kalimat majemuk akan kita junpai minimal dua pola kalimat dan tiap-tiap pola boleh diperluas lagi dengan satu atau lebih unsur–unsur tambahan.

Kesimpulannya, tunggal dan majemuknya suatu kalimat, haruslah dilihat dari banyaknya pola kalimat yang ada pada sebuah kalimat. Jika hanya ada satu pola kalimat maka itu adalah kalimat tunggal; jika kalimat itu memiliki dua pola kalimat atau lebih, kalimat itu disebut kalimat majemuk.

1. Macam-Macam Kalimat Tunggal

Berdasarkan macamnya kalimat tunggal dapat digolongkan atas:

A. Kalimat Berita

B. Kalimat Tanya

C. Kalimat Perintah

2. Uraian Kalimat Tunggal

Uraian kalimat tidak lain daripada usaha menentukan atau memperinci fungsi-fungsi yang didukung oleh kata atau kelompok kata yang membentuk sebuah kalimat. Untuk itu, di sini akan dibahas mengenai kelompok kata yang disebut gatra (saat ini istilah gatra tidak dipergunakan lagi). Untuk lengkapnya, lihat Hakekat Gatra.

Page 2: kalimat tunggal

A. Macam-Macam Gatra

Perincian dari pada berjenis-jenis gatra itu dapat diurutkan sebagai berikut:

1. Gatra-gatra Inti

Adalah gatra pangkal, gatra diterangkan, gatra digolongkan (ketiganya saat ini disebut Subjek), gatra perbuatan, gatra menerangkan, gatra menggolongkan (saat ini disebut Predikat)

2. Gatra-gatra Tambahan

Gatra-gatra tambahan ini sifatnya bermacam-macam tergantung dari kata yang dijelaskannya, ada yang menerangkan kata kerja dalam suatu fungsi tertentu, ada yang menerangkan kata benda, ada yang menerangkan kata sifat dalam fungsi-fungsi tertentu, dalam hal ini biasa disebut Keterangan.

A. Keterangan yang Menerangkan Kata Kerja

B. Keterangan yang Menerangkan Kata Benda

C. Keterangan yang Menerangkan Kata Sifat

Kalimat Tunggal - Ada dua macam kalimat tunggal, yaitu kalimat tunggal sederhana dan kalimat tunggal luas. Kalimat tunggal sederhana adalah kalimat tunggal yang hanya terdiri dari kata yang menduduki jabatan subjekpredikat dan secara fakultatif objek.

Kalimat tunggal luas adalah kalimat tunggal yang di samping terdiri atas kata yang menduduki fungsi sebagai subjek, predikat, dan objek, juga terdapat unsur perluasan.

Unsur perluasan itu dapat meliputi keterangan subjek, keterangan predikat, keterangan objek, dan keterangan lain yang tidak sampai membentuk klausa.

Page 3: kalimat tunggal

Berikut ini contoh kalimat tunggal sederhana dan kalimat tunggal luas : 

A.       FraseFrase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu a.       Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.b.       Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya prase itu selalu        terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.Macam-macam frase:A.       Frase endosentrik

Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: 1.       Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan

oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.Misalnya:       kakek-nenek                         pembinaan dan pengembangan

                laki bini                                  belajar atau bekerja2.       Frase endosentrik  yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu,

unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.Misalnya:       perjalanan panjang

                hari liburPerjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.

3.       Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.

Page 4: kalimat tunggal

Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:Susi, anak Pak Saleh, sangat pandaiSusi, …., sangat pandai.

…., anak Pak Saleh sangat pandai.Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).

B.       Frase EksosentrikFrase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.Misalnya:

Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu

dapat dilihat dari jajaran berikut:                        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….                        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas

C.      Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.1.       Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.                Misalnya: baju baru, rumah sakit2.       Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.                Misalnya: akan berlayar3.       Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.                Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping4.       Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.                Misalnya: tadi pagi, besok sore5.       Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai

aksinnya.                Misalnya: di halaman sekolah, dari desa

D.      Frase AmbiguFrase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:1.       Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.2.       Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.

 

B.             Klausa Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P). Penggolongan klausa:1.       Berdasarkan unsur intinya2.       Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat3.       Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat

 C.       Kalimat

a.       Pengertian Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.

                Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.b.       Pola-pola kalimat

Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.

Pola kalimat I = kata benda-kata kerjaContoh: Adik menangis. Anjing dipukul.Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”

Pola kalimat II = kata benda-kata sifatContoh: Anak malas. Gunung tinggi.

Page 5: kalimat tunggal

Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”Pola kalimat III = kata benda-kata benda

Contoh: Bapak pengarang. Paman GuruPola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.

Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbialContoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial

 D.       Jenis Kalimat

1.       Kalimat TunggalKalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.

 Kalimat Tunggal Susunan Pola KalimatAyah merokok.Adik minum susu.Ibu menyimpan uang di dalam laci.

S-PS-P-OS-P-O-K

 2.       Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:a.       Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu

membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.Misalnya:       Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)

Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.(subjek pada kalimat pertama diperluas)

b.       Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.Misalnya:       Susi menulis surat (kalimat tunggal I)

Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)                    Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.

Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.1)       Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:a.       Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta,

lagipula, dan sebagainya.        Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.b.       Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.

                        Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.c.        Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.

                        Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas. 

2)       Kalimat majemuk bertingkatKalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:a.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.

Misalnya:       Diakuinya  hal itu                                P             S                        Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.                                            anak kalimat pengganti subjek

b.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.Misalnya:       Katanya begitu                        Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.                                                anak kalimat pengganti predikat

c.              Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.Misalnya:       Mereka sudah mengetahui hal itu.

Page 6: kalimat tunggal

                                S             P                             O                        Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.                                                                                anak kalimat pengganti objek

d.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.Misalnya:       Ayah pulang malam hari                            S        P             KAyah pulang ketika kami makan malam                        anak kalimat pengganti keterangan

3)     Kalimat majemuk campuranKalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.

                        Ketika ia duduk minum-minum                                                                                pola atasan                                                        datang seorang pemuda berpakaian bagus                                                                                pola bawahan I                                                        datang menggunakan kendaraan roda empat                                                                                pola bawahan II                                                                                 

3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasia.       Kalimat inti

Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.Ciri-ciri kalimat inti:

1)       Hanya terdiri atas dua kata2)       Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat3)       Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat4)       Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan

perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..b.       Kalimat luas

Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.

c.        Kalimat transformasiKalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.Contoh kalimat  Inti, Luas, dan Transformasi

a.       Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.b.       Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius,

sewaktu pelajaran matematika.c.        Kalimat transformasi. Contoh:

i)         Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.

ii)       Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.

iii)      Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.iv)      Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?

4. Kalimat Mayor dan Minora.       Kalimat mayor

Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti. Contoh:          Amir mengambil buku itu.

Arif ada di laboratorium.Kiki pergi ke Bandung.Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah.

b.       Kalimat MinorKalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat. 

    Contoh:          Diam!Sudah siap?Pergi!Yang baru!

Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat. Contoh: Amir mengambil.

Page 7: kalimat tunggal

Arif ada. Kiki pergiIbu berangkat-ayah menunggu.

Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.5. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.Jelas      : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.Singkat  : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.Tepat      : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat Tidak EfektifKalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.

Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat1.       kontaminasi= merancukan 2 struktur benar  1 struktur salah

contoh:diperlebar, dilebarkan  diperlebarkan (salah)memperkuat, menguatkan  memperkuatkan (salah)sangat baik, baik sekali  sangat baik sekali (salah)saling memukul, pukul-memukul  saling pukul-memukul (salah)Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni  Sekolah mengadakan pentas

seni (salah)2.       pleonasme= berlebihan, tumpang tindih

contoh :para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)banyak siswa-siswa (banyak siswa)saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

3.       tidak memiliki subjekcontoh:Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

4.       adanya kata depan yang tidak perluPerkembangan  daripada teknologi informasi sangat pesat.Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.

5.       salah nalarwaktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)

6.       kesalahan pembentukan  katamengenyampingkan seharusnya mengesampingkanmenyetop seharusnya menstopmensoal seharusnya menyoalilmiawan seharusnya ilmuwansejarawan seharusnya ahli sejarah

7.       pengaruh bahasa asingRumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)

8.       pengaruh bahasa daerah… sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)… oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

.E.       Konjungsi

Page 8: kalimat tunggal

Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.1.        Konjungsi antarklausa

a.       Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.b.       Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.

2.        Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.3.       Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.

STRUKTUR KALIMAT

 

            Jenis kalimat bisa dilihat dari strukturnya atau unsur-unsur pembentuknya. Unsur pembentuk itu bisa dilihat dari unsur bawahannya (klausa), dan prilaku sintaktis unsur fungsi (S,P,O,K, PEL.).

 

A. Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa

            Berdasarkan jumlah klausa, kalimat bisa dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang dibentuk oleh sebuah klausa.  Kalimat majemuk adalah kalimat yang  terdiri atas dua klausa atau lebih. Penentuan jumlah klausa dalam kalimat ditandai oleh adanya unsur fungsi  Subjek (S) dan Predikat (P) sebagai unsur pokok klausa.

 

1)      Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang dibentuk oleh satu buah klausa, artinya dalam kalimat tersebut hanya terdapat satu subjek dan predikat. Unsur lain (O,K, dan PEL) bisa ada maupun tidak.

Kalimat tunggal tersebut bisa diklasifikasikan berdasarkan kategori pengisi predikat (P) maupun ada tidaknya unsur objek. Dilihat dari katergori pengisi P, kalimat tunggal bisa dikelompokkan menjadi kalimat nominal (predikatnya kata benda), kalimat adjektival (predikatnya kata sifat), kalimat verbal (predikatnya kata kerja), kalimat numeral (predikatnya kata bilangan), kalimat preposisional (predikatnya frasa depan).

Dilihat dari prilaku subjek, kalimat bisa dikelompokkan menjadi kalimat aktif (subjeknya melakukan perbuatan),  kalimat pasif (subjeknya dikenai pekerjaan), kalimat refleksif atau medial (jika prilaku subjek ditujukan pada diri sendiri), dan kalimat resiprokal (jika subjek melakukan perbuatan berulang-ulang)

Dilihat dari ada tidaknya unsur objek, kalimat tunggal bisa dikelompokkan menjadi kalimat transitif (berobjek) dan intransitif (tidak berobjek). Kedua jenis itu pun bervariasi.

Page 9: kalimat tunggal

Perhatikan contoh-contoh kalimat berikut!

 

Contoh :                                              Jenis kalimat

 

a. Rizkiati seorang perawat.               Kalimat Nominal

        S              P

 

b. Bajunya  biru muda.                       Kalimat Adjektival

        S              P

 

c. Anak kami  tiga.                              Kalimat  Numeral

        S              P

 

d. Mereka  sedang ke Jakarta                                   kalimat Preposisional

        S              P

 

e. Bu Camat sedang berbelanja          Kal. Verbal Aktif Intransitif

        S                  P

 

e. Kebakaranlah rumah kami             Kal. Inversi

 

            P                 S

 

Page 10: kalimat tunggal

f. Pemerintah  memasok sembako ke daerah bencana.  Kal. Verbal Aktif Transitif

        S              P              O          K

 

g. Faris  sedang mencarikan  saudaranya pekerjaan.     Kal. Verbal Aktif  dwitransitif

        S              P              O1                O2

 

h.  Ammar  diberi  penghargaan Kalpataru. Kal. Verbal pasif  Transitif

        S              P                 O

 

i.   Mobil itu  dicuci  saya.                               Kal. Verbal  pasif Transitif

        S              P         O

 

i.  Mobil itu saya cuci.                                     Kal. Verbal Aktif Transitif

        S             O   P

 

j.  Aku menyesali nasibku                   kal. Verbal aktif refleksif-transitif

      S         P             O

 

k. Pembeli tawar-menawar dengan pedagang.      Kal. Verbal Aktif  resiprokal

       S                P                  K

 

 

2)      Kalimat Majemuk

Page 11: kalimat tunggal

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Dilihat dari proses pembentukannya, kalimat majemuk itu bisa berasal dari proses penggabungan dua  klausa atau lebih.  Kalimat  majemuk bisa juga berasal dari kalimat tunggal yang salah satu unsur pembentuknya diperluas sehingga membentuk klausa baru (klausa terikat atau anak kalimat).

Perbedaan proses pembentukan kalimat majemuk tersebut menghasilkan dua jenis kalimat majemuk yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Pada kenyataannya, terdapat jenis kalimat yang merupakan variasi atau gabungan dari kedua jenis kalimat majemuk tersebut, yaitu kalimat majemuk campuran dan kalimat majemuk rapatan.

 

 

a. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang teridi atas dua klausa atau lebih, dan kedudukan klausa-klausa pembentuknya itu setara. Dilihat dari prosesnya, kalimat ini merupakan hasil penggabungan beberapa buah klausa atau kalimat tunggal.

 

Contoh 1

Kalimat Tunggal :

Ibu membaca majalah.

Ayah  membaca koran.

Toni menonton acara TV.

 

Kalimat Majemuk Setara (hasil penggabungan):

Ibu membaca majalah, Ayah  membaca koran, dan Toni menonton acara TV.

 

Contoh kalimat majemuk setara di atas  merupakan hasil penggabungan dari tiga kalimat tunggal. Kedudukan antar ketiga klausa (yang berasal dari kalimat tunggal) setara.  Dilihat dari hubungan antar klausa, hubungan antar klausa tersebut menyatakan  makna gabungan. Hal itu ditandai dengan penggunaan kata dan.

 

Page 12: kalimat tunggal

Contoh 2

Kalimat Tunggal :

Pada set pertama Taufik Hidayat kalah.

Pada set kedua dan ketiga  taufik Hidayat menang.

 

Kalimat Mejemuk Setara (hasil Penggabungan):

Pada set pertama Taufik Hidayat kalah, tetapi pada set kedua dan ketiga  Taufik Hidayat menang.

 

Contoh kalimat majemuk setara di atas  merupakan hasil penggabungan dari dua kalimat tunggal. Kedudukan antar kedua klausa (yang berasal dari kalimat tunggal) setara.  Dilihat dari hubungan antar klausa, hubungan antar klausa tersebut menyatakan  makna pertentangan. Hal itu ditandai dengan penggunaan kata tetapi.

Dilihat dari maknanya, hubungan antar klausa bisa menyatakan gabungan biasa, pilihan, urutan waktu, menguatkan, dan pertentangan.

 

b. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat  majemuk bertingkat berasal dari kalimat tunggal yang salah satu unsur pembentuknya diperluas sehingga membentuk klausa baru (klausa terikat atau anak kalimat).

 

Contoh 1

Kalimat Tunggal:

Bandang Haq  membantu  saya  kemarin.

         S                   P            O       K

 

Kalimat Majemuk Bertingkat Hasil Perluasan unsur K (keterangan):

Page 13: kalimat tunggal

 

Bandang Haq  membantu saya  ketika   Kakek pulang ke Kutoarjo

          S                  P           O                        K

                                                               _____  _____  _________

                                                                  S          P           K

Contoh 2

Kalimat Tunggal:

Paman  meninggal  kemarin

   S             P               K

 

Kalimat Majemuk Bertingkat:

Paman saya yang tinggal di Bogor  meninggal  kemarin.

                       S                                       P            K

                    ___   _____  ______

                    (S)       P          K

 

Contoh 3

Kalimat Tunggal:

 

 Presiden  menginstruksikan hal itu

       S                       P               O

 

Kalimat Majemuk Bertingkat:

Page 14: kalimat tunggal

Presiden   menginstruksikan bahwa   persoalan sampah harus diselesaikan

    S                        P                                 O

                                                   ___________  __________

                                                             S                   P

 

            Kalimat majemuk bertingkat bisa saja berasal dari penggabungan beberapa klausa, tetapi hubungan antar klausa tersebut tidak setara.

 

Contoh 2:

Kalimat Tunggal:

Ketua partai itu  menyatakan  kebanggaannya.

          S                     P                    O

Partainya  masih memperoleh  hampir 14 juta suara

         S                   P                            O

Suara itu dihitung ulang.

    S                P

 

 

Kalimat Majemuk Bertingkat (Hasil Penggabungan)

Ketua partai itu  menyatakan  kebanggaannya

          S                     P                    O

karena partainya   masih memperoleh   hampir 14 juta suara

         K

            ________  _______________   _________________

Page 15: kalimat tunggal

        S                   P                            O

 

setelah suara itu dihitung ulang.

                     K

            _______  ____________

                   S                P

 

Pola kalimat  majemuk tersebut adalah  S  P  O K

     _________

    S   P  O   K

                                                                       

                                                                                                S   P

Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu predikat. Dengan demikian, semua kalimat dasar adalah juga kalimat tunggal. Akan tetapi, tidak semua kalimat tunggal merupakan kalimat dasar. Kalimat tunggal dapat diperoleh dari beberapa segi.

1. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar murni.

-       Rupiah menguat.

2. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar yang diperluas dengan berbagai keterangan.

-       Wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.

3. Kalimat tunggal adalah kalimat dasar yang berubah susunannya.

-       Berdiri aku di senja senyap

Berikut ini contoh kalimat tunggal dalam bahasa Indonesia.

Page 16: kalimat tunggal

-          Ia memperkaya kazanah musik Indonesia.

-          Ruangan itu memerlukan kursi.

Perhatikan kalimat berikut:

-          Wisatawan asing berkunjung ke Indonesia.

Kalau kalimat itu diuraiakan atas unsur-unsur pembentuknya, akan ditemukan unsur berikut.

-          Berkunjung                 : predikat kalimat

-          Wisatawan asing         : subjek kalimat

-          Ke Indonesia               : keterangan kalimat

Unsur keterangan dalam kalimat ditandai oleh sebuah kata depan (preposisi). Kata depan ke yang letaknya mendahului kata Indonesia mengakibatkan ke Indonesia menjadi unsur keterangan kalimat itu. Dalam kalimat Berdiri aku di senja senyap, preposisi di yang letaknya mendahului senja senyap mengakibatkan di senja senyap menjadi unsur keterangan kalimat.

Beberapa kata depan yang membentuk unsur keterangan dalam bahasa Indonesia, antara lain, yaitu di, ke, dari, daipada, kepada, pada, untuk, tentang, dalam, bagi, dan dengan.

Sudah disebutkan bahwa sebagian besar kalimat bahasa Indonesia berpredikatkan verba. Pernyataan itu juga menyiratkan bahwa ada sebagian kecil kalimat bahasa Indonesia itu yang berpredikatkan bukan verba. Kata yang bukan verba, tetapi dapat menjadi predikat adalah nomina (kata benda, KB), adjektiva (kata sifat, KS), dan numeralia (kata bilangan, K. Bil). Patut diketahui bahwa kalimat yang mempunyai objek hanyalah kalimat yang berpredikatkan verba aktif transitif.

Berdasarkan keterangan di atas, dalam bahwasa Indonesia terdapat enam pola kalimat, yaitu:

1)      Subjek (KB) + Predikat (KK) : Pakar politik berdiskusi.

2)      Subjek (KB) + Predikat (KK) + Objek (KB) : Mahasiswa mengikuti ujian.

3)      Subjek (KB) + Predikat (KK) + Objek (KB) + Objek (KB) : Dosen membawakan saya buku Sastra.

4)      Subjek (KB) + Predikat (KS) : Harga kertas mahal

5)      Subjek (KB) + Predikat (K.Bil) : komputernya dua buah.

6)      Subjek (KB) + Predikat (KB) : Temanku guru SMK Batang.

Page 17: kalimat tunggal

Untuk menciptakan beragam kalimat utnggal, enam pola kalimat dasar di atas dapat diperluas atau dipermutasikan unsur-unsurnya.

Pola 1 adalah pola kalimat yang hanya mengandung unsur subjek nomina (Pakar politik) dan unsur predikat verba (berdiskusi) sehingga kita dapatkan kalimat (Pakar politik berdiskusi). Contoh lain sebagai berikut:

1)      Kami berjuang.

———-S         P

2)      Ayah akan berangkat.

———-S              P

3)      Anda belum ditugasi.

———-S              P

4)      Kejahatan tersebut dapat diantisipasi.

——————–S                         P

Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjekkan nomina (mahasiswa), berpredikatkan verba (mengikuti), dan berobjekkan nomina (ujian). Kalimat yang mempunyai pola tunggal yang sama dengan pola 2 itu, antara lain sebagai berikut:

1)      Kami mencairkan dana.

———-S            P            O

2)      Pemerintah menyebarluaskan foto pelaku penjarahan.

—————-S                     P                                O

3)      Komputer dapat mengolah berbagai jenis data.

————–S                    P                         O

Pola 3 adalah pola kalimat yang bersubjekkan nomina (dosen), berpredikatkan verba (membawakan), berobjek pertama nomina (saya), dan berobjek kedua nomina (buku sastra). Berikut adalah contoh kalimat yang mengikuti pola 3 itu.

1)      Kami mengirimi ayah kartu ucapan selamat ulang tahun.

———-S          P           O1                          O2

Page 18: kalimat tunggal

2)      Beberapa orang mengabari saya berita penculikan.

——————-S                    P           O1            O2

3)      Surat kabar memberikan saya kepintaran.

—————-S                 P            O1        O2

4)      Marah Rusli menyuguhi rakyat Indonesia sebuah novel.

—————S                   P                   O1                   O2

Pola 4 adalah pola kalimat yang bersubjekkan nomina (harga kertas) dan yang berpredikatkan adjektiva (mahal). Pola seperti itu dapat dilihat pada kalimat berikut.

1)      Suku bunga bank sangat tinggi.

——————-S                        P

2)      Susunan ruang belajar Anda tidak rapi.

————————–S                          P

Pola 5 adalah pola kalimat yang bersubjekkan nomina (komputernya) dan yang berpredikatkan numeralia (dua buah). Kalimat berikut berpola seperti itu.

1)      Panjang mobil itu empat meter.

——————-S                       P

2)      Persoalan yang dihadapi oleh pemerintah banyak sekali.

—————————————S                                       P

Pola 6 adalah pola kalimat yang bersubjekkan nomina (temanku) dan yang berpredikatkan nomina (guru SMK Batang). Kalimat berikut berpola seperti itu.

1)      Chairil Anwar pelopor Angkatan 45.

—————-S                         P

2)      Penyusun rumus besaran sudut itu seorang peneliti.

———————————S                                     P