penyusunan kalimat

31
Penyusunan Kalimat Efektif PENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF A. Penggunaan Kata yang Mengalami Perubahan Makna Penggunaan kata yang mengalami perubahan makna dalam perkembangan penggunaannya,kata sering mengalami perubahan makna. Perubahan tersebut sering terjadi karena pergeseran konotasi,rentang masa penggunaan,jarak dan lain-lain. Namun yang jelas,perubahan-perubahan tersebut ada bermacam-macam yaitu:menyempit,meluas,ameliorative,peyoratif,dan asosiasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan dibawah ini: Macam-macam perubahan makna: a. Menyempit/spesialisasi Kata yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awalnya penggunaannya bias dipakai untuk berbagai hal umum,tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja. Contoh: Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum,sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang pandai,berilmu tinggi,sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”). b. Meluas/generalisasi Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit. Contoh: Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas. Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya. c. Amelioratif Pada awalnnya,kata ini memiliki makna kurang baik,kurang positif,dan tidak menguntungkan.

Upload: spellcaster

Post on 27-Jan-2016

284 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tjh

TRANSCRIPT

Page 1: Penyusunan Kalimat

Penyusunan Kalimat EfektifPENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF

A. Penggunaan Kata yang Mengalami Perubahan Makna

Penggunaan kata yang mengalami perubahan makna dalam perkembangan penggunaannya,kata

sering mengalami perubahan makna.

Perubahan tersebut sering terjadi karena pergeseran konotasi,rentang masa penggunaan,jarak dan

lain-lain. Namun yang jelas,perubahan-perubahan tersebut ada bermacam-macam

yaitu:menyempit,meluas,ameliorative,peyoratif,dan asosiasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan

penjelasan dibawah ini:

Macam-macam perubahan makna:

a. Menyempit/spesialisasi

Kata yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awalnya

penggunaannya bias dipakai untuk berbagai hal umum,tetapi penggunaannya saat ini hanya

terbatas untuk satu keadaan saja.

Contoh:

Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum,sedangkan sekarang

hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang

pandai,berilmu tinggi,sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”).

b. Meluas/generalisasi

Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit.

Contoh:

Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari

mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas.

Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele merupakan bukti bahwa kata petani

meluas penggunaannya.

c. Amelioratif

Pada awalnnya,kata ini memiliki makna kurang baik,kurang positif,dan tidak menguntungkan.

Contoh:

Wanita,pramunikmat,dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih

menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.

d. Peyoratif

Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal

pemakaiannya.

Page 2: Penyusunan Kalimat

Contoh:

Kawin,gerombolan,oknum,dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.

e. Asosiasi

Yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang

muncul karena persamaan sifat.Sering kita mendengar kalimat “hati-hati dengan tukang catut

itu”. Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan makna asosiatif,begitu pula

dengan kata kacamata dalam:menurut kacamata saya,perbuatan anda tidak benar.

f. Sinestesia

Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera,misalnya dari indera

pengecap keindera penglihatan.

Contoh:

Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna enak,biasanya dirasakan oleh alat

pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh indera penglihatan.Demikian juga kata

panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.

B. Penggunaan Kata Serapan dari Bahasa Asing dan Daerah

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang

kemudian ejaan, ucapan, dan tulisannya disesuaikan untuk memperkaya kosa kata.

Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan

dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya.

Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu

sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan

masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang

dari luar budaya masyarakat itu.Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara

memenuhi keperluan itu–yang sering dianggap lebih mudah–adalah mengambil kata yang

digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.

Karena perkembangan zaman dan pemakaian bahasa, makna suatu kata bisa mengalami

pergeseran.

Ada beberapa kemungkinan pergeseran makna kata meluas dan menyempit, citranya menurun

atau naik, serta artinya berubah.Semua itu bisa dilihat dalam konteks kalimat dan dibandingkan

penggunaannya pada zaman dahulu dan sekarang.

Contoh:

Page 3: Penyusunan Kalimat

1. Kata sarjana, dahulu kala berate orang yang berpengetahuan luas, terpelajar, berilmu, sekarang

khusus lulusan S1 suatu universitas atau perguruan tinggi.

2. Kata bapak dan ibu pada mulanya berate orang tua yang melahirkan kita, yang menjadi

lantaran adanya kita, sekarang dipakai untuk menunjukkan guru, dosen, pimpinan, pejabat, para

senior.

3. Kata laki-bini dulu dipakai untuk pengertian suami-isteri sekarang citra kata itu dirasa kurang

halus. Demikian juga kata beranak, palacur, miskin, bodoh, gila. Sebagai gantinya digunakan

kata suami-istri, melahirkan/bersalin, wanita tuna susila/pekarja seks komersial, kurang mampu,

kurang pengetahuan, kurang waras.

4. Kata ulama dulu berarti orang yang berilmu pengetahuan secara luas dan umum, sekarang

khususuntuk ahli agama.

Kata-kata yang mengalami pergeseran makna yang lain misalnya kata cangih, tegar, transparan,

bernyanyi, aktor intelektual.

C. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-

gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara

atau penulis.Kalimat efektif juga merupakan kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan

dapat menyampaikan informasi secara tepat.

Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.

Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun

pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.danKalimat di katakana efektif

apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung denagan

sempurna.

• Penempatan Unsur-unsur Kalimat

Dilihat dari sudut unsur struktur, kalimat terdiri dari unsur yakni berupa kata.Unsur itulah yang

bersama-sama dan menurut system tertentu membangun struktur itu.

1. Subyek

Subyek adalah unsur yang di perkatakan dalam kalimat.

Contoh:

Aku adalah seorang artis.

2. Prediket

Page 4: Penyusunan Kalimat

Kata yang dalam sebuah kalmat berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaimana

subyek itu di sebut prediket.

Contoh:

Aku sebetulnya seoarang artis

3. Pelengkap

Sering kali prediket sebuah kalimat harus di lengkapi lagi dengan unsur lain, sehingga terjadilah

suatu pernyataan yang lebih lengkap. Unsur pelengkap biasanya berada di belakang prediket.

Contoh:

Aku tidak menyukai pekerjaan itu.

4. Kata Perangkai

Unsur ini berfungsi merangkaikan dua unsur subyek, dua unsur prediket, atau dua unsur

pelengkap di dalam sebuah kalimat. Contoh: Kegemaranku ialah menulis dan melukis.

5.Kata Penghubung

Kata penghubung berfungsi menghubungkan dua buah informasi di dalam satu kalimat.

Contoh:Pekerjaan itu tidak kusukai, tapi aku memperoleh penghasilan besar darinya.

6. Kata Frase

Merupakan sebuah kelompok kata dan seringkali berfungsi sebagai keterangan prediket untuk

keperluan-keperluan tertentu.Misalnya, keterangan waktu,tempat, sebab dan lain sebagainya.

Contoh:

Rapat akan di lakukan lagi sehabis makan siang.

• Kalimat dengan Beberapa Pola Kesalahan

Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan

sertaperbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif:

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya.

a. Sejak dari usia delapan tahun ia telah di tinggal kan ayahnya. (Sejak usia delapan tahun ia

telah di tinggalkan ayahnya.)

b. Hal itu di sebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan. (Hal ini di

sebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.)

c. Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup. (Ayahku rajin bekerja

agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)

2. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku:

a. Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk. (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang

buruk.)

b. Gereja itu di lola oleh para rohaniawan secara professional. (Gereja itu di kelola oleh para

rohaniawan secara professional.)

Page 5: Penyusunan Kalimat

3. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ yang tidak tepat

a. Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Saya menyukainya karena sifat-

sifatnya sangat baik)

b. Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.

(Rumah sakit tempatorang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih).

4. Pilihan kata yang tidak tepat.

Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang

dengan masyarakat.(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk

berbincang-bincang dengan masyarakat).

5. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti.

Sopir bus santoso yang masuk jurang melarikan diri.(Bus santoso masuk jurang,sopirnya

melarikan diri.)

6. Pengulangan kata yang tidak perlu:

Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. (Dalam setahun ia berhasil

menerbitkan 5 judul buku)

• Membuat Kalimat Efektif

Berikut akan kita lihat kalimat-kalimat yang tidak efektif dan kita akan mencoba membetulkan

kesalahan pada kalimat-kalimat itu. Beberapa jenis kesalahan dalam menyusun kalimat antara

lain:

1. Pleonastis

Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang berlebihan, yang sebenarnya tidak perlu.

Contohnya:

- Banyak tombol-tombol yang dapat anda gunakan. Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang

dapat anda gunakan.

2. Kontaminasi

Contoh:

- Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

Kalimat ini seharusnya: Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

3. Salah pemilihan kata

Contoh:

- Saya mengetahui kalau ia kecewa. Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa

4. Salah Nalar

- Bola gagal masuk gawang. Seharusnya: Bola idak masuk gawang

5. Kata depan yang tidak perlu

Contoh:

Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru. Seharusnya: Program ini menyediakan

Page 6: Penyusunan Kalimat

berbagai fitur terbaru.

Unsur-unsurnya :

1. Paralelisme

Dalam kalimat yang efektif, gaya paralelisme menempatkan unsure yang setara dalam konstruksi

yang sama. Konstruksi yang selarian dan sejalan itu biasanya menempatkan diri dalam hal-hal

berikut: sama-sama berbentuk kata kerja, sama-sama berbentuk kata benda.kalau berawalan me

sama-sama berawalan me.

Contoh:

Yang di lakukannya selama ini di kampong hanya mengurus pusaka,menyudahkan sawah,

menjenguk sanak famili, dan membersihkan kuburan nenek.

2. Repetisi

Kekuatan sebuah kalimat dapat pula di bangkitkan dengan mengulang sebuah kata yang di

anggap penting dalam bagian kalimat.

Contohnya:

Mengarang sebuah buku agama berbeda syaratnya dengan mengarang buku cerita fiksi, sedang

mengarang untuk surat kabar berlainan ketentuannyadengan mengarang syair.

3. Inversi

Seringkali kalimat efektif dapat diusahakan dengan membalikkan pola dasarnya. Kalau struktur

biasa punya urutan subyek + prediket, maka dalam bentuk inverse jadi terbalik: prediket+subyek.

Inversi termasuk sejenis gaya kalimat. Tujuanya sepeti juga tujuan gayakalimat yang lain ialah

untuk memberikan efek yang lebih besar. Terjadinya bentuk inversi boleh jadi karena ingin

memberi variasi, agar kalimat tidak terlalu menoton.

Contoh:

Besar rumah itu. Roni terkilir kakinya waktu bermain bola.

4. Posisi Frase dan Klausa

Posisi sebuah frase maupun klusa ada kalanya mempengaruhi sebuah kalimat. Sebuah frase atau

klausa tang di taruh belakang sebuah kalimat, pengaruhnya akan lain daripada menaruhnya di

bagian depan.

Contoh:

Harta bendanya di sita lantaran utangnya banyak di bank. Lantaran utangnya banyak di bank,

harta bendanya di situ.

• Kalimat Bervariasi

Kalimat yang efektif itu bervariasi. Di dalam sebuah alinea, kalimat yang bervariasi itu

merupakan “santapan” yang menarik.Kalimat itu dapat meriangkan pembaca, bukan saja karena

memahiminya mudah, tetapi karena sifatnya yang menyenangkan.

Jadi, variasi itu sangat penting.Bukan saja dalam kalimatkarya tulis, tapi juga dalam kehidupan

Page 7: Penyusunan Kalimat

pada umumnya; variasilah yang membuat segala sesuatunya terasa indah dan nikamat.

a. Variasi dalam cara memulai

Kalimat pada umumnya dapat di mulai dengan: subyek, prediket, sebuah kata modalitas, sebuah

frase, sebuah klausa dan penekanan yang efektif. Penulis yang berpengalaman, pintar sekali

menggunakan kalimat-kalimatnya bervariasi. Mereka bukan hanya berisi kalimat yang di mulai

dengan subyek atau kata modalitas, prediket, dan sebagainya, akan tetapi mereka beri bervariasi.

b. Variasi dalam panjang-pendek kalimat.

Variasi kalimat bisa pula di usahakan dengan sekaligus mempekerjakan kalimat pendek dan

kalimat yang agak panjan.Di sini kalimat singkat dan kalimat panjang mempunyai nilai

tersendiri. Kedua jenis ukuran kalimat itu mesti bekerja sama. Lagi pula baik kalimat singkat

maupun kalimat panjang punya fungsi tertentu dalam alinea.

c. Variasi dalam Struktur kalimat

Adanya berbagai struktur kalimat dalam sebuah alinea juga besar artinya di lihat dari sudut

variasi. Alinea yang demikian biasanya lebih menyenangkan, tidak seperti membaca alinea yang

struktur kalimatnya sama semua. Karangan yang efektif mencerminkan keragaman struktur

kalimat.

d. Variasi dalam jenis kalimat

Dengan menggunakan berbagai jenis kalimat, anda juga dapat menghasilkan variasi.Itulah

sebabnya mengapa penulis yang berpengalaman tidak menggunakan satu jenis kalimat saja

dalam karangan mereka.Patut di ketahui bahwa berdasarkan fungsinya, Ahli-ahli tata bahasa

membedakan kalimat atas empat jenis.Pertama, kalimat yang berfungsi memberitahukan sesuatu,

di sebut kalimat berita. Kedua, kalimat yang fungsinya menyatakan kehendak, harapan,dan

sebagainya, di sebut kalimat pinta. Ketiga ,kalimat yang menyatakan pertanyaan, di namakan

kalimat Tanya. Keempat, kalimat yang menyatakan perasaan yang kuat, bernama kalimat seru.

Beberapa definisi Dari Kalimat Efektif.

• Menyatakan bahwa kalimat efektif ialah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau

dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh

pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan

oleh si penutur atau penulis.

• Sebelumnya penelitian tentang kalimat efektif pernah diteliti yaitu penelitian tentang “Kalimat

Efektif: Struktur, Tenaga, dan Variasi” yang ditulis oleh Epraim (1992)menyimpulkan bahwa

struktur kalimat yang benar merupakan dasar kalimat efektif, tenaga kalimat ialah kemampuan

Page 8: Penyusunan Kalimat

kalimat untuk menimbulkan pengertian-pengertian yang terkandung dalam kalimat sesuai

dengan yang diinginkan penulis. Setelah memiliki struktur dan tenaga masih dibutuhkan adanya

variasi.

• Juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat efektif yaitu suatu kalimat yang dapat

mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi diksi, struktur,

dan logikanya.

Ciri-ciri kalimat efektif :

• Kesepadanan atau Kesatuan

• Kesejajaran Bentuk (Paralelisme)

• Penekanan dalam kalimat

• Kehematan

• Kevariasian

• Kelogisan

Juga mengungkapkan pernyataan tentang kalimat efektif secara jelas dan terperinci yaitu: “Setiap

gagasan pikiran atau konsep yang dimiliki seseorang pada prakteknya harus dituangkan ke dalam

bentuk kalimat”. Kalimat yang baik pertama sekali haruslah memenuhi persyaratan

gramatikal.Hasil ini berarti kalimat itu harus disusun berdasarkan kaidah –kaidah yang berlaku.

Kaidah-kaidahtersebutmeliputi :

1. Unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat,

2. Aturan-aturan tentang Ejaan yang Disempurnakan,

3. Cara memilih kata dalam kalimat.

Menyatakan: “Agar kalimat yang ditulis dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat

seperti yang diharapkan oleh penulis naskah perlu diperhatikan beberapa hal yang merupakan

ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan dalam

kalimat, kehematan dalam mempergunakan kata, kevariasian dalam struktur kalimat”.

1. Kesepadanan dan Kesatuan

Kesepadanan dalam sebuah kalimat efektif adalah hubungan timbal balik antara subjek dan

predikat, predikat dengan objek serta keterangan, yang semuanya berfungsi menjelaskan

unsur/bagian kalimat tersebut.Selain struktur/ bentuk kesepadanan, kalimat efektif harus pula

Page 9: Penyusunan Kalimat

mengandung kesatuan ide pokok/ kesatuan pikiran.Syarat pertama bagi kalimat efektif

mempunyai struktur yang baik. Artinya kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek dan

predikat atau bisa ditambah dengan objek, pelengkap dan keterangan melahirkan keterpaduan

yang merupakan ciri kalimat efektif .

Kesepadanan kalimat diperhatikan oleh kemampuan struktur bahasa dalam mendukung atau

konsep yang merupakan kepaduan pikiran.

a) Subjek dan Predikat.

Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Unsur kalimat yang disebut

subjek dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan siapa atau apa. Unsur predikat dalam

kalimat dapat diketahui dari jawaban atas pertanyaan bagaimana atau mengapa.

b) Kata Penghubung Intra kalimat dan Antar kalimat.

Konjungsi merupakan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, antarkalimat, atau

antarparagraf.Secara umum konjungsi terdiri atas konjungsi intrakalimat dan konjungsi

antarkalimat.Konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan unsur-unsur

kalimat, sedangkan konjungsi antarkalimat berfungsi menghubungkan sebuah kalimat dengan

kalimat berikutnya.

Alwi, dkk. (2003:296) menyatakan bahwa konjungtor juga dinamakan kata sambung adalah kata

tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat : kata dengan kata, frasa dengan

frasa atau klausa dengan klausa.

c) Gagasan pokok.

Dalam menyusun kalimat kita harus mengemukakan gagasan (ide) pokok kalimat. Biasanya

gagasan pokok diletakkan pada bagian depan kalimat. Jika seorang penulis hendak

menggabungkan dua kalimat, maka penulis harus menentukan bahwa kalimat yang mengandung

gagasan pokok harus menjadi induk kalimat.

Contoh:

1. Ia dipukul mati ketika masih dalam tugas latihan.

2. Ia masih dalam tugas latihan ketika dipukul mati.

Page 10: Penyusunan Kalimat

Gagasan pokok dalam kalimat (1) ialah “ia dipukul mati”.Gagasan pokok dalam kalimat (2) ialah

“ia masih dalam tugas latihan”.Oleh sebab itu, “ia dipukul mati” menjadi induk kalimat di

kalimat (1), sedangkan “ia masih dalam tugas latihan” menjadi induk kalimat dalam kalimat (2).

d) Penggabungan dengan “yang”,”dan” jika dua kalimat digabungkan dengan partikel danmaka

hasilnya adalah kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan partikelyang akan

menghasilkan kalimat mejemuk bertingkat. Artinya kalimat itu terdiri dari induk kalimat dan

anak kalimat.

e) MenggabunganMenyatakan ”sebab” dan ”waktu”.

Menyatakan bahwa hubungan sebab dinyatakan dengan mempergunakan kata karena, sedangkan

hubungan waktu dinyatakan dengan kata ketika. Kedua kata ini sering dipergunakan pada

kalimat yang sama.

Contoh:

lebih tinggi.

(2) Karena gelombang tsunami melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat-tempat

yang lebih tinggi.

Kalimat di atas kedua-duanya tepat. Penggunaannya bergantung pada jalan pikiran penulis

apakah ia mementingkan hubungan waktu atau sebab. Yang perlu diperhatikan adalah pilihan

penggabungan itu harus sesuai dengan konteks kalimat.

f) Penggabungan Kalimat yang Menyatakan Hubungan Akibat dan Hubungan Tujuan

Dalam menggabungkan kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel sehingga untuk

menyatakan hubungan akibat, dan partikel agar atau supaya untuk menyatakan hubungan tujuan.

Contoh:

(1) Semua perintah telah dijalankan.

(2) Para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri.

Kalimat di atas digabungkan menjadi:

(1)Semua perintah telah dijalankan sehingga para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri.

(2)Semua perintah telah dijalankan agar para prajurit tidak bertindak sendiri-sendiri.

Penggunaan kata sehingga dan agar dalam kalimat di atas menghasilkan kalimat yang

efektif.Perbedaan kalimat (1) yang diinginkan adalah hubungan akibat, sedangkan pada kalimat

(2),hubungan tujuan.

Page 11: Penyusunan Kalimat

2. Kesejajaran Bentuk (Paralelisme)

Kesejajaran satuan dalam kalimat, menempatkan ide/ gagasan yang sama penting dan sama

fungsinya kedalam struktur/ bentuk gramatis. Jika sebuah gagasan (ide) dalam suatu kalimat

dinyatakan dengan frase (kelompok kata), maka gagasan lain yang sederajat harus dinyatakan

dengan frase. Kesejajaran (paralelisme) membantu memberi kejelasan kalimat secara

keseluruhan.

Contoh:

Penyakit aids adalah salah satu penyakit yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab

pencegahan dan pengobatannya tidak ada yang tahu. Dalam kalimat di atas penggunaan yang

sederajat ialah kata mengerikan dengan berbahayadan kata pencegahan dengan pengobatannya.

Oleh sebab itu, bentuk yang dipakai untuk kata-kata yang sederajat dalam contoh kalimat di atas

harus sama (paralel) sehingga kalimat itu kita tata kembali menjadi:Penyakit Aids adalah salah

satu penyakit yang paling mengerikan dan membahayakan sebab pengecahan dan pengobatannya

tak ada yang tahu.

3. Penekanan dalam Kalimat

Setiap kalimat memiliki sebuah gagasan (ide) pokok.Inti pikiran ini oleh biasanya ingin

ditekankan atau ditonjolkan penulis atau pembicara. Menurut penekanan terhadap inti yang ingin

diutarakan dalam kalimat biasanya ditandai dengan nada suara, seperti memperlambat ucapan,

meninggikan suara, pada bagian kalimat yang dipentingkan.

Beberapa cara membentuk penekanan dalam kalimat:

1. Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan atau awal kalimat.

2. Membuat urutan kata yang bertahap.

3. Melakukan pengulangan kata(repetisi).

4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

5. Menggunakan partikel penekanan (penegasan).

4. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif ialah kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk

lainnya dianggap tidak diperlukan.Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna

kata.Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang manambah kejelasan makna

kalimat boleh dihilangkan.

Page 12: Penyusunan Kalimat

Unsur-unsur penghematan apa saja yang harus diperhatikan:

a) Pengulangan Subjek Kalimat.

Penulisan kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat.Pengulangan

ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas.

Contoh:

Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan study tour karena mereka tahu masa

ujian telah dekat.

Direvisi menjadi:

Mahasiswa mengambil keputusan tidak jadi melakukan studi tur karena masa ujian telah dekat.

b) Hiponimi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia hiponim adalah hubungan antara makna spesifik dan

makna generik atau antaranggota taksonomi.

Contoh:

Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya lampu neon.

Direvisi menjadi:

Rumah penduduk di Medan terang benderang oleh cahaya neon.

c) Pemakaian Kata Depan ”dari” dan ”daripada”

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di.

Penggunaan dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), asal(asal-

usul).

Contoh :

Bu Ros berangkat dari Bandung pukul 06.30WIB.

Kata dari tidak dipakai untuk menyatakan milik atau kepunyaan.

Dalam bahasa Indonesia kata depan daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda

atau hal dengan benda atau lainnya.

Contoh:

Sifat Muhammad Yamin lebih sukar dipahami daripada sifat Miswanto.

5. Kevariasia

Panjang pendeknya variasi dalam kalimat mencerminkan jalan pikiran seseorang. Variasi dalam

penulisan pilihan kata (diksi) atau variasi dalam tutur kalimat yang tepat dan benar akan

memberikan penekanan pada bagian-bagian kalimat yang diinginkan. Agar tidak membosankan

dan menjemukan dalam penulisan kalimat diperlukan pola dan bentuk/struktur yang bervariasi.

a) Variasi Bentuk Pasif Persona

Page 13: Penyusunan Kalimat

Bentuk pasif persona juga dapat dimanfaatkan sebagai variasi lain dalam pengungkapan

informasi.

b) Variasi Bentuk Aktif – Pasif

Variasi bentuk aktif-pasif merupakan variasi penggunaan kalimat dengan memanfaatkan kalimat

aktif lebih dulu, kemudian diikuti oleh kalimat pasif, atau sebaliknya.

6. Kelogisan

Yang dimaksud kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan

penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Contoh:

Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan.

Kalimat tersebut tidak logis. Maka seharusnya:

Kepada Bapak Kepala Sekolah kami persilahkan.

D. Kalimat Tidak Efektif

Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang

terdapat pada kalimat efektif.

Berikut ini 13 Sebab Ketidakefektifan Kalimat :

1. Kalimat Berstruktur Kompak.

Setiap kalimat minimal terdiri atas unsur pokok dan sebutan (yang menerangkan pokok) atau

unsur subjek dan predikat. Kalimat yang baik adalah kalimat yang menggunakan subjek dan

predikat secara benar dan kompak. Kekurangkompakan dan ketidakjelasan subjek dapat terjadi

jika digunakan kata depan di depan subjek. Misalnya penggunaan dalam, untuk, bagi, di, pada,

sebagai, tentang, dan, karena sebelum subjek kalimat tersebut.

Contoh kalimat tidak efektif:

Bagi semua siswa harus memahami uraian berikut ini.

Dalam pembahasan ini menyajikan contoh nyata.

Sebagai contoh dari uraian di atas adalah perkalian di bawah ini.Kalimat di atas menjadi tidak

efektif karena unsurnya tidak lengkap.

2. Kalimat Paralel.

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tersusun secara paralel. Keparalelan itu tampak pada

jenis kata yang digunakan sebagai suatu yang paralel dengan memiliki unsur atau jenis kata yang

sama. Kesalahan dalam menggunakan paralelis kata akan menjadikan kalimat tersebut menjadi

tidak efektif.

Page 14: Penyusunan Kalimat

Contoh kalimat tidak efektif:

Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun laporan, kelengkapan materi yang harus

dilampirkan, penggambaran tahap-tahap kegiatan, dan simpulan hasil pengujian.

Ketidakefektifan kalimat tersebut, karena memfaralelkan jenis kata menyusun, dengan

kelengkapan, penggambaran, dan simpulan.Kalimat tersebut memfaralelkan “kegiatan” sebagai

verba, maka kata lainnya seharusnya menggunakan verba.Misalnya, kata menyusun seharusnya

berfaralel dengan melampirkan (materi secara lengkap), menggambarkan (tahap-tahap kegiatan),

dan menyimpulkan (hasil pengujian). Bandingkanlah dengan kalimat di bawah ini!

Kegiatan akhir dari percobaan itu adalah menyusun laporan, melampirkan materi secara lengkap,

menggambarkan tahap-tahap kegiatan, dan menyimpulkan hasil pengujian.

3. Kalimat Hemat.

Kalimat yang efektif harus hemat.Kalimat hemat memiliki ciri kalimat yang menghindari

pengulangan subjek, pleonasme, hiponimi, dan penjamakan kata yang sudah bermakna jamak.

Contoh kalimat tidak efektif:

Para menteri serentak berdiri, setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang ke acara itu.

Waktu tempuh yang digunakan hanya selama 45 menit saja untuk sampai ke daerah itu.

Air raksa ini harus dicampur dengan kain warna merah.

Banyak orang-orang yang tidak hadir pada pertemuan yang menghadirkan beberapa tokoh-tokoh

terkemuka.Kalimat pertama kurang efektif karena menggunakan subjek (kata para menteri)

dengan subjek kedua (kata mereka). Kalimat kedua menggunakan kata bermakna sama, yaitu

kata hanya dan saja. Kalimat ketiga kurang efektif karena menggunakan kata bermakna

hiponimi, yaitu kata warna dan merah (merah merupakan salah satu warna, sehingga tidak perlu

menggunakan kata warna).Kalimat keempat, menggunakan kata bermakna jamak secara

berulang, yaitu kata banyak dan beberapa dengan pengulangan kata yang mengikutinya.

4. Kalimat Berpadu.

Kalimat yang berpadu adalah kalimat yang berisi kepaduan pernyataan. Kalimat yang tidak

berpadu biasanya terjadi karena salah dalam menggunakan verba (kata kerja) atau preposisi (kata

depan) secara tidak tepat.

Contoh kalimat tidak efektif:

Segala usulan yang disampaikan itu kami akan pertimbangkan.

Uraian pada bagian ini akan menyajikan tentang perkembangbiakan pohon aren.

Materi yang sudah diungkapkan daripada pembicara awal akan dibahas kembali pada pertemuan

yang akan datang.

Penggunaan kata akan yang menyelip di antara subjek dengan predikat pada kalimat pertama

menjadikan kalimat tersebut kurang padu. Demikian pula penggunaan kata tentang dan daripada

Page 15: Penyusunan Kalimat

setelah verba menjadikan kalimat tersebut kurang padu.

5. Kalimat Logis.

Kalimat yang logis adalah kalimat yang dapat diterima oleh akal atau pikiran sehat.Biasanya

ketidaklogisan kalimat terjadi karena pemilihan kata atau ejaan yang salah.

Contoh kalimat tidak efektif:

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu kelancaran acara ini.

Untuk mempersingkat waktu, marilah kita bersama-sama mulai mengerjakan tugas tersebut.

Mayat wanita yang ditemukan di sungai itu sebelumnya sering mondar- mandir di daerah

tersebut.

Pada kalimat pertama terkadung makna bahwa yang berbahagia adalah kesempatan, kecuali

verbanya diganti dengan membahagiakan.Kalimat kedua memiliki makna yang tidak mungkin

waktu dipersingkat, kecuali acara yang dipersingkat atau waktu yang dihemat.Kalimat ketiga

menggunakan konstruksi kalimat yang kurang benar sehingga memunculkan makna yang kurang

logis dan menakutkan.

6. Kontaminasi

Merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah

Contoh :

• Diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)

• Memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)

• Sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)

• Saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul (salah)

• Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni Sekolah mengadakan pentas

seni (salah)

7. Pleonasme

Berlebihan, tumpang tindih

Contoh :

• Para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)

• Para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)

• Banyak siswa-siswa (banyak siswa)

• Saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)

• Agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)

• Disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

8. Tidak Memiliki Subjek.

Contoh :

Page 16: Penyusunan Kalimat

• Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)

• Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??

• Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

9. Adanya kata depan tidak perlu.

Contoh :

• Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.

• Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.

• Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.

10. Salah Nalar.

Contoh :

• waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)

• Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)

• Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)

• Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)

• Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)

• Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)

• Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa).

11. Kesalahan Pembentukan Kata.

Contoh :

• mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan

• menyetop seharusnya menstop

• mensoal seharusnya menyoal

• ilmiawan seharusnya ilmuwan

• sejarawan seharusnya ahli sejarah

12. Pengaruh bahasa asing.

Contoh :

Kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada kalimat

berikut:

Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.

Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:

I live in Semarang where my mother works.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:

Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.

13. Pengaruh Bahasa daerah

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat

Page 17: Penyusunan Kalimat

pada kalimat berikut:

Anak-anak sudah pada datang.

Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:

Anak-anak sudah datang.

Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat

berikut. Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.

Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok.

A.Berdasarkan Pengucapan

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung

juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang

ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat

tanya atau kalimat perintah.

Contoh:

- Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”

- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.

2. Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang

lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi

kalimat berita.

Contoh:

- Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.

- Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek

dan satu predikat.Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.Kalimat-kalimat yang

panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga

ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)

Contoh: Victoriabernyanyi

. S P

* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

Contoh: Ikasangat rajin

Page 18: Penyusunan Kalimat

. S P

* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)

Contoh: Masalahnyaseribu satu.

. S P

Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.

Contoh : Saya siswa kelas VI.

2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Contoh : Adik bernyanyi.

Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-

unsurnya.Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat

dikenali.Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat

tesebut terdiri atas:

1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.

2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu

kedua bulan ini.

3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu,

dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.

4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.

5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja,

selekas mungkin.

6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.

7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.

8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.

9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu

Emas, David Beckham.

10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan

rakyat.

Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:

1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.

2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.

3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

2. Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik

kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:

1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Page 19: Penyusunan Kalimat

Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat.

Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau

serta.

Contoh:

- Kami mencari bahan dan mereka meramunya.

- Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.

* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan,

namun, melainkan.Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.

Contoh:

- Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.

- Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.

* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.

Contoh:

- Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.

- Aku atau dia yang akan kamu pilih.

* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.

Contoh:

- Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.

- Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.

* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan

kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.

Contoh:

- Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama

juara melukis tingkat SMP.

b. Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)

Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak

bebas.Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat.Bagian yang

memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk

kalimat).Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak

kalimat).

Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk

bertingkat, yaitu:

1. Waktu : ketika, sejak

2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu

3. Akibat: hingga, sehingga, maka

Page 20: Penyusunan Kalimat

4. Syarat: jika, asalkan, apabila

5. Perlawanan: meskipun, walaupun

6. Pengandaian: andaikata, seandainya

7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar

8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah

9. Pembatasan: kecuali, selain

10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat

11. Kesertaan: dengan+ orang

Contoh:

- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat

mengacaukan data-data komputer itu.

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.

c. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat

atau kebalikannya.

Contoh:

- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.

KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.

- Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h

- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.

KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

C.Berdasarkan Isi atau Fungsinya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk

melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam

penulisannya.Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : Gantilah bajumu !

* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !

* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Page 21: Penyusunan Kalimat

Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

b. Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu.Dalam penulisannya,

biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi

menurun.Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :

* Kalimat berita kepastian

Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

* Kalimat berita pengingkaran

Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

* Kalimat berita kesangsian

Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

* Kalmat berita bentuk lainnya

Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

c. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi

(jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan

dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah

bagaimana, dimana, berapa, kapan.

Contoh:

- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?

- Kapan Becks kembali ke Inggris?

c. Kalimat Seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan perasa ‘yang kuat’ atau

yang mendadak.Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya

dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

Contoh:

- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

- Bukan main, eloknya.

D. Berdasarkan Unsur Kalimat

Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu

buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.

Contoh :

Page 22: Penyusunan Kalimat

- Mahasiswaberdiskusidi dalam kelas.

. S P K

- Ibumengenakankaos hijau dan celana hitam.

. S P O

2. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja,

atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa

semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan

kekaguman.

Contoh:

- Selamat sore

- Silakan Masuk!

- Kapan menikah?

- Hei, Kawan…

E. Berdasarkan Susunan S-P

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu

yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk

menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.

Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.

Contoh:

- Ambilkankoran di atas kursi itu!

. P S

- Sepakatkamiuntuk berkumpul di taman kota.

. S P K

2. Kalimat Inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola

kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

Contoh:

- Penelitian inidilakukanmerekasejak 2 bulan yang lalu.

. S P O K

- Aku dan diabertemudi cafe ini.

. S P K

Page 23: Penyusunan Kalimat

F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Kalimat Yang Melepas

Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama

(induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat).Unsur anak kalimat ini seakan-

akan dilepaskan saja oleh penulisnya.Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah

bermakna lengkap.

Contoh;

- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan

di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2. Kalimat yang Klimaks

Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan

diikuti oleh induk kalimat.Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak

kalimatnya.Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk

kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk

ketegangan.

Contoh:

- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.

- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis

itu dibebaskan juga.3.

3. Kalimat Yang Berimbang

Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk

campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke

dalam bangun kalimat yang simetri.

Contoh:

- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan

transaksi, dan IHSG naik tajam.

- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat

dengan leluasa.

G. Berdasarkan Subjeknya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

Page 24: Penyusunan Kalimat

1.Kaliamat Aktif

Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini

biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat

berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi,

tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).

Contoh:

- Mereka akan berangkat besok pagi.

- Kakak membantu ibu di dapur.

Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.Kalimat Aktif Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1).Predikat pada

kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh: Enimencucipiring.

. S P O1

1.Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1).

Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-.Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti

dengan O1.Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:

- Merekaberangkatminggu depan.

. S P K

- Amelmenangis tersedu-sedudi kamar.

. S P K

2.Kalimat Semi Transitif

Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.

Contoh:

- Diankehilanganpensil.

. S P Pel.

- Soniselalu mengenderaisepeda motorke kampus.

. S P Pel K

2.Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya

memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.

Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.Kalimat Pasif Biasa

Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini

Page 25: Penyusunan Kalimat

berawalan di-,ter-,ke-an.

Contoh:

- PiringdicuciEni.

. S P O2

2.Kalimat Pasif Zero

Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2

tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi

penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata

kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.

Contoh:

- Kupukuladik.

. O2 P S

- Akan saya sampaikan pesanmu.

. O2 P S

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :

1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.

2. Awalan me- diganti dengan di-.

3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.

Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)

. Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)

4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian

subjek dan predikat dirapatkan.

Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif)

. PR harus kukerjakan. (pasif).

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Didalam materi makalah ini menyangkut tentang kalimat efektif. Karena kalimat efektif adalah

kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penulis atau pembicaraan dengan jelas

kepada pembaca atau pendengar. Dan kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsurpenting yang

ada dalam kalimat tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam mendukung

gagasan/ide yang dikandung kalimatnya. Dan kalimat efektif juga mempelajari tentang subjek

Page 26: Penyusunan Kalimat

dan predikat, kalimat klausa, interelasi antara s,p,o, dan k. dan mempelajari juga tentang kata

penghubung konjungsi.

B. Saran

Untuk dapat membentuk kalimat efektif yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan,

penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar.

Maka penulis atau pembicara memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Dalam kalimat efektif kita sebagai mahasiswa harus memahami atau membedakan kalimat

efektif yang baik dan intensif.

2. Para mahasiswa atau dosen hendaknya lebih meningkatkan mutu pengkajiannya dalam

membentuk kalimat efektif.

3. Kalimat efektif sangat penting untuk dipelajari oleh setiap mahasiswa baik yang tampak

melakukan kemampuan struktur atau unsur-unsur penting dalam sebuah kalmat efektif.

PUSTAKA

Baynham, Mike. (1995) Literacy Practices: Investigating Literacy in Social Contexts.

London: Longman. Keraf, Gorys (1983) Komposisi. Jakarta: Gramedia.

Rusyana, Yus (1984) Bahasa & Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro.

Share this: