web viewbuku pertamanya yang ditulis bersama ayahnya, berisi soal-soal dokumen hukum dan diberi...
TRANSCRIPT
TEORI BELAJAR SKINNER
Paper ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Belajar Matematika
Dosen pengampu: Dr.Ibrahim
Disusun oleh:
1. Susi Susanti (10600003)
2. Rif’ati (106000)
3. Muhammad Arifin (106000)
4. Farhah Mardiana (10600032)
5. Sektiana Wardhani (10600072)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BIOGRAFI
Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)
Skinner lahir di Susquehanna, Pennsylvania. Dia meraih gelar master pada tahun
1930 dan Ph.D. pada tahun 1931 dari Harvard University. Gelar B.A. diperoleh dari
Hammilton College, New York. Dia mengambil jurusan sastra Inggris. Usaha awal Skinner
untuk menjadi penulis banyak gagalnya sehingga dia mulai berpikir untuk menjadi
psikiater. Dia akhirnya bekerja di industri batubara sebagai penulis dokumen hukum. Buku
pertamanya yang ditulis bersama ayahnya, berisi soal-soal dokumen hukum dan diberi
judul A Digest of Decisions of the Anthracite Board of Conciliation. Setelah menyelesaikan
buku ini Skinner pindah ke Greenwich Village di New York City.
Skinner mengajar psikologi di University of Minnesota antara 1936 dan 1945 dan
selama masa ini, dia menulis buku teksnya yang amat berpengaruh, The Behavior of
Organism (1938). Pada tahun 1945, Skinner pindah ke Indiana University untuk menjabat
ketua jurusan Fakultas Psikologi. Pada tahun 1948 dia kembali ke Harvard, dan menetap
di sana untuk seterusnya. Sampai sekitar tahun 1970 Skinner menjadi tokoh yang paling
banyak dibicarakan orang dalam tradisi behavioris.
TEORI SKINNER
Behaviorisme Radikal
Skinner mengadopsi dan mengembangkan filsafat ilmiah yang dikenal sebagai
radical behaviorism. Orientasi ilmiah ini menolak bahasa ilmiah dan interpretasi ilmiah
yang mengacu pada mentalistic event (kejadian mental). Beberapa isi belajar behavioristik
menggunakan istilah seperti dorongan, motivasi, dan tujuan untuk menjelaskan aspek
tertentu dari perilaku manusia dan nonmanusia. Skinner menolak jenis istilah ini karena
istilah itu merujuk pada pengalaman mental yang bersifat pribadi dan menurutnya
menyebabkan psikologi kembali ke bentuk non ilmiah. Menurut Skinner, aspek yang dapat
diamati dan diukur dari lingkungan, dari perilaku organisme, dan dari konsekuensi perilaku
itulah yang merupakan materi penting untuk penelitian ilmiah.
Perilaku Responden dan Operan
Skinner membedakan 2 jenis perilaku: respondent behavior (perilaku responden),
yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, dan operant behavior (perilaku operan)
yang tidak diakibatkan oleh stimulus yang dikenal tetapi dilakukan sendiri oleh organisme.
Contoh dari perilaku responden adalah semua gerak refleks seperti menarik tangan ketika
tertusuk jarum, menutunya kelopak mata saat terkena cahaya menyilau, dan keluarnya air
liur saat ada makanan. Contoh perilaku operan adalah tindakan ketika hendak bersiul,
berdiri lalu berjalan, atau anak yang meninggalkan suatu mainan dan beraih ke mainan
lainnya. Kebanyakan aktivitas keseharian kita adalah perilaku operan. Perilaku responden
bergantung pada stimulus yang mendahuluinya, sedangkan perilaku operan dikontrol oleh
konsekuensi atau respons yang dihasilkan. Riset Skinner hampir semuanya berkaitan
dengan pengkondisian operan.
B.F. Skinner meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui
pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa
hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
Kotak Skinner
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: Dalam laboratorium Skinner
memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang
sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan,
penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri
listrik. Karena dorongan lapar, tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama
tikus bergerak ke sana ke mari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol,
makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan
perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.
Perilaku Takhayul
Menurut prinsip pengkondisian operan, kita dapat memperkirakan bahwa perilaku
yang dilakukan hewan ketika mekanisme memberi makan diaktifkan dan diperkuat, dan
hewan akan cenderung mengulangi perilaku yang diperkuat itu. Setelah beberapa saat,
perilaku yang diperkuat akan muncul lagi saat mekanisme pemberi makan aktif lagi, dan
responnya akan semakin kuat. Jadi hewan bisa mengembangkan respon ritualistik yang
aneh; ia mungkin menyerudukkan kepalanya, atau berputar-putar, berdiri dengan kaki
belakang, atau melakukan sederetan tindakan lain yang pernah dilakukannya ketika
mekanisme pemberian makan mendadak aktif. Perilaku ritualistik ini disebut sebagai
takhayul (superstitious) karena hewan itu sepertinya percaya bahwa apa yang
dilakukannya akan menyebabkan datangnya makanan. Karena penguat dalam situasi ini
tidak bergantung pada perilaku hewan, maka ia dinamakan noncontingent reinforcement (penguatan nonkontingen).
Contohnya, tiap orang pasti mempunyai satu hal yang dianggapnya benda
keberuntungan. Seperti salah satunya penyanyi yang bernama Taylor Swift yang menyukai
angka 13, sehingga sebelum pentas dia menuliskan angka 13 di tangannya supaya
konsernya lancar.
Menurut salah satu teori Behavioristik, hal itu masuk dalam Superstitious behaviour. Menurut Skinner yaitu adanya perilaku tertentu yang oleh individu diyakini
sebagai penyebab keberhasilan, namun pada dasarnya tidak demikian. Perilaku takhayul
muncul ketika penguat atau hukuman terjadi ketika ada jarak waktu yang berdekatan
dengan perilaku utamanya. Oleh karena itu, perilaku yang sengaja diperkuat atau
mendapat hukuman, meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku terjadi lagi. Jadi rasa
kepercayaan akan sesuatu yang dimiliki orang yang tanpa sebab yang jelas atau
pengetahuan yang pasti itu masuk dalam supertitious behaviourm.
Operan Diskriminatif
Pada kotak skinner dikondisikan sedemikian rupa agar hewan menekan tuas saat
lampu menyala, hewan mendapatkan secuil makanan. Dan jika lampu padam, hewan tidak
menekan tuas dan tidak mendapatkan makanan. Dalam kondisi ini cahaya menyala
didefinisikan ( SD ), cahaya padam (SΔ ). Itu adalah pengembangan dari operant
deskriminatif, yang merupakan respon operan yang diberikan untuk satu situasi tetapi tidak
untuk situasi lainnya. Tatanan ini dapat disimbolkan sebagai berikut: SD RSR di mana R
adalah respons operan dan SR adalah stimulus yang menguatkan. Jadi operan diskriminatif
melibatkan suatu sinyal yang menimbulkan respons yang pada gilirannya menimbulkan
penguatan. Contohnya pada kehidupan sehari–hari. Saat sedang mengendarai sepeda
motor, kita bertemu dengan lampu merah ( SD) yang menyebabkan berhenti (R). Oleh
sebab itu kita tidak terkena tilang atau kecelakaan (SR).
Penguatan Sekunder
Penguatan sekunder adalah penguatan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan non fisik seperti pujian verbal, ekspresi wajah yang menyenangkan, pemberian
penghargaan, menghargai kesuksesan, memberi nilai, peringkat, dan memberi
kesempatan siswa untuk mengerjakan sesuatu yang diinginkannya. Dalam pembelajaran
Skinner menyatakan bahwa pemberian hadiah lebih efektif dalam merubah perilaku
seseorang daripada menggunakan hukuman.
Berdasarkan prinsip penguatan sekunder, pemasangan cahaya dengan makanan
akan menyebabkan cahaya memiliki properti penguatan tersendiri. Cara untuk mengujinya
adalah dengan melenyapkan respons penekan tuas, sehingga ketika hewan menekan tuas
tidak ada makanan atau miuman yang diberikan. Pada saat tingkat respon penekan tuas
ini menurun ke level operan, penekanan tuas itu diatur agar menyalakan cahaya tetapi
tidak menghasilkan makanan. Dalam hal ini skinner mencatat ada peningkatan respons.
Karena cahaya itu meningkatakan tingkat respon dan cahaya itu juga memperlama
pelenyapan. Dapat dikatakan bahwa cahaya itu memiliki karakteristik penguat tersendiri
melalui asosiasinya dengan makanan pada masa training. Penguatan yang Digeneralisasikan
Generalized reinforce (penguat yang digeneralisasikan) adalah penguat sekunder
yang dipasangkan dengan lebih dari satu penguat utama. Keuntungan dari penguat yang
digeneralisasikan adalah tidak tergantung pada kondisi deprivasi agar bisa efektif.
Contohnya makanan dan uang, hanya akan memperkuat untuk organisme yang kelaparan,
tetapi uang dapat dipakai sebagai penguat tanpa tergantung seseorang kelaparan atau
tidak. Setiap aktivitas yang pernah menyebabkan penguatan mungkin akan menjadi
penguatan itu sendiri.
Skiner terkenal dengan konsep Functional Autonomi (autonomi fungsional) dari
Gordon Allport (1961) berpendapat bahwa meskipun suatu aktivitas pernah dilakukan
karena aktivitas itu menimbulkan penguatan, setelah beberapa waktu aktivitas itu sendiri
menjadi suatu penguat.
Perantaian
Yang disebut dengan proses perantaian atau proses berantai adalah Suatu respon
dapat membawa organisme berhubungan dengan stimuli yang bertindak sebagai SD untuk
respons lainnya, yang pada gilirannya akan menyebabkannya mengalami stimuli yang
menyebabkan respons ketiga, dan seterusnya. Misalnya, tindakan menekan tuas dalam
kotak skinner bukan merupakan proses yang tunggal. Stimulus dalam kotak skinner
bertindak sebagai SD menyebabkan hewan mendekati tuas. Saat melihat tuas hewan akan
mendekatinya dan menekannya. Penekan mekanisme pemberi makanan bertindak
sebagai SD tambahan, yang menyebabkan hewan mendekati makanan. Tindakan
memakan makanan berperan sebagai SD, yang menyebabkan hewan mendekati tuas dan
menekannya kembali. Dalam hal ini potongan makanan bertindak sebagai penguat positif
utama. Dapat dikatakan bahwa berbagai elemen rantai perilaku disatukan oleh penguat–
penguat sekunder, namun keseluruhan rantai perilaku tergantung pada penguat utama.
Penguat Positif dan Negatif
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner
mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah
pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi
penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan
penguatan negatif. Bentuk-bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau
penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
Hukuman ( punishment )Punishment terjadi ketika suatu respons menghilangkan sesuatu yang positif dari
situasi atau menambahkan sesuatu yang negatif. Hukuman didesain untuk menghilangkan
terulangnya perilaku yang ganjil, berbahaya, atau perilaku yang tidak diinginkan lainnya
dengan asumsi bahwa seseorang yang dihukum akan berkurang kemungkinannya
mengurangi perilaku yang sama. Argumen utama Skinner menentang penggunakan
hukuman adalah bahwa hukuman itu dalam jangka panjang tidak efektif. Jadi hukuman
sering kelihatannya sangat berhasil padahal ia sebenarnya hanya menghasilkan efek
temporer. Ada beberapa argumen yang menentang hukuman yaitu :
a) Hukuman menyebabkan efek samping emosional yang buruk.
b) Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan organisme, bukan apa yang
seharusnya organisme.
c) Hukuman menjustifikasi tindakan menyakiti pihak lain.
d) Berada dalam situasi di mana perilaku yang dahulu dihukum kini dapat dilakukan
tanpa mendapat hukuman lagi mungkin akan akan menyebabkan anak merasa
diperbolehkan melakukannya lagi.
e) Hukuman akan menimbulkan agresi terhadap pelaku penghukum pihak lain.
f) Hukuman sering mengganti respons yang tidak diinginkan dengan respons yang tak
diinginkan lainnya.
Alternatif untuk hukuman
Situasi yang menyebabkan perilaku yang tidak diinginkan bisa diubah, dan itu
akan mengubah perilaku. Misalnya, memindahkan gelas hiasan dari ruang keluarga akan
mengeliminasi problem anak memecahkan barang itu. Respons yang tidak diinginkan
dapat diubah menjadi menjemukan dengan cara membiarkan organisme melakukan
respons yang tak diinginkan itu sampai ia bosan. Cara lainnya, adalah membiarkan waktu
yang menentukan, tetapi cara ini boleh jadi akan terlalu lama. Kebiasaan tidak mudah
dilupakan. Alternatif lainnya adalah memperkuat perilaku yang tidak sesuai dengan
perilaku yang tidak diharapkan (misalnya, anak diajak untuk membaca sebelum ia bermain
korek api ketimbang menemukannya karena bermain korek api).
Perbandingan Skiner dan Thorndike
Antara Skiner dan Thorndike terdapat banyak persamaan pendapat dalam
sejumlah isu penting, tetapi juga mempunyai perbadaan diantara keduanya. Perbedaan ini
diantaranya pengkondisian operan Skiner dengan pengkondisian Instrumental Thorndike
mengilustrasikan bahwa dua pendekatan itu berbeda dan istilah operan dan instrumental
tidak dapat digantikan. Sehingga Skiner dianggap revolusioner dalam sejarah teori belajar.
Jadwal Penguatan
Meskipun Pavlov melakukan penelitian penguatan parsial, menggunakan
pengkondisian klasik, tetapi Skinnerlah yang secara meneliti secara menyeluruh topik ini.
Skinner telah mempublikasikan data tentang efek dari penguatan parsial ketika Humphreys
mengguncang dunia psikologi dengan menunjukkan bahwa proses pelenyapan adalah
lebih cepat sesudah penguatan 100 persen ketimbang sesudah penguatan parsial. Artinya,
jika suatu organisme menerima penguat setiap kali ia membuat respon yang tepat selama
proses pelenyapan, maka responnya akan lenyap lebih cepat ketimbang organisme
dengan respons benar yang tidak mencapai 100 persen. Skinner telah mempublikasikan
tentang penguatan parsial. Penguatan parsial akan menyebabkan resistensi yang lebih
besar terhadap pelenyapan ketimbang penguatan yang berkelanjutan atau penguatan 100
persen, dan fakta ini dinamakan Partian Reinforcement Effect ( PRE).
Skinner mempelajari efek penguatan parsial ini secara ekstensif dan akhirnya
menulis sebuah buku bersama Ferster yang diberi judul Schedules of Reinforcement. Ada
beberapa penguatan yang lazim dipakai yaitu :
1. Continuous Reinforcement Schedule ( CRF ), jadwal penguatan berkelanjutan.Dengan menggunakan CRF, setiap respons yang tepat selama akuisisi
akan diperkuat. Dalam studi penguatan parsial, hewan dilatih dahulu pada jadwal
penguatan 100 persen dan kemudian dipindah ke penguatan parsial.
2. Fixed Interval Reinforcement Schedule ( FI ), jadwal penguatan internal tetap.
Dengan menggunakan FI, hewan akan diperkuat untuk satu respons yang
dibuat hanya setelah sederet interval waktu. Pada awal interval waktu tetap,
hewan merespons dengan lambat atau bahkan tidak merespons sama sekali. Saat
akhir waktu interval makin dekat, hewan pelan–pelan meningkatkan kesempatan
responsnya, dan tampak mengantisipasi momen penguatan. Jenis respons ini
menghasilkan suatu pola pada pencatatan komulatif yang disebut Fixed interval scallop.
3. Fixed Ration Reinforcement Schedule ( FR ), jadwal penguatan rasio tetap.Setiap respons ke–n yang dilakukan hewan akan diperkuat. Faktor
penting menentukan kapan suatu respons diperkuat adalah jumlah dari respons
yang diberikan. Secara teori, hewan pada jadwal interval tetap dapat membuat
satu respons saja disetiap akhir interval dan diperkuat setiap kali ia merespons.
Dengan jadwal rasio tetap hal itu tidak mungkin; hewan harus merespons
sejumlah tertentu sebelum diperkuat.
Postreinforcement pause terjadi saat penguatan FI dan FR, respons yang
diperkuat diikuti oleh depresi (penurunan) tingkat respons. Jadwal FR biasanya
menghasilkan garis seperti undak–undakan, yang menunjukkan bahwa hewan
secara temporer berhenti memberi respons setelah suatu respons diperkuat dan
kemudian, pada satu titik tertentu, kembali merespons dengan cepat.
4. Variable Interval Reinforcement Schedule ( VI ), jadwal penguatan interval
variabel.Hewan diperkuat setelah memberi respons pada akhir interval dari durasi
variabel. Yakni, alih – alih menggunkan interval waktu tetap, seperti dalam jadwal
FI, hewan itu diperkuat pada rata – rata. Jadwal ini mengeliminasi efek yang
menyebabkan garis berlekuk – lekuk seperti yang dijumpai di jadwal FI dan
menghasilkan tingkat respons yang tetap dan moderat.
5. Variable Ratio Reinforcement Schedule ( VR ), jadwal penguatan rasio variabel.
Mengeliminasi bentuk undak – undakan dalam catatan komulatif seperti
yang dijumpai pada jadwal FR dan menghasilkan tingkat respons yang tertinggi di
antara lima jadwal yang telah dibahas sejauh ini.
6. Cuncurrent Schedule and the Mathcing Law Skinner (1950) melatih burung dara untuk mematuk 2 kunci operan yang
tersedia pada saat yang bersamaan tetapi memberikan penguat di bawah jadwal
yang berbeda. Prosedur ini dinamakan sebagai concurrent reinforcement schedules (jadwal penguatan secara bersamaan).
7. Cuncurrent Chain Reinforcement ScheduleJadwal penguatan bersama di pakai untuk meneliti perilaku pilihan-
sederhana, sedangkanconcurrent chain reinforcement schedule (jadwal
penguatan rantai secara bersamaan) di pakai untuk meneliti perilaku pilihan
kompleks. Dengan jadwal rantai bersama ini perilaku hewan selama fase awal
eksperimen akan menentukan jadwal penguatan apa yang akan di alaminya
selama fase kedua atau fase penghentian.
Apa yang mengubah preferensi kepenguat kecil dan langsung menjadi
preferensi ke penguat besar dan tidak langsung? jawabannya tampaknya adalah
waktu. Ditunjukkan bahwa penguat kehilangan nilai penguatannya seiring dengan
berlalunya waktu. Jadi, suatu organisme mungkin memeilih penguat kecil jika
penguat itu langsung tersedia tetapi ia tidak akan merencanakannya untuk masa
depan. Jika ada penundaan, organisme cenderung memilih penguat yang lebih
besar. Schwartz, Wasserman, dan Robbins menggeneralisasikan temuan ini untuk
manusia.
Misalnya ada pilihan antara ninton film di bioskop dan belejar di waktu
malam kita bisa membayangkan bahwa pergi nonton bioskop akakn menghasilkan
penguatan kecil tetapi langsung (hiburan malam), sedangkan belajar
menghasilkan penguatan besar yang tertunda (lulus ujian denga nilai bagus) .
Ketika diberi pilihan antara belajar mulai jam 7:45 malam atau meneonton bioskop.
Namun jika pilihan itu tersedia pada jam 9 pagi, sehingga kedua penguat itu
mengalami penundaan, maka siswa akan memilih belajar pada malam itu.
Aplikasi teori Skinner terhadap pembelajaran
Menurut Skinner, gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari
guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. Menajemen kelas
adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan
yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan
apapun pada perilaku yanag tidak tepat.
Menurut skinner belajar akan berlangsung sangat evektif apabila: (1) informasi
yang akan dipelajari disajikan secara bertahap; (2) pembelajar segera diberi umpan balik
mengenai akurasi pembelajaran mereka (yakni, setelah belajar mereka segera diberitahu
apakah mereka sudah memahami informasi dengan benar atau tidak); (3) pembelajar
mampu belajar dengan caranya sendiri. Seperti behavioris lainnya, skinner memulai
pembelajaran dengan langkah yang sederhana ke yang kompleks. Perilaku kompleks
dianggap terdiri dari bentuk-bentuk perilaku sederhana. Bagi skinner, motivasi hanya
penting untuk menentukan apa yang akan bertindak sebagai penguat untuk siswa tertentu.
Prinsip-prinsip pembelajaran menurut Skinner:
1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan benar
diperkuat.
3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4. Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5. Proses lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostik.
6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari
pelanggaran agar tidak menghukum.
9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu).
11. Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil-kecil, semakin meningkat mencapai
tujuan.
12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut
waktunya masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik
atau tamat sekolah dalam waktu yang berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi
kompleks.
Skenario pembelajaran
Teori : penguatan postif dan negatif
Materi : trigonometri – identitas trigonometri
Kelas : X SMA
PemeranGuru : Muhammad Arifin
Siswa : Susi : siswa yang cerewet yang selalu ngajak ngobrol
Farhah : siswa cerewet yang selalu ngobrol
Rifati : pendiam
Sekti : aktif
Dalam skenario kita akan menerapkan beberapa teori :
Pengutan positif dan negatif1. Siswa yang pendiam sering ditanya, kemudian disuruh mengerjakan soal
dan diberi apresiasi. Kemudian siswa tersebut menjadi aktif.
2. Guru mengetahui nama siswa yang aktif. Sedangkan yang pendiam tidak
tahu.
3. Siswa bermain hp kemudian guru menegurnya dan memberikan nasehat.
Kemudian guru memberikan soal dan suruh mengerjakan, siswa tersebut
tidak bisa menyelasaikan.
Langkah-langkah skenario pembelajaran:
1. Siswa di kelas siap menerima pelajaran.
2. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam.
3. Guru menanyakan materi yang kemarin kepada siswa.
4. Guru meminta siswa untuk membuka modul pembelajaran yang sudah mereka
punya.
5. Guru menyampaiakan materi pelajaran tentang identitas trigonometri.
6. Guru meminta siswa untuk mengerjakan beberapa soal latihan yang ada di modul.
7. Guru memberi kesempatan pada siswa mengerjakan soal di depan kelas.
8. Guru melihat hasil pekerjaan siswa. Jika salah guru memberikan semangat
kepada siswa dan membantunya membenarkan jawaban. Jika benar guru
memberikan penghargaan berupa pujian dan hadiah kepada siswa.
9. Guru mencocokkan kembali jawaban siswa dan memberikan jawaban-jawaban
yang benar.