analisis soal-soal buku ajar matematika kelas viii
TRANSCRIPT
ANALISIS SOAL-SOAL BUKU AJAR MATEMATIKA KELAS VIII DITINJAU
DARI REVISI TAKSONOMI BLOOM
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
HANAN NUR FAUZIYYAH
A410160071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
1
ANALISIS SOAL-SOAL BUKU AJAR MATEMATIKA KELAS VIII DITINJAU
DARI REVISI TAKSONOMI BLOOM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian serta mengetahui dimensi proses
kognitif dan dimensi pengetahuan soal-soal buku ajar matematika kelas VIII kurikulum 2013
berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom dan konsep permasalahan dalam belajar. Revisi
Taksonomi Bloom memiliki dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi
pengetahuan. Dimensi proses kognitif berisikan enam kategori, yaitu: mengingat, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dimensi pengetahuan berisikan
empat kategori, yaitu: faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Metode yang
digunakan dalam menganalisis data yaitu mengkategorikan soal ke tabel taksonomi,
menghitung persentase, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
buku ajar matematika semester 1 memuat 372 soal dengan persentase terbanyak C3-konseptual
yaitu sebesar 28,76%, persentase paling sedikit oleh C5 dan C6-prosedural yaitu sebesar 0,27%,
semester 2 memuat 443 soal dengan persentase terbanyak C3-konseptual yaitu sebesar 34,99%,
persentase paling sedikit C3-metakognitif, C5-faktual, dan C6-faktual yaitu sebesar 0,23%.
Kesimpulannya pada buku dimensi kognitif C1 tidak terdapat jenis soal yang termasuk dalam
dimensi pengetahuan konseptual dan metakognitif, untuk dimensi kognitif C2 tidak terdapat
jenis soal yang termasuk dalam dimensi metakognitif. Tidak adanya keseimbangan persentase
antara soal berpikir tingkat rendah (LOTS) dengan soal berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada
semester 1 perbandingan sekitar 4:1, sedangkan pada semester 2 perbandingan sekitar 6:5.
Kata Kunci: analisis, buku ajar, revisi taksonomi bloom
Abstract
This study aims to analyze the suitability and find out the dimensions of cognitive processes
and the dimensions of knowledge of mathematics curriculum 2013 textbooks for class VIII
based on the revised bloom taxonomy and the concept of problem in learning. Bloom’s revised
taxonomy has two dimension: the cognitive process dimensions and the knowledge dimension.
The cognitive process dimension contains six categories, namely: remembering,
understanding, applying, analyzing, evaluating, and creating. The dimension of knowledge
contains four categories, namely: factual, conceptual, procedural, and metacognitive. The
method used in analyzing data is categorizing questions into taxonomic tables, calculating
percentage, and drawing conclusions. The result of this study indicate that mathematic
textbooks for 1st semester contain 372 questions with the highest percentage of C3-Conceptual
that is equal to 28,76%, the least percentage by C5 and C6-Procedural that is equal to 0,27%, 2nd semester contains 443 questions with the highest percentage of C3-Conceptual that is equal
to 34,99%, the least percentage of C3-Metacognitive, C5-Factual, and C6-Factual which is equal
to 0,23%. The conclusion in the cognitive dimension book C1 is that there are no types of
questions contained in the dimensions of conceptual and metacognitive knowledge, for
cognitive dimensions C2 there are no types of questions included in the metacognitve
dimension. There is no percentage balance between Low Order Thinking Skill (LOTS) and
Higher Order Thinking Skill (HOTS) in 1st semester, the ratio is around 4:1, where as in 2nd
semester the ratio is around 6:5.
Keyword: analysis, textbooks, bloom taxonomic revision
2
1. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu proses untuk mengubah tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan
kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan
adalah satuan tindakan pembentukan peserta didik mengembangkan potensi diri yang
memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Menurut pengertian secara psikologis,
belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang berbeda sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Ena, Ikhman & Kodirun,
2019). Bahan ajar merupakan kebutuhan penting yang berisikan materi pelajaran, metode, dan cara
dalam proses belajar mengajar, karena dengan adanya bahan ajar maka dapat terselenggara
pembelajaran yang baik.
Dalam Permendikbud Nomor 11 Pasal 2 tahun 2005 tentang buku teks pelajaran adalah buku
acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran yang disusun
berdasarkan standar nasional. Buku ajar berstandar kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh
pemerintah serentak digunakan sebagai sarana untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 yang
baru diterapkan di Indonesia sebagai perbaikan tehadap kurikulum 2006. Pusat Perbukuan
Depdiknas menyebutkan tiga aspek standar buku ajar pembelajaran matematika, yaitu aspek
materi/isi, aspek penyajian, dan aspek bahasa. Dalam penilaian buku teks matematika oleh BSNP,
terdapat beberapa butir penilaian yang harus dinilai pada keakuratan materi yaitu keakuratan fakta,
konsep, prinsip, prosedur, contoh, dan soal. Selanjutnya BNSP (2014a) mendeskripsikan
keakuratan soal sebagai penyajian soal dalam tiap bab harus sesuai dengan materi, tingkat
kesulitannya bervariasi dalam aspek ruang lingkup yang mendukung tercapainya kompetensi dasar,
semua soal yang disajikan harus realistik dan kuat, terdapat soal latihan yang menuntut peserta
didik untuk berpikir tingkat tinggi.
Pada kenyataannya masih ditemukan kelemahan-kelemahan dalam buku ajar yang digunakan di
sekolah saat ini, khususnya dalam buku ajar matematika. Salah satu kelemahan yang ditemukan
dalam penelitian Masduki dkk (2013) adalah rendahnya proporsi soal-soal dalam buku teks yang
mendorong peserta didik untuk mampu menggunakan kemampuan penalaran mereka dalam
menyelesaikan masalah matematis.
Rosila, Yaacob, dan Ismail (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Taksonomi
Bloom memiliki banyak manfaat untuk digunakan sebagai alat untuk menganalisis pendidikan
domain tujuan, dapat menyediakan sarana untuk menentukan tingkat dimana suatu tujuan ditulis.
Taksonomi Bloom telah terbukti keunggulan dan efektifitas dari lainnya metode dan bisa berfungsi
sebagai bahasa umum tentang tujuan belajar, Taksonomi Bloom menyediakan guru dan pendidik
dengan kerangka acuan yang menjelaskan berbagai jenis dari hasil belajar.
3
Taksonomi Bloom dilakukan revisi oleh Anderson dan Krathwohl dalam domain kognisi dengan
mengubah penamaan yang semula menggunakan kata benda menjadi kata kerja yang menurutnya
bentuk sistem berpikir yang aktif dan akurat (Anderson, 2001). Revisi Taksonomi Bloom ranah
kognitif memiliki dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi
proses kognitif berisikan enam kategori, yaitu mengingat (remembering), memahami
(understanding), mengaplikasikan (applying), menganalisis (analysing), mengevaluasi
(evaluating), dan menciptakan (creating). Dimensi pengetahuan berisikan empat kategori, yaitu:
faktual (factual), konseptual (conceptual), prosedural (procedural), dan metakognitif
(metacognitive) (Gunawan & Palupi, 2016). Interelasi dari dimensi pengetahuan dan dimensi proses
kognitif disebut dengan tabel taksonomi.
2. METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya, atau
sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan
manipulasi variabel penelitian (Turistiati, 2018). Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau
peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena atau perbandingan berbagai variabel (Mubin,
2018). Sumber data adalah tempat didapatkannya data yang diinginkan. Sumber data terbagi
menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti
secara langsung (dari tangan pertama). Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada Sutama (2019: 113). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data
soal-soal latihan dan uji kompetensi yang akan dianalisis pada buku ajar matematika kelas VIII
kurikulum 2013 edisi revisi 2017 yang disusun oleh Abdur Rahman Asy’ari. Sedangkan sumber
data sekunder dalam penelitian ini adalah angket dengan responden guru dan peserta didik, serta
hasil wawancara tehadap guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 2 Gatak. Dalam penelitian ini,
teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Teknik observasi yang peneliti lakukan dengan cara mengamati proses belajar matematika dalam
ruang kelas VIII SMP Negeri 2 Gatak. Teknik wawancara yang peneliti lakukan dengan
mewawancarai terhadap guru matematika kelas VIII sebagai informan. Teknik dokumentasi adalah
cara mengumpulkan data melalui buku-buku, teori, dalil-dalil, arsip dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti
kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan
dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Pada tahap ini
4
dokumen yang dipakai oleh peneliti berupa soal Buku Sekolah Menengah Pertama matematika
kelas VIII kurikulum 2013 revisi 2017 yang disusun oleh Abdur Rahman Asy’ari, dkk. Teknik
menganalisis data yaitu mengkategorikan soal ke tabel taksonomi, menghitung persentase, dan
penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang
dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji triangulasi pengamat, credibility,
transferability, dependability, dan confirmability Sugiyono (2007:270).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis buku ajar matematika kelas VIII kurikulum 2013 edisi revisi 2017 yang ditinjau dari
Revisi Taksonomi Bloom yang meliputi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Pada
dimensi proses kognitif meliputi: C1-mengingat, C2-memahami, C3-mengaplikasikan, C4-
menganalisis, C5-mengevaluasi, dan C6-mencipta. Pada dimensi pengetahuan meliputi: P1-faktual,
P2-konseptual, P3-prosedural, dan P4-metakognitif. Soal-soal dalam buku ajar matematika
SMP/MTs kurikulum 2013 edisi revisi 2017 semester 1 dan 2 direkapitulasi dan diklasifikasikan
berdasarkan Revisi Taksonomi Bloom.
Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah soal pada buku ajar matematika semester 1 ditinjau dari
Revisi Taksonomi Bloom berbeda-beda setiap materinya. Perhitungan persentase bab I materi pola
bilangan pada soal tingkat C2-konseptual lebih banyak yaitu sebesar 24,66% daripada tingkat soal
C2-prosedural dan C6-metakognitif yaitu sebesar 1,37%. Perhitungan persentase bab II koordinat
kartesius pada soal tingkat C2-faktual lebih banyak yaitu sebesar 35,29% daripada tingakat soal C3-
metakognitif, C4-prosedural, C5-metakognitif, dan C6-metakognitif yang sama bernilai sebesar
1,96%. Perhitungan persentase bab III relasi dan fungsi pada soal tingkat C3-konseptual lebih
banyak yaitu sebesar 30,77% daripada C3-metakognitif dan C6-prosedural yang sama bernilai
sebesar 1,28%. Perhitungan persentase bab IV persamaan garis lurus pada soal tingkat C3-
konseptual lebih banyak yaitu sebesar 50,00% ini berarti setengah soal dari bab IV adalah
berdimensi pengetahuan konseptual, sedangkan persentase yang lebih sedikit adalah C2-konseptual
yaitu sebesar 1,39%. Perhitungan persentase bab V sistem persamaan linear dua variabel pada soal
tingkat C3-konseptual lebih banyak yaitu sebesar 32,35% daripada C3-metakognitif yang sama
bernilai sebesar 1,47%. Perhitungan persentase uji kompetensi semester 1 pada tingkat soal C3-
konseptual juga lebih banyak yaitu sebesar 36,67% daripada tingkat soal yang lebih sedikit yaitu
C2-konseptual, C4-konseptual, C4-metakognitif, dan C6-metakognitif sebesar 3,33%.
Analisis buku ajar matematika kelas VIII semester 1 ini dalam penelitian disajikan ke bentuk
kombinasi antara dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif serta dalam bentuk persentase yang
5
diperoleh dari klasifikasi tingkat kognitif Revisi Taksonomi Bloom. Berdasarkan data untuk materi
relasi dan fungsi, persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel, dan uji kompetensi
semester 1 lebih didominasi untuk tingkat C3-konseptual, untuk materi pola bilangan didominasi
untuk tingakat C2-konseptual, sedangkan untuk materi koordinat kartesius didominasi untuk tingkat
C1-faktual.
Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah soal pada buku ajar matematika semester 2 ditinjau dari
Revisi Taksonomi Bloom berbeda-beda setiap materinya. Perhitungan persentase bab VI materi
teorema pythagoras pada soal tingkat C3-konseptual lebih banyak yaitu sebesar 46,38% daripada
tingkat soal C4-prosedural, C5-faktual, C6-konseptual dan C6-prosedural yang sama bernilai sebesar
1,45%. Perhitungan persentase bab VII lingkaran pada soal tingkat C3-konseptual lebih banyak
yaitu sebesar 41,24% daripada tingakat soal C1-faktual, C3-faktual, dan C3-metakognitif yang sama
bernilai sebesar 1,03%. Perhitungan persentase bab VIII bangun ruang sisi datar pada soal tingkat
C3-konseptual lebih banyak yaitu sebesar 35,54% daripada C1-faktual dan C6-faktual yang sama
bernilai sebesar 0,83%. Perhitungan persentase bab IX statistika pada soal C4-konseptual lebih
banyak yaitu sebesar 35,00% daripada C2-konseptual, C6-prosedural, dan C6-metakognitif.
Perhitungan persentase bab X peluang pada soal tingkat C3-konseptual lebih banyak yaitu sebesar
25,76% daripada C2-faktual, dan C5-metakognitif yang sama bernilai sebesar 4,55%. Perhitungan
persentase uji kompetensi semester 2 pada tingkat soal C3-konseptual juga lebih banyak yaitu
sebesar 40,00% daripada tingkat soal yang lebih sedikit yaitu C5-prosedural sebesar 3,33%.
Analisis buku ajar matematika kelas VIII semester 2 ini dalam penelitian disajikan ke bentuk
kombinasi antara dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif serta dalam bentuk persentase yang
diperoleh dari klasifikasi tingkat kognitif Revisi Taksonomi Bloom. Berdasarkan data untuk materi
teorema pythagoras, lingkaran, bangun ruang sisi datar, peluang, dan uji kompetensi semester 2
lebih didominansi untuk tingkat soal C3-konseptual, sedangkan untuk materi statistika didominansi
untuk tingkat soal C4-konseptual.
Apabila hasil analisis buku ajar matematika SMP/MTs semester 1 dan semester 2 digabungkan
maka akan diperoleh besar proporsi dari masing-masing tingkat kognitif seperti berikut: Buku ajar
matematika SMP/MTs kelas VIII kurikulum 2013 edisi revisi 2017 dengan penulis Abdur Rahman
As’ari, Mohammad Tohir, Erik Valentino, Zainul Imron, Ibnu Taufiq memuat 372 soal untuk
semester 1 dan memuat 443 soal untuk semester 2. Untuk semester 1 dapat dilihat bahwa persentase
terbanyak oleh C3-konseptual yaitu sebesar 28,76%, persentase paling sedikit oleh C5-prosedural
dan C6-prosedural yang sama yaitu sebesar 0,27%. Sedangkan untuk semester 2 dapat dilihat bahwa
persentase terbanyak oleh C3-konseptual yaitu sebesar 34,99%, persentase paling sedikit oleh C3-
metakognitif, C5-faktual, dan C6-faktual yang sama yaitu sebesar 0,23%.
6
Jika dikelompokkan berdasarkan tingkat soal berpikir tingkat rendah (LOTS) dan soal berpikir
tingkat tinggi (HOTS) dapat dilihat berikut ini: Berdasarkan data maka dapat disimpulkan bahwa
pada buku ajar matematika kelas VIII SMP/MTs kurikulum 2013 edisi revisi 2017 semester 1 dan
semester 2 lebih didominasi tingkat soal C3-konseptual sehingga peserta didik dilatih untuk
menerapkan atau mengaplikasikan soal dan menggunakan konsep yang tepat. Untuk semester 1
soal berpikir tingkat rendah (Low Order Thinking Skill /LOTS) sebesar 77,15% dan soal berpikir
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill /HOTS) sebesar 22,84%, Untuk semester 2 soal
berpikir tingkat rendah (LOTS) sebesar 54,41% dan soal berpikir tingkat tinggi (HOTS) sebesar
45,62% sehingga tidak adanya keseimbangan persentase antara soal berpikir tingkat rendah (LOTS)
dengan soal berpikir tingkat tinggi (HOTS) terlihat pada semester 1 perbandingan sekitar 4:1,
sedangkan pada semester 2 perbandingan sekitar 6:5.
Hasil klasifikasi soal ayo berlatih dan uji kompetensi berdasarkan tingkat kognitif Revisi
Taksonomi Bloom menunjukkan bahwa seluruh soal yang terdapat pada buku ajar matematika
SMP/MTS kelas VIII kurikulum 2013 edisi revisi 2017 semester 1 dan 2 mencakup tingkatan C1-
faktual, C1-prosedural, C2-faktual, C2-konspetual, C2-prosedural, C3-faktual, C3-konseptual, C3-
prosedural, C3-metakognitif, C4-faktual, C4-konseptual, C4-prosedural, C4-metakognitif, C5-
faktual, C5-konseptual, C5-prosedual, C5-metakognitif, C6-faktual, C6-konseptual, C6-prosedural,
dan C6-metakognitif. Sedangkan untuk dimensi kognitif C1 pada buku ajar ini tidak terdapat jenis
soal yang termasuk dalam dimensi pengetahuan konseptual dan metakognitif, dan untuk dimensi
kognitif C2 pada buku ajar tidak terdapat jenis soal yang termasuk dalam dimensi metakognitif.
Anderson dan Krathwohl (2010) melakukan revisi terhadap Taksonomi Bloom seiring dengan
adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan dan pemikiran baru dalam dunia pendidikan.
Revisi Taksonomi Bloom ini menggunakan kata kerja untuk menamai setiap kategori tingkat
kognitifnya yang disesuaikan dengan jenis-jenis proses yang banyak dijumpai dalam rumusan
masalah dan perencanaan pembelajaran guru Anderson dan Krathwohl (2010:399). Kategori-
kategori dalam dimensi proses kognitif dijabarkan ke dalam 19 kata kerja yang mendeskripsikan
proses kognitif secara spesifik. Anderson dan Krathwohl (2010) Revisi Taksonomi Bloom
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) tersebut dijabarkan pada tingkat kognitif C4 (analyze),
C5 (evaluate), dan C6 (create).
Asep (2013) menyatakan bahwa dalam praktiknya, tingkat kesulitan soal akan mengikuti hirarki
taksonomi kognitif dari Bloom. Sudjana (2004) berpendapat bahwa perbandingan soal yang baik
untuk kriteria soal mudah, sedang, dan sulit adalah 3:4:3. Soal kategori mudah dikembangkan
berdasarkan tingkat kemampuan kognitif mengetahui dan memahami, soal kategori sedang
7
dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan kognitif menerapkan dan menganalisis, dan soal
kategori sulit dikembangkan berdasarkan tingkat kemampuan kognitif evaluasi dan mencipta.
Menurut Revisi Taksonomi Bloom semakin tinggi tingkat kognitifnya maka semakin tinggi pula
kualitas soal tersebut. Sebagai proses kognitif, soal uji kompetensi juga harus mencakup semua
jenis proses kognitif, mulai dari mengingat, memahami, dan mengaplikasikan yang termasuk dalam
kriteria berpikir tingkat rendah (LOTS) hingga menganalisis dan mengevaluasi, dan mencipta yang
termasuk kriteria berpikir tingkat tinggi (HOTS). Jika ditinjau dari cara berpikir tingkat tinggi
(HOTS) yang meliputi menganalisis, evaluasi, dan mencipta pada buku ajar matematika semester
1 terlihat persentasenya masih rendah yaitu kurang dari 25%. Padahal dalam perkembangan proses
pembelajaran pada kurikulum 2013 edisi revisi 2017 menuntut agar peserta didik lebih mengarah
pada pola berpikir tingkat tinggi dengan jenis penilaian penalaran yang dapat mendorong peserta
didik untuk lebih kreatif, inovatif, dan kritis dalam memecahkan berbagai soal atau permasalahan
yang lebih menantang.
Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya seperti Masduki dkk (2013)
dalam penelitiannya menyimpulkan berdasarkan analisis terhadap soal-soal uji kompetensi buku
teks pelajaran matematika diperoleh hasil bahwa aspek penerapan mendapatkan porsi yang sangat
dominan dengan persentase 66% - 92%. Sedangkan aspek penalaran hanya mendapatkan porsi yang
paling kecil dengan persentase 0,39% - 11,63%. Hasil kajian ini mengkonfirmasi mengapa peserta
didik Indonesia dinilai lemah kemampuan matematikanya berdasarkan laporan TIMSS dan PISA
karena peserta didik tidak terlatih untuk menyelesaikan soal-soal yang menuntut kemampuan
penalaran mereka. Musfiqi dan Jailani (2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa bahan ajar
matematika SMP Kelas VIII yang berupa RPP dan LKS termasuk dalam kriteria sangat valid,
praktis, dan efektif untuk meningkatkan karakter dan HOTS. Keefektifan bahan ajar ditunjukkan
oleh hasil penilaian melalui angket karakter dan tes HOTS. Giani, Supardi, dan Hiltrimartin (2015)
dalam hasil analisis dan pembahasannya untuk memenuhi proporsi soal yang mendukung
ketercapaian Kompetensi Dasar (KD) harus memuat yaitu 30% untuk C1 dan C2, 40% untuk C3 dan
C4, dan 30% untuk C5 dan C6. Vidayanti (2017) dalam penelitiannya memberikan hasil sebagai
berikut kemampuan kognitif masing-masing gaya belajar memiliki ketercapaian indikator yang
berbeda. Effendi (2017) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Taksonomi Bloom dan
revisinya merupakan tingkatan yang digunakan sebagai panduan guru dalam menyusun soal untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Perbaikan dalam revisi Taksonomi Bloom dapat dijadikan acuan
dalam menyusun soal mulai dari jenjang terendah (mengingat) sampai jenjang tertinggi
(mengkreasi). Suryapuspitarini, Wardono, dan Kartono (2018) dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa soal-soal tipe HOTS merupakan soal-soal yang mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
8
peserta didik. Dengan mengerjakan soal-soal HOTS maka peserta didik akan mencapai level-level
pada kemampuan literasi matematika peserta didik. Llanos dan Otero (2018) dalam penelitiannya
menujukkan bahwa guru adalah penerima paling penting dari industri editorial karena mereka
menghasilkan keputusan tentang buku teks mana yang harus digunakan dan dibeli oleh peserta didik
mereka. Al Raqqad dan Ismail (2018) menurut penelitiannya bahwa penulis buku teks harus
mengembangkan konten buku teks lebih lanjut dan menjaga keseimbangan antara pertanyaan
tingkat rendah dan yang lebih tinggi dimana pertanyaan bertingkat harus digunakan dan disertakan
pada akhir setiap bagian bacaan.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis maka secara keseluruhan dari isi buku ajar matematika kelas VIII
sangat menarik karena terdapat gambar-gambar aktivitas peserta didik, menggunakan berbagai
macam warna, terdapat aneka ragam rubrik, disertai ilustrasi yang menarik, dan disertai cara
penggunaan buku ajar matematika. Buku ajar matematika memuat 372 soal untuk semester 1 dan
memuat 443 soal untuk semester 2, untuk semester 1 dapat dilihat bahwa persentase terbanyak oleh
C3-konseptual yaitu sebesar 28,76%, persentase paling sedikit oleh C5-prosedural dan C6-
prosedural yang sama yaitu sebesar 0,27%. Sedangkan untuk semester 2 dapat dilihat bahwa
persentase terbanyak oleh C3-konseptual yaitu sebesar 34,99%, persentase paling sedikit oleh C3-
metakognitif, C5-faktual, dan C6-faktual yang sama yaitu sebesar 0,23%. Hasil klasifikasi soal ayo
berlatih dan uji kompetensi berdasarkan tingkat kognitif Revisi Taksonomi Bloom menunjukkan
bahwa seluruh soal yang terdapat pada buku ajar matematika sudah cukup variatif yaitu semester 1
dan 2 mencakup tingkatan C1-faktual, C1-prosedural, C2-faktual, C2-konspetual, C2-prosedural, C3-
faktual, C3-konseptual, C3-prosedural, C3-metakognitif, C4-faktual, C4-konseptual, C4-prosedural,
C4-metakognitif, C5-faktual, C5-konseptual, C5-prosedual, C5-metakognitif, C6-faktual, C6-
konseptual, C6-prosedural, dan C6-metakognitif. Pada dimensi kognitif C1 pada buku ajar ini tidak
terdapat jenis soal yang termasuk dalam dimensi pengetahuan konseptual dan metakognitif, untuk
dimensi kognitif C2 pada buku ajar tidak terdapat jenis soal yang termasuk dalam dimensi
metakognitif. Tidak adanya keseimbangan persentase antara soal berpikir tingkat rendah (LOTS)
dengan soal berpikir tingkat tinggi (HOTS) terlihat pada semester 1 perbandingan sekitar 4:1,
sedangkan pada semester 2 perbandingan sekitar 6:5.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran
dan diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa pihak yang terlibat baik secara
langsung atau tidak langsung sebagai berikut: 1) Kepada guru atau pendidik, diharapkan
meningkatkan kemampuan dalam melakukan penilaian dengan menerapkan proses berpikir tingkat
9
tinggi (HOTS) untuk memacu proses berpikir anak lebih kreatif, inovatif, dan kritis, tidak hanya
sekedar menggunakan soal-soal yang ada pada buku pegangan peserta didik saja. Guru atau
pendidik harus kreatif menentukan tujuan pembelajaran dan menggunakan berbagai macam metode
pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut. 2) Kepada penulis bahan ajar matematika,
diharapkan untuk memperbanyak soal-soal yang menuntut peserta didik untuk berpikir tingkat
tinggi (HOTS) sehingga memacu peserta didik untuk lebih kreatif dan inovatif. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan revisi buku ajar matematika pada edisi berikutnya
agar menjadi lebih baik. 3) Kepada peneliti lainnya, diharapkan dalam melakukan penelitian yang
sejenis sebaiknya memahami secara utuh tentang Revisi Taksonomi Bloom baik dari segi dimensi
kognitif maupun segi dimensi pengetahuan. Selain itu juga harus dapat menganalisis konsep
permasalahan dalam belajar sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesment diterjemahkan oleh A.Prihantoro Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
BNSP. (2014a). Deskripsi Instrumen 1 Penilaian Buku Teks Matematika. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan.
Effendi, R. (2017). Konsep Revisi Taksonomi Bloom dan Implementasinya pada Pelajaran
Matematika SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 2(1), 72-78.
Ena, A., Ikhman, & Kodirun. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Kelas VIIIA SMP
Negeri 1 Lakudo. Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika
Giani, Zulkardi, dan Hiltrimartin, C. (2015). Analisis Tingkat Kognitif Soal– Soal Buku Teks
Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom. Jurnal Pendidikan Matematika,
9(2), 1-20.
Llanos, V.C. & Otero, M.R. (2018). Characteristics and changes in the mathematics textbooks for
the secondary school in Argentina along 67 years. International Jurnal of Research in
Education and Science (IJRES), 4(1), 98-105
Masduki. Subandriah, M.R. Irawan, D.Y. Prihantoro, A. (2013) Level kognitif soal-soal Pada Buku
Teks Matematika SMP Kelas VII, diseminarkan pada Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika FMIPA UNY, ISBN : 978 – 979 – 16353 – 9 – 4
Mubin, H. (2018). Analisis Kompetensi Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan
Pembelajaran Kimia Berbasis Kurikulum 2013 Studi Kasus di Kelas X SMA Negeri 6
Pontianak. Jurnal Ilmiah Ar-Razi.
10
Musfiqi, Shin’an dan Jailani. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Matematika yang Berorientasi
pada Karakter dan Higher Order Thinking Skill (HOTS). Jurnal Pendidikan Matematika,
9(1), 45-59.
Nayef, E.G., Yaacob, N.R., & Ismail, H.N. (2013). Taxonomies of Educational Objective Domain.
International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 3(9), 165-
175.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Pasal 2 Tahun 2005 tentang Buku Teks
Pelajaran.
Raqqad, Y. M. A., & Ismail, H. H. (2018). Analyzing the Reading Questions of AP12 Textbook
According to Bloom’s Taxonomy. International Journal of Education, Psychology and
Counseling, 3(22), 84-94
Sudarsyah, A. (2013). Manajemen Implementasi Kurikulum: Sisi Lain Ujian Nasional.
Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rosdakarya.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryapuspitarini, B.K., Wardono, dan Kartono. (2018). Analisis Soal-soal Matematika Tipe Higher
Order Thinking Skill (HOTS) pada Kurikulum 2013 untuk Mendukung Kemampuan
Literasi Siswa. Jurnal UNNES.
Sutama. (2019). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, Mix Method, dan R&D.
Kartasura: CV Jasmine.
Turistiati, A.T. (2018). Fenomena Black Campaign Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2015. Jurnal
Ilmiah Ilmu Administrasi, 8(2), 208-215.
Vidayanti, N. (2017). Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Kelas VIII SMP Ditinjau dari Gaya
Belajar. Jurnal Daya Matematis, 3(1), 20-29.