kajian keselamatan thermohidrolik bulk shieldingver1
DESCRIPTION
Perhitungan kekritisan bulk shielding dengan SCATRANSCRIPT
-
KAJIAN KESELAMATAN THERMOHIDROLIK BULK SHIELDING
REAKTOR KARTINI MENGGUNAKAN CFD FLUENT
Oleh
Agus Waluyo
P2STPIBN-BAPETEN
Jl. Gadjah Mada No.8 Jakarta 10120 , email:[email protected]
ABSTRAK
KAJIAN KESELAMATAN THERMOHIDROLIK BULK SHIELDING REAKTOR KARTINI
MENGGUNAKAN CFD FLUENT. Fasilitas Bulk Shielding pada reaktor Kartini sangat penting
fungsinya untuk kelangsungan operasi dari reaktor riset tersebut. Salah satu fungsi dari bulk shielding
adalah sebagai penyimpanan sementara bahan bakar bekas dari reaktor riset sebelum bahan bakar tersebut
disimpan di interim storage atau pada saat refueling bahan bakar nuklir. Dalam mendesain atau
memodifikasi bulk shielding harus memperhatikan beberapa aspek keselamatan, antara lain aspek
neutronik, aspek thermohidrolik dan juga aspek radiologi. Untuk aspek neutronik, desain bulk shielding
harus memastikan bahan bakar nuklir bekas yang disimpan di dalam bulk shielding tersebut dalam kondisi
sub kritis. Sedangkan untuk aspek thermohidrolik desain dari bulk shielding harus bisa memindahkan
panas yang berasal dari bahan bakar nuklir bekas. Sedangkan untuk aspek radiologi, desain dari bulk
shielding harus mampu menjaga paparan di sekitar bulk shielding dibawah ambang batas paparan radiasi
yang ditentukan oleh badan pengawas. Dalam kajian ini, dikhususkan untuk mengkaji keselamatan desain
dari bulk shielding dari aspek thermohidrolik menggunakan CFD FLUENT. Dari hasil perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa desain dari bulk shielding tersebut dari aspek thermohidrolik telah
memenuhi aspek keselamatan.
Kata Kunci : bulk shielding, CFD FLUENT, Reaktor KARTINI
ABSTACT
SAFETY STUDY OF THERMAL HYDRAULIC BULK SHIELDING AT KARTINI REACTOR
USING FLUENT CFD. Bulk shielding facility at Kartini reactor is very important for continuity
of operations of this reactor. One of the functions of the bulk shielding is for temporary storage
of spent fuel before spent fuel is stored in interim storage or when refueling process is done. In
the designing or modyfying of the bulk shielding must condider several aspect of safety, there are
neutronic aspects, thermalhydrolic aspects and radiological aspects.For nuetronic aspects, bulk
shielding design must ensure that the spent fuel in the sub critical condition. For thermal
hydraulic aspects, bulk shielding should be able to transfer heat from the spent fuel. And for
radiological aspects, design of the bulk shielding should be able to keep radiation exposure
below the threshold that specified by regulatory body. In this study, devoted to assessing the
safety of the design of the bulks shielding from the aspects thremal hydraulic using FLUENT
CFD. From the results of these calculations can be concluded that the design of the bulk
shielding is compliance with the safety of thermal hydraulic aspects.
Key words : bulk shielding, CFD FLUENT, KARTINI reactor
-
I. PENDAHULUAN
I.1 latar Belakang
Fasilitas Bulk shielding pada reaktor Kartini mempunyai fungsi sangat penting untuk
kelangsungan operasi reaktor Kartini. Fungsi dari bulk shielding salah satunya adalah untuk
penyimpanan sementara bahan bakar bekas dari reaktor riset sebelum bahan bakar tersebut
disimpan di interim storage atau pada saat refueling bahan bakar nuklir. Oleh karena itu dalam
mendesain atau memodifikasi dari bulk shielding harus memperhatikan beberapa aspek
keselamatan, antara lain aspek neutronik, aspek thermohidrolik dan juga aspek radiologi. Apabila
merujuk ke Peraturan Kepala Bapeten no. 3 Tahun 2010 tentang Desain Sistem Penanganan dan
Penyimpanan Bahan Bakar Nuklir Untuk reaktor Daya [1], desain suatu bulk shielding harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) mempertahanakan kondisi subkritis Bahan Bakar Nuklir dengan faktor multiplikasi
efektif (Keff) paling besar 0,90;
b) mempertahankan integritas Bahan Bakar Nuklir;
c) mempertahanakan pendinginan Bahan Bakar Nuklir teriradiasi;
d) mempertahankan pemurnian air pendingin;
e) memastikan proteksi radiasi dan keselamatan dalam batasan yang berlaku; dan
f) mencegah pelepasan zat radioaktif ke lingkungan.
Oleh karena itu perlu adanya kajian keselamatan terhadap desain bulk shielding untuk
membuktikan bahwa desain dari bulk shielding tersebut memenuhi ketentuan ketentuan yang
ada di PerKa no.3 Tahun 2010.
Kajian keselamatan terhadap desain bulk shielding dikhususkan untuk pada aspek
Thermohidrolik. Kajian keselamatan terhadap desain bulk shielding dalam kajian ini
menggunakan program CFD FLUENT. CFD FLUENT digunakan dalam kajian ini karena
program ini sangat handal untuk perhitungan numerik untuk perpindahan panas yang melibatkan
fluida dan juga lebih fleksibel untuk mensimulasikan berbagai bentuk model. Gambar 1. Berikut
ini menunjukkan perbandingan antara CFD FLUENT dengan eksperiment[2].
-
Gambar 1 Perbandingan hasil CFD FLUENT dengan eksperimen
I.2 Batasan Masalah
Kajian keselematan terhadap desain bulk shielding di reaktor Kartini pada makalah ini
akan khusus membahas mengenai analisis keselamatan dari aspek thermohidrolik dengan
menggunakan CFD FLUENT. Asumsi-asumsi yang dipakai dalam kajian ini adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah bahan bakar yang disimpan dalam bulk shielding 90 buah
b. Tidak ada kebocoran di dalam bulk shielding
c. Perpindahan panas yang di bulk shielding adalah konveksi alamiah.
d. Aliran yang ada di bulk shielding adalah aliran laminar
I.2 Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui apakah desain dari bulk shielding telah
memenuhi dari aspek keselamatan thermohidrolik atau belum. Salah satu parameter yang akan
dicari dalam kajian ini adalah temperatur dari kelongsong Bahan Bakar bekas. Apabila
temperatur dari kelongsong bahan bakar bekas masih di bawah titik leleh kelongsong (1453 0C)
maka desain dari bulk shielding tersebut telah memenuhi aspek keselematan dari segi thermohidrolik.
-
II. METODOLOGI PENELITIAN
II.1 Geometri Model dan Bahan
Desain dari model bulk shielding yang ada dalam kajian ini merupakan bulk shielding
dari salah satu reaktor riset yang berjenis TRIGA yaitu reaktor Kartini. Bahan bakar nuklir bekas
yang disimpan di dalam bulk shielding mempunyai geometri dan spesifikasi seperti ditunjukkan
pada Tabel 1 dan gambar dari bahan bakar bekas bisa dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1. Spesifikasi dari Bahan Bakar Bekas [3]
Panjang total, cm 73.04 75.39
Panjang aktif, cm 38.0
Panjang grafit, cm 6.5 9.5
Dia. Luar kelongsong, cm 3.7
Dia. Luar bahan bakar, cm 3.56
Tebal cakram racun dapat bakar (Mo), cm 0.127
Material kelongsong SS-304
Tebal kelongsong, cm 0.05
Gap bahan bakar-kelongsong, cm 0.02
Titik leleh kelongsong 1453 0C
Bahan bakar bekas ditempatkan pada suatu rak di bulk shielding untuk mencegah
goncangan dan kemungkinan bahan bakar menumpuk menjadi satu waktu terjadi gempa.
Geometri dari rak didesain sedemikian rupa sehingga bisa mencegah terjadi kekritisan. Gambar
dan geometri dari rak bisa dilihat pada Gambar 3.
-
Gambar 2. Geometri bahan bakar nuklir bekas
Gambar 3. Geometri dan ukuran rak bahan bakar nuklir bekas
-
Sedangkan untuk bulk shielding ukuran dan geometri bisa dilhar pada Gambar 4.
Gambar 4. Geometri dan ukuran bulk shielding
II.2 Perancangan Simulasi Numerik
II.2.1 Pemodelan Fisik dengan GAMBIT
GAMBIT merupakan singkatan dari Geometri And Mesh Building Inteligent Toolkit.
GAMBIT merupakan salah satu preprocessor yang didesain untuk membantu membuat model
dan melakukan diskritisasi (meshing) pada model untuk analisis CFD. Ada beberapa tahap untuk
melakukan pemodelan fisik dengan GAMBIT antara lain:
A. Menggambar Model
Membuat model dengan menggunakan GAMBIT bisa dibuat dengan dua metode yaitu
bottom-up maupun dengan top down.
B. Pembuatan dan pengujian Mesh pada model
Konsep pembuatan mesh dengan menggunakan GAMBIT pada dasarnya hampir sama
dengan pembuatan geometri yaitu ada dua metode yaitu metode bottom-up dan top down.
Dalam melakukan meshing harus dilakukan optimalisasi, yaitu dengan memperhalus
meshing pada daerah yang menjadi fokus perhitungan.
380 cm
142,5 cm 240 cm
-
C. Penentuan Kondisi Batas pada Model
Tahap akhir dalam pemodelan fisik menggunakan GAMBIT adalah penentuan tipe batas
(boundary) pada domain yang telah dibuat. Secara praktis, tujuannya adalah
mendefinisikan daerah-daerah yang akan menjadi outlet, inlet dan tipe-tipe batas lainnya.
Gambar 5 menunjukkan penggambaran model menggunakan GAMBIT dan juga pengujian hasil
meshing dari model.
Gambar 5. Model bulk shielding dengan menggunakan GAMBIT dan juga pengujian meshing
Dalam menggambarkan model bulk shielding dengan menggunakan GAMBIT ada beberapa
penyerdehanaan, antara lain tinggi dari bulk shielding tidak digambar setinggi 3,8 m tetapi hanya
1,6 m, hal ini dimaksudkan untuk optimalisasi dalam melakukan meshing. Dengan menggambar
dinding bulk shielding menjadi 1,6 m, maka kondisi batas untuk titik A pada Gambar 5 (Pressure
outlet) diberi tekanan sebesar 15680 N/m3 ( = .. = 1000 9,8 1,6).
II.2.2 Pemodelan Numerik dengan FLUENT
FLUENT adalah salah satu jenis program CFD yang menggunakan metode volume
hingga. Ada beberapa langkah untuk melakukan pemodelan menggunakan FLUENT, antara lain:
A. Memasukkan input parameter
Pada pemodelan numerik, setting kondisi batas pada volume atur dilakukan dengan
memasukkan nilai kuantitatif dari parameter-parameter yang terkait dengan masing-masing
A
-
tipe boundary[4]. Berikut ini adalah daftar input nilainilai parameter sebagai kondisi batas
volume atur.
Tabel 2 Input nilai parameter-parametr kondisi batas
Tipe Boundary Parameter Nilai
Kelongsong bahan bakar
bekas: wall
Fluks panas 1600 w/m2
(5% dari daya operasi
steady state)
Lubang keluaran:pressure
outlet
Gauge pressure 15680 N/m3
Backflow temperature 300 K
Dinding bulk shielding Fluks panas 0
Sedangkan sifat/property dari air sebagai pendingin nilainya bervariasi terhadap
temperatur.
B. Running Program dan pengambilan data hasil perhitungan
Langkah berikutnya adalah melakuka running program. Ada beberapa pengaturan di
solutiom control untuk mencapai konvergensi dalam FLUENT. Gambar 6. Berikut ini
menunjukkan pengaturan di solution control.
Gambar 6. Pengaturan di solutiom control
Langkah terakhir setelah semua input selesai dimasukkan adalah running program. Gambar 7
beikut ini menunjukkan running dari FLUENT sampai mencapai konvergen,
-
Gambar 7. Hasil Running program FLUENT
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk melihat karakteristik dari aliran dari pendingin di bulk shileding, penting sekali
untuk melihat vektor kecepatan dari pendingin. Gambar 8 berikut ini menunjukkan vektor
kecepatan dari pendingin di bulk shielding,
Gambar 8. Vektor kecepatan pendingin di bulk shielding
Dari gambar 8 dapat dilihat bahwa pendingin yang mempunyai temperatur yang lebih panas akan
mengalir ke atas sedangkan pendingin yang mempunyai temperatur lebih dingin akan turun ke
bawah, fenomena tersebut merupakan salah satu ciri dari perpindahan panas secara konveksi
-
alamiah. Aliran dari pendingin tersebut disebabkan karena adanya gaya apung, dimana pendingin
yang mempunyai temperatur lebih panas mempunyai densitas yang lebih rendah dibanding
dengan pendingin yang mempunyai temperatur lebih tinggi sehingga pendingin yang mempuyai
densitas lebih rendah akan naik ke atas sedangan pendingin yang mempunyai densitas besar akan
turun ke bawah.
Gambar 9. Kontur dari temperatur kelongsong bahan bakar
Sedangkan untuk kontur temperatur dari kelongsong bahan bakar dapat dilihat di Gambar
9. Dari kontur temperatur dari kelongsong bahan bakar dapat dilihat bahwa temperatur bahan
bakar bekas yang berada di pinggir dekat dengan dinding bulk shielding mempunyai temperatur
yang lebih tinggi dibanding bahan bakar bekas yang berada di tengah. Hal ini disebabkan karena
bahan bakar yang berada di pinggir dekat dinding bulk shielding mempunyai luas area pendingin
lebih sempit dibanding bahan bakar yang berada di tengah. Sedangkan temperatur rata-rata dari
kelongsong dari bahan bakar bekas adalah 37.66332 0C dan temperatur maksimum dari
kelongsong adalah 42.15182 0C. Apabila kita bandingkan dengan titik leleh dari kelongsong
bahan bakar bekas yaitu 1453 C, maka temperatur maksimal dari kelongsong bahan bakar nuklir
bekas masih jauh di bawah dari titik leleh dari kelongsong bahan bakar nuklir bekas.
Distribusi temperatur dari air pendingin secara aksial dari bulk shielding dapat dilihat
pada Gambar 10. Gambar 10 menunjukkan bahwa kenaikan temperatur dari air pendingin
sangatlah kecil yaitu sekitar 0.15 0
C, dimana rata-rata temperatur pendingin pada saat masuk
(posisi di bawah bahan bakar bekas) adalah 32.0572 0C dan rata-rata temperatur pendingin pada
-
saat keluar ( posisi di atas bahan bakar bekas) adalah 32.2048 0
C. Sedangkan untuk kontur dari
temperatur pendingin bisa dilihat pada Gambar 11.
Gambar 10. Distribusi air pendingin secara aksial
Gambar 11. Kontur temperatur pendingin
305
305.05
305.1
305.15
305.2
305.25
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Tem
per
atu
r ra
ta-r
ata
air
(K)
Normalisasi panjang bahan bakar bekas
-
IV. KESIMPULAN
Temperatur maksimum bakar (42.15182 0 0C) berada jauh di bawah batas titik leleh
kelongsong bahan bahan bakar adalah 1453 C.
Temperatur pendingin maksimum (33.711 0C), jauh dibawah temperatur dua fasa
113.6 C. Seluruh pendingin berada pada rezim cair.
Dari data-data tersebut dapat dipastikan bahwa desain dari bulk shileding telah memenuhi
persyaratan keselamatan dilihat dari aspek thermohidrolik
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr Azizul Akhim yang telah membantu saran
dan prasaran dalam penyusunan kajian ini. Dan juga tidak lupa kami sampaikan terima kasih
banyak kepada teman-teman P2STPIBN yang telah membantu secara teknis maupun non teknis
dalam penyusunan kajian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. PerKa BAPETEN Nomor 3 Tahun 2010 tentang DESAIN SISTEM PENANGANAN
DAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR DAYA,
Jakarta, 2010
2. Shijie, C dan Mathieu, I, NUMERICAL INVESTIGATION OF TURBULENT BUOYONT
FLOWS IN ENCLOSURES WITH TWO EQUATIONS TURBULENCE MODELS,
International Master Program in Turbulence, 2001
3. Kajian Ilmiah tentang MODIFIKASI TEMPAT PENYIMPANAN BAHAN BAKAR
BEKAS DI BULK SHIELDING REAKTOR KARTINI, BATAN, Yogyakarta, 2012
4. Waluyo. A, KAJI NUMERIK KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS
KONVEKSI ALAMIAH, PAKSA DAN GABUNGAN PADA SUB BULUH DENGAN
SUSUNAN SILINDER SEGITIGA, ITB, Bandung, 2010
5. Tutorial FLUENT, FLUENT Inc, 2007
6. Tutorial GAMBIT, FLUENT Inc, 2007