isi

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegagan ( Centella asiatica ) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, pematang sawah ataupun diladang yang agak basah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Cina, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan Antanan . Pemanfaatan pegagan sejak zaman dahulu telah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi permasalahan kesehatan, seperti meningkatkan vitalitas dan daya ingat, mengatasi pikun, mengatasi tulang keropos pada lansia, meningkatkan kecerdasan pada anak anak, obat awet muda, obat penyakit kulit, antistres, antiradang, antikanker, untuk kosmetika, epilepsi, sakit gila dan hepatitis akut. Penelitian di Malaysia menunjukkan pegagan berpotensi sebagai bahan obat antikanker ovarium (Nur Kartinee et al., 2000). Menurut Kloppenburg-Versteegh, sekitar 59 ramuan obat tradisional menggunakan pegagan sebagai bahan baku (Widowati et al., 1992). Masyarakat

Upload: smpn-4-kerinci

Post on 19-Jan-2015

543 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

mini riset

TRANSCRIPT

Page 1: Isi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman liar yang banyak

tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, pematang sawah ataupun diladang yang

agak basah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik, tersebar di Asia

tenggara, termasuk Indonesia, India, Republik Rakyat Cina, Jepang dan Australia

kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal

untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan Antanan.

Pemanfaatan pegagan sejak zaman dahulu telah digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi permasalahan kesehatan, seperti meningkatkan

vitalitas dan daya ingat, mengatasi pikun, mengatasi tulang keropos pada lansia,

meningkatkan kecerdasan pada anak anak, obat awet muda, obat penyakit kulit,

antistres, antiradang, antikanker, untuk kosmetika, epilepsi, sakit gila dan hepatitis

akut.

Penelitian di Malaysia menunjukkan pegagan berpotensi sebagai bahan

obat antikanker ovarium (Nur Kartinee et al., 2000). Menurut Kloppenburg-

Versteegh, sekitar 59 ramuan obat tradisional menggunakan pegagan sebagai

bahan baku (Widowati et al., 1992). Masyarakat Sunda telah lama pula

memanfaatkannya sebagai lalapan (Astawan, 2011).

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa aktif yang

terkandung dalam pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside,

isothankuniside, madecassoside, brahmoiside, brahminoside, brahmic acid,

madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids, garam

mineral, zat pahit vellarine, dan zat samak (Arisandi, 2006).

Seiring dengan perkembangan back to nature, dalam

memenuhi kebutuhan hidup masyarakat mulai kembali

menggunakan bahan-bahan alami. Saat ini permintaan herbal pegagan

yang bermutu dan terstandar dari industri obat dan industri pangan fungsional

seperti minumam kesehatan semakin meningkat. IPB (2005) mengungkapkan

kebutuhan industri akan bahan baku pegagan mencapai 100 ton/th, namun sampai

Page 2: Isi

2

saat ini baru dapat dipasok 4 ton/th dengan kualitas bahan baku yang bervariasi

serta jumlah pasokan yang tidak menentu.

Dalam memenuhi kebutuhan industri, selama ini pegagan diambil

langsung dari alam, tanpa usaha pembudidayaan, sehingga pasokan bahan baku

dan mutunya tidak terjamin. Meningkatnya minat masyarakat terhadap obat bahan

alam, diperlukan pasokan bahan baku yang konsisten dengan mutu yang sesuai

kebutuhan industri melalui usaha budidaya. Untuk mendukung upaya tersebut

penyedianan bahan tanaman unggul merupakan salah satu cara untuk

menghasilkan bahan baku bermutu. Selain itu, usaha pembudidayaan tanaman

pegagan juga dapat dijadikan sebagai bisnis yang menjanjikan.

Di daerah iklim tropis pegagan dapat tumbuh mulai dari dataran rendah

sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Ketinggian optimum untuk

tanaman ini adalah 200-800 m, diatas 1000 m produksi dan mutunya lebih rendah.

Pegagan dapat tumbuh di tempat yang lembab dan ternaungi, juga di tempat

terbuka, seperti di padang rumput, pinggir selokan, dan pematang sawah. Di

tempat lembab dengan naungan yang cukup, helaian daun pegagan berukuran

lebih besar dan tebal dibanding di tempat terbuka. Namun jika kurang cahaya,

helai daun akan menipis dan warna memucat (Balittro, 2012).

Faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah

ketersediaan air dan unsur hara. Kekurangan atau pun kelebihan air dan unsur hara

tertentu dapat menyebabkan terganggunya biosintesis protein dan klorofil,

metabolism sel, penurunan fotosintesis dan akhirnya menghambat pertumbuhan

tanaman (Ernawati, 1996).

Pemupukan tanaman pegagan belum banyak dilakukan, hal ini disebabkan

karena belum tersedianya pengetahuan mengenai hara mineral yang optimum

untuk mendukung pertumbuhan dan produksi. Penelitian untuk melihat efek

pemupukan berdasar status hara tanah dan kebutuhan tanaman pegagan terhadap

hara N, P dan K belum tersedia. Disisi lain kadar hara N, P dan K tanah sangat

bervariasi antara satu jenis tanah dengan jenis tanah lainnya. Bahkan pada jenis

tanah yang sama juga mempunyai tingkat ketersediaan hara yang berbeda.

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan

yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa

Page 3: Isi

3

dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.

Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air

kencing (urine) hewan.

Pupuk kandang sebagai salah satu bahan organik, sangat

penting dalam mempertahankan dan memperbaiki kesuburan

tanah, apabila dibandingkan dengan pupuk buatan, pupuk

kandang lebih lambat bereaksinya, hal ini disebabkan sebagian

besar zat-zat makanan harus mengalami perubahan sebelum

menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman (Sabihan, 1982).

Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang

padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara

mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium,

belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum.Kandungan nitrogen dalam

urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen

dalam kotoran padat.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi penyiraman yang

sesuai dan jenis pupuk kandang yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman

pegagan secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji adakah

interaksi antara frekuensi pemberian air dan jenis pupuk kandang serta

pengaruhnya terhadadap pertumbuhan tanaman pegagan. Dari uraian latar

belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan mini research yang

berjudul “Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Kandang dan

Frekuensi Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pegagan

(Centella asiatica)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

a) Kebutuhan akan tanaman pegagan sebagai sumber obat tradisional semakin

meningkat, sedangkan usaha pembudidayaannya tidak tersedia.

b) Pengambilan suplai tanaman pegagan dari alam dikhawatirkan akan

menghilangkan plasma nutfah pegagan.

Page 4: Isi

4

c) Air dan usnsur hara sangat diperlukan tanaman.

d) Sangat sedikit informasi diperoleh bagaimana pengaruh pupuk terhadap

pertumbuhan tanaman pegagan.

1.3 Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan begitu luasnya masalah yang ada, maka peneliti

membatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a) Subyek penelitian adalah Centella asiatica.

b) Objek penelitian adalah pertumbuhan tanaman Centella asiatica.

c) Tempat penelitian adalah belakang rumah kaca Universitas Negeri Medan.

d) Macam pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran sapi, kotoran

kambing,dan kotoran ayam.

e) Volume penyiraman divariasikan menjadi tiga treatment, dua kali

penyiraman sehari, satu kali penyiraman sehari, dan satu kali penyiraman

dalam dua hari.

f) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu; cangkul, cetok,

penggaris, alat tulis, hand spray, timbangan, leaf area meter, termometer

tanah, lux meter, oven, polybag, gelas ukur, pisau, kertas

label,dan alat tulis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah,

maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:

a) Bagaimanakah pengaruh frekuensi pemberian air yang berbeda terhadap

pertumbuhan tanaman Centella asiatica?

b) Bagaimanakah pengaruh pemberian masing-masing pupuk kandang

terhadap pertumbuhan tanaman Centella asiatica?

c) Pada frekuensi pemberian air berapakah dan pupuk apakah memberikan

pengaruh terbesar bagi pertumbuhan tanaman Centella asiatica?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari:

Page 5: Isi

5

a) Pengaruh frekuensi pemberian air yang berbeda terhadap pertumbuhan

tanaman Centella asiatica.

b) Pengaruh pemberian masing-masing pupuk kandang terhadap

pertumbuhan tanaman Centella asiatica.

c) Frekuensi pemberian air dan pupuk apa yang memberikan pengaruh

terbesar bagi pertumbuhan tanaman Centella asiatica.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Parameter yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu

parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama yang dimonitor

adalah tinggi tanaman, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, luas daun, berat segar

tajuk dan akar, berat kering tajuk dan akar, laju asimilasi bersih, indeks luas daun,

laju pertumbuhan tanaman, rasio tajuk dan akar, dan kandungan klorofil.

Parameter pendukung yang digunakan adalah mikroklimat dan ekologi di

sekitar pegagan melalui pengamatan iklim (intensitas cahaya matahari, suhu

udara, suhu tanah, dan pH tanah).

1.7. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:

1. Bagi petani, penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu acuan untuk

membudidayakan pegagan sebagai sumber tanaman obat komersial dengan

mengetahui pengaruh pupuk terhadap hasil pertumbuhan tanaman

pegagan.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat memberikan informasi tentang

potensi dan kegunaan senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak

pegagan (Centella asiatica).

3. Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai sarana untuk menerapkan

teori yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam bentuk aplikasi

penelitian

Page 6: Isi

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Botani, Taksonomi dan Manfaat Pegagan

Pegagan (Centella asiatica) adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di

perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. Tanaman ini berasal dari

daerah Asia tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India,

Republik Rakyat Cina, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai

negara-negara lain. Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan

adalah daun kaki kuda dan antanan. Sejak zaman dahulu, pegagan telah digunakan

untuk obat kulit, gangguan saraf dan memperbaiki peredaran darah. Masyarakat

Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah satu tanaman untuk lalapan

(wikipedia).

Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan

berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan

lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Jenis pegagan yang banyak

dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga

dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah

bebatuan, kering dan terbuka.

Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak

mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan

pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela

rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembap dan

terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan

ada empat jenis yaitu antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan

antanan air.

Pegagan yang simplisianya dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki

kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside,

brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol,

centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral

Page 7: Isi

7

seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida

triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka

yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.

Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi

membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika),

penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika),

meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi,

hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat

produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid).

Klasifikasi tanaman Pegagan :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotiledoneae

Ord : Umbillales

Familia :Umbillifera (Apiaceae)

Genus : Centella

Spesies : Centella asiatica

Gambar 2.1. Centella asiatica

2.1.2 Ekologi Pegagan

Pegagan merupakan tumbuhan iklim tropik yang tumbuh di dataran rendah

sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut (dpl). Tanaman ini dapat

tumbuh di tempat-tempat terbuka, pada tanah yang lembab dan subur, misalnya di

padang rumput, tegalan, tepi parit, di antara batu-batu, dan di tepi-tepi jalan

(Widowati et al1992). Pegagan menghendaki kondisi tanah yang lembab dan

subur, kelembaban udara yang diinginkan antara 70-90% dengan rata-rata

temperatur 20-250C dan tingkat kemasaman tanah (pH) netral antara 6-7 (Winarto

dan Surbakti, 2003).

Januwati dan Yusron (2005) menyatakan bahwa tanaman pegagan tumbuh

baik di tempat dengan naungan yang cukup. Pada tempat tersebut tanaman akan

tumbuh dengan helaian daun lebih besar dan tebal dibanding di tempat terbuka,

Page 8: Isi

8

sedangkan pada tempat yang kurang cahaya helaian daun akan menipis dan

berwarna pucat. Selain itu untuk memperoleh daun yang lebar diperlukan

kelembaban dan kesuburan tanah yang cukup.

2.1.3 Budidaya Tanaman

a. Penyiapan Lahan

Pegagan dapat dibudidakan di lahan atau menggunakan pot/polibeg.

Apabila ditanam dilahan, sebaiknya tanah dicangkul dengan kedalaman

20 cm, dibersihkan dari gulma dan batubatuan.

Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 20 cm – 30 cm,

panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan, jarak antar

bedengan 50 cm.

Apabila pegagan ditanam di dalam pot/polibeg, sebaiknya pot/polibeg

berdiameter 15 cm. Media tanam yang digunakan kaya akan bahan

organik dan gembur, dapat berupa campuran.

b. Penyiapan Bibit

Bibit yang akan ditanam dapat diperoleh dengan cara memotong setiap

buku-buku tanaman pegagan yang memiliki stolon. Satu buku yang

mempunyai akar dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Untuk budidaya

pegagan, sebaiknya satu bibit mempunyai tiga buku untuk menjamin

pertumbuhan bibit.

c. Penanaman

Pada bedengan yang telah disiapkan di lahan, dibuat lubang tanam dengan

jarak 20 cm – 30 cm dengan menggunakan tugal. Bibit ditanam dengan hati-

hati kemudian disiram. Bila pegagan ditanam di dalam pot/polibeg, media

terlebih dahulu dimasukkan ke dalam pot/polibeg. Dalam satu pot/polibeg

dapat ditanam satu atau lebih bibit, disiram, kemudian dipindahkan ke tempat

yang teduh.

Page 9: Isi

9

d. Pemeliharaan

Pupuk yang digunakan dalam budidaya pegagan adalah pupuk organik,

dapat berupa kompos atau pupuk kandang. Penggunaan pupuk kimia

(anorganik) sebaiknya dihindari karena dikhawatirkan dapat menimbulkan

efek negatif. Pupuk dapat disebar merata di atas bedengan atau dicampurkan

pada media tanam di pot/polibeg. Pemupukan susulan dilakukan sesuai

dengan kondisi kesuburan tanah. Penyiraman tanaman disesuaikan dengan

kondisi kelembaban tanah.

e. Hama dan Penyakit

Pegagan hampir tidak pernah terserang hama dan penyakit. Terkadang

daun pegagan diserang kutu, untuk mengendalikannya sebaiknya daun yang

terserang dibuang. Tidak dianjurkan menggunakan pestisida kimia karena

residunya dapat menimbulkan efek negatif bila pegagan dikonsumsi. Apabila

serangan hama sangat mengganggu pertumbuhan pegagan, dapat digunakan

pestisida nabati untuk mengendalikannya.

Cara pembuatan pestisida nabati adalah dengan mencampurkan tanaman

mimba (Azadiractha indica), tembakau (Nicotiana tabacum) dan akar tuba

(Derris eclipta). Semua bahan ditumbuk halus, kemudian direndam air,

diaduk merata, didiamkan selama satu malam. Keesokan harinya, campuran

disaring, dilarutkan dalam air hangat. Penyemprotan dapat dilakukan pada

pagi atau sore hari, saat tidak hujan (Mahendra, 2005).

f. Panen dan Pascapanen

Pegagan dapat dipanen apabila akan dikonsumsi atau digunakan. Bila akan

diolah pemanenan dapat dilakukan 3 bulan setelah penanaman. Pegagan dapat

digunakan dalam bentuk segar dan kering. Pengeringan dapat dilakukan

dengan cara diangin-anginkan, tidak dijemur di bawah sinar matahari

langsung karena akan merusak fisik dan kandungannya. Setelah kering bahan

dapat dikemas dan simpan dalam kantungan plastik. Pegagan kering dapat

Page 10: Isi

10

digunakan dalam bentuk serbuk atau serbuk teh yang diminum airnya.

Pegagan juga dapat digunakan dalam bentuk krem, salep dan body lotion.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Pegagan

2.1.4.1. Syarat Tumbuh

Pegagan bersifat kosmopolitan tumbuh liar di tempat-tempat yang lembab

pada intensitas sinar yang rendah (ternaungi) hingga pada tempat-tempat terbuka,

seperti di padang rumput, pinggir selokan, pematang sawah. Faktor lingkungan

yang berperan dalam pertumbuhan dan mempengaruhi kandungan bahan aktif

tanaman pegagan, antara lain :

a. Tinggi tempat

Tanaman pegagan banyak ditemukan dari dataran rendah hingga dataran

tinggi sekitar 2500 m dpl. Namun untuk pertumbuhan optimum tanaman ini yaitu

pada ketinggian 200 – 800 m dpl.

b. Jenis tanah

Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik hampir pada

semua jenis tanah lahan kering. Pada jenis tanah Latosol dengan kandungan liat

sedang tanaman ini tumbuh subur dan kandungan bahan aktifnya cukup baik.

Pada tanah dengan kandungan liat yang cukup kandungan klorofil daun akan

tinggi.

c. Iklim

Pegagan tidak tahan terhadap tempat yang terlalu kering, karena sistem

perakarannya yang dangkal. Oleh karena itu faktor iklim yang penting dalam

pengembangan pegagan adalah curah hujan. Apabila pegagan ditanam pada

musim kemarau dan tanaman mengalami kekurangan air, maka perlu dilakukan

penyiraman.

Tanaman ini akan tumbuh baik dengan intensitas cahaya 30 – 40 %,

sehingga dapat dikembangkan sebagai tanaman sela (semusim maupun tahunan),

misalnya di antara tanaman jagung, kelapa, kelapa sawit, buah-buahan yang tidak

terlalu rindang. Di tempat dengan naungan yang cukup, helaian daun pegagan

menjadi lebih besar dan tebal dibanding apabila tanaman tumbuh di tempat

terbuka. Sedangkan pada tempat-tempat yang kurang cahaya, helaian daun akan

Page 11: Isi

11

menipis, warna memucat. Selain itu juga pada tanah yang kurang subur dapat

diberikan pupuk organik atau kompos.

2.2. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan semua produk buangan dari binatang

peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik,

dan biologi tanah (Hartatik, 2008).

Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran

bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan, dan mineral logam,

seperti magnesium, kalium, dan kalsium. Pupuk kandang ayam memiliki

kandungan fosfor lebih tinggi. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang

adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara

baik (Wikipedia).

2.2.1. Jenis Pupuk Kandang

   a. Pupuk kandang padat

Pukan padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan baik belum

dikomposkan sebagai sumber hara N bagi tanaman dan dapat memperbaikisifat

kimia, biologi dan fisik tanah. Penanganan pukan oleh petani hanya ditumpuk saja

pada tempat yang telah disediakan atau ditambah dekomposer untuk mempercepet

kematangan pukan.

b.      Pupuk kandang cair

Pukan cair merupakan bentukancair dari kotoran hewan yang masih segar

yang bercampur dengan urin hewan atau kotoran hewanyang dilarutkan dalam air

dalam perbandingan tertentu. Pukan yang masih segar jika dicampur dengan air

dan dijadikan pukan cair memiliki kandungan hara yang lebih baik dibanding

dengan pukan padat. Unsur-unsur hara makro dan seng kadarnya mencukupi,

hanya kalsium dan sejumlah kecil besi, mangan dan tembaga perlu diperoleh dari

sumber lain, kadar N total pada larutan kotoran ayam sudah ideal, meskipun akan

lebih baik bila terdapat bentuk nitratdaripada bentuk amonium.

2.2.2. Kualitas Pupuk Kandang

Page 12: Isi

12

a. Pupuk kandang ayam

Pukan ini banyak diberikan oleh para petani karena banyak mengandung P

yang berasal dari konsentrat yang diberika pada ayam broiler. Selain itu pukan ini

memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama, hal tersebut

karena pukan ayam mudah terdekomposisi dan kadar hara yang tinggi.

b. Pupuk kandang sapi

Pukan sapi merupakan pukan yang memiliki kadar serat paling tinggi

sehingga dalam apklikasinya masih perlu proses ulang. Hal tersebut dikarenakan

untuk mencagah terhambatnya petumbuhan tanaman karena mikroba dekomposer

akan menggunakan N untuk mendekomposisikan bahan organik. Selin itu pada

pukan sapi basah masih terdapat banyak air sehingga akan menguras tenaga

ekstra.

c. Pupuk kandang kambing

Pukan kambing yang berbentuk butiran ini memiliki bentuk butiran,

sehingga sulit untuk didekomposisikan secara langsung dan akan berdampak

langsung pada penyediaan unsur haranya, sehingga dalam apklikasinya perlu

dilakukan pengomposan pada pukan kambing. Pukan kambing memiliki kalium

tinggi dari pukan lainnya.

d. Pupuk kandang babi

Pemanfaatan pukan babi sangat berbeda dengan pukan lainnya karena

pukan ini diberikan sendiri maka hasil pada tanaman kurang baik oleh sebab itu

banyak petani yang mencampurnya dengan pukan ayam atau kambing. Pukan ini

sangat dipengaruhi oleh mur ternak, pukan ini memiliki kadar P dan rendah Mg.

e. Pupuk kandang kuda

Penggunaan pukan ini dilakukan dengan dekomposisi secara alami dalam

lubang yang disediakan. Pukan ini sangat tergantung pada jenis pakannya yaitu

dedak sehingga mengandung banyak Mg dan memiliki C/N rasio yang rendah.

Tabel 2.1. Komposisi Zat Hara Pupuk Kandang

Pupuk Kandang

Kelembaban (%) Nitrogen (%) P2O5 (%) K2O (%)

Lembu, Sapi 80 1,67 1,11 0,56Kuda 75 2,29 1,25 1,38

Page 13: Isi

13

Domba 68 3,75 1,87 1,25Babi 82 3,75 3,13 2,50Ayam 56 6,27 5,92 3,27Merpati 52 5,68 5,74 3,23

2.3. Air dan Tananman

Air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tanaman. Salah satu

fungsi air bagi tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman melalui

proses transpirasi. Ketika tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat

memproduksi pangan melalui proses fotosintesis. Namun demikian, selain

memberikan manfaat bagi tanaman melalui proses fotosintesis, cahaya mathari

juga menyebabkan meningkatnya suhu tanaman.

Agar peningkatan suhu oleh sinar matahari tidak mencapai tingkat yang

membahayakan bagi tanaman, maka tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui

proses tanspirasi. Pada transpirasi, air keluar dari tubuh tanaman melalui stomata.

Bersamaan dengan keluarnya air, terjadi pembuangan energi panas dari tubuh

tanaman. Dengan demikian taman dapat menjaga suhu tubuhnya pada tingkat

yang aman secara fisilogis. Jika pembuangan energy melalui transpirasi ini tidak

berjalan sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan energy panas

pada tubuh tanaman. Hal ini sangat berbahaya bagi  tanaman karena suhu yang

terlalu tinggi pada tubuh tanaman dapat menyebabka rusaknya organ sel, sel, dan

jaringan tanaman. Di dalam tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah jaringan

pengangkut. 

Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup

memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi

kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya.

Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air,

transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan

air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan

air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan.

Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil,

perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus

selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan

kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya daun-

Page 14: Isi

14

daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat

mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses tranpirasi ini

cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman

tersebut akan mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman

akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai

permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk

disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia.

2.4. Penelitian Relevan yang Pernah Dilakukan

Beberapa penelitian yang relevan dan dapat dijadikan acuan dalam

penelitian ini tentang pengaruh pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan

tanaman pegagan antara lain; “Kajian Frekuensi Pemberian Air dan Macam

Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kumis Kucing” oleh

Samanhudi et al menyimpulkan adanya peningkatan berat kering tanaman kumis

kucing namun tidak mempengaruhi pertambahan berat simplisia.

Penelitian oleh IPB (2012) mengenai “Dosis Pemupukan dan Sistem

Panen Tanaman Pegagan untuk Memperoleh Produksi Senyawa Bioaktif

Asiatikosida Tinggi” menyimpulkan adanya perbedaan dalam berat kering dan

berat simplisia pegagan, namun dalam aplikasinya, penelitian tersebut

menggunakan pupuk anorganik.

Kedua penelitian di atas mendasari dilakukannya penelitian ini, yang ingin

mengetahui pengaruh pemberian air dan jenis pupuk kandang terbaik bagi

pertumbuhan tanaman Centella asiatica, sehingga dapat diperoleh laju

pertumbuhan yang maksimal pada tanaman Centella asiatica. Penelitian ini

merupakan penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sudah ada

sebelumnya.

Sebagai tambahan, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai

efek farmakologis pegagan :

1. Ekstrak pegagan dalam sediaan jelly dapat menyembuhkan luka lebih

cepat dibandingkan sediaan salep dan krim. Sediaan dalam bentuk krim

dan jelly mempunyai stabilitas yang lebih baik dibandingkan salep

selama 3 bulan (Suratman, 1994, JF FMIPA UNPAD).

Page 15: Isi

15

2. Ekstrak pegagan dengan fraksi petroleum eter tidak menghambat

pertumbuhan bakteri, sedangkan fraksi kloroform dan fraksi sisa dapat

menghambat pertumbuhan bakteri (Zuriyati, 1993, JF FMIPA

UNAND).

Khasiat dan Cara Pemakaian

1. Infeksi saluran kencing, susah kencing

Bahan : Pegagan kering 15 g, kumis kucing kering 10 g, akar alang-alang

kering 7rumput mutiara kering 10 g

Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 7 gelas

air hingga tersisa 3 gelas. Air rebusan diminum satu jam sebelum makan

sebanyak 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari (Mahendra, 2005).

2. Menambah daya ingat anak

Bahan : Pegagan segar 30 g, temulawak 1 jari, madu secukupnya

Pemakaian : Pegagan dicuci bersih, temulawak dipotong tipis-tipis.

Masukkan dalam panci keramik dan rebus dalam 2 gelas air hingga tinggal

setengahnya. Dinginkan, tambahkan madu dan minum sebelum makan.

Anak-anak 2 – 5 tahun : 2 x ¼ gelas per hari Anak-anak 6 –12 tahun : 2 x ½

gelas per hari (Kurniasih, dkk., 2003).

3 Kencing darah, muntah darah, mimisan

Bahan : Pegagan segar 30 g, urang-aring segar 30 g, akar alang-alang 30 g

Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih. Rebus dalam 3 gelas aired sampai

tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum

sekaligus. Lakukan 3kali sehari (Dalimartha, 2004).

4. Darah tinggi, jantung, stroke

Bahan : Pegagan kering 15 g, sambiloto kering 10 g, pulai kering 7 g,

tempuyung kering 10 g, sambung nyawa kering 10 g, daun dewa kering 10 g

Pemakaian : Semua bahan dicuci bersih, kemudian direbus dengan 7 gelas

air hingga tersisa 4 gelas. Air rebusan diminum satu jam sebelum makan

sebanyak 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore hari(Mahendra, 2005).

5. Wasir

Bahan : Pegagan segar 4 – 5 tanaman

Page 16: Isi

16

Pemakaian : Pegagan dicuci bersih direbus dengan air selama 5 menit. Air

rebusan diminum 2 kali sehari selama beberapa hari (Djauhariya dan

Hernani. 2004)

2.5. Kerangka Berpikir

Penggunaan bahan alam sebagai obat cenderung mengalami peningkatan

dengan adanya isu back to nature dan krisis berkepanjangan yang mengakibatkan

turunnya daya beli masyarakat terhadap obat-obat modern yang relatif lebih mahal

harganya.

Pemanfaatan pegagan sejak zaman dahulu telah digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengatasi permasalahan kesehatan, seperti meningkatkan

vitalitas dan daya ingat, mengatasi pikun, mengatasi tulang keropos pada lansia,

meningkatkan kecerdasan pada anak anak, obat awet muda, obat penyakit kulit,

antistres, antiradang, antikanker, untuk kosmetika, epilepsi, sakit gila dan hepatitis

akut.

Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa aktif yang

terkandung dalam pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside,

isothankuniside, madecassoside, brahmoiside, brahminoside, brahmic acid,

madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids, garam

mineral, zat pahit vellarine, dan zat samak (Arisandi, 2006).

Dalam memenuhi kebutuhan industri, selama ini pegagan diambil

langsung dari alam, tanpa usaha pembudidayaan, sehingga pasokan bahan baku

dan mutunya tidak terjamin. Meningkatnya minat masyarakat terhadap obat bahan

alam, diperlukan pasokan bahan baku yang konsisten dengan mutu yang sesuai

kebutuhan industri melalui usaha budidaya. Untuk mendukung upaya tersebut

penyedianan bahan tanaman unggul merupakan salah satu cara untuk

menghasilkan bahan baku bermutu. Selain itu, usaha pembudidayaan tanaman

pegagan juga dapat dijadikan sebagai bisnis yang menjanjikan. Oleh karena itu

perlu dilakukan perbaikan budidaya yang sudah ada agar hasilnya semakin

meningkat.

Page 17: Isi

17

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian kadar air dan

macam pupuk terhadap pertumbuhan tanaman pegagan (Centella asiatica).

Melalui penelitian ini diharapkan produksi tumbuhan Centella asiatica dapat

meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu melakukan penelitian

dengan memberikan pupuk kandang dan air sehingga akan diketahui pengaruh

dari penelitian. Pupuk kandang sebagai salah satu bahan organik, sangat penting

dalam mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah, apabila dibandingkan

dengan pupuk buatan. Air berfungsi sebagai pelarut dari garam-garam, gas-gas

dan material-material yang bergerak kedalam tubuh tumbuhan,melalui dinding sel

dan jaringan esensial. Pemupukan dan Pengairan yang tepat akan memberikan

produksi pertumbuhan yang lebih baik bagi tanaman.

2.6. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berfikir di atas, maka dapat

ditentukan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut:

1). Terdapat pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman

Centella asiatica yang lebih baik dibandingkan tanpa pupuk.

2). Terdapat pengaruh pemberian masing-masing jenis pupuk kandang terhadap

pertumbuhan tanaman Centella asiatica

3). Terdapat pengaruh pemberian kadar air terhadap pertumbuhan tanaman

Centella asiatica.

Page 18: Isi

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian akan dilakukan bulan september sampai dengan bulan oktober

2013 bertempat di belakang rumah kaca kampus UNIMED di jalan Willem

Iskandar, Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 750 m di atas permukaan laut

(dpl) dan jenis tanah humus alluvial. Beriklim Tropis dengan kisaran suhu udara

23ºC - 40ºC. Kelembaban udara di wilayah ini rata-rata 78-82%. Dan kecepatan

angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap

bulannya 100,6 mm.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bibit ruas tanaman

pegagan (Centella asiatica), tanah, pupuk kandang (sapi, kambing, ayam), dan air.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetok, gembor, penggaris,

alat tulis, hand spray, timbangan, termometer maksimum-minimum, termometer

tanah, lux meter, dan oven. Polybag sebanyak 60 buah dengan ukuran 25cm x

25cm dan volume 100ml, cetok, sprayer, gelas ukur, spektrofotometer, labu

erlenmeyer, mortal, pH meter dan cuvet.

3.2.3 Kalibrasi Instrumen

Page 19: Isi

19

Alat yang digunakan dalam penelitian ini dianggap sudah terkalibrasi.Oleh

karena itu tidak perlu dilakukan kalibrasi terhadap instrument.

3.3 VariablePenelitian

Variabel Bebas : Frekuensi pemberian air dan jenis pupuk kandang.

Variabel Terikat : Pertumbuhan tanaman pegagan (Centella asiatica)

3.4 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial

dengan dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah frekuensi pemberian air

terdiri atas 3 taraf yaitu :2 kali sehari ,1 hari sekali, dan 2 hari sekali. Faktor kedua

adalah macam pupuk kandang yang terdiri atas 3 macam yaitu pupuk kotoran

sapi, pupuk kotoran kambing, pupuk kotoran ayam, dan satu kontrol . Sehingga

didapatkan 12 kombinasi perlakuan yang diulang empat kali.

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

Control Pukan Sapi Pukan Kambing Pukan Ayam

2 x sehari T1.C T1.P1 T1.P2 T1.P31 x sehari T2.C T2.P1 T2.P2 T2.P32 hari, 1 x T3.C T3.P1 T3.P2 T3.P3

Keterangan: 2 x sehari : 1 x sehari :2 hari 1 x :Pupuk Sapi :Pupuk Kambing :Pupuk Ayam :

3.5 Pelaksanaan Penelitian

Tata laksana percobaan meliputi: pengamatan kondisi

lingkungan, persiapan media tanam, penanaman, pemberian air,

pemeliharaan dan panen.

a. Pengamatan kondisi lingkungan area penanaman

Page 20: Isi

20

pengamatan dilakukan dengan mengukur intensitas cahaya matahari, suhu

udara, suhu tanah, dan pH tanah.

b. Persiapan media tanam.

Media tanam yang dipakai adalah tanah humus, tiga jenis pupuk kandang,

yaitu pukan sapi, pukan kambing, pukan ayam dan tanpa pukan dengan

perbandingan 1:1. Media tanam dengan volume yang sama dimasukkan ke

masing-masing polybag berukuran 25 cm x 25 cm.

c. Penanaman

Penanaman bibit dilakukan kedalam media tanam setelah tanah dibiarkan

selama satu minggu setelah dicampur dengan pupuk. Hal ini bertujuan agar

proses fermentasi oleh bakteri terhadap kotoran telah selesai, sehingga tanah

tidak bersifat panas bagi bibit tanaman pegagan. Penanaman dilakukan

dengan memasukkan 3 ruas umbi tanaman pegagan kedalam masing-masing

media tanam.

d. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan dengan cara menyiram pegagan (Centella asiatica)

dengan tiga macam perlakuan pemberian air yang berbeda, yaitu dua kali

sehari, satu kali sehari dan dua hari satu kali volume air yang telah

ditentukan.

e. Pengamatan dan Pemanenan

Pengamatan terhadap faktor-faktor yang di ukur dilakukan sebanyak 3 kali,

yaitu 20 HST, 40 HST, dan 60 HST. Pemanenan dilakukan ketika tanaman

berusia 60 HST.

3.6 Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada tanaman yang dipilih secara acak dari masing-

masing ulangan. Pengamatan tanaman meliputi beberapa parameter yaitu

pengamatan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, tingkat kehijauan daun, luas

daun, berat segar tajuk dan akar, berat kering tajuk dan akar, laju asimilasi bersih,

Page 21: Isi

21

indeks luas daun, laju pertumbuhan tanaman, rasio tajuk dan akar, dan kandungan

klorofil.

3.6.1. Komponen Pertumbuhan

a. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung daun

(pucuk).Pengukuran dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST.

b. Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung dengan menghitung jumlah daun tanaman. Daun yang

dihitung yaitu daun yang sudah terbentuk dengan sempurna..Perhitungan

dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST.

c. Luas Daun (cm2)

Luas daun dihitung dengan menggunakan metode gravimetri. Perhitungan luas

daun dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST. Metode pengukuran luas

daun dilakukan dengan menggunakan kertas yang seragam. Daun yang akan

diukur luasnya digambar pada kertas, digunting kemudian ditimbang. Luas

daun dapat ditentukan dengan membandingkan berat potongan kertas dengan

berat kertas yang sudah diketahui luasnya.Rumus yang digunakan untuk

mengukur luas daun adalah:

LD = (a/b) x 100 cm2

(Sumber : Sitompul dan Guritno, 1995)

Keterangan:

LD = luas dauna = berat polab = berat kertas konversi (gr)

d. Berat Segar Akar dan Tajuk

Page 22: Isi

22

- Berat Segar Akar (gr)

Berat segar akar diperoleh dengan menyuci bersih akar lalu ditimbang

dengan menggunakan timbangan.

- Berat Segar Tajuk (gr)

Berat segartajuk diperoleh dengan menyuci bersih tajuk lalu ditimbang

dengan menggunakan timbangan. Berat segar tajuk pegagan terdiri atas

batang dan daun. Semakin banyak jumlah daun maka berat segar tajuk

tanaman juga akan meningkat.Perhitungan berat segar akar dan tajuk

dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST.

e. Berat Kering Akar dan Tajuk

- Berat Kering Akar (gr)

Penimbangan bobot kering akar tanaman setelah pengeringan pada suhu

800 C selama 24 jam di dalam oven.

- Berat KeringTajuk (gr)

Penimbangan bobot kering tajuk tanaman setelah pengeringan pada suhu

800C selama 24 jam di dalam oven. Biomassa tajuk merupakan akumulasi

fotosintat yang berada dibatang dan daun Perhitungan berat segar akar dan

tajuk dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST.

f. Indeks Luas Daun (cm-2m-2)

Indeks Luas Daun (ILD), yaitu nisbah antara luas daun komunitas (L) dengan

satuan luas area tanah yang ditutupi komunitas (A), yang merupakan

karakteristik kemampuan tanaman menyerap radiasi matahari untuk proses

fotosintesis dalam tegakan tanaman. Perhitungan indeks luas daun dilakukan

pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST.

Rumus untuk indeks luas daun adalah:

ILD = L2+L 1

2 A

Keterangan:

ILD = luas daun, L = luas daun komunitas, A = luas area tanah

Page 23: Isi

23

g. Rasio Tajuk dan Akar

Perbandingan berat kering tajuk dan berat kering akar tanaman Centella

asiatica. Parameter ini digunakan sebagai petunjuk ada atau tidaknya peristiwa

kekeringan air pada tanaman.Perhitungan rasio tajuk dan akar tanaman

dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST .

h. Laju Asimilasi Bersih ( g/cm2/minggu )

Laju asimilasi bersih yaitu hasil bersih asimilasi persatuan luas dan waktu

diperoleh melalui rumus sebagai berikut:

LAB = W 2−W 1L 2−L 1

X ln L2−ln L1

T 2−T 1

(Sumber :Gardner et.al, 1991)

Keterangan:

LAB = Laju Asimilasi Bersih

L1 = Luas daun pada pengamatan awal (cm2)

L2 = Luas daun pada pengamatan akhir (cm2)

W1 = Bobot kering tanaman pada pengamatan awal ( gr )

W2 = Bobot kering tanaman pada pengamatan akhir ( gr)

T1 = waktuawal pengamatan( minggu )

W2 = waktu akhir pengamatan( minggu )

Perhitungan laju asimilasi bersih dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST

i. Laju Pertumbuhan Tanaman ( g/cm2/minggu )

Lajupertumbuhan tanaman yaitu pertumbuhan berat dalam komunitas tanaman

Persatuan luastanah dalam satu satuan waktu.Perhitunganlaju pertumbuhan

tanaman dilakukan pada 20 HST, 40 HST, dan 60 HST melalui rumus sebagai

berikut:

Page 24: Isi

24

LPT =W 2−W 1T 2−T 1

X 1

GA

(Sumber :Gardner et.al, 1991)

Keterangan:

LPT = Laju Pertumbuhan Tanaman

GA = Luas tanah (cm2)

j. Kandungan Klorofil Daun

Daun yang digunakan untuk menghitung kandungan klorofil adalah daun

nomor 4 dari atas.Daun diekstrak dengan aseton 70%.Ekstrak daun kemudian

dimasukkan dalam kuvet dan diukur kandungan klorofilnya dengan

spektrofotometer.Pengukuran dilakukan pada minggu ke-4 setelah masa tanam.

Perhitungan kandungan klorofil dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Klorofil a = 1.07 (OD 663) – 0.094 (OD644)

Klorofil b = 1.77 (OD 644) – 0.28 (OD 663)

Klorofil Total = 0.79 (OD 663) – 1.076 (OD 644)

(Sumber : Sitompul dan Guritno, 1995)

3.7. Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan uji Anova dua jalur

pada tingkat kepercayaan 95%.Apabila uji Anova menunjukkan adanya pengaruh

yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan.

Page 25: Isi

25

REFERENSI

Arisandi, Yohana., 2006, Khasiat Berbagai Tanaman untuk Pengobatan, Eska Media, Jakarta.

Astawan, Made., 2011, Pegagan Meremajakan Otak & Hati http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+Healing&y=cybermed|2|0|3|265 (Diakses 2 Mei 2012).

Balittro, 2012, Budidaya dan PascaPanen Pegagan (Centella asiatica) http://pkpp.ristek.go.id/_assets/upload/docs/786_doc_8.pdf (diakses 30 Agustus 2013)

Grander, Pearce dan R.L. Mithell, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, Universitas Indonesia,  Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pegagan diakses 28 Agustus 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_kandang diakses 28 Agustus 2013

Institut Pertanian Bogor. 2005. Pasar Domestik dan Ekspor Produk Tanaman Obat (Biofarmaka).

Januwati M, H Muhammad. 1992. Cara Budidaya Pegagan (Centella asiatica L. (Urban)). Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1 (2):42-44.

Nur Kartinee K, A. Hawariah L.P. and Azizol A, K., 2000. Perliminary sraaning of antiproliferative activity of selected extracts of Centella asiatica.

Page 26: Isi

26

Proceedings of the Seminar on Medicinal and Aromatic Plants. FRIM, 12-13 September 2000. Kuala Lum-pur, Malaysia.

Suratman, 1994, Ekstrak pegagan dalam sediaan jelly dapat menyembuhkan luka lebih cepat dibandingkan sediaan salep dan krim. FMIPA UNPAD

Widowati, L., Pudjiastuti, D. Indrari dan D. Sundari, 1992. Beberapa Informasi Khasiat Keamanan dan Fitokimia Tanaman Pegagan (Centella asiatica L. Urban.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia. I (2) : 39-42.

Winarto WP, Surbakti M. 2005. Khasiat & Manfaat Pegagan: Tanaman Penambah Daya Ingat. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Zuriyati, 1993, Ekstrak pegagan dengan fraksi petroleum eter tidak menghambat pertumbuhan bakteri. FMIPA UNAND