iman kepada allah

28
Disusun Oleh: Buana Syaban Akbar 06/XG

Upload: buana-syaban-akbar

Post on 21-Jul-2015

240 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Iman Kepada Allah

Disusun Oleh:

Buana Syaban Akbar 06/XG

Page 2: Iman Kepada Allah

Cara beriman kepada allah ada 2:

1. Secara Ijmah: Percaya adanya Allah secara garis besar.

2. Secara Tafshih: Percaya adanya Allah secara rinci dengan mengetahui sifat-sifat dan Asmaul Husna

Page 3: Iman Kepada Allah

Tanda orang mukmin dalam menghayati sifat Allah :

a. Memiliki pengetahuan tentang Allah.

b. Yakin kepadanya dan berhubungan terus/ ma’rifat.

Esensi dari aqidah adalah tauhid, perbuatan yang bertentangan dengan tauhid Al Qur’an:

a. Dosa paling besar.

b. Kesesatan yang fatal.

c. Diharamkan masuk syurga (Al Maidah:72).

d. Dosa yang tidak diampuni (An Nisa:48).

Page 4: Iman Kepada Allah

Penyebab syirik kepada Allah:

a. Harga diri yang sangat besar.

b. Berpegang teguh pada tradisi.

c. Tunduk kepada hawa nafsu.

d. Orang berbudi luhur dianggap tuhan.

e. Orang kaya tertipu kekayaannya.

f. Orang kuat melakukan perbuatan keliru.

Persaksian manusia pertama kepada allah ketika berada dalam roh/dzumiyah (Al A’raf:72)

Pengingkaran pengakuan tersebut merupakan bentuk karakter jahiliyah sebab:

a. Tidak mengakui Allah sebagai Rabb (Al A’raf:54).

b. Tidak mengakui Alleh Sebagai Malik (Raja).

c. Tidak mengakui Allahsebagai Illah (Thaha:14)

Page 5: Iman Kepada Allah

Muroqobah Hakiyah Yaitu berdampak positif pada tingkah laku, sehingga akan mendekatkan pada Allah.

Sasarannya:

a. Membersihkan jiwa.

b. Memperbaiki akhlak.

c. Meluruskan perjalanan hidup manusia.

Fungsi ibadah antara lain:

a. Pengikut hamba dengan Allah.

b. Pendorong hidup taqwa dalam segala aspek.

c. Media berkomunikasi.

Hanya Allah yang wajib disembah, sebab:

a. Pencipta semua makhluk.

b. Melahirkan manusia dari tiada menjadi ada.

c. Memberi rizki dan mengawasi.

Page 6: Iman Kepada Allah

Prinsip ibadah ialah:

a. Tidak musrik (An Nisa:116)

b. Takut pada Allah (An Nur:52)

c. Cinta pada Allah (Al Baqarah:52)

d. Bertaubat pada Allah (At Tahrim:8)

e. Bersyukur atas nikmat dan karunianya (Al Baqarah:152, 172)

f. Tidak mengikuti pola non Ilahiyah (Az Zukruf:23-24)

g. Masuk Islam secara kaffah (Al An’am:70)

h. Ikhlas dan ridho takdir Allah

Page 7: Iman Kepada Allah

Penyebab rusaknya ibadah seseorang:

a. Syirik pada Allah (An Nisa:48)

b. Beriman sebagian Al-Qur’an (Al Baqarah:85)

c. Mempermainkan ayat-ayat Allah (At Taubah:65-66)

d. Mengikuti selain hukum Allah (Al Maidah:49-50)

e. Menghalalkan yang haram dan sebaliknya (At Taubah:31)

f. Memberikan kepercayaan kepada orang yang memasuki Islam (Al Maidah:57)

Page 8: Iman Kepada Allah

Pendekatan manusia kepada Allah dapat dilakukan dengan dua cara ma’rifatullah:

a. Ma’rifa dengan akal: ada kalanya dengan kal dapat menumbuhkan keyakinan pada Allah SWT, tetapi akal tanpa hidayah agama akan sesat (Al Isra’:15)

b. Ma’rifat dengan dalil naqli melalui ciptaan Allah

Sebab terputusnya Ma’rifatullah:

a. Tertutup hati (Al Baqarah:6-7)

b. Tidak sama antara kata dan hati (Al Baqarah:10)

c. Salah langkah (Al An’am:153)

Page 9: Iman Kepada Allah

Allah Memiliki sifat wajib sebagai tanda kebenaran-Nya dan kesempurnaan tidak mungkin Allah memiliki sifat yang tidak layak, secara ringkas dan ilmu tauhid sifat Allah itu adalah sifat wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah. Sifat Allah tak terhingga secara tafshili/ terperinci. Yang wajib ada 20 diringkas menjadi 13 dan sifat mustahil.

Page 10: Iman Kepada Allah

1. Wujud artinya ada mustahil bersifat ‘adam/ tidak ada. Wujud Allah dapat dibuktikan dengan alam semesta yang berjalan menurut sunatullah (hukum alam) tidak mungkin alam ini ada dengan sendirinya, Dia yang menciptakan. Hal ini terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 102 yaitu:

Seorang filosof Xenop Hanes (580 M-470 M) pun juga mengakui “Tuhan Yang Esa tidak dijadikan dan tidak bergerak”. Firman Allah yang lain dasar sifat wujud ada dalam surah Al-An’am ayat 73 yaitu:

Page 11: Iman Kepada Allah

2. Qidam, artinya terdahulu mustahil bersifat hudutsartinya baru, tidak awal bagi Allah dan tidak ada akhir, berbeda dengan makhluknya. Tidak bisa diterima dengan akal, bahwa sesuatu akan terjadi tanpa sebab, berdasar QS Al-Hadiid ayat 3:

Page 12: Iman Kepada Allah

3. Baqa’ arinya kekal, mustahil Allah bersifat fana dan lenyap, Dia akan kekal selama-lamanya, hal ini dijelaskan dalam QS Ar-Rahmaan ayat 26-27:

Page 13: Iman Kepada Allah

4. Mukhalafatu lil-hawaditsi, artinya berbeda dengan makhluk-Nya, mustahil bersifat Mumatsalatu lil-hawaditsi, yang artinya sama dengan makhluk-Nya. Dasar hukumnya terdapat dalam QS Asy-Syuura ayat 11:

Page 14: Iman Kepada Allah

5. Qiyamuhu Binafsihi, artinya berdiri sendiri, mustahil Allah bersifat Qiyamuhu Bighairihi artinya butuh bantuan orang lain, dapat menyelesaikan suatu masalah sendiri tanpa pertolongan. Hal ini terdapat dalam QS Al-Baqarah ayat 255 :

Page 15: Iman Kepada Allah

6. Wahdaniyah, artinya Maha Esa atau Satu, mustahil Allah bersifat Ta’addud yang artinya terbilang, Keesaan Allah mutlak segala-galanya sifat dan dzat-Nya, Dia tidak mungkin dapat dijangkau dengan panca indera dan tidak bisa diukur dengan apapun. Tersebut dalam firman Allah QS Al-Ikhlas ayat 1-4 :

Page 16: Iman Kepada Allah

7. Qudrah artinya kuasa, mustahil Allah bersifat ‘ajzuartinya lemah. Allah berbuat apa saja pada umat-Nya, tidak ada satupun makhluk yang dapat menghalangi kekuasaan-Nya. Firman Allah dalam QS Ali-Imran ayat 26:

Page 17: Iman Kepada Allah

8. Iradah artinya berkehendak, mustahil Allah bersifat Karahah yang artinya terpaksa, menciptakan alam semesta ini kehendak-Nya tidak keterpaksaan bagi Allah. Firman-Nya dalam QS Yaasiin ayat 82:

Page 18: Iman Kepada Allah

9. Ilmu artinya mengetahui, mustahil Allah bersifat Jahlu artinya bodoh, pengetahuan Allah tidak ada batasnya segala sesuatu begitu luasnya pengetahuan Allah maka tidak akan ada yang luput dari catatan-Nya, firman Allah dalam QS Al-Isra’ ayat 25:

Page 19: Iman Kepada Allah

10. Hayah artinya hidup, mustahil Allah bersifat Mautyang artinya mati. Hidup Allah adalah hidup yang sebenarnya dan merupakan sumber kehidupan bagi makhluk-Nya , tidak mungkin rasa kantuk, tidur ataupun mati, firman-Nya dalam QS Al-Furqan ayat 58:

Page 20: Iman Kepada Allah

11. Samak artinya mendengar, mustahil Allah bersifat Summun artinya tuli, Allah mendengar segala sesuatu di alam semesta ini, tertulis dalam QS Al-Baqarah ayat 127:

Page 21: Iman Kepada Allah

12. Bashar artinya melihat, mustahil Allah bersifat ‘Umyun yang artinya buta. Dzat Allah dengan tidak menggunakan indera firman-Nya dalam QS Al-Hujuraat ayat 18:

Page 22: Iman Kepada Allah

13. Kalam artinya berfirman, mustahil Allah bersifat Bukmun artinya bisu, Allah berbicara dengan hambanya hanya Dia yang tahu dan kalau Allah sampaikan kepada para Rasul langsung maupun lewat Jibril dan berupa Kitab Suci, seperti Al-Quran maupun shuhuf, firman Allah dalam QS An-Nisa’ ayat

Page 23: Iman Kepada Allah

Nama Allah yang baik dan agung, hanya Dia yang memiliki 99 Asmaul Husnah, tersebut dalam QS Al-A’raf ayat 180:

Page 24: Iman Kepada Allah

5 diantar 99 asmaul husna yaitu:

1. Al-’Adlu artinya Maha Adil pengertiannya adalah meletakkan hukuman dan pahala itu sesuai dengan keadilan Allah agar tidak terjadi kedzaliman di dunia ini sesuai firman Allah dalam QS An-Nahl ayat 90:

Page 25: Iman Kepada Allah

2. Al-Ghaffaru artinya Maha Pengampun, semua manusia muslim pasti punya dosa, hanya besar atau kecil dosanya dan selama bertaubat dan mohon ampun, Allah pasti mengampuni. QS Shaad ayat 66:

Page 26: Iman Kepada Allah

3. Al-Hakim artinya Maha Bijaksana, jika manusia dalam kesulitan Allah biasanya memberi keringanan, tetapi bila sudah biasa keadaannya keringanan itu juga kembali biasa. Firman Allah dalam QS Qz-Zukhruf ayat 84:

Page 27: Iman Kepada Allah

4. Al-Maliku artinya Maha Merajai, Allah merajai alam semesta dan mengatur, tidak ada batasnya kesempurnaan-Nya. QS Al-Mu’minuun ayat 116:

Page 28: Iman Kepada Allah

5. Al-hasibu artinya Maha Menghitung. Segala sesuatu diciptakan Allah dengan perhitungan teliti dan tepat sesuai dengan kadarnya masing-masing. Firman Allah dalam QS An-Nissa ayat 86: