imam musa

2
Imam Musa ibn Ja’far al-Kazhim Musa ibn Ja’far al-Kazhim as, lahir di al-Abwa’ pada 128 H. Beliau wafat di penjara al-Sindi ibn Syahik pada 6 Rajab 183 H. Saat itu usianya 55 tahun. Ibunya berlatar belakang seorang sahaya, namanya Hamidah al-Barbariyyah. Saat menjadi imam, usianya 35 tahun. Beliau biasa dipanggil dengan sebutan Abu Ibrahim, Abul Hasan dan Abu Ali. Beliau dikenal sebagai al-‘Abd ash- Shalih dan juga dilukiskan sebagai al-Kazhim. Riwayat-riwayat menarik tentang penunjukan beliau 1. Aku (Ya’qub as-Sarraj) berkunjung ke rumah Imam Ja’far as. Beliau saat itu tengah berdiri di sebelah Musa. Musa saat itu tengah berada dalam ayunan. Imam Ja’far as mulai bermain dengan Musa. Mereka bermain cukup lama. Aku duduk menunggu sampai mereka selesai bermain. Kemudian aku berdiri di hadapan Imam Ja’far as. Imam Ja’far as berkata kepadaku: “Hampiri maula Anda, dan beri salam kepadanya.” Aku pun menghampirinya, dan memberi salam kepadanya. Dia pun memberikan respon yang mengesankan kepadaku. Kemudian dia (Musa) berkata padaku: “Pergilah sana untuk mengganti nama anak perempuan Anda yang kemarin Anda namakan itu. Karena nama itu adalah nama yang tidak disukai Allah.” Aku memang baru saja dikaruniai seorang anak perempuan. Dan aku beri nama dia al-Humaira’ (Aisyah, istri Nabi saw, dikenal dengan nama ini). “Perhatikan perintahnya kepada Anda,” kata Imam Ja’far as kepadaku. Aku pun kemudian mengganti nama anak perempuanku itu. (Al-Kafi, 310. riwayat no. 11. Isnad al-Kulaini diperpendek) 2. Aku (Shafwan al-Jammal) bertanya kepada Imam Ja’far as mengenai shahib al-amr (pemimpin urusan) sepeninggalnya. Imam Ja’far as berkata: “Pemimpin urusan ini adalah orang yang tidak pernah menipu, tidak pernah menyesatkan, dan tidak pernah main-main.”

Upload: istiqlalsandi

Post on 12-Apr-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

agama

TRANSCRIPT

Page 1: Imam Musa

Imam Musa ibn Ja’far al-KazhimMusa ibn Ja’far al-Kazhim as, lahir di al-Abwa’ pada 128 H. Beliau wafat di penjara al-Sindi ibn Syahik pada 6 Rajab 183 H. Saat itu usianya 55 tahun. Ibunya berlatar belakang seorang sahaya, namanya Hamidah al-Barbariyyah. Saat menjadi imam, usianya 35 tahun. Beliau biasa dipanggil dengan sebutan Abu Ibrahim, Abul Hasan dan Abu Ali. Beliau dikenal sebagai al-‘Abd ash-Shalih dan juga dilukiskan sebagai al-Kazhim.

Riwayat-riwayat menarik tentang penunjukan beliau

1. Aku (Ya’qub as-Sarraj) berkunjung ke rumah Imam Ja’far as. Beliau saat itu tengah berdiri di sebelah Musa. Musa saat itu tengah berada dalam ayunan. Imam Ja’far as mulai bermain dengan Musa. Mereka bermain cukup lama. Aku duduk menunggu sampai mereka selesai bermain. Kemudian aku berdiri di hadapan Imam Ja’far as. Imam Ja’far as berkata kepadaku: “Hampiri maula Anda, dan beri salam kepadanya.”

Aku pun menghampirinya, dan memberi salam kepadanya. Dia pun memberikan respon yang mengesankan kepadaku. Kemudian dia (Musa) berkata padaku: “Pergilah sana untuk mengganti nama anak perempuan Anda yang kemarin Anda namakan itu. Karena nama itu adalah nama yang tidak disukai Allah.”

Aku memang baru saja dikaruniai seorang anak perempuan. Dan aku beri nama dia al-Humaira’ (Aisyah, istri Nabi saw, dikenal dengan nama ini).

“Perhatikan perintahnya kepada Anda,” kata Imam Ja’far as kepadaku. Aku pun kemudian mengganti nama anak perempuanku itu.(Al-Kafi, 310. riwayat no. 11. Isnad al-Kulaini diperpendek)

2. Aku (Shafwan al-Jammal) bertanya kepada Imam Ja’far as mengenai shahib al-amr (pemimpin urusan) sepeninggalnya. Imam Ja’far as berkata: “Pemimpin urusan ini adalah orang yang tidak pernah menipu, tidak pernah menyesatkan, dan tidak pernah main-main.”

Musa as kemudian datang. Saat itu dia masih kecil. Dia mengarahkan seekor anak sapi ke arah Mekkah. Kepada anak sapi itu, dia mengatakan: “Sujudlah kepada Tuhanmu!”

Imam Ja’far as menggandeng tangannya, lalu memeluknya, seraya berkata: “Semoga aku bisa berkorban diri demi engkau dengan ayah dan ibuku, Wahai yang tak pernah menyesatkan dan tak pernah main-main.”(Al-Kafi, I, 311, riwayat no. 15. Isnad al-Kulaini diperpendek)

3.