ima barabai
DESCRIPTION
imaTRANSCRIPT
HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN MOTIVASI KERJA
PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUD H. DAMANHURI BARABAI
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
SITI SUKMAWATI AISYAH
NPM. 13142013112
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN NERS B
BANJARMASIN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan bagian utama dan terpenting dalam pencapaian
eksistensi dari sebuah organisasi, saat ini sumber daya manusia terus
meningkatkan kualitasnya, mereka akan terus akan bergabung menjadi satu
anggota organisasi apabila organisasi mampu memberikan manfaat terhadap tujuan
dan kebutuhan hidup, oleh karena itu dalam pengelolaannya, organisasi di masa
depan harus semakin peka terhadap tuntutan anggota organisasi dan tuntutan
masyarakat sebagai konsumen (Fathoni, 2009).
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi yang lain. Sistem
makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi
oleh organisasi (Siagian, 2010). Budaya organisasi berkaitan bagaimana karyawan
memahami karakteristik budaya suatu organisasi.
Budaya organisasi mempunyai karakteristik secara keseluruhan merupakan hakikat
budaya organisasi terdiri dari tujuh …(apa???)…. yaitu : inovasi dan keberanian
mengambil resiko, perhatian pada hal-hal rinci, orientasi hasil, orientasi orang,
orientasi tim, agresif dan stabilitas (Siagian, 2010). Budaya organisasi mewakili
sebuah persepsi yang sama dri para anggota organisasi atau dalam kata lain sebuah
sistem makna bersama, hal terjadi pada rumah sakit sebagai sebuah organisasi.
Rumah sakit sebagai salah satu organisasi terdiri dari berbagai latar belakang dan
karakteristik membawa perbedaan dalam sebuah sistem, dimana organisasi rumah
sakit termasuk gabungan antara organisasi sosial dan medis yang unik dan
kompleks dengan tujuan pengelolaan jasa layanan yang menyentuh kebutuhan dan
harapan dari berbagai aspek, agar mampu tujuan tersebut, agar mampu mencapai
tujuan tersebut dan mendapatkan suatu kemajuan organisasi, seluruh aktifitas
rumah sakit memerlukan dukungan dari setiap anggota (Djohan, 2010).
Perawat merupakan salah satu petugas rumah sakit yang mempunyai peran dan
tanggung jawab sangat strategis, disamping itu jumlah tenaga perawat dirumah
sakit pada umumnya merupakan tenaga terbanyak dan langsung bersentuhan
dengan pasien sebagai penerima layanan, dalam memberikan pelayanan perawat
dituntut bersikap profesional dan konsisten dengan aturan organisasi. Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspons oleh perawat masalah keperawatan sebagai bagian
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus menerus berubah
pemberian pelayanan kesehatan dituntut untuk senantiasa bekerja berdasarkan
standar dan selalu berusaha meningkatkan kompetisi diri sesuai dengan
perkembangan ilmu di bidang kesehatan perawatan dirumah sakit sebagani salah
satu pemberi pelayanan kesehatan.
Rumah sakit sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat akan kesehatannya
karena itu semua fasilitas dan sumber daya manusia yang ada dirumah sakit harus
lengkap dan kompeten guna peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
umum.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang diberikan
kepada klien baik sehat maupun sakit, dimana pelayanan bersifat holistik dan
berkesinambungan, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi
pada kebutuhan objektif klien, serta mengacu pada standar profesional dan etika
keperawatan (Nursalam, 2011). Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara
pelayanan kesehatan merupakan tempat bagi perawat memberikan pelayanan
keperawatan pada klien disemua tingkat usia dengan berbagai masalah kesehatan.
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu
Hanya satu kalmiat? Satu paragrag tdk disarankan hanya 1 kalimat.
dan citra rumah sakit, salah satu faktor yang menunjang keberhasilan suatu layanan
yang diberikan perawat adalah motivasi kerja. (Suyanto, 2009).
Kondisi internal perawat menjadi salah satu penentu keberhasilan layanan, dimana
kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas sehari-hari terutama saat
perawat bekerja, Salah satu kondisi internal individu tersebut adalah motivasi
(Hamzah, 2012). Motivasi kerja perawat menjadi salah faktor yang menentukan,
karena pekerjaan seseorang didasari oleh motivasi dari dalam individu seseorang
dalam sebuah organisasi. Motif atau motivasi berasal dari kata latin “moreve”yang
berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berprilaku.
Pengertian motivasi tidak terlepas dari kata kebutuhan atau needs atau want.
Kebutuhan adalah suatu “potensi”dalam diri manusia yang perlu ditanggapi atau
direspon. Munurut Hamzah (2012) Motivasi adalah suatu perangsang keinginan
dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Ia menambahkan bahwa setiap
motiv mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Motivasi pada dasarnya merupakan interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang
dihadapinya. Didalam diri seseorang terdapat kebutuhan atau keinginan terhadap
objek diluar seseorang tersebut oleh sebab itu, motivasi adalah suatu alasan
(reasoning) seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya ( Notoatmodjo, 2007).
Menurut teori Herzberg (2009) ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang
dalam tugas atau pekerjaannya, atau yaitu faktor penyebab kepuasan atau faktor
motivasional, apabila kepuasan kerja dicapai dalam pekerjaan, maka akan
menggerakan tingkat motivasi yang kuat bagi seseorang pekerjaan dan akhirnya
dapat menghasilkan kinerja yang tinggi. Faktor motivasional (kepuasan) ini
mencakup antara lain : prestasi, penghargaan tanggung jawab,kesempatan untuk
maju,dan pekerjaan itu sendiri.Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor
penyebab ketidakpuasan atau faktor hygiene. Faktor ini menyangkut kebutuhan
akan pemeliharaan atau maintenance factor yang merupakan hakikat manusia yang
ingin memperoleh kesehatan badaniah. Hilangnya faktor-faktor ini akan
menimbulkan ketidak puasan dalam bekerja, faktor ini antara lain: kondisi kerja,
hubungan interpersonal, kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, gajih
dan keamanan kerja itu sendiri (Notoatmodjo, 2007).
Kinerja seseorang karyawan atau tenaga kerja dipengaruhi oleh:motivasi,
kemampuan, faktor persepsi. Baik maupun berpendapat bahwa Motivasi adalah
merupakan faktor yang berpengaruh dalam kinerja seorang karyawan atau tenaga
kerja, dalam rangka upaya meningkatkan kinerja organisasi, maka intervensi
terhadap motivasi sangat penting dan dianjurkan (Gibson dan Stoner dalam
Notoatmodjo,2007).
Motivasi kerja perawat harus terus ditingkatkan, supaya dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada pasien di rumah sakit, dimana perawatan
berkesinambunagan selama pasien dirawat, sehingga sistem aplusan sangat
diperlukan dalam memberikan asuhan keperawatan secara professional.
RSUD H. Damanhuri merupakan rumah sakit miliki Pemerintah daerah Kabupaten
Hulu Sungai Tengah (HST) RSUD H. Damanhuri Barabai yaitu terwujudnya
pelayanan Rumah Sakit yang prima 2015. Sedangkan misinya yaitu mewujudkan
kinerja profesionalisme pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat, mewujudkan peningkatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat keluarga kurang mampu, mewujudkan pelayanan rujukan dan
kemitraan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
mewujudkan performance rumah sakit untuk mendukung peningkatan kapasitas
rumah sakit.
Studi pendahuluan dilaksanakan peneliti pada tanggal 20 februari 2014 melaui
wawancara dan angket terhadap 10 orang perawat pelaksana, didapatkan gambaran
bahwa adanya ketidakseragaman tanggapan terhadap pandangan nilai budaya
organisasi, dari 10 orang perawat pelaksana didapatkan 6 orang (60 %) tidak tahu
visi dan misi rumah sakit, 2 orang (20 %) mengatakan kami hanya tenaga kerja
kontrak dan kami datang hanya untuk kerja, 1 orang (10 %) mengatakan
mengatakan kami kerja karena untuk menghidupi rumah tangga, jadi tidak pelu
tahu urusan organisasi dan 1 orang (10 %) mengatakan motivasi kerja ditentukan
oleh kebijaksanaan direktur sebagai pemimpin organisasi. Berdasarkan jawaban
perawat pelaksana di atas, maka bisa dikatakan bahwa pemahaman perawat tentang
organisasi tempat kerja masih rendah, sehingga berpengaruh terhadap motivasi
kerja. Hasil penelitian Nurdiana (2012) terhadap motivasi kerja perawat di RSUD
H. Damanhuri Barabai menunjukan motivasi kerja pada perawat pelaksana
didapatkan dalam kategori rendah sebanyak 54,78 %.
Berdasarkan Latar belakang dan fenomena di RSUD H. Damanhuri menunjukkan
uraian-uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan Budaya organisasi dengan Motivasi Kerja perawat Diruang Rawat Inap
RSUD H. Damanhuri Barabai peneliti merasa perlu mengetahui secara mendalam
tentang budaya organisasi dan motivasi kerja perawat karena sangat mempengaruhi
kesinambungan proses layanan keperawatan dalam menghadapi tuntukan
masyarakat dan kesiapan RSUD H. Damanhuri Barabai menghadapai perubahan
sistem ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Adakah hubungan budaya organisasi
dengan motivasi kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD H. Damanhuri
Barabai.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Menganalisis hubungan Budaya organisasi dengan motivasi kerja
perawat di Ruang Rawat Inap RSUD H. Damanhuri Barabai.
1.3.2 Tujuan Khusus
Organisasi???/Budaya Organisasi???
Sebaiknya bukan “peneliti tertarik” tetapi “perlu dilakukan penelitian tentang”. Penelitian bersifat ilmiah tdk karena keinginan pribadi peneliti.
1.3.2.1 Mengidentifikasi budaya organisasi RSUD H. Damanhuri Barabai
pada perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap.
1.3.2.2 Mengidentifikasi motivasi kerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
H. Damanhuri Barabai.
1.3.2.3 Menganalisis hubungan budaya organisasi dengan motivasi kerja
perawat Ruang Rawat Inap RSUD H. Damanhuri Barabai.
1.4 Manfat Penelitian
1.4.1 Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Untuk mengembangkan pengetahuan berkait dengan budaya organisasi dan
motivasi kerja perawat di Ruang Rawat Inap dan dapat menambah khasanah
kepustakan di perpustakaan sekolah tinggi ilmu kesehatan Muhammadiyah
Banjarmasin.
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan untuk
dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan bagi
setiap tenaga keperawatan, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
untuk perbaikan, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk keputusan
manajemen khususnya dalam mengatur penempatan tenaga perawat,
memantau kerja staf-stafnya dan memfasilitasi staf-stafnya saat bekerja
disetiap bangsal sehingga pelayanan keperawatan dapat berjalan sesuai
dengan tujuan organisasi.
1.4.3 Bagi Peneliti
Bagi peneliti akan dapat mengoptimalkan peran dan fungsinya sebagai
perawat yang bertugas di Rumah Sakit agar selalu memperhatikan sistem
organisasi.
1.5 Keaslian Penelitian
Hasil penelusuran kepustakaan penelitian belum menemukan penelitian yang sama
seperti yang dilakukan peneliti khususnya di RSUD H. Damanhuri Barabai. Oleh
karena itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian, sedangkan penelitian yang
terkait :
1. Ary Septy M. (2011). Hubungan Pemahaman Roda Organisasi dengan
kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RSU Suaka Insan Banjarmasin.
Metode yang digunakan penelitian kuantitatif, dengan rancangan penelitian
diskriptif korelatif, jumlah responden 78 perawat yang tersebar di 10 ruangan.
Hasil penelitian : didapatkan 55,1 % pemahaman roda organisasi kategori baik,
kepuasan didapatkan kategori puas 80,8 %. Didapatkan hubungan antara
pemahaman tentang roda organisasi dan kepuasan kerja nilai α 0,005.
Persamaan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dsikriptif korelatif,
variabel dependennya organisasi dan pada perawat pelaksana. Perbedaannya
variabel independennya menggunakan motivasi kerja.