hubungan peningkatan berat badan selama …repository.poltekkes-kdi.ac.id/536/1/skripsi...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DAN
RIWAYAT KELUARGA DIABETES MELLITUS DENGAN KADAR GULA
DARAH IBU HAMIL DI PUSKESMAS RUMBIA
KABUPATEN BOMBANA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
FADLIANTI P00312017061
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN KENDARI
2018
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan denga sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN
DAN RIWAYAT KELUARGA DM DENGAN KADAR GULA DARAH IBU
HAMIL DI PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN BOMBANA
Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjan Terapan
Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan
tiruan atau Duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau
pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari maupun di perguruan tinggi atau
instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan
sebagaimana mestinya.
Kendari, Agustus 2018
Fadlianti
Nim.P00312017061
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan peningkatan
berat badan selama kehamilan dan riwayat keluarga DM dengan kadar
gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang
membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala
kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih
sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku
Pembimbing I dan Ibu Elyasari, SST, M.Keb selaku Pembimbing II yang
telah banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kendari.
3. Bapak Rahmat, AMK selaku Kepala Puskesmas Rumbia.
4. Ibu Arsulfa, S.Si.T, M.Keb selaku penguji 1, Ibu Aswita, S.Si.T, MPH
selaku penguji 2, Ibu Andi Malahayati, S.Si.T, M.Kes selaku penguji 3
dalam skripsi ini.
vii
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu
pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan.
6. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,
pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas
selama penulis menempuh pendidikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan
pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.
Kendari, Agustus 2018
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................... iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................ v
KATA PENGANTAR......................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................... x
ABSTRACT....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 7
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
B. Landasan Teori.......................................................................... 8
C. Kerangka Teori.......................................................................... 23
D. Kerangka Konsep...................................................................... 25
E. Hipotesis Penelitian.................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 27
A. Jenis Penelitian......................................................................... 27
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 28
D. Variabel Penelitian..................................................................... 28
E. Definisi Operasional.................................................................. 28
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 30
ix
G. Instrumen Penelitian.................................................................. 30
H. Alur Penelitian........................................................................... 31
I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 34
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 34
B. Hasil Penelitian ........................................................................ 37
C. Pembahasan ............................................................................ 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 52
A. Kesimpulan .............................................................................. 52
B. Saran ....................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 53
LAMPIRAN
x
ABSTRAK
HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DAN RIWAYAT KELUARGA DM DENGAN KADAR GULA DARAH IBU HAMIL
DI PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN BOMBANA
Fadlianti1 Askrening
2 Elyasari
2
Latar belakang: Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu kondisi dimana kehamilan
dengan ibu atau perinatal memiliki risiko lebih besar dari biasanya dan akan membahayakan (kematian atau komplikasi serius) selama masa gestasi dalam rentang waktu sebelum dan sesudah persalinan. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk hubungan peningkatan berat badan
selama kehamilan dan riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester 3 di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana yang berjumlah 36 ibu hamil. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner tentang kadar gula darah, peningkatan berat badan dan riwayat keluarga DM. Analisis data mengunakan uji chi square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas
Rumbia Kabupaten Bombana lebih banyak dalam kategori kadar gula darah normal sebanyak 21 orang (58,3%). Peningkatan berat badan selama kehamilan di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana dalam kategori peningkatan berat badan lebih sebanyak sebanyak 20 orang (55,6%). Riwayat keluarga DM pada ibu hamil Di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana lebih banyak dalam kategori tidak ada riwayat keluarga DM sebanyak 27 orang (75,9%). Ada hubungan peningkatan berat badan selama kehamilan dengan kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana (X
2=8,691; pvalue=0,003). Ada hubungan riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah
ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana (X2=11,01; pvalue=0,001).
Kata kunci : kadar gula darah, peningkatan berat badan, riwayat keluarga DM
1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari
2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu kondisi dimana kehamilan
dengan ibu atau perinatal memiliki risiko lebih besar dari biasanya dan
akan membahayakan (kematian atau komplikasi serius) selama masa
gestasi dalam rentang waktu sebelum dan sesudah persalinan (Benson
dan Pernoll, 2015). Kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil salah satunya
dapat disebabkan oleh karena pernahnya menderita penyakit kronis
antara lain tuber culosis (TBC), kelainan jantung-ginjal dan hati, psikosis,
Diabetes Mellitus (DM) dan tumor ganas (Kemenkes RI, 2016).
DM adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula
sederhana) di dalam darah tinggi, seseorang dikatakan menderita DM
jika memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dl dan pada tes
sewaktu >200 mg/dl (Pudjiastuti, 2015). Data Badan Kesehatan Dunia
(WHO) mencatat hampir 200 juta orang di dunia menderita DM dan
diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita bisa mencapai sekitar
330 juta jiwa. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data WHO tercatat lebih
dari 13 juta penderita DM, dari jumlah tersebut diperkirakan akan
meningkat menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2030. Tidak
hanya pada orang tua, remaja dan dewasa muda pun terserang DM
(Pudjiastuti, 2015).
2
DM dalam kehamilan terjadi sekitar 4% dari semua kehamilan di
Amerika Serikat, dan 3-5% di Inggris, dan prevalensi DM dalam
kehamilan di Indonesia pada tahun 2007 mencapai 1,9-3,6% pada
kehamilan umumnya (Soewardono dan Pramono, 2015). Kadar gula yang
tinggi pada ibu hamil menimbulkan banyak kesulitan karena penyakit ini
akan banyak menimbulkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal
pada penderita yang juga dipengaruhi kehamilan (Purwaningsih, 2015).
Pengaruh ditimbulkannya dalam kehamilan dapat menyebabkan
terjadinya abortus, partus prematurus, hidramnion, pre-eklamsi,
kesalahan letak janin, insufiensi plasenta. Pada masa persalinan dapat
menimbulkan terjadinya inersia uteri, atonia uteri, distosia karena anak
besar dan bahu lebar, kelahiran mati, persalinan lebih sering ditolong
secara operatif, angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi, morbiditas
dan mortalitas ibu yang tinggi (Mochtar, 2016).
Pada masa nifas, kadar gula darah tinggi dalam kehamilan dapat
menimbulkan dampak perdarahan dan infeksi puerpural lebih tinggi, luka-
luka jalan lahir lambat pulih, sedangkan pada janin atau bayi
menyebabkan terjadinya abortus, kematian janin, cacat bawaan,
dismaturitas, janin besar (makrosomia), kematian neonatal, dan kelainan
neurologi. Janin besar (makrosomia) adalah janin dengan berat badan
melebihi 4000 gram. Frekuensi bayi yang lahir dengan berat badan
lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gr adalah
0,4% (Mochtar, 2016). Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kadar
3
gula darah tinggi dalam kehamilan, yaitu usia tua, paritas, etnik, obesitas,
multiparitas, riwayat keluarga dengan DM, dan diabetes gestasional
terdahulu, riwayat makrosomia, aktifitas fisik, kenaikan berat badan yang
berlebihan selama kehamilan (Mochtar, 2016).
Saat hamil biasanya terjadi penambahan berat badan yang
berlebihan dan peningkatan konsumsi makanan sehingga keadaan ini
berdampak pada meningkatnya gula darah di atas normal, hal ini dapat
dijelaskan dengan mekanisme dimana saat terjadi penambahan berat
badan maka sel-sel lemak yang menggemuk akan menghasilkan
beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya lebih
banyak daripada keadaan tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan
resistensi insulin. Akibat resistensi insulin inilah glukosa sulit masuk ke
dalam sel, keadaan ini membuat glukosa darah tetap tinggi (hiperglikemi).
Oleh karena itu, sebelum hamil ibu perlu menjaga pola makan
sebelum terjadi peningkatan berat badan berlebih saat hamil (Saifuddin,
2012).
Smeltzer & Bare (2012) bahwa salah satu faktor risiko terjadinya
kenaikan kadar gula darah adalah seseorang yang mempunyai berat
badan lebih (BB >120% BB idaman, atau IMT ≥25 kg/m2). Menurut
Doshani dan Konje (2015), penambahan berat badan yang berlebihan
merupakan faktor risiko pada gangguan toleransi glukosa (prediabetes)
baik sebelum atau dalam kehamilan.
4
Beberapa literatur lain juga menyatakan bahwa riwayat DM pada
keluarga diduga berhubungan dengan kejadian DM Gestasional pada
ibu hamil (Agency for Health CareResearch and Quality, 2012). Sumber
tersebut juga mengatakan bahwa DM cenderung diturunkan atau
diwariskan, dan tidak ditularkan. Faktor genetis memberi peluang besar
menderita DM dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak
menderita DM. Apabila ada orang tua atau saudara kandung yang
menderita DM, maka seseorang tersebut memiliki risiko 40% menderita
DM. Teori Smeltzer dan Bare (2012) bahwa salah satu faktor risiko
terjadinya DM adalah faktor keturunan. Hasil penelitian Rahmawati
(2016) menyatakan ada hubungan riwayat keluarga dengan DM dengan
kenaikan kadar gula darah selama kehamilan.
Hasil studi awal yang dilakukan di Puskesmas Rumbia Kabupaten
Bombana diperoleh data bahwa jumlah ibu hamil tahun 2015 sebanyak 78
orang ibu hamil, tahun 2016 sebanyak 63 orang ibu hamil dan tahun 2017
sebanyak 67 orang ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami diabetes tahun
2015 sebanyak 4 ibu hamil (5,13%), tahun 2016 sebanyak 6 ibu hamil
(9,52%) dan tahun 2017 sebanyak 9 ibu hamil (13,43%) (Puskesmas
Rumbia, 2018). Hasil pengukuran yang dilakukan oleh peneliti pada 10
orang ibu hamil diperoleh data bahwa ada 5 ibu hamil yang kadar gula
darah puasanya di atas 100 mg/dl. Data tersebut menunjukkan bahwa
banyak ibu hamil yang berisiko mengalami DM dalam kehamilannya
5
dan hal ini menimbulkan dampak negatif bagi ibu dan janin yang dapat
berujung pada kematian ibu dan janin.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan peningkatan berat
badan selama kehamilan dan riwayat keluarga DM dengan kadar gula
darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Apakah ada hubungan peningkatan berat badan selama
kehamilan dan riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu
hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan peningkatan berat badan selama
kehamilan dan riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu
hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kadar gula darah ibu hamil di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana.
b. Untuk mengetahui peningkatan berat badan selama
kehamilan di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana.
c. Untuk mengetahui riwayat keluarga DM pada ibu hamil di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana.
6
d. Untuk menganalisis hubungan peningkatan berat badan
selama kehamilan dengan kadar gula darah ibu hamil di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana.
e. Untuk menganalisis hubungan riwayat keluarga DM dengan
kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia
Kabupaten Bombana.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi ibu hamil
Untuk menambah wawasan ibu hamil tentang kadar gula darah
selama kehamilan dan faktor risikonya.
2. Manfaat Bagi Puskesmas
Untuk dapat meningkatkan peran petugas dalam memberikan
asuhan kebidanan masa kehamilan.
3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan Nora dan Mursyidah (2014) yang
berjudul Faktor Risiko Kenaikan Kadar Gula Ibu Hamil Di Rumah
Sakitibu Dan Anak Tahun 2014. Perbedaan penelitian adalah
variabel penelitian. Variabel bebas penelitian ini adalah status gizi,
peningkatan berat badan, riwayat keluarga DM dan riwayat
melahirkan bayi makrosomia dengan kadar gula darah pada ibu
7
hamil. Variabel bebas penelitian Nora dan Mursyidah adalah umur
ibu hamil, paritas.
2. Penelitian Yang Dilakukan Saldah Dkk (2013) Yang Berjudul
Faktor Risiko Kejadian Prediabetes/ Diabetes Melitus Gestasional
Di Rsia Sitti Khadijah I Kota Makassar. Perbedaan penelitian
adalah variabel penelitian. Variabel bebas penelitian ini adalah
status gizi, peningkatan berat badan, riwayat keluarga DM dan
riwayat melahirkan bayi makrosomia dengan kadar gula darah
pada ibu hamil. Variabel bebas penelitian Saldah Dkk adalah umur
ibu hamil, riwayat keluarga menderita diabetes, riwayat
hipertensi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kadar Gula Darah Ibu Hamil
Kadar gula darah pada ibu hamil adalah kadar gula dalam
darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh dimana kadar
gula darah puasa normal yaitu <110 mg/dL dan kadar gula darah
2 jam setelah makan <140 mg/dL. Kadar gula darah adalah istilah
yang mengacu kepada kadar gula darah dalam darah yang
konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Gula darah yang dialirkan
melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel- sel tubuh.
Umumnya tingkat gula darah dalam darah bertahan pada
batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat
setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi
hari sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Mayes,
2014).
Kadar gula darah darah sepanjang hari bervariasi dimana
akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu
2 jam. Kadar gula darah darah yang normal pada pagi hari setelah
malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar
gula darah darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam
9
setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula darah
maupun karbohidrat lainnya (Price, 2015).
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat
secara ringan tetapi bertahap setelah usia 50 tahun, terutama
pada orang- orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan kadar
gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas
untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar
gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula
darah menurun secara perlahan (Guyton, 2015). Patokan–patokan
yang dipakai di Indonesia adalah (Perkeni, 2011):
a. Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar gula darah darah.
Pada ketetapan terakhir yang dikeluarkan oleh WHO
dalam petemuan tahun 2005 disepakati bahwa angkanya tidak
berubah dari ketetapan sebelumnya yang dikeluarkan pada
tahun 1999, yaitu:
Tabel 1 Kriteria gula darah untuk gangguan kadar gula darah
Pengukuran Normal DM IGT IFG
Gula darah
darah
Puasa
(Fasting
Glucose)
< 6,1
mmol/L
(<110
mg/dL)
≥ 7,0
mmol/L (≥
126
mg/dL)
< 7.0
mmol/L
(<126mg/d
L)
<
6,1mmol/
L (<
10mg/dL)
Gula darah
darah
2 jam
≥ 11,1
mmol/L
≤11,1m
mol/L
<7,8
mmol/L
<7,8
mmol/L
10
b. Kadar gula darah darah normal (Normoglycaemia)
Normoglycaemia adalah kondisi dimana kadar gula darah
yang ada mempunyi risiko kecil untuk dapat berkembang menjadi
diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit jantung dan
pembuluh darah.
c. IGT(Impairing Glucose Tolerance)
IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana
seseorang mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes
walaupun ada kasus yang menunjukkan kadar gula darah dapat
kembali ke keadaan normal. Seseorang yang kadar gula darah
darahnya termasuk dalam kategori IGT juga mempunyai resiko
terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering
mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli
terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan
terjadinya kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.
d. IFG (Impairing Fasting Glucose)
Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran gula
darah darah puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri
mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas
penyakit akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat
memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan
mekanisme penekanan pengeluaran gula darah dari hati ke dalam
darah. Macam-macam pemeriksaan gula darah darah
11
1. Gula darah darah sewaktu
Pemeriksaan gula darah darah yang dilakukan setiap
waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir
yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut (Depkes RI,
1999).
2. Gula darah darah puasa dan 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan gula darah puasa adalah pemeriksaan gula
darah yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam,
sedangkan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan adalah
pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien
menyelesaikan makan (Kemenkes RI, 2016).
Dahulu pengukuran gula darah dilakukan terhadap darah
lengkap, tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan
pengukuran kadar gula darah dalam serum. Hal ini
disebabkan karena eritrosit memiliki kadar protein (yaitu
hemoglobin) yang lebih tinggi dari pada serum, sedangkan serum
memiliki kadar air yang lebih tinggi sehingga bila
dibandingkan dengan darah lengkap serum melarutkan lebih
banyak gula darah. (Ronald A. Sacher, Richard A. McPherson,
2011). Serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-
sel darah sebab sel-sel darah walaupun telah berada di luar tubuh
12
tetap memetabolisme gula darah. Darah yang berisi sangat
banyak lekosit dapat menurunkan kadar gula darah. Pada suhu
lemari pendingin kadar gula darah dalam serum tetap stabil
kadarnya sampai 24 jam, tanpa kontaminasi bakterial kadar gula
darah dapat bertahan lebih lama dari 24 jam (Darwis, 2015).
Untuk mengukur kadar gula darah dipakai terutama dua
macam teknik. Cara-cara kimia memanfaatkan sifat mereduksi
molekul gula darah yang tidak spesifik. Pada cara-cara enzimatik,
gula darah oksidase bereaksi dengan substrat spesifiknya,
yakni gula darah, dengan membebaskan hidrogen peroksida
yang banyaknya diukur secara tak langsung. Nilai-nilai yang
ditemukan dalam cara reduksi adalah 5-15 mg/dl lebih tinggi dari
yang didapat dengan cara-cara enzimatik, karena disamping gula
darah terdapat zat-zat mereduksi lain dalam darah. Sistem
indikator yang dipakai pada berbagai metode enzimatik yang
otomatik berpengaruh kepada hasil penetapan, jadi juga kepada
nilai rujukan (Darwis, 2015).
Metode-metode pemeriksaan gula darah darah yaitu
1. Metode Folin
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah filtrat darah bebas
protein dipanaskan dengan larutan CuSO4 alkali. Endapan
CuO yang dibentuk gula darah akan larut dengan penambahan
13
larutan fosfat molibdat. Larutan ini dibandingkan secara
kolorimetri dengan larutan standart gula darah.(Sacher, 2014).
2. Metode Samogyi-Nelson
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah filtrat mereduksi Cu
dalamlarutan alkali panas dan Cu direduksi kembali oleh
arseno molibdat membentuk warna ungu kompleks (Dunning,
2015).
3. Ortho – tholuidin
Prinsipnya adalah dimana gula darah akan bereaaksi dengan
ortho –tholuidin dalam asam acetat panas membentuk
senyawa berwarna hijau. Warna yang terbentuk diukur
serapannya pada panjang gelombang 625 nm (Sacher, 2014).
4. Gula darah oksidase/peroksidae
Gula darah oksidase adalah suatu enzim bakteri yang
merangsang oksidasi dengan menghasilkan H2O2. Dengan
adanya enzim peroksidase oksigen dari peroksid ini dialihkan ke
acceptor tertentu menghasilkan suatu ikatan berwarna.
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kadar gula
darah tinggi dalam kehamilan, yaitu usia tua, paritas, etnik,
obesitas, multiparitas, riwayat keluarga, dan diabetes gestasional
terdahulu, riwayat makrosomia, aktifitas fisik (Science, 2012). Ibu
hamil dengan status gizi lebih bahkan obesitas dapat membuat
sel tidak sensitif terhadap insulin (resisten insulin) (Kariadi, 2015).
14
Insulin berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan
dengan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga
jika terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di dalam
darah juga dapat mengalami gangguan (Guyton, 2015).
2. Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan
Berat badan ibu akan menentukan seberapa banyak
asupan makanan yang harus ibu konsumsi pada waktu hamil.
Harapannya, kebutuhan gizi janin tercukupi dan bayi yang akan
lahir dengan berat badan normal (Wibisono & Bulan, 2013).
Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) secara teratur mempunyai arti klinis
penting, karena ada hubungan yang erat antara pertambahan
berat badan selama kehamilan dengan berat badan lahir bayi.
Pertambahan berat badan hanya sedikit, menghasilakan rata-rata
berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan resiko yang lebih
tingggi untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi,
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat
digunakan sebagai indicator pertumbuhan janin dalam rahim.
Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan ibu selama
kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil.
Pertambahan yang optimal kira-kira 20% dari berat badan ibu
sebelum hamil (Cunningham dkk., 2015), jika berat badan tidak
15
bertambah, lingkar lengan atas < 23,5 cm menunjukkan ibu
mengalami kurang gizi. (Mufdlilah, 2015).
Laju pertambahan berat selama hamil merupakan petunjuk
yang sama pentingnya dengan pertambahan berat itu sendiri.
Pemeriksaan antropometri yang biasa dilakukan adalah
penimbangan berat, pengukuran tinggi badan, penentuan berat
ideal dan pola pertambahan berat. Berat pada kunjungan
pertamaditimbang sementara berat sebelumnya jangan terlewat
untuk di tanyakan. Berat sebelum hamil berguna untuk penentuan
prognosisserta keputusan perlu tidaknya dilakukan terapi gizi
secara intensif. Status gizi buruk ditandai oleh berat sebelum
hamil 10% dibawah atau 20% diatas berat ideal.
Penambahan berat badan ibu semasa kehamilan
menggambarkan laju pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada
usia kehamilan trimester I laju pertambahan berat badan ibu
belum tampak nyata karena pertumbuhan janin belum pesat,
tetapi memasuki usia kehamilan trimester II laju pertumbuhan
janin mulai pesat dan pertambahan berat badan ibu juga
mulai pesat (Setianingrum, 2015). Sebaiknya menentukan
patokan besaran pertambahan berat sampai kehamilan berakhir
sekaligus memantau prosesnya dan kemudian mencatatnya
dalam KMS ibu hamil perlu dilakukan. Selama trimester I kisaran
pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg, sementara trimester II dan
16
III sekitar 0,35 - 0,5 kg tiap minggu. Pertambahan yang
berlebihan setelah minggu ke-20 menyebabkan terjadinya retensi
air dan juga berkaitan dengan janin besar dan berisiko penyulit
Disproporsi Kepala Panggul (DKP).
Retensi berlebih juga merupakan tanda awal preeklamsi.
Sebaliknya pertambahan berat <1 kg selama trimester II apalagi
trimester III jelas tidak cukup dan dapat memperbesar resiko
kelahiran BB rendah, kemunduran pertumbuhan dalam rahim
serta kematian prinatal. Namun demikian, masih ada
pengecualian dalam penggunaan patokan umum diatas karena
pada hakikatnya tujuan pertambahan berat kumulatif itu
didasarkan pada berat dan tinggi badan selama hamil. Meskipun
begitu, pertambahan berat wanita pendek (150 cm) cukup
sampai 8,8-13,6 kg. mereka yang hamil kembar dibatasi sekitar
15,4 - 20,4 kg. mereka dengan BB berlebih, pertambahan berat
diperlambat sampai 0,3 kg / minggu.
Menurut (Alfriana, 2015), seorang ibu dengan tinggi badan
yang lebih tinggi mempunyai kecenderungan kenaikan BB yang
lebih besar pada waktu hamil daripada orang yang lebih pendek.
Menurut (Helen, 2012) BB ibu sebelum hamil dan kenaikan BB
selama kehamilan sangat mempengaruhi hasil dari kehamilan
tersebut. Resiko akan meningkat pada kasus-kasus berikut:
a) Pengkajian kurang gizi
17
Kurang gizi didefinisikan sebagai defisit protein antara
kebutuhan protein normal kehamilan untuk wanita secara
individu dan diet asupan protein aktualnya, yang
ditentukan dari kalkulasi data yang siperoleh dari riwayat diet
klien.
b) Pengkajian berat badan rendah
Berat badan rendah didefinisikan sebagai berat badan ibu
sebelumhamilsebanyak 5% atau lebih berada dibawah berat
badan ideal.
c) Pengkajian stress nutrisi
Stress nutrisi didefinisikan sebagai adanya satu atau lebih dari
kondisi seperti:
1) Muntah parah
2) Jarak kehamilan kurang dari satu tahun
3) Riwayat obstetri yang buruk
d) Berat badan gagal mencapai 5 kg pada usia gestasi 20
minggu
e) Masalah atau gangguan emosi yang serius.
Masalah pertambahan BB sebenarnya tidak perlu
dikawatirkan bila kenaikan BB masih normal. Selama trimester
pertama kehamilan, biasanya terjadi penambahan BB minimal (1-
2kg). Setelah trimester II, penambahan BB rata-rata 0,35-0,4 kg
perminggu. Secara keseluruhan pertambahan BB selama
18
kehamilan berkisar antara 10-12,5 kg atau rata-rata 11kg. Perlu
diketahui, ibu hamil yang BBnya bertambah secara berlebihan
maka memiliki resiko lebih besar untuk mengalami berbagai
komplikasi selama kehamilan serta saat persalianan kelak. Bila
pertambahan berat badan melebihi yang dianggap normal, misal
pada trimester 1 BB sudah naik 8-10 kg, maka susunan menu
harus diatur kembali. Namun sebaiknya jangan mengurangi
makanan yang merupakan sumber protein, vitamin dan mineral.
Sebaiknya, batasi mengkonsumsi karbohidrat, lemak, dan makanan
manis.
Yang perlu diingat, jangan melakukan diet ketat, karena
akan membahayakan janin. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa para ibu hamil yang berdiet ketat, cenderung memiliki bayi
dengan BB rendah dan berisiko lebih besar terhadap ibu
juga akan mengalami persalianan lebih lama dan sulit serta
kemungkinan menderita perdarahan. Ibu hamil tidak di anjurkan
untuk berdiet. Seharusnya BB harus meningkat dari bulan kebulan.
BB selama kehamilan bertambah karena adanya janin, cairan
amnion, plasenta, darah, pembesaran rahim, dan payudara. janin
beratnya mencapai kurang lebih 3,375 kg, cairan amnion,
plasenta, lemak, dan cairan lainya sekitar 3,6 kg - 5,4 kg.
Sementara rahim dan payudara beratnya menjadi 1,8 - 2,7 kg.
19
Pertambahan berat total sangat bergantung kepada berat
badan ibu sebelum hamil. Semakin kurus berat badan ibu, semakin
banyak pertambahan berat badan yang harus dicapai. Sebaliknya,
semakin gemuk ibu, semakin sedikit pertambahan beratnya. Bila
kurus, total pertambahan berat sampai menjelang persalianan
sekitar 12,6 kg sampai 18 kg. jika normal, pertambahan BB 11,25
kg hingga 15,75 kg, sampai 18 kg. jika normal, pertambahan BB
11,25 kg hingga 15,75 kg, jika gemuk, hanya membutuhkan 6,75 kg
sampai 11,25 kg. Jika bayi kembar, pertambahan berat rata-rata
adalah 15,75 kg hingga 20,25 kg. Jika pertambahan berat tidak
sesuai dengan semestinya yang di capai, tandanya pertumbuhan
bayi terganggu.
Makan adalah cara menambah berat badan paling cepat.
Menambah berat badan kadang-kadang menjadi hal yang sulit bagi
ibu hamil. Pada umumnya ibu hamil malas makan. Makanlah
secara teratur pada saat jam makan, baik pagi, siang, malam. Bila
makan dalam jumlah sedikit, sebaiknya perbanyak ngemil. Pada
prinsipnya makanan yang sehat untuk ibu hamil adalah makanan
yang bervanariasi dan disertai dengan buah-buahan segar. Jauhi
makanan seperti coklat, gorengan dan minuman bersoda, apalagi
alcohol, sebaiknya pilihlah roti, sereal, sayuran hijau.
Menurut Wiknjosastro (2016) bila berat badan naik lebih dari
semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang
20
mengandung karbohidrat. Lemak jangan dikurangi terlebih-lebih
sayur mayur dan buah-buahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan BB ibu hamil (Muliarini, 2015) yaitu
a. Segera setelah dinyatakan hamil, cobalah bertanya pada
orang lain tentang badan ibu, kalau perlu ibu hamil perlu
melakukan foto tiap bulan seluruh badan. Foto dan pendapat
orang sekitar dapat menjadi pencegah jika ibu hamil
menginginkan terlalu banyak makanan berlemak.
b. Jika cenderung mempunyai berat badan berlebihan,
namun perlu dapat mengontrolnya, maka sangat mudah
menghindari makanan yang berlebih saat hamil, sambil
mengingat kesehatan janin.
c. Usahakan hanya mengkonsumsi makan sehat dan teratur,
serta mengurangi makan saat hamil tua.
d. Pertahankan hanya mengkonsumsi snack bergizi, keju dan
buah segar, baik dirumah ataupun ditempat kerja. Hindari
makanan yang mengandung kalori tinggi dan makanan
yang mengandung nutrisi yang rendah seperti manisan dan
kripik.
e. Jika ingin snack maka harus mempertahankan bahwa
snack tersebut tidak diproses dengan bahan kimia, tidak di
goreng dan bukan makanan yang dimaniskan dengan cara
tidak alami dan bercampur bahan kimia.
21
f. Jangan makan hanya untuk menyenangkan diri sendiri. b.
Kenaikan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang terpenting keadaan gizi
ibu hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. Berat
badan hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. BB
sebelum hamil dan perubahan BB selama kehamilan berlangsung
merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksi
berat badan lahir bayi. Wanita dengan berat badan rendah
sebelum hamil, atau kenaikan berat badan rendah sebelum hamil,
atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil
cenderung melahirkan bayi BBLR. Kenaikan berat badan yang
dianggap baik untuk orang Indonesia adalah 9 kg. kenaikan
berat badan ibu tidak sama, tetapi pada umumnya kenaikan
berat badan tertinggi adalah pada umur kehamilan 16-20
minggu, dan kenaikan yang paling rendah pada 10 minggu
pertama kehamilan (Supariasa, 2012).
3. Riwayat Keluarga Dengan DM
Riwayat keluarga adalah faktor risiko utama seorang akan
mengalami diabetes melitus, secara genetik pasien diabetes
melitus akan mempengaruhi keturunannya. Tranmisi genetik
adalah paling kuat terdapat dalam diabetes, jika orang tua
menderita diabetes ,maka 90% pasti membawa carier diabetes,
yang ditandai dengan kelainan sekresi insulin. Hal ini dikarenakan
22
seorang dengan riwayat keluarga diabetes memiliki kelainan gen
yang mengakibatkan tubuh tidak menghasilkan insulin dengan
baik (Price & Wilson, 2016).
Menurut Rahayu (2012), Diabetes melitus dapat menurun
menurut silsilah keluarga yang mengidap penyakit diabetes
melitus yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang
mengakibatkan tubuh tidak menghasilkan insulin dengan baik dari
hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang memiliki riwayat
keturunan diabetes melitus lebih banyak (54%) dibandingkan
pasien yang tidak memiliki riwayat keturunan diabetes melitus
(46%). Sedangkan menurut Samreen Riaz (2009) menyatakan
bahwa 25% diabetes melitus tipe 1 dan 50% diabetes melitus tipe
2 terjadi juga karena faktor keturunan. Risiko menderita DM bila
salah satu orang tuanya menderita DM adalah sebesar 15%. Jika
kedua orang tua memiliki DM maka risiko untuk menderita DM
adalah 75% (Diabates UK, 2013). Risiko untuk mendapatkan DM
dari ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan DM. Hal ini
dikarenakan penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih
besar dari ibu. Jika saudara kandung menderita DM maka risiko
untuk menderita DM adalah 10% dan 90% jika yang menderita
adalah saudara kembar identik (Diabetes UK, 2013).
23
B. Landasan Teori
Kadar gula darah pada ibu hamil adalah kadar gula dalam darah
yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh dimana kadar gula darah
puasa normal yaitu <110 mg/dL dan kadar gula darah 2 jam setelah
makan <140 mg/dL (Perkeni, 2011). Kadar gula yang tinggi pada ibu hamil
menimbulkan banyak kesulitan karena penyakit ini akan banyak
menimbulkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada
penderita yang juga dipengaruhi kehamilan (Purwaningsih, 2015).
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kadar gula darah tinggi
dalam kehamilan, yaitu usia tua, paritas, etnik, obesitas, multiparitas,
riwayat keluarga dengan DM, dan diabetes gestasional terdahulu, riwayat
makrosomia, aktifitas fisik, kenaikan berat badan yang berlebihan selama
kehamilan (Guyton, 2015). Ibu hamil dengan faktor risiko tersebut dapat
membuat sel tidak sensitif terhadap insulin (resisten insulin) (Kariadi,
2015). Insulin berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan
dengan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika
terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di dalam darah juga
dapat mengalami gangguan (Guyton, 2015).
Saat hamil biasanya terjadi penambahan berat badan yang
berlebihan dan peningkatan konsumsi makanan sehingga keadaan ini
berdampak pada meningkatnya gula darah di atas normal, hal ini dapat
dijelaskan dengan mekanisme dimana saat terjadi penambahan berat
badan maka sel-sel lemak yang menggemuk akan menghasilkan
24
beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya lebih
banyak daripada keadaan tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan
resistensi insulin. Akibat resistensi insulin inilah glukosa sulit masuk ke
dalam sel, keadaan ini membuat glukosa darah tetap tinggi (hiperglikemi).
Oleh karena itu, sebelum hamil ibu perlu menjaga pola makan
sebelum terjadi peningkatan berat badan berlebih saat hamil.
Smeltzer & Bare (2012) bahwa salah satu faktor risiko terjadinya
kenaikan kadar gula darah adalah seseorang yang mempunyai berat
badan lebih (BB >120% BB idaman, atau IMT ≥25 kg/m2). Menurut
Doshani dan Konje (2015), penambahan berat badan yang berlebihan
merupakan faktor risiko pada gangguan toleransi glukosa (prediabetes)
baik sebelum atau dalam kehamilan.
Beberapa literatur lain juga menyatakan bahwa riwayat DM pada
keluarga diduga berhubungan dengan kejadian DM Gestasional pada
ibu hamil (Agency for Health CareResearch and Quality, 2012). Sumber
tersebut juga mengatakan bahwa DM cenderung diturunkan atau
diwariskan, dan tidak ditularkan. Faktor genetis memberi peluang besar
menderita DM dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak
menderita DM. Apabila ada orang tua atau saudara kandung yang
menderita DM, maka seseorang tersebut memiliki risiko 40% menderita
DM.
25
C. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian di Modifikasi dari Kariadi (2015); Perkeni
(2011); Purwaningsih (2015); Smeltzer & Bare (2012); Guyton (2015);
WHO (2013); Paramitha (2014)
Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kadar Gula Darah Tinggi Dalam
Kehamilan
1. usia tua
2. paritas
3. etnik
4. status gizi lebih dan obesitas
5. multiparitas
6. riwayat keluarga DM
7. diabetes gestasional
terdahulu
8. riwayat makrosomia
9. aktifitas fisik
10. kenaikan berat badan yang
berlebihan selama kehamilan
Resistensi insulin oleh sel
Kadar gula darah terganggu
26
D. Kerangka Konsep
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
Variabel terikat (dependent): kadar gula darah ibu hamil
Variabel bebas (Independent): peningkatan berat badan selama
kehamilan, riwayat keluarga dengan DM
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan peningkatan berat badan selama kehamilan dengan
kadar gula darah ibu hamil di di Puskesmas Rumbia Kabupaten
Bombana.
2. Ada hubungan riwayat keluarga dengan DM dengan kadar gula darah
ibu hamil di di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana.
peningkatan berat badan selama
kehamilan kadar gula darah
ibu hamil
riwayat keluarga dengan DM
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah observasional. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan peningkatan berat badan selama kehamilan
dan riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu hamil di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana. Rancangan penelitian
menggunakan cross sectional (belah lintang) karena data penelitian
(variabel independen dan variabel dependen) dilakukan pengukuran
pada waktu yang sama/sesaat. Berdasarkan pengolahan data yang
digunakan, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif (Notoatmodjo,
2012)
Gambar 3. Skema Rancangan Cross Sectional Penelitian Hubungan Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Dan Riwayat Keluarga DM Dengan Kadar Gula Darah Ibu Hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
Ibu Hamil
Peningkatan berat badan selama kehamilan a. Normal b. Lebih
Riwayat keluarga DM a. Ada riwayat keluarga b. Tidak ada riwayat
keluarga
Kadar gula darah tinggi
Kadar gula darah normal
Kadar gula darah tinggi
Kadar gula darah normal
28
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Rumbia
Kabupaten Bombana pada bulan Juli tahun 2018.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 3 di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana pada bulan Mei 2018
yang berjumlah 36 ibu hamil.
2. Sampel dalam penelitian adalah ibu hamil trimester 3 di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana yang berjumlah 36 ibu
hamil. Teknik pengambilan sampel secara total sampling. Semua
ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana dijadikan
sebagai sampel penelitian.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu kadar gula darah ibu hamil.
2. Variabel bebas (independent) yaitu peningkatan berat badan
selama kehamilan dan riwayat keluarga DM.
E. Definisi Operasional
1. Kadar gula darah pada ibu hamil adalah kadar gula dalam darah
yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh dimana kadar gula
darah puasa normal yaitu <110 mg/dL atau kadar gula darah 2
jam setelah makan <140 mg/dL. Skala ukur adalah ordinal.
Kriteria objektif
29
a. Normal : jika kadar gula darah puasa <110 mg/dL atau kadar
gula darah 2 jam setelah makan <140 mg/dL.
b. Tinggi : jika kadar gula darah puasa ≥110 mg/dL atau kadar
gula darah 2 jam setelah makan ≥140 mg/dL.
(Perkeni, 2011)
2. Peningkatan berat badan selama kehamilan adalah bertambahnya
berat badan ibu hamil dari berat badan sebelum hamil sampai
berat badan saat ini (Ibu dengan berat badan kurang
(underweight) sebelum hamil dengan IMT kurang dari 18,5 kg/m2
kenaikan berat badan selama hamil sebesar 13-18 kg, berat
badan normal sebelum hamil dengan IMT antara 18,5-24,9 kg/m2
kenaikan berat badan selama hamil sebesar 11,5-16 kg selama
hamil, berat badan lebih (overweight) sebelum hamil dengan IMT
antara 25-29,9 kg/m2 kenaikan berat badan selama hamil sebesar
7-11,5 kg, obesitas sebelum hamil dengan IMT sebesar 30 kg/m2
kenaikan berat badan selama hamil sebesar sebesar 5-9 kg, ibu
yang hamil anak kembar kenaikan berat badan selama hamil
sebesar 11,5-24,5 kg). Skala ukur adalah ordinal.
Kriteria objektif
a. Normal
b. Lebih
(Arisman, 2013)
30
3. Riwayat keluarga dengan DM adalah riwayat keluarga yang
mengalami DM. Skala ukur adalah nominal.
Kriteria objektif:
a. Ada riwayat keluarga dengan DM
b. Tidak ada riwayat keluarga dengan DM
(Almatsier, 2013)
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari kuesioner
tentang hubungan peningkatan berat badan selama kehamilan dan
riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas
Rumbia Kabupaten Bombana.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner mengenai peningkatan berat badan selama kehamilan dan
riwayat keluarga dengan DM serta kadar gula darah ibu hamil. Alat
ukur yang digunakan, yaitu
1. Kadar gula darah ibu hamil diukur dengan menggunakan strip gula
darah.
2. Peningkatan berat badan selama kehamilan diukur menggunakan
timbangan berat badan dan kuesioner tentang berat badan
sebelum hamil.
3. Riwayat keluarga dengan DM diukur dengan menggunakan
kuesioner Riwayat keluarga dengan DM.
31
H. Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 5 : Alur Penelitian Hubungan Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Dan Riwayat Keluarga Dm Dengan Kadar Gula Darah Ibu Hamil Di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
I. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang
telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam
pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.
2. Coding
Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai
dengan petunjuk.
Populasi
Ibu hamil trimester 3 yang berjumlah 36 orang ibu
Sampel Ibu hamil trimester 3 yang berjumlah 36 orang ibu
Pengumpulan data
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
32
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk
tabel distribusi.
b. Analisis data
1. Univariat
Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan
uraikan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
f : variabel yang diteliti
n : jumlah sampel penelitian
K: konstanta (100%)
X : Persentase hasil yang dicapai
2. Bivariat
Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent variable
dan dependent variable. Uji statistik yang digunakan adalah
Chi-Square. Adapun rumus yang digunakan untuk Chi-Square
adalah :
X2 =
fe
fefo 2
Keterangan :
Σ : Jumlah
Kxn
fX
33
X2 : Statistik Shi-Square hitung
fo : Nilai frekuensi yang diobservasi
fe : Nilai frekuensi yang diharapkan
Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah ada
hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada hubungan jika p value >
0,05 atau X2 hitung ≥ X2 tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti ada hubungan dan X2 hitung < X2 tabel maka H0 diterima dan
H1 ditolak yang berarti tidak ada hubungan.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Rumbia adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten Bombana yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kecamatan
Rumbia yang terdiri dari 1 desa dan 4 Kelurahan yaitu Desa Lantawonua,
Kelurahan Lameroro, Lampopala , Doule serta Kelurahan Kasipute.
Puskesmas Rumbia memiliki visi, misi dan tugas pokok yang jelas.
Memiliki rencana program dan kegiatan pengembangan yang
berkelanjutan yang didukung oleh 3 (tiga) faktor yaitu sumber daya
manusia, anggaran serta sarana dan prasarana kerja.
Di dalam melaksanakan fungsinya sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga
dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan Rawat Inap tingkat
pertama, Puskesmas mempunyai kewenangan yang diberikan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten, diantaranya menyelenggarakan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
sesuai dengan situasi kondisi, kultur budaya dan potensi setempat. Dalam
tatanan desentralisasi atau Otonomi Daerah di bidang kesehatan kualitas
dari sistim informasi kesehatan di tingkat Kabupaten sangatlah ditentukan
oleh sistim Informasi Kesehatan yang berkualitas di tingkat kecamatan /
puskesmas, oleh karena itu kami membuat Profil Kesehatan Puskesmas
35
Rumbia yang menyajikan Informasi Kesehatan secara menyeluruh di
wilayah Kerja Puskesmas Rumbia tahun 2016 khususnya cakupan
Pelayanan Kesehatan sebagai dasar Evaluasi tahunan dan pemantauan
kecamatan sehat tahun 2016 yang menjadi visi Puskesmas Rumbia.
Puskesmas Rumbia berlokasi di Kelurahan Lameroro Kecamatan
Rumbia Kabupaten Bombana yang mulai di fungsikan pada tahun 2010
sampai saat ini, memberikan pelayanan rawat jalan dan rawat inap
secara optimal dengan mengutamakan pelayanan Promotif, Preventif
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.
Oleh karenya pada setiap akhir tahun anggaran, Puskesmas
Rumbia menyusun Laporan Tahunan yang menggambarkan pencapaian
target dalam satu tahun dan hasil kegiatan dari tiap-tiap program.
Kemudian menganalisanya, sehingga diharapkan Puskesmas senantiasa
berupaya untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanannya yang
lebih baik. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Rumbia adalah 149,71 km2.
Puskesmas Rumbia memiliki jarak ± 6 km. Dari Ibukota Kabupaten. Jarak
tempuh masyarakat ke puskesmas adalah yang terjauh ± 6 km dan yang
terdekat ± 1 km. Puskesmas Rumbia berada dalam wilayah Kecamatan
Rumbia Kabupaten Bombana dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :
1. Sebelah Utara : Selat Tiworo
2. Sebelah Timur : Kecamatan Rumbia Tengah
3. Sebelah Selatan : Kecamatan Mata Oleo
36
4. Sebelah Barat : Kecamatan Rarowatu
Wilayah kerja Puskesmas Rumbia terdiri dari 1 desa 4 Kelurahan
yaitu Desa Lantawonua, Kelurahan Lameroro, Lampopala, Doule serta
Kelurahan Kasipute. Puskesmas Rumbia mempunyai wilayah kerja yang
meliputi 4 Kelurahan dan 1 desa dengan jumlah penduduk 12.448 jiwa
dengan komposisi 6.295 jiwa adalah laki-laki dan 6.153 jiwa adalah
perempuan. Jumlah penduduk yang paling banyak adalah Kelurahan
Lameroro dengan jumlah penduduk sebanyak 3.684 jiwa, dan jumlah
penduduk yang paling kecil adalah Desa Lantawonua dengan jumlah
penduduk sebesar 1.208 jiwa.
Melihat dari status ekonomi penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Rumbia 66% penduduk dengan status ekonomi menengah keatas dan
selebihnya 34% dengan status ekonomi menengah kebawah (kurang
mampu). Distribusi penduduk wilayah kerja Puskesmas Rumbia bila dilihat
dari jenis pekerjaan lebih di dominasi dengan pekerjaan sebagai Tani,
Wiraswasta, Pegawai Negeri, Nelayan selebihnnya belum/tidak kerja.
. Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Rumbia tahun 2016, sumber
mata pencaharian masyarakat sebahagian besar bertani (42.4%),
Wiraswasta (34.1%), pegawai Negeri (6,7%) Nelayan (2.8%) Belum/Tidak
Kerja (14.0%).
Puskesmas Rumbia dapat ditempuh dengan menggunakan
kendaraan roda dua dan roda empat dengan waktu jangkau dari Desa ke
Puskesmas yang terdekat 05 menit yang terjauh 20 menit dengan kondisi
37
jalanan poros beraspal dan sebahagian jalan pengerasan, semua pusat
pemerintahan Desa dan Kelurahan dapat dengan mudah dijangkau.
Dalam upaya membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
perlu diperhatikan berbagai faktor sosial budaya masyarakat. Berdasarkan
data yang ada di Puskesmas Rumbia, ada beberapa kelompok yang
menjadi komponen sosial budaya antara lain Dukun terlatih, kelompok
LMD yang ada di Tiap desa, kelompok PKK, dasawisma dan lain-lain.
B. Hasil Penelitian
Penelitian Untuk mengetahui hubungan peningkatan berat badan
selama kehamilan dan riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu
hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana telah dilaksanakan
pada bulan Juli tahun 2018. Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester
3 di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana yang berjumlah 36 ibu
hamil. Data yang telah terkumpul diolah, dianalisis dan disajikan dalam
bentuk tabel yang disertai penjelasan. Hasil penelitian terdiri dari analisis
univariabel dan bivariabel.
1. Analisis Univariabel
Analisis univariabel adalah analisis setiap variabel untuk
memperoleh gambaran setiap variabel dalam bentuk distribusi frekuensi.
Variabel yang dianalisis pada analisis univariabel adalah peningkatan
berat badan selama kehamilan dan riwayat keluarga DM dengan kadar
gula darah ibu hamil. Hasil analisis univariabel sebagai berikut.
38
a. Identifikasi Kadar Gula Darah Ibu Hamil Di Puskesmas Rumbia
Kabupaten Bombana
Kadar gula darah pada ibu hamil adalah kadar gula dalam darah
yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh dimana kadar gula darah
puasa normal yaitu <110 mg/dL atau kadar gula darah 2 jam setelah
makan <140 mg/dL. Kadar gula datah pada ibu hamil dalam penelitian ini
dibagi menjadi dua yaitu normal (kadar gula darah puasa <110 mg/dL atau
kadar gula darah 2 jam setelah makan <140 mg/d) dan tinggi (kadar gula
darah puasa ≥110 mg/dL atau kadar gula darah 2 jam setelah makan
≥140 mg/dL). Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kadar Gula Darah Ibu Hamil Di Puskesmas
Rumbia Kabupaten Bombana
Kadar Gula Darah Jumlah
n %
Tinggi Normal
15 21
41,7 58,3
Total 36 100
Hasil penelitian pada tabel 1 terlihat bahwa kadar gula darah ibu
hamil Di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana lebih banyak dalam
kategori kadar gula darah normal sebanyak 21 orang (58,3%).
b. Identifikasi Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
Peningkatan berat badan selama kehamilan adalah bertambahnya
berat badan ibu hamil dari berat badan sebelum hamil sampai berat badan
39
saat ini (Ibu dengan berat badan kurang (underweight) sebelum hamil
dengan IMT kurang dari 18,5 kg/m2 kenaikan berat badan selama hamil
sebesar 13-18 kg, berat badan normal sebelum hamil dengan IMT antara
18,5-24,9 kg/m2 kenaikan berat badan selama hamil sebesar 11,5-16 kg
selama hamil, berat badan lebih (overweight) sebelum hamil dengan IMT
antara 25-29,9 kg/m2 kenaikan berat badan selama hamil sebesar 7-11,5
kg, obesitas sebelum hamil dengan IMT sebesar 30 kg/m2 kenaikan berat
badan selama hamil sebesar sebesar 5-9 kg, ibu yang hamil anak kembar
kenaikan berat badan selama hamil sebesar 11,5-24,5 kg). Peningkatan
berat badan selama kehamilan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
yaitu normal dan lebih. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan
Jumlah
n %
Normal Lebih
20 16
55,6 44,4
Total 36 100
Hasil penelitian pada tabel 2 terlihat bahwa peningkatan berat
badan selama kehamilan di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
dalam kategori peningkatan berat badan lebih sebanyak sebanyak 20
orang (55,6%).
40
c. Identifikasi Riwayat Keluarga DM Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Rumbia Kabupaten Bombana
Riwayat keluarga dengan DM adalah riwayat keluarga yang
mengalami DM. Riwayat keluarga dengan DM dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua yaitu ada riwayat keluarga dengan DM dan tidak ada riwayat
keluarga dengan DM Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga DM Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
Riwayat Keluarga DM Jumlah
n %
Ada Tidak ada
9 27
25,0 75,0
Total 36 100
Hasil penelitian pada tabel 3 terlihat bahwa riwayat keluarga DM
pada ibu hamil Di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana lebih banyak
dalam kategori tidak ada riwayat keluarga DM sebanyak 27 orang
(75,9%).
2. Analisis Bivariabel
Analisis bivariabel adalah analisis yang dilakukan untuk
menganalisis hubungan dua variabel. Analisis bivariabel bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Uji yang digunakan adalah Uji Kai Kuadrat atau Chi
Square.Analisis bivariabel pada penelitian ini yaitu analisis hubungan
peningkatan berat badan selama kehamilan dan riwayat keluarga DM
41
dengan kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten
Bombana. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4 dan 5.
Tabel 5 Hubungan Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Dengan Kadar
Gula Darah Ibu Hamil Di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
Peningkatan Berat
Badan Selama
Kehamilan
Kadar Gula Darah Ibu
Hamil Total X2
(p-
value) Normal Tinggi
n % n % n %
Normal
Lebih
16
5
44,4
13,9
4
11
11,1
30,6
20
16
55,6
44,4
8,691
(0,003)
Total 21 58,3 15 41,7 36 100
Sumber: Data Primer
p<0,05, X2tabel: 3,84
Hasil penelitian pada tabel 5 menyatakan bahwa ada hubungan
peningkatan berat badan selama kehamilan dengan kadar gula darah ibu
hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana (X2=8,691;
pvalue=0,003).
Tabel 6 Hubungan Riwayat Keluarga DM Dengan Kadar Gula Darah Ibu Hamil Di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
Riwayat Keluarga
DM
Kadar Gula Darah Ibu
Hamil Total
X2
(p-
value) Normal Tinggi
n % n % n %
Ada
Tidak Ada
1
20
2,8
55,6
8
7
22,2
19,4
9
27
25,0
75,0
11,01
(0,001)
Total 21 58,3 15 41,7 36 100
Sumber: Data Primer
p<0,05, X2tabel: 3,84
42
Hasil penelitian pada tabel 6 menyatakan bahwa ada hubungan
riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas
Rumbia Kabupaten Bombana (X2=11,01; pvalue=0,001).
C. Pembahasan
1. Hubungan peningkatan berat badan selama kehamilan dengan
kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten
Bombana
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan peningkatan
berat badan selama kehamilan dengan kadar gula darah ibu hamil di
Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana (X2=8,691; pvalue=0,003). Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Nora dan Mursyidah (2014)
menyatakan bahwa salah satu faktor kenaikan Kadar Gula Ibu Hamil Di
Rumah Sakit ibu Dan Anak Tahun 2014 adalah peningkatan berat badan
selama kehamilan.
Kadar gula darah pada ibu hamil adalah kadar gula dalam darah
yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh dimana kadar gula darah
puasa normal yaitu <110 mg/dL dan kadar gula darah 2 jam setelah
makan <140 mg/dL (Perkeni, 2011). Kadar gula yang tinggi pada ibu hamil
menimbulkan banyak kesulitan karena penyakit ini akan banyak
menimbulkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada
penderita yang juga dipengaruhi kehamilan (Purwaningsih, 2015).
43
Pengaruh yang ditimbulkannya dalam kehamilan dapat
menyebabkan terjadinya abortus, partus prematurus, hidramnion, pre-
eklamsi, kesalahan letak janin, insufiensi plasenta. Pada masa
persalinan dapat menimbulkan terjadinya inersia uteri, atonia uteri, distosia
karena anak besar dan bahu lebar, kelahiran mati, persalinan lebih sering
ditolong secara operatif, angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi,
morbiditas dan mortalitas ibu yang tinggi (Mochtar, 2016).
Pada masa nifas, kadar gula darah tinggi dalam kehamilan dapat
menimbulkan dampak perdarahan dan infeksi puerpural lebih tinggi, luka-
luka jalan lahir lambat pulih, sedangkan pada janin atau bayi
menyebabkan terjadinya abortus, kematian janin, cacat bawaan,
dismaturitas, janin besar (makrosomia), kematian neonatal, dan kelainan
neurologi. Janin besar (makrosomia) adalah janin dengan berat badan
melebihi 4000 gram. Frekuensi bayi yang lahir dengan berat badan
lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih dari 4500 gr adalah
0,4% (Mochtar, 2016).
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kadar gula darah tinggi
dalam kehamilan, yaitu usia tua, paritas, etnik, obesitas, multiparitas,
riwayat keluarga, dan diabetes gestasional terdahulu, riwayat
makrosomia, aktifitas fisik, pola makan (Science, 2012). Ibu hamil dengan
pola makan yang status gizi lebih bahkan obesitas dapat membuat sel
tidak sensitif terhadap insulin (resisten insulin) (Kariadi, 2015). Insulin
berperan meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara
44
ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi
insulin oleh sel, maka kadar gula di dalam darah juga dapat mengalami
gangguan (Guyton, 2015).
Smeltzer & Bare (2012) bahwa salah satu faktor risiko terjadinya
kenaikan kadar gula darah adalah seseorang yang mempunyai berat
badan lebih (BB >120% BB idaman, atau IMT ≥25 kg/m2). Menurut
Doshani dan Konje (2015), penambahan berat badan yang berlebihan
merupakan faktor risiko pada gangguan toleransi glukosa (prediabetes)
baik sebelum atau dalam kehamilan.
Berat badan ibu akan menentukan seberapa banyak asupan
makanan yang harus ibu konsumsi pada waktu hamil. Harapannya,
kebutuhan gizi janin tercukupi dan bayi yang akan lahir dengan berat
badan normal (Wibisono & Bulan, 2013). Melakukan penimbangan berat
badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) secara
teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan yang erat
antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan
lahir bayi. Pertambahan berat badan hanya sedikit, menghasilakan rata-
rata berat badan lahir bayi yang lebih rendah dan resiko yang lebih tingggi
untuk terjadinya bayi BBLR dan kematian bayi, pertambahan berat badan
ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai indicator pertumbuhan
janin dalam rahim. Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan
ibu selama kehamilan dipengaruhi berat badannya sebelum hamil.
Pertambahan yang optimal kira-kira 20% dari berat badan ibu sebelum
45
hamil (Cunningham dkk., 2015), jika berat badan tidak bertambah, lingkar
lengan atas < 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi.
(Mufdlilah, 2015).
Laju pertambahan berat selama hamil merupakan petunjuk yang
sama pentingnya dengan pertambahan berat itu sendiri. Pemeriksaan
antropometri yang biasa dilakukan adalah penimbangan berat,
pengukuran tinggi badan, penentuan berat ideal dan pola pertambahan
berat. Berat pada kunjungan pertamaditimbang sementara berat
sebelumnya jangan terlewat untuk di tanyakan. Berat sebelum hamil
berguna untuk penentuan prognosisserta keputusan perlu tidaknya
dilakukan terapi gizi secara intensif. Status gizi buruk ditandai oleh berat
sebelum hamil 10% dibawah atau 20% diatas berat ideal.
Penambahan berat badan ibu semasa kehamilan menggambarkan
laju pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada usia kehamilan trimester I
laju pertambahan berat badan ibu belum tampak nyata karena
pertumbuhan janin belum pesat, tetapi memasuki usia kehamilan
trimester II laju pertumbuhan janin mulai pesat dan pertambahan
berat badan ibu juga mulai pesat (Setianingrum, 2015). Sebaiknya
menentukan patokan besaran pertambahan berat sampai kehamilan
berakhir sekaligus memantau prosesnya dan kemudian mencatatnya
dalam KMS ibu hamil perlu dilakukan. Selama trimester I kisaran
pertambahan berat sebaiknya 1-2 kg, sementara trimester II dan III sekitar
0,35 - 0,5 kg tiap minggu. Pertambahan yang berlebihan setelah minggu
46
ke-20 menyebabkan terjadinya retensi air dan juga berkaitan dengan janin
besar dan berisiko penyulit Disproporsi Kepala Panggul (DKP).
Masalah pertambahan BB sebenarnya tidak perlu dikawatirkan bila
kenaikan BB masih normal. Selama trimester pertama kehamilan,
biasanya terjadi penambahan BB minimal (1-2kg). Setelah trimester II,
penambahan BB rata-rata 0,35-0,4 kg perminggu. Secara keseluruhan
pertambahan BB selama kehamilan berkisar antara 10-12,5 kg atau rata-
rata 11 kg. Perlu diketahui, ibu hamil yang BBnya bertambah secara
berlebihan maka memiliki resiko lebih besar untuk mengalami berbagai
komplikasi selama kehamilan serta saat persalianan kelak. Bila
pertambahan berat badan melebihi yang dianggap normal, misal pada
trimester 1 BB sudah naik 8-10 kg, maka susunan menu harus diatur
kembali. Namun sebaiknya jangan mengurangi makanan yang merupakan
sumber protein, vitamin dan mineral. Sebaiknya, batasi mengkonsumsi
karbohidrat, lemak, dan makanan manis.
Yang perlu diingat, jangan melakukan diet ketat, karena akan
membahayakan janin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa para ibu
hamil yang berdiet ketat, cenderung memiliki bayi dengan BB rendah
dan berisiko lebih besar terhadap ibu juga akan mengalami
persalianan lebih lama dan sulit serta kemungkinan menderita
perdarahan. Ibu hamil tidak di anjurkan untuk berdiet. Seharusnya BB
harus meningkat dari bulan kebulan. BB selama kehamilan bertambah
karena adanya janin, cairan amnion, plasenta, darah, pembesaran rahim,
47
dan payudara. janin beratnya mencapai kurang lebih 3,375 kg, cairan
amnion, plasenta, lemak, dan cairan lainya sekitar 3,6 kg - 5,4 kg.
Sementara rahim dan payudara beratnya menjadi 1,8 - 2,7 kg.
Pertambahan berat total sangat bergantung kepada berat badan
ibu sebelum hamil. Semakin kurus berat badan ibu, semakin banyak
pertambahan berat badan yang harus dicapai. Sebaliknya, semakin
gemuk ibu, semakin sedikit pertambahan beratnya. Bila kurus, total
pertambahan berat sampai menjelang persalianan sekitar 12,6 kg sampai
18 kg. jika normal, pertambahan BB 11,25 kg hingga 15,75 kg, sampai 18
kg. jika normal, pertambahan BB 11,25 kg hingga 15,75 kg, jika gemuk,
hanya membutuhkan 6,75 kg sampai 11,25 kg. Jika bayi kembar,
pertambahan berat rata-rata adalah 15,75 kg hingga 20,25 kg. Jika
pertambahan berat tidak sesuai dengan semestinya yang di capai,
tandanya pertumbuhan bayi terganggu.
Makan adalah cara menambah berat badan paling cepat.
Menambah berat badan kadang-kadang menjadi hal yang sulit bagi ibu
hamil. Pada umumnya ibu hamil malas makan. Makanlah secara
teratur pada saat jam makan, baik pagi, siang, malam. Bila makan dalam
jumlah sedikit, sebaiknya perbanyak ngemil. Pada prinsipnya makanan
yang sehat untuk ibu hamil adalah makanan yang bervanariasi dan
disertai dengan buah-buahan segar. Jauhi makanan seperti coklat,
gorengan dan minuman bersoda, apalagi alcohol, sebaiknya pilihlah roti,
sereal, sayuran hijau.
48
Menurut Wiknjosastro (2016) bila berat badan naik lebih dari
semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat. Lemak jangan dikurangi terlebih-lebih sayur mayur dan buah-
buahan. Kenaikan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang terpenting keadaan gizi ibu
hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. Berat badan
hamil dan makanan ibu selama berlangsung kehamilan. BB sebelum
hamil dan perubahan BB selama kehamilan berlangsung merupakan
parameter klinik yang penting untuk memprediksi berat badan lahir bayi.
Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat
badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan tidak cukup
banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR. Kenaikan
berat badan yang dianggap baik untuk orang Indonesia adalah 9 kg.
kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi pada umumnya kenaikan
berat badan tertinggi adalah pada umur kehamilan 16-20 minggu, dan
kenaikan yang paling rendah pada 10 minggu pertama kehamilan
(Supariasa, 2012).
2. Hubungan riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu
hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan riwayat keluarga
DM dengan kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten
Bombana (X2=11,01; pvalue=0,001) Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Nora dan Mursyidah (2014) menyatakan bahwa salah satu
49
faktor kenaikan Kadar Gula Ibu Hamil Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Tahun 2014 adalah riwayat keluarga DM.
Kadar gula darah pada ibu hamil adalah kadar gula dalam darah
yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh dimana kadar gula darah
puasa normal yaitu <110 mg/dL dan kadar gula darah 2 jam setelah
makan <140 mg/dL (Perkeni, 2011). Kadar gula yang tinggi pada ibu hamil
menimbulkan banyak kesulitan karena penyakit ini akan banyak
menimbulkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada
penderita yang juga dipengaruhi kehamilan (Purwaningsih, 2015).
Pengaruh y a n g ditimbulkannya dalam kehamilan dapat
menyebabkan terjadinya abortus, partus prematurus, hidramnion, pre-
eklamsi, kesalahan letak janin, insufiensi plasenta. Pada masa
persalinan dapat menimbulkan terjadinya inersia uteri, atonia uteri, distosia
karena anak besar dan bahu lebar, kelahiran mati, persalinan lebih sering
ditolong secara operatif, angka kejadian perdarahan dan infeksi tinggi,
morbiditas dan mortalitas ibu yang tinggi (Mochtar, 2016).
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kadar gula darah tinggi
dalam kehamilan, yaitu usia tua, paritas, etnik, obesitas, multiparitas,
riwayat keluarga, dan diabetes gestasional terdahulu, riwayat makrosomia,
aktifitas fisik, pola makan (Science, 2012). Ibu hamil dengan pola makan
yang status gizi lebih bahkan obesitas dapat membuat sel tidak sensitif
terhadap insulin (resisten insulin) (Kariadi, 2015). Insulin berperan
meningkatkan ambilan glukosa di banyak sel dan dengan cara ini juga
50
mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika terjadi resistensi insulin
oleh sel, maka kadar gula di dalam darah juga dapat mengalami
gangguan (Guyton, 2015).
Riwayat keluarga adalah faktor risiko utama seorang akan
mengalami diabetes melitus, secara genetik pasien diabetes melitus akan
mempengaruhi keturunannya. Tranmisi genetik adalah paling kuat
terdapat dalam diabetes, jika orang tua menderita diabetes ,maka 90%
pasti membawa carier diabetes, yang ditandai dengan kelainan sekresi
insulin. Hal ini dikarenakan seorang dengan riwayat keluarga diabetes
memiliki kelainan gen yang mengakibatkan tubuh tidak menghasilkan
insulin dengan baik (Price & Wilson, 2016). Menurut Rahayu (2012),
Diabetes melitus dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
penyakit diabetes melitus yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang
mengakibatkan tubuh tidak menghasilkan insulin dengan baik dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa pasien yang memiliki riwayat keturunan
diabetes melitus lebih banyak (54%) dibandingkan pasien yang tidak
memiliki riwayat keturunan diabetes melitus (46%). Sedangkan menurut
Samreen Riaz (2009) menyatakan bahwa 25% diabetes melitus tipe 1 dan
50% diabetes melitus tipe 2 terjadi juga karena faktor keturunan. Risiko
menderita DM bila salah satu orang tuanya menderita DM adalah sebesar
15%. Jika kedua orang tua memiliki DM maka risiko untuk menderita DM
adalah 75% (Diabates UK, 2013). Risiko untuk mendapatkan DM dari ibu
lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan DM. Hal ini dikarenakan
51
penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar dari ibu. Jika
saudara kandung menderita DM maka risiko untuk menderita DM adalah
10% dan 90% jika yang menderita adalah saudara kembar identik
(Diabetes UK, 2013).
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten
Bombana lebih banyak dalam kategori kadar gula darah normal
sebanyak 21 orang (58,3%).
2. Peningkatan berat badan selama kehamilan di Puskesmas
Rumbia Kabupaten Bombana dalam kategori peningkatan berat
badan lebih sebanyak sebanyak 20 orang (55,6%).
3. Riwayat keluarga DM pada ibu hamil Di Puskesmas Rumbia
Kabupaten Bombana lebih banyak dalam kategori tidak ada
riwayat keluarga DM sebanyak 27 orang (75,9%).
4. Ada hubungan peningkatan berat badan selama kehamilan
dengan kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia
Kabupaten Bombana (X2=8,691; pvalue=0,003).
5. Ada hubungan riwayat keluarga DM dengan kadar gula darah ibu
hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana (X2=11,01;
pvalue=0,001).
B. Saran
1. Petugas kesehatan khususnya di Puskesmas diharapkan selalu
menginformasikan kepada ibu hamil tentang bahaya kadar gula
darah tinggi selama kehamilan dan dampaknya bagi bayi.
53
2. Ibu hamil diharapkan selalu mencari informasi tentang bahaya
kadar gula darah tinggi selama kehamilan.
58
Kepada
Yth.
Bapak / ibu / saudara responden
Di Puskesmas Rumbia Kabupaten Bombana
Nama saya Fadlianti, mahasiswa Program D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan
peningkatan berat badan selama kehamilan dan riwayat keluarga DM
dengan kadar gula darah ibu hamil di Puskesmas Rumbia Kabupaten
Bombana, yang mana penelitian ini merupakan salah satu kegiatan
dalam menyelesaikan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu
dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak
yang membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan
lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah disediakan untuk diisi
dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan
Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan digunakan hanya
untuk kepentingan penelitian ini.
Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan
partisipasinya disampaikan terima kasih.
Kendari, 2018
Responden Peneliti
…………….
59
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN
DAN RIWAYAT KELUARGA DM DENGAN KADAR GULA DARAH
IBU HAMIL DI PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN BOMBANA
No. Responden :…………… Diisi oleh peneliti
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat
ini
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat
4. Pendidikan Terakhir :
a. SD
b. SMP
c. SMU
d. PERGURUAN TINGGI
5. Pekerjaan :
6. Jumlah Anak :
7. Pendapatan Perbulan : Rp.
8. Kadar Gula Darah :
9. BB Sebelum hamil : kg
60
10. Berat Badan Selama Hamil
No Tanggal Pemeriksaan Umur Kehamilan BB
11. Riwayat Keluarga Dengan DM
a. Adakah keluarga yang menderita diabetes ?
b. Jika ya, sebutkan siapa ?
Sejak kapan mengalami diabetes
61
MASTER TABEL
HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DAN
RIWAYAT KELUARGA DM DENGAN KADAR GULA DARAH IBU HAMIL
DI PUSKESMAS RUMBIA KABUPATEN BOMBANA
NO NAMA
IBU NAMA SUAMI
G P A KADAR GULA DARAH PENINGKATAN BB
RIWAYAT DM
NILAI KATEGORI BB SEBELUM HAMIL BB HAMIL SEKARANG KATEGORI
1 Ny ”A” Tn “G” GII PI A0 110 NORMAL 50 62 NORMAL TIDAK ADA
2 Ny ”N” Tn “B” GI P0 A0 90 NORMAL 56 68 NORMAL TIDAK ADA
3 Ny ”D” Tn “S” GIV PIII A0 100 NORMAL 51 55 NORMAL ADA
4 Ny “U” Tn “B” GII PI A0 150 TINGGI 56 68 NORMAL TIDAK ADA
5 Ny “B” Tn “A” GI P0 A0 165 TINGGI 60 65 NORMAL TIDAK ADA
6 Ny “C” Tn “H” GII PI A0 90 NORMAL 65 77 NORMAL TIDAK ADA
7 Ny “V” Tn “J” GIII PII A0 85 NORMAL 55 75 LEBIH TIDAK ADA
8 Ny “F” Tn “S” GI P0 A0 160 TINGGI 67 89 LEBIH TIDAK ADA
9 Ny “G” Tn “H” GI P0 A0 100 NORMAL 51 63 NORMAL TIDAK ADA
10 Ny “R” Tn “C” GII PI A0 110 NORMAL 60 72 NORMAL TIDAK ADA
11 Ny “B” Tn “B” GII PI A0 190 TINGGI 53 63 NORMAL TIDAK ADA
12 Ny “U” Tn “B” GII PI A0 110 NORMAL 62 75 NORMAL TIDAK ADA
13 Ny ”A” Tn “U” GI P0 A0 180 TINGGI 50 63 NORMAL ADA
14 Ny ”F” Tn “G” GII PI A0 110 NORMAL 57 69 NORMAL TIDAK ADA
15 Ny ”F” Tn “G” GI P0 A0 90 NORMAL 63 75 NORMAL TIDAK ADA
16 Ny “C” Tn “C” GI P0 A0 180 TINGGI 67 89 LEBIH ADA
17 Ny “B” Tn “J” GI P0 A0 100 NORMAL 51 64 NORMAL TIDAK ADA
18 Ny ”D” Tn “B” GIII PII A0 110 NORMAL 55 68 NORMAL TIDAK ADA
19 Ny ”D” Tn “B” GIV PIII A0 190 TINGGI 60 81 LEBIH ADA
20 Ny ”D” Tn “A” GIV PIII A0 100 NORMAL 54 57 NORMAL TIDAK ADA
21 Ny ”A” Tn “N” GI P0 A0 130 NORMAL 70 90 LEBIH TIDAK ADA
22 Ny “U” Tn “M” GI P0 A0 190 TINGGI 72 94 LEBIH ADA
23 Ny “B” Tn “C” GII PI A0 100 NORMAL 65 79 NORMAL TIDAK ADA
24 Ny ”D” Tn “K” GII PI A0 180 TINGGI 66 86 LEBIH ADA
62
25 Ny “U” Tn “K” GIII PII A0 200 TINGGI 52 75 LEBIH TIDAK ADA
26 Ny “U” Tn “A” GIII PII A0 90 NORMAL 51 65 NORMAL TIDAK ADA
27 Ny “R” Tn “B” GI P0 A0 175 TINGGI 67 88 LEBIH ADA
28 Ny “G” Tn “G” GI P0 A0 160 NORMAL 54 67 NORMAL TIDAK ADA
29 Ny “G” Tn “C” GI P0 A0 190 TINGGI 70 90 LEBIH ADA
30 Ny “U” Tn “B” GII PI A0 100 NORMAL 54 67 NORMAL TIDAK ADA
31 Ny “M” Tn “S” GII PI A0 180 TINGGI 56 76 LEBIH ADA
32 Ny ”K” Tn “G” GI P0 A0 90 NORMAL 68 89 LEBIH TIDAK ADA
33 Ny “N” Tn “G” GI P0 A0 185 TINGGI 65 86 LEBIH TIDAK ADA
34 Ny “J” Tn “B” GIII PII A0 110 NORMAL 72 92 LEBIH TIDAK ADA
35 Ny “L” Tn “A” GII PI A0 190 TINGGI 68 89 LEBIH TIDAK ADA
36 Ny “P” Tn “A” GII PI A0 120 NORMAL 60 83 LEBIH TIDAK ADA