hak ibu

23
Hak Ibu

Upload: maja

Post on 10-Feb-2016

85 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Hak Ibu. Muwashafat yang ingin dicapai. Menyambung silaturrahim (p) Berhati lembut (s) Komitmen dengan adab Islam di rumah (p) Tidak inda (p) Komitmen dengan adab meminta izin (p). I. TUJUAN UMUM. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Hak Ibu

Hak Ibu

Page 2: Hak Ibu

Muwashafat yang ingin dicapai• Menyambung silaturrahim (p)• Berhati lembut (s)• Komitmen dengan adab Islam di

rumah (p)• Tidak inda (p)• Komitmen dengan adab meminta

izin (p)

Page 3: Hak Ibu

I. TUJUAN UMUMMenguatkan ikatan dengan sunnah Rasulullah Saw, berdasarkan pada landasan fahm (pemahaman), cinta, mengerti akan pikiran-pikiran pokoknya, dan ikatan dengan petunjuk-petunjuknya, beramal dengan hukumnya diiringi dengan pemahaman yang baik, merumuskan sasaran-sasaran yang tepat sebagai petunjuk untuk segala zaman dan tempat, dan kembali kepadanya dalam segala hal lebih-lebih ketika terjadi pertentangan.

Page 4: Hak Ibu

II. TUJUAN KHUSUS1. Menerangkan urgensi seorang muslim memperhatikan

halal haram2. Menerangkan diperbolehkannya berhubungan dengan

orang musyrik yang menjadi ayahnya, ibunya, atau saudaranya selama tidak memerangi Islam

3. Menyimpulkan nilai-nilai tarbiyah dari hadits ini4. Menyebutkan orang-orang yang lebih berhak

mendapatkan kebaikan5. Menerangkan kenapa Nabi Muhammad saw

mengkhususkan kebaikan itu kepada ibu sampai tiga kali baru disusul dengan ayah

6. Menyimpulkan nilai-nilai tarbawi yang ada dalam hadits

Page 5: Hak Ibu

III. SASARAN AFEKTIF & PSIKOMOTORIK

1. berinteraksi dengan bagus terhadap hadits-hadits Rasulullah Saw2. tekun menghafal matan (isi) hadits3. komitmen dengan arti dan arahan hadits tersebut4. komitmen dengan hak-hak tetangga5. saling memberi hadiah6. Mencintai non muslim yang tidak memusuhi Islam7. Berhati-hati dalam halal haram terutama yang agak samar dalam

kehidupan kita8. Mengusulkan kepada ustadz atau qiyadah (pemimpin) tentang apa

yang kita rasa cocok bagi dakwah. 9. Ihsan dan bermuamalah dengan kedua orang tua khususnya ibu.

Page 6: Hak Ibu

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah:

1. Kegiatan Pembuka • Mengkomunikasikan tema dan tujuan kajian Hak Ibu2. Kegiatan Inti:• Kajian tentang tema Hak Ibu• Berdiskusi dan tanya jawab tema tersebut ( lihat tujuan

Kognitif, afektif dan psikomotor)• Penekanan dari Murabbi tentang nilai dan hikmah yang

terkandung dalam kajian tersebut3. Kegiatan Penutup:• Tugas mandiri (lihat kegiatan pendukung)• Evaluasi (dibuat soal sesuai tujuan khusus, afektif, dan psikomotor)

Page 7: Hak Ibu

V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.

1. Memberikan hadiah secara periodik untuk ibu agar membahagiakan hatinya

2. Membantu memenuhi kebutuhannya3. Banyak mengunjunginya jika berada di rumah yang berbeda4. Memuliakan ayah dan menghormatinya5. Menyuruh anak-anaknya mentaati kakek dan neneknya, memberikan

peringatan/hukuman jika mendurhakainya. 6. Mengundang seorang ulama (faqih: ahli fiqh) untuk memberikan

ceramah tentang dhawabith (rambu-rambu) hubungan sosial antara muslim dan non muslim yang tidak memerangi Islam

7. Menyediakan film atau power point yang menjelaskan sikap Asma’ ra terhadap ibunya

8. Menulis makalah yang menjelaskan keharusan berkomunikasi dengan non muslim selama mereka tidak memerangi kita, berbuat baik kepada mereka sehingga mereka mengakui hakikat Islam dari hubungan itu

Page 8: Hak Ibu

VI. TUJUAN TARBIYAH DZATIYAH1. menerangkan luasnya rahmat Allah Swt

2. menjelaskan maksud dari rahmat itu3. memberi bukti mengapa Nabi Saw memilih kuda, yang melaluinya

dapat menjelaskan betapa luasnya rahmat Allah Swt4. menyimpulkan hakikat-hakikat dan nilai-nilai tarbawi yang dituju oleh

hadits itu5. Menerangkan pentingnya seorang muslim memperhatikan halal dan

haram dalam urusannya6. Menjelaskan hubungan seorang muslim dengan kerabatnya yang

bukan muslim7. Menyimpulkan hakikat-hakikat dan nilai-nilai tarbawi yang dituju oleh

dua hadits mulia tersebut8. Menerangkan faedah dari hadits tersebut9. Berbuat baik kepada tetangga sesuai dengan kemampuan seperti

memberi hadiah, salam, berwajah cerah ketika berjumpa.10.Menjelaskan bahwa hak tetangga diukur dengan kedekatan pintu

rumah

Page 9: Hak Ibu

VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABA’AH.

1. dialog dan diskusi2. pencatatan untuk menegaskan ketelitian

membaca nash hadits, memahami dan mempraktekkannya

3. berbaur melalui kunjungan-kunjungan, rihlah dan aktifitas yang berbeda-beda

4. menyiapkan formulir untuk menegaskan tercapainya sasaran

5. wirid muhasabah pada bidang yang dituju oleh hadits

Page 10: Hak Ibu

VIII. Referensi

1. Buku-buku hadits yang terpercaya (mu`tamad) ( Shahih Bukhari – Shahih Muslim-Riyadhus Shalihin)

2. Buku-buku syarah hadits ( Fathul Bari – an Nawawi dalam syarah Muslim – Dalilul Falihin fi Syarhi Riyadis Shalihin )

3. Taujihat Nabawiyah karya Dr. Sayyid Nuh.

4. Riyadhus Shalihin Karya Imam Nawawi5. Targhib dan Tarhib Karya Mundziri

Page 11: Hak Ibu

Al-Muhtawa: HAK IBU

Page 12: Hak Ibu

HAK IBUHAK IBU

Page 13: Hak Ibu

Hubungan dengan orang tua yang musyrik

: عن وهي Hمي أ أتتني HولHتق بكر، أبي بنت أسماء : ه الل ول Hرس يا HلتHفق قHريش، عهد في راغبة

. : نعم قال Hها؟ فيها : : أصل Hالله فأنزل عHيينه Hابن ال قالولم الدين في Hم Hوك Hقاتل ي لم ذين ال عن Hه الل HمH ينهاكإليهم HقسطHوا وت وهHم تبر أن Hم ديارك من Hم HخرجHوك ي

المHقسطين Hحب ي ه الل . إنDari Asma’ bintu Abu Bakar ra berkata: Ibuku datang kepadaku yang belum suka Islam pada masa Rasulullah saw. Lalu aku bertanya kepada Nabi Muhammad saw apakah aku boleh berhubungan dengannya? Jawabnya: Ya boleh. Ibnu Uyainah berkata: maka turunlah ayat Allah dalam hal ini: ” Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. (Al Mumtahanah: 8) (Al Bukhari, Muslim dan Abu Daud)

Page 14: Hak Ibu

Dari Asma’ bint Abu Bakr Ash Shiddiq ra, dialah yang dijuluki طاقين الن Hذات pemilik dua ikat pinggang. Mendapatkan gelar ini karena perannya dalam hijrah Rasulullah saw yang merobek ikat pinggangnya untuk menjadi pengikat bekal Rasulullah saw dan Abu Bakar dalam perjalanan hijrah itu. Inilah peran besar yang dilakukan Asma’; membantu perjalanan hijrah pada situasi yang sangat sulit itu. Dalam kamus ـ الصحاح HختارHم : kata Hطاق sobekan dari pakaian : شقة bermakna النwanita. Asma berkata: ”Ibuku” bernama Quatailah bint Abdul Uzza bin Asad. Menurut Az Zubair bin Bakkar, namanya adalah Qiylah ( dengan ya’ bertitik dua di bawah setelah qaf). Ibu Asma yang disebutkan itu adalah juga ibunya Abdullah bin Abu Bakar –saudara sekandung Asma’. Abu Bakar telah menceraikannya di masa jahiliyah. Kedatangannya menemui anaknya –Asma’- dengan membawa hadiah (zabib, keju, kulit yang telah disamak) lalu Asma’ tidak mau menerima hadiah ini, atau tidak mau memasukkannya ke dalam rumahnya, dan mengutus orang ke rumah Aisyah: Tanyakan kepada Rasulullah saw ? lalu Rasulullah menyuruhnya untuk menerima dan memasukkan hadiah itu ke dalam rumah Asma’. Peristiwa ini terjadi pada masa damai antara Rasulullah dan Kafir Quraisy, setelah peristiwa Hudaibiyah sampai peristiwa fathu Makkah. راغبة " Dia senang dengan kebaikanku dan hubunganku dengannya –padahal ia masih " وهيmusyrik- atau maknanya: ia tidak suka Islam. Menurut riwayat Abu Daud berbunyi: راغمة وهيdengan mim yang berarti: Tidak suka Islam. Lalu aku bertanya kepada Rasulullah saw : " هاH آصل"hamzah dibaca panjang, berbentuk kalimat Tanya: Bolehkah aku berhubungan. Dalam riwayat lain: " ميH أ Hأفأصل " bolehkah aku bersilaturrahim dengan ibuku?Rasulullah saw menjawab: " نعم " dalam riwayat lain: " مكH أ صلى ya, bersilaturrahimlah " نعمdengan ibumu. Rasulullah saw memperbolehkan Asma’ untuk berhubungan dengan ibunya dan tidak mensyaratkan untuk bermusyawarah dulu dengan suaminya; padahal saat itu Asma’ menjadi isteri Az Zubair bin Al Awwam.

Penjelasan:

Page 15: Hak Ibu

Sufyan bin Uyainah mengatakan: Maka Allah turunkan ayat dalam kaitan ini:

يقاتلوكم لم الذين عن الله ينهاكم الأن دياركم من يخرجوكم ولم الدين في

يحب الله إن إليهم وتقسطوا وهم تبرالمقسطين

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (Al Mumtahanah:8)

Inilah kemudahan dari Allah swt dalam berhubungan dengan orang-orang yang tidak memusuhi kaum mukminin dan tidak memeranginya.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan sekelompok kaum musyrikin yang sikapnya lunak dan akhlaqnya baik.

Al Hafiz Ibnu Hajar berkata: Tidak ada yang bertentangan antara kedua penjelasan di atas. Karena sababunnuzul bisa khusus, dan kalimat Al Qur’annya umum; sehingga dapat mencakup semua orang yang memiliki kesamaan sikap dengan ibunya Asma’; yaitu semua orang musyrik laki-laki atau wanita yang tidak memerangi kaum muslimin.

Page 16: Hak Ibu

1. Bahwa ibu yang masih kafir, tetap dijalin hubungan silaturahim sebagaimana dengan ibu yang sudah muslimah, baik dengan harta dan sejenisnya. Demikian juga ayah yang masih kafir dan orang-orang yang sejenisnya seperti saudara yang masih musyrik.

2. Seorang muslim berhati-hati dalam masalah agamanya, sebagaimana kehati-hatian Asma’ dalam masalah agamanya. Ia tidak menjalin hubungan dengan ibunya yang masih musyrik kecuali setelah mendapatkan izin dari Rasulullah saw.

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran:

Page 17: Hak Ibu

عنهما الله رضي عمر ابن عن دينار بن الله عبد عنصلى للنبي فقال تباع رجل على حلة عمر رأى قال

وإذا الجمعة يوم تلبسها الحلة هذه ابتع وسلم عليه اللهفي له خالق ال من هذا يلبس إنما فقال الوفد جاءكمنها وسلم عليه الله صلى الله رسول فأتي اآلخرة

كيف عمر فقال بحلة منها عمر إلى فأرسل بحللأكسكها لم إني قال قلت ما فيها قلت وقد ألبسها

له أخ إلى عمر بها فأرسل تكسوها أو تبيعها لتلبسهايسلم أن قبل مكة أهل .من

 Dari Abdullah bin Dinar ra berkata: Aku mendengar Ibnu Umar ra berkata: Umar melihat hullah saira’ (jaket bergaris-garis terbuat dari sutera) yang dijual. Lalu berkata: Ya Rasulullah, belilah jaket ini dan pakailah di hari jum’at, dan jika ada tamu”. Rasulullah saw menjawab: Sesungguhnya yang memakainya adalah orang yang tidak mendapatkan bagian di akhirat. Lalu dibawakanlah untuk Rasulullah saw beberapa jaket, termasuk jaket hullah saira’ tadi. Maka Rasulullah berikan kepada Umar. Umar bertanya: Bagaimana saya memakainya? Sedangkan Engkau telah mengatakan seperti yang pernah Engkau katakan? Jawab Rasulullah: Sesungguhnya aku memberikannya tidak untuk kamu kenakan, akan tetapi untuk kamu jual, atau kamu berikan kepada orang lain. Maka Umar kirimkan jaket itu kepada saudaranya yang ada di Makkah yang masih belum masuk Islam. (Al-Bukhari).

Hubungan dengan Saudara yang masih musyrik

Page 18: Hak Ibu

Penjelasan haditsدينار " بن الله عبد Abdullan bin Dinar, Al Madani adalah mantan budak Abdullah bin " عن

Umar. Umar bin Al Khaththab melihat kata hullah digabungkan dengan kata saira, ada yang

meriwayatkannya dengan membaca tanwin kata hullah. Saira’ adalah sejenis mantel dingin bergaris-garis terbuat dari sutera.

" Hله خالق ال Orang yang tidak memiliki agama, atau tidak memiliki bagian di " منakhirat. Hal ini jika ia menganggapnya halal. Atau kalimat ini untuk memberatkan hukumnya.

النبي .Hamzah dibaca dhammah, tak bertitik dua di atas di baca kasrah فأتىLalu Rasulullah saw mengirimkan jaket itu kepada Umar. Umar bertanya: Bagaimana

memakainya, sedangkan Rasulullah telah mengatakan bahwa pemakainya tidak memiliki bagian agama, atau bagian di akhirat.

أو " " " " " بثمنها فتنتفع لتبيعها ولكن ، لتلبسها أعطكها لم إني الم والس الة الص عليه قال . " ، للنساء حالل والحرير ذلك له يحل كان إذا ، فيلبسها ، غيرك تعطيها أي تكسوها

Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya aku memberikannya tidak untuk kami pakai, akan tetapi agar kamu jual sehingga mendapatkan uangnya, atau kamu berikan kepada orang lain, yang boleh mengenakannya. Karena sutera itu halal bagi wanita.

Kemudian Umar mengirimkannya kepada saudaranya –seibu yang bernama Utsman bin Hakim,- ibunya adalah Asma’ bin Wahb, agar ia jual atau dikenakan bagi isterinya, atau Utsman yang disebutkan itu masih berada di Mekkah dan belum masuk Islam.

Hadits ini dapat diambil pelajaran tentang diperbolehkannya berhubungan dengan suadara yang masih musyrik.

Page 19: Hak Ibu

رجل جاء قال عنه الله رضي هريرة أبي عنيا فقال وسلم عليه الله صلى الله رسول إلى

صحابتي بحسن الناس أحق من الله رسولمن ثم قال ك أم ثم قال من ثم قال ك أم قال

أبوك ثم قال من ثم قال ك أم ثم قالDari Abu Hurairah ra berkata: Ada seseorang yang datang menghadap Rasulullah dan bertanya: Ya Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku? Jawab Rasulullah: Ibumu. Ia bertanya lagi: Lalu siapa? Jawabnya: Ibumu. Ia bertanya lagi: Lalu siapa? Jawabnya: Ibumu. Ia bertanya lagi: Lalu siapa? Jawabnya: Ayahmu. (Al Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah).

Orang yang lebih berhak mendapatkan kebaikan

Page 20: Hak Ibu

Ada seseorang yang datang, disebutkan namanya Muawiyah bin Haydah ra, bertanya:

صحابتي بحHسن اس الن أحق من ، الله ول Hرس :ياYa Rasulullah, siapakah orang yang lebih berhak dengan kebaikanku? Kata Hوالصحبة ، Hالصحابة adalah dua kata masdar

yang memiliki satu makna yaitu: HصاحبةHالم persahabatan. Jawab Rasulullah saw: أمك ibumu.

Dengan diulang tiga kali pertanyaan dan jawaban ini menunjukkan bahwa ibu lebih berhak atas anaknya dengan bagian yang lebih lengkap, seperti al bir /kebajikan, ihsan/pelayanan.

Penjelasan:

Page 21: Hak Ibu

Ibnu Al Baththal mengatakan:

ذكر : فقد البر من لألب ما أمثال ثالثة لها يكون أنلصعوبة ذلك وكأن ، واحدة ة مر الحديث في األب

األمور فهذه ، ضاع الر ثم ، الوضع ثم ، الحملتشارك ثم ، بها وتشقى ، األم بها تنفرد الثالثة

التربية . في األبBahwa ibu memiliki tiga kali hak lebih banyak daripada ayahnya. Karena kata ”ayah” dalam hadits disebutkan sekali sedangkan kata ”ibu” diulang sampai tiga kali. Hal ini bisa difahami dari kerepotan ketika hamil, melahirkan, menyusui. Tiga hal ini hanya bisa dikerjakan oleh ibu, dengan berbagai penderitaannya, kemudian ayah menyertainya dalam tarbiyah, pembinaan dan pengasuhan. Hal ini diisyaratkan pula dalam firman Allah:

ه أم حملته بوالديه اإلنسان ينا ووصعامين في وفصاله وهن على وهناالمصير إلي ولوالديك لي اشكر أن

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”. (Luqman:14)

Allah swt menyamakan keduanya dalam berwasiat, namun mengkhususkan ibu dengan tiga hal yang telah disebutkan diatas.

Page 22: Hak Ibu

Imam Ahmad dan Al Bukhari meriwayatkan dalam Al Adabul Mufrad, demikian juga Ibnu Majah, Al Hakim, dan menshahihkannya dari Al Miqdam bin Ma’di Kariba, bahwa Rasulullah saw bersabda:

الله إن هاتكم، بأم يوصيكم الله إنيوصيكم الله إن هاتكم، بأم يوصيكم

باألقرب يوصيكم الله إن بآبائكم،فاألقرب.

Sesungguhnya Allah swt telah berwasiat kepada kalian tentang ibu kalian, kemudian berwasiat tentang ibu kalian, kemudian berwasiat tentang ibu kalian, kemudian berwasiat tentang ayah kalian, kemudian berwasiat tentang kerabat dari yang terdekat.

Hal ini memberikan kesan untuk memprioritaskan kerabat yang didekatkan dari sisi kedua orang tua daripada yang didekatkan dengan satu sisi saja. Memprioritaskan kerabat yang ada hubungan mahram daripada yang tidak ada hubungan mahram, kemudian hubungan pernikahan. Ibnu Baththal menunjukkan bahwa urutan itu tidak memungkinkan memberikan kebaikan sekaligus kepada keseluruhan kerabat.

Page 23: Hak Ibu

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran tentang ibu yang lebih diprioritaskan dalam berbuat kebaikan dari pada ayah. Hal ini dikuatkan oleh hadits Imam Ahmad, An Nasa’iy, Al Hakim yang menshahihkannya, dari Aisyah ra berkata:

على حقا Hأعظم اس الن أي ـ م وسل عليه Hالله صلى ـ بي الن Hسألت" : : . : HمهH أ قال ؟ جHل الر فعلى HلتHق زوجHها قال ؟ المرأة

Aku bertanya kepada Nabi Muhammad saw. Siapakah manusia yang paling berhak atas seorang wanita? Jawabnya: Suaminya. Kalau atas laki-laki? Jawabnya: Ibunya.

Demikian juga yang diriwayatkan Al Hakim dan Abu Daud dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya, bahwa ada seorang wanita yang bertanya:

له : وثدي ، وعاء له بطني كان ، هذا ابني إن الله رسول يامني : ينزعه أن وأراد ، طلقني أباه وإن ، حواء له وحجري ، سقاء

تنكحي : " لم ما به أحق� أنت فقالYa Rasulullah, sesungguhnya anak laki-lakiku ini, perutku pernah menjadi

tempatnya, air susuku pernah menjadi minumannya, pangkuanku pernah menjadi pelipurnya. Dan sesungguhnya ayahnya menceraikanku, dan hendak mencabutnya dariku. Rasulullah saw bersabda: Kamu lebih berhak daripada ayahnya, selama kamu belum menikah.

Maksudnya menikah dengan lelaki lain, bukan ayahnya, maka wanita itu yang meneruskan pengasuhannya, karena ialah yang lebih spesifik dengan anaknya, lebih berhak baginya karena kekhususannya ketika hamil, melahirkan dan menyusui.