hak-hak persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_firanda...

53
Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) Oleh : Syaikh Shalih bin 'Abdil 'Aziz Ali Syaikh –hafizhahullah- Menteri Agama Kerajaan Arab Saudi Penerjemah : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja Pengantar Penerjemah Tidak diragukan lagi bahwa kita tengah berada di suatu zaman dimana nilai-nilai ukhuwwah (persaudaraan) yang dibangun karena Allah mulai pudar. Orang-orang tidak saling berhubungan melainkan karena pertimbangan materi belaka. Mereka saling mencintai dan membenci karena dunia. Tidaklah salah seorang dari mereka mendekati yang lain dengan wajah yang manis kecuali karena ada maunya. Tatkala kepentingan itu tidak tercapai, maka senyuman pun berubah menjadi raut masam. Hal semacam ini bukanlah termasuk gaya hidup as-Salafus Shalih. Mereka sungguh sangat jauh dari model hidup seperti itu. Tidaklah mereka mencintai dan bersahabat dengan seseorang melainkan karena Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: !"#$%& ' (') * + , ' - !# . / 0 1 "2 . ) '3 ' 4 !# . / 0 1 "2 . ) * + , ' - ' 5 + / ' 6 " 7! !# . 8 . 9":')'3 “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sampai kalian saling mencintai…”[1] Kita sama-sama mengetahui bahwa defininsi ibadah adalah sebuah nama yang mencakup semua perkara yang yang dicintai dan diridhai oleh Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang zhahir maupun batin. Diantara perkataan dan perbuatan yang dicintai dan diridhai oleh Allah adalah menunaikan hak-hak ukhuwwah. Hak seorang muslim atas saudaranya yang lain. Terlebih lagi jika keduanya adalah sahabat karib. Bukan hanya sekedar saudara sesama muslim. Mereka bertemu dan berpisah karena Allah, sama-sama berjalan di atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong dalam kebaikan, sehingga semakin

Upload: vancong

Post on 10-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1)

Oleh : Syaikh Shalih bin 'Abdil 'Aziz Ali Syaikh –hafizhahullah-Menteri Agama Kerajaan Arab Saudi

Penerjemah : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Pengantar Penerjemah

Tidak diragukan lagi bahwa kita tengah berada di suatu zaman dimana nilai-nilai ukhuwwah(persaudaraan) yang dibangun karena Allah mulai pudar. Orang-orang tidak salingberhubungan melainkan karena pertimbangan materi belaka. Mereka saling mencintai danmembenci karena dunia. Tidaklah salah seorang dari mereka mendekati yang lain denganwajah yang manis kecuali karena ada maunya. Tatkala kepentingan itu tidak tercapai, makasenyuman pun berubah menjadi raut masam.

Hal semacam ini bukanlah termasuk gaya hidup as-Salafus Shalih. Mereka sungguh sangatjauh dari model hidup seperti itu. Tidaklah mereka mencintai dan bersahabat denganseseorang melainkan karena Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

! "#$%& '(') *+, '- !#./ 01 "2.) '3 '4 !#./ 01 "2.) *+, '- '5+/ '6"7! !#.8 .9 ":')'3

“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sampai kalian salingmencintai…”[1]

Kita sama-sama mengetahui bahwa defininsi ibadah adalah sebuah nama yang mencakupsemua perkara yang yang dicintai dan diridhai oleh Allah, baik berupa perkataan maupunperbuatan, yang zhahir maupun batin. Diantara perkataan dan perbuatan yang dicintai dandiridhai oleh Allah adalah menunaikan hak-hak ukhuwwah. Hak seorang muslim atassaudaranya yang lain. Terlebih lagi jika keduanya adalah sahabat karib. Bukan hanya sekedarsaudara sesama muslim. Mereka bertemu dan berpisah karena Allah, sama-sama berjalan diatas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong dalam kebaikan, sehingga semakin

Page 2: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

kuatlah hak-hak ukhuwwah yang ada diantara keduanya. Hak-hak ini hendaknya tetapdiperhatikan oleh setiap muslim, baik tua, muda, lelaki, maupun wanita.

Sungguh, Allah benar-benar telah memberi kenikmatan kepada kaum muslimin denganmenjadikan mereka bersaudara. Allah berfirman:

!!"# $% &' $( )* "+",$-" ."/ &0!1%23 "4 &' 56 "7$8 )9 :"8 "; :"< "= $(>?$% )* "@ !A-3 "B $C&D &E&? "F $G&%&H $()? $I"J $K"."/"

“Lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kalian dahulu berada ditepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kalian darinya.” [2] (Ali ‘Imran: 103)

Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan nikmat yang telah Ia berikan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu menyatukan hati-hati mereka dan menjadikan mereka bersaudara. Hal inimenunjukkan bahwa nikmat yang sangat agung ini, yaitu ukhuwwah, semestinya hanyadilandasi karena Allah semata.

Seorang muslim harus menyadari bahwa persaudaraan dan rasa cinta diantara sesama kaummukminin yang dilandasi karena Allah merupakan suatu nimat yang sangat agung dari Allah.Maka hendaknya senantiasa dijaga dan dipelihara.

Dalam menafsirkan firman Allah: &E&? "F $G&%&H (karena nikmat-Nya), sebagian ulama berkata, "Iniadalah peringatan bahwasanya terjalinnya tali persaudaraan dan terjalinnya cinta kasihdiantara kaum mukminin hanyalah disebabkan karunia Allah semata, sebagaimana dijelaskandalam ayat yang lain:

!$()#"%$L"H "M12"N "E<23 14&O"2 "@ $( &#&H $B)<)P "4$L"H Q$812"N ! "' ! AG $L &F "R &S $0" $T3 $U&/ ! "' "Q$,"8$-"N $B"2"

“Walaupun engkau membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi niscaya engkau tidak bisamempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah-lah yang telah mempersatukan hati mereka” (Al-Anfal: 63)

Maka yang menjadikan hati-hati manusia bersatu dalam ibadah kepada Allah, sekaligussaling mencintai, padahal mereka berasal dari berbagai penjuru dunia, dari ras yang beranekaragam, serta dari martabat yang bertingkat-tingkat, hanyalah Allah semata, dengan nikmat-Nya yang tiada bandingnya. Ini adalah nikmat yang selayaknya seorang muslim bergembiradengannya. Allah berfirman:

"V $B )G "F $W"X !1F &' >7$L "C "B)Y 3 $B )9 "7$8"L$<"/ "Z&2 "+&J"/ &E&? "F $9 "7&H "@ &E<23 &[ $\"8&H $[)P

“Katakanlah: 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya', hendaknya dengan itu mereka bergembira.Karunia dan rahmat Allah itu lebih baik dari yang mereka kumpulkan” (Yunus: 58)[3]

Page 3: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

‘Abdah bin Abi Lubabah berkata: “Aku bertemu dengan Mujahid. Lalu dia menjabattanganku, seraya berkata: 'Jika dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu, lalusalah satunya mengambil tangan kawannya sambil tersenyum kepadanya, maka gugurlahdosa-dosa mereka sebagaimana gugurnya dedaunan.”

‘Abdah melanjutkan: "Aku pun berkata: 'Ini adalah perkara yang mudah.' Mujahid lantasmenegurku, seraya berkata: “Janganlah kau berkata demikian, karena Allah berfirman:

!"#$%&!'%( %)*+%, %-.+/ *012%+ %3 !" 1$1( !4#.#5 %0!'%( 6!7*+%, 8 %9 8 :; !' 1< %= 1> !?% !@/ !A1B 8 %9 %6!C%7!D%, !4%+

“Walaupun engkau membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi niscaya engkau tidak bisamempersatukan hati mereka, akan tetapi Allahlah yang telah mempersatukan hati mereka” (Al-Anfal: 63)

Akhirnya ‘Abdah berkata: “Maka aku pun mengakui bahwa dia memiliki pemahaman yanglebih dibandingkan aku”[4]

Landasan seorang muslim tatkala bermu’amalah dengan saudaranya

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

1- 1E!7%&1+ FG 1H#I 8 %9 1-!' 1J% 1@ *G 1H#I K*L %M !" #N #O %M%, #0 19 !P#I %Q

"Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga dia menyukai (menginginkan) bagi saudaranya segala(kebaikan) yang dia sukai bagi dirinya sendiri”[5]

Keinginan agar saudara kita juga mendapatkan apa yang kita sukai bagi diri kita merupakansuatu kewajiban setiap orang yang beriman. Hukumnya bukan hanya sekedar mustahab(sunnah), sebagaimana persangkaan sebagian orang. Barangsiapa yang dalam hatinya tidakterdapat perasaan demikian maka dia telah berdosa. Hal ini telah dijelaskan secara panjanglebar oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.[6]

Tidaklah Allah dan Rasul-Nya menafikan sesuatu perkara yang diperintahkan, kecuali karenaditinggalkannya sebagian kewajiban dalam perkara tersebut. Tentang shalat misalnya,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidak ada shalat bagi orang yang menahan dua hadats (buang air dan buang angin).”

Beliau juga bersabda:

Page 4: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al-Fatihah.”

Tatkala melihat orang yang rusak shalatnya karena tergesa-gesa, tidak thuma'-ninah (tenang),Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Kembalilah shalat karena sesungguhnya engkau belum shalat.”

Ini menunjukkan bahwa hukum tidak menahan buang air ketika shalat adalah wajib. Begitujuga dengan hukum membaca al-Fatihah dan thuma'-nihah dalam shalat.

Kembali ke masalah keimanan, dengan menganalogikan contoh-contoh di atas dapat ditarikkesimpulan, bahwa jika meninggalkan suatu perbuatan menyebabkan iman ternafikan, makaperbuatan tersebut hukumnya adalah wajib.

Misalnya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Tidaklah beriman orang yang tidak amanah”

Begitu juga sabda beliau :

”Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga akulah yang lebih dia cintai dari padaorang tuanya, dari pada anaknya, dan dari seluruh manusia.”

Serta sabda beliau:

“Tidaklah beriman orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.”

Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa menjaga amanah, mendahulukan kecintaan kepadaNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diatas manusia yang lain, dan tidak mengganggu tetanggahukumnya adalah wajib.

Di dalam nash-nash syar'i, iman dan shalat tidak mungkin dinafikan jika yang ditinggalkanadalah perkara yang sunnah. Maka tidaklah kita katakan pada orang yang shalat dengan tidakmembaca do'a iftitah, “Tidak ada shalat untukmu.” Sebab, do'a iftitah hukumnya adalahsunnah. Sekiranya kita boleh menafikan iman dikarenakan ada perkara mustahab yangditinggalkan, maka tentulah kita boleh berkata, "Abu Bakr tidak beriman." Sebab, tidak adayang melakukan seluruh perkara mustahab secara sempurna kecuali Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam. Pasti ada sebagian perkara mustahab yang ditinggalkan oleh Abu Bakr.Namun, tentunya tidak seorang pun dari Ahlus Sunnah berkata, “Abu Bakr tidak beriman.”Ini merupakan perkataan yang jelas-jelas batil.

Ibnu Taimiyyah berkata: “Barangsiapa yang tidak menginginkan untuk saudaranya seimanapa yang dia sukai bagi dirinya, maka dalam dirinya tidak ada keimanan yang diwajibkanAllah kepadanya. Tatkala Allah menafikan keimanan dari seseorang, maka tidaklah ini terjadimelainkan karena adanya kekurangan pada keimanan yang wajib, sehingga pelakunya

Page 5: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

melainkan karena adanya kekurangan pada keimanan yang wajib, sehingga pelakunyatermasuk orang-orang yang terkena ancaman Allah dan bukan termasuk orang-orang yangberhak memperoleh janji baik dari Allah.”[7]

Ibnu Rajab berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan balasan surga bagisifat ini (sifat menyukai bagi saudaranya apa yang ia sukai bagi dirinya).”[8]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

!"#$%&!' (%) #*+, #-%. /0 !1+, 2!34&5 !6748&5 (%&!' !9#:%$#& %; !< !=%>5 !? #@%$#&5 %; !"A&7!B +C !D #*+, %@+E %; +"+F4$!8 %D !"!)#:%F#A%G %H48 %I#&5 %J %= #K+, %; !L748&5 !C%M %N %O #P %O+, #-%. 40 %P%. #C%Q%G

“Barang siapa yang ingin diselamatkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga maka hendaklahketika ajal menemuinya dia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir, dan hendaklah diamemberi orang lain apa yang dia suka untuk diberikan kepadanya.”[9]

Lafazh (7D) dalam kalimat hadits ini: (!" !R#S%8!& /0 !1+, 7 %D) adalah isim maushul. Dalam kaidah ilmuushul fiqh disebutkan bahwa isim maushul memberikan makna yang umum (universal).

Syaikh Shalih Alu Syaikh berkata: “Hadits di atas mencakup ''aqidah, perkataan danperbuatan, yaitu mencakup seluruh bentuk amal shalih, baik keyakinan, perkataan, maupunperbuatan…. Hendaknya seorang mukmin menginginkan agar saudaranya memiliki 'aqidahyang benar seperti 'aqidah yang ia yakini. Sikap seperti ini hukumnya wajib. Hendaknya iajuga menginginkan agar saudaranya shalat sebagaimana ia shalat. Sekiranya ia senang jikasaudaranya tidak berada di atas petunjuk yang benar, maka ia telah berdosa, dan telah hilangdarinya keimanan sempurna yang wajib. Jika ia senang bila ada saudaranya yang berada diatas 'aqidah yang batil dan tidak sesuai dengan sunnah, yaitu 'aqidah bid’ah, maka telahternafikan darinya kesempurnaan iman yang wajib. Demikian pula halnya dengan seluruhperibadatan dan seluruh jenis-jenis sikap menjauhi perkara-perkara yang diharamkan. Jika iasenang bila dirinya terbebas dari praktek suap, tetapi ia senang jika ada saudaranya yangterjatuh dalam praktek suap, hingga dia merasa unggul –lebih shalih dari saudaranyatersebut-, maka telah ternafikan kesempurnaan iman yang wajib dari dirinya (dia telahberdosa).”[10]

Ibnu Rajab berkata: “Hadits Anas yang sedang kita bicarakan ini menunjukkan bahwa wajibbagi seorang mukmin untuk bergembira jika ada saudaranya yang seiman gembira.Hendaknya ia menginginkan agar saudaranya mendapatkan kebaikan, sebagaimana ia jugamenginginkan kebaikan. Semua ini tidak bisa terwujud kecuali dari hati yang bersih dari sifatdendam, hasad (dengki), dan curang. Sesungguhnya sifat hasad menjadikan pemiliknya bencijika ada orang lain yang mengunggulinya atau menyamainya dalam kebaikan. Sebab, ia inginmenjadi spesial dan istimewa di tengah-tengah manusia dengan kelebihan-kelebihan yangdimilikinya. Tetapi konsekuensi dari iman adalah sebaliknya, yaitu ia ingin agar seluruhkaum mukminin menyamainya dalam kebaikan yang Allah berikan kepadanya, tanpamengurangi kebaikan dirinya sedikit pun.”[11]

Page 6: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Bahkan derajat yang lebih tinggi dari ini –meskipun tidak wajib-[12] yaitu seorang mukminingin agar kaum mukminin yang lain melebihi dia dalam kebaikan.

Berkata al-Fudhail: “Jika engkau ingin manusia seperti engkau, maka engkau belummenunaikan nasehat pada Rabbmu.…”

Karena itu seorang mukmin hendaknya selalu memandang dirinya penuh dengankekurangan, sehingga ia selalu berusaha untuk meraih keutamaan dan kebaikan untukmemperbaiki dirinya. Hal ini akan menimbulkan dalam hatinya agar kaum mukminin lebihbaik dari dirinya. Ia tidak rela jika kaum mukminin seperti dirinya yang penuh kekurangan.

Muhammad bin Wasi’ pernah berkata kepada putranya:

!"#$ %& '( #)%* '+'$ %,!+ %-. /'0 !"$-. #12& #3 #4#0 #5 %6!7#8 92(#8

“Adapun ayahmu, maka semoga Allah tidak memperbanyak yang semisalnya di tengah kaummuslimin.”[13]

Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata: “Jika ada yang mengatakan bahwa sifat initerkadang sangat sulit dipraktekkan, yaitu engkau menghendaki bagi saudaramu apa yangkau inginkan bagi dirimu. Engkau menghendaki saudaramu menjadi seorang ‘alim, kaya,memiliki harta dan anak-anak, serta menjadi orang yang istiqamah. Bukankah hal ini sulitdipraktekkan? Maka jawabnya, hal ini tidaklah sulit jika engkau melatih dan membiasakandiri. Latihlah dan biasakan dirimu, niscaya kelak akan ringan rasanya. Namun, jika engkaumenuruti hawa nafsumu maka hal ini benar-benar akan sangat sulit untuk dilakukan.”[14]

Faidah lain dari hadits ini adalah penjelasan tentang makna akhlak yang mulia. Syaikh'Abdurrazzaq bin 'Abdil Muhsin al-'Abbad –hafizhahumallah- pernah berkata: “Banyakpendapat dalam menjelaskan definisi akhlak mulia. Namun definisi terbaik dari akhlak muliaadalah perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

"%*#-': ;#< %=!> %?#8 @A 'B!> C'D2-. 'E92F-. ;#-': 'G%H#*%- #I

“Hendaknya ia memberi kepada orang lain apa yang ia suka untuk diberikan padanya.”[15]

Praktek dari hadits ini, jika engkau ingin bermu’amalah dengan kedua orangtuamu makabayangkanlah bahwa engkau adalah orangtua. Anggaplah engkau adalah seorang ibu, apayang kau kehendaki dari anakmu untuk bermu'amalah kepadamu (maka seperti itulah yangkau lakukan terhadap ibumu). Qiyaskanlah hal ini tatkala engkau ingin bermu’amalahdengan tetangga dan sahabatmu. Jika ada sahabatmu yang bersalah kepadamu maka apasikapmu kepadanya? Bayangkan seandainya engkau adalah sahabatmu yang bersalah itu,maka apakah yang kau harapkan? Tentunya engkau mengharapkan untuk dimaafkan. Jika

Page 7: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

maka apakah yang kau harapkan? Tentunya engkau mengharapkan untuk dimaafkan. Jikademikian maka maafkanlah sahabatmu itu.”[16]

Demikianlah, sangat penting bagi kita untuk selalu mengingat faidah hadits ini, tatkalabergaul dan bermu’amalah dengan siapa pun, terutama tatkala bermu’amalah dengansaudara seiman.Apakah makna ukhuwwah yang disebutkan dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam?Jika dua orang berjalan di sebuah jalan yang lebar dan aman, maka keduanya bisa berjalanbersama dengan tentram. Masing-masing saling bergandengan tangan karena rasa cinta yangada diantara mereka. Namun lihatlah, ternyata jalan yang ditempuh semakin sempit danakhirnya tidak cukup kecuali untuk salah seorang saja diantara keduanya? Salah seorang darimereka bergumam, "Manakah yang aku dahulukan? Diriku ataukah saudaraku?"

Lalu lihatlah, ternyata jalannya semakin bertambah sempit, sehingga tidak mungkin dilaluikecuali untuk satu orang saja. Ia pun bergumam kembali, "Ini adalah kesempatan emas.Hanya sekali. Kalau bukan untuk diriku tentulah untuk saudaraku. Maka siapakah yang akudahulukan? Apakah aku ambil kesempatan ini dan membiarkan saudaraku mencari jalan lain,ataukah aku berikan kesempatan ini kepadanya dan aku berusaha lagi?” Kondisi sepertiinilah yang menjadi ajang pembuktian persahabatan sejati.

Sungguh, persahabatan dalam kondisi aman dan tentram sama sekali tidak berat dan tidakbertentangan dengan keinginan-keinginan hati. Bahkan ukhuwwah dalam kondisi inimerupakan perkara yang diinginkan oleh hati, dimana setiap orang berusaha untukmewujudkannya dalam rangka meraih ketenangan jiwa. Namun pada saat kondisi gentingatau ingin mendapatkan sesuatu yang sangat berharga, maka saat itulah teruji ukhuwwahyang sejati. Ujian inilah yang membedakan antara sikap itsar (mengutamakan orang lain) danegoisme, yang kadang tersembunyi dalam diri pemiliknya ketika dalam kondisi aman dantentram, sampai-sampai ia menyangka bahwa ia adalah sahabat sejati yang merealisasikansegala konsekuensi ukhuwwah. Padahal kenyataannya tidaklah demikian.[17]

Kisah Muhajirin dan Anshar

Allah telah memuji keimanan dan sikap itsar antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin. Allahberfirman:

!" !#!$ %&'%( )*%+ %, !" !# !-./)0%1 2%3 %4 %& ), .5!6 )7.8 %, 9 )*.: ),.1 ';< != >? %@' %A )" !B !C ), .D .E )F!G %& ), .D !H%8%I %, !" !# )J%+!K %5 %@'%B )L%= %& )*MN !O.8 !" !#!3 )N!P )L != %&' %< )8 !Q9 %, %C9 ;D+9 9, .R ;*%N%: %L)8ST+9 %,%&* .O!3 )/ .< )+9 .".B UV%+,. W%G !X !-)/%0 ;Y.Z %[ )*.8 )L%= %, \? %E' %] %̂

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (yaitu kaum Anshar) sebelum(kedatangan) mereka (yaitu kaum Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka, danmereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka(kaum Muhajirin) dan mereka mengutamakan (kaum Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipunmereka membutuhkan (apa yang yang mereka berikan itu). Dan barang siapa yang dijaga dari kekikiran

Page 8: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

mereka membutuhkan (apa yang yang mereka berikan itu). Dan barang siapa yang dijaga dari kekikirandirinya mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (al-Hasyr: 9)

Ibnu Katsir berkata dalam Tafsiir-nya: “Mereka (kaum Anshar) mencintai orang yang berhijrahkepada mereka", disebabkan kemurahan dan kemuliaan kaum Anshar, sehingga merekamencintai kaum Muhajirin dan menolong mereka dengan harta mereka. "…dan mereka tiadamenaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka(kaum Muhajirin)", yaitu mereka tidak menemukan dalam hati mereka rasa dengki terhadapkaum Muhajirin yang telah dimuliakan oleh Allah dengan kedudukan dan kemuliaan, sertadidahulukannya mereka dalam penyebutan dan kedudukan”

Kecintaan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin bukanlah karena kaum Muhajirin telahberjasa pada kaum Anshar atau telah menolong kaum Anshar sebelumnya. Sama sekalibukan. Keimanan mereka kepada Allah-lah yang menyebabkan hal itu. Kecintaan karenaAllah-lah yang telah menyatukan antara kaum Muhajirin dan Anshar.[18]

Anas bin Malik bertutur: “'Abdurrahman bin ‘Auf datang (ke kota Madinah), maka Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam mengikat tali persaudaraan antara dia dan Sa’ad bin ar-Rabi’ al-Anshori. Sa’ad menawarkan kepada 'Abdurrahman separuh hartanya berikut istrinya. Maka'Aburrahman berkata: “Semoga Allah memberi berkah pada keluargamu dan hartamu.”[19]

Dari Ibrahim –yaitu Ibnu Sa’ad bin 'Abdurrahman bin ‘Auf-, dari ayahnya, dari kakeknya, iaberkata: “Tatkala kaum Muhajirin datang ke Madinah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengikat tali persaudaraan antara 'Abdurrahman dan Sa’ad bin ar-Rabi’. Sa’ad bin ar-Rabi’ berkata kepada 'Abdurrahman: 'Saya adalah orang yang paling banyak hartanya dikalangan kaum Anshar, maka ambillah separuh hartaku. Saya juga memiliki dua orang istri,maka lihatlah diantara keduanya mana yang lebih kau senangi, lalu sebutlah namanya,sehingga saya menceraikannya.[20] Jika telah selesai masa ‘iddah-nya, nikahilah dia.''Abdurrahman berkata: 'Semoga Allah memberikan berkah kepadamu, juga kepada keluargadan hartamu. Dimanakah pasar kalian?'[21] Mereka pun menunjukinya pasarnya BaniQainuqa’. Tidaklah 'Abdurrahman kembali dari pasar, melainkan sambil membawa susuyang dikeringkan dan lemak (mentega). Keesokan harinya, ia pun ke pasar lagi. Begitulahyang terjadi setiap hari. Suatu ketika ia datang dan pada dirinya ada bekas (minyak wangiyang) berwarna kuning . Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya:'Bagaimana kabarmu? 'Abdurrahman menjawab: 'Saya sudah menikah.' Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bertanya lagi: 'Berapa yang kau berikan padanya (sebagai mahar)?' Iamenjawab: 'Lima dirham.' Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 'Buatlah walimah,meskipun hanya dengan seekor kambing.'"[22]

Seorang pria pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Nabi pun mengutusseseorang kepada istri-istri beliau untuk bertanya tentang kondisi mereka. Kata istri-istriNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kami tidak mempunyai apa-apa kecuali air.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya kepada para Sahabat: “Siapakah yangsiap menjamu orang ini?”

Page 9: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

siap menjamu orang ini?”

“Saya,” jawab salah seorang dari kaum Anshar.

Maka pergilah ia bersama laki-laki tersebut ke kediamannya. Sesampainya disana, ia berkatakepada istrinya: “Muliakanlah tamu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini.”

“Kita tidak memiliki apa-apa kecuali makanan untuk anak-anak kita,” jawab istrinya.

“Persiapkanlah makananmu itu -yaitu yang disiapkan untuk anak-anak-, lalu nyalakanlahlampu dan tidurkanlah anak-anak kita jika mereka hendak makan malam.”

Istrinya pun mempersiapkan makanan, menyalakan lampu, dan menidurkan anak-anaknya.Setelah itu ia berdiri seakan-akan sedang memperbaiki lampu, lalu ia matikan lamputersebut. Dalam keadaan gelap gulita, keduanya memberikan makanan kepada si tamu, lalusuami istri tersebut juga pura-pura makan. Lalu keduanya tidur dalam keadaan lapar.Keesokan harinya sahabat tadi pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.Maka berkatalah Rasulullah: “Allah tertawa tadi malam –atau- Allah takjub karena sikapkalian.” Lalu turunlah firman Allah:

“Dan mereka mengutamakan (kaum Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun merekabutuh (terhadap apa yang yang mereka berikan itu). Dan barang siapa yang dijaga darikekikiran dirinya mereka itulah orang-orang yang beruntung” (al-Hasyr: 9)[23]

Kisah Syuhada’ perang Yarmuk

Ibnul 'Arabi berkata: “Seusai perang Yarmuk, didapati 'Ikrimah bin Abi Jahl, Suhail bin ‘Amr,al-Harits bin Hisyam, dan sekelompok orang dari Bani al-Mughirah sedang dalam keadaansekarat. Dibawakan air bagi mereka namun mereka semua saling mengoper air tersebuthingga semuannya wafat dalam keadaan tidak minum air tersebut. Ketika 'Ikrimahdibawakan, ia melihat bahwa Suhail bin ‘Amr sedang memandangnya, maka ia berkata:“Berilah air kepadanya terlebih dahulu.” Tetapi kemudian Suhail melihat al-Harits binHisyam sedang memandangnya, maka ia berkata: “Berilah air kepadanya terlebih dahulu.”Mereka semua akhirnya wafat sebelum meminum air tersebut.”[24]

Wahai saudaraku… benarlah perkataan Ibnul Jauzi jika kita bandingkan antara persahabatansejati di kalangan para sahabat dan Salafus Shalih dengan persahabatan yang ada diantarakita.

Ibnul Jauzi berkata: “Di zaman ini nilai-nilai dan hikmah dari persaudaraan (ukhuwwah) telahhilang. Yang tersisa hanyalah kisah-kisah dari Salafus Shalih. Karena itu, jika engkaumendengar tentang persaudaraan yang sejati (dizaman ini) maka jangan kau benarkan.”[25]

Seorang penyair berkata:

Page 10: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

!"#$%$&' ()!* +, $- (.+/ !0(1!2 (3456' 7$8 $9 +:' $;$% $< $= !0(/ !, 4>6#!? #$@ (A !B $C

!"$D$E (6' $F !G !H# $I$B (6' !J (- $= 7$8 $9 +: (= +H 4. $- K<# $3+G +J+L $M (N$O $=

Kami dengar tentang sahabat sejati tapi kami tidak melihatnya

terwujudkan secara nyata di antara manusia.

Kusangka itu adalah suatu kemustahilan yang mereka sampaikan

sekedar hanya dalam bentuk kiasan

Ibnu ‘Aun berkata: Dari ‘Umair bin Ishaq, ia berkata:

PQ6&' R#@6' FG S*;/ #G T=O UO V,35% #@W

“Kami merasa bahwa yang pertama kali diangkat dari manusia adalah persahabatan.”[26]

bersambung...

Yogyakarta, 15 Agustus 2005

Artikel: www.firanda.com

Catatan Kaki:

[1] HR Muslim (54), Abu Dawud (5193), dan at-Tirmidzi (2689)

[2] Wahai saudaraku, coba kita renungkan kembali, siapa kita pada tahun-tahun yang silam.Tatkala kita belum mengenal namanya “ngaji”. Saat itu kita masih berpesta di atas dosa,tersesat dalam belantara maksiat dan terombang ambing di lautan bid’ah. Alhamdulillah,Allah kemudian menyelamatkan kita, sehingga kita berkumpul dan bersaudara di atas tujuanyang satu, yaitu beribadah kepada-Nya semata. Ini merupakan karunia yang tiada tara. Makaapakah layak jika kemudian kita saling menggunjing, saling menjatuhkan, salingmemutuskan hubungan, saling hajr, hanya karena perkara ijtihadiyyah yang masihdiperselisihkan oleh para ulama Salafiyyun?! Apakah kita hendak membuang nikmat Allahyang sangat agung itu hanya karena perkara dunia atau permasalahan-permasalahan yangseharusnya kita bisa saling memahami?! Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang benar-benar merasakan nikmat persaudaraan, lalu bersyukur dan terusmenjaga nikmat tersebut.

Page 11: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Syaikh 'Abdul Malik ar-Ramadhani –penulis Madaarikun Nazhar fis Siyaasah, buku yangdipuji dan diberi pengantar oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dan sudah diterjemahkan kebahasa Indonesia- pernah bercerita kepada kami, bahwa dia pernah ditelepon oleh salahseorang ikhwah dari Perancis. Saudara kita dari Perancis ini menangis di telepon sekitarsetengah jam. Apakah yang dia tangisi? Dia menangis karena jengkel memikirkan saudara-saudaranya sesama salafi saling tahdzir dan saling hajr, meskipun jumlah mereka sedikit.Padahal mereka sedang hidup di tengah lautan orang-orang kafir. Dahulu, mereka tidakbermusuhan di atas kesesatan. Tetapi setelah mereka mengenal ajaran yang benar, lha kokmalah berantem. Bukankah ini mengherankan?! Wallaahul musta’an. Semoga Allahmenyelamatkan kita semua dari tipu daya syaitan yang menghendaki perpecahan di kalanganpengikut ajaran yang benar, yaitu barisan Ahlus Sunnah.

[3] Lihat penjelasan dari Syaikh Shalih Alu Syaikh dalam ceramah (tulisan) beliau yangberjudul Huquuq al-Ukhuwwah, sebagaimana yang akan disebutkan.

[4] Tafsir At-Thabari (X/36), Hilyatul Auliya’ (III/297). Diriwayatkan juga dari Abu Lubabah,dari Mujahid, dari Ibnu 'Abbas, dari Rasulullah ÷ dengan sanad yang marfu’, dalam TaariikhWaasith, pada biografi 'Abdullah bin Sufyan Al-Wasithi (I/178), dengan kisah yang sama, dandishahihkan oleh Syaikh Al-Albani karena syawaahid-nya. Lihat: as-Shahiihah (V/10) hadits(2004).

[5] HR Al-Bukhari (13) dan Muslim (45)

[6] Lihat Majmu’ Fataawa (VII/14-19)

[7] Majmu' Fataawa (VII/41)

[8] Jaami' al-'Ulum wal Hikam (I/304).

[9] HR Muslim (1844).

[10] Dalam Syarh al-Arba’iin an-Nawawiyyah, oleh Syaikh Shalih Alu Syaikh

[11] Jaami' al-'Ulum wal Hikam (I/306)

[12] Karena yang wajib dalam syari'at adalah ia menginginkan agar orang-orang sepertidirinya dalam kebaikan.

[13] Disarikan dari Jaami' al-'Ulum wal Hikam (I/309-310).

[14] Syarh al-Arba’iin an-Nawawiyyah, hal. 164.

[15] HR Muslim (1844).

Hadits ini semakna dengan hadits Anas yang sedang kita bicarakan, sebagaimana dijelaskan

Page 12: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Hadits ini semakna dengan hadits Anas yang sedang kita bicarakan, sebagaimana dijelaskanoleh Ibnu Rajab dalam Jaami’ al-'Ulum (I/304)

[16] Faidah yang kami dapatkan guru kami, Syaikh 'Abdurrazzaq –hafizhahullah-, tatkalamenjelaskan hadits ke-18 dari al-Arba'iin an-Nawawiyyah.

[17] Lihat muqoddimah tahqiq Syaikh Masyhur Hasan Salman terhadap risalah Adabul ‘Isyrahwa Dzikrus Shuhbah wal Ukhuwwah, hal 5-6.

[18] Lihat Mawaaqif Iimaaniyyah, hal 469.

[19] HR Al-Bukhari (VII/317), kitab Manaaqib al-Anshar.

[20] Allahu Akbar! Beginilah keimanan para sahabat. Betapa besar kasih sayang di antaramereka. Kalau kita bandingkan dengan kita dizaman sekarang ini, sepertinya ini hanyalahmimpi yang tidak mungkin bisa terwujudkan. Saya pernah bertemu dengan beberapa orangikhwah dari luar negeri yang sangat kenceng membantah para ahli bid’ah. Bahkan sakingkenceng-nya, mereka menyatakan bahwa seorang ulama besar yang ada di Saudi sebagai ahlibid'ah. Padahal beliau yang dituduh itu sampai saat ini masih duduk di al-Lajnah ad-Daa-imah lil Buhuuts wal Iftaa' (Komite Tetap untuk Urusan Riset dan Fatwa). Meskipundemikian, ternyata tingkah laku mereka sehari-hari dalam mu'amalah masih jauh dari manhajSalaf. Sampai-sampai untuk masalah makanan saja mereka tidak segan-segan mengambiljatah saudaranya, sebagaimana yang pernah penulis saksikan sendiri sewaktu acara makanbersama di tempat kediaman Syaikh 'Abdul 'Aziz Alu Syaikh. Apakah manhaj Salaf hanyaterkait dengan membantah ahli bid'ah, tetapi untuk mu’amalah sehari-hari dengansaudaranya manhajnya ditinggalkan?! Jangankan mengorbankan istri yang paling dicintai,jatah makan saudaranya saja ia ambil.Wallaahul musta’aan.

[21] Beginilah jiwa para sahabat dari kaum Muhajirin. Kebaikan kaum Anshar tidaklahmenjadikan mereka bergantung pada kaum Anshar. 'Abdurrahman bin ‘Auf tetap berusahasendiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

[22] HR Al-Bukhari (3780). lihat Al-Fath (7/142), kitab manaqib Al-Anshar

[23] HR Al-Bukhari (3798).

Lihat al-Fath (VII/151) dan 'Umdatul Qori’ (XIII/341), kitab Maanaqib al-Anshar.

[24] Al-Muntzhom 4/123

[25] Sebagaimana dinukil oleh Ahmad Farid dalam kitabnya Mawaaqif Iimaaniyyah (hal. 443),dari kitab Ibnul Jauzi yang berjudul al-Hubb fillaah wa Huquuqul Ukhuwwah.

[26] Tafsiir Ibnu Katsir, surat al-Anfal: 63.

Page 13: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

firanda.com

http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/52-hak-hak-persaudaraan-bag-1

http://goo.gl/Cf3Te

Page 14: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Hak-Hak Persaudaraan (bag. 2), Mencintainya Karena Allah

Syaikh Sholeh Alu Syaikh –hafzohullah- Berkata [1]:

!"#$%& '(#$%& )*%& !+,

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yangberhak untuk disembah kecuali Allah saja dan tidak adasyarikat bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanyaMuhammad adalah hamba Allah dan rasulNya,pilihanNya, dan kekasihNya, semoga Allah senantiasamencurahkan salawat dan salam yang banyakkepadanya, kepada keluarganya, para sahabatya hinggahari akhir.

Topik pembahasan pada pelajaran kali ini adalah hak-hak persaudaraan (perkara-perkarayang hendaknya ditunaikan oleh orang-orang yang saling bersaudara-pen), dan yang kamimaksudkan dengan hak-hak persaudaraan adalah yang mencakup hak yang mustahab danhak yang diwajibkan, bukanlah maksudnya untuk memperinci mana diantara hak-haktersebut yang wajib dan manakah yang mustahab?, akan tetapi maksudnya adalahmenyebutkan hak-hak tersebut secara global yang diantara hak-hak tersebut ada yang wajibdan ada yang mustahab. Dan ada hak-hak yang lain yang tidak dibahas di sini karena waktuyang sempit[2].

Kedudukan hal ini -yaitu hak-hak persaudaraan, hak-hak persahabatan, hak seseorang atassaudaranya- termasuk kedudukan yang agung yang ditekankan dalam dalil-dalil, sangatditekankan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka perhatian terhadap hal ini merupakanperhatian terhadap suatu ibadah dan melalaikannya adalah bentuk melalaikan salah satujenis ibadah, karena hakikat dari ibadah adalah sebuah nama yang mencakup seluruh perkarayang dicintai oleh Allah dan diridhoi-Nya baik berupa perkataan maupun perbuatan, baikyang nampak maupun yang batin. Diantara perkataan dan perbuatan yang diridhoi oleh Allahadalah perkara yang telah diperintahkan oleh Allah berupa penunaian hak seseorangterhadap saudaranya, terlebih lagi jika telah terjalin antara dia dengan saudaranya tersebutkasih sayang yang sepesial, rasa cinta yang khusus. Persahabatan yang khusus melebihihanya sekedar hubungan biasa antar kaum muslimin yang lain. Di sana ada hak seorangmuslim -yang harus ditunaikan- bagi muslim yang lain yang hak ini dimiliki oleh saudaranyatersebut karena ia adalah seorang muslim, dan hak tersebut lebih ditekankan lagi dan lebihkuat jika terjalin persahabatan yang khusus antara seseorang dengan saudaranya sesamamuslim, terjalin antara mereka berdua kecintaan khusus, mereka berdua saling bersahabat,saling mencintai, saling berpartisipasi dalam mewujudkan rasa cinta karena Allah, dalammelaksanakan ketaatan kepada Allah, saling menunjukkan kepada kebaikan, salingmengantarkan kepada petunjuk kebenaran, saling mengajak untuk mendekatkan diri kepada

Page 15: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Allah, maka ada hak-hak (yang lebih khusus) antara mereka berdua. Dan seorang muslimhendaknya memperhatikan hak-hak ini, baik yang telah tua maupun yang belum, demikianjuga hendaknya diperhatikan oleh seorang muslimah. Maka jika kami mengatakan hak-hakseorang muslim atas seorang muslim yang lain dan hak-hak persaudaraan maka mencakuphak-hak antara kaum muslimin baik antar kaum tua, antar kawula muda, antar kaum lelaki,dan juga antar para wanita.

Allah dalam Al-Qur’an yang agung telah menganugerahkan kenikmatan bagi hamba-hambaNya dengan menjadikan mereka -dengan anugerahNya, dengan Islam- menjadi salingbersaudara. Allah berfirman

!"# $% &' $( )* "+",$-" ."/ &0!1%23 "4 &' 56 "7$8 )9 :"8 "; :"< "= $(>?$% )* "@ !A-3 "B $C&D &E&? "F $G&%&H $()? $I"J $K"."/

“Lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kalian dahulu berada ditepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kalian darinya” (QS Ali ‘Imron 103)

Dan Allah telah menganugerahkan kenikmatan bagi hamba-hambaNya yang beriman denganmenyatukan hati-hati mereka, dengan anugerah-Nya Allah menjadikan mereka salingbersaudara, yang hal ini menunjukan kepada kita bahwa kecintaan karena Allah danbahwasanya persaudaraan karena Allah adalah merupakan kenikmatan yang sangat agungyang telah Allah tanamkan di antara hati-hati orang-orang yang beriman, satu dengan yanglainnya dan hendaknya memperhatikan kenikmatan yang agung ini, menjaganya, danmengakui bahwa ia adalah anugerah dari Allah, oleh karena anugerah dari Allah hendaknyadijaga dan kesengsaraan hendaknya dijauhi dan diwaspadai. Oleh karena itu Allah berfirman!A-3 "B $C&D &E&? "F $G&%&H $()? $I"J $K"."/ ((Lalu menjadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara)),berkata sebagian Ulama menafsirkan firman Allah &E&? "F $G&%&H (karena nikmat-Nya), ini adalahperingatan bahwasanya terjalinnya tali persaudaraan dan terjalinnya tali cinta kasih diantarakaum mu’minin hanyalah karena karunia Allah, sebagaimana dijelaskan dalam ayat yang lain:

$()#"%$L"H "M12"N "E<23 14&O"2 "@ $( &#&H $B)<)P "4$L"H Q$812"N ! "' ! AG $L &F "R &S $0" $T3 $U&/ ! "' "Q$,"8$-"N $B"2

“Walaupun engkau membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi niscaya engkau tidak bisamempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah-lah yang telah mempersatukan hati mereka” (QS Al-Anfal:63)

Maka yang menjadikan seseorang mencintai yang lainnya dan menjadikan hati-hati manusiamenjadi bersatu padahal mereka berasal dari penjuru dunia yang beraneka ragam, dari rasdan bangsa yang bermacam-macam, dari martabat yang bertingkat-tingkat, yang menjadikanmereka saling mencintai, menjadikan mereka sama dalam perkara yang satu yaitu beribadahkepada Allah –yaitu mereka menjadi saling bersaudara karena Allah- adalah Allah dengankarunia nikmat-Nya. Allah berfirman:

Page 16: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

?!" #$ %& !' #(!) *+' ,- ./#0 !1 !$%2 3 #$ %4 !/#5!0#6!7 !8,9 !:,;!7 ,<,= !' #4 !/,> !? ,<693 ,@ #A!5,> #@%B?

“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira.Karunia dan rahmat Allah itu lebih baik dari yang mereka kumpulkan” (QS Yunus 58)

Dan merupakan kenikmatan yang paling agung dan rahmat yang paling agung yangdigembirakan adalah Al-Qur’an yang agung ini dan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibnu Abi Hatim telah meriwayatkan tatkala menafsirkan ayat ini

?!" #$ %& !' #(!) *+' ,- ./#0 !1 !$%2 3 #$ %4 !/#5!0#6!7 !8,9 !:,;!7 ,<,= !' #4 !/,> !? ,<693 ,@ #A!5,> #@%B?

“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira.Karunia dan rahmat Allah itu lebih baik dari yang mereka kumpulkan” (QS Yunus 58)

Ia (Ibnu Abi Hatim) meriwayatkan bahwanya tatkala barang-barang zakat datang keMadinah[3] maka Umar bin Al-Khotthob radhiyallahu ‘anhu dan budaknya keluar menujutempat dikumpulkannya zakat atau di tempat dikumpulkannya unta-unta zakat maka tatkalabudaknya melihat unta yang jumlahnya begitu banyak dan juga zakat-zakat yang lainnyayang banyak yang akan dibagikan kepada kaum muslimin maka iapun berkata kepada Umar,“Ini adalah karunia dari Allah dan rahmatNya wahai Amrul mukminin”. Maka Umarpunberkata, “Engkau berdusta, tapi (yang benar bahwasanya) karunia Allah dan rahmatNyaadalah Al-Qur’an .[4] ((Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknyadengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat Allah itu lebih baik dari yang merekakumpulkan)) . Maka perkara yang paling agung untuk digembirakan adalah seorang hambaadalah melaksanakan perkara-perkara yang datang dalam Al-Qur’an, yaitu melaksanakanperintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sesuatu yang terbaik bagi kita baik di kehidupan duniamaupun di akhirat kelak.

Hadits-hadits yang menganjurkan seorang muslim untuk bersahabat dan disahabati sangatbanyak sekali. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan hal ini dan menjelaskankeutamaan persaudaraan karena Allah, keutamaan saling mencintai karena Allah, danmenjelaskan keutamaan seorang mukmin yang bergaul (bersahabat) dan (bisa) disahabati danhendaknya seorang mukmin dekat dengan saudara-saudaranya dalam banyak hadits.Diantaranya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

!" #$%5!9 #C%)? !" #$%5!9#D!) E):93 *7*FGH !" #$%I+J !$ %'93 K*BL1H MN%FO*4H P-*0Q93 R$) *S6(- TF- MN!>/BH "U

((Sesungguhnya yang terdekat denganku tempat duduknya pada hari kiamat yaitu mereka yang terbaikakhlaknya diantara kalian yang pundak-pundak mereka terbentang[5] yang bersahabat dan disahabati))[6]

Page 17: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Dan dalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan yang lainnya yangdiriwayatkan dari beberapa jalan dan ia adalah hadits yang shahih bahwasanya Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

!"#$% !"&$ '(#)"*

((Seorang mukmin itu bersahabat dan disahabati))[7]

Dalam lafal yang lain +,"& -( '(#)"* ((Seorang mukmin itu adalah tempat untuk persahabatan))[8],orang yang melihatnya merasa srek (merasa tenang) bersahabat dengannya karena tidaklahyang ia menampakkan pada saudara-saudaranya dan pada masyarakat kecuali kebaikan.Allah telah memerintahkan hal itu kepada seluruh manusia dalam firmanNya ?./0 12 34 56.7085" *93"93: -%?((serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia)), (QS. 2:83).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

!"#$ ;% !"&$ ; ')<= ><? ;% !"#$% !"&$ '(#)"*

((Orang mukmin adalah bersahabat dan disahabati dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidakbersahabat dan tidak disahabati))[9]

Dan telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dalam shahih Musilmbahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

@8A ;B CA ; D9$ @8A @= EF8AG D9<"* @"HIJ K9J.LM)"* '$G +(.<N"* D9$ O9N$ P"HQ CQ P8"* KB

Bahwasaya Allah berfirman pada hari kiamat “Dimanakah orang-orang yang saling mengasihi dengankeagunganKu, maka pada hari ini aku menaungi mereka di bawah naunganku pada hari tidak adanaungan kecuali naunganKu” [10]

Firman Allah ((Dimanakah orang-orang yang saling mengasihi dengan keagunganKu)) yaituorang-orang yang saling bersaudara yang didasari oleh kecintaan karena Allah, karenamengharapkan pahala Allah, bukanlah yang mendekatkan mereka adalah harta benda,bukanlah juga keturunan, namun yang satu mencintai yang lainnya karena saling mencintaikarena Allah bukan karena kepentingan duniawi tetapi karena Allah. Inilah yang ditunjukanoleh hadits lain yang disepakati -oleh para ulama- akan keshahihannya yang terkenal EF8R$ +STUP8A ;B CA ; D9$ P8A @= P8"* ((Tujuh golongan yang akan Allah naungi di bawah naungan-Nya padahari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya))[11] dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan diantara mereka adalah dua orang yang saling mencintai karena Allahyang mereka berdua saling berkumpul karena kecintaan karena Allah dan demikian pula

Page 18: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

yang mereka berdua saling berkumpul karena kecintaan karena Allah dan demikian pulasaling berpisah karena Allah. Dalil-dalil ini menunjukan akan agungnya perkara salingmencintai karena Allah dan menunjukan pula akan agungnya tegaknya persaudaraan karenaAllah yang dibangun di atas landasan kecintaan (karena Allah) yang tersebut dalam dalil-dalilyang banyak dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dan jika demikian perkaranya, yaitu jika saling mencintai karena Allah memiliki keutamaanyang agung maka di sana ada hak-hak (kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan) diantaraorang-orang yang saling mencintai karena Allah, di sana ada hak-hak persaudaraan antaraseorang muslim yang mencintai muslim yang lainnya, hak bagi seorang muslim yang telahterjalin antara dia dan sudaranya tali persaudaraan, ikatan persaudaraan atas landasankeimanan. Allah berfirman

?71:!"#$%&]?'( )*+ ,- .%& ./)0 )1 .#)2 .+)3 )4 '54 ,( .6 )- .%7'" )14 ,( ,8.9)3 :; .6)" ,<7)='% .4)> .?,2 ,@ .6)" ,A7)+ '8 .B ,- .%& )4 )1#,+ '8 .B ,- .%& )4]

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolongsebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar. (QS.9:71)

Para ulama mengatakan bahwa firman Allah { :; .6)" ,<7)='% .4)> .?,2 ,@ .6)"} ((Sebagian mereka dari sebagianyang lain)) yaitu sebagian mereka menolong sebaian yang lain, sebagian mereka mengasihisebagian yang lain, sebagian mereka mencintai sebagian yang lain dan seterusnya demikanpula pada hak-hak persaudaraan yang lainnya.

Maka saling berwala (sikap loyalitas diantara kaum mukminin) merupakan ikatan yangterjalin antara seorang mukmin dengan mukmin yang lain, antara seorang muslim denganmuslim yang lain, dan hal ini (loyalitas tersebut) memiliki tingkatan-tingkatan berdasarkantingkat hubungan diantara mereka, berdasarkan tingkat kasih sayang antara seseorang dengansaudaranya, dan hak-hak (persaudaraan) ini banyak macamnya dan kami hanya menyebutkansebagian saja.

Hak pertama: Hendaknya seorang mukmin tidak mencintai saudaranya kecuali karenaAllah, bukan karena kepentingan dunia. Ini adalah bentuk keikhlasan dalam ibadahtersebut (yaitu persahabatan dengan saudaranya).

Hendaknya antara dia dan saudarnya sesama muslim, antara dia dan sahabatnya, terjalin talicinta karena Allah, bukan karena kepentingan dunia. Jika persaudaraan dan persahabatandilandasi karena Allah maka persahabatan tersebut akan langgeng. Adapun jika persahabatankarena kepentingan dunia maka kecintaan dan persahabatan tersebut akan pudar dan sirna.Bentuk keihklasan dalam tali cinta, bentuk keikhlasan dalam hubungan persaudaraan, adalahhendaknya seorang hamba mencitai dan bersahabat karena Allah, sebagaimana sabda Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam:

Page 19: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

shallallahu ‘alaihi wa sallam:

”Tiga perkara yang jika terdapat pada diri seorang maka ia akan merasakan manisnya iman:(1) Jika Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya. (2) Ia mencintaiseseorang yang mana tidaklah ia mencintainya melainkan karena Allah. (3) Ia benci untukkembali kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran tersebut,sebagaimana ia benci untuk dilempar ke dalam Neraka”[12]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa jika tiga perkara ini terkumpulpada diri seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman. Diantara tiga perkara tersebutadalah tidaklah ia mencintai seseorang melainkan karena Allah.

Karena itu, perkara yang penting bukanlah sekedar engkau mencintai saudaramu, tetapi yangpenting -dalam ibadah, melaksanakan perintah Allah ini- hendaknya kecintaanmu kepadasahabat karibmu, kepada saudaramu, adalah karena Allah bukan karena faktor dunia. Jikaengkau mencintai saudaramu maka hendaknya karena apa yang terdapat dalam hatisaudaramu, berupa tauhid, pengagungan terhadap Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam, serta amalannya yang sesuai dengan sunnah. Inilah hakekat dari kecintaankarena Allah, yang merupakan hak ukhuwwah yang pertama.

Maknanya, jika seseorang hendak bergaul dengan orang lain, atau menjalin hubungan dengansaudaranya, maka tidaklah ia melakukan hal itu kecuali semata-mata karena Allah. Jika iabersahabat dengan saudaranya seiman, lalu ia menampakkan kepada saudaranya bahwapersahabatannya karena Allah, tetapi ternyata dalam hatinya menyimpan sebagiankepentingan dunia, maka ia pada hakikatnya telah menipu dan berbuat curang kepadasaudaranya tadi. Sebab, saudaranya tersebut tidak mengetahui isi hatinya dan ia menyangkabahwa persahabatan mereka karena Allah, padahal tidaklah demikian.

Kecintaan seorang terhadap saudaranya karena Allah akan membuahkan buah yang manis.Diantaranya ia akan menunaikan hak-hak ukhuwah (yang akan dijelaskan rinciannya). Karenatidaklah ia bermu'amalah dengan saudaranya –apa saja bentuk mu'amalah tersebut- kecuali iadalam keadaan takut pada Allah. Sebab, tidaklah dia bersahabat kecuali semata-mata karenaAllah. Barang siapa yang tertanam dalam hatinya hakikat ini, kemudian dia menerapkannya -yaitu ia tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah- maka akan tampak buah yang manispada tindakan-tindakannya sesuai dengan kadar keikhlasannya. Buah yang manis itu jugaakan tampak pada hak-hak ukhuwwah lainnya -yang akan dijelaskan-.

Diantara buah yang manis dari hasil persahabatan karena Allah adalah persahabatan itu akanlanggeng. Adapun persahabatan dan persaudaraan yang tidak didasari karena Allah, makaakan pudar dan sirna. Hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa melihatrelasi diantara manusia, hubungan mereka dengan saudara mereka yang seiman, hubunganmereka dengan ulama, dengan penuntut ilmu, dengan sebagian saudara mereka yangmemiliki harta, memiliki perniagaan, atau memiliki kedudukan, atau terpandang, jikaseseorang bersahabat dan bersaudara dengan mereka bukan karena Allah, namun karenamemperoleh kepentingan dunia maka ketika ia sudah memperoleh kepentingannya akan

Page 20: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

terputuslah tali persaudaraannya tersebut. Bahkan dia tidak berterima kasih terhadapsaudaranya, tidak menghubunginya lagi, bahkan lebih dari itu -semoga Allah melindungi kitadari sifat seperti ini-, ia malah mencela saudaranya tadi dan membeberkan aib-aib saudaranyayang dulu pernah ia lihat tatkala bersahabat.

Tidak diragukan lagi bahwa hak ini adalah hak ukhuwwah yang pertama, hendaknyaseseorang mengkondisikan dirinya untuk tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah,sehingga membuahkan faidah yang sangat besar dalam relasinya dengan saudaranya, dalambermu’amalah, dalam menjaga hak-hak saudaranya, dan dalam ibadah -yang merupakanperkara paling agung-.

bersambung...

Yogyakarta, 15 Agustus 2005

Penerjemah : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Artikel: www.firanda.com

Catatan Kaki:[1] Ditrjemahkan dari tulisan yang ditranskrip dari muhadhoroh (ceramah) Syaikh Sholeh AluSyaikh yang berjudul “huququl ukhuwah”

[2] Karena ini beliau sampaikan dalam ceramah beliau yang waktu ceramah sangatlahterbatas.

[3] Yang datang dari negeri Iraq sebagaimana disebutkan dalam riwayat tersebut

[4] Tafsir Ibnu Abi Hatim 6/1960 no 10435

[5] !" #$%&'( !$ %)*+ yaitu dengan sighoh isim maf’ul diambil dari kalimat ,&($-*+ yang maknanyamembentangkan (merendahkan). Disebut ./(0 1+23 tempat tidur yang terbentang jika tidakmengganggu lambung yang tidur di atasnya. Dan yang dimaksud dengan 45678+ adalah sisi-sisi tubuh seseorang dan maskud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yangsisi-sisi mereka terbentang yang memungkinkan dijadikan sahabat dengan tidak merasaterganggu, dan ini merupakan balagoh yang sangat baik (Faidul Qodir 3/464-465)

[6] Mushonnaf Abdurrozaq As-Shon’ani 11/144 no 0153, At-Tobroni dalam Al-Mu’jam As-Shogir 2/89 no 835, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6/270 no 8118, Syaikh Al-Albanimenyatakan bahwa hadits ini (dengan lafal seperti ini) adalah hasan ligoirihi (Shahih At-Targhib wat tarhib no 2658).

[7] HR At-Thobroni dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth 6/58 no 5787. Berkata Al-Haitsami 9):; <+0=>?@A*+ B5C= 9):; B5C=0 =+DE*+0 “Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Bazzar dan para

Page 21: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

!"#$%& '()* +,-. '()*/ *&01%&/ “Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Bazzar dan paraperowi Ahmad adalah para perowi as-shahih” (Majma’Az-Zawaid 8/87)

[8] HR Ahmad 5/335 no 22891, Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6/271 no 8120, At-Thobronidalam Al-Mu’jam Al-Kabir 6/131 no 5744 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah 1/784 no 425

[9] Lihat As-Shahihah 1/784 no 425

[10] HR Muslim no 2566, dari hadits Abu Hurairah, kitabul Adab, bab Fadlul hubbi fillah

[11] HR Al-Bukhari 1/234 no 629, Muslim 2/715 no 1031

[12] HR al-Bukhari (16 dan 21), serta Muslim (43).

firanda.com

http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/53-hak-hak-persaudaraan-bag-2-mencintainya-karena-allah

http://goo.gl/ddUVc

Page 22: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Hak-Hak Persaudaraan (bag. 3), Jagalah Kehormatan Saudara Kita

Ini merupakan hak yang sangat agung. Bahkan tidaklahbisa dipahami makna dan nilai persaudaraan secarakhusus kecuali dengan menjaga kehormatansaudaranya.Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamtelah memerintahkan kaum muslimin, yang pada dirimereka terjalin tali persaudaraan yang umum (tidakkhusus, yaitu persaudaraan seorang muslim denganmuslim yang lainnya), untuk menjaga kehormatan-kehormatan kaum muslimin. Pada hadits Abu Bakrah

yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, dan yang lainnya, bahwa ketika khuthbah hari‘Arafah pada saat haji wada’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

!"# $% $& '( )* '+$, $- '( )* $. $% '-$/ $0 '( )*$1# $2 '3$/ $0 '( )4 $56 $3 78 9:7; ....

“Sesungguhnya darah kalian, harta-harta kalian, dan kehormatan dan harga diri kalian haram ataskalian….”[1]

Karena itu, kehormatan dan harga diri seorang muslim secara umum adalah haram untukdinodai oleh muslim yang lain. Bagaimana lagi jika di antara muslim yang satu dengan yanglainnya terjalin ikatan persaudaraan dan persahabatan yang khusus? Bagaimana mungkin iatidak menjaga kehormatan saudaranya itu? Padahal telah terjalin antara mereka talipersaudaraan khusus yang tidak terjalin untuk selain mereka. Jika seorang muslimdiperintahkan untuk menjaga kehormatan saudaranya yang jauh darinya, padahal diantaramereka tidak ada ikatan atau kecintaan yang khusus, maka bagaimana lagi dengan sesamasaudaranya yang diantara mereka terdapat hubungan dan rasa cinta, ada saling-menolongdalam mengerjakan kebaikan dan ketakwaan, usaha untuk taat kepada Allah dan beribadahkepada-Nya, memperoleh kebajikan, serta menjauh dari dosa?!

Bentuk-bentuk menjaga kehormatan dan harga diri saudara seiman (baik yang memiliki taliukhuwwah yang khusus maupun yang umum):

1. Hendaknya engkau menahan diri untuk tidak menyebutkan kejelekan-kejelekannya.Karena persahabatan atau ukhuwwah yang khusus mengharuskan engkau mengetahuiperkara-perkara pribadi yang timbul dari sahabatmu. Misalnya dia mengucapkan suatuperkataan atau melakukan suatu perbuatan (yang kurang baik atau bersifat rahasia tatkalasedang bersamamu). Makna dari ukhuwwah yang khusus adalah engkau amanah terhadapapa-apa yang kau lihat dan kau dengar dari sahabatmu. Jika tidak demikian, maka setiaporang akan menghindar dari orang yang mau berhubungan dengannya. Tidak ada yangnamanya sahabat karib, sahabat yang menjaga kehormatan saudaranya, baik dihadapannyamaupun dibelakangnya. Ada seseorang yang tatkala melihat bahwa pada zamannya tidak

Page 23: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

didapatkan seorang sahabat sejati dan kekasih yang menjaga kehormatan saudaranya sertamenepati janji-janjinya, mendorongnya untuk menulis sebuah kitab yang dia beri judul:

!"#$%&'() $*!+$( ,-./ !0 12,%!' $3 4$5 $6 !"$7!8,() 9:,% !;,<$=

Pengutamaan anjing-anjing atas banyak orang yang memakai pakaian.[2]

Penulis buku tersebut mendapati bahwa seekor anjing, jika pemiliknya berbuat baikkepadanya maka ia akan menunaikan tugasnya. Bahkan si anjing rela mengorbankannyawanya demi membela pemiliknya yang telah berbuat baik kepadanya. Akhirnya penulistadi berkata, ”Pengutamaan anjing-anjing atas banyak orang yang memakai pakaian,”disebabkan banyaknya orang yang berkhianat. Dia bersahabat dengan saudaranya dengan talipersahabatan yang khusus, dia mengetahui rahasia-rahasia pribadi saudaranya, namun tidaklama kemudian dia menyebarkan, membeberkan, dan menyebutkan aib-aib saudaranya yangterlihat olehnya. Seandainya saudaranya itu mengetahui bahwa ia akan membeberkanrahasia-rahasia pribadinya, maka ia akan menjadikannya sebagai musuh, tidak akanmenganggapnya sebagai seorang sahabat yang terpercaya dan menunaikan janji. Oleh karenaitu, termasuk hak saudaramu adalah engkau diam, tidak menyebutkan aib saudaramukepada orang lain, baik di hadapannya, terlebih lagi di belakangnya. Sesungguhnya hakseorang muslim atas saudaranya adalah harga dirinya dijaga, terlebih lagi jika terjalin talihubungan yang khusus.

2. Engkau tidak bertanya secara detail kepada saudaramu, tidak mencari tahu, dan turutcampur pada permasalahan-permasalahan yang tidak dia tampakkan kepadamu. Contohnyaengkau melihatnya berada di suatu tempat tertentu, lantas engkau bertanya, “Apa yangmenyebabkan engkau datang ke tempat itu? Apa yang kau bawa? Mengapa engkau pergi keFulan? Ada apa antara engkau dengan Fulan?," dan pertanyaan-pertanyaan lain yangmerupakan bentuk turut campur pada perkara yang bukan kepentinganmu. Jika sahabatmuingin agar engkau turut campur dalam masalahnya tentu ia akan mengabarkannyakepadamu. Jika dia menyembunyikan hal itu, maka tentu karena ada maslahatnya.Disamping itu, merupakan kebaikan nilai keislaman seseorang jika ia meninggalkan apa yangbukan merupakan kepentingannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Termasuk kebaikan keislaman seseorang jika ia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaatbaginya.”[3].

Jika engkau melihat saudaramu pada suatu keadaan, jika engkau melihatnya pergi ke suatutempat, maka janganlah engkau bertanya kepadanya tentang keadaannya, janganlah engkaubertanya tempat yang ia tuju, karena tali persaudaraan tidaklah mengharuskan saudaramumemberitahumu tentang segala sesuatu. Sesungguhnya manusia memiliki rahasia-rahasiapribadi sekaligus privasi.

3. Engkau menjaga rahasia-rahasia pribadinya yang ia ceritakan padamu, baik tentangpengamatannya, maupun tentang pendapatnya pada suatu permasalahan. Kalian berbicara

Page 24: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

pengamatannya, maupun tentang pendapatnya pada suatu permasalahan. Kalian berbicaratentang seseorang, maka dia pun mengabarkan kepadamu tentang pendapatnya mengenaiorang tersebut. Kalian berbicara tentang suatu permasalahan, ia memiliki pendapat tentangpermasalahan tersebut, maka ia kabarkan kepadamu karena engkau adalah orang khusus,karena engkau adalah sahabatnya. Terkadang pendapatnya benar dan terkadang juga keliru.Jika engkau adalah sahabat sejatinya, maka tidaklah saudaramu itu mengabarkan kepadamumelainkan untuk dijaga, bukan disebarkan (meskipun dia tidak memintamu untukmerahasiakannya). Karena konsekuensi dari tali persaudaraan yang khusus adalah adanyarahasia diantara mereka. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh AbuDawud dalam Sunan-nya:

!"#$% #&#' #()*#+ ,-./ #0 #1#2#3.45 67,8 9:.; )< #=)> #? ,@ 6A45 #B6< #C 5 #D)E ,? ,@ 6A45

“Jika seseorang mengabarkan kepada orang lain suatu kabar, kemudian ia berpaling dari orang yangdikabari tersebut[4] maka kabar itu adalah amanah (atas orang yang dikabari)”[5].

Hal ini merupakan amanah, dan Allah memerintahkan kita untuk menjaga amanah sertamenjaga kehormatan. Sebab, jika engkau menceritakan pendapatnya, maka orang-orang akanmerendahkannya. Engkau melihat pendapatnya yang aneh, lalu engkau ceritakan kepadaorang-orang, “Fulan talah berpendapat seperti ini; Fulan telah berkata tentang si Fulan beginidan begitu." Kalau begitu, apa artinya persaudaraan?! Apa makna persaudaraan jika engkaumenyebarkan darinya apa yang dia tidak sukai untuk disebarkan?!

Dan yang lebih parah dari ini, seseorang datang kepada saudaranya, yang diantara merekaterjalin tali persaudaraan yang khusus, lalu dia meminta saudaranya untuk merahasiakan apayang akan dia ceritakan. Dia berkata, “Pembicaraan kita ini khusus, hanya engkau yang tahujangan kau beritahu siapapun juga!” Namun kemudian saudaranya mengabarkannya kepadaorang ketiga, sambil berkata: “Pembicaraan ini khusus antara kita, jangan kau beritahukankepada siapapun.” Akhirnya kabar tersebut pun tersebar di masyarakat dan orang yangpertama tidak mengetahui hal ini.

Sebagaimana dikatakan oleh penyair,

,F.G )H#I ):.; )< #=.45 )A.G )J .K#L #M 9N.2#/)> ,-6$)O#+ )F.G#/.8 )P5 #Q #M% #@ RA )S T? ,U #M

Setiap rahasia yang diketahui lebih dari dua orang maka lebih baik disimpan di hati dan tidak usahdiceritakan[6]

Ini merupakan realita. Jika seseorang memilih orang lain untuk menjadi sahabat atausaudaranya, lalu ia menceritakan rahasianya kepadanya, maka harus disembunyikan (tidakdiceritakan kepada orang ketiga). Terlebih lagi jika dia memang meminta hal itu. Jika diatidak memintanya, maka keadaannya adalah sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa

Page 25: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

sallam:

!"#$ "%"& "'()"* +,-. "/ "0"1"2-34 56+7 89-: (; "<(= "> +? 5@34 "A5; "B 4 "C(D +> +? 5@34

“Seseorang jika mengabarkan orang lain suatu kabar kemudian ia berpaling dari orang yang dikabaritersebut maka kabar itu adalah amanah (atas orang yang dikabari).”

Bagaimana lagi jika dia meminta sahabatnya untuk merahasiakannya dan tidakmengizinkannya untuk menceritakannya kepada orang lain?![7].

Diantara bentuk hak yang ketiga ini adalah seorang muslim hendaknya menahan diri darimenyebutkan aib yang dilihatnya pada saudaranya, keluarga saudaranya, karib kerabatnya,atau pada aib yang dia dengar dari saudaranya itu. Misalnya seseorang meneleponsaudaranya –dan saudaranya ini tinggal bersama keluarganya atau tinggal sendirian- lalu iamendengar dari rumah saudaranya itu sesuatu yang tidak diridhai, kemudian dia berkatakepada orang-orang, “Saya mendengar ini dan itu dirumah si fulan.” Atau ia melihatnyadalam keadaan yang tidak baik, kemudian ia kabarkan aib-aib tersebut. Ini bukanlahtermasuk menjaga kehormatan saudara sesama muslim. Bahkan ini termasuk menodaikehormatan saudara.

Wajib bagimu untuk menjaga kehormatan saudaramu jika engkau mendengar sesuatu yangjelek tentang dirinya atau engkau melihatnya dalam keadaan yang tidak terpuji, atau iamengucapkan perkataan yang tidak baik, atau yang semisalnya. Menjaga kehormatannyahukumnya wajib. Bukan justru engkau korbankan kehormatannya dan menyebarkannya.Sebaliknya, engkau diperintahkan untuk menjaga kehormatan dan harga dirinya. "Seorangmuslim atas muslim yang lain diharamkan darahnya, hartanya, dan kehormatannya".

Mengenai pembahasan nasehat antar saudara seiman maka akan ada penjelasannya tersendiri.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:

$E#4 "F (G(D (,H34 "I$"J (/ 4 -F+# -F +K "L 4L +@"=4 ";"M "N "L 4F +O"P$"Q"M "N "L 4F +R5R "S"M "N "L 4F +R5R "<"M N

“Janganlah kalian ber-tahassus, jangan ber-tajassus, jangan saling memutuskan hubungan, dan jangansaling bertolak belakang. Jadilah kalian saling bersaudara wahai hamba-hamba Allah.”[8]

Hadits ini mengandung dua kalimat. Yaitu sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallampada hadits yang disepakati keshahihannya ini:

4F +R5R "S"M "N "L 4F +R5R "<"M N

“Janganlah kalian saling ber-tahassus dan jangan saling ber-tajassus.”

Perbedaan antara tahassus dan tajassus, menurut sebagian ulama –ada khilaf dalam masalah

Page 26: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Perbedaan antara tahassus dan tajassus, menurut sebagian ulama –ada khilaf dalam masalahini[9]-, tajassus (adalah mencari-cari kejelekan orang) dengan menggunakan indrapenglihatan, sedangkan tahassus dengan (mendengar) kabar berita. Dalilnya adalah firmanAllah:

!"#$% !& '( )* '+ !, %- ./)0'1)2)3 )( !"'1 !4)5 )( )6.7 '-.8 '+ !, %- ./9/ ):);)< %-.=)> '?% @ABC D8

“Wahai anak-anakku pergilah kalian dan carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan janganlahkalian berputus asa dari rahmat Allah.” (Yusuf: 87)

Firman Allah:

!"'1 !4)5 )( )6.7 '-.8 '+ !, %- ./9/ ):);)<

"carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya", diambil dari kalimat tahassus, yaitu mencariberita.

Adapun tajassus, maka Allah melarangnya dalam firman-Nya:

D EF 'G)C 'H .I .F 'G)C 'J); 'K)8 )3 )( %- ./@/ )L)2 )3 )(

“Janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kalian menggunjingsebahagian yang lain” (Yusuf: 87)

Tajassus adalah mencari-cari kesalahan orang lain dengan menggunakan mata. Dimulaidengan melihat saudaramu, lalu engkau mengamati gerak-geriknya. Engkau melihatnyaberjalan di suatu jalan, kemudian engkau mengikutinya hingga engkau tahu aibnya.Janganlah kau lakukan hal ini. Pujilah Allah karena engkau tidaklah melihat dari saudaramukecuali kebaikan-kebaikannya.

Begitu juga dengan tahassus. Janganlah engkau bertanya-tanya tentang aib saudaramu,padahal ia termasuk saudara-saudaramu seiman dan para sahabatmu yang sejati. Terjalinantara engkau dengan mereka tali kasih sayang. Terjalin antara engkau dengan mereka talipersahabatan. Janganlah engkau ber-tahassus dan janganlah engkau ber-tajassus terhadapnya.Seorang muslim dilarang melakukan hal itu terhadap saudara-saudaranya sesama kaummuslimin secara umum, bagaimana lagi dengan orang-orang yang terjalin antara engkaudengan mereka tali ukhuwwah yang khusus.

“Janganlah bertahassus,” yaitu janganlah mencari-cari berita saudaramu (untuk mencari-carikesalahannya), dan “janganlah bertajassus,” yaitu janganlah engkau mengamati apa yangdilakukannya, karena sesungguhnya hal ini terlarang dan termasuk perkara yang diharamkanoleh Allah.

Page 27: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

bersambung ....

Yogyakarta, 15 Agustus 2005

Penerjemah : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Artikel: www.firanda.com

Catatan kaki:

[1] HR al-Bukhari (1742) dan (6043).

[2] Penulis tersebut bernama Abu Bakr Muhammad bin Khalaf bin al-Marzaban. Beliaumeninggal tahun 309 H. Lihat al-Bidayah wan Nihaayah (XI/314) dan al-Waafi bil Wafayaat(III/37).

Risalah ini sudah dicetak dengan tahqiq Ibrahim Yusuf, diterbitkan oleh Daarul Kutub al-Mishriyah, terdiri dari 39 halaman. Penulis berkata di awal risalahnya:

"Aku menyebutkan (kepadamu) –semoga Allah memuliakanmu- tentang zaman kita danrusaknya hubungan kasih sayang antara orang-orang di zaman ini. Akhlak mereka rusak dantabiat mereka tercela. Orang yang paling jauh perjalanannya adalah orang yang mencarisahabat yang baik. Barangsiapa berusaha mencari seorang sahabat yang bisa dipercaya untuktidak menceritakan aibnya dan persahabatan yang langgeng, maka ia seperti seorang yangsedang tersesat di sebuah jalan yang membingungkan, semakin ia ikuti jalan tersebut, maka iasemakin jauh dari tujuan. Kenyataannya sebagaimana yang aku paparkan. Diriwayatkan dariAbu Dzarr al-Ghifari radhiyallahu 'anhu, bahwa ia berkata, “Dahulu manusia sepertidedaunan yang tidak ada durinya, tetapi kemudian mereka menjadi duri-duri yang tidak adadaunnya.” Sebagian mereka berkata, “Dahulu kami khawatir para sahabat kami ditimpakebanyakan janji dan terlalu sering minta maaf (karena menyelisihi janji). Kami khawatirmereka mencampurkan janji-janji mereka dengan kedustaan dan mencampurkan permintaanmaaf mereka dengan sedikit kedustaan. Namun, sekarang orang yang beralasan dengankebaikan telah pergi dan orang yang minta maaf karena berbuat dosa telah meninggal…(maksudnya, jika orang-orang sekarang menyelisihi janji atau berbuat salah mereka cuek dantidak minta maaf)." Fadhlul Kilab, hal 5-6.

Beliau juga berkata, "Ketahuilah –semoga Allah memuliakanmu- bahwa anjing lebih sayangkepada pemiliknya dibandingkan sayangnya seorang ayah kepada anaknya dan seorangsahabat kepada sahabatnya yang lain. Hal ini karena anjing menjaga tuannya sekaligus apa-apa yang dimiliki oleh tuannya, baik tuannya ada maupun tidak ada, tidur maupun terjaga. Sianjing tetap menjalankan tugas dengan baik, meskipun tuannya bersikap kasar kepadanya. Iatidak akan merendahkan tuannya meskipun tuannya merendahkannya. Diriwayatkan kepadakami bahwa ada seseorang berkata kepada salah seorang yang bijak, “Berilah wasiatkepadaku!” Orang bijak itu berkata, “Zuhudlah engkau di dunia dan janganlah engkau

Page 28: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

kepadaku!” Orang bijak itu berkata, “Zuhudlah engkau di dunia dan janganlah engkauberdebat dengan penduduk dunia. Berbuat baiklah karena Allah, sebagaimana anjing yangberbuat baik kepada tuannya. Pemilik anjing membuat anjing itu lapar dan memukulnya,namun ia tetap menjalankan tugasnya.” 'Umar pernah melihat seorang arab badui yangmembawa seekor anjing. Maka 'Umar pun berkata kepadanya, “Apa yang bersamamu?”Orang arab badui menjawab, “Wahai Amirul mukminin, sebaik-baik sahabat adalah yang jikaengkau memberinya maka ia berterimakasih, dan jika engkau tidak memberinya maka iabersabar.” Maka 'Umar berkata, “Itulah sahabat yang terbaik, maka jagalah sahabatmu.” Ibnu'Umar pernah melihat seorang arab badui dengan seekor anjing, maka ia berkata kepadanya,“Apa yang bersamamu?” Orang arab badui itu menjawab, “Ini adalah yang berterimakasihkepadaku dan menyembunyikan rahasiaku.” Fadhlul Kilab, hal 12.

[3] HR At-Tirmidzi (2317) dan Ibnu Majah (3976). Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani.

[4] Ada dua pendapat ulama tentang makna berpaling dalam hadits ini. Pertama, maknaberpaling yaitu si penyampai kabar tatkala hendak menyampaikan kabarnya menengok kekanan dan ke kiri karena kahwatir ada yang mendengar. Sikapnya memandang ke kanan danke kiri menunjukkan bahwa dia takut kalau ada orang lain yang ikut mendengarpembicaraannya, dan dia mengkhususkan kabar ini hanya kepada yang akan disampaikankabar tersebut. Seakan-akan dengan sikapnya itu ia berkata kepada orang yang diajak bicara,"Rahasiakanlah kabar ini!" Pandapat yang kedua, makna berpaling adalah, setelahmenyampaikan kabar dia berpaling dari yang disampaikan kabar (pergi meninggalkannya).Pendapat pertama dikuatkan oleh Syamsul Haqq al-‘Azhim Abadi. Dari penjelasan SyaikhShalih Alu Syaikh, sepertinya beliau lebih condong kepada pendapat yang kedua.

Lihat Tuhfatul Ahwadzi (VI/81) dan ‘Aunul Ma’bud (XIII/178)

[5] HR At-Tirmidzi (1959) dan Abu Dawud (4868). Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albanidalam as-Shahiihah (1090).

[6] Maksudnya, jika rahasia sudah diketahui oleh lebih dari dua orang, maka itu bukanrahasia lagi. Sebab, jika orang kedua mengabarkan rahasia tersebut kepada orang ketiga,biasanya rahasia tersebut akan segera diketahui oleh lebih banyak lagi karena orang ketigapun akan membeberkannya kepada orang keempat, dan seterusnya, sehingga lama-lamamenjadi rahasia umum.

[7] Menjaga rahasia bukanlah perkara yang mudah, padahal dia merupakan amanah. Syaitanakan datang menggelitik hatinya agar membeberkan rahasia saudaranya tersebut. Hanyaorang mulia yang bisa menjaga rahasia saudaranya. Berkata sebagian orang bijak:

!"# $% &'$(# )" &*)+), !"# $% &-$(# ). &*/0/,

“Hati-hati orang yang mulia merupakan kuburan bagi rahasia-rahasia.”

Page 29: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Dikisahkan bahwa ada seseorang menyampaikan sebuah rahasia kepada sahabatnya. Seusaiselesai mengabarkannya, dia bertanya, “Sudah engkau hafalkan?”

Sahabatnya menjawab, “Tidak, bahkan saya telah melupakannya.”

Tatkala orang ini lupa, berarti rahasia tersebut terkubur dan tidak bakal keluar dari dalamhatinya.

Yang lebih menyedihkan, tatkala timbul perselisihan antara dua orang yang dulunyabersahabat, maka masing-masing mengungkapkan rahasia temannya yang buruk demimenjatuhkannya. Dikatakan dalam syair,

! "#$% "& '()*+, -. $/ 0!1 234) 567 89:;!< 5=> 0? 234) @A*B4) CD4

! "/* "< 0?E FG!< 0? H* IJ4) KLMAE 8NOP/ FQ:N 234) @A*B4) 0?

Bukanlah orang yang mulia yang jika bersalah sahabatnya,

diapun menyebarkan rahasia sahabatnya yang dulu dia ketahui.

Sesungguhnya orang yang mulia adalah yang tetap cinta kepada sahabatnya,

tetap menjaga rahasia pribadinya, tatkala bersahabat ataupun tidak

Lihat Adabul ‘Isyrah, hal 33.

[8] HR Al-Bukhari no 6064, 6066

[9] Lihat Fat-hul Baari (X/592) dan Tafsir Ibn Katsir, Surat al-Hujuraat: 12.

firanda.com

http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/58-hak-hak-persaudaraan-bag-3-jagalah-kehormatan-saudara-kita

http://goo.gl/qoU6c

Page 30: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Hak-Hak Persaudaraan (bag. 4), Jauhillah Berprasangka Buruk PadaSaudara Kita

Hak keempat: Engkau menjauhi sifat su-uzh zhan(buruk sangka) terhadap saudaramu. Sebab, buruksangka terhadapnya berseberangan dengankonsekuensi dari ukhuwwah.

Konsekuensi dari ukhuwwah adalah adanya kejujuran, kebaikan, dan ketaatan di antara duaorang yang bersaudara. Hal ini merupakan hukum asal dari seorang muslim. Hukum asalseorang muslim adalah seorang yang taat kepada Allah.

Jika muslim tersebut termasuk sahabat karibmu, maka ia memiliki dua hak; hak umum danhak khusus, yaitu engkau jauhi sifat su-uzh zhan terhadapnya dan engkau menjaga dirimudari buruk sangka, karena Allah melarang buruk sangka. Allah berfirman:

!" #$%& '()*+, -. #/-0 )1%& '()*+, -( %2 , 34#5%6 -7 , #89:%;-< #=%,

“Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalahdosa” (al-Hujuraat: 12)

Para ulama berkata dalam menafsirkan firman Allah ini, bahwa prasangka ada yang terceladan ada prasangka yang terpuji. Manakah prasangka yang terpuji? Yaitu prasangka yangtermasuk bagian dari tanda-tanda dan indikasi-indikasi yang ada pada para hakim, parapendamai, dan pemilik kebaikan yang hendak menasihati atau hendak menegakkan tanda-tanda dan indikasi-indikasi tersebut di depan hakim. Seorang hakim menegakkan hujjah danmenuntut adanya bayyinah (bukti). Banyak hujjah dan bukti yang dibangun di atas prasangka(dugaan), namun pada kondisi seperti ini wajib diambil dan digunakan sebagai hujjah.

Adapun menjauhi kebanyakan prasangka, yaitu prasangka buruk terhadap saudaramusesama muslim. Engkau berprasangka jelek terhadap saudaramu. Padahal Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Page 31: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

!"!#$% &' () *+,!-./

"Hati-hatilah kalian terhadap prasangka."

Prasangka dalam hadits ini sifatnya umum, mencakup perkataan maupun perbuatansaudaramu. Lebih lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

.0(- .1 &2($% *345 (+&6 !"!#$% !7.8&9

"Karena sesungguhnya prasangka adalah berita yang paling dusta"[1]

Ini adalah teks sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa prasangka adalah beritayang paling dusta yang terdapat dalam hatimu. Jika jiwamu yang ada dalam dirimu memberikabar kepadamu dengan persangkaan-persangkaan, ketahuilah bahwa hal itu merupakanberita yang paling dusta. Jika demikian, maka hak saudaramu atas dirimu adalah engkautidak berprasangka kepadanya kecuali prasangka yang baik dan engkau jauhi prasangkayang buruk terhadapnya. Allah memerintahkan hal ini kepadamu dengan firman-Nya.:

:) (;./ <"!#$% &= (>&? !7./ <"!#$% &" .@ % AB(C.D &+ % (E*F.G&H (I.%

“Jauhilah kalian dari kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa” (al-Hujuraat: 12)

Karena itu, prasangka buruk merupakan dosa bagi pelakunya. Dia berdosa karena telahmenyelisihi hukum asal seorang muslim.[2] Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam az-Zuhd, dan diriwayatkan juga oleh selainnya, bahwa 'Umar pernah memberikan nasihat:

AJ &K (2&@ .B(C &L($% M.9 ,&N&$ *1 .O&P &Q(R&6 &' AS (E *T &U(C .V&6 (" .@ (Q &I &B &V WX &K.Y &Z.? !"!G*#&P &[

“Janganlah sekali-kali engkau menyangka dengan prasangka yang buruk terhadap sebuah kalimat yangkeluar dari (mulut) saudaramu, padahal kalimat tersebut masih bisa engkau bawakan pada (makna) yangbaik.”

Perhatikanlah, 'Umar melarang prasangka buruk terhadap perkataan, selama masih bisadibawakan pada makna yang benar, masih mengandung makna yang baik. Maka janganlahengkau berprasangka buruk terhadap saudaramu, karena pada asalnya ia tidaklah berkatakecuali (menginginkan) kebaikan, dan ia tidak (ingin) mengucapkan kebatilan. Jikaperkataannya masih mengandung makna yang baik maka bawalah perkataan tersebut padamakna yang baik, sehingga selamatlah saudaramu dari kritikan, selamatlah ia dari prasangkaburuk, selamatlah engkau dari dosa, dan selamatlah ia selamat dari diikuti serta dicontoh

Page 32: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

buruk, selamatlah engkau dari dosa, dan selamatlah ia selamat dari diikuti serta dicontohkesalahannya.[3] Oleh karena itu berkata Ibnul Mubarak, saorang imam dan mujahid yangmasyhur:

!"#$ %&' !( !) #*+ ,-,. #/!$ ,0 %1 #2 ,) #*+

“Seorang mukmin adalah orang yang mencari udzur-udzur (bagi saudaranya).[4]”

Maksudnya, ia mencari udzur (bagi saudaranya). Sebab, kemungkinan-kemungkinan yangada itu banyak jumlahnya. Maka syaitan datang kepada seorang muslim dan menentukansalah satu kemungkinan dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Syaitan datang lalumenentukan makna perkataan –yang diucapkan oleh saudaranya- dengan satu makna (yangburuk), sehingga menimbulkan permusuhan dan kebencian. Allah berfirman:

!!3 #4,5!6#7 ,1 #8,6#9!: #;!5!< %=> ?@*+ %0!A !B %C.*+ %" #D %& #0!A #8 ,D ?E ,@!$ !B %" %F#G !) #*+ !B %" #) !H#*+ I%< !J' !K #L!M#*+ !B != !B+ !E !( #*+ ,8 ,N!7#G!O !P%Q #4,$ #3!: ,3'!/#G RS*+ ,E #$%",$ ' !)?9%T"

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalianlantaran (meminum) khamar (arak) dan berjudi itu, dan menghalangi kalian dari mengingat Allah danshalat, maka berhentilah kalian (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (al-Maidah: 91)

Syaitan menentukan bagimu bahwa tafsir dari kondisi ini hanyalah begini, bahwa tafsir dariperkataan ini hanyalah begitu (tidak ada tafsiran atau kemungkinan lain yang baik), sehinggaengkau berprasangka buruk, maka engkau pun berdosa. Akibatnya, muncul antara engkaudan saudaramu jurang pemisah serta tidak adanya kecocokan.

Ada sebuah kaidah dalam memahami kalam (perkataan), bahwa setiap ucapan ada dalalah-nya (penunjukannya). Dalalah perkataan menurut ahli ushul fiqh ada bermacam-macam. Adayang disebut dengan dalalah hamliyyah. Maksudnya, konteks dari perkataan menunjukkanmakna perkataan tersebut. Sebagian ucapan, jika dipahami secara langsung -tanpamemperhatikan konteksnya- akan menunjukkan suatu makna tertentu. Namun, jikadiperhatikan siyaq-nya (konteksnya), yaitu dengan memperhatikan kalimat yang sebelum dansesudahnya, maka akan menjelaskan maksud sesungguhnya dari perkataan tadi (yangberbeda jika dipahami secara langsung).

Jika perkataan bersumber dari seorang mukmin, dari seseorang yang terjalin talipersaudaraan antara engkau dan dia, lalu engkau mendengarnya mengucapkan suatuperkataan, maka jangan sampai syaitan datang kepadamu lalu membawa perkataan tersebutkepada makna yang jelek. Bawalah perkataan saudaramu itu kepada makna yang baik,niscaya akan tegak dalam hatimu kasih sayang terhadap saudara-saudaramu dan akhirnyasyaitan tidak masuk di antara kalian.

Karena itu, memperhatikan dilalah hamliyyah untuk menunjukkan maksud dari suatuperkataan adalah sangat penting. Inilah yang menjadi sandaran bagi para ahli ilmu dalam

Page 33: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

perkataan adalah sangat penting. Inilah yang menjadi sandaran bagi para ahli ilmu dalammemahami satu perkataan, sekaligus menjadi sandaran bagi orang-orang shalih dalammemahami perkataan manusia. Sebab, maksud dari suatu perkataan hanyalah dipahamidengan memperhatikan seluruh perkataan tersebut, bukan dengan hanya mengambilsebagian lafazhnya. Sungguh, sejumlah lafazh terkadang mengkhianati pengucapnya.[5]Namun, jika telah diketahui maksud (baiknya), dengan memperhatikan seluruhperkataannya, maka ia diberi udzur. Telah kita jelaskan –pada pelajaran yang lalu- bahwa diantara perkataan-perkataan manusia –dan inilah yang lebih utama- ada yang mutasaybih(samar dan rancu) bagi orang yang mendengarnya.[6] Jika dia mendapati perkataan –yangmutasyabih- tersebut sambil mencari udzur bagi pengucapnya, sambil berusaha membawamakna perkataan tersebut kepada makna yang paling baik, maka ia akan tenteram dan jugamembuat orang lain tenteram. Hak saudaranya tersebut akan langgeng, dan dia telahmenunaikan hak saudaranya tadi.

Karena itu, barangsiapa yang menafsirkan perkataan saudaranya dengan penafsiran yangsalah, yaitu dengan menambahinya atau dengan membawanya kepada makna yang palingjelek, berarti dia tidak menunaikan hak saudaranya.

Begitu juga dengan perbuatan. Misalnya saudaramu berbuat sesuatu di hadapanmu ataumengucapkan suatu perkataan, tiba-tiba ada orang lain –di antara yang hadir- yang menolehkepada orang yang di sampingnya, lalu memandangnya dengan pandangan tertentu, makadatanglah syaitan kepada pembicara tadi, lalu berkata “Sesungguhnya si Fulan itu tidaklahmemandang kepada teman di sampingnya, kecuali karena dia mengkritik perkataanmu, ataukarena mencela perkataanmu,” dan yang semisalnya.

Demikianlah syaitan, ia juga turut andil dalam menafsirkan perbuatan, karena perbuatan jugamemiliki kemungkinan penafsiran yang banyak. Ditambah lagi, hanya sedikit orang yangakan bertanya kepada saudaranya, "Kenapa engkau berbuat seperti ini? Karena ada ganjalandi hatiku karena melihat perbuatanmu.” Hanya sedikit orang yang melakukan hal ini(tabayyun, meminta kejelasan). Maka syaitan pun datang dan berkata, “Perbuatannya tersebutkarena itu dan itu... dia berbuat demikian karena anu... maksud perbuatannya adalah itu...tindak-tanduknya itu hanyalah untuk mendapatkan sesuatu… dia berbuat demikian karenaingin ini dan itu….”[7]

Perbuatan dan tindakan itu banyak sekali kemungkinannya. Jika engkau membawa perbuatantersebut pada kemungkinan tertentu, berarti engkau telah berbuat pelanggaran terhadapdirimu sendiri dan tidak menghargai akal dan pikiranmu, karena engkau telah menjadikankemungkinan yang banyak hanya menjadi satu kemungkinan. Selanjutnya, engkau telahberbuat pelanggaran kepada saudaramu, karena engkau membawa perbuatannya tadi padakemungkinan yang paling jelek, bukan pada kemungkinan terbaik. Padahal Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

!"#$ !% &'#() *+,- #.&/ 0102() 03!4&5 0102() &6 #7 *.80$!9

Page 34: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

“Berhati-hatilah kalian dari prasangka karena prasangka adalah berita yang paling dusta”[8]

bersambung ...

Yogyakarta, 15 Agustus 2005

Penerjemah : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Artikel: www.firanda.com

Catatan kaki:

[1] HR Al-Bukhari (6066) dan Muslim (2563).

[2] Maksudnya, hukum asal seorang muslim adalah taat kepada Allah, sebagaimana yangbaru saja dijelaskan oleh Syaikh Shalih. Maka tatkala ia berprasangka buruk terhadapsaudaranya muslim, berarti dia telah menuduh bahwa saudaranya tersebut tidak taat,sehingga ia telah mengeluarkan saudaranya tadi dari hukum asal seorang muslim.

Oleh karena itu, prasangka buruk adalah pekerjaan sia-sia yang pelakunya tidakmendapatkan apa-apa darinya, bahkan malah bisa mengantarkannya ke lembah dosa. BerkataBakr bin Abdillah Al-Muzani (sebagaimana disebutkan dalam Siyar (IV/535) dan biografibeliau dalam Tahdzib At-Tahdzib):

!"#$ %&! '%( )*+,-. /0 #1 /2 !1/3 !4 !5 #6%7!8 %9#$%: !;#'!< #&!8 #=%> !4 #? !@ #A/B #C- %9#$%: % !5#D !E!8 #=%> F !G %H!I!J #-. !* %G !KF+L%>

“Waspadalah engkau dari perkataan yang jika perkataanmu itu benar maka engkau tidakmendapat pahala, tetapi jika perkataanmu itu tidak benar maka engkau berdosa, yaituprasangka buruk kepada saudaramu.”

[3] Maksudnya, jika engkau mendengar perkataan saudaramu yang memiliki pengaruh dimasyarakat, kemudian engkau bawa perkataannya tadi kepada makna yang jelek, padahalperkataannya itu masih bisa dibawa ke makna yang benar, maka masyarakat akan menyangkabahwa dia mengucapkan perkataan yang sesuai dengan tafsiranmu, yaitu makna yang buruk,sehingga mereka pun mengikuti dan mencontohi perkataannya karena ia memiliki pengaruh.

[4] Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnu Mazin:

%;. !?!M !N #-. /O/P #<!L /Q%:F!R /6 #-. !4 %9%S. !1 #&%> !?#L %TF !N !G# /O/P #<!L /* %G #A /6 #-.

“Seorang mukmin mencari udzur bagi saudara-saudaranya, sedangkan orang munafikmencari-cari kesalahan saudara-saudaranya”.

Page 35: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Abu Qilabah 'Abdullah bin Zaid al-Jarmi berkata -sebagaimana dinukil oleh Abu Nu’aimdalam al-Hilyah (II/285)-:

!" !#$% &'$( $) * +, &- !' &. /0$1 23 $4$5 :$6 /7&8$9 &./: &3!;$: * +, &- !' !"$5 &< /=$> &?$5 &@/A$: B $C$<&DE $, &- !4 &5* !"$5 &F/#$G&5H$: !"!I $J &K$> LM &.$N $6&O /0$( &P$' $6 $Q$%$R * ST/U

“Jika sampai kepadamu kabar tentang saudaramu yang kau tidak sukai, maka berusahalahmencari udzur bagi saudaramu itu semampumu, jika engkau tidak mampu mendapatkanudzur bagi saudaramu, maka katakanlah dalam dirimu, 'Mungkin saudaraku punya udzuryang tidak kuketahui'.”

Hamdun Al-Qashshar berkata:

!V&O /4 $# &5* $W&9$ X$: $6/5 ST &3$Y&;$Z &?$5 &@/A$: B* +, &- !' $P&O /4 &7/> &V!% &[H$: $6/9* $\ &0/( &P /] L̂ $( 2_ $̀ * $T/U

“Jika salah seorang dari saudaramu bersalah, maka carilah sembilan puluh udzur untuknya,dan jika saudaramu itu tidak bisa menerima satu udzur pun (jika engkau tidak menemukanudzur baginya) maka engkaulah yang tercela”

Lihat Adabul ‘Isyrah, hal 19.

Abu Hatim bin Hibban berkata -dalam Raudhatul Uqalaa’, hal. 131, sebagaimana dinukil olehSyaikh al-'Abbad dalam Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah, hal 26-: "Wajib bagi seorangyang cerdik untuk melazimi keselamatan (hati dan lisannya), dengan meninggalkan tajasuss(mencari-cari) aib orang lain dan menyibukkan dirinya untuk memperbaiki aibnya sendiri.Sesungguhnya barangsiapa yang sibuk mengurusi aibnya sendiri sehingga terlalaikan darimengurusi aib orang lain maka ia telah menyantaikan tubuhnya dan tidak meletihkanhatinya. Semakin dia mengungkap dan mengenal aib-aib dirinya maka akan terasa semakinringan baginya aib semisal aibnya yang tampak pada saudaranya. Adapun barangsiapa yangsibuk mengurusi aib-aib orang lain sehingga terlalaikan dari mengurusi aibnya sendiri makahatinya menjadi buta dan letih badannya serta tidak mampu meninggalkan aib dirinyasendiri.”

Sungguh indah perkataan seorang penyair:

&3$% /4 &5* $P /[ &\ $] . /'* $J!Z /aH$R !-5* !3&b /] &3 /Q$G &c!] /dH2e5* /a &\!O !4/R f $, $\&5* gJ $N

Seburuk-buruk manusia adalah yang sibuk mengurusi aib orang lain

ibarat seekor lalat yang hanya mencari-cari tempat yang kotor

Syaikh 'Abdurrazzaq berkata: “Pada umumnya manusia tidak melihat aib diri mereka.Engkau melihat salah seorang dari mereka berperilaku kasar, namun ia merasa bahwa dirinyasangat lembut. Meski begitu keadaannya, ia masih sibuk mengkritik kesalahan orang lain.Barangsiapa yang mampu mengenal aib dirinya sendiri maka hal itu merupakan tandakebaikan, keshalihan, dan merupakan awal timbulnya banyak kebajikan.” (Faidah ini kami

Page 36: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

kebaikan, keshalihan, dan merupakan awal timbulnya banyak kebajikan.” (Faidah ini kamidapatkan dari Syaikh ketika menjelaskan hadits (18) dari al-Arba'iin an-Nawawiyyah)

[5] Maksudnya, seseorang terkadang ingin mengungkapkan sesuatu, tetapi ternyata lafazh-lafazh yang ia pakai untuk mengungkapkan keinginannya tadi membuat salah paham orangyang mendengarnya, justru bertentangan dengan maksud si pembicara. Ini sering terjadidalam kehidupan sehari-hari.

[6] Maksudnya, firman Allah ada yang muhkam (jelas) dan ada juga yang mutasyabih (samar),jika ditinjau dari orang yang mengamatinya. Begitu juga dengan sabda Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam. Dengan kata lain, dalil itu ada yang muhkam dan ada yang mutasyabih.Demikian pula dengan perkataan ulama, ada yang muhkam dan ada yang mutasyabih,sehingga para ahli bid'ah sering berdalil dengan perkataan ulama Ahlus Sunnah yangmutasyabih untuk mendukung bid’ah mereka. Syaikh Shalih Alu Syaikh sering mengingatkanhal ini dalam ceramah-ceramah beliau. Selanjutnya, sebagaimana tatkala memahami dalilyang mutsyabih harus dikembalikan pada dalil yang muhkam, maka tatkala memahamiperkataan ulama yang mutasyabih juga harus dikembalikan pada perkataannya yangmuhkam, apalagi perkataan orang awam.

[7] Inilah yang sering terjadi di zaman yang penuh fitnah ini. Orang-orang mulai menilai isihati manusia. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja tidak tahu isi hatimanusia. Bahkan beliau bersabda: “Sesungguhnya aku tidak diperintahkan untuk memeriksaisi hati manusia.” HR. Al-Bukhari (4351).

[8] Mencari udzur untuk sesama saudara termasuk jalannya as-Salafus shalih. Ditanyakankepada Junaid, “Kenapa para sahabatmu makannya banyak?” Dia menjawab, “Karena merekatidak minum khamr, sehingga mereka lebih lapar.” Lalu ia ditanya lagi, “Kenapa syahwatmereka besar?” Dia menjawab, “Karena mereka tidak berzina dan tidak melakukan hal yangdilarang.” Lalu ia ditanya lagi, “Kenapa mereka tidak bergoyang (bergerak-gerak karenasemangat) tatkala mendengarkan al-Qur-an?” Dia menjawab, “Karena al-Qur-an adalah firmanAllah, tidak ada sesuatu pun dalam al-Qur-an yang menyebabkan untuk bergoyang. Al-Qur-an turun dengan perintah dan larangan, dengan janji (kabar gembira) dan ancaman, maka Al-Qur-an adalah menyedihkan.” Begitulah seterusnya, Junaid terus mencari udzur terhadappara sahabatnya.

Lihat Adabul ‘Isyrah, hal 36.

firanda.com

http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/61-hak-hak-persaudaraan-bag-4-jauhillah-berprasangka-buruk-pada-saudara-kita

http://goo.gl/ALFcJ

Page 37: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Hak-Hak Persaudaraan (bag. 5), Jauhi Perdebatan Serta UcapkanPerkataan Yang Paling Baik

Hak kelima

Di antara hak-hak ukhuwwah adalah engkau jauhiperdebatan dengan saudaramu, karena perdebatanmemudarkan rasa cinta dan menyebabkan sirnanyapersahabatan, merusak persahabatan yang telah lamaterjalin, dan menimbulkan kebencian, permusuhan sertaterputusnya hubungan diantara manusia.

Apakah perdebatan itu? Bentuknya adalah terjadinya dialog, lalu pembahasan antara duaorang pria, antara dua orang wanita, antara orang tua dan anak muda, dan seterusnya. Jikamulai terjadi pembahasan dan dialog, maka masing-masing memegang teguh pendapatnya,sehingga timbullah perdebatan yang selanjutnya akan bertambah sengit. Inilah hakikat darisebuah perdebatan, yaitu masing-masing dari kedua belah pihak saling berjuang untukmemenangkan pendapatnya. Masing-masing mendatangkan dalil sambil mengangkat suara,setelah itu terjadilah apa yang terjadi.

Pernah terjadi sedikit perdebatan di kalangan para sahabat. Abu Bakr pernah berkata kepada'Umar:

!"#$% "& '(") $* +, $-$. / $0

“Apa yang kau inginkan hanyalah menyelisihiku.”[1]

Padahal mereka adalah para Sahabat. Semoga Allah meridhai mereka.

Maka wajib bagi seorang muslim bersama saudara dan sahabatnya untuk menjauhiperdebatan, karena sisi pandang terhadap suatu permasalahan berbeda-beda. Semakin luaspandangan seorang, semakin luas akal dan pengetahuannya, maka ia akan mengetahui bahwasisi pandang terhadap sebagian permasalahan ternyata luas, tidak terbatas pada satu sisi saja.Engkau berdiskusi dengan saudaramu mengenai satu permasalahan, lalu engkaumemandang permasalahan tersebut dari satu sisi, sementara saudaramu memandang dari sisiyang lain, maka terjadilah perselisihan antara engkau dan dia. Jika kalian berdua berselisih,maka masing-masing dari kalian memiliki sisi pandang yang berbeda. Lalu jika engkaumendebatnya dengan membawa dalil untuk menguatkan pendapatmu, engkau bersikerasmempertahankan pendapatmu, engkau mengangkat suaramu, begitu juga yang dilakukanoleh saudaramu yang engkau debat, maka timbullah permusuhan, sehingga yang terjadiadalah mudharat bukan maslahat.

Orang yang cerdik melihat bahwa perkara-perkara yang biasanya diperdebatkan olehmanusia pada urusan-urusan mereka memiliki sisi pandang yang berbeda-beda. Perkara

Page 38: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

manusia pada urusan-urusan mereka memiliki sisi pandang yang berbeda-beda. Perkaratersebut bisa dipandang dari banyak sisi, dan sebab perbedaan pandangan juga banyak.Terkadang datang orang ketiga dan keempat sambil membawa pendapat yang baru. Bisa jadisetiap yang datang memiliki pendapat yang baru dan sisi pandang baru pula dalampermasalahan yang diperselisihkan. Jika demikian, maka diskusi tidak berarti perdebatan.Jika tampak bahwa diskusi mulai berubah menjadi perdebatan, maka hendaknya engkaumenarik diri dari perdebatan tersebut, baik kebenaran itu ada padamu maupun engkaumemandang bahwa kebenaran ada pada saudaramu, bukan pada dirimu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

!"#$ %&'() *%+ ',%- .!/ 012'3%4 56%( 56+() *%$%4 78 !95: %;5< %= %>) %? !@ '() %A %?%B 'C%: !"#$ %&'() !D%4 %E .!/ 012'3%4 56%( 56+() *%$%4 FG !H'I 5: %;5< %= %>) %? !@ '() %A %?%B 'C%:

“Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di atas kebatilan, maka Allah akanbangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatanpadahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atassurga.”[2]

Karena itu, meninggalkan perdebatan adalah perkara yang terpuji sekaligus merupakan hakseorang muslim atas saudaranya. Dia tidak mengantarkan saudaranya untuk berdebatdengannya, serta tidak mengulurnya dalam bantah-bantahan dan membiarkannyamengeraskan suaranya, sehingga terputuslah tali persaudaraan dan timbullah perang mulutantara mereka. Meskipun tidak timbul perang mulut, maka akan timbul benih permusuhandalam hatinya, dia akan menuduh bahwa saudaranya itu menghendaki sesuatu sehinggamenyelisihinya, berpendapat ini dan itu, atau tidak menghargainya, dan seterusnya.

Perdebatan memiliki sebab-sebab yang berkaitan dengan kejiwaan seseorang, makahendaknya dia berusaha untuk mengobatinya:· Diantaranya adalah ia menampakkan bahwa ia tidak mau menerima pendapatsaudaranya, dengan alasan perbedaan cara pandang (meskipun ia tahu bahwa pendapatnyakeliru, pen). Dia melontarkan pendapat yang salah, lalu saudaranya datang dan berkata,“Engkau keliru, yang benar adalah demikian.” Tetapi ia merasa berat untuk mengaku salah.Padahal, kalaupun ia keliru maka -alhamdulillah- ulama pun pernah keliru, bahkan dalampermasalahan yang menyangkut jiwa manusia, tetapi mereka lalu ruju’ (meralat) kesalahanmereka. Sebagian mereka keliru dalam masalah yang berkaitan dengan kemaluan, tetapimereka lalu ruju’ dari pendapat tersebut. Para ulama terkadang keliru dalam permasalahanijtihadiyyah. Mengakui kesalahan merupakan perkara yang terpuji dan bukan suatu aib.Setiap orang yang mengakui kesalahannya dan kembali kepada kebenaran maka seolah-olahia telah memasang mahkota di atas kepalanya. Ini menunjukkan bahwa ia telah melatihdirinya untuk tunduk kepada Allah dan menjadikan ibadahnya mengalahkan hawa nafsunya,yang merupakan salah satu sebab timbulnya perdebatan.· Berikutnya adalah nafsu untuk memenangkan pendapat. Dia ingin bahwa akalnyalahyang paling cemerlang, sehingga tampak bahwa ia paling unggul dalam memahami (suatupermasalahan) dibandingkan orang lain, sehingga ia pun menampakkan berbagai sudutpandang yang beraneka ragam. Saudaranya juga demikian, ia pun ingin mengungulinya,

Page 39: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

pandang yang beraneka ragam. Saudaranya juga demikian, ia pun ingin mengungulinya,maka ia membantahnya dan berkata: “Apa yang engkau sebutkan itu keliru, point ini salah,yang benar adalah demikian,” sehingga ia masuk dalam perdebatan dengan tata cara yangmenimbulkan permusuhan dan kebencian dalam hati.

· Selanjutnya adalah lalai dari memperhatikan bahaya lisan. Padahal ucapan lisan dangerakannya akan dihisab oleh Allah. Tidak ada satu perkataan pun yang diucapkannya,melainkan di dekatnya terdapat malaikat pengawas yang selalu hadir. Allah berfirman:

!"#$%&' ()*+(, -.(/ *0!1 *2(3 -4 *2 56 *7 (8 !2(3 -9(: (; (<!, (6 (8(3 *)(8 $=!1 !>5?' (@ *A(B *) !8 -6*+!C (D *E!F (6*+ (G (=“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yangmenyuruh (manusia) memberi sedekah, berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia”(an-Nisaa': 114)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

' (H? (I*+J (K $L5D

“Tahanlah ini wahai Mu’adz,” sambil mengisyaratkan kepada lisan beliau. Maka Mu’adzbertanya: “Apakah kita akan dihisab atas apa yang kita ucapkan?” Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam menjawab: "Ibumu akan kehilanganmu wahai Mu’adz. Bukankah yangmenelungkupkan manusia di neraka di atas wajah-wajah mereka hanyalah hasil ucapan lisan-lisan mereka?”[3]

Diantara sebab-sebab timbulnya pedebatan adalah tidak adanya perhatian untuk membenahilisan (ucapan), serta memandang enteng lisan, padahal lisan adalah sebagaimana dikatakan,“Kecil dzatnya namun besar bahayanya.” Maksudnya, bahaya yang timbul akibat kesalahanlisan sangatlah besar. Dengannya bisa terpecah tali cinta kasih, timbul permusuhan, danpertentangan. Dengan memanfaatkan kesalahan lisan seseorang bisa menimbulkan kebenciandiantara engkau dan sahabat-sahabatmu yang engkau cintai. Banyak sekali bahaya yangtimbul melalui kesalahan lisan. Maka barangsiapa yang tidak menjaga lisannya dari bahayaperdebatan seputar masalah-masalah khilafiyyah yang sering menjadi bahan pembicaraan,maka pasti akan timbul hal yang tidak terpuji antara engkau dengan saudara-saudaramu.

Terakhir mengenai pembahasan masalah perdebatan, sesungguhnya perdebatan itubertentangan dengan akhlak yang mulia. Sungguh, jika orang memperhatikan akhlak muliayang diwajibkan atasnya maka dia tidak akan berdebat, karena pada perdebatan terdapatsikap memenangkan pendapat pribadi dan ada keinginan untuk mengungguli saudaranya,padahal ini bertentangan dengan akhlak yang mulia. Karena itu, hendaknya engkaumemaparkan pendapatmu dengan tenang dan penuh kelembutan. Jika saudaramu menerimapendapatmu maka alhamdulillah, dan jika ia tidak terima maka yang penting engkau telahmenjelaskan sisi pandangmu.

Tatkala duduk di majelis perdebatan sebagian orang mengulang-ngulang satu poin sampaisepuluh kali atau dua puluh kali. Padahal intinya adalah itu-itu juga. Hanya saja iamengulanginya dalam bentuk yang lain. Apa yang menyebabkan dia berbuat demikian?

Page 40: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

mengulanginya dalam bentuk yang lain. Apa yang menyebabkan dia berbuat demikian?Tidak lain karena sikap tidak mau kalah, atau ada sebab-sebab lain yang Allah lebih tahu,atau karena lalai terhadap apa yang diwajibkan atas dirinya.

Karena itu, jika engkau memaparkan pendapatmu satu kali, kemudian telah dipahami (olehsaudaramu, tetapi dia tidak menerima, pen) maka janganlah kau debat dia (jangan kau muter-muter pada pembicaraanmu itu, pen). Sebab, hakikat perdebatan bertentangan dengan akhlakyang mulia, dimana seorang muslim diperintahkan untuk membaguskan akhlaknya,sebagaimana perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita dalam banyak sabdabeliau.[4]

Hak keenam

Engkau berbuat baik dengan lisanmu kepada saudaramu. Lisan, sebagaimana engkaumenahan ucapannya demi menjaga kehormatan saudaramu, maka engkau juga berbuat baikdengan perkataan demi saudaramu. Persahabatan dan persaudaraan bisa terjalin, apakahhanya dengan memandang bentuk tubuh saja (sekedar bertemu), ataukah karena salingberbicara? Jawabnya, persaudaraan terjalin dan dibangun di atas pembicaraan. Gerakan lisanseseorang dan gerakan lisan selainnya menjalin kedekatan di antara dua hati. Karena itu,engkau harus berbuat baik dengan perkataan untuk saudaramu. Bentuk-bentuknya antaralain:

· Engkau ucapkan perkataan untuk menunjukkan kasih sayang kepada dirinya. Janganlahengkau pelit untuk mengungkapkan kecintaanmu kepada saudaramu. Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

!"#$!% #&!'()#*(* #+(, -!./01 2"301 (4/* (+(, 25 (671 !829($#3(% 2" (:(3 #;(, 1 (<!=(% 2" #:!3 #>2$#3(% 2?@ (6(, #A 2B 2C (+(, /D (+(, 1 (<!E

“Jika salah seorang dari kalian mencintai saudaranya hendaknya dia mengabarkan pada saudaranya[5]tersebut. Jika dia telah mengabarkannya maka hendaknya saudaranya itu mengucapkan “Semoga Allah -yang engkau mencintaiku karena-Nya- juga mencintaimu.”

Ini merupakan bentuk kebajikan dengan perkataan, sekaligus menimbulkan kecintaan dankasih sayang. Di antara manusia ada orang yang mengucapkan kalimat ini, namun tidak jujurtakala mengucapkannya, atau tidak mengerti hakikat makna kalimat ini.

Jika engkau berkata kepada saudaramu, “Aku mencintaimu karena Allah,” artinya di dalamhatimu ada kecintaan terhadapnya, yaitu kecintaan khusus karena Allah dan demi Allah, yanghal ini mengharuskan engkau menjaga hak-haknya. Adapun jika engkau mengatakan kalimattadi tetapi engkau tidak menjaga hak-haknya, maka mana hakikat dari ucapan cinta tersebut?!

Oleh karena itu, maka yang pertama engkau menunjukkan rasa cintamu kepada saudaramuseiman. Misalnya dengan mengucapkan kalimat tadi dan berbicara dengannya dengan sebaik-baik perkataan. Allah berfirman:

F @'$!* 2G F1 HI 2C (; !J@(K#L ! #M!0 (J@(B (J@(N#$/O01 /J!E #A2P('#$(Q 2R (S#'(T (J@(N#$/O01 /J!E 2U(K #+(, (&!V &!)/01 1W20W29(T -!X@(* !>!0 #82Y (I

Page 41: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

“Dan katakanlah pada hamba-hamba-Ku “Hendaknya mereka mengucapkan perkatan yang paling baik.”Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka, sesungguhnya syaitan adalahmusuh yang nyata bagi manusia” (al-Israa’: 53)

Firman Allah: “Dan katakanlah pada hamba-hamba-Ku “Hendaknya mereka mengucapkanperkatan yang paling baik”, ini termasuk berbuat kebajikan dengan perkataan yang baikkepada saudara, yaitu tatkala engkau bermu’amalah dengan saudara-saudaramu sesamamuslim, atau dengan sahabat karibmu, atau dengan kaum muslimin pada umumnya.Hendaknya engkau memilih lafazh yang baik, itu sudah cukup? Belum cukup. Bahkanhendaknya engkau memilih lafazh atau perkataan yang terbaik, karena Allah memerintahkanhal itu.

! "#$%& '( !) *+ ', -. %/"-012 % 13%4 -/"-5 -/"-61$784) 7/%9 1:';-#1$-< '= ->1#-? -/"-61$784) 7/%9 '@-0 1A-B -C%D C%E74) )F'4F'G-? H%I"-& %J%4 1K'L -+

“Dan katakanlah pada hamba-hamba-Ku “Hendaknya mereka mengucapkan perkatan yang paling baik”.Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka, sesungguhnya syaitan adalahmusuh yang nyata bagi manusia.”

Jika engkau berkasih sayang dengan saudaramu dengan mengucapkan perkataan terbaikyang kau temukan maka hal ini akan menimbulkan jalinan cinta di hati, sekaligusmenimbulkan kebaikan-kebaikan yang banyak sekali di masyarakat dan hati-hati kaummukminin, antara yang satu dengan yang lain. Kebaikan tersebut tidak cukup untukdipaparkan di sini.

Di antara bentuk berbuat baik dengan lisan kepada saudara adalah engkau memujinyatetapi tidak di hadapannya. Jika engkau bergaul dengan seseorang dan engkau tahubahwa saudaramu ini memiliki sifat-sifat yang terpuji, maka pujilah dia, namun tidakdihadapannya. Sebab, jika engkau memujinya di hadapannya, maka hal ini terlarang,karena menumbuhkan sifat 'ujub (kagum pada diri sendiri). Pujilah dia tatkala ia tidakada di hadapanmu. Pujianmu itu nantinya juga sampai kepadanya, lalu akan tumbuhkecintaan sejati dihatinya. Ini faidah pertama. Faidah kedua, pujianmu terhadapsaudaramu di hadapan kawan-kawanmu yang lain akan menjadikan merekabersungguh-sungguh meneladani kebaikan-kebaikannya, karena mereka akhirnya tahubahwa kebaikan tersebut direalisasikan oleh banyak orang. Jika kebaikan itu disebutkankepada seseorang maka ia akan termotivasi untuk melaksanakannya. Begitu jugadengan kejelekan. Karena itu, menyebutkan kebaikan-kebaikan di setiap majelis itulahyang semestinya dilakukan. Adapun menyebutkan kejelekan, kecacatan, dan aib, itulahyang wajib untuk dijauhi, karena hal ini memudahkan orang untuk mencontoh parapelaku kejelekan tersebut. Di dalam penyebutan kebaikan dan pujian terdapat motivasibagi orang lain untuk mencontoh mereka. Dengan demikian, maka termasuk haksaudaramu atas dirimu jika engkau lihat suatu kebaikan pada dirinya maka jangan kausembunyikan. Sebaliknya, jika kau lihat kejelekan pada dirinya maka sembunyikanlah.Dalam hal ini terdapat maslahat yang telah diketahui bersama. Faidah lainnya, jika iadipuji, maka masukkanlah kegembiraan dalam hatinya, jika dengan menyampaikankabar bahwa ia dipuji. Engkau katakan kepadanya: “Sebagian ikhwah tadi memujimu di

Page 42: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

kabar bahwa ia dipuji. Engkau katakan kepadanya: “Sebagian ikhwah tadi memujimu dimajelis,” atau “Fulan telah memujimu.” Awalnya ia tidak tahu bahwa ada yangmemujinya, dan ketika ia tahu bahwa Fulan telah memujinya, timbullah rasa cintaterhadap Fulan tersebut dalam hatinya. Begitulah, manusia itu cinta kepada orang yangmemuji mereka.

!"#$% &' ()* $"#$%&+ ()* $,$- &.$/ &0* # $1$2#$3$4 !5!6$7 &8!9!: !,(- &.$/ &%$; (<#=>2* ?$2(@ &A (% &'$@

Berbuat baiklah kepada manusia maka engkau akan tundukan hati mereka

betapa kuat perbuatan baik menundukan manusia

Berbuat baik itu bisa dengan perkataan, seperti halnya dengan perbuatan. Jika engkau dengarada orang yang memuji saudaramu, lalu engkau kabarkan kepadanya, engkau katakan:“Alhamdulillah, demi Allah, Fulan memujimu,” atau “Fulan menyebutkan kebaikantentangmu, kami mohon kepada Allah agar meneguhkanmu…,” dan yang semisal perkatanini, maka hal ini memotivasi dia (untuk semakin berbuat kebaikan). Perkara yang lain,hendaknya yang dipuji ini sadar tatkala dia dipuji bahwa karunia yang Allah berikanpadanya sangat besar, hendaknya dia bersyukur dengan terus mempertahankan kebaikanyang ia mendapat pujian karenanya dan jangan tertipu dengan dirinya sendiri.

Diantara bentuk sumbangan lisan kepada saudara adalah berterima kasih ataskebaikannya dan mu’amalahnya yang baik, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda:

$<#=>2* !B!C &D$E $F &A (G $H92* !B!C &D$E$F

“Tidaklah bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.”[6]

Begitu juga sabda beliau:

!I &8!J(4#$C$4 #K4 &L !B &. $G &5 !C &M$2(N $O$> $P &A$G

“Barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian maka balaslah dengan setimpal.”[7]

Jika engkau tidak mendapatkan sesuatu yang setimpal untuk membalasnya, maka balaslahdengan kebaikan, yaitu engkau mendo'akannya dan berterimakasih kepadanya. Inimerupakan hak seorang saudara atas saudaranya yang lain. Diantara manusia ada yang hanyatahu mengambil, menerima, dan menerima, tanpa membalas kebaikan tersebut, tidak jugamemuji, bahkan tidak pula mengingat kebaikan yang telah ia terima dari saudaranya. Jikamemang engkau tidak mampu untuk berterima kasih kepada saudaramu dengan perkataanmaka tulislah ucapan terima kasihmu di surat, dengan kertas, dengan secuil kertas, karena halini akan memberikan pengaruh dan motivasi untuk mendatangi pintu-pintu kebaikan.Diriwayatkan dari 'Ali bahwa ia berkata:

Page 43: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Diriwayatkan dari 'Ali bahwa ia berkata:

!" #$ %&!' ()*+ !, %- ./ 0#1 #2 .3 %4 #5 %6#7 %8#* !"(&9'*+ !, %- ./ 0#1 #2 .3: #;#< %4 #5 %6#7 %8#* %,#=

“Barangsiapa yang tidak memuji saudaranya atas niat baiknya maka ia tidak akan memuji perbuatan baiksaudaranya itu.”[8]

Ini merupakan martabat yang tinggi. Barangsiapa yang tidak memuji saudaranya atas niatnyayang baik maka dia tidak akan memuji saudaranya itu atas perbuatannya yang baik. Sebab,tatkala saudaramu berbuat baik kepadamu maka sejak awal ia telah membaguskan niatnyakepadamu dan bermu’amalah denganmu karena menghendaki kebaikan. Terkadang ia sudahberbuat baik kepadamu, atau ingin berbuat baik kepadamu namun ia tidak sempat, makahendaknya engkau berterimakasih kepadanya meskipun hanya karena niat baik yang adapada hatinya. Hal ini akan menjalin tali persaudaraan dan memotivasinya untuk berbuatkebajikan. Masing-masing akan berbuat baik kepada selainnya. Barangsiapa yang tidakmemuji saudaranya atas niatnya yang baik maka dia tidak akan memuji saudaranya itu atasperbuatannya yang baik. Artinya, sekiranya saudaranya tadi berbuat baik padanya makamungkin saja dia tidak akan memuji saudaranya tersebut.

Bersambung...

Yogyakarta, 15 Agustus 2005

Penerjemah : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Artikel: www.firanda.com

Catatan kaki:

[1] HR Al-Bukhari (4845). Lihat sebab turunnya ayat ke-2 dari surat al-Hujuraat.

[2] Lafazh yang disampaikan oleh Syaikh Shalih Alu Syaikh terdapat dalam at-Thargib watTarhib (I/77), karya al-Mundziri. Al-Mundziri berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh AbuDawud dan at-Tirmidzi. Lafazh hadits ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi.”Syaikh al-Albani menghasankan lafazh ini. Lihat Shahih at-Targib wat Tarhib, jilid 1, no. 138.

Namun, penerjemah tidak menemukan hadits dengan lafazh: >? !@%A .= #B.C #D #E+ #F !5 %*+ #G #F#H %,#=

Lafazh yang penerjemah dapati:

:#CI %2#< %J!K .L#* #J!'.M .L#N.1 .; #,(- #/ %,#= #D :#O !@#P #D J!K .L#* #J!'.M QR !6.= #B.C #D #E+ #F !5 %*+ #G #F#H %,#= #D !"(' #S%*+ !T#M #U J!K >F %)#V #J!'.M .L#* >? !W:#M #B.C #D #X!Y#Z %*+ #G #F#H %,#=

“Barangsiapa yang meninggalkan dusta (dalam debat) sementara dia berada diatas kebatilan,maka akan dibangunkan baginya istana di pinggiran Surga. Barangsiapa yang meninggalkanperdebatan padahal dia berada di atas kebenaran, maka akan dibangunkan baginya istana ditengah Surga. Dan barangsiapa yang membaguskan akhlaknya maka akan dibangunkan

Page 44: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

tengah Surga. Dan barangsiapa yang membaguskan akhlaknya maka akan dibangunkanbaginya istana di atas Surga.”

Lafazh ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah (51), serta at-Tirmidzi (1993), dan beliau berkata,"Hadits hasan."

Yang dimaksud dengan (!"#$!% &'() dalam hadits ini adalah dusta ketika perdebatan, sebagaimanaditunjukan oleh lafazh selanjutnya. Lihat Tuhfatul Ahwadzi (VI/118). Atau yang dimaksudadalah berdebat di atas kebatilan, sebagaimana penjelasan as-Sindi dalam Syarh Sunan IbnMajah (I/39).

Kesimpulannya, kedua lafazh hadits tersebut menunjukkan makna yang satu, sebagaimanayang dijelaskan oleh Syaikh Shalih Alu Syaikh. Wallaahu a’lam.

[3] HR At-Tirmidzi (2619), beliau berkata, "Hadits hasan shahih”, dan Ibnu Majah (3973).

[4] Abul Barakat berkata: “Diantara adab-adab pergaulan adalah sedikit perselisihan denganpara sahabat dan berusaha untuk sependapat dan sepakat dengan mereka, selama tidakmelanggar agama dan sunnah Nabi r. Berkata Juairiyyah: “Saya berdo'a kepada Allah selamaempat puluh tahun agar Allah menjagaku dari menyelisihi para sahabatku.” Lihat Adabul‘Isyrah, hal 36.

[5] Hingga di sini lafazh hadits di sunan At-Tirmidzi (no 2392) demikian juga di Al-AdabulMufrod no 542. Lihat takhrij selengkapnya dalam as-Shahiihah (417), dari hadits sahabat al-Miqdam bin Ma’di Karib. Hadits ini mempunyai sejumlah penguat. Diantaranyadiriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrod: Mujahid berkata: Seorangsahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu denganku, lalu dia memegang pundakkudari belakang dan berkata:

#)*+ #,-. /01#2 3 !4!.

"Ketahuilah bahwa saya mencintaimu (karena Allah).”

Aku pun menjawab:

-5!' &/#6!7&+!+ &,!. 8#$9'( !)9+ !,!.

“Semoga Allah -yang engkau mencintaiku karena-Nya- juga mencintaimu.”

Sanadnya dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shahiihah (418).

Syahid lain yaitu dari hadits Anas bin Malik, beliau berkata, "Ketika saya duduk di sisiRasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lewatlah seorang laki-laki. Lalu berkatalah salahseorang (diantara yang sedang duduk bersama Rasulullah), "Wahai Rasulullah, sayamencintai laki-laki (yang lewat) ini.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

Page 45: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

"Apakah engkau telah mengabarkannya bahwa engkau mencintainya?" Orang itu menjawab,"Tidak." Maka Rasulullah berkata, "Berdirilah dan kabarkanlah kepadanya." Anasmenlanjutkan: Maka orang itu pun berdiri dan berkata kepada laki-laki yang lewat tadi,"Wahai Fulan, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah." Laki-laki itu punmenjawab, "Semoga Allah -yang engkau mencintaiku karena-Nya juga mencintaimu."

HR Ahmad (III/140-141). Sanadnya dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shahiihah(418).

[6] Lihat takhrijnya dalam As-Shahiihah (416).

[7] Lihat takhrijnya dalam As-Shahiihah (254).

[8] Abul Barakat menukil atsar ini dalam risalahnya Adabul ‘Isyrah wa Dzikrush Shuhbah walUkhuwwah, hal 21.

firanda.com

http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/63-hak-hak-persaudaraan-bag-5-jauhi-perdebatan-serta-ucapkan-perkataan-yang-paling-baik

http://goo.gl/rQ30t

Page 46: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Hak-Hak Persaudaraan (bag. 6), Maafkanlah Saudara Kita YangBersalah, Bergembirallah Dengan Karunia Allah Padanya

Hak yang ketujuh

Termasuk hak-hak persaudaraan adalah memaafkan saudara yang bersalah. Pembahasan inisangatlah luas. Pembahasan ini merupakan pembahasan yang agung, karena tidaklah ada duaorang sahabat, atau dua orang saudara, atau lebih, kecuali pasti ada di antara mereka yangberbuat kesalahan. Pasti salah satu melihat kesalahan yang lain, ketergelinciran yang lain, dandarinya pasti akan timbul luka, karena mereka adalah manusia, sedangkan manusia pastibersalah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

!" #$%&' ($()*' !+#,-./(0 12#*' %3#, !4 !5 67/(0 !4 #8 %9:; %<

“Masing-masing kalian pasti bersalah dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.”[1]

Karena itu, termasuk hak-hak persaudaraan adalah engkau maafkan kesalahan saudaramu.

Kesalahan itu ada dua macam: kesalahan dalam masalah agama dan kesalahan yangmenyangkut hakmu. Atau dengan kata lain, kesalahan yang berkaitan dengan hak Allah dankesalahan yang berkaitan dengan hakmu.

Jika kesalahan menyangkut masalah agama, apabila saudaramu meninggalkan suatukewajiban dan bermaksiat maka bentuk maafnya adalah engkau tidak menyiarkan danmembeberkannya. Engkau berusaha untuk meluruskannya karena kecintaanmu kepadanyahanya karena Allah. Dan jika semata-mata karena Allah, maka hendaknya engkaumenegakkan saudaramu di atas syari’at dan peribadahan kepada Allah. Ini merupakankonsekuensi cinta karena Allah.

Menjadi kewajibanmu untuk berusaha meluruskannya. Jika nasihat bisa meluruskannyamaka nasihatilah. Jika yang meluruskannya adalah hajr (memutuskan hubungan) maka hajr-lah dia. Hajr ada dua macam: hajr ta’dib (untuk mendidik) dan hajr 'uqubah (sebagaihukuman). Ada hajr untuk kemaslahatanmu dan ada hajr untuk kemaslahatan orang banyak.

Page 47: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

hukuman). Ada hajr untuk kemaslahatanmu dan ada hajr untuk kemaslahatan orang banyak.[2]

Jika saudaramu melakukan kemaksiatan, apabila hajr bermanfaat baginya, maka hajr-lah dia.Seandainya terjalin persaudaraan dan persahabatan sejati di antara dua orang, salah satu tidakbisa lepas dan membutuhkan yang lain, kemudian salah satunya melihat yang lain berbuatkesalahan sangat besar yang menyangkut hak Allah, sementara ia tahu bahwa jika diameninggalkan saudaranya yang bersalah maka akan membuat saudaranya bersedih, di manajika ia bertemu dengannya dengan raut wajah yang tidak biasanya maka akan timbulperasaan di hati saudaranya bahwa ia telah bermaksiat, ia merasa bahwa maksiat tersebutbesar, hal ini disebabkan saudaranya tersebut masih membutuhkannya, maka yang seperti iniditerapkan hajr kepadanya. Karena hajr dalam kondisi seperti ini memperbaiki keadaan.

Adapun jika hajr tersebut tidak bermanfaat maka janganlah dihajr. Sebab, hajr adalah sejenispengajaran untuk memperbaiki. Karena itu sikap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bervariasiterhadap orang-orang yang bersalah dan bermaksiat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammenghajr sebagian dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menghajr sebagian yang lain.Ulama berkata: “Hajr diterapkan kepada orang yang mendapat manfaat kalau ia dihajr, yaitujika hajr tersebut meluruskannya. Jika tidak, maka tidak diterapkan hajr.”

Selanjutnya, jika kesalahan tersebut menyangkut hakmu, maka hak ukhuwwah yang pertamaadalah jangan engkau besar-besarkan kesalahan tersebut. Lalu datanglah syaitan. Iahembuskan di hati, ia ulang-ulangi perkataan (saudaranya yang salah), ia ulang-ulangitindakan (saudaranya yang keliru), sehingga ia pun merasa bahwa kesalahan tersebut sangatbesar, kemudian terputuslah tali cinta dan tali persaudaraan yang sebelumnya terjalin.Hubungan itu akhirnya terputus hanya karena dunia, bukan karena Allah.

Cara mengobati hal ini adalah engkau ingat dan lihat kebaikan-kebaikannya. Engkau katakankepada dirimu: "Kesalahannya itu merupakan musibah bagiku. Ia salah kepadaku kali ini. Iatelah menghinaku dengan perkataannya -baik di hadapanmu atau dibelakangmu-, namunlihatlah kebaikan-kebaikannya." Ingatlah bagaimana ia telah bergaul denganmu secara baik.Ingatlah persahabatannya yang sejati selama bertahun-tahun silam denganmu atau padakondisi-kondisi yang lampau. Engkau membesar-besarkan kebaikannya dan meremehkankesalahannya, sehingga tetap terjalin tali persaudaraan di antara kalian, dan cinta kasih yangtelah lama terjalin tidak terputus.

Hak kedelapan

Termasuk hak-hak persaudaraan adalah gembira dengan karunia yang Allah berikan kepadasaudaranya.

Allah telah membagi-bagi akhlak-akhlak manusia sebagaimana Dia membagi rizki mereka.Allah memuliakan sebagian mereka di atas sebagian yang lain. Karena itu, hak seseorangterhadap saudaranya, jika Allah memberikan pada salah seorang dari saudara-saudaramukarunia dan kenikmatan, adalah engkau turut gembira dengan hal itu. Seolah-olah Allah juga

Page 48: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

karunia dan kenikmatan, adalah engkau turut gembira dengan hal itu. Seolah-olah Allah jugamemberikan karunia itu kepadamu. Ini merupakan konsekuensi ukhuwwah dan hal inimejauhkan rasa hasad (dengki).

Barangsiapa yang tidak gembira dengan karunia yang Allah berikan kepada saudaranya,maka mungkin ia hanya sekedar tidak turut gembira, atau bisa jadi hal itu diiringi denganhasad.[3] Ini merupakan perusak persaudaraan. Sesungguhnya engkau terkadang bisamelihat bahwa seseorang jika melihat saudaranya mendapatkan kenikmatan atau ia melihatsaudaranya mendapatkan kebaikan, karunia, dan kenikmatan khusus dari Allah, yangdengannya dia menjadi istimewa di kalangan orang-orang yang ada di sekitarnya ataumenjadi istimewa di antara para sahabatnya maka orang ini pun mengakui kenikmatan yangada pada saudaranya, (namun dia berkata), “Kenapa ia diberikan kenikmatan yang khususini?” Atau dia memandang bahwa saudaranya tersebut tidak berhak mendapatkan semua itu,atau yang semisalnya. Ini merupakan perusak tali persaudaraan. Wajib atasmu untukterbebaskan dari kedengkian (hasad) dan gembira demi saudaramu. Engkau menginginkankebaikan baginya sebagaimana engkau menginginkannya untuk dirimu. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

!" !#$%&'!( )* !+,- . &/ !"$0 !1& !2 3* !+,- 435 &6 $7 ,8 ,9 &6&: ,; !/ $<,- &=

“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga dia menyukai (menginginkan) bagi saudaranya apayang dia sukai bagi dirinya sendiri.”

Para ulama berkata, (,; !/ $<,- &=) "Tidaklah beriman", yaitu iman yang sempurna, ()* !+,- . &/ !"$0 !1& !2 3* !+,- 435 &6!" !#$%&'!( ) "hingga dia menyukai (menginginkan) bagi saudaranya apa yang dia sukai bagi dirinyasendiri." Engkau suka apabila dirimu kaya, berilmu, dan mendapat pujian maka engkau jugasuka bila saudaramu kaya, berilmu, dan mendapat pujian. Demikianlah seterusnya, untuksemua perkara yang beraneka ragam.

Untuk menghilangkan hasad, engkau turut gembira terhadap karunia yang Allah berikankepada saudaramu seolah-olah Allah mengkhususkan karunia itu kepadamu.

Seorang mukmin selayaknya, disunnahkan, bahkan wajib baginya untuk menginginkan bagisaudaranya apa yang ia inginkan untuk dirinya. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

!" !#$%&'!( )* !+,- . &/ !"$0 !1& !2 3* !+,- 435 &6 $7 ,8 ,9 &6&: ,; !/ $<,- &=

“Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga dia menyukai (menginginkan) bagi saudaranya apayang dia sukai bagi dirinya sendiri”

Maksudnya adalah apa saja yang berbentuk kebaikan, sebagaimana dijelaskan pada riwayatyang lain; yaitu perkara-perkara kebaikan secara umum. Karena itu, inginkanlah kebaikanbagi saudaramu sebagiamana kau menginginkannya untuk dirimu. Janganlah engkau hasadkepada seorang pun dalam perkara apa saja dari karunia yang Allah berikan kepadanya.

Page 49: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

kepada seorang pun dalam perkara apa saja dari karunia yang Allah berikan kepadanya.

Berkaitan dengan harta, misalnya. Jika Allah memberi harta kepada saudaramu, sementaraengkau tidak berharta, atau hartamu sedikit, saudaramu terpandang dan memiliki banyakharta, sehingga engkau terperangah melihat tindak-tanduknya, takjub dengan benda-bendayang dibelinya, terheran-heran dengan kondisi dan kedermawanannya, dan seterusnya, makapujilah Allah yang telah menjadikan saudaramu berada pada martabat seperti ini, seolah-olahengkau juga berada pada martabat tersebut. Kondisikanlah dirimu untuk merasakan apayang Allah karuniakan kepada saudaramu seolah-olah Allah juga mengaruniakannyakepadamu.

Contoh lain berkaitan dengan ilmu. Sebagian manusia tidak gembira dengan ilmu yang Allahanugerahkan kepada saudaranya. Ia mendengar saudaranya membahas sebuah masalahdengan baik, menjadi pembicara yang baik di tempat tertentu, berkhutbah dengan bagus,memberi pengaruh kepada masyarakat dengan ilmunya, menyampaikan ilmu dengan baik,dan yang semisalnya, maka semua kelebihan ini terbayang dalam batinnya, sehingga ia tidaksuka saudaranya berada pada martabat tersebut, dalam kondisi seperti itu. Hal ini tidakdibolehkan. Termasuk hak persaudaraan adalah engkau gembira jika saudaramu berilmu.Apabila engkau tidak seperti dia dalam keilmuan, ilmumu berada di bawahnya, ia lebihtajam pemahamannya, lebih kuat hafalannya, atau yang semisalnya, maka pujilah Allah yangtelah menjadikan dan menyiapkan dari umat Islam seseorang yang menunaikan kewajiban ini(yaitu menuntut ilmu dan menyebarkannya, pen), sementara ia sangat cemerlang dalam ilmu.Janganlah engkau dengki kepada saudara-saudaramu pada ilmu mereka.

Hasad (dengki) adalah penyakit yang membinasakan sekaligus menghilangkan kebaikan.Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

!"!# !$%&' !()*+&' ,- ,.%/!0 ) !1 !. 23)!+ !4 !$%&' ,- ,.%/!5 ,6*728!9 !: ,;) !$*<&' != %> ,.)*52?

“Hati-hatilah kalian terhadap saling hasad, karena hasad memakan kebaikan sebagaimana api memakankayu bakar.”[4]

Hasad itu terkadang pada ilmu, harta, atau kedudukan. Banyak perkara yang bisamenimbulkan hasad.

Dua orang yang bersaudara dan bersahabat. Yang satu memandang bahwa saudaranya lebihdiutamakan darinya, lebih didengar dalam majelis, lebih terpandang, dan lebih dimuliakan,padahal pada hakekatnya tidak demikian (itu hanyalah perasaannya saja, pen), makaperasaannya ini menjadikan hatinya tidak sreg terhadap saudaranya. Hal ini tidak boleh dantermasuk hasad. Sementara wajib baginya adalah untuk membebaskan diri dari hasad, karenahasad hukumnya haram. Semestinya ia menginginkan bagi saudaranya apa yang ia inginkanbagi dirinya berupa kebaikan-kebaikan, dan bersikap seolah-olah kenikmatan yang Allahanugerahkan kepada saudaranya itu Allah anugerahkan kepadanya.

Begitu juga dalam agama dan keshalihan. Sebagian manusia mendapat anugerah dari Allahdengan dibukakan salah satu pintu ibadah, sehingga ia menjadi orang yang banyak puasa

Page 50: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

dengan dibukakan salah satu pintu ibadah, sehingga ia menjadi orang yang banyak puasaatau shalat.

Imam Malik pernah ditanya, “Engkau adalah seorang Imam. Kedudukanmu mulia dihadapan manusia. Namun sepertinya kami tidak melihatmu banyak beribadah, banyak shalat,banyak puasa, dan tidak berjihad di jalan Allah.” Maka berkatalah Imam Malik kepada orangtadi, “Sesungguhnya di antara manusia ada yang Allah bukakan baginya pintu shalat, adayang Allah bukakan baginya pintu puasa, ada yang Allah bukakan baginya pintu sedekah,ada yang Allah bukakan baginya pintu jihad di jalan Allah, dan ada yang Allah bukakanbaginya pintu ilmu. Telah dibukakan bagiku pintu ilmu, dan saya ridha dengan apa yangAllah bukakan bagiku.”

Manusia itu beraneka ragam.

Jika seseorang melihat saudaranya banyak beribadah sehingga orang-orang pun memujinya,sedangkan ia tidak gembira terhadap hal itu, maka bisa saja ia kemudian menyebarkan aibsaudaranya, atau perkataan saudaranya yang keliru. Pokoknya ia menyebarkan sesuatu yangbisa mengurangi martabat saudaranya. Hal ini tidaklah semestinya ia lakukan. Semestinya iamencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya. Ia berusaha agar saudaranya dipujiorang, meskipun saudaranya tidak tahu usaha baiknya tersebut. Sebab, perkaranya bukanlahdi hadapan manusia, namun di hadapan Allah. Bahkan perkaranya adalah mengikhlaskanhati dan membersihkan jiwa, sehingga tidak ada tujuan jiwa kecuali Allah. Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

!" #$%&' () !*(+ (, !" #$%- !.#/#0 1(&%2 #3#4!5(6 !7%$(& (, !" #$ %8'(9 !:(+ 1(&%2 (; (, !" #< %= (. #> 1(&%2 #3#4!5(6(; (?/&@ AB%+

“Sesungguhnya Allah tidaklah memandang kepada rupa-rupa kalian, juga tidak pada jasad-jasad kaliantetapi Allah melihat pada hati-hati kalian dan amal perbuatan kalian.”[5]

Allah melihat hati dan melihat amal perbuatan. Terkadang ada orang yang tidak dikenal dantersembunyi, tiada seorang pun yang mengetahuinya, namun ternyata di sisi Allah ia beradapada tempat yang agung. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

#C A3(-( (D %?/&@ 1(/ (* (" (9!0(+ !.(& !7(8 %?/&@ %E'(F %* !7 %8 AB%2

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat orang-orang yang kalau dia bersumpah atas namaAllah, maka Allah akan menunaikan (mengabulkan) sumpahnya.”[6]

Masih ada hak-hak persaudaraan lain yang akan saya sebutkan dua di antaranya, yaitu hakkesembilan dan kesepuluh. Kalian perhatikan kedua hak tersebut, lalu kalian jabarkan sendirisebagaimana penjelasan kami.Hak kesembilan

Hendaknya antara engkau dan saudaramu terjalin kerjasama dalam kebaikan dankebajikan. Allah telah memerintahkan hal ini dalam firman-Nya:

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan ketakwaan dan

Page 51: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan ketakwaan danjanganlah kalian saling tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran” (al-Maa-idah: 2)Hak kesepuluh

Terakhir, hendaknya di antara sesama saudara terjadi musyawarah dan kesatuan. Janganlahsalah seorang dari mereka memutuskan perkaranya sendiri, namun hendaknyadimusyawarahkan. Allah telah memuji orang-orang beriman yang bermusyawarah dalamfirman-Nya:

!" #$%&'(#)%* #+%,-!)#. !/ !0 -12 '3 !4 #+%5!)#6!7 8 !0 #$ %9 #+%, %: #3!; !4

“Dan urusan mereka (diputuskan) dengan bermusyawarah di antara mereka, dan mereka menafkahkansebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka” (asy-Syuura: 38)

Dua hak ini, yaitu hak kesembilan dan kesepuluh, butuh penjelasan panjang lebar, namunsayangnya waktu terbatas.[7]

Saya mohon kepada Allah agar menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang salingmencintai karena Allah, yang Allah nantinya berkata kepada mereka:

<=> '? 1@'A 1B '? !@ !C #$!* <=> 'D #<'E #+%5F> '?%; !C #$!6#GH ,<'G !I !J'7 !" #$F7- !K!L %2 #GH !M#*!;

“Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena Aku, maka pada hari ini Aku naungi merekadibawah naungan-Ku, di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Ku.”[8]

Aku mohon kepada Allah agar menjadikan aku dan kalian termasuk orang-orang yang salingtolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, termasuk orang-orang yang salingnasihat-menasihati dalam hal ini, orang-orang yang berkorban demi kebaikan, membukapintu-pintu kebaikan dan menutup pintu-pintu kejelekan, menjadikan kita termasuk orang-orang yang mencari wajah Allah dengan amalan mereka, dan mengaruniakan semua itukepada kita. Sesungguhnya tidak ada daya dan upaya kecuali dengan idzin-Nya. Kita mohonkepada Allah agar mengampuni kita, kedua orang tua kita, dan saudara-saudara kita yangtelah mendahului kita dengan keimanan, juga mengampuni saudara-saudara kita kaummuslimin secara umum. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita menuju apa yangdiridhai-Nya. Shalawat, salam, dan keberkahan semoga tercurahkan kepada Nabi kitaMuhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.[9]

Yogyakarta, 15 Agustus 2005

Penerjemah : Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja

Artikel: www.firanda.com

Page 52: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

Catatan Kaki:

[1] HR At-Tirmidzi (2499), dan beliau berkata, "Hadits hasan gharib,” serta Ibnu Majah (4251).

[2] Lihat pembahasannya lebih lanjut pada risalah kami yang berjudul Kaidah-Kaidah HajrMenurut Ibnu Taimiyyah.

[3] Berkata Syaikh Ibnu 'Utsaimin: “Para ulama berselisih tentang definisi hasad. Sebagianulama mendefinisikan hasad adalah keinginan agar kenikmatan yang ada pada orang lain(saudaranya) hilang (baik kenikmatan tersebut berupa harta, kedudukan, atau ilmu). Ulamayang lainnya mendefinisikan bahwa hasad adalah benci terhadap kenikmatan yang Allahkaruniakan kepada orang lain (saudaranya). Definisi kedua inilah yang dipilih oleh SyaikhulIslam Ibnu Taimiyyah. Beliau berkata, 'Jika seorang hamba benci terhadap kenikmatan yangAllah anugerahkan kepada selainnya, maka dia telah hasad terhadapnya, walaupun dia tidakberkeinginan agar kenikmatan tersebut hilang darinya'. Beliau juga berkata, 'Merupakan halyang maklum bahwa konsekuensi dari membenci yaitu keinginan agar kenikmatan tersebuthilang (dari saudaranya)'. Definisi Ibnu Taimiyyah ini lebih detail. Hanya sekedar engkaubenci bahwa Allah telah memberi suatu kenikmatan terhadap saudaramu berarti engkau telahhasad kepadanya” Syarh al-Arba’iin an-Nawawiyyah.

[4] HR. Abu Dawud (4903).

Hadits ini dha'if. Di dalam sanadnya terdapat rawi yang majhul.

Lihat penjelasaan al-Arna-uth dalam komentarnya terhadap Jaami’ al-'Ulum (II/261).

[5] HR Muslim (2564).

[6] HR Al-Bukhari (6894). Lihat al-Fath (XII/279).

[7] Karena risalah ini pada asalnya adalah ceramah beliau dalam satu majelis.

[8] HR Muslim (2566), dari hadits Abu Hurairah, kitab al-Adab, bab Fadhlul Hubb fillah.

[9] Sampai di sini akhir nasehat dari Syaikh Shalih Alu Syaikh –hafizhahulllah-.

firanda.com

http://firanda.com/index.php/artikel/7-adab-a-akhlaq/66-hak-hak-persaudaraan-bag-6-maafkanlah-sau

Page 53: Hak-Hak Persaudaraan (bag. 1) - ebooks-islam.fuwafuwa.infoebooks-islam.fuwafuwa.info/_Firanda Andirja/Hak-Hak Persaudaraan.pdf · atas ketaatan kepada Allah, saling tolong-menolong

khlaq/66-hak-hak-persaudaraan-bag-6-maafkanlah-saudara-kita-yang-bersalah-bergembirallah-dengan-karunia-allah-padanya-

http://goo.gl/DXQ6U