hadist tentang lalat

63
HADIST TENTANG LALAT Abu daud hadits No. 3346 Kitab 21 : makanan Bab 1446 : lalat yang masuk ke dalam makanan َ الَ قَ ةَ رْ يَ رُ ه يِ بَ ْ نَ عِ ّ يِ رُ بْ قَ مْ ل ٍ د يِ عَ سْ نَ عَ انَ لْ جَ عِ نْ ب ْ نَ ع. ِ لَ ّ 0 ضَ 0 فُ مْ ل َ نْ ب يِ 0 نْ عَ يٌ رْ 7 شِ ب اَ 0 يَ : ثَ ّ دَ حٍ لَ يْ 0 نَ حُ نْ بُ دَ مْ حَ اَ 0 يَ : ثَ ّ دَ حِ هِ احَ 0 نَ جِ ب يِ قَ ّ تَ ثُ هَ ّ 0 نِ H َ وً اءَ 0 فِ 7 سِ رَ 0 خN اْ ل يِ 0 فَ وً ء َ . دِ هْ يَ ح اَ 0 نَ حِ دَ حَ يِ 0 فَ ّ نِ H اَ 0 قُ وةُ لُ فْ م اَ 0 قْ مُ كِ دَ حَ ِ اءَ 0 نِ H يِ 0 فُ ابَ نُ ّ 0 لد َ عَ قَ و َ 0 دِ H َ مَ ّ لَ سَ . وِ هْ يَ لَ عُ َ ّ يَ ّ لَ صِ َ ّ ُ ولُ سَ رَ الَ قُ هُ ّ لُ كُ هْ سِ مْ 0 غَ تْ لَ 0 قُ ء َ ّ لد ِ ه يِ 0 ف يِ 0 دَ ّ ل Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika ada lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang dari kalian maka celupkanlah lalat tersebut, karena sesungguhnya di dalam salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat. Sesungguhnya lalat tersebut melindungi diri dengan sayap yang padanya terdapat penyakit, maka celupkanlah semuannya!" Riwayat Perawi : 1. Abdur Rahman bin shakhr (kalangan : sahabat, kunyah : abu hurairoh,negeri : madinah, wafat :57 H, Komentar ibnu Hajar asqolani: Sahabat) 2. Sa’id bin abi sa’id kaisan (Kalangan: Tabi’in pertengahan,kunyah : Abu Sa’ad,negeri hidup : madinah, wafat : 123 H,Komentar: Abu Hatim ar Rozy;shoduq,abu zur’ah:tsiqoh) 3. Muhammad bin Ajlan (Kalangan : Tabi’ut tabi’in pertengahan, kunyah : abu Abdullah, negeri hidup : Madinah, wafat 148 H,komentar: abu hatim;tsiqoh,ahmad bin hanbal;tsiqoh) 4. Bisyir bin al mufadldlol lahiq (Kalangan Tabi’ut tabi’in kalangan pertengahan,kunyah: abu ismail, negeri hidup : Bashroh, Wafat: 187 H, Komentar: Abu Hatim;tsiqoh, Abu zur’ah;tsiqoh) 5. Ahmad bin muhammad bin hambal bin hilal bin asad (kalangan:tabi’ul atba’ kalangan tua, kunyah : Abu Abdullah,

Upload: havid-tri-cahyono

Post on 04-Jul-2015

416 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: HADIST TENTANG LALAT

HADIST TENTANG LALAT

Abu daud hadits No. 3346

Kitab 21 : makanan

Bab 1446 : lalat yang masuk ke dalam makanan

ة� �ر� ي ه�ر� ي ب� أ ع�ن� �ري� �م�ق�ب ال عيد� س� ع�ن� ن� ع�ج�ال� �ن اب ع�ن� �م�ف�ض�ل ال �ن� اب ي �ع�ن ي ر" ش� ب �ا �ن د�ث ح� �ل� �ب ن ح� �ن� ب �ح�م�د� أ �ا �ن د�ث ح�

ق�ال�

د�اء( �ه ي �اح� ن ج� �ح�د أ في �ن ف�إ �وه� ف�ام�ق�ل �م� �ح�دك أ �اء ن إ في �اب� الذ9ب و�ق�ع� ذ�ا إ �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه الل س�ول� ر� ق�ال�9ه� �ل ك ه� �غ�مس� �ي ف�ل الد�اء� فيه �ذي ال �احه ن ج� ب �قي �ت ي �ه� ن و�إ ف�اء( ش خ�ر اآل� و�في

Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Hanbal] telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadldlal] dari [Ibnu 'Ajlan] dari [Sa'id Al Maqburi] dari [Abu Hurairah] ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika ada lalat jatuh ke dalam bejana salah seorang dari kalian maka celupkanlah lalat tersebut, karena sesungguhnya di dalam salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat. Sesungguhnya lalat tersebut melindungi diri dengan sayap yang padanya terdapat penyakit, maka celupkanlah semuannya!"

Riwayat Perawi :

1. Abdur Rahman bin shakhr (kalangan : sahabat, kunyah : abu hurairoh,negeri : madinah, wafat :57 H, Komentar ibnu Hajar asqolani: Sahabat)

2. Sa’id bin abi sa’id kaisan (Kalangan: Tabi’in pertengahan,kunyah : Abu Sa’ad,negeri hidup : madinah, wafat : 123 H,Komentar: Abu Hatim ar Rozy;shoduq,abu zur’ah:tsiqoh)

3. Muhammad bin Ajlan (Kalangan : Tabi’ut tabi’in pertengahan, kunyah : abu Abdullah, negeri hidup : Madinah, wafat 148 H,komentar: abu hatim;tsiqoh,ahmad bin hanbal;tsiqoh)

4. Bisyir bin al mufadldlol lahiq (Kalangan Tabi’ut tabi’in kalangan pertengahan,kunyah: abu ismail, negeri hidup : Bashroh, Wafat: 187 H, Komentar: Abu Hatim;tsiqoh, Abu zur’ah;tsiqoh)

5. Ahmad bin muhammad bin hambal bin hilal bin asad (kalangan:tabi’ul atba’ kalangan tua, kunyah : Abu Abdullah, negeri hidup : baghdad, wafat 241 H, komentar : Abu zur’ah Ar Rozy ; hafal 1 juta hadist, al Ajli : tsiqoh tsabat)

Shohih Bukhori Hadist No. 3073

ق�ال� �ن� �ي ن ح� �ن� ب �د� �ي ع�ب ي ن �ر� ب خ�� أ ق�ال� � م ل م�س� �ن� ب �ة� �ب ع�ت ي �ن د�ث ح� ق�ال� ل� ال� ب �ن� ب �م�ان� �ي ل س� �ا �ن د�ث ح� �د� ل م�خ� �ن� ب د� ال خ� �ا �ن د�ث ح�

�ق�ول� ي �ه� ع�ن �ه� الل ضي� ر� ة� �ر� ي ه�ر� �ا �ب أ مع�ت� س�

ح�د�ى إ في �ن ف�إ �زع�ه� �ن ي ل ��م ث ه� �غ�مس� �ي ف�ل �م� �ح�دك أ اب ر� ش� في �اب� الذ9ب و�ق�ع� ذ�ا إ �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى ي9 �ب الن ق�ال�ف�اء( ش �خ�ر�ى و�األ� د�اء( �ه ي �اح� ن ج�

Telah bercerita kepada kami [Khalid bin Makhlad] telah menceritakan kepada kami [Sulaiman bin Bilal] berkata; telah bercerita kepadaku [Utbah bin Muslim] berkata; telah mengabarkan kepadaku

Page 2: HADIST TENTANG LALAT

[Ubaid bin Hunain] berkata; saya mendengar [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika ada seekor lalat yang terjatuh pada minuman kalian maka tenggelamkan kemudian angkatlah, karena pada satu sayapnya penyakit dan sayap lainnya terdapat obatnya."

Shohih bukhori No. 5336

�ني ب م�و�ل�ى �ن� �ي ن ح� �ن ب �د �ي ع�ب ع�ن� � �م �ي ت ي �ن ب م�و�ل�ى � م ل م�س� �ن ب �ة� �ب ع�ت ع�ن� ج�ع�ف�ر� �ن� ب م�اعيل� س� إ �ا �ن د�ث ح� �ة� �ب �ي ق�ت �ا �ن د�ث ح��ه� ع�ن �ه� الل ضي� ر� ة� �ر� ي ه�ر� ي ب

� أ ع�ن� �ق� ي ر� ز�

�ن ف�إ ح�ه� �ط�ر� ي ل ��م ث �ه� �ل ك ه� �غ�مس� �ي ف�ل �م� �ح�دك أ �اء ن إ في �اب� الذ9ب و�ق�ع� ذ�ا إ ق�ال� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه الل س�ول� ر� ��ن أد�اء( خ�ر اآل� و�في ف�اء( ش �ه ي �اح� ن ج� �ح�د أ في

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ja'far] dari ['Utbah bin Muslim] mantan budak Bani Taim dari ['Ubaid bin Hunain] mantan budak Bani Zuraiq dari [Abu Hurairah] radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila seekor lalat hinggap di tempat minum salah seorang dari kalian, hendaknya ia mencelupkan ke dalam minuman tersebut, kemudian membuangnya, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat penawarnya."

Kajian pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Lalat, senin, 1 Nov 2010, pkl 10.25

Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya; lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang[1]. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut.[rujukan?]

Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran yang sangat canggih.

[sunting] Referensi

Page 3: HADIST TENTANG LALAT

^Hidayat, P. (2005) Pengenalan ordo dan beberapa famili serta anggota spesiesnya (format PDF, diakses 8 Maret 2006). Slide matakuliah Pengantar Perlindungan Tanaman. Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor.

http://indrayogi.multiply.com/reviews/item/17, senin, 1 Nov 2010, pkl 10.25

“Jika ada seekor lalat jatuh di tempat minum salah seorang diantara kalian, maka celupkanlah seluruh tubuhnya.Kemudian buanglah.Sebab salah satu sayapnya mengandung penyakit sementara sayap yang lain mengandung obatnya” [HR.Malik, Abu Hurairah]

Hadist ini ada didalam kitab Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah wa Syai’un min Fiqiha wa Fawa’idiha halaman 74, yang ditulis dan diteliti keshahihannya oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, seorang muhaddist (ahli hadist) abad 20.Kitab ini baru ada jilid pertama dan sudah ada dalam bentuk terjemah bahasa Indonesia terbitan Qisthi Press.

Tentang hadist diatas, kelihatannya hadits tersebut meragukan, tidak ilmiah dan tersangkal (Dr. Maurice Bucaille juga termasuk yang menyangkalnya). Menurut rasional yang ilmiah bahkan anak SD kelas VI pun pasti tahu, bahwa lalat adalah binatang kotor, yang makanannya adalah bangkai, kotoran manusia dan hewan, sampah dan sebagainya.

Lalat juga menyebarkan berbagai penyakit mulai Kholera, Diare, Desentry, Thypus, TBC, dan sebagainya. Hal ini disebabkan lalat adalah media berbagai kuman penyakit (carier patogen) mulai bakteri patogen bahkan virus penyebab berbagai penyakit, yang menempel di badannya. Pelajaran inipun pernah kita terima ketika masih di SD yaitu di pelajaran IPA khususnya Ilmu Pengetahuan Hayat (biologi).

Sungguh tidak “masuk akal” hadist di atas. Wajar saja bila Dr. Maurice Bucaille yang merupakan seorang dokter ahli bedah asal Perancis yang sudah masuk Islam-pun menyangsikan hadits tersebut.

Secara rasional dan logika, mungkin hal ini benar dan hadist di atas “ngawur”. Tapi kalau anda sempat/pernah membaca di koran Republika, terbitan hari Sabtu tanggal 1 Mei 2004 yang lalu, mungkin pendapat anda akan berubah. Koran tersebut menurunkan sebuah tulisan, dengan judul: “Lalat Antara Penyakit dan Obat”.

Pada bagian tulisan tersebut dalam kolom/insert penulis kutip sebagai berikut. Bahwa studi yang dilakukan oleh Universitas Colorado di Amerika menunjukkan bahwa lalat tidak hanya berperan sebagai karier patogen (penyebab penyakit) saja, tetapi juga membawa mikrobiota yang dapat bermanfaat.

Mikrobiota di dalam tubuh lalat ini berupa sel berbentuk longitudinal yang hidup sebagai parasit di daerah abdomen (perut) mereka. Untuk melengkapi siklus hidup mereka, sel ini berpindah ke tubulus-tubulus respiratori dari lalat. Jika lalat dicelupkan ke dalam cairan, maka sel-sel tadi akan ke

Page 4: HADIST TENTANG LALAT

luar dari tubulus ke cairan tersebut.

Mikrobiota ini adalah suatu bakteriofag yang tak lain adalah virus yang menyerang virus lain serta bakteri. Virus ini dapat dibiakkan untuk menyerang organisme lain. Bakteriofag sendiri saat ini sedang dikembangkan sebagai terapi (pengobatan) bakteri terbaru.

Penelitian ini dilakukan seiring dengan meningkatnya spesies bakteri yang semakin resisten (kebal) dengan obat-obatan antibiotik yang tersedia. Mikrobiota yang terkandung di lalat ternyata juga mengeluarkan suatu metabolit aromatik yang menekan siklus hidup plasmodium sebagai patogen yang terkandung di beberapa jenis lalat.

Penelitian paling mutakhir dilakukan oleh perusahaan farmasi Glaxo Smith-Kline yang tengah mensponsori penelitian Dr. Joanna Clarke dari Universitas Maquarie. Pada mulanya penelitian menunjukkan bahwa pada satu sayap pada bakterinya, sedangkan sayap yang lain ada proteinnya. Kemudian Clarke dalam penelitian selanjutnya berusaha membuktikan bahwa lalat mempunyai kemampuan untuk menghasilkan antibiotik.

Sejauh ini penelitian itu telah menemukan bahwa empat spesies yang ia teliti (termasuk lalat rumah) memproduksi berbagai bentuk antibiotik pada berbagai bentuk antibiotik pada berbagai stadium dari siklus hidupnya. “Penelitian tersebut dipublikasikan tahun 2002, namun sampai sekarang belum diketahui kelanjutannya, “kata spesialis penyakit dalam dr. Rawan Broto, SpPD.

Walaupun dalam prakteknya akan sulit bagi kita untuk mencelupkan keseluruhan badan lalat ke dalam makanan, paling tidak kebenaran hadist ini akhirnya terbukti setelah sekian lama mengundang kontroversi dikalangan para ilmuwan.

http://darowi.wordpress.com/hadits-yang-terbukti-secara-ilmiah/, senin, 1 Nov 2010, Pkl. 10.25

1. Hadits Tentang Lalat.

Segala puji bagi Allah, kesejahteraan dan keselamatansemoga tercurah pada Rasulullah saw, keluarga dan Shahabatnya. Dalam hadits shahih bahwa Rasulullah saw bersabda:

اآلخر وفي داء، جناحيه أحد في فإن ليطرحه، ثم كله فليغمسه أحدكم إناء في الذباب وقع إذا( هريرة. ( أبي حديث من البخاري رواه دواء

Jika lalat hinggap di gelas kalian semua maka tenggelamkanlah kemudian buanglah, karena di salah satu sayapnya ada penyakit, dan sayap lainnya ada obat. Bukhari meriwayatkan

Page 5: HADIST TENTANG LALAT

dari Abu Hurairah. Hadits yang mengandung 2 hal ini dikatakan tidak begitu dikenal pada ulama terdahulu:

Yang pertama: bahwa lalat pembawa penyakit dan hal ini dikenal oleh semua orang.Yang kedua: tidak diketahui orang banyak bahwa sayap yang satunya membawa semacam anti-bakteri yang sangat baik juga. Penelitian ini ditulis oleh Dr Azzedine Jawwalah dengan subjek untuk mengatarkan apa yang kita bahas ini, ia mengatakan: sebelum mempelajari masalah ini perlu diingat hal berikut:

1 – Hal ini diketahui sejak lama bahwa beberapa serangga berguna sebagai ” obat” mungkin berada dalam satu serangga tunggal, karena itu sengat kalajengking ada racun yang “beguna” dan unsur unsur dari bagian racun itu mengandung manfaat, Karena itu para ilmuwan berkata: “Kami telah menemukan bahwa salah satu sayap lalat mengandung penyakit, dan sayap lainnya mengandung obat penyembuh sebagai keajaiban ciptaan Allah SWT dan bukti penciptaan yang nampak, seperti antara lain:lebah yang keluar minuman madu yang berguna dari perutnya dan mungkin dalam sengat kalajengking berakibat iritasi dan penyakit dan perlu obat bila terkena sengatnya.

2 – Dalam pengobatan: vaksin bisa ular beracun dibuat dari bisa serangga, kalajengking, atau bisa ular, namun manfaatnya dapat mengurangi nyeri kanker juga.

3 – obat modern diekstrak dari bahan kotoran sebagai obat yang penting sebagai seni pengobatan dengan pengolahan terbalik “Vabannslin” cetakan dari ekstrak, dan “streptomisin” dari debu kuburan …. Dll, atau lebih tepatnya dari cetakan jamur (spora) parasit dan debu kuburan.

Adapun yang terjadi, dengan alasan dan teori bahwa lalat kotor dari serangga ini memiliki bahan yang berguna mencegah penyakit, dimana parasit kotor atau bakteri itu dapat menjadi obat penyakit dan membunuh kuman yang juga dibawanya.

4 – Diketahui dalam seni bakteri bahwa bakteri “toksin ” adalah bahan yang terpisah dari bakteri, dan “toksin ” ini Jika masuk dalam tubuh hewan terbukti menjadi antibodi , dan memiliki kemampuan untuk menyabot toksin ” hingga toksin itu habis dimakan bakteri, yang disebut mikrobisida.

Apakah tidak mungkin mengatakan bahwa lalat itu memakan bakteri dari apa yang dimakan, jadi di dalam tubuh lalat, mikrobisida adalah objek antibodi, seperti tersebut di atas, dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan mikroba patogen yang ditularkan oleh lalat pada makanan dan minuman, kalau lalat masuk makanan hanya perlu menangkapnya dan menenggelamkan kedalamnya kemudian membuangnya keluar maka antibodi akan-menghancurkan- Bakteri dan menghilangkan resiko terjadinya penyakit.

Selain apa yang telah dikatakan Dr Azzedine , suatu penelitian kedokteran Mesir yang dilakukan oleh Mahmoud Kamal dan Mohamed Abd El-Munim Hussein, menunjukkan apa yang diungkapkan hadist Nabi saw, mereka berkata: “Apa yang dikatakan literatur ilmiah: pada tahun 1871, ia menemukan Mr Jerman Brevled dari Universitas” Hale “di Jerman bahwasanya ada lalat rumah terinfeksi oleh genus parasit jamur yang disebut “Ambozamosqui” yaitu lalat yang ada parasit hidup sepanjang waktu dalam tubuhnya, kemudian ia melakukan penelitian di mana ia menemukan sejenis jamur yang bernama “Anthomofterali termasuk dalam” spesies yang paling penting berkembang pada jamur yang

Page 6: HADIST TENTANG LALAT

disebut Futurul Asyniyyah terkait dengan atau kesatuan, tipe jamur kedua disebut Futurul Asyniyyah Thafiliyyah, dan parasit ini menghabiskan hidupnya di lapisan lemak di dalam perut lalat berbentuk sel bulat di dalamnya terdapat ragi khusus yang akan disebutkan penjelasannya, kemudian sel bulat berubah menjadi panjang kemudian keluar dari lubang atau sendi antara cincin perut lalat dan berubah menjadi tubuh lalat.

Dan keluarnya sel tersebut adalah berfungsi untuk reproduksi jamur, dan fungsi ini, biji jamur terkumpul di dalam sel, dan hasilnya adalah meningkatkan tekanan internal sel, bahkan bila tekanan mencapai ke daya tertentu dimana tidak bisa ditahan maka dinding sel meledak dan menyebarlah bibit di luar dinding sel, biji ini memiliki pertahanan yang sangatkuat, biji ini menjaga jarak 2 cm di luar sel, dalam bentuk sebuah senapan mesin disertai dengan bahan peledak.

Pada kasus ini, jika kita melihat seekor lalat mati dan tertinggal di kaca maka kita lihat:A – akan bertabur berbagai jamur disekitar kakat tersebut.

B – dan terlihat pada bagian ketiga dan terakhir dari perut lalat dan di punggung terdapat sel bahan peledak, yang keluar dari benih, termasuk kepala sel berbentuk persegi panjang yang lebih dari yang disebutkan.Temuan sarjana modern mendukung pandangan “Brevld” dan menunjukkan sifat aneh dari jamur, yang hidup dalam perut lalat, termasuk:

1 – Pada tahun 1945, Professor dalam ilmu jamur yaitu “Langiron bahwa” mengungkapkan bahwa jamur ini selalu hidup dalam perut lalat dalam bentuk bundar yang di dalamnya terdapat ragi tertentu (enzim) sebuah degradasi yang kuat, bagian dari penyakit yang dibawa serangga-.

2 – Pada 1947-1950 memungkinkan para ilmuwan Inggris Arnestein, Cook, dan ilmuwan Roljus dari Swiss untuk mengisolasi substansi, disebut “Javasin” dikeluarkan dari jamur yang tinggal dalam lalat, dan dalam artikel ini mereka menunjukkan bahwa jamur ini membunuh anti-vital bakteri yang berbeda, termasuk bakteri gram negatif dan positif dan Aldesagntrella dan tifus .

3 – Pada tahun 1948, dikelola oleh Brian Curtis dan Hemeng dan Geevirs McGowan dari Britania untuk mengisolasi substansi anti-vital disebut “Klotezin” The Azloha untuk jamur berasal dari jamur genus yang sama yang hidup di lalat dan mempengaruhi bakteri gram negatif dan Kaltevoiid Aldisneytrella.

4 – Pada tahun 1949, memungkinkan 2 ilmuwan Ingris yaitu Komci dan Farmur dan ilmuwan lain dari Swiss, yaitu Garmand dan Ruth Athlnger dan Platz mengisolasi antigen dari vitalitas juga disebut “Aniatin” Azloha dari jamur termasuk jamur genus yang tinggal di lalat, dan menemukan pengaruh yang sangat efektif dan sangat kuat pada bakteri gram negatif dan beberapa jamur lain, disentri, tipus dan kolera.

5 – Pada tahun 1947 Movis mengisolasi bahan anti jamur –yang ditanam pada tubuh lalat yang sama, maka ditemukan pengaruh yang kuat terhadap kuman negatif, disentri, tipus dan sejenisnya, dan menemukan efek terhadap kuman penyebab timbulnya penyakit dari patogen yang kuat dengan masa inkubasi pendek, dan salah satu manfaat satu bahan ini dapat menyimpan lebih dari 1000 liter susu yang diberi kuman patogen tersebut.Dari semua itu, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Page 7: HADIST TENTANG LALAT

A – lalat yang hinggap pada sampah dan kotoran dan bahan yang kotor, pada kaki-kakinya tentu membawa banyak kuman penyakit berbahaya.

B – lalat yang terbang pada makanan atau minuman tetapi kakinya tidak menyentuh maka tidak terkontaminasi oleh lalat pembawa penyakit ,bila menyentuh maka terkontaminasi racun dari dalam atau kuman penyakit.

T – Jika Anda mengambil lalat dari makanan dan dibuang tanpa mencelupkan ke dalam makanan atau minuman di tempat hinggapnya lalat, jika dimakan, tentu saja, tanpa disadari bakteri akan masuk, tumbuh dan berkembang, dan menyebabkan sakitnya.

W – Jika lalat tenggelam semua dalam makanan atau minuman apa yang terjadi? Jika terbenam semuanya maka terjadilah tekanan di dalam sel bawaan yang ada pada tubuh lalat kemudian muncul cairan di dalamnya yang meningkatkan tekanan dalam sel maka terjadilah ledakan dan keluar enzim pembawa kuman penyakit yang dihancurkan hingga mati karenanya, maka makanan atau minuman itu menjadi bersih dari kuman penyakit.

C – dan demikianlah ilmuwan melakukan riset untuk membuktikan hadits Nabi saw tentang pentingya menenggelamkan lalat dalam minuman atau makanan yang dihinggapi lalat agar keluar obat dari perutnya yang berfungsi sebagai vektor penyakit.

Diantara mu'jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yangharus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alatpembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudahbeliau ungkapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara.

Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci danbersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakitkemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat(penawarnya) pun tercelup ke air.

Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untukmengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususanpada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atauobat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karenaitu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhanbadannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukupuntuk menggagalkan "usaha lalat" dalam meracuni manusia, sebagaimanahal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalatmemproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan BakterYofaj, yaitu tempat tumbuhnya bakteri.

Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteripenyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekor

Page 8: HADIST TENTANG LALAT

lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkankeseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteritersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kitaMuhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan gambaran yangmenakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut.

Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ.Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang "hadits lalat ini"dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silamada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat.

Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudahdibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahunyang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagaipenyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalahdengan lalat.

Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalamperkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiahsesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudahdikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum parapakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini.

sumber: http://groups.yahoo.com/group/pangli...r/message/1649

Berikut ini adalah sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qâshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari :

1. Sâmi Ibrâhîm at-Tailî2. ‘Ậdil ‘Abdurrahmân al-Misnid3. Khâlid Dza’âr al-Utaibî

Yang dibimbing oleh Dr. Jamâl Hâmid, dan dikoordinasi oleh DR. Shâlih ash-Shâlih (seorang da’i terkenal di Eropa, pen.), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan ini mereka presentasikan ke acara ”Student Research Seminar” di Universitas Qâshim, KSA.

Metode yang mereka gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang mereh, yang mencair pada suhu 100oC dan memadat pada suhu 40oC yang tidak dapat dicerna oleh mikroba, pen.] kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.

Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu (1) sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan (2) sample air steril

Page 9: HADIST TENTANG LALAT

yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.

Setelah itu, sample air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut. Berikut ini adalah hasilnya.

Keterangan : Spesies Lalat A

Cawan Petri 1 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.

Hasil :

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Page 10: HADIST TENTANG LALAT

Keterangan : Spesies Lalat B

Cawan Petri 1 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.

Hasil :

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Page 11: HADIST TENTANG LALAT
Page 12: HADIST TENTANG LALAT

 

Keterangan : Spesies Lalat C

Cawan Petri 1 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.

Hasil :

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Staphylococcus sp., yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp. dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.

 

Kesimpulan :

Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan tanpa dicelup dan dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang signifikan. Hal ini membenarkan apa yang disabdakan oleh baginda Nabî yang mulia, Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit sekaligus penawarnya. Maha benar Allôh dan Maha benar Rasūlullâh Shallâllâhu alaihi wa Sallam.

(Taken part from: http://abusalma.wordpress.com/2007/11/23/mukjizat-hadits-lalat/)

Page 13: HADIST TENTANG LALAT

http://www.majalahinfovet.com/2007/10/parasit-lalat.html, senin 1 nop 2010

Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya; lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang.

Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut.

Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran yang sangat canggih.

Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi, http://abiubaidah.com/keajaiban-hadits-lalat.html/

KEAJAIBAN HADITS  LALAT[1]

Fenomena pengingkaran terhadap sunnah semakian menggeliat di masa kini. Berbagai media telah berjasa besar untuk propaganda tersebut. Semakin banyak kader-kader yang disiapkan

untuk menyerang hadits Nabi. Mereka menempuh beberapa jalur untuk menuju ke terminalnya, sekalipun berbeda jalannya namun tujuan tetap sama.

Imam asy-Syathibi menjelaskan metode ahli bid’ah tersebut dengan ucapannya:

“Mereka menolak hadits-hadits yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan dan madzhabnya. Mereka menuduhnya tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh dalil. Karenanya, mereka mengingkari adanya siksa kubur, jembatan, timbangan, melihat Allah di akherat. Demikian pula hadits lalat yang menerangkan bahwa salah satu sayapnya terdapat penyakit dan dalam sayap lainnya terdapat obat penawarnya dan lalat ini mendahulukan sayap yang mengandung penyakit, dan hadits-hadits lainnya yang shahih dan diriwayatkan dengan benar.

Terkadang mereka mengkritik para sahabat, tabi’in dan para pakar hadits yang telah disepakati tentang keadilan dan keahliannya dalam meriwayatkan hadits. Dan ini hanya

Page 14: HADIST TENTANG LALAT

sekedar alasan untuk menentang orang-orang yang dianggap bertentangan dengan madzhab mereka. Dan dalam kesempatan lain, mereka menolak fatwa para ulama ini dan mencomoohkannya di hadapan masyarkat awam agar mereka tidak mengikuti sunnah dan menjauhi para pembela sunnah”.[2]

Nah, diantara hadits yang kena getahnya adalah hadits lalat, dimana oleh sebagian kalangan hadits ini diklaim sebagai hadits yang palsu, tidak sesuai dengan rasio, hanya diriwayatkan oleh orang yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Benarkah suara-suara sumbang tersebut?! Atauah hanya sekedar ucapan yang terlontar tiada kendali?! Pembahasan berikut akan mencoba memberikan jawabannya.

A. TEKS HADITS

Ketahuilah wahai saudaraku seiman -semoga Allah selalu memberkahimu- bahwa hadits ini telah diriwayatkan oleh sejumlah para ulama ahli hadits dalam kitab-kitab mereka dari beberapa sahabat. Berikut perinciannya:

1. Hadits Abu Hurairah

ف,ي* : الذ3ب1اب. ع1 و1ق1 ,ذ1ا إ ال1 ق1 الله, و*ل1 س. ر1 Bأ1ن ة1 ي*ر1 ر1 ه. ب,ي*1 أ ع1ن*

د1ى إ,ح* ف,ي* Bإ,ن ف1 ه. ح* ل,ي1ط*ر1 Bث.م ك.لBه. ه. ل*ي1غ*م,س* ف1 د,ك.م* أ1ح1 ,ن1اء, إ Yاء ف1 ش, ر, اآلخ1 و1ف,ي* Yد1اء ي*ه, ن1اح1 ج1

Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Apabila lalat jatuh di bejana salah satu diantara kalian maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya”.

SHAHIH. Diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahihnya (3320, 5782), Ahmad dalam Musnadnya (2/229, 230, 246, 263, 340, 355, 388, 398, 443), Abu Dawud (3844), Ibnu Majah (3505), Ad-Darimi (2045), Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya (105), Ibnu Hibban dalam Shahihnya (1243, 5226), Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra (1/252), Ma’rifah Sunan wal Atsar 1/317 dan al-Khilafiyyat (933), At-Thahawi dalam Musykil Atsar (3291, 3295), Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah (2813), Ibnu Jarud dalam Al-Muntaqa (55), al-Khathib al-Baghdadi dalam Taali Tasybih (267), Ibnu Abdil Barr dalam at-Tamhid 1/337, adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala’ 6/322, Al-Fakihi dalam Fawaidnya (276), Ibnu Sakan -sebagaimana dalam At-Talkhis Habir Ibnu Hajar (1/38)-, dari beberapa jalan yang banyak dari Abu Hurairah.

Al-Baghawi berkata dalam Syarh Sunnah 11/259: “Hadits ini shahih”.

Ibnu Abdil Barr berkata dalam At-Tamhid 1/337: “Hadits ini diriwayatkan dari jalur yang amat banyak sekali dari sahabat Abu Sa’id dan Abu Hurairah. Semuanya shahih”.

Adz-Dzahabi berkata dalam Siyar 6/322: “Hadits ini sanadnya hasan lagi tinggi”.

Al-Albani berkata dalam Irwaul Ghalil 1/194: “Shahih”.

Abu Ubaidah -semoga Allah menambahkan ilmu baginya- berkata:

Page 15: HADIST TENTANG LALAT

“Hadits ini tidak punya cacat sedikitpun. Tidak ada satupun ahli hadits yang mengkritik dan melemahkannya, bahkan hadits ini diriwayatkan dan dishahihkan oleh sejumlah para imam ahli hadits, terutama Imam Bukhari, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Ibnu Hibban dan Ibnu

Jarud yang memilih hadits ini dalam kitab shahih mereka”.

2. Hadits Abu Sa’id Al-Khudri

د1 : أ1ح1 Bإ,ن ال1 ق1 الله, و*ل, س. ر1 ع1ن* aد*ر,ي ال*خ. dع,ي*د س1 ب,ي*1 أ ع1ن*

الطBع1ام, ف,ي* ع1 و1ق1 إ,ذ1ا ف1 gاء ف1 ش, ر1 و1اآلخ1 hم س1 الذ3ب1اب, ي* ن1اح1 ج1اء1 ف1 aالش ر. aي.ؤ1خ و1 Bم Bالس دaم. ي.ق1 ,نBه. إ ف1 ل.و*ه. ق. ام* ف1

Dari Abu Said Al-Khudri dari Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya pada salah satu diantara dua sayap lalat itu terdapat racun dan syap lainnya terdapat obat penawarnya.

Apabila lalat jatuh di makanan maka celupkanlah karena lalat mengedepankan racun dan mengakhirkan obat penawarnya”.

SHAHIH. Diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya (3/24, 67), Ibnu Majah (3504), Nasa’i (4259), Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra (1/253), At-Thayyalisi dalam Musnadnya (2188), Abu Ya’la dalam Musnadnya (2/65) dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya (1244) dan At-Tsiqat (2/102), Abu Ubaid dalam Gharib Hadits (2/214-215), al-Baghawi dalam Syarh Sunnah (2815), Abdu bin Humaid dalam al-Muntakhab (882), ath-Thahawi dalam Syarh Musykil Atsar (3289, 3290).

Ibnu Qutaibah berkata dalam Ta’wil Mukhtalif Hadits hal. 429: “Hadits ini shahih”.

Syaikh Al-Albani berkata dalam ash-Shahihah 1/95: “Sanad hadits ini shahih, para perawinya terpercaya, perawi Bukhari Muslim kecuali Sa’id bin Khalid Al-Qaridhi, dia seorang yang shaduq (hasan haditsnya -pent) sebagaimana dikatakan imam Ad-Dzahabi dan Al-Asyqalani”.

Abu Ishaq al-Huwaini berkata dalam Takhrij Kitab Al-Amradh wal Kaffarat karya adh-Dhiya’ hal. 124: “Sanadnya kuat”.

3. Hadits Anas bin Malik

د,ك.م* : أ1ح1 ,ن1اء, إ ف,ي* الذ3ب1اب. ع1 و1ق1 ,ذ1ا إ ال1 ق1 Bب,يBالن Bأ1ن dأ1ن1س ع1ن* Yاء ف1 ش, ر, اآلخ1 و1ف,ي* Yد1اء ي*ه, ن1اح1 ج1 د, أ1ح1 ف,ي* Bإ,ن ف1 ه. ل*ي1غ*م,س* ف1

Dari Anas bahwasanya Nabi bersabda: “Apabila lalat jatuh pada bejana salah satu diantara kalian, maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan sayap

lainnya terdapat obat”.

SHAHIH. Diriwayatkan At-Thabrani dalam Al-Aushat (5891), Al-Bazzar (2866) dan Ibnu Abi Khaitsamah dalam Tarikh Kabir sebagaimana dalam At-Talkhis (1/38), Ibnu Qutaibah dalam Ta’wil Mukhtalif Hadits hal. 429 dan diisyaratkan oleh ad-Darimi dalam Sunannya (2045).

Al-Haitsami dalam Majma’ Zawa’id (5/47): “Diriwayatkan Al-Bazzar dan para perawinya seluruhnya terpercaya dan diriwayatkan At-Thabrani dalam Al-Aushat”.

Page 16: HADIST TENTANG LALAT

Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (10/250): “Dikeluarkan Al-Bazzar dan para perawinya terpercaya”. Beliau juga berkata dalam At-Talkhis (1/38): “Sanadnya shahih”. Hal ini disetujui oleh Imam Syaukani dalam Nailul Authar (1/55) dan Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah (1/96).

4. Hadits Ka’ab al-Ahbar

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Dan diriwayatkan dari Qaotadah dari Anas dari Ka’ab al-Ahbar. Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Khaitsamah dalam Tarikh Kabir dalam bab riwayat sahabat dari tabi’in. Sanadnya shahih”.[3]

5. Hadits Ali bin Abi Thalib

Diriwayatkan oleh Ibnu Najjar.[4]

B. ARGUMEN PARA PENGKRITIK

Sebagian orang mementahkan hadits ini dengan argumen yang sangat lemah sekali, bahkan lebih lemah daripada sarang laba-laba.

Seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS. Al-Ankabut: 41)

Berikut komentar para pengkritik tersebut:

1. Dr. Hasan At-Thurabi dalam ceramahnya pada tanggal 12 Agustus 1982 M kepada para mahasisiwi di universitas Al-Khurthum mengatakan tentang hadits lalat ini: “Ini adalah masalah kedokteran. Perkataan dokter kafir lebih dipercaya daripada perkataan Nabi karena memang masalah ilmu kedokteran ini bukanlah bidangnya (Nabi)”. [5]

2. Mahmud Abu Rayyah[6] dalam Adhwa’ Islamiyyah[7] hal. 199 mengkritik hadits pembahasan dengan alasan karena hadits ini hanya diriwayatkan dari Abu Hurairah saja.

3. Abdul Waris Al-Kabir dalam Majalah Al-Arabi volume 82 hal. 144 kolom “Anda Bertanya Kami Menjawab” ketika ditanya tentang keabsahan hadits ini, dia menjawab: “Adapun hadits tentang lalat, dimana pada sayapnya ada penyakit serta obat penawarnya adalah hadits yang dha’if (lemah), bahkan secara akal hadits ini hanyalah dibuat-buat belaka. Sebab, sudah kita maklumi bersama bahwa lalat itu biasanya hinggap di tempat kotor dan membawa kotoran… Tidak ada seorang dokterpun yang mengatakan bahwa dalam sayap lalat itu ada obatnya. Hanya pembuat hadits palsu ini saja yang mengatakan hal itu. Seandainya hadits itu shahih, tentunya akan disingkap oleh ilmu kodekteran modern yang telah sepakat akan bahaya lalat dan menganjurkan untuk memberantasnya “. [8]

5. Orang-orang Syi’ah menolak hadits ini karena menurut mereka hadits ini hanyalah buatan Abu Hurairah saja. Buktinya hanya dia yang meriwayatkan hadits ini, tidak ada sahabat lainnya.

Dengan uraian di atas, dapat kita simpulkan argumen para pengingkar hadits ini dalam beberapa point berikut:

Page 17: HADIST TENTANG LALAT

1. Hadits ini hanya dibuat-buat saja.2. Kesendirian riwayat Abu Hurairah.3. Ilmu kedoteran belum menyingkapnya.4. Tidak masuk akal.

C. BANTAHAN TERHADAP SYUBHAT PARA PENGINGKAR HADITS

Ketahuilah wahai saudaraku seiman -semoga Allah selalu merahmatimu- bahwa tidak ada satu syubhatpun yang dilontarkan oleh para penyeleweng melainkan ahli haq dan pembela sunnah memiliki jawabannya karena Allah pasti memenangkan mereka.

Tidaklah mereka dating keadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.

(QS. Al-Furqon: 33)

Demikian juga syubuhat-syubuhat di atas, ternyata dalam timbangan ahli hadits hanyalah seperti bangunan yang siap untuk diruntuhkan berkeping-keping dengan senjata hujjah yang kuat.

Pertama: Anggapan mereka bahwa hadits ini hanya dibuat-buat

Jawaban: Ini merupakan kelancangan yang sangat. Karena hadits ini telah diriwayatkan oleh para ulama’ ahli hadits yang terpercaya dalam kitab-kitab mereka sebagaimana penjelasan di atas. Salah satunya adalah imam ahli hadits besar, Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya yang diakui oleh umat dan direstui mereka semua. Imam Nawawi berkata dalam Muqaddimah Syarh Shahih Muslim (1/24):

ب1ع*د1 ال*ك.ت.ب, Bح ص1أ1 Bأ1ن ع1ل1ى الله. م. م1ه. ح, ر1 اء. ال*ع.ل1م1 ق1 اتBف1

gل,م و1م.س* ار,ي3 ال*ب.خ1 ان, ي*ح1 ح, Bالص ي*ز, ال*ع1ز, آن, ر* ال*ق. . ا م1 ه. ح3 ص1

أ1 aار,ي ال*ب.خ1 و1ك,ت1اب. ب.و*ل, ب,ال*ق1 ة. Bااأل.م م1 ت*ه. Bت1ل1ق و1 Yة و1غ1ام,ض1 Yة ر1 ظ1اه, ع1ار,ف1 و1م1 ائ,د1 و1 ف1 ا م1 ه. أ1ك*ث1ر. و1

Para ulama semoga Allah merahmati mereka- telah bersepakat bahwa kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’an yang mulia adalah dua kitab shahih yaitu Bukhari dan Muslim serta diterima oleh umat. Dan kitab Bukhari lebih shahih dan lebih banyak faedah dan

pengetahuannya secara nampak dan tersembunyi.

Cukuplah sebagai hujjah bahwa tidak ada satupun ahli hadits yang melemahkan atau mengkritik hadits ini, karena mereka semua mengetahui bahwa hadits ini mencapai derajat yang sangat istimewa keabsahannya. Bahkan sebaliknya, orang-orang yang menyatakan bahwa hadits ini hanya dibuat-buat tidak dapat mendatangkan bukti akurat tentang pernyataannya.[9]

Sesungguhnya tindakan gegabah dalam menolak hadits dengan cara seperti ini merupakan serangan nyata terhadap kaum muslimin. Bagaimana tidak?! Tidak-kah mereka menyadari bahwa konsekuansi dari tindakan ini adalah mencela para perawi terpercaya dari kalangan salaf shalih dan menuding mereka dengan kebohongan, penipuan dan kejahilan?!! Tahukah

Page 18: HADIST TENTANG LALAT

anda kebohongan kepada siapa? Berbohong kepada Nabi yang merupakan dosa yang amat besar.  Saudaraku! Sesungguhnya para ulama salaf shalih adalah generasi yang paling mulia, berakhlak mulia, sangat takut kepada Allah. Lantas, setelah itu mereka dituding berbohong kepada Nabi?!! Hanya kepada Allah kita serahkan urusan kita[10].

Kedua: Anggapan mereka bahwa hadits ini hanya diriwayatkan Abu Hurairah saja

Jawaban: Ini merupakan kejahilan mereka tentang ilmu hadits. Sebab hadits ini bukan hanya diriwayatkan oleh Abu Hurairah saja bahkan didukung oleh riwayat Abu Sa’id Al-Khudri dan Anas bin Malik sebagaimana penjelasan di atas.

Aduhai, katakanlah padaku: “Apakah mereka tahu bahwa Abu Hurairah tidak sendirian dalam meriwayatkan hadits ini -sekalipun kalau sendirian juga tetap dijadikan hujjah- ataukah mereka tidak mengetahuinya?!”

Bila mereka mengetahuinya, lantas mengapa mereka mempersoalkan riwayat Abu Hurairah dan menipu umat dengan mengatakan bahwa Abu Hurairah sendirian dalam riwayat hadits ini?!

Dan bila mereka tidak mengetahuinya, lantas mengapa mereka tidak mau bertanya kepada ahli hadits dan percaya kepada perkataan mereka?! Alangkah indahnya ucapan seorang:

gي*ب1ة م.ص, ت,ل*ك1 ف1 ت1د*ر,ي* ال1 ك.ن*ت1 ك1.ن*ت1                             إ,ن* إ,ن* و1 أ1ع*ظ1م. ي*ب1ة. ال*م.ص, ف1 ت1د*ر,ي*

Bila engkau tak tahu, maka itu merupakan musibah

Dan bila engkau mengetahui, maka musibahnya lebih dahsyat.

Mengapa mereka begitu benci setengah mati terhadap sahabat Abu Hurairah, seorang sahabat yang dido’akan Nabi agar kuat ingatannya?! Mengapa mereka tidak menghormati seorang sahabat yang menyibukkan diri siang malam untuk menghafal hadits-hadits Nabi sehingga beliau tidak disibukkan oleh pertanian dan perdagangan?!

Wahai saudaraku, ketahuilah barangsiapa yang mencela sahabat Abu Hurairah, maka sesungguhnya dia ingin merusak aqidah Islamiyyah. Karena tujuan utama dari celaan mereka terhadap dirinya, bukanlah hanya pribadi Abu Hurairah saja, namun lebih dari itu mereka ingin merusak agama Islam. Sebab, apabila Abu Hurairah telah berhasil dicerca, maka ribuan hadits -yang merupakan sumber hukum agama- tentang Islam akan termentahkan[11]. Semoga Allah merahmati imam Abu Zur’ah yang telah mengatakan:

الله, و*ل, س. ر1 اب, ح1 ص*أ1 م,ن* دYا أ1ح1 ي1ن*ت1ق,ص. ل1 ج. Bالر 1ي*ت1 أ ر1 ,ذ1ا إ

, آن1 ر* ال*ق. و1 hق ح1 ن*د1ن1ا ع, و*ل1 س. Bالر Bأ1ن ذ1ل,ك1 و1 gن*د,ي*ق ز, 1نBه. أ اع*ل1م* ف1و*ل,, س. ر1 اب. ح1 ص*

أ1 ن1ن1 و1الس3 آن1 ر* ال*ق. ذ1ا ه1 ,ل1ي*ن1ا إ أ1دBى ا ,نBم1 إ و1 hق ح1ال*ك,ت1اب1, ا ل,ي.ب*ط,ل.و* د1ن1ا و* ه. ش. و*ا ح. ر1 ي1ج* أ1ن* ي*د.و*ن1 ي.ر, ا ,نBم1 إ و1 الله,

,gة ن1اد,ق1 ز1 و1ه.م* ل1ى و*أ1 م* ب,ه, ح. ر* ال*ج1 و1 نBة1 .و1الس3

Page 19: HADIST TENTANG LALAT

Apabila engkau mendapati orang yang mencela salah satu sahabat Nabi, maka ketahuilah bahwa dia adlah seorang zindiq (munafiq). Hal itu karena rasulullah adalah benar dan Al-Qur’an juga benar menurut (prinsip) kita. Dan orang yang menyampaikan Al-Qur;an dan

sunnah adalah para sahabat Nabi. Dan par pencela para saksi kita (sahabat) hanyalah bertujuan untuk menghancurkan Al-Qur’an dan sunnah. Mencela mereka lebih pantas.

Mereka adalah orang-orang zindiq.[12]

Berikut ini kami nukilkan tiga komentar ulama’ terhadap orang yang menolak hadits Abu Hurairah:

1. Imam Al-Hakim menukil perkataan imam Ibnu Khuzaimah: “Sesungguhnya orang yang mencela Abu Hurairah guna menolak haditsnya, tidak lain kecuali orang yang dibutakan hatinya oleh Allah sehingga mereka tidak memahami hadits-hadits Nabi. Orang kelompok Jahmiyyah menolak riwayat Abu Hurairah yang bertentangan dengan faham kekufuran mereka dengan mencela dan menuduhnya secara dusta dan bohong untuk menipu orang-orang awam yang bodoh. Orang kelompok khawarij yang menghalalkan darah kaum muslimin dan tidak taat terhadap khalifah/imam tatkala mendengarkan riwayat Abu Hurairah dari Nabi yang tidak sesuai dengan faham sesatnya, tiada cara lain untuk menghujatnya kecuali dengan senjata pamungkasnya; mencela Abu Hurairah…Demikian pula  orang jahil yang sok pintar fikih tatkala mendengar hadits Abu Hurairah yang bertentangan dengan madzhab yang dianutnya dengan taklid buta/membeo, dia mencela pribadi Abu Hurairah dan mementahkan haditsnya yang tidak sesuai dengan madzabnya dan memakai haditsnya yang sesuai dengan madzhabnya. Sebagian golongan telah mengingkari hadits-hadits riwayat Abu Hurairah yang mereka tidak fahami maksudnya…”[13]

2. Imam Dzahabi menceritakan dari Al-Qadhi Abu Thayyib, katanya: “Suatu kali, kami pernah ta’lim (pengajian) di masjid Jami’ Al-Manshur lalu tiba-tiba datang seorang pemuda dari Khurasan menanyakan perihal masalah “Al-Musharrah” serta meminta dalilnya sekaligus. Pertanyaan pemuda itupun dijawab dengan membawakan hadits Abu Hurairah tentangnya. Pemuda yang bermadzhab Hanafiyyah itu mengatakan dengan nada mencela: “Abu Hurairah tidak diterima haditsnya!!!”  Belum selesai ngomongnya, kemudian ada ular besar yang menjatuhinya dari atap masjid. Melihatnya, manusiapun berlarian ketakutan. Ular tersebut terus mengejar pemuda tadi yang sedang berlari. Dikatakan kepadanya: “Taubatlah! Taubatlah!”. Pemuda itu mengatakan: “Saya bertaubat”. Akhirnya, ular itupun hilang tiada membawa bekas”.

Imam Dzahabi berkomentar: “Sanadnya, para tokoh imam. Abu Hurairah merupakan sosok sahabat yang sangat kuat hafalannya terhadap hadits Nabi secara perhuruf dan beliau telah menyamapaikan hadits tentang “Al-Musharrah” secara lafadhnya. Maka wajib bagi kita untuk mengamalkannya. Inilah pokok masalah”.[14]

3. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengomentari sebagain Hanafiyyah tatkala menolak hadits dengan alasan karena diriwayatkan Abu Hurairah: “Perkataan seperti ini hanyalah merugikan diri sendiri. Rasanya, cukup hanya diceritakan begitu saja tanpa harus susah payah membantahnya”.[15]

Ketiga: Alasan mereka bahwa ilmu kedokteran belum menyingkapnya

Jawaban: Syaikh Al-Allamah Abdur Rahman bin Yahya Al-Mua’llimi berkata ketika membantah Abu Rayyah: “Seluruh ahli kedokteran mengakui bahwa mereka tidak

Page 20: HADIST TENTANG LALAT

mengilmui segala sesuatu. Karenanya, mereka selalu mengadakan penelitian dan penyelidikan satu demi satu. Lantas mengapa Abu Rayyah dan orang-orang semisalnya tidak percaya kalau Allah mengajarkan pada rasul-Nya ilmu yang belum dijangkau oleh ilmu kedokteran padahal Sang Pencipta dan Pengatur adalah pembuat syari’at?!!”. [16]

Sebenarnya hadits ini tidak bertentangan sama sekali dengan ilmu kedokteran bahkan mendukungnya karena Nabi menginformasikan bahwa dalam sayap lalat terdapat penyakit tetapi Nabi menambah suatu ilmu yang belum terjangkau oleh mereka yaitu “Pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya”. Maka sebagai seorang yang beriman kita harus percaya kepada hadits Nabi yang telah disifati oleh Allah (yang artinya) :

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

(QS. An-Najm: 3)

Kita lebih percaya kepada wahyu daripada penelitian manusia yang serba kekurangan.

Allah berfirman, yang artinya:

Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.

(QS. Al-Isra’: 85)

Terlepas dari apakah hadits ini bertentangan dengan ilmu kedokteran atau tidak, kita tetap mengatakan bahwa hadits ini benar adanya, apalagi telah terbukti dari beberapa penelitian ahli kedokteran yang membenarkan hadits ini[17] seperti pernah diungkapkan oleh seorang dokter di Yayasan Al-Hidayah Al-Islamiyyah Mesir mengenai hadits ini: “Lalat itu terbentuk dari bahan-bahan kotor yang penuh dengan kuman dan dapat menimbulkan beberapa penyakit yang beraneka macam. Lalat dapat menyebarkannya melalui kuku-kukunya dan memakan sebagian lainnya. Dengan demikian, maka pada jasadnya terdapat sesuatu beracun yang dalam ilmu kedokteran disebut “bakteri”. Bakteri ini akan membunuh kuman-kuman penyakit tadi sehingga kuman tidak dapat bertahan hidup atau berpengaruh pada diri seorang manusia bilamana bakteri tadi ada.

Pada sayap lalat terdapat keistimewaan, dia dapat memindah bakteri ke ujung sayap. Oleh karena itu, apabila sayap jatuh pada minuman atau makanan dan melepaskan kuman-kuman yang menempel di kukunya pada minuman tersebut, maka penangkal pertama yang paling potensial adalah bakteri yang berada dibawa oleh lalat di tenggorokan dengan salah satu sayapnya. Apabila ada obat penawar, maka obatnya sangat dekat dengannya. Dan mencelupnya lalu membuangnya adalah cara jitu untuk membunuh kuman-kuman yang menempel serta membendung dari pengaruh kuman pada diri manusia”. Keterangan serupa juga pernah disampaikan oleh dokter Al-Ustadz Sa’id As-Shuyuti, dokter Mahmud Kamal dan Muhammad Abdul Mun’im Husain sebagaimana dalam Majalah Al-Azhar.[18]

Saya (Ustadz Abu Ubaidah-editor) teringat ketika dalam suatu majlis ilmi di Masjid Ibnu Utsaimin, tatkala Syaikhuna Sami Muhammad (meanantu Syaikh Ibnu Utsaimin, kini pengganti Syaikh Ibnu Ustaimin di Unaizah-editor) menyindir hadits lalat, DR. Shalih ash-Shalih[19] mengabarkan bahwa dirinya dan beberapa muridnya telah mengadakan penelitian baru tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalap, akhirnya menemukan hasil yang menakjubkan sesuai dengan berita Nabi[20]. Segala puji bagi Allah.

Page 21: HADIST TENTANG LALAT

Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah[21]: “Ketahuilah bahwa pada lalat terdapat racun (kuman penyakit) yang terletak pada sengatnya yang merupakan senjata bagi dirinya. Jika ia jatuh atau hinggap pada sesuatu, maka yang pertama menyentuh adalah senjata tadi. Oleh sebab itulah Nabi Muhammad memerintahkan agar mencelupkan lalat itu ke dalam makanan atau minuman yang dihinggapinya. Tujuannya agar kuman penyakit itu menjadi tawar (tidak berfungsu lagi) dan hilanglah bahaya yang ditimbulkannya. Teori ini tidak pernah keluar dari para pakar dan pemuka ahli kedokteran, melainkan a merupakan percikan kemilauannya cahaya kenabian Muhammad. Dengan demikian, maka seorang dokter/tabib yang arif akan tunduk terhadap sistem kedokteran ini dan akan mengakui bahwa Rasulullah adalah makhluk yang paling sempurna dan dikuatkan oleh wahyu ilahi diluar jangkauan kekuatan manusia”.[22]

Keempat: Hadits ini bertentangan dengan akal (logika)

Mereka mengatakan: Bagaimana mungkin penyakit dan obat terhimpun dalam satu hewan. Ini tidak masuk akal?!

Jawab: Mengapa tidak masuk akal?! Akalnya siapa yang tidak dapat menerima hadits ini? Apakah anda tidak memperhatikan bahwa pada tawon/lebah terkumpul antara madu yang bermanfaat dan racun berbahaya! Demikian pula pada kalajengking terdapat penyakit serta obat penawarnya[23].

Imam Al-Khaththabi berkata dalam Ma’alimus Sunan (4/459): “Sebagian orang yang tak berakhlak mencela hadits ini seraya berceloteh: Bagaimana mungkin ini terjadi?! Bagaimana mungkin penyakit dan obat berkumpul dalam sayap lalat?! Bagaimana lalat mampu mengerti sehingga dia mengedepankan terlebih dahulu sayap yang berisi penyakit kemudian mengakhirkan sayap obat penawarnya?! Apa yang membuat lalat begitu pandai?!

Saya (Al-Khaththabi) berkata: “Ini adalah pertanyaan orang yang benar-benar jahil atau memang hanya pura-pura jahil. Seorang yang dapat merasakan kehidupan dirinya dan kehidupan hewan-hewan dia akan mendapati terkumpulnya panas dan dingin, kering dan basah yang saling berlawanan dimana apabila bertemu maka akan saling merusak tetapi Allah mampu untuk menyatukannya dan menjadikannya sebagai kekuatan hewan agar tidak ada orang yang ingkar akan terkumpulnya penyakit dan obat dalam satu hewan. Dia juga mengetahui bahwa Dzat yang mengajari lebah untuk membuat rumah yang sangat menakjubkan serta mengeluarkan madu dan Dzat yang mengajari semut agar mencari makanan pokok serta mmenyimpan untuk kebutuhan hidupnya, Dialah yang menciptaan lalat dan mengajarinya agar mengedepankan sayap penyakit dulu kemudian sayap obatnya. Semua itu adalah keinginan Allah untuk menguji hamba-Nya sebagai wujud ta’abbud (ibadah). Pada segala sesuatu terdapat pelajaran dan hikmah. Dan tidak ada yang dapat memahaminya kecuali orang-orang yang berakal”.[24]

Imam Ibnul Jauzi mengatakan: “Apa yang diungkapkan orang ini tidaklah aneh karena lebah saja dapat mengeluarkan madunya dari arah atas dan mengeluarkan racunnya dari arah bawah”. [25]

Imam Abu Ja’far ath-Thahawi berkata: “Kalau ada yang mengatakan dari manusia yang jahil tentang hadits Nabi: Apakah lalat bisa mendahulukan salah satu sayapnya karena suatu alasan dan mengakhirkan salah satu sayap lainnya karena alasan yang berbeda? Jawaban kita terhadap pertanyaan tersebut: Seandainya dia membaca Al-Qur’an dengan renuangan, niscaya dia akan mendapati kebenaran ucaan Nabi. Allah berfirman, yang artinya:

Page 22: HADIST TENTANG LALAT

Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”. (QS. An-Nahl: 68)

Jadi Allah-lah yang mewahyukan kepadanya agar mengerjakan apa yang Dia perintahkan kepadanya”.[26]

D. FATWA DAN KOMENTAR ULAMA TENTANG HADITS LALAT

Untuk melengkapi pembahasan ini agar bertambah ilmiyyah, maka penulis nukilkan sebagian fatwa dan komentar para ulama rabbaniyyun yang telah menjelaskan masalah hadits ini secara gamblang. Berikut komentar mereka:

1. Lajnah Daimah pernah ditanya tentang hadits ini, maka mereka menjawab: “Hadits ini sanadnya shahih diriwayatkan Bukhari dan memiliki penguat dari jalur Abu Said diriwayatkan Nasa’i dan Ibnu Majah  serta jalur Anas bin Malik diriwayatkan Al-Bazzar. Matan hadits ini juga tidak bertentangan dengan akal, lantaran akal tidak menjangkau bahwa pada dua sayap lalat terdapat penyakit dan obat. Hal itu hanyalah dapat diketahui lewat cara penelitian atau lewat informasi dari wahyu. Dan secara penelitian tidak dijumpai hal yang menegaskan akan hal ini. Hal itu hanyalah perasaan jijik yang timbul dari perasaan dan tabiat manusia. Adapun rasulullah, beliau tidak mengetahui masalah ini berdasarkan penelitian dan penyelidikan karena beliau adalah buta huruf tetapi beliau mengetahui berdasarkan informasi dari Allah yang menciptakan segala sesuatu

Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan) dan Dia Maha halus lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Mulk: 14)

Apabila hadits ini secara sanad adalah shahih dan bersumber dari Dzat yang mengetahui segala sesuatu melalui lisan Nabi yang jujur, maka wajib bagi kita untuk menegaskan keabsahan hadits ini. Sedangkan alasan bahwa hadits ini bertentangan dengan akal adalah alasan yang rapuh dan prasangka belaka yang harus dibuang sejauh mungkin. Dengan demikian, maka teranglah kebenaran dan lenyaplah kebatilan, sesungguhnya kebatilan pasti hancur musnah”. [27]

2. Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz mengatakan: “Adapun hadits tentang lalat, maka hadits tersebut berderajat shahih. Diriwayatkan Bukhari dalam Shahihnya dan mempunyai syawahid (penguat) dari hadits Abu Said Al-Khudri dan Anas bin Malik. Seluruhnya shahih dan diterima oleh umat. Barangsiapa yang mencela hadits ini, berarti dia adalah salah dan jahil, tidak boleh dianggap perkataannya. Dan salah juga orang yang menganggap bahwa hadits ini berkaitan dengan urusan dunia[28] sedangkan Nabi sendiri bersabda:

د.ن*ي1اك.م* ر, و* م.ب,أ. أ1ع*ل1م. 1ن*ت.م* أ

Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.

Alasannya, karena Rasul menegaskan akan hal ini dan mengambil hukum syar’i darinya. Tidaklah beliau mengatakan “Saya menyangka” tetapi tegas dan perintah. Hal ini menunjukkan bahwa hadits tersebut adalah syari’at dari Rasul karena beliau bersabda:

Page 23: HADIST TENTANG LALAT

Bث.م ك.لBه. ه. ل*ي1غ*م,س* ف1 د,ك.م* أ1ح1 اب, ر1 ش1 ف,ي* الذ3ب1اب. ع1 و1ق1 ,ذ1ا إه. ح* ل,ي1ط*ر1

Apabila lalat jatuh dalam minuman seorang diantara kalian, maka celupkanlah lalu buanglah.

Ini adalah perintah dan syari’at dari Rasul pada umatnya, sedangkan beliau tidak mungkin berbicara dengan hawa nafsu, tetapi hanya dari wahyu saja”. [29]

3. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan dalam bukunya “Makarimul Akhlaq” hal. 16-18: “Salah satu bentuk akhlak yang mulia terhadap Sang Pencipta adalah membenarkan segala berita-Nya dengan tiada keraguan secuilpun dalam hati karena berita Allah dibangun di atas ilmu dan kebenaran. Allah berfirman tentang diri-Nya:

Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan (nya daripada Allah? (QS. An-Nisa’: 87)

Konsekuensi dari pembenaran ini adalah menyakininya dengan mantap, membela dan berjuang mempertahankannya sehingga tidak ada sedikitpun keraguan dan kerancuan dalam masalah khabar Allah dan rasul-Nya. Apabila seorang hamba berakhlaq dengan akhlaq mulia ini, niscaya dia akan dapat menampik segala kerancuan yang dilancarkan oleh para pengacau agama baik internal, kaum muslimin yang menyimpang dan berbuat bid’ah dalam agama maupun eksternal, kaum kafirin yang sengaja menebarkan kerancuan di hati orang-orang Islam untuk menyesatkan dan menfitnah mereka.

Sebagai contoh, hadits tentang lalat. Dalam Shahih Bukhari dari sahabat Abu Hurairah bahwa Nabi pernah bersabda:

Bث.م ك.لBه. ه. ل*ي1غ*م,س* ف1 د,ك.م* أ1ح1 اب, ر1 ش1 ف,ي* الذ3ب1اب. ع1 و1ق1 ,ذ1ا إ Yاء ف1 ش, ر, اآلخ1 و1ف,ي* Yد1اء ي*ه, ن1اح1 ج1 د1ى إ,ح* ف,ي* Bإ,ن ف1 ه. ح* ل,ي1ط*ر1

Apabila lalat jatuh dalam minuman seorang diantara kalian, maka celupkanlah lalu buanglah karena pada satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat

obat penawarnya.

Hadits ini merupakan informasi dari Nabi. Sedangkan Nabi tidak mungkin berbicara berdasarkan hawa nafsunya, tetapi wahyu dari Allah sebab beliau adalah manusia yang tidak mengetahui ilmu ghaib.

Hadits seperti ini harus kita sikapi dengan akhlaq yang mulia yaitu menerimnya dengan tunduk dan pasrah walaupun banyak orang yang menentangnya. Karena kita yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa setiap yang menyelisihi hadits shahih pasti batil. Allah berfirman, yang artinya:

Maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?

(QS. Yunus: 32)”.

Page 24: HADIST TENTANG LALAT

Demikianlah pembahasan kita kali ini. Semoga Allah menjadikannya ikhlas mengaharap wajah-Nya dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

FAWAID HADITS[30]

Dalam hadits ini terdapat beberapa faedah dan hokum yang penting, diantaranya:

1. Kesempurnaan syari’at Islam, dimana dia menjelaskan secara gamblang masalah penyakit badan dan juga penyakit hati. Oleh karenanya, tidak ada satu permasalahanpun kecuali Allah dan rasulNya telah menjelaskannya.

2.  Kemampuan Allah yang telah menjadikan pada satu hewan dua hal yang kontradiksi yaitu penyakit dan obatnya. Semua ini menunjukkan bahwa Allah Maha mampu atas segala sesuatu.

3. Lalat itu suci  dan tidak najis, baik masih hidup maupun sesudah mati. Sebab seandainya najis, tentu Nabi akan memerintahkan supaya airnya dibuang.

4. Apabila lalat mati di air maka tidak menajiskan air tersebut. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama dan tidak diketahui adanya perselisihan tentangnya[31]. Demikian pula hewan yang tidak memiliki darah yang mengalir seperti semut, tawon, laba-laba dan sejenisnya. Segi pandalilannya, karena Nabi memerintahkan dalam hadits ini supaya kita mencelupkannya yang kemungkinan besar akan menyebabkan kematiannya. Nah, kalau hal itu menajiskannya maka Nabi akan memerintahkan supaya membuang minuman yang dihinggapi lalat, sedangkan Nabi tidak memerintahkan demikian[32].

5. Apabila lalat masuk ke minuman maka dianjurkan untuk mencelupkannya kemudian membuang lalatnya serta memanfaatkan minuman tersebut.

6. Hadits ini merupakan salah satu bukti keajaiban hadits Nabi. Sebab ilmu medis masa kini telah menyingkap bahwa pada lalat memang terdapat penyakit pada salah satu sayapnya dan obat pada sayap lainnya.

7. Anjuran untuk mencari sebab, karena Nabi menganjurkan untuk melawan penyakit dengan obatnya. Dan Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan juga obat penawarnya.

8. Boleh membunuh setiap hewan yang mengganggu dan menyakiti.

9. Tidak setiap sesuatu yang dianggap jijik oleh tabiat manusia itu dianggap najis dalam hukum syari’at.

10. Hendaknya manusia mengampil pelajaran dari segala sesuatu, sekalipun dari seekor lalat yang dianggap binatang hina.

Kita berdoa kepada Allah agar menguatkan keimanan dalam hati kita semua. Amiin.

[1] Tulisan pernah dimuat pada edisi 2/Th. III, namun kami angkat lagi dengan beberapa tambahan resensi dan revisi yang cukup banyak.

Page 25: HADIST TENTANG LALAT

[2] Al-I’tisham 1/294-295

[3] At-Talkhis al-Habir 1/38.

[4] Lihat al-Fathu al-Kabir 2/273.

[5] Lihat Ar-Raddu al-Qawim ala at-Turabi hal. 83 oleh Syaikh Amin Haj Muhammad.

[6] Mahmud Abu Rayyah adalah seorang yang sangat benci terhadap sunnah dan para pembelanya dari kalangan para sahabat, terutama sahabat mulia Abu Hurairah yang banyak meriwayatkan hadits. Diantara buku hasil goresan tangannya yang keji adalah Adhwa’ Islamiyyah ‘ala Sunnah Muhammadiyyah yang memuat pendapat para tokoh Mu’tazilah, Syia’ah dan oriantalis sehingga buku ini sangat menyenangkan musuh-musuh Islam. Oleh karena itulah, para ulama bangkit membantah kitab sesat tersebut seperti Syaikh Abdur Razzaq Hamzah dalam bukunya “Zhulumat Abu Rayyah” dan Syaikh Abdur Rahman bin Yahya al-Mu’allimi dalam bukunya Al-Anwar al-Kasyifah…”. (Lihat as-Sunnah wa Makanatuha Syaikh Musthafa as-Siba’I hal. 467 dan Zawabi’ fi Wajhi Sunnah Maqbul Ahmad hal. 81-85)

[7] Al-Allamah Syaikh Abdur Rahman bin Yahya al-Mu’allimi berkata dalam Muqaddimah al-Anwar al-Kasyifah: “Tatkala saya mencermati isi buku ini, ternyata telah tersusun rapi untuk menghujat dan mencela hadits Nabi”.

[8] Dinukil oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits As-Shahihah 1/98.

[9] Lihat komentar Syaikh Ahmad Syakir dalam Syarh Musnad Ahmad 6/553.

[10] Lihat al-Baits al-Hatsits Syaikh Ahmad Syakir 1/75.

[11] Imam Ibnu Hazm menegaskan dalam Jawami’ Sirah 275 bahwa Abu Hurairah meriwayatkan sebanyak 5374 hadits. Demikian juga Ibnul Jauzi dalam Talqih Fuhum Ahli Atsar 183 dan adz-Dzahabi dalam Siyar 2/632. DR. Muhammad Dhiya’ Rahman al-A’zhami telah mengumpulkan riwayat-riwayat Abu Hurairah dalam Musnad Imam Ahmad dan kutub sittah, beliau dapat mencapai 13336 hadits saja. Lihat Abu Hurairah fi Dhaui Marwiyyatihi hal. 76. (Dinukil dari Syarh Bulughul Maram al-Audah 1/275).

[12] Al-Kifayah fi Ilmi Riwayah hal. 48 oleh Al-Khathib Al-Baghdadi.

[13] Al-Mustadrak ‘ala As-Shahihahin (3/513)

[14] Siyar A’lam Nubala (1/618-619)

[15] Fathul Bari (4/364-365)

[16] al-Anwar al-Kasyifah hal. 221

[17] Ucapan ahli medis kita nukil untuk dua faedah: Pertama: Menambah kemantapan kita. Kedua: Bantahan terhadap pencela syari’at karena akal cekak mereka. Jadi kita tidak menolak semua ucapan para ahli medis dan kita juga tidak menerima semua omongan mereka. Kalau memang ucapan mereka bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah yang

Page 26: HADIST TENTANG LALAT

jelas, maka kita menolak ucapan mereka dan kita katakan: Akan datang suatu zaman, dimana manusia akan membuktikan kedustaan omongan kalian dan kebenaran Al-Qur’an dan Sunnah. (Fathu Dzil Jalali wal Ikram Ibnu Utsaimin 1/130).

[18] Lihat Silsilah Ahadits As-Shahihah al-Albani 1/97-98, Difa’ ‘an Sunnah Abu Syuhbah hal. 169, al-Ishabah fi Sihhah Hadits Dzubabah Khalil Ibrahim Mula Khathir hal. 133-178.

[19] Beliau adalah salah satu murid Syaikh Ibnu Utsaimin, ahli fisika dan biologi, aktif berdakwah dengan bahasa Inggris, wafat usai sholat jumat di masjid Nabawi, 22 Shofar 1429 H.

[20] Lihat juga Majalah Adz-Dzakhiroh Al-Islamiyah no. 3 Edisi 35 hlm. 21-23

[21] Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 4/252 mengisyaratkan penjelasan Ibnu Qayyim ini dengan tanpa menyebut namanya, tetapi beliau mensifatinya dengan ucapannya “Sebagian pakar ahli kedokteran”.

[22] Zadul Ma’ad (4/112-113)

[23] Lihat Faidhul Qadir 1/567 oleh Al-Munawi.

[24] Dinukil juga oleh al-Baghawi dalam Syarh Sunnah 11/261-262 dan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 10/252.

[25] Dinukil oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 10/252.

[26] Syarh Musykil Atsar 8/343

[27] Fatawa Lajnah Daimah 4/425.

[28] Lihat juga Syubuhat Haula Sunnah, Abdur Rozzaq ‘Afifi  hal. 15-44

[29] Majmu Fatawa wa Maqalat 6/373.

[30] Lihat Fathu Dzil Jalal wal Ikram Ibnu Utsaimin 1/130-134, Taudhihul Ahkam Ibnu Bassam 1/148, Tashil Ilmam Shalih al-Fauzan 1/62-63.

[31] Lihat al-Ausath Ibnul Mundzir 1/282.

[32] Zadul Ma’ad Ibnu Qayyim 4/102, Syarh Sunnah al-Baghawi 11/260)

Diantara mu'jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yangharus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alatpembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudahbeliau ungkapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara.

Page 27: HADIST TENTANG LALAT

Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci danbersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakitkemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat(penawarnya) pun tercelup ke air.

Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untukmengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususanpada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atauobat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karenaitu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhanbadannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukupuntuk menggagalkan "usaha lalat" dalam meracuni manusia, sebagaimanahal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalatmemproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan BakterYofaj, yaitu tempat tumbuhnya bakteri.

Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteripenyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekorlalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkankeseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteritersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kitaMuhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan gambaran yangmenakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut.

Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ.Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang "hadits lalat ini"dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silamada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat.

Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah

Page 28: HADIST TENTANG LALAT

dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahunyang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagaipenyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalahdengan lalat.

Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalamperkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiahsesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudahdikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum parapakar

Ahmad bin HanbalDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Ahmad bin Hanbal (781 - 855 M, 164 - 241 AH)[1] (Arab حنبل بن adalah seorang ( أحمدahli hadits dan teologi Islam. Ia lahir di Marw (saat ini bernama Mary di Turkmenistan, utara Afganistan dan utara Iran) di kota Baghdad, Irak. Kunyah beliau Abu Abdillah lengkapnya: Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi/ Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dikenal juga sebagai Imam Hambali.

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Biografi o 1.1 Awal mula Menuntut Ilmu o 1.2 Keadaan fisik beliau o 1.3 Keluarga beliau o 1.4 Kecerdasan beliau o 1.5 Pujian Ulama terhadap beliau o 1.6 Kezuhudannya o 1.7 Wara’ dan menjaga harga diri o 1.8 Tawadhu’ dengan kebaikannya o 1.9 Sabar dalam menuntut ilmu o 1.10 Hati-hati dalam berfatwa o 1.11 Kelurusan aqidahnya sebagai standar kebenaran o 1.12 Masa Fitnah o 1.13 Ahli hadits sekaligus juga Ahli Fiqih o 1.14 Guru-guru Beliau

2 Murid-murid Beliau 3 Wafat beliau 4 Karya Tulis

o 4.1 Karya-Karya Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah o 4.2 Menurut Imam Nadim, kitab berikut ini juga merupakan tulisan Imam Ahmad bin

Hanbal

Page 29: HADIST TENTANG LALAT

5 Referensi 6 Lihat pula 7 Pranala luar

[sunting] Biografi

[sunting] Awal mula Menuntut Ilmu

Ilmu yang pertama kali dikuasai adalah Al Qur’an hingga beliau hafal pada usia 15 tahun, beliau juga mahir baca-tulis dengan sempurna hingga dikenal sebagai orang yang terindah tulisannya. Lalu beliau mulai konsentrasi belajar ilmu hadits di awal umur 15 tahun itu pula. Beliau telah mempelajari Hadits sejak kecil dan untuk mempelajari Hadits ini beliau pernah pindah atau merantau ke Syam (Syiria), Hijaz, Yaman dan negara-negara lainnya sehingga beliau akhirnya menjadi tokoh ulama yang bertakwa, saleh, dan zuhud. Abu Zur'ah mengatakan bahwa kitabnya yang sebanyak 12 buah sudah belau hafal di luar kepala. Belaiu menghafal sampai sejuta hadits. Imam Syafi'i mengatakan tetang diri Imam Ahmad sebagai berikut :

"Setelah saya keluar dari Baghdad, tidak ada orang yang saya tinggalkan di sana yang lebih terpuji, lebih shaleh dan yang lebih berilmu daripada Ahmad bin Hambal"

Abdur Rozzaq Bin Hammam yang juga salah seorang guru beliau pernah berkata,

"Saya tidak pernah melihat orang se-faqih dan se-wara' Ahmad Bin Hanbal"[2]

[sunting] Keadaan fisik beliau

Muhammad bin ‘Abbas An-Nahwi bercerita, Saya pernah melihat Imam Ahmad bin Hambal, ternyata Badan beliau tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek, wajahnya tampan, di jenggotnya masih ada yang hitam. Ia senang berpakaian tebal, berwarna putih dan bersorban serta memakai kain. Yang lain mengatakan, “Kulitnya berwarna coklat (sawo matang)”

[sunting] Keluarga beliau

Beliau menikah pada umur 40 tahun dan mendapatkan keberkahan yang melimpah. Ia melahirkan dari istri-istrinya anak-anak yang shalih, yang mewarisi ilmunya, seperti Abdullah dan Shalih. Bahkan keduanya sangat banyak meriwayatkan ilmu dari bapaknya.

[sunting] Kecerdasan beliau

Putranya yang bernama Shalih mengatakan, Ayahku pernah bercerita, “Husyaim meninggal dunia saat saya berusia dua puluh tahun, kala itu saya telah hafal apa yang kudengar darinya”. Abdullah, putranya yang lain mengatakan, Ayahku pernah menyuruhku, “Ambillah kitab mushannaf Waki’ mana saja yang kamu kehendaki, lalu tanyakanlah yang kamu mau tentang matan nanti kuberitahu sanadnya, atau sebaliknya, kamu tanya tentang sanadnya nanti kuberitahu matannya”.

Page 30: HADIST TENTANG LALAT

Abu Zur’ah pernah ditanya, “Wahai Abu Zur’ah, siapakah yang lebih kuat hafalannya? Anda atau Imam Ahmad bin Hambal?” Beliau menjawab, “Ahmad”. Ia masih ditanya, “Bagaimana Anda tahu?” beliau menjawab, “Saya mendapati di bagian depan kitabnya tidak tercantum nama-nama perawi, karena beliau hafal nama-nama perawi tersebut, sedangkan saya tidak mampu melakukannya”. Abu Zur’ah mengatakan, “Imam Ahmad bin Hambal hafal satu juta hadits”.

[sunting] Pujian Ulama terhadap beliau

Abu Ja’far mengatakan, “Ahmad bin Hambal manusia yang sangat pemalu, sangat mulia dan sangat baik pergaulannya serta adabnya, banyak berfikir, tidak terdengar darinya kecuali mudzakarah hadits dan menyebut orang-orang shalih dengan penuh hormat dan tenang serta dengan ungkapan yang indah. Bila berjumpa dengan manusia, maka ia sangat ceria dan menghadapkan wajahnya kepadanya. Ia sangat rendah hati terhadap guru-gurunya serta menghormatinya”. Imam Asy-Syafi’i berkata, “Ahmad bin Hambal imam dalam delapan hal, Imam dalam hadits, Imam dalam Fiqih, Imam dalam bahasa, Imam dalam Al Qur’an, Imam dalam kefaqiran, Imam dalam kezuhudan, Imam dalam wara’ dan Imam dalam Sunnah”. Ibrahim Al Harbi memujinya, “Saya melihat Abu Abdillah Ahmad bin Hambal seolah Allah gabungkan padanya ilmu orang-orang terdahulu dan orang-orang belakangan dari berbagai disiplin ilmu”.

[sunting] Kezuhudannya

Beliau memakai peci yang dijahit sendiri. Dan kadang beliau keluar ke tempat kerja membawa kampak untuk bekerja dengan tangannya. Kadang juga beliau pergi ke warung membeli seikat kayu bakar dan barang lainnya lalu membawa dengan tangannya sendiri. Al Maimuni pernah berujar, “Rumah Abu Abdillah Ahmad bin Hambal sempit dan kecil”.

[sunting] Wara’ dan menjaga harga diri

Abu Isma’il At-Tirmidzi mengatakan, “Datang seorang lelaki membawa uang sebanyak sepuluh ribu (dirham) untuk beliau, namun beliau menolaknya”. Ada juga yang mengatakan, “Ada seseorang memberikan lima ratus dinar kepada Imam Ahmad namun beliau tidak mau menerimanya”. Juga pernah ada yang memberi tiga ribu dinar, namun beliau juga tidak mau menerimanya.

[sunting] Tawadhu’ dengan kebaikannya

Yahya bin Ma’in berkata, “Saya tidak pernah melihat orang yang seperti Imam Ahmad bin Hambal, saya berteman dengannya selama lima puluh tahun dan tidak pernah menjumpai dia membanggakan sedikitpun kebaikan yang ada padanya kepada kami”. Beliau (Imam Ahmad) mengatakan, “Saya ingin bersembunyi di lembah Makkah hingga saya tidak dikenal, saya diuji dengan popularitas”. Al Marrudzi berkata, “Saya belum pernah melihat orang fakir di suatu majlis yang lebih mulia kecuali di majlis Imam Ahmad, beliau perhatian terhadap orang fakir dan agak kurang perhatiannya terhadap ahli dunia (orang kaya), beliau bijak dan tidak tergesa-gesa terhadap orang fakir. Ia sangat rendah hati, begitu tinggi ketenangannya dan sangat memuka kharismanya”. Beliau pernah bermuka masam karena ada seseorang yang memujinya dengan mengatakan, “Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan atas jasamu kepada Islam?” beliau mengatakan, “Jangan begitu tetapi katakanlah, semoga Allah membalas kebaikan terhadap Islam atas jasanya kepadaku, siapa saya dan apa (jasa) saya?!”

Page 31: HADIST TENTANG LALAT

[sunting] Sabar dalam menuntut ilmu

Tatkala beliau pulang dari tempat Abdurrazzaq yang berada di Yaman, ada seseorang yang melihatnya di Makkah dalam keadaan sangat letih dan capai. Lalu ia mengajak bicara, maka Imam Ahmad mengatakan, “Ini lebih ringan dibandingkan faidah yang saya dapatkan dari Abdirrazzak”.

[sunting] Hati-hati dalam berfatwa

Zakariya bin Yahya pernah bertanya kepada beliau, “Berapa hadits yang harus dikuasai oleh seseorang hingga bisa menjadi mufti? Apakah cukup seratus ribu hadits? Beliau menjawab, “Tidak cukup”. Hingga akhirnya ia berkata, “Apakah cukup lima ratus ribu hadits?” beliau menjawab. “Saya harap demikian”.

[sunting] Kelurusan aqidahnya sebagai standar kebenaran

Ahmad bin Ibrahim Ad-Dauruqi mengatakan, “Siapa saja yang kamu ketahui mencela Imam Ahmad maka ragukanlah agamanya”. Sufyan bin Waki’ juga berkata, “Ahmad di sisi kami adalah cobaan, barangsiapa mencela beliau maka dia adalah orang fasik”.

[sunting] Masa Fitnah

Pemahaman Jahmiyyah belum berani terang-terangan pada masa khilafah Al Mahdi, Ar-Rasyid dan Al Amin, bahkan Ar-Rasyid pernah mengancam akan membunuh Bisyr bin Ghiyats Al Marisi yang mengatakan bahwa Al Qur’an adalah makhluq. Namun dia terus bersembunyi di masa khilafah Ar-Rasyid, baru setelah beliau wafat, dia menampakkan kebid’ahannya dan menyeru manusia kepada kesesatan ini.

Di masa khilafah Al Ma’mun, orang-orang jahmiyyah berhasil menjadikan paham jahmiyyah sebagai ajaran resmi negara, di antara ajarannya adalah menyatakan bahwa Al Qur’an makhluk. Lalu penguasa pun memaksa seluruh rakyatnya untuk mengatakan bahwa Al Qur’an makhluk, terutama para ulamanya. Barangsiapa mau menuruti dan tunduk kepada ajaran ini, maka dia selamat dari siksaan dan penderitaan. Bagi yang menolak dan bersikukuh dengan mengatakan bahwa Al Qur’an Kalamullah bukan makhluk maka dia akan mencicipi cambukan dan pukulan serta kurungan penjara.

Karena beratnya siksaan dan parahnya penderitaan banyak ulama yang tidak kuat menahannya yang akhirnya mengucapkan apa yang dituntut oleh penguasa zhalim meski cuma dalam lisan saja. Banyak yang membisiki Imam Ahmad bin Hambal untuk menyembunyikan keyakinannya agar selamat dari segala siksaan dan penderitaan, namun beliau menjawab, “Bagaimana kalian menyikapi hadits “Sesungguhnya orang-orang sebelum Khabbab, yaitu sabda Nabi Muhammad ada yang digergaji kepalanya namun tidak membuatnya berpaling dari agamanya”. HR. Bukhari 12/281. lalu beliau menegaskan, “Saya tidak peduli dengan kurungan penjara, penjara dan rumahku sama saja”.

Ketegaran dan ketabahan beliau dalam menghadapi cobaan yang menderanya digambarkan oleh Ishaq bin Ibrahim, “Saya belum pernah melihat seorang yang masuk ke penguasa lebih tegar dari Imam Ahmad bin Hambal, kami saat itu di mata penguasa hanya seperti lalat”.

Page 32: HADIST TENTANG LALAT

Di saat menghadapi terpaan fitnah yang sangat dahsyat dan deraan siksaan yang luar biasa, beliau masih berpikir jernih dan tidak emosi, tetap mengambil pelajaran meski datang dari orang yang lebih rendah ilmunya. Ia mengatakan, “Semenjak terjadinya fitnah saya belum pernah mendengar suatu kalimat yang lebih mengesankan dari kalimat yang diucapkan oleh seorang Arab Badui kepadaku, “Wahai Ahmad, jika anda terbunuh karena kebenaran maka anda mati syahid, dan jika anda selamat maka anda hidup mulia”. Maka hatiku bertambah kuat”.

[sunting] Ahli hadits sekaligus juga Ahli Fiqih

Ibnu ‘Aqil berkata, “Saya pernah mendengar hal yang sangat aneh dari orang-orang bodoh yang mengatakan, “Ahmad bukan ahli fiqih, tetapi hanya ahli hadits saja. Ini adalah puncaknya kebodohan, karena Imam Ahmad memiliki pendapat-pendapat yang didasarkan pada hadits yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia, bahkan beliau lebih unggul dari seniornya”.

Bahkan Imam Adz-Dzahabi berkata, “Demi Allah, beliau dalam fiqih sampai derajat Laits, Malik dan Asy-Syafi’i serta Abu Yusuf. Dalam zuhud dan wara’ beliau menyamai Fudhail dan Ibrahim bin Adham, dalam hafalan beliau setara dengan Syu’bah, Yahya Al Qaththan dan Ibnul Madini. Tetapi orang bodoh tidak mengetahui kadar dirinya, bagaimana mungkin dia mengetahui kadar orang lain!!

[sunting] Guru-guru Beliau

Imam Ahmad bin Hambal berguru kepada banyak ulama, jumlahnya lebih dari dua ratus delapan puluh yang tersebar di berbagai negeri, seperti di Makkah, Kufah, Bashrah, Baghdad, Yaman dan negeri lainnya. Di antara mereka adalah:

1. Ismail bin Ja’far 2. Abbad bin Abbad Al-Ataky 3. Umari bin Abdillah bin Khalid 4. Husyaim bin Basyir bin Qasim bin Dinar As-Sulami 5. Imam Asy-Syafi’i 6. Waki’ bin Jarrah 7. Ismail bin Ulayyah 8. Sufyan bin ‘Uyainah 9. Abdurrazaq 10. Ibrahim bin Ma’qil

[sunting] Murid-murid Beliau

Umumnya ahli hadits pernah belajar kepada imam Ahmad bin Hambal, dan belajar kepadanya juga ulama yang pernah menjadi gurunya, yang paling menonjol adalah:

1. Imam Bukhari 2. Muslim 3. Abu Daud 4. Nasai 5. Tirmidzi 6. Ibnu Majah

Page 33: HADIST TENTANG LALAT

7. Imam Asy-Syafi’i . Imam Ahmad juga pernah berguru kepadanya.8. Putranya, Shalih bin Imam Ahmad bin Hambal9. Putranya, Abdullah bin Imam Ahmad bin Hambal10. Keponakannya, Hambal bin Ishaq

[sunting] Wafat beliau

Setelah sakit sembilan hari, beliau Rahimahullah menghembuskan nafas terakhirnya di pagi hari Jum’at bertepatan dengan tanggal dua belas Rabi’ul Awwal 241 H pada umur 77 tahun. Jenazah beliau dihadiri delapan ratus ribu pelayat lelaki dan enam puluh ribu pelayat perempuan.

[sunting] Karya Tulis

Beliau menulis kitab al-Musnad al-Kabir yang termasuk sebesar-besarnya kitab "Musnad" dan sebaik baik karangan beliau dan sebaik baik penelitian Hadits. Ia tidak memasukkan dalam kitabnya selain yang dibutuhkan sebagai hujjah. Kitab Musnad ini berisi lebih dari 25.000 hadits.

Diantara karya Imam Ahmad adalah ensiklopedia hadits atau Musnad, disusun oleh anaknya dari ceramah (kajian-kajian) - kumpulan lebih dari 40 ribu hadits juga Kitab ash-Salat dan Kitab as-Sunnah.

[sunting] Karya-Karya Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah

1. Kitab Al Musnad, karya yang paling menakjubkan karena kitab ini memuat lebih dari dua puluh tujuh ribu hadits.

2. Kitab at-Tafsir, namun Adz-Dzahabi mengatakan, “Kitab ini hilang”.3. Kitab an-Nasikh wa al-Mansukh4. Kitab at-Tarikh5. Kitab Hadits Syu'bah6. Kitab al-Muqaddam wa al-Mu'akkhar fi al-Qur`an7. Kitab Jawabah al-Qur`an8. Kitab al-Manasik al-Kabir9. Kitab al-Manasik as-Saghir

[sunting] Menurut Imam Nadim, kitab berikut ini juga merupakan tulisan Imam Ahmad bin Hanbal

1. Kitab al-'Ilal2. Kitab al-Manasik3. Kitab az-Zuhd4. Kitab al-Iman5. Kitab al-Masa'il6. Kitab al-Asyribah ال7. Kitab al-Fadha'il8. Kitab Tha'ah ar-Rasul9. Kitab al-Fara'idh10. Kitab ar-Radd ala al-Jahmiyyah

Page 34: HADIST TENTANG LALAT

[sunting] Referensi

1. Disadur dari Biografi singkat para 'Ulama ahli hadist Abu rayyan (bicara) 09:47, 7 Agustus 2008 (UTC) Abu Rayyan

1. http://muslim-canada.org/hanbalschool.html2. Manaqib Imam Ahmad bin Hanbal, oleh Ibnul Jawzy, diteliti oleh Dr.'Abdullah Bin 'Abdul

Muhsin At Turky, Rektor Universitas Muhammad Bin Su'ud Al Islamiyyah di Arab Saudi

You are here: Tauhid Mukjizat Hadits Lalat : Studi Ilmiah Hadîts Lalat dalam Perspekstif Islâm dan Ilmu Medis Modern

Share on facebook

Mukjizat Hadits Lalat : Studi Ilmiah Hadîts Lalat dalam Perspekstif Islâm dan Ilmu Medis Modern

Tuesday, 04 November 2008 22:21

http://abusalma.wordpress.com

Oleh :

Abū Salmâ Muhammad Rachdie, S.Si

 

Sungguh, Allôh Azza wa Jalla telah menganugerahkan nikmat yang besar kepada ummat Muhammad Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam, yaitu Allôh jadikan agama mereka sebagai khôtimul Adyân (penutup agama-agama) dan menjadikan nabi mereka sebagai khôtimul Anbiyâ` (penutup para nabi) serta menjadikan mereka sebagai sebaik-baik ummat. Allôh juga berjanji untuk menjaga agama mereka, yang mashdar (sumber) pertamanya adalah al-Qur`ân al-’Azhîm kemudian as-Sunnah al-Muthohharoh. Maka barangsiapa yang berpegang dengan keduanya, niscaya Allôh akan menjaganya dari segala keburukan dan fitnah, dan cukuplah bagi kita, wasiat Nabî kita ’alaihi ash-Sholâtu was Salâm :

يردا ( ) حتى يتفرقا ولن ، وسنتي الله كتاب بهما تمسكتم ما بعدهم تضلوا لن شيئين فيكم تركتالحوض على

”Telah aku tinggalkan dua hal untuk kalian, yang kalian tidak akan pernah tersesat setelahnya selama kalian berpegang kepada keduanya, yaitu Kitabullâh dan sunnahku. Dan kalian tidak

Page 35: HADIST TENTANG LALAT

akan pernah berpisah sampai kalian menemui telagaku (di hari kiamat kelak).” [Dikeluarkan oleh Imâm Mâlik dan Hâkim, dan beliau menshahîhkannya].

Kita acap kali melihat adanya tulisan-tulisan yang berangkat dari kedengkian dan kebodohan, yang menyebarkan syubhât dan isykâlât (problema) seputar ayat-ayat dan hadîts- hadîts, baik dengan sengaja atau tidak, yang menimbulkan keragu-raguan dan kerancuan terhadap aqidah kaum muslimin. Sebagaimana yang dilakukan oleh kaum zanâdiqoh (orang-orang zindîq), mustasyriqîn (orientalis) dan ’ilmânîyîn (sekuler) [termasuk juga kaum liberalis dan rasionalis], terutama di negeri-negeri kâfir sehingga menyebabkan tasykîk (keragu-raguan) yang melanda kaum muslimin terhadap agamanya. Bisa juga hal ini disebabkan oleh kebodohan anak-anak kaum muslimin yang membebek terhadap setiap isu yang tidak benar, sehingga mereka ditimpa keragu-raguan oleh sebab syubhât dan racun-racun berbahaya yang menimpa pemikiran mereka. [disarikan dari Syubuhât wa Isykâlât haula Ba’dhil Ahâdîts wal Ậyât, Dârun Nasyr wat Tauzî’, hal. 35, cet. I, 1422].

Kaum muslimin yang berbahagia, sesungguhnya umat Islâm generasi awal telah bersepakat seluruhnya, bahwa sunnah nabawîyah merupakan marja’ (referensi/rujukan) kedua di dalam syariat Islam, baik di dalam masalah yang bersifat ghaibîyah i’tiqâdiyah (keimanan yang bersifat ghaib), ahkâm ‘amalîyahsiyâsîyah (politik) maupun tarbawîyah (pendidikan), dan tidak boleh menyelisihinya sedikit pun hanya karena ro’yu (pemikiran), ijtihâd ataupun qiyâs (analog) seseorang. Sebagaimana yang diutarakan oleh al-Imâm asy-Syâfi’î rahimahullâh di dalam akhir kitab “ar-Risâlah” : (hukum-hukum praktek),

موجود والخبر القياس يحل ال

“Tidak halal menggunakan qiyâs sedangkan khobar (hadîts) masih ada”

Dan yang semisal dengan ucapan beliau adalah, perkataan yang masyhūr dari ‘ulamâ` al-Ushūl al-Muta’âkhirîn (kontemporer), yaitu :

النظر بطل األثر ورد إذا

“Apabila atsar (hadîts) masih ada, pemikiran (pendapat) batal (tidak sah).”

Atau ucapan :

النص مورد في اجتهاد ال

”Tidak ada ijtihâd ketika nash (teks dalil) masih ada”

Karena sandaran dan landasan mereka adalah al-Kitâb al-Karîm dan as-Sunnah al-Muthohharoh. [Disarikan dari al-Hadîts Hujjatun Binafsihi fil Aqô`id wal Ahkâm, al-Imâm al-Albânî, softcopy http://sahab.org]

Setiap muslim wajib menerima segala apa yang disampaikan oleh Nabî Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam, karena sesungguhnya Nabî itu :

�وح�ى ي و�ح�ي" �ال إ ه�و� ن� إ �ه�و�ى ال ع�ن �طق� �ن ي و�م�ا

Page 36: HADIST TENTANG LALAT

”Tidaklah ia berucap dari hawa nafsunya melainkan ia berucap dari wahyu yang diwahyukan kepadanya.” (QS an-Najm : 3-4)

Setiap muslim wajib meyakini dan mengimani, bahwa apa saja yang disampaikan oleh Nabî, selama itu shahîh dan tetap dari beliau, maka itu pasti haq dan benar, walaupun seakan-akan hal itu sesuatu yang tidak masuk akal. Kaum muslimin wajib meyakini, bahwa seluruh ayat al-Qur`ân dan hadîts nabî yang shahîh pastilah tidak akan bertentangan dengan realitas dan fakta.

Di antara hadîts yang masih menjadi kontroversi di kalangan kaum muslimin adalah hadîts yang shahîh tentang lalat. Yaitu :

�ن� �ي ن ح� �ن� ب �د� �ي ع�ب ي ن �ر� ب خ�� أ ق�ال� � م ل م�س� �ن� ب �ة� �ب ع�ت ي �ن ح�د�ث ق�ال� ل� ال� ب �ن� ب �م�ان� �ي ل س� �ا �ن ح�د�ث �د� ل م�خ� �ن� ب د� ال خ� �ا �ن ح�د�ث

: في �اب� الذ9ب و�ق�ع� ذ�ا إ �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى ي9 �ب الن ق�ال� �ق�ول� ي �ه� ع�ن �ه� الل ضي� ر� ة� �ر� ي ه�ر� �ا �ب أ مع�ت� س� ق�ال�ف�اء( ش �خ�ر�ى و�األ� د�اء( �ه ي �اح� ن ج� ح�د�ى إ في �ن ف�إ �زع�ه� �ن ي ل ��م ث ه� �غ�مس� �ي ف�ل �م� �ح�دك أ اب ر� ش�

”Khâlid bin Makhlid menceritakan kepada kami, Sulaimân bin Bilâl menceritakan kepada kami, beliau berkata : ’Utsbah bin Muslim bercerita kepadaku bahwa beliau berkata : ’Ubaid bin Hunain mengabarkan kepadaku bahwa beliau berkata : Aku mendengar Abū Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat.”.” [Shahîh al-Bukhârî, bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum, XI:99, hadîts no. 3073]

Lafazh yang serupa juga diriwayatkan oleh al-Imâm al-Bukhârî di dalam Shâhîh-nya (bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fîl Inâ`, hâdîts no. 5336, XVIII:79)

م�و�ل�ى �ن� �ي ن ح� �ن ب �د �ي ع�ب ع�ن� � �م �ي ت ي �ن ب م�و�ل�ى � م ل م�س� �ن ب �ة� �ب ع�ت ع�ن� ج�ع�ف�ر� �ن� ب م�اعيل� س� إ �ا �ن ح�د�ث �ة� �ب �ي ق�ت �ا �ن ح�د�ث�اب� الذ9ب و�ق�ع� ذ�ا إ ق�ال� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه الل س�ول� ر� ��ن أ �ه� ع�ن �ه� الل ضي� ر� ة� �ر� ي ه�ر� ي ب

� أ ع�ن� �ق� ي ر� ز� ي �ن بد�اء( خ�ر اآل� و�في ف�اء( ش �ه ي �اح� ن ج� �ح�د أ في �ن ف�إ ح�ه� �ط�ر� ي ل ��م ث �ه� �ل ك ه� �غ�مس� �ي ف�ل �م� �ح�دك أ �اء ن إ في

”Qutaibah menceritakan kepada kami, Ismâ’îl bin Ja’far menceritakan kepada kami dari ’Utbah bin Muslim Maulâ (mantan budak) Banî Taim dari ’Ubaid bin Hunain Maulâ Banî Zuraiq dari Abu Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu, bahwa Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam wadah minum kalian, maka celupkanlah seluruh tubuhnya kemudian buanglah, karena sesungguhnya pada salah satu sayapnya terdapat obat dan pada sayap lainnya terdapat penyakit.”

Hadîts ini adalah hadîts yang shahîh tanpa ada keraguan sedikitpun. Al-Muhaddits al-Albânî rahimahullâh menshahîhkannya dalam as-Silsilah ash-Shahîhah (I/58-59), beliau berkata bahwa hadîts ini datang dari 3 sahabat, yaitu :

Pertama : Abū Hurairoh, darinya ada beberapa jalan :

1. Dari ‘Ubaid bin Hunain beliau berkata, Aku mendegar Abū Hurairoh berkata, kemudian beliau menyebutkan hadîtsnya. Jalan hadîts ini dikeluarkan oleh al-Bukhârî (II/329 dan IV/71-72), ad-Dârimî (II/99), Ibnu Mâjah (3505) dan Ahmad (II/398)

Page 37: HADIST TENTANG LALAT

2. Dari Sa’îd bin Abî Sa’îd dari Abū Hurairoh. Jalan hadîts ini dikeluarkan oleh Abū Dâwūd (3844) dari jalan Ahmad di dalam Musnad-nya (III/229,2466), al-Hasan bin ‘Arofah di dalam Juz`-nya (qôf I/91) dari jalan Muhammad bin ‘Ajlân dengan tambahan “Dan lalat itu berlindung dengan sayapnya yang di dalamnya terkandung penyakit, maka celupkanlah seluruh badannya” dan isnadnya hasan. Ibrâhîm bin Fadhl menyertai riwayat ini dari Sa’îd dengan riwayat yang sama. Dikeluarkan oleh Ahmad (II/443) dan Ibrâhîm ini adalah al-Makhzūmî al-Madanî, dia adalah seorang yang dha’îf.

3. Dari ‘Tsumâmah bin ‘Abdillâh bin Anas dari Abū Hurairoh. Jalan hadîts ini dikeluarkan oleh ad-Dârimî dan Ahmad (II/263,355,388) dan sanadnya shahîh menurut syarat Muslim.

4. Dari Muhammad bin Sîrîn dari Abū Hurairoh. Jalan hadîts ini dikeluarkan oleh Ahmad (II/355,388) dan sanadnya juga shahîh.

5. Dari Abū Shâlih dari Abū Hurairoh. Jalan hadîts ini dikeluarkan oleh Ahmad (II/340), al-Fâkihî dalam Hadits-nya (II/50/2) dengan sanad yang hasan.

Kedua : Abū Sa’îd al-Khudrî, dengan lafazh :

و ، السم يقدم فإنه ، فاملقوه ، الطعام في وقع فإذا ، شفاء اآلخر و سم الذباب جناحي أحد إنالشفاء يؤخر

“Sesungguhnya pada salah satu sayap lalat terdapat racun dan pada sayap lainnya obat. Apabila seekor lalat jatuh pada makanan, maka celupkanlah, karena ia akan mendahulukan mengeluarkan racun dan mengakhirkan mengeluarkan obat.”

Dikeluarkan oleh Ahmad (III/67), dengan jalur : Yazid meriwayatkan kepada kami, Ibnu Abî Dzi`b meriwayatkan kepada kami, dari Sa’îd bin Khâlid beliau berkata : Aku datang mengunjungi Abū Salamah dan beliau menghidangkan kepada kami bubur dan gandum, lalu seekor lalat jatuh pada makanan, namun Abū Salamah malah mencelupkan lalat itu dengan telunjuknya. Saya berkata : “Wahai paman, apa yang anda lakukan?”, beliau menjawab : “Sesungguhnya Abū Sa’îd al-Khudrî mengabarkan kepadaku dari Rasūlullâh Shallâllâhuu ‘alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda -menyebutkan hadîts di atas-.

Dikeluarkan pula oleh Ibnu Mâjah (3504) dengan jalur : Abū Bakr bin Abî Syaibah meriwayatkan kepada kami, Yazîd bin Hârūn menceritakan kepada kami secara marfu’ tanpa menceritakan kisah seperti di atas.

Ath-Thoyâlîsî juga meriwayatkan di dalam Musnad-nya (2188) : Ibnu Abi Dzi`b meriwayatkan kepada kami dari Abū Sa’îd al-Khudrî.

Diriwayatkan pula oleh an-Nasâ`î 9II/193), Abū Ya’lâ dalam Musnad-nya (qôf II/65) dan Ibnu Hibbân dalam ats-Tsiqôt (II/102).

Syaikh al-Albânî berkata : sanad hadîts ini shahîh dan rijâl (perawi)-nya tsiqât (kredibel) merupakan rijâlnya syaikhain (Bukhâri-Muslim) selain Sa’îd bin Khâlid, karena dia adalah al-Qôrizhî yang statusnya shodūq, sebagaimana dinyatakan oleh adz-Dzahabî dan al-‘Asqolânî.

Page 38: HADIST TENTANG LALAT

Ketiga : Hadîts Anas, diriwayatkan oleh al-Bazzâr dan rijâl-nya adalah rijâl yang shahîh. Diriwayatkan pula oleh ath-Thabrânî dalam al-Ausath sebagaimana pula di dalam Majma’uz Zawâ`id (V/38) dan oleh Ibnu Abî Khaitsamah di dalam Târîkh al-Kabîr-nya. Al-Hâfizh berkata : isnadnya shahîh, sebagaimana di dalam Nailul Authâr (I/55). [selesai ucapan Imâm al-Albânî Rahimahullâh dari as-Silsilah ash-Shahîhah I/58-59).

Kesimpulan : Hadîts ini shahîh dan isnadnya tsabat dari tiga sahabat yang mulia: Abū Hurairoh, Abū Sa’îd al-Khudrî dan Anas bin Malik Radhiyallâhu ‘anhum, tanpa menyisakan sedikitpun celah keragu-raguan atau penolakan terhadapnya.

Dengan waridnya isnad dari tiga sahabat ini, maka tertolaklah klaim para pengingkar sunnah dan pencelanya, baik dari kaum Syiah dan rasionalis ekstrem, yang menuduh dan menghujat Abū Hurairoh Radhiyallâhu ‘anhu dengan tuduhan-tuduhan dusta dan keji lagi tak berdasar, yang dengannya mereka menuduh bahwa hadîts ini tidak kuat, dikarenakan infirâd (bersendirinya) Abū Hurairoh dalam periwayatan. Sekiranya hadîts ini pun hanya datang dari riwayat Abū Hurairoh secara infirâd, tetap merupakan hujjah dan menjadi dalil.

Sebagian lagi membuat keragu-raguan terhadap hadîts ini, dengan asumsi bahwa hadîts ini menyelisihi realitas dan ilmu kedokteran. Menurut mereka, lalat itu adalah binatang kotor yang senang dengan hal-hal kotor. Apabila lalat jatuh pada makanan atau minuman, tentu saja lalat tersebut akan menularkan berbagai macam penyakit. Untuk itulah, sebagian mereka meng-‘ilal (mencacat) hadîts ini secara matan, dan memalingkan makna zhahirnya walaupun defajat hadîts ini shahîh.

Ironinya, diantara para penyebar tasykîk (keragu-raguan) terhadap hadîts ini adalah para tokoh Islâm yang dikenal akan kegigihannya di dalam membela Islâm dari tuduhan kaum orientalis dan kuffâr, semisal Syaikh Muhammad al-Ghozâlî, Mahmūd Syaltūt, al-Maraghî Rahimahumullâhu dan selainnya, termasuk pula DR. Yusuf al-Qaradhâwî wafaqonâllâhu wa iyâhu ila sabîlil haq.

Imâm al-Albâni Rahimahullâhu berkata :

“Sesungguhnya banyak orang merasa rancu dengan dengan hadîts ini, yang dianggap menyelisihi apa yang ditetapkan oleh para dokter, yaitu bahwa lalat itu membawa kuman-kuman penyakit yang apabila hinggap di makanan atau minuman, maka ia akan menyebarkan kuman-kuman tersebut. Realitanya sebenarnya hadîts ini tidak menyelisihi ilmu kedokteran sama sekali, bahkan menyokongnya. Karena hadîts ini memberitakan bahwa pada salah satu sayap lalat terdapat penyakit, namun ada tambahan informasi, yaitu pada sayap satunya ada obatnya.

Hal ini merupakan perkara yang ilmunya belum bisa diketahui secara pasti (saat ini, pent.), maka wajib mengimaninya apabila mereka mengaku sebagai kaum muslimin, atau tawaqquf (mendiamkan) apabila mereka bukan termasuk umat Islâm jika mereka termasuk orang yang berakal dan berilmu! Karena, ilmu yang benar itu menyatakan bahwa ketidaktahuan akan sesuatu tidak otomatis menyatakan sesuatu itu tidak ada...

Pakar kedokteran sendiri berbeda pendapat seputar masalah ini. Saya telah banyak membaca artikel-artikel di berbagai majalah, yang sebagiannya menyokong dan sebagiannya lagi membantah. Kami meyakini akan keshahîhan hadîts ini dan kami yakin bahwa Nabî Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam tidaklah berucap dari hawa nafsunya melainkan wahyu yang

Page 39: HADIST TENTANG LALAT

diwahyukan kepadanya. Kami tidaklah memusingkan banyaknya analisis yang dilakukan oleh pakar kedokteran tentangnya, karena hadîts adalah penjelas yang berdiri sendiri tidak butuh pengukuhan dari luar. Namun, jiwa ini akan semakin bertambah keimanannya apabila melihat hadîts yang selaras dengan ilmu modern yang benar.

Oleh karena itu, saya rasa cukup banyak faidahnya apabila saya menukilkan kepada para pembaca sekalian, ringkasan ceramah yang dihadiri oleh salah seorang pakar medis di Jum’îyah al-Hidâyah al-Islâmîyah di Mesir seputar hadîts ini. Beliau (pakar medis ini) berkata :

”Lalat hinggap di atas tempat-tempat jorok yang penuh dengan kuman-kuman berbagai penyakit. Sebagian kuman tersebut menempel di bagian tubuhnya dan sebagiannya lagi termakan. Oleh karena itulah di dalam tubuh lalat membentuk suatu (antibody) terhadap kuman tersebut berupa senyawa yang disebut oleh pakar kedokteran sebagai ”antibacterial”, dan antibacterial ini membunuh banyak kuman-kuman penyakit, sehingga tidak memungkinkan lagi bagi kuman-kuman tersebut tetap hidup atau memberikan pengaruh terhadap tubuh manusia dalam keadaan eksisnya antibacterial ini. Dan ada lagi kekhususan salah satu sayap lalat ini, yaitu ia memojokkan bakteri sampai ke ujungnya. Dengan demikian, apabila ada lalat yang jatuh ke dalam minuman atau makanan, ia akan menurunkan kuman yang menempel di tubuhnya pada minuman tersebut, karena kuman tersebut berada di bagian tubuhnya yang terdekat, dan yang pertama kali melindungi dari kuman ini adalah antibacterial yang dibawa lalat di dalam perutnya yang dekat dengan salah satu sayapnya, yang apabila ada penyakit maka obat penawarnya adalah pada bagian terdekat penyakit itu (yaitu di bagian sayap lainnya). Maka cukuplah kiranya untuk membunuh kuman itu dengan cara mencelupkan lalat tersebut (ke dalam minuman) kemudian membuangnya...” [selesai ucapan Imâm al-Albânî Rahimahullâh dari Silsîlah ash-Shahîhah (I/59) dengan diringkas].

Imâm al-Albânî Rahimahullâh melanjutkan :

“Kemudian saya pernah membaca Majalah “al-‘Arobî al-Kuwaitîyah” no. 82, hal. 144, artikel yang berjudul “Anta Tas`al wa Nahnu Nujîb” (Anda bertanya Kami menjawab), buah pena ‘Abdul Wârits Kabîr, yang memberikan jawaban atas pertanyaan mengenai hadîts lalat ini, apakah shahîh ataukah dha’îf? Dia menjawab :

“Adapun hadîts lalat dan penjelasan bahwa pada kedua sayapnya terhadap penyakit dan obatnya, maka hadîtsnya dha’îf. Bahkan hadîts tersebut secara akal adalah hadîts yang dibuat-buat, karena telah jelas bahwa lalat itu membawa kuman dan penyakit… Tidak ada seorangpun yang mengatakan bahwa pada satu sayap lalat terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat, melainkan orang yang memalsukan hadîts ini atau mengada-adakannya. Kalau hadîts ini shahîh, niscaya ilmu hadîts akan mengungkapkan bahayanya lalat dan mendorong untuk menjauhinya.”

(Imâm al-Albânî mengomentari) Ringkasnya, ucapan orang ini berangkat dari tipu muslihat dan kebodohannya yang harus dibongkar sebagai pembelaan terhadap hadîts Rasūlullâh Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam dan perlindungan padanya dari penipuan yang dilakukan orang ini dengan kata-kata yang dihiasinya (dengan kebodohan dan tipu muslihat). Saya (Imâm al-Albânî) katakan :

Pertama : ia menuduh bahwa hadîts ini dha’îf, yaitu dari bidang keilmuan hadîts dengan dalil ucapannya : “Bahkan hadîts tersebut secara akal adalah hadîts yang dibuat-buat”.

Page 40: HADIST TENTANG LALAT

Tuduhannya ini adalah tuduhan yang nyata-nyata bathil, yang dapat diketahui dari takhrîj hadîts yang telah dipaparkan sebelumnya dari jalan periwayatan tiga orang sahabat dari Rasūlullâh Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam, dan kesemuanya shahîh. Cukuplah bagi anda dalil atas hal ini bahwa tidak ada seorangpun ulama yang berpendapat bahwa hadîts ini dha’îf sebagaimana yang dilakukan oleh penulis yang buruk ini!

Kedua : ia menuduh bahwa hadîts ini secara akal adalah dibuat-buat. Tuduhannya ini tidak kalah jelasnya akan kebatilannya dibandingkan dengan tuduhannya pertama. Karena tuduhannya ini hanyalah sekedar tuduhan belaka, tanpa disokong oleh dalîl sedikitpun melainkan berangkat dari kebodohannya, yang tidak mungkin ia menguasainya sepenuhnya. Tidakkah anda melihat bahwa ia mengatakan : “Tidak ada seorangpun… Kalau hadîts ini shahîh, niscaya ilmu hadîts akan mengungkapkan…”

Apakah ilmu hadîts, wahai orang yang miskîn (ilmu), telah dapat mengetahui segala sesuatunya secara sempurna… padahal ahli hadîts apabila mendapatkan ilmu mereka mengatakan :

بجهلنا معرفة ازددنا ، أسراره و الكون في بما علما ازددنا كلما إننا

“Sesungguhnya kami, apabila bertambah ilmu kami tentang alam dan rahasianya, maka bertambahlah pengetahuan kami akan kebodohan kami.”

Karena yang benar adalah sebagaimana firman Allôh Tabâroka wa Ta’âlâ :

قليال إال العلم من أوتيتم ما و

“Dan tidaklah kami dianugerahi ilmu melainkan hanya sedikit.”

Ketiga : Kami telah menukilkan kepada anda sebelumnya apa yang telah ditetapkan oleh dunia kedokteran hari ini, bahwa lalat membawa di dalam perutnya apa yang disebut dengan “antibacterial” yang dapat membunuh kuman. Hal ini, walaupun belum bisa dikatakan membuktikan hadîts ini secara mendetail, namun secara umum telah cukup untuk mengingkari sang penulis dan orang semisalnya bahwa lalat memiliki penyakit dan obat sekaligus dalam tubuhnya. Bukannya tidak mungkin bahwa pada masa yang akan datang, akan tersingkaplah mukjizat Rasūlullâh Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam tentang tetapnya perincian masalah ini secara ilmiah.

حين بعد ، نبأه لتعلمن و

“Dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) beritanya setelah beberapa waktu lagi.” [Dinukil secara ringkas dari Silsîlah al-Ahâdîts ash-Shahîhah I/59-60].

Iya, apa yang syaikh Rahimahullâh katakan adalah benar, bahwa bukti-bukti ilmiah telah menjelaskan secara terperinci dan mendetail kebenaran hadîts lalat ini, sebagaimana akan saya jelaskan nanti. Hal yang sama juga diutarakan oleh Fadhîlatusy Syaikh ‘Athiyah Shaqr, salah satu mufti Mesir dan guru besar al-Azhar, dalam Fatâwâ al-Azhar (VIII/206) ketika ditanya tentang hadîts lalat ini, beliau berkata :

“Al-Bukhârî meriwayatkan dari Abi Hurairoh Radhiyallâhu ‘anhu bahwa Nabî Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda “Apabila seekor lalat jatuh ke dalam Syarôb (minuman) salah

Page 41: HADIST TENTANG LALAT

seorang dari kalian, maka benamkanlah (falyaghmushu) lalat tersebut kemudian angkat (buang)-lah. Karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat.” Di dalam riwayat selain al-Bukhârî dikatakan “inâ`” (gelas/wadah) sebagai pengganti “syarôb” dan dikatakan “famqulūhu” (celupkanlah) sebagai pengganti “falyaghmushu”. Bahwasanya lalat, (ketika jatuh) mendahulukan sayap yang di dalamnya terkandung penyakit dan mengakhirkan sayap yang mengandung obat, dan hadîts di atas memerintahkan untuk membuang lalat setelah membenamkannya ke dalam minuman dan tidak membiarkannya begitu saja di dalam gelas.

Para dokter sendiri, saling berselisih sengit seputar hadîts ini, dan setiap kubu berdalil dengan wijhah nazhorpent]. Para peneliti sendiri telah menemukan bahwa lalat –terutama dari jenis yang dikenal dengan sebutan az-Zanbūr- di dalam tubuhnya terdapat bisa/racun sekaligus antidotnya, atau dengan kata lain penyakit dan obatnya. Suatu hal yang telah ma’rūf (diketahui) oleh orang banyak bahwa bisa/racun kalajengking dapat diobati dengan bisa kalajengking pula setelah mengalami perlakuan khusus. Dan kekebalan (imunitas) terhadap beberapa penyakit, dapat diperoleh dari penyakit itu sendiri setelah melemahkan mikroba atau virus –menurut istilah mereka- dengan suatu metode tertentu. [semisal vaksinasi, pent.] (analisis) masing-masing. Namun suatu hal yang jelas dari pendapat mereka, bahwa mereka para ilmuwan dalam bidang medis/kedokteran, menyatakan bahwa ilmu kedokteran senantiasa masih diliputi oleh suatu rahasia yang belum terkuak hingga sekarang [maksudnya belum selesai,

Ulama kita yang mulia telah mengukuhkan bahwa hadîts ini adalah hadîts yang tsabat (tetap) dari jalur riwayat yang shahîh. Oleh karena itu tidak sepatutnya kita terlalu gegabah mendustakannya walaupun hadîts tersebut menyelisihi suatu hal yang umum yang mana tidak sampai kepada tingkatan haqîqoh (realita) yang pasti. Tidak pula kita tergesa-gesa menakwilkannya untuk menyelaraskan dengan hal yang kita hadapi, kecuali apabila (realitasnya) telah tetap secara pasti dan tidak menyisakan suatu keraguan sedikitpun, maka pada saat itulah takwil dibolehkan dan cara penakwilan dalam hal ini banyak.

Pertentangan antara nash dengan realitas semata-mata merupakan pertentangan zhahir nash belaka, bukan hakikatnya. Karena dua hal yang realitas tidak akan saling bertentangan selamanya dengan bentuk pertentangan yang menyeluruh dari segala aspeknya. Diantara ulama yang menghabiskan waktunya di dalam menyelaraskan antara dua riwayat yang terkesan saling bertentangan antara satu dengan lainnya adalah : Ibnu Qutaibah ad-Dînawarî (w. 276 H), beliau membahas hadîts lalat ini di dalam buku beliau yang berjudul Ta`wil Mukhtalafil Hadîts dan beliau paparkan pendapat ahli pengobatan tentangnya.

Almarhūm [lebih utama menyebut dengan Rahimahullâhu, walaupun Imâm Ibnu ‘Utsaimîn memperbolehkan menyebut kata ini dengan maksud tafaâ’ul (optimistis) dan doa, pent.] Yūsuf ad-Daujî telah memberikan jawaban tentang hadîts ini dengan jawaban yang belum pernah dikeluarkan sebelumnya, dan pendapat beliau ini disokong oleh as-Sayyid Ibrâhîm Musthofâ ‘Abdah –salah seorang apoteker dan ahli farmasi medis- dalam salah satu muhâdhoroh (ceramah) beliau di Jum’îyah (Perhimpunan) al-Hidâyah al-IslâmîyahAl-Islâm” tertanggal 30 Desember 1932 dengan sokongan tambahan informasi medis dari ahli medis senior di dunia. Hal ini juga dipublikasikan oleh Majalah “Al-Azhar” edisi Rojab 1378. Pembahasan akan Hadîts ini juga termaktub dalam risalah (disertasi) yang dipresentasikan oleh Almarhūm as-Syaikh Muhammad Muhammad Abū Syuhbah dalam rangka meraih gelar profesor pada tahun 1946, dan di dalamnya terdapat penukilan-penukilan medis dari ahli medis ternama, anda dapat merujuk pembahasan ini dalam kitab beliau, Difâ’ ‘anis Sunnah,

Page 42: HADIST TENTANG LALAT

halaman 199. di Kairo pada tanggal 19 Maret 1931, dan ceramah beliau ini dipublikasikan oleh Majalah “

Pembahasan serupa juga datang dari ceramah al-Ustadz Ibrâhîm Musthofâ, bahwa lalat seringkali hinggap di tempat-tempat busuk dan kotor yang banyak mengandung kuman, dan mengubah apa yang dimakannya di dalam tubuhnya menjadi apa yang disebut oleh ahli medis sebagai “Bacteriophage” [perusakan bakteri oleh agen litik, pent.], yang membantu membunuh mayoritas kuman-kuman tersebut. Beliau menetapkan hal ini dari jurnal ilmiah yang beliau nukil dari Majalah at-Tajârub ath-Thibbîyah al-Injilîziyah [Farmakologi Medis] no. 1037, tahun 1927. [selesai penukilan dari Fatawa al-Azhar].

Kepada para penolak hadîts lalat –dan pengingkar hadîts Nabî lainnya-, lihatlah bagaimana benarnya Nabîyullâh Muhammad Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam, dan bagaimana mukjizat beliau akhirnya terkuak oleh sains dan pengetahuan modern.

Berikut ini adalah sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qâshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari :

1. Sâmi Ibrâhîm at-Tailî

2. ‘Ậdil ‘Abdurrahmân al-Misnid

3. Khâlid Dza’âr al-Utaibî

Yang dibimbing oleh Dr. Jamâl Hâmid, dan dikoordinasi oleh DR. Shâlih ash-Shâlih (seorang da’i terkenal di Eropa, pen.), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan ini mereka presentasikan ke acara ”Student Research Seminar” di Universitas Qâshim, KSA.

Metode yang mereka gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang mereh, yang mencair pada suhu 100oC dan memadat pada suhu 40oC yang tidak dapat dicerna oleh mikroba, pen.] kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.

Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu (1) sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan (2) sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.

Setelah itu, sample air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut. Berikut ini adalah hasilnya.

Page 43: HADIST TENTANG LALAT

Keterangan : Spesies Lalat A

Cawan Petri 1 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.

Hasil :

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Page 44: HADIST TENTANG LALAT

Keterangan : Spesies Lalat B

Cawan Petri 1 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.

Hasil :

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Page 45: HADIST TENTANG LALAT
Page 46: HADIST TENTANG LALAT

 

Keterangan : Spesies Lalat C

Cawan Petri 1 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).

Cawan Petri 2 : sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.

Hasil :

Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Staphylococcus sp., yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.

Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp.Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces. dan

 

Kesimpulan :

Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan tanpa dicelup dan dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang signifikan. Hal ini membenarkan apa yang disabdakan oleh baginda Nabî yang mulia, Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit sekaligus penawarnya. Maha benar Allôh dan Maha benar Rasūlullâh Shallâllâhu alaihi wa Sallam.

 

Malang, 23 November 2007

Abū Salmâ al-Atsarî

Moch. Rachdie Pratama, S.Si

 

Daftar Rujukan :

Syubuhât wa Isykâlât Haula Ba’dhil Ahâdîts wal Ậyât, Lajnah ad-Dâ`imah lil Buhutsil ‘Ilmîyah wal Iftâ`, Dâr ats-Tsabât lin Nasyr wat Tauzî’, cet. I, 1322.

Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah, Muhammad Nâshiruddîn al-Albânî, Maktabah Syâmilah.

Page 47: HADIST TENTANG LALAT

Fatâwâ al-Azhar, ‘Athiyah Shaqr, Maktabah Syâmilah.

Al-Hadîts Hujjatun Binafsihi fil Aqô’id wal Ahkâm, Muhammad Nâshiruddîn al-Albânî, softcopy dari http://www.sahab.org.

Al-Madrosatu al-‘Aqlîyah wa Buthlânu Hujjatuha, DR. Muhammad Mūsâ Nashr, Dârul Atsarîyah, Amman, 2005.

The Hadith on The Fly : One Wing Carrying Disease And The Other Carrying The Cure, Student Research Seminar Team, Course Med 497, http://www.islamlife.com

Microbiology Concepts and Application, Paul A. Ketchum, John& Wiley Sons Inc., America, 1998.

Kamus Kedokteran Dorland, Tim EGC, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Edisi 26, cet. II, 1996