ruang lingkup pembahasan ilmu hadist dan dan cabang cabangnya

32
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU HADIST Dan DANCABANG-CABANGNYA

Upload: hafiez-hafiez

Post on 21-Jun-2015

3.194 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

  • 1. Pengertian ilmu hadis ialah ilmu yang berkaitan dengan periwayatan suatu berita yang dinyatakan sebagai hadis yang berasal dan Nabi Muhammad Saw. untuk mengetahui kualitasnya. apakah dapat dijadikan sebagai hujah dalam berbagai perkara keislaman atau tidak

2. Ilmu hadis dinamakan spesifik Islam, Pengetahuan tentang sanad, yaitu dipelajari dan diteliti secara mendalam. Dipelajari biografi sekitar 500.000 orang periwayat hadis, khususnya mengenai kualitas pribadi (keadilan) dan kapasitas intelektual (ke- dhbith-an) mereka. Kitab yang membahas hal itu, selain jumlahnya banyak, juga jenis penyusunannya sangat beragam. Pengetahuan yang khusus mempelajari berbagai istilah yang berkaitan dengan ilmu hadis, yakni Ilm Mushthalah al-Hadlts 3. Tujuan Pembukuan Ilmu Hadis dengan mempelajari ilmu hadis secara mendalam dapat membantu umat Islam dalam mengkaji ajaran agamanya dengan sempurna dan memenuhi standar keilmuan. Dengan begitu, maka umat Islam tidak merasa ragu lagi tentang keabsahan dalam menjalankan setiap amalan yang dilakukannya berkaitan dengan ilmu hadis, yakni Ilm Mushthalah al-Hadits 4. Ruang Lingkup Pembahasan Ilmu Hadits 1. Ilm Hadts Riwyah 2. Ilm Hadts Diryah 5. 1. Ilm Hadts Riwyah Suatu ilmu untuk mengetahui sabda-sabda Nabi, perbuatan Nabi, taqrir-taqrir Nabi dan sifat-sifat Nabi saw 6. Lanjutan dalam ilmu ini tidak dibahas tentang adanya kejanggalan atau kecacatan matan suatu hadis, demikian juga tentang bersambung atau tidak sanadnya, serta tentang keadilan dan ke-dhbith- an para periwayatnya. Dengan demikian, yang menjadi fokus pembahasan Ilm Hadts Riwyah ini ialah pribadi Nabi dari segi sabdanya, perbuatannya,taqrir-nya, dan sifat-sifatnya. 7. 2. Ilm Hadts Diryah suatu ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui hal-ihwal sanad, matan, metode penerimaan dan penyampaian hadis (al-riwyah), serta kredibilitas para periwayat dan sebagainya 8. Lanjutan I1m hadts diryah ialah untuk mengetahui dan menetapkan tentang maqbl (dapat diterima) ataumardd (tertolaknya) sesuatu hadis. Dengan begitu, maka ilmu ini merupakan neraca (mizan) yang harus dipergunakan untuk menghadapi 'ilm hadts riwyah. 9. Cabang-cabang Ilmu Hadis 1. Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan Rawi: 2. Ilmu yang Membahas Tentang Matan: 3. Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan Matan: 10. 1. Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan Rawi: Ilm Rijl al-Hadts; yaitu ilmu yang membahas secara umum tentang hal ihwal kehidupan para rawi (periwayat) dari golongan sahabat, tabiin dan atb 'tabiin. Ilm Thabaqt al-Ruwah; yaitu ilmu yang membahas tentang keadaan periwayat berdasarkan pengelompokan (klasiflkasi) keadaan para periwayat secara tertentu menurut gerasinya. 11. Lanjutan 'Ilm Trkh Rijl; yaitu ilmu yang membahas tentang periwayat yang menjadi sanad suatu hadis mengenai tanggal lahirnya, silsilah/ keturunannya, guru-guru yang pernah memberikan hadis kepadanya, jumlah hadis yang diriwayatkan serta murid-murid yang pernah menerima hadis dari padanya. Dengan demikian, ilmu ini juga sesungguhnya termasuk dalam ilmu rijl al-hadts. 12. Lanjutan Ilm al-Jarh wa al-Ta'dl; yaitu ilmu yang membahas hal ihwal para periwayat tentang penilaian ulama ahli kritik hadis, mengenai kecacatannya dan memuji keadilannya, dengan menggunakan norma-norma tertentu. 13. 2. Ilmu yang Membahas Tentang Matan: Ilm Gharib al-Hadits; yaitu suatu ilmu yang membahas tentang lafal-lafal matan hadis yang sulit dipahami, mungkin karena lafal itu jarang sekali digunakan, atau karena nilai sastaranya yang sangat tinggi. Ilm Asbb Wurd al-Hadts; yaitu suatu ilmu yang menerangkan tentang sebab-sebab atau latar belakang lahirnya suatu hadis. 14. Lanjutan Ilm Tawrkh al-Mutun; yaitu suatu ilmu yang menerangkan tentang sejarah suatu matan hadis dari segi waktu dan tempat diucapkan atau dilakukannya oleh Nabi Muhammad Saw. Ilmu ini sangat berguna untuk mengetahui tentang nasikh dan manskh-nya suatu hadis, sehingga dapat diketahui dan diamalkan yang nasikh dan ditinggalkan yangmanskh. 15. Lanjutan Ilm al-Nsikh wa al-Manskh; yaitu suatu ilmu yang membahas tentang hadis yang me- nsakh-kan dan yang di-manskh-kan. Ilm Talfq al-Hadts; yaitu suatu ilmu yang membahas tentang cara-cara mengkompromikan dua hadis yang menurut lahirnya tampak berlawanan. 16. 3. Ilmu yang Membahas Tentang Sanad dan Matan: Ilm Ilal al-Hadts; yaitu suatu ilmu yang menjelaskan sebab-sebab yang samar yang dapat membuat cacat suatu hadis. Kecacatan suatu hadis bisa terjadi pada matan dan bisa juga terjadi pada sanadnya. Ilm al-Finn al-Mubhamt; yaitu suatu ilmu yang menerangkan tentang orang-orang yang tidak disebutkan secara jelas namanya, baik yang terjadi dalam matan maupun dalam sanad suatu hadis. 17. Istilah yang terkati dalam ilmu hadis Al-Hadits ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan, taqrir, dan sebagainya. Atsar ialah sesuatu yang disandarkan kepada para sahabat Nabi Muhammad SAW. Taqrir ialah keadaan Nabi Muhammad SAW yang mendiamkan, tidak mengadakan sanggahan atau menyetujui apa yang telah dilakukan atau diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau. Shahabat ialah orang yang bertemu Rosulullah SAW dengan pertemuan yang wajar sewaktu beliau masih hidup, dalam keadaan islam lagi beriman dan mati dalam keadaan islam. 18. Tabiin ialah orang yang menjumpai sahabat, baik perjumpaan itu lama atau sebentar, dan dalam keadaan beriman dan islam, dan mati dalam keadaan islam. Rawi, yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan hadits dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya. Perbuatannya menyampaikan hadits tersebut dinamakan merawi atau meriwayatkan hadits dan orangnya disebut perawi hadits. Matan Hadits adalah pembicaraan atau materi berita yang berakhir pada sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rosulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam, sahabat ataupun tabiin. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi, maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam . 19. Sanad atau Thariq adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadits kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Kutubuttisah adalah kitab hadits yang diriwayatkan oleh sembilan perawi, yaitu : Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, An-NasaI, Ibnu Majah, Imam Malik, Ad Darimy As Sabah berarti diriwayatkan oleh tujuh perawi, yaitu : Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, An-NasaI, Ibnu Majah As Sittah berarti diriwayatkan oleh enam perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sabah) selain Ahmad. 20. Al Khomsah berarti diriwayatkan oleh lima perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sabah) selain Bukhari dan Muslim Al Arbaah berarti diriwayatkan oleh empat perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Saba) selain Ahmad, Bukhari dan Muslim. Ats Tsalasah berarti diriwayatkan oleh tiga perawi yaitu : Semua nama yang tersebut diatas (As Sabah) selain Ahmad, Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah. Asy Syaikhon berarti diriwayatkan oleh dua orang perawi yaitu : Bukhari dan Muslim Al Jamaah berarti diriwayatkan oleh para perawi yang banyak sekali jumlahnya (lebih dari tujuh perawi (As Sabah). 21. Istilah-Istilah Hadits Yang Dapat Dijadikan Sebagai Dalil. Hadits Shahih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits. Hadits Maqbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat- sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan. Hadits Marfu : Hadits yang diriwayatkan dari nabi saw, oleh seorang rawi kepada seorang rawi hingga sampai pada ulama MUDAWWIN (pencatat hadits), seperti Bukhari, Muslim, Abu Daud dan lain-lain. Disebut marfu karena hadits yang riwayatnya diangkat sampai kepada Nabi SAW. 22. Hadits Maushul adalah hadits yang sanadnya sampai/tersambung kepada Nabi saw, dengan tidak terputus. Sering juga disebut dengan Muttashil. Hadits Mutawatir: adalah suatu hadits hasil tangkapan dari panca indra, yang diriwayatkan oleh sejumlah besar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul dan bersepakat dusta. Hadits Ahad: adalah hadits yang tidak memenuhi syarat syarat hadits mutawatir. Hadits Masyhur: adalah hadits yang diriwayatkan oleh 3 orang rawi atau lebih, serta belum mencapai derajat mutawatir. 23. Hadits Aziz: adalah hadits yang diriwayatkan oleh 2 orang rawi, walaupun 2 orang rawi tersebut pada satu thabaqah (lapisan) saja, kemudian setelah itu orang-orang meriwayatkannya. Hadits Gharib: adalah hadits yang dalam sanadnya terdapat seorang yang menyendiri dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi. Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting. 24. Istilah-Istilah Hadits Yang Memiliki Cacat. Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya. Hadits Maudhu: adalah hadits yang diciptakan oleh seorang pendusta yang ciptaan itu mereka katakan bahwa itu adalah sabda Nabi SAW, baik hal itu disengaja maupun tidak. Hadits Matruk: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang dituduh dusta dalam perhaditsan. 25. Hadits Munkar: adalah hadits yang menyendiri dalam periwayatan, yang diriwayatkan oleh orang yang banyak kesalahannya, banyak kelengahannya atau jelas kefasiqkannya yang bukan karena dusta. Di dalam satu jurusan jika ada hadits yang diriwayatkan oleh dua hadits lemah yang berlawanan, misal yang satu lemah sanadnya, sedang yang satunya lagi lebih lemah sanadnya, maka yang lemah sanadnya dinamakan hadits Maruf dan yang lebih lemah dinamakan hadits Munkar. Hadits Muallal (Malul, Muallal): adalah hadits yang tampaknya baik, namun setelah diadakan suatu penelitian dan penyelidikan ternyata ada cacatnya. Hal ini terjadi karena salah sangka dari rawinya dengan menganggap bahwa sanadnya bersambung, padahal tidak. Hal ini hanya bisa diketahui oleh orang-orang yang ahli hadits. Hadits Mudraj (saduran): adalah hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits. 26. Hadits Maqlub: adalah hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahului atau mengakhirkan. Hadits Mudltharrib: adalah hadits yang menyalahi dengan hadits lain terjadi dengan pergantian pada satu segi yang saling dapat bertahan, dengan tidak ada yang dapat ditarjihkan (dikumpulkan). Hadits Muharraf: adalah hadits yang menyalahi hadits lain terjadi disebabkan karena perubahan Syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya. Hadits Mushahhaf: adalah hadits yang mukhalafahnya karena perubahan titik kata, sedang bentuk tulisannya tidak berubah. 27. Hadits Mubham: adalah hadits yang didalam matan atau sanadnya terdapat seorang rawi yang tidak dijelaskan apakah ia laki-laki atau perempuan. Hadits Syadz (kejanggalan): adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang yang makbul (tsiqah) menyalahi riwayat yang lebih rajih, lantaran mempunyai kelebihan kedlabithan atau banyaknya sanad atau lain sebagainya, dari segi pentarjihan. Hadits Mukhtalith: adalah hadits yang rawinya buruk hafalannya, disebabkan sudah lanjut usia, tertimpa bahaya, terbakar atau hilang kitab-kitabnya. Hadits Muallaq: adalah hadits yang gugur (inqitha) rawinya seorang atau lebih dari awal sanad. 28. Hadits Mursal: adalah hadits yang gugur dari akhir sanadnya, seseorang setelah tabiin. Hadits Mudallas: adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang diperkirakan, bahwa hadits itu tiada bernoda. Rawi yang berbuat demikian disebut Mudallis. Hadits Munqathi: adalah hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat, disatu tempat, atau gugur dua orang pada dua tempat dalam keadaan tidak berturut-turut. Hadits Mudlal: adalah hadits yang gugur rawi-rawinya, dua orang atau lebih berturut turut, baik sahabat bersama tabiin, tabiin bersama tabiit tabiin, maupun dua orang sebelum sahabat dan tabiin. Hadits Mauquf: adalah hadits yang hanya disandarkan kepada sahabat saja, baik yang disandarkan itu perkataan atau perbuatan dan baik sanadnya bersambung atau terputus. Hadits Maqthu: adalah perkataan atau perbuatan yang berasal dari seorang tabiin serta di mauqufkan padanya, baik sanadnya bersambung atau tidak. 29. Hadits Qudsi atau Hadits Rabbani atau Hadits Ilahi Adalah sesuatu yang dikabarkan oleh Allah kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham atau impian, yang kemudian nabi menyampaikan makna dari ilham atau impian tersebut dengan ungkapan kata beliau sendiri. 30. Perbedaan Hadits Qudsi dengan Hadits Nabawi Pada hadits qudsi biasanya diberi ciri-ciri dengan dibubuhi kalimat-kalimat : Qala ( yaqulu ) Allahu. Fima yarwihi anillahi Tabaraka wa Taala. Lafadz-lafadz lain yang semakna dengan apa yang tersebut diatas. 31. Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al- Quran: Semua lafadz-lafadz Al-Quran adalah mukjizat dan mutawatir, sedang hadits qudsi tidak demikian. Ketentuan hukum yang berlaku bagi Al-Quran, tidak berlaku pada hadits qudsi. Seperti larangan menyentuh, membaca pada orang yang berhadats, dll. Setiap huruf yang dibaca dari Al-Quran memberikan hak pahala kepada pembacanya. Meriwayatkan Al-Quran tidak boleh dengan maknanya saja atau mengganti lafadz sinonimnya, sedang hadits qudsi tidak demikian.