geomorfologi acara 2 analisa peta topografi

26
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HALU OLEO FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI ACARA II INTERPRETASI PETA TOPOGRAFI OLEH: WAHYU DARMAWAN F1G1 13 024

Upload: wahyuu-darmawann

Post on 02-Feb-2016

97 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Geomorfologi Laboratorium

TRANSCRIPT

Page 1: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

ACARA II

INTERPRETASI PETA TOPOGRAFI

OLEH:

WAHYU DARMAWAN

F1G1 13 024

KENDARI

2015

Page 2: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LANDASAN TEORI

Pengelompokan peta berdasarkan isinya: seperti, Peta Hidrografi (Peta

Bathymetri), Peta Geologi, Peta Kadaster (peta kepemilikan tanah), Peta Irigasi

(jaringan saluran air) dan lain-lain. Pengelompokan peta berdasarkan skalanya:

peta skala besar (1 : 10.000 atau lebih besar), peta skala sedang (1 : 10.000 - 1 :

100.000), peta skala kecil (< 1 : 100.000). Peta berdasarkan penurunan dan

penggunaan: Peta Dasar, digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan

umum maupun pengembangan suatu wilayah, Peta Tematik, dibuat atau

diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tema-tema tertentu. Peta tanpa

skala akan mengurangi arti dan fungsinya atau bahkan tidak berguna. Skala peta

menunjukkan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta

skala besar lebih teliti dan lebih lengkap dibandingkan peta skala kecil. Skala peta

bisa dinyatakan dengan: persamaan (engineer's scale), skala perbandingan, skala

numeris atau skala fraksi (numerical or fractional scale) dan grafis (graphical

scale).

Susunan Peta

 Peta merupakan media untuk menyimpan dan menyajikan informasi tentang

rupa  bumi dengan penyajian pada skala tertentu. Untuk memudahkan

pengelolaan dan  pencarian, dibuat indeks peta dalam bentuk teks atau grafis.

Gambar unsur rupa  bumi pada skala tertentu tidak selalu dapat disajikan sesuai

ukurannya karena terlalu kecil untuk digambarkan. Bila unsur itu dianggap

penting untuk disajikan, maka penyajiannya menggunakan simbol gambar

tertentu. Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi

peta pada skala tertentu harus disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu: Simbol

Warna : digunakan untuk membedakan berbagai obyek, misalnya jalan, sungai, rel

dan lain-lainnya. Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut legenda peta. :

digunakan untuk membedakan atau merinci lebih jauh dari simbol suatu obyek,

Page 3: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

misalnya warna  batupasir pada Peta Geologi berwarna kuning, batulempung

berwarna hijau dll. Kumpulan simbol dan notasi pada suatu peta biasa disusun

dalam satu kelompok legenda peta yang selalu disajikan dalam setiap lembar peta.

Unsur legenda peta  biasa dibakukan agar memudahkan pembacaan dan

interpretasi berbagai peta oleh  berbagai pemakai dengan berbagai keperluan.

Suatu peta bernilai informasi tinggi  jika di dalamnya memuat unsur-unsur, di

antaranya adalah; skala peta, informasi ketinggian (atau kontur), informasi arah

(biasanya utara peta), koordinat, legenda, indeks peta, serta unsur-unsur lain yang

dipandang perlu. Di dalam peta yang umum kita jumpai, kita mendapatkan nilai

koordinat peta dalam beberapa sistem seperti koordinat Bassel, koordinat UTM

serta koordinat lokal. Pada peta topografi atau peta geologi yang digunakan di

Indonesia umumnya menganut sistem koordinat UTM. Sedangkan bila kita

melakukan  pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat ukur theodolite,

umumnya kita menggunakan koordinat lokal. Untuk merubah koordinat lokal

menjadi koordinat UTM, maka pada awal pengukuran, saat pembuatan poligon,

sebelumnya harus diikatkan kepada satu titik tetap (benchmark) yang posisinya

koordinat UTM-nya sudah diketahui. Sehingga dengan demikian konversi

terhadap koordinat UTM dapat dilakukan.

Garis Kontur 

Garis Kontur Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah

informasi tentang tinggi (elevasi) suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk

menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya

digunakan garis kontur (contour-line). Garis kontur adalah garis yang

menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Garis kontur + 25 m, artinya

garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25

m terhadap referensi tinggi tertentu. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat

proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi

ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu,

maka bentuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala.

Page 4: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

Pengertian Kontur Topografi

Kontur topografi adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang

mempunyai ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan datum tertentu

yang disebut permukaan laut rata-rata. Kontur digambarkan dengan interval

vertikal yang reguler. Interval kontur adalah jarak vertikal antara 2 (dua) garis

ketinggian yang ditentukan berdasarkan skalanya. Besarnya interval kontur sesuai

dengan skala peta dan keadaan di muka bumi. Interval kontur selalu dinyatakan

secara jelas di bagian bawah tengah di atas skala grafis.

 

Page 5: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

Kontur biasanya digambar dalam bentuk garis-garis utuh yang kontinyu

(biasanya  berwarna cokelat atau oranye). Setiap kontur keempat atau kelima

(tergantung  pada intervalnya) dibuatlah indeks, dan digambarkan dengan garis

yang lebih tebal. Kontur indeks dimaksudkan untuk membantu pembacaan kontur

dan menghitung kontur untuk menentukan tinggi. Angka (ketinggian) kontur

diletakkan pada bagian kontur yang diputus, dan diurutkan sedemikian rupa agar

terbaca searah dengan kemiringan ke arah atas (lebih tinggi). Pada daerah datar

yang jarak horisontalnya lebih dari 40 mm sesuai skala peta dibuat garis kontur

bantu. Kontur bantu ini sangat berarti terutama jika ada gundukan kecil pada

daerah yang datar. Kontur bantu digambar pada peta berupa garis putus-putus

untuk membedakan dengan kontur standar. Kontur indeks dan titik-titik tinggi

pada peta rupabumi skala 1:25.000

Page 6: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

Bentuk Kontur

Bentuk suatu kontur menggambarkan bentuk permukaan lahan yang

sebenarnya. Kontur-kontur yang berdekatan menunjukkan kemiringan yang terjal,

kontur-kontur yang berjauhan menunjukkan kemiringan yang landai. Jika kontur-

kontur itu memiliki jarak satu sama lain secara tetap, maka kemiringannya teratur.

Beberapa catatan tentang kontur sebagai berikut:

Kontur adalah kontinyu (bersinambung). Sejauh mana pun kontur berada,

tetap akan bertemu kembali di titik awalnya. Perkecualiannya adalah jika kontur

masuk ke suatu daerah kemiringan yang curam atau nyaris vertikal, karena

ketiadaan ruang untuk menyajikan kontur-kontur secara terpisah pada  pandangan

horisontal, maka lereng terjal tersebut digambarkan dengan simbol. Selanjutnya,

kontur-kontur akan masuk dan keluar dari simbol tersebut.

Jika kontur-kontur pada bagian bawah lereng merapat, maka bentuk lereng

disebut konveks (cembung), dan memberikan pandangan yang pendek. Jika

sebaliknya, yaitu merenggang, maka disebut dengan konkav (cekung), dan

memberikan pandangan yang panjang.Jika pada kontur-kontur yang berbentuk

meander tetapi tidak terlalu rapat maka permukaan lapangannya merupakan

daerah yang undulasi (bergelombang). Kontur-kontur yang rapat dan tidak teratur

menunjukkan lereng yang patah- patah. Kontur-kontur yang halus belokannya

juga menunjukkan permukaan yang teratur (tidak patah-patah), kecuali pada peta

skala kecil pada umumnya  penyajian kontur cenderung halus akibat adanya

proses generalisasi yang dimaksudkan untuk menghilangkan detil-detil kecil

(minor).

Page 7: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

Berbagai kenampakan kontur

Kenampakan yang tidak berubah dengan penggambaran kontur adalah bukit

danlembah. Bentuk permukaan lahan tidak berubah cukup berarti meskipun ada

bangunan gedung, jalan, pemotongan pepohanan (hutan atau perkebunan).

Penafsiran yang benar terhadap bentuk permukaan lahan membutuhkan latihan,

praktek dan pengalaman yang memadai di lapangan.

Membuat Potongan Profil

Untuk membuat suatu potongan profil yang utuh antara dua titik A dan B

pada  peta berkontur, gambarlah sebuah garis lurus pada peta antara titik-titik

tersebut. Temukan kontur-kontur rendah dan tinggi yang terpotong oleh garis.

Pada gambar 5.4 kontur yang tertinggi adalah 200 meter, dan yang terendah

adalah 80 meter. Letakkan secarik kertas dengan tepi yang lurus sepanjang garis

AB, dan tandai pada titik A dan titik B tersebut juga titik-titik di mana kontur-

kontur memotong garis. Berilah label angka tinggi. pada titik A dan titik B

tersebut juga titik-titik di mana kontur-kontur memotong garis. Berilah label

angka tinggi.

Page 8: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

Pemotongan Garis Kontur

Dari masing-masing tanda turunkan garis tegak lurus pada kertas. Sejajar

dengan  pinggiran yang sudah ditandai gambar garis-garis paralel dengan skala

yang sesuai untuk menunjukkan angka tinggi dari masing-masing kontur yang

dipotong oleh garis AB, yaitu 80 sampai dengan 200 meter. Buat sebuah tanda

pada setiap garis vertikal di mana itu memotong skala tinggi sejajar sesuai dengan

tingginya  pada garis AB. Gabungkan tanda-tanda ini dengan suatu garis kurva

yang halus, memungkinkan untuk membentuk lereng permukaan antara kontur-

kontur di lembah dan di puncak bukit. Penggunaan kertas milimeter atau grid

akan memudahkan penggambaran.

Menentukan Gradien Jalan Pada Peta

 Kemiringan suatu lereng (slope) biasanya didefinisikan sebagai suatu

gradien. Gambar di bawah ini menunjukkan sebuah gradien 2 dalam 16, artinya 2

unit vertikal untuk setiap 16 unit pada arah horisontal. Selama kedua unit tersebut

sama pada kedua arah, maka tidak ada bedanya apapun satuan panjangnya (meter

atau pun kaki). Gradien tersebut biasanya ditulis sebagai 2/16.

Kemiringan lereng atau slope

Kadangkala gradien dinyatakan dalam persentase. Untuk mengkonversinya

adalah mengalikan perbandingan dengan bilangan 100%, yaitu: 2/16 x 100% =

Page 9: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

1,25% . Untuk menentukan gradien suatu titik di jalan pada suatu peta, ukur jarak

horisontal antara kontur-kontur yang berurutan pada peta dan nyatakan dalam unit

yang sama seperti pada angka interval kontur. Misalnya, jika interval kontur 10

meter dan jarak yang diukur di peta antara dua kontur yang berurutan tersebut.

adalah 120 meter, maka gradien rata-ratanya antara dua kontur adalah 10/120 =

1/12 atau 1 dalam 12 atau 8,5%. Untuk menentukan gradien yang paling terjal

dari suatu jalan, temukan titik di mana dua kontur yang berturutan saling

berdekatan, kemudian ukurlah seperti  prosedur di atas. Suatu gradien rata-rata

dapat diukur dengan cara yang sama terhadap beberapa interval kontur, meskipun

hal ini tidak banyak berarti kecuali ada kemiringan lereng yang konstan pada arah

yang sama. Jika dibutuhkan untuk memeriksa bahwa gradien maksimum

sepanjang suatu  jalan tidak melebihi 1/6, dan interval kontur adalah 10 meter,

maka jarak antara kontur-kontur tadi tidak boleh kurang dari 6 x 10 = 60 meter.

Tandailah pada sepotong kertas suatu jarak 60 meter pada skala peta, interval

kontur dapat diperiksa untuk melihat apakah jarak pada titik mana pun lebih

pendek dari jarak yang ditentukan. Jika demikian halnya maka gradiennya lebih

terjal dari 1/6. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang

dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada

posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief

(berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan

bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut

kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola

urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri

permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

Fungsi Peta Topografi dalam Pemetaan Geologi

  Peta topografi adalah peta yang menggambarkan tinggi rendahnya muka

bumi. Dari peta topografi kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat secara

akurat. Cara menginterpretasikan peta topografi berbeda dengan peta umum

karena symbol-simbol yang digunakan berbeda. Sebelum menginterpretasikan

peta topografi, lakukan langkah-langkah sebagai berikut. Siapkan peta topografi

Page 10: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

yang akan diinterpretasikan, misalnya peta Pulau Jawa.  Perhatikan legenda untuk

memahami makna simbol-simbol yang terdapat  pada peta.Perhatikan persebaran

data pada wilayah tersebut. Perhatikan tahun pembuatan peta untuk mengetahui

apakah peta tersebut masih relevan atau tidak. Pada peta topografi terdapat garis-

garis kontur yang menunjukkan relief muka bumi. Peta topografi menunjukkan

bentuk-bentuk muka bumi. Bentuk- bentuk muka bumi tersebut adalah sebagai

berikut.

Page 11: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

Gejala Geologi dan Interpretasi Peta Topografi

  Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum pola

struktur yang berkembang di daerah penelitian berdasarkan analisis morfologinya.

Ada beberapa cara untuk mendapatkan gambaran struktur suatu daerah, yaitu

dengan mengamati adanya liniament yang mungin disebabkan oleh proses

pensesaran. Cara ini dilakukan melalui penafsiran peta topografi, foto udara dan

citra indraja. Penjelasan rinci dari point ini adalah sebagai berikut : Interpretasi

Struktur Melalui Topografi Cara untuk menginterpretasi struktur geologi melalui

topografi adalah sebagai  berikut : Menafsirkan jalur struktur berdasarkan

Page 12: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

ada/tidaknya lineament (dapat berupa garis lurus atau lengkung) dan

menggambarkannya secara tegas atau terputus- putus. Pola lineament tersebut

selanjutnya ditampilkan dalam bentuk diagram roset dan yang terpenting dibuat

peta linieamentnya. Mengamati kerapatan kontur. Apabila dijumpai adanya

perbedaan kerapatan kontur yang mencolok maka dapat ditafsirkan pada batas-

batas perbedaannya merupakan akibat pensesaran dan umumnya fenomena ini

diakibatkan oleh sesar normal. Perlu pula diperhatikan fenomena tersebut dapat

saja terjadi akibat perubahan sifat fisik batuan.Mengamati bentuk morfologi,

misalnya : Apabila bentuk punggungan bukit memanjang barat-timur, dan apabila

daerah tersebut disusun oleh batuan sedimen klastika (dari literatur), maka dapat

ditafsirkan bahwa jurus perlapisan batuannya adalah barat-timur sesuai dengan

arah punggungannya. Apabila ada suatu bentuk morfologi perbukitan dimana

pada salah satu lereng bukitnya landai (kerapatan kontur jarang) dan dibagian sisi

lereng lainnya terjal, maka ditafsirkan kemiringan (arah “dip”) lapisan tersebut ke

arah bermorfologi lereng yang landai, morfologi yang demikian dikenal sebagai

Hog back. Apabila ada suatu punggungan perbukitan dengan arah dan jalur yang

sama, namun pada bagian tertentu terpisahkan oleh suatu lembah (biasanya juga

berkembang aliran sungai) atau posisi jalur punggungannya nampak bergeser,

maka dapat ditafsirkan di daerah tersebut telah mengalami pensesaran dan

fenomena tersebut umumnya terjadi akibat sesar mendatar, sesar normal atau

kombinasi keduannya. Apabila suatu daerah bermorfologi perbukitan, dimana

punggungan  bukitnya saling sejajar dan dipisahkan oleh lembah sungai, maka

kemungkinan daerah tersebut merupakan perbukitan struktural lipatan-anjakan.

Apabila suatu daerah bermorfologi pedataran, maka batuan penyusunnya

dapat berupa aluvium atau sedimen lainnya yang mempunyai kemiringan  bidang

lapisan relatif horizontal. Kondisi ini umumnya menunjukan bahwa umur batuan

masih muda dan relatif belum mengalami derformasi akibat tektonik (lipatan dan

sesar belum berkembang). Mengamati pola pengaliran sungainya. Dengan cara ini

dapat membantu dalam menafsirkan batuan penyusun serta struktur geologinya,

misalnya :

Page 13: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

Pola pengaliran trelis dan paralel, mencerminkan bahwa batuan di daerah tersebut

sudah mengalami pelipatan. Pola pengaliran sejajar ditafsirkan bahwa daerah

tersebut telah mengalami  proses pensesaran. Pola pengaliran rektangular

mencerminkan bahwa daerah tersebut banyak  berkembang kekar. Pola pengaliran

dendritik mencerminkan batuan penyusun yang relatif seragam.

Interpretasi Peta Topografi

  Dalam interpretasi geologi dari peta topografi, maka penggunaan skala yang

digunakan akan sangat membantu. Di Indonesia, peta topografi yang tersedia

umumnya mempunyai skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000 (atau lebih kecil). Acapkali

skala yang lebih besar, seperti skala 1 : 25.000 atau 1 : 12.500 umumnya

merupakan pembesaran dari skala 1 : 50.000. dengan demikian, relief bumi yang

seharusnya muncul pada skala 1 : 25.000 atau lebih besar, akan tidak muncul, dan

sama saja dengan peta skala 1 : 50.000. Dengan demikian, sasaran / objek

interpretasi akan berlainan dari setiap skala peta yang digunakan. Perhatikan

Tabel 3-3 dibawah. Walaupun demikian, interpretasi pada peta topografi tetap

ditujukan untuk menginterpretasikan batuan, struktur dan proses yang mungkin

terjadi pada daerah di peta tersebut, baik analisa secara kualitatif, maupun secara

kuantitatif. Dalam interpretasi peta topografi, prosedur umum yang biasa

dilakukan dan cukup efektif adalah:

1. Menarik semua kontur yang menunjukkan adanya lineament /kelurusan;

2. Mempertegas (biasanya dengan cara mewarnai) sungai-sungai yang mengalir

pada peta.

3. Mengelompokan pola kerapatan kontur yang sejenis.

1.2 TUJUAN

Tujuan diadakannya praktikum laboratorium geomorfologi acara analisa profil

ini yaitu ;

Mengetahui cara membuat peta topogafi berdasarkan data kordinat dan

elevasi

Mengetahui cara membuat block diagram dari suatu peta tpografi tersekala

Page 14: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

Mengetahui cara menarik batas litologi berdasarkan kedudukan batuan

pada peta tersekala

Mengetahui cara mengintepretasi peta topografi

1.3 ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada

table 1.1:

Tabel 1.1 Alat dan Beserta Kegunaanya

NO ALAT DAN BAHAN KEGUNAAN

1ATK

Sebagai alat untuk menulis dan

menggambar

2 WarnaSebagai alat untuk mewarnai

symbol litologi

3 Mistar 30 cm Sebagai alat untuk menggaris

4 Problem SheetSebagai lembar permasalahan

yang akan di selesaikan

5Kertas Kalkir A3

Membantu menggambar peta

topografi terhadap kontur yang

sangat rapat

6Solatip ( Perekat Kertas )

Merekatkan kertas

7 Drawing Pen

Menggambar peta berupa garis

kontur dengan ketebalan yang

berbeda beda

Page 15: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

1.4 PROSEDUR KERJA

Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum

2. Membuat tugas pendahuluan

3. Menentukan jenis batuan berdasarkan interpertasi kontur

4. Mewarnai jenis batuan berdasarkan interpertasi kontur dan membuat etiket

pada peta

5. Membuat symbol batuan dan mewarnai pada peta geologi serta membuatkan

etiket

Page 16: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil

2.1.1 Terlampir

2.2 Pembahasan

Peta topografi adalah peta yang menggambarkan tinggi rendahnya

muka  bumi. Dari peta topografi kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat

secara akurat. Cara menginterpretasikan peta topografi berbeda dengan peta

umum karena symbol-simbol yang digunakan berbeda. Sebelum

menginterpretasikan  peta topografi, lakukan langkah-langkah sebagai berikut.

Siapkan peta topografi yang akan diinterpretasikan, misalnya peta Pulau Jawa.

Perhatikan legenda untuk memahami makna simbol-simbol yang terdapat  pada

peta.Perhatikan persebaran data pada wilayah tersebut. Perhatikan tahun

pembuatan peta untuk mengetahui apakah peta tersebut masih relevan atau tidak.

Pada peta topografi terdapat garis-garis kontur yang menunjukkan relief muka

bumi.

Dalam praktikum ini membahas mengenai peta topografi dua dimensi dan

tiga dimensi. Langkah awal yang dilakukan adalah membuat jarak antara kontur

baik secara horizontal maupun secara vertical dengan skala 1: 50.000. membuat

garis vertical dan horizontal dengan jarak 3,7 cm. setelah membuat kotak maka

memplot titik kordinat yang ada pada problem set. Selanjutnya

menginterpolasikan setiap angka yang sama pada satu garis. Setelah itu

dihubungkan antara titik ketinggian kontur yang sama dengan mengikuti

ketentuan sifat-sifat kontur. Kemudian peta dua dimensi yang telah dibuat diputar

30˚ untuk menghasilkan peta topografi.

Kemudian untuk interpretasi kontur langkah yang dilihat adalah kerapatan

kontur dan bentuk kontur. Untuk kontur yang rapat dan tidak bergerigi atau

bergelombang maka dikategorikan batuan beku yang kemudian diberi warna.

Selanjutnya untuk garis kontur yang rapat kemudian banyak lekukannya maka

Page 17: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

disebut batuan metamorf yang diberi warna unggu. Selanjutnya untuk kontur yang

renggang disebut batuan sedimen dengan warna kuning. Kemudian dibuatkan

etiketnya.

Kemudian peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi

geologi suatu daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung

pada skala peta yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan

sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber

daya mineral serta energy yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna,

simbol dan corak atau   gabungan ketiganya.langkah yang dibuat yaitu membuat

symbol litologi kemudian mewarnainya berdasarkan symbol batuan. Batupasir

berwarna kuning, batulanau dan batunapal berwarna hijau muda. Batulempung

berwarna hijau, batugamping berwarna biru, dan batu sekis mika berwarna

unggu.kemudian membuat etiketnya.

Page 18: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam pembuatan peta topografi dua dimensi dan tiga dimensi data yang

dibutuhkan adalah garis lintang utara dan lintang selatan yang kemudian

menginterpolasikannya.

2. Dalam interpretasi kontur hal yang harus diketahui adalah bentuk garis

kontur dan kerapatan garis kontur.garis kontur yang rapat dan tidak

bergerigi atau bergelombang maka dikategorikan batuan beku yang

kemudian diberi warna. Selanjutnya untuk garis kontur yang rapat kemudian

banyak lekukannya maka disebut batuan metamorf yang diberi warna

unggu. Selanjutnya untuk kontur yang renggang disebut batuan sedimen

dengan warna kuning.

3. Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta geologi yaitu membuat

symbol litologi kemudian mewarnainya berdasarkan symbol batuan.

Batupasir berwarna kuning, batulanau dan batunapal berwarna hijau muda.

Batulempung berwarna hijau, batugamping berwarna biru, dan batu sekis

mika berwarna ungu.

3.2 SARAN

Saran yang dapat saya berikan adalah untuk asistennya harus ditambah

beberapa orang lagi, dan diadakan buku penuntun agar praktikum bisa berjalan

dengan baik dan maksimal.

Page 19: Geomorfologi Acara 2 Analisa Peta Topografi

DAFTAR PUSTAKA

Rafil, 2011, “Peta Topografi”,http://rafil-petatopografi.blogspot.com/2011/01/peta-topografi.html. Diakses tanggal 26 maret 2013 (html, online).

http://rahmatkusnadi6.blogspot.co.id/2010/07/peta-kontur.html (diakses 25 oktober 2015 jam wita 10.00)

https://allaboutgeo.wordpress.com/2013/11/23/peta-geologi/ (diakses 25 oktober 2015 jam wita 23.00)