geometrik jalan

68
Prita Devi Widiyani Tugas Geometrik Jalan Raya JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, mobilitas manusia pun semakin meningkat. Jalan raya yang merupakan salah satu sarana transportasi yang semula dibuat sederhana, kini mulai dipikirkan syarat-syarat dalam pembuatannya guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah menghasilkan infra struktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan. Ruang, bentuk, dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Dasar dari perencanaan geomerik adalah topografi, geologis, tata guna lahan, sifat gerakan, dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang

Upload: kemas-tasnim

Post on 06-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Perencanaan Geometrik Jalan Raya

TRANSCRIPT

KELAS TOPOGRAFI

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi, mobilitas manusia pun semakin meningkat. Jalan raya yang merupakan salah satu sarana transportasi yang semula dibuat sederhana, kini mulai dipikirkan syarat-syarat dalam pembuatannya guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah menghasilkan infra struktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan. Ruang, bentuk, dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.

Dasar dari perencanaan geomerik adalah topografi, geologis, tata guna lahan, sifat gerakan, dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.

1.2 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas Perancangan Geometrik Jalan ini adalah metode studi literatur, yaitu berdasarkan teori-teori dari buku dan bimbingan serta arahan dari dosen pembimbing.

1.3Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan tugas Perancangan Geometrik Jalan ini adalah untuk merencanakan jalan raya yang aman dan nyaman.1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari tugas Geometrik Jalan ini adalah sebagai berikut :

1. Merencanakan Alinemen Horizontal (Tikungan)

2. Merencanakan Alinemen Vertikal

3. Menghitung Galian dan Timbungan

4. Menggambar Alinemen Horizontal dan Vertikal

5. Menggambar Potongan Melintang JalanBAB II

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA

2.1 Perhitungan Elevasi

Jika misalnya titik A dan A berada diantara garis kontur yang elevasinya sama, maka tidak perlu dilakukan perhitungan lagi. Misal titik A dan A berada diantara garis kontur yang elevasinya 65 dan 65 maka titik A dan A elevasi tepi kiri dan kananya adalah 65. Jika titik A atau A tepat berada pada garis kontur maka elevasi tepi titik tersebut adalah elevasi dari garis kontur tersebut. Misalkan titik A tepat berada pada garis kontur 60 maka elevasi tepi titik A adalah 60.

Sedangkan jika titik A dan A berada diantara garis kontur yang elevasinya tidak sama maka kita harus menghitung tepi kiri dan tepi kanan menggunakan rumus segitiga seperti dibawah ini.

Untuk menghitung elevasi pada tiap potongan digunakan cara pendekatan dengan cara interpolasi seperti berikut, misalnya:Potongan A A elevasi di titik A

karena elevasi bagian kiri dan kanan adalah sama (topografi datar) maka elevasi titik A secara langsug diketahui yaitu +65

elevasi di titik A

Interpolasi:

Elevasi di titik A= x + 70

= 0,59 + 70

= +70,59

Kemiringan (e)=

=

= 5,59 % (datar)Selanjutnya perhitungan elevasi pada tiap potongan menggunakan cara yang sama dan hasilya disajikan dalam tabel berikut.

Kelas TopografiPotonganJarak MelintangelevasiBeda TinggiKemiringan (s/100 x 100%)Jenis Medan

kirikanan

(m)(m)(m)(%)

1234567

A - A'10052.7843.898.898.89Datar

1 - 1'10048.7543.135.625.62Datar

2 - 2'10049.5837.7811.8011.80Bukit

3 - 3'10048.7538.3310.4210.42Bukit

4 - 4'10049.0938.8910.2010.20Bukit

5 - 5'10049.0938.5010.5910.59Bukit

6 - 6'10050.0038.3311.6711.67Bukit

7 - 7'10049.1738.1311.0411.04Bukit

8 - 8'10048.3337.1411.1911.19Bukit

9 - 9'10047.5039.178.338.33Datar

10 - 10'10053.0040.0013.0013.00Bukit

11 - 11'10053.7538.5715.1815.18Bukit

B - B'10053.3338.1315.2015.20Bukit

12 - 12'10048.7543.755.005.00Datar

13 - 13'10045.0043.331.671.67Datar

14 - 14'10039.2950.0010.7110.71Bukit

15 - 15'10038.1354.1716.0416.04Bukit

16 - 16'10043.7558.3314.5814.58Bukit

17 - 17'10049.0058.759.759.75Datar

18 - 18'10053.0059.006.006.00Datar

19 - 19'10057.8652.785.085.08Datar

20 - 20'10058.5747.5611.0111.01Bukit

21 - 21'10052.9247.785.145.14Datar

22 - 22'10054.3844.0910.2910.29Bukit

23 - 23'10048.7544.384.374.37Datar

24 - 24'10049.6443.336.316.31Datar

25 - 25'10048.6737.7810.8910.89Bukit

26 - 26'10047.6738.509.179.17Datar

C -C'10042.6740.002.672.67Datar

27 - 27'10047.6738.649.039.03Datar

28 - 28'10048.5740.008.578.57Datar

29 - 29'10049.2343.335.905.90Datar

30 - 30'10049.2943.335.965.96Datar

31 - 31'10048.4644.234.234.23Datar

32 - 32'10048.4644.623.843.84Datar

33 - 33'10048.0844.623.463.46Datar

34 - 34'10044.5848.083.503.50Datar

35 - 35'10048.3344.094.244.24Datar

D - D'10049.0942.926.176.17Datar

e :326.71

Berdasarkan tabel maka dapat ditentukan golongan medan, yaitu :

e= golongan medan

= jumlah kemiringan total dari setiap potongan melintang (%)

n= jumlah potongan melintang maka berdasarkan rumus di atas,

Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang menurut PPGJR No. 13 /1970) adalah sebagai berikut :

Golongan MedanLereng Melintang

Datar (D)0,00% 9,90%

Perbukitan (B)10,00% 24,90%

Pegunungan (G)> 25,00%

Berdasarkan PPGJR untuk klasifikasi medan 9,9 % tergolong medan datar. Sehingga golongan medan 8.377 % merupakan klasifikasi medan datar.

2.2 Standar Perencanaan Konstruksi Jalan Raya

Berikut merupakan standar perencanaan geometrik jalan raya dan standar perencanaan alinemen menurut Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya Tahun 1970 yang selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan alinemen.

Standar perencanaan Geometrik (PPGJR No.13/1970, hal. 15)Standar perencanaan geometrik, menurut aturan PPGJR untuk kelas jalan I dengan medan datar.

1. Klasifikasi jalan

: Kelas I2. Klasifikasi medan

: Datar3. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)

: > 200004. Kecepatan rencana (VR)

: 80 km/jam5. Lebar daerah penguasaan minimum: 60 m6. Lebar perkerasan

: 3,757. Lebar medan minimum

: 108. Lebar bahu

: 3.0 3.5 m (digunakan 3 m)9. Lereng melintang perkerasan (en)

: 2 %10. Lereng melintang bahu

: 4 %11. Jenis lapisan permukaan jalan

: Aspal beton12. Miring tikungan maksimum (emax): 10%13. Jari-jari lengkung minimum (Rmin): 210 m14. Landai maksimum

: 6% Standar Perencanaan Alinyemen (PPGJR No.13/1970, hal. 16)1. Kecepatan rencana

: 80 km/jam

2. Jarak pandang henti

: 115 m

3. Jarak pandang menyiap

: 520 m

4. Jari-jari lengkung minimum dimana miring

tikungan tidak diperlukan

: 1600 m

5. Batas jari-jari lengkung tikungan dimana

harus menggunakan busur peralihan

: 1100 m

6. Landai relatif maksimum antara tepi perkerasan:

2.3 Alinemen HorizontalAlinemen Horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal yang terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur peralihan , busur peralihan saja ataupun busur lingkaran saja. (Sukirman/1999, hal: 67)

Ada tiga bentuk lengkung horizontal, yaitu :a. Lengkung busur lingkaran sederhana (Circle-Circle : C C)

Dipergunakan pada radius lengkung yang besar, dimana superelevasi yang dibutuhkan 3 %.

b. Lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral-Circle-Spiral : S C S)

Dipergunakan pada radius lengkung yang lebih kecil, dimana superelevasi yang dibutuhkan > 3 %, memiliki lengkung peralihan sehingga mengurangi kesan patah pada perubahan kemiringan melintang.

c. Lengkung Peralihan (Spiral-Spiral : S S)

Merupakan lengkung horizontal tanpa busur lingkaran. Radius minimum untuk jenis ini adalah radius yang menghasilkan kelandaian relatif < kelandaian relatif maksimum.Dalam menentukan bentuk lengkung peralihan yang paling sesuai, secara teoritis dapat dilakukan dengan peninjauan terhadap gerakan kendaraan di tikungan. Lengkung peralihan yang paling sesuai dengan lintasan kendaraan yang sebenarnya adalah Spiral- Circle-Spiral. Lengkung peralihan diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran (circle) yaitu sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur lingkaran.

Tidak semua tikungan dapat menggunakan lengkung spiral-circle-spiral. Semuanya tergantung pada jari-jari lingkaran (R) yang digunakan dan atau -nya. Untuk memilih perencanaan suatu tipe tikungan, kontrol harus tetap dilakukan.Kontrol terhadap tipe tikungan yang akan direncanakan, disajikan secara ringkas dalam flow chart berikut ini:Gambar 2.1Diagram Alir / Flow Chart Pemilihan Bentuk Lengkung Horizontal

Perhitungan Jarak dan Sudut Tikungan

Perhitungan Jarak

d1 = 1200 m = 1,200 km

d2 = 1600 m = 1,600 km

d3 = 1000 m = 1,000 km

Perhitungan Sudut Tikungan

Sesuai dengan gambar, jadi sudut tikungan yang didapat adalah sebagai berikut:

Sudut Tikungan I () = 20

Sudut Tikungan II() = 36

2.3.1 Lengkung Horizontal Tikungan IMenggunakan metode Bina Marga, dengan data umum:

1. en

= 2% = 0.022. Kecepatan rencana (VR)

= 80 km/jam

3. emaks

= 10% = 0,1004. Sudut tikungan I ()

= 20

5. Lebar perkerasan

= 2 x 3,75Perhitungan Tipe Tikungan

Menghitung Rmin dan R

fmaks untuk VR = 60 km/jam atau VR < 80 km/jam(Sukirman/1999, hal. 70)

fmax= 0,00065VR + 0,192

= 0,00065.80 + 0,192

= 0,14

Rmin=

=

= 209,97 m

Berdasarkan pertimbangan peningkatan jalan dikemudian hari sebaiknya dihindarkan merencanakan alinemen horizontal jalan dengan mempergunakan radius minimum yang menghasilkan lengkung tertajam tersebut. Disamping sukar menyesuasikan diri dengan peningkatan jalan juga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pengemudi yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari kecepatan rencana. Harga Rmin sebaiknya harga merupakan harga batas sebagai petunjuk dalam memilih radius untuk perencanaan saja. (Sukirman/1999, hal. 75)

Maka:R yang dipilih dalam perencanaan tikungan I ini adalah 210 m

Menentukan LsData:

Rc= 210 m

VR= 80 km/jam

en= 2% = 0,020emax= 10% = 0,100B= 2 x 3,75 m

Perhitungan harga Ls dari tabel 4.6 (Bina Marga) :

e= 0,10Ls = 70 m

Kontrol Ls1. Berdasarkan Landai Relatif (Bina Marga)

(Sukirman/1999, hal 100 )

Ls = m (e + en) B

= 200 (0,100 + 0,020) 3,75

= 90 m

2. Berdasarkan Pencapaian Kemiringan 3 Detik (Bina Marga)

(Sukirman/1999, hal 109)

Ls= = 66,67 m

3. Berdasarkan Modifikasi SHORTT

(Sukirman/1999, hal 108):

Ls=

=

= 15,91 mJadi, nilai Ls yang digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, yaitu nilai Ls berdasarkan Landai Relatif (Bina Marga) : Ls = 90 m

Panjang lengkung peralihan Ls diambil 90 m untuk perencanaan, dimana hal ini merupakan jarak terpanjang dari pemenuhan persyaratan kelandaian relatif serta panjang lengkung peralihan berdasarkan persamaan landai relatif maksimum.

Pengujian e dan LcUntuk e > 1,5.en (8% > 6%) lengkung C C tidak dapat dipergunakan, kemungkinan lengkung yang digunakan hanya S C S dan S S. Selanjutnya dilakukan dengan mengontrol harga Lc.

Menentukan Lc

Besar Sudut Spiral (s)

s=

= 12,28 Panjang Busur Lingkaran (Lc)

Lc=

=

= 15,68 m

Kontrol: Lc > 20 m, Tipe Lengkung S C S tidak dapat digunakan, maka digunakan Tipe Lengkung S S, karena Lc < 20 m.Perhitungan Titik Peralihan dari Lengkung Spiral ke Spiral p=

=

= 1,62 m

k=

=

= 44,92 m

Es= (Rc + p) sec 1 Rc

= (210 + 1.62) sec 20 210

= 4,89 m Ts= (Rc + p) tan 1 + k

= (210 + 1.62) tan 20 + 44,92= 81,86 m

Panjang Busur Tikungan ILc= 15,68 mL= Lc + 2Ls

= 15,68 + 2(90)

= 195,68 m

Dari perhitungan di atas didapat data-data untuk tikungan I sebagai berikut.

1. VR

= 80 km/jam

2. 1

= 203. Ls

= 90 m

4. Rc

= 210 m

5. s

= 12,286. Ts

= 81,86 m

7. Es

= 4,89 m8. e

= 0,100 9. Lc

= 15,68 m10. P

= 1,62 m

11. k

= 44,92 m

12. L

= 195,68 mUntuk tikungan pertama dengan kecepatan rencana 80 km/jam dipilih tipe busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral spiral) karena memiliki nilai Lc 20 yaitu 15,68 m.Stationing Titik I

TitikStationCatatan

A0 + 000,000d1 = 1200 m

TS11 + 1118,14TS1 = d1 - Ts

ST11 + 1298,14ST1 = TS + 2 Ls

2.3.2 Lengkung Horizontal Tikungan II

Data umum:

1. Sudut tangen (2)

= 362. Kecepatan rencana (VR)

= 80 km/jam

3. emaks

= 10% = 0,100Perhitungan Tipe Tikungan

Menghitung Rmin dan R

fmaks untuk VR = 60 km/jam atau VR 80 km/jamfmax= 0,00065VR + 0,192

= 0,00065.80 + 0,192

= 0,14

Rmin=

=

= 209,97 m

R yang dipilih dalam perencanaan tikungan II ini adalah 210 m

Menentukan LsData:

Rc= 210 m

VR= 80 km/jam

en= 2% = 0,020e= 10% = 0,100

B= 2 x 3,75 m

m= 200Perhitungan harga Ls dari tabel 4.6 (Bina Marga) :

e= 0,0100

Ls = 70 m

Kontrol Ls1. Berdasarkan Landai Relatif (Bina Marga)

(Sukirman/1999, hal 100 )

Ls = m (e + en) B

= 200 (0,100 + 0,020) 3,75

= 90 m

2. Berdasarkan Pencapaian Kemiringan 3 Detik (Bina Marga)

(Sukirman/1999, hal 109)

Ls= = 66,67 m

3. Berdasarkan Modifikasi SHORTT

(Sukirman/1999, hal 108):

Ls=

=

= 15,91 m

Jadi, nilai Ls yang digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, yaitu nilai Ls berdasarkan Pencapaian Kemiringan 3 Detik : Ls = 90 m

Panjang lengkung peralihan Ls diambil 90 m untuk perencanaan, dimana hal ini merupakan jarak terpanjang dari pemenuhan persyaratan kelandaian relatif serta panjang lengkung peralihan berdasarkan persamaan landai relatif maksimum.

Pengujian e dan LcUntuk e > 1,5.en (8% > 6%) lengkung C C tidak dapat dipergunakan, kemungkinan lengkung yang digunakan hanya S C S dan S S. Selanjutnya dilakukan dengan mengontrol harga Lc.

Menentukan Lc

Besar Sudut Spiral (s)

s=

= 12,28 Panjang Busur Lingkaran (Lc)

Lc=

=

= 42,95 m

Kontrol: Lc > 20 m, Tipe Lengkung S C S dapat digunakan.Perhitungan Titik Peralihan dari Lengkung Spiral ke Circle

Xs=

=

= 89,59 m

Ys=

= 6,45 m

Koordinat Kurva Sudut Spiral

Kontrol Terhadap Nilai p

p=

=

= 1,62 m

Kontrol: p > 0,15 m , Tipe Lengkung S C S dapat digunakan

k=

=

= 44,92 m

Es= (Rc + p) sec 2 Rc

= (210 + 1,62) sec 36 210

= 12,51 m

Ts= (Rc + p) tan 1 + k

= (210 + 1,62) tan 36 + 44,92 = 111,40 m

Panjang Busur Tikungan II ( Lt )

Lt= Lc + 2Ls

= 42,95 + 2(90)

= 222,95 mDari perhitungan di atas didapat data-data untuk tikungan II sebagai berikut.

13. VR

= 80 km/jam

14. 2

= 36

15. Ls

= 90 m

16. Rc

= 210 m

17. s

= 12,2818. Ts

= 111,40 m

19. Es

= 12,51 m20. e

= 0,10021. Lc

= 42,95 m22. Xs

= 89,59 m

23. Ys

= 6,45 m

24. p

= 1,62 m

25. k

= 44,92 m

26. Lt

= 222,95 m

Untuk tikungan kedua dengan kecepatan rencana 80 km/jam dipilih tipe busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral-Circle-Spiral) karena memiliki nilai Lc 20 yaitu 42,95 m.Stationing Titik II

TitikStationCatatan

PH11 + 2800,00d2 = 1600 m

TS23 + 4288,60TS2 = PH1+ d2 Ts

SC23 + 4378,60SC2 = TS2 + Ls

PH23 + 4400,00PH2 = PH1 + d2

MC23 + 4400,08MC2= SC2 + Lc

CS23 + 4421,55CS2 = MC2 + Lc

ST23 + 4511,55ST2 = CS2+ Ls

D4 + 5400,00D = PH2 + d3

d3 = 1000 m

2.4 Pelebaran Perkerasan Pada Lengkung Horizontal2.4.1 Pelebaran Perkerasan Tikungan I

Data-data umum :

Sudut tikungan (1)

: 20

Jari-jari rencana (Rc)

: 210 m

Kecepatan rencana (VR)

: 80 km/jam

Kendaraan rencana

: Truk / bus tanpa gandengan

Lebar kendaraan rencana(b)

: 2,5 m

Jarak antar gandar (p)

: 6,5 m

Tonjolan depan kendaraan (A)

: 1,5 m

Jumlah lajur (n)

: 2

Lebar total perkerasan bagian lurus (Bn)

: 7 m

Perhitungan

Radius lengkung terluar dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam

= 211,34 m

Radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam.

= 208,69 m

Lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam

= 211,34 208,69= 2,65 m

Perhitungan Off Tracking

= 2,65 2,5= 0,15 m Perhitungan lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan

= 0,58 m Perhitungan lebar kebebasan samping di kiri dan kanan kendaraan

Bn yang digunakan hanya 2 lajur atau sebesar 7,0 m

= 0,85 m Perhitungan lebar perkerasan total di tikungan

= 2(2,65 + 0,85) + 0,58= 7,58 m

Perhitungan tambahan perkerasan di tikungan

= 7,58 7

= 0,58 m2.4.2 Pelebaran Perkerasan Tikungan II

Data-data umum :

Sudut tikungan (2)

: 36

Jari-jari rencana (Rc)

: 210 m

Kecepatan rencana (VR)

: 80 km/jam

Kendaraan rencana

: Truk / bus tanpa gandengan

Lebar kendaraan rencana(b)

: 2,5 m

Jarak antar gandar (p)

: 6,5 m

Tonjolan depan kendaraan (A)

: 1,5 m

Jumlah lajur (n)

: 2

Lebar total perkerasan bagian lurus (Bn)

: 7 m

Perhitungan

Radius lengkung terluar dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam

= 211,34 m

Radius lengkung terdalam dari lintasan kendaraan pada lengkung horizontal untuk lajur sebelah dalam.

= 208,69 m

Lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam

= 211,34 208,69 = 2,65 m

Perhitungan Off Tracking

= 2,65 2,5

= 0,15 m

Perhitungan lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan

= 0,58m

Perhitungan lebar kebebasan samping di kiri dan kanan kendaraan

Bn yang digunakan hanya 2 lajur atau sebesar 7,0 m

= 0,85 m

Perhitungan lebar perkerasan total di tikungan

= 2(2,65 + 0,85) + 0,58= 7,58 m

Perhitungan tambahan perkerasan di tikungan

= 7,58 7

= 0,58 m

GambarPelebaran perkerasan pada tikungan I

Gambar

Pelebaran perkerasan pada tikungan II2.5 Kebebasan Samping Pada Tikungan

2.5.1 Kebebasan Samping Tikungan IData-data umum :

Jarak pandang henti (S)

: 115 m

Kecepatan rencana (VR)

: 80 km/jam

Ls

: 90 m

Jari-jari rencana (Rc)

: 210 m Lc

: 15,68 m

Perhitungan

Lt = Lc + 2Ls

= 15,68 + 2(90)

= 195,68 m

Karena L > S, maka:

= =

= 15,71

m= R (1 cos )

= 210 (1 cos 15,71)

= 7,85 m

2.5.2 Kebebasan Samping Tikungan II

Data-data umum :

Jarak pandang henti (S)

: 115 m

Kecepatan rencana (VR)

: 80 km/jam

Ls

: 90 m

Jari-jari rencana (Rc)

: 210 m

Lc

: 42,95 m

Perhitungan

Lt = Lc + 2Ls

= 42,95 + 2(90)

= 222,95 m

Karena L > S, maka:

=

=

= 15,71

m= R (1 cos )

= 210 (1 cos 15,71)

= 7,85 m2.6 Alinyemen Vertikal2.6.1 Lengkung PPV1 (Cekung)

Data :

Sta. VA

: 0 + 000

Elevasi VA

: 48,33 m Sta. PPV1

: 0 + 200 Elevasi PPV1

: 43,75 m Sta. PPV2

: 1 + 200 Elevasi PPV2

: 43,13 m Jarak pandang henti (JPH): 115 mAntara Sta. A dengan Sta. PPV1:

g1=

=

= -2,29%Antara Sta. PPV1 dengan Sta. PPV2:

g2=

=

= -0,11%A= |g1 g2|

= |-2,29 ( 0,11)|

= 2,23%Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung

1. Berdasarkan jarak penyinaran lampu depan

Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L

L=

=

= 56,44 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 56,44 m tidak dapat dipergunakan.

Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > L

L=

=

= -4,31 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L namun nilai L minus sehingga tidak dapat dipergunakan.

2. Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah bangunan

Untuk jarak pandangan S < L

L=

=

= 8,48 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 8,48 m tidak dapat dipergunakan

Untuk jarak pandangan S > L

L=

=

= 1330,54 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.

3. Berdasarkan bentuk visual lengkung vertikal cekung

L=

=

= 37,56 m4. Berdasarkan kenyamanan pengemudiL= V . t

=

= 66,67 m5. Berdasarkan kebutuhan akan drainase

L= 50 . A

= 50 . 2,23

= 111,50 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik V tentang Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 2,23% panjang lengkung vertikal cekung yang digunakan adalah sepanjang 45 m.

Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 111,50 m.

L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 111,50 m.

Perhitungan Ev

Pergeseran vertikal dari titik PPV3 ke bagian lengkung

Ev=

=

= 0,31 mPerhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV1Data :

Sta. PPV1

: 0 + 200

Elevasi PPV1: 43,75 m Lv1

: 111,50 m

Ev1

: 0,31 m

g1

: -2,29%

g2

: -0,11%1. Sta. PLV1

=

=

= 0 + 144,25Elevasi PLV1=

= 45,03 m

2. Sta. PPV1

= 0 + 200

Elevasi PPV1= Elevasi PPV1 + Ev1

= 43,75 + 0,31= 44,06 m3. Sta. PTV1

=

=

= 0 + 255,75Elevasi PTV1=

=

= 43,69 m

2.6.2 Lengkung PPV2 (Cembung)

Data :

Sta. PPV1

: 0 + 200

Elevasi PPV1

: 43,75 m Sta. PPV2

: 1 + 200

Elevasi PPV2

: 43,13 m Sta. PPV3

: 1 + 400 Elevasi PPV3

: 40,00 m Jarak pandang henti (JPH): 115 m

Antara Sta. PPV1 dengan Sta. PPV2:

g2=

=

= -0,11%Antara Sta. PPV2 dengan Sta. PPV3:

g3=

=

= -1,57%

A= |g2 g3|

= |-0,11 (-1,57)|

= 1,51%

Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung

1. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S < L

Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)

Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m

Tinggi objek (h2)

: 0,10 m

Konstanta C

: 399

L=

=

= 50,05 m

Berdasarkan perhitungan didapat nilai S > L sehingga L = 50,05 m tidak dapat dipergunakan.

2. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S > L Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)

Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m

Tinggi objek (h2)

: 0,10 m

Konstanta C

: 399

L=

=

= -34,24 m

Berdasarkan perhitungan didapat nilai S > L, karena nilai L minus sehingga tidak dapat dipergunakan.

3. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kebutuhan akan drainase

L= 50 . A

= 50 . 1,51

= 75,50 m

4. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kenyamanan perjalanan

L= V . t

=

= 66,67 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik III tentang Panjang Lengkung Vertikal Cembung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 1,51% panjang lengkung vertikal cembung yang digunakan adalah sepanjang 48 m.

Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 75,50 m.

L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 75,50 m.

Perhitungan Ev

Pergeseran vertikal dari titik PPV2 ke bagian lengkung

Ev2=

=

= 0,14 m

Perhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV2Data :

Sta. PPV2

: 1 + 200

Elevasi PPV2: 43,13 m Lv2

: 75,50 m

Ev2

: 0,14 m

g2

: -0,11%

g3

: -1,57%

1. Sta. PLV2

=

=

= 1 + 162,25Elevasi PLV2=

= 43,17 m

2. Sta. PPV2

= 1 + 200

Elevasi PPV2= Elevasi PPV2 Ev2

= 43,13 0,14= 42,99 m3. Sta. PTV2

=

=

= 1 + 237,75Elevasi PTV2=

=

= 42,54 m

2.6.3 Lengkung PPV3 (Cekung)

Data :

Sta. PPV2

: 1 + 200

Elevasi PPV2

: 43,13 m Sta. PPV3

: 1 + 400

Elevasi PPV3

: 40,00 m Sta. PPV4

: 1 + 600

Elevasi PPV4

: 42,50 m Jarak pandang henti (JPH): 115 mAntara Sta. PPV2 dengan Sta. PPV3:

g3=

=

= -1,57%Antara Sta. PPV3 dengan Sta. PPV4:

g4=

=

= 1,25%

A= |g3 g4|

= |-1,57 (1,25)|

= 2,82%

Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung

6. Berdasarkan jarak penyinaran lampu depan

Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L

L=

=

= 71,38 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 71,38 m tidak dapat dipergunakan.

Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > L

L=

=

= 44,72 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga dapat dipergunakan.

7. Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah bangunan

Untuk jarak pandangan S < L

L=

=

= 10,72 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 10,72 m tidak dapat dipergunakan

Untuk jarak pandangan S > L

L=

=

= 1004,04 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.8. Berdasarkan bentuk visual lengkung vertikal cekung

L=

=

= 47,51 m9. Berdasarkan kenyamanan pengemudiL= V . t

=

= 66,67 m10. Berdasarkan kebutuhan akan drainase

L= 50 . A

= 50 . 2,82

= 141 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik V tentang Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 2,82% panjang lengkung vertikal cekung yang digunakan adalah sepanjang 50 m.

Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 141 m.

L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 141 m.

Perhitungan Ev

Pergeseran vertikal dari titik PPV3 ke bagian lengkung

Ev=

=

= 0,50 mPerhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV3Data :

Sta. PPV3

: 1 + 400

Elevasi PPV3: 40,00 m Lv3

: 141 m

Ev3

: 0,50 m

g3

: 1,57%

g4

: 1,25%4. Sta. PLV3

=

=

= 1 + 329,5Elevasi PLV3=

= 41,11 m

5. Sta. PPV3

= 1 + 400

Elevasi PPV3= Elevasi PPV3 + Ev3

= 40,00 + 0,50= 40,50 m6. Sta. PTV3

=

=

= 1 + 470,50Elevasi PTV3=

=

= 40,88 m2.6.4 Lengkung PPV4 (Cekung)

Data :

Sta. PPV3

: 1 + 400

Elevasi PPV3

: 40,00 m Sta. PPV4

: 1 + 600

Elevasi PPV4

: 42,50 m Sta. PPV5

: 2 + 000

Elevasi PPV5

: 54,49 m Jarak pandang henti (JPH): 115 m

Antara Sta. PPV3 dengan Sta. PPV4:

g4=

=

= 1,25%

Antara Sta. PPV4 dengan Sta. PPV5:

g5=

=

= 3,10%

A= |g4 g5|

= |1,25 3,10|

= 1,85%Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung

1. Berdasarkan jarak penyinaran lampu depan

Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L

L=

=

= 46,83 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 46,83 m tidak dapat dipergunakan.

Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > L

L=

=

= 52,43 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.

2. Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah bangunan

Untuk jarak pandangan S < L

L=

=

= 7,03 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 7,03 m tidak dapat dipergunakan

Untuk jarak pandangan S > L

L=

=

= 1651,08 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.3. Berdasarkan bentuk visual lengkung vertikal cekung

L=

=

= 31,16 m4. Berdasarkan kenyamanan pengemudiL= V . t

=

= 66,67 m5. Berdasarkan kebutuhan akan drainase

L= 50 . A

= 50 . 1,85

= 92,50 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik V tentang Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 1,85% panjang lengkung vertikal cekung yang digunakan adalah sepanjang 45 m.

Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 92,50 m.

L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 92,50 m.

Perhitungan Ev

Pergeseran vertikal dari titik PPV4 ke bagian lengkung

Ev=

=

= 0,21 mPerhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV4Data :

Sta. PPV4

: 1 + 600

Elevasi PPV4: 42,50 m Lv4

: 92,50 m

Ev4

: 0,21 m

g4

: 1,25%

g5

: 3,10%1. Sta. PLV4

=

=

= 1 + 553,75Elevasi PLV4=

= 41,92 m

2. Sta. PPV4

= 1 + 600

Elevasi PPV4= Elevasi PPV4 + Ev4

= 42,50 + 0,21= 42,71 m3. Sta. PTV4

=

=

= 1 + 646,25Elevasi PTV4=

=

= 43,93 m2.6.5 Lengkung PPV5 (Cembung)

Data :

Sta. PPV4

: 1 + 600

Elevasi PPV4

: 42,50 m

Sta. PPV5

: 2 + 000

Elevasi PPV5

: 54,49 m

Sta. PPV6

: 2 + 800

Elevasi PPV6

: 44,00 m

Jarak pandang henti (JPH): 115 m

Antara Sta. PPV4 dengan Sta. PPV5:

g5=

=

= 3,10%Antara Sta. PPV6 dengan Sta. PPV5:

g6=

=

= -1,31%

A= |g5 g6|

= |3,10 (-1,31)|

= 4,41%Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung

1. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S < L

Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)

Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m

Tinggi objek (h2)

: 0,10 m

Konstanta C

: 399

L=

=

= 146,17 m

Berdasarkan perhitungan didapat nilai S < L sehingga dapat dipergunakan.

2. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S > L Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)

Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m

Tinggi objek (h2)

: 0,10 m

Konstanta C

: 399

L=

=

= 139,52 m

Berdasarkan perhitungan didapat nilai S < L sehingga tidak dapat dipergunakan.

3. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kebutuhan akan drainase

L= 50 . A

= 50 . 4,41

= 220,5 m

4. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kenyamanan perjalanan

L= V . t

=

= 66,67 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik III tentang Panjang Lengkung Vertikal Cembung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 4,41% panjang lengkung vertikal cembung yang digunakan adalah sepanjang 140 m.

Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 220,50 m.

L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 220,50 m.

Perhitungan Ev

Pergeseran vertikal dari titik PPV5 ke bagian lengkung

Ev5=

=

= 1,22 m

Perhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV5Data :

Sta. PPV5

: 2 + 000

Elevasi PPV5: 54,49 m Lv5

: 220,50 m

Ev5

: 1,22 m

g5

: 3,10%

g6

: -1,31%

1. Sta. PLV5

=

=

= 1 + 889,75Elevasi PLV5=

= 51,07 m

2. Sta. PPV5

= 2 + 000

Elevasi PPV5= Elevasi PPV5 Ev5

= 54,49 1,22= 53,27 m3. Sta. PTV5

=

=

= 2 + 110,25Elevasi PTV5=

=

= 53,05 m

2.6.6 Lengkung PPV6 (Cekung)

Data :

Sta. PPV5

: 2 + 000

Elevasi PPV5

: 54,49 m

Sta. PPV6

: 2 + 800

Elevasi PPV6

: 44,00 m

Sta. PPV7

: 3 + 300

Elevasi PPV7

: 47,73 m

Jarak pandang henti (JPH): 115 m

Antara Sta. PPV5 dengan Sta. PPV6:

g6=

=

= -1,31%

Antara Sta. PPV6 dengan Sta. PPV7:

g7=

=

= 0,75%

A= |g6 g7|

= |-1,31 0,75|

= 2,06%Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung

6. Berdasarkan jarak penyinaran lampu depan

Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan < L

L=

=

= 52,14 m Berdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 52,14 m tidak dapat dipergunakan.

Untuk jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan > L

L=

=

= 23,64 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.

7. Berdasarkan jarak pandangan bebas di bawah bangunan

Untuk jarak pandangan S < L

L=

=

= 7,83 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L sehingga L = 7,83 m tidak dapat dipergunakan

Untuk jarak pandangan S > L

L=

=

= 1459,32 mBerdasarkan perhitungan didapat S > L tetapi L bernilai negatif sehingga tidak dapat dipergunakan.8. Berdasarkan bentuk visual lengkung vertikal cekung

L=

=

= 34,69 m9. Berdasarkan kenyamanan pengemudiL= V . t

=

= 66,67 m10. Berdasarkan kebutuhan akan drainase

L= 50 . A

= 50 . 2,06

= 103 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik V tentang Panjang Lengkung Vertikal Cekung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 2,06% panjang lengkung vertikal cekung yang digunakan adalah sepanjang 45 m.

Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kebutuhan akan drainase yaitu sebesar 103 m.

L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 103 m.

Perhitungan Ev

Pergeseran vertikal dari titik PPV6 ke bagian lengkung

Ev=

=

= 0,27 mPerhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV6Data :

Sta. PPV6

: 2 + 800

Elevasi PPV6: 44,00 m Lv6

: 103 m

Ev6

: 0,27 m

g6

: -1,31%

g7

: 0,75%4. Sta. PLV6

=

=

= 2 + 748,5Elevasi PLV6=

= 44,68 m

5. Sta. PPV6

= 2 + 800

Elevasi PPV6= Elevasi PPV6 + Ev6

= 44,00 + 0,27= 44,27 m6. Sta. PTV6

=

=

= 2 + 851,5Elevasi PTV6=

=

= 44,39 m

2.6.7 Lengkung PPV7 (Cembung)

Data :

Sta. PPV6

: 2 + 800

Elevasi PPV6

: 44,00 m

Sta. PPV7

: 3 + 300

Elevasi PPV7

: 47,73 m

Sta. D

: 3 + 800

Elevasi D

: 48,00 m

Jarak pandang henti (JPH): 115 m

Antara Sta. PPV7 dengan Sta. PPV6:

g7=

=

= 0,75%Antara Sta. D dengan Sta. PPV7:

g8=

=

= 0,05%

A= |g7 g8|

= |0,75 0,05|

= 0,70%Perhitungan Lengkung Vertikal Cembung

5. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S < L

Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)

Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m

Tinggi objek (h2)

: 0,10 m

Konstanta C

: 399

L=

=

= 23,20 m

Berdasarkan perhitungan didapat nilai S > L sehingga L=23,20m tidak dapat dipergunakan.

6. Perhitungan lengkung vertikal cembung dengan S > L Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Bina Marga)

Tinggi mata pengemudi (h1): 1,20 m

Tinggi objek (h2)

: 0,10 m

Konstanta C

: 399

L=

=

= -340 m

Berdasarkan perhitungan didapat nilai S > L namun nilai L minus sehingga tidak dapat dipergunakan.

7. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kebutuhan akan drainase

L= 50 . A

= 50 . 0,70

= 35 m

8. Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan kenyamanan perjalanan

L= V . t

=

= 66,67 mPenentuan Nilai Lv Berdasarkan Grafik III tentang Panjang Lengkung Vertikal Cembung pada PPGJR No. 13/1970 untuk perbedaan aljabar landai sebesar 0,70% panjang lengkung vertikal cembung yang digunakan adalah sepanjang 45 m.

Dari perhitungan, nilai L terbesar yang dapat digunakan adalah berdasarkan kenyamanan perjalanan yaitu sebesar 66,67 m.

L yang digunakan merupakan L terpanjang yaitu 66,67 m.

Perhitungan Ev

Pergeseran vertikal dari titik PPV7 ke bagian lengkung

Ev5=

=

= 0,06 m

Perhitungan Stationing dan Elevasi Lengkung PPV7Data :

Sta. PPV7

: 3 + 300

Elevasi PPV7: 47,73 m Lv7

: 66,67 m

Ev7

: 0,06 m

g7

: 0,75%

g8

: 0,05%

4. Sta. PLV7

=

=

= 3 + 266,67Elevasi PLV7=

= 47,48 m

5. Sta. PPV7

= 3 + 300

Elevasi PPV7= Elevasi PPV7 Ev7

= 47,73 0,06= 47,67 m6. Sta. PTV7

=

=

= 3 + 333,34Elevasi PTV7=

=

= 47,75 m

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga, Bipran. 1970. Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.13/1970

Sukirman, Silvia. 1999. Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung: NovaC adalah perubahan percepatan m/det3, yang bernilai antara 1 3 m/det3, diambil 2 m/det3

C adalah perubahan percepatan m/det3, yang bernilai antara 1 3 m/det3, diambil 2 m/det3

EMBED AutoCAD.Drawing.17

+65

+65

A

+70

+75

A

x

1,7

0,2

EMBED AutoCAD.Drawing.17

t

t

t

y

y

y

Selesai

TIPE C-C

TIPE S-S

TIPE S-C-S

e >>

P 150 mm

Lc>20 m

e >1,5 en

P > 150 mm

Lc < 20 m

e >1,5 en

P > 150 mm

Lc > 20m

Ls > Lsmin

Input Vr, e max, en, (, R

Start

_1352885337.unknown

_1353589003.unknown

_1353593789.unknown

_1353607416.unknown

_1353610870.unknown

_1353611384.unknown

_1353611558.unknown

_1353611684.unknown

_1353611733.unknown

_1353611559.unknown

_1353611398.unknown

_1353611320.unknown

_1353611328.unknown

_1353611050.unknown

_1353608263.unknown

_1353610498.unknown

_1353610683.unknown

_1353610778.unknown

_1353610579.unknown

_1353609594.unknown

_1353609988.unknown

_1353610135.unknown

_1353610194.unknown

_1353610210.unknown

_1353610125.unknown

_1353609907.unknown

_1353609974.unknown

_1353609814.unknown

_1353609210.unknown

_1353609322.unknown

_1353608303.unknown

_1353607636.unknown

_1353607978.unknown

_1353608006.unknown

_1353607659.unknown

_1353607543.unknown

_1353607557.unknown

_1353607418.unknown

_1353605214.unknown

_1353606615.unknown

_1353607326.unknown

_1353607341.unknown

_1353606785.unknown

_1353605871.unknown

_1353605933.unknown

_1353605311.unknown

_1353594463.unknown

_1353594562.unknown

_1353604919.unknown

_1353594522.unknown

_1353593899.unknown

_1353594321.unknown

_1353593851.unknown

_1353592696.unknown

_1353593491.unknown

_1353593596.unknown

_1353593767.unknown

_1353593568.unknown

_1353593223.unknown

_1353593478.unknown

_1353592797.unknown

_1353589591.unknown

_1353590917.unknown

_1353590937.unknown

_1353590597.unknown

_1353589246.unknown

_1353589466.unknown

_1353589168.unknown

_1353585753.unknown

_1353586529.unknown

_1353588415.unknown

_1353588568.unknown

_1353588619.unknown

_1353588493.unknown

_1353587439.unknown

_1353588263.unknown

_1353587341.unknown

_1353586221.unknown

_1353586373.unknown

_1353586503.unknown

_1353586363.unknown

_1353586124.unknown

_1353586188.unknown

_1353586112.unknown

_1353581862.unknown

_1353584603.unknown

_1353584891.unknown

_1353584948.unknown

_1353584799.unknown

_1353583769.unknown

_1353583961.unknown

_1353583424.unknown

_1352886610.unknown

_1352889947.unknown

_1352889970.unknown

_1352889442.unknown

_1352889913.unknown

_1352885830.unknown

_1352885944.unknown

_1352885813.unknown

_1352354108.unknown

_1352365010.unknown

_1352883433.unknown

_1352884533.unknown

_1352884611.unknown

_1352883794.unknown

_1352878715.unknown

_1352878865.unknown

_1352366602.unknown

_1352716005.unknown

_1352354460.unknown

_1352363066.unknown

_1352363067.unknown

_1352361535.dwg

_1352362524.dwg

_1352354499.unknown

_1352354332.unknown

_1352354374.unknown

_1352354161.unknown

_1352305438.unknown

_1352308884.unknown

_1352353492.unknown

_1352353908.unknown

_1352309086.unknown

_1352308713.unknown

_1352308796.unknown

_1352306635.unknown

_1352308484.unknown

_1352299773.unknown

_1352300332.unknown

_1352300634.unknown

_1335960918.unknown

_1335961186.unknown

_1336320719.unknown

_1352296359.unknown

_1352298968.unknown

_1352299318.unknown

_1352299671.unknown

_1352297320.unknown

_1352287204.unknown

_1352287883.unknown

_1336658066.unknown

_1335961237.unknown

_1335960959.unknown

_1335958333.unknown

_1335958973.unknown

_1335763772.unknown

_1335952329.unknown

_1335956498.unknown

_1335956932.unknown

_1335956940.unknown

_1335956847.unknown

_1335952519.unknown

_1335954312.unknown

_1335950553.unknown

_1335950618.unknown

_1335933114.unknown

_1335945049.unknown

_1335950425.unknown

_1335941998.unknown

_1335763881.unknown

_1335519391.unknown

_1335761372.unknown

_1335762408.unknown

_1335763483.unknown

_1335763683.unknown

_1335762896.unknown

_1335761828.unknown

_1335731213.unknown

_1335731852.unknown

_1335639506.unknown

_1335731033.unknown

_1335634250.unknown

_1335637645.unknown

_1335632748.unknown

_1335517165.unknown

_1335519365.unknown

_1332701753.unknown

_1332701754.unknown

_1319231559.unknown

_1318622519.unknown