genetika mendel

20
GENETIKA AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor Gregor Johann Mendel

Upload: ekal-kurniawan

Post on 14-Apr-2017

60 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Genetika mendel

GENETIKA

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Gregor Johann Mendel

Page 2: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

PRAKTIKUM GENETIKA

Penasehat:Haris Setiawan

Redaksi:Arnold Wardemar

PurbaNaman SupriatnaUlfa Khaerunnisa

Wiellda Novia SasniaYusuf Bachtiar

Design:Ekal KurniawanBogor, Februari 2017

Page 3: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

HUKUM PEWARISAN SIFAT

Hukum I MendelPada waktu pembentukan gamet terjadi pemisahan (segregasi) alel secara bebas

dari diploid menjadi haploid

Hukum II MendelPada waktu pembentukan gamet, alel-alel

berbeda yang telah bersegregasi bebas akan bergabung secara bebas membentuk genotip dengan kombinasi-kombinasi alel

yang berbeda

Page 4: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Pemisahan gen se alel. Dalam bahasa Ingris disebut “Segregetion of allelia genes“. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembuatan atau pembentukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu sel tersebut.

Dalam hal ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda atau monohibrid.

Monohibrid adalah suatu persilangan pembastaran dengan satu sifat beda. Dalam percobaan Mendel yaitu persilangan antara kancing bewarna merah sekitar 50 buah dan kancing bewarna putih sekitar 50 buah menghasilkan perbandinga dimana yang tinggi lebih banyak jumlahnya daripada yang rendah menghasilkan perbandingan sebesar 3 : 1 dan perbandingan genotif 1 : 2 : 1.

Hukum Mendel I

Page 5: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Pengelompokkan gen secara bebas berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealela secara bebas pergi ke masing-masing kutub secara meiosis. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid.

Dihibrid adalah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda. Untuk membuktikan, Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda. Pembastaran pada tanaman ini diperoleh perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1.

Hukum Mendel II

Hukum mendel I pada waktu pembentukan gamet terjadi pemisahan alel secara bebas dari diploid menjadi haploid. Hukum mendel II pada waktu pembentukan gamet masing-masing alel yang sudah memisah dapat bergabung secara bebas atau dengan rumus 2n  (banyaknya alel yang heterozigot).

Page 6: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

METODOLOGI PRAKTIKUM

Hukum Mendel I Hukum Mendel II Bahan dan Alat Bahan dan Alat• 50 buah kancing

bewarna merah• 50 buah kancing

bewarna putih• 2 buah kantong hitam

• 50 buah kancing warna kuning

• 50 buah kancing warna putih

• 50 buah kancing warna hijau

• 50 buah kancing warna merah

• 4 buah kotak bernomor I, II, II, dan IV.

Page 7: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

CARA KERJA

Hukum Mendel I

1. Siapkan duah buah kancing bewarna merah dan juga bewarna putih yang diasumsikan bahwa kancing merah sebagai sifat kacang kapri berbatang tinggi (TT) dan kancing putih sebagai sifat kacang kapri batang kecil (tt)

2. Setiap pratikum/grup mendapatkan 50 buah kancing bewarna merah yang dianggap sebagai jantan dan 50 buah kancing bewarna putih yang dianggap sebagai betina

3. Pisahkan 50 kancing warna merah menjadi 25 dan begitu juga dengan warna putih

4. Kancing yang sudah terpisah disatukan yaitu 25 bewarna merah dan 25 bewarna putih

5. Masukan kancing yang telah tercampur dalam kantong hitam I dan kantong hitam II

6. Kemudian ambil satu kancing dari kantong hitam I dan kantong hitam II hingga kantong tersebut kosong

7. Lakukan pengulangan sampai 3x

Page 8: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Hukum Mendel II CARA KERJA

1. Siapkan empat macam kancing yang di ansumsikan bahwa

a. kancing kuning sebagai sifat tanaman kacang kapri biji kuning (YY)

b. kancing putih sebagai sifat tanaman kacang kapri biji bundar (RR)

c. kancing hijau sebagai sifat tanaman kacang kapri biji hijau (yy) kancing merah sebagai sifat tanaman kacang kapri biji keriput (rr)

2. Setiap praktikan/grup mendapatkan 50 buah kancing

dari masing-masing warna yang di anggap butir a dan

b sebagai jantan,serta butir c dan d sebagai betina.

3. Masing-masing kancing di simpan pada kotak I dan II

sebagai tetua (p).

Page 9: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

4. Kemudian kawinkan kotak I dan II dengan cara mengambil dua buah kancing dari setiap kotak sehingga di peroleh satu kancing dari setiap warna.keempat kancing yang di peroleh melambangkan genotipe YyRr,yaitu

sifat/karakter yang di miliki keturunan pertama (F1)Mendapatkan turunan kedua (F2)a. Bagilah F1 sama banyak sebagai induk

jantan dan betina dan masukan kedalaman kotak III dan IV

b. Bentuklah gamet secara acak,yang masing-masing gamet terdiri dari dua kancing yaitu

c. Kawin kotak III dan IV dengan mengambil kombinasi hasil seperti butir 7 yang di lakukan secara bersamaan .

d. Hitung perbandingan genotipe pada turunan kedua (F2)

e. Hitung fenotip pada F2 dan ulangi bila perlu.

f. Simpulkan hasil yang di peroleh ,apakah sesuai dengan yang di harapkan mendel (9: 3 : 3 :1 )

1. Kuning – putih (YR)2. Kuning – merah (Yr)3. Hijau – putih (yR)4. Hijau – merah (yr)

Page 10: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

HASIL DAN PEMBAHASANHukum Mendel I HasilPercobaan Pertama

Fenotip Genotip tabulasi Jumlah

(Merah-Putih) MP IIIII IIIII IIIII IIIII

IIIII I

26/12=2

(Merah-Merah) MM IIIII IIIII II 12/12=1

(Putih-Putih) PP IIIII IIIII II 12/12=1

Percobaan KeduaFenotip Genotip tabulasi Jumlah

(Merah-Putih) MP IIIII IIIII IIIII IIIII

IIIII

25/12=2

(Merah-Merah) MM IIIII IIIII II 12/12=1

(Putih-Putih) PP IIIII IIIII III 13/12=1

Percobaan KetigaFenotip Genotip tabulasi Jumlah

(Merah-Putih) MP IIIII IIIII IIIII IIIII II 25/14=2

(Merah-Merah) MM IIIII IIIII IIII 14/14=1

(Putih-Putih) PP IIIII IIIII IIII 14/14=1

Page 11: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Persilangan monohibrid merupakan persilangan antara dua individu yang mempunyai satu sifat beda, yaitu parental yang memiliki sifat fenotif merah (MM) dengan parental yang memiliki sifat fenotif putih (mm), dimana sifat merah dominan terhadap sifat putih.

Pembahasan

P ♀MM>< ♂ mm

(Merah) ↓ (Putih)

F1 Mm (Merah)

F1>< F1 ♀ Mm >< ♂ Mm

(Merah) ↓ (Merah)

G M, m M, m

Page 12: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Dari hasil pengamatan pratikum yang telah kami lakukan dengan menggunakan kancing genetik dengan dua perbedaan warna yang berbeda antara kancing bewarna merah dan kancing bewarna putih. Setelah dilakukan pemilihan kancing secara acak dalam kantong kain bewarna hitam. Hasil yang diperoleh pada percobaan pertama adalah (Merah-Putih=26), (Merah-Merah=12), (Putih-Putih=12). Sehingga hasil yang didapat dari hasil pembagian yaitu 1: 2: 1, yang berarti percobaan yang kita lakukan sesuai dengan hukum mandel yang berlaku

Dari hasil pratikum yang telah kami lakukan dengan ulangan percobaan kedua maka hasil yang diperoleh (Merah-Putih = 25), (Merah-Merah=12), (Putih-Putih=13). Dan setelah dibagi dengan hasil yang sedikit maka perbandingannya sama dengan yang perbandingan hukum madel walapun hasil yang didapat sedikit berbeda dari hasil hukium mendel. Perbandingan hukum mandel yaitu 1: 2: 1 dan hasil yang dilakukan pada percobaan dua yaitu 1 : 2 : 1,1.

Page 13: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

HASIL DAN PEMBAHASANHukum Mendel II Hasil

Fenotipe Frekuensi Genotipe

Harapan Deviasi

1 2 3 1 2 3

Biji Kuning Bundar 28 24 29 29 -1 -5 0

Biji Kuning Keriput 7 11 9 9 -2 2 0

Biji Hijau Bundar 8 11 7 9 -1 2 -2

Biji Hijau Keriput 7 4 5 3 4 1 2

Total 50 50 50 50 0 0 0

Tabel perbandingan nisbah fenotipe

Page 14: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

HASIL DAN PEMBAHASANHukum Mendel II Hasil

Fenotipe Genotipe Frekuensi Genotipe

1 2 3

Biji Kuning Bundar

YYRR

YyRr

YYRr

YyRR

28 24 29

Biji Kuning Keriput Yyrr

Yyrr 7 11 9

Biji Hijau Bundar yyRR

yyRr 8 11 7

Biji Hijau Keriput yyrr 7 4 5

Total 50 50 50

Tabel perbandingan nisbah fenotipe dengan nisbah harapan, serta deviasi

Page 15: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

PembahasanPada nisbah pengamatan fenotipe yang diamati

dengan perumpamaan kancing genetika yang digunakan, yang berwarna kuning di umpamakan biji berwarna kuning dan dilambangkan dengan gen “YY”, dinyatakan dominan terhadap kancing genetika berwarna hitam yang diumpamakan biji berwarna hijau dan dilambangkan dengan gen “yy”. Sedangkan kancing genetika yang berwarna putih diumpamakan sebagai biji berbentuk bundar dan dilambangkan dengan gen “RR”, dinyatakan dominan terhadap kancing genetika berwarna merah yang diumpamakan biji keriput dan dilambangakn dengan gen “rr”.

Page 16: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Di dalam kedua wadah yang digunakan terdapat 4 perumpamaan dengan menggunakan kancing genetika, yaitu kuning-putih melambangkan biji kuning-bundar dengan gen “YR”, kancing genetika kuning-merah melambangkan kuning-keriput dengan gen “Yr”, kancing genetika hitam-putih melambangkan hijau-bundar dengan gen “yR”, dan kancing genetika hitam-merah melambangkan hijau-keriput dengan gen “yr”.

Pada nisbah ini dilakukan 3 kali percobaan, pada percobaan pertama didapatkan rasio fenotipe kuning-bundar (YYRR;YyRr;YYRr;YyRR) sebanyak 28 kali dan juga deviasi -1, rasio fenotipe kuning-keriput (YYrr;Yyrr) sebanyak 7 kali dan juga deviasi -5, rasio fenotipe hijau-bundar (yyRR;yyRr) sebanyak 8 kali dengan deviasi -1, dan rasio fenotipe hijau-keriput (yyrr) sebanyak 7 kali dan juga deviasi 4.

Page 17: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Pada percobaan kedua didapatkan rasio fenotipe kuning-bundar (YYRR;YyRr;YYRr;YyRR) sebanyak 24 kali dan juga deviasi -5, rasio fenotipe kuning-keriput (YYrr;Yyrr) sebanyak 11 kali dan juga deviasi 2, rasio fenotipe hijau-bundar (yyRR;yyRr) sebanyak 11 kali dengan deviasi 2, dan rasio fenotipe hijau-keriput (yyrr) sebanyak 4 kali dan juga deviasi 1.

Pada percobaan ketiga didapatkan rasio fenotipe kuning-bundar (YYRR;YyRr;YYRr;YyRR) sebanyak 29 kali dan juga deviasi 0, rasio fenotipe kuning-keriput (YYrr;Yyrr) sebanyak 9 kali dan juga deviasi 0, rasio fenotipe hijau-bundar (yyRR;yyRr) sebanyak 7 kali dengan deviasi -2, dan rasio fenotipe hijau-keriput (yyrr) sebanyak 5 kali dan juga deviasi 2.

Page 18: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

Dari seluruh jumlah deviasi pada percobaan 1, percobaan 2 dan percobaan 3 adalah 0. Maka perbandingan yang didapatkan adalah mendekati 9:3:3:1 Hal ini sesuai dengan hukum mendel II. Walaupun terdapat deviasi pada ketiga percobaan ini, namun deviasi yang didapatkan tidaklah terlalu jauh dari frekuensi harapan sesuai hukum mendel. Jadi dapat dimaklumi, dan dianggap bahwa deviasi tersebut dimungkinkan dari faktor yang tidak diketahui namun tidak terlalu mempengaruhi karena rasio perbandingannya mesih mendekati atau disekitar 9:3:3:1.

Page 19: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor

KESIMPULANPersilangan monohibrid ini sangat berkaitan

dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan yang berbeda.

Prinsip segregasi secara bebas memang benar adanya dengan dilakukannya percobaan pemisahan 25 pasang kancing dengan jumlah sama besar dan di silangkan dengan 25 buah kancing berbeda warna yang lainnya kemudian disilangkan kembali secara acak yang kemudian menghasilkan keturunan F1.

Perbandingan Mendel pada F2 persilangan monohibrida, yaitu perbandingan genotip 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotip 3 : 1 atau hampir mendekati

Untuk membuktikan Hukum Mendel II yang terkenal dengan prinsip berpasangan secara bebas, Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji bulat berwarna kuning, dengan galur murni berbiji kisut berwarna hijau. Gen R (bulat) dominan terhadap r (kisut), dan Y(kuning) dominan terhadap y (hijau).

Page 20: Genetika mendel

AGROTEKNOLOGI Universitas Djuanda Bogor