gaya belajar3

19
Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri GorontaloNilakusuma mahasiswa Program Studi Geografi Bapak Dr. Mursalin, M. Si dosen Universitas Negeri Gorontalo Ibu Nova E. Ntobuo, M. Pd dosen Universitas Negeri Gorontalo Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Nilakusuma. 2013. Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi Di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo“. Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyak mahasiswa yang belum mengetahui dan menyadari gaya belajarnya sendiri, sehingga dibutuhkan suatu penelitian untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki mahasiswa program studi Geografi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya belajar mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Geografi di Jurusan Fisika Uversitas Negeri Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu angket atau kuesioner dan wawancara serta observasi sebagai pendukung data hasil penelitian. Dalam penelitian terdapat 46 item pernyataan dalam angket dengan 77 responden dari jumlah populasi sebanyak 385 mahasiswa dan menarik sampel sebesar 20 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar mahasiswa program studi Pendidikan Geografi Di Jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo adalah gaya belajar Auditorial dengan jumlah persentase untuk gaya belajar auditorial adalah 45,48%. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa program studi SI pendidikan geografi di jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo memiliki gaya belajar Auditorial. Kata kunci : Gaya Belajar. 1. PENDAHULUAN Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi: „Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

Upload: idrismy23

Post on 10-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

gaya belajar

TRANSCRIPT

  • Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi

    di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo

    Nilakusuma mahasiswa Program Studi Geografi

    Bapak Dr. Mursalin, M. Si dosen Universitas Negeri Gorontalo

    Ibu Nova E. Ntobuo, M. Pd dosen Universitas Negeri Gorontalo

    Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Geografi

    F.MIPA Universitas Negeri Gorontalo

    ABSTRAK

    Nilakusuma. 2013. Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi

    Di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini dilatar belakangi oleh

    banyak mahasiswa yang belum mengetahui dan menyadari gaya belajarnya sendiri, sehingga

    dibutuhkan suatu penelitian untuk mengetahui gaya belajar yang dimiliki mahasiswa program

    studi Geografi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya belajar mahasiswa

    Program Studi S1 Pendidikan Geografi di Jurusan Fisika Uversitas Negeri Gorontalo. Metode

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik

    pengumpulan data yaitu angket atau kuesioner dan wawancara serta observasi sebagai

    pendukung data hasil penelitian. Dalam penelitian terdapat 46 item pernyataan dalam angket

    dengan 77 responden dari jumlah populasi sebanyak 385 mahasiswa dan menarik sampel

    sebesar 20 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar mahasiswa program studi

    Pendidikan Geografi Di Jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo adalah gaya belajar

    Auditorial dengan jumlah persentase untuk gaya belajar auditorial adalah 45,48%. Dengan

    demikian, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa program studi SI pendidikan geografi di

    jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo memiliki gaya belajar Auditorial.

    Kata kunci : Gaya Belajar.

    1. PENDAHULUAN

    Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai

    tujuan pembangunan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

    Tentang Tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi:

    Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak

    serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

    bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

  • beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

    cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

    jawab.

    Tujuan pendidikan nasional ini menuntut dosen sebagai tokoh sentral dalam kegiatan

    pembelajaran di kampus harus mempunyai persiapan yang matang, merespon secara positif

    terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, karena tugas dosen dalam dunia pendidikan

    sangat penting yaitu tidak hanya merubah peserta didik dari hal yang tidak tahu menjadi tahu,

    namun dosen juga berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu dengan cara

    mendidik.

    Universitas Negeri Gorontalo sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang

    mengemban fungsi untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia salah satunya

    dibidang pendidikan yang mandiri dan memiliki integritas sesuai dengan tuntutan

    pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, kompetensi lulusan yang diharapkan dari

    perguruan tinggi ini yaitu kemampuan menguasai dasar-dasar ilmiah, pengetahuan dan

    berbagai macam keahlian tertentu sehingga mampu memahami dan menjelaskan cara

    penyelesaian suatu masalah yang sesuai dengan bidang keahliannya.

    Sesuai dengan salah satu misi Universitas Negeri Gorontalo untuk menghasilkan lulusan

    yang bermutu profesional dan beradab, maka tanpa terkecuali semua fakultas, jurusan

    maupun program studi harus dapat menjalankan fungsi dan tujuannya. Hal ini dimaksudkan

    agar perguruan tinggi ini dapat menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang berkualitas dan

    mempunyai kompetensi dibidangnya masing-masing sehingga dapat mengharumkan nama

    baik dan citra dari perguruan tinggi khususnya Universitas Negeri Gorontalo .

    Untuk mencapai semua itu harus dengan belajar secara terus menerus. Belajar dari tidak

    tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai

    yang di harapkan. Menjadi orang yang sukses merupakan harapan bagi semua mahasiswa

    baik sukses dalam bidang akademik maupun bidang nonakademik.

    Mahasiswa pendidikan Geografi di Universitas Negeri Gorontalo sangat kompleks dan

    berasal dari berbagai suku di Indonesia. Kadang-kadang seorang dosen mengeluh mengapa

    materi yang sudah disampaikan sulit diterima oleh mahasiswa. Sebagian besar pula

    mahasiswa merasa terpaksa dalam mengikuti perkuliahan, tidak jarang mahasiswa

    beranggapan mengikuti perkuliahan karena itulah satu-satunya cara untuk lulus matakuliah.

    Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan dan tidak akan

    mudah bagi mahasiswa untuk berkonsentrasi belajar jika mahasiswa tersebut merasa

    terpaksa. Namun, mahasiswa selalu mencari cara yang terbaik supaya dapat belajar dan dapat

  • menerima materi perkuliahan dengan baik. Oleh sebab itu, dosen perlu mencari jalan keluar

    untuk menanggulangi masalah tersebut, yaitu dengan cara mengenali gaya belajar masing-

    masing mahasiswa sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat maksimal. Mengenali gaya

    belajar sendiri, belum tentu membuat seseorang menjadi lebih pandai tetapi dengan mengenal

    gaya belajar seseorang akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif . Jadi, dengan

    mengenali gaya belajar setiap mahasiswa, seorang dosen bisa dengan mudah menerapkan

    model atau metode yang cocok untuk mata kuliah yang akan di ajarkan, dengan begitu

    mahasiswa pun akan lebih mudah memahami mata kuliah yang di ajarkan oleh dosen mata

    kuliah tersebut. Karena, mahasiswa dalam belajar memiliki berbagai macam cara, ada yang

    belajar dengan cara mendengarkan, ada yang belajar dengan membaca, serta belajar dengan

    cara menemukan. Cara belajar mahasiswa yang berananeka ragam tersebut disebut sebagai

    gaya belajar (learning style) yang dipengaruhi oleh pengalaman, jenis kelamin, etnis dan

    secara khusus melekat pada setiap individu.

    Di lingkungan Jurusan FMIPA, khusunya Program Studi Pendidikan Geografi belum

    pernah dilakukan penelitian tentang kecendrungan gaya belajar. Oleh sebab itu, peneliti

    tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa Prodi

    Pendidikan Geografi Di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo.

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah deskripsi gaya

    belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi di Jurusan Fisika FMIPA Universitas

    Negeri Gorontalo? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya belajar

    mahasiswa program studi pendidikan Geografi di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

    Gorontalo. Manfaat dari penelitian ini adalah Bagi mahasiswa : Dengan mengetahui gaya

    belajar masing-masing mahasiswa program studi geografi dapat meningkatkan hasil belajar.

    Bagi dosen: Dapat mempermudah dalam proses pengajaran khususnya dalam menentukan

    model dan metode yang akan diterapakan saat proses pembelajaran berlangsung. Bagi

    peneliti: Untuk menambah wawasan peneliti sebagai seorang calon guru, sehingga setelah

    peneliti memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang kecendrungan gaya belajar, maka

    dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran selanjutnya.

    2. KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Gaya Belajar

    Sebagian mahasiswa lebih suka dosen mereka mengajar dengan cara menuliskan

    segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba

    memahaminya. Akan tetapi sebagian mahasiswa lebih suka dosen mereka mengajar dengan

    cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya.

  • Sementara itu, ada mahasiswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk

    mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Apapun cara yang dipilih,

    perbedaan gaya belajar itu menunjukan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa

    menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.

    Menurut Klob (dalam Gufron dan Risnawita 2012 : 11) gaya belajar merupakan metode

    yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi, yang pada prinsipnya gaya belajar

    merupakan bagian integral dalam siklus belajar aktif. Sedangkan menurut Gunawan (dalam

    Gufron dan Risnawita 2012 : 11) gaya belajar adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam

    melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi.

    Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat di simpulkan bahwa gaya belajar

    adalah suatu metode atau cara yang disukai oleh individu dalam melakukan kegiatan berfikir,

    memproses dan mengerti suatu informasi dalam proses pembelajaran.

    Menurut Nasution (dalam Ghupron & Risnawita 2012 : 39), para peneliti kemudian

    mengklasifikasikan adanya gaya belajar siswa sesuai kategori-kategori sebagai berikut:

    a. Tiap siswa belajar menurut cara sendiri yang kemudian sering disebut gaya belajar. Lain dari pada itu, pengajar juga mempunyai gaya mengajar sendiri-sendiri.

    b. Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu. c. Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar dapat mempertinggi efektivitas belajar.

    Informasi tentang adanya gaya belajar yang berbeda-beda mempunyai pengaruh atas

    kurikulum, administrasi, dan proses mengajar-belajar. Masalah ini sangat kompleks, sulit,

    memakan waktu banyak, biaya yang tidak sedikit, frustasi.

    Menurut DePorter dan Hernacki (2000 : 110) gaya belajar merupakan suatu kombinasi

    dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.

    Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar,

    menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau

    otak kiri-otak kanan, aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar

    (diserap secara abstrak dan konkret).

    Berikut merupakan kecenderungan masing-masing gaya belajar beserta situasi saaat proses

    pembelajaran berlangsung. Tabel di bawah ini merupakan table kecenderungan untuk ketiga

    gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik.

    Situasi Gaya belajar

    Visual Auditorial Kinestetik

    Mencatat Banyak catatan,

    menggunakan lagi,

    menggunakan

    diagram dan

    gambar-gamnbar

    Sedikit mencatat, lebih

    suka mendengar tanpa

    beban dan mencatat

    dengan cepat hanya

    benar-benar

    Banyak sekali

    catatan,beberapa

    tentang

    pertemuan,tidak pernah

    memeriksa catatannya.

  • dibutuhkan.

    Duduk Duduk di tengah

    agar dapat melihat

    banyak hal.

    Duduk di depan agar

    dapat mendengar

    dengan baik.

    Duduk di belakang,

    gelisah dan sering

    bergerak.

    Mengingat kata

    atau angka

    Melihat angka-

    angka tersebut

    dalam kepalanya

    dan membacanya

    ketika

    memasukinya.

    Mengucapkan angka-

    angka tersebut di

    kepalanya atau dengan

    suara keras ketika

    memasukinya, jika

    berbicara melalui

    telepon

    Mengingat lokasi dan

    gerakan kunci, hanya

    dapat mengingat angka

    ketika mengetuk-ketuk

    Kesenian atau

    musik

    Menyenangi musik Musik mengganggu

    kemampuan

    mendengarnya jika

    terlalu dekat atau

    terlalu keras

    Musik mempengaruhi

    emosinya dan tingkat

    energinya.

    Menerima

    respon dari

    orang lain

    Ingin melihat

    gambar, grafik dan

    laporan-laporan

    yang diwarnai

    dengan banyak

    halaman.

    Hanya mendengarkan

    anda menceritakan apa

    yang terjadi, dengan

    keriuhan minimal.

    Ingin memperoleh data

    secepatnyakemudian

    ingin memperdebatkan

    titik-titik emosional

    yang paling baik.

    Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukan cara tercepat dan terbaik

    bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya, jika kita bisa

    memahami bagaimana perbedaan gaya belajar setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah

    bagi kita jika suatu ketika, misalnya, kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya

    belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya. ( Ghupron & Risnawita

    2012 : 39)

    2.2 Klasifikasi Gaya Belajar

    Sejak awal tahun 1997, telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengenali dan

    mengkategorikan cara manusia belajar, cara memasukkan informasi ke dalam otak. Secara

    garis besar, ada 7 pendekatan umum dikenal dengan kerangka referensi yang berbeda dan

    dikembangkan juga oleh ahli yang berbeda dengan variansinya masing-masing.

    Menurut Adi Gunawan dalam bukunya Born to be a Genius (dalam Sagitasari 2010 :

    27) merangkum ketujuh cara belajar tersebut, yaitu:

    a. Pendekatan berdasarkan pada pemprosesan informasi; menentukan cara yang berbeda dalam memandang dan memproses informasi yang baru. Pendekatan ini

    dikembangkan oleh Kagan, Kolb, Honey dan Umford Gregorc, Butler, dan McCharty.

    b. Pendekatan berdasarkan kepribadian; menentukan tipe karakter yang berbeda-beda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Myer-Briggs, Lawrence, Keirsey & Bartes, Simon

    & Byram, Singer-Loomis, Grey-Whellright, Holland,dan Geering.

  • c. Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori; menentukan tingkat ketergantungan terhadap indera tertentu. Pendekatan ini dikembangkan oleh Bandler & Grinder, dan

    Messick.

    d. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; menentukan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional. Pendekatan ini dikembangkan oleh

    Witkin dan Eison Canfield.

    e. Pendekatan berdasarkan pada interaksi sosial; menentukan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. Pendekatan ini dikembangkan oleh Grasha-

    Reichman, Perry, Mann, Furmann-Jacobs, dan Merill.

    f. Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan; menentukan bakat yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner dan Handy.

    g. Pendekatan berdasarkan wilayah otak; menentukan dominasi relatif dari berbagai bagian otak, misalnya otak kiri dan otak kanan. Pendekatan ini dikembangkan oleh

    Sperry, Bogen, Edwards, dan Herman.

    Menurut Gardner (dalam Subini 2011 : 24) manusia mempunyai 8 kecerdasan yaitu:

    linguistik, logika/matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, spasial, sosial dan

    kinestetik. Teori kecerdasan ganda ini mewakili definisi sifat manusia, dari perspektif

    kognitif, yaitu bagaimana kita melihat, bagaimana kita menyadari hal ini benar-benar

    memberikan indikasi yang sangat penting dan tidak dapat dihindari untuk orang-orang

    preferensi gaya belajar, serta perilaku mereka dan bekerja gaya, dan kekuatan alami mereka.

    Jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki seseorang (Gardner menunjukkan sebagian besar dari

    kita kuat dalam tiga jenis) tidak hanya menunjukkan kemampuan orang, tetapi juga cara atau

    metode di mana mereka lebih suka belajar dan mengembangkan kekuatan mereka dan juga

    untuk mengembangkan kelemahan-kelemahan mereka .

    2.3 Manfaat Pemahaman Gaya Belajar

    Honey dan Mumford (dalam Gufron dan risnawita 2012 : 144) berpendapat bahwa

    mengetahui gaya belajar penting untuk individu masing-masing karena dapat meningkatkan

    kesadaran kita tentang aktivitas belajar mana yang cocok atau tidak cocok dengan gaya

    belajar kita, membantu menentukan pilihan yang tepat dari sekian banyak aktivitas.

    Menghindarkan kita dari pengalaman belajar yang tidak tepat, individu dengan kemampuan

    belajar efektif yang kurang, dapat melakukan improvisasi dan membantu individu untuk

    merencanakan tujuan dari belajarnya, serta menganalisa tingkat keberhasilan seseorang.

    Nasution menyatakan bahwa, berbagai macam metode mengajar telah banyak diterapkan

    dan diujicobakan kepada siswa untuk memperoleh hasil yang efektif dalam proses

    pembelajaran. Pada kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik daripada

    metode mengajar yang lain. Jika berbagai metode mengajar telah ditetapkan dan tidak

    menunjukkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang dapat dilakukan oleh guru

  • secara individual dalam proses pembelajaran yaitu atas dasar pemahaman terhadap gaya

    belajar siswa (Nasution:2008:115).

    Bobbi DePotter dan Hernacki menyebutkan bahwa mengetahui gaya belajar yang berbeda

    telah membantu para siswa, dengan demikian akan memberi persepsi yang positif bagi siswa

    tentang cara guru mengajar. Agar aktivitas belajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang

    diinginkan, maka gaya belajar siswa harus dipahami oleh guru (DePorter & Hernacki:2000).

    2.4 Gaya Belajar menurut Preferensi Sensori

    Berdasarkan prefensi sensori atau kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap,

    mengelola dan menyampaikan informasi, maka gaya belajar individu dapat dibagi dalam 3

    (tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut adalah gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik

    yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak berarti bahwa

    individu hanya yang memiliki salah satu karakteristik gaya belajar tertentu sehingga tidak

    memiliki karakteristik gaya belajar yang lain.

    Menurut sebuah penelitian ekstensif, khususnya di Amerika Serikat, yang dilakukan

    oleh Profesor Ken dan Rita Dunn dari Universitas St. John, di Jamaica, New York, dan para

    pakar Pemrograman Neuro-Linguistik seperti, Richard Bandler, John Grinder, dan Michael

    Grinder, telah mengidentifikasi tiga gaya belajar dan komunikasi yang berbeda:

    1. Visual. Belajar melalui melihat sesuatu. Kita suka melihat gambar atau diagram. Kita suka pertunjukkan, peragaan atau menyaksikan video.

    2. Auditori. Belajar melalui mendengar sesuatu. Kita suka mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal.

    3. Kinestetik. Belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Kita suka menangani, bergerak, menyentuh dan merasakan/mengalami sendiri. Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik gaya belajar seperti disebutkan di

    atas, menurut DePorter & Hernacki (2000 :116), adalah sebagai berikut:

    1. Gaya Belajar Visual

    Menurut DePorter & Hernacki (2000 :116) individu yang memiliki kemampuan belajar

    visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

    a. rapi dan teratur, b. berbicara dengan cepat, c. mampu membuat rencana dan mengatur jangka panjang dengan baik,teliti dan rinci, d. mementingkan penampilan, e. lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, mengingat

    sesuatu berdasarkan asosiasi visual,

    f. memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik, g. biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang

    belajar,

    h. sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis), merupakan pembaca yang cepat dan tekun,

  • i. lebih suka membaca daripada dibacakan, dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang

    tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan,

    j. jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain,

    k. sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak, l. lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah, m. lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik, n. sering kali menegtahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan

    dalam kata-kata, kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin

    memperhatikan.

    2. Gaya Belajar Auditorial

    Menurut DePorter & Hernacki (2000 :118) individu yang memiliki kemampuan belajar

    auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

    a. sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja (belajar), b. mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, c. menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, d. lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca, e. jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras, f. dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara, g. mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita, h. berbicara dalam irama yang terpola dengan baik, i. berbicara dengan sangat fasih, j. lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya, k. belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa

    yang dilihat,

    l. senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar, m. mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan

    dengan visualisasi,

    n. lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya,

    o. lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik.

    3. Gaya Belajar Kinestetik

    Menurut DePorter & Hernacki (2000 :118) individu yang memiliki kemampuan belajar

    kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:

    a. berbicara dengan perlahan, b. menanggapi perhatian fisik, c. menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka, d. berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain, e. banyak gerak fisik, f. memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar, g. belajar melalui praktek langsung atau manipulasi, h. menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung, i. menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca, j. banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal), k. tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama, l. sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut,

  • m. menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, n. pada umumnya tulisannya jelek, o. menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik), p. ingin melakukan segala sesuatu.

    3. HASIL PENELITIAN

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data yang diperoleh melalui

    angket gaya belajar mahasiswa Program Pendidikan Geografi tercantum seperti pada tabel

    4.1. Tabel distribusi gaya belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi terdapat 3

    jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar

    kinestetik, dan terdapat 5 indikator yaitu mencatat, duduk, mengingat kata/angka, kesenian

    atau musik,dan menerima respon dari orang lain. Hasil penelitian tentang gaya belajar

    mahasiswa Program Studi Geografi dideskripsikan dengan menggunakan persentase untuk

    mengetahui berapa persen mahasiswa Program Studi Geografi yang memiliki gaya belajar

    visual, dan berapa persen yang memiliki gaya belajar auditorial dan berapa persen juga yang

    memiliki gaya belajar kinestetik.

    Data yang tersaji dalam tabel 4.1 didapat berdasarkan hasil perhitungan butir

    pernyataan/pertanyaan yang terdapat dalam instrumen angket gaya belajar mahasiswa

    Program Studi Geografi di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Gorontalo. Instrumen

    angket gaya belajar dibagikan kepada mahasiswa program studi geografi sebanyak 77

    mahsiswa yang dijadikan responden, pernyataan dalam angket terdapat 46 butir pernyataan

    masing-masing butir pernyataan di lengkapi dengan tiga pilihan jawaban yaitu pilihan

    jawaban pada bagian mewakili jenis gaya belajar visual, pilihan jawaban yang b mewakili

    jenis gaya belajar auditorial dan pilihan jawaban pada bagian c mewakili jenis gaya belajar

    visual. Berikut disajikan hasil pengelompokan dari ketiga jenis gaya belajar berdasarkan hasil

    angket yang diisi oleh responden

    4.2 Pembahasan

    Penelitian tentang Gaya belajar mahasiswa dilaksanakan di Jurusan Fisika, Program

    Studi Pendidikan Geografi. Hal ini dilakukan mengingat bahwa sebelumnya belum pernah

    ada yang melakukan penelitian tentang gaya belajar mahasiswa khususnya di Program Studi

    Pendidikan Geografi. Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, peneliti terlebih dahulu

    mempersiapkan instrumen angket yang akan digunakan.

    Gaya belajar merupakan suatu metode atau cara yang disukai oleh individu dalam

    melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi dalam proses

    pembelajaran.

  • Dalam proses belajar khususnya di perguruan tinggi para tenaga pengajar atau dosen

    sangat perlu mengetahui dan menyadari gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing

    individu atau mahasiswa untuk mempermudah dalam proses pembelajaran, dimana dengan

    mengetahui gaya belajar tersebut akan mempermudah tenaga pengajar atau dosen untuk

    menentukan model atau metode yang tepat dalam proses pembelajaran dan tujuan pendidikan

    dapat dicapai secara efektif dan efisien, sehingga prestasi akademik dapat ditingkatkan. Gaya

    belajar mahasiswa yang menjadi fokus dalam penelitian yaitu gaya belajar visual, gaya

    belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Indikator untuk ketiga gaya belajar tersebut

    yaitu mencatat, duduk, mengingat kata atau angka, kesenian atau musik dan cara menerima

    respon dari orang lain.

    Gaya belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi di Jurusan Fisika

    Universitas Negeri Gorontalo diperoleh dari perhitungan jawaban angket yang diberikan

    kepada mahasiswa. Dalam pertanyaan atau pernyataan angket yang diajukan terdapat 3

    option jawaban yang menunjukkan bahwa jawaban a mahasiswa bergaya belajar visual,

    jawaban b mahasiswa bergaya belajar auditoral dan jawaban c mahasiswa bergaya belajar

    kinestetik. Hasil jawaban mahasiswa selajutnya diskoring atau dikelompokkan sesuai dengan

    option jawaban dan hasilnya berupa skor mentah seperti yang terdapat pada tabel di bawah

    ini:

    Tabel 4.1 Distribusi Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi Geografi

    No

    Butir

    Angket

    Jenis Gaya Belajar

    Option

    a

    Option

    b

    Option

    c

    No Butir

    Angket Jenis Gaya Belajar

    1 22 33 22

    Option

    a

    Option

    b

    Option

    c

    2 27 29 21 26 11 41 25

    3 18 44 13 27 28 33 16

    4 19 43 15 28 12 35 30

    5 28 29 20 29 15 21 41

    6 26 36 15 30 24 42 11

    7 28 39 10 31 14 47 20

    8 16 39 22 32 50 13 14

    9 13 17 47 33 31 13 33

    10 22 23 32 34 18 26 33

    11 34 17 26 35 41 11 25

    12 35 17 25 36 25 19 33

    13 11 54 12 37 51 10 16

    14 20 38 19 38 15 29 33

    15 20 27 30 39 27 19 31

  • Sumber : Hasil Analisis 2013

    Pada tabel diatas dapat dilihat jumlah persen mahasiswa yang memilih jawaban a,

    jawaban b dan jawaban c. Berdasarkan tabel tersebut terdapat 23,1087 % responden yang

    memilih visual, sedangkan untuk auditorial sebanyak 30,39% responden yang memilih

    jawaban b dan terdapat 23,54% responden yang memilih pilihan jawaban c. Dalam tabel

    tersebut juga dapat dilihat nomor butir angket yang paling banyak dipilih oleh responden

    yaitu untuk jenis gaya belajar visual terdapat pada nomor 37 yaitu tentang indikator duduk,

    sebanyak 51 responden yang memilih pernyataan tersebut. Pada jenis gaya belajar auditorial

    butir angket yang paling tinggi dipilih oleh responden yaitu nomor butir angket 13 tentang

    indikator menerima respon dari orang lain, jumlah responden yang memilih pilihan jawab b

    yaitu sejumlah 54 responden. Sedangkan untuk gaya belajar kinestetik terdapat pada nomor

    butir angket 9 yaitu tentang indikator mengingat kata atau angka yaitu sebanyak 47

    responden yang memilih pilihan jawaban c.

    Berikut merupakan grafik persentase gaya belajar mahasiswa Program Studi Geografi.

    16 29 35 13 40 23 30 24

    17 21 43 13 41 11 41 25

    18 30 18 29 42 20 33 24

    19 23 27 27 43 13 35 29

    20 40 25 12 44 17 33 27

    21 21 22 34 45 32 21 24

    22 13 39 25 46 16 39 22

    23 19 25 33

    24 17 46 14

    25 17 42 18 jumlah 1063 1398 1083

    Persentas

    e rata-

    rata 23,1087

    30,39130

    4 23,54348

  • Gambar 4.1 Persentase Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi Geografi

    Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat perbedaan persentase gaya belajar mahasiswa

    Program Studi Pendidikan Geografi di Jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo dari

    masing-masing gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik. Berdasarkan

    46 pernyataan butir angket dari 77 responden terdapat 30,27 % mahasiswa yang memiliki

    gaya belajar visual, 45,48 % mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial dan 24,53%

    mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.

    Berikut merupakan persentase perbandingan gaya belajar mahasiswa program studi

    geografi berdasarkan jenis kelamin seperti terdapat pada gambar grafik dibawah ini:

    Gambar 4.2 Persentase perbandingan Gaya Belajar Mahasiswa Program Studi

    Geografi berdasarkan jenis kelamin

    30,27 %

    45,48 %

    24,53 %

    0.00

    5.00

    10.00

    15.00

    20.00

    25.00

    30.00

    35.00

    40.00

    45.00

    50.00

    VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK

    PER

    SEN

    TASE

    PER

    BU

    TIR

    AN

    GK

    ET

    GAYA BELAJAR

    VISUAL

    AUDITORIAL

    KINESTETIK

    29.95 30.75

    45.81 45.01

    24.23 24.78

    05

    101520253035404550

    pe

    rse

    nta

    se

    Gaya Belajar

    visual (L)

    visual (P)

    auditorial (L)

    auditorial (P)

    kinestetik (L)

    kinestetik (P)

  • Gambar 4.2 merupakan persentase perbandingan gaya belajar mahasiswa program studi

    geografi berdasarkan jenis kelamin. Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk gaya

    belajar visual untuk jenis kelamin laki-laki berjumlah 29,95. Sedangkan untuk gaya belajar

    visual untuk jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 30,75. Untuk gaya belajar auditorial

    dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 45,81dan perempuan berjumlah 45,01. Sedangkan

    untuk gaya belajar kinestetik untuk jenis kelamin laki-laki berjumlah 24,23 dan perempuan

    berjumlah 24, 7.

    Dengan demikian untuk gaya belajar auditorial didominasi oleh responden yang berjenis

    kelamin laki-laki. Sedangkan untuk gaya belajar kinestetik untuk jenis kelamin laki-laki

    berjumlah 24,23 dan perempuan berjumlah 24, 78. Berdasarkan perbandingan tersebut gaya

    belajar kinestetik didominasi oleh responden dengan jenis kelamin perempuan. Responden

    laki-laki berjumlah 41 orang dan responden perempuan berjumlah 36 orang. Jadi, jumlah

    keseluruhan responden adalah 77 orang.

    Berikut merupakan tabel hasil pengelompokan gaya belajar mahasiswa Program Studi

    Geografi di Jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo.

    Tabel 4.2 Mahasiswa Program Studi Geografi yang memiliki gaya belajar

    auditorial

    No Nama Responden Auditoria

    l

    No Nama

    responden

    Auditori

    al

    1 Sandy koengo 24 31 Laode Muh.

    Irsan

    23

    2 Moh. Khamal salute 20 32 Sari 19

    3 eran 20 33 Alimodjo 20

    4 sutarno 19 34 I wayan Edi

    prastia

    27

    5 la ode fia 16 35 Yunirwan 19

    6 Firda M. Berlian 19 36 Sadly yunus 27

    7 Musrifin 20 37 enggal kasih

    winampi

    29

    8 Ilham Andrianto 23 38 Irfan 18

    9 Yusran T. Pakaya 20 39 Suyadi Husani 22

    10 Marlian Paputungan 20 40 Sulfiani uloli 21

    11 Hidayat Nurhamidin 24 41 I N Andi trisatyo 19

    12 Sri Sutriani Hapili 22 42 Wijaya Harmoko 23

    13 Iyam H. Helingo 23 43 Ardi 24

    14 Sri Vani olii 17 44 zulkifli D.

    Mohamad

    19

    15 I Made Gd.

    Wirabuana

    18 45 miftahul janna 21

  • 16 Abdul Royin Radjak 20 46 jein jekilar jafar 30

    17 kasmat Yusuf 22 47 Falahudin 26

    18 Rusmanto Mustafa 18 48 Hafifa S. Hadad 29

    19 Resilia Datunsolang 25 49 Zubaidah 24

    20 Fitria Kadir 22 50 hani aprilina 25

    21 Lisdawati Deti 19 51 Fadli Ade 25

    22 Sriwandi Hasim 23 52 Febriana Trifeny

    Rahayu

    23

    23 Helmu Lantu 23 53 Santriani Hasan 27

    24 Jaelani 27 54 Sriwahyuningsih

    Ismail

    19

    25 Agustina 26 55 desi surafni 27

    26 Susanti Lokow 35 56 meiriana Kartika

    Sari

    25

    27 febriyanti

    B.tobamaba

    20 57 Kasman 30

    28 Irfan 23 58 Rahmad Hasan 18

    29 Niluh Putu Subadri 23 59 Najmi 24

    30 Asrul 21 60 Boris Vandolly

    Tambun

    23

    61 Desyana 29

    Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah mahasiwa yang memiliki gaya belajar

    auditorial. Dari 77 responden terdapat 61 responden yang memiliki gaya belajar auditorial.

    Mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial lebih memfokuskan pendengaran dalam

    proses pembelajaran. Lebih mudah memahami pelajaran ketika disajikan dengan

    menggunakan media audio atau suara. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial akan

    terganggu ketika mendengarkan music atau keributan saat proses pembelajaran berlangsung.

    Berikut merupakan tabel mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual.

    Tabel 4.3 Mahasiswa Program Studi Geografi yang memiliki gaya belajar visual

    No Nama Responden Visual

    1 Awaludin 25

    2 Arif Bowo 22

    3 Ayk Ratnaningsih 20

    4 Made Yuli Aprianti 19

    5 Fifiati 22

    6 Wiwiek O Mansi 21

    7 Haris Biki 18

    8 Alfatahar 21

    9 Siti Marnun 20

    10 Robin N Ismail 19

  • Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah mahasiswa yang memiliki gaya belajar

    auditorial. Dari 77 responden terdapat 10 responden yang memiliki gaya belajar visual.

    Mahasiswa yang memiliki gaya belajar belajar visual merupakan mahasiswa yang dalam

    proses pembelajarannya lebih cenderung mengandalkan penglihatan untuk memahami

    pelajaran dan biasanya tidak terganggu oleh keributan atau suara music, mahasiswa yang

    seperti demikian, sangat mudah memahami pelajaran bilamana pelajarn itu disajikan dengan

    menggunakan media gambar.

    Berikut merupakan tabel mahasiswa geografi yang memiliki gaya belajar kinestetik.

    Tabel. 4.4 mahasiswa Program Studi Geografi yang memiliki gaya belajar

    kinestetik

    No

    Nama Respon

    Option

    c

    1 Hesran 21

    2 Nelfi sufu 23

    3 Seli cindra 20

    4 Dwi novianti 32

    5 Achmad 25

    6 Ratna Patilima 30

    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jum;ah mahasiswa program studi geografi yang

    memiliki gaya belajar kinestetik, dari 77 jumlah responden terdapat 6 responden yang

    memiliki gaya belajar kinestetik. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih suka

    belajar dengan cara mempraktekkan langsung atau memperagakan langsung apa yang akan

    dipelajarinya.

    Berdasarkan ketiga tabel jenis gaya belajar tersebut dapat dilihat perbandingan yaitu

    antara gaya belajar auditorial, gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik di Program

    Studi Geografi di dominasi oleh mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial, itu

    terbukti dari hasil penelitian menunjukkan terdapat 61 mahasiswa yang memiliki gaya belajar

    auditorial dan 10 mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual dan 6 mahasiswa yang

    memiliki gaya belajar kinestetik dari 77 responden.

    Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 responden, dari 10 responden

    ini jawaban yang di utarakan lebih cenderung bergaya belajar auditorial, dimana ketika

    peneliti menanyakan tentang indikator mencatatan terdapat 7 responden yang menjawab

    memiliki catatan sedikit catatan, sedangkan ketika peneliti menanyakan posisi duduk yang

    paling disukai saat perkuliahan berlangsung 6 dari 10 responden menjawab posisi yang

    paling saya sukai yaitu posisi di tengah, untuk indikator mengingat kata atau angka 6 dari 10

  • responden menjaawab lebih mudah mengingat apa yang dosen jelaskan. Dan untuk indikator

    kesenian atau musik ada 8 orang yang menjawab musik sangat mengganggu konsentarasi saat

    belajar. Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan mahaasiswa program

    studi geografi memiliki gaya belajar auditorial.

    Dalam menyikapi keberagaman mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan

    logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah

    suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara

    singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk

    melalui panca indera secara optimal. Berikut merupakan penjelasan untuk ketiga gaya belajar

    tersebut :

    4.2.1 Gaya Belajar Visual

    Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian yang dilakukan pada mahasiswa program studi

    geografi yang diwakili oleh jawaban a pada angket yaitu terdapat 30,27 % mahasiswa yang

    memilih option jawaban a dan itu artinya mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual

    adalah 30,27%. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual ini cenderung lebih mudah

    memahami segala sesuatu dengan cara melihat, mahasiswa yang bergaya visual lebih mudah

    memahami pelajaran dengan cara disajikan melalui gambar-gambar dan dengan

    menggunakan media yang lainya atau dengan cara para pengajar atau dosen mengajak

    langsung mahasiswanya melihat objek-objek yang berkaitan dengan mata kuliah yang akan

    diajarkan, bisa juga dengan cara menunjukkan alat peraga langsung kepada mahasiswa atau

    dengan menggambarkannya di papan tulis.

    Mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual harus melihat gerak tubuh dan ekspresi

    muka dosen atau yang mengajarkannya supaya lebih mudah memahami dan mengerti materi

    yang diajarkan. Mahasiswa yang bergaya belajar visual ini cenderung duduk didepan agar

    bisa melihat dengan jelas saat proses perkuliahan berlangsung, dan lebih mudah belajar dan

    mengerti dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran

    bergambar, video dan lebih suka mencatat sedetil mungkin untuk mendapatkan informasi.

    Menurut Subini ( 2011 : 19) gaya belajar visual memiliki beberapa kendala yaitu sebagai

    berikut:

    1. tidak suka bicara di depan kelompok. 2. Tidak suka mendengarkan orang lain bercerita 3. Tau apa yang harus dikatakan, tetapi tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata 4. Ditandai dengan sering terlambat menyalin pelajaran di papan tulis. 5. Tulisan tangannya berantakan. 6. Sering lupa jika harus menyampaikan pesan secara verbal kepada orang lain. 7. Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan.

  • 8. Mempunyai kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah

    menginterpretasikan kata atau ucapan.

    4.2.2 Gaya Belajar Auditorial

    Gaya belajar auditorial lebih cenderung melalui suara dalam proses pembelajaran.

    Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian yang dilakukan pada mahasiswa program studi

    geografi yang diwakili oleh jawaban b pada angket yaitu terdapat 45,48% mahasiswa yang

    memilih option jawaban b dan itu artinya mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditoriall

    adalah 45,48 %. Mahasiswa yang memiliki gaya belajar auditorial dapat memahami pelajaran

    dengan cepat dengan cara berdiskusi dan mendengarkan penjelasan dari dosen. Mahasiswa

    yang yang memiliki gaya belajar auditorial dapat mencerna makna penyampaian melalui

    suara dan orang auditorial cenderung hebat dalam bercerita, mahasiswa seperti ini biasanya

    dapat menghafal lebih cepat dengan membaca dengan bersuara serta melalui media seperti

    kaset, radio dan lain-lain.

    menurut Subini (2011 : 21) gaya belajar auditorial juga memiliki kendala yaitu sebagai

    berikut:

    1. Cenderung banyak omong. 2. Tidak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut. 3. Lebih memperhatikan informasi yang didengarnya, sehingga kurang tertarik untuk

    memperhatikan hal baru disekitarnya.

    4. Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya. 5. Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis. 6. Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik.

    4.2.3 Gaya Belajar Kinestetik

    Gaya belajar kinestetik memiliki gaya belajar dengan melakukan segala sesuatu

    secara langsung melalui gerak dan sentuhan. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian yang

    dilakukan pada mahasiswa program studi geografi yang diwakili oleh jawaban c pada angket

    yaitu terdapat 24,53% mahasiswa yang memilih option jawaban dan itu artinya mahasiswa

    yang memiliki gaya belajar kinestetik adalah 24,53 %. Mahasiswa yang memiliki gaya

    belajar kinestetik cenderung belajar melalui bergerak,menyentuh, dan melakukan. Mahasiswa

    yang seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk

    beraktifitas dan berekplorasi sangatlah kuat, sehingga mahasiswa yang memiliki gaya belajar

    kinestetik belajarnya melalui proses gerak dan sentuhan.

    Menurut Subini(2011:23) berikut merupakan kendala gaya belajar kinestetik:

    1. mengalami kesulitan duduk lama di depan komputer. 2. Tidak betah membaca atau mendiskusikan topik-topik di dalam ruang kelas. 3. Sulit untuk berdiam diri. 4. Sulit mempelajari hal yang abstrak seperti simbol matematika atau peta.

  • 5. Tidak bisa belajar di sekolah yang konvensional tempat guru menjelaskan dan anak diam.

    6. Kapasitas energinya cukup tinggi sehingga bila tidak disalurkan akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya.

    Oleh karena itu, para pengajar atau dosen hendaknya tidak memaksakan cara belajar

    kepada peserta didik atau mahasiswanya. Biarkan mereka mencari tahu informasi dengan

    gaya mereka sendiri karena dengan begitu akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkan.

    Ketiga gaya belajar tersebut memiliki ciri-ciri dominan dalam melakukan suatu kegiatan.

    Begitu pula dengan gaya belajar mahasiswa, terlihat adanya ciri-ciri dominan dalam suatu

    proses kegiatan pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil maksimal. Dengan

    mempertimbangkan dan melihat gaya belajar apa yang paling menonjol dari diri masing-

    masing peserta didik maka tenaga pengajar atau dosen diharapkan dapat bertindak secara arif

    dan bijaksana dalam memilih metode belajar dalam proses pengajaran yang sesuai.

    5. KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan dan uraian dari hasil penelitian diatas, maka peneliti menarik

    simpulan yaitu Gaya belajar mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi di Jurusan Fisika

    Universitas Negeri Gorontalo di dominasi oleh gaya belajar auditorial yaitu sebanyak 45,48

    % .

    Saran

    Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka diajukan

    beberapa saran yaitu sebagai berikut:

    1. Diharapkan bagi para mahasiswa atau peserta didik untuk mengenal gaya belajar

    yang dimilikinya agar mempermudah memahami mata kuliah atau pelajaran yang

    diajarkan.

    2. Bagi para dosen atau tenaga pengajar sangat perlu memahami gaya belajar peserta

    didik untuk mempermudah menerapkan model dan metode pembelajaran untuk

    mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, Edisi Revisi.

    Deporter B, Hernacki M. 2000. Quantum Learning. Bandung : Penerbit Kaifa

    Gufron MN, Risnawati R. 2012. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

    Russel, Lou. 2011. The Accelerated Learning Fieldbook. Bandung: Nusamedia

    Subini, Nini. 2011. Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Jogjakarta : Javalitera

  • Sukmadinata NS. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

    Silberman ML. 2009. Active Learning. Bandung: Penerbit Nusa Media

    Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: PT

    Bumi Aksara.

    Sagitasari Dewi. 2010. Hubungan Antara Kreativitas Dan Gaya Belajar Dengan Prestasi

    Belajar Matematika Siswa Smp. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.