gambaran mikroskopis gingiva normal
DESCRIPTION
mikroTRANSCRIPT
Gambaran mikroskopis gingiva normal:
1. Jaringan Ikat
Gingiva diikat oleh jaringan ikat sebagai inti yang diikat oleh sel epitel pipih berlapis
(Stratified Squomous Epitel).
Komponen seluler
Fibroblas
Sel mast
Makrofag
Limfosit, Sel plasma
Komponen ekstraseluler
Serabut gingiva : kolagen, reticular, elastin
Bahan dasar : mengisi ruang antara sel dan serabut gingiva (proteoglican, glikoprotein)
Pembuluh darah, limfe dan saraf
2. Jaringan Epitel
Oral/Outher Epithelium
Meliputi crest dan permukaan luar dari marginal gongiva dan permukaan pada attached
gingival. Tebalnya sekitar 0,2 mm hingga 0,3 mm. Outher epithelium merupakan epitel
berlapis pipih berkeratin (parakeratinisasi) dan mengandung retepeg. Derajat keratinisasi
gingival menurun dengan bertambahnya usia dan onset menopause. Tetapi tidak selalu
berhubungan dengan fase menstruasi. Keratinisasi pada mukosa mulut berbeda pada tiap
daerah, seperti palatum mempunyai tingkat keratinisasi lebih tinggi dibandingkan gingival,
ventral lidah, dan pipi.
Sulcular Epitelium
Meliputi sulcus gingiva tipis terdiri dari stratified squomous epitelium . Tidak
berkeratin dan tidak mengandung retepeg, tetapi bila ada iritasi plak maka dapat
berkeratin. Sulcular epithelium meluas dari batas koronal epitel junctional ke puncak
margin gingival. Seperti epitel nonkeratin lainnya, epitel sulcular memiliki granulosum dan
strata korneum. Epitel sulcular ini sangat penting karena dapat bertindak sebagai
membrane semipermiabel di mana produk bakteri pathogen yang masuk merembes ke dalam
sulkus gingival. Berbeda dengan epitel junctional, epitel junctional tidak banyak disusupi
oleh leukosit PMN dan menjadi kurang permiabel
Junctional Epitelium
Terdiri dari stratified squomous berepitel, berkeratin, dan tidak mempunyai retepeg. Pada
awal perkembangan terdapat 3-4 lapis sel, tetapi dengan bertambahnya usia meningkat 10-20
lapis sel.
Sel ini dapat dikelompokkan menjadi dua lapisan :
o Lapisan basal
o Lapisan suprabasal
Panjang epitel junctional ini sekitar 0,25 mm hingga 1,35 mm dan melekat pada jaringan ikat
gingival oleh lamina basal eksterna. Junctional epitelium atau functional epithelium terdiri
dari 3 zona, yaitu apikal, tengah, dan koronal
Kedalaman Pocket dan Loss Attachment
Poket periodontal, didefinisikan sebagai proses bertambah dalamnya sulkus gingiva,
merupakan salah satu gambaran klinis penyakit periodontal. Sebuah poket berukuran sempit, dan
epitel penyusun poket berada ekat dengan dan mengikuti kontur gigi. Ketika terdapat deposit
kalkulus, dinding poket mengikuti kontur kalkulus. Kekakuan free gngiva sangat berpengaruh
dalam penentu bantas dan bentuk deposit kalkulus subgingiva. Akses muara poket ke rongga
mulut memberikan sebuah kemungkinan bagi biofilm gigi terkumpul. Semakin dalam poket,
semakin sulit untuk dibersihkan oleh sikat gigi atau piranti kontrol biofilm lain.
Kedalaman poket merupakan jarak antara dasar poket dan marjin gingiva. Jarak ini mungkin
berubah seiring perjalanan waktu bahkan pada penyakit periodontal yang tidak mendapatkan
perawatan karena perubahan pada posisi marjin gingiva, dan mungkin tidak berhubungan dengan
perlekatan gigi yang ada.
Kedalaman poket, sebagai contoh jarak dari marjin gingiva sampai dasar poket gingiva diukur
berdasarkan probe. Kedalaman poket harus diperiksa pada tiap permukaan untuk seluruh gigi-
geligi. Pada grafik periodontal, mungkin memadai untuk hanya mengidentifikasi nilai terdalam
yang dicatat untuk tiap permukaan gigi. nilai kedalaman poket < 4 mm harus diekslusikan dari
grafik karena poket tersebut dapat dikategroikan di bawah dari variasi normal.
Hasil pengukuran kedalaman poket pada kondisi yang jarang (ketika marjin gingiva berkontak
dengan cementoenamel junction) memberikan informasi tepat mengenai perluasan kehilangan
perlekatan. Sebagai contoh, sebuah edema inflamasi mungkin menyebabkan sebuah
pembengkakan free gingiva yang menyebabkan pergeseran koronal marjin gingiva tanpa sebuah
migrasi epitel dentogingiva pada sebuah tingkat yang berada apikal dari cementoenamel junction.
Pada kondisi tersebut, kedalaman poket melebihi 3-4 mm merepresentasikan yang dinamakan
pseudopoket. Pada kondisi lain, sebuah kehilangan perlekatan secara jelas mungkin telah terjadi
tanpa sebuah peningkatan kedalaman poket.
Pembentukan poket menyebabkan kehilangan perlekatan gingiva dan permukaan akar yang
terekspos. Keparahan kehilangan perlekatan secara umu, tetapi tidak selalu, berhubungan dengan
kedalaman poket. Kondisi ini karena derajat kehilangan perlekatan bergantung pada lokasi dasar
poket pada permukaan akar, sedangkan kedalaman poket merupakan jarak di antara dasar poket
dan crest marjin gingiva. Poket dengan kedalaman yang sama mungkin berhubungan dengan
berbagai perubahan kehilangan perlekatan, dan poket dengan kedalaman berbeda mungkin
berhubungan dengan jumlah kehilangan perlekatan yang sama.