gambaran mikroskopis gingiva normal

5
Gambaran mikroskopis gingiva normal: 1. Jaringan Ikat Gingiva diikat oleh jaringan ikat sebagai inti yang diikat oleh sel epitel pipih berlapis (Stratified Squomous Epitel). Komponen seluler Fibroblas Sel mast Makrofag Limfosit, Sel plasma Komponen ekstraseluler Serabut gingiva : kolagen, reticular, elastin Bahan dasar : mengisi ruang antara sel dan serabut gingiva (proteoglican, glikoprotein) Pembuluh darah, limfe dan saraf 2. Jaringan Epitel Oral/Outher Epithelium Meliputi crest dan permukaan luar dari marginal gongiva dan permukaan pada attached gingival. Tebalnya sekitar 0,2 mm hingga 0,3 mm. Outher epithelium merupakan epitel berlapis pipih berkeratin (parakeratinisasi) dan mengandung retepeg. Derajat keratinisasi gingival menurun dengan bertambahnya usia dan onset menopause. Tetapi tidak selalu berhubungan dengan fase menstruasi. Keratinisasi pada mukosa mulut berbeda pada tiap daerah, seperti palatum mempunyai

Upload: aderiskapradina

Post on 08-Apr-2016

37 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

mikro

TRANSCRIPT

Gambaran mikroskopis gingiva normal:

1. Jaringan Ikat

Gingiva diikat oleh jaringan ikat sebagai inti yang diikat oleh sel epitel pipih berlapis

(Stratified Squomous Epitel).

Komponen seluler

Fibroblas

Sel mast

Makrofag

Limfosit, Sel plasma

Komponen ekstraseluler

Serabut gingiva : kolagen, reticular, elastin

Bahan dasar : mengisi ruang antara sel dan serabut gingiva (proteoglican, glikoprotein)

Pembuluh darah, limfe dan saraf

2. Jaringan Epitel

Oral/Outher Epithelium

Meliputi crest dan permukaan luar dari marginal gongiva dan permukaan pada attached

gingival. Tebalnya sekitar 0,2 mm hingga 0,3 mm. Outher epithelium merupakan epitel

berlapis pipih berkeratin (parakeratinisasi) dan mengandung retepeg. Derajat keratinisasi

gingival menurun dengan bertambahnya usia dan onset menopause. Tetapi tidak selalu

berhubungan dengan fase menstruasi. Keratinisasi pada mukosa mulut berbeda pada tiap

daerah, seperti palatum mempunyai tingkat keratinisasi lebih tinggi dibandingkan gingival,

ventral lidah, dan pipi.

Sulcular Epitelium

Meliputi sulcus gingiva tipis terdiri dari stratified squomous epitelium . Tidak

berkeratin dan tidak mengandung retepeg, tetapi bila ada iritasi plak maka dapat

berkeratin. Sulcular epithelium meluas dari batas koronal epitel junctional ke puncak

margin gingival. Seperti epitel nonkeratin lainnya, epitel sulcular memiliki granulosum dan

strata korneum. Epitel sulcular ini sangat penting karena dapat bertindak sebagai

membrane semipermiabel di mana produk bakteri pathogen yang masuk merembes ke dalam

sulkus gingival. Berbeda dengan epitel junctional, epitel junctional tidak banyak disusupi

oleh leukosit PMN dan menjadi kurang permiabel

Junctional Epitelium

Terdiri dari stratified squomous berepitel, berkeratin, dan tidak mempunyai retepeg. Pada

awal perkembangan terdapat 3-4 lapis sel, tetapi dengan bertambahnya usia meningkat 10-20

lapis sel.

Sel ini dapat dikelompokkan menjadi dua lapisan :

o Lapisan basal

o Lapisan suprabasal

Panjang epitel junctional ini sekitar 0,25 mm hingga 1,35 mm dan melekat pada jaringan ikat

gingival oleh lamina basal eksterna. Junctional epitelium atau functional epithelium terdiri

dari 3 zona, yaitu apikal, tengah, dan koronal

Kedalaman Pocket dan Loss Attachment

Poket periodontal, didefinisikan sebagai proses bertambah dalamnya sulkus gingiva,

merupakan salah satu gambaran klinis penyakit periodontal. Sebuah poket berukuran sempit, dan

epitel penyusun poket berada ekat dengan dan mengikuti kontur gigi. Ketika terdapat deposit

kalkulus, dinding poket mengikuti kontur kalkulus. Kekakuan free gngiva sangat berpengaruh

dalam penentu bantas dan bentuk deposit kalkulus subgingiva. Akses muara poket ke rongga

mulut memberikan sebuah kemungkinan bagi biofilm gigi terkumpul. Semakin dalam poket,

semakin sulit untuk dibersihkan oleh sikat gigi atau piranti kontrol biofilm lain.

Kedalaman poket merupakan jarak antara dasar poket dan marjin gingiva. Jarak ini mungkin

berubah seiring perjalanan waktu bahkan pada penyakit periodontal yang tidak mendapatkan

perawatan karena perubahan pada posisi marjin gingiva, dan mungkin tidak berhubungan dengan

perlekatan gigi yang ada.

Kedalaman poket, sebagai contoh jarak dari marjin gingiva sampai dasar poket gingiva diukur

berdasarkan probe. Kedalaman poket harus diperiksa pada tiap permukaan untuk seluruh gigi-

geligi. Pada grafik periodontal, mungkin memadai untuk hanya mengidentifikasi nilai terdalam

yang dicatat untuk tiap permukaan gigi. nilai kedalaman poket < 4 mm harus diekslusikan dari

grafik karena poket tersebut dapat dikategroikan di bawah dari variasi normal.

Hasil pengukuran kedalaman poket pada kondisi yang jarang (ketika marjin gingiva berkontak

dengan cementoenamel junction) memberikan informasi tepat mengenai perluasan kehilangan

perlekatan. Sebagai contoh, sebuah edema inflamasi mungkin menyebabkan sebuah

pembengkakan free gingiva yang menyebabkan pergeseran koronal marjin gingiva tanpa sebuah

migrasi epitel dentogingiva pada sebuah tingkat yang berada apikal dari cementoenamel junction.

Pada kondisi tersebut, kedalaman poket melebihi 3-4 mm merepresentasikan yang dinamakan

pseudopoket. Pada kondisi lain, sebuah kehilangan perlekatan secara jelas mungkin telah terjadi

tanpa sebuah peningkatan kedalaman poket.

Pembentukan poket menyebabkan kehilangan perlekatan gingiva dan permukaan akar yang

terekspos. Keparahan kehilangan perlekatan secara umu, tetapi tidak selalu, berhubungan dengan

kedalaman poket. Kondisi ini karena derajat kehilangan perlekatan bergantung pada lokasi dasar

poket pada permukaan akar, sedangkan kedalaman poket merupakan jarak di antara dasar poket

dan crest marjin gingiva. Poket dengan kedalaman yang sama mungkin berhubungan dengan

berbagai perubahan kehilangan perlekatan, dan poket dengan kedalaman berbeda mungkin

berhubungan dengan jumlah kehilangan perlekatan yang sama.