fathul muin - nikah

Upload: lukmanfiles

Post on 04-Jun-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    1/10

    KITAB FATHUL MU'IN 61,481 like this

    February 5 at 4:04pm

    BAB PERNIKAHANI.Defnisi Nikah

    Kata nikah dalam bahasa arab berarti menyatu dan bersetubuh, dan dalam arti syari adalah

    sesuatu aqad yang memperbolehkan dengan aqad itu bersetubuh dengan istri dengan lafadz

    nikah atau kawin. Nikah sangat diperintahkan oleh ALLAH SWT. Dan sangat dianjurkan oleh

    nabi Muhammad s.a.w. (seperti yang tertera pada ayat 32 surah An-Nur dan hadist-hadist

    Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, Imam Ahmad dan Abu Yala)

    berkata Ibnul Abbas rodliallahuanhu : tidak sempurna ibadah seseorang sampai dia kawin

    (menikah).

    II. Faedahfaedah nikah

    Faedahfaedah nikah sangat banyak sekali, seperti yang disebutkan oleh Imam Ghozali

    dalam kitab Ihya diantaranya:

    a. Mendapatkan keturunan yang mana di dalam kita mendapatkan keturunan tersebut

    mempunyai 4 nilai dalam beribadah:

    1. Untuk meneruskan kelangsungan hidup jenis manusia dimuka bumi ini, seperti yang

    tertera dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang artinya nikahlah kalian

    supaya kalian mempunyai keturunan.

    2. Untuk mendapatkan cinta Rasulullah s.a.w. dengan memperbanyak umatnya, karena nabi

    Muhammad s.a.w. merasa bangga dengan banyaknya umat beliau. Seperti yang disabdakannabi Muhammad s.a.w. (yang artinya) nikahlah kalian sehingga kalian akan menjadi banyak,

    karena sesungguhnya aku akan membanggakan kalian kepada umat-umat yang lain pada

    hari kiamat, walaupun dengan bayi yang gugur (hadist diriwayatkan oleh Imam Ahmad).

    3. Mengharapkan doa dari anaknya kelak untuk kedua orang tuanya, karena semua amal

    terputus kecuali 3 perkara, termasuk anak yang sholeh yang selalu mendoakan kedua

    orang tuanya. (mutafaqun alaihi)

    4. Mengharapkan syafaat dari anaknya.

    b. Dengan pernikahan tersebut kita mendapatkan benteng yang bisa membentengi diri kita

    dari godaan syaiton dan hawa nafsu.

    c. Mendapatkan kesenangan dalam kehidupan dan kesemangatan dalam melaksanakan

    ibadah.

    d. Mendapatkan banyak pahala dll.

    III. Berniat yang baik dalam menikah

    https://www.facebook.com/kitabfathulmuin?ref=streamhttps://www.facebook.com/kitabfathulmuin?ref=streamhttps://www.facebook.com/kitabfathulmuin/posts/10151228301451447https://www.facebook.com/kitabfathulmuin/posts/10151228301451447https://www.facebook.com/kitabfathulmuin/posts/10151228301451447https://www.facebook.com/kitabfathulmuin?ref=stream
  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    2/10

    Dianjurkan oleh Rasulullah s.a.w. bahwa sesungguhnya amal kita tergantung pada niat kita

    sendiri maka dalam mengerjakan suatu, kita dianjurkan untuk memperbaiki niat kita.

    Adapun niat seseorang yang akan menikah seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ali Bin

    Abibakar Assakran diantaranya:

    a. Berniat untuk mendapatkan cinta dan ridho dari ALLAH S.W.T. dan Rasulullah s.a.w.

    b. Berniat memperbanyak keturunan yang sholih dan sholihah.

    c. Berniat menjaga dari godaan syaiton.

    d. Berniat menjaga kemaluan dari pekerjaan yang keji (masiat)

    e. Berniat mencari kesenangan dengan istri agar dapat giat dalam beribadah.

    f. Berniat melawan hawa nafsu.

    g. Berniat mencari rizki yang halal untuk keluarga.

    h. Berniat mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang sholih dan sholihah dll.

    IV. Hukum Menikah

    a. Wajib. Hukumnya bagi orang yang tidak mampu menahan nafsunya sehingga bisa

    melakukan perzinahan.

    b. Sunnah, bagi setiap orang yang mempunyai keinginan untuk menikah dan mempunyai

    uhbah (bekal kawin) yaitu berupa mahar untuk istrinya, nafkah untuk istri di hariperkawinannya dan malam harinya dan juga mempunyai uang untuk beli baju satu stel

    pada hari perkawinannya.

    c. Khilafuaula, bagi orang yang ingin menikah tapi tidak memiliki uhbah (bekal untuk

    kawin) atau sebaliknya yaitu mempunyai uhbah (bekal untuk kawin) tapi tidak mempunyai

    keinginan untuk menikah.

    d. Makruh, bagi seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk nikah dan tidak memiliki

    uhbah (bekal untuk kawin).

    e. Haram, bagi seseorang yang ingin menikah tapi tidak ingin menafkahinya dhohir atau

    batin.

    V. Anjuran agama untuk melihat wanita yang akan di kawini (dinikahi) sebelum nikah,

    seperti yang disabdakan Nabi Muhammad s.a.w. (yang artinya) Lihatlah kepadanya karena

    itu akan menjadikan sebab langgengnya kalian berdua. Seperti yang diriwayatkan Imam

    Turmudzi, tapi dengan syarat-syarat tertentu diantaranya:

    a. Dengan niatan ingin menikah (bukan main-main)

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    3/10

    b. Ada harapan untuk diterima pinangannya.

    c. Melihatnya cukup di wajah dan kedua telapak tangannya tidak yang lain (karena wajah

    dan kedua telapak tangan sudah menggambarkan keseluruhan tubuhnya).

    d. Perempuan yang belum bertunangan.

    e. Perempuan yang boleh dinikahi.

    # Peringatan, berpacaran hukumnya haram mutlak, dan bisa menimbulkan fitnah dan

    malapetaka.

    VI. Rukun-rukunnya nikah diantaranya

    1. Wali nikah.

    Wali nikah dibagi dua :

    1) Wali nikah khusus yaitu semua laki-laki kerabatnya yang berhak menjadi wali.

    2) Wali nikah umum yaitu wali hakim atau petugas KUA.

    a. Orang yang berhak menjadi wali nikah yaitu :

    1) Ayah kandung

    2) Kakek, atau bapaknya kakek dan seterusnya

    3) Saudara laki-laki kandung

    4) Saudara laki-laki seayah, adapun saudara laki-laki seibu tidak berhak.

    5) Anak saudara laki-laki kandung (keponakan)

    6) Anak saudara laki-laki seayah dan seterusnya, adapun saudara laki-laki seibu tidak

    berhak

    7) Paman atau saudara laki-laki ayah kandung

    8)Paman atau saudara laki-laki ayah seayah adapun paman saudara laki-laki seibu tidak

    berhak

    9) Anak paman saudara laki-laki ayah kandung (misanan)

    10) Anak paman saudara laki-laki ayah seayah dan seterusnya.

    11) Paman ayah

    12) Anak paman ayah (misanan ayah)

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    4/10

    13) Paman kakek kemudian anaknya

    14) Paman ayah kakek kemudian anaknya

    b. Adapun cara perwalianya harus berurutan yaitu dari 1 kalau tidak ada dan tidak

    memenuhi syarat maka baru yang ke 2, kalau tidak ada yang ke 2 baru yang ke 3 dan

    seterusnya.

    c. Syarat-syarat menjadi wali nikah di antaranya :

    1) Wali nikah harus mencapai batas baligh

    2) Harus berakal sehat tidak gila.

    3) Bukan orang yang fasik (yang selalu berbuat dosa besar)

    4) Tidak sedang menjalankan ibadah haji atau umroh

    5) Bukan karena paksaan

    2. Istri

    a. Ciri-ciri yang sunnah dipilih pada calon istri diantaranya :

    1) Wanita yang sholihah

    2) Wanita yang cerdas

    3) Wanita yang sudah mencapai batas baligh

    4) Wanita yang subur

    5) Wanita dari keturunan keluarga yang baik-baik

    6) Wanita yang cantik dhohir dan batinya. Yaitu fisiknya sehat dhohir dan batin.

    b. Wanita yang haram dinikahi diantaranya :

    1) Wanita yang masih berstatus istri orang

    2) Wanita yang sedang menjalankan iddah

    3) Wanita yang murtad (yang keluar dari agama Islam)

    4) Wanita yang kafir kalau belum masuk Islam

    5) Wanita yang menjadi mahromnya dari nasab.

    6) Wanita yang menjadi mahromnya dari susuan

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    5/10

    7) Wanita yang menjadi mahromnya dari periparan

    Wanita yang menjadi bibi istrinya atau saudari istrinya, kalau belum diceraikan atau

    meninggal dunia.

    c. Sifat-sifat wanita yang menjadi idaman semua pria :

    1) Wanita yang sholehah yang taat beragama

    2) Wanita yang selalu bergairah kepada suaminya

    3) Wanita yang sabar dan tabah

    4) Wanita yang tidak suka mengeluh dan mengadu kecuali hal-hal yang penting

    5) Wanita yang tidak berdandan kecuali untuk suaminya saja

    6) Wanita yang selalu menyenangkan hati suaminya

    7) Wanita yang selalu taat kepada semua perintah suaminya yang baik-baik saja

    Wanita yang benar-benar menjaga martabat dirinya dan harta suaminya

    9) Wanita yang cerdas dan rajin

    10) Wanita yang selalu sopan dan lembut terhadap suaminya

    11) Wanita yang selalu menjaga kebersihan di badan, pakaian dan rumahnya dan memakai

    wewangian

    12) Wanita yang menjaga semua rahasia suaminya

    13) Wanita yang selalu meringankan beban suaminya

    14) Wanita yang menyiapkan makan dan minum untuk suaminya

    15) Wanita yang tidak menolak apabila diajak bersenggama (jimak), kecuali jika ada udzur

    (halangan)

    16) Wanita yang selalu memperhatikan suaminya

    17) Wanita yang selalu menutupi auratnya kecuali terhadap suaminya.

    18) Wanita yang selalu rapi dalam berpenampilan.

    Apabila wanita mempunyai sifat-sifat yang ada diatas maka akan menambah paras

    kecantikannya, walaupun wajahnya kurang mempesona, dan akan menimbulkan rasa cinta

    dan sayang selalu dari suaminya.

    3. Suami (rukun yang ketiga)

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    6/10

    a. Syarat-syarat menjadi suami diantaranya :

    1) Menikahi seorang wanita tanpa paksaan.

    2) Suami tersebut adalah laki-laki tulen.

    3) Calon suami tidak sedang melakukan ihrom baik dengan haji atau umroh.

    4) Suami yang diketahui identitas dirinya dengan jelas

    5) Calon suami harus mengetahui calon istrinya baik, dengan mengetahui nama calon

    istrinya atau melihatnya langsung atau dengan cara ditunjuk.

    6) Calon istri bukan termasuk mahromnya suami baik nasab, susuan atau periparan

    (musaharah).

    7) Calon suami harus mengetahui bahwa calon istrinya halal baginya (bukan masih istri

    orang lain atau iddah atau mahrom).

    Calon suami seseorang muslim.

    b. Sifat-sifat suami yang dicintai istri diantaranya :

    1) Suami yang taat beragama

    2) Suami selalu mencintai istrinya

    3) Suami yang selalu menghargai kesetiaan istrinya

    4) Suami yang selalu setia terhadap istrinya

    5) Suami yang sabar dan tabah dalam menghadapi segala hal cobaan

    6) Suami yang bisa menyenangkan hati istrinya

    7) Suami yang selalu menjaga martabatnya dan martabat istrinya

    Suami yang cerdas dan rajin

    9) Suami yang bisa memuaskan istrinya dalam hal bersenggama (jimak)

    10) Suami yang menutupi aurotnya terhadap wanita lain

    11) Suami yang menjaga rahasia istrinya

    12) Suami yang lembut terhadap istrinya

    13) Suami yang menjaga kebersihan dirinya dan pakaiannya dan memakai wewangian

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    7/10

    14) Suami yang selalu meringankan beban istrinya

    15) Suami yang selalu rapi dalam berpenampilan

    16) Suami yang selalu bertanggung jawab

    # Itulah sifat-sifat suami yang sholeh dan akan menyempurnakan kekurangan yang adapada dirinya.

    4. Termasuk rukunnya yaitu : dua orang saksi

    a. Dua orang saksi adalah termasuk rukunnya nikah adapun syaratnya diantaranya:

    1) Keduanya harus sudah mencapai batas baligh

    2) Keduanya adalah orang yang berakal

    3) Keduanya dari kaum pria tulen

    4) Keduanya beragama Islam

    5) Keduanya termasuk orang yang adil

    6) Keduanya bukan orang yang idiot

    7) Keduanya bukan orang yang tuli (kalau tulinya ringan sekiranya dari dekat maka akan

    terdengar maka diperbolehkan)

    Keduanya bukan orang buta

    9) Keduanya tidak bisu

    10) Keduanya harus memahami bahasa yang dipakai dalam pernikahan tersebut

    11) Keduanya memiliki ingatan yang kuat

    12) Diantara kedua saksi, bukan termasuk wali dari calon istrinya

    b. Disunnahkan yang menjadi saksi dalam pernikahan yaitu orang sholeh yang taat dalam

    agama dan taat dalam beribadah. Dan yang paling utama lagi apabila saksi tersebut sudah

    melakukan ibadah haji.

    5. Termasuk rukunnya yaitu Aqad Ijab qobul

    Aqad ijab qobul merupakan rukun yang paling utama dan yang menentukan. Adapun aqad

    ijab diucapkan si wali nikah dan qobul di ucapkan calon suami. Adapun syarat-syaratnya:

    1) Aqad ijab qobul tersebut harus dengan kalimat Nikah atau tazwij atau terjemahannya

    yaitu nikah atau kawin saja maka tidak sah dengan memakai kalimat yang lain.

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    8/10

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    9/10

    1. Agama :

    Maka orang muslim harus sederajat dengan muslimah atau sebaliknya muslimah dengan

    muslim tidak yang lain, karena kalau tidak sederajat dengan agama akan menimbulkan

    permusuhan yang sangat mendalam.

    2. Nasab :Seorang arab, akan sederajat dengan orang arab, seorang keturunan raja akan sederajat

    dengan keturunan raja yang lain, dan seorang keturunan rasul atau disebut dengan sayyid

    /syarifah sederajat dengan keturunan rosul yang lain, memang seorang syarifah /

    perempuan arab/ perempuan keturunan raja boleh menikah dengan yang lain asalkan

    walinya setuju menurut madzab Imam Syafii, akan tetapi kenyataan yang ada yang terjadi

    di masyarakat apabila itu terjadi akan banyak perselisihan yang terjadi didalam keluarga

    dan akan menimbulkan ketidakcocokan dan keharmonisan dalam keluarga / rumah tangga,

    maka sulit untuk menimbulkan mawaddah warohmah (kasih sayang).

    3. Iffah :

    Artinya, seorang yang menjaga dari perbuatan maksiat.

    4. Pekerjaan :

    Dalam rumah tangga, pekerjaan dijadikan satu titik keharmonisan, maksudnya : suami

    harus lebih tinggi derajatnya dalam pekerjaan dibanding istrinya, karena jika sama atau

    lebih rendah akan timbul perselisihan tentang pekerjaan.

    5. Kemerdekaan :

    Yaitu budak tidak sederajat dengan orang yang merdeka. Yang dimaksud budak, orang yang

    menjadi tawanan dalam peperangan.

    VIII. BAB WALIMAH

    a. Walimah adalah jamuan berupa makan dan minuman yang diadakan untuk syukuran

    setelah akad nikah, adapun hukumnya sunnah, seperti yang diriwayatkan oleh Imam

    Bukhori, bahwasanya Rasulullah saw. mengadakan walimah untuk sebagian istri-istrinya,

    yaitu Ummu Salamah dengan mengeluarkan gandum dan untuk istri beliau bernama Sofiah,

    mengeluarkan kurma dan keju. Rasulullah saw. juga memerintahkan sahabatnya yang

    bernama Abdurrahman bin Auf untuk menyembelih 1 ekor kambing setelah menikah.

    b. Menghadiri walimah nikah hukumnya wajib.

    c. Disunnahkan ketika mengadakan walimah nikah dengan bacaan-bacaan dzikir atau

    sholawat atau dengan membaca Maulid Nabi Muhammad saw. dan juga menabuh gendang

    atau rebana seperti yang dilakukan Rasul saw. ketika menikahkan anaknya SayyidatinaFatimah Azzahra dengan Imam Ali ra dan juga disunnahkan memanggil orang sholeh yang

    ahli ibadah dan fakir miskin, dalam mengadakan walimah, agar mendapatkan keberkahan.

    IX. BAB THALAK

    a. Thalak adalah sesuatu perkara yang bisa terjadi di suatu rumah tangga, dan sesuatu yang

    paling dibenci oleh ALLAH S.W.T. dan thalak bisa terjadi dalam semua keadaan, ketika

    bergurau atau marah atau bercerita bahkan ketika memberi arahan kepada seseorang

  • 8/13/2019 Fathul Muin - Nikah

    10/10

    (mengajar) maka kita harus berhati-hati menjaga lisannya dari ucapan thalak.

    b. Thalak dibagi menjadi 2 macam.

    1. Kinayah : yaitu thalak yang diucapkan dengan kata-kata yang tidak jelas dan

    membutuhkan niat seperti : Zaid berkata kepada Zainab, pulanglah kamu ke rumah orang

    tuamu. Kalau Zaid dalam mengucapkannya tidak ada niat untuk bercerai maka tidak apa-apa, tapi kalau Zaid dalam mengucapkan ada niat cerai, maka akan menjadi thalak satu.

    2. Sorikh : yaitu thalak yang diucapkan dengan jelas dengan memakai kata thalak atau cerai

    dalam semua keadaan.

    c. Thalak dalam keseluruhan dibagi menjadi 3 hal :

    1. Thalak satu : yaitu thalak yang diucapkan dengan jelas atau tidak jelas dengan satu kali

    ucapan dan dalam satu majlis.

    2. Thalak dua : yaitu thalak yang diucapkan dengan jelas atau tidak jelas dengan dua kali

    ucapan dan dalam satu majlis contohnya : Zaid mengucapkan kepada istrinya Zainab : aku

    thalak (cerai) kamu 1 dan 1 atau aku thalak (cerai) kamu 2 kali, maka terjadi thalak 2.

    3. Thalak bain atau 3 : yaitu thalak yang dicapkan 3 kali berturut-turut dan dengan jelas

    didalam satu majlis. Seperti : Zaid mengucapkan kepada istrinya Zainab : aku thalak (cerai)

    kamu tiga kali atau aku thalak (cerai) kamu 1 + 1 + 1 . Maka akan terjadi thalak 3.

    d. Thalak 1 dan 2 maka bagi suami bisa kembali ke istrinya dengan menyebutkan : aku

    kembali kepada kamu atau aku ruju kepada kamu. Tapi dengan syarat tidak melebihi massa

    iddah, yaitu; kalau dalam posisi hamil maka iddahnya sampai ia melahirkan bayi tersebut,

    kalau tidak hamil maka iddahnya 3 bulan, kalau melebihi iddahnya, maka bagi yang thalak

    rujii (1 + 2) harus memperbarui akad nikahnya.

    e. Thalak bain / 3 : Bagi yang melakukannya maka tidak boleh menyetubuhi istrinya karena

    dia bukan istrinya lagi, kalau dia (suami) ingin kembali kepada istrinya lagi maka harus

    melakukan syarat-syarat tertentu, yaitu:

    1. Selesainya massa iddah yaitu selama 3 bulan

    2. Harus menikah dengan orang lain (bagi istrinya)

    3. Harus suami yang ke-2 harus menyetubuhi (memasukkan dzakar ke farji)

    4. Suami ke-2 menthalak istrinya

    5. Selesainya iddah yang ke-2 yaitu 3 bulan. Maka baru boleh menikahi istrinya yang dulu

    f. IDDAH bagi perempuan yang ditinggal mati suaminya maka iddahnya : kalau dia hamil

    sampai lahirnya si bayi, kalau dia tidak hamil, maka iddahnya 3 bulan 10 hari.