farmakologi sosial 1

94
1 SAINAL EDI KAMAL, S.Si., M.Kes., Apt.

Upload: sainal-edi-kamal

Post on 09-Aug-2015

254 views

Category:

Health & Medicine


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakologi sosial 1

1

SAINAL EDI KAMAL, S.Si., M.Kes., Apt.

Page 2: Farmakologi sosial 1

PENDAHULUAN

A. DEFENISIFarmakologi : Pharmacon (Obat) & Logos (Ilmu

Pengetahuan)

Ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada

sistem biologi.

Obat : bahan atau sediaan yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi

atau kondisi patologi dalam rangka penetapan

diagnosi, pencegahan, penyembuhan, pemulihan

dari sakit, gejala sakit atau penyakit untuk

meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.

Page 3: Farmakologi sosial 1

B. PERKEMBANGAN OBATPenggunaan Obat :

Coba – coba

Turun – temurun Efek tidak seragam

Empiris

Distandarisasi dan diekstraksi :

Efedrin dari tanaman Efendra vulgaris

Vinblastin dari tanaman Vinca rosea

Digoksin dari tanaman Digitalis lanata

Page 4: Farmakologi sosial 1

C. PENGGOLONGAN OBAT1. Berdasarkan Keamanan (Permenkes No.

949/Menkes/Per/VI/2000.

a. Obat Bebas : parasetamol, vitamin C, asetosal, antasida daftar

obat esensial (DOEN), obat batuk hitam.

b. Obat Bebas Terbatas (Waarschuwing) artinya peringatan :

klortrimaleas, mebendazol, obat flu kombinasi tablet.

c. Obat Keras (Gevaarlijk) artinya berbahaya : amoksisilin, asam

mefenamat, semua obat injeksi dan semua obat baru.

Page 5: Farmakologi sosial 1

d. Psikotropika (obat keras tertentu)

Golongan I : hanya untuk penelitian; metilen dioksi

metamfetamin, lisergid acid diathylamine (LSD) dan

metamfetamin.

Golongan II, III dan IV : dapat digunakan untuk pengobatan

asalkan sudah didaftarkan; diazepam, fenobarbital, lorasepam,

dan klordiazepoksid.

Page 6: Farmakologi sosial 1

e. Narkotika : dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan)

Golongan I : hanya untuk penelitian, dilarang produksi; heroin

dan kokain

Golongan II dan III : dapat digunakan untuk pengobatan

asalkan sudah memiliki ijin edar; morfin, petidin, kodein,

doveri dan kodipron.

Page 7: Farmakologi sosial 1

2. Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian

a. Obat luar : salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga,

suppositotia dan krim. Menggunakan etiket biru.

b. Obat dalam : tablet, kapsul, sirup menggunakan etiket putih.

3. Berdasarkan Sumber atau Asalnya

a. Tanaman : alkaloid, glikosida, resin, karbohidrat, protein

b. Hewan : hormon atau enzim, misalnya insulin

c. Mineral : aluminium hidroksida, magnesium trisilat

Page 8: Farmakologi sosial 1

4. Berdasarkan Bentuk sediaan

a. Padat : ekstrak, serbuk, pil, tablet, suppositoria.

b. Cair : sirup, larutan, suspensi, linimen, lotion

c. Semi Padat : salep, krim, gel dan pasta

d. Gas : aerosol, oksigen dan inhaler

5. Berdasarkan Keamanan Selama Kehamilam

a. Kategori A : obat yang tidak menimbulkan pengaruh buruk

pada janin; parasetamol, penisilin, eritromisin, digoksin,

isoniazid dan asam folat

Page 9: Farmakologi sosial 1

b. Kategori B : obat yang dibatasi penggunaannnya pada wanita

hamil.

B1 : dari penelitian tidak terbukti menimbulkan kerusakan

pada janin; simetidin

B2 : data dari penelitian hewan tidak memadai; amfoterisin,

dopamin

B3 : pada hewan terjadi kerusakan janin tetapi belum tentu

bermakna pada manusia; griseofulvin, mebendazol

Page 10: Farmakologi sosial 1

c. Kategori C : obat memberikan pengaruh buruk pada janin

tanpa disertai malformasi anatomi jadi semata-mata efek

farmakologi; narkotika, aspirin, diuretik

d. Kategori D : obat terbukti meningkatkan malformasi pada janin

manusia; androgen, fenitoin, fenobarbital, kinin

e. Kategori X : obat yang mempunyai resiko tinggi memberikan

pengaruh buruk pada janin yang menetap (irreversibel) jika

diminum pada masa kehamilan; dietilstilbestrol.

Page 11: Farmakologi sosial 1

D. OBAT GENERIK1. Obat generik, menggunakan nama sesuai zat kimia yang

dikandungnya berdasarkan the international nonpropietary

names list for pharmaceutical preparation (INN); parasetamol,

amoksilin, asam mefenamat

2. Obat Generik dengan nama dagang (branded generic

medicines) yaitu diedarkan dengan nama dagang; amoksan,

panadol, ponstan

3. Obat Generik Berlogo : obat generik yang diproduksi oleh

industri farmasi yang bersertifikat CPOB

Page 12: Farmakologi sosial 1

POSOLOGI

Bentuk Sediaan Obat

Cara Pemberian Obat

Perhitungan Dosis Obat

Frekuensi Pemberian Obat

Page 13: Farmakologi sosial 1

Bentuk Sediaan Obat

1. Sediaan Padat

a. Serbuk Pulvis : Campuran kering bahan obat atau zat kimia

yang dihaluskan ditujukan untuk obat dalam atau obatluar.

Pulveres : Serbuk yang dibagi-bagi dalam bobot yangdiperkirakan sama, dibungkus dengan pengemas yangcocok untuk sekali minum.

Page 14: Farmakologi sosial 1

b. Tablet : Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Berat : 50 mg – 2 g

c. Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut gelatin, pati

d. Suppositoria : Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk rektal, vagina, urethal

Page 15: Farmakologi sosial 1

e. Kaplet : Tablet berbentuk kapsul yang pembuatannya melalui kempa cetak

f. Lozenges : Sediaan tablet manis dan baunya enak, penggunaannya dihisap dalam mulut

Page 16: Farmakologi sosial 1

2. Sediaan Setengah Padat

a. Salep : Sediaan setengah padat diloles,obat luar

b. Krim : Sediaan setengah padat emulsiair ≥ 60%, pemakaian luar

c. Pasta : Sediaan massa lembek, pemakaianluar (terbuat dari serbuk & ≥ 50% vaselin atauparaffin, gliserol

Page 17: Farmakologi sosial 1

3. Sediaan Cair

a. Larutan : Sediaan cair yang mengandungbahan kimia terlarut kecuali dinyatakanlain, pelarutnya air suling

b. Sirup : Larutan yang mengandung gulasukrosa, kadar gula tidak kurang dari 64% atautdk lebih dari 66%.

Page 18: Farmakologi sosial 1

d. Eliksir : Larutan rasa, bau sedap, selain obat mengandung zat pemanis, zat pewarna, pewangi, pengawet. Pelarut etanol.

e. Guttae : Larutan, emulsi atau suspensi obat luar & obat dalam.

f. Injeksi : Sediaan steril, bebas pirogen

Larutan, emulsi, suspensi, serbuk yang dilarutkan.

Page 19: Farmakologi sosial 1

4. Sediaan Gas

a. Aerosol : Sediaan mengandung 1 atau lebih zatberkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan

b. Gas : berupa oksigen, obat anestesi atau zatyang digunakan untuk sterilisasi.

Page 20: Farmakologi sosial 1

Rasionalisasi Pemberian Obat1. Tepat Pasien

2. Tepat Obat

3. Tepat Waktu

4. Tepat Dosis

5. Tepat Rute

6. Tepat Dokumentasi

Page 21: Farmakologi sosial 1

Rute Pemberian Obat

Enteral oral, sublingual, bukal

Parenteral topikal, injeksi, endotrakea, inhalasi

Page 22: Farmakologi sosial 1

PERHITUNGAN DOSIS

1. Berdasarkan LPT

KO : LPT anak

1,73 M : LPT dewasa

Wagner : LP : 0,09 x W0,73

W = BB dalam Kg

Da = Dd KO

1,73 M2

Page 23: Farmakologi sosial 1

2. Berdasarkan BB

Clark :

W = BB (Kg)

Da = W... Dd

70

Page 24: Farmakologi sosial 1

3. Berdasarkan Usia

Page 25: Farmakologi sosial 1

Frekuensi Pemberian Obat

Pemberian obat dapat :

Tiap 5 menit

Sekali sehari tujuan, kinetika obat, t½,

Beberapa kali sehari onset dan durasi obat

Setiap bulan

Page 26: Farmakologi sosial 1

Interval Pemakaian Obat

Kebiasaan :

3 x sehari pagi, siang dan sore

Optimal :

3 x sehari tiap 6 atau 8 jam

interval : 24 jam - (6 - 8 jam)

3

Page 27: Farmakologi sosial 1

ARTI % DALAM OBAT

• % berat / berat = gram/gram % misal : Boorzalf 10% =tiap 100 g zalf mengandung 10 g acidum boricum

• % berat / volume = gram / ml % misal : 1% morphine HCl= 1 g morphine HCl dlm 100 ml larutan / injeksi

• % vol. / vol = ml / ml % misal : alkohol 70% = tiap 100 mlcampuran mengandung 70 ml ethylalkohol murni

• % vol / berat = ml / gram % misal : kadar minyak 10%dlm suatu simplisia berarti tdp 10 ml minyak dlm 100 gsimplisia

Page 28: Farmakologi sosial 1

Mekanisme Kerja Obat

Efek obat terjadi karna interaksi fisiko-

kimiawi antara obat atau metabolit aktif

dengan reseptor atau bagian tertentu dari

tubuh.

Untuk mencapai tempat kerjanya maka obat

harus melalui 3 proses :

1. Fase Farmasetik

2. Fase Farmakokinetik

3. Fase Farmakodinamik

Page 29: Farmakologi sosial 1

Fase Farmasetika

Fase yang dipengaruhi antara lain oleh cara

pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan

zat tambahan yang digunakan.

Tablet terdegradasi granul

Partikel kecil pelepasan zat aktif

Zat aktif terdisolusi absorpsi

Larutan ˃ suspensi ˃ serbuk ˃ kapsul ˃

tablet ˃ tablet salut

Page 30: Farmakologi sosial 1

. .. ....... . .. ..

.....

. .. .......

. .. ....... . .. ..

.....

. .. ........ .. ....... . .. ..

.....

. .. .......

. .. ....... . .. ..

.....

. .. ........ .. ....... . .. ..

.....

. .. .......

. .. ....... . .. ..

.....

. .. ........ .. ....... .. . ..

.....

. .. .......

. .. ....... . .. ..

.....

. .. ..

.

.

.

.

.

TABLETDISINTEGRASI DISOLUSI

Page 31: Farmakologi sosial 1

Fase Farmakokinetik

Mempelajari absorpsi, distribusi,

metabolisme dan ekskresi obat dari dalam

tubuh atau mempelajari pengaruh tubuh

terhadap obat

Page 32: Farmakologi sosial 1

1. Absorpsi

Adalah proses masuknya obat ke dalam

sirkulasi sistemik.

a. Kelarutan

Kecepatan melarut dari suatu obat akan

menentukan kecepatan absorpsi obat

Page 33: Farmakologi sosial 1

Lipid bilayer

Page 34: Farmakologi sosial 1

b. pH : derajat keasaman atau kebasahan

Obat yang bersifat asam lemah akan mudah

menembus membran sel pada suasana

asam atau obat relatif tidak terionisasi.

Aspirin mudah menembus membran

lambung dari pada membran usus

Obat yang bersifat basa lemah akan mudah

diabsorpsi di usus halus

Page 35: Farmakologi sosial 1

c. Tempat Absorpsi

Obat dapat diabsorpsi pada kulit, membran

mukosa, lambung dan usus halus.

Absorpsi obat menembus lapisan sel tunggal

seperti pada ephitelium intestinal akan

lebih cepat dibandingkan membran kulit

yang berlapis-lapis

Page 36: Farmakologi sosial 1

d. Sirkulasi Darah

Obat baiknya diberikan pada daerah yang

kaya akan sirkulasi darah.

Pemberian melalui sublingual lebih cepat

diabsorpsi dari sub kutan (sirkulasi darah

kurang)

Page 37: Farmakologi sosial 1

MEMBRAN

Pasif

Aktif

Pinositosis

Usus Sel

Page 38: Farmakologi sosial 1

2. Distribusi

Penyebaran obat dari pembuluh darah ke

jaringan atau tempat kerja.

Kecepatan distribusi dipengaruhi oleh

permeabilitas membran kapiler terhadap

molekul obat.

Faktor lain yang mempengaruhi distribusi

obat adalah fungsi kardiovaskuler, ikatan

obat dgn protein plasma

Page 39: Farmakologi sosial 1

Organ (jantung, ginjal, hati) yang mendapat

suplai darah lebih banyak atau cepat akan

menerima obat lebih banyak dan cepat

dari organ lain (tulang, abses).

Pada saat obat masuk ke sirkulasi sistemik ,

sebagian besar akan terikat oleh protein

plasma (albumin), ikatan ini membentuk

molekul besar sehingga tdk dapat

menembus membran.

Page 40: Farmakologi sosial 1

Hanya obat bebas yg mencapai sasaran dan

mengalami metabolisme sehingga mudah

diekskresikan.

Berkurangnya obat bebas (tidak terikat)

akan menyebabkan pelepasan obat yang

terikat oleh protein, jadi terjadi

keseimbangan yg dinamis.

Perbandingan obat bebas dan obat terikat

menentukan durasi obat

Page 41: Farmakologi sosial 1

Obat lipofil mempunyai afinitas yang tinggi

terhadap jaringan, sehingga cenderung

terakumulasi, apabila aliran darah sedikit

di jaringan, maka distribusi obat

terhambat. Pemberian obat yang terlalu

cepat berpotensi menimbulkan toksik.

Page 42: Farmakologi sosial 1

3. Metabolisme

Merupakan reaksi perubahan zat kimia

dalam jaringan biologis yang dikalisis oleh

enzim menjadi metabolitnya.

Hati merupakan organ utama tempat

metabolisme obat.

Kebanyakan metabolisme menggunakan

enzim sitokrom P450 (hepar dan GI)

Page 43: Farmakologi sosial 1

4. Ekskresi

Ginjal adalah organ utama dalam ekskresi

obat atau metabolitnya.

Organ lain tempat ekskresi adalah

instestinal (feses), paru-paru, kulit,

keringat, air liur dan air susu.

Kecepatan ekskresi dilihat dari nilai t½, obat

yg panjang t½nya maka frekuensinya

pemakaiannya relatif panjang.

Page 44: Farmakologi sosial 1

Proses ekskresi obat dalam ginjal meliputi :

a. Filtrasi glomelurus

Obat bebas akan mengalami filtrasi

glomelurus masuk ke tubulus.

Kelarutan dan pH tidak berpengaruh

Dipengaruhi oleh ukuran partikel

Page 45: Farmakologi sosial 1

b. Reabsorpsi tubulus

Di tubulus kebanyakan obat mengalami

reabsorpsi ke sirkulasi sistemik kembali,

terutama zat non polar atau bentuk non

ion.

c. Sekresi tubulus

Obat yang tdk mengalami FG dapat masuk

ke tubulus melalui sekresi di tubulus

proksimal.

Page 46: Farmakologi sosial 1

Fase Farmakodinamik

Mempelajari efek obat dalam tubuh atau

jaringan hidup atau mempelajari pengaruh

obat terhadap fisiologi tubuh.

a. Berinteraksi dengan reseptor

Reseptor dapat berupa protein, asam

nukleat, enzim, karbohidrat atau lemak.

Semakin banyak reseptor yg diduduki maka

intensitas efek semakin meningkat

Page 47: Farmakologi sosial 1

b. Berinteraksi dgn enzim

Obat dapat menimbulkan efek karna

mengikat enzim yg dikeluarkan oleh tubuh.

Obat DM : memperbanyak insulin

c. Kerja non spesifik

Obat yang bekerja tanpa mengikat reseptor.

Misalnya alkohol mendenaturasi protein,

norit mengikat racun atau bakteri

Page 48: Farmakologi sosial 1

Conc

WaktuTo T1

T2 T3

MEC

To - T1 = Mula

To – T2 = Puncak, T1 – T3 = Lama Kerja Obat

Page 49: Farmakologi sosial 1

Obat Otonom

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari

sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan

sumsum tulang belakang.

Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf

somatis dan sistem saraf otonom.

Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf

simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

Page 50: Farmakologi sosial 1

Obat perangsang simpatik adalah adrenergik,simpatomimetik atau agonis adrenergik

Obat penghambat simpatik adalah simpatolitik atauantiadrenergik

Obat perangsang parasimpatik adalah kolinergik,parasimpatomimetik atau agonis kolinergik

Obat penghambat parasimpatik adalahparasimpatolitik atau antikolinergik

Page 51: Farmakologi sosial 1

Sistem Saraf SimpatisFungsi dari sistem saraf simpatik adalah

sebagai berikut.

• Mempercepat denyut jantung

• Memperlebar pembuluh darah

• Relaksasi bronkus

• Mempertinggi tekanan darah

• Memperlambat gerak peristaltis

• Memperlebar pupil

• Menurunkan sekresi ludah

Page 52: Farmakologi sosial 1

Sistem Saraf Parasimpatis

Sistem saraf parasimpatik memiliki

fungsi yang berkebalikan dengan fungsi

sistem saraf simpatik. Misalnya pada

sistem saraf simpatik berfungsi

mempercepat denyut jantung, sedangkan

pada sistem saraf parasimpatik akan

memperlambat denyut jantung

Page 53: Farmakologi sosial 1

Sel Saraf (Neuron) dan Impuls

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang

disebut neuron. Neuron bergabung

membentuk suatu jaringan untuk

mengantarkan impuls (rangsangan).

Satu sel saraf tersusun dari badan sel,

dendrit, dan akson.

Page 54: Farmakologi sosial 1
Page 55: Farmakologi sosial 1

1. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang

paling besar dari sel saraf Badan sel

berfungsi untuk menerima rangsangan dari

dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada

badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma,

mitokondria, sentrosom, badan golgi,

lisosom, dan badan nisel. Badan sel

merupakan kumpulan retikulum endoplasma

tempat transportasi sintesis protein.

Page 56: Farmakologi sosial 1

2. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan

bercabang-cabang. Dendrit merupakan

perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi

untuk menerima dan menghantarkan

rangsangan ke badan sel.

Page 57: Farmakologi sosial 1

3. Akson

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut

sel saraf panjang yang merupakan perjuluran

sitoplasma badan sel. Di dalam neurit

terdapat benang-benang halus yang disebut

neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh

beberapa lapis selaput mielin yang banyak

mengandung zat lemak dan berfungsi untuk

mempercepat jalannya rangsangan

Page 58: Farmakologi sosial 1

Impuls adalah rangsangan atau pesan yang

diterima oleh reseptor dari lingkungan luar,

kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat

juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa

elektrik yang menjalari serabut saraf.

Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.

a. Perubahan dari dingin menjadi panas.

b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada

kulit menjadi ada tekanan.

c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh

hidung.

Page 59: Farmakologi sosial 1

Neurotransmitter ada dua macam :

1. NT untuk saraf simpatik adalah norepinefrin (NE)

2. NT untuk saraf parasimpatik adalah asetilkholin(Ach)

Page 60: Farmakologi sosial 1

1. Adrenergik

a. Bekerja Langsung

Obat Khasiat

Fenileprin Dekongestan

Klonidin Penurun Tekanan Darah

Dobutamin Meningkatkan Kerja Jantung

Isoproterenol Meningkatkan Kerja Jantung & Bronkodilator

Albuterenol Bronkodilator

Terbutelin Bronkodilator

Metoproteronol Bronkodilator

Page 61: Farmakologi sosial 1

b. Bekerja tidak Langsung

Mendorong pengeluaran NE dari tempatpenyimpanannya seperti amfetamin danmetilphenidat (keduanya sebagai antidefresan)

2. Obat Antiadrenergik

Berkerja melalui penghambatan terhadap reseptoradrenergik.

a. α 1 bloker : terapi hipertensi (vasodilatasi pembuluhdarah) ; prazosin, terazosin dan doxazosin

Page 62: Farmakologi sosial 1

b. ß bloker untuk terapi hipertensi (mengurangifrekuensi dan kekuatan denyut jantung) ; atenolol,metoprolol, propanolol, nadolol dan pindolol

Page 63: Farmakologi sosial 1

3. Kolinergik

a. Bekerja Langsung

Langsung berinteraksi dgn reseptor muskarinik untukmenghasilkan efek kolinergik.

Contohnya : bethanekol (terapi retensi urin akibattindakan pembedahan atau gangguan neurogenikkandung kemih)

Page 64: Farmakologi sosial 1

b. Bekerja tidak Langsung

Tidak menduduki reseptor tetapi mengikatAsetilkolinesterase sehingga Ach meningkat.

Contoh : neostigmin (miastenia gravis)

4. Antikolinergik

Menghambat reseptor muskarinik sehingga efeknyaberlawanan dgn obat kolinergik.

Contoh : atropin (mengurangi sekresi sal. Pernapasanpd tindakan operasi), scopolamin (mabukperjalanan), ipatropium (asma)

Page 65: Farmakologi sosial 1

Obat sal. pernapasan

Sistem pernapasan terdiri dari :

1. Trakea

2. Bronkus

3. Bronkiolus

4. Alveolus

5. Paru-Paru

Page 66: Farmakologi sosial 1

Fungsi sistem pernapasan :

1. Menyediakan oksigen untuk sel tubuh

2. Membuang karbon dioksida dari sel tubuh

3. Pertahanan tubuh melawan senyawa asing

4. Menghasilkan suara untuk bicara

Page 67: Farmakologi sosial 1

rhinitis

Merupakan radang membran mukosa hidung

(bersin, gatal, hidung berlendir dan kongesti)

Penyebab :

a. Menghirup elergen (debu, bulu binatang,

serbuk sari, asap rokok, polutan)

b. Zat berinteraksi dgn sel mast melepaskan

histamin, leukotrin

Page 68: Farmakologi sosial 1

Terapi :

a. Antihistamin (CTM, difenhidramin)

b. Dekongestan (fenileprin,

pseudoefedrin)

Side Effect :

a. Sedasi

b. Insomnia

c. Aritmia

Page 69: Farmakologi sosial 1

bronkodilator

Obat ini digunakan pd penderita asma.

Penyebab bronkokontriksi :

a. Perangsangan parasimpatis

b. Penghambatan simpatis

Asma biasa terjadi karna bronkus terlalu sensitif

terhadap rangsangan

Page 70: Farmakologi sosial 1

Pengobatan asma :

1. Agonis ß2 (salbutamol, terbutalin,fenoterol)

2. Metil Xantin (teofilin) cAMP, LD50/ED50

sempit

3. Antikolinergik (ipatropium bromid)

4. Kortikosteroid (prednison, deksametason,

triamsinolon) antiinflamasi di sal.

pernapasan

Page 71: Farmakologi sosial 1

mukolitik

Asma, bronkitis produksi mukus (glikoprotein

polisakarida, eksudat infeksi)

Sekret yg banyak sukar bernapas sehingga

diperlukan pemberian mukolitik

Page 72: Farmakologi sosial 1

Pengobatan :

1. Bromheksin (memutuskan ikatan

mukopolisakarida)

2. Asetilsistein (memecah glikoprotein)

Page 73: Farmakologi sosial 1

antitusif

Atau batuk kering tenggorokan gatal, suara

serat atau hilang.

Penyebab :

a. Inhalasi partikel makanan

b. Bahan iritan

c. Asap rokok

d. Perubahan suhu

Page 74: Farmakologi sosial 1

Pengobatan :

1. Kodein

2. Dekstrometorfan (L-isomer opioid)

3. Uap Mentol ( sensitifitas faring dan laring)

Page 75: Farmakologi sosial 1

Obat Saluran Pencernaan

Obat yang bekerja mulai dari mulut sampaikolon, misalnya :

1. Obat untuk terapi Ulcer

2. Antidiare

3. Pencahar atau Laksantif

4. Antispasmodik

5. Dsb

Page 76: Farmakologi sosial 1

Obat Ulcer

Penyebab :

1. Infeksi Helicobacter pylori2. Peningkatan sekresi asam lambung

3. Kerentanan mukosa sal. Pencernaanterhadap HCl dan gastrin

4. Side effect obat AINS

Page 77: Farmakologi sosial 1

1. Penghambat sekresi asam

Sekresi asam lambung berlangsung di selparietal yg dikontrol oleh Ach, histamin,prostaglandin dan gastrin.

Ach, histamin dan gastrin bila berikatan dgnreseptor akan mengaktifkan pompa proton(H+) yg akan meningkatkan sekresi HCl,sedangkan prostaglandin malahmengurangi HCl lambung.

Page 78: Farmakologi sosial 1

Obat penghambat sekresi asam lambung :

a. H2-antagonis (antihistamin)

Yaitu simetidin, ranitidin, famotidin dannizatidin.

Jika asam lambung disebabkan oleh histamindan gastrin maka sekresi HCl akandihambat secara lengkap tapi parsial bilapenyebabnya oleh Ach.

Page 79: Farmakologi sosial 1

Efek samping :

a. Diare

b. Sakit kepala

c. Kelelahan

d. Mialgia

e. Konstipasi

Page 80: Farmakologi sosial 1

b. Penghambat Pompa Proton

Absorpsi obat ini sangat dipengaruhi olehadanya makanan dan bioavailabilitasnyadapat berkurang sampai 50%. Sebaiknyadiminum sebelum makan atau 1 jam setelahmakan.

Obat : omeprazol, landsoprazol

Page 81: Farmakologi sosial 1

Obat ini diberikan sebagai sediaan kapsulenterik dan akan terurai menjadi bentuk yglebih aktif (pro drug) .

Obat akan dikonversi menjadi senyawasulfonamid yg akan berikatan dgn enzimH+/K+-ATPase yg akan menginaktifasi enzim.

Efek samping : diare, sakit kepala, nyeriabdomen

Page 82: Farmakologi sosial 1

2. Antasida

Untuk mengurangi nyeri dan rasa terbakar diulu hati karna hiperasiditas dan gastritis.

Berasal dari basa lemah, jika masuk lambungakan bereaksi dgn asam membentuk air dangaram. pH lambung akan naik (4-5) aktifitaspepsin terhambat dan akan mengurangiiritasi mukosa.

Page 83: Farmakologi sosial 1

Konstipasi merupakan efek samping antasidayg mengandung Al dan Ca karna dapatmenghambat absorpsi air dan fosfat.Sedangkan diare merupakan efek sampingMg.

Untuk menangani masalah ini makakebanyakan antasida ditambahkan Al danMg untuk saling menetralisasi.

Page 84: Farmakologi sosial 1

3. Pelindung Mukosa

Sukralfat merupakan senyawa kompleks ygakan berikatan dgn protein, membentukkompleks dgn mukus (gel) yg akan melapisimukosa shg terhindar dari kerusakan olehgastrin.

Page 85: Farmakologi sosial 1

Antidiare

1. Diare spesifik

Memerlukan antimikroba

2. Diare non spesifik

Diare terjadi karna meningkatnya peristaltikatau motilitas GI.

Page 86: Farmakologi sosial 1

a. Penghambat motilitas

Bekerja menghambat Ach (antikolinergik) ygakan mengurangi motilitas GI.

Contoh obatnya : loperamid HCl dandefenoksilat. Obat ini tdk boleh diberikanpada diare akut pd anak-anak karna dapatterjadi paralisis.

Efek samping : kram GI.

Page 87: Farmakologi sosial 1

b. Absorpben

Cara kerja : mengabsorpsi toksin,mikroorganisme atau melindungi mukosadari rangsangan zat yg dapat meningkatkanperistaltik GI.

Contoh : kaolin, pektin, metil selulosa,atalpulgit, arang aktif dan norit (semuamerupakan obat keras).

Page 88: Farmakologi sosial 1

Pencahar atau Laksantif

Obat yg digunakan untuk memudahkanpengeluaran tinja dari kolon dan rektum.

Selain itu digunakan pula untuk :

a. Kombinasi dgn obat cacing

b. Pengosongan sal. Pencernaan (pembedahanatau rontegen)

c. Konstipasi

Page 89: Farmakologi sosial 1

a. Pencahar pembentuk massa

Membentuk massa gel di usus besar ygmenyebabkan retensi air. Massa besar danencer di usus besar akan merangsangpeningkatan peristaltik dan memacu BABkeluar.

Obat ini khusus konstipasi dgn tinja sedikit dankeras.

Jenis pencahar : agar, metilselulosa, psilium

Page 90: Farmakologi sosial 1

b. Pencahar stimulan

Menyebabkan iritasi yg memacu peningkatanperistaltik, peristaltik relatif kuat shg dapatmenimbulkan kram abdomen.

Obat : bisakodil, natrium dokusat, dioktilsulfosuksinat dan gliserol.

Page 91: Farmakologi sosial 1

c. Pelunak tinja

Membentuk emulsi dgn tinja shg tinja menjadilebih lunak.

Obat : Na-dokusat, minyak mineral dan gliserin

Page 92: Farmakologi sosial 1

d. Pencahar osmotik

Membentuk massa dgn menarik air dalam usussehingga tinja menjadi lebih encer.

Contoh : garam enggris, laktulosa.

Obat ini bekerja sangat cepat dan kuat(MgSO4) shg umumnya digunakan untukpengosogan perut dan untuk terapikonstipasi.

Page 93: Farmakologi sosial 1

Antispasmodik

Untuk merelaksasi otot polos GI. Obat golonganini digunakan pula pada nyeri GI karnakontraksi yg berlebihan.

Contoh : ekstrak belladon, atropin sulfat,propantalin, propantalin bromida dan hiosinbutil bromida.

Page 94: Farmakologi sosial 1