laporan praktikum farmakologi

22
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI UJI ANTIDEPRESAN METODE RODA PUTAR CELUP (WATER WHEEL) Kelompok 2 Miftahkhul Khusna 201010410311108 Oggy Malikul Mulki 201010410311109 Fadillah Titisari 201010410311128 Laily Ami Sulistiorini 201010410311129 Oktavia Diyah 201010410311130 Dedy Prayogo 201010410311131 Dian Artha 201010410311132 Hervita Meiveni 201010410311133 Agus Nuurul Muzakkiy 201010410311134 Karyna Alvia 201010410311135 Ika Aries Sandi 201010410311136 Rizky Amalia 201010410311137 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Upload: dilla-novita

Post on 21-Oct-2015

467 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

UJI ANTIDEPRESAN METODE RODA PUTAR CELUP (WATER WHEEL)

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

UJI ANTIDEPRESAN METODE RODA PUTAR CELUP

(WATER WHEEL)

Kelompok 2

Miftahkhul Khusna 201010410311108Oggy Malikul Mulki 201010410311109Fadillah Titisari 201010410311128Laily Ami Sulistiorini 201010410311129Oktavia Diyah 201010410311130Dedy Prayogo 201010410311131Dian Artha 201010410311132Hervita Meiveni 201010410311133Agus Nuurul Muzakkiy 201010410311134Karyna Alvia 201010410311135Ika Aries Sandi 201010410311136Rizky Amalia 201010410311137

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan

petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat berdasarkan

praktikum yang telah kami lakukan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini terutama para dosen yang telah

membimbing kami pada saat praktikum.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masaih kurang dari sempurna,

oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang bersifat membangun demi

sempurnanya makalah ini.

Malang, Mei 2012

Penulis

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PENDAHULUAN

Obat-obat depresan atau anti depresan memiliki efek mempengaruhi otak dan sulit

untuk didefinisikan serta diukur dan kuantitas kerjanya. Gangguan depresi menyebabkan

perubahan perilaku, penurunan energy, perubahan nafsu makan, gangguan makn,

ganguan tidur dan perubahan bobot badan. Pada gejala yang ekstrim antara lain mania

atau elasi (ransangan kuat). Depresi merupakan gangguan neurobiologi pada otak dengan

gejala atau fenomena yang kompleks serta etiologi yang hingga sekarang masih

belumjelas. Penyebab depresi pada umumnya adalah faktor tekanan psikologi (stressor

psikososial) yang berat yang menyebabkan rasa putus asa dan tidak lagi mampu untuk

mengatasinya. Stressor dapat berupa penyakit gangguan fisik seperti stroke, pada kondisi

kecemasn atau ketakutan yang luar biasa maka hewan secara normal akan memberikan

respon berupa:

- perilaku yang defensif

- reflek otonomik berupa gigitan

- stamina meningkat dan waspada

- terjadi sekresi kortikosteroid

- emoso negatif

Golongan obat yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan

adalah obat antidepresan dan antipsikotik, seperti SSRI, anti depresan trisiklik, inhibitor

MAO, preparat lithium atau obat-obat antikonvulsi serta terapi keang listrik atau neuro

elektrik syok. Obat antidepresan terdiri dari

- Antidepresi golongan trisiklik. Golongan obat ini termasik obat-obat antidepresan

lama dengan efikasi yang sudah terbukti, bersifat sedatif dan menimbulkan efek

samping otonomik, sehingga penggunaanya terbatas. Trisiklik adalah obat yang

paling berbahaya pada overdosis karena efek kardiotoksisitasnya, konvulsi sering

terjadi.

- Inhibitor MAO. Efek samping yang paling sering terjadi adalah hipotensi postural

(lebih sering terjadi pada pemberian fenelzin dari pada tranilsipromin), dimana

dapat meminimalkan dengan [emberian dosis terbagi dalam sehari. Efek

antikolonergik juga sering terjadi, namun lebih ringan dibandingkan antidepresan

trisiklik.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

- Antidepresi generasi baru seperi fluoxetine yang merupakan inhibitor ambilan

serotonin selektif

DASAR TEORI

Tujuan Instruksional Khusus:

Mengetahui gejala depresi pada mencit dalam air

Mengamati respon immobilitas atau aktivitas motorik mencit terhadap obat-obat

antidepresan pada alat water wheel

Antidepresan adalah obat-obat yang mampu memperbaiki suasana jiwa (mood)

dengan menghilangkan atau meringankan gejala keadaan murung, yang tidak disebabkan

oleh kesulitan sosial ekonomi, obat-obatan atau penyakit. Antidepresiva tidak bekerja

terhadap orang sehat dan efek baiknya tidak bertambah dengan meningkatkan dosisnya

lewat nilai optimal.

Depresi adalah gangguan jiwa yang paling umum didunia dan menurut taksiran

terdapat 340 juta penderitanya. Prevalensinya antara wanita adalah rata-rata 25%, pria

10%, dan remaja 5%.

Patofisiologi Penyaki Depresi

- Hipotesis amina biogenik. Depresi dapat disebabkan oleh penurunan jumlah

neurotransmiter norepinefrin (NE), serotonin (5-HT), dan dopamin (DA) dalam

otak.

- Perubahan post-sinaptik pada sensitivitas reseptor. Perubahan reseptor NE dan 5-

HT2 dapat berpengaruh pada awal munculnya (onset) depresi.

- Hipotesis deregulasi. Kegagalan regulasi homeostatik pada sistem

neurotransmiter, dibandingkan peningkatan atau penurunan absolut aktivitas

neurotransmiter itu sendiri.

- Diperlukan sistem serotonergik dan noradrenergik yang fungsional agar efek

antidepresan dapat optimal.

- Peranan Dopamin (DA). Peningkatan neurtransmisi DA dalam nucleus

accumbens kemungkinan terkait dengan mekanisme aaksi antidepresan.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Jenis gangguan depresi

Menurut Diagnostic and Statistical Manual, edisi IV dari American Psychiatric

Association:

- Depresi kronis, adalah gangguan depresi yang bertahan lebih lama dari 2 tahun,

setelah dipastikan tidak adanya penanganan kurang tepat atau resistensi untuk

obat.

- Depresi postnatal atau depresi postpartal, disebabkan oleh turunnya kadar

progesteron akibat berkurangnya absorpsi hormon oleh reseptornya.

- Depresi eksogen, disebut juga reaktiv dapat dianggap sebagai efek samping obat.

- Depresi endogen, sering terjadi mendadak sontak tanpa adanya sesuatu penyebab

nyata

Mekanisme kerja Antidepresiva

Antidepresiva bekerja dengan jalan menghambat re-uptake serotonin dan

noradrenalin diujung-ujung saraf otak dan dengan demikian memperpanjang masa waktu

tersedianya neurotransmitter tersebut. Disamping itu antidepresiva dapat mempengaruhi

reseptor postsinaptis. Akan tetapi mekanisme kerja kerjanya yang tepat belum diketahui.

Misalnya penghambatan re-uptake dari 5-HT dan NA berlansung dengan pesat,

sedangkan efek antidepresivnya baru nyata setelah 2-6 minggu. Menurut perkiraan

masalaten ini berkaitan dengan berkurangnya jumlah dan kepekaan dari reseptor

postsinaptis tertentu, yang baru terjadi sesudah beberapa minggu. Demikian disamping

peningkatan kadar serotonin, diperkirakan masih terdapat mekanisme lain untuk efek

antidepresifnya.

Terapi Farmakologi

- secara umum obat antidepresan memiliki efikasi yang setara jika diberikan pada

dosis yang sebanding

- faktor yang mempengaruki pemilihan obat antidepresan meliputi: riwayat pasien

terhadap respon obat, riwayat keluarga terhadap respon obat, subtipe depresi,

riwayat medis pada saat itu, potensi terjadinya interaksi obat-obat, profil efek

samping obat dan biaya obat

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

- antara 65% - 70% pasien dengan depresi mayor dapat membaik dengan

pemberian obat.

- Depresi melankolik terlihat memberikan respons yang baik dengan pemberian

obat antidepresan trisiklik, penghambat ambilan kembali serotonin secara selektif

- Dilaporkan bahwa pemberian obat penghambat monoamin oksidase memberikan

respon yang baik pada pasien dengan depresi atipikal

- Pasien yang gagal memberikan respons terhadap antidepresan trisiklik,

kemungkinan dapat memberikan respons yang baik terhadap SSRI, dan juga

sebaliknya

- Individu yang mengalami depresi psikosis pada umumnya akan memerlikan ECT

atau terapi kombinasi antara obat anti depresan dan obat antipsikotik

Obat antidepresiva

Antidepresi, golongan obat ini digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi

depresi. Disebut pula sebagai psycho-energizers. Antidepresip dibagi menjadi:

a. Thimoleptika; berkhasiat melawan melanchoia dan memperbaiki suasana jiwa

b. Thimeretika; berkhasiat menghilangkan inaktivitas fisik dan mental yang

mengalami depresi tanpa memperbaiki suasana jiwa

c. Psikhostimulansia; berkhasiat menaikkan inisiatif, kewaspadaan serta prestasi

fisik dan mental, menghilangkan rasa letih dan kantuk. Tetapi tidak baik sebagai

antidepresip sebab suasana jiwa terjadi rasa nyaman (euforia) silih berganti

dengan rasa tak nyaman (dysforia) bahkan menjadi depresi kembali. Yang

termasuk golonganini ialah Amfetamin Metil Fenidat (Ritalin dari Ciba),

Fenkamfamin(Reactivan dari Merck).

a. Imipramin (Tofranil)

Mekanisme kerja antidepresivum trisiklis pertama ini menghambat re-uptake dari

NA dan 5-HT, juga berkhasiat antiadrenergis, antikolinergis dan antihistamin agak kuat.

Zat ini memiliki efek sedatif cukup baik, tetapi pada umumnya jangan diberikan pada

pasien yang mudah teransang dan agresif. Imipramin digunakan pada depresi dengan ciri-

ciri vital, pada gangguan panikdan ngomppol malam pada anak-anak diatas 5 tahun.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Resorpsinya dari usus cepat dan lengkap, Presentase proteinnya 86%, plasma

waktu paruhnya bervariasi antara 6-34 jam. Didalam hati zat ini didemetilisasi menjadi

metabolit aktif desipramin denga t½ 12-76 jam. Eksresinya terutama melalui kemih.

Dosis pada depresi oral 3dd 25 mg garam HCL, bila perlu dinaikkan berangsur-

angsur sampai maksimum 300mg pada gangguan panik; 10-25 mg sehari; pada enuresis

anak-anak 5-8 tahun: 20-30 mg a.n; pada nyeri kronis: 25-150 mg sehari.

b. Amitriptilin ( Tryptizol, Laroxyl, Mutabon-D)

Mekanisme kerja berdaya menghambat re-uptake dari noradrenalin dan serotonin

di otak. Berkhasiat antihistamin an antikolinergis, juga sedatif kuat, maka layak diberikan

pada pasien agresif. Resopsinya dari usus cepat, dengan kesetaraan biologis 40%,

presentase proteinnya diatas 90%. Plasma t½ rata-rata 15 jam. Dalam hati sebagian besar

zat didemetilasi menjadi metabolit aktif nortriptilin dengan daya sedatif, t½ rata-rata 36

jam. Ekskresinya berlansung terutama lewat kemih

Dosis pada depresi 3 dd 25 mg garam HCL atau 50-100 mg a.n., bila perlu

dinaikkan berangsur-angsur sampai 150-300 mg I.m/ i.v 4 dd 20-30 mg. Lansia; 1dd 25

mg maks. 150 mg sehari.

c. Fluoxetin (Prozac)

Senyawa-fenoksipropilamin, menghambat re-uptake serotonin secara spesifik.

Tidak atau hanya ringan bekerja sedatif. Obat ini disalahgunakan untuk keadaan murung

ringan yang sebetulnya tidak perlu diobati. Disamping pada depresi hebat dengan ciri-ciri

vital pada gangguan obsesi konvulsif dan pada bulimia (dengan dosis tinggi). Pada nyeri

haid fluoxetin dan SSRI efektif.

Resopsinya dari usus baik, makan menurunkan kecepatannya tetapi jumlah

totalnya tidak dipengaruhi. Presentase proteinnya 94%. Didalam hati zat ini diubah

menjadi metabolit aktif norfluoxetin, yang terutama diekskresikan lewat kemih, plasma

t½ 2-3 hari, dari norfluoxetin 7-9 hari.

Efek samping sering berupa mual, nyeri kepala dan nervositas. Lebih jarang juga

gangguan tidur dan lambung usus, mulut kering, rasa tkut, tremor, hiperhidrosis, dan

turunnya berat badan.

Dosis pada depresi dan OCD oral 20 mg sehari (garam HCL), bila perlu dinaikkan

setiap 2 minggu sampai maks. 60 mg sehari dalam 2 dosis. Pada bulimia 1 dd 60 mg.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

d. Paroxetin (Seroxat)

Obat ini termasuk SSRIs dan selain antidepresivum juga efektif untuk mengobati

gangguan takut sosial dan fobie sosial. Resorpsinya dari usus baik, tetapi BA-nya hanya

50% akibat FPE besar. Ppnya 95%, masa paruhnya 24 jam. Dalam hati dirobak menjadi

metabolit inaktif, ekskresi berlansung melalui urin dan tinja.Efek sampingnya pada

minggu-minggu pertama mual, rasa kantuk,tremor, berkeringat, mulut kering dan sukar

tidur. Tidak dianjurkan menyusiu bayi.

Dosis depresi permula 1 dd 20 mg pagi hari, berangsur dinaikkan sampai 50mg

sehari, lansia 40 mg. Gangguan panik 1 dd 10 mg pagi hari, berangsur dinaikkan sampai

40-60 mg.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PROSEDUR DAN PENGAMATAN

Bahan dan Alat :

Imipramin HCl

Amitriptilin

Mencit umur 2-3 bulan dengan bobot badan 25-30 g

Water wheel

Stopwatch

Timbangan

Spuit injeksi

Sonde

Prosedur Kerja

1. Mula-mula mencit dipuasakan 6-8 jam

2. Masing-masing mencit diberikan bahan uji berupa amitriptilin dengan dosis yang

berbeda sedangkan mencit kelompok kontrol diberikan air suling

3. Setelah ditunggu ½ jam, mencit dimasukan ke dalam alat roda putar (water wheel)

yang telah berisi air dan dicatat durasi mobilitasnya dengan menggunakan

stopwatch. Durasi mobilitas adalah periode waktu yang diperlukan mencit untuk

melakukan aktivitas motorik.

Durasi mobilitas dapat ditentukan dengan beberapa cara sebagai berikut :

1. Pada saat mencit dimasukan ke dalam air hingga terjadi awal gerak mototrik.

Hewan dianggap normal bila durasi mobilitasnya tidak lebih dari 60 detik

2. Durasi yang diperlukan hewan untuk bergerak mencapai roda putar

3. Jumlah putaran roda dalam waktu tertentu yang ditetapkan. Setelah hewan

bergerak dalam air menuju roda putar, maka jumlah putaran roda umumnya

dicatat pada interval waktu 15 menit,30 menit, 1 jam, dan seterusnya, hingga

diperoleh data putaran maksimum.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

TABEL HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 2

Perlakuan

Aktivitas motorik awal

saat dicelupkan ke

dalam air (detik)

Durasi renang mencapai

roda putar (detik)

Jumlah putaran roda

(detik)

5’ 15’ 30’ 60’ 5’ 15’ 30’ 60’ 5’ 15’ 30’ 60’

Aquadest 0,5 1 1,5 1,7 3,9 3,2 2,9 2,1 6 17 13 9

Imipramin HCl 1 0,8 0,6 0,4 3,4 3,2 3,2 2,5 26 46 7 18

Amitriptilin 1 1,3 1,5 1,9 3,5 2,7 2,4 2,2 6 8 14 5

TABEL % EFEKTIVITAS BAHAN UJI

ObatRata-rata % efektifitas (%)

5’ 15’ 30’ 60’

Imipramin HCl 131,93 135,78 37,93 65,95

Amitriptalin 0,86 43,42 2,93 27,86

GRAFIK BERDASARKAN DATA KELOMPOK

a. Grafik aktivitas motorik

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

b. Grafik durasi renang

c. Grafik Jumlah putaran roda

d. Grafik Efektivitas bahan uji

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PEMBAHASAN

Pada paraktikum uji antidepresan metode roda putar celup (water weel) ini

menggunakan 3 ekor mencit yang disuntikkan dengan bahan uji secara oral memakai

sonde yaitu pada mencit 1 diberikan imipramin HCl, mencit 2 diberikan amipriptilin,

mencit 3 diberikan aquadest sebagai kontrol negatifnya.

Perhitungan dosis:

Mencit I : 0,0324 kg (BB) (Imipramin HCl)= (0,0324 kg ÷ 1 kg) × 20 mg= 0,648 mg(50 ml÷50 mg) ×0,648 mg = 0,648 ml

Mencit II : 0,0274 kg (BB) (Amitriptilin)= (0,0274 kg ÷ 1 kg ) × 20 mg= 0,548 mg(50 ml÷50 mg) ×0,548 mg = 0,548 ml

Mencit III : 0,0375 kg (BB) (Aquadest) = 0,5 ml

Pada percobaan, mencit dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama

diberikan Imipramin HCl dengan dosis 20 mg/kg BB sebanyak 0,648 ml dengan berat

badan 0,0324 kg, kelompok kedua diberikan amitriptilin dengan dosis 20 mg/kg BB

sebanyak 0,548 ml dengan berat badan 0,0274 kg, dan kelompok ketiga diberikan kontrol

negatif yaitu aquadest dengan berat badan 0,0375 kg. Setelah disonde, mencit kontrol

langsung dimasukkan ke dalam water wheel untuk memberikan efek depresi. Sedangkan

kedua kelompok uji setelah 30 menit masingg-masing dimasukkan ke dalam water wheel

secara bergantian untuk mengetahui efek depresi. Keadaan depresi ditunjukkan dengan

diamnya mencit saat berada dalam air.

Hasil perlakuan yang diperoleh dari mencit kontrol adalah mencit tersebut

aktivitas motoriknya tidak sebesar aktivitas mencit yang diberi imipramin HCl dan

amitriptilin, hal ini dikarenakan mencit tersebut tidak diberikan obat antidepresan. Pada

mencit pertama, menunjukkan gerak yang lebih banyak daripada mencit kontrol. Dan

pada mencit kedua, menunjukkan gerak yang lebih sedikit daripada mencit 1, hal ini

disebabkan karena mencit 2 sebelum diberikan antidepresan, telah digunakan sebagai

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

percobaan untuk melihat aktivitas motorik pada saat berada di dalam air. Sehingga

mencit sudah mengalami depresi terlebih dahulu.

Adanya perbedaan dengan banyaknya gerak yang dihasilkan antara mencit

pertama dan kedua karena perbedaan dosis Amitriptilin yang diberikan berbeda. Namun,

pada hasil praktikum kelompok kami, tidak sesuai dengan teori dari literatur yang ada

yaitu semakin besar dosis Amitriptilin yang diberikan , maka tingkat depresi makin

rendah,sehingga mencit semakin aktif.

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Imiptramin HCl dengan

dosis 20 mg/kg BB lebih efektif dibandingkan dengan Amitriptilin dengan dosis 20

mg/kg BB. Berdasarkan data kelas, didapatkan bahwa aktivitas motorik awal saat

dicelupkan dalam air pada mencit pertama ( aquades) dari menit 30-60

menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin lama waktu

yang diberikan , semakin besar tingkat depresinya. Pada mencit kedua tidak

menunjukkan perubahan yang signifikan. Hal ini menunjukkan kesalahan,ini

mungkin saja terjadi karena pada masing-masing kelompok pengamatannya

berbeda ( ada yang mengamati saat mencit menyentuh roda putar, ada pula yang

mengamati mencit masuk dalam roda putar). Pada mencit ketiga menunjukkan

penurunan yang kemudian diikuti dengan kenaikan. Hal ini dapat kita lihat bahwa

pada menit 30 obat sudah berefek walaupun belum maksimal dan pada menit ke 45

lebih menunjukkan efek sedangkan pada menit 60 sudah menunjukkan penurunan.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

KESIMPULAN

1. Pemberian aquadest pada hewan uji tidak menimbulkan efek antidepresan karena

aquadest merupakan control negative

2. Amitriptilin terbukti sebagai antidepresan karena dapat dibuktikan dengan hewan

coba yang memberikan gerakan lebih banyak daripada hewan uji yang diberikan

aquadest

3. Semakin besar dosis yang diberikan pada hewan uji, maka semakin besar pula

efek yang akan ditimbulkan

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Anief. Penggolongan Obat. Gadjah Mada University Press. 1996.

Prof.Dr. Elin Yulinah, dkk. ISO Farmakoterapi. PT.ISFI Penerbitan: Jakarta. 2008.

Rachmawati, Hidajah, dkk. Petunjuk Pratikum Farmakologi I. Laboratorium

Farmakologi UMM. Malang.2010.

Tan Hoan Tjay dan Kirana Raharjda. Obat – obat penting. Media elex komputindo:

Jakarta. 2007.