laporan akhir eksplorasi 2
DESCRIPTION
tipe, jenis, sebaran batuanTRANSCRIPT
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bahan Galian
Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek
keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi),
kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic
controls). Tujuan utama mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah
sebagai pegangan dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru,
mengungkapkan sifat-sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu
dalam penentuan (penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta
membantu dalam penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan
galian tersebut
2.1.1 Tipe Endapan Magmatik
Proses magmatisme akan membentuk berbagai macam tipe cebakan
seperti (early) magmatic, pegmatic, greissen, skarn, hidrothermal, epitermal dan
lain sebagainya dengan membentuk tubuh bijih yang beraneka ragam dari yang
isometris, lapisan, vein (urat), kantong (pocket), atau yang bentuknya rumit
lainnya.
Gambar 2.1Pembentukan endapan magmatik
3
Tipe endapan magmatik merupakan endapan mineral yang terbentuk hasil
langsung dari fraksinasi kristalisasi magma baik yang terjadi karena pembekuan
magma itu sendiri setelah proses differensiasi atau segregasi. Endapan
segregasi magma : semua endapan yang terbentuk melalui kristaslisasi langsung
dari magma. Pembentukannya relatif pada jauh dikedalaman. Bijih biasanya
terdapat pada masa intrusi atau disepanjang pinggirannya, atau membentuk
retas atau offshoot dalam tubuh intrusi itu sendiri dan mungkin juga extrusive
flows.
2.1.2 Endapan Tipe Metamorfik dan Metamorfisme Kontak
Cebakan tipe metamorfik terbentuk berhubungan dengan proses
metamorfisme yang disebabkan oleh tekanan dan temperatur yang mengalami
perubahan (peningkatan). Pada endapan ini hanya menghasilkan sedikit
endapan mineral karena batuan induknya mengandung sedikit ion-ion metal.
Tubuh bijih yang terbentuk terkadang sederhana, seringkali tidak teratur dengan
sebaran bijih di dalamnya teratur atau tidak teratur. Metamorfisme dapat
mengakibatkan re-kristalisasi dari sulfida yang telah ada menjadi berukuran lebih
besar, lebih ekonomi, mineralisasi yang memberikan kadar metal yang tinggi.
Endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis terbentuk akibat proses
malihan pada kondisi temperatur dan tekanan tinggi, contoh : asbes serpentin,
grafit, talk, pyropilit, silimanit, andalusit, kyanit, garnet dan wollastonit.
Pada metamorfisme kontak magma menjadi sumber air, volatil material dan
variasi unsur-unsur, bila material ini kontak dengan country rock, maka akan
terbentuk skarn, yang prosesnya juga disebut metasomatisme. Endapan
metasomatik terbentuk karena adanya penerobasan batuan beku asam pada
formasi batugamping atau batuan gampingan. Proses ini dirtandai dengan
pembentukan skarn, yaitu kumpulan mineral yang terdiri dari garnet da piroksen
dan dapat beragam susunan mineral. Skran dapat terbentuk dalam batuanbeku
di dekat kontaknya, (endoskarn) atau dalam batuan samping (exoskarn).
Pemineralan juga dapat terbentuk pada kedua jalur tersebut. Tubuh bijih
yang terbentuk karena proses metasomatik berbentuk lensa-lensa, tidak teratur,
urat, tabung (pipe like), dan perlapisan. Sebaran mineral berharga masif,
terserak tidak merata. Contoh : bijih metasomatik kontak di antaranya adalah bijih
Fe di Cornwall, Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat; Au-Cu di Papua
(Ertsberg, DOM, DOZ, IOZ, Big Gossan)
4
2.1.3 Tipe Endapan Sedimenter
Proses pengendapan atau sedimentasi yang berhubungan dengan
pembentukan batuan meliputi tiga tahapan yaitu pelapukan batuan asalm
transportasi atau pemindahan hasil pelapukan, pengendapan material lepas, dan
diagnesa atau pemampatan material lepas tersebut menjadi batuan yang
kompak. Proses ini menyebabkan terjadinya tubuh cebakan mineral yang
umumnya berbentuk lapisan. Sebaran bahan berharga dalam lapisan itu
tergantung pada proses sedimentasi itu sendiri, ada yang merata atau terserak
secara tidak teratur.
Cebakan tipe sedimenter terbentuk karena pengendapan baik secara
mekanik maupun kimia. Bentuk tubuh bijihnya relatif sederhana menyerupai
lapisan, teratur, dengan sebaran bijih di dalamnya nisbi merata. Pada cebakan
mineral ini FeO & MnO umumnya terbentuk karena presipitasi sedimen yang
berasal dari batuan sebelumnya yang mengalami pelapukan dan
tertransportasikan dalam cekungan sedimen, pada kondisi cocok, ion-ion akan
bergabung dan membentuk presipitasi kimia.
2.1.4 Endapan Placer
Endapan placer adalah akumulasi material lepas yang terbentuk karena
diawali oleh proses pelapukan mineral asal yang kemudian terpindahkan ke
tempat lain yang biasanya berupa dataran rendah. Apabila media trasnportasi
merupakan sungai disebut cebakan alluvial. Namun apabila transportasinya oleh
gravitasi maka disebut kolovial. Jika material lepasnya masih dekat dengan
lokasi pemineralan maka disebut cebakan elluvial. Cebakan mineral yang
terbentuk karena proses ini biasanya merupakan mineral berat seperti emas,
kasiterit, magnetit, ilmenit, dsb. Bentuk tubuh bijih biasanya perlapisan tidak
teratur, lena-lensa, bentuk tidak teratur lainnya. Sebaran bahan berharga juga
tidak merata. Contoh dari tipe ini adalah cebkan emas sekunder, pasir besi, dan
endapan mineral berat lainnya.
5
Gambar 2.2Skema Proses Endapan Placer
2.1.5 Endapan Residual
Endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses pelapukan
dan pengendapan terjadi di tempat yang sama, dengan kata lain tanpa
mengalami transportasi (baik dengan media air atau angin) seperti endapan
sedimen yang lainnya. Proses pelapukan (weathering) biasanya terjadi secara
fisika dan kimia. Asal batuannya yaitu berupa batuan beku atau metamorf,
mengalami pelapukan berupa penghancuran, baik karena tekanan ataupun
pelapukan alami (cuaca dan iklim) dan hancur berubah menjadi butiran-butiran
(grain). Butiran-butiran tersebut akan menumpuk dicekungan tepat dimana
batuan asalnya. Lalu mengalami proses sedimen yaitu kompaksi dan
sedimentasi.
Endapan sedimen ini umumnya membawa endapan lain yaitu berupa
bahan galian dalam bentuk unsur -unsur kimia yang terkandung dalam mineral.
Endapan-endapan mineral tersebut umumnya berbentuk badan bijih. Badan bijih
yang terkandung di dalam residual deposit yaitu badan bijih yang terbentuk
akibat perombakan batuan-batuan yang mengandung mineral bijih dengan kadar
rendah, kemudian mengalami pelapukan dan pelarutan serta pelindian, dan
selanjutnya mengalami pengayaan relatif hingga mencapai kadar yang
ekonomis.
6
Foto 1.Contoh Endapan Residual (Nikel Laterit)
7
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
Deskripsi 10 mineral serta tipe, jenis, dan bentuk dari batuannya
3.2 Pembahasan
No. Percontoh : LE / 01/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.1Deskripsi 1
No. Mineral 1 2 3 4Warna Pale Golden Rod Hitam Hitam Putih / BeningKilap Logam Logam Mutiara kacaKekerasan 3,5 - 4 5,5 - 6 2,5 - 3 7Kemagnetan Paramagnetik Ferromagnetik Diamagnetik DiamagnetikPecahan Konkoidal Konkoidal Tidak Beraturan KonkoidalBelahan Tidak Sempurna Tidak Sempurna Sempurna Tidak SempurnaGores Hitam Abu Hitam Putih% 19 32 26 23Nama Mineral Kalkopirit Hematite Biotit KwarsaNo Bentuk Tubuh Tipe Bijih Sebaran Bijih Keterangan
Berasal dari intrusi magma dan mengalami proses ubahan
mineral
MerataMagmatisIsometris
Sketsa Foto
1
Sumber : Kegiatan Praktikum
8
No. Percontoh : LE / 02/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.2Deskripsi 2
No. Mineral 1 2 3 4Warna Pale Golden Rod Khaki Putih / BeningKilap Logam Logam kacaKekerasan 3,5 - 4 6 7Kemagnetan Paramagnetik Diamagnetik DiamagnetikPecahan Konkoidal Konkoidal KonkoidalBelahan Tidak Sempurna Sempurna Tidak SempurnaGores Hitam Hitam Putih% 19 35 23Nama Mineral Kalkopirit Pirit KwarsaNo Bentuk Tubuh Tipe Bijih Sebaran Bijih Keterangan
1 Vein Hidrotermal Tidak Merata
Pada bagian mineral ubahannya saja yang merata
sedangkan yang lainnya tidak. Kemungkinan hanya di
zona tersebut yang mengalami proses ubahan
Sketsa Foto
Sumber : Kegiatan Praktikum
No. Percontoh : LE / 03/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.3Deskripsi 3
No. Mineral 1 2 3 4Warna Putih / Bening Khaki Kilap kaca Logam Kekerasan 7 6 Kemagnetan Diamagnetik Diamagnetik
9
Pecahan Konkoidal Konkoidal Belahan Tidak Sempurna Sempurna Gores Putih Hitam % 23 35 Nama Mineral Kwarsa Pirit
No Bentuk Tubuh Tipe BijihSebaran Bijih Keterangan
1 Vein Hidrotermal Merata
Sisa larutan magma yang masuk ke
rekahan vein yang diisi oleh kuarsa
Sketsa Foto
Sumber : Kegiatan Praktikum
No. Percontoh : LE / 04/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.4Deskripsi 4
No. Mineral 1 2 3 4
WarnaPale Golden Rod Khaki Putih / Bening
Kilap Logam Logam kaca Kekerasan 3,5 - 4 6 7 Kemagnetan Paramagnetik Diamagnetik Diamagnetik Pecahan Konkoidal Konkoidal Konkoidal
BelahanTidak Sempurna Sempurna
Tidak Sempurna
Gores Hitam Hitam Putih % 8 19 33 Nama Mineral Kalkopirit Pirit Kwarsa
10
No Bentuk Tubuh Tipe Bijih Sebaran Bijih Keterangan
1 Vein Hidrotermal Tidak Merata
(Vein) karena mineral kalkopirit dan pirit
berada diantara bedrocknya. Warna dari
bedrock disebabkan karena adanya proses
oksidasi
Sketsa Foto
Sumber : Kegiatan Praktikum
No. Percontoh : LE / 05/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.5Deskripsi 5
No. Mineral 1 2 3 4Warna Hitam Putih Putih / Bening Kilap Logam Lemak kaca Kekerasan 5,5 - 6 6 7
Kemagnetan FerromagnetikDiamagnetik Diamagnetik
Pecahan Konkoidal Konkoidal Konkoidal
Belahan Tidak Sempurna SempurnaTidak Sempurna
Gores merah Abu Putih % 86 6 33 Nama Mineral Hematite Plagioklas Kwarsa No Bentuk Tubuh Tipe Bijih Sebaran Bijih Keterangan
1 Vein Magmatik Sangat merata
berada di daerah intrusi magma
kemudia membentuk
endapan yang masif
11
Sketsa Foto
Sumber : Kegiatan Praktikum
No. Percontoh : LE / 06/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.6Deskripsi 6
No. Mineral 1 2 3 4Warna Khaki Putih / BeningKilap Logam kacaKekerasan 6 7Kemagnetan Diamagnetik DiamagnetikPecahan Konkoidal KonkoidalBelahan Sempurna Tidak SempurnaGores Hitam Putih% 26 29Nama Mineral Pirit KwarsaNo Bentuk Tubuh Tipe Bijih Sebaran Bijih Keterangan
Vein Hidrotermal Tidak MerataSebaran mineral
hanya ada di bagian vein
Sketsa Foto
1
Sumber : Kegiatan praktikum
12
No. Percontoh : LE / 07/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.7Deskripsi 7
No. Mineral 1 2 3 4
WarnaMerah Kecoklatan Putih / Bening Hitam
Kilap Mutiara kaca Logam Kekerasan 6 7 5,5 - 6 Kemagnetan Diamagnetik Diamagnetik Ferromagnetik Pecahan Konkoidal Konkoidal Konkoidal
Belahan SempurnaTidak Sempurna
Tidak Sempurna
Gores Putih Putih merah % 38 29 86 Nama Mineral Orthoklas Kwarsa Hematite No Bentuk Tubuh Tipe Bijih Sebaran Bijih Keterangan
1 Porfiri Magmatis Merata
Proses intrusi magma (bagian
dalam) membuat
mineralnya terliah kristalnya
Sketsa Foto
Sumber : Kegiatan Praktikum
No. Percontoh : LE / 08/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.8Deskripsi 8
No. Mineral 1 2 3 4
Warna Putih / BeningPale Golden Rod Hitam
13
Kilap kaca Logam Logam Kekerasan 7 3,5 - 4 5,5 - 6 Kemagnetan Diamagnetik Paramagnetik Ferromagnetik Pecahan Konkoidal Konkoidal Konkoidal
Belahan Tidak SempurnaTidak Sempurna
Tidak Sempurna
Gores Putih Hitam merah % 38 28 22 Nama Mineral Kwarsa Kalkopirit Hematite No Bentuk Tubuh Tipe Bijih Sebaran Bijih Keterangan
1 Porfiri Magmatis Merata
Terdiri dari mineral ubahan yang mengalami proses oksidasi setelah intrusi
magma
Sketsa Foto
Sumber : Kegiatan Praktikum
No. Percontoh : LE / 09/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.9Deskripsi 9
No. Mineral 1 2 3 4Warna Putih / Bening Putih / Bening Kilap Putih ungu kaca Kekerasan Kaca 7 Kemagnetan Diamagnetik Diamagnetik Pecahan Konkoidal Konkoidal
BelahanTidak Sempurna Tidak Sempurna
Gores Putih Putih % 61 22
14
Nama Mineral Amethyst Kwarsa No Bentuk Tubuh Tipe Bijih Sebaran Bijih Keterangan
1 Isometris Hidrotermal Merata
Amethyst yang terbentuk dari larutan panas (hidrotermal)
dengan batuan yang dilaluinya
meskipun mengalami
ubahan namun intensitasnya
tinggiSketsa Foto
Sumber : Kegiatan Praktikum
No. Percontoh : LE / 10/ 06 – 3 – 2015
Lokasi : Lab. Eksplorasi
Tabel 3.10Deskripsi 10
No. Mineral 1 2 3 4Warna Putih / Bening Hitam Kilap Putih ungu Mutiara Kekerasan Kaca 2,5 - 3 Kemagnetan Diamagnetik Diamagnetik
Pecahan KonkoidalTidak Beraturan
BelahanTidak Sempurna Sempurna
Gores Putih Hitam % 61 26 Nama Mineral Amethyst Biotit
No Bentuk Tubuh Tipe BijihSebaran Bijih Keterangan
15
1 Isometris Magmatis Merataterbentuk dari
aktivitas intrusi magma
Sketsa Foto
Sumber : Kegiatan Praktikum
BAB IV
16
ANALISA
Dalam tiap batuan yang dideskripsi, terdapat dua jenis mineral yaitu
mineral bijih dan mineral pembentuk batuan. Namun dalam deskripsi ini yang
harus diamati adalah mineral bijih atau mineral hasil ubahan. Perbedaan dari
mineral ini terdapat dari tipe, bentuk, dan sebarannya. Untuk perbedaan sebaran
dapat dilihat antara sample nomor 1 dan nomor 2 yang dimana pada sample 1
sebaran mineral hasil ubahannya cenderung lebih merata dibandingkan dengan
sample nomor 2. Karena pada sample nomor 1 memiliki mineral pirit, maupun
kalkopirit di setiap sudut atau sisinya sedangkan pada sample nomor 2 hanya
ada pada satu sudut atau sisi saja. Hal ini dapat disebabkan karena sample
nomor 1 cenderung memiliki tipe batuan magmatis dengan bentuk isometris, tipe
ini terjadi pada saat proses intrusi magma yang berinteraksi dengan batuan
disampingnya. Hal ini membuat sample 1 cenderung memiliki mineral yang
merata. Berbeda dengan sample 2 yang hanya ada pada satu sisi saja karena
dari hasil deskripsi sample ini diindikasikan memiliki bentuk tubuh vein jika dihilat
bekas garis – garis kecil seperti veinlet, selain itu kegiatan perubahan batuan
hanya terbentuk di satu sisi saja yang semakin menguatkan bahwa batuan
tersebut berbentuk vein. Kemungkinan untuk sample ke – 2 ini memiliki tipe
batuan yang hidrotermal dengan sebaran yang tidak merata (hanya di daerah
vein saja). Larutan sisa ini (hidrotermal) memasuki rongga – rongga pada batuan
yang dapat membentuk vein.
BAB IV
17
KESIMPULAN
Setiap batuan yang telah mengalami proses perubahan mineral memiliki
tipe, bentuk, dan sebarannya masing – masing tergantung dari aktivitas geologi
yang ada disana. Mineral – mineral tersebut diantaranya adalah pirit, kwarsa,
kalkhopirit, hematite, dll. Dari 10 mineral tersebut terdapat mineral yang bersifat
magnetik dan ada juga yang bersifat diamagnetik proses pembentukan,
komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor
pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls). Tujuan utama
mempelajari genesa suatu endapan bahan galian adalah sebagai pegangan
dalam menemukan dan mencari endapan-endapan baru, mengungkapkan sifat-
sifat fisik dan kimia endapan bahan galian, membantu dalam penentuan
(penyusunan) model eksplorasi yang akan diterapkan, serta membantu dalam
penentuan metoda penambangan dan pengolahan bahan galian tersebut