eksistensi kerajinan batu akik (studi perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri) SKRIPSI Oleh : BUDHI HANGGONO K4406013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: vocong

Post on 03-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK

(Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo

Kabupaten Wonogiri)

SKRIPSI

Oleh :

BUDHI HANGGONO

K4406013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK

(Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo

Kabupaten Wonogiri)

Oleh :

BUDHI HANGGONO

K4406013

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Budhi Hanggono, K4406013 EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (STUDI PERUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI DESA DLEPIH KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) deskripsi wilayah Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, (2) latar belakang munculnya kerajinan batu akik di Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, (3) perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, (4) pengaruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Dlepih.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus terpancang tunggal. Sampel diambil dengan pendekatan yang bersifat purposive sampling dengan cara pemilihan informan yang dianggap layak dan sangat mengetahui tentang data-data yang dibutuhkan. Sumber data yang dipergunakan diantaranya adalah: informan, tempat dan peristiwa, serta sumber tertulis. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara, observasi dan analisis dokumen. Teknis analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Desa Dlepih mempunyai luas wilayah 758,2310 ha, dengan bentuk wilayah datar sampai berombak 24%, wilayah berombak sampai berbukit 32%, wilayah berbukit sampai bergunung 44%, dan status Desa Swakarya yang terdiri dari 10 Dusun, 24 RT, dan 1033 KK, (2) adanya pernyataan duta dari Jakarta yang menyatakan bahwa di Desa Dlepih khususnya di obyek wisata Kahyangan terdapat batu mulia yang harus dikembangkan dan merupakan bahan utama dalam kerajinan ini, kemudian pada tahun 1993 salah seorang warga Desa Dlepih mbah Atmo Karijo mendirikan usaha kerajinan batu akik setelah beliau mengikuti pembinaan dalam bidang perbatuan di Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri, (3) tenaga kerja yang dulunya dari keluarga sendiri, sekarang mengambil tenaga kerja dari luar keluarga, dan mulai memproduksi bermacam-macam bentuk akik dan juga memproduksi barang-barang yang lain, (4) adanya kerajinan batu akik di Desa Dlepih menimbulkan pengaruh terhadap masyarakat Desa Dlepih baik pengaruh sosial maupun ekonomi. Adapun pengruh yang ditimbulkan adalah mengakibatkan munculnya kelas majikan dan buruh dalam stratifikasi sosial dalam masyarakat industri kerajinan batu akik. Pengaruh yang lain adalah dapat menambah pendapatan atau penghasilan keluarga dan terciptanya lapangan kerja.

Page 6: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Budhi Hanggono, K4406013 EXISTENCE CRAFT AGATE (SOCIAL CHANGE AND ECONOMIC STUDY DLEPIH VILLAGE SUB DISTRICT TIRTOMOYO WONOGIRI). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, October 2011. This study aims to determine: (1) a description of the Village District DlepihTirtomoyoWonogiri, (2) the background of the emergence of craft agate in the Village District DlepihTirtomoyoWonogiri, (3) the development of handicrafts in the village Dlepih agate, (4) the influence agate handicrafts development of social and economic life Dlepih Village community.

This research uses descriptive method with qualitative case study research strategy of single spikes. Samples were taken with a purposive sampling approach is the selection of informants in a way that is considered feasible and very aware of the required data. Source data used are: informers, places and events, as well as written sources. Data collection technique is to interview techniques, observation and document analysis. Technical analysis of the data used is a model of interactive analysis through three stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions.

Based on the research results can be concluded that: (1) The village has a total area of 758.2310 Dlepih ha, with a flat area up to 24% curly, wavy to hilly areas 32%, hilly to mountainous areas 44%, and the status of Village Self-employment 10 Hamlet, 24 RT, and 1033 households, (2) presence of envoys from the Jakarta declaration stating tha t the Village Dlepih especially in tourist heaven there are precious stones that have been developed and is the main ingredient in this craft, (3) workers who used of his own family, is now taking labor from outside the family, and began producing a variety of forms agate and also produce other goods, (4) presence of agate handicrafts in the village of Dlepih raises an influence on the village of Dlepih both social and economic impact . The pengruh generated class is led to the emergence of employers and workers in the social stratification in industrial societies agate craft. Another effect is to increase income or family income and job creation.

Page 7: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Kedalaman dan Keindahan sebuah Karya Cipta tidak terlepas dari Kebersihan jiwa dan Pikiran manusia itu sendiri”

(Emha Ainun Nadjib)

”Sesungguhnya Allah SWT tidak akan pernah merubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mau berusaha merubah keadaanya yang ada pada diri mereka

sendiri”.

(Q. S. Ar Ra’ad ayat 11)

”Mencintai sebuah pekerjaan akan membuat hasil yang sempurna”

(Aristoteles)

Page 8: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini dipersembahkan kepada:

? Bapak dan Ibu tercinta.

? Kakak-kakakku dan ponakan-ponakanku

tersayang.

? Ina Priati, terima kasih atas semangatnya.

? Teman-teman Rekishi (Bryan, Mukhlis, Toriq)

? Teman-teman Sejarah 2006,kakak-kakak dan

adek-adek tingkat Sejarah

? Almamater

Page 9: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberi kesabaran, ketabahan, dan kekuatan sehingga terselesaikannya

penyusunan sekripsi ini untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi

ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat

teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan P.IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan

Skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si selaku pembimbing akademis yang telah

memberikan bimbingan akademis kepada penulis selama studi di Program

Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Drs. Saiful Bachri, M.Pd. selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

6. Drs. Leo Agung S, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan sejak awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendoakan penulis dan setiap butir tetes air

mata dan keringatnya yang terurai untuk memberikan semangat hidup.

8. Para pengrajin batu akik Desa Dlepih yang telah bersedia menjadi narasumber

bagi penulis, terima kasih banyak karena tanpa narasumber skripsi ini tidak

akan pernah terselesaikan.

Page 10: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Tiada kebenaran sempurna yang datangnya dari manusia. Oleh karena itu,

penulis menyadari sepenuhnya dengan kerendahan hati, skripsi ini masih jauh dari

sempurna, kritik dan saran merupakan jalan untuk mencari kesempurnaan.

Semoga hasil karya ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para

pembaca pada umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Oktober 2011

Penulis

Page 11: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v

HALAMAN ABSRACT .................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan Masalah .................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 5

2. Manfaat Praktis ........................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7

A. Kajian Teori .......................................................................................... 7

1. Seni Kerajinan .......................................................................... 7

a) Seni ............................................................................... 7

b) Kerajinan ...................................................................... 10

2. Industri Kecil ............................................................................ 12

Page 12: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

3. Perubahan Sosial ...................................................................... 19

4. Perilaku Ekonomi ..................................................................... 24

B. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 29

A. Tempat dan Waktu ............................................................................... 29

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................. 30

C. Sumber Data ......................................................................................... 32

D. Teknik Sampling .................................................................................. 34

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 35

F. Validitas Data ....................................................................................... 39

G. Analisis Data ........................................................................................ 40

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 42

A. Deskripsi Wilayah Desa Dlepih ........................................................... 42

B. Awal Mula Munculnya Kerajinan Batu Akik ...................................... 48

C. Perkembangan Kerajinan Batu Akik .................................................... 51

D. Proses Produksi dan Pemasaran Kerajinan Batu Akik di Desa Dlepih

Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri ....................................... 55

1. Alat-alat dan Bahan Produksi.................................................... 55

2. Proses Produksi Kerajinan Batu Akik ...................................... 59

3. Pemasaran Hasil Kerajinan Batu Akik ..................................... 60

E. Pengaruh Kerajinan Batu Akik Terhadap Kehidupan Sosial

Ekonomi Masyarakat Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo

Kabupaten Wonogiri ............................................................................ 63

1. Pengaruh Sosial ........................................................................ 64

2. Pengaruh Ekonomi ................................................................... 66

Page 13: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................... 68

A. Kesimpulan ........................................................................................... 68

B. Implikasi ............................................................................................... 70

1. Implikasi Teoritis ..................................................................... 70

2. Implikasi Metodologis .............................................................. 70

3. Implikasi Praktis ....................................................................... 70

C. Saran-saran ........................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72

LAMPIRAN ................................................................................................... 74

Page 14: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Tabel Jadwal penelitian ……………………………………………… 29

Tabel 2. Tabel jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin …………… 43

Tabel 3. Tabel jumlah penduduk menurut agama ……………………………. 44

Tabel 4. Tabel jumlah penduduk menurut mata pencaharian ………………… 46

Tabel 5. Tabel jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan ………………. 47

Tabel 6. Tabel tahap perkembangan kerajinan batu akik ……………………... 54

Page 15: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Gambar kerangka berpikir ……………………………………... 28

Gambar 2. Gambar Analisis Data Interaktif ..……………………………… 41

Gambar 3. Contoh alat pemotong ………………………………………….. 55

Gambar 4. Contoh alat gerenda …………………………………………….. 56

Gambar 5. Contoh alat pemoles ……………………………………………. 57

Page 16: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Photo Contoh Bebatuan ............................................................... 74

Lampiran 2. Photo Dokumentasi Penelitian ..................................................... 81

Lampiran 3. Daftar Responden ......................................................................... 82

Lampiran 4. Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Pengrajin …………….. 84

Lampiran 5. Contoh Pertanyaan Wawancara Dengan Perangkat Desa ……… 86

Lampiran 6. Jurnal 1: Jewellery Industry Guide …………………………..…. 87

Lampiran 7. Jurnal 2: United Stated Agency For International

Development Afghanistan Small And Medium

Enterprise Development Project Assessement Of

Afghanistan Gemstone Industry ………………………………. 88

Lampiran 8. Peta Sosial Desa Dlepih ………………………………………... 89

Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Observasi ………….…. 90

Lampiran 10. Surat Ijin Penyusunan Skripsi …………………………….……. 91

Lampiran 11. Surat Permohonan Menyusun Skripsi …………………….……. 92

Page 17: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah telah mencatat bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang sejak

masa lampau telah mempunyai kebudayaan yang bernilai tinggi. Bagi bangsa

Indonesia kebudayaan terwujud dalam keanekaragaman kreasi manusia, sehingga

kegiatan budaya ini tidak saja mampu menjadi identitas etnis dari masing-masing

suku bangsa, akan tetapi lebih merupakan wahana dari corak dan tradisi masyarakat

umumnya, yang mengungkapkan daya, rasa, cipta, dan karsa.

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kaitan satu sama lain. Demikian

juga dengan kebudayaan. Asal usul suatu bangsa sebagai nenek moyang memberikan

ciri suatu bangsa. Dari perkembangan sejarah dengan melalui kurun waktu yang

panjang dengan pengalaman yang berbeda-beda, maka disetiap daerah berkembang

variasi-variasi tertentu sehingga merupakan kekhasan yang baru, yang tidak sama

dengan daerah lain.

Indonesia dengan 13.000 pulaunya mengalami proses yang serupa itu pula.

Bhineka Tunggal Ika mencakup semua aspek, termasuk budaya. Kekayaan budaya

Indonesia karena banyaknya tempat dan pengalaman berbeda, merupakan

kebanggaan tersendiri yang selayaknya patut didokumentir, dipelihara dan

dikembangkan.(Sulaiman BA;1980/1981:1)

Kebudayaan itu sendiri memiliki unsur-unsur pokok yang dapat menunjang

perkembangannya. Salah satu unsurnya adalah kesenian yang merupakan bagian tak

terpisahkan dari kebudayaan bangsa. Kesenian harus ditumbuhkembangkan sebagai

ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lainnya. Seni

berfungsi juga sebagai cermin masyarakat bangsa Indonesia yaitu sebagai suatu

bentuk ekspresi yang mengandung nilai-nilai dan pola perilaku masyarakat untuk

menopang identitas dan solidaritas kelompok masyarakat. (Soedarsono;1974:23).

Page 18: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Seni berfungsi pula sebagai cermin masyarakat bangsa Indonesia yaitu

sebagai suatu bentuk ekspresi yang mengandung nilai-nilai dari perilaku masyarakat

untuk menopang identitas dan solidaritas kelompok masyarakat. Kesenian sebagai

salah satu unsur kebudayaan merupakan perintis dari perkembangan manusia baik

secara sosial maupun individual.

Salah satu hasil kesenian adalah seni kerajinan. Seni kerajinan hampir tersebar

luas di berbagai daerah di Indonesia dan memberi arti serta isi pada kebudayaan

nasional khas Indonesia serta dapat pula untuk dibanggakan. Dimana seni kerajinan

ini termasuk kedalam industri rumah tangga atau industri kecil.

Industri skala kecil di Indonesia merupakan bahan yang terus menerus dibahas

dan merupakan pokok perhatian pemerintah, karena keberadaannya mempunyai arti

penting baik secara ekonomi maupun politik. Pembangunan industri kecil dan

menengah termasuk industri kerajinan serta industri rumah tangga, perlu didorong

dan dibina menjadi usaha yang semakin berkembang dan efisien sehingga mampu

mandiri dan dapat menambah pendapatan masyarakat. Menurut Frans Hadi Hartanto

dan Filino Harahap, industri diartikan sebagai bentuk kegiatan manusia yang

meningkatkan nilai guna dari bahan atau barang dengan menggerakkan teknologi,

ketrampilan, modal, sumber-sumber kekayaan alam, perkakas dan mesin.

Usaha kerajinan bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari oleh

masyarakat pendukungnya. Selain itu berkembang pula jenis-jenis usaha kerajinan

yang mengandung nilai estetik atau nilai seni untuk memenuhi kebutuhan golongan

masyarakat atas. Usaha kerajinan yang menghasilkan karya yang bernilai seni ini

ternyata mampu menghantarkan suatu daerah memiliki popularitas yang cukup tinggi

dan memberi ciri khas terhadap daerah tersebut melalui penampilan karya

masyarakat daerah itu.

Sasaran penting dalam pengembangan industri kecil dan menengah disamping

meningkatkan mutu kemampuan dan daya saing adalah bertambahnya jumlah industri

rumah tangga yang dapat memasuki golongan industri kecil, meningkatnya jumlah

industri kecil dan menengah yang tangguh dan efisien. Secara bersama sasaran

Page 19: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tersebut juga dicapai dengan meningkatnya skala penjualan dan tumbuhnya

wirausaha baru industri kecil dan menengah di daerah-daerah.

Tanpa mengabaikan kelebihan dan kelemahannya, industri kecil sampai saat

ini masih menjadi aset utama dalam sektor perindustrian di Jawa Tengah. Alasan

yang melandasi pentingnya berbagai usaha pengembangan industri kecil adalah

potensi alamiahnya yang besar dalam memberi andil bagi pelaksanaan masalah

kesempatan kerja masyarakat.

Seni kerajinan telah dikenal oleh lapisan masyarakat baik masyarakat

pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Salah satunya adalah di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri yang terkenal dengan keindahan alam

Kahyangannya yang kemudian dijadikan sebagai tempat wisata alam dan wisata

religi. Desa ini terdapat beberapa masyarakatnya yang menekuni profesi sebagai

pengrajin batu akik. Dengan ketrampilan dan keprigelan tangan-tangan pengrajin,

maka dari materi batu yang banyak terdapat di sekitar lokasi daerah wisata

Kahyangan, para pengrajin memanfaatkan sumber daya alam yang tersimpan

didalamnya dan menciptakan suatu produk seni kerajinan yang berkualitas tinggi dan

mempunyai nilai seni walaupun dengan desain yang sangat sederhana.

Secara geografis daerah pemukiman pengrajin sangat setrategis untuk usaha

tersebut, selain banyak terdapat batu sebagai bahan utama pembuatan kerajinan batu

akik juga terletak di obyek wisata Kahyangan. Keindahan alam Kahyangan dan

sungai Kahyangan yang selalu mengalir seakan membawa berkah tersendiri bagi

sebagian masyarakat Desa Dlepih. Para pengrajin batu akik tersebut memanfaatkan

alam Kahyangan yang berupa batu untuk dijadikan sebagai kerajinan pembuatan batu

akik.

Berbagai bentuk dan corak bahkan ukuran batu akik dibuat oleh pengrajin

untuk menarik minat para pembeli yang sedang berkunjung ke obyek wisata

Kahyangan ini. Pembeli juga dapat memesan batu akik tersebut sesuai dengan

keinginannya. Biasanya pengrajin batu akik ini akan ramai didatangi pembeli pada

Page 20: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

saat tanggal 1 Muhharam atau yang sering disebut tanggal 1 Sura, karena pada

tanggal tersebut banyak wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Kahyangan.

Kahyangan, yang merupakan salah satu obyek wisata religi dan juga wisata

alam yang terdapat di Kabupaten Wonogiri sangatlah menarik untuk dikunjungi, baik

sebagai sarana rekreasi maupun sebagai media pendakatan diri pada alam semesta

dan juga kepada sang pencipta. Keasrian alam Kahyangan dapat memberikan

kesejukan pada pngunjung yang akan melakukan meditasi, menyatu dengan

kekuasaan Illahi, agar terkabul permohonannya. Karena, konon ceritanya Kahyangan

merupakan tempat bertapa Panembahan Senapati, salah satu leluhur Kerajaan

Mataram. Bahkan, menurut kepercayaan masyarakat, air di lokasi tersebut membawa

berkah dan menjadi sumber kecantikan atau awet muda saat dibasuhkan ke muka.

Bulan Suro atau pergantian tahun Jawa, menurut sebagian besar masyarakat

Jawa merupakan bulan yang sakral. Obyek wisata Kahyangan sangat ramai di malam

menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro). Banyak pendatang dari luar daerah

Kabupaten Wonogiri yang berkunjung ke Kahyangan untuk memperingati malam 1

Suro sekalian melakukan tirakatan, dan setiap Bulan Sura digelar wayang kulit

semalam suntuk yang sebelumnya diadakan upacara Sedekah Bumi.

Bertitik dari latar belakang permasalahan tersebut, maka kajian tentang

kerajinan batu akik di Kahyangan perlu dilakukan, diangkat dalam sebuah judul

“Perkembangan Kerajinan Batu Akik (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)”

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka dapat diambil suatu perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang munculnya kerajinan batu akik di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri?

2. Bagaimana perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri?

Page 21: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Bagaimana pengaruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Masalah

Dengan perumusan masalah diatas maka dapat diperoleh suatu tujuan

penulisan ini sebagai berikut:

1. Mengetahui latar belakang munculnya kerajinan batu akik di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

2. Mengetahui perkembangan kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

3. Mengetahui pengruh perkembangan kerajinan batu akik terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya tentang munculnya kerajinan batu akik.

b. Memberi sumbangan pemikiran bagi pengembangan dan pelestarian seni

kerajinan.

c. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kerajinan batu akik di Desa

Kahyangan.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat bermanfaat bagi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret pada umumnya dan Program Sejarah pada

khususnya, karena dapat menambah pengetahuan tentang kerajinan batu akik.

Page 22: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan dan tambahan informasi

bagi pengrajin untuk masa yang akan datang agar dapat memberikan nilai

tambah bagi produksi.

c. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pendidikan Program

Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Page 23: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LADASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Seni Kerajinan

a. Seni

Kesenian merupakan unsur pengikat yang mempersatukan pedoman-

pedoman bertindak yang berbeda menjadi suatu desain yang utuh, menyeluruh,

dan operasional, serta dapat diterima sebagai sesuatu yang bernilai. Dalam

Ensiklopedi Indonesia dikatakan, bahwa yang dimaksud dengan kesenian adalah

meliputi penciptaan segala macam hal atau benda yang karena keindahan

bentuknya orang akan senang melihat atau mendengarnya. Sedangkan Everyman

Encyclopedia dalam Sudarmaji (1979:6) menyatakan apa yang dimaksud dengan

kesenian adalah segala sesuatu yang dilakukan orang bukan karena kebutuhan

pokok, melainkan semata-mata karena kemewahan, kenikmatan atau kebutuhan

spiritual (Nooryan Bahari, 2008:49).

Istilah seni dalam pengertian sekarang, berbeda dengan istilah seni di masa

sebelum perang dunia II. Istilah tersebut dipakai dalam pengertian sehari-hari dan

umum, yang artinya kecil atau halus. Menurut I.G. Bg. Sugriwa dalam Nooryan

Bahari (2008:61) secara etimologi kata seni diduga berasal dari bahasa

Sansekerta, yang artinya kurang lebih sebagai penyembahan, pelayanan, dan

pemberian. Sedangkan Padmapuspita sebagai seorang ahli Sansekerta menyatakan

bahwa dalam bahasa Sansekerta tidak dijumpai kata seni. Padmapuspita justru

menunjuk kemungkinan besar istilah seni berasal dari bahasa Belanda, genie.

Dalam Koenen – Endepols – Bezoen, Handwoordenboek der Nederlandse Taal,

kata genie ternyata berasal dari bahasa Latin, genius. Rangkaian pikiran logisnya:

seniman itu merupakan makhluk yang memiliki kelebihan; kehalusan jiwa yang

tidak tersamai oleh awam dalam menikmati dan menciptakan keindahan (Nooryan

Bahari, 2008:61).

Page 24: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

The Liang Gie (1976: 85) menyajikan beberapa kutipan mengenai

pengertian seni. Pertama; seni, dalam arti yang paling mendasar, adalah suatu

kemahiran atau kemampuan. Kedua; seni adalah suatu kegiatan manusia yang

secara sadar dan melalui perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu, menyampaikan

perasaan-perasaan yang telah dihayati kepada orang lain, sehingga mereka juga

merasakan apa yang telah dirasakan oleh pencipta karya. Ketiga; seni adalah suatu

kegiatan manusia dalam menjelajahi dan menciptakan realita baru berdasarkan

penglihatan yang irasional, sembari menyajikan realita itu secara simbolis atau

kiasan seperti kebulatan dunia kecil yang mencerminkan sebuah kebulatan dunia

yang besar (Erich Kahler). Lebih lanjut dinyatakan, bahwa seni adalah suatu

kegiatan yang dirancang untuk mengubah bahan-bahan alamiah menjadi sesuatu

yang berguna atau indah (Nooryan Bahari, 2008:66-67).

Merriam Webster’s Collegiate Dictionary dalam Nooryan Bahari (2008:

68) disebutkan, pengertian seni adalah “skill acquired by experience, study, or

observation 2the art of making friends3”, yang berarti keterampilan yang diperoleh

melalui pengalaman, pendidikan, penelitian, dan pertemanan.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian seni adalah suatu keterampilan yang

diperoleh dari pengalaman, belajar, atau pengamatan-pengamatan. Pengertian

lainnya, seni merupakan bagian dari pelajaran, salah satu ilmu sastra, dan

pengertian jamaknya adalah pengetahuan budaya, pelajaran, ilmu pengetahuan

serta suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan atau keterampilan. Secara

garis besar, kesenian dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu seni rupa,

seni musik, seni tari, seni sastra, seni drama, seni kerajinan, dan lain- lain.

Herbert Read dalam Dharsono Sony Kartika (2004: 2), menyebutkan

bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang

menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat

membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan

apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan.

Page 25: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Dharsono (2004:31), keberadaan seni secara teoritis mempunyai tiga

macam fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Personal

Sebagai instrumen ekspresi personal, seni semata-mata tidak dibatasi untuk

dirinya sendiri. Maksudnya, ia tidak secara eksklusif dikerjakan berdasarkan

emosi pribadi, namun bertolak pada pandangan personal menuju persoalan-

persoalan umum dimana seniman itu hidup, yang nantinya akan diterjemahkan

seniman lewat lambing simbol yang terjadi pola umum pula.

2. Fungsi Sosial

Merupakan kecenderungan atau usaha untuk mempengaruhi tingkah laku

terhadap kelompok manusia. Ia diciptakan berdasarkan atas dasar penggunaan

pada situasi umum serta menggambarkan aspek kelompok sebagai wujud

adanya perbadaan pengalaman personal.

3. Fungsi Fisik

Kreasi yang secara fisik dapat digunakan untuk kebutuhan praktis sehari-hari.

Karya seni yang ia buat benar-benar merupakan kesenian yang berorientasi

pada kebutuhan fisik selain keindahan barang itu sendiri.

Lebih lanjut Suwaji Bastomi (1992: 13-14), menyatakan bahwa seni

memiliki ciri-ciri khusus yang menjadi sifat dasar seni, yaitu:

1. Sifat kreatif, kreasi adalah suatu yang baru, yang berupa ide (gagasan), ungkap

(garap) atau bahkan kedua-duanya sehingga menghasilkan wujud baru.

2. Sifat emosional, hasil seni merupakan ungkapan kehidupan emosional

seseorang. Seseorang dikatakan kreatif jika hasil karyanya berdasarkan

kebenaran estetis.

3. Sifat individual, hasil seni pastilah diciptakan seseorang, dan tidak diciptakan

oleh orang banyak.

4. Sifat abadi, seni tidak akan musnah oleh ruang dan waktu.

5. Sifat universal, seni berada dimana-mana diseluruh dunia dan tumbuh

sepanjang masa.

Page 26: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Kerajinan

1) Latar Belakang Kerajinan

Pada dasarnya ketika untuk pertama kalinya manusia ingin memenuhi

kebutuhan hidup yang mendesak, maka timbulah tanda-tanda perubahan yang

dapat digolongkan dalam kegiatan seni kerajinan. Kebutuhan untuk melindungi

diri dari gangguan alam, dari gangguan binatang buas, dan kebutuhan untuk

makan, adalah kebutuhan pokok manusia untuk melestarikan hidupnya. Sejak saat

itu manusia mulai berusaha untuk berteduh, membuat pakaian, membuat peralatan

untuk mengumpulkan makanan, berburu dan untuk membela diri.

Seni kerajinan muncul hampir bersamaan dengan awal kehidupan manusia

di bumi ini. Kemunculan itu berkaitan erat dengan tingkat kebutuhan hidup

manusia dalam rangka mempertahankan hidup. Menurut sejarah kesenian bahwa

kerajinan telah ada sejak nenek moyang yang berkembang sampai sekarang di

berbagai daerah. Kerajinan tersebut merupakan karya tradisional dari berbagai

daerah di Indonesia, sehingga di Indonesia banyak ditemui hasil kerajinan dan

kerajinan tersebut selalu memberikan ciri khas daerah dimana seni kerajinan

tersebut berada. Kerajinan suatu daerah akan berbeda dengan seni kerajinan

daerah lain. Walaupun ada yang sama, tetapi pasti ada perbedaan diantaranya

dalam hal mutu, motif ataupun bentuk, sehingga dengan melihat dari hasil karya

kerajinan tersebut orang akan tahu darimana produk kerajinan tersebut berasal

(Soepratno, 1985: 52).

Pada mulanya kerajinan adalah sebagai usaha yang menghasilkan benda-

benda kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Usaha ini bersifat sampingan diluar

mata pencaharian pokok masyarakat pedesaan yaitu bertani. Peralatan yang

digunakan masih sangat sederhana, belum mengutamakan kualitas dan jumlah

produksi.

Seiring dengan kemajuan jaman dan perubahan serta semakin

kompleksnya tuntutan kebutuhan hidup, maka jenis peralatan yang mereka

ciptakan juga mengalami perubahan dan kemajuan pula.

Page 27: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Oleh karena itu jelaslah sudah bahwa seni kerajinan ada sejak jaman dulu,

dimana kemunculannya berkaitan erat dengan tuntutan kebutuhan hidup manusia

sehari-hari, baik jasmani maupun rohani.

2) Pengertian Kerajinan

Secara umum kerajinan menurut arti harfiahnya adalah lahir dari sifat rajin

manusia. Rajin dalam arti bukan lawan sikap malas tetapi dari sikap terampil atau

keprigelan tangan. Keterampilan ini didapat dari pengalaman dan ketekunan

bekerja yang dapat meningkatkan cara atau teknik penggarapan serta

memperdalam hasil kualitas seseorang yang akhirnya timbul suatu keahlian,

bahkan kemahiran dalam suatu profesi tertentu (Kusnadi, 1983:11).

Istilah kerajinan sudah sering didengar baik melalui media cetak,

elektronik maupun dalam pembicaraan sehari-hari dalam masyarakat. “kerajinan

adalah usaha produktif di sektor non pertanian, baik merupakan mata pencaharian

utama maupun sampingan, karena itu kegiatan ekonomi maka usaha kerajinan ini

dikatagorikan ke dalam usaha kerajinan yang masih pada tingkat industri rumah

tangga dan industri kecil” (Soeri Soeroto, 1983:20).

Dewan Kerajinan Indonesia dalam Lincolyn Arsyad (1993:313), kerajinan

adalah termasuk segi kebudayaan dan usaha yang dapat dikembangkan dengan

industri rumah tangga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta

memelihara kelestarian dan seni budaya bangsa.

Berdasarkan definisi dan batasan-batasan yang dijelaskan, maka akan

semakin jelas bahwa usaha kerajinan tangan yang menjadi obyek penelitian ini

termasuk ke dalam kelompok industri kecil, karena usaha ini dilakukan dengan

rajin, teliti, disertai dengan kreatifitas yang tinggi.

Memang semula hasil karya itu hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari. Kerajinan sebagai usaha sampingan lambat laun menjadi mata pencaharian

pokok, karena telah dipersiapkan untuk mengatasi kemerosotan dalam bidang

pertanian. Sementara hasil kerajinan semakin diminati masyarakat, sehingga terus

berkembang. Bahkan di tempat tersebut mulai tumbuh pengrajin-pengrajin baru

yang menjadikan daerah tersebut menjadi sentra kerajinan.

Page 28: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dari uraian tersebut diatas maka dapat diambil suatu pengertian bahwa

kerajinan itu adalah merupakan hasil dari sifat terampil dan keprigelan tangan

seseorang yang diperoleh dari pengalaman dan ketekunan bekerja. Yang hasilnya

berupa barang-barang yang memiliki estetis dan daya guna, yang tentunya tidak

luput dari peralatan-peralatan yang sederhana pula.

Kusnadi (1983: 11) berpendapat bahwa:

Seni kerajinan menurut harfiahnya dilahirkan dari sifat rajin manusia, namun harus kita sadari bahwa titik berat dari penghasilan perbuatan seni kerajinan bukanlah dikarenakan sifat rajin itu, tetapi lahir dari sifat terampil atau keprigelan tangan kita. Ketrampilan ini didapat dari pengamatan dengan tekun sehingga dapat meningkatkan cara penggarapan serta memperdalam kualitas kerja bahkan kemahiran dalam suatu profesi tertentu. Sedangkan didalam Ensiklopedia Indonesia pengertian seni kerajinan

dijelaskan adalah sejenis kesenian yang menghasilkan berbagai barang perabotan,

barang-barang hiasan atau barang-barang anggun yang masing-masing bermutu

kesenian.

Berdasarkan pengertian seni kerajinan diatas yang dimaksud dengan seni

kerajinan adalah merupakan hal atau sifat rapi (bahasa jawa: rajin) yang berkaitan

dengan industri kecil atau industri rumah tangga.

2. Industri Kecil

Industri pada hakekatnya adalah pembangunan suatu sistem yang

mempunyai daya hidup dan mampu berkembang secara mandiri serta mengakar

pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat. Oleh karena itu sebagian besar

negara di dunia, termasuk Indonesia menjadikan industrialisasi sebagai pilihan

dalam model pembangunan untuk mencapai kemajuan.

Dukungan terhadap kegiatan industri kecil di Indonesia sesungguhnya

tidak wajar untuk didekati dengan cara pandang “belas kasihan” semata, apalagi

bila dikaitkan dengan sifatnya yang menghidupi “orang kecil” melalui pasar-pasar

local yang tersebar luas diseluruh penjuru tanah air kita. Kegiatan industri kecil

dalam keadaan tertentu ternyata penuh vitalitas untuk tumbuh secara wajar, serta

kemampuannya untuk bertahan dalam keadaan ekonomi yang terburuk sekalipun.,

Page 29: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

semakin meyakinkan akan perlunya subsektor ini untuk dikembangkan dan

dibantu oleh iklim yang menunjang. Lebih lanjut dinyatakan bahwa, dalam arti

strategis, proposisi yang mendukung pentingnya usaha pengembangan industri

kecil yang bersangkutan itu adalah: fleksibilitas dan adaptabilitasnya di dalam

memperoleh bahan mentah dan peralatan; relevansinya dengan proses

desentralisasi kegiatan ekonomi bagi menunjang terciptanya integrasi kegiatan

pada sektor-sektor ekonomi yang lain; potensinya terhadap perluasan dan

penciptaan kesempatan kerja; serta, dalam jangka panjang, peranannya sebagai

basis untuk mencapai suatu kemandirian pembangunan ekonomi karena kegiatan

industri kecil hampir seluruhnya dilakukan oleh pengusaha dalam negeri dan

proses produksinya cenderung dilakukan dengan kandungan impor yang rendah.

Sejak awal dasawarsa tujuhpuluhan secara tajam mulai dasadari, bahwa

meskipun mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun

kebanyakan negara berkembang belum berhasil menyediakan lapangan pekerjaan

yang layak bagi angkatan kerja pada umumnya, baik ditinjau dari segi tingkat

pendapatan, ataupun dari kesesuaian pekerjaan terhadap keahlian. Bertolak dari

kenyataan inilah maka eksistensi industri kecil, telah mengambil tempat penting

dalam masalah kesempatan kerja dan ketenagakerjaan di negara-negara

berkembang (Azhari, 1986:1).

Jumlah unit usaha industri kecil terhadap jumlah unit usaha di sektor

industri pengilahan memperlihatkan besaran yang lebih tajam dibandingkan

dengan tenaga kerja. Gambaran jumlah unit usaha industri kecil yang demikian

besar ini pada gilirannya tidak lain menyiratkan betapa beragamnya hambatan

yang dihadapi pemerintah dalam penanganan industri kecil. Pergeseran struktural

ini bermula dari perkembangan industri pengolahan yang bersifat ringan, seperti:

industri- industri tekstil, kertas, gelas dan sebagainya, yang kemudian ikut

memberi andil bagi pertumbuhan industri dasar dan industri berat dengan

dipelopori oleh kelompok Zaibatsu (pemilik modal) yang melakukan ekspansi

besar-besaran ke semua cabang industri. Namun, terlepas dari tergesernya

struktural itu, gambaran factual memperlihatkan betapa industri pemintalan dan

tenun tradisional secara unik tetap mampu bertahan terhadap kompetisi dari

Page 30: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

industri tenun yang lebih modern. Industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada

umumnya tumbuh di sekitar pabrik-pabrik besar, serta atas dasar kontrak berperan

sebagai supplier bagi pabrik-pabrik besar. Definisi industri kecil antara satu

negara dengan negara lain berbeda, di Singapura industri kecil didefinisikan

sebagai unit usaha industri yang mempekerjakan antara 10 sampai 99 orang

tenaga kerja, di Malaysia dan Muangthai industri kecil didefinisikan sebagai unit

industri yang mempekerjakan tidak lebih dari 50 orang tenaga kerja, sementara di

Indonesia dan Filipina industri kecil didefinisikan sebagai unit usaha industri yang

mempekerjakan antar 5 sampai 19 orang tenaga kerja. Industri kecil tetap

mempunyai kedudukan yang penting dalam perekonomian suatu Negara (Azhari,

1986:3-4).

Menurut Lincolyn Arsyad (1992: 306) untuk mengetahui macam-macam

industri ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang. Pertama, pengelompokan

industri yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian. Menurut Departemen

Perindustrian, Industri Nasional Indonesia dikelompokkan menjadi tiga kelompok

besar, yaitu:

1. Industri dasar yang meliputi kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar, dan

kelompok Industri Kimia Dasar. Industri Mesin Pertanian, elektronik, besi

baja, tembaga, dan lain- lain merupakan kelompok Industri Mesin dan Logam

Dasar. Sedangkan yang termasuk dalam kelompok Industri Kimia Dasar

antara lain: industri pupuk, industri pestisida, industri semen dan sebagainya.

Dilihat dari misinya industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan struktur industri dan bersifat

padat modal.

2. Industri kecil yaitu meliputi industri pangan, industri sandang dan kulit,

industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan logam dan logam.

Kelompok industri kecil ini mempunyai misi melaksanakan pemerataan.

Teknologi yang digunakan yaitu teknologi menengah atau sederhana dan

padat karya.

3. Industri hilir yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi industri

pengolahan sumber daya hutan, hasil pertambangan, sumber daya pertanian

Page 31: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dan lain- lain. Kelompok ini mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan

ekonomi, dan atau pemerataan, memperluas kesempatan kerja.

Kedua, pengelompokan industri menurut jumlah tenaga kerja yang

dipekerjakan. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) yang dikutip oleh Lincolyn

Arsyad (1992: 307), pengelompokan industri dengan cara ini dibedakan menjadi

empat, yaitu:

1. Perusahaan/ Industri Besar jika mempekerjakan 100 orang atau lebih.

2. Perusahaan/ Industri Sedang jika mempekerjakan 20 sampai 99 orang.

3. Perusahaan/ Industri kecil jika mempekerjakan 5 sampai 19 orang.

4. Industri/ kerajinan Rumah Tangga jika mempekerjakan kurang dari 5 orang.

Istilah industri dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam arti sempit

industri merupakan gabungan atau kumpulan perusahaan yang memiliki

kesejenisan dalam produksi yang dihasilkan atau bahan baku yang digunakan dan

proses produksi yang dilaksanakan. Pengertian luasnya industri merupakan

sebagai kumpulan atau gabungan perusahaan yang memproduksi dengan aktivitas

permintaan silang yang positif dan tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1996:330) mengartikan “industri sebagai perusahaan yang membuat atau

menghasilkan barang-barang”.

Definisi lain menurut Biro Pusat Statistik seperti yang dikutip T. Kian Wie

yang diterjemahkan oleh Mari Pangestu (1987: 111) mengelompokan industri

kecil sebagai berikut:

1. Industri kecil modern, yang memiliki ciri-ciri:

a) Menggunakan teknologi proses madya.

b) Skala produksi yang terbatas.

c) Tergantung pada dukungan litbang dan industri besar.

d) Dilibatkan dengan sistem pemasaran produksi industri besar dan

menengah dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor.

e) Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan lainnya.

2. Industri kecil tradisional, yang memiliki ciri-ciri:

a) Teknologi proses yang digunakan secara sederhana.

Page 32: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b) Ada bantuan dari Unit Pelayanan Teknis (UPT) yang disediakan oleh

Deperindus sebagai bagian dari program bantuan teknisnya kepada

industri kecil.

c) Mesin yang digunakan dan alat perlengkapan modal lainnya relatif

sederhana.

d) Lokasi di pedesaan.

e) Akses untuk menjangkau pasar di luar lingkungan yang berdekatan

terbatas.

3. Industri kerajinan kecil, yang memiliki ciri-ciri:

Menggunakan teknologi proses madya atau justru teknologi proses maju.

Berdasarkan SK Menteri Perindustrian Nomor:133/ M/ SK/8/1976,

industri kecil terbagi menjadi empat kelompok, yaitu:

1) Industri kecil yang punya kaitan erat dengan industri menengah dan besar.

a) Industri kecil yang menghasilkan barang yang diperlukan oleh industri

menengah dan besar.

b) Industri kecil yang membutuhkan produk-produk dari industri menengah

dan besar.

c) Industri kecil yang perlu bahan-bahan limbah dari industri menengah dan

besar.

2) Industri kecil yang berdiri sendiri, yaitu industri kecil yang langsung

menghasilkan barang untuk konsumen (industri jenis ini tidak memiliki ikatan

dengan industri lain).

3) Industri kecil yang menghasilkan barang-barang seni.

4) Industri kecil yang memiliki pasaran lokal dan bersifat pedesaan.

Menurut Irsan Azhary (1986:5), industri kecil juga memberi manfaat sosial

(social benefits) yang sangat berarti bagi perekonomian. Manfaat tersebut antara

lain:

1. Industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan

pembiayaan yang relatif murah. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa

tingkat keahlian dan daya dukung permodalan dari pengusaha-pengusaha di

Indonesia pada umumnya masih sangat rendah.

Page 33: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilitas

tabungan domestik, dimungkinkan bahwa industri kecil cenderung memperoleh

modal dari tabungan si pengusaha sendiri, atau dari keluarga dan kerabatnya.

3. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar

dan sedang, karena menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana.

Selain memberikan manfaat sosial, industri kecil juga mempunyai

permasalahan pokok yang dihadapi, diantaranya adalah:

1. Iklim diskriminatif yang bersumber dari sikap dan tindakan pemerintah.

2. Relatif terbatasnya akses untuk memperoleh kredit dari bank komersil.

3. Berapa premis yang secara asasi merupakan kendala tersendiri bagi

perkembangan industri kecil.

Seperti diketahui, usaha kecil dalam perkembangan usahanya sering kali

menghadapi kendala, baik kendala internal maupun kendala eksternal. Kendala

internal terutama berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia. Karena

keterbatasan sumber daya tersebut maka mereka kurang mampu memanfaatkan

peluang yang ada, baik akses pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses

terhadap teknologi. Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan iklim usaha

yang kurang kondusif terhadap perkembangan usaha kecil. Selama ini terkesan

berbagai kebijaksanaan lebih berpihak kepada sektor usaha besar, sehingga

berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah sebagian besar dinikmati oleh

usaha besar.

Kontribusi usaha kecil dalam perekonomian secara makro cukup berarti.

Sumbangan tersebut terutama dari segi penyerapan tenaga kerja. Disamping itu,

mereka juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa

ekspor non-migas meskipun nilainya relative kecil (R.Maryatmo, 1996:3-4).

Industri kerajinan kecil terutama dipedesaan sangat perlu untuk

memecahkan masalah pengangguran yang semakin banyak. Salah satu cara yang

digunakan adalah mengembangkan industri kecil atau industri pedesaan. Usaha

industri kecil semacam ini di maksudkan agar kebutuhan kesempatan kerja rakyat

pedesaan terpenuhi. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil makna bahwa industri

kecil, khususnya di pedesaan sangat diperlukan dalam memperluas lapangan

Page 34: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

kerja. Selain itu juga dapat dikembangkan menjadi produk pariwisata yang

potensial, terutama industri kecil usaha kerajinan.

Azhari (1986:10-11), berdasarkan dari sensus industri 1974/1975 diperoleh

gambaran bahwa jumlah industri kecil dan kerajinan rumah tangga mendekati 1,3

unit dengan lebih dari 4,2 juta orang tenaga kerja. Sementara data-data terakhir

menunjukkan bahwa industri kecil dan kerajinan rumah tangga telah berkembang

menjadi 1.518.668 unit usaha, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak

14.549.552 orang. Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa industri kecil dan

kerajinan rumah tangga pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur

perekonomian Indonesia, bahkan dari waktu ke waktu senantiasa menunjukkan

tingkat perkembangan yang mengesankan. Tampaknya terdapat beberapa alasan

kuat yang mendasari resistensi dari keberadaan industri kecil dan kerajinan rumah

tangga dalam perekonomian Indonesia, diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagian besar populasi industri kecil dan kerajinan rumah tangga

berlokasi di daerah pedesaan, sehingga tenaga kerja yang semakin

meningkat serta luas tanah garapan garapan pertanian yang relatif

berkurang, industri kecil merupakan jalan keluar.

2. Beberapa jenis kegiatan industri kecil dan kerajinan rumah tangga banyak

menggunakan bahan baku dari sumber-sumber di lingkungan terdekat.

3. Harga jual yang relatif murah serta tingkat pendapatan kelompok “bawah”

yang rendah sesungguhnya merupakan sesuatu “kondisi berjawab”

tersendiri yang memberi peluang bagi industri kecil dan kerajinan rumah

tangga untuk tetap bertahan.

4. Tetap adanya permintaan terhadap beberapa jenis komoditi yang tidak

diproduksi secara maksimal.

Jenis industri kecil di Surakarta menurut kantor Deperindus Kota Madya

Surakarta tahun 1993 ada 5 (lima) sentra industri kecil yang meliputi: sentra

industri pangan, sentra industri sandang dan kulit, sentra industri kimia dan bahan

bangunan, sentra industri kerajinan dan umum serta sentra industri logam.

Page 35: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Dengan demikian sifat industri kecil yang mampu menyerap tenaga kerja,

memiliki peranan yang strategi dalam peningkatan pendapatan, perluasan

lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta mampu mengatasi kemiskinan itu

memperoleh perhatian dari pemerintah untuk dibina dan dikembangkan agar

menjadi salah satu pendukung sektor ekonomi.

Biasanya usaha kecil atau industri kecil mempunyai strategi sendiri, yaitu

dengan membuat produk yang khusus, unik, dan spesial agar tidak bersaing

dengan industri besar. Karena usahanya yang kecil, industri kecil umumnya

mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu jauh sehingga tabiet

konsumennya dapat dipahami benar. Komunikasi dengan konsumen berjalan

cepat dan seringkali berlangsung kepada pemilik. Hal ini menyebabkan industri

kecil dengan permodalan yang tidak besar itu bersifat luwes dan sering

menghasilkan inovasi- inovasi. Industri kecil umumnya hanya dikelola sendiri oleh

pemiliknya yang kadang kala dibantu anggota keluarga. Mungkin dibantu pula

oleh beberapa tangan pembantu, tetapi tidak jelas apa statusnya, apa tugasnya,

sampai dimana wewenang dan tanggung jawabnya (Singgih, 1999:1-4).

Berdasarkan uraian diatas, industri kerajinan batu akik yang berada di

Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri ini termasuk kedalam

industri kecil atau industri rumah tangga.

3. Perubahan Sosial

Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan.

Proses perubahan terjadi karena manusia adalah makhluk yang berpikir dan

bekerja. Manusia selalu berusaha untuk memperbaiki hidupnya atau sekurang-

kurangnya mempertahankan hidupnya. Perubahan yang terjadi pada prinsipnya

adalah suatu proses yang terus menerus artinya bahwa perubahan itu ada yang

terjadi lambat dan ada yang terjadi cepat. Para ahli sepakat untuk

mengkatagorikan masyarakat Indonesia sekarang ini sebagai masyarakat yang

sedang berada dalam keadaan transisional. Masyarakat Indonesia sekarang sedang

bergerak dari masyarakat agraris tradisional yang penuh dengan nuansa

spiritualistik menuju masyarakat industrial modern yang materialistik. Warna

Page 36: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kehidupan masyarakat industrial sudah terasa dalam denyut jantung kehidupan

masyarakat, walaupun corak kehidupan agraris tradisional tidak lenyap sama

sekali (W. F. Wertheim, 1999:2-3).

Soekanto (1982:308), ahli lain berpendapat bahwa perubahan sosial terjadi

karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan

keseimbangan masyarakat, seperti misalnya perubahan dalam unsur-unsur

geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan. Kemudian ada pula yang

berpendapat bahwa perubahan-perubahan sosial bersifat periodik dan non

periodik. Pendapat-pendapat tersebut pada umumnya menyatakan bahwa

perubahan merupakan lingkaran kejadian-kejadian. Pitirim A. Sorokin dalam

Soerjono Soekanto (1982:263) berpendapat bahwa segenap usaha untuk

mengemukakan adanya suatu kecenderungan yang tertentu dan tetap dalam

perubahan-perubahan sosial tidak akan berhasil baik. Akan tetapi, perubahan-

perubahan tetap ada dan yang paling penting adalah lingkaran terjadinya gejala-

gejala sosial harus dipelajari karena dengan jalan tersebut barulah akan dapat

diperoleh suatu generalisasi. Sedangkan Kingsley Davis dalam buku yang sama

mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam

struktur dan fungsi masyarakat.

Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan-perubahan sosial dapat

diketahui dari adanya ciri-ciri tertentu, yaitu sebagai berikut:

1. Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap

masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara lambat atau secara

cepat.

2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu, akan diikuti

dengan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Karena

lembaga- lembaga tadi sifatnya interdependen, maka sulit sekali untuk

mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial tertentu saja.

3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi

yang bersifat sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri.

Disorganisasi akan diikuti oleh suatu reorganisasi yang mencakup pemantapan

kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.

Page 37: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang

spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik

yang sangat kuat.

Soerjono Soekanto (1982:333), di dalam masyarakat di mana terjadi suatu

proses perubahan, terdapat faktor- faktor yang mendorong jalannya perubahan

yang terjadi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Kontak dengan kebudayaan lain.

Salah satu proses yang menyangkut hal ini adalah diffusion. Difusi adalah

proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari individu kepada individu lain,

dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Dengan proses tersebut, manusia

mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan.

Dengan terjadinya difusi, suatu penemuan baru yang telah diterima oleh

masyarakat dapat diteruskan dan disebarkan pada masyarakat luas sampai

umat manusia di dunia dapat menikmati kegunaannya.

2. Sistem pendidikan formal yang maju.

Pendidikan mengajarkan aneka macam kemampuan kepada individu.

Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam

membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru dan juga bagaimana cara

berpikir secara ilmiah. Pendidikan mengajarkan manusia untuk dapat berpikir

secara obyektif, yang akan memberikan kemampuan untuk menilai apakah

kebudayaan masyarakatnya akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

zajam atau tidak.

3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.

Apabila sikap tersebut melembaga dalam masyarakat, masyarakat merupakan

pendorong bagi usaha-usaha penemuan baru. Hadiah Nobel, misalnya,

merupakan pendorong untuk menciptakan hasil-hasil karya yang baru. Di

Indonesia juga dikenal sistem penghargaan tertentu, walaupun masih dalam

arti yang sangat terbatas dan belum merata.

4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), yang

bukan merupakan delik.

Page 38: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

5. Sistem terbuka lapisan masyarakat (open stratification).

Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal yang luas atau

berarti memberi kesempatan kepada para individu untuk maju atas dasar

kemampuan sendiri. Dalam keadaan demikian, seseorang mungkin akan

mengadakan identifikasi dengan warga-warga yang mempunyai status lebih

tinggi. Identifikasi terjadi di dalam hubungan superordinasi-subordinasi. Pada

golongan yang berkedudukan lebih rendah, acap kali terdapat perasaan tidak

puas terhadap kedudukan sosial sendiri. Keadaan tersebut dalam sosiologi

disebut status-anxiety. Status-anxiety menyebabkan seseorang berusaha

menaikkan kedudukan sosialnya.

6. Penduduk yang heterogen.

Pada masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang

mempunyai latar belakang kebudayaan ras ideologi yang berbeda dan

seterusnya, mudah terjadinya pertentangan-pertentangan yang mengundang

kegoncangan-kegoncangan. Keadaan demikian menjadi pendorong bagi

terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat.

7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.

Ketidakpuasan yang berlangsung terlalu lama dalam sebuah masyarakat

berkemungkinan besar akan mendatangkan revolusi.

8. Orientasi ke masa depan.

9. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki

hidupnya.

Transformasi masyarakat desa Jawa kurang mencolok dibandingkan

perubahan sosial dipusat-pusat perkotaan. Bahkan ada keyakinan umum bahwa

kehidupan pedesaan Jawa sulit berubah sejak waktu yang tidak dapat diingat lagi.

Perbedaan antara pola sawah di Jawa dan pola ladang di luar pulau Jawa masih

tampak jelas. Rekonstruksi akurat mengenai kehidupan desa Jawa pada masa awal

sulit dilakukan. Kesusastraan Jawa Kuno lebih banyak membahas tentang

kehidupan di istana- istana raja dibandingkan dengan kehidupan sehari-hari rakyat

biasa. Perubahan sosial secara komparatif berjalan lamban di Jawa dan perubahan

dalam kehidupan pedesaan itu hampir tidak seradikal yang terjadi di Eropa Barat.

Page 39: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tradisi masih memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan Jawa. Hal

yang tampak sebagai unsur baru dan lama ini sering kali ditemukan bersisi-sisian,

tidak bergabung menjadi suatu keseluruhan. Kebutuhan sosial masih benar-benar

tampak bersisian dengan munculnya kebutuhan ekonomi, dimana semangat

modern menyusupi nilai-nilai tradisional (W. F. Wertheim, 1999:8-10).

Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di

dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya, terdapat perbedaan antara

keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan. Menurut Gillin dan Gillin

dalam Soerjono Soekanto (1990:336) menyatakan bahwa perubahan sosial adalah

suatu variabel dari cara-cara hidup yang telah diterima oleh masyarakat, yang

disebabkan oleh adanya perubahan kondisi geografis,kebudayaan material,

komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru

dalam masyarakat. Hawley dalam Piotr Sztompka (2004: 3) menyebutkan bahwa

perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem sosial

sebagai satu kesatuan.

Suatu faktor yang perlu mendapat perhatian adalah hubungan antara

industri dengan masyarakat, wadah industri adalah masyarakat, yang menjadi

masalah adalah bagaimana proses saling mempengaruhi antara industri dengan

masyarakat. Untuk itu, Soerjono Soekanto (1990:32) mengemukakan bahwa

perubahan-perubahan hanya dapat ditemukan oleh seseorang yang sempat

meneliti susunan dan kehidupan masyarakat pada suatu waktu dan

membandingkan dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu

yang lampau.

Strasser & Randall dalam Sztompka (2004:3), berbicara tentang

perubahan, kita membayangkan sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu

tertentu, kita berurusan dengan perbedaan keadaan yang diamati antara sebelum

dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk dapat menya takan perbedaannya, ciri-

ciri awal unit analisis harus diketahui dengan cermat meski terus berubah.

Sztompka (2004:3), perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis, tergantung pada sudut pengamatan: apakah dari sudut aspek, fragmen atau

dimensi sistem sosialnya. Ini disebabkan keadaan sistem sosial itu tidak

Page 40: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

sederhana, tidak hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau

gabungan hasil keadaan berbagai komponen seperti berikut:

1. Unsur-unsur pokok (misalnya: jumlah dan jenis individu, serta tindakan

mereka).

2. Hubungan antar unsure (misalnya: ikatan sosial, loyalitas, ketergantungan,

hubungan antar individu, integrasi).

3. Berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem (misalnya: peran pekerjaan yang

dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu untuk

melestarikan ketertiban sosial).

4. Pemeliharaan batas (misalnya: criteria untuk menentukan siapa saja yang

termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam kelompok,

prinsip rekrutmen dalam organisasi, dan sebagainya).

5. Subsistem (misalnya: jumlah dan jenis seksi, segmen, atau divisi khusus yang

dapat dibedakan).

6. Lingkungan (misalnya: keadaan alam atau lokasi geopolitik).

4. Perilaku Ekonomi

Aliran klasik muncul pada akhir abad 18 dan permulaan abad 19, yaitu di

masa Revolusi Industri, di mana suasana waktu itu merupakan awal dari adanya

perkembangan ekonomi. Menurut aliran klasik, pertumbuhan ekonomi disebabkan

oleh adanya pacuan antara kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah

penduduk (Irawan, 1982: 30).

Ekonomi didefinisikan agak longgar, yaitu sebagai serangkaian kegiatan

produksi dan konsumsi yang saling berkaitan. Kegiatannya bisa menyangkut

wilayah propinsi, wilayah negara, atau sekelompok negara. Dalam perekonomian

manapun, alokasi sumber daya ditentukan oleh keputusan produksi, keputusan

penjualan dan keputusan pembelian yang dilakukan oleh perusahaan, rumah

tangga dan pemerintah. Bagian dari suatu sistem ekonomi biasanya disebut sektor

pada ekonomi tersebut. Misalnya sektor pasar, produsen membuat komoditi,

Page 41: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

sedangkan konsumen yang menggunakan komoditi tersebut. Komoditi dapat

berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain melalui dua cara. Pertama, dijual

oleh produsen dan dibeli oleh konsumen di pasar. Kedua, komoditi tersebut

sekedar dihadiahkan begitu saja. Bila komoditi dijual dan dibeli, produsen

berharap biaya-biaya untuk membuatnya bisa ditutup oleh penghasilan yang

diperoleh dari penjualan barang (Jaka Wasana, 1990: 49).

Pasar mempunyai fungsi sebagai ajang pertemuan antara penjual dan

pembeli, antara produsen dan konsumen, dimana harga terbentuk dalam interaksi

antara penawaran dan permintaan. Permintaan akan suatu barang tertentu

bersumber pada kebutuhan konsumen. Orang mau membeli barang serta bersedia

membayar harganya karena barang tersebut berguna untuknya, yaitu dapat

memenuhi salah satu kebutuhannya. Selain kebutuhan konsumen, masih banyak

faktor lain yang ikut mempengaruhi apa dan berapa yang mau dibeli oleh

masyarakat, antara lain: tingkat pendapatan konsumen, harga barang-barang lain,

selera, mode, pengaruh lingkungan fisik dan lingkungan sosial, perkembangan

jumlah penduduk, dan lain sebagainya.

Dasar penawaran adalah perilaku produsen. Seorang produsen yang

menawarkan suatu barang di pasar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk

menghasilkan barang dibutuhkan kombinasi dari berbagai sumber daya atau faktor

produksi. Masukan yang dipakai dalam proses produksi harus dibayar, hal inilah

yang merupakan biaya produksi. Hasil produksi jika dijual mendatangkan

penerimaan. Maka, seorang produsen yang bertindak ekonomis

mempertimbangkan pengorbanan dan hasil dengan memperhitungkan biaya dan

penerimaan. Pokok persoalan ekonomi yang dihadapi oleh seorang produsen

adalah bagaimana dengan sumber daya yang terbatas dapat mencapai hasil yang

sebaik-baiknya (Gilarso, 2003: 13-14).

Seorang konsumen yang bertindak ekonomis mesti mempertimbangkan

pengorbanan, yaitu harga yang harus dibayar, dan hasil, yaitu manfaat atau

kepuasan yang diperoleh dari pengeluarannya. Dalam hal ini ditinjau segi

kepuasan yang ditimbulkan oleh manfaat barang yang dikonsumsikan (Gilarso,

2003: 92).

Page 42: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir seluruh kegiatan ekonomi

masyarakat. Kalau produksi diartikan menciptakan dalam bentuk barang yang

dapat memenuhi kebutuhan manusia, maka konsumsi berarti memakai atau

menggunakan barang itu untuk memenuhi suatu kebutuhan. Meskipun jelas

betapa penting konsumsi itu, namun dalam teori ekonomi masalah konsumsi lama

sekali diabaikan. Asal ada barang yang dihasilkan, tentu akan ada orang yang mau

membelimya. Bagi pihak konsumen, harga yang harus dibayar untuk membeli

suatu barang merupakan korban atau pengeluaran, tetapi untuk pihak produsen

atau penjual merupakan hasil atau penerimaan. Harga yang diterima penjual

merupakan balas jasa atas jerih payahnya, dan dengan demikian juga dorongan

untuk menghasilkan dan menjual barang (Gilarso, 2003: 89).

B. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran dimaksud untuk mempermudah penelitian dalam alur

penalaran yang didasarkan pada tema masalah penelitian, sehingga dapat

mengungkap permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini pada dasarnya akan

mengungkap masalah kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo,

Kabupaten Wonogiri.

Perkembangan yang terjadi pada kerajinan batu akik di Desa Dlepih ini

bermula dari kondisi yang kurang menguntungkan, karena perkembangan jaman

yang menuntut adanya nilai-nilai yang berubah dan tuntunan akan bentuk baru

yang sesuai dengan kondisi jaman sekarang. Keberhasilan dalam pembuatan

bentuk barang kerajinan yang sesuai dengan apa yang diinginkan tidak lepas dari

penyelesaian dengan teknik yang benar. Maka pengetahuan ini sangat perlu bagi

pengrajin sebagai bekal dalam bekerja, disamping itu ketelitian, ketelatenan,

kecermatan serta kesabaran dari pengrajin sangat mendukung dalam proses

pembuatan kerajinan sehingga dapat diharapkan bisa menghasilkan karya yang

baik dan dapat meningkatkan efektifitas dan ekonomi.

Page 43: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Melalui proses kreatif pengrajin, maka dari bahan baku yang ada disekitar

lokasi Desa Dlepih tercipta kerajinan tangan berupa batu akik. Dengan

ketrampilan dan pengalaman yang memadai, pengrajin menghasilkan karya

kerajinan yang berkualitas. Berdasarkan dari kajian yang telah dijelaskan dapatlah

diambil suatu pemikiran yaitu bahwa untuk menghasilkan kerajinan yang

memiliki mutu tinggi, haruslah melewati suatu proses atau langkah- langkah

tertentu yang harus diperhatikan mulai dari gagasan, perencanaan, persiapan,

persiapan bahan, alat-alat, pengolahan sampai finishing. Proses pembuatan

kerajinan batu akik dibutuhkan kecermatan dari pengrajin, sehingga hasil

kerajinan memiliki nilai seni yang tinggi.

Page 44: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Untuk kejelasan uraian di atas dapat dibuat alur pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian Eksistensi Kerajinan Batu Akik.

Keterangan:

Seni kerajinan berkaitan erat dengan tingkat kebutuhan hidup manusia

dalam rangka mempertahankan hidup. Masyarakat mengekspresikan kreasinya

melalui seni kerajinan, dari seni kerajinan tersebut menghasilkan suatu industri

kerajinan yang beragam salah satunya adalah industri kerajinan batu akik. Seiring

dengan perkembangan jaman maka kerajinan batu akik juga mengalami

perkembangan. Perkembangan kerajinan batu akik akan mempengaruhi perubahan

dalam masyarakat. Perubahan ekonomi dapat dilihat dari meningkatnya

pendapatan keluarga yang akan memberi pengaruh dalam kehidupan sosial di

dalam masyarakat Desa Dlepih, sedangkan perubahan sosial yang timbul adalah

industri kerajinan ini dapat menyerap tenaga kerja di daerah sekitar dan dapat

mengurangi tingkat pengangguran dalam masyarakat Desa Dlepih.

Seni Kerajinan

Industri Kecil Kerajinan

Kerajinan Lainnya Kerajinan Batu Akik

Perkembangan Kerajinan Batu Akik

Sosial Pengaruh Kerajinan

Batu Akik Desa Dlepih

Ekonomi

Page 45: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi untuk

menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian. Penelitian dengan judul “Eksistensi

Kerajinan Batu Akik (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi Desa Dlepih

Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri)” mengambil lokasi di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Dengan pertimbangan bahwa daerah ini

merupakan sentra industri kerajinan batu akik dan para pengrajin bersedia untuk

memberikan data maupun informasi secara lengkap yang dibutuhkan guna menyusun

penelitian ini. Untuk menunjang penelitian ini, maka peneliti juga membaca buku-

buku referensi di Perpustakaan Pusat UNS Surakarta, Perpustakaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS, Perpustakaan Program Pendidikan Sejarah

UNS Surakarta, Perpustakaan Kota Wonogiri.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan jangka yang peneliti gunakan untuk keperluan

penelitian. Rencana dalam penelitian ini akan dilaksanakan setelah disetujuinya judul

sekripsi ini pada bulan September 2010 dan akan berakhir sampai terselesaikannya

penulisan penelitian ini pada bulan Oktober 2011.

Tabel 1. Jadwal Penelitian Tentang Eksistensi Kerajinan Akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

Kegiatan Bulan Sep ‘10

Okt ‘10

Nov ‘10

Des ‘10

Jan ‘11

Feb ‘11

Mar ‘11

Apr ‘11

Mei ‘11

Jun ‘11

Jul ‘11

Ags ‘11

Sep ‘11

Okt ‘11

Proposal BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V

Page 46: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka bentuk penelitian

yang sesuai dengan menggunakan penelitian kualitatif diskriptif, tentang situasi yang

dialami. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosudur pemecahan masalah yang

diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek ataupun obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi,

1991: 35).

Laporan ini berupa gambaran, kutipan daya sebagai penyajian laporan

tersebut seperti pendapat yang dikemukakan oleh Bogdan dalam Lexy J Moleong

(1996 : 7) yang menyatakan bahwa ”Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan

segi proses daripada hasil, hal ini disebabkan oleh bagian-bagian yang sedang diteliti

akan jauh apabila diamati dalam proses”. Sedangkan menurut Kirk dan Miller dalam

Lexy J Moleong (2001: 3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-

orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif melibatkan kegiatan ontologis. Data yang dikumpulkan

terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna

dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata dari pada sekedar sajian

angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang

rinci, lengkap, dan mendalam, yang menggambarkan situasi sebenarnya guna

mendukung penyajian data.

Metode penelitian kualitatif ini digunakan karena dalam penelitian ini data-

data yang akan diteliti merupakan data-data pada masa sekarang. Metode penelitian

kualitatif ini juga digunakan karena beberapa pertimbangan:

Page 47: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

kenyataan-ganda.

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara peneliti dan

responden.

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak

penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian kualitatif menekankan pada analisis induktif, bukan analisis

deduktif. Data yang dikumpulkan bukan dimaksudkan untuk mendukung atau

menolak hipotesis yang telah disusun sebelum penelitian dimulai, tetapi abstraksi

disusun sebagai kekhususan yang telah terkumpul dan dikelompokkan bersama lewat

proses pengumpulan data yang telah dilaksanakan secara teliti (H.B Sutopo,2006:40-

41).

Hal ini sesuai dengan kajian yang diamati tentang proses pembuatan kerajinan

batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri dari persiapan

bahan, sampai menjadi bentuk barang kerajinan.

2. Strategi Penelitian

Strategi adalah cara dalam melaksanakan suatu proyek atau cara dalam

mencapai tujuan. Strategi sama dengan metode, berasal dari bahasa Yunani yaitu

methodos yang berarti jalan atau cara. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

metode menyangkut masalah-masalah kerja untuk memahami obyek yang menjadi

sasaran ilmiah yang bersangkutan (Koentjaraningrat, 1982:7).

Ditinjau dari masalah yang diangkat, teknik serta alat yang digunakan maka

dapat digunakan strategi penelitan studi kasus. Studi kasus memusatkan perhatian

pada kasus secara intensif dan mendetail. Subyek yang diselidiki terdiri dari satu unit

(satu kesatuan unit) yang dipandang sebagai kasus. Kasus dapat terbatas pada satu

peristiwa, satu desa, ataupun satu kelompok manusia dan obyek lain- lain yang cukup

terbatas yang dipandang sebagai kesatuan. Termasuk didalam perhatian penyelidik itu

ialah segala sesuatu yang mempunyai arti dalam riwayat kasus, misalnya peristiwa

Page 48: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

terjadinya, perkembangannya, dan perubahan-perubahannya (Winarno Surakhmad,

1994: 140).

Penelitian ini menggunakan strategi studi kasus terpancang tunggal. Disebut

terpancang karena sasaran dan tujuan serta masalah yang disebut sudah ditetapkan

sebelum terjun kelapangan atau tempat penelitian. Tunggal karena obyek penelitian

hanya satu, yaitu kerajinan batu akik yang berada di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena

ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan

dan kekayaan data atau kedalaman informasi yang diperoleh. Sumber data dalam

penelitian Kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa atau aktivitas, tempat atau

lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau arsip. Sedangkan

menurut Lofland dalam Lexi J. Moleong, (1990: 47), Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan

seperti dokumen. Sutopo (1992:2) menyatakan bahwa ”sumber data dalam penelitian

kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, tingkah laku, dokumen, dan arsip serta

benda lain”. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau observasi

merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, serta bertanya.

Untuk itu dalam memilih sumber data, harus benar-benar berpikir mengenai

kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya.

Dalam penelitian ini sumber data diperoleh melalui :

1. Informan

Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (informan) sangat

penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan

Page 49: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

informan disini memiliki posisi yang sama, dan informan bukan sekedar memberikan

tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memiliki arah dan selera

dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Karena posisi ini, sumber data yang

berupa manusia di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut sebagai informan

daripada sebagai responden (H. B Sutopo, 2002: 50).

Moleong (2001: 45) mengatakan bahwa yang disebut informan adalah “Orang

yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

belakang penelitian”. Manusia sebagai sumber data perlu dipahami, bahwa mereka

terdiri dari siapa yang akan menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi

dengan beragam peran serta yang ada sehingga dapat diperoleh informasi pernyataan

maupun kata- kata yang diperoleh dari informan Kunci (Key Informan).

Key informan atau informan kunci merupakan orang yang mengetahui tentang

data yang diperlukan, dan memberikan informasi tentang informan lain yang lebih

paham tentang data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini

kriteria informan adalah dari yang dianggap paling tahu ke yang sedikit

pengetahuannya tentang masalah yang diteliti, diantaranya: pengrajin batu akik,

Kepala Desa Dlepih, pejabat pemerintah terkait.

Tempat dan peristiwa dapat dijadikan sebagai sumber informasi karena dalam

pengamatan harus ada kesesuaian dengan konteks dan setiap situasi sosial selalu

melibatkan pelaku, tempat dan aktivitas. Tempat dan peristiwa dimaksudkan untuk

memperkuat keterangan yang diberikan oleh informan. Tempat yang menjadi lokasi

observasi penelitian ini berada di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten

Wonogiri. Sebagai peristiwa dimana para pengrajin membuat kerajinan batu akik dan

pemasarannya.

2. Dokumen

Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis,

terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,

dalil/hukum-hukum dan lain- lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Page 50: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang dapat digunakan sebagai sumber

data yang dijadikan sumber informasi, dokumen-dokumen yang digunakan tentu saja

yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari saat ini. (Sutopo, 2002: 54)

mengemukakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang sering

sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasarannya terarah

pada latar belakang dengan kondisi peristiwa yang terkini yang sedang dipelajari”.

Dokumen tersebut diantaranya berupa monografi Desa Dlepih, brosur-brosur tentang

usaha kerajinan batu akik, dan foto - foto usaha kerajinan batu akik.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan data yang lengkap digunakan

teknik sampling (cuplikan). Cuplikan berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis

dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Pemikiran mengenai

cuplikan ini hampir tidak bisa dihindari oleh peneliti dalam pelaksanaan

penelitiannya, mengingat selalu adanya beragam keterbatasan yang dihadapi peneliti.

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya

sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan

memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

representative atau benar-benar mewakili populasi.(Hadari Nawawi, 1995: 152).

Sedangkan teknik sampling (cuplikan) dalam penelitian, menurut H.B.Sutopo (1988),

“cuplikan ada lah suatu bentuk khusus, atau suatu proses yang umum dalam

pemusatan atau pemilihan dalam riset yang mengarah pada seleksi.” Menurut Lexy J

Moleong (1990) sampling adalah:

1. Alat untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber.

Tujuannya untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks.

2. Menggali informasi yang menjadi dasar dari suatu rencana dan teori yang

muncul.

Page 51: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Teknik cuplikan cenderung menggunakan teknik cuplikan yang bersifat

selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritas yang

digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, karakteristik empiris dan lain- lain. Oleh

karena itu cuplikan yang akan digunakan dalam penelitian ini bersifat Purposive

Sampling (sampel bertujuan), dengan kecenderungan peneliti untuk memilih

informasi dan masalahnya secara labih mendalam dan dapat dipercaya untuk manjadi

sumber data yang baik. Hal tersebut dipertimbangkan untuk mendapatkan data yang

memilliki kebenaran dan pengetahuan yang dapat dipertanggung jawabkan secara

empiris.

Selain Purposive Sampling juga digunakan Snowball Sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel sumber data, yang pada awal jumlahnnya sedikit, lama

kelamaan menjadi banyak, sebagai informan awal dipilih secara purposive, obyek

penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti atas petunjuk ( key informan ),

sehingga jumlah informan semakin berkembang. Informasi selanjutnya diminta

kepada informan awal untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan

informasi, dan kemudian informan ini diminta pula untuk menunjukan orang lain

yang dapat memberikan informasi begitu seterusnya (Sugiyono, 2005: 54).

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Mohammad Nazir (1988: 211), teknik pengumpulan data adalah

prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu

ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin

dipecahkan. Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah yang harus

digunakan dalam mengadakan suatu penelitian supaya dapat memperoleh data sesuai

dengan apa yang diharapkan. Teknik pengumpulan data meliputi:

Page 52: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancara yang memberikan jawaban. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan

keterangan dan meminta pendapat dari pihak yang dijadikan sebagai informan, serta

untuk lebih memahami obyek penelitian secara cermat dan akurat, sehingga diperoleh

kesempurnaan data dan hasil penelitian yang bersifat obyektif (Koentjaraningrat,

1983: 128). Wawancara merupakan sumber informasi yang sangat penting, karena :

“Ada kelebihan dari wawancara yakni penelitian bisa kontak langsung dengan

responden sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan

mendalam” (Nana Sudjana, Ibrahim 1989:102).

Menurut Lexy J. Meleong (1990 : 135) “Wawancara adalah percakapan

yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan, yang diwawancarai memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan

oleh peneliti adalah wawancara terbuka, wawancara terstruktur dan wawancara

berencana dan tak berencana. Wawancara terbuka karena dalam wawancara tersebut

para subyeknya mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh

peneliti. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan disusun dalam

pedoman wawancara. Wawancara berencana dilakukan terhadap informan yang

diseleksi dan para informan berada dalam waktu dan tempat yang sama atau disebut

wawancara formal, sedangkan wawancara tidak berencana dilakukan dengan orang

yang peneliti jumpai secara kebetulan dalam waktu dan tempat yang tidak ditentukan

atau disebut wawancara non formal. Dalam penelitian ini, metode wawancara

menggunakan wawancara non formal.

Dalam melaksanakan wawancara, melibatkan beberapa tahapan yang tidak

harus bersifat linear, tetapi memerlukan perhatian karena tidak jarang hal itu perlu

Page 53: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan kebutuhan perlengkapan dan pendalaman

data yang diperoleh (Sutopo, 2002: 60). Tahapan tersebut meliputi:

1. Penentuan siapa yang akan diwawancarai.

Peneliti harus bisa mewawancarai informan yang memang memiliki informasi

yang benar, lengkap, dan mendalam. Oleh karena itu sejak awal peneliti perlu

memilih dan menentukan informan yang dianggap tepat, dan menentukan kapan,

serta dimana wawancara akan dilakukan.

2. Persiapan wawancara.

Persiapan wawancara ini merupakan pekerjaan rumah peneliti yang kenyataannya

sering dilupakan karena tidak dianggap penting. Selain itu peneliti juga perlu

membuat rencana mengenai jenis informasi apa saja yang akan digali. Beragam

informasi yang akan digali dalam menghadapi seseorang yang akan

diwawancarai, perlu disiapkan dalam bentuk tertulis.

3. Langkah awal.

Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar memahami

konteksnya agar suasana wawancara bisa berjalan lancar. Oleh karena itu peneliti

perlu menjalin keakraban dengan informan yang dihadapinya, dan memberikan

kesempatan pada informan untuk mengorganisasikan apa yang ada dalam

pikirannya, sehingga benar-benar terjadi suasana yang santai.

4. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif.

Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap santai tetap lancar. Peneliti janga n

banyak memotong pembicaraan, dan berusaha menjadi pendengar yang baik

tetapi kritis. Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar lebih banyak dalam

kelancaran prosesnya. Disini peneliti tetap menjaga pembicaraan agar semakin

terfokus dan mendalam, dan mampu mengungkap hal-hal yang agak berulang

demi pendalamannya, selama tidak mengganggu kelancaran pembicaraan

informannya.

Page 54: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

5. Penghentian wawancara dan mendapatkan simpulan.

Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan

produktivitasnya.

2. Observasi

Observasi dapat dilakukan secara formal maupuna informal dan tidak hanya

sekali saja. Data observasi biasanya berupa deskripsi yang faktual cermat terinci

mengenai keadaan lapangan kegiatan manusia dan situasi sosial. Observasi ini akan

dilakukan dengan cara formal dan informal untuk mengamati kegiatan pokok dengan

observasi peneliti akan mendapatkan data dari sumber berupa tempat atau lokasi serta

gambar dan juga peristiwa. Dengan observasi dapat memudahkan bagi peneliti untuk

mendapatkan data secara mendalam, sebab peneliti sudah melihat sendiri bagaimana

keadaan obyek tersebut.

Dengan demikian observasi merupakan metode pengumpulan data yang

sangat penting dalam suatu penelitian. Karena data yang diperoleh dari observasi

merupakan hasil pengamatan/penyelidikan yang dilakukan secara sistematis baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi khusus terhadap kegiatan yang

terjadi.

3. Analisis Dokumen

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan suatu

penyelidikan ditujukan para penguraian dan suatu keterangan melalui sumber atau

dokumen. Dokumen adalah setiap bahan yang tertulis ataupun lisan. Teknik ini

dilakukan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang bersumber dari arsip

dan dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau

karangan secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan. Dokumen

resmi banyak terkumpul di instansi pemerintah, lembaga, dan kantor.

Analisis dokumen ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dari arsip

tertulis yang relevan dengan pembuatan kerajinan batu, foto- foto maupun hasil karya

Page 55: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kerajinan. Di samping itu juga untuk mengetahui seluk beluk munculnya kerajinan

batu akik tersebut.

F. Validitas Data

Validitas data dilakukan dengan Trianggulasi data atau sumber. Validitas

data adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur dengan tepat mengenai gejala-

gejala yang hendak diukur. Dengan begitu dapat ditentukan data tersebut valid atau

tidak untuk digunakan dalam sumber penelitian.

Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan dengan cara triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfatkan sesuatu

diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Lexy

J Moleong, 1990:178). Tujuan triangulasi adalah membandingkan informa si tentang

hal yang sama diperoleh dari berbagai pihak agar data lebih valid.

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

dengan metode kualitatif.

Hal tersebut akan dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingakan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

(Lexy Maleong, 1990: 178).

Page 56: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

G. Analisis Data

Menurut Lexy J Moleong (1990) analisis data adalah proses

pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, katagori dan satuan uraian

dasar sehingga ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang

disarankan oleh data yang didapat.

Analisis data dilakukan sejak awal pengumpulan data sampai selama

pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan kesimpulan sementara

sampai akhir penelitian. Dalam proses analisis data ada tiga komponen yang saling

berkaitan untuk menentukan hasil akhir data sebagai kesimpulan,diantaranya:

1. Reduksi Data.

Merupakan proses seleksi umum pemfokusan dan penyederhanaan yang dilakukan

selama penelitian baik sebelum, selama pengumpulan sampai akhir pengumpulan

data. Reduksi data ini sudah dilakukan sejak pengambilan keputusan rencana

kerja, pemilihan kasus, menyusun proposal, membuat pertanyaan maupun cara

pengumpulan data yang akan dilakukan. Hal ini akan berlanjut selama

pengumpulan data berlangsung sampai laporan akhir disusun.

2. Penyajian Data.

Sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian-penyajian akan berbentuk

matriks, gambar, grafik, jaringan, bagan atau skema. Semuanya dirancang guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan

mudah diraih.

3. Penarikan Kesimpulan.

Merupakan langkah terakhir dalam analisa data untuk mengambil kesimpulan

semenjak data terkumpul. Penarikan kesimpulan adalah suatu bentuk pemahaman

dari berbagai hal yang ditemui dalam penelitian dengan melakukan pencatatan,

peraturan-peraturan, pertanyaan-pertanyaan, konfigurasi yang mungkin, sebab-

akibat dan prosisi (HB.Sutopo, 1989:3).

Page 57: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Telah dikemukakan tiga hal utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat

sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk

membangun wawasan umum yang disebut analisis. Dalam pandangan ini tiga jenis

kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data itu sendiri merupakan proses siklus

dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat sumbu kumparan itu

selama pengumpula data, selanjutnya bergerak bolak-balik di antara kegiatan reduksi,

penyajian, dan penarikan kesimpulan selama sisa waktu penelitian (Miles dan

Huberman, 1992: 19).

Skema pengolahan data menurut Miles dan Huberman (1992: 20) yaitu

sebagai berikut :

Gambar 2. Analisis Data Interaktif Menurut Miles dan Huberman.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan

Page 58: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Desa Dlepih

Deskripsi wilayah merupakan suatu pemaparan wilayah yang menggambarkan

keadaan daerah penelitian. Masing-masing daerah atau wilayah memiliki perbedaan

deskripsi wilayah, sesuai elemen pembentuknya sehingga akan menentukan

karakteristik dari daerah tersebut. Dalam deskripsi wilayah ini akan diuraikan

beberapa keadaan yang ada di wilayah Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo,

Kabupaten Wonogiri, sebagai sasaran dari penelitian.

1. Kondisi Geografis

Secara geografis Desa Dlepih terletak di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten

Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Desa Dlepih merupakan suatu Desa penghasil

kerajinan batu akik. Desa Dlepih mempunyai luas wilayah 758,2310 ha, dengan

bentuk wilayah datar sampai berombak 24%, wilayah berombak sampai berbukit

32%, wilayah berbukit sampai bergunung 44%, dan status Desa Swakarya yang

terdiri dari 10 Dusun, 24 RT, dan 1033 KK. Secara administratif desa ini dibatasi

oleh desa-desa yang lain, di antaranya adalah sebagai berikut:

Sebelah utara : Desa Wiroko

Sebelah selatan : Desa Hargosari

Sebelah timur : Desa Sukoharjo

Sebelah barat : Kal Tirtomoyo

(Sumber : Data Monografi Statistik Desa Dlepih 2011)

Dari data-data batas wilayah di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Dlepih

berada ditengah-tengah desa lain yang masih berada dalam satu wilayah Kecamatan

Tirtomoyo, dimana disebelah utara berbatasan dengan Desa Wiroko yang terkenal

dengan Desa industri gentengnya, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Hargosari

Page 59: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

yang terletak di dataran tinggi. Desa lain yang berbatasan dengan Desa Dlepih adalah

Desa Sukoharjo disebelah timur dan Kal Tirtomoyo disebelah barat yang sekaligus

sebagai wilayah ibukota Kecamatan.

Desa Dlepih mempunyai orbitasi atau jarak tempuh ke ibukota kecamatan 5

km yang dapat ditempuh sekitar 0,5 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Disamping jarak yang tidak terlalu jauh, sarana transportasi umum sangat memadai,

dan ditunjang juga dengan sarana jalan umum yang sudah beraspal. Sedangkan jarak

ke ibukota Kabupaten 39 Km yang dapat ditempuh sekitar 1 jam perjalanan darat

menggunakan kendaraan bermotor, dan jarak ke ibukota Propinsi yang cukup jauh

yaitu 240 Km yang dapat ditempuh selama 6 jam perjalanan darat menggunakan

kendaraan bermotor.

2. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri

ini berdasarkan data pada akhir bulan April 2011 tercatat sebanyak 3584 jiwa, yang

terdiri dari 1867 orang laki- laki dan 1717 orang perempuan dengan 1033 kepala

keluarga.

a. Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin.

Menurut data statistik yang diperoleh dari kantor Desa Dlepih Kecamatan

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, komposisi penduduk Desa Dlepih menurut usia dan

jenis kelamin dapat dilihat dari table berikut ini:

Table 2: Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin.

No. Usia L P Jumlah

1. 0 – 6 tahun 198 240 438

2. 7 – 12 tahun 147 139 286

3. 13 -18 tahun 152 154 306

4. 19 – 24 tahun 138 144 282

Page 60: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

5. 25 – 55 tahun 866 730 1596

6. 56 – 79 tahun 342 260 602

7. 80 tahun keatas 24 50 74

Jumlah 1867 1717 3584

Sumber : Kantor Desa Dlepih, Monografi 2011.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa komposisi penduduk Desa Dlepih

menurut usia dan jenis kelamin keseluruhan berjumlah 3584 orang yang terdiri dari

1867 orang laki- laki dan 1717 orang perempuan. Dari jumlah penduduk tersebut yang

termasuk kelompok usia belum produktif atau anak-anak yang usianya dibawah 19

tahun sekitar 1030 orang yang terdiri dari laki- laki dan perempuan. Komposisi

penduduk menurut usia dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan jumlah

penduduk dan angkatan kerja di masa yang akan datang. Rasio penduduk dengan

angkatan kerja yang berusia antara 19 tahun sampai berusia 55 tahun berjumlah 1878

orang yang terdiri dari laki- laki dan perempuan.

b. Komposisi Penduduk Menurut Agama.

Masyarakat disetiap Desa pasti mempunyai kepercayaan atau agama yang

dianut sendiri-sendiri. Adapun agama yang dianut oleh penduduk Desa Dlepih dapat

dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 3. Jumlah penduduk menurut Agama.

No. Agama Jumlah Pemeluk

1. Islam 3580

2. Kristen Katolik 4

3. Kristen Protestan 0

4. Budha 0

5. Hindhu 0

Jumlah 3584

Sumber : Kantor Desa Dlepih, Monografi 2011.

Page 61: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa mayoritas penduduk Desa Dlepih

memeluk agama Islam bahkan hampir semua penduduknya beragama Islam, dan

hanya 4 orang saja yang beragama non Muslim atau Kristen Katolik. Dengan

komposisi penduduk yang mayoritas beragama Islam, maka di Desa Dlepih tidak

terdapat bangunan tempat ibadah berupa Gereja, Wihara, Pura, ataupun Klenteng. Di

Desa ini hanya terdapat bangunan tempat ibadah berupa Masjid dan Mushola yang

terdairi dari 11 buah bangunan Masjid dan 2 buah bangunan Mushola. Bagi

masyarakat yang beragama Kristen Katolik bisa beribadah ke tempat ibadah yang

berada di daerah kecamatan.

Kehidupan beragama masyarakat Desa Dlepih terjalin dengan baik meskipun

ada sebagian masyarakat yang beragama non muslim. Hal tersebut dikarenakan

adanya rasa saling menghormati dan menghargai antar pemeluk agama, selain itu

juga didukung adanya sikap kekerabatan antar penduduk yang sangat erat di daerah

pedesaan.

c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian.

Mata pencaharian merupakan suatu aktivitas atau usaha manusia yang

berfungsi untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga guna mencapai kehidupan

yang layak. Mata pencaharian setiap orang berbeda-beda sesuai dengan tingkat

kemampuan dan sumber daya manusia yang mereka miliki.

Penduduk Desa Dlepih memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda antara

penduduk satu dengan yang lain, hal ini dikarenakan letak suatu desa dan juga

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk Desa Dlepih.

Untuk lebih jelasnya mengenai mata pencaharian penduduk Desa Dlepih Kecamatan

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri dapat kita lihat dari tabel berikut ini:

Page 62: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel 4. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian.

No. Mata Pencaharian Jumlah

1. Petani sendiri 777

2. Buruh tani 238

3. Nelayan 0

4. Pengusaha sedang/besar 0

5. Pengusaha kecil 25

6. Buruh bangunan 90

7. Buruh industry 190

8. Pedagang 35

9. Pengangkutan 13

10. Pegawai Negeri 20

11. ABRI 2

12. Pensiun 15

13. Lain-lain 1601

Jumlah 3006

Sumber : Kantor Desa Dlepih, Monografi 2011.

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di

Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo bermata pencaharian disektor pertanian sebagai

petani yang mencapai angka 777 orang. Hal tersebut dikarenakan di Desa ini masih

banyak terdapat lahan pertanian yang dimiliki oleh penduduk setempat. Kemudian di

sektor usaha kecil, penduduk Desa Dlepih hanya 25 orang. Usaha kecil yang

dimaksud disini adalah salah satunya yang bergerak dalam bidang kerajinan yaitu

kerajinan batu akik.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa bagaimanapun kecilnya

sektor industri, khususnya industri kecil dan rumah tangga di Desa Dlepih ini

sangatlah membantu bagi peningkatan pendapatan rumah tangga, dan sekaligus

Page 63: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

memberikan peluang berusaha serta peluang kesempatan kerja bagi masyarakat di

daerah ini. Hal ini akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dalam usaha

meningkatkan taraf hidup keluarganya.

d. Kompisis Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan dapat memberikan

gambaran tentang keadaan atau perkembangan pendidikan suatu penduduk pada suatu

daerah. Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan setinggi-

tingginya sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing baik di bidang ekonomi

maupun non ekonomi. Dengan pendidikan dapat meningkatkan harkat, martabat

seseorang. Pendidikan dapat dilaksanakan dimana saja seperti di lingkungan sekolah,

lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan dalam bentuk apapun baik secara

pendidikan formal maupun non formal. Tingkat pendidikan di Desa Dlepih dapat

dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel.5 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Tamat Perguruan Tinggi 32

2. Tamat SLTA 295

3. Tamat SLTP 415

4. Tamat SD 845

5. Tidak tamat SD 543

6. Belum tamat SD 490

7. Tidak sekolah 535

Jumlah 3155

Sumber : Kantor Desa Dlepih, Monografi 2011.

Dari tabel di atas bisa kita lihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Dlepih

telah mengenyam pendidikan secara formal dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai

Perguruan Tinggi, tetapi sebagian besar penduduk Dlepih mengenyam pendidikan

Page 64: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

hanya sampai lulus Sekolah Dasar (SD) saja yang mencapai 845 orang. Dari data

diatas dapat diketahui bahwa kerajinan batu akik memang tidak memerlukan

pendidikan yang tinggi, lulusan SD saja bisa menjadi pengrajin batu akik bahkan

orang yang tidak sekolahpun bisa menjadi pengrajin batu akik, karena syarat untuk

menjadi pengrajin batu akik tersebut hanyalah ketrampilan dan kemauan.

B. Awal Mula Munculnya Kerajinan Batu Akik

Manusia dalam mencukupi kebutuhan hidupnya selalu tidak lepas dari usaha,

perjuangan, serta doa. Pada masyarakat pedesaan biasanya dalam mencukupi

kebutuhan hidupnya lebih banyak bersifat tradisional yang diperoleh secara turun

temurun. Sebagai contoh kebanyakan mereka bekerja sebagai petani dan sebagai

nelayan tradisional yang hidupnya di pesisir pantai, bahkan ada juga yang bekerja

hanya sebagai buruh tani saja. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang mencari

peluang usaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan sumber

daya manusia yang dimilikinya atau keahlian yang mereka miliki dan juga

memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitar tempat tinggal mereka.

Salah satu bentuk usaha dari masyarakat yang ada adalah usaha kerajinan batu

akik. Usaha kerajinan batu akik ini tepatnya berada di Desa Dlepih, Kecamatan

Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Di Desa Dlepih terdapat suatu objek wisata alam

Kahyangan yang dapat menambah pendapatan daerah, selain itu objek wisata

Kahyangan juga memberi manfaat tersendiri bagi sebagian masyarakat Desa Dlepih

untuk mencari rejeki. Di objek wisata Kahyangan yang konon ceritanya merupakan

tempat Panembahan Senopati itu banyak terdapat batu-batu alam atau manik-manik

yang merupakan bahan baku dalam pembuatan batu akik tersebut. Dalam cerita, batu-

batu alam atau manik-manik tersebut berasal dari tasbih Panembahan Senopati yang

berjatuhan di sungai Kahyangan. Dengan demikian dalam usaha ini pengrajin batu

akik memanfaatkan alam Kahyangan yang menyediakan bahan baku berupa bebatuan

Page 65: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

yang melimpah untuk pembuatan kerajina n batu akik (wawancara dengan mbah

Atmo Karijo, 6 Mei 2011).

Dulu ceritanya, Kahyangan ini merupakan tempat pertapaan Panembahan Sonapati. Pada suatu ketika, pada saat Senopati melakukan pertapaan, ada seorang perempuan yang menarik -narik tasbih yang digunakan Senapati dan akhirnya tasbih tersebut putus dan biji tasbihnya berceceran di kedung

(wawancara dengan Mbah Atmo, 6Mei 2011).

Dasar keahlian sebagai pengrajin didapatkan berdasarkan bakat alam atau

belajar sendiri, serta adanya pembinaan-pembinaan kerajinan yang diadakan oleh

pemerintah setempat ataupun pemerintah pusat, serta dengan adanya kelompok

perajin Indonesia tingkat Kabupaten di daerah tersebut. Bimbingan dan pelatihan

sangatlah berarti bagi perkembangan kerajinan batu akik untuk menambah rasa

optimis bagi para pengrajin batu akik.

Usaha kerajinan batu akik ini pertama kali dimulai oleh seorang warga Desa

Dlepih, mbah Atmo Karijo pada tahun 1993 setelah beliau mengikuti pembinaan di

Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri yang diselenggarakan pemerintah pada

bidang perbatuan pada tahun 1988. Sebelumnya, pada tahun 1977 duta dari Jakarta

menyatakan bahwa batu mulia hanya terdapat di Desa Dlepih , tepatnya dikawasan

obyek wisata Kahyangan dan harus dikembangkan. Itulah sebabnya mbah Atmo

Karijo memilih mengembangkan usaha kerajinan batu akik ini di Desa Dlepih. Pada

tahun 1993 mbah Atmo keluar dari pembinaan dan mencoba menekuni ketrampilan

yang mbah Atmo peroleh dari pembinaan tersebut dengan mendirikan usaha

kerajinan batu akik ditempat tinggalnya yang berada di Desa Dlepih, tepatnya di

daerah obyek wisata Kahyangan dan menekuni profesinya sebagai pengrajin batu

akik sampai sekarang ini. Pada awal berdirinya usaha kerajinan ini, pembuatan batu

akik masih menggunakan alat yang sederhana dan hanya digerakkan dengan

menggunakan tenaga manusia karena pada saat itu belum ada listrik. Alat-alat

tersebut dimodifikasi sendiri oleh mbah Atmo supaya mempermudah dalam

pekerjaannya. Sejak saat itu, mbah Atmo sering ditunjuk oleh pemerintah daerah

Page 66: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

untuk mengikuti studi banding maupun mengikuti pameran-pameran batu akik

mewakili daerah ditingkat kabupaten maupun tingkat provinsi.

Dalam membuat batu akik, mbah Atmo tidak perlu susah-susah mendapatkan

bahan bakunya, karena dalam pembuatannya mbah Atmo mengambil bahan baku

yang terdapat di dekat tempat tinggalnya yaitu obyek wisata Kahyangan. Selain

mengambil dari Kahyangan, mbah Atmo juga mendatangkan bahan baku dari daerah

lain. Dalam membuat satu butir batu akik, beliau membutuhkan waktu kurang lebih

15 sampai 20 menit. Harga jual akik hasil kerajinan mbah Atmo berkisar antara Rp.

20.000,00 sampai Rp. 300.000,00 tergantung dari jenis batu yang digunakan dalam

pembuatannya. Pada awal berdirinya usaha kerajinan batu akik ini, mbah Atmo

mengerjakan pekerjaannya itu sendiri, seiring dengan berkembangnya usahanya

tersebut maka sekarang ini mbah Atmo telah mempunyai 7 orang karyawan untuk

membantunya memproduksi kerajinan batu akik. Meskipun demikian, untuk menjaga

kualitas barang yang dihasilkan, mbah Atmo masih sering terjun langsung dalam

pembuatan akik tersebut.

Dengan berkembangnya usaha kerajinan yang ditekuni mbah Atmo, kini

usahanya tidak hanya memproduksi satu barang kerjinan saja. Mbah Atmo kini

mulai menambah hasil kerajinannya yang bahan bakunya juga berasal dari bebatuan,

selain memproduksi batu akik mbah Atmo juga memproduksi berbagai macam hiasan

dalam berbagai bentuk yang bahan bakunya dari batu, biasanya hasil kerajinan hiasan

tersebut berbentuk seperti buah-buahan dan hewan. Tidak hanya hasil kerajinan dari

batu saja yang dipamerkan di toko mbah Atmo, sekarang ini di tokonya juga bisa

dijumpai benda-benda pusaka dan juga kayu-kayu bertuah yang sudah dibentuk

dalam berbagai macam bentuk hasil dari ketrampilan tangan mbah Atmo (wawancara

dengan mbah Atmo Karijo, 6 Mei 2011).

Melihat semakin berkembangnya usaha kerajinan batu akik mbah Atmo

tersebut, maka salah seorang tetangganya berinisiatif untuk mengikuti jejak mbah

Atmo menjadi pengrajin batu akik . Muhammad Hartono atau yang sering disapa mas

Hartono lelaki paruh baya yang berusia 36 tahun ini mencoba menekuni usaha

Page 67: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kerajinan batu akik. Sebelum menjadi pengrajin batu akik, mas Hartono berprofesi

sebagai pengusaha mebel, karena usahanya dibidang mebel tersebut tidak membawa

keuntungan yang diharapkan dalam hidupnya, maka mas Hartono meninggalkan

usahanya tersebut dan menekuni profesinya yang baru sebagai pengrajin batu akik di

Desa Dlepih.

Awal mulanya mas Hartono menekuni usaha kerajinan batu akik ini karena

dia mendapat inspirasi dari keberhasilan usaha yang ditekuni mbah Atmo, selain itu

juga didukung adanya bahan baku yang tersedia melimpah disekitar daerah tempat

tinggalnya. Mas Hartono memulai usaha barunya ini pada tahun 1998, pada awal

usahanya mas Hartono belum membuat batu akik tetapi dia menekuni kerajinan kayu

bertuah, barulah setahun kemudian yaitu pada tahun 1999 dia mulai menekuni

kerajinan batu akik sampai sekarang ini (wawancara dengan Mas Hartono, 6 Mei

2011).

C. Perkembangan Kerajinan Batu Akik

Suatu kegiatan usaha meskipun sangat sederhana dan tradisional, apabila

diperhatikan lebih mendalam pasti terdapat bagian-bagian yang mengalami

perkembangan dan peningkatan. Sejalan dengan hal tersebut maka bagaimanapun

lambatnya perkembangan usaha kerajinan batu akik di Desa Dlepih tentu mengalami

perkembangan. Perkembangan usaha kerajinan batu akik ini disamping bersumber

dari dalam juga dimungkinkan oleh pengaruh dari luar. Lebih- lebih perkembangan

tersebut didorong adanya faktor sosial ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga. Dengan adanya tuntutan dalam pemenuhan kebutuhan, maka dalam

kehidupannya manusia menggunakan akal pikirannya untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Begitu pula yang terjadi di dalam kehidupan pengrajin batu akik di Desa

Dlepih, dalam usahanya untuk menyesuaikan perkembangan jaman ikut

mempengaruhi pula peralatan serta hasil barang yang dibuat, masalah kualitas, bentuk

yang dihasilkan, jumlah serta perluasan daerah pemasaran.

Page 68: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pada awalnya usaha kerajinan batu akik di Desa Dlepih Kecamatan

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri berdiri pada tahun 1993. Pada awal

pertumbuhannya, usaha kerajinan akik baru menghasilkan bentuk akik yang biasa dan

jenis batu yang digunakan barulah beberapa jenis saja. Alat yang digunakan dalam

pembuatan akik juga masih sederhana yang digerakkan menggunakan tenaga manusia

atau digerakkan menggunakan tangan pengrajin, kemudian pengrajin tersebut

memodifikasi alat produksinya dengan menggunakan mesin jahit. Mesin jahit

dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan pengrajin dalam membuat

akik. Pemasaran hasil produksinya juga masih terbatas yang hanya dijual ditoko

tempat tinggal pengrajin saja.

Pertama kali saya mulai usaha ini pada tahun 1993, pada awalnya batu yang saya gunakan dalam membuat akik ini barulah beberapa jenis saja yang saya ambil dari sungai dan kedung Kahyangan. Kemudian alat yang saya gunakan untuk bekerja masih diputar dengan tangan, sampai suatu ketika saya mempunyai pikiran untuk memodifikasi mesin jahit.

(wawancara Mbah Atmo, 6 Mei 2011).

Tahun 1995, pemerintah daerah kabupaten Wonogiri mengadakan

pembenahan terhadap obyek wisata religi Kahyangan sebagai salah satu potensi

wisata Kabupaten Wonogiri dengan tujuan untuk menambah daya tarik wisatawan

mengunjungi obyek wisata tersebut. Memasuki tahun 1998 usaha kerajinan ini

mengalami sedikit penurunan karena adanya krisis moneter yang terjadi di Indonesia

pada saat itu. Hal tersebut tidak berlangsung lama, kemudian pengrajin mulai bangkit

kembali.

Pada tahun 1999 proses produksi mulai dipermudah dengan masuknya listrik

di daerah pengrajin. Alat produksi mulai menggunakan motor yang digerakka n

dengan listrik, sehingga dapat mempermudah pekerjaan pengrajin dalam membuat

akik. Untuk bahan bakunya juga mulai mengambil dari daerah lain. Para pengrajin

batu akik di Desa Dlepih mulai berminat untuk memproduksi barang yang mengarah

ke barang-barang hiasan atau pajangan, baik itu hiasan dalam ruangan ataupun luar

Page 69: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

ruangan, serta barang-barang lain atau souvenir yang mencerminkan ciri khas daerah

wisata Kahyangan.

Pertama kali saya usaha ini tahun 1998 tidak menjual batu akik mas, tetapi saya hanya menjual kayu-kayu bertuah. Kemudian saya melihat prospek bisnis di bidang perbatuan ini kedepannya kayaknya sangat menjanjikan, maka pada tahun 1999 saya mulai membuat dan menjual batu akik. Selain menjual batu-batu akik tersebut saya juga membuat hiasan-hiasan seperti ini mas (menunjukkan hiasan hasil karyanya).

(wawancara Mas Hartono, 6 Mei 2011)

Memasuki tahun 2000, usaha kerajinan batu akik di Desa Dlepih semakin

mengalami perkembangan, hal tersebut dikarenakan semakin banyaknya wisatawan

yang mengunjungi obyek wisata Kahyangan baik yang datang dari daerah sekitar

Kahyangan maupun dari luar daerah dan membeli hasil kerajinan berupa akik ataupun

barang-barang hiasan lainnya sebagai oleh-oleh ataupun sebagai cindera mata.

Perkembangan usaha tersebut juga diduk ung adanya alat produksi yang lebih modern

dan tersedianya bahan baku yang melimpah serta didukung tersedianya berbagai

desain berfariatif dari batu akik yang diproduksi oleh pengrajin, selain itu juga

semakin banyak orang yang tahu dan berminat memiliki hasil kerajinan batu akik

tersebut.

Selain alat produksi yang modern dan melimpahnya bahan baku produksi

yang tersedia, perkembangan usaha kerajinan ini juga dipengaruhi oleh pemasaran

hasil produksi batu akik. Pada tahun 2005 sampai sekarang, pemasaran has il

kerajinan batu akik mulai dipermudah dengan masuknya jaringan telekomunikasi di

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Karena selain menjual di toko pengrajin

dan mengikuti pameran-pameran yang ada, pengrajin juga menerima pesanan.

Dengan adanya jaringan telpon tersebut dapat mempermudah para pemesan untuk

memesan batu akik dari pengrajin kapanpun mereka ingin tanpa harus mengunjungi

tempat pengrajin berada.

Page 70: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dari uraian diatas dapat dilihat tabel perkembangan usaha kerajinan batu akik

yang ada di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri sebagai

berikut:

Tabel 6. Tahap perkembangan kerajinan batu akik.

Tahun Alat Produksi Hasil Produksi Bahan Produksi Pemasaran

1993 –

1998

Masih

sederhana,

menggunakan

tenaga

manusia.

Akik dengan 1

desain yang

sederhana dan

terbatas

jumlahnya.

Jenis batu

terbatas yang

ada di daerah

pengrajin.

Hanya dijual

ditempat

pengrajin.

1999 –

2004

Mulai

menggunakan

tenaga listrik.

Desain akik

mulai

bertambah dan

memproduksi

barang hiasan.

Mengambil dari

luar daerah

pengrajin.

Dijual

ditempat

pengrajin dan

mengikuti

pameran.

2005 –

sekarang

Menggunakan

tenaga

penggerak

listrik.

Menghasilkan

berbagai

desain akik dan

mulai

memproduksi

barang hiasan.

Selain dari

daerah tempat

tinggal, juga

mendatangkan

dari luar daerah

bahkan luar

kabupaten.

Dijual

ditempat

pengrajin,

pameran, juga

menerima

pemesanan.

Page 71: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

D. Proses Produksi dan Pemasaran Kerajinan Batu Akik di Desa Dlepih

Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri

1. Alat-alat dan Bahan Produksi

a. Alat Produksi

Dalam sebuah usaha kerajinan untuk menciptakan hasil produksi yang

mempunyai nilai ekonomis perlu dibutuhkan alat-alat yang beraneka ragam, dan

setiap alat memiliki bentuk, fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda untuk membantu

dalam proses pembuatan hasil kerajinan tersebut. Peralatan yang digunakan dalam

produksi ini digerakkan dengan menggunakan motor listrik. Seperti halnya pada

usaha kerajinan batu akik di Desa Dlepih ini, alat-alat yang digunakan pengrajin

untuk membuat akik tidaklah terlalu banyak, misalnya:

1) Pemotong atau gergaji

Pemotong atau gergaji yang digunakan pengrajin batu akik tersebut bukanlah

gergaji besi ataupun gergaji yang sering digunakan untuk memotong kayu, tetapi

gergaji khusus seperti pemotong keramik atau juga disebut serkel yang hanya

digunakan untuk memotong batu-batu yang akan dibentuk menjadi sebuah akik.

Gambar 3. Contoh alat pemotong

Page 72: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2) Gerenda

Gerenda digunakan pengrajin untuk membentuk potongan-potongan batu

menjadi batu akik yang memiliki nilai ekonomis sesuai dengan bentuk yang

diinginkan pengrajin ataupun yang diinginkan oleh pemesan.

Gambar 4. Contoh alat gerinda

3) Amplas

Dalam memproduksi batu akik, salah satu alat produksi yang tidak boleh

terlewatkan adalah amplas. Amplas digunakan untuk menghaluskan batu-batu yang

telah terbentuk menjadi batu akik setelah melalui proses-proses sebelumnya. Amplas

yang digunakan pengrajin tidak hanya menggunakan satu jenis amplas saja, tetapi

beberapa jenis amplas yang berbeda tingkat kekasarannya. Biasanya pengrajin

menggunakan amplas dengan ukuran nomer 120, 320, 600, dan yang terakhir

digunakan berukuran 1000.

4) Pemoles dan serbuk intan

Pemoles berguna untuk menyempurnakan proses hasil produksi yang

merupakan tahap akhir dari proses produksi pembuatan batu akik. Dalam proses

pemolesan ini, batu ditaburi dengan serbuk intan yang digunakan untuk membuat

mengkilap batu akik setelah melalui proses-proses pembuatan dari awal.

Page 73: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 5. Contoh alat pemoles

b. Bahan Produksi

Bahan-bahan yang digunakan dalam usaha kerajinan batu akik ini tidak lain

dan tidak bukan adalah batu. Batu merupakan bahan utama dan satu-satunya bahan

baku dalam usaha kerajinan ini, tetapi batu yang digunakan bukanlah sembarang batu

yang banyak dijumpai disekitar lingkungan. Ada beberapa jenis batu yang bisa

digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan akik, misalnya:

1) Batu agate

Batu agate ini masih terbagi dalam beberapa macam dan bentuk, seperti

halnya batu agate (agate 1, agate 2, agate 3, agate 4), batu agate kristal, dan batu agate

yahman. Perbedaan nama batu tersebut berdasarkan pada warna dan corak yang

terdapat pada batu agate.

2) Batu fosil

Seperti halnya batu agate, jenis batu fosil ini juga masih ada beberapa macam

dan bentuk yang biasanya digunakan dalam pembuatan akik, antara lain adalah batu

fosil kayu jati, batu fosil kayu aren (fosil kayu aren 1, fosil kayu aren 2, fosil kayu

aren 3, fosil kayu aren 4). Perbedaan antara batu fosil kayu jati dan batu fosil kayu

aren yang satu dengan yang lain adalah pada corak batu tersebut. Batu fosil ini

terbentuk dari endapan tumbuhan organik yang sudah berlangsung lama dan

kemudian membentuk bongkahan.

Page 74: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Batu jasper

Batu jasper ini biasanya batunya berwarna kemerah merahan seperti warna

hati yang mempunyai corak dan warna yang berbeda-beda, batu jenis ini terbagi

dalam beberapa bentuk, seperti batu jasper, batu jasper ati ayam (ati ayam 1, ati ayam

2, ati ayam 3, ati ayam 4), jasper pancawarna (pancawarna 1, pancawarna 2).

Sedangkan batu jasper jenis pancawarna memiliki corak dan warna yang berbeda

dengan jenis jasper ati ayam, jasper pancawarna ini tidak berwarna kemerah merahan

tetapi berwarna agak gelap dan memiliki corak yang lebih banyak.

4) Batu karnilian

Tidak berbeda dengan batu-batu yang lain, batu jenis karnilian ini juga masih

terbagi dalam beberapa bentuk, seperti batu karnilian kristal (kristal 1, kristal 2,

kristal 3, kristal 4). Jenis batu karnilian ini terbagi atas dasar warna dan permukaan

batu tersebut.

5) Batu kristal

Batu kristal ini terbagi dalam bentuk kristal, kristal kecubung dan kristal

kecurung. Batu jenis kristal ini juga sering disebut sebagai batu anatis, batu jenis ini

permukaannya berbentuk seperti karang dan terdapat bintik -bintik kecil seperti

permata dan juga bintik-bintik bening seperti pecahan kaca. Sedangkan kristal

kecubung dan kristal kecurung memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan

dengan jenis kristal.

6) Batu obsidian

Batu jenis obsidian ini merupakan jenis batu yang bentuknya bagus, halus,

dan terlihat bening seperti ada air didalamnya. Batu jenis ini biasanya berwarna biru

dan hijau.

7) Batu bonglot

Batu bonglot ini berbentuk agak besar, warnanya hitam kelam tetapi ada juga

yang berwarna hijau lumut dan batu ini terasa ringan. Batu ini banyak didapatkan di

kedhung pesiraman atau pemandian di obyek wisata Kahyangan, batu jenis ini

Page 75: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

merupakan salah satu jenis batu yang mempunyai makna. Dan diyakini juga, barang

siapa yang memiliki dan menyimpan batu bonglot ini akan mendapatkan berkah.

2. Proses Produksi Kerajinan Batu Akik

Proses produksi adalah suatu tahapan pengerjaan atau proses pembuatan hasil

kerajinan dari permulaan berupa bahan mentah atau bahan baku sampai menjadi

barang jadi atau barang siap pakai. Proses produksi akan berpengaruh pada hasil yang

diproduksi. Untuk mendapatkan hasil produksi yang bermutu tinggi dan ekonomis

diperlukan satu rangkaian proses pengerjaan yang bertahap.

Kerajinan batu akik di Desa Dlepih menghasilkan berbagai bentuk dan motif

batu akik. Bahan baku pembuatan batu akik banyak diperoleh pengrajin dari daerah

sekitar tempat tinggalnya dan juga dari dearah lain, bahkan sampai luar jawa.

Sehingga para pengrajin tidak perlu susah-susah untuk mendapatkan bahan baku.

Produk kerajinan batu akik ini dalam proses produksinya hanya menggunakan

peralatan yang sederhana, karena produk ini memanfaatkan keahlian atau ketrampilan

tangan dari pengrajin batu akik.

Untuk mendapatkan hasil kerajinan batu akik yang memiliki mutu dan

kualitas yang baik, harus melewati suatu proses atau langkah- langkah yang perlu

diperhatikan. Keberhasilan dalam pembuatan bentuk barang kerajinan yang sesuai

dengan apa yang diinginkan, tidak lepas dari penyelesaiaan dengan menggunakan

teknik yang benar. Maka pengetahuan ini sangat perlu dimiliki oleh pengrajin sebagai

bekal dalam membuat suatu kerajinan, selain itu juga dituntut dengan ketelitian,

ketelatenan, kecermatan, serta kesabaran dari pengrajin sehingga dapat diharapkan

bisa menghasilkan barang kerajinan yang bermutu tinggi dan ekonomis, serta dapat

meningkatkan efektivitas dan efisiensi.

Dalam proses pembuatan atau produksi batu akik ada beberapa tahapan-

tahapan yang perlu dilaksanakan, yaitu:

Page 76: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

1. Persiapan bahan

Sebelum memulai proses lebih lanjut, perlu adanya persiapan bahan dan

pemilihan bahan yang akan diproduksi. Pada tahap pertama ini pengrajin

menyiapkan bahan baku berupa batu yang telah dipilih untuk dibuat menjadi batu

akik.

2. Pemotongan

Pada tahap ini, bahan yang sudah dipilih kemudian dipotong menggunakan

pemotong yang disesuaikan dengan serat batu dan sesuai dengan ukuran yang

akan dibuat.

3. Gerenda

Setelah batu dipotong sesuai ukuran, kemudian pada tahap ketiga ini potongan

batu tersebut digerenda untuk proses pembentukan akik.

4. Penghalusan/pengamplasan

Pada tahap ini, batu yang sudah dibentuk dari proses gerenda tadi kemudian

dihaluskan dengan menggunakan amplas dari amplas yang tingkat kekasarannya

tinggi sampai ketingkat yang kekasarannya rendah supaya halus. Pengamplasan

ini dilakukan beberapa kali dengan amplas yang berbeda tingkat kekasarannya.

5. Pemolesan dan penaburan serbuk intan

Setelah batu-batu akik dihaluskan dengan menggunakan amplas, selanjutnya batu-

batu akik tersebut siap untuk proses pemolesan yang disertai dengan menaburkan

serbuk intan pada batu. Proses pemolesan dan penaburan serbuk intan ini

bertujuan untuk membuat batu akik telihat mengkilap dan halus.

3. Pemasaran Hasil Kerajinan Batu Akik

Hasil produksi kerajinan batu akik setelah melalui beberapa proses produksi

hingga ke tahap finising, maka hasil produksi kerajinan batu akik tersebut siap untuk

dipasarkan. Pemasaran dapat juga diartikan sebagai tindakan penjualan barang-barang

hasil produksi dari produsen kepada konsumen baik langsung maupun tidak

langsung. Selain itu, pemasaran juga merupakan suatu usaha untuk mendapatkan

Page 77: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

keuntungan atau laba dari suatu hasil produksi. Dengan adanya pemasaran, produksi

yang dihasilkan akan memiliki nilai ekonomis.

Untuk melakukan kegiatan pemasaran perlu diperhatikan sistem kegiatan

usaha produksi mulai dari perencanaan, penjualan, penentuan harga barang,

mempromosikan hasil produksi sampai barang tersebut dapat memuaskan konsumen

atau pembeli termasuk pelayanan dalam penjualan. Pelaksanaan proses pemasaran

produksi batu akik di Desa Dlepih melalui berbagai pola. Pola pemasaran tersebut

mengikuti jalur-jalur perdagangan yang biasa terjadi dalam masyarakat, yaitu:

a. Penjualan kepada pengepul

b. Penjualan langsung

c. Penjualan dengan pesanan

d. Penjualan melalui tengkulak

e. Penjualan melalui pameran

Saya menjual batu akik ini ya di toko saya sendiri langsung kepada pembeli, ada juga orang yang membeli dan dijualnya lagi di daerahnya, selain itu saya juga mengikuti pameran-pameran disitu nanti saya juga bisa menjual dagangan saya, terus ada juga yang memesan untuk dibuatkan akik ya saya buatkan. (wawancara dengan mbah Atmo Karijo, 6 Mei 2011).

Penjualan kepada pengepul ini dilakukan oleh pengrajin kecil yang hasil

kerajinannya dijual kepada pengepul karena pengrajin kecil ini tidak mempunyai kios

untuk berdagang hasil kerajinannya, selain itu juga dikarenakan rumah mereka yang

jauh dari keramaian. Salah satu cara mereka memasarkan hasil kerajinannya adalah

menitipkannya atau menjual kepada pengrajin lain yang sudah mempunyai kios

sendiri.

Cara penjualan langsung adalah hasil produksi kerajinan batu akik Desa

Dlepih dipasarkan ditempat pengrajin itu sendiri. Cara pemasaran hasil produksi

tersebut pembeli datang langsung ketempat pengrajin dalam artian penjualan

dilakukan secara langsung kepada konsumen. Pengrajin batu akik menjual hasil

produksinya tersebut di tempat tinggalnya sendiri karena tempat tinggalnya berada

Page 78: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

dikawasan objek wisata kahyangan yang terkenal dengan objek wisata alam dan religi

ini dan banyak dikunjungi wisatawan, terutama pada hari-hari tertentu. Dengan

demikian bisa dikatakan konsumen pengrajin batu akik tersebut kebanyakan berasal

dari wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata Kahyangan.

Selain menjual hasil produksinya di tempat tinggalnya sendiri, para pengrajin

akik juga melayani sistem penjualan dengan berdasarkan pesanan, biasanya pengrajin

batu akik ini memperoleh pesanan batu akik atau barang-barang kerajinan yang lain

dari luar daerah. Bahkan mbah Atmo pernah mendapat pesanan barang-barang hasil

kerajinannya dari pengusaha yang berada di luar negeri. Penjualan dengan sistem

pemesana n ini, pengrajin baru akan membuat barang pesanan dan mengirimnya

setelah pengrajin menerima setengah dari harga barang-barang pesanan. Selain

menerima pesanan dalam bentuk partai besar, pengrajin juga menerima pesanan

dalam bentuk partai kecil.

Cara penjualan yang ketiga adalah dengan melalui tengkulak. Sejak industri

kerajinan batu akik berkembang dengan baik maka banyak pedagang yang berasal

dari luar daerah tertarik untuk mengambilnya kemudian mereka menjualnya kembali.

Mereka para tengkulak umumnya berasal dari luar daerah Kecamatan Tirtomoyo

yang berekreasi ke obyek wisata Kahyangan dan sekalian membeli barang-barang

kerajinan batu akik yang kemudian mereka jual kembali di daerahnya sendiri, tetapi

ada juga tengkulak yang sengaja datang ketempat pengrajin hanya untuk membeli

barang-barang kerajinan batu akik.

Cara penjualan lain pun juga dilakoni oleh pengrajin untuk memasarkan hasil

dari usahanya tersebut. Salah satu usahanya untuk meningkatkan pemasaran hasil

kerajinannya adalah penjualan melalui pameran-pameran, maka dari itu pengrajin

sering mengikuti pameran-pameran yang diadakan oleh pemerintah ataupun oleh

pihak-pihak swasta lainnya mulai dari tingkat daerah atau kabupaten sampai ke

tingkat provinsi, bahkan sampai ke tingkat nasional.

Page 79: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Dalam pemasaran hasil produksi kerajinan batu akik di Desa Dlepih ini

pengrajin juga mengalami kendala, kendala yang dihadapi pengrajin adalah tidak

setiap hari ada pembeli yang membeli batu akik tersebut bahkan sampai beberapa hari

pun tidak ada hasil kerajinannya ya ng laku terjual, tetapi ada saat-saat tertentu dimana

hasil kerajinan batu akik tersebut banyak yang terjual bahkan pendapatan dari

penjualan tersebut dapat menutup hari-hari sebelumnya. Jadi pendapatan pengrajin

setiap harinya tidak menentu, tetapi dapat dirata-rata pendapatan mereka antara Rp.

100.000,00 sampai dengan Rp. 200.000,00 per harinya.

E. Pengaruh Kerajinan Batu Akik Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi

Masyarakat Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri

Industri kecil dan rumah tangga sebenarnya merupakan salah satu jalan

alternatif untuk meningkatkan penghasilan masyarakat di daerah pedesaan. Hal ini

disebabkan semakin meningkatnya tenaga kerja dan relatif berkurangnya luas tanah

garapan pertanian. Selain itu industri kecil dan kerajinan rumah tangga biasanya

banyak menggunakan bahan baku dari sumber-sumber lingkungan terdekat.

Banyaknya tenaga kerja di pedesaan sehingga upah buruh menjadi rendah, peluang

tersebut memungkinkan industri kecil tetap bertahan.

Usaha kerajinan batu akik yang merupakan mata pencaharian sebagian

penduduk Desa Dlepih dapat dikatakan mengalami perkembangan. Salah satu alasan

masyarakat menekuni kerajinan batu akik ini adalah tersedianya bahan baku

pembuatan akik yang melimpah dan juga dapat menambah penghasilan rumah

tangga.

Keberadaan kerajinan batu akik tersebut dapat meningkatkan taraf hidup

masyarakat dan juga dapat mengatasi masalah tentang ketenagakerjaan. Seperti yang

dapat diketahui bahwa lapangan pekerjaan semakin waktu semakin menyempit,

karena tidak ada keseimbangan antara pertambahan penduduk dengan lapangan

pekerjaan yang tersedia. Dengan adanya kerajinan batu akik ini sedikit banyak dapat

Page 80: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

membantu mengatasi masalah pengangguran di Desa Dlepih dan dapat meningkatkan

kesejahteraan keluarga.

Adanya perkembangan industri kerajian batu akik secara langsung maupun

tidak langsung mempunyai pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Sosial

Industri kerajinan batu akik yang berada di Desa Dlepih membawa perubahan

dalam bidang ekonomi, dalam perkembangannya seiring dengan kemajuan

ekonominya maka terjadi pula perubahan diluar bidang ekonomi. Perubahan tersebut

tidak bisa dihindari, karena setiap terjadi perubahan pada satu segi kehidupan akan

mempengaruhi kehidupan lainnya. Penduduk Desa Dlepih mengalami perubahan

sosial seiring dengan meningkatnya pendapatan ekonomi rumah tangga

masyarakatnya, bisa dilihat dari gaya hidup sebelumnya. Misalnya dalam memenuhi

kebutuhan pokok keluarga antara lain makan, pakaian, tempat tinggal dan kesehatan.

Dilihat dari pendapatan atau penghasilan para pengrajin Desa Dlepih dapat dikatakan

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka karena kebutuhan pokok mereka

sudah tercukupi.

Pada mulanya para pengrajin dalam bekerja membuat kerajinan batu akik

dibantu oleh anggota keluarga sendiri. Pada perkembangannya karena permintaan

barang-barang kerajinan batu akik meningkat, sehingga tenaga kerja bukan lagi dari

anggota keluarga sendiri. Hal inilah yang mengharuskan para pengrajin mencari

tenaga kerja bukan dari berasal dari suatu keluarga saja, tetapi tenaga kerja yang bisa

optimal dalam bekerja.

Sejak kerajinan batu akik ini berkembang, banyak tenaga kerja yang bisa

diserap, tenaga kerja tersebut ada yang berasal dari dalam keluarga sendiri maupun

dari luar keluarga, akan tetapi banyak tenaga kerja yang diserap dari luar keluarga.

Disamping itu masyarakat sekitar yang bekerja di sektor informal di luar pertanian

secara tidak langsung juga berpeluang untuk mendapat pekerjaan dan mempunyai

Page 81: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

kesempatan berusaha. Selain berpengaruh terhadap terbukanya lapangan pekerjaan

dan kesempatan kerja, pendidikan, dan penghasilan keluarga, industri kerajinan batu

akik juga berpengaruh terhadap stratifikasi sosial pengraj in yang ada. Keadaan ini

mengakibatkan munculnya kelas majikan dan buruh dalam stratifikasi sosial dalam

masyarakat industri kerajinan batu akik.

Kelas majikan adalah kelas bermodal yang mempunyai usaha kerajinan

tersebut, sedangkan kelas buruh adalah kelas yang tidak mempunyai modal yang

mencari suatu pekerjaan. Hubungan keduanya bersifat patron klien. Majikan sebagai

patron harus memberikan perlindungan, bantuan materiil maupun spiritual kepada

buruh, sebagai imbalannya buruh sebagai klien harus memberikan kedudukan dan

loyalitas untuk perkembangan serta kemajuan usaha majikannya. Kelas buruh adalah

tenaga kerja yang mempunyai ketrampilan dalam usaha kerajinan itu. Hubungan

keduanya saling membutuhkan dimana majikan memerlukan produksi dan sebagai

imbalannya adalah upah kerja, disisi lain buruh melakukan pekerjaan untuk

memperoleh penghasilan.

Sebelumnya penduduk Desa Dlepih dilihat dari status sosialnya merupakan

rakyat kebanyakan. Mereka mempunyai status sosial yang rata-rata sama, belum ada

stratifikasi yang menonjol pada waktu itu. Stratifikasi sosial pada waktu itu

didasarkan pada kepemilikan tanah. Selain itu seseorang yang bekerja sebagai

pegawai pada instansi pemerintahan juga mempunyai kedudukan lebih tinggi

daripada rakyat kebanyakan.

Meskipun terjadi stratifikasi sosial, pola paguyuban masyarakat Desa Dlepih

masih tampak terlihat pada kehidupan sehari-hari, hal ini terbukti dengan adanya

kerja desa yang dilaksanakan dengan sistem go tong royong dalam masyarakat. Selain

itu apabila ada salah satu penduduk desa yang punya keperluan atau punya hajatan

pasti para tetangga berdatangan ikut membantu baik secara tenaga maupun materi.

Dari sinilah sebenarnya interaksi dan komunikasi antar warga desa terjalin karena

mereka jarang mengadakan kegiatan dimana warga desa bisa kumpul dalam acara

tersebut.

Page 82: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Desa Dlepih yang baru mengalami masa transisi, namun sifat kehidupan desa

yang merupakan suatu hubungan turun temurun dan belum terpisah-pisah secara

sempurna masih tampak. Pola hubangan sosial yang berlaku dalam masyarakat

didasarkan atas dua hal yang dilandasi rasa persaudaraan diantara sesamanya dan

ikatan tegak lurus, yaitu rasa hormat kepada penguasa. Sikap hormat kepada majikan

yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi juga terjadi dalam masyarakat Desa

Dlepih.

2. Ekonomi

Schumpeter dalam Irawan (1982:45) ekonomi bukan merupakan proses yang

harmonis ataupun gradual, tetapi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus,

yaitu merupakan gangguan-gangguan terhadap keseimbangan yang telah ada.

Perubahan yang spontan dan terputus-putus dalam saluran perdagangan dan pula

gangguan-gangguan dalam keseimbangan itu nampak pada kehidupan industri dan

perdagangan. Jadi perkembangan ekonomi disebabkan oleh adanya perubahan-

perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan.

Kerajinan batu akik di Desa Dlepih telah membawa pengaruh, pengaruh

dalam bidang ekonomi adalah dapat menambah pendapatan keluarga, selain itu juga

dapat menambah pendapatan daerah tersebut karena jika masyarakatnya makmur

sejahtera maka pembangunan daerahnyapun akan berjalan lancar. Tumbuh dan

berkembangnya industri kerajinan batu akik di Desa Dlepih menunjukkan masyarakat

setempat mempunyai motivasi untuk maju yang ditunjukkan dalam usaha mereka.

Selain itu juga menunjukkan desa pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk

berwiraswasta tanpa meninggalkan ciri khas pedesaan.

Kegiatan industri kerajinan batu akik menyebabkan para buruh memperoleh

pendapatan secara mudah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, juga menyebabkan

pola kerja mereka berubah. Pola kerja tersebut sudah menjadi rutinitas yang harus

dipahami dan tidak akan mereka alami sewaktu mereka belum bekerja sebagai buruh

Page 83: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

di industri kerajinan batu akik. Perkembangan industri kecil ini telah mampu

memberi kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya.

Demikian pula pembangunan di Desa Dlepih, mengenai tujuan pelaksanaan

pembangunan Desa ini adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan melalui

pemecahan masalah-masalah pokok dan mendesak yang dihadapi oleh masyarakat,

meningkatkan dan mendayagunakan potensi-potensi yang ada berupa sumber daya

alam maupun sumber daya manusia dengan mempertimbangkan dan memperhatikan

keseimbangan lingkungan dan kelestarian alam.

Page 84: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitin yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Deskripsi wilayah penelitian.

Dlepih merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Tirtomoyo,

kabupaten Wonogiri. Daerah ini dikenal sebagai daerah wisata religi Kahyangan

dan juga dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan batu akik. Secara geografis

Desa Dlepih mempunyai luas wilayah 758,2310 ha, dengan bentuk wilayah datar

sampai berombak 24%, wilayah berombak sampai berbukit 32%, wilayah

berbukit sampai bergunung 44%, dan status Desa Swakarya yang terdiri dari 10

Dusun, 24 RT, dan 1033 KK. Secara administratif desa ini dibatasi oleh desa-desa

yang lain, diantaranya adalah sebelah utara berbatasan dengan Desa Wiroko yang

terkenal dengan Desa industri genteng, sebelah timur berbatasan dengan Desa

Sukoharjo, sebelah selatan dengan Desa Hargosari yang merupakan daerah

pegunungan, dan sebelah barat berbatasan dengan Kal. Tirtomoyo yang

merupakan ibukota Kecamatan Tirtomoyo. Secara demografis jumlah penduduk

Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri ini berdasarkan data

pada akhir bulan April 2011 tercatat sebanyak 3584 jiwa, yang terdiri dari 1867

orang laki- laki dan 1717 orang perempuan dengan 1033 kepala keluarga.

2. Asal usul dan perkembangan kerajinan batu akik.

Usaha kerajinan batu akik di Desa Dlepih pertama kali dirintis oleh mbah Atmo

pada tahun 1993, yang sebelumnya telah mengikuti pembinaan dalam bidang

perbatuan di Kecamatan Giriwoyo pada tahun 1988. Mbah Atmo menekuni

usahanya ini karena pada tahun 1977 duta dari Jakarta menyatakan bahwa batu

mulia hanya terdapat di Desa Dlepih, tepatnya di kawasan obyek wisata

Kahyangan. Sejak saat itu usaha kerajinan batu akik mulai berkembang, dan

Page 85: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sampai sekarang ini usaha kerajinan tersebut tidak hanya memproduksi satu

macam hasil kerajinan tetapi juga memproduksi barang yang mengarah ke

barang-barang hiasan atau pajangan, baik itu hiasan dalam ruangan ataupun luar

ruangan, serta barang-barang lain atau souvenir yang mencerminkan ciri khas

daerah wisata Kahyangan.

3. Perkembangan kerajinan batu akik.

Kerajinan batu akik di Desa Dlepih telah mangalami perkembangan, adapun

perkembangannya dikarenakan tersedianya bahan baku utama dalam kerajinan

batu akik yang melimpah disekitar tempat kerajinan tersebut. Selain sumber daya

alam yang memadai, sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap

perkembangan usaha kerajinan ini, masyarakat sekitar mempunyai kemauan dan

keinginan untuk belajar membuat kerajinan batu akik. Pada awalnya proses

pembuatan batu akik dilakukan secara manual yaitu alat-alat produksi digerakkan

dengan menggunakan tenaga manusia, seiring perkembangan jaman dan

masuknya listrik ke Desa Dlepih maka alat-alat produksi tidak lagi digerakkan

menggunakan tena ga manusia melainkan dengan tenaga listrik. Untuk

pemasarannya tidak hanya di toko pengrajin saja tetapi pengrajin juga mengikuti

pameran-pameran dan juga melayani pemesanan.

4. Pengaruh kerajinan batu akik terhadap kehidupan masyarakat Dlepih.

Usaha kerajinan batu akik di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten

Wonogiri telah memberikan pengaruh terhadap kehidupan masyarakatnya.

Dengan adanya usaha kerajinan tersebut, maka pendapatan atau penghasilan baik

pengusaha atau masyarakat dapat bertambah, selain itu kesempatan berusaha dan

kesempatan untuk bekerja bagi penduduknya menjadi terbuka. Hal ini

mengakibatkan bertambahnya taraf kehidupan ekonomi pengrajin dan juga

masalah pengangguran penduduk desa sedikit banyak terpecahkan dengan adanya

usaha kerajinan tersebut. Banyak masyarakat Desa Dlepih yang tertarik untuk

tetap tinggal di desa sendiri.

Page 86: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Secara teoritis industri kecil di Desa Dlepih mengalami perkembangan, seperti

halnya industri kecil kerajinan batu akik. Para pengraj in batu akik memperoleh

ketrampilan membuat batu akik dengan cara belajar dari diri sendiri maupun dari

orang lain serta adanya pembinaan dari pemerintah. Dengan adanya pengalaman

pengrajin dan adanya pembinaan pemerintah tersebut maka muncul industri kerajinan

batu akik di kawasan Desa Dlepih.

2. Implikasi Metodologis

Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik

pengumpulan data melalui tiga cara yaitu wawancara, observasi, dan analisis

dokumen. Pada awalnya wawancara yang dilakukan menyangkut hal-hal umum,

namun tetap berkisar pada permasalahan yang diteliti. Kemudian wawancara

difokuskan pada masalah-masalah khusus lebih mendalam. Dalam penelitian ini juga

menggunakan observasi yaitu melihat ke area industri langsung. Secara metodologi

penggunaan metode ini tidak mengalami kesulitan sejak penentuan obyek hingga

penulisan laporan penelitian. Informasi diperoleh dengan mudah karena responden

memberikan informasinya dengan terbuka dan sangat jelas tentang data yang

diperlukan dalam penelitian ini.

3. Implikasi Praktis

Dengan adanya usaha kerajinan batu akik ini mendorong semangat para

pengrajin dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul, misalnya dalam hal

permodalan, pemasaran hasil kerajinan, alat-alat produksi, bahan baku pembuatan

akik, dan masih banyak lagi. Adanya usaha kerajinan batu akik di Desa Dlepih ini

dapat menyerap tenaga kerja di desa tersebut dan mengurangi masalah pengangguran

sehingga mengakibatkan adanya peningkatan taraf pendapatan ekonomi rumah

tangga yang lebih baik.

Page 87: EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan …... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EKSISTENSI KERAJINAN BATU AKIK (Studi Perubahan Sosial dan Ekonomi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

C. Saran

Dengan mengetahui kondisi usaha kerajinan batu akik di Desa Dlepih,

Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri maka saran-saran demi kebaikan dan

kemajuan usaha kerajinan batu akik tersebut perlu diperhatikan, adapun saran-saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Wonogiri

hendaknya lebih memperhatikan pengrajin dalam mengembangkan usahanya

dengan cara memberikan pembinaan dalam hal pembuatan kerajinan batu akik,

pemasaran hasil produksi dan lain- lainnya yang menyangkut usaha kerajinan

tersebut secara berkala dan secara rutin, misalnya 2 kali dalam 1 tahun.

2. Hendaknya para pengrajin batu akik Desa Dlepih memiliki respon yang baik

terhadap program-program yang telah diupayakan pemerintah. Disamping itu

untuk mengembangkan usahanya para pengrajin hendaknya menjalin kerjasama

dengan pihak lain, misalnya para pengusaha, kolektor bebatuan untuk membentuk

modal serta mencari jaringan bisnis yang luas dalam hal pemasaran dan penjualan

hasil produksi.