(dua)peerreview - .. --······- ··-1(arya ilmiah: prosidingkista ovarium didefinisikan...

13
Catatan: Rekapitulasi digunakan jika penilaian 2 (dua) tcman sejawat dalarn lembar terpisah a. Kelengkapan unsur isi makalah (10%) -1---=~'------l--'-"-=----+-..1.LLJ"'J-----J b. Ruang lingkup dan kedalaman .,, f cmbahasan 30% 7 'I' 0 L 21 7 _r c. Kecukupan dan kemutahiran '.J data/infonnasi dan rnetodologi (30%) -f---"3_,_,.,_o -+ __ z_,_r __ -j. 2_,_7 __ ---l d. Kclengkapan unsur dan kualitas a S Q ") . q e11 elen ara 30% 21 T) :-- L-{ Total (100%) Peer Review 2 Rata-rata (R) Peper Rev iew 1 UNSUR Nilai Hasil Penilaian Peer Review: Q j!/osiding Forum Ilmiah Internasional .. l+J' Prosiding Forum Ilmiah Nasional Kategori Publikasi Makalah (beri ../ pada kategori yang tepat) e. Jumlah halaman Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6 2013 b. I~BN c. T&lmn Terbit d. Pcnerbit Prosiding Seminar Nasional Petemakan Berkelanjutan 4 978 602 95808 6 2 a. Judul Prosiding Identitas Makalah Muhammad Yusuf, Abd. Latief Toleng, Hasbi, Siti Nurlaelah Penulis Makalah Gangguan reproduksi pada temak sapi Bali yang dipelihara oleh petemak skala kecil (A pleminary study) Judul Makalah LEM.HAR REKAPITULASI HASIL PENILAIAN 2 (DUA) SEJ.t\WAT SEilIDANGATAU 2 (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDING

Upload: others

Post on 14-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

Catatan: Rekapitulasi digunakan jika penilaian 2 (dua) tcman sejawat dalarn lembar terpisah

a. Kelengkapan unsur isi makalah (10%) -1---=~'------l--'-"-=----+-..1.LLJ"'J-----J b. Ruang lingkup dan kedalaman .,, f

cmbahasan 30% 7 'I' 0 L 21 7 _r c. Kecukupan dan kemutahiran '.J

data/infonnasi dan rnetodologi (30%) -f---"3_,_,.,_o -+ __ z_,_r __ -j. 2_,_7 __ ---l

d. Kclengkapan unsur dan kualitas a S Q ") . q e11 elen ara 30% 21 T) :-- L-{

Total (100%)

Peer Review 2 Rata-rata (R) Peper Rev iew 1 UNSUR

Nilai

Hasil Penilaian Peer Review:

Q j!/osiding Forum Ilmiah Internasional .. l+J' Prosiding Forum Ilmiah Nasional

Kategori Publikasi Makalah (beri ../ pada kategori yang tepat)

e. Jumlah halaman

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6

2013 b. I~BN c. T&lmn Terbit d. Pcnerbit

Prosiding Seminar Nasional Petemakan Berkelanjutan 4 978 602 95808 6 2

a. Judul Prosiding Identitas Makalah

Muhammad Yusuf, Abd. Latief Toleng, Hasbi, Siti Nurlaelah Penulis Makalah

Gangguan reproduksi pada temak sapi Bali yang dipelihara oleh petemak skala kecil (A pleminary study)

Judul Makalah

LEM.HAR REKAPITULASI HASIL PENILAIAN 2 (DUA) SEJ.t\WAT SEilIDANGATAU 2 (DUA)PEERREVIEW

- .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDING

Page 2: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

iJnit kerja

s. Kecukupan dan kemutahiran data/informasi dan metodologi (30%)

Komponen Yang Dinilai

lnternasional Nasional

D ~

1,5 l 4,5 3

4,5 3

4,5 3 15,0 10

Nilai Maksimal Pros/ding Nilai Akhir Yang

Diperoleh

Hasil Penilaian Peer Review :

Q ~iding Forum llmiah Intemasional l.Wosiding Forum llmiah Nasional

Kategori Publikasi Makalah (beri ./ pada kategori yang tepat)

e. Jumlah halaman

b. ISBN c. Tahun Terbit d. Penerbit

Prosiding Seminar Nasional Petemakan Berkelanjutan 4 978 602 95808 6 2 2013 Fakultas Petemakan Universitas Padjadjaran 6

a. Judul Presiding Identitas Makalah

Muhammad Yusuf, Abd. LatiefToleng, Hasbi, Siti Nurlaelah Penulis Makalah

Gangguan rcproduksi pada ternak sapi Bali yang dipelihara oleh petemak skala kecil (A pleminary study)

Judul Makalah

l.EMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW

KARY A ILMIAH : PROS/DING

IZ

. ----.. ..

~-

Page 3: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

Reviewer

.~ ..... /i/P. ... ~ .. ~!.l/

Tancla ([1 ngan

Nama NfP Unit kerja

Nilai Maksirnal Prosiding Nilai Akhir Komponen 1~1 ternasiona I Nasional Yang

Yang Dinilai D ~ Diperoleh

Q. Kelenzkaoan unsur isi buku (10%) 1,5 1 I r. Ruang lingkup dan kedalaman pembahasan 4,5 3

21I' -~·- (30%) -- . s. Kecukupan dan kemutahiran data/infonnasi dan 4,5 3 .2,r metodolozi (30%) t. Kelenzkaoan unsur dan kualitas penerbit (30%) 4,5 3 'Z, •

Total = (100%) 15,0 10 I q I

\!/

Hasil Penilaian Peer Review:

b:J ~·iding Forum llmiah Internasional l_0rosiding Forum llmiah Nasional

Kategori Publikasi Makalah (beri ../ pada kategori yang tepat)

Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 4 978 602 95808 6 2 2013 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6 e. Juml211 halarnan

b. ISBN c. Tahun Terbit d. Penerbit

a. Judul Presiding ldentitas Makalah

· Muhammad Yusuf, Abd. LatiefToleng, Hasbi, Siti Nurlaelah Penulis Makalah

Gangguan reproduksi pada ternak sapi Bali yang dipelihara oleh peternak skala kecil (A pleminary study)

Judul Makalah

LEM BAR HASIL PENILAIAN SEJAWf\T SEBID/~NG ATAU PEER REVIEW

KARY A ILMIAH : PROS/DING

IZ

Page 4: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

, . .. . .,

'· - ~~'\?,-· r~ .

,;, ·. '

"/NOVAS/ AGRIB/SNIS PETERNAKAN · - -·-uNTUK KETAHANAN PANGAN"

----··----------------------;

Page 5: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

ISBN : 9'.78-602-95808-6-2

Dr. EULIS TANTI MARLINA, SPt., MP. Prof. Dr. EFFENDI ABUSTAM, M.Sc. Dr. Ir. ELLIN HARLIA, M.S. Dr. Ir. AMAN Y AMAM, M.Agric. Sc. Dr. Ir. LILIS NURLINA, M.S. Ir. SRI RAHA YU, M.S. Dr. Ir. HENDI SETIYATWAN, MSi. Dr. Ir. DIDIN S. TASRIPIN, M.S. Dr. Ir. ELIZA NURDIN, MS. Dr. lr. TUTI WIDJ ASTUTI, M.S. Dr. Ir. LIL!S SURYANINGSIH, MSi. Dr. DENY RUSMANA, SPt., MSi. Dr. Ir. HASNI ARIEF, S.P. Dr. DUDI, SPt., MSi.

Editor :

" INOV ASI AGRIBISNIS PETERNAKAN UNTUK KETAlIANAN PANGAN"

Jatinangor, 7 November 2012

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

PETERNAKAN HERKELANJUT AN 4

Page 6: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

Hak cipta dilindungi Undang-undang, dilarang mencetak dan menerbitan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan car a dan dalam bentuk apapun tanpa seizin penerbit

Ditcrbltkan oleh : Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ISBN : 978-602-95808-6-2

Cetakan Pertama 2013

Eulis Tanti Martina, elide

" INOVASI AGRIBISNIS PETERNAKAN UNTUK KETAHANAN PANGAN"

SEMINAR NASIONAL PETERNAKAN BERKELANJUTAN 4

PROSIDil~G

Page 7: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

68

PEMANFAATAN LIMBAH.-PETERNAKA.N SAP~ PERAH DAN SAPI POTONG SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF BIOGAS DIKABUPATENSUMEDANG Ellin Harlia, Eulis Tanti Martina, Achrnad Firman dan Anita Fitriani .

POTENSI REPRODUKSI SAf>l.JAWA DALAM UPAYA PELESTARIAN BANGSA SAPI LOKAL INDONESIA Ondho,Y.S., Sutopo, Enny Tantini dan C.M. Sri Lestari 61

PENGARlJH PERENDAMAN DALA.M BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus_sahdariffa Linn) TERHADAP pH, RASA DAN AROMA DAGING SAPI . Kusmajadi Suradi, Lilis Suryaningsih dan Rizka Zahrarianti 56

: ~. ;

PEMANFAATAN LIMBAH ISi RUMEN SEBAGAI STARTER KERING Elfi Rahayu, C. I. Sutrisno dan B. Sulistiyauto 50

PENGARUH SINKRONISASI ESTRUS TERHADAP PERSENT ASE . KEBUNTlNGAN SAPI BX di PERKEBIJNAN KE LAPA SA WIT BUKlT SENTANG, SUMA TERA UT ARA Umi Adiati 47

EFEK RASIO KELARUTAN DAN DOSIS KROMIUM ORGANIK HIDROLISAT LIMBAH PENY AMA KAN KULIT TEP.II AD AP STRES TRANSPORTASI PADA SAPI POTONG ..

U.Suryadi , U. Santosa, U. Hidayat dan Winugroho :............. 40

KARAKTERISTIK BAKSO DA GING SAPI BALI MELALUI PENAMBAHAN ASAP CAIR PADA OTOT PRA DAN PASCAR!GOR Effendi Abustarn, Muhammad Yusuf, Hikrr.ah M. Ali dan Farida Nur Yuliati 34

PERMASALAHAN PETANI DALAM MELAKUJ<..AN INTEGRASI JAGUNG DAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELA TAN: STUDI KASUS DI KEC. BONTONOMPO SELAT AN GOWA DAN KEC. MALLA WA MAROS SyahdarBaba, Bachrul Ibrahim.Anis Muktiani dan M. Yasin 27

PERAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG DALAM USAHA PEMBIBITAN INTF.NSIF SAPI POTONG DI SUBANG Broto Wibowo dan Sumanto 20

TINGKAT CEMARAN BAK.TERI E. CULi PADA DAGING SAPI SEPANJANG RANTAI DISTRIBUSI DAGING DI KO"fA PADANG SUMATERA BARAT Khasrad, Yetti Marlida dan Siti Rahimma 15

GANGGUAN REPRODUKSf PAiYA. 'tEtlNAK SAPI BALI YANG DIPELIHARA OLEH PETERNAK SKALA KECIL (A preliminary study) Muhammad Yusuf, Abd. Latief Toleng, Hasbi dan Siti Nurlaelah :.................... 9

PERMINTAAN DAN PENAWARAN Dr.GING SA.Pl DI INDONESIA lndri Januarti .

DAFTAR ISi

Seminar Nasional Petemakan Berkelanjutari4f "Lnovasi Agribisnis Peternakan Untuk Ketahanan Pangan"

ISBN : 978-602-95808-6-2

Page 8: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

9

Tujuan penelitiari ini untuk mengetahui tingkar kejadian gangguan reproduksi pada temak sapi Bali. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatar, Sebanyak 111 sapi Bali baik dara maupun induk pada tiga desa yang berbeda digunakan dalam penelitian ini. Pemeriksaan secara klinis baik dengan palpasi rektal maupun dengan vaginoscopy dilakukan untuk menentukan status reproduksi temak sapi, Palpasi rektal terhadap organ reproduksi dilakukan untuk menilai struktur ovarium dan kondisi uterus. Hasil penclitian ini menunjukkan bahwa dari l l l teraak sapi yang diperiksa, terdapat 36,9% bunting setelah diinseminasi atau dengan perkawinan secara aiami, dan lainnya (63,1 %) belum bunting dengan status reproduksi yang berbeda-beda, Dari 70 temak yang tidak bunting, I 3,5% bersiklus normal, dan rnasing-masing 0,9% temak sapi bersiklus normal narm.n diikuti dengan nimpomania and metritis. Sedangkan selebihnya ternak tersebut atau sebanyak 47,7% menunjukkan ovariurn yang tidak aktif. Tingkat kejadian ovarium tidak aktif pada temak sapi Bali setelah melahirkan dalam waktu 8.'.i hari dan setelah 85 hari, masing-masing 47,3% dan 72,7%. Oapat disimpulkan bahwa tingkat kejadian gangguan reproduksi pada temak sapi Bali sangat tinggi. Ovarium yang tidak aktif merupakan gangguan reproduksi utama dan mengakibatken tertundanya munculnya berahi yang pada akhimya menurunkan penarnpilnn reproduksi. Kata kunci: Sapi Bali, gangguan rcproduksi, ovariurn tidak aktif, penampilan reproduksi:

ABSTRAK

The objective of this study was to investigate the incidence of reproductive disorders in Bali cattle. The study was conducted in Bantaeng Regency; South Sulawesi Province. A total of l l l Bali cattle both heifers and cows from three different villages were examined in the present study. Clinical examination by palpation per rectum and vaginoscoj.y was conducted to determine the reproductive status. Trans-rectal palpation of the genitalia was performed to assess ovarian structures and uterine conditions. The results of this study showed that out of 111 animals, there was 36.9% became pregnant after repeated inseminations or with natural mating, and the others (63. l %) were not pregnant due to various statuses. Of the 70 animals that did not become pregnant, 13.5% were normally cyclic, and 0.9% each had normal cyclic ity, however they were suffering from nymphomania and rnetritis, respectively. The remaining 47.7% animals were suffering from inactive ovaries. The incidences of inactive ovaries within 85 days and beyond 85 days after calving were 47.3% ·and 72.7%, respectively. In conclusion, high incidence of reproductive disorders was found in Bali cattle. Inactive ovaries were the major reproductive disorders in Bali canle, and in tum. delayed the onset of estrus and subsequently reduced reproductive performance. Keywords: Bali cattle, reproductive disorders, inactive ovaries, reproductive performance.

ABSTRACT

l\.:'fuhammad Yusuf', Abd. LatiefToleng1, Hasbi2, Siti Nurlaelah'' 'Laboratoriurn Reproduksi Ternek, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin,

1Laboratoriuf1!...Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, 3 Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Petemakan, Universitas Hasanuddin, Kampus UNHAS Tarnalanrea KM 10 Makassar

90245 Email: ramadhanJL vu~uf(a.'vahoo.com

GANGGUAN REPRODUKSI PADA TERNAKSAPI BALI YANG DIPELIHARA OLEH PETf!:RNAK SKALA KECIL

(A preliminary study)

Seminar Nasional Peiernakan Berkelanjutan 4 "Inovasi Agribisnis Peternakan Untuk Ketahanan Pangan"

ISBN : 978-602-9j808-6-l

.. ,

Page 9: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

lO

Pemeriksaan Secara Klinis Perneriksaan secara klinis dilakukan pada masing-rnasing lokasi seperti pemeriksaan

kesehatan reproduksi secara umum, 1•emeriksaan kebuntingan, pemeriksaan gangguan reproduksi, dan pengukuran skor kondisi tubuh (body condition score=BCS; skala I - 9) (Moment dan Pruitt, 1998; Mathis dkk., 2002) pada Bu.1!111 September, 2012. Palpasi rektal terhadap organ reproduksi dilakukan untuk menilai struktur ovarium dan kondisi uterus. Ternak didiagnosa sedang bunting apabila diindikasikan terdapat perkcmbangan uterus. Sebaliknya, apabila tidak menunjukkan perkembangan uterus namun terdapat corpus luteurn (CL) atau folikel dominan (OF) pada ovarium dapat dipalpasi rnaka dinyatakan sebagai ternak yang bersiklus normal. Kista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa struktur ( folikel ovarium >JO mm dan/atau adanya CL) diindikasikan sebagai ovarium yang tidak aktif (Yusuf dkk., WI 0").

Ternak Sapi Bali dan Manajemen Pemeiiharaan/Reproduksi Penelitian ini dilaksanakan di tiga desa yang berbeda di Kabupaten Bantaeng Provinsi

Sulawesi Selatan. Sebanyak 111 ternak sapi Bali betina, baik sapi dara maupun induk yang berumur dua tahun keatas digunakan dalarn penelitian ini. Temak-temak tersebut dipelihara oleh petemak skala kecil dengan sisirirn perneliharaan dilepas pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari. Dalam pemeliharaan ternak sapi pada ketiga lokasi penelitian, belum dilakukan program sinkronisasi/induksi berahi, namun dernikian, temak yang menunjukkan gejala berahi diinseminasi dengan menggunakan semen pejantan yang sudah teruji oleh inseminator atau dengan perkawinan secara alami.

M1\.TER1 DAN METODE

Secara umum, potensi ternak sapi dapat melahirkan sekali dalam setahun apabila interval ar.tara melahirkan dan kembali bunting rata-rata 85 hari (Peters dan Ball, 1987). Narnun demikian, hal tersebut sulit untuk dicapai sebagai akibat dari adanya gangguan reproduksi (Roberts, 1986) dan manejemen reproduksi yang diterapkan (Caraviello dkk., 2006). Oleh karena itu, diperlukan inovasi dart upaya untuk memper baiki gangguan reproduksi pada ternak sapi melalui pengembangan IPTEKS reproduksi temak dalarn meningkatkan laju pertumbuhan populasi temak sapi. Melalui deteksi dini gangguan icproduksi pada temak sapi, maka permasalahan gangguan reproduksi yang dapal menghambat pertumbuhan populasi temak dapat diatasi.

Hasil penelitian awal kami menunjukkan bahwa tingkat reproduksi ternak sapi potong khususnya sapi Brahman masih sangar rendah. Salah satu penyebab rendahnya tingkat reproduksi tersebut adalah tingginya gangguan reproduksi yang mencapai 65% dari temak yang diperiksa (Yusuf, 2011 ). Sedangkan hasil penelitian karni yang lain pada ternak sapi perah juga mengindikasikan tingginya gangguan reproduksi dengan angka kawin berulang (repeat breeding) sebesar 63% dan interval antara rnelahirkan dan kembali bunting sebesar 203 hari (Yusuf dkk., 2012).

Panjangnya anestrus serelah melahirkan merupakan faktor utama yang membatasi efisiensi reproduksi khususnya Bos indicus dan Bos Taurus/Bos indicus di daerah tropis, karena mencegah pencapaian jarak kelahiran 12 bulan (Montiel dan Ahuja, 2005). Pada sapi Bali, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan belum «danya laporan penelitian tentang proporsi temak yang mengalami gangguan reproduksi dan pengaruhnya terhadap penampilan reproduksi. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kejadian gangguan reproduksi pada ternak sapi Bali.

PENDAHULUAN

Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 4 "lnovasi Agribisnis Peternakan Untuk Ketuh anan Pangan"

Page 10: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

Gambar 2. Paritas ternak sapi Bali yang digunakan dalam penelitian 1 I

P~rlta~

6 4 3

-·--------, I

35

30

~ ~s ·a "' .,..

lf') .... .. e s 15 .<: I ..

10 e I

••• ~

s I 0 ~ .. -···

o

Pada dasarnya, penampilan repro duksi ternak sapi sangat dekat keterkaitannya dengan cadangan energi tubuh. Skor kondisi tubuh merupakan ukuran yang dapat n.cmbantu dalam menilai cadangan energi ataupun perlemakan relatif dari ternak sapi. Pada temak sapi potong, pengukuran skor kondisi tubuh umumnya digunakan skala I sampai 9 dengan nilai l sangat kums dan nilai 9 sangat gemuk (Momont dan Pruitt, 1998; Mathis dkk., 2002). Dengan dernikian, nilai skor kondisi tubuh 4 sampai 5 dianggap sedang atau sudah berlemak.

Pada penelitian ini, dari 111 ternak sapi Bali yang digunakan, terdapat sekitar 82% mempunyai skor kondisi tubuh =4 dan selebihnya sekitar 18% mempunyai skor kondisi tubuh =3 (Gambar I). lni berarti bahwa sebagian bcsar temak sapi yang dipelihara oleh peternak dengan skala kecil mempunyai kondisi tubuh yang baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh angka kepemilikan dengan skala kecil sudah cukup bagi petemak untuk memaksimalkan perneliharaannya. ,.- ...... ------ ·------- ..

Skor K;,ndisl Tubuh (Sl<afa 1- 9)

Gambar 1. Skor kondisi tubuh temak sapi Bali (skala I - 9).

6 5 4

. - ... ~· ... ··-~· ··-,·- ~----r---· -r·----<' ------a-s1- Air' --- ··- ....

60

g ~.o ·o. .I() " "" ~ 3(1 c ~ s: 20 "' e ~ l(J

: . 0 -t-::' •..

Skor Kondisi Tubuh dan Paritas Ternak :lapi Bali Pada penelitian ini, skor kondisi t.ibuh temak sapi Bali dau paritas disajikan pada Gambar

I dan 2.

HAStL DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Data hasil penelitian disajikan tlalam bentuk persentase dan rata-rata dihitung dengan

menggunakan program Microsoft Excel for Windows. Persentase ternak sapi yang bunting, bersiklus normal, dan ovarium yang tidak aktif dihitung berdasarkan jurnlah ternak sapi yang bunting, bersiklus normal, dan ovarium yang tidak aktif dibagi dengan jurnlah temak sapi keseluruhan dikalikan dengan I 00.

Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 4 "Inovasi Agribisnis Peternakan Untuk Ketahanan Pangan ..

ISBN : 978-602-95808-6-2

..... -

I L_

Page 11: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

12

Berdasarkan hasil pemeriksaan secara klinis pada temak sapi Bali, diperoleh hasil seperti disajikan pada Tabel l. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa dalam populasi ternak sapi Bali pada saat pemeriksaan dilakukan diperoleh sekitar 37% ternak yang bunting dan selebihnya sekitar 63% tidak bunting dengan berbagai s-atus reproduksi. Terdapat sekitar 15 ekor (14%) ternak sapi telah melahirkan dalam waktu 50 hari sebelum pelaksanaan kegiatan penelitian ini. Dari 70 temak yang tidak bunting, 13,5% bersiklus normal, dan masing-rnasing 0,9% temak sapi bersikJus normal namun diikuti dengan nimpomania and metritis. Sedangkan selebihnya temak tersebut atau sebanyak 47.7% mcnunjukkan ovarium yang tidak aktif (Gambar 3)_ Tingkat kejadian ovarium tidak aktif pada ternak sapi Bali setelah melahirkan dalam waktu 85 hari dan setelah 85 hari, masing-masing47,3% dan 72,7% (Gambar4).

Umumnya, tujuan pernelihuraan temak sapi khususnya sapi potong adalah unt.uk mcndapatkan anak sapi sekali dalam setahun, Oleh l<arena itu, setelah periode kebuntingan sekitar 280 hari, maka ternak sapi harus kcmbali bunting pada sekitar 80 - 85 hari setelah melahirkan (Yavas dan Waltun, 2000) schingga jarak antara mclahirkan dapat dipertahankan sekitar 365 hari (Crowe, 2003). Namun demikian, tcnlapat periode anestrus setclah melahirkan pada temak sapi (Roche dkk., 1992) yang bisa bergeser apakah normal atau lebih panjang. Mwaanga dkk., (2003) menyatakan bahwa salah satu ganggu::m klinis ternak sapi potong adalah disfungsi ovarium yang dapat mengakibatkan kerugian ekonornis terhadap produser melalui penunman kelahiran. Oleh karcna itu, untuk mencapai penampilan reproduksi yang baik pada temak sapi Bali diperlukan pcngcnalan sedini mungkin terhadar, anestrus sehingga penurunan panjangnnya periode anestrus dapat dilakukan.

52 l

l 00,()

36,9

63, l

13,5 0,9

0,9

46,8 0,9

Ternak yang diperiksa

Ternak bunting

Temak tidak bunting

Bersiklus normal

Bersiklus normal + nimpomania

Bersiklus normal + metritis

Ovarium tidak aktif Ovarium tidak aktif + metritis

Persentase --- .lumlah Ternak 111

41

70

15

Variabel --------- ---

Gangguan R'eproduksi pada Ternak Soot Bali Hasil pemeriksaan secara klinis pada ternak sapi Bali yang digunakan dalam penelitian ini

disajikan pada Tabcl I. Tabel I. Hasil pemeriksaan sec;-ira klinis tem_a_k_s_a.._p_i _B_a_li _

Pada Gamber 2 dapat dilihat bahwa paritas ternak sapi Bali yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi dari I sampai 6 serta sebahagian rnasih dara yang telah berumur 2 tahunan. Paritas umumnya mernpunyai pengaruh terhadap penampilan reproduksi. Hasil penelitian Yusuf dkk., (2011) pada sapi perah menunj ukkan bahwa paritas mernpunyai pengaruh yang nyata icrhadap penampilan reproduksi. Tcruak sapi deugan paritas yang lebih tinggi, perkawinan pertama setelah melahirkan juga lebih panjang. Narnun demikian, belum terdapatnya data yang akurat terhadap pengaruh paritas terhadap penarnpilan reproduksi ternak sapi Bali.

Seminar Nasional Petemakan Berkelanjutan 4 "Inovasi Agribisnis Peternakan Untuk Ketahanan Pangan"

ISBN : 97&-602-95808-(--2

I

Page 12: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

13

Penelitian ini dibiayai oleh Universitas Hasanuddin melalui Lembaga Penelitian dan Pngabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin (LP2M-UNHAS}. Segenap penulis juga rnengahaturkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng, khususnya Sub-Dinas Petemakan beserta staf yang telah membantn dan rnemfasilitasi pelaksanaan penelitian. Kepada petani-peternak atas kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian ini, diucapkan banyak terima kasih. ·

UCAPAN TERIMA KASH-I

Berdasarkan hasil penelitian dan pernbahasan, dapat disimpulkan bahwa tingkat kejadian gangguan reproduksi psda temak sapi Bali sangat tinggi, Ovarium yang tidak aktif merupakan gangguan reproduksi utama dan mengakibatkan tertundanya munculnya berahi yang pada akhimya menurunkan penampilan reproduksi.

KESIMPULAN

Gamlrnr 4. Proporsi tcrnak sapi Bali yang tidak bunting setelah melahirkan.

Jumlah hari setelah melahirkan

>210 86-115 116-150 150-210 41-85

I i·

-····--------- ----------

S40

--·--··--· .... 35

'* 30

'a 25 ro "' ..x 20 "' c: ...

15 IV .... s: ro 10 E

::J 5

0

Gambar 3. Status ovarium tcrnak sapi Bali yang tidak bunting.

Status ovariurn

Tid,1k aktif Aktif

-,- ----- ··------·----('

··- ·-- ·-··-·------------

Seminar Nasional Petemakan Berkelanjutan 4 "Inovasi Agribisnis Peternakan Untuk Ketahanan Pangan"

----· ·····-· --------

' ~ so ·.a. "' .,., -"' GO "' s "' an ,_ s: r.i

E 20 ::J ~

0 ~ ,·

lOQ

,-- ··-·--·-- .

I

ISBN : 978-602-95808-6-2

Page 13: (DUA)PEERREVIEW - .. --······- ··-1(ARYA ILMIAH: PROSIDINGKista ovarium didefinisikan sebagai satu atau lebih struktur sepeni folikel dengan diameter >25 mm. Ovariurn tanpa

14

Caraviello DZ, Weigel KA, Fricke PM, Wiltbank MC, Florent MJ, Cook NB, Nordlund KV, Zwald NR, Rawson CI .. 2006. Survey of management practices on reproductive performance of dairy cattie on large US commercial farms. j Dairy Sci 89: 4723-4 735.

Crowe, MA. '2008. Resumption of ovarian cyclicity in post-partum beef and dairy cows. Reprod. Dom. Anirn. 43: 20 - 28.

Mathis CP, S.~wyer JE, Parker R. 2002. Managing and Feeding Beef Cows Using Body Condition Scores. Cooperative Extension Service. College of Agriculture and Home Economics, · New Mexico State University. Las Cruces, New Mexico.

Momont PA, Pruitt RJ. 1998. Condition Scoring of Beef Cattle. Cow-Calf Management Guide and Cattle Producers' Library. CL- 720.

Montiel F, Ahuja C. 2005. Body condition and suckling as factors influencing the duration of postpartum anestrus in cattle: a review. Anirn. Reprod. Sci 85: I - 26.

Mwaanga ES, Zduuczyk S, Janowski T, Kotowski K. 2003. Diagnosis and treatment of ovarian afunction disorder with a norgestomet ear-implant (Crestar) in dairy cows. Bull. Vet. Inst. Pulawy47: 171 - 175.

P~ers A.R. and P.J.H. Ball. 1987. Reproduction in Cattle.Butterworths. London. Roberts SJ. 1986. Veterinary Obstetrics and Genital Diseases (Theriogenology). Woodstock,

Venncnt 05091. Roche JF, Crowe MA, Boland MP. IS92. Postpartum anoestrus in dairy and beef cows. Anim.

Reprod. Sci. 28: 371 - 378. Yavas Y, Walton JS. 2000. Postpartum acyclicity in suckled beef cows: a review. Theriogenology

54: 25 - 55. . Yusuf M. 2011. Reproductive disorders tn Brahman cross in south-eastern pert of South Sulawesi

Province. Proceeding of the International Seminar and 2"d congress of SEA VSA. Surabaya 21-22 June 2011. Abstract pp. I 05.

Yusuf M, Nakao T, Ranasinghe RMSBIC; Gautam G, Long ST, Yoshida C, Koike K, Hayashi A. 20 I 0. Reproductive performance of repeat breeders in dairy herds. Theriogenology 73: 1220-1229.

Yusuf M, Nakao T, Yoshida C, Long ST, Gautam G, Ranasinghe RMSBK, Koike K, Hayashi A. 2011. Days in milk at first Al in Dairy cows; Its effect on subsequent reproductive performance and some factors influencing it. Journal Reproduction and Development 57:653-659.

Yusuf M. Rahim L, Asja MA. Wahyudi A. 2012. The incidence of repeat breeding in dairy cows under tropical condition. Media Peternakan Vol 35 No I :28-31.

DAFTAR PUSTAKA

Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 4 "Inovasi Agribisnis Peternakan U11111k Ketahanan Pangan"

ISBN : 978-602-95808-6-2

ZZ:G#S W 4) ,; . )_ £ -