dk tb teluk naga

Upload: dionpolatu

Post on 22-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    1/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 1

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

    dan biasanya mempengaruhi paru-paru.1 Indonesia tercatat sebagai negara peringkat keempat

    dengan penyakit TB di dunia.3

    Berdasarkan data Puskesmas Kecamatan Teluk Naga didapatkan peningkatan jumlah

    pasien TB paru baru sebanyak 100% yaitu dari 3 pasien pada periode Januari Maret 2014

    menjadi 6 pasien pada JanuariMaret 2015.

    Dari hasil analisis situasi dengan paradigma BLUM, penentuan prioritas masalah

    dengan cara Delbecq, serta diagram Fishbone untuk menentukan masalah penyebab, maka

    didapatkan alternatif pemecahan masalah dengan melakukan intervensi perilaku hidup warga

    RT 01/ RW 02, Kampung Melayu Timur. Dalam jangka pendek akan dinilai peningkatan

    pengetahuan warga RT 01/ RW 02 dan PMO dengan tujuan jangka menengah (1 tahun)

    meningkatnya angka pasien dengan gejala TB yang melakukan pemeriksaan dan ketepatan

    berobat serta jadwal berkunjung pasien TB dan diharapkan dalam 5 tahun (tujuan jangka

    panjang) dapat menurunkan insiden TB di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Teluk Naga.

    Desain yang digunakan adalah pre-experimental, lokasi di RT 01/ RW 02 dengan jumlah

    sampel 31 warga yang ditentukan dengan teknik simple random sampling, data dikumpulkan

    dengan survey dan wawancara, kemudian data diolah dengan cara manual untuk mencari

    peningkatan pengetahuan warga tentang TB.

    Hasil intervensi peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai tuberkulosis sebanyak

    74.19%. Peningkatan pengetahuan PMO sebanyak 66.67%. Angka kunjungan balik pasien TB

    dan PMO yang mendapatkan Kalender Menelan Obat sebanyak 100%.

    Dapat disimpulkan bahwa letak masalah penyebab terjadinya peningkatan angka

    insiden TB di RT 01/ RW 02, Kelurahan Kampung Melayu Timur ini adalah pada perilaku

    individu dan masyarakatnya.

    Saran kami adalah agar proram ini dilanjutkan, yaitu dengan digunakannya Kalender

    Menelan Obat dan melakukan penyuluhan secara rutin di wilayah kerja Puskesmas Teluk Naga.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    2/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 2

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

    dan biasanya mempengaruhi paru-paru, walaupun organ lain juga mungkin terlibat pada satu

    dari 3 kasus. Jika diobati secara adekuat, TB yang disebabkan oleh strainyang belum resisten

    terhadap pengobatan dapat sembuh pada semua kasus. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat

    mengakibatkan kematian dalam waktu 5 tahun pada 50-65% kasus. Transmisi biasanya melaluipenyebaran melalui droplet di udara yang diproduksi oleh pasien dengan infeksi TB pulmoner.1

    Data epidemiologi dunia menunjukkan bahwa pada tahun 2013, 9 juta orang di dunia

    menderita penyakit TB dan sekitar 1,5 juta orang meninggal karena TB di seluruh dunia.2

    Indonesia tercatat sebagai negara peringkat keempat dengan penyakit TB tertinggi di dunia

    setelah India, Cina, dan Afrika Selatan. Di Asia, khususnya Asia Tenggara, TB masih menjadi

    salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian oleh World Health Organization (WHO).

    Asia Tenggara bertanggung jawab terhadap 39% kasus dari insidensi TB dunia. Pada tahun

    2012, diperkirakan prevalensi dan insidensi dari semua bentuk TB adalah 297 dan 185 per

    100.000 populasi di Indonesia.3 Berdasarkan Riskesdas tahun 2013, provinsi Banten sebanyak

    0,4% dan merupakan salah satu dari lima provinsi dengan TB paru tertinggi. Pada wilayah

    kerja Puskesmas Teluk Naga, Kelurahan Kampung Melayu Timur memiliki angka penyakit TB

    paling tinggi dibanding 7 kelurahan lainnya, yakni 19 pasien dari data tahun Januari 2015

    sampai dengan Maret 2015.4

    Alasan penulis memilih judul Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi

    dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis dengan Peningkatan Pengetahuan

    Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan adalah berdasarkan pada wilayah kerja

    Puskesmas Teluk Naga, kelurahan Kampung Melayu Timur memiliki angka penyakit TB

    sebanyak 19 pasien, dan RW 02 mewakili total 6 pasien dari 19 pasien dan merupakan RW

    dengan jumlah pasien terbanyak dibanding RW lainnya. Pada RT 01/RW 02 memiliki jumlah

    pasien sebanyak 4 dari 6 pasien dari RW 02. Selain itu pada RW 02, Kelurahan Kampung

    Melayu Timur dalam satu periode yang sama yaitu Januari Maret 2014 dibandingkan dengan

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    3/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 3

    Januari Maret 2015 terdapat peningkatan jumlah pasien TB paru baru sebanyak 100% yaitu

    dari 3 pasien pada periode JanuariMaret 2014 menjadi 6 pasien pada JanuariMaret 2015.

    1.2 Tujuan

    1.2.1.Tujuan umum :

    Diturunkannya insidens tuberkulosis di kelurahan Kampung Melayu Timur, Kecamatan

    Teluk Naga.

    .

    1.2.2.Tujuan Khusus1.

    Diketahuinya masalah utama di kelurahan Kampung Melayu Timur, Kecamatan

    Teluk Naga.

    2. Diketahuinya masalahmasalah penyebab yang menyebabkan tingginya angka

    insiden tuberkulosis di kelurahan Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk

    Naga.

    3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat

    dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam

    menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.

    4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    4/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 4

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi tuberkulosis

    Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium

    tuberculosis.2 Bakteri tersebut biasanya menyerang paru, namun bakteri tersebut juga dapat

    menyerang bagian tubuh yang lain seperti ginjal, otak dan tulang belakang. Jika tidak diobati

    dengan baik, penyakit ini dapat berakibat fatal.2

    2.1.1 Definisi Kasus Tuberkulosis

    Kecurigaan TB merupakan keadaan seseorang dengan gejala TB. 5 Gejala umum TB

    adalah batuk produktif yang terus berlanjut selama lebih dari dua minggu dengan disertai gejala

    pernapasan seperti sesak napas, nyeri dada, batuk darah, dan atau disertai gejala tambahan

    lainnya seperti keringat malam hari, mudah lelah, penurunan berat badan, dan penurunan nafsu

    makan.5

    Kasus TB definitif adalah kasus TB dengan konfirmasi bakteriologis dimana dengan

    salah satu dari spesimen biologis positif dengan pemeriksaan apusan dahak dan biakan.5

    Kasus TB diagnosis klinis adalah kasus TB yang dikonfirmasi oleh klinisi berdasarkan

    foto toraks abnormal, kasus ekstra paru dan histologi yang menunjukkan gambaran patologi

    TB, dimana tidak memenuhi kriteria konfirmasi bakteriologis.5Apabila kemudian didapatkan

    hasil bakteriologis positif harus diklasifikasikan kembali sebagai kasus TB dengan konfirmasi

    bakteriologis.5

    2.2 Klasifikasi tuberkulosis

    Diagnosis TB dengan konfirmasi bakteriologis atau klinis dapat diklasifikasikan

    berdasarkan5:

    -Lokasi anatomi penyakit

    -Riwayat pengobatan sebelumnya

    -Hasil bakteriologis dan uji resistensi OAT

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    5/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 5

    2.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Anatomi:

    Klasifikasi TB berdasarkan lokasi anatomi adalah5

    :

    -TB Paru adalah kasus TB yang melibatkan parenkim paru atau trakeobronkial.

    -TB ekstraparu adalah kasus TB dimana melibatkan organ di luar parenkim paru seperti

    pleura, kelenjar getah bening, abdomen, kulit, sendi dan tulang, selaput otak dan saluran

    genitourinaria. Kasus ini dapat ditegakkan dengan cara histologis atau klinis setelah

    dikonfirmasi dengan bakteriologis dengan upaya maksimal.

    2.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Riwayat PengobatanKlasifikasi TB berdasarkan riwayat pengobatan adalah5:

    -Kasus baru adalah pasien yang belum pernah menerima OAT sebelumnya atau riwayat

    menerima OAT < 1 bulan.

    -Kasus dengan riwayat pengobatan sebelumnya adalah pasien yang pernah OAT 1

    bulan atau lebih. Kasus ini diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan terakhir yakni5:

    -Kasus kambuh adalah pasien yang sebelumnya pernah mendapatkan OAT dan

    dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap pada akhir pengobatan, dan saat ini didiagnosis

    sebagai TB rekuren.

    -Kasus pengobatan setelah gagaladalah pasien yang sebelumnya pernah mendapatkan

    OAT dan dinyatakan gagal pada akhir pengobatan.

    -Kasus setelah putus obatadalah pasien yang pernah menngkonsumsi OAT 1 bulan atau

    lebih kemudian tidak meneruskannya selama lebih dari 2 bulan berturut-turut atau dinyatakan

    tidak terlacak pada akhir pengobatan.

    -Kasus dengan riwayat pengobatan lainnya adalah pasien yang sebelumnya pernah

    mendapatkan OAT dan hasil akhir pengobatan tidak diketahui.

    -Pasien yang tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnyaadalah pasien yang tidak

    termasuk dalam kategori-kategori di atas.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    6/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 6

    2.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Bakteriologis Dan Uji Resistensi Obat

    Semua pasien yang dicurigai terinfeksi TB harus dilakukan pemeriksaan bakteriologis

    untuk mengkonfirmasi penyakit TB. Pemeriksaan bakteriologis merujuk pada pemeriksaan

    apusan dahak atau spesimen atau identifikasiM. tuberculosisberdasarkan biakan.5

    Pada wilayah dengan laboratorium jaminan mutu eksternal, kasus TB paru dikatakan

    apusan dahak positif berdasarkan terdapatnya paling sedikit hasil pemeriksaan apusan dahak

    BTA positif pada satu spesimen pada saat mulai pengobatan.5Pada daerah yang tidak memiliki

    pemeriksaan laboratorium dengan jaminan mutu eksternal maka definisi kasus TB apusan

    dahak positif bila paling sedikit terdapat dua spesimen pada pemeriksaan apusan dahak adalahBTA positif.5

    Kasus TB paru apusan negatif adalah5:

    1. Hasil pemeriksaan apusan dahak BTA negatif tetapi biakan positif untukM. tuberculosis

    2. Memenuhi kriteria diagnostik:

    2.3 Cara penularan

    TB menyebar lewat udara dari satu orang ke orang yang lain. 5Apabila seseorang yang

    menderita TB bersin, berbicara, ataupun bernyanyi bakteri tersebut dapat keluar dan beredar di

    udara, kemudian orang-orang yang berada di sekitar penderita dapat terinfeksi bakteri tersebut

    apabila terhirup.5TB tidak menular lewat sentuhan, berbagi makanan atau minuman, ataupun

    menggunakan sikat gigi yang sama.2

    Pemukiman di wilayah perkotaan atau lingkungan hidup yang padat dapat

    mempermudah proses penularan sehingga meningkatkan jumlah kasus TB.2Proses terjadinya

    infeksi oleh M. Tuberkulosis biasanya secara inhalasi, sehingga TB paru merupakan

    manifestasi klinis yang paling sering dibanding dengan organ lainnya.2Penularan penyakit ini

    sebagian besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang didapat

    dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atu berdahak yang mengandung basil tahan asam

    (BTA).2 Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat

    tahan bertahun-tahun dalam lemari es.2 Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat

    dormant.2 Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan penyakit

    tuberkulosis menjadi aktif lagi.2Kuman ini hidup di jaringan yang tinggi kandungan oksigen

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    7/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 7

    (aerob).2 Bagian apikal paru merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis dimana

    kandungan oksigen pada bagian tersebut lebih tinggi dibandingkan dari yang lain.6

    2.3.1 Orang Yang Berisiko Tinggi Terpapar Infeksi

    Orang yang berisiko tinggi terpapar infeksi adalah petugas kesehatan; orang yang dekat

    atau setiap hari kontak langsung dengan penderita; pengguna narkoba dan peminum alkohol

    yang berlebihan; orang yang tinggal di daerah dengan prevalensi penderita penyakit TB yang

    tinggi; anak-anak, balita dan orang tua.7

    2.3.2 Orang Yang Berisiko Tinggi Terkena Penyakit TB

    Orang yang berisiko tinggi terkena penyakit TB adalah orang dengan HIV; orang yang

    terinfeksi TB dalam waktu 2 tahun terakhir, terutama anak dan balita; pengguna narkoba dan

    peminum alkohol yang berlebihan; orang yang tidak diobati dengan baik ketika terinfeksi TB;

    orang dengan penyakit yang berat seperti diabetes; malnutrisi; radioterapi.

    2.4 Patogenesis

    2.4.1 Tuberkulosis Primer

    Penularan tuberkulosis paru terjadi diakibatkan kuman dibatukkan atau dibersinkan

    keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar.6 Partikel infeksi tersebut dapat menetap

    dalam udara bebas selama 1-2 jam, bergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi

    yang buruk dan kelembaban.6 Pada suasana yang lembab dan gelap kuman dapat bertahan

    berhari-hari sampai berbulan-bulan.6Partikel tersebut akan menempel pada saluran pernapasan

    atau jaringan paru apabila terhirup atau terhisap oleh orang sehat.6 Partikel dapat masuk ke

    alveolar bila ukuran partikel

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    8/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 8

    ghon.5Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru.5Bila menjalar sampai ke

    pleura makan akan terjadi efusi pleura. Kuman juga dapat masuk ke melalui saluran

    gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri

    masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, dan tulang. 5Bila

    kuman masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB

    milier.5

    Dari sarang primer atau fokus ghon akan timbul peradangan saluran getah bening

    menuju hilus (limfangitis lokal) diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus (limfadenitis

    regional), kemudian keadaan tersebut disebut kompleks primer (Ranke).5Kompleks primer ini

    selanjutnya dapat menjadi5:

    sembuh sempurna

    sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,

    kalsifikasi di hilus. Keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang luasnya

    >5mm dan 10% di antaranya dapat terjadi reaktivitas lagi karena kuman yang

    dormant

    komplikasi dan menyebar secara :

    a.) perkontinuitatum, yakni menyebar ke sekitarnya

    b.) secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru di sebelahnya

    c.) secara limfogen, ke organ tubuh lainnya

    d.) secara hematogen, ke organ tubuh lainnya

    2.4.2 Tuberkulosis Pasca Primer (Tuberkulosis Sekunder)

    Tuberkulosis sekunder terjadi pada orang dengan imunitas yang rendah seperti

    malnutrisi, alkohol, penyakit maligna, diabetes, AIDS, dan gagal ginjal.5 Tuberkulosis ini

    dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru (bagian apikal-posterior lobus

    superior atau inferior).5 Invasinya adalah ke daerah parenkim paru dan tidak ke nodus hilus

    paru.5Sarang dini ini awalnya berbentuk sarang pneumonia kecil.5Dalam 3-10 minggu sarang

    ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histiosit dan sel datia-

    langhans yang dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.5

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    9/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 9

    TB pasca primer juga dapat berasal dari infeksi eksogen dari usia muda menjadi usia

    lanjut (elderly tuberculosis), tergantung dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas pasien.5

    Sarang ini dapat menjadi5:

    a.)

    direabsorbsi kembali dan sembuh sempurna

    b.) sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera sembuh dengan serbukan

    jaringan fibrosis. Ada yang membungkus diri menjadi keras dan menimbulkan perkapuran.

    Sarang dini yang meluas sebagai granuloma berkembang lalu menghancurkan jaringan ikat di

    sekitarnya kemudian bagian tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk

    jaringan keju. Bila jaringan ini dibatukkan keluar akan terjadi kavitas. Kavitas ini mula-mulaberdinding tipis dan lama-kelamaan dindingnya akan menebal karena infiltrasi jaringan

    fibroblas dalam jumlah besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik (kronik). Terjadinya

    perkejuan dan kavitas adalah karena hidrolisis protein lipid dan asam nukleat oleh enzim yang

    diproduksi oleh makrofag, dan proses inflamasi dari sitokin. Bentuk perkejuan lain yang jarang

    adalah cryptic disseminateTB yang terjadi pada imuodefisiensi dan usia lanjut.

    Kavitas dapat meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumonia baru.5 Bila isi

    kavitas ini masuk dalam peredaran darah arteri, maka akan terjadi TB milier.5Tertelan masuk

    ke lambung akan menjadi TB usus.5 Bisa terjadi TB endobronkial dan TB endotrakeal atau

    empiema bila ruptur ke pleura.5 Kavitas ini juga dapat membungkus diri sehingga menjadi

    tuberkuloma.5 Tuberkuloma ini dapat mengapur dan menyembuh atau dapat aktif kembali

    menjadi cair dan menjadi kavitas lagi.5Komplikasi kronik dari kavitas adalah kolonisasi oleh

    fungus seperti Aspergillus dan kemudian menjadi mycetoma.5 Kavitas juga dapat sembuh

    disebut open healed cavitydan juga dapat berakhir sebagai kavitas yang terbungkus, menciut

    dan berbentuk seperti bintang disebutstellate shape.5

    2.5 Diagnosis tuberkulosis

    Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan gambaran histologi TB, bukti klinis TB dan

    terdapatnya paling sedikit satu spesimen konfirmasiM. Tuberculosis.5Pemeriksaan sputum

    atau dahak secara mikroskopis dinyatakan positif apabila sedikitnya terdapat 2 dari 3 spesimen

    SPS BTA hasilnya positif.5Apabila hanya 1 spesimen yang positif maka perlu dilanjutkan

    dengan rontgen dada atau pemeriksaan SPS diulang.5

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    10/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 10

    Gambar 1. Algoritme diagnosis TB paru pada dewasa5

    2.6 Gejala klinis

    Gambaran klinis pada TB sebagai berikut(6,8):

    -Batuk/ Batuk darah: batuk yang terjadi secara terus-menerus selama 3 minggu atau

    lebih, batuk darah atau pernah batuk darah. Batuk terjadi karena iritasi pada bronkus dan

    diperlukan untuk membuang produk radang keluar. Batuk dimulai dari jenis batuk kering (non-

    produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum).

    Keadaan lanjutan adalah batuk darah oleh karena pecahnya pembuluh darah. Batuk darah pada

    tuberkulosis biasanya terjadi oleh karena adanya kavitas atau ulkus dinding bronkus.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    11/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 11

    -Sesak napas: Sesak napas timbul pada keadaan lanjut dimana infiltrasinya sudah

    meliputi setengah bagian paru.

    -Nyeri dada: Nyeri dada timbul apabila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura

    sehingga menimbulkan pleuritis. Keadaan dimana terjadi pergesekan dari kedua pleura sewaktu

    pasien menarik/membuang napas.

    -Malaise: Gejala ini sering ditemukan berupa tidak ada nafsu makan, berat badan

    menurun dalam 3 bulan berturut-turut, sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan berkeringat malam

    hari walaupun tanpa kegiatan.

    -Demam: Demam yang terjadi biasanya subfebril menyerupai demam influenza, namunkadang-kadang demam dapat mencapai 40-41C. Demam ini sifatnya timbulnya hilang timbul

    dan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien serta berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis

    yang masuk.

    -Pembesaran kelenjar getah bening superfisial yang tidak sakit dan paling sering di

    daerah leher, ketiak dan lipatan paha.

    2.7 Pemeriksaan

    2.7.1 Pemeriksaan Fisis

    Pada pemeriksaan umum ditemukan konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena

    anemia, suhu demam (subfebris), badan kurus atau berat badan menurun.6Tempat kelainan lesi

    TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks (puncak) paru.6 Bila dicurigai adanya

    infiltrat yang agak luas, maka didapatkan perkusi yang redup, auskultasi suara napas bronkial,

    akan didapatkan suara napas tambahan berupa rhonki basah, kasar dan nyaring. 6 Apabila

    infiltrat ini diliputi pelebaran oleh penebalan pleura, suara napasnya menjadi vesikular lemah.6

    Apabila terdapat kavitaas yang besar, perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan

    auskultasi memberikan suara amforik.6

    Pada tuberkulosis paru yang lanjut dengan fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi

    dan reaksi otot-otot interkostal.6 Bagian paru yang sakit jadi menciut dan menarik isi

    mediastinum atau paru lainnya. Paru yang sehat menjadi lebih hiperinflasi.6 Bila jaringan

    fibrotik amat luas yakni lebih dari setengah jumlah jaringan paru, akan terjadi pengecilan

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    12/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 12

    daerah aliran darah paru dan selanjutnya meningkatkan tekanan arteri pulmonalis (hipertensi

    pulmonal) diikuti terjadinya kor pulmonal dan gagal jantung kanan.6

    Bila tuberkulosis mengenai pleura, sering terbentuk efusi pleura.6 Paru yang sakit

    terlihat agak tertinggal dalam pernapasan.6 Perkusi memberikan suara pekak.6 Auskultasi

    memberikan suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama sekali.6

    2.7.2 Pemeriksaan Radiologis

    Pada awal penyakit saat lesi masih merupakan sarang-sarang pneumonia, gambaran

    radiologis berupa bercak-bercak seperti awan dan dengan batas-batas yang tidak tegas.

    6

    Bilalesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa bulatan dengan batas tegas.6

    Lesi ini dikenal sebagai tuberkuloma.6

    Pada kavitas bayangannya berupa cincin yang mula-mula berdinding tipis, kemudian

    lama-kelamaan dindingnya menjadi sklerotik dan terlihat menebal.6 Apabila terjadi fibrosis

    terlihat bayangan yang bergaris-garis.6 Pada kalsifikasi bayangannya tampak sebagai bercak-

    bercak padat dengan densitas tinggi.6Pada atelektasis terlihat seperti fibrosis yang luas disertai

    dengan penciutan yang dapat terjadi pada sebagian, satu lobus atupun pada satu bagian paru.6

    2.7.3 Pemeriksaaan Laboratorium

    2.7.3.1 Sputum

    Pemeriksaan sputum penting dilakukan karena dengan ditemukannya kuman BTA,

    diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan dan dapat memberi evaluasi terhadap pengobatan

    yang sudah diberikan.6

    Pasien dianjurkan untuk minum air 2 liter dan diajarkan melakukan refleks batuk.6

    Dapat juga diberikan tambahan obat-obat mukolitik ekspektoran atau dengan inhalasi larutan

    hipertonik selama 20-30 menit.6 Apabila masih sulit, sputum dapat diperoleh dengan cara

    bronkoskopi diambil dengan brushing atau bronchial washing atau BAL (broncho alveolar

    large).6 BTA dari sputum biasa juga didapat dengan cara bilasan lambung. Hal ini sering

    dikerjakan pada anak-anak karena mereka sulit mengeluarkan dahaknya.6 Sputum yang

    diperiksa haruslah segar.6 Kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya

    ditemukan 3 batang kuman BTA pada suatu sediaan.6 Dengan kata lain diperlukan 5.000

    kuman dalam 1 mL sputum.

    6

    Cara pemeriksaan sputum yang dilakukan adalah

    6

    :

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    13/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 13

    -Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskopik biasa

    -Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop fluoresens (pewarnaan khusus)

    -Pemeriksaan dengan biakan (kultur)

    -Pemeriksaan terhadap resistensi obat

    Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu penanaman sputum dalam

    medium biakan, koloni kuman tuberkulosis mulai tampak.6Bila setelah 8 minggu penanaman

    koloni juga tidak tampak, biakan disebut negatif.6Medium biakan yang sering dipakai yaitu

    Lowenstein Jensen, Kudoh atau Ogawa.6

    2.7.3.2 Tes Tuberkulin

    Pemeriksaan ini banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis

    terutama pada anak-anak (balita).6Biasanya dipakai tes Mantouxyakni dengan menyuntikkan

    0,1 cc tuberkulin P.P.D (purified protein derivative) intrakutan 5 T.U. (intermediate strength).6

    Bila ditakutkan reaksi hebat deng 5 T.U dapat diberikan dulu 1 atau 2 T.U. (first strength).6

    Kadang-kadang bila dengan 5 T.U. masih memberikan hasil negatif dapat diulangi dengan 250

    T.U. (second strength).6 Bila dengan 250 T.U. masih memberikan hasil negatif, berarti

    tuberkulosis dapat disingkirkan.6 Umumnya tes Mantouks dengan 5 T.U. saja sudah cukup

    berarti.6

    Setelah 48-72 jam tuberkulin disuntikkan, akan timbul reaksi berupa indurasi

    kemerahan yang terdiri dari infiltrat dan antigen tuberkulin.6Hasil tesMantoux dibagi dalam6:

    1.) Indurasi 0-5 mm (diameternya) : Mantoux negatif = golongan no sensitivity

    2.) Indurasi 6-9 mm : hasil meragukan = golongan low grade sensitivity

    3.) Indurasi 10-15 mm : Mantoux positif kuat = golongan hipersensitvity

    Hampir seluruh pasien tuberkulosis memberikan reaksi positif pada tes Mantoux (99,8%).6

    2.8 Pengobatan Tuberkulosis

    Pengobatan penyakit TB bertujuan untuk menyembuhkan dan mempertahankan kualitas

    hidup serta produktivitas pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, mengurangi

    penularan dan mencegah perkembangan penyakti serta resistensi obat.5

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    14/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 14

    2.8.1 Obat Anti Tuberkulosis (OAT)

    WHO telah merekomendasikan obat dengan kombinasi dosis tetap (KDT) untuk

    mengurangi risiko terjadinya TB resisten obat akibat monoterapi. Dosis harian KDT di

    Indonesia distandarisasi menjadi empat kelompok berat badan 30-37 kg BB, 38-54 kg BB, 55-

    70 kg BB dan lebih dari 70 kg BB.5

    Tabel 1. Dosis rekomendasi OAT lini pertama untuk dewasa5

    Fase inisial terdiri atas isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol.5Fase lanjutan

    terdiri atas isoniazid dan rifampisin yang diberikan selama 4 bulan.5Dosis obat anti TB yang

    digunakan harus sesuai dengan rekomendasi internasional.5 Kombinasi dosis tetap yang

    direkomendasikan yang terdiri atas kombinasi 2 obat (isoniazid, rifampisin), 3 obat (isoniazid,

    rifampisin, dan pirazinamid), dan 4 obat (isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol).5

    WHO merekomendasikan paduan 2RHZE/4RH oleh karena berdasarkan hasil penelitian2RHZE/6HE didapatkan lebih banyak menyebabkan kasus kambuh dan kematian dibandingkan

    paduan 2RHZE/4RH.5 Obat program yang berasal dari pemerintah Indonesia memilih

    menggunakan paduan 2RHZE/4R3H3 dengan pengawasan ketat secara langsung oleh PMO.5

    Obat ini diberikan untuk TB Paru BTA positif, Penderita baru TB Paru BTA negatif dan

    Rntgen Positif, dan Penderita TB Ekstra Paru berat.5

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    15/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 15

    2.8.1.1 Paduan Obat Standar Untuk Pasien Dengan Riwayat OAT Sebelumnya

    Global Plan to Stop TB 2006-2015 menganjurkan agar semua pasien dengan riwayat

    pengobatan OAT harus diperiksa uji resistensi sedikitnya untuk isoniazid dan rifampisin serta

    tujuannya adalah mengidentifikasi TB resisten obat sedini mungkin.5

    Apabila terdapat laboratorium yang dapat melakukan uji resistensi obat berdasarkan uji

    molekular cepat, maka hasil tersebut dapat digunakan untuk menentukan paduan OAT pasien.5

    Apabila laboratorium hanya dapat melakukan uji resistensi obat konvensional dengan media

    cair atau padat dapat menggunakan paduan empiris sambil menunggu hasil uji resistensi obat.5

    Pasien dengan kasus ini dapat menerima OAT lini pertama (2RHZES/1RHZE/5RHE).

    5

    Caraini digunakan pada daerah dengan prevalens TB resisten obat primer yang rendah dan bagi

    pasien yang sebelumnya diobati dengan paduan yang mengandung rifampisin pada fase 2 bulan

    pertama.5

    Uji resistensi obat seharusnya dilakukan pada awal pengobatan untuk semua pasien yang

    sebelumnya pernah diobati, seperti pasien yang berdasarkan apusan dahak tetap positif setelah

    pengobatan tiga bulan selesai, pasien gagal pengobatan, putus obat, atau kasus kambuh setelah

    pengobatan.5

    2.8.1.2 Pemantauan Respons Pengobatan

    Pasien, PMO dan tenaga kesehatan diminta untuk melaporkan gejala TB yang menetap

    atau muncul kembali, gejala efek samping OAT atau terhentinya pengobatan.5 Pemantauan

    berat badan pasien dilakukan setiap bulan dan dosis OAT disesuaikan dengan perubahan berat

    badan.5Respons pengobatan TB paru dipantau dengan apusan dahak BTA.

    5

    WHO merekomendasikan pemeriksaan apusan dahak BTA pada akhir fase intensif

    pengobatan untuk pasien yang diobati dengan OAT lini pertama baik kasus baru dan

    pengobatan ulang.5Apusan dahak BTA dilakukan pada akhir bulan kedua (2RHZE/4RH) untuk

    kasus baru dan akhir bulan ketiga (2RHZES/1RHZE/5RHE) untuk kasus pengobatan ulang.5

    Rekomendasi ini juga berlaku untuk pasien dengan apusan dahak BTA negatif.5

    Apusan dahak BTA positif pada akhir fase intensif mengindikasikan beberapa hal berikut ini5:

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    16/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 16

    2.8.1.2.1 Menilai Respons Pengobatan Pada Pasien TB Kasus Baru

    Respons terhadap terapi pada pasien TB paru harus dimonitor dengan pemeriksaan

    dahak mikroskopik berkala (dua spesimen) waktu fase intensif selesai (dua bulan). 5Jika apus

    dahak positif pada akhir fase intensif, apus dahak harus diperiksa kembali pada akhir bulan

    ketiga dan, jika positif, biakan dan uji resistensi terhadap isoniazid dan rifampisin harus

    dilakukan.5Pemeriksaan dahak tambahan (pada akhir bulan ketiga setelah fase intensif sisipan)

    diperlukan untuk pasien TB kasus baru dengan apusan dahak BTA positif pada akhir fase

    intensif.5Pemeriksaan biakanM. tuberculosis dan uji resistensi obat sebaiknya dilakukan pada

    pasien TB kasus baru dengan apusan dahak BTA masih positif pada akhir sisipan.

    5

    2.8.1.2.2 Menilai Respons OAT Lini Pertama Pada Pasien TB Dengan Riwayat

    Pengobatan Sebelumnya

    Biakan dahak dan uji resistensi obat dilakukan apabila spesimen yang diperoleh pada

    akhir fase intensif (bulan ketiga) adalah BTA positif.5 Kemudian dilakukan kembali apusan

    dahak BTA pada akhir bulan kelima dan akhir pengobatan (bulan kedelapan). Bila hasil apusan

    dahak bulan kelima tetap positif maka pegobatan dinyatakan gagal.5

    Tabel 2. Definisi hasil pengobatan5

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    17/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 17

    2.8.1.3 Efek OAT Yang Tidak Diinginkan

    Efek OAT yang tidak diinginkan dapat dilihat pada Tabel 3

    Tabel 3.Pendekatan berdasarkan gejala untuk mengobati efek tidak diinginkan OAT5

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    18/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 18

    2.8.1.4 Pengawasan Dan Ketaatan Pasien Dalam Pengobatan OAT

    Ketaatan pasien dalam pengobatan penting untuk mencapai kesembuhan, mencegah

    penularan dan menghindari kasus resisten obat.5 Mengawasi dan mendukung pasien untuk

    minum OAT merupakan landasan DOTS pada Stop TB Strategy serta membantu mencapai

    target keberhasilan pengobatan 85%.5Kesembuhan pasien dapat dicapai hanya bila pasien dan

    petugas pelayanan kesehatan berkerjasama dengan baik dan didukung oleh penyedia jasa

    kesehatan dan masyarakat.5

    Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) adalah metode pengawasan yang

    direkomendasikan oleh WHO.

    5

    Pengawas menelan obat (PMO) harus mengamati setiap asupanobat bahwa OAT yang ditelan oleh pasien adalah tepat obat, tepat dosis dan tepat interval, di

    samping itu PMO sebaiknya adalah orang telah dilatih, yang dapat diterima baik dan dipilih

    bersama dengan pasien.5

    DOTS mengandung lima komponen5:

    1. Komitmen pemerintah untuk menjalankan program TB nasional

    2. Penemuan kasus TB dengan pemeriksaan BTA mikroskopis.

    3. Pemberian obat jangka pendek yang diawasi secara langsung.

    4. Pengadaan OAT secara berkesinambungan.

    5. Monitoring serta pencatatan dan pelaporan yang baku / standar.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    19/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 19

    2.8.2 Obat Anti TuberkulosisF ix Dose Combination

    Obat anti tuberkulosis kombinasi tetap Fix Dose Combination(FDC).8

    Obat ini pada

    dasarnya sama dengan obat kombipak, yaitu rejimen dalam bentuk kombinasi, akan tetapi

    didalam tablet sudah berisi 2, 3 atau 4 campuran OAT dalam satu kesatuan.8

    Anjuran pemakaian OAT-FDC dikarenakan beberapa keuntungan dibandingkan dengan OAT

    dalam bentuk kombipak.8

    Keuntungan penggunaan OAT FDC8:

    a. Kombinasi tetap walaupun tanpa diawasi, maka penderita tidak bisa memilih jenis

    obat tertentu yang akan ditelan.b. Jumlah tablet yang lebih sedikit maka akan lebih mudah pemberiannya dan

    meningkatkan penerimaan penderita sehingga dapat meningkatkan kepatuhan penderita.

    c. Mengurangi kesalahan peresepan karena jenis OAT sudah dalam satu kombinasi tetap

    dan dosis OAT mudah disesuaikan dengan berat badan penderita.

    d. Dari aspek manajemen logistik, OAT-FDC akan lebih mudah pengelolaannya

    dan lebih murah pembiayaannya.

    Kerugian penggunaan OAT FDC8:

    a. Bila terjadi efek samping sulit menentukan OAT mana yang merupakan

    penyebabnya, dikarenakan paduan OAT-FDC untuk kategori 1 dan kategori 3 yang ada pada

    saat ini tidak berbeda maka dapat menurunkan nilai pentingnya pemeriksaan dahak

    mikroskopis bagi petugas.

    b. Jika kesalahan peresepan benar terjadi dalam OAT-FDC, maka akan terjadi kelebihan

    dosis pada semua jenis OAT dengan risiko toksisitas atau kekurangan dosis (sub-inhibitory

    concentration) yang memudahkan berkembangnya resistensi obat.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    20/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 20

    Tabel 4. Jenis OAT-FDC yang tersedia di program penanggulangan TB.8

    Paduan pengobatan OAT-FDC yang tersedia saat ini di Indonesia terdiri dari8:

    2(HRZE)/4(HR)3untuk Kategori 1 dan Kategori 3

    2(HRZE)S/1(HRZE)/5(HR)3E3untuk Kategori 2

    Dosis Pengobatan Kategori 1 dan kategori 3 : {2(HRZE)/4(HR)3} dapat dilihat pada tabel 5

    Tabel 5. Dosis Pengobatan Kategori -1 dan Kategori -3 : {2(HRZE)/4(HR)3}.8

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    21/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 21

    Dosis pengobatan kategori 2 : {2(HRZE)S/1(HRZE)/5(HR)3E3} dapat dilihat pada

    tabel 6

    Tabel 6.Dosis pengobatan kategori 2.8

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    22/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 22

    Tabel 7. Jumlah blister OAT-FDC untuk kategori 1 dan 3.8

    Tabel 8.Jumlah blister OAT-FDC untuk kategori 2.8

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    23/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 23

    BAB 3

    IDENTIFIKASI MASALAH

    3.1 Analisis Situasi

    Kasus TB paru masih terus terjadi di Indonesia dan termasuk dalam peringkat 4

    terbanyak di dunia, setelah India, Cina, dan Afrika Selatan. Jumlah kasus baru BTA + tahun

    2011 mengalami peningkatan di tahun 2012, dimana dari 197.797 kasus menjadi 202.301kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa

    Timur dengan presentase 40 % dari seluruh kasus baru yang ada di Indonesia. Di provinsi

    Banten, Kabupaten Tangerang menempati tempat tertinggi dalam prevalensi TB berdasarkan

    Riskesdas tahun 2007 dengan angka 1,8.9

    Tabel 9. Prevalensi ISPA, Pneumonia, TBC, dan Campak menurut Kabupaten/ Kota di

    Provinsi Banten, Riskesdas 2007.10

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    24/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 24

    3.1.1 Data Epidemiologis

    Berdasarkan data pencatatan yang dilakukan sejak Januari 2015 Maret 2015 oleh

    kepala pemegang program TB Puskesmas Teluk Naga, tercatat bahwa 85 orang yang

    terdiagnosis TB telah selesai atau sementara menjalani pengobatan. Desa Kampung Melayu

    Timur memiliki angka penderita TB tertinggi dibandingkan dengan desa lainnya, yakni

    sebanyak 19 orang. Kelurahan Kampung Melayu Timur terdiri atas 28 RW dan 63 RT. RW 02

    merupakan RW dengan jumlah pasien terbanyak dibandingkan dengan RW lainnya, dimana

    mewakili total 6 pasien dari 19 pasien. RT 01/RW 02 Kampung Melayu Timur memiliki

    jumlah pasien sebanyak 4 dari 6 pasien dari RW 02.

    Gambar 2. Tabel pasien TB per Kelurahan berdasarkan data Puskesmas Teluk Naga.4

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    20

    INSIDENS TB BERDASARKAN DESA (PERIODE

    JANUARI 2015 - MARET 2015)

    JUMLAH PENDERITA (ORANG)

    KMT= KAMPUNG MELAYU TIMUR

    KMB= KAMPUNG MELAYU BARAT

    BA= BABAKAN ASEM

    KP. BESAR = KAMPUNG BESAR

    BR = BOJONG RENGET

    TN= TELUK NAGA

    PKL= PANGKALAN

    KB. CAU = KEBON CAU

    TJ . DURUNG = TANJUNG DURUNG

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    25/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 25

    Gambar 3. Grafik pasien TB per RW Kelurahan KMT berdasarkan data Puskesmas Teluk

    Naga.4

    Gambar 4. Grafik pasien TB per RW 02, KMT berdasarkan data Puskesmas Teluk Naga.4

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    RW1

    RW2

    RW3

    RW4

    RW5

    RW6

    RW7

    RW8

    RW9

    RW1

    0

    RW1

    1

    RW1

    2

    RW1

    3

    RW1

    4

    RW1

    5

    RW1

    6

    RW1

    7

    RW1

    8

    RW1

    9

    RW2

    0

    RW2

    1

    RW2

    2

    RW2

    3

    RW2

    4

    RW2

    5

    RW2

    6

    RW2

    7

    RW2

    8

    INSIDENS TB BERDASARKAN RW KAMPUNG MELAYU

    TIMUR (PERIODE JANUARI 2015-MARET 2015)

    JUMLAH PENDERITA (ORANG)

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    3

    3,5

    4

    4,5

    RT 01 / RW 02 RT 02 / RW 02

    INSIDENS TB BERDASARKAN RW 02

    KAMPUNG MELAYU TIMUR (PERIODE

    JANUARI 2015-MARET 2015)

    JUMLAH PENDERITA (ORANG)

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    26/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 26

    3.1.2. Hasil survei Basic SixPuskesmas

    Penurunan angka penyakit TB merupakan salah satu dari 6 upaya pelayanan kesehatan

    pokok Puskesmas Teluk Naga. Upaya yang sudah dilakukan oleh Puskesmas Teluk Naga dan

    masih dilakukan hingga saat ini sebagai bentuk intervensi terhadap penyakit TB adalah sebagai

    berikut:

    1. Promosi kesehatan

    Promosi kesehatan mengenai penyakit TB di Puskesmas Teluk Naga dalam bentuk:

    -

    Penyuluhan kepada pasien dan keluarganya sekaligus menunjuk salah seorang

    keluarga pasien untuk menjadi PMO oleh dokter penanggung jawab di

    Puskesmas Teluk Naga.

    - Penyuluhan ke desa di wilayah kerja Puskesmas Teluk Naga sebanyak 2-3 kali

    dalam setahun.

    - Di ruang periksa TB terdapat lembaran tentang pengobatan dan jadwal

    konseling.

    2. Penyaringan

    Upaya penyaringan pasien yang dicurigai menderita TB merupakan bagian dari

    program kerja Puskesmas. Upaya penyaringan tersebut dilakukan dengan sosialisasi

    penyakit TB kepada semua staff di Puskesmas sehingga bila ditemukan pasien yang

    dicurigai menderita TB, staff Puskesmas dapat segera mengirim pasien tersebut untuk

    melakukan pemeriksaan BTA.

    3.

    Program pengobatan pasien TB

    Di Puskesmas Teluk Naga, upaya pengobatan untuk penyakit TB adalah

    pemberian FDC secara gratis selama 6 bulan. Setiap kunjungan, obat FDC biasanya

    diberikan untuk jangka waktu 2 minggu.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    27/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 27

    3.1.3. Kesenjangan pencapaian dan tolok ukur

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama dokter penanggung jawab di

    Puskesmas Teluk Naga, terdapat kesenjangan tolok ukur di wilayah kerja Puskesmas Teluk

    Naga. Insiden TB di wilayah kerja Puskesmas Teluk Naga mengalami peningkatan dan tidak

    sesuai target. Berdasarkan target nasional, CDR pada TB adalah minimal 70 % dengan

    pencapaian di Puskesmas Teluk Naga tahun 2014 adalah 56,3%.

    3.2 Scope tempat

    Kelurahan kampung Melayu Timur dipilih karena memiliki jumlah pasien TB tertinggi

    yaitu 19 orang dibandingkan dengan desa lainnya di wilayah kerja Puskesmas Teluk Naga. RW

    02 memiliki penderita TB terbanyak dibandingkan dengan RW yang lain dan RT 01/ RW 02

    mewakili 4 dari 6 pasien di RW 02. Selain jumlah pasien TB tertinggi, letak desa tersebut juga

    berdekatan dengan jarak Pusksmas sehingga memudahkan dilakukannya intervensi.

    3.3. Identifikasi masalah dengan Paradigma Blum

    Kami mengambil jumlah sampel sebanyak 31 orang dari total 214 orang usia produktif

    pada RT 01/RW 02, Kampung Melayu Timur dengan metode simple random sampling. 31

    orang yang dipilih telah memenuhi semua kriteria yang dibuat oleh penulis

    Dari metode identifikasi masalah dengan pendekatan paradigma Blum didapatkan hasil

    sebagai berikut:

    3.3.1 Status Kesehatan

    Tingginya insidens TB di Kelurahan Kampung Melayu Timur RT 01/RW 02,

    Puskesmas Teluk Naga, Kecamatan Teluk Naga

    1. Genetik

    Tidak dinilai

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    28/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 28

    2.

    Medical care service

    -

    Dari hasil wawancara dengan dokter penanggung jawab di Puskesmas teluk

    naga, dokter tersebut merangkap sebagai penanggung jawab program TB. Beliau

    kadang merasa sibuk dengan berbagai urusan lainnya seperti penanggung jawab

    di BPU. Beliau telah melakukan sosialisasi kepada seluruh staff di puskesmas

    tentang TB, sehingga bila didapatkan pasien yang dicurigai TB di bagian mana

    pun, staff tersebut diharapkan segera memeriksakan BTA. Dari hasil wawancara

    juga didapatkan bahwa petugas dari Puskesmas hanya mendatangi rumah warga

    yang putus berobat untuk mencari tahu penyebabnya.

    3. Lifestyle

    - Kurangnya pengetahuan tentang TB terutama tentang penularan penyakit TB

    dan etika batuk

    - Tidak berjalannya sistem PMO bagi pasien menyebabkan pasien tidak minum

    obat dan kontrol secara rutin.

    - Banyaknya stigma di masyarakat tentang penyakit TB sehingga orang dengan

    gejala TB tidak mau untuk memeriksakan dirinya.

    4. Environment

    - Fisik:akses dari puskesmas Teluk Naga ke Kelurahan Kampung Melayu Timur

    RT 01/RW 02 biasanya yang paling mudah adalah dengan menggunakan

    kendaraan beroda dua (sepeda/ sepeda motor) atau becak. Rumah warga yang

    jauh dari jalan raya dan perlu melalui gang sempit adalah salah satu kendalanya.

    - Non fisik : Kurangnya pengetahuan dan partisipasi aktif oleh PMO yang

    bertugas di masing-masing keluarga penderita

    - Sosio-ekonomi-budaya:

    i. Masih rendahnya pengetahuan warga Kelurahan Kampung Melayu

    Timur RT 01/ RW 02 tentang penyakit TB yang salah satu penularannya

    dapat dicegah dengan penggunaan masker. Tetapi hal ini tidak dapat

    dilakukan karena pasien pasien yang menggunakan masker akan

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    29/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 29

    mendapatkan pandangan negatif dan dikucilkan dari masyarakat

    sekitarnya.

    ii. Status ekonomi sebagian besar keluarga di Kelurahan Kampung Melayu

    Timur adalah menengah ke bawah. Hal ini diketahui berdasarkan

    wawancara bersama ketua RT di wilayah tersebut.

    Gambar 13. Paradigma Blum

    Tingginya insidens TB

    di RT 01 RW 02,

    Kelurahan Kampung

    Melayu Timur

    Genetik

    Tidak dinilai

    Envi-

    ronment

    Medical

    Care

    Lifestyle

    - Pengetahuan akan penyakit TB

    dan etika batuk yang rendah

    - Banyaknya stigma di

    masyarakat sehingga orang

    dengan gejala TB enggan

    memeriksakan dirinya

    -

    Penderita TB yang tidak rutinminum obat

    -Fisik:

    Akses jalan dari Desa

    KMT dan Puskesmas

    Teluk Naga yanghanya mudah

    ditempuh dengan

    motor/ becak

    -Non Fisik:

    Kurangnya

    pengetahuan dan

    partisipasi aktif oleh

    PMO yang bertugas di

    masing-masingkeluarga penderita.

    -Sos-eko-bud:

    Pemukiman warga

    yang padat penduduk

    dan berdekatan antara

    rumah yang satu dan

    lainnya

    -Ekonomi:Menengah ke bawah

    - Kunjungan

    rumah oleh

    tenaga medis

    hanya bila tidak

    meneruskan

    pengobatan

    - Jumlah tenaga

    medis yang

    kurang untuk

    program TB di

    Puskesmas

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    30/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 30

    3.3.2 Penentuan prioritas masalah

    Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan teknik non- scoring cara Delbecq.

    Diskusi sebanyak 2 kali, yang pertama diskusi dengan dokter Puskesmas Teluk Naga yakni

    pemegang Program TB di Puskesmas Teluk Naga dan bidan Kelurahan Kampung Melayu

    Timur. Diskusi kedua dilakukan dengan Lurah, Ketua RT, Ketua RW dan Ibu ketua PKK

    wilayah Kampung Melayu Timur di Kantor Kelurahan Kampung Melayu Timur.

    Dari hasil diskusi ditentukan lifestyle dipilih karena kurangnya pengetahuan pasien,

    keluarga, dan masyarakat sekitar tentang penyakit TB dan masih rendahnya pengetahuantentang etika batuk.

    Lifestyle dipilih dengan alasan:

    -

    Kurangnya pengetahuan tentang TB di Kelurahan Kampung Melayu Timur yakni

    pencegahan penularan penyakit TB (rendahnya pengetahuan akan etika batuk).

    -

    Banyaknya stigma di masyarakat tentang penyakit TB yang menyebabkan enggannya

    orang dengan gejala TB untuk memeriksakan dirinya.

    - Penderita TB yang tidak rutin minum obat

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    31/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 31

    BAB 4

    IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF PEMECAHAN

    MASALAH

    IV.1 Identifikasi Masalah Penyebab

    Setelah diidentifikasi dilakukan penetapan prioritas masalah, maka didapatkan

    permasalahan yang akan diidentifikasi yaitu masalah lifestylewarga RT 01/ RW 02 kelurahan

    Kampung Melayu Timur mengenai tingginya jumlah pasien TBC. Teknik pemecahan

    dilakukan dengan TeknikFishbone

    Gambar 14.Identifikasi Masalah dengan diagramFishbone

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    32/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 32

    Lifestyle

    1.

    Kurangnya pengetahuan tentang TB terutama tentang penularan penyakit TB

    dan etika batuk

    2.

    Tidak berjalannya sistem PMO bagi pasien menyebabkan pasien tidak minum

    obat dan kontrol secara rutin.

    3. Banyaknya stigma di masyarakat tentang penyakit TB sehingga orang dengan

    gejala TB tidak mau untuk memeriksakan dirinya.

    IV. 2 Alternatif Pemecahan Masalah

    Dari alternatif pemecahan masalah yang dipikirkan untuk penyebab masalah diatas

    dilakukan melalui penilaian non scoring (Delbecq) dengan melakukan diskusi yang melibatkan

    dokter, bidan puskesmas, pak lurah, ketua RW 02, ketua RT 01/02 dan Ibu ketua PKK,

    didapatkan kesepakatan pemecahan masalah yang akan dilakukan yaitu pada masalah dimana

    warga kurang mengetahui informasi tentang TB dengan stigma yang ada pada masyarakat serta

    peran PMO yang tidak berjalan bagi pasien dan alternatif pemecahan masalah yang akan

    dilakukan penyuluhan, pelatihan bagi PMO dan pemberian Kalender Menelan Obat bagi pasien

    dengan TB.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    33/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 33

    BAB 5

    PERENCANAAN INTERVENSI

    5.1 Penyusunan Intervensi

    Setelah dilakukan penetapan masalah dan diketahui masalah penyebab tingginya kasus

    TB di wilayah kelurahan Kampung Melayu Timur, maka dilakukan intervensi sebagai berikut.

    5.1.1 Intervensi I: Penyuluhan kepada warga RT01/ RW02 Kampung Melayu Timur

    Penyuluhan yang dilakukan kepada warga di kelurahan Kampung Melayu Timur

    merupakan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang TB. Materi

    penyuluhan meliputi penyebab timbulnya penyakit TB, cara penularan dan pencegahan

    penularan penyakit dengan etika batuk, meningkatkan kewaspadaan warga akan gejala

    penyakit, pentingnya dilakukan pengobatan.

    -Kegiatan ini dilakukan berdasarkan pada berbagai hal berikut

    Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, cara penularan, pengobatan dan bahaya

    penyakit TB di RT 01/ RW 02, kelurahan Kampung Melayu Timur.

    Berdasarkan survey yang dilakukan, penduduk usia produktif dari RT 01/RW 02

    Kampung Melayu Timur adalah sebanyak 214 orang dari 342 jumlah penduduk di

    kelurahan tersebut. Tingkat pendidikan penduduk yang berusia produktif di kelurahantersebut adalah sebanyak 2 orang bergelarkan S1 (0,93%), 75 orang merupakan tamatan

    SMA (35.05%), 39 orang tamatan SMP (18,22%), dan yang terbanyak adalah tamatan

    SD yakni sebanyak 45,79% atau berjumlah 90 orang.

    -Sasaran: Seluruh warga RT 01/ RW 02 , Kelurahan Kampung Melayu Timur

    -Tempat: Rumah ketua RT 01/ RW 02, Kelurahan Kampung Melayu Timur.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    34/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 34

    -Indikator penilaian: Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai TB yang diukur melalui

    peningkatan minimal 50% peserta yang nilainya memenuhi syarat. Suatu nilai dikatakan

    memenuhi syarat jika terdapat jawaban minimal 60% benar.

    5.1.2 Intervensi II: Pelatihan tenaga PMO dan Pengenalan Kalender Menelan Obat

    Pelatihan yang dilakukan kepada PMO merupakan suatu upaya untuk meningkatkan

    pengetahuan PMO tentang TB. Materi penyebab timbulnya penyakit TB, cara penularan dan

    pencegahan penularan penyakit dengan etika batuk, pentingnya kelangsungan makan obatsetiap hari pada penderita TB dengan pembagian Kalender Menelan Obat untuk orang dengan

    TB, membantu mengingatkan penderita TB dalam melakukan pemeriksaan dahak, pemberian

    motivasi dan dukungan kepada penderita TB, serta perlunya screening untuk anggota keluarga

    dengan resiko tinggi menderita TB yang dilakukan berdasarkan penilaian gejala awal penyakit

    TB.

    -Kegiatan dilakukan berdasarkan pada berbagai hal berikut:

    Kurangnya pengetahuan dan partisipasi aktif oleh PMO yang bertugas di masing-

    masing keluarga penderita TB.

    Kader yang bertugas di wilayah Kampung Melayu Timur seringkali memiliki kendala

    dalam menjangkau penderita TB, sehingga kontrol penyakit dan pengobatan pada

    penderita di rumah kadang sulit dilakukan.

    Tingkat pendidikan PMO yang bertugas di masing-masing keluarga penderita TB

    adalah rendah. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 3 PMO, didapatkan

    seluruh PMO memiliki latar belakang pendidikan tamatan SD

    -Sasaran: keluarga yang telah ditunjuk sebagai PMO dari pasien TB pada RT 01/ RW 02,

    kelurahan Kampung Melayu Timur

    -Tempat: Poli Umum dan Poli Anak Puskesmas Kecamatan Teluk Naga

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    35/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 35

    -Indikator:

    Peningkatan pengetahuan PMO mengenai TB yang diukur melalui peningkatan

    minimal 50% peserta yang nilainya memenuhi syarat. Suatu nilai dikatakan memenuhi

    syarat jika terdapat jawaban minimal 65% benar.

    Peningkatan kepatuhan berobat dan ketepatan jadwal kunjungan yang diukur melalui

    kunjungan kembali minimal 50% pasien TB yang berasal dari RT 01/RW 02 pada

    jadwal kunjungan per hari Rabu seminggu setelah intervensi diberikan.

    5.2 LOG FRAME GOALS

    Tabel 10 .Log frame goals

    No. Masukan Kegiatan /

    Intervensi

    Tujuan

    Pendek (4

    minggu)

    Menengah (1

    tahun)

    Panjang (5

    tahun)

    1. Man. Dokter muda, 1

    Bidan desa KMT, 1

    Pegtugas Kesehatan

    dari PKM

    Money.Rp 30.000

    Material.Proyektor,

    laptop, kertas pre test

    danpost test.

    Method.SOP

    Penyuluhan

    Penyuluhan

    kepada warga

    RT 01/ RW

    02, KMT

    Peningkatan

    pengetahuan

    masyarakat

    kampung

    Melayu

    Timur

    tentang TB

    yang diukur

    melalui

    peningkatan

    jumlah

    peserta yang

    jawabannya

    diatas 60%

    benar pada

    post-test

    sebanyak

    min. 50%

    Meningkat-

    kan

    kunjungan

    penderita

    dengan gejala

    TB ke

    puskesmas

    Menuru-

    nya angka

    insiden TB

    sebesar di

    wilayah

    kerja

    Puskesmas

    Teluk

    Naga

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    36/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 36

    dibanding

    kan hasilpre-test

    2. Man.Dokter muda

    Money.Rp 200.000

    Material.Proyektor,

    laptop, Kalender

    Menelan Obat untuk

    orang TB, kertas pre

    testdanpost test.

    Method.SOP

    Penyuluhan

    Pelatihan

    tenaga PMO

    dan

    pengenalan

    Kalender

    Menelan

    Obat

    Peningkatan

    pengetahuan

    PMO tentang

    TB yang

    diukur

    melalui

    peningkatan

    jumlah

    peserta yang

    jawabannya

    diatas 65%

    benar pada

    post-test

    sebanyak

    min. 50%

    dibandingkan hasilpre-

    test.

    Meningkatan

    kepatuhan

    berobat dan

    ketepatan

    jadwal

    kunjungan

    ulang

    penderita TB

    Menuru-

    nya angka

    insiden TB

    sebesar di

    wilayah

    kerja

    Puskesmas

    Teluk

    Naga

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    37/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 37

    5.3PLANNING OF ACTIION

    Tabel 11. Planning of action

    KegiatanTujuan danTarget

    SasaranBiaya(Besar danSumber)

    TempatWaktu /Timeline

    Penanggung jawab /Pelaksana

    RencanaPenilaian

    Ket.

    Planning

    Mencaribaselinedata

    Melihat situasiWilayahkelurahan

    KMT

    -PuskesmasTeluk Naga

    1/5/20154/5/2015

    Irvandi

    - -

    MethaDharma

    Melina J.Angir

    Penetapanindikatorkeberhasilan

    Mendapatkantolak ukur

    05/05/2015 - -

    Rencanaintervensi

    Penyuluhanwarga KMT

    WargakelurahanKMT

    25/05/2015 - -

    Pelatihantenaga PMO

    PMO danpasien TBpada wilayahRT 01/RW02

    27/05/2015 - -

    PembagianKalender

    Menelan Obatuntuk orang

    dengan TB

    PMO danpasien TBpada wilayahRT 01/RW

    02

    27/05/2015 - -

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    38/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 38

    5.4 Timeline (GNATT CHART)

    Tabel 12 . Timeline (Gnatt Chart)

    No. Kegiatan

    Minggu

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1. Perencanaan

    Mencari baseline data

    Penetapan indikator keberhasilan

    Rencana intervensi

    2. Pengorganisasian Pembagian tugas

    3. Pelaksanaan

    Meminta izin Kepala Puskesmas,

    Pemegang program TB, dan Pak Lurah

    Melakukan penyuluhan tentang TB

    Melakukan pelatihan terhadap PMO

    PembagianKalender Menelan Obat

    4. Pemantauan Pemantauan

    5. Evaluasi

    Pre-test dan post-test penyuluhan warga

    KMT

    Pre-test dan post-test untuk PMO

    Evaluasi

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    39/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 39

    BAB 6

    PELAKSANAAN INTERVENSI

    6.1 Flow Chart Kegiatan

    6.1.1 F low chart seluruh kegiatan

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    40/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 40

    Gambar 7.Flowchartseluruh kegiatan intervensi

    Mencari

    baseline

    data

    Berdiskusi dengan kepala puskesmas dan

    pemegang program TB mengenai tingginyainsiden TB di Desa KMT

    Menyusun rencana intervensi

    1: Penyuluhan kepada Warga

    RT 01/ RW 02 Kelurahan

    KMT

    2: Pelatihan Tenaga PMO RT

    01/ RW 02

    Bertemu dengan Pak Lurah Desa

    KMT untuk meminta izin dan

    mengkoordinasikan kegiatan

    penyuluhan di Kelurahan KMT

    1.Pengisian kuisioner oleh

    warga RT 01/RW 02

    Kelurahan KMT yang

    mengikuti penyuluhan

    2.Pengisian kuisioner oleh

    tenaga PMO yang

    mengikuti pelatihan

    1.Melangsungkan kegiatan

    penyuluhan tentang TB

    kepada warga RT 01/RW 02

    Kelurahan KMT

    2.Melangsungkan kegiatanpelatihan kepada tenaga PMO

    EVALUASIInput dan pengolahan

    data hasil intervensi

    MONITORING

    1.Survey lokasi penyuluhan TB

    dan menyebarkan undangan dari

    mulut ke mulut oleh ketua RT 01/

    RW 02, Kelurahan KMT

    2.Menyebarkan undangan

    pelatihan kepada PMO untuk

    datang ke Puskesmas Teluk Naga

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    41/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 41

    6.1.2 Intervensi I : Penyuluhan kepada warga RT 01/ RW 02, Kampung Melayu Timur

    Gambar 8.Flowchartkegiatan penyuluhan kepada Warga RT 01/RW 02

    Mendapat izin

    dari Kepala

    Puskesmas Teluk

    Naga dan Pak

    Lurah Kelurahan

    KMT

    Penyuluhan kepada

    warga RT 01/RW 02

    tentang penyakit TB

    di rumah ketua RT

    01/02 Kelurahan

    KMT

    Penilaian pengetahuan warga

    RT 01/RW 02 sebelum

    penyuluhan denganpretest

    Sesi diskusi dan

    tanya jawab

    Penilaian pengetahuan wargaRT 01/ RW 02 setelah

    penyuluhan denganposttest

    Evaluasi

    hasil

    pretestdan

    posttest

    Hasil:

    Terdapat

    peningkatan

    pengetahuan

    warga RT

    01/RW 02

    Kelurahan

    KMT

    Penyuluhan menggunakan

    media powerpoint berjudul

    Mari Kenali TB

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    42/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 42

    6.1.2 Intervensi II : Pelatihan Tenaga PMO dan Pemberian Kalender Menelan Obat

    Gambar 9.Flowchartkegiatan Pelatihan Tenaga PMO dan Pemberian Kalender Menelan Obat

    Mendapat izin

    dari Kepala

    Puskesmas Teluk

    Naga dan Pak

    Lurah Kelurahan

    KMT

    Penyuluhan kepada

    tenaga PMO RT 01/ RW

    02 tentang penyakit TB

    di Puskesmas Teluk

    Naga

    (27 Mei 2015)

    Penilaian pengetahuan tenaga

    PMO di RT 01/ RW 02 sebelum

    pelatihan denganpretest

    Sesi diskusi dan

    tanya jawab

    Penilaian pengetahuan tenaga PMO

    di RT 01/ RW 02 setelah

    penyuluhan denganposttest

    Evaluasi

    hasil

    pretestdan

    posttest

    Hasil:

    Terdapat

    peningkatan

    pengetahuan

    tenaga PMO di

    RT 01/ RW 02

    Kelurahan

    KMT

    Penyuluhan menggunakan

    media bukuberjudul Kalender

    Menelan Obat

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    43/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 43

    6.2 Deksripsi proses intervensi

    Intervensi yang dilakukan secara keseluruhan bertujuan untuk memperbaiki lifestyle

    yang diketahui menyebabkan tingginya insiden TB di RT 01/ RW 02, Keluharan Kampung

    Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten

    6.2.1 Pengarahan kepada Ketua RT 01, Ketua RW 02, dan ibu ketua PKK

    Tim dokter muda menemui Pak Lurah di kantornya guna menjelaskan rencana

    intervensi dan meminta izin. Setelah mendapatkan izin dari Pak Lurah, tim dokter mudaselanjutnya berkoordinasi dengan seorang ibu ketua PKK untuk mengantar kami meninjau

    lokasi penyuluhan.

    Setelah kami tiba di RT 01/ RW 02, kami berkenalan dengan ketua RT setempat dan

    menjelaskan rencana intervensi dan meminta ijin utuk dilakukannya penyuluhan. Ketua RT 01/

    RW 02 juga membantu tim dokter muda dengan menyebarkan undangan penyuluhan yang akan

    kami adakan ke seluruh warga dari mulut ke mulut.

    Tim dokter muda melanjutkan perjalanan bersama ibu ketua PKK, ketua RT 01/ RW 02

    ke rumah ketua RW 02. kami berkenalan dengan ketua RW 02 dan kembali menjelaskan

    rencana intervensi dan meminta ijin untuk dilakukannya penyuluhan. (Gambar 15)

    Pada pelaksanaannya, disepakati waktu untuk melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

    Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2015 jam 14.00 WIB

    sampai selesai, yang bertempat di rumah ketua RT 01/ RW 02 Desa Kampung Melayu Timur.

    6.2.2 Penyuluhan kepada Warga RT 01/ RW 02, Kampung Melayu Timur

    Kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Senin, 25 Mei 2015 pukul 14.00 WIB oleh 3

    orang dokter muda dengan sasarannya adalah warga RT 01/ RW 02 yang diadakan di rumah

    ketua RT 01/ RW 02, Kelurahan Kampung Melayu Timur. Pelaksanaan penyuluhan warga ini

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    44/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 44

    bertujuan agar meningkatnya pengetahuan warga RT 01/ RW 02 di Kelurahan Kampung

    Melayu Timur tentang penyakit TB.

    Sebelum penyuluhan, warga diminta untuk melakukan pengisian soalpretestselama 15

    menit. Pretestberisi mengenai pengetahuan seputar TB (pengertian penyakit TB, organ yang

    terserang pada TB, gejala TB, cara penularan TB, makanan yang bergizi untuk TB, dan lama

    pengobatan TB). Setelah pengisian soalpretestselesai, dilakukan kegiatan penyuluhan tentang

    TB.

    Pada saat penyuluhan, diselingi dengan diskusi dan tanya jawab seputar materi TB dankendala apa saja yang dihadapi selama ini di Desa Kampung melayu Timur. Setelah

    penyuluhan selesai, warga diminta untuk melakukan pengisian soalposttest yang sama dengan

    pretestselama 15 menit. Setelah jawaban terkumpul, dilakukan penilaian dan evaluasi terhadap

    hasil pretest dan posttest dan diolah ke dalam komputer dengan manual dan didapatkan hasil

    peningkatan pengetahuan warga RT 01/ RW 02. (Gambar 16)

    6.2.3 Pelatihan Tenaga PMO di RT 01/ RW 02, Kelurahan Kampung Melayu Timur

    Kegiatan pelatihan tenaga PMO dilakukan melalui program penyuluhan yang dilakukan

    pada hari Rabu, 27 Mei 2015 pukul 13.00 WIB oleh 3 orang dokter muda dengan sasarannya

    adalah 3 orang PMO dari pasien TB di RT 01/RW 02 yang diadakan di Puskesmas Teluk Naga.

    Pelaksanaan penyuluhan warga ini bertujuan agar meningkatnya pengetahuan tenaga PMO di

    wilayah RT 01/ RW 02, Kelurahan Kampung Melayu Timur tentang penyakit TB.

    Sebelum penyuluhan, tenaga PMO diminta untuk melakukan pengisian soal pretest

    selama 15 menit. Pretest berisi mengenai pengetahuan seputar TB (pengertian PMO, lama

    pengobatan TB, tugas PMO, orang yang berhak menjadi PMO, pengertian TB, organ yang

    terserang pada TB, cara penularan TB, makanan yang bergizi untuk penyakit TB, gejala TB

    Paru, apa yang harus dilakukan jika pasien menolak minum obat) Setelah pengisian soalpretest

    selesai, dilakukan kegiatan penyuluhan tentang TB.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    45/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 45

    Pada saat penyuluhan, diselingi dengan diskusi dan tanya jawab seputar materi TB dan

    kendala apa saja yang dihadapi selama ini di Desa Kampung melayu Timur. Setelah

    penyuluhan selesai, tenaga PMO diminta untuk melakukan pengisian soal posttest yang sama

    denganpretestselama 15 menit. Setelah jawaban terkumpul, dilakukan penilaian dan evaluasi

    terhadap hasil pretest danposttest dan diolah ke dalam komputer dengan menghitung manual

    dan didapatkan hasil peningkatan pengetahuan tenaga PMO di wilayah RT 01 RW 02. (Gambar

    17)

    6.3. Monitoring

    6.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksanaan

    Monitoring dilakukan secara rutin setiap hari Rabu selama 2 minggu dengan

    menggunakan PDCA cycle yang dilakukan oleh tim dokter muda dan Bidan Desa Kampung

    Melayu Timur. Monitoring dilakukan untuk memastikan tidak ada penyimpangan atau hal-hal

    yang menghambat tujuan.

    6.3.2 Kendala yang Dihadapi

    - Penyuluhan kepada warga RT 01/RW 02, Kelurahan Kampung Melayu Timur

    o Ratarata pasien tidak bisa membaca sehingga dokter muda perlu membacakan

    soal dan jawaban satu per satu.

    o Keterbatasan tempat sehingga peserta penyuluhan tidak dapat mendapatkan

    tempat duduk sehingga terlihat sesak dan tidak teratur.

    o

    Tidak adanya sarana pembesar suara sehingga pada saat melakukan penyuluhan,tim dokter muda harus berteriak agar apa yang disuluh dapat terdengar oleh

    semua peserta penyuluhan.

    o

    - Pelatihan kepada 3 orang PMO serta pembagian Kalender Menelan Obat

    o Ketidaktersedianya tempat khusus untuk melakukan pelatihan sehingga tim

    dokter muda menggunakan tempat seadanya di poli umum dan poli anak untuk

    menerangkan Kalender Menelan Obat untuk PMO.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    46/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 46

    6.3.1 PDCA CyclePerbaikan yang Dilakukan

    6.3.1.1 Intervensi I : Penyuluhan kepada warga RT 01/ RW 02 Kampung Melayu Timur

    Tabel 13.PDCA Penyuluhan warga RT 01/ RW 02, Kampung Melayu Timur

    Pre-test

    Penyuluhan

    Sesi tanya jawab

    Post-test

    Mengevaluasi hasil penyuluhandengan membandingkan hasil pretestdan posttest dan didapatkan hasilpeningkatan pengetahuan warga KMTminimal 50% peserta yang nilainyamemenuhi syarat .

    Peserta Penyuluhan tidak dapat bacatulis untuk mengisi pre-test dan post-test

    Meningkatkanpengetahuan warga

    KMT tentang TB

    dengan pre-test, sesitanya jawab dan post-

    test

    Penulis membacakandan mengisi pre-testdan posttest untuk

    responden

    ACT PLAN

    DOCHECK

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    47/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 47

    6.3.1.2 Intervensi II : Pelatihan Tenaga PMO dan Pemberian Kalender Menelan Obat

    Tabel 14.PDCAPelatihan Tenaga PMO dan Pemberian Kalender Menelan Obat

    Pre-test

    Pelatihan

    Sesi tanya jawab

    Post-test

    Mengevaluasi hasil penyuluhandengan membandingkan hasil

    pretest dan posttest dandidapatkan hasil peningkatan

    pengetahuan tenaga PMOminimal 50% peserta yangnilainya memenuhi syarat.

    Meningkatkanpengetahuan tenaga PMO

    tentang TB dengan pre-test, pelatihan dan post-

    test

    Mengevaluasi angkakunjungan balik pasiendengan KalenderMenelan Obat

    ACT PLAN

    DOCHECK

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    48/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 48

    BAB 7

    HASIL INTERVENSI

    VII.1. Pengolahan Data

    Data diperoleh melaluipre-testdanpost-testserta pemantauan kontrol rutin penderita TB

    secara berkala.

    VII.2. Penyajian Data

    VII.2.1. Penyuluhan kepada warga RT 01/ RW 02, Kampung Melayu Timur

    Padapre-test, rata-rata nilai responden(mean) adalah 2.61 dan padapost-test, nilai rata-

    rata responden (mean)meningkat menjadi 5.90. Padapre-test, responden yang nilainya

    memenuhi syarat (jawaban benar 60%) sebanyak 5 orang dari 31 responden (16,13%

    responden). Padapost-test, responden yang nilai yang memenuhi syarat meningkat menjadi 28

    dari 31 responden (90,32% responden)

    Dengan demikian, terjadi peningkatan jumlah nilai rata-rata peserta sebanyak 3.29

    (mean difference). Selain itu, juga terjadi peningkatan jumlah responden dengan jawaban benar

    60% sebanyak 28 orang atau peningkatan persentasi sebanyak 74.19% pada hasilpost-test

    dibandingkan dengan hasilpre-test.

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    49/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 49

    Gambar 10.Grafik Perbandingan JawabanPre-testdanPost-testBerdasarkan Nomor Soal

    Gambar 11.Grafik Perbandingan NilaiPre-testdanPost-test.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    1 2 3 4 5 6 7

    JumlahJawabanBenar

    Nomor Soal

    Perbandingan Jawaban Pre-Test dan Post-Test Berdasarkan Nomor

    Soal

    pre test

    post test

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    0 1 2 3 4 5 6 7

    JumlahResponden

    Nilai

    Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test

    pre test

    post test

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    50/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 50

    VII.2.2. Pelatihan tenaga PMO dan Pengenalan Kalender Menelan Obat

    Pada Penyuluhan tenaga PMO, kami mengundang 3 pasien TB dan keluarga yang telah

    ditunjuk dan setuju menjadi PMO di RT 01/ RW 02, Kelurahan Kampung Melayu Timur. Dari

    3 orang responden ini 2 pasien telah menjalani pengobatan selama 3 bulan dan 1 pasien telah

    menjalani pengobatan selama 1 bulan.

    Daripre-test, rata-rata nilai responden(mean) adalah 4.33 dan padapost-test, nilai rata-

    rata responden (mean)meningkat menjadi 6.67. Padapre-test, responden yang nilainya

    memenuhi syarat (jawaban benar 65%) sebanyak 1 orang dari 3 responden (33,33%

    responden). Padapost-test, responden yang nilai yang memenuhi syarat meningkat menjadi 3

    dari 3 responden (100% responden).

    Dengan demikian, terjadi peningkatan jumlah nilai rata-rata peserta sebanyak 2.34

    (mean difference). Selain itu, juga terjadi peningkatan jumlah responden dengan jawaban benar

    65% sebanyak 3 orang atau peningkatan persentasi sebanyak 66.67% pada hasilpost-test

    dibandingkan dengan hasilpre-test.

    Gambar 12.Grafik Perbandingan NilaiPre-test danPost-testpada pelatihan PMO

    0

    0,5

    1

    1,5

    2

    2,5

    1 2 3 4 5 6 7 8

    JumlahResponden

    Nilai

    Perbandingan Nilai Pre-test dan Post-test pada pelatihan PMO

    pre-test

    post-test

  • 7/24/2019 Dk Tb Teluk Naga

    51/71

    Laporan Diagnosis Komunitas dan Program Intervensi dalam Upaya Penurunan Insiden Penyakit Tuberkulosis

    dengan Peningkatan Pengetahuan Penyakit Tuberkulosis dan Pencegahan Penularan di RT 01/ RW 02, Kelurahan

    Kampung Melayu Timur, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 5 Mei 2015

    10 Juni 2015

    Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Juni 2015 51

    VII.2.3 Pemantauan jadwal kunjungan balik pasen TB dengan Kalender Menelan Obat

    Pada penilaian intervensi kedua, didapatkan total 3 pasien TB paru yang berasal dari RT

    01/ RW 02, Kelurahan Kampung Melayu Timur. Semua pasien TB diberikan Kalender

    Menelan Obat sebagai sarana untuk monitoring menelan obat dan kunjungan balik yang selalu

    dibawa set