paper buah naga (hylocereus undatus)

24
1 Pemanfaatan Buah Naga atau Dragon Friut (Hylocereus undatus) Sebagai Tanaman Obat Eryca Nur Bela Negarani ABSTRAK Buah Naga atau Dragon fruit termasuk buah baru di Indonesia dan berasal dari daerah beriklim tropis kering. Buah ini terdiri atas beberapa spesies, yang paling populer adalah Hylocereus undatus, Hylocereus polyrhizus, Hylocereus costaricensis, dan Selenicereus megalanthus. Hylocereus undatus merupakan tanaman dari familia Cactaceae. Tanaman ini telah dibudidayakan untuk diambil manfaatnya, antara lain dimanfaatkan sebagai tanaman obat misalnya untuk menurunkan kolesterol dan glukosa tingkat kedua darah yang terkait dengan mekanisme radikal-antioksidan bebas. Antioksidan yang terdapat pada Hylocereus undatus seperti vitamin C, karoten, pigmen betacyanin flavonoid, dan fenol. Antioksidan juga dimanfatkan untuk pencegahan terjadinya radikal bebas yang disebabkan oleh tingginya kadar peroksida lipid di dalam tubuh. Dalam menurunkan kadar gula darah (diabetes melitus) dapat memanfaatkan kandungan zat flavonoid yang terdapat pada kulit buahnya. Selain itu, zat flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menurunkan ROS sehingga dapat mencegah kanker. Kata kunci: Hylocereus undatus, tanaman obat, antioksidan PENDAHULUAN Buah Naga atau Dragon fruit termasuk buah baru di Indonesia dan berasal dari daerah beriklim tropis kering. Tidak hanya itu, di Malaysia pun buah ini merupakan buah baru yang sedang dikembangkan melalui

Upload: eryca-nur-bela-negarani

Post on 11-Jul-2016

60 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

1

Pemanfaatan Buah Naga atau Dragon Friut (Hylocereus undatus)

Sebagai Tanaman Obat

Eryca Nur Bela Negarani

ABSTRAK

Buah Naga atau Dragon fruit termasuk buah baru di Indonesia dan berasal dari daerah beriklim tropis kering. Buah ini terdiri atas beberapa spesies, yang paling populer adalah Hylocereus undatus, Hylocereus polyrhizus, Hylocereus costaricensis, dan Selenicereus megalanthus. Hylocereus undatus merupakan tanaman dari familia Cactaceae. Tanaman ini telah dibudidayakan untuk diambil manfaatnya, antara lain dimanfaatkan sebagai tanaman obat misalnya untuk menurunkan kolesterol dan glukosa tingkat kedua darah yang terkait dengan mekanisme radikal-antioksidan bebas. Antioksidan yang terdapat pada Hylocereus undatus seperti vitamin C, karoten, pigmen betacyanin flavonoid, dan fenol. Antioksidan juga dimanfatkan untuk pencegahan terjadinya radikal bebas yang disebabkan oleh tingginya kadar peroksida lipid di dalam tubuh. Dalam menurunkan kadar gula darah (diabetes melitus) dapat memanfaatkan kandungan zat flavonoid yang terdapat pada kulit buahnya. Selain itu, zat flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menurunkan ROS sehingga dapat mencegah kanker.

Kata kunci: Hylocereus undatus, tanaman obat, antioksidan

PENDAHULUAN

Buah Naga atau Dragon fruit termasuk buah baru di Indonesia dan berasal dari daerah beriklim tropis kering. Tidak hanya itu, di Malaysia pun buah ini merupakan buah baru yang sedang dikembangkan melalui budidaya komersial. Tetapi, jika di Vietnam buah ini sudah ada sejak 100 tahun yang lalu dan dikenalkan oleh Perancis (Mizrahi dalam Chemah, T. C., et al., 2010). Pertumbuhan buah naga dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara, keadaan tanah dan curah hujan (Ni Ketut Meidayanti Putri, et al., 2015). Buah naga adalah buah kaktus dari marga Hyloreceus dan Selenicereus (Atik Shofiati, et al., 2014). Buah naga terdiri dari sekitar 16 species. yang paling populer adalah Hylocereus undatus, Hylocereus polyrhizus, Hylocereus costaricensis, dan Selenicereus megalanthus.

Page 2: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

2

Buah naga (Hylocereus undatus) merupakan buah yang berasal dari meksiko, Amerika Utara dan Amerika Selatan bagian utara (Ni Ketut Meidayanti Putri, et al., 2015), dan masuk pada familia Cactaceae (Evi Umayah dan Moch. Amrun H., 2007). Tetapi berbeda dengan famili Cactaceae lainnya, buah ini memiliki kekhasan yaitu memiliki rasa yang manis dan segar. Kekhasan lain dari tanaman ini adalah pada tiap nodus batang terdapat duri. Bunga mekar pada malam hari dan layu pada pagi hari (night blooming) (Evi Umayah dan Moch. Amrun, 2007).

Meskipun termasuk buah yang baru di Indonesia dan baru mulai dibudidayakan pada tahun 2000 (Daniel R. S., et al., 2013), buah ini sudah banyak di konsumsi oleh masyarakat sehingga mempunyai nilai eknomis yang tinggi khususnya bagi kesehatan yaitu dimanfaatkan sebagai tanaman obat untuk dapat meningkatkan daya tahan tubuh, obat penambah darah (Evi, et al. dalam Helmi Arifin, et al., 2012), penyeimbang kadar gula darah, pencegah kanker, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan, menghaluskan kulit, dan mencegah timbulnya jerawat (Warjimin dalam Nia Kurnia, et al., 2009).

Dari hasil penelitian sebelumnya buah naga (Hylocereus undatus ) yang matang banyak mengandung asam organik (Stinzing, et al. dalam Helmi Arifin, et al., 2012), protein (Le Bellec, et al. dalam Helmi Arifin, et al., 2012), mineral seperti potassium, magnesium, kalsium dan besi serta vitamin C (Cal et al dalam Helmi Arifin, et al., 2012). Dari kandungan kimia buah naga (Hylocereus undatus ) yang banyak mengandung mineral, besi, dan vitamin C. Selain itu, Hylocereus undatus juga mengandung flavonoid, antioksidan, antosianin, betalain, vitamin C. Betalain merupakan kelompok pigmen nitrogen (Fernanda Robert de Mello, et al., 2015). Berdasarkan penelitian terdahulu, dalam 1 mg/ml kulit buah naga (Hylocereus undatus) dapat menghambat sebanyak 83.48 ± 1.02% radikal bebas (Aulia S. K., et al., 2015). Hylocereus undatus juga dapat digunakan untuk menurunkan kholesterol dan gula darah karena memiliki kandungan protein 0,48-0,5 %, karbohidrat 4,33-4,98, lemak 0,17-0,18, dan vitamin seperti karoten, thiamin, riboflavin, niasin, dan asam askorbat (Morton dalam Evi Umayah U. dan Moch. Amrun H., 2007).

Menurut Rizky Bayu Ajie (2015) Hylocereus undatus juga bermanfaat untuk menyeimbangkan kadar gula darah bahkan menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes mellitus karena buah naga (Hylocereus undatus)juga termasuk buah kaktus yang mengandung zat anti diabetes mellitus (Putu Alit S. W., et al., 2013), sebagai antioksidan, melancarkan pencernaan, mengontrol kolesterol dan asam urat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wibawa, hasil pemeriksaan skrining fitokimia ekstrak etanol Hylocereus undatus 2 % mengandung senyawa flavonoid. Hasil skrining fitokimia Hylocereus undatus dijelaskan pada tabel 1 berikut ini:

Tabel1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Hylocereus undatus 2%.Pemeriksaan Hasil

Page 3: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

3

Alkaloid -Flavonoid +Saponin -Polifenol -Steroid -Triterpenoid -

Sumber : Wibawa et al. Dalam Rizky Bayu Ajie, 2015.

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Menurut Elfi Susanti VH., et al. (2012) flavonoid juga termasuk dalam senyawa polifenol yang terdapat pada buah dan sayuran. Flavonoid memiliki berbagai macam struktur, menurut struktur kimia menjadi flavon, isoflavon, flavonones, flavonol, anthocyanidin dan chalcone. Flavonoid mampu mengerahkan berbagai kegiatan biologis, seperti anti-inflamasi, antibakteri, antivirus, anti alergi, sitotoksik antitumor (Sandhar et al., dalam Elfi Susanti VH., et al., 2012). Pentingnya pengaruh flavonoid adalah kemampuannya untuk bertindak sebagai antioksidan (Nijveldt et al., dalam Elfi Susanti VH., iet al., 2012). Antioksidan adalah senyawa yang mampu mencegah dan bahkan menangkal kerusakan di dalam jaringan tubuh manusia dengan efek normal oksidasi fisiologis (Belsare et al., dalam Elfi Susanti VH., et al., 2012). Antioksidan dapat melindungi sel terhadap efek kerusakan oksigen reaktif spesies, seperti singlet oksigen, superoksida, peroxyl radikal, radikal hidroksil dan peroxynitrite. Sebuah ketidakseimbangan antara antioksidan dan oksigen reaktif spesies dalam stres oksidatif, menyebabkan kerusakan sel. Stres oksidatif, yaitu peningkatan oksigen reaktif spesies (ROS), telah dikaitkan dengan asma, kanker, katarak, diabetes, inflamematory gastrointestinal, penyakit hati, penuaan, aterosklerosis, cedera iskemik, dan penyakit neurodegenerative (Parkinson dan Alzheimer) (Patil et al., dalam Elfi Susanti VH., et al., 2012). Flavonoid sebagai anti-oksidan dapat membantu memberikan perlindungan terhadap penyakit tersebut. Saat ini sebagian besar antioksidan digunakan untuk ini diproduksi secara sintesis sintetis. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (Gambar 1). Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung oksigen.

Page 4: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

4

Gambar 1. Struktur Flavonoid.

Dalam penelitian yang dilakukan Dharmayudha, didapatkan bahwa efek hipoglikemia dari Hylocereus undatus pada dosis 50 mg/kg bb, maupun dosis 100 mg/kg bb sama-sama memiliki efek atau berpengaruh dan efeknya sebanding dengan efek glibenklamid sebagai penurun glukosa darah (Rizky Bayu Ajie, 2015).

Sama halnya dengan penjelasan yang telah diungkapkan oleh Aulia S. K., et al. (2015) bahwa Hylocereus undatus mengandung antioksidan, selain itu di dalam Hylocereus undatus juga mengandung enzim protease atau enzim proteolitik yang mempunyai daya katalitik yang spesifik dan efisien terhadap ikatan peptida dari suatu molekul polipeptida atau protein (Sadikin dalam Ria Rizqi R., et al., 2015). Enzim proteolitik dapat menghidrolisis protein kemudian protein akan terhidrolisis menjadi asam amino yang terlarut dalam fase air (Astuti dalam Ria Rizqi R., et al., 2015).

Bagian Hylocereus undatus yang banyak dimanfaatkan adalah daging buahnya. Sedangkan kulitnya yang mempunyai berat 30% -35% dari berat buah belum dimanfaatkan sepenuhnya dan hanya dibuang sebagai sampah karena pada kulitnya belum diketahui sepenuhnya kandungan zat makanan dan mineral apa yang dapat dimanfaatkan, tetapi kulit buah naga yang berwarna merah menunjukkan adanya pewarna alami yaitu antosianin yang kadarnya cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah berpotensi menjadi pewarna alami yang lebih aman bagi kesehatan dan yang terkandung dalam kulitnya (Daniel R. S., et al., 2013). Salah satu senyawa flavonoid yang terkandung pada kulitnya adalah betasianin (Atik Shofiati, et al., 2014). Jadi, tidak hanya daging buahnya saja yang berpotensi menjadi tanaman obat tetapi kulitnya juga dapat berpotensi sebagai tanaman obat karena juga mengandung senyawa tertentu.

GAMBARAN KHUSUSa.) Kondisi Kekinian (Permasalahan)

Perkembangan dalam bidang kesehatan yang semakin maju di era modern seperti ini baik dalam segi pengobatan, alat, dan teknik penyembuhan atau lainnya juga semakin berkembang. Khususnya dalam segi pengobatan yang identik dengan obat-obatan dari bahan kimia yang pastinya mempunayi efek samping pada tubuh, misalnya menimbulkan alergi atau bahkan bisa memunculkan penyakit baru di dalam tubuh atau efek samping yang lain. Selain itu, obat-obatan seperti itu biasanya mempunyai harga yang relatif mahal dan harus mempunyai resep dokter dalam

Page 5: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

5

penggunaannya. Oleh karena itu, kita dapat dapat menggunakan alternatif lain untuk pengobatan misalnya dengan menggunakan obat herbal yang berasal dari tanaman yang mempunyai potensi sebagai tanaman obat. Menggunakan tanaman obat atau obat herbal, selain lebih aman, alami, dan tidak mempunyai banyak efek samping juga lebih terjangkau harganya. Tidak hanya itu, jika kita menggunakan tanaman obat atau obat herbal dosis penggunaannya tidak harus dengan resep dokter jadi kita tidak harus periksa dulu ke dokter tetapi kita bisa memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin maju seperti saat ini untuk mengetahui khasiat atau manfaat serta kandungan zat yang terkandung dalam suatu tanaman sehingga tanaman itu berpotensi untuk menyembuhkan suatu penyakit dan kita juga dapat mencari bagaimana cara mengkonsumsinyan serta dosis aman dalam penggunaannya. Obat herbal atau tanaman obat yang dapat kita manfaatkan sebenarnya ada banyak dan masing-masing mempunyai khasiat tertentu untuk menyembuhkan atau mengurangi suatu penyakit. Salah satu diantaranya adalah tanaman jenis buah kaktus yang berasal dari marga Hyloreceus (Atik Shofiati, et al., 2014) dan familia Cactaceae (Evi Umayah dan Moch. Amrun H., 2007) yaitu spesies Hylocereus undatus yang mempunyai rasa manis dan segar atau sering disebut juga sebagai buah naga atau dragon fruit. Buah ini berasal dari Meksiko dan mulai dibudidayakan pada tahun 2000 (Daniel R. S., et al., 2013). Yang dapat kita manfaatkan dari Hylocereus undatus adalah daging buahnya dan kulitnya. Meskipun yang sering dikonsumsi sebagai makanan dan yang terkenal kandungan zatnya pada daging buahnya, tetapi kulitnya juga dapat dimanfaatkan sebagai obat dan pewarna alami karena mengandung suatu zat dan senyawa meskipun kulitnya tidak bisa dimakan. Daging buah Hylocereus undatus mengandung beberapa zat atau senyawa, yaitu protein, karbohidrat, lemak, asam lemak esensial yaitu berupa asam linoleat dan asam linolenat (Nurmahani, M. M., et al., 2012), asam organik, mineral (potassium, magnesium, kalsium, dan besi serta vitamin C), flavonoid, antioksidan, antosianin, betalain, vitamin (karoten, thiamin, riboflavin, niasin, dan asam askorbat), dan enzim protease atau enzim proteolitik. Sedangkan pada kulitnya juga mengandung senyawa flavonoid yaitu berupa betasianin yang dapat juga dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Senyawa antosianin dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kondisi stress oksidatif. Mineral berupa kalsium dan magnesium dapat menurunkan kadar asam urat secara in vitro sebanyak 350 mg/mL (Devina Ingrid A., et al., 2013). Sedangkan mineral berupa besi dan vitamin C dapat menaikan hemoglobin dan eritrosit (Helmi A., et al., 2012). Kadar vitamin C pada Hylocereus undatus lebih tinggi jika dibandingkan dengan vitamin C pada buah pulp lainnya (Anjar R. Sari dan Ratih Hardiyanti,

Page 6: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

6

2013). Senyawa flavonoid memliki efek hipoglikemi yang dapat menurunkan kadar glukosa darah karena menghambat GLUT 2 sehingga menurunkan absorbsi glukosa dan mengurani penyerapan glukosa serta fruktosa, selain itu flavonoid juga mempunyai aktivitas antioksidan yang mampu menurunkan Reactive Oxygen Spesies (ROS) sehingga dapat mencegah kanker (Rizky Bayu Ajie, 2015). Kulitnya mempunyai kandungan nutrisi, kandungan protein, kalsium, fosfor, antosianin, dan kandungan serat (Daniel R. S., et al., 2013) dan juga berpotensi sebagai zat antibakteri (Nurmahani, M. M., et al., 2012). Jadi, berdasarkan uraian di atas tentang kandungan senyawa atau zat yang terkandung dalam Hylocereus undatus baik yang terdapat pada daging buahnya atau kulitnya serta manfaat dari kandungan senyawa atau zat tersebut sebagai obat untuk penyembuhan suatu penyakit atau menurunkan kadar penyakit tersebut maka tidak ada salahnya untuk kita mencoba memanfaatkan hal tersebut daripada kita harus mengkonsumsi obat-obatan kimia yang mempunyai efek samping. Tetapi dalam penggunaan Hylocereus undatus sebagai tanaman obat jangan terlalu berlebihan karena yang berlebihan pasti akan menimbulkan efek, baik efek positif maupun negatif dan dalam pengunaannya jangan terlalu mengeksploitasi supaya kelestarian tanaman tersebut tetap terjaga meskipun sudah ada upaya budidaya terhadap tanaman tersebut.

b.) Metode-Metode Untuk mengetahui kandungan apa saja yang tergantung di dalam Hylocereus undatus supaya dapat diidentifikasi manfaatnya maka perlu dilakukan beberapa metode atau teknik khusus. Metode tersebut bermacam-macam tergantung tujuan dari apa yang ingin kita ketahui. Menurut Helmi Arifin, et al. (2012) untuk mengetahui keefektivan dari kandungan mineral, besi, dan vitamin C yang terdapat pada Hylocereus undatus untuk menaikkan kadar hemoglobin dan eritrosit sehingga dapat mengobati anemia, maka dapat dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap mencit putih betina dengan pemberian jus buah naga (Hylocereus undatus). Tahapan dalam metode tersebut yaitu:

1. Pengambilan bahan dan identifikasi2. Pembuatan jus buah naga 3. Identifikasi jus (USP dalam Helmi Arifin, et al., 2012)

a. Organoleptis : Bentuk, warna, rasa dan bau.b. Fisika : Berat jenis, indek biasc. Kimia :

- Pemeriksaan karbohidrat

Page 7: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

7

Untuk mengamati kandungan karbohidrat dari jus buah naga dengan memakai larutan 1 mL Fehling A dan 1 mL larutan Fehling B

- Penentuan pHUntuk menentukan derajat keasaman dan kebasaan yang dimiliki oleh jus buah naga

- Menentukan residu asam yang mengendapTujuan untuk mengetahui adanya ikatan peptide dari suatu protein dan membuktikan adanya asam amino. Menentukan residu asam yang tidak mengendap.Pengujian asam malat

4. Perlakuan jus buah naga terhadap hewan ujiHewan yang digunakan adalah mencit putih betina dengan umur 2-3 bulan dalam keadaan sehat dan berat badan 17-25 gram sebanyak 60 ekor. Hewan dikelompokkan secara acak menjadi 4 kelompok, dimana tiap-tiap kelompok terdiri dari 15 ekor dan dibagi lagi dalam sub Kelompok masing-masingnya 5 ekor. Sebelum diperlakukan mencit diadaptasi selama 7 hari (sebelum dan sesudah adaptasi hewan ditimbang berat badan) dengan diberi makan dan minum yang cukup. Kelompok 1 kontrol hanya diberi makan dan minum standar. Sedangkan kelompok uji diberi jus buah naga dengan konsentrasi 100%, 50% dan 25% dengan volume pemberian 0,5 mL/20 gram BB, interval pemberian 1 kali sehari, diberikan secaraoral. Perlakuan di berikan selama 21 hari berturut-turut, pada hari ke 7, 14 dan 21. Darah mencit diambil melalui sinus orbital, ditampung pada tabung yang berisi K2 EDTA (Green Vac-Tube) kemudian tentukan parameter hematologi (hemoglobin, eritrosit dan hematokrit).

5. Pemeriksaan parameter hematologia. Pengukuran kadar haemoglobin

Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan berdasarkan metode Sahli, dengan alat Haemometer Sahli dan kemudian dilakukan analisis data dengan uji statistik analisa variansi (ANOVA) dan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi 50% tidak mempengaruhi jumlah hemoglobin, dan konsentrasi 100% dan 25% mempengaruhi jumlah hemoglobin pada mencit. Begitu pula dengan lama pemberian memperlihatkan bahwa pada hari ke 21 berada pada subset 1, hari ke 14 dan 7 berada pada subset 2, sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan jumlah haemoglobin yang begitu nyata pada hari ke 7 dan ke 14. Sedangkan pada hari ke 21 tidak berbeda nyata dengan hari ke 14.

Page 8: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

8

Gambar 2. Diagram batang pemeriksaan haemoglobinb. Menghitung eritrosit

Dalam menghitung eritrosit dilakukan dengan pengenceran dalam pipet eritrosit sebanyak 200 kali dengan tinggi kamar hitung 1/10 mm dan eritrosit dihitung dalam 5 x bidang kecil. Faktor untuk mendapat jumlah eritrosit per μl darah menjadi 5 x 10 x 200 = 10.000 (Gandasoebrata dalam Helmi Arifin, et al., 2012) Rumus perhitungan:

Selanjutnya untuk pemeriksaan jumlah eritrosit, hasil perhitungan statistik dari table dependent variable menunjukkan bahwa jumlah eritrosit terhadap perlakuan konsentrasi tidak berpengaruh secara nyata dan begitupun dengan lama pemberian dan interaksi konsentrasi dengan lama pemberian karena signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,075; 0,3 dan 0,0397. Setelah dilanjutkan dengan uji Duncan memperlihatkan bahwa konsentrasi 50% dan kontrol berada pada subset yang sama yaitu 1, ini menunjukan bahwa konsentrasi 50% tidak berpengaruh nyata terhadap kenaikan eritrosit, untuk konsentrasi 25% dan 100% yang berada pada subset 2 menunjukan bahwa konsentrasi ini memberikan pengaruh yang nyata terhadap kenaikan jumlah eritrosit. Untuk lama pemberian hari ke 7, 14 dan 21 berada pada subset satu, ini menunjukan bahwa lama pemberian tidak mempengaruhi jumlah eritrosit pada mencit.

Jumlah eritrosit Σ Eritrosit / mm3 = Σ Eritrosit dalam 5 kamar X 10.000.

Page 9: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

9

Gambar 3. Diagram batang pemeriksaan EritrositJadi hasil dari penelitian tersebut adalah yang Hylocereus undatus dapat menaikan hemoglobin dan eritrosit pada mencit putih betina karena signifikansinya 0,033 (P<0,05) tetapi tidak mempengaruhi lama pemberian pada mencit putih betina.Selain itu, menurut Nia Kurnia, et al. (2009) untuk mengetahui kadar vitamin C yang terdapat pada Hylocereus undatus dapat dilakukan dengan metode 2,6-diklorofenolindofenol. Tahapan dalam metode ini yang pertama adalah membuat larutan pereaksi yaitu asam asetat metafosfat, asam askorbat 5mg/100ml, dan larutan 2,6-diklorofenolindofenol 10 mg%. Selanjutnya menyiapkan sampel berupa 50 gram buah naga (Hylocereus undatus) yang disentrifugasi selama 10 menit kemudian dilakukan titrasi yaitu dengan menggunakan tiga macam titrasi. Yang pertama titrasi sampel, kedua titrasi blanko, dan yang ketiga titrasi standar asam askorbat dan dilakukan berulang sebanyak tiga kali.

Gambar 4. Reaksi yang terjadi selama titrasi dengan 2,6-

diklorofenolindofenolSelanjutnya setelah mendapat data dari hasil penelitian tersebut, kemudian data yang diperoleh tersebut diolah dengan menggunakan uji statistik T-test dan dapat diketahui hasilnya bahwa Hylocereus undatus benar mengandung vitamin C seperti yang tertulis pada table di bawah ini:Tabel2. Kadar vitamin C per 100 gram pada buah naga putih (Hylocereus undatus)

Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) dalam mg/100g

Titrasi I Titrasi II Titrasi III

Page 10: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

10

9,453 10,727 9,6659,453 9,134 13,91310,621 10,621 11,04610,825 10,503 10,93210,610 10,503 11,36111,897 11,897 10,2899,829 10,042 9,82910,042 10,897 10,89711,965 10,363 11,965

Tabel3. Rata-rata kadar vitamin C per 100 gram pada naga putih (Hylocereus undatus)

No Buah naga putih (Hylocereus undatus)1 9,948332 10,833333 10,762664 10,753335 10,824666 11,361007 9,900008 10,612009 11,43100

Rata-rata 10,71403±SD 0,5270612

Menurut Anggraini, D. Ingrid, et al. (2013) dengan menggunakan metode ekstraksi yaitu infus (ekstraksi cara panas) dan maserasi (ekstraksi cara dingin) dapat mempengaruhi kemampuan dalam menurunkan kadar asam urat karena kedua metode ekstraksi tersebut dipilih berdasarkan tingkat perbedaan suhu dan perbedaan suhu yang digunakan memungkinkan jumlah zat aktif yang tersari dari buah naga akan berbeda. Untuk menegaskan bahwa senyawa yang mempunyai kemampuan dalam menurunkan kadar asam urat telah terekstraksi maka dilakukan uji pendahuluan. Hasil identifikasi secara kualitatif menunjukkan bahwa buah naga daging putih yang diekstraksi dengan metode infus dan maserasi mengandung mineral dan flavonoid. Setelah diketahui adanya mineral dan flavonoid dalam ekstrak buah naga daging putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose) yang mempunyai kemampuan menurunkan kadar asam urat, selanjutnya untuk memastikan besarnya kemampuan penurunan kadar asam urat dilakukan uji secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri menggunakan reagen Uric Acid. Hasil pengukuran kadar asam urat dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Page 11: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

11

Gambar4. Grafik hasil pengukuran kadar asam urat

Pada kelompok perlakuan dengan penambahan ekstrak buah naga daging putih baik secara infus maupun maserasi dapat menurunkan kadar asam urat. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya mineral dan flavonoid yang ikut terlarut dalam sediaan ekstrak buah naga daging putih. Reaksi yang terbentuk antara asam urat dan ion natrium dapat dilihat pada gambar berikut ini (Allen dalam Anggraini, D. Ingrid, et al., 2013):

Gambar 5. Reaksi antara asam urat dengan ion Ca2+ dan Mg2+

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa buah naga daging putih (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose) yang diekstraksi dengan metode infus memiliki kemampuan penurunan kadar asam urat yang lebih besar dibandingkan dengan buah naga daging putih yang diekstrasi secara maserasi. Kemampuan penurunan kadar asam urat dengan ekstrak metode infus lebih besar, disebabkan oleh adanya pemanasan saat proses ekstraksi, sehingga dapat meningkatkan kelarutan mineral yang terkandung dalam buah naga daging putih. Senyawa mineral adalah kalsium dan magnesium. Mineral memiliki sifat mudah larut dalam air panas (Robinson dalam Anggraini, D. Ingrid, et al., 2013). Sehingga proses ekstraksi dengan metode infus dapat mencari mineral dengan baik dan menyebabkan tingginya kemampuan penurunan kadar asam urat. Sedangkan, manfaat untuk penurunan gula darah yaitu pada diabetes mellitus dapat menggunakan ekstrak etanol Hylocereus undatus yang telah diinduksi dengan aloksan (Rizky Bayu Ajie, 2015). Pengujian kadar antioksidan pada suatu sampel uji biasanya menggunakan metode uji DPPH (2.2-diphenyl-l-picrylhydrazyl). Uji DPPH digunakan untuk mengukur dan memperkirakan efisiensi kerja dari substansi yang berperan sebagai antioksidan. DPPH digunakan untuk mengevaluasi aktivitas perendaman

Page 12: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

12

radikal bebas dari suatu antioksidan alami dan berfungsi sebagai senyawa radikal bebas. DPPH yang berwarna ungu dapat berubah menjadi senyawa yang stabil dengan warna kuning oleh reaksi dengan antioksidan (Karismawati, A, S., et al., 2015).

c.) Upaya PromosiPenggunaan obat herbal dengan memanfaatkan tanaman yang berpotensi sebagai tanaman obat telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia pada khususnya, misalnya tanaman yang sering disebut sebagai tanaman obat keluarga (TOGA). Tidak hanya di Indonesia, di Negara lain juga mempunyai tanaman khas yang mungkin hanya ada di negaranya dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Selain itu faktor budaya dari nenek moyang terdahulu juga berpengaruh terhadap tanaman yang mungkin dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin maju di era yang seperti ini semakin banyak orang yang meneliti tanaman untuk mengetahui kandungan dan khasiatnya bagi kehidupan manusia. Dan sudah banyak tanaman yang berhasil diteliti dan diketahui bahwa kandungannya berpotensi sebagai tanaman obat. Untuk itu perlu adanya sosialisasi dan penyuluhan terhadap tanaman yang berpotensi sebagai obat khususnya pada masyarakat yang berada di daerah tertinggal sehingga mereka juga dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan yang ada dan dapat memanfaatkan tanaman di sekitarnya yang berpotensi sebagai tanaman obat. Selain itu, dengan penyebaran brosur atau pamflet serta diadakannya bazar atau seminar tentang tanaman yang berpotensi sebagai obat maka akan semakin banyak orang yang mengetahui tanaman apa saja yang memiliki potensi tersebut dan ikut berpartisipasi untuk membudidayakan, menyebarluaskan, meneliti lebih lanjut atau yang paling sederhana ikut memanfaatkannya dengan ikut menggunakan tanaman tersebut. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada sekarang, yaitu internet untuk mencari tahu tanaman apa saja yang berpotensi sebagai tanaman obat atau kita dapat mengunggah hasil penelitian kita baik berupa artikel ilmiah, jurnal, paper atau lainnya supaya orang lain di luar sana juga dapat mengeteahui manfaat dan kandungan yang terdapat pada tanaman obat tersebut. Dengan menggunakan internet menjadi lebih mudah dan pengetahuan yang kita dapat juga menjadi semakin luas dan banyak, tetapi penggunaan internet ini terhalang oleh keadaan untuk masyarakat yang masih berada di daerah tertinggal yang mana internet belum masuk di daerahnya tetapi jika bagi masyarakat yang tinggal di kota dengan kemampuan teknologi yang baik maka penggunaan internet menjadi hal biasa atau bahkan sudah menjadi suatu kebutuhan sehingga lebih mudah untuk mengetahui dan mencari informasi tentang

Page 13: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

13

hal tersebut. Melalui sosialsasi, penyuluhan, bazar, seminar maupun internet dengan membaca artikel ilmiah, jurnal, paper atau yang lainnya tentang tanaman obat misalnya tanaman Hylocereus undatus untuk mengenalkan kandungan zat atau senyawa yang dimilikinya dan manfaat baik manfaat dari daging buahnya atau kulitnya berdasarkan kandungan yang dimilikinya untuk dimanfaatkan sebagai tanaman obat.

d.) Upaya PreventifPemanfaatan sumber daya alam yang ada khususnya sumber daya alam berupa tumbuhan yang mana tumbuhan tersebut berpotensi sebagai tanaman obat untuk dimanfaatkan sebagai obat herbal semakin berkembang dan sudah banyak bermunculan jenis tanaman baru yang diketahui mempunyai potensi sebagai tanaman obat. Oleh karena itu harus ada upaya preventif untuk melindungi kelestarian tanaman tersebut dan melindungi tanaman tersebut dari kepunahan karena pengambilan atau pemanfaatan yang berlebihan tanpa diimbangi dengan pemeliharaan atau pelestarian terhadap tanaman tersebut. Upaya preventif atau pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah melakukan pembudidayaan terhadap tanaman obat tersebut sehingga nantinya jika tanaman obat tersebut dikonsumsi dalam skala besar tidak mengurangi jumlahnya yang ada di alam tetapi kita mengadakan perbanyakan sendiri untuk mencukupi kebutuhan tersebut agar tanaman tersebut tetap ada di alam. Dalam membudidayakan pun ada berbagai teknik atau cara antara lain dapat kita lakukan dengan menggunakan kultur jaringan supaya dihasilkan tanaman yang banyak dengan kualitas baik dan dalam waktu yang singkat tetapi membutuhkan keahlian khusus untuk melakukan teknik tersebut. Selain itu, dapat juga kita melakukan identifikasi, klasifikasi atau sistematika terhadap tanaman obat tersebut kemudian kita mencari tanaman lain yang mempunyai manfaat dan kandungan yang sama dengan tanaman sebelumnya melalui hubungan kekerabatan, analisis fisiologi, biokimia atau lainnya sehingga dalam penggunaannya tidak hanya menggunakan tanaman itu saja. Tetapi, harus ada upaya sadar dari kita sebagai pelaku utama yang memanfatkan tanaman tersebut untuk tidak mengeksploitasi dalam penggunaannya dan berpikir visioner bahwa yang akan memanfaatkan tanaman tersebut tidak hanya generasi kita tetapi masih ada generasi selanjutnya setelah kita. Upaya sadar tersebut tidak hanya berlaku untuk orang-orang yang berhubungan dengan dunia tanaman, obat-obatan atau peneliti-peneliti lainnya dalam bidang tersebut, tetapi berlaku secara universal untuk semua orang. Selain itu, peran pemerintah yang memegang peraturan dan kepemilikan terhadap keanekaragam flora dan fauna serta penggunaan sumber daya alam yang ada harus lebih tegas terhadap pelanggaran yang terjadi. Pemerintah dapat menegaskan kembali

Page 14: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

14

peraturan yang telah dibuat sebelumnya, misalnya peraturan tentang larangan terhadap eksploitasi tanaman atau sumber daya alam yang ada seperti tercantum pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan Nomor 6 tahun 2007 Pasal 79 pada Bagian Iuran dan Dana Pemanfaatan Hutan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kehutanan Nomor 12 tahun 2014 Pasal 1. Dalam kedua peraturan tersebut sama-sama dijelaskan tentang adanya denda terhadap eksploitasi hutan atau disebut Denda Pelanggaran Eksploitasi Hutan (DPEH). Jadi, peraturan yang sudah ada tersebut dapat diberlakukan kembali secara tegas supaya pelaku eksplotasi jera. Tetapi, uang hasil denda tersebut harus dimanfaatkan secara bijak dan seluruh warga Negara harus tahu dan sadar terhadap peraturan tersebut, tidak hanya tahu dan baca saja tetapi juga harus diamalkan dan dilakukan untuk menjaga kelestarian tanaman tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Ajie, Rizky Bayu. 2015. White Dragon Fruit (Hylocereus undatus) Potential As Diabetes Mellitus Treatment. Jurnal Majority. (04,01):69-72.

Anggraini, D. Ingrid et al. 2013. Mineral Dalam Buah Naga (Hylocereus undatus) (Haw.) Britt. & Rose) Sebagai Penurun Asam Urat. Jurnal Ilmiah Kesehatan. (05,01):26-30.

Arifin, Helmi, Welli Nofiza, Elisma. 2012. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Hylocereus undatus (Haw.) Britt&Rose Terhadap Jumlah Hemoglobin, Eritrosit Dan Hematokrit Pada Mencit Putih Betina. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. (17,02):118-125.

Chemah et al. 2010. Determination Of Pitaya Seeds As A Natural Antioxidant And Source Of Essential Fatty Acids. International Food Research Journal. (17):1003-1010.

Daniel et al. 2014. Kajian Kandungan Zat Makanan Dan Pigmen Antosianin Tiga Jenis Kulit Buah Naga (Hylocereus sp.) Sebagai bahan Pakan Ternak. http:// DKAJIAN-KANDUNGAN-ZAT-MAKANAN-DAN-PIGMEN-ANTOSIANIN-TIGA-JENIS-KULIT-BUAH-NAGA-Hylocereus-Sp.-SEBAGAI-BAHAN-PAKAN-TERNAK.pdf Diakses pada 15 April 2016.

Page 15: Paper Buah Naga (Hylocereus Undatus)

15

Elfi et al. 2012. Phytochemical Screening And Analysis Polyphenolic Antioxidant Activity Of Methanolic Extract Of White Dragon Fruit (Hylocereus undatus). Indonesian Journal Pharm. (23,01):60-64.

Fernanda Robert et al. 2015. Antioxidant Properties, Quantification And Stability Of Betalains from Pitaya (Hylocereus undatus) Peel. Food Technology Journal. (45,02):323-328.

Karismawati, A. Shabrina et al. 2015. Pengaruh Minuman Fungsional Jelly Drink Kulit Buah Naga Merah Dan Rosella Terhadap Stres Oksidatif. Jurnal Pangan dan Agroindustri. (03,02):407-416.

Kurnia, Nia et al. 2009. Evaluasi Kadar Vitamin C Pada Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) Dan Buah Naga Kuning (Selenicereus megalanthus) Dengan 2,6 Diklorofenolindofenol. Pharmacy. (06,01):28-35.

Nurmahani et al. 2012. Short Communication Antibacterial Property Of Hylocereus polyrhizus And Hylocereus undatus Peel Extracts. International Food Research Journal. (19,01):77-84.

Rachmawati, R. Rizqi, Yuni Sri Rahayu, Evie Ratnasari. 2015. Pengaruh Penambahan Buah Naga Merah (Hylocereus undatus) Terhadap Kualitas Virgin Coconut Oil. Ejournal Universitas Negeri Surabaya. (04,01):97-102.

U, Evi Umayah dan Moch. Amrun H. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Naga (Hylocereus undatus) (Haw.) Britt. & Rose). Jurnal Ilmu Dasar. (08,01):83-90.

Sari, Anjar Ruspita dan Ratih Hardiyanti. 2013. Antioxidant Level And Sensory Of Dragon Fruit (Hylocereus undatus) Peel Tea Infusion Made By Partially Fermented Process. Agroindustrial Journal. (02,01):63-68.

Shofiati, Atik, M. A. M. Andriani, Choirul Anam. 2014. Kajian Kapasitas Antioksidan Dan Penerimaan Sensoris the Celup Kulit Buah Naga (Pitaya Friut) Dengan Penambahan Kulit Jeruk Lemon Dan Stevia. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sebelas Maret. (03,02):5-13.

Wibawa, P. A. Surya et al. Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Buah Naga Dan Pengaruhnya Terhadap Glukosa Darah Tikus Diabetes. Indonesia Medicus Veterinus. (02,02):151-161.